Page 1
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DIARE
A. PENGERTIAN.
Menurut Haroen N, S. Suraatmaja dan P.O Asdil (1998), diare adalah
defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir
dalam tinja.
Sedangkan menurut C.L Betz & L.A Sowden (1996) diare merupakan
suatu keadaan terjadinya inflamasi mukosa lambung atau usus.
Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan
dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang
terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk
encer atau cair.
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak
normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat
disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya
proses inflamasi pada lambung atau usus.
B. PENYEBAB
Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil (1998), ditinjau dari
sudut patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan
yaitu:
1. Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh:
a) Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella,
salmonela, E. Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium perfarings,
stapylococus aureus, comperastaltik usus halus yang disebabkan
bahan-bahan kimia makanan (misalnya keracunan makanan, makanan
yang pedas, terlalau asam), gangguan psikis (ketakutan, gugup),
gangguan saraf, hawa dingin, alergi dan sebagainya.
b) Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol bulin A) yang
mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan
jamur terutama canalida.
1
Page 2
2. Diare osmotik (osmotik diarrhoea) disebabkan oleh:
a) malabsorpsi makanan: karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin dan
mineral.
b) Kurang kalori protein.
c) Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.
Sedangkan menurut Ngastiyah (1997), penyebab diare dapat dibagi
dalam beberapa faktor yaitu:
1. Faktor infeksi
a) Infeksi enteral
Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi:
infeksi bakteri, infeksi virus (enteovirus, polimyelitis, virus echo
coxsackie). Adeno virus, rota virus, astrovirus, dll) dan infeksi parasit :
cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongxloides) protozoa (entamoeba
histolytica, giardia lamblia, trichomonas homunis) jamur (canida
albicous).
b) Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti
otitis media akut (OMA) tonsilitis/tonsilofaringits, bronkopeneumonia,
ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi
dan anak berumur dibawah dua (2) tahun.
2. Faktor malaborsi
Malaborsi karbohidrat, lemak dan protein.
3. Faktor makanan
4. Faktor psikologis
C. PATOFISIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama
gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi,
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga
usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.
2
Page 3
Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan
mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan
sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat
menimbulkan diare pula.
Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme
hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung,
mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin
dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan
menimbulkan diare.
Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:
1. Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari
pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.
2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)
Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja.
Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam
tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anorexia
jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak
dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya
pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.
3. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering
pada anak yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena
adanya gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan
adanya gangguan absorbsi glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika
kadar glukosa darah menurun hingga 40 mg% pada bayi dan 50% pada
anak-anak.
3
Page 4
4. Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan
oleh:
- Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau
muntah yang bertambah hebat.
- Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan
susu yang encer ini diberikan terlalu lama.
- Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi
dengan baik karena adanya hiperperistaltik.
5. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik,
akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis
bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran
menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meninggal.
D. MANIFESTASI KLINIS DIARE
1. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat,
nafsu makan berkurang.
2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang
disertai wial dan wiata.
3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
4. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi
lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit
menurun), ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan
disertai penurunan berat badan.
6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun,
denyut jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis,
samnolen, sopora komatus) sebagai akibat hipovokanik.
7. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
8. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan
cepat dan dalam. (Kusmaul).
4
Page 5
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan tinja
a) Makroskopis dan mikroskopis
b) PH dan kadar gula dalam tinja
c) Bila perlu diadakan uji bakteri
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan
menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.
E. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
2. Renjatan hipovolemik.
3. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi,
perubahan pada elektro kardiagram).
4. Hipoglikemia.
5. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase
karena kerusakan vili mukosa, usus halus.
6. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
7. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.
F. DERAJAT DEHIDRASI
Menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat dibagi
berdasarkan:
a. Kehilangan berat badan
1) Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat badan 2,5%.
2) Dehidrasi ringan bila terjadi penurunan berat badan 2,5-5%.
