Top Banner
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA PASIEN DENGAN DIARE AKUT A. Latar Belakang Diare seringkali dianggap penyakit yang biasa dan sering dianggap sepele penanganannya. Pada kenyataanya diare dapat menyebabkan gangguan sistem ataupun komplikasi yang sangat membahayakan bagi penderita. Beberapa di antaranya adalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, shock hipovolemia, gangguan berbagai organ tubuh, dan bila tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan kematian. Dengan demikian menjadi penting bagi perawat untuk mengetahui lebih lanjut tentang diare, dampak negative yang ditibulkan, serta upaya penanganan dan pencegahan komplikasinya. Pada kasus pemenuhan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, sebenarnya masih ada diagnosa keperawatan yang mungkin muncul. Tetapi pada kasus ini difokuskan pada kasus diare, sehingga tindakan keperawatan lebih banyak diarahkan pada rehidrasi pasien, dan ternyata banyak sekali yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan. B. Pengertian 1
33

askep diare akut

Dec 23, 2015

Download

Documents

mithpuryana

DIARE
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: askep diare akut

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

PADA PASIEN DENGAN DIARE AKUT

A. Latar Belakang

Diare seringkali dianggap penyakit yang biasa dan sering dianggap

sepele penanganannya. Pada kenyataanya diare dapat menyebabkan

gangguan sistem ataupun komplikasi yang sangat membahayakan bagi

penderita. Beberapa di antaranya adalah gangguan keseimbangan cairan

dan elektrolit, shock hipovolemia, gangguan berbagai organ tubuh, dan

bila tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan kematian. Dengan

demikian menjadi penting bagi perawat untuk mengetahui lebih lanjut

tentang diare, dampak negative yang ditibulkan, serta upaya penanganan

dan pencegahan komplikasinya.

Pada kasus pemenuhan gangguan keseimbangan

cairan dan elektrolit, sebenarnya masih ada diagnosa

keperawatan yang mungkin muncul. Tetapi pada kasus ini

difokuskan pada kasus diare, sehingga tindakan

keperawatan lebih banyak diarahkan pada rehidrasi pasien,

dan ternyata  banyak sekali yang harus dipertimbangkan

dan diperhatikan.

B. Pengertian

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang

lebih banyak dari biasanya (normal 100 - 200 ml per jam tinja), dengan

tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat pula

disertai frekuensi defekasi yang meningkat (Mansjoer, Arif., et all. 1999).

Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali

sehari ( WHO, 1980.

Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan

intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam, virus dan

parasit yang patogen (Whaley & Wong’s,1995).

1

Page 2: askep diare akut

Gastroenteritis adalah kondisi dengan karakteristik adanya muntah

dan diare yang disebabkan oleh infeksi, alergi atau keracunan zat makanan

( Marlenan Mayers,1995 ).

Tingkat dehidrasi gastroenteritis :

1. Dehidrasi ringan

Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik

turgor kulit kurang elastis, suara serak, klien belum jatuh pada keadaan

syok.

2. Dehidrasi sedang

Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik

turgor kulit jelek, suara serak,  presyok nadi cepat dan dalam.

3. Dehidrasi berat

Kehilangan cairan 8 - 10 % dari berat badan dengan gambaran klinik

seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran

menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis.

C. Etiologi

Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus,

Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter,

Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia

Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini

menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau

Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada

gastroenteritis akut.

D. Tanda dan gejala

- Diare

- Muntah.

- Demam.

- Nyeri abdomen

- Membran mukosa mulut dan bibir kering

- Fontanel cekung

- Kehilangan berat badan

- Tidak nafsu makan

2

Page 3: askep diare akut

- Badan terasa lemah

E. Patofisiologi

Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus,

Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter,

Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia

Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini

menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau

Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada

gastroenteritis akut.

Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan

osmotik (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan

osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan

elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul

diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding

usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare.

Gangguan mutilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan

hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan

elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (asidosis

metabolik dan hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output

berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.

F. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Laboratorium

- Pemeriksaan tinja

- Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah

astrup, bila memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan

analisa gas darah atau astrup, bila memungkinkan.

- Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui fungsi

ginjal.

2. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum

Untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara kuantitatif,

terutama dilakukan pada klien diare kronik.

