Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Flu babi (swine flu) merupakan penyakit saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus orthomyxoviridae (influenza) yang terjadi pada populasi babi. Penyakit ini sebenarnya menyerang babi, namun kini telah mengalami perubahan drastic dan mampu menginfeksi manusia. Penyakit virus influensa babi pertama dikenal sejak tahun 1918, pada saat itu didunia sedang terdapat wabah penyakit influensa secara pandemik pada manusia yang menelan korban sekitar 21 juta orang meninggal dunia (Hampson, 1996). Kasus tersebut terjadi pada akhir musim panas. Pada tahun yang sama dilaporkan terjadi wabah penyakit epizootik pada babi di Amerika tengah bagian utara yang mempunyai kesamaan gejala klinis dan patologi dengan influensa pada manusia. Karena kejadian penyakit ini muncul bersamaan dengan kejadian penyakit epidemik pada manusia, maka penyakit ini disebut flu pada babi. Para ahli kesehatan hewan berpendapat bahwa penyakit babi ini ditularkan dari manusia. Selain di negara Amerika Serikat, wabah influensa babi dilaporkan terjadi di berbagai negara Canada, Amerika Selatan, Asia dan Afrika pada permulaan tahun 1968 (Fenner et al, 1987). Flu babi merupakan salah satu penyakit yang dapat mewabah yang dapat membahayakan. Berdasarkan laporan WHO flu babi menjadi wabah atau fenomena. WHO secara resmi menyatakan wabah ini sebagai pandemi pada 11 Juni 2009, 1
47

Askep Flu Babi Asli

Dec 01, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Askep Flu Babi Asli

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Flu babi (swine flu) merupakan penyakit saluran pernafasan yang disebabkan oleh

virus orthomyxoviridae (influenza) yang terjadi pada populasi babi. Penyakit ini

sebenarnya menyerang babi, namun kini telah mengalami perubahan drastic dan mampu

menginfeksi manusia.

Penyakit virus influensa babi pertama dikenal sejak tahun 1918, pada saat itu

didunia sedang terdapat wabah penyakit influensa secara pandemik pada manusia yang

menelan korban sekitar 21 juta orang meninggal dunia (Hampson, 1996). Kasus tersebut

terjadi pada akhir musim panas. Pada tahun yang sama dilaporkan terjadi wabah penyakit

epizootik pada babi di Amerika tengah bagian utara yang mempunyai kesamaan gejala

klinis dan patologi dengan influensa pada manusia. Karena kejadian penyakit ini muncul

bersamaan dengan kejadian penyakit epidemik pada manusia, maka penyakit ini disebut

flu pada babi. Para ahli kesehatan hewan berpendapat bahwa penyakit babi ini ditularkan

dari manusia. Selain di negara Amerika Serikat, wabah influensa babi dilaporkan terjadi

di berbagai negara Canada, Amerika Selatan, Asia dan Afrika pada permulaan tahun

1968 (Fenner et al, 1987).

Flu babi merupakan salah satu penyakit yang dapat mewabah yang dapat

membahayakan. Berdasarkan laporan WHO flu babi menjadi wabah atau fenomena.

WHO secara resmi menyatakan wabah ini sebagai pandemi pada 11 Juni 2009, namun

menekankan bahwa pernyataan ini adalah karena penyebaran global virus ini, bukan

karena tingkat bahayanya. WHO menyatakan pandemi ini berdampak tidak terlalu parah

di negara-negara yang relatif maju, namun dianjurkan untuk mengantisipasi masalah

yang lebih berat saat virus menyebar ke daerah dengan sumber daya terbatas, perawatan

kesehatan yang buruk, dan bermasalah medis. Laju kematian kasus (case fatality rate

atau CFR) galur pandemik ini diperkirakan 0,4 % (selang 0,3%-1,5%).

Wabah flu babi 2009 adalah pandemi galur virus influenza baru yang diidentifikasi

pada bulan April 2009, yang biasa disebut sebagai flu babi. Galur virus ini diperkirakan

sebagai mutasi empat galur virus influenza A subtipe H1N1: dua endemik pada manusia,

satu endemik pada burung, dan dua endemik pada babi. Sumber wabah ini pada manusia

belum diketahui, namun kasus-kasus pertama ditemukan di Amerika Serikat dan

1

Page 2: Askep Flu Babi Asli

kemudian di Meksiko, yang mengalami peningkatan jumlah kasus, banyak di antaranya

fatal.

Peneliti medis di seluruh dunia, mengakui bahwa babi virus flu mungkin lagi

mengubah menjadi sesuatu sebagai maut sebagai flu Spanyol, yang hati-hati menonton

terbaru 2009 wabah flu babi dan membuat rencana untuk kemungkinan kemungkinan

pandemi global. Beberapa negara telah mengambil langkah-langkah pencegahan untuk

mengurangi kemungkinan untuk pandemi global dari penyakit.

B. Tujuan

Adapun tujuan dilakukan penulisan makalah ini adalah :

1. Memahami dan tentang definisi flu babi

2. Memahami tentang etiologi flu babi

3. Memahami dan mengetahui cara penularan flu babi

4. Mengetahui klasifikasi flu babi

5. Memahami patofisiologi dan WOC flu babi

6. Mengetahui manifestasi klinis flu babi

7. Mengetahui pemeriksaan diagnostik flu babi

8. Memahami dan mengetahui penatalaksanaan flu babi

9. Mengetahui pencegahan flu babi

10. Mengetahui komplikasi flu babi

11. Menjelaskan asuhan keperawatan flu babi

a. Pengkajian flu babi

b. Mengudentifikasi diagnose keperawatan flu babi

c. Melakukan perencanaan kasus flu babi

d. Melakukan implementasi flu babi

e. Melakukan evaluasi kasus flu babi

2

Page 3: Askep Flu Babi Asli

BAB II

Tinjauan teoritis

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Definisi

Menurut Cahyono (2009), flu babi merupakan suatu penyakit influenza yang ditandai

dengan keluhan : demam, menggigil, nyeri telan, nyeri otot, nyeri kepala, batuk,

pilek, badan lemas. Penyakit flu babi ini disebabkan oleh virus influenza yang

dikenal sebagai swine influenza virus (SIV), yang biasanya menyerang binatang babi.