3) Dehidrasi berat bila terjadi penurunan berat badan 5-10%
5
Page 6
b. Skor Mavrice King
Bagian tubuh
Yang diperiksa
Nilai untuk gejala yang ditemukan
0 1 2
Keadaan umum
Kekenyalan kulit
Mata
Ubun-ubun besar
Mulut
Denyut nadi/mata
Sehat
Normal
Normal
Normal
Normal
Kuat <120
Gelisah, cengeng
Apatis, ngantuk
Sedikit kurang
Sedikit cekung
Sedikit cekung
Kering
Sedang (120-140)
Mengigau, koma,
atau syok
Sangat kurang
Sangat cekung
Sangat cekung
Kering & sianosis
Lemas >40
Keterangan
- Jika mendapat nilai 0-2 dehidrasi ringan
- Jika mendapat nilai 3-6 dehidrasi sedang
- Jika mendapat nilai 7-12 dehidrasi berat
c. Gejala klinis
Gejala klinisGejala klinis
Ringan Sedang Berat
Keadaan umum
Kesadaran
Rasa haus
Sirkulasi
Nadi
Respirasi
Pernapasan
Kulit
Uub
Baik (CM)
+
N (120)
Biasa
Agak cekung
Agak cekung
Biasa
Normal
Normal
Gelisah
++
Cepat
Agak cepat
Cekung
Cekung
Agak kurang
Oliguri
Agak kering
Apatis-koma
+++
Cepat sekali
Kusz maull
Cekung sekali
Cekung sekali
Kurang sekali
Anuri
Kering/asidosis
6
Page 7
G. KEBUTUHAN CAIRAN ANAK
Tubuh dalam keadaan normal terdiri dari 60 % air dan 40 % zat padat
seperti protein, lemak dan mineral. Pada anak pemasukan dan pengeluaran
harus seimbang, bila terganmggu harus dilakukan koreksi mungkin dengan
cairan parentral, secara matematis keseimbangan cairan pada anak dapat di
gambarkan sebagai berikut :
Umur Berat Badan Total/24 jam
Kebutuhan
Cairan/Kg BB/24
jam
3 hari
10 hari
3 bulan
6bulan
9 bulan
1 tahun
2 tahun
4 tahun
6 tahun
10 tahun
14 tahun
18 tahun
3.0
3.2
5.4
7.3
8.6
9.5
11.8
16.2
20.0
28.7
45.0
54.0
250-300
400-500
750-850
950-1100
1100-1250
1150-1300
1350-1500
1600-1800
1800-2000
2000-2500
2000-2700
2200-2700
80-100
125-150
140-160
130-155
125-165
120-135
115-125
100-1100
90-100
70-85
50-60
40-50
Whaley and Wong (1997), Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil 1998),
Suharyono, Aswitha, Halimun (1998) dan Bagian Ilmu Kesehatan anak FK UI
(1988), menyatakan bahwa jumlah cairan yang hilang menurut derajat
dehidrasi pada anak di bawah 2 tahun adalah sebagai berikut :
Derajat Dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah
Ringan
Sedang
Berat
50
75
125
100
100
100
25
25
25
175
200
250
7
Page 8
Keterangan :
PWL : Previous Water loss (ml/kg BB)
NWL : Normal Water losses (ml/kg BB)
CWL : Concomitant Water losses (ml/kg BB)
H. PATHWAYS
Faktor infeksi Faktor malabsorbsi Gangguan peristaltik
Endotoksin Tekanan osmotik ↑ Hiperperistaltik Hipoperistaltik
merusak mukosa
usus Pergeseran cairan Makanan tidak Pertumbuhan bakteri
dan elektrolit ke sempat diserap
lumen usus Endotoksin berlebih
Hipersekresi cairan
dan elektrolit
Isi lumen usus ↑
Rangsangan pengeluaran
Hiperperistaltik
Diare
Gangguan keseimbangan cairan Gangguan keseimbangan elektrolit
Kurang volume cairan (dehidrasi) Hiponatremia
Hipokalemia
Pusing, lemah, letih, sinkope, anoreksia, Penurunan klorida serum
mual, muntah, haus, oliguri, turgor kulit
kurang, mukosa mulut kering, mata dan Hipotensi postural, kulit dingin,
ubun-ubun cekung, peningkatan suhu tremor
8
Page 9
tubuh, penurunan berat badan kejang, peka rangsang, denyut
jantung cepat dan lemah
(Horne & Swearingen, 2001; Smeltzer & Bare, 2002)
I. PENTALAKSANAAN
1. Medis
Dasar pengobatan diare adalah:
a. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah
pemberiannya.
1) Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan
peroral berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan
glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan
kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan
dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. Formula
lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin
disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung
NaCl dan sukrosa.
2) Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat,
dengan rincian sebagai berikut:
- Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg
1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus
set berukuran 1 ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus
1 ml=20 tetes).
7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt
(infusset berukuran 1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set
infus 1 ml=20 tetes).
