Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan penyebab kematian utama pada anak di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/tahun. Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah dunia terutama di Negara berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare. WHO memperkirakan 4 milyar kasus terjadi di dunia pada tahun 2000 dan 2,2 juta diantaranya meninggal, sebagian besar anak-anak dibawah umur 5 tahun. Meskipun diare membunuh sekitar 4 juta orang/tahun di Negara berkembang, ternyata diare juga masih merupakan masalah utama di Negara maju. Di Amerika, setiap anak mengalami 7-15 episode diare dengan rata-rata usia 5 tahun, 9% anak yang dirawat di Rumah Sakit dengan diare berusia kurang dari 5 tahun, dan 300-500 anak meninggal setiap tahun. Di Negara berkembang rata-rata tiap anak dibawah usia 5 tahun mengalami episode diare 3 kali pertahun. Di Indonesia, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat utama. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kesakitan dan menimbulkan banyak kematian terutama pada bayi dan balita, serta sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Penyakit diare sering menyerang bayi dan balita, bila tidak diatasi lebih lanjut akan menyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan kematian.
54

Askep diare bu arma print lengkap

Jul 06, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Askep diare bu arma print lengkap

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diare merupakan penyebab kematian utama pada anak di dunia, terhitung 5-10

juta kematian/tahun. Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah dunia

terutama di Negara berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

kesakitan dan kematian akibat diare. WHO memperkirakan 4 milyar kasus terjadi di

dunia pada tahun 2000 dan 2,2 juta diantaranya meninggal, sebagian besar anak-anak

dibawah umur 5 tahun.

Meskipun diare membunuh sekitar 4 juta orang/tahun di Negara berkembang,

ternyata diare juga masih merupakan masalah utama di Negara maju. Di Amerika, setiap

anak mengalami 7-15 episode diare dengan rata-rata usia 5 tahun, 9% anak yang dirawat

di Rumah Sakit dengan diare berusia kurang dari 5 tahun, dan 300-500 anak meninggal

setiap tahun. Di Negara berkembang rata-rata tiap anak dibawah usia 5 tahun mengalami

episode diare 3 kali pertahun.

Di Indonesia, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat

utama. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kesakitan dan menimbulkan banyak

kematian terutama pada bayi dan balita, serta sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa

(KLB). Penyakit diare sering menyerang bayi dan balita, bila tidak diatasi lebih lanjut

akan menyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan kematian.

Page 2: Askep diare bu arma print lengkap

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Medik

1. Pengertian

Hipocrates mendefenisikan diare sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal

dan cair.

Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer

dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila

frekuensi buang air besar sudah lebih dari empat kali, sedangkan untuk bayi berumur

lebih dari satu bulan dan anak, bila frekuensinya lebih dari tiga kali (Staf Pengajar

Ilmu Kesehatan Anak, 1998).

Menurut Haroen N, S. Suraatmaja dan P.O Asdil (1998), diare adalah defekasi

encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja.

Sedangkan menurut C.L Betz & L.A Sowden (1996) diare merupakan suatu

keadaan terjadinya inflamasi mukosa lambung atau usus.

Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana

terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena

frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.

Diare adalah keadaan frekwensi buang air besar lebih dari empat kali pada

bayi dan lebih tiga kali pada anak ; konsistensi faeces encer, dapat berwarna hijau,

atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja (Ngastiyah, 1997).

Diare adalah defekasi yang tidak normal baik frekuensi maupun

konsistensinya, diare lebih dari tiga kali sehari (Mansjoer Arief, dkk, 2000).

Dari beberapa uraian diatas, penulis mengambil kesimpulan bahwa “Diare

adalah buang air besar (BAB) yang tidak normal, berbentuk tinja cair disertai lendir

Page 3: Askep diare bu arma print lengkap

atau darah atau lendir saja, frekuensi lebih tiga kali pada bayi dan lebih empat kali

pada neonatus.

2. Etiologi

Adapun penyebab diare (Ngastiyah, (1997), dapat dibagi dalam beberapa faktor :

a). Faktor infeksi

1). Infeksi enteral

Infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare

pada anak, meliputi infeksi enteral sebagai berikut :

a.) Infeksi bakteri : Vibrio, E. Coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,

Yersinia, Aeromonas.

b.) Infeksi virus ; Enterovirus (Virus Echo, Cosakie, Poliomyelitis,

Adenovirus, Rotatovirus, Astrovirus).

c.) Infeksi parasit ; Cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris Strongiloideus).

Protozoa (Entamoeba histolitica, Giardia Lamblia, Trichomonas Honimis),

Jamur : Candida Albicans.

2). Infeksi parenteral

Infeksi diluar alat pencernaan, seperti otitis media akut (OMA),

tonsilitis/tonsilofaringitis, Bronkopneumonia, Ensefalitis, Keadaan ini terdapat

pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.

b). Faktor malabsorbsi

1). Malabsorbsi karbohidrat; disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan

sukrosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering intoleransi laktosa.

2). Malabsorbsi lemak

3). Malabsorbsi protein

c). Faktor makanan ; makanan beracun, basi, alergi makanan.

Page 4: Askep diare bu arma print lengkap

d). Faktor psikologi : rasa takut/cemas.

3. Patofisiologi

Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan osmotik,

akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan

osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit

kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk

mengeluarkannya sehingga timbul diare. Pengeluaran elektolit dan air yang berlebihan

dapat menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh

penderita diare.

Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi

peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul

karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan

berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare

sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan

yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke

dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut

berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi

hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:

1. Kehilangan air (dehidrasi)

Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan

(input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.

2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)

Page 5: Askep diare bu arma print lengkap

Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme

lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya

penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme

yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal

(terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan

ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.

Hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya gangguan integritas kulit karena

mingkatnyya kadar keasaman feces penderita diare.

3. Hipoglikemia

Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering pada

anak yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena adanya

gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan

absorbsi glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah

menurun hingga 40 mg% pada bayi dan 50% pada anak-anak.

4. Gangguan gizi

Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan

oleh:

Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah

yang bertambah hebat.

Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu

yang encer ini diberikan terlalu lama.

Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan

baik karena adanya hiperperistaltik.

5. Gangguan sirkulasi

Page 6: Askep diare bu arma print lengkap

Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya

perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat,

dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak

segera diatasi klien akan meninggal.

Hal tersebut diakibatkan oleh defisit volumec cairan tubuh tang berlebihan,hal

ini juga dapat mengakibatkan terjadinya gangguan intergitas kulit.

Diare pada anak juga dapat mengakibatkan meningkatnya kecemasan orang

tua terhadap perubahan status kesehatan anaknya. Hal tersebut terjadi karena

kurangnya infomasi mengenai penyakit anak serta terkait pula dengan

dilakukannya hospitalisasi.

4. Gambaran klinik

Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya

meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada kemudian timbul diare. Tinja cair

dan mungkin disertai darah dan lendir . Warna tinja lama kelamaan menjadi kehijau-

hijauan karena bercampur dengan empedu.anus dan daerah sekitarnya lecet karena

seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyaknya

asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat dibasorbsi khusus selama

diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan

oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan asam basa dan elektrolit.

Bila penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi

mulai tampak. Berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar

menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.

Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dapat dibagi menjadi dehidrasi

ringan sedang dan berat.

Page 7: Askep diare bu arma print lengkap

Dibawah ini cara menentukan tingkatan dehidrasi, menurut WHO derajat

dehidrasi dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu :

a. Dehidrasi ringan : BB turun 5%

b. Dehidrasi sedang : BB turun 8 %

c. Dehidrasi berat : BB turun > 10 %

Tabel untuk menentukan derajat dehidrasi pada klien diare menurut WHO.

(Lihat halaman berikutnya).

Tabel. 1

Penentuan derajat dehidrasi pada klien diare menurut WHO.

NO GEJALA RINGAN SEDANG BERAT

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Keadaan umum

Nadi

Ubun-ubun

besar

Turgor

Mata

Air mata

Selaput lendir

Urine

Hilang cairan

Haus, sadar,

gelisah.

Normal

Normal

Segera

kembali

Normal

Ada

Basah

Normal

40-50 ml/kg

BB

Haus, gelisah

Cepat, kecil

Cekung

Lambat

Cekung

Tidak ada

Kering

Kering

60-90 ml/kg

BB

Ngantuk, lemah,

shock, koma.

Cepat, kecil, biasa

tak teraba.

