Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelenjar tiroid merupakan kelenjar kecil, terdiri dari Folikel sferik dengan diameter 50-500 µmeter dan terletak di leher, tepat dibawah jakun. Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid tidak terlihat dan hampir tidak teraba, tetapi bila membesar, dapat teraba dengan mudah dan suatu benjolan bisa tampak dibawah atau di samping jakun. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid, hormon tiroid adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid (kelenjar gondok) yang terletak di bagian depan leher. Produksi hormon tiroid memerlukan bahan baku yodium. Hormon ini berperan besar dalam proses pertumbuhan seorang anak dan juga dalam beberapa fungsi penting tubuh yang lain seperti fungsi metabolisme dan pengaturan cairan tubuh. Pembentukan hormon tiroid merupakan suatu proses lingkaran umpan balik dari otak - kelenjar tiroid - hormon tiroid dalam darah yang saling mempengaruhi satu sama lain. Status tiroid seseorang ditentukan oleh kecukupan sel atas hormon tiroid dan bukan kadar normal hormone tiroid dalam darah. Agar kelenjar tiroid berfungsi secara normal, maka berbagai faktor harus bekerjasama secara benar: Hipotalamus Kelenjar hipofisa 1
34

Askep Hipertiroid

Dec 05, 2015

Download

Documents

sickhaulfah

stikes bp
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Askep Hipertiroid

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelenjar tiroid merupakan kelenjar kecil, terdiri dari Folikel sferik dengan diameter 50-

500 µmeter dan terletak di leher, tepat dibawah jakun. Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid

tidak terlihat dan hampir tidak teraba, tetapi bila membesar, dapat teraba dengan mudah dan

suatu benjolan bisa tampak dibawah atau di samping jakun.

Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid, hormon tiroid adalah hormon yang

dihasilkan oleh kelenjar tiroid (kelenjar gondok) yang terletak di bagian depan leher. Produksi

hormon tiroid memerlukan bahan baku yodium. Hormon ini berperan besar dalam proses

pertumbuhan seorang anak dan juga dalam beberapa fungsi penting tubuh yang lain seperti

fungsi metabolisme dan pengaturan cairan tubuh. Pembentukan hormon tiroid merupakan

suatu proses lingkaran umpan balik dari otak - kelenjar tiroid - hormon tiroid dalam darah

yang saling mempengaruhi satu sama lain. Status tiroid seseorang ditentukan oleh kecukupan

sel atas hormon tiroid dan bukan kadar normal hormone tiroid dalam darah.

Agar kelenjar tiroid berfungsi secara normal, maka berbagai faktor harus bekerjasama

secara benar:

Hipotalamus

Kelenjar hipofisa

Hormon tiroid (ikatannya dengan protein dalam darah dan perubahan T4 menjadi T3 di

dalam hati serta organ lainnya).

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah:

1) Apa defini hipertiroid?

2) Bagaimana anatomi fisiologi kelenjar tiroid?

3) Apa saja klasifikasi hipertiroid?

4) Bagaimana etiologi hipertiroid?

5) Bagaimana patofisiologi hipertiroid?

6) Apa saja tanda dan gejala hipertiroid?

1

Page 2: Askep Hipertiroid

7) Bagaimana diagnosa hipertiroid?

8) Bagaiman asuhan keperawatan hipertiroid?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:

1) Mahasiswa mampu memahami definisi dari hipertiroid.

2) Mahasiswa mampu memahami anatomi dan fisiologi kelenjar tiroid.

3) Mahasiswa mampu memahami klasifikasi hipertiroid.

4) Mahasiswa mampu memahami etiologi hipertiroid.

5) Mahasiswa mampu memahami patofisiologi hipertiroid.

6) Mahasiswa mampu memahami tanda dan gejala hipertiroid.

7) Mahasiswa mampu memahami diagnosa hipertiroid.

8) Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan hipertiroid.

2

Page 3: Askep Hipertiroid

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Hipertiroid

Hipertiroidisme adalah suatu sindrome klinis akibat dari defisiensi hormon tiroid yang

mengakibatkan fungsi metabolik. (Greenspan, 2000)

Hipertiroid dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadap pengaruh

metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan. (Price dan Wilson: 337) Bentuk yang

umum dari masalah ini adalah penyakit graves, sedangkan bentuk yang lain adalah toksik

adenoma, tumor kelenjar hipofisis yang menimbulkan sekresi TSH meningkat, tiroditis

subkutan dan berbagai bentuk kanker tiroid (Arief mansjoer).

Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid

secara berlebihan, biasanya karena kelenjar terlalu aktif. Kondisi ini menyebabkan beberapa

perubahan baik secara mental maupun fisik seseorang, yang disebut dengan thyrotoxicosis

(Bararah, 2009).

Hipertiroid adalah kadar TH yang bersirkulasi berlebihan. Gangguan ini dapat terjadi

akibat disfungsi kelenjar tiroid hipofisis dan hipotalamus. (Elizabeth J. Corwin)

Berbagai sumber mendefinisikan hipertiroid sebagai berikut:

1. Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan

hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi

yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.

2. Hipertiroidisme adalah keadaan tirotoksikosis sebagai akibat dari produksi tiroid, yang

merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan.

3. Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja

secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah.

4. Suatu keadaan dimana adanya out put hormon tiroid yang berlebihan, merupakan suatu

kelompok sindroma yang disebakan oleh peningkatan hormon tiroid / tiroksin yang tidak

terikat dalam sirkulasi darah.

3

Page 4: Askep Hipertiroid

B. Anatomi Fisiologi Kelenjar Tiroid

1. Struktur

Kelenjar Tiroid terdiri dari Folikel sferik dengan diameter 50-500 µmeter. Terletak

dibawah anterior leher yang terdiri dari sel folikuler dan para folikuler. Sel folikuler

menghasilkan hormon T4 (tiroksin) dan T3 (triodotironin).

Sel parafolikuler menghasilkan hormon tyrokalsitonin (calsitonin) yang berperan dalam

pengaturan kalsium.

Hormon Tiroid:

Merupakan hormon yang terdiri dari asam amino yang mengawal kadar Metabolisme

tubuh.Sel yang mensintesis hormon Tiroid adalah Tiroksin (T4; prohormon) dan

Triidotironin (T3;hormon aktif). T3 dan T4 disimpan dalam keadaan terikat dengan

glikoprotein,tiroglobulin, didalam koloid dari folikel. Tiroglobulin disintesis di robusum

sel kelenjar tiroid & asam amino. Hormon T3 & T4 , dilepas sekitar o,1 & 1-3 mmol.

Tirotropin TSH berasal dari Adenohipofisis, hormon ini mempunyai peran dalam

pengatur kelenjar tiroid (masenjer kedua), dan merangsang pelepasan T3 & T4 dari

koloid.

Tahapan pembentukan Hormon Tiroid

1. Penangkapan iodin dan oksidasi iodin

2. Pembentukan tiroglobulin

4

Page 5: Askep Hipertiroid

3. Organifikasi tiroglobulin (iodin berikatan dengan tryosylmoities pada tiroglobulin

untuk membentuk 3 monoiodintirosin & 3,5 –diioditirosin)

4. Coupling ikatan mono dan ikatan diiodo membentuk T4 & T3

5. Hormon disimpan dlm sel- sel folikuler berikatan dg tiroglobulin

6. Dengan stimulasi yg cukup proteolisis memisahkan T4 & T3 dari tiroglobulin

7. T3 & T4 dilepaskan dan tiroglobulin mengalami siklus ulang

Metabolisme Hormon T3 Dan T4

Hormon T3, dua sampai empat kali lebih poten dari hormon T4, bekerja lebih cepat

mempunyai efek beberapa jam, dalam sirkulasi hanya sekitar 20% yang berasal dari

kelenjar. Tiroid, sekitar 80% berasal dari deiodinasi T4. Oleh sebab itu hormon T3

merupakan hormon efektif dan aktual. Perubahan T3 menjadi T4 (terjadi di hati & ginjal)

dikatalisis oleh 5-deiodinase dalam mikrosom yg mengambil 5-iodin dari cincin luar T4.