Menurut Fenner et al (1987) flu babi adalah penyakit pernapasan akut pada babi yang

disebabkan oleh virus influenza tipe A.

Varian baru ini dikenal dengan nama vrus H1N1 yang merupakan singkatan dari dua

antigenutama virus yaitu hemagglutinin tipe 1 dan neuraminidase tipe 1

2. Etiologi

Flu babi merupakan penyakit yang disebabkan virus influenza Famili

Orthomyxoviridae tipe A subtipe H1N1 yang dapat ditularkan oleh binatang,

terutama babi, dan ada kemungkinan menular antarmanusia.

Virus ini erat kaitannya dengan penyebab swine influenza, equine influenza dan

avian influenza (fowl plaque). Ukuran virus tersebut berdiameter 80- 120 nm. Selain

influenza A, terdapat influenza B dan C yang juga sudah dapat diisolasi dari babi.

Sedangkan 2 tipevirus influenza pada manusia adalah tipe A dan B. Kedua tipe ini

diketahui sangat progresif dalam perubahan antigenik yang sangat dramatik sekali

(antigenik shift)

(Devi, 2012)

Faktor risiko

Karena H1N1 ini adalah virus baru, semua orang memiliki risiko.  Pekerja layanan

kesehatan yang terlibat langsung menangani pasien memiliki risiko khusus terkena

flu H1N1. Mahasiswa dan pelajar di sekolah atau tempat penitipan anak juga

memiliki risiko tinggi. Anak-anak mudah terkena virus ketika di sekolah atau saat

berkumpul bersama teman-temannya.

3

Page 4: Askep Flu Babi Asli

3. Cara Penularan

Penularan dari flu babi dapat terjadi melalui dua jalur. Jalur pertama melalui

kontak dengan babi terinfeksi atau lingkungan terkontaminasi dengan virus flu babi.

Jalur kedua melalui kontak dengan seseorang yang terinfeksi dengan virus flu babi.

Penularan manusia ke manusia dari flu babi juga telah dilaporkan dan diperkirakan

terjadi pada jalur yang sama seperti halnya flu musiman. Influenza diperkirakan

menular dari manusia ke manusia melalui batuk atau bersin oleh orang yang

terinfeksi.

Masa inkubasinya tiga sampai lima hari. Flu babi dapat menyebar dengan

cepat sekali. Virusnya dapat ditularkan dari babi ke manusia tetapi juga sebaliknya.

Maka dari itu, sebagian besar reservoirnya adalah manusia dan babi

Orang yang menderita flu babi menurut para ahli akan tetap menularkan

penyakitnya sampai hari ketujuh. Jika sampai hari ketujuh ternyata penyakitnya

belum membaik maka dianggap orang tersebut masih dapat menularkan penyakitnya

sampai gejala flu benar hilang. Anak-anak khususnya balita memiliki potensi waktu

penularan yang lebih panjang. Jika pasien dirawat dirumah maka dianjurkan untuk

tidak keluar rumah dahulu sampai penyakit yang diderita benar-benar sembuh kecuali

bersangkutan segera kedokter atau rumah sakit.

(Ishatmini, 2012)

4. Klasifikasi

Klasifikasi flu babi menurut Sudoyo (2006) berdasarkan derajat keparahannya flu

babi dibedakan menjadi yaitu:

a. Ringan

1) ILI (influenza like illness)

2) Tidak Sesak

3) Tidak nyeri dada

4) Tidak ada pneumonia

5) Tidak termasuk kelompok risiko tinggi (Asma, DM, PPOK, Obesitas, kurang

gizi, Penyakit kronis lainnya)

6) Usia muda

b. Sedang

1) ILI (influenza like illness) dengan komorbid

2) Sesak napas

3) Pneumonia

4

Page 5: Askep Flu Babi Asli

4) Usia tua

5) Hamil

6) Keluhan mengganggu: diare, muntah-muntah

c. Berat

1) Pneumonia luas

2) Gagal napas

3) Sepsis

4) Syok

5) Kesadaran menurun

6) ARDS

7) Gagal multiorgan

5. Patofisiologi dan WOC

Masa inkubasi flu babi pendek, antara 1 – 3 hari atau tiga sampai 5 hari. Perjalanan

alamiah penyakit flu babi terjadi dengan beberapa fase yaitu fase suseptibel, fase

presimtomatis, fase klinis dan fase ketidakmampuan.

a. Fase suseptibel

Pada fase ini penyakit belum terjadi (keadaan patologis belum terjadu), tetapi

sudah muncul beberapa faktor resiko yang memudahkan timbulnya penyakit.

Para orang-orang seperti peternak, pedagang yang melakukan kontak langsung

dengan babi yang berisiko terjangkitnya flu babi, seperti tidak menggunakan

masker saat bersama hewan tersebut, tidak mencuci tangan sebelum makan

setelah bersentuhan dengan hewan yang terjangkit, atau mengkonsumsi daging

babi yang tidak matang sempurna tetapi tidak semua babi dapat menularkan virus

tersebut. Virus ini mudah sekali menyerang manusia apalagi jika kondisi badan

seseorang sedang tidak baik, apalagi didukung dengan kondisi cuaca yang kurang

baik.

b. Fase presimtomatis

Pada fase ini penyakit sudah terjadi secara klinis belum tampak, namun sudah

terjadi perubahan patologis. Pada fase ini merupakan masa inkubasi atau dimana

agent mulai melakukan perkembangan dalam tubuh (host), namun belum

menunjukkan gejala anatomis dan fungsi kerja tubuh. Misalnya penderita telah

menderita virus H1N1 tetapi belum disadari oleh penderita atau belum

menunjukkan gejala salah satu cara mengetahuinya adalah dengan memeriksa ada

5

Page 6: Askep Flu Babi Asli

tidaknya antibody karena tubuh akan selalu membentuk antibody apabila ada

benda asing yang masuk ke dalam tubuh.