Cekung sekali

Sangat lambat

Sangat cekung

Tidak ada

Sangat kering

Tidak ada

100-110 ml/kg BB

Sumber : Arief Ridwan et.all (1997), Referensi Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 2 Hal. 53)

Page 8: Askep diare bu arma print lengkap

Cara menentukan derajat dehidrasi menurut WHO yang telah dimodifikasi FK.

UNHAS yang dinilai ada 6 komponen, sebagai berikut :

(Lihat halaman berikutnya).

Tabel. 2.[[]

Penentuan skor derajat dehidrasi menurut WHO yang telah dimodifikasi FK. Unhas.

NO YANG DINILAI S K O R

1 2 3

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Keadaan umum

Mata

Mulut

Pernafasan

Turgor

Nadi

Baik

Biasa

Biasa

30 x/m

baik

120 x/menit

Lesu, haus

Cekung

Kering

30-40 x/mnt

Kurang

120-140x/mnt

Gelisah, lemas,

mengantuk, shock

Sangat cekung

Sangat kering

40 x/mnt

jelek

140 x/menit

Sumber : Arief Ridwan et.all (1997), Referensi Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 2 Hal. 53)

Keterangan :

- Skor 6 : Diare tanpa dehidrasi

- Skor 7 – 12 : Diare dengan dehidrasi ringan sedang

- Skor > 13 : Diare dengan dehidrasi berat.

5. Komplikasi

Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai

komplikasi sebagai berikut:

a). Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, perubahan EKG).

b). Renjatan hipovolemik.

c). Hipokalemia (hipotoni otot, lemah, bradikardi, perubahan EKG).

d). Hipoglikemia.

Page 9: Askep diare bu arma print lengkap

e). Intolerance sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defesiensi enzim

laktase.

f). Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik.

g). Malnutrisi energi protein akibat muntah dan diare jika lama atau kronik.

6. Pencegahan

Mengingat bahwa penularan penyakit ini melalui 4 F “Finger, Feces, Food, dan Fly”,

maka penyuluhan yang penting adalah :

a). Kebersihan perorangan pada anak, mencuci tangan sebelum makan dan setiap

habis bermain memakai alas kaki jika bermain di tanah.

b). Membiasakan anak buang air besar di jamban dan jamban harus selalu bersih agar

tidak ada lalat.

c). Kebersihan lingkungan untuk menghindarkan adanya lalat.

d). Makanan harus selalu tertutup.

e). Kepada anak yang sudah dapat membeli makanan sendiri agar diajarkan untuk

tidak membeli makanan yang dijajakan terbuka.

f). Air minum harus selalu dimasak. Bila sedang berjangkit penyakit diare selain air

harus yang bersih juga perlu dimasak mendidih lebih lama.

(Ngastiyah, 1997).

7. Penanganan

Dasar pengobatan diare :

a). Pemberian cairan : jenis cairan, cairan peroral, cairan parenteral.

b). Dietetik (cara pemberian makanan).

c). Pemberian obat-obatan.

1). Pemberian cairan pada pasien diare dengan memperhatikan derajat

dehidrasinya dan keadaan umum klien.

Page 10: Askep diare bu arma print lengkap

a.) Cairan peroral : Diare dengan dehidrasi ringan, sedang.

Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan se=]dang cairan diberikan peroral

berupa cairan yang berisikan NaCl dan NaHCO3, KCl dan glukosa. Untuk

diare akut dan kolera pada anak diatas umur 6 bulan kadar natrium 90

mEq/L. pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan/sedang

kadar natrium 50 –60 mEq/L. formula lengkap sering disebut oralit. Cairan

sederhana yang dapat dibuat sendiri (Formula tidak lengkap) hanya

mengandung garam dan gula (NaCl dan sukrosa), atau air tajin yang diberi

garam dan gula, untuk pengobatan sementara dirumah sebelum dibawa

berobat ke rumah sakit/pelayanan kesehatan untuk mencegah dehidrasi

lebih jauh.

b.) Cairan parenteral

Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai dengan

kebutuhan pasien misalnya untuk bayi atau pasien yang MEP.

Tetapi semuanya itu tergantung tersedianya cairan setempat. Pada

umumnya cairan Ringer Laktat selalu tersedia di fasilitas kesehatan

dimana saja. Mengenai pemberian cairan seberapa banyak yang diberikan

bergantung dari berat ringannya dehidrasi yang diperhitungkan dengan

kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.

Cara memberikan cairan :

(1.) Belum ada dehidrasi

Peroral sampai anak masih mau minum atau 1 gelas setiap

defekasi.

(2.) Dehidrasi ringan

1 jam pertama : 25-50 ml/kg BB peroral

Page 11: Askep diare bu arma print lengkap

selanjutnya : 125 ml/kg ad. Libitum.

(3.) Dehidrasi sedang

1 jam pertama : 50-100 ml/kg peroral/intra gastric

(sonde).

Selanjutnya : 125 ml/kg BB/hari ad. Libitum.

(4.) Dehidrasi berat

Untuk anak berumur 1 bulan sampai 2 tahun, BB : 3-10 kg 1 jam

pertama : 40 ml/kg BB/jam = 10 tetes/kg BB/menit. (set infus

berukuran 1 ml = 15 tetes) atau 13 tetes//kg BB/menit (set infus

1 ml = 20 tetes).

7 jam berikutnya : ml/kg BB/jam = 3 tetes/kg BB/menit (set

infus 1 ml = 15 tetes) atau 4 tetes/kg/menit (set infus 1 ml = 20

tetes). 16 jam berikutnya : 125 ml/kg BB oralit peroral atau

intragastrik.

Untuk anak umur 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg.

1 jam pertama : 30 ml/kg BB/jam atau 18 tetes/kg BB/menit (1

ml = 15 tetes) atau 10 tetes/kg BB/menit (1 ml = 20 tetes).

16 jam berikutnya 125 ml/kg BB oralit peroral atau intragastrik,

bila anak tidak tidak mau minum dapat diteruskan dengan DG aa

intra vena 2 tetes/kg BB/menit (1 ml = 15 tetes) atau 3 tetes/kg

BB/menit (1 ml = 20 tetes)

Untuk anak umur 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg.

1 jam pertama : 20 tetes /kg BB/jam atau 5 tetes/kg BB/menit (1

ml = 15 tetes) atau 7 tetes/kg BB/menit (1 ml = 20 tetes).

Page 12: Askep diare bu arma print lengkap

7 jam berikut : 10 ml/kg BB/ jam atau 2 ½ tetes/kg BB/menit (1

ml = 15 tetes) atau 3 tetes/kg BB/menit (1 ml = 20 tetes).

16 jam berikutnya 105 ml/kg BB oralit peroral atau bila anak

tidak mau minum dapat diberikan DG aa intravena 1 tetes/kg

BB/menit.(1 ml = 15 tetes) atau 1 ½ tetes/kg BB/menit ( 1 ml =

20 tetes).

Untuk bayi yang baru lahir neonatus dengan BB : 2-3 kg.

Kebutuhan cairan : 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg BB/24

jam.

Jenis cairan, cairan 4 : 1 (4 bagian gukosa 5 % + 1 bagian

NaHCO3 1 ½ %)

4 jam pertama : 25 ml/kg BB/jam atau 6 tetes/kg BB/menit (1 ml

= 15 tetes) atau 8 tetes/kg BB/menit (1 ml = 20 tetes).

20 jam berikutnya 150 ml/kg BB/20 jam atau 2 tetes/kg

BB/menit (1 ml = 15 tetes) atau 2 ½ tetes/kg BB/menit (1 ml =

20 tetes).

Untuk BBLR dengan berat badan kurang 2 kg kebutuhan cairan :

250 ml/kg BB/24 jam.

Jenis cairan : 4 : 1

Kecepatan cairan : sama dengan pada bayi baru lahir.

Cairan untuk MEP sedang dan berat dengan dehidrasi berat.

Misalnya anak umur 1 bulan - 2 tahun dengan berat badan 3–10

kg.

Jenis cairan DG aa dan jumlah cairan 250 ml/kg BB/24 jam.

Kecepatan :

Page 13: Askep diare bu arma print lengkap

4 jam pertama : 60 ml/kg BB/jam atau 15 ml/kg BB/jam atau 4

tetes/kg BB/menit (1 ml = 15 tetes) atau 5 tetes/kg BB/menit (1

ml = 20 tetes).