16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit
- Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15
tts atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
9
Page 10
- Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15
tts atau 7 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1
ml=15 tts atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.
- Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250
ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1
bagian NaHCO3 1½ %.
Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6
tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).
Untuk bayi berat badan lahir rendah
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4
bagian glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1½ %).
b. Pengobatan dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan
berat badan kurang dari 7 kg, jenis makanan:
- Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan
lemak tak jenuh
- Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)
- Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan
misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak
yang berantai sedang atau tak jenuh.
c. Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan
cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.
2. Konsep Asuhan Keperawatan
Masalah klien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadinya
gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko komplikasi, gangguan
10
Page 11
rasa aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan orang tua mengenai
proses penyakit.
Mengingat diare sebagian besar menular, maka perlu dilakukan
penataan lingkungan sehingga tidak terjadi penularan pada klien lain.
a. Data fokus
1) Hidrasi
- Turgor kulit
- Membran mukosa
- Asupan dan haluaran
2) Abdomen
- Nyeri
- Kekauan
- Bising usus
- Muntah-jumlah, frekuensi dan karakteristik
- Feses-jumlah, frekuensi, dan karakteristik
- Kram
- Tenesmus
b. Diagnosa keperawatan
- Gangguan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake tidak adekuat, penurunan penyerapan
nutrisi (muntah).
- Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan
informasi.
c. Intervensi
1. Gangguan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake tidak adekuat, penurunan penyerapan
nutrisi (muntah).
Tujuan : nutrisi terkontrol
Kriteria hasil :
Ibu dapat mengulang anjuran yang diberikan
Tidak terdapat tanda-tanda kekurangan nutrisi
BB = 9,5 kg
11
Page 12
Intervensi :
1) Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
Rasional : member gambaran komplikasi dan menilai
terjadinya komplikasi.
2) Anjurkan meningkatkan istirahat
Rasional : menurunkan mobilitas usus dan meningkatkan
proses perbaikan jaringan.
3) Anjurkan ibu untuk tidak memberikan susu kaleng
Rasional : menurunkan invasi mikroorganisme dan reaksi
terhadap iritasi intestinal.
4) Kaji tanda-tanda kekurangan nutrisi
Rasional : member gambaran tingkat keparahan dan infeksi
selanjutnya.
5) Anjurkan untuk meningkatkan kebersihan diri anak dan
kebersihan alat-alat makan
Rasional : mengurangi resiko infeksi bakteri dari alat-alat yang
tidak bersih.
6) Kaji berat badan ideal anak
Rasional : menunjukkan adanya penurunan BB anak.
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan
informasi.
Tujuan : pengetahuan ibu bertambah
Kriteria hasil :
Ibu dapat mengulang penjelasan yang diberikan
Ibu memperhatikan penjelasan yang diberikan
Ibu dapat mempraktekan apa yang diajarkan
Intervensi :
1) Anjurkan ibu untuk meningkatkan kebersihan anak dan alat-
alat makan yang digunakan
Rasional : mengurangi resiko infeksi bakteri melalui alat-alat
yang tidak bersih.
2) Anjurkan untuk menjaga kebersihan lingkungan
12
Page 13
Rasional : mengurangi resiko infeksi bakteri.
3) Ajarkan ibu untuk membersihkan areola dan mulut anak
sebelum dan sesudah menyusui
Rasional : sisa makanan / sisa susu di mulut dapat menjadi
tempat berkembangnya bakteri.
4) Ajarkan memilih susu formula yang tepat
Rasional : susu yang tidak sesuai dengan alat pencernaan anak
dapat menyebabkan diare.
5) Ajarkan membuat, dan menyimpan susu formula yang baik
Rasional : cara menyiapkan, dan menyimpan susu yang baik
dapat menghindarkan dari diare.