c. Fase klinis

Pada fase ini sudah ada perubahan-perubahan anatomis dan fungsi dari tubuh,

sehingga sudah memberikan gejala yang sudah mulai timbul. Gejala influenza ini

mirip dengan influenza. Gejalanya seperti demam, batuk, sakit kerongkongan,

sakit pada tubuh, kepala, panas dingin dan lemas lesu. Beberapa penderita juga

melaporkan buang air besar dan muntah-muntah. Dalam mendiagnosa penyakit

ini tidak hanya perlu melihat pada tanda dan gejala khusus, tetapi juga catatan

terbaru mengenai pasien. Selain itu diagnose bagi penetapan virus ini

memerlukan adanya uji makmal bagi contoh pernapasan agar hasil diagnose

menjadi lebih akurat.

d. Fase ketidakmampuan

Pada fase ketidak mampuan orang menderita flu babi akan diisolasi agar virus

tidak mengalami penyebaran keluar, selain itu para petugas kesehatan juga

menggunakan alat pelindung agar virus yang ada diruangan pasien tersebut tidak

keluar. Pada fase ini penderita hanya memiliki dua kemungkinan yaitu sembuh

total atau meninggal ini dikarenakan masa inkubasi flu babi yang sangat cepat.

6

Page 7: Askep Flu Babi Asli

Web Of Caution (WOC)

Melalui manusia Melalaui Babi

Udara, Droplet Terpapar moncong babi,

makan daging babi

Kontak dengan viruinfluenza tipe A

Virus masuk melalui saluran pernafasan atas

Hidung

Menempel pada trakea & sel epitel bronchi

Seluruh sel terinfeksi virus ke aliran darah dan organ

FLU BABI

7

Menginvasi sel

Respon pertahanan sel

Produksi mucus meningkat

MK: Bersihan jalan nafas tidak efektif

Proses inflamasi

Perub. Regulasi temperatur

MK : Hipertermi

Status ekonomi

Terapi tidak adekuat

MK : Kurang pengetahuan

O2 kurang dr keb tubuh

MK : Resiko pola nafas tidak efektif

Page 8: Askep Flu Babi Asli

FLU BABI

8

Invasi virus pada myosin dan sendi

Virus menginvasi usus

Virus masuk kelambung

Adanya invasi virus di paru

inflamasi

Nyeri pada sendi (atalgia dan mialgia)

Pasien mengeluh nyeri

MK : Nyeri akut

Peristaltik usus

Konsistensi feces cair

Produksi HCL meningkat

Pasien mengeluh diare

MK : Diare

Menimbulkan perasaan mual

Nafsu makan menurun

MK : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

Muntah

MK : Kekurangan volume cairan

Resiko menularkan

Resiko Infeksi

Intake Nutrisi berkurang

Keletihan dan kelemahan

Intoleransi aktivitas

Page 9: Askep Flu Babi Asli

6. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala flu babi menurut Capernito dan Linda juall (2001) yaitu umumnya

mirip dengan kebanyakan infeksi influenza

a. Demam (38 E C atau lebih )

b. Batuk

c. Nyeri tenggorokan

d. Sekresi hidung berlebihan

e. Keletihan

f. Sakit kepala

g. Mual

h. Muntah

i. Diare

j. Nyeri otot dan tulang

k. Sakit tenggorokan

l. Menggigil dan lemas

m. Tidak nafsu makan

n. Bersin – bersin

o. Rasa lemas dan letih

Tanda dan gejala lain pada anak-anak :

a. Nafas terengah-engah

b. Kulit menjadi kehitaman / keabuan

c. Malas minum

d. Muntah-muntah

e. Tidak bisa bangun dan berinteraksi dengan baik

f. Tidak mau disentuh

g. Terkadang gejala hilang tetapi demam & batuk masih ada   

7. Pemeriksaan Diagnostik

a. Umum

1) Laboratorium: pemeriksaan darah rutin (Hb, leukosit, trombosit, hitung jenis

leukosit), spesimen serum. Umumnya ditemukan leukopeni dan

trombositopeni.

2) Pemeriksaan skrening cepat dengan hapusan cairan hidung dan swab

tenggorok hanya bisa dilakukan untuk melihat virus tipe A ( pemeriksaan

9

Page 10: Askep Flu Babi Asli

skreening akan menghasilkan Rhinovhea (discharge bebas berupa lendir

cairan hidung).

3) Pada pasien dengan intubasi dapat diambil secara aspirasi endotrakeal

4) Pemeriksaan kimia darah: albumin, globulin, SGOT, SGPT, ureum, kreatinin,

analisis gas darah. Umunya dijumpai penurunan albumin, peningkatan SGOT

dan SGPT, peningkatan Ureum dan Kreatinin, dan peningkatan Kreatinin

Kinase, sedangkan Analisis gas darah dapat normal atau abnormal. Kelainan

laboratorium sesuai dengan perjalanan penyakit dan komplikasi yang

ditemukan.

5) Pemeriksaan radiologik: PA dan lateral

Pemeriksaan foto toraks PA dan lateral harus dilakukan pada setiap tersangka

flu babi.

6) Pemerikaan CT-Scan toraks (bila diperlukan)

b. Khusus

1) Pemeriksaan laboratorium virologi

Untuk mendiagnosis konfirmasi influenza A (H1N1) dengan cara :

a) Real time (RT) PCR positif

b) Kultur virus ( biakan dan identifikasi virus influenza A sub tipe H1N1)

c) Peningkatan 4 kali antibodi spesifik influenza A

8. Penatalaksanaan Medis

a. Terapi

1) Pasien dengan ILI akan dievaluasi apakah termasuk kelompok dengan gejala

klinis ringan, sedang atau berat.

2) Kelompok dengan gejala klinis ringan dipulangkan dengan diberi obat

simptomatis dan KIE untuk waktu istirahat di rumah.

3) Kelompok gejala klinis sedang dirawat di ruang isolasi dan mendapat

oseltamivir 2 x 75 mg.