2). Penanganan dietetik

Untuk anak di bawah satu tahun dan anak di atas satu tahun dengan berat

badan kurang dari 7 kg jenis makanannya :

a.) Susu (ASI atau susu formula yang rendah laktosa, dan rendah asam lemak

tidak jenuh, misalnya LLM, Elmiron).

b.) Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim) bila anak

tidak mau minum susu.

c.) Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya

susu rendah laktosa atau asam lemak yang berantai sedang atau tidak

jenuh.

3). Pemberian obat-obatan

Prinsip pengobatan diare adalah menggunakan cairan yang hilang melalui tinja

atau dengan muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa.

a.) Obat anti sekresi.

(1.) Asetosal, dosis 25 mg/tahun dengan dosis minimum 30 mg.

(2.) Klorpromasin, dosis 0,5-1 mg/kg BB/hari.

b.) Obat antibiotik, diberikan bila perlu saja dan sudah ada penyakit yang

jelas.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses

keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, dan memulihkan kesehatan melalui empat

tahap proses keperawatan yang terdiri dari : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan,

Page 14: Askep diare bu arma print lengkap

evaluasi yang masing-masing berkesinambungan serta memerlukan kecakapan

keterampilan profesional tenaga keperawatan.

1. Pengkajian data

Pengkajian merupakan tahap awal dan merupakan dasar proses keperawatan,

diperlukan pengkajian yang cermat untuk masalah klien. agar dapat memberi arah

kepada tindakan keperawatan. Keberhasilan proses keperawatan sangat tergantung

pada kecermatan dan ketelitian dalam tahap pengkajian.

Tahap pengkajian terdiri dari empat tahapan yaitu : a. pengumpulan data, b.

klasifikasi data, c. analisa data, d. rumusan diagnosa keperawatan.

Data yang perlu dikumpulkan pada anak dengan diare adalah sebagai berikut :

a. Pengumpulan data (Talbot. Laura, 1997).

1.) Keluhan utama dan riwayat keluhan utama.

2.) Riwayat kesehatan sekarang : keadaan umum, kesadaran, tanda vital.

3.) Riwayat kesehatan yang lalu.

- Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.

- Riwayat nutrisi dan riwayat pemberian imunisasi.

4.) Kebutuhan dasar

a). Nutrisi

- Kebiasaan : pola makan, frekuensi, jenis.

- Perubahan setelah di rumah sakit

b). Istirahat / tidur

- Kebiasaan : waktu tidur malam, tidur siang

- Perubahan setelah sakit

c). Hygiene

Page 15: Askep diare bu arma print lengkap

- Kebiasaan : Mandi, cuci rambut, gosok gigi.

- Perubahan setelah sakit

d). Eliminasi

BAK

- Kebiasaan : frekuensi, warna, bau.

- Perubahan setelah sakit

BAB

- Kebiasaan : frekuensi, warna, konsistensi.

- Perubahan setelah sakit.

b. Pemeriksaan fisik

a). Keadaan umum : Tingkat kesadaran, rewel atau tidak, lemah/tidak.

b). Tanda-tanda vital : Tensi, nadi, suhu, pernafasan.

c). Kepala/wajah

1). Ubun-ubun cekung/tidak menutup atau belum

2). Mata cekung/tidak

3). Selaput lendir mulut kering atau tidak

d). Sistem pernafasan

1). Frekuensi pernafasan

e). Sistem kardiovaskuler

1). Denyut nadi

2). Bunyi jantung I/II

3). Suhu badan

4). Tekanan darah

f). Sistem pencernaan

1). Persitaltik usus

Page 16: Askep diare bu arma print lengkap

2). Mual, muntah

g). Sistem muskuloskeletal

1). Ekstremitas atas/bawah : keadaan akral, capillary revill, kekuatan otot,

kemampuan gerak sendi (ROM).

h). Genitalia dan anus

1). Genitalia

- Apakah ada kelainan atau tidak

2). Anus

- Keadaan kulit pada sekitar anus : kemerahan/lecet

i). Sistem integumen

1). Turgor kulit

2). Warna kulit

3). Keadaan kulit pada bokong

j). Status sosial

1). Keadaan rumah dan lingkungan

2). Status rumah

3). Kebanjiran tidak pada musim hujan.

4). Jumlah serumah

k). Keadaan psikologis orang tua

1). Tingkat pengetahuan orang tua

2). Alasan orang tua membawa anaknya ke rumah sakit

3). Perasaan orang tua terhadap keadaan anaknya.

4). Harapan orang tua/keluarga terhadap keadaan anaknya.

5). Informasi yang telah diterima/didapatkan oleh orang tua/keluarga tentang

penyakit anaknya.

Page 17: Askep diare bu arma print lengkap

l). Pemeriksaan penunjang

Untuk kasus diare biasanya dilakukan pemeriksaan penunjang :

1). Usapan dubur, untuk biakan kuman, biasanya ditemukan E. Coli, Shygella,

selain biakan kuman usapan dubur berfungsi untuk mendeteksi apakah

klien ada intoleransi terhadap makanan lemak atau karbohidrat.

2). Pemeriksaan darah rutin : Hb, leukosit, eritrosit, trombosit, biasanya

terjadi leukositosis bila diare disebabkan infeksi kuman.

3). Analisa gas darah untuk mengetahui tingkan asidosis akibat dehidrasi.

4). Kimia darah : untuk mengetahui tingkat elektrolit dalam darah, biasanya

kalium dan natrium di bawah normal.

5). Pemeriksaan urinalisa : kepekatan dan berat jenis urine, meningkat 1,025.

6). Pemeriksaan EKG.

c. Klasifikasi data

Setelah data dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah pengklasifikasian data yang

didapatkan, ke dalam data subyektif dan data obyektif.

d. Analisa data

Dengan melihat data subyektif dan data obyektif dapat menentukan permasalahan

yang dihadapi oleh klien dan dengan memperhatikan patofisiologi mengenai

penyebab dari penyakit diare sampai permasalahannya tersebut.

e. Rumusan diagnosa keperawatan

Adapun kemungkinan diagnosa keperawatan pada klien diare, baik aktual maupun

potensial adalah sebagai berikut :

1.) Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan diare.

2.) Perubahan ketidaknyamanan yang berhubungan dengan kram abdomen, diare

dan muntah terhadap dilatasi vaskuler.

Page 18: Askep diare bu arma print lengkap

3.) Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

intake yang tidak adekuat dan output yang berlebihan.

4.) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan diare berlebihan.

5.) Kecemasan keluarga berhubungan dengan perubahan status kesehatan

anaknya.

6.) Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan

tubuh.

2. Perencanaan tindakan keperawatan/intervensi.

Adapun rencana keperawatan pada diare dengan dehidrasi sedang, berat

adalah sebagai berikut :

a). Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan diare.

Tujuan :

Status cairan kembali batas normal, dengan kriteria : nilai elektrolit dalam

batas normal, tidak ada penurunan berat badan, menyangkut kelemahan, tidak

ada diare, kulit kenyal.

Intervensi

1.) Pantau tanda dan gejala dehidrasi.

a.) Kulit dan membran mukosa kering.

b.) Kenaikan berat jenis urine.

c.) Haus.

Rasional :

Dorongan faeces yang cepat melalui usus mengurangi absorbsi air, volume

sirkulasi yang rendah menyebabkan kekeringan membran mukosa dan rasa

haus, urine yang pekat telah meningkatkan berat jenis.

2.) Pantau masukan dan haluaran dengan cermat.

Page 19: Askep diare bu arma print lengkap

Rasional :

Catatan masukan dan haluaran membantu mendeteksi tanda dini

ketidakseimbangan cairan.

3.) Pantau ketidakseimbangan cairan.

Rasional :

Dorongan faeces yang cepat melalui usus mengurangi absorbsi elektrolit,

muntah-muntah juga menyebabkan kehilangan elektrolit.

4.) Hindari pengukuran suhu perektal atau memasukkan apapun kerektal.

Rasional :

Benda asing yang ditempatkan dalam rectum merangsang peristaltik.

5.) Berikan cairan sering dan dalam jumlah kecil untuk mendorong urinasi

terjadi setiap 2 jam.

a.) Air daging.

b.) Minuman ringan bikarbonat.

c.) Minuman suplemen elektrolit.

d.) Jus apel.

Rasional :

Minuman bikarbonat menggantikan natrium dan kalium yang hilang pada

diare dan muntah.

6.) Berikan obat anti emetik parenteral sesuai pesanan.

Rasional :

Anti emetik mencegah muntah dengan menghambat rangsangan terhadap

pusat muntah.