Rasio T3 dan T4 dalam plasma 1 : 100 keduanya terikat pada 3 protein yg berbeda

(terutama T4) :

1) Globulin mengikat Tiroksin (TBG) mengangkut dua pertiga dari T4

2) Prealbumin pengikat tiroksin (TBPA)

3) Albumin serum , mengangkut sisa T4. (Hanya sedikit T3 &T4 yg terikat dalam

sirkulasi)

Dalam mempertahankan konsentrasi T3 & T4 tetap konstan diatur oleh TSH sedangkan

sintesis & pelepasannya diransang oleh TRH (Tiroliberin).

Hormon Tiroid

FUNGSI HORMON T3 , T4 DAN TYROKALSITONIN

1. Hormon T4 :

Mengatur katabolisme protein, lemak, dan karbohidrat diseluruh sel .

5

Page 6: Askep Hipertiroid

2. Hormon T3 :

a. Mengatur kecepatan metabolik semua sel

b. Mengatur produksi panas tubuh

c. Merupakan antagonis insulin

d. Mempertahankan sekresi growth hormon, maturasi skelet

e. Mempertahankan tonus otot

f. Mempertahankan kekuatan denyut, kekuatan, output jantung

g. Mempengaruhi kecepatan pernapasan,dan penggunaan oksigen

h. Mempertahankan mobilisasi kalsium

i. Mempengaruhi produksi sel darah merah

j. Menstimulasi perubahan lemak, pelepasan asam lemak bebas, dan sintesa

kolesterol

k. Mempengaruhi pertumbuhan somatik dan system saraf.

3. Fungsi hormon Thyrokalsitonin:

a. Menurunkan kadar kalsium dan fosfor serum

b. Menurunkan absorsi kalsium dan fospor di gastrointestinal (GI Tract)

c. Menghambat resorpsi tulang.

C. Klasifikasi Hipertiroid

Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) di bagi dalam 2 kategori:

1. Kelainan yang berhubungan dengan Hipertiroidisme

2. Kelainan yang tidak berhubungan dengan Hipertiroidisme

D. Etiologi Hipertiroid

1. Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.

Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF

karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya (penyebab yang

berhubungan dengan kelenjar tiroid)

2. Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar HT dan TSH

yang tinggi. TRF akan rendah karena umpan balik negatif dari HT dan TSH.

Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi

6

Page 7: Askep Hipertiroid

disertai TSH dan TRH yang berlebihan (penyebab yang tidak berhubungan dengan

kelenjar tiroid)

Penyebab Utama :

1. Penyakit Grave (Struma Multinodular Toksik)

Merupakan penyebab tersering dalam kasus hipertiroidisme dalah suatu penyakit

autoimun yang biasanya ditandai oleh produksi otoantibodi yang memiliki kerja mirip

TSH pada kelenjar tiroid. Otoantibodi IgG ini yang disebut sebagai immunoglobulin

perangsang tiroid (thyroid-stimulating immunoglobulin), yang menyebabkan

meningkatnya pembentukan Hormon Tiroid (HT), namun tidak mengalami umpan

balik negatif dari kadar HT yang tinggi. Kadar TSH dan TRH rendah karena keduanya

berespons terhadap peningkatan kadar HT yang tinggi.

Penyebab penyakit Grave tidak diketahui dengan jelas. namun tampaknya terdapat

predisposisi genetik terhadap penyakit otoimun, yang paling sering terkena adalah

wanita berusia antara 20 sampai 30 tahun.

Gondok nodular (nodul) adalah peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat

peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid. Peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid

terjadi selama periode pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang tinggi, misalnya

pada pubertas atau kehamilan. Dalarn hal ini, peningkatan HT disebabkan oleh pengakti

pada hipotalamus yang didorong oleh proses metabolisme tubuh sehingga terjadi

peningkatan TRH dan TSH. Apabila kebutuhan akan hormon tiroid berkurang, ukuran

kelenjar tiroid biasanya kembali ke normal (contoh pada indvidu hamil mengalami

gondok, setelah melahirkan hilang). Walaupun kadang-kadang terjadi perubahan yangn

irreversibel dan kelenjar tidak dapat mengecil. Kelenjar yang membesar tersebut dapat

(tidak selalu) tetap memproduksi HT dalam jumlah berlebihan. Apabila individu yang

bersangkutan tetap mengalami hipertiroidisme, maka keadaan ini disebut “gondok

nodular toksik”. Dapat terjadi adenoma, hipofisis sel-sel penghasil TSH atau penyakit

hipotalamus, walaupun jarang.