4) Untuk kelompok dengan gejala klinis berat dirawat di ICU.

5) Pemeriksaan laboratorium sesuai jadwal yang sudah ditentukan.

6) Di ruang rawat inap : dilakukan evaluasi keadaan umum, kesadaran, tanda

vital, pantau saturasi oksigen.

7) Terapi suportif.

Terapi suportif dasar (misal, terapi cairan, analgesik, penekan batuk) perlu

diberikan. Pengobatan antivirus secara empiris perlu diperhatikan untuk kasus

10

Page 11: Askep Flu Babi Asli

flu babi, baik yang sudah pasti, masih dalam kemungkinan, ataupun

kecurigaan terhadap kasus ini. Pengobatan pasien rawat inap dan pasien

dengan resiko tinggi untuk komplikasi influenza perlu sebagai prioritas

b. Medikamentosa

Oseltamivir merupakan pro drug dari metabolit aktif Oseltamivir Karboksilat.

Metabolit aktif ini merupakan penghambat selektif enzim neuramidase virus

influenza yang glycoproteinnya ditemukan di permukaan virion. Oseltamivir

karboksilat menghambat neuramidase influenza A dan B secara in vitro.

Oseltamivir yang diberikan secara oral menghambat replikasi dan pathogenicity

virus influenza A dan B secara in vivo pada binatang percobaan yang terinfeksi

influenza yang sama bila terjadi pada manusia dengan pemberian dosis 75 mg

dua kali sehari.

c. Indikasi

1) Terapi influenza (khususnya influenza A) pada anak usia satu tahun keatas

yang menderita gejala influenza. Efikasi ditunjukkan jika terapi diberikan

dalam 2 hari setelah timbul gejala.

2) Pencegahan influenza pada dewasa dan dewasa muda 13 tahun keatas setelah

kontak dengan penderita influenza ketika influenza telah menyebar.

3) Tamiflu tidak dapat menggantikan vaksinasi influenza.

d. Dosis

1) Terapi influenza.

a) Dewasa dan dewasa muda 13 tahun ke atas: 75 mg oseltamivir 2 kali

sehari selama 5 hari.

b) anak di atas 1 tahun sampai 13 tahun dapat digunakan Tamiflu suspensi

dua kali sehari selama 5 hari dengan dosis sesuai berat badan sebagai

berikut:

5 kg 30 mg

15- 23 kg 45 mg,

> 23 kg sampai 40 kg 60 mg,

> 40 kg, dapat diberikan dosis dewasa 75 mg

2) Pencegahan influenza

a) Dewasa dan dewasa muda 13 tahun keatas 75 mg sekali sehari selama 7

hari. Terapi diberikan sesegera mungkin setelah terpapar secara

individual.

11

Page 12: Askep Flu Babi Asli

b) Selama terjadi epidemi influenza: 75 mg sehari sampai dengan 6 minggu.

c) Keamanan dan efektifitas oseltamivir pada anak usia dibawah 12 tahun

belum dapatdibuktikan.

3) Pada gangguan fungsi hati tidak ada penyesuaian dosis

4) Pada gangguan fungsi ginjal

Dosis terapi:

Penderita dengan creatinin clearens 10 - 30 ml/menit : 75 mg tiap

2 hari.

Tidak dianjurkan pada penderita dengan creatinin clearens 10

ml/menit dan pasiendialisa.

Dosis pencegahan:

Pada creatinin clearens 10 – 30 ml/ menit: 75 mg tiap 2 hari atau

30 mg suspensi sekalisehari.

Tidak dianjurkan pada penderita dengan creatinin clearens 10

ml/menit dan pasienyang mengalami dialisa.

5) Manula tidak ada penyesuaian dosis kecuali jika ada kerusakan ginjal parah

(Priyanti. Dkk, 2009)

9. Pencegahan

a. Pencegahan primer

Pencegahan primer adalah suatu usaha yang dilakukan agar masyarakat tidak

akan terjangkit penyakit flu babi, pencegahan primer bisa dilakukan dengan cara :

1) Melakukan promosi kesehatan melalui mengadakan penyuluhan mengenai

bahaya penyakit flu babi dan pencegahan beserta penangganan penderita

kepada ternak babi dan juga masyarakat yang tinggal di sekitar pertenakan

babi

2) Melakukan kerjasama dengan instansi terkait seperti dinas pertenakan melalui

penyemprotan disinfektan pada setiap babi dan kandang babi.

3) Mengajak masyarakat untuk melakukan PHBS seperti mencuci tangan

terutama setelah melakukan kontak dengan babi atau penderita flu babi.

4) Melakukan penyuluhan mengenai pemakaian masker yang benar kepada

pekerja peternakan dan juga masyarakat umum.

5) Pemberian alat pendeteksi panas tubuh ditempat-tempat seperti bandara serta

tempat yang kemungkinan penularan flu babi dari luar negeri guna mencegah

datangnya wisatawan asing yang membawa virus flu babi.

12

Page 13: Askep Flu Babi Asli

Pada prinsipnya, cara ampuh untuk mencegah penularan virus flu babi sama

dengan cara mencegah penularan virus influenza yang lain yaitu vaksinasi.

Sayangnya, vaksin untuk flu babi sampai saat ini belom ditemukan. Akan tetapi

dengan melakukan pencegahan primer diatas, diharapkan mampu untuk

meminimalisir masyarakat maupun babi agar tidak terjangkit virus flu babi.

b. Pencegahan sekunder

Pada pencegahan sekunder dilakukan diagnosa dini dan pengobatan tepat.

Pengobatan atau tindakan yang tepat bisa mencegah terjadinya komplikasi atau

memerlambat perjalanannya. Pencegahan sekunder dilakukan pada fase

presimtomatis yaitu dengan jalan diagnosa dini. Selain itu juga dilakukan

pengisolasian bagi penderita flu bai dan pemberian obat yang tepat.

c. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier dilakukan untuk membatasi ketidakmampuan dan rehabilitasi.