13
Page 14
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK “D” DENGAN DIAGNOSA
MEDIS GASTROENTERITIS DI PKM AMPENAN
TANGGAL 02 JUNI 2010
A. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 02 juni 2010
Tempat : PKM Ampenan
I. IDENTITAS DATA
Nama : An “D”
Umur : 10 bulan
Jenis kelamin : laki-laki
Nama Ibu : Ny “H”
Pekerjaan ayah : ojek
Pekerjaan ibu : IRT
Alamat : sukaraja timur
Pendidikan ibu : SMP
II. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Keluhan utama
b. Keluhan saat dikaji
c. Riwayat kehamilan dan kelahiran
d. Riwayat kesehatan dahulu
e. Riwayat kesehatan keluarga
f. Riwayat kesehatan lingkungan
III. RIWAYAT PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
IV. KEBUTUHAN DASAR BIOLOGIS
1) Pernafasan
2) Pola nutrisi dan cairan
3) Pola istirahat / tidur
4) Pola kebersihan diri
5) Pola aktivitas bermain
14
Page 15
6) Pola eliminasi
V. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI
1. Diagnose medis : diare
2. Status nutrisi : kurang gizi
3. Obat-obatan : puyer (metoklor, kotrimoxazole)
4. Hasil laboratorium : _
VI. PAMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : baik
Tinggi : 60cm
BB : 7,5kg
Lingkar kepala : -
Tengkuk : kuat, dapat menegakan kepala
Telinga : bersih, tidak ada otorea
Mulut : bersih, mukosa bibir lembab, pucat(-)
Paru-paru : ekspansi paru baik, simetris
Perut : warna merata, tidak ada penonjolan umbilikus, bising usus
17x/menit, kembung (perkusi timpani), tidak teraba massa.
Genitalia : tidak ada lesi, hipospadia (-), atresia ani(-),
Kulit : warna coklat, lembab, tidak ada der,atitis, tekstn sekret
berwur halus
Mata : sklera putih, ikterus(-), strabismus(-), kornea jernih.
Hidung : tampak pengeluar sekret berwarna jernih.
Ekstrimitas : pergerakan aktif, tonus otot +4, kuku bersih.
Tanda-tanda vital : N= 120x/mnt S= 37,7˚C RR=34x/menit
VII. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN
Kemandirian dan bergaul
Klien sudah bisa melambaikan tangan dan bermain ci-uk-ba
Motorik halus
Klien sudah dapat memegang ibu jari dengan telunjuk
Kognitif dan bahasa
Ibu mengatakan klien sudah bisa mengucapkan kata ma..ma
15
Page 16
Motorik kasar
Ibu klien mengatakan klien belum bisa belajar berdiri dan merangkak.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Analisa data
symtom etiologi problem
DS:
Ibu mengatakan
setelah minum susu
kaleng anaknya
diare
Ibu mengeluh sejak
pagi anaknya
muntah
Ibu mengatakan
anaknya minum
ASI tapi Cuma
sebentar
DO:
BB : 7,5kg
BAB>3x
Bising usus
17x/menit
Tampak lemas
Invasi MO ke intestinal dan gaster
Infiltrasi Endotoksik oleh MO dan mengiritasi
jaringan
Reaksi inflamasi daerah gaster dan intestinal
HCL meningkat , dan rangsangan ke pleksus
miesemterikus
peningkatan motilitas usus
mual dan muntah
penurunan penyerapan nutrisi
Perubahan nutrisi kuarang
dari kebutuhan
Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
DS:
Ibu mengatakan
anaknya belum
pernah diberi bubur
Ibu mengatakan
memberi anaknya
susu kaleng
DO:
Kurang terpajan informasi
Penurunan pengetahuan
Penurunan pemahaman
tentang perawatn anak
yang tepat
Kurang
pengetahuan
16
Page 17
Ibu tampak bingung
saat ditanya
makanan
pendamping ASI
untuk anaknya
Ibuu bertanya apa
seharusnya
makanan yang
harus diberikan
pada anaknya.