Penyakit Grave memiliki gambaran klinis sebagai berikut:

a. Adanya pembesaran kelenjar tiroid

b. Biasanya Difus dan simetris & besar >>

c. Bentuk & konsistensi berpariasi

7

Page 8: Askep Hipertiroid

d. Dapat menekan jaringan sekitar

e. Meningkatkan vaskularisasi pada kelenjar tiroid mengakibatkan terdenganrnya

“sistolik bruit” diatas kelenjar.

2. Toxic multinodular goitre

Jenis penyakit toxic multinodular goiter ditandai dengan adanya bentuk benjolan

pada leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk seperti biji padat dengan jumlah

tertentu, jumlah benjolan ini bisa satu dengan bentuk satu biji (single nodul) atau lebih

dari satu (multinodular).

Peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat peningkatan kebutuhan akan hormon

tiroid. Peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid terjadi selama periode pertumbuhan

atau kebutuhan metabolik yang tinggi misalnya pubertas atau kehamilan (Elizabeth J.

Corwin, 2009).

3. Solitary toxic adenoma

Solitary toxic adenoma adalah suatu penyakit autoimun yang biasanya ditandai oleh

produksi autoantibodi yang memiliki kerja milik TSH pada kelenjar tiroid.

Penyebab Lain

1. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)

Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca persalinan,

dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian keluar gejala

hipotiroid.

2. Penyakit troboblastis

3. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan

4. Pemakaian yodium yang berlebihan

Bila mengkonsumsi yodium berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini

biasanya timbul apabila sebelumnya klien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.

5. Kanker pituitari

6. Obat-obatan seperti Amiodarone

E. Patofisiologi Hipertiroid

Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga

kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyaknya hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel

8

Page 9: Askep Hipertiroid

di dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat berapa kali dibandingkan dengan

pembesaran kelenjar. Setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat.

Perubahan pada kelenjar tiroid ini mirip dengan perubahan akibat kelebihan TSH. Pada

beberapa penderita ditemukan adaya beberapa bahan yang mempunyai kerja mirip dengan

TSH yang ada di dalam darah. Biasanya bahan-bahan ini adalah antibodi imunoglobulin yang

berikatan dengan reseptor membran yang sama degan reseptor membran yang mengikat TSH.

Bahan-bahan tersebut merangsang aktivasi terus-menerus dari sistem cAMP dalam sel,

dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Dimana  ada peningkatan produksi T3 dan T4

mengakibatkan peningkatan pembentukan limfosit  oleh karena efek dari auto imun yang akan

mengilfiltrasi ke jaringan orbita dan otot mata sehingga terjadi edema jaringan retro orbita

mengakibatkan eksoftalmus. Pada beberapa keadaan dapat menjadi sangat parah sehingga

protusi bola mata dapat menarik saraf optik sehingga mengganggu penglihatan penderita.

Yang lebih sering yaitu kerusakan pada kelopak mata yang  menjadi sulit menutup sempurna

pada waktu penderita berkedip atau tidur akibatnya permukaan epitel mata menjadi kering dan

mudah mengalami iritasi dan seringkali terinfeksi sehingga timbul luka pada kornea

penderita.

Peningkatan produksi T3 dan T4 juga mengakibatkan aktivitas simpatis berlebih,

adanya peningkatan aktivitas medula spinalis yang akan menyebabkan gangguan pengeluaran

tonus otot sehingga menimbulkan tremor halus.  Peningkatan kecepatan serebrasi

mengakibatkan gelisah, apatis, paranoid, dan ansietas.

Selain itu dapat mengakibatkan hipermetabolisme yang berpengaruh pada peningkatan

sekresi getah pencernaan dan peningkatan peristaltik saluran cerna dimana salah satunya akan

ada peningkatan nafsu makan dan juga timbulnya diare.  Bila terjadi peningkatan metabolisme

KH dan lemak mengakibatkan proses oksidasi dalam tubuh meningkat yang akan

meningkatkan produksi panas ditandai dengan berkeringat dan tidak tahan panas dan

penurunan cadangan energi mengakibatkan kelelahan dan penurunan berat badan. Karena

hipermetabolisme sehingga penggunaan O2 lebih cepat dari normal dan adanya peningkatan

CO2 menyebabkan peningkatan kecepatan nafas sehingga terjadi

F. Tanda dan Gejala Hipertiroid

Tanda dan gejala dari penyakit Hipretiroid adalah sebagai berikut:

9

Page 10: Askep Hipertiroid

1. Peningkatan frekuensi denyut jantung

2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap katekolamin.

3. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran

terhadap panas, keringat berlebihan

4. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)

5. Peningkatan frekuensi buang air besar ( diare)

6. Tidak tahan panas

7. Gangguan reproduksi

8. Gondok, yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid

9. Mata melotot (exoptalmus)

10. Cepat letih

11. Haid sedikit dan tidak tetap

12. Pembesaran kelenjar tiroid

G. Diagnosa Hipertiroid

Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini :

Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan

memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau

kelenjar tiroid.

1. TSH(Tiroid Stimulating Hormone)

2. Bebas T4 (tiroksin)

3. Bebas T3 (triiodotironin)

4. Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrabunyi untuk memastikan pembesaran

kelenjar tiroid

5. Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid

6. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum

7. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia

Interpretasi Tes Diagnosis Yang Berhubungan Dengan Hormon Tiroid

No Jenis Test Prosedur&Persiapan Interpretasi

1 Kadar serum - Sampel darah - Mengukur tiroksin sirkulasi

10

Page 11: Askep Hipertiroid

T4 -Tanpa persiapan yang bebas & terikat.

- Nilai normal: 3-7µg/100ml

- Dipengaruhi oleh kehamilan,

estrogen (menyusui),

glukokortikoid,

hipoproteinnemia.

2 Kadar serum

T3

- Sampel darah radioassay

- Tanpa persiapan khusus

- Mengukur T3 terikat.

- Nilai normal:100-170µg/100ml

3 TBG - sampel darah

- Tanpa persiapan khusus

- Mengukur kadar TBG, TBG

dapat naik atau turun oleh

kondisi lain & dpt merubah

kadar T3 &T4

4 T3 resin

Uptake

( T3U)

- Sampel darah diambil, resin

&T3 ditambahkan

kedalamnya, T3 radioaktif

akan berikatan pada tempat

yang kosong pd TBG, jumlah

radioaktif radioaktif pada

darah & resin dihitunguntuk

menentukan jumlah T3 yang

terikat pada resin

- Mengukur perubahan kadar

tiroid binding protein(TBG)

- Nilai normal: 25%-30%T3

radioaktif berikatan dengan

resin.

- Jika tempat ikatan protein

jenuh oleh T4 kadar T3U yang

lebih tinggi menunjukkan

hipertiroidisme, yang rendah

menunjukkan hipotiroidisme

5 Pemeriksaan

tingkat

hipofise TSH

radio

immunoassay

- Sampel darah

- Tanpa persiapan khusus

- Mengukur TSH secara

langsung, pengukuran

membantu membedakan

hipertiroidisme primer &

sekunder.

- Nilai meningkat pd

hipertiroidisme primer karena

tdk ada control umpan balik

negatif.

11

Page 12: Askep Hipertiroid

6 Tes stimulasi

TSH

Kadar TSH diukur, 500 µg

TRH diberikan 30 menit

kemudian TSH diukur kembali

Normal: TRH meningkatkan

TSH 15-30µg/ml atau

peningkatan 5 m/U diatas nilai

basal, respon datar

menunjukkan hipertiroidime,

rsepon yang hebat menunjukkan

hipertiroidisme primer.

7 Pemeriksaan

tingkat

Tiroid

radioactive

iodine

uptake( RIA

U)

- Iodine radioactive dosis kecil

peroral pada 2,6,24 jam.

- Detektor scitilasi ditempatkan

pada derah tiroid & jumlah

radioactive yangg terkumpul

dihitung iodine pada

makanan ,obat, media x-ray,

obat lain, dan makanan

diperkaya iodine

merendahkan pembacaan.

( puasa makanan yang

mengandung iodine selama 3

hari sebelum pemeriksaan)

- Mengukur tingkat aktifitas

tiroid

- Tiroid normal menangkap 5%

- 35% dosis

- Peningkatan penangkapan

terjadi pada hipertiroidisme.