Pada keadaan ini, penyakit sudah terjadi dan bahkan meninggalkan cacat. Pada

penyakit flu babi pencegahan tersier dilakukan dengan melakukan pemberian

pengobatan adekuat dan rehabilitasi kepada penderita penyakit flu babi. Selain itu

pemerintah wajib menghimbau masyarakat agar mau menerima kembali

penderita flu babi yang sudah sembu agar tidak ada tindakan pengucilan.

Agar terhindar dari Flu Babi yang harus diperhatikan pada manusia maka kita

harus melakukan tindakan antara lain:

1) Mengajak masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih

2) Mencuci tangan sebelum makan

3) Memasak daging babi lebih dari 80 0 C

4) Tidak cium pipi /tangan

5) Pergunakan masker di wilayah peternakan babi

(Priyanti. Dkk, 2009)

10. Komlikasi

a. Meningitis

b. Encephalitis

c. Myocarditis

d. Paralisis akut flaksid

13

Page 14: Askep Flu Babi Asli

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal proses keperawatan dan merupakan suatu proses

yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk

mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap pengkajian

merupakan pemikiran dasar dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan

kebutuhan individu. Pengkajian yang lengkap, akurat, sesuai kenyataan, kebenaran

data sangat penting untuk merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan dalam

memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan respon individu.

a. Pengumpulan Data

Pengkajian secara umum yang dapat dilakukan pada pasien dengan flu babi

adalah :

1) Identitas :

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama,

suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnosa medis.

2) Keluhan utama :

Biasanya keluhan utama klien dengan flu babi adalah demam, batuk dan sakit

tenggorokan.

3) Riwayat penyakit sekarang :

Menjelaskan riwayat penyakit yang dialami biasanya klien dengan flu babi

seperti demam, batuk dan sakit tenggorokan, nyeri otot, sakit kepala, tidak

nafsu makan.

4) Riwayat penyakit dahulu :

Adanya riwayat penyakit yang pernah diderita.

5) Riwayat Kesehatan Keluarga

Adanya penyakit serupa atau penyakit lain yang diderita oleh keluarga.

b. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum

2) GCS :

3) Tanda vital : nadi, suhu tubuh, tekanan darah, dan pernafasan.

c. Pengkajian Pola Fungsi Kesehatan

14

Page 15: Askep Flu Babi Asli

1) Aktivitas / Istirahat

Gejala : Kelelahan umum & kelemahan, nafas pendek saat bekerja, kesulitan

tidur pada malam / demam malam hari, mengigil dan berkeringat, mimpi

buruk

Tanda : Dipsnea pada saat kerja, kelelahan otot, nyeri, dan sesak ( tahap

lanjut)

2) Integritas Ego

Gejala : Adanya / faktor stres, masalah keuangan, perasaan tak berdaya

Tanda : Menyangkal ( khususnya selama tahap dini), ansietas, ketakutan,

mudah terangsang

3) Makanan / Cairan

Gejala : Kehilangan nafsu makan, anoreksia, tak dapat mencerna, penurunan

berat badan

Tanda : Turgor kulit buruk, kering / kulit berisisik, kehilangan otot / hilang

lemak subkutan

4) Nyeri / Kenyamana

Gejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulan

Tanda : Berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi, gelisah

5) Pernapasan

Gejala : Batuk produktif / tak produktif, napas pendek, Riwayat H1N1 /

terpajan pada individu terinfeks

Tanda : Peningkatan frekuensi pernapasan, perkusi pekak dan penurunan

fremitus. Bunyi napas: menurun / tak ada secara bilateral /unilateral. Bunyi

napas tubuler. Karakteristik sputum : hijau / purulen, mukoid kuning.dan tak

perhatian, mudah terangsang, dan perubahan mental ( tahap lanjut)

6) Kenyamanan

Gejala : Adanya kondisi penekanan imun, contoh AIDS, kanker, tes HIV

positif

Tanda : Demam tinggi / sakit panas akut

7) Interaksi Sosial

Gejala : Perasaan isolasi / penolakan karena penyakit menular, perubahan pola

biasa dalam tanggung jawab / perubahan kapasitas fisik untuk   melaksanakan

peran.

8) Penyuluhan / Pembelajaran

15

Page 16: Askep Flu Babi Asli

Gejala : Riwayat keluarga H1N1, ketidakmampuan umum / status kesehatan

buruk, gagal untuk membaik / kambuhnya penyakit dan tidak berpartisipasi

dalam terapi

(Dongoes, 2001)

2. Diagnosa

a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi

b. Hipertermi berhubungan dengan perubahan pada regulasi temperatur

c. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan tidak seimbangnya cairan tubuh

dengan kebutuhan

d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan inadekuat

absorbs nutrient oleh tubuh akibat reaksi inflamasi

e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakmampuan melaksanankan

aktivitas sehari-hari

f. Resiko pola napas tak efektif berhubungan dengan penurunan kapasitas pembawa

oksigen

g. Nyeri akut berhubungan dengan agen cegera fisik (inflamasi)

h. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi

i. Resiko tinggi infeksi pada diri sendiri maupun orang lain berhubungan dengan

kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan pathogen

3. Intervensi

No Diagnosa

keperawatan

Tujuan dan

KH

Intervensi Rasional

1 Bersihan jalan

napas tidak efektif

Tujuan: jalan 1. Auskultasi dada 1. Untuk

mengetahui

16

Page 17: Askep Flu Babi Asli

2

berhubungan

dengan inflamasi

Hipertermi

berhubungan

dengan

perubahan pada

regulasi temperatur

nafas paten

Kriteria hasil:

RR normal

(16 – 20

X/menit)

Pasien

mampu

mengeluarkan

sekret

Tidak

terdengar

suara napas

tambahan.

Tujuan: suhu

tubuh pasien

kembali normal

Kriteria hasil:

1. Suhu tubuh

pasien normal

( 36,50 C –

bagian anterior

2. Anjurkan pasien

untuk minum

dengan air

hangat

3. Ajarkan teknik

batuk efektif

dan napas

dalam

4. Kolaborasi

dengan berikan

obat sesuai

indikasi:

mukolitik

ekspektoran dan

bronkodilator

1.Monitor suhu

minimal tiap 2

jam.