7.) Timbang berat badan klien tiap hari.

Rasional :

Page 20: Askep diare bu arma print lengkap

Penimbangan berat badan harian yang tepat dapat mendeteksi kehilangan

cairan.

b). Perubahan ketidaknyamanan yang berhubungan dengan kram abdomen, diare dan

muntah terhadap dilatasi vaskuler dan hiperperistaltik.

Tujuan :

Rasa nyaman terpenuhi dengan kriteria :

1). Perut teraba lemah.

2). Peristaltik usus normal (5 – 16 x/menit).

3). Tidak ada mual dan muntah.

Intervensi :

1.) Dorong klien untuk berbaring dalam posisi terlentang dengan bantalan

penghangat di atas abdomen.

Rasional :

Tindakan ini membantu meningkatkan relaksasi otot dan mengurangi

kram.

2.) Dorong masukan jumlah kecil dan sering dari cairan (misal : teh encer, air

jahe, agar-agar, air) 30 – 60 ml setiap ½ - 1 jam.

Rasional :

Pemberian cairan dalam jumlah yang kecil tapi sering tidak akan

mendesak area gastrika dan dengan demikian tidak memperberat gejala.

3.) Instruksikan klien untuk tidak mengkonsumsi :

a.) Cairan panas atau dingin.

b.) Makanan yang mengandung lemak atau serabut (susu, buah).

c.) Kafein/makanan pedis.

Rasional :

Page 21: Askep diare bu arma print lengkap

Cairan dingin akan merangsang kram, cairan panas merangsang peristaltik,

lemak meningkatkan peristaltik, makan pedis/kafein meningkatkan

motilitas usus.

4.) Lindungi area perianal dan iritasi.

Rasional :

Sering BAB dengan peningkatan keasaman dapat mengiritasi kulit

perianal.

c). Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake

yang tidak adekuat dan output yang berlebihan.

Tujuan :

Kebutuhan nutrisi cukup, dengan kriteria BB naik, anak mau makan.

Intervensi :

1.) Beri susu rendah laktosa penuh.

Rasional :

Laktosa dapat menyebabkan diare, bila diare kaena intoleransi

laktosa/lemak.

2.) Timbang berat badan tiap hari.

Rasional :

Gizi yang baik pada anak ditunjukkan naiknya berat badan.

3.) Beri HE tentang manfaat gizi seimbang.

Rasional :

Gizi seimbang dapat mempercepat penyembuhan dan sangat dibutuhkan

untuk pertumbuhan dan perkembangan.

4.) Kolaborasi pemberian obat roborantia.

Rasional :

Page 22: Askep diare bu arma print lengkap

Roborantia dapat membantu mempercepat penyembuhan dan

meningkatkan daya tahan tubuh.

d). Gangguan integritas kulit berhubungan dengan diare.

Tujuan :

Kulit perineal mengalami pemulihan gizi dengan kriteria warna kulit perineal

sama dengan warna sekitarnya dan tidak terjadi lecet serta kemerahan.

Intervensi :

1.) Intruksikan keluarga klien untuk membersihkan area perineal dengan air

hangat setiap defekasi.

Rasional :

Pembersihan dapat mengontrol bau dan menghilangkan substansi

pengiritasi, sabun dengan parfum cenderung mengeringkan kulit.

2.) Keringkan area perineal kemudian usap dengan tissu, berikan pelindung

kulit (salep, krim desitin) pada daerah perineal.

Rasional :

Kertas tissu mengandung minyak yang mempunyai efek menyejukkan.

Pelindung kulit mengurangi kontak kulit perineal dengan asam dan cairan

faeces.

3.) Instruksikan pada keluarga klien untuk menggunakan pakaian dari bahan

katun bukan nilon.

Rasional :

Pakaian katun meningkatkan sirkulasi darah lebih baik untuk

meningkatkan kekeringan area perineal, kelembaban meningkatkan

pertumbuhan bakteri.

4.) Hindari pemberian bedak pada area perineal.

Page 23: Askep diare bu arma print lengkap

Rasional :

Bedak dapat menyebabkan iritasi.

e). Kecemasan keluarga berhubungan dengan ancaman terhadap perubahan status

kesehatan anak.

Tujuan :

Kecemasan berkurang dengan kriteria : ada pemahaman keluarga terhadap

penyakit klien, wajah tampak tenang.

Intervensi :

1.) Beri kesempatan keluarga untuk mengemukakan perasaannya.

Rasional :

Dengan mengungkapkan perasaan mempermudah penyelesaian masalah

dan juga memungkinkan perawat mengidentifikasi kecemasannya.

2.) Gunakan pendekatan tenang, menenangkan bila memberi informasi. Beri

dorongan untuk bertanya.

Rasional :

Pemecahan masalah untuk orang yang cemas, karena cemas merusak

belajar dan persepsi, penjelasan yang jelas, sederhana paling baik

dipahami.

3.) Jelaskan semua tindakan yang diprogramkan dan pemeriksaan diagnostik.

Rasional :

Pengetahuan tentang apa yang diharapkan membantu mengurangi

kecemasan.

f). Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh.

Tujuan

Page 24: Askep diare bu arma print lengkap

Tidak ada manifestasi infeksi dengan kriteria ; suhu 37 0C, SDP 5000 –

10.000/mm3, jaringan perineal utuh.

Intervensi :

1.) Pantau suhu tubuh tiap empat jam.

Rasional :

Untuk mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang

diharapkan.

2.) Berikan antibiotik yang diprogramkan dan evaluasi keefektivannya

Rasional :

Antibiotik diperlukan untuk mencegah dan mengatasi infeksi.

3.) Gunakan kewaspadaan umum tehnik mencuci tangan yang baik sebelum

dan sesudah kontak dengan klien, dan bersihkan area peritoneal

keseluruhan setelah toileting.

Rasional :

Dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial.

3. Implementasi keperawatan

Pelaksanaan adalah perwujudan dari rencana keperawatan yang meliputi tindakan-

tindakan yang direncakan oleh perawat. Dalam melaksanakan proses keperawatan

harus kerjasama dengan tim kesehatan-kesehatan yang lain, keluarga klien dan

dengan klien sendiri.

Dalam proses pelaksanaan perawatan mencakup 3 hal :

a). Melaksanakan rencana keperawatan.

Segala informasi yang tercakup dalam rencana keperawatan, merupakan dasar

atau pedoman dalam intervensi dalam perawatan.

b). Mengidentifikasi reaksi/tanggapan klien.

Page 25: Askep diare bu arma print lengkap

Dalam mengidentifikasi reaksi/tanggapan klien dituntut upaya yang tidak tergesa-

gesa, cermat dan teliti, agar menemukan reaksi klien sebagai akibat tindakan

perawatan yang diberikan dengan melihat, akan sangat membantu perawatan

dalam mengidentifikasi rekasi klien yang mungkin menunjukkan adanya

penyimpangan-penyimpangan.

c). Mengevaluasi tanggapan/reaksi klien.

Dengan cara membandingkan terhadap syarat-syarat dengan hasil yang

diharapkan. Langkah ini merupakan syarat yang pertama yang dipenuhi bila

perawat telah mencapai tujuan. Syarat yang kedua adalah intervensi perawatan

dapat diterima oleh klien.

4. Evaluasi

Evaluasi adalah merupakan pengukuran dari keberhasilan rencana keperawatan dalam

memenuhi kebutuhan klien. tahap evaluasi merupakan kunci keberhasilan dalam

menggunakan proses keperawatan.

Adapun evaluasi klien dengan asuhan keperawatan pada klien dengan diare dilakukan

berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dan asuhan keperawatan

dikatakan berhasil apabila dalam evaluasi terlihat pencapaian kriteria tujuan

perencanaan yang diberikan pada klien dengan gangguan sistem pencernaan dengan

diare.

Page 26: Askep diare bu arma print lengkap

BAB III

TINJAUAN KASUS

Di bawah ini penulis akan menguraikan laporan pelaksanaan pemberian asuhan

keperawatan klien dengan gangguan sistem pencernaan “Diare” yang dirawat di ruangan

perawatan anak RSUD Provinsi Kendari. Tinjauan kasus dapat diuraikan sebagai berikut :

A. Pengkajian

1. Biodata

a. Identitas Anak

Nama : “An. R”

Umur : 11 bulan

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Tolaki/Indonesia

Alamat : Jln R. Suprapto No 164

b. Identitas penanggung

Nama ayah : “Tn. H”

Umur : 35 tahun

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Tolaki/Indonesia

Pendidikan : S1

Pekerjaan : Guru

Penghasilan : Rp 2.200.000,-

Alamat : Jln R. Suprapto No 164

Nama ibu : “Ny. R”

Umur : 25 tahun

Page 27: Askep diare bu arma print lengkap

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jln R. Suprapto No 164

2. Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang

1.) Keluhan utama : BAB encer lebih dari 5 kali.