- Kelebihan dosis tracer

diekskresi urin & dapat diukur.

- Urin 24 jam tamping

penurunan jumlahnya dalam

urin menunjukkan

hipertiroidisme.

8 Scan Tiroid Diberikan ¹²³ I, scintilasi

dilakukan, gambaran distribusi

radioactive dicatat.

Ukuran, bentuk, fungsi anatomi

kelenjar tiroid diperiksa,

terdapat area penangkapan yg

tinggi dan rendah , ingesti iodine

( dalam obat& zat kontras )

merubah hasil pengukuran.

9 USG Tiroid Tanpa persiapan USG digunakan untuk mencari

kelainan struktur, kistik, nodul

atau massa yang lain,

10 Test antibody

Tiroid

Sampel darah Antibodi tiroglobulin dan

mikrosum terdapat pada

12

Page 13: Askep Hipertiroid

tiroiditis Hashimoto

11 Thiroid-

stimulating

Immunoglob

ulin (TSI )

Sampel darah Jika terdapat antibody TSI :

konfirmasi untuk penyakit

Grave.

12 Pemerikasaan

yang

berhubungan

dengan efek

periferalhorm

on tiroid:

a. basal

metabolic

rate (BMR)

- Klien beristirahat dan puasa

- jumlah oksigen saat istirahat

dihitung

- Oksigen yang digunakan

dibandingkan dengan jenis

kelamin, usia, dan ukuran

yang sama.

- Normal: - 15% - +15%

- Pada klien hipertiroid BMR >

+15%

- Pada hipertiroidisme kurang

akurat dari pada test yang

lainnya, tetapi dapat digunakan

untuk mengevaluasi terapi.

b. Kadar

kolesterol

serum

- sampel darah , klien puasa

mulai malam hari( 6 – 8 jam)

- normal: tiap laboratorium

berbeda-beda kadarnya yang

tinggi terdapat pada

hipotiroidsme dan rendah pada

hipertiroidisme, menunjang

data lain

13

Page 14: Askep Hipertiroid

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

a. Identitas

Kaji identitas klien mulai dari nama, umur, alamat, pekerjaan dll.

b. Keluhan Utama

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Kaji riwayat penyakit yang pernah dialami klien yang memungkinkan adanya hubungan

atau menjadi predisposisi.

d. Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat penyakit sangat penting diketahui untuk mengetahui jenis kelenjar teroid yang

mengalami atrofi. Perawat harus menanyakan dengan jelas tentang gejala yang timbul

seperti kapan mulai serangan, sembuh, atau bertambah buruk.

e. Riwayat Penyakit Keluarga

Sejak kapan klien menderita penyakit tersebut dan apakah ada anggota keluarga yang

menderita penyakit yang sama.

B. Pemeriksaan Fisik ( Body Of System)

Konsep asuhan keperawatan pada klien hipertiroidisme merujuk pada konsep yang

dikutip dari Doenges (2000), seperti dibawah ini :

a. Aktivitas atau istirahat

1) Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah, gangguan koordinasi,

Kelelahan berat

2) Tanda : Atrofi otot

14

Page 15: Askep Hipertiroid

b. Sirkulasi

1) Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina)

2) Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, Peningkatan tekanan

darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat. Sirkulasi kolaps,

syok (krisis tirotoksikosis)

c. Eliminasi

Gejala : Perubahan pola berkemih ( poliuria, nocturia), Rasa nyeri / terbakar, kesulitan

berkemih (infeksi), Infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan pada abdomen, Diare,

Urine encer, pucat, kuning, poliuria ( dapat berkembang menjadi oliguria atau anuria jika

terjadi hipovolemia berat), urine berkabut, bau busuk (infeksi), Bising usus lemah dan

menurun, hiperaktif ( diare )

d. Integritas / Ego

1) Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, Masalah finansial yang berhubungan

dengan kondisi.