2.Monitor warna

dan suhu kulit

adanya penurunan

atau tidaknya

ventilasi dan

bunyi napas

tambahan.

2. Untuk

mengencerkan

sputum.

3. Napas

dalam

memudahkan

ekspansi

maksimal paru-

paru dan teknik

batuk efektif

dapat membantu

pengeluaran

sputum.

4. Untuk

menurunkan

spasme bronkus

dengan mobilisasi

secret.

1. Untuk

mengetahui

perubahan suhu

yangterjadi.

2. Untuk

mengetahui ada

tidaknya tanda-

17

Page 18: Askep Flu Babi Asli

3.

Kekurangan

volume cairan

berhubungan

dengan tidak

seimbangnya

cairan tubuh

dengan kebutuhan

37,50 C)

2. Kulit pasien

tidak teraba

hangat

3. Kulit pasien

tidak tampak

kemerahan

Tujuan :

terjadinya

perbaikan

keseimbangan

KH : TTV

stabil, turgor

kulit baik,

membrane

mukosa

lembab/basah.

3.Tingkatkan

intake cairan

dan nutrisi

4.Lakukan

kompres hangat

pada lipat paha

dan aksil

5.Kolaborasi

pemberian

antipiretik

1. kaji frekuensi

konsistesi diare

2. kaji mengenai

rasa haus ,

kelelahan, nadi

cepat, turgor

jelek,

3. pantau TTV

catat perubahan

tekanan darah

perubahan pada

posisi, kekuatan

dari nadi perifer

4. ukur dan

tanda infeksi

3. Dapat membantu

mengganti cairan

tubuh yang

hilang

4. Dapat membantu

mengurangi

demam

5. Digunakan untuk

mengurangi

demam dengan

aksi sentral nya

di hypothalamus.

1. mengetahui

status

keseimbangan

cairan

2. untuk

mengidentifikasi

berlanjutnya

hipovolemia dan

mempengaruhi

kebutuhan

volume

pengganti

3. hipotensi

merupakan

bagian dari

hipovolemia

4. Memberikan

18

Page 19: Askep Flu Babi Asli

4

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan

berhubungan

dengan inadekuat

absorbs nutrient

oleh tubuh akibat

reaksi inflamasi

Tujuan :

kebutuahan

makan klien

terpenuhi

KH : nafsu

makan

bertambah, mual

kurang

timbang BB

5. catat dan

laporkan bila

ada mual,

muntah dan

diare

6. Kolaboratif

dalam

pemberian

cairan dan obat-

obatan

1. kaji kebiasaan

makan klien

2. berikan asupan

nutrisi klien

sedikit tetapi

sering

perkiraan

kebutuhan akan

pengantian

volume

cairandan

keefektifan

pengobatan

5. Kerusakan

fungsi saluran

cerna dapat

meningkatkan

kehilangan

cairan dan

elektrolit

6. Cairan dan obat-

obatan

membantu

pemenuhan

kekurangan

cairan dan

elektrolit tubuh

1. Mengetahui

seberapa besar

asupan nutrisi

klien

2. Dengan

memberikan

asupan nutrisi

klien sedang tapi

sering pada

pasien akan

mengalami rasa

mual

19

Page 20: Askep Flu Babi Asli

5

Intoleransi aktivitas

berhubungan

dengan

ketidakmampuan

melaksanankan

aktivitas sehari-hari

Resiko pola napas

tak efektif

berhubungan

dengan penurunan

kapasitas pembawa

oksigen

Tujuan : agar

aktivitas

kembali efektif

KH : pasien

mampu

melakukan ADL

nya secara

mandiri dan

tidak kelelahan

3. berikan pasien

makanan

selingan

(seperti buah)

4. berikan penkes

tentang

pentingnya

nutrisi untuk

tubuh

5. kolaborasi

dengan ahli gizi

untuk

menentukan

nutrisi

seimbang

1. jelaskan

aktivitas dan

factor yang

meningkatkan

kebutuhan

oksigen seperti

merokok, suhu

sangat ekstrim,

berat badan

berlebihan,

stress dll

2. Jelaskan

penyebab

keletihan pada

klien.

3. Dengan

memberikan

pasien makan

selingan akan

memvariasikan

makanan klien

agar tidak bosan

4. Menambah

pengetahuan k

5. Gizi seimbang

memperbaiki

nutrusi klien

1. Merokok, suhu

ekstrim dan

stress

menyebabkan

vasokontriksi

yang

meningkatkan

beban kerja

jantung

2. Atur kegiatan

klien yang

mudah dicapai

20

Page 21: Askep Flu Babi Asli

6

Nyeri akut

berhubungan

dengan agen cegera

fisik (inflamasi)

Tujuan :

Nyeri pasien

terkontrol atau

hilang

KH :

a. Nyeri pasien

berkurang

b. TTV dalam

3. Jelaskan

keuntungan

fisiologis dan

psikologis olah

raga pada klien

4. secara bertahap

tingkatkan

aktivitas harian

klien sesuai

peningkatan

toleransi

5. memberikan

dukungan

emosional dan

semangad

6. setelah aktivitas

kaji respon

abnormal untuk

meningkatkan

aktivitas

1. Kaji lokasi dan

skala nyeri

2. Monitoring

TTV

3. Kegiatan fisik

akan

meningkatkan

semangat klien

untuk melawan

keletihannya.

4. Untuk

menghemat

energy pasien

5. rasa takut dapat

menghambat

peningkatan

aktivitas

6. intoleransi

aktivitas dapat

dikaji dengan

mengevaluasi

jantung sirkulasi

dan status

pernafasan

setelah

beraktivitas

1. Untuk

menentukan

rencana yang

tepat

2. Untuk

mengetahui

perkembangan

kondisi pasien.