G. Penatalaksanaan

3

Page 4: askep diare akut

1. Pemberian cairan

Pemberian cairan, pada klien Diare dengan memperhatikan derajat

dehidrasinya dan keadaan umum, yaitu :

- Cairan peroral

Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan

peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na, HCO, K dan

Glukosa, untuk Diare akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi

ringan, atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/l dapat dibuat sendiri

(mengandung larutan garam dan gula) atau air tajin yang diberi

gula dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan

dirumah sebelum dibawa kerumah sakit untuk mencegah dehidrasi

lebih lanjut.

- Cairan parenteral

Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung

dari berat badan atau ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan

kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.

a. Dehidrasi ringan

1 jam pertama 25 – 50 ml / Kg BB / hari, kemudian 125 ml /

Kg BB / oral

b. Dehidrasi sedang

1 jam pertama 50 – 100 ml / Kg BB / oral, kemudian 125 ml /

kg BB / hari.

c. Dehidrasi berat

Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun dengan berat badan 3 – 10

kg

- 1 jam pertama : 40 ml / kg BB / jam = 10 tetes / kg BB /

menit (infus set 1 ml = 15 tetes atau 13 tetes / kg BB /

menit.

- 7 jam berikutnya 12 ml / kg BB / jam = 3 tetes / kg BB /

menit ( infus set 1 ml = 20 tetes ).

4

Page 5: askep diare akut

- 16 jam berikutnya 125 ml / kg BB oralit per oral bila anak

mau minum,teruskan dengan 2A intra vena 2 tetes / kg BB /

menit atau 3 tetes / kg BB / menit.

Untuk anak lebih dari 2 – 5 tahun dengan berat badan 10 – 15

kg.

- 1 jam pertama 30 ml / kg BB / jam atau 8 tetes / kg BB /

menit ( infus set 1 ml = 15 tetes ) atau 10 tetes / kg BB /

menit ( 1 ml = 20 tetes ).

- 7 jam kemudian 127 ml / kg BB oralit per oral,bila anak

tidak mau minum dapat diteruskan dengan 2A intra vena 2

tetes / kg BB / menit atau 3 tetes / kg BB / menit.

Untuk anak lebih dari 5 – 10 tahun dengan berat badan 15 – 25

kg.

- 1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB /

menit ( infus set 1 ml = 20 tetes ).

- 16 jam berikutnya 105 ml / kg BB oralit per oral.

2. Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada klien dengan

tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan, adapun hal yang perlu

diperhatikan :

- Memberikan asi

- Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein,

vitamin, mineral dan makanan yang bersih.

3. Obat – obatan

- Obat anti sekresi

- Obat anti spasmolitik.

- Obat antibiotik.

H. Komplikasi

1. Dehidrasi

2. Renjatan hipovolemik

3. Bakterimia

4. Mal nutrisi

5. Hipoglikemia

5

Page 6: askep diare akut

6. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

I. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data dan

penentuan masalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi,

observasi, pemeriksaan fisik, adalah :

1. Identitas klien

2. Riwayat keperawatan

- Awalan serangan : Awalnya anak cengeng, gelisah, suhu tubuh

meningkat, anoreksia kemudian timbul diare.

- Keluhan utama : Feces semakin cair, muntah, bila kehilangan

banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi, berat badan

menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor

kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, frekwensi

BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.

3. Riwayat kesehatan masa lalu

Riwayat penyakit yang diderita, riwayat pemberian imunisasi.

4. Riwayat psikososial keluarga

Hospitalisasi akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi

keluarga, kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui

prosedur dan pengobatan anak, setelah menyadari penyakit anaknya,

mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa bersalah.

5. Kebutuhan dasar

- Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4

kali sehari, BAK sedikit atau jarang.

- Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anopreksia,

menyebabkan penurunan berat badan pasien.

- Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi

abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.

- Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.

- Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan

adanya nyeri akibat distensi abdomen.

6. Pemeriksaan fisik

6

Page 7: askep diare akut

- Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah, kesadaran

composmentis sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan

lemah, pernapasan agak cepat.