2) Tanda : Ansietas peka rangsang

e. Makanan / Cairan

1) Gejala : Hilang nafsu makan, Mual atau muntah. Tidak mengikuti diet: peningkatan

masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode

beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretic (tiazid)

2) Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, Pembesaran thyroid (peningkatan

kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah), bau halitosis atau manis,

bau buah (napas aseton)

f. Neurosensori

1) Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot

parastesia, gangguan penglihatan

2) Tanda : Disorientasi, megantuk, lethargi, stupor atau koma (tahap lanjut), gangguan

memori (baru masa lalu) kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD menurun;

koma). Aktivitas kejang ( tahap lanjut dari DKA)

g. Nyeri / Kenyamanan

Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), Wajah meringis dengan

palpitasi, tampak sangat berhati-hati.

15

Page 16: Askep Hipertiroid

h. Pernapasan

1) Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergantung

adanya infeksi atau tidak)

2) Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi), frekuensi

pernapasan meningkat

i. Keamanan

1) Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit

2) Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan

umum/rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk otot-otot pernapasan

(jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam)

j. Seksualitas

1) Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria; kesulitan

orgasme pada wanita

2) Tanda : Glukosa darah : meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih. Aseton plasma :

positif secara menjolok. Asam lemak bebas : kadar lipid dengan kolosterol

meningkat

16

Page 17: Askep Hipertiroid

ANALISA DATA

N

ODATA PENYEBAB MASALAH

1.

2.

3.

C. Diagnosa Keperawatan

1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d hipertiroid tidak terkontrol, keadaan

hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung

2. Kelelahan b.d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi

17

Page 18: Askep Hipertiroid

3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d peningkatan

metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan)

18

Page 19: Askep Hipertiroid

INTERVENSI KEPERAWATAN

A. Perencanaan Asuhan Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Risiko tinggi

terhadap

penurunan curah

jantung b.d

hipertiroid tidak

terkontrol, keadaan

hipermetabolisme,

peningkatan beban

kerja jantung

Tujuan : Setelah dilakukan

pengkajian Klien dapat

mempertahankan curah

jantung yang adekuat sesuai

dengan kebutuhan tubuh.

KriteriaHasil :

1) Nadi perifer dapat teraba

normal.

2) Vital sign dalam batas

normal.

3) Pengisian kapiler normal

4) Tidak ada disritmia

1. Pantau tekanan darah pada posisi

baring, duduk dan berdiri jika

memungkinkan. Perhatikan

besarnya tekanan nadi.

2. Periksa kemungkinan adanya

nyeri dada atau angina yang

dikeluhkan pasien.

3. Auskultasi suara nafas.

Perhatikan adanya suara yang

tidak normal (seperti krekels)

4. Observasi tanda dan gejala haus

yang hebat, mukosa membran

kering, nadi lemah, penurunan

produksi urine dan hipotensi

5. Catat masukan dan haluaran

1. Hipotensi umum atau

ortostatik dapat terjadi sebagai

akibat dari vasodilatasi perifer

yang berlebihan dan

penurunan volume sirkulasi.

2. Merupakan tanda adanya

peningkatan kebutuhan

oksigen oleh otot jantung atau

iskemia.

3. S1 dan murmur yang menonjol

berhubungan dengan

curahjantung meningkat pada

keadaan hipermetabolik

4. Dehidrasi yang cepat dapat

terjadi yang akan menurunkan

volume sirkulasi dan

menurunkan curah jantung

5. Kehilangan cairan yang terlalu

banyak dapat menimbulkan

19

Page 20: Askep Hipertiroid

dehidrasi berat

2. Kelelahan b.d

hipermetabolik

dengan

peningkatan

kebutuhan

energy.

Tujuan: setelah dilakukan

pengkajian Klien dapat

mengungkapkan secara

verbal tentang peningkatan

tingkat energi

Kriteria hasil: kelelahan

teratasi

1. Pantau tanda vital dan catat nadi

baik istirahat maupun saat

aktivitas.