21

Page 22: Askep Flu Babi Asli

7

Kurang

pengetahuan

berhubungan

dengan kurang

pajanan informasi

batas normal

c. Pasien tidak

tampak

meringis

Tujuan : klien

dapat

mengetahui

mengenai proses

penyakit

KH : Klien

familiar dengan

proses penyakit,

Klien dapat

mendiskripsikan

faktor penyebab,

Klien dapat

mendiskripsikan

faktor resiko,

Klien dapat

mendiskripsikan

komplikasi. Dan

3. Ajarkan teknik

manajemen

nyeri non-

farmakologis

seperti

relaksasi, guide

imagery dll.

4. Monitoring

perubahan

karakteristik

nyeri

5. Kolaborasi

pemberian

anlgesik sesuai

indikasi

1. Mengobservasi

kesiapan klien

untuk

mendengar

informasi

(mental,

kemampuan

untuk melihat,

mendengar,

kesiapan

emosional,

bahasa dan

budaya).

2. Menentukan

tingkat

pengetahuan

klien

3. Untuk

mengurangi

nyeri dan

mengalihkan

perhatian pasien

terhadap nyeri.

4. Perubahan dapat

mengindikasikan

komplikasi.

5. Membantu

mengurangi

nyeri

1. Menanyakan

kembali pada

klien Agar

mengetahui

keadaan klien

dalam

pemberian

informasi.

2. Untuk

mengetahui

pengetahuan

klien tentang

22

Page 23: Askep Flu Babi Asli

8

Resiko tinggi

infeksi pada diri

sendiri maupun

Klien dapat

mendiskripsikan

pencegahan.

Tujuan :

penyebara

sebelumnya

mengenai

penyakit.

3. Menjelaskan

proses penyakit

(pengertian,

penyebab,

faktor resiko,

komplikasi dan

pencegahan).

4. Mendiskusikan

tentang

perubahan gaya

hidup yang bisa

untuk mencegah

komplikasi atau

mengontrol

proses penyakit.

5. Anjurkan pada

pasien untuk

mencegah atau

meminimalkan

efek samping.

6. Diskusikan

mengenai

pilihan terapi

atau peralatan

1.Kaji patologi

penyakit dan

penyakitnya.

3. Klien

mengetahui

mengenai

proses penyakit

(pengertian,

penyebab,

faktor resiko,

komplikasi dan

pencegahan).

4. Dengan gaya

hidup yang baik

dapat

mengontrol

proses penyakit

dan mencegah

komplikasi.

5. Dapat

meminimalkan

efek samping

yang terjadi.

6. Dengan

mendiskusikan

hal tersebut

dapat membuat

terapi medikasi

menjadi teratur.

1. Membantu pasien

menyadari/meneri

23

Page 24: Askep Flu Babi Asli

orang lain

berhubungan

dengan kurang

pengetahuan untuk

menghindari

pemajanan

pathogen

infeksi tidak

terjadi

KH : pasien

mengidentifikasi

intervensi untuk

mencegah atau

menurunkan

resiko

penyebaran

infeksi,

melakukan pola

hidup

potensial

melalui

penyebaran

droplet udara

selama batuk,

meludah, bicara,

tertawa

2. Identifikasi

orang lain yang

beresiko

misalnya

anggota

keluarga,

sahabat, teman

3.Kaji tindakan

control infeksi

sementara

misalnya masker

4.Anjurkan pasien

untuk batuk

pake tisu

5.Berikan obat

sesuai indikasi

ma perlunya

mematuhi

program

pengobatan.

2. Orang-orang yang

terpajan ini perlu

program terapi

obat untuk

mencegah

penyabarn infeksi

3. Dapat membantu

menurunkan rasa

terisolasi dan

membuang stigma

social sehubungan

dengan penyakit

menular

4. perilaku yang

diperlukan untuk

mencegah

penyebaran

5. untuk mencegah

penyebaran

4. Evaluasi

Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang keseluruhan

kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara

berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.

Evaluasi pada pasien dengan Flu Babi adalah

24

Page 25: Askep Flu Babi Asli

a. Bersihan jalan napas efektif

b. Hipertermi tidak terjadi

c. Tidak terjadi Kekurangan volume cairan

d. Kebutuhan nutrisi terpenuhi

e. aktivitas kemabali efektif

f. pola napas efektif

g. Nyeri akut hilang atau terkontrol

h. Pengetahuan pasien meningkat

i. Penyebaran infeksi tidak terjadi

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Kasus penyakit

Nona V berumur 21 tahun megeluh mual, muntah dan diare sejak 1 hari yang lalu. Nona

V juga demam, nyeri seluruh otot, batuk, nyeri kerongkongan. Dilakukan anamnesa

ternyata 2 hari yang lalu pesta kondangan acara pernikahan amangboronya digereja

HKBP dipalas dan mengkonsumsi sate babi dan besok pagi sudah mulai diare. BB

menurun, tonsil bengkak, TD 110/70 mmhg turun dari sebelumnya. Mata cekung, kulit

kering, bibir pucat, napas terngah-engah, frek napas meningkat, ronkhi.

B. Analisa data

25

Page 26: Askep Flu Babi Asli

No Data Etiologi Masalah

1 Ds :

Pasien mengeluh batuk, nyeri

dada karna batuk berulang

Do :

Pasien batuk

sekresi hidung meningkat

napas terengah2

Frek.napas meningkat, ronkhi

Virus influenza tipe A

Masuk melalui saluran

pernafasan atas

Menginvasi sel

respon pertahanan sel

Produksi mukus

meningkat

Bersihan jalan

napas tidak efektif

2 Ds :

Pasien mengeluh mual,

muntah, sakit kerongkongan,

diare,

Do :

Frek.BAB lebih dari 3x

sehari, feses encer, bibir

kering, mata cekung, kulit

kering, tek.darah menurun

110/70 mmHg)

Flu babi

Virus menginvasi usus

Peristaltic meningkat

Kosentrasi feses cair

Diare

Kekurangan volume

cairan

3 Ds :

Pasien mengeluh mual,

muntah, diare, nyeri

tenggorokan

Do :

Berat badan menurun, tonsil

bengkak.