- Pemeriksaan sistematik :

a. Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut

dan bibir kering, berat badan menurun, anus kemerahan.

b. Perkusi : adanya distensi abdomen

c. Palpasi : turgor kulit jelek, kurang elastis

d. Auskultasi : bising usus meningkat

- Pemeriksaan tumbuh kembang

Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi

sehingga berat badan menurun.

- Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan duodenum intubation yaitu

untuk mengetahui penyebab secara kuantitatip dan kualitatif.

J. Diagnosa Keperawatan

a. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.

b. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan mual dan muntah.

c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB

yang berlebihan.

K. Intervensi Keperawatan

a. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.

Tujuan : Devisit cairan dan elektrolit teratasi

Kriteria hasil:

Tanda-tanda dehidrasi tidak ada, mukosa mulut dan bibir lembab,

balan cairan seimbang

Intervensi :

- Observasi tanda-tanda vital.

- Observasi tanda-tanda dehidrasi.

7

Page 8: askep diare akut

- Ukur input dan output cairan (balan cairan).

- Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang

banyak kurang lebih 2000 – 2500 cc per hari.

- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi cairan,

pemeriksaan lab elektrolit. Kolaborasi dengan tim gizi dalam

pemberian cairan rendah sodium.

b. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubuingan dengan mual dan muntah.

Tujuan : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi

Kriteria hasil :

Intake nutrisi klien meningkat, diet habis 1 porsi yang disediakan,

mual, muntah tidak ada.

Intervensi :

- Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi.

- Timbang berat badan klien.

- Kaji faktor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi.

- Lakukan pemeriksaan fisik abdomen (palpasi, perkusi, dan

auskultasi).

- Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering.

- Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien.

c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB

yang berlebihan.

Tujuan : Gangguan integritas kulit teratasi

Kriteria hasil :

Integritas kulit kembali normal, iritasi tidak ada, tanda-tanda infeksi

tidak ada

Intervensi :

- Ganti popok anak jika basah.

- Bersihkan bokong secara perlahan menggunakan sabun non

alkohol.

- Beri zalp seperti zinc oxsida bila terjadi iritasi pada kulit.

- Observasi bokong dan perineum dari infeksi.

8

Page 9: askep diare akut

- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi antifungi sesuai

indikasi.

9

Page 10: askep diare akut

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 10.

Jakarta : EGC

Donna L Wong. 2005. Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC

Perry&Potter. 2005. Fundamental Keperawatan Jilid 1. Jakarta : EGC

Perry&Potter. 2006. Fundamental Keperawatan Jilid 2. Jakarta : EGC

Soegeng Soegijanto. 2006. Ilmu Penyakit Anak, Diagnosa dan

Penatalaksanaan. Jakarta : Salemba Medika

10

Page 11: askep diare akut

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

Pada An.S dengan DADS di Ruang Melati

RSUD UNGARAN

A. Pengkajian

1. Identitas Pasien

Nama : An. S

TTL : 17 September 2012

Usia : 10 bln

Nama Ayah/ibu : Tn. B dan Ny. R

Alamat : Jatirejo, kawengen Ungaran

Pekerjaan Ayah : Swasta

Pendidikan : SLTA

Suku bangsa : Indonesia

Agama : Islam

2. Penanggung awab

Nama : Tn. B

Usia : 31 thn

Alamat : Jatirejo, kawengen Ungaran

Agama : Islam

Hubungan dg pasien : Ayah

B. Keluhan Utama

Ibu pasien mengatakan An.S diare

C. Riwayat Keluarga dan Kelahiran

1. Prenatal

An.S merupakan anak ke-2, selama hamil ibu pasien melakukan

pemeriksaan rutin ke bidan kurang lebih 6x. Ibu mengatakan selama

11

Page 12: askep diare akut

hamil tidak pernah sakit. Obat yang diminum ibu selama hamil yaitu

tablet penambah darah dari bidan.

2. Intranatal

An.S lahir ditolong oleh dukun, lahir dengan spontan, langsung

menangis, lahir dengan cukup bulan ( 9 bulan 5 hari), setelah itu

dibawa ke bidan dan kemudian ditimbang Berat dan tinggi badannya

yaitu dengan hasil BB 3,4 kg dan TB 48 cm.

3. Postnatal

An.S di asuh sendiri oleh kedua orang tuanya dan diberi ASI sejak

lahir sampai sekarang. Sejak usia 6 bulan An.S diberi susu formula dan

bubur tim.