2. Ciptakan lingkungan yang tenang

3. Sarankan pasien untuk

mengurangi aktivitas

4. Berikan tindakan yang membuat

pasien merasa nyaman seperti

massage

1. Nadi secara luas meningkat

dan bahkan istirahat, takikardia

mungkin ditemukan

2. Menurunkan stimulasi yang

kemungkinan besar dapat

menimbulkan agitasi,

hiperaktif, dan imsomnia

3. Membantu melawan pengaruh

dari peningkatan metabolisme

4. Meningkatkan relaksasi

3. Risiko tinggi

terhadap

perubahan nutrisi

kurang dari

kebutuhan b.d

peningkatan

metabolisme

(peningkatan nafsu

Tujuan : setelah dilakukan

pengkajian Klien akan

menunjukkan berat badan

stabil dengan

Kriteria : Nafsu makan

baik, Berat badan normal,

Tidak ada tanda-tanda

malnutrisi

1. Catat adanya anoreksia, mual dan

muntah

2. Pantau masukan makanan setiap

hari, timbang berat badan setiap

1. Peningkatan aktivitas

adrenergic dapat

menyebabkan gangguan

sekresi insulin/terjadi resisten

yang mengakibatkan

hiperglikemia

2. Penurunan berat badan terus

menerus dalam keadaan

20

Page 21: Askep Hipertiroid

makan/pemasukan

dengan penurunan

berat badan)

hari

3. kolaborasi untuk pemberian diet

tinggi kalori, protein, karbohidrat

dan vitamin

masukan kalori yang cukup

merupakan indikasi kegagalan

terhadap terapi antitiroid

3. Mungkin memerlukan bantuan

untuk menjamin pemasukan

zat-zat makanan yang adekuat

dan mengidentifikasi makanan

pengganti yang sesuai

21

Page 22: Askep Hipertiroid

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

DIAGNOSA

KEPERAWATANIMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP)

1. Risiko tinggi terhadap

penurunan curah

jantung b.d hipertiroid

tidak terkontrol,

keadaan

hipermetabolisme,

peningkatan beban

kerja jantung

1. Memantau tekanan darah pada

posisi baring, duduk dan

berdiri jika memungkinkan.

Perhatikan besarnya tekanan

nadi.

2. Memeriksa kemungkinan

adanya nyeri dada atau angina

yang dikeluhkan pasien.

3. Melakukan auskultasi suara

nafas. Perhatikan adanya suara

yang tidak normal (seperti

krekels)

4. Melakukan observasi tanda

dan gejala haus yang hebat,

mukosa membran kering, nadi

lemah, penurunan produksi

urine dan hipotensi

5. Mencatat masukan dan

haluaran

S :

O :

A : tujuan tercapai

P : intervensi

dihentikan

2. Kelelahan b.d

hipermetabolik

dengan peningkatan

kebutuhan energy.

1. Memantau tanda vital dan

catat nadi baik istirahat

maupun saat aktivitas.

2. Menciptakan lingkungan yang

tenang

3. Menyarankan pada pasien

untuk mengurangi aktivitas

4. Memerikan tindakan yang

membuat pasien merasa

nyaman seperti massage

S :

O :

A : tujuan tercapai

P : intervensi

dihentikan

22

Page 23: Askep Hipertiroid

3. Risiko tinggi terhadap

perubahan nutrisi

kurang dari kebutuhan

b.d peningkatan

metabolisme

(peningkatan nafsu

makan/pemasukan

dengan penurunan

berat badan)

1. Mencatat adanya anoreksia,

mual dan muntah

2. Memantau masukan makanan

setiap hari, timbang berat

badan setiap hari

3. Melakukan kolaborasi untuk

pemberian diet tinggi kalori,

protein, karbohidrat dan

vitamin

S :

O :

A : tujuan tercapai

P : intervensi

dihentikan.

23

Page 24: Askep Hipertiroid

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid

secara berlebihan, biasanya karena kelenjar terlalu aktif. Kondisi ini menyebabkan

beberapa perubahan baik secara mental maupun fisik seseorang, yang disebut dengan

thyrotoxicosis (Bararah, 2009). Hipertiroid dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid,

hipofisis, atau hipotalamus. Ada banyak tanda dan gejala yang dirasakan apabila

mengalami penyakit ini.

B. Saran

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar penulis dapat berbuat

lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Seorang perawat harus mengetahui konsep dasar penyakit dari hipertiroid dan mampu

meningkatkan pelayanan kesehatan terutama pada penyakit hipertiroid. Selain itu

perawat juga harus mampu berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya maupun

keluarga klien agar memudahkan proses perawatan dan mempercepat proses

penyembuhan.

24