Rumusan diagnosa
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake tidak adekuat,
penurunan penyerapan nutrisi; muntah
2. Kurang pengetahuan b/d kurang terpajan informasi
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No
DX
Tujuan Intervensi Rasional
I Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x30 menit, nutrisi terpenuhi dengan kriteria:
Ibu dapat mengulangi anjuran yang diberikan
Tidak terdapat tanda-tanda kekurangan nutrisi
BB: 9,5 kg
Observasi keadaan umum dan TTV
Kaji tanda-tanda kekurangan nutrisi
Kaji berat badan ideal anak
Anjurkan meningkatkan istrahat
Memberi gambaran vaskularisasidan menilai terjadinya komplikasi
Memberi gambaran tingkat keparahan dan intervensi selanjutnya
Menilai status nutrisi klien
Menurunkan motilitas usus dan
17
Page 18
Anjurkan ibu untuk tidak memberikan susu kaleng
Anjurkan meningkatkan kebersihan diri anak dan kebersihan alat-alat makan anak
meningkatkan proses perbaikan jaringan
Menurunkan invasi mikroorganisme dan reaksi terhadap iritasi intestinal
Mengurangi resiko infeksi bakteri dari alat-alat yang tidak bersih
II Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x30 menit, pengetahuan ibu bertabah dengan kriteria:
Ibu dapat mengulangi penjelasan yang diberikan
Ibu memperhatikan denhan serius saat penjelasan yang diberikan
Ibu dapat mempraktekan apa yang di ajarkan
Anjurkan meningkatkan kebersihan diri anak dan kebersihan alat-alat makan anak
Anjurkan menjaga kebersihan lingkunagn rumah
Ajarkan membersihkan areola dan mulut anak setelah dan sebelum menyusui
Ajarkan memilih susu formula yang tepat
Mengurangi resiko infeksi bakteri dari alat-alat yang tidak bersih
Mengurangi resik infeksi
Sisa makanan /susu di mulut menjadi reservoar yang baik bagi kuman
Susu yang tidak tidak sesuai dengan perkembangan pencernaan anak dapat meningkatkan reaksi tahanan intestinal sehingga
18
Page 19
Ajarkan cara membuat, menyimpan susu formula yang baik
menimbulkan diare
Mencegah infiltrasi kuman
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No
Dx
tanggal Jam Tindakan Respon hasil Paraf
I 2 juni
2010
08.30
08.40
08.42
08.45
08.49
09.20
Mengobservasi keadaan umum dan TTV
Mengkaji tanda-tanda kekurangan nutrisi(hidrasi, warna rambut, teksttur kulit)
Kaji berat badan ideal anak
Menganjurkan ibu untuk meningkatkan istrahat pada anaknya
menganjurkan ibu untuk tidak memberikan susu kaleng
menganjurkan meningkatkan kebersihan diri anak dan
Anak tampak lemah, N: 120x/mnt RR: 34x/mnt S:37,7˚C
Tekstur kulit lembut, lembab, rambut hitam
Usia: 10 blnBB ideal: usia(bln)+9 2
10+9/2 9,5 kg BB saat ini 7,5
kg jadi Kurang dari berat badan ideal.
Ibu mengatakan ” iya saya akan melakukannya..”
Ibu mengatakan ”iya saya akan melakukannya...saya takut kalau anak saya sakit lagi”
Ibu mengatakan terima ksih atas informasi yang di berikan dan
19
Page 20
kebersihan alat-alat makan anak
berjanji akna melakukannya.
II 2 juni
2010
08.50
09.20
09.25
09.45
09.50
menganjurkan menjaga kebersihan lingkunagn rumah
Menganjurkan meningkatkan kebersihan diri anak dan kebersihan alat-alat makan anak
Mengajarkan membersihkan areola dan mulut anak setelah dan sebelum menyusui
Mengajarkan memilih susu formula yang tepat
Mengajarkan cara membuat, menyimpan susu formula yang baik
Ibu mengatakan
iya akan
melakukannya
Ibu mengatakan
terima ksih atas
informasi yang
di berikan dan
berjanji akna
melakukannya.
Ibu dapat
mengulang
penjelasan yang
diberikan
Ibu dapat
mengulang
penjelasan yang
diberikan
Ibu
mengucapkan
terimakasih atas
penjelasan yang
diberikan dan
bisa mengulangi
penjelasan yang
diberikan
20
Page 21
E. EVALUASI
No
Dx
Tanggal jam evaluasi paraf
I 2 juni
2010
10.00 S:
Ibu mengatakan anak hanya
menyusui sebentar
O:
Ibu dapat mengulang penjelasan
yang diberikan
Tampak lemas
Kulit lembab,tekstur halus ,
mukosa bibir lembab, rambut
hitam merata.
BB: 7,5 kg
A: masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan di rumah
II 2 juni
2010
10.10 S:
Ibu mengatakan mengerti dengan
penjelasan yang diberikan
O:
Ibu dapat mengulang penjelasan
yang diberikan
Ibu dapat mempraktekan kembali
hel yang di ajrkan
Ibu tampak memperhatikan
dengan serius saat dijelaskan
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
21
Page 23
DAFTAR PUSTAKA
1. Betz Cecily L, Sowden Linda A. 2002. Buku Saku Keperawatan
Pediatik, Jakarta, EGC
2. Sachasin Rosa M. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatik. Alih bahasa :
Manulang R.F. Jakarta, EGC
4. Arjatmo T. 2001. Keadaan Gawat yang mengancam jiwa, Jakarta gaya baru
23