2.) Riwayat keluhan utama :

a.) Keluhan dirasakan sejak dua hari yang lalu, mulai dari tanggal 21 Maret

2011, ibu klien mengatakan anaknya buang air besar lebih dari 5 kali

encer, tidak ada ampas disertai dengan mual, muntah sebanyak 4 kali

(menyemprot), lama-kelamaan kondisi tubuh klien melemah. Pada saat itu

ibu klien membawa anaknya ke RSUD Provinsi Kendari untuk berobat

(opname) setelah sampai di Rumah Sakit, klien masih BAB encer dan

muntah tapi faeces sudah ada ampas sampai sekarang tanggal 23 Maret

2011..

b.) Faktor pencetus : minum susu SGM 2 yang disimpan di kulkas selama 1

bulan yang lalu.

c.) Sifat keluhan tidak terus-menerus.

b. Riwayat kesehatan masa lalu

1.) Klien pernah menderita penyakit empedu pada umur 2 bulan. Klien berobat ke

praktek dokter dan sembuh (nama obatnya lupa).

2.) Klien pernah demam pada umur 5 bulan, klien berobat di praktek dokter dan

sembuh (nama obatnya lupa).

Page 28: Askep diare bu arma print lengkap

3.) Makanan pantang tidak ada.

4.) Makanan yang disukai adalah buah jeruk.

5.) Minuman yang disukai adalah susu dan air putih.

c. Riwayat kesehatan keluarga.

1.) Keluarga tidak ada menderita TBC, jantung, hepatitis, dll.

2.) Keluarga tidak ada riwayat alergi makanan dan obat.

3.) Tidak ada anggota keluarga minum minuman keras dan alkohol.

4.) Ada anggota keluarga yang merokok (ayahnya).

5.) Genogram 3 generasi.

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Orang tua klien

: Saudara kandung klien

: Klien

: Serumah dengan klien.

- G I, dari pihak bapak klien (nenek klien) meninggal karena proses ketuaan

?

? ? ?

?

? ? ? ? ? ? ? ?

25 35

Page 29: Askep diare bu arma print lengkap

- G I, dari pihak bapak klien (kakek klien) meninggal karena proses ketuaan.

- G II, bapak dan ibu klien saat ini tidak memiliki keluhan penyakit

- G III, anak kedua umur 11 bulan sakit diare.

3. Riwayat kehamilan dan persalinan

a. Prenatal

1.) Ibu klien tidak mempunyai keluhan sewaktu hamil.

2.) Lama kehamilan adalah 9 bulan 10 hari.

3.) Ibu klien memeriksakan kehamilannya di rumah bersalin sebanyak 4 kali.

4.) Pengobatan selama hamil, ibu klien diberi vitamin dan imunisasi TT 2 kali.

5.) Ibu tidak ada ketergantungan obat dan tidak merokok.

b. Natal

1.) Tempat persalinan di rumah Sakit ibu dan anak.

2.) Jenis persalinan normal (spontan).

3.) Ditolong oleh bidan.

4.) Keadaan bayi waktu lahir segera menangis.

c. Post natal

1.) Keadaan ibu setelah melahirkan sakit pinggang.

2.) Keadaan bayi : sehat.

3.) Produksi ASI belum ada.

4. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan

a. Pertumbuhan

1.) Panjang badan lahir : 48 cm

2.) Berat badan lahir : 3,5 kg

3.) Lingkar kepala : Lupa

4.) Lingkar dada : Lupa.

Page 30: Askep diare bu arma print lengkap

5.) Lingkar lengan atas : Lupa

6.) Lingkar perut : Lupa.

b. Perkembangan sesuai umur

1.) Miring : 2 bulan

2.) Tengkurap : 4 bulan

3.) Duduk : 7 bulan

4.) Merangkak : 8 bulan

5.) Berdiri sendiri : 10 bulan

6.) Berjalan dg pegangan : 11 bulan

7.) Belajar manjat/lompat : Belum lancar

5. Riwayat nutrisi

a. Umur 0 – 3 bulan : ASI

b. Umur 3 – 6 bulan : ASI + Bubur tim + Buah

c. Umur 6 – 11 bulan : ASI + Susu FM SGM 2 + Bubur + Buah

6. Riwayat imunisasi

a. BCG 1 x Umur 1 bulan

b. Polio 4 x Umur 1 bulan interval 4 minggu

c. DPT 3 x Umur 2 bulan interval 4 minggu

d. Campak 1 x Umur 9 bulan

e. Hepatitis B 3 x Umur 2 bulan interval 4 minggu

7. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum : Klien nampak lemah.

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tanda-tanda vital :

Page 31: Askep diare bu arma print lengkap

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 108 x/menit

Pernafasan : 24 x/menit

Suhu badan : 37 0C

d. - Berat badan : 8,5 kg

- Panjang badan : 78 cm

- Lingkar kepala: 43 cm

- Lingkar dada : 48 cm

- Lingkar lengan atas : 14 cm

- Lingkar perut : 45 cm

e. Kepala

1.) Inspeksi

a.) Keadaan rambut

- Warna hitam.

- Penyebaran merata.

- Tidak mudah rontok.

- Tidak ada benjolan.

- Ubun-ubun sudah menutup.

b.) Keadaan kulit kepala

- Tampak bersih.

- Tidak ada ketombe.

2.) Palpasi

- Tidak ada nyeri tekan.

- Tidak teraba benjolan.

f. Mata

Page 32: Askep diare bu arma print lengkap

1.) Inspeksi

- Palpebra tidak edema.

- Sklera tidak icterus.

- Konjungtiva tidak anemi (pucat).

- Mata nampak cekung.

- Pupil isokor kiri dan kanan, refleks cahaya .

- Bulu mata tumbuh merata.

2.) Palpasi

- Tidak ada peningkatan tekanan bola mata.

g. Hidung

1.) Inspeksi

- Septum : tidak ada sekret/cairan.

- Hidung simetris kiri dan kanan.

- Tidak nampak pernafasan cuping hidung.

- Tidak nampak pembengkakan.

- Tidak nampak tanda-tanda peradangan.

2.) Palpasi

- Tidak ada nyeri tekan pada sinus.

h. Telinga

1.) Inspeksi

- Bentuk simetris kiri dan kanan.

- Kanalis tidak ada serumen/cairan.

- Telinga nampak bersih.

2.) Palpasi

- Tidak ada nyeri tekan pada mastoid.

Page 33: Askep diare bu arma print lengkap

i. Mulut

1.) Inspeksi

- Bibir nampak kering.

- Keadaan mulut bersih.

- Gigi belum ada tumbuh.

- Gusi tidak ada peradangan.

2.) Palpasi

- Mukosa mulut agak kering.

j. Leher

1.) Inspeksi

- Tidak nampak pembesaran kelenjar tyroid.

- Tidak nampak pembesaran vena jugularis.

2.) Palpasi

- Tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid.

- Tidak teraba pembesaran vena jugularis.

- Tidak ada kaku kuduk.

k. Dada dan paru-paru

1.) Inspeksi

- Dada simetris kiri dan kanan.

- Pergerakan dada ikut pola pernafasan.

- Ekspansi dada seimbang kiri kanan.

2.) Palpasi

- Vokal resonan teraba getaran seimbang paru-paru kiri dan kanan.

- Tidak teraba adanya massa.

- Tidak ada nyeri tekan pada lapang paru.

Page 34: Askep diare bu arma print lengkap

3.) Perkusi

- Terdengar sonor pada semua lapang paru.

4.) Auskultasi

- Bunyi nafas vesikuler, tidak ada bunyi tambahan.

l. Jantung

1.) Inspeksi

- Ictus cordis tidak nampak.

2.) Palpasi

- Ictus cordis tidak teraba.

3.) Perkusi

- Terdengar redup pada ICS III, IV dan V garis midklavikula kiri.

4.) Auskultasi

- BJ I dan II reguler, kesan murni.

- BJ tambahan tidak ada.

m. Abdomen

1.) Inspeksi

- Tidak nampak pembesaran pada perut.

- Warna kulit sama dengan daerah sekitarnya.