D. Riwayat Kesehatan Sekarang

An.S datang ke rumah sakit dengan keluhan diare sebanyak 8 kali,

konsistensi cair, berlendir, tidak ada darah, muntah. Ibu juga mengatakan

khawatir dan cemas dengan kondisi anaknya yang lemas.

E. Riwayat Masa lalu

1. Penyakit masa kecil : An.S tidak pernah mengalami diare sepert

ini

2. Tindakan operasi : An.S tidak pernah dilakukan tindakan

operasi

3. Kecelakaan : An.S tidak pernah mengalami kecelakaan

4. Alergi : An.S tidak memiliki alergi terhadap benda

asing

ataupun alergen

5. Imunisasi : AnS mendapatkan imunisasi BCG, DPT,

Hep, polio dan

Campak

F. Riwayat Kesehatan Keluarga

12

Page 13: askep diare akut

Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita

diare,ataupun penyakit lainnya seperti hipertensi, DM, hepatitis.

G. Genogram

H. Riwayat Sosial

Yang mengasuh kedua anaknya adalah kedua orang tuanya,

hubungan anggota keluarga baik, hubungan dengan teman bermain juga

baik.

I. Kebutuhan Dasar

1. Makanan yang disukai

Sebelum sakit : bubur tim

Selama sakit : bubur tim

2. Pola makan

Sebelum sakit : An.S makan 3x sehari dengan 1 porsi

bubur tim, habis

Selama sakit : An.S makan 3x sehari dengan 1 porsi

bubur tim tidak

Habis

3. Pola tidur

Sebelum sakit : An.S tidur selama 10-12 jam sehari

Selama sakit : An.S tidur selama 9-10 jam sehari

4. Tidur siang

Sebelum sakit : An.S tidur siang selama 2-3 jam sehari

13

A B

Page 14: askep diare akut

Selama sakit : An.S tidur siang selama 2-3 jam sehari

5. Mandi

Sebelum dan selama sakit, An.S mandi 2x sehari pagi dan sore dengan

dibantu orang tua.

6. Aktifitas bermain

Sebelum dan selama sakit An.S selalu aktif bermain dengan kakak dan

keluarga.

J. Keadaan Kesehatan Saat Ini

1. Diagnosa medis : DADS

2. Tindakan operasi : An.S tidak dilakukan tindakan operasi

3. Status nutrisi : kurang baik, An.S makan 3x sehari dengan

porsi bubur

tim tidak habis

4. Obat-obatan

a. Infus : RL 12 tpm

b. Oral : L - bio 2x1 sachet

Z - kid 1x1 tab

Paracetamol sirup ¾ cth

c. Parenteral : colsancotin 150 cc/8 jam inj

5. Hasil pemeriksaan laboratorium

Tanggal 16 juli 2012

Parameter Hasil Nilai normal

Grand % 47,1 % 50,0 – 70,0

HGB 9,6 u/Dl 12,0 – 16,0

HCT 24,3 % 35,0 – 45, 0

MCV 70,7 fl 100 – 130

MCH 23,3 pg 27,0 – 34,0

RDW-SD 311,0 fl 35,0 – 56,0

PLT 311 x 10ᵔ3 /ul 100 – 300

14

Page 15: askep diare akut

K. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : baik

2. Kesadaran : CM

3. TTV : N : 100x/mnt. S : 36,5ᵒ C. RR : 24x/mnt.

4. BB/TB : 6,8 kg dan 70 cm

5. Lingkar kepala : -

6. Lingkar lengan : -

7. Mata : bersih, tidak anemis pada konjungtiva

8. Hidung : bersih, tidak ada lesi.

9. Telinga : bersih, tidak ada serumen.

10. Dada & paru :

I : simetris.

Pa : traktil femitus

Pe : sonor.

Aus : vesikuler

11. Jantung :

I : ictus cordis tidak tampak.

Pa : ictus cordis teraba di IC ke-5.

Pe : pekak.

Aus : tidak ada suara tambahan.

12. Abdomen :

I : perut datar.

Aus : BU meningkat

Pa : hepar tidak teraba.