Virus masuk

kelambung

Produksi HCL

meningkat

Menimbulkan

perasaan mual

Nutrisi kurang dari

kebutuhan

26

Page 27: Askep Flu Babi Asli

Nafsu makan menurun

Intake nutrisi

berkurang (inadekuat)

C. Diagnosa Keperawtan

1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi

2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan meningkatnya frekruansi BAB

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake inadekuat

D. Intervensi

No Diagnosa

keperawatan

Tujuan dan

KH

Intervensi Rasional

1 Bersihan jalan

napas tidak efektif

berhubungan

dengan inflamasi

Tujuan: jalan

nafas paten

Kriteria hasil:

RR normal

(16 – 20

X/menit)

Pasien

1. Auskultasi dada

bagian anterior

2. Anjurkan pasien

1. Untuk

mengetahui

adanya penurunan

atau tidaknya

ventilasi dan

bunyi napas

tambahan.

27

Page 28: Askep Flu Babi Asli

2 Kekurangan

volume cairan

berhubungan

dengan

meningkatnya

frekruansi BAB

mampu

mengeluarkan

sekret

Tidak

terdengar

suara napas

tambahan.

Tujuan :

terjadinya

perbaikan

keseimbangan

KH : TTV

stabil, turgor

kulit baik,

membrane

mukosa

lembab/basah.

untuk minum

dengan air hangat

3. Ajarkan teknik

batuk efektif dan

napas dalam

4. Kolaborasi dengan

berikan obat sesuai

indikasi: mukolitik

ekspektoran dan

bronkodilator

1. kaji frekuensi

konsistesi diare

2. kaji mengenai rasa

haus , kelelahan,

nadi cepat, turgor

jelek,

3. pantau TTV catat

perubahan tekanan

darah perubahan

pada posisi,

kekuatan dari nadi

2. Untuk

mengencerkan

sputum.

3. Napas

dalam

memudahkan

ekspansi

maksimal paru-

paru dan teknik

batuk efektif dapat

membantu

pengeluaran

sputum.

4. Untuk

menurunkan

spasme bronkus

dengan mobilisasi

secret.

1. mengetahui

status

keseimbangan

cairan

2. untuk

mengidentifikasi

berlanjutnya

hipovolemia dan

mempengaruhi

kebutuhan

volume

pengganti

3. hipotensi

merupakan

bagian dari

28

Page 29: Askep Flu Babi Asli

3 Nutrisi kurang dari

kebutuhan

berhubungan

dengan intake

inadekuat

Tujuan :

kebutuhan

makan klien

terpenuhi

KH : nafsu

makan

bertambah, mual

kurang

perifer

4. ukur dan timbang

BB

5. catat dan laporkan

bila ada mual,

muntah dan diare

6. Kolaboratif dalam

pemberian cairan

dan obat-obatan

1. kaji kebiasaan

makan klien

2. berikan asupan

nutrisi klien sedikit

tetapi sering

hipovolemia

4. Memberikan

perkiraan

kebutuhan akan

pengantian

volume

cairandan

keefektifan

pengobatan

5. Kerusakan

fungsi saluran

cerna dapat

meningkatkan

kehilangan

cairan dan

elektrolit

6. Cairan dan obat-

obatan

membantu

pemenuhan

kekurangan

cairan dan

elektrolit tubuh

1. Mengetahui

seberapa besar

asupan nutrisi

klien

2. Dengan

memberikan

asupan nutrisi

klien sedang tapi

sering pada

29

Page 30: Askep Flu Babi Asli

3. berikan pasien

makanan selingan

(seperti buah)

4. berikan penkes

tentang pentingnya

nutrisi untuk tubuh

5. kolaborasi dengan

ahli gizi untuk

menentukan nutrisi

seimbang

pasien akan

mengalami rasa

mual

3. Dengan

memberikan

pasien makan

selingan akan

memvariasikan

makanan klien

agar tidak bosan

4. Menambah

pengetahuan

klien

5. Gizi seimbang

memperbaiki

nutrusi klien

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Flu Babi adalah penyakit saluran perapasan akut pada babi yang disebabkan oleh

virus influenza tipe A. Penyakit ini sangat cepat menyebar kedalam kelompok ternak

dalam waktu 1 minggu, pada umumnya penyakit ini dapat sembuh dengan cepat kecuali

bila terjadi komplikasi dengan bronchopneumonia, akan berakibat pada kematian.

(Fenner et al,1987). Varian baru ini dikenal dengan nama vrus H1N1 yang merupakan

singkatan dari dua antigenutama virus yaitu hemagglutinin tipe 1 dan neuraminidase tipe

1.

30

Page 31: Askep Flu Babi Asli

Secara umum perjalanan penyakit flu babi yaitu pada penyakit influensa babi

klasik, virus masuk melalui saluran pernafasan atas kemungkinan lewat udara. Virus

menempel pada trachea dan bronchi dan berkembang secara cepat yaitu dari 2 jam dalam

sel epithel bronchial hingga 24 jam pos infeksi. Hampir seluruh sel terinfeksi virus dan

menimbulkan eksudat pada bronchiol. Infeksi dengan cepat menghilang pada hari ke 9 .

B. Saran

Perawat harus berperan aktif sebagai motivator bagi pasien dalam pengobatan. Bagi

penderita sendiri perlu memotivasi diri untuk menjalankan terapi secara teratur dan bagi

keluarga dan teman agar melakukan pencegahan primer.

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, E.(2001). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC

Doengoes. (1999). Perencanaan Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

http://www.klikpdpi.com/swine%20flu/penanganan%20flu%20babi/penanganan.htm

diakses 03april 2013

Price, Anderson & Wilson. (2005). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.

Jakarta : EGC

Priyanti.dkk. (2009). Penangangan flu babi. Diakses http://www.klikpdpi.com/swine

%20flu/penanganan%20flu%20babi/penanganan.htm. tanggal 14 April 2013.

31

Page 32: Askep Flu Babi Asli

Sudoyo, A.W. (2006). Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Jakarta: Pusat Penerbitan

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Unoversitas Indonesia.

32