2.) Auskultasi

- Peristaltik usus 20 kali permenit.

- Bising usus meningkat.

3.) Palpasi

- Tidak ada nyeri tekan.

- Tidak teraba adanya massa.

4.) Perkusi

Page 35: Askep diare bu arma print lengkap

- Bunyi tympani pada keempat kuadran.

n. Genetalia dan anus

1.) Genetalia tidak ada kelainan.

2.) Anus :

- Nampak kemerahan karena sering BAB.

- Tidak nampak adanya haemoroid.

o. Ekstremitas atas dan bawah

1.) Ekstremitas atas

- Kedua lengan dapat digerakkan.

- Tonus otot baik.

- Refleks triceps

- Refleks biceps

2.) Ekstremitas bawah

- Tampak terpasang infus asering 24 tetes/menit pada kaki kanan.

- Tonus otot baik.

- Kaki kanan tidak bebas bergerak.

- APR

- KPR

p. Kulit

1.) Inspeksi

- Warna putih.

- Turgor kulit kurang.

- Kelembaban kering.

- Anus kemerahan.

2.) Palpasi

Page 36: Askep diare bu arma print lengkap

- Kulit teraba hangat.

8. Pemeriksaan penunjang

a. Laboratorium tanggal 21 – 08 – 2002

1.) HB : 10,29 gr/dl Normal : 12 – 14 gr/dl

2.) Leukosit : 8800/mm3 Normal : 5.000 – 10.000/mm3

3.) Hematokrit : 32,4 % Normal : 37 – 43 %

9. Pola kegiatan sehari-hari

a. Eliminasi

1.) Buang air besar (BAB)

a.) Frekuensi 1 – 2 kali perhari.

b.) Konsistensi lembek (lunak).

c.) Warna kuning.

d.) Bau amoniak.

Perubahan selama sakit :

a.) Frekuensi BAB 3 – 5 kali perhari.

b.) Konsistensi cair/encer + ampas.

c.) Warna kuning.

d.) Tidak ada darah dan lendir.

2.) Buang air kecil (BAK)

a.) Frekuensi 4 – 5 kali perhari.

b.) Warna kuning.

c.) Bau pesing.

d.) Volume tidak diketahui.

Perubahan selama sakit :

a.) Frekuensi : tiap kali BAB.

Page 37: Askep diare bu arma print lengkap

b.) Warna kuning.

c.) Bau pesing.

d.) Jumlah tidak diketahui.

b. Nutrisi

1.) Pola makan : Bubur, buah, ASI, Susu FM SGM 2

2.) Nafsu makan : Menghabiskan porsi makan.

Perubahan selama sakit :

1.) Anak malas makan.

2.) Nafsu makan : Tidak menghabiskan porsi makan yang disediakan (½

porsi)

3.) pada saat pengkajian anak muntah 1 kali, ada aampas dan berwarna kuning.

c. Istirahat dan tidur

1.) Tidur malam jam 20.00 wita, bangun jam 06.00 wita.

2.) Klien tidak mudah terbangun.

3.) Posisi waktu tidur miring kiri dan kanan secara bergantian.

4.) Tidur siang jam 10.00 s.d 11.00 wita dan jam 05.00 s.d 06.00 wita.

d. Hygiene

1.) Mandi 2 x/hari dengan memakai sabun mandi.

2.) Sikat gigi belum.

3.) Cuci rambut 2 – 3 x/seminggu.

Perubahan selama sakit

1.) Klien mandi dengan waslap basah.

10. Kesehatan sosial

a. Keadaan rumah dan lingkungan : Bersih.

b. Status rumah : Rumah Pribadi.

Page 38: Askep diare bu arma print lengkap

c. Jumlah penghuni rumah : 4 orang.

d. Tidak banjir saat musim hujan.

e. Jumlah saudara kandung : 1 orang

11. Pola emosi

a. Orang tua

1.) Ibu mengantar anaknya ke rumah sakit karena berak-berak dan muntah.

2.) Dokter mengatakan bahwa anaknya harus dirawat di rumah sakit karena

kehilangan banyak cairan yang menyebabkan dehidrasi.

3.) Ibu selalu bertanya tentang keadaan (penyakit anaknya).

4.) Ibu mengharap agar anaknya cepat sembuh.

5.) Ibu tidak pernah meninggalkan anaknya selama dirawat di rumah sakit.

6.) Ekspresi wajah ibu tegang.

b. Anak

1.) Anak nampak cengeng.

2.) Anak menangis.

12. Kegiatan keagamaan

a. Orang tua beragama Islam dan taat beribadah.

13. Perawatan dan pengobatan

a. Perawatan

1.) Istirahat.

2.) Pemberian minum banyak sesuai toleransi.

3.) Pemberian ASI.

4.) Diet : makanan lunak (bubur).

b. Pengobatan

Page 39: Askep diare bu arma print lengkap

1.) Sanprima syrup 2 x 1 / hari.

2.) Nifural syrup 3 x 1 / hari.

3.) Oralit

4.) Infus asering 24 tts/menit.

B. Klasifikasi Data

1. Data Subyektif

- Ibu klien mengatakan anaknya berak-berak, frekuensi 5 kali, encer, dan ada

ampas.

- Ibu klien mengatakan anaknya muntah 1 kali, tidak menyemprot dan ada ampas,

warna kuning.

- Ibu klien mengatakan anaknya malas makan dan minum susu.

- Ibu klien mengatakan anaknya cengeng.

- Ibu klien selalu bertanya tentang keadaan/penyakit anaknya.

2. Data Obyektif

- Keadaan umum nampak lemah.

- Anak nampak muntah 1 kali, ada ampas dan warna kuning.

- Bibir nampak kering.

- Turgor kulit kurang.

- Ekspresi wajah ibu tegang.

- Porsi makan tidak dihabiskan ( ½ dari porsi yang disediakan).

- BAB 5 kali, konsistensi encer/cair, ada ampas.

- Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 108 x/menit

Page 40: Askep diare bu arma print lengkap

Pernafasan : 24 x/menit

Suhu : 37 0C

- Skor dehidrasi : 11

- Anus nampak kemerahan.

C. Analisa Data

NO D A T A ETIOLOGI MASALAH

1.

2.

3.

DS :

- Ibu mengatakan anaknya berak-berak, 5 kali, encer dan

ada ampas. - Ibu mengatakan anaknya

muntah 1 kali dan ada ampas.

DO : - KU lemah

- Anak nampak muntah 1 kali dan BAB 5 kali.

- Bibir kering.

- Turgor kulit kering. - Tanda-tanda vital :

T : 120/80 mmHg

N : 108 x/menit P : 24 x/menit

S : 37 0 C - Skor dehidrasi 11

DS :

- Ibu mengatakan anaknya berak 5 kali dan muntah 1 kali.

- Ibu mengatakan anaknya malas makan.

DO : - KU lemah. - Anak nampak muntah 1 kali.

- Porsi makan tidak dihabiskan (½ dari porsi yang dise-

diakan). DS :

- Ibu selalu bertanya tentang keadaan/penyakit anaknya.

DO : - Ekspresi wajah ibu nampak

tegang.

Faktom malabsobsi

Intoleransi laktosa

Zat-zat sulit diserab oleh

tubuh

Pergeseran cairan & elektrolit kedalam usus

Penigkatan motilitas

usus

Peristaltik usus meningkat

DIARE

Pengeluaran cairan & elektrolit meningkat

Distress GI

Mual, muntah

Pengeluaran isi lambung

Anoreksia

Intake in ade kuat

Informasi yang kurang

Kurang pengetahuan orang tua tentang penyakit anaknya

Gangguan keseim-

bangan cairan dan elektrolit.

Gangguan pemenu-han nutrisi kurang

dari kebutuhan.

Kecemasan orang

tua klien.

Page 41: Askep diare bu arma print lengkap

NO D A T A ETIOLOGI MASALAH

4.

DS : - DO :

- BAB lebih dari normal (5 kali).

- Faeces encer/cair.

- Anus nampak kemerahan.

Stressor ibu meningkat

Koping tidak efektif.

Cemas

BAB yang sering

Daerah anus selalu basah

Mudah terjadi lecet

Resiko tinggi terjadi

gangguan integritas kulit

Resiko tinggi terjadi gangguan integritas kulit.

D. Prioritas Masalah

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan output yang

berlebihan.

2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang

tidak adekuat dan output yang berlebihan.

3. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang

penyakitnya.