Pe : timpani

13. Ekstremitas : An.S tidak mengalami kelemahan otot.

Kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah

5.

14. Genetalia : bersih, tidak ada kelainan.

15. Kulit : turgor kulit menurun, warna kulit coklat.

L. Pemeriksaan perkembangan anak

15

Page 16: askep diare akut

1. Kemandirian dan begaul : belum mandiri dan sudah bisa bermain

dengan teman

sepermainan dengan dibantu dengan

stimulus

2. Motorik halus : sudah bisa memegang benda – benda

3. Kognitif dan bahasa : baik, bisa bicara 4 kata

4. Motorik kasar : memukul mainan

M. Analisa data

No Data fokus Etiologi problem

1. Ds : ibu klien

mengatakan An.S diare

sebanyak 8 kali,

konsitensi cair berendir

Do : - klien tampak

lemah, turgor kulit

menurun, mukosa bibir

kering, balance cairan :

input : 1445 cc -

Output: 1955 cc : -510

cc

Kekurangan cairan

sekunder terhadap

diare

Gangguan

keseimbangan

cairan dan

elektrolit

2. Ds : ibu klien

mengatakan An S lemah,

makan tidak habis

Do : An S tampak lemah,

menolak makanan, 1

porsi makan habis.

Muntah 2 kali

Tidak adekuatnya

intake dan output

Perubahan nurisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

3. Ds : ibu klien

mengatakan cemas dan

Ketidaktahuan ibu

tetang kondisi dan

informasi tentang

Kecemasan

16

Page 17: askep diare akut

khawartir

Do : ibu tampak bingung,

ibu sering bertanya –

tanya, ibu terlihat

mondar mandir, tidak ada

informasi

diare

N. Prioritas masalah

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

kehilangan cairan sekunder terhadap diare

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak

adekuatnya intake dan output

3. Kecemasan berhubungan dengan ketidaktahuan ibu tentang kondisi

dan informasi tentang diare

O. Intervensi keperawatan

No Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil rencana keperawatan

1. Gangguan

keseimbangan cairan

dan elektrolit

berhubungan dengan

kehilangan cairan

sekunder terhadap

diare

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 1x24 jam,

keseimbangan cairan dan

elektrolit dapat

dipertahankan kembali,

dengan kriteria hasil:

- Turgor kulit membaik

- Mata tidak cekung

- Konsistensi BAB

lembek

1. Pantau tanda dan gejala

kekurangan cairan da

elektrolit

2. Timbang BB setiap hari

3. Anjurkan keluarga untuk

memberi minm banyak

pada klien

4. Kolaborasi dengan

dokter dalam pemberian

cairan parenteral dan

oral

2. Perubahan nutrisi

kurang dari kebutuhan

berhubungan dengan

Setelah dilakukan

tindakan keperwatan

selama 1x24 jam,

1. Disksikan dan jelaskan

tentang pembatasan diet

17

Page 18: askep diare akut

tidak adekuatnya

intake dan output

kebutuhan nutrisi

tercukupi, dengan kriteria

hasil:

- Nafsu makan

meningkat

- BB meningkat atau

normal sesuai umur

makanan berserat tinggi

2. Ciptaan lingkungan yang

bersih, jauh dari bau

yang tak sedap

3. Berikan jam istirahat

yang cukup

4. Monitor intake dan

output dalam 24 jam

5. Kolaborasi dengan tim

gizi dalam diet TKTP

rendah serat dan vit. A

3. Kecemasan

berhubungan dengan

ketidaktahuan ibu

tentang kondisi dan

informasi tentang

diare

Setelah dilakukan

tindakan keperwatan

selama 1x24 jam, ibu

memahami tentang diare.

dengan kriteria hasil:

- Ibu tidak cemas lagi

1. Dorong ibu klien untuk

membicarakan

kecemasan

2. Jelaskan bahwa

kecemasan adalah

masalah umum

3. Ciptakan lingkungan

yang bersih dan jauh dari

bau

4. Kaji kesiapan ibu

mengikuti pembelajaran

tentang pengetahuan

diare dan perawatannya

5. Jelaskan tentang proses

penyakit anaknya,

penyebab dan akibat

terhdap pemenuhan

nutrisi sehari - hari

18

Page 19: askep diare akut

P. Implementasi dan evaluasi keperawatan

1. Dx 1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan

dengan kehilangan cairan sekunder terhadap diare

Hari/tgl/jam Implementsi evaluasi paraf

Minggu

08 - 07 -

2012

08.30

1. memantau tanda dan

gejala kekurangan cairan

dan elektrolit

2. menimbang BB : 6.8 kg

3. menganjurkan keluarga

untuk memberi minum

banyak pada klien

4. mengkolaborasi dalam

pemberian cairan

parenteral dan oral

S : ibu mengatakan

anaknya masih

diare konsistensi air

berlendir

O : turgor kulit

menurun, mata

cekung, bibir

mkosa kering

A : masalah belum

teratasi

P : lanjutkan

intervensi

- pantau tanda

dan gejala

kekurangan

cairan dan

elektrolit

- beri air minum

banyak

2. Dx 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

tidak adekuatnya intake dan output

Hari/tgl/jam Implementasi evaluasi paraf

Senin

09 – 07 –

1. mendiskusikan dan

menjelaskan tentang

S : ibu pasien

mengatakan jika

19

Page 20: askep diare akut

2012

09.15

pembatasan diet makanan

berserat tinggi

2. menciptaan lingkungan

yang bersih, jauh dari bau

yang tak sedap

3. memberikan jam istirahat

yang cukup

4. memonitor intake dan

output dalam 24 jam

5. mengkolaborasi dengan

tim gizi dalam diet TKTP

rendah serat dan vit. A

anaknya sudah mau

makan tapi sedikit

O : An S mau

makan

A : masalah belum

tertasi

P :lanjutkan

intervensi

- beri pembatasan

diet makanan

- beri jam

istirahat yang

cukup

3. Dx 3. Kecemasan berhubungan dengan ketidaktahuan ibu tentang

kondisi dan informasi tentang diare

Hari/tgl/jam implementasi evaluasi paraf

Selasa

10 – 07 –

2012

09.30

1. mendorong ibu klien

untuk membicarakan

kecemasan

2. menjelaskan bahwa

kecemasan adalah

masalah umum

3. menciptakan lingkungan

yang bersih dan jauh

dari bau

4. mengkaji kesiapan ibu

mengikuti pembelajaran

tentang pengetahuan

diare dan perawatannya

S : ibu klien

mengatakan sudah

tidak cemas lagi

O : ibu klien tampak

tidak bingung dan

tidak cemas lagi

A : masalah teratasi

P : lanjutkan

intervensi

- dorong ibu klien

membicarakan

tentang

kecemasannya

- jelaskan bahwa

20

Page 21: askep diare akut

5. menjelaskan tentang

proses penyakit

anaknya, penyebab dan

akibat terhdap

pemenuhan nutrisi

sehari – hari

kecemasan

adalah masalah

umum

- ciptakan

lingkungan yang

bersih

21

Page 22: askep diare akut

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Diare adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang

memberikan gejala diare dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya yang

disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit yang patogen.

Diagnosa keperawatan yang muncul pada An. S adalah :

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

kehilangan cairan sekunder terhadap diare.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak

adekuatnya intake dan output.

3. Kecemasan berhubungan dengan ketidaktahuan ibu tentang kondisi dan

informasi tentang diare.

Penatalaksanaan pada An. S adalah :

a. Infus : RL 12 tpm

b. Oral : L - bio 2x1 sachet

Z - kid 1x1 tab

Paracetamol sirup ¾ cth

c. Parenteral : colsancotin 150 cc/8 jam inj

B. Saran

Diharapkan mahasiswa mampu mengelola pasien An. S dengan diare

dengan benar, sesuai dengan tinjaun teori yang telah dijabarkan di awal

makalah ini.

22

Page 23: askep diare akut

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 10.

Jakarta : EGC

Donna L Wong. 2005. Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC

Perry&Potter. 2005. Fundamental Keperawatan Jilid 1. Jakarta : EGC

Perry&Potter. 2006. Fundamental Keperawatan Jilid 2. Jakarta : EGC

Soegeng Soegijanto. 2006. Ilmu Penyakit Anak, Diagnosa dan

Penatalaksanaan. Jakarta : Salemba Medika

23


Related Documents