4. Resiko tinggi terjadi gangguan integritas kulit berhubungan dengan diare yang

berlebihan.

Page 42: Askep diare bu arma print lengkap

BAB IV

PENUTUP

Dalam bab ini penulis mengemukakan tentang kesimpulan dan saran yang bertitik

tolak pada hasil pembahasan dari bab sebelumnya.

A. Kesimpulan

1. Diare adalah frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari .3 kali

pada anak, konsistensi faeces encer , dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur

lendir atau darah.

2. Masalah diare merupakan masalah yang cukup serius karena diare dapat

menyebabkan kekurangan cairan dan elektrolit serta dapat menyebabkan kematian.

3. Prinsip perawatan dan pengobatan pada kasus diare adalah menggantikan cairan yang

keluar melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung

elektrolit dan glukosa sesegera mungkin.

4. Keterlibatan keluarga dalam perawatan pasien diare terutama anak-anak sangat

diperlukan terutama dalam pemberian ASI dan pemahaman terhadap perawatan diare

di rumah.

B. Saran

1. Bahwa dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, selain mengacu pada teori yang

didapatkan, juga harus disesuaikan dengan kebutuhan klien mengingat respon

individu terhadap penyakit berbeda-beda tergantung pada berat ringannya penyakit

dan kemampuan adaptasi dari individu.

2. Pemahaman keluarga dan masyarakat tentang diare, kecepatan dan ketepatan dalam

memberikan pertolongan pada pasien diare merupakan hal yang penting dalam rangka

penanganan kasus-kasus diare. Oleh karena itu perlu ditingkatkan pengetahuan

Page 43: Askep diare bu arma print lengkap

keluarga dan masyarakat tentang diare serta peningkatan kemampuan petugas

kesehatan dalam penanganan diare baik melalui penyuluhan, pelatihan dan lain-lain.

3. Penanganan pada kasus diare utamanya pada anak tidak hanya difokuskan pada aspek

fisik saja, tetapi harus mencakup pada keseluruhan dari pasien tersebut yang

mencakup bio, psiko, sosial dan kultural agar proses pemberian asuhan keperawatan

dapat lebih optimal.

4. Penanganan awal diare merupakan hal yang penting oleh karena itu diharapkan

kepada keluarga klien dan petugas kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan dalam penanganan kasus tersebut.

5. Dalam melaksanakan proses asuhan keperawatan pada klien anak, perawat harus lebih

mengaktifkan peran keluarga/orang tua klien agar dapat tercapai hasil yang

diharapkan.

Page 44: Askep diare bu arma print lengkap

DAFTAR PUSTAKA

Abdoerrachman, M.H., dkk, 1998, Ilmu Kesehatan Anak, penerbit : FKUI, Jakarta.

Carpenito Lynda Juall, 1998, Diagnosa Keperawatan Dan Aplikasi Pada Praktek Klinis,

edisi 6, EGC, Jakarta.

Depkes RI Pusdiknakes, 1992, Asuhan Keperawatan Anak Dalam Koteks Keluarga,

Jakarta.

Doenges E. Marilynn, dkk, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3, EGC Jakarta.

Mansjoer Arief., dkk, 2001, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Penerbit Media Aeusculapius FKUI.

Ngastiyah, 1997, Perawatan Anak Sakit, penerbit EGC.

Sastroasmono Sudigdo, DSAK, 1993, Kedaduratan Pada Anak, penerbit : Bina Rupa Aksara, Jakarta.

Suharyono, dkk, 1999, Gastroenterologi Anak Praktis, Balai Penerbit FKUI Jakarta.

Talbot A. Laura, 1997, Pengkajian Keperawatan Kritis, edisi 2, EGC Jakarta.

Tucker Martin Susan, dkk, 1998, Standar Perawatan Pasien ; Proses Keperawatan,

Diagnosis dan Evaluasi, Volume 2, edisi 5, EGC Jakarta.

Watson AJM, dkk, 1992, Pedoman Diagnosis dan Therapi di Bidang Ilmu Penyakit Dalam,

penerbit FKUI, Jakarta.

Page 45: Askep diare bu arma print lengkap

ASUHAN KEPERAWATAN

Nama klien : An. R Tanggal Masuk RS : 21- 03 - 2011

Umur : 11 bulan Tanggal Pengkajian : 23 03 - 2011

Jenis Kelamin : Perempuan No. Register : 05 85 15

Ruangan : Anak ‘Melati’

Diag. Medis : Diare

NO/TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN RENCANA KEPERAWATAN

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1

23/03

2011

Gangguan keseimbangan volume

cairan dan elektrolit berhubungan

dengan output yang berlebihan,

ditandai dengan :

DS :

- Ibu klien mengatakan anaknya

berak-berak 5 kali, encer/cair

dan ada ampas.

- Ibu klien mengatakan anaknya

muntah 1 kali dan ampas.

DO :

- KU lemah.

- Anak nampak muntah 1 kali

dan BAB 5 kali.

- Bibir kering.

Anak menunjukkan ke-

seimbangan cairan dan

elektrolit dengan kriteria

dalam waktu 24 jam:

DS :

- BAB 2 – 3 kali sehari.

- Konsistensi faeces

lembek.

DO:

- Turgor kulit baik.

- KU baik.

- Bibir lembab.

1. Observasi tanda-tanda

dehidrasi.

2. Observasi intake dan

output.

3. Beri minum sedikit

demi sedikit tapi

sering.

4. Penatalaksanaan cairan

infus.

5. Penatalaksanaan obat

anti muntah dan diare.

Sebagai dasar untuk menentukan

intervensi dengan tepat dan cepat.

Untuk mengetahui balance dan

keseimbangan cairan dalam tubuh.

Mencegah muntah dan pengeluaran

cairan yang berlebihan.

Cairan infus dapat mengganti

cairan dan elektrolit yang adekuat.

Untuk mencegah terjadinya muntah

dan membunuh kuman penyebab

Page 46: Askep diare bu arma print lengkap

NO/TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN RENCANA KEPERAWATAN

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

2

23/03/

2011

- Turgor kulit kurang.

- Tanda-tanda vital :

T : 120/80 mmHg

N : 108 x/menit

P : 24 x/menit

S : 37 0C

- Skor dehidrasi 11

Gangguan pemenuhan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang

tidak adekuat dan output yang

berlebihan ditandai dengan :

DS :

- Ibu klien mengatakan anaknya

berak 5 kali dan muntah 1 kali.

- Ibu klien mengatakan anaknya

malas makan.

DO :

- KU lemah.

- Anak nampak muntah 1 kali.

- Porsi makan tidak dihabiskan.

Kebutuhan nutrisi klien

terpenuhi dalam waktu 24

jam dengan criteria :

DS :

- Nafsu makan baik

(menghabiskan porsi).

DO :

- Bibir tampak lembab.

- Berat badan sesuai

umur.

6. HE pada orang tua dan

keluarga klien menge-

nai perlunya pemberian

minum.

1. Kaji pola makan klien

2. Kaji asupan nutrisi

klien.

3. Beri makan sedikit tapi

sering.

4. Kerjasama dengan tim

kesehatan untuk mem-

beri diet lunak.

diare.

Agar orang tua dan keluarga dapat

mengerti, membantu dan mau be-

kerja sama dalam pemberian

asuhan keperawatan.

Untuk mengetahui pola makan dan

makanan kesukaan klien.

Asupan makanan yang baik dapat

memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.

Makanan yang cukup dapat meme-

nuhi kebutuhan nutrisi dalam tubuh

dan sangat penting untuk masa

penyembuhan.

Makanan yang lunak akan memu-

dahkan usus untuk mengabsorbsi

sehingga tidak menimbulkan diare.

Page 47: Askep diare bu arma print lengkap

NO/TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN RENCANA KEPERAWATAN

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

4

23/03/

2011

- (½ porsi yang telah dise-

diakan).

- Bibir kering.

Resiko tinggi terjadi integritas

kulit berhubungan dengan sering

BAB dan kadar keasaman faeces

meningkat ditandai dengan :

DS : -

DO :

- BAB lebih dari normal (5

kali).

- Faeces encer/cair.

- Anus nampak kemerahan.

Integritas kulit tidak terjadi

dalam waktu 48 jam

dengan kriteria :

DO :

- Anus tidak kemerahan.

5. HE pada ibu klien

tentang makanan yang

bergizi bagi anak yang

sakit dan untuk masa

penyembuhan.

1. Observasi keadaan

kulit pada daerah anus.

2. Ganti pakaian bila

basah.

3. Bersihkan dan kering-

kan pantat bila basah

(setelah BAB).

4. HE pada orang tua

klien tentang penting-

nya mengganti pakaian

bila basah dan penting-

nya kebersihan.

Agar ibu klien dapat memahami

pentingnya zat gizi bagi tubuh.

Untuk menentukan intervensi

secara cepat dan tepat dalam

memberikan asuhan keperawatan.

Pakaian basah akan mempercepat

integritas kulit.

Kulit yang basah dan kering

mencegah lecetnya kulit karena

asam.

Agar orang tua klien dapat

mengerti tentang perawatan/tinda-

kan yang dapat bekerja sama.

Page 48: Askep diare bu arma print lengkap

NO/TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN RENCANA KEPERAWATAN

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

3.

23/03

2011

Kecemasan orang tua berhu-

bungan dengan kurangnya penge-

tahuan tentang anaknya ditandai

dengan :

DS :

- Ibu selalu bertanya tentang

keadaan/penyakit anaknya.

DO :

- Ekspresi wajah ibu nampak

tegang.

Kecemasan orang tua

teratasi dalam waktu 2 jam

dengan kriteria :

DS :

- Orang tua klien tidak

bertanya lagi tentang

keadaan anaknya.

DO :

- Ekspresi wajah nampak

ceria.

1. Beri kesempatan orang

tua klien untuk meng-

ungkapkan perasaan-

nya.

2. Jelaskan pada orang tua

tentang keadaan anak-

nya saat ini.

3. HE pada orang tua

klien tentang penyakit

diare.

Ungkapan perasaan dapat memban-

tu mengurangi beban pikiran, juga

agar perawat dapat mengidentifika-

si kecemasan orang tua klien

sehingga dapat melakukan

intervensi selanjutnya.

Agar orang tua dapat mengetahui

dan memahami keadaan anaknya.

Agar orang tua klien mengerti ten-

tang penyakit diare dan dapat me-

lakukan tindakan antisipasi/ pen-

cegahan terhadap penyakit diare.

Page 49: Askep diare bu arma print lengkap

IMPLEMENTASI

No. Hari/

Tgl

No.

DX Jam Implementasi Evaluasi Paraf

1.

Jum’at

23-03-

2011

1

12.30

12.35

12.40

12.45

1. Mengobservasi tanda-tanda

dehidrasi dengan hasil : KU

mulai baik, bibir kering,

BAB masih encer tapi sudah

ada ampas.

2. Mengobservasi intake dan

output dengan hasil : klien

minum air putih 1 gelas

(120 cc).

3. Pemberian cairan infus

(asering) dihentikan (di aff)

dengan hasil : infus asering

dihentikan

4. Memberi minum obat

sanprima 1 sendok teh dan

nifural 1 sendok teh. dengan

hasil klien meminum obat

Tanggal 24/03/2011

Jam 12.50

S : - Ibu klien mengata-

kan anaknya masih

berak 3 kali dan

berampas.

- Ibu klien mengata-

kan anaknya tidak

muntah lagi.

O : - KU masih lemah

- Anak bab 3 kali

- TTV :

T : 120/80 mmHg

N : 108 x/menit

P : 24 x/menit

S : 37 0 C

- Skor dehidrasi 8

A : - Masalah teratasi

Page 50: Askep diare bu arma print lengkap

No. Hari/

Tgl

No.

DX Jam Implementasi Evaluasi Paraf

12.50

sanprima dan nifural

4. Memberi pengertian/penyu-

luhan kesehatan kepada ibu

klien tentang perlunya

memberi minuman. Dengan

hasil : ibu klien mengerti

pentingnya memberi

minuman pada anak

P : Lanjutkan intervensi

1. Observasi tanda-

tanda dehidrasi.

2. Observasi intake

dan output.

3. Beri minum sedikit

demi sedikit tapi se-

ring.

5. Penatalaksanaan

pemberian obat anti

muntah dan diare.

6. HE pada orang tua

dan keluarga klien

mengenai pemberi-

an minum.

Page 51: Askep diare bu arma print lengkap

No. Hari/

Tgl

No.

DX Jam Implementasi Evaluasi Paraf

2.

Jum’at,

23/3/11

2.

01.00

01.15

01.10

01.15

01.20

1. Mengkaji pola makan klien,

hasil : klien makan bubur,

sayur.

2. Mengkaji asupan nutrisi

klien dengan hasil : klien

menghabiskan porsi makan

2 – 3 sendok makan.

3. Memberi makan sedikit tapi

sering. Dengan hasil : porsi

makan anak sedikit namun

sering

4. Bekerjasama dengan tim

kesehatan dalam pemberian

makanan lunak 1 (bubur)

dengan hasil anak diberikan

makan bubur.

5. Memberi penyuluhan ke-

Tanggal 24/03/2011

Jam 01.25

S : - Ibu klien mengata-

kan anaknya ma-

sih malas makan

- Ibu klien mengata-

kan anaknya bab 3

kali dan berampas

O : - KU masih lemah

- Porsi makan belum

dihabiskan (2-3 sen

dok)

- Anak bab 3 kali

A : Masalah belum ter-

atasi

P : Lanjutkan intervensi

1. Kaji pola makan klien

2. Kaji asupan nutrisi

klien

3. Beri makan sedikit-se-

Page 52: Askep diare bu arma print lengkap

No. Hari/

Tgl

No.

DX Jam Implementasi Evaluasi Paraf

4.

Jum’at

23/03/

2011

3

01.25

01.30

sehatan tentang pentingnya

makanan yang bergizi bagi

anak yang sakit dan untuk

penyembuhannya dengan

hasil HE pada ibu mulai

mengerti.

1. Mengobservasi keadaan

kulit pada daerah anus

dengan hasil kulit pada anus

nampak kemerahan

2. Mengganti pakaian (celana)

yang basah setiap kali BAB

dengan hasil celana anak

diganti setiap selesai

BAB/BAK

dikit tapi sering.

4. Kerjasama dengan tim

kesehatan untuk mem-

beri diet lunak (bubur).

5. HE pada ibu klien ten-

tang makanan bergizi

bagi anak yang sakit

untuk proses penyem-

buhan.

Tanggal 24/03/2011

Jam 1.35

S : -

O : - Faeces encer/cair

- Anus nampak ke-

merahan.

A : - Masalah belum ter-

atasi

P : Lanjutkan intervensi

1. Observasi keadaan kulit

Page 53: Askep diare bu arma print lengkap

No. Hari/

Tgl

No.

DX Jam Implementasi Evaluasi Paraf

3.

Jum’at,

23/3/11

4

01.35

3. Membersihkan dan menge-

ringkan pantat bila basah

(setelah bab) dengan hasil

setelah BAB pantat anak

tidak basah lagi

4. Memberikan HE pada

orang tua klien tentang

pentingnya mengganti

pakaian bila basah dan

pentingnya kebersihan

dengan hasil HE ibu mulai

mengerti

1. Memberi kesempatan kepa-

da orang tua klien untuk

mengungkapkan perasaan-

nya dengan hasil : ibu klien

mau berkomunikasi dan be-

kerja sama dengan perawat

dalam proses perawatan

anaknya.

pada daerah anus.

2. Ganti pakaian bila

basah.

3. Bersihkan dan kering-

kan pantat bila basah

(setelah bab).

4. HE pada orang tua kli-

en tentang pentingnya

mengganti pakaian bila

basah dan pentingnya

kebersihan.

Tanggal 24/03/2011

Jam 02.10

S : - Ibu klien masih

bertanya tentang

keadaan/penyakit

anaknya.

O : - Ekspresi wajah ibu

klien masih

Page 54: Askep diare bu arma print lengkap

No. Hari/

Tgl

No.

DX Jam Implementasi Evaluasi Paraf

01.40

02.00

2. Memberi penjelasan kepada

orang tua dan keluarga

tentang keadaan anaknya,

hasil anaknya sudah mulai

membaik.

3. Memberi penyuluhan kese-

hatan kepada ibu dan

keluarga klien tentang

penyakit diare dengan hasil

: belum dilaksanakan.

nampak tegang.

A : Masalah belum ter-

atasi

P : Lanjutkan intervensi

1. Beri kesempatan pada

orang tua klien untuk

mengungkapkan pera-

saannya.

2. Jelaskan pada orang tua

klien tentang keadaan

anaknya saat ini.

3. HE pada orang tua

klien tentang penyakit

diare.