Top Banner
BAB I PEMBAHASAN DEFENISI Penyakit demam berdarah dengue (DBD) disebut juga Dengue Hemorrhagic (DHF), disebabkan oleh virus dengue yang di tularkan melalui gigitan nyamik aedes aegypti, yang menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada pembentukan system pembekuan darah, sehingga menyebabkan perdarahan – perdarahan (Anomin, 1997) Demama berdarah dengue(DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy,1995 ). Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Seoparman , 1990). Demam berdarah dengue (DBD) adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk lain yang
31

Askep dbd AKPER PEMDA MUNA

Jul 31, 2015

Download

Education

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Askep dbd AKPER PEMDA MUNA

BAB I

PEMBAHASAN

DEFENISI

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) disebut juga Dengue Hemorrhagic

(DHF), disebabkan oleh virus dengue yang di tularkan melalui gigitan nyamik aedes

aegypti, yang menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada

pembentukan system pembekuan darah, sehingga menyebabkan perdarahan – perdarahan

(Anomin, 1997)

Demama berdarah dengue(DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita

melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy,1995 ).

Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan

orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam

atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh

penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Seoparman , 1990).

Demam berdarah dengue (DBD) adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes

aegypty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya

dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick manson,2001).

Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan

oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypty (Seoparman, 1996 bahwa).

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan Dmam Berdarah

Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang

tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes

aegypty yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri

otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam

Page 2: Askep dbd AKPER PEMDA MUNA

Etiologi

a. Virus dengue sejenis arbovirus.

b. Virus dengue tergolong dalam family Flavividae dan dikenal ada 4 serotif, Dengue

1 dan 2 ditemukan di Irian ketika berlangsungnya perang dunia ke II, sedangkan dengue

3 dan 4 ditemukan pada saat wabah di Filipina tahun 1953-1954. Virus dengue berbentuk

batang, bersifat termoragil, sensitif terhadap in aktivitas oleh diatiter dan natrium

diaksikolat, stabil pada suhu 70 oC.

Keempat serotif tersebut telah di temukan pula di Indonesia dengan serotif ke 3

merupakan serotif yang paling banyak

Pencegahan penyakit DBD

Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya,yaitu

nyamuk Aedes Aegeypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan

menggunakan beberapa metode yaitu :

1. linkungan

metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain

penyuluhan dan penggerakan masyarakat dalam PNS DBD ( Gerakan 3M)

2. Biologis

Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ian

adu,/ikan cupang) dan bakteri.

3.kimiawi

cara pengendalian ini antara lain dengan:

a. pengasapan pogging, dengan menggunakan insektisida golongan malathion dan

penithion, yang berguna untuk memberantas nyamuk dewasa yang suka hinggap

pada benda-benda tergantung seperti pakaian ,klambu dan lain sebagainya.

b. Memberikan bubuk abate ( temephos) pada tempat-tempat penampungan air

seperti gentong air,vas bunga, kolam dan lain-lain

Page 3: Askep dbd AKPER PEMDA MUNA

PATOFISIOLOGI

Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan

kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-antibody.

Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan

dilepas C3a dan C5a,dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan

merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh

darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu. Terjadinya trobositopenia,

menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan

fibrinogen) merupakan factor penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama

perdarahan saluran gastrointestinal.

Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding

pembuluh darah , menurunnya volume plasma , terjadinya hipotensi , trombositopenia

dan diathesis hemorrhagic , renjatan terjadi secara akut. Nilai hematokrit meningkat

bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan

dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi

anoxia jaringan, acidosis metabolic dan kematian

DIAGNOSIS

Diagnosis demam berdarah dengue dan kriteri beratnya penyakit didasarkan pada

patokan WHO (1975)

Mendadak panas tinggi selama 2-7, tampak lemah lesu, suhu badan antara 38 C

sampai 40 C atau lebih

Tampak bintik –bintik merah pada kulit dan jika kulit direnggangkan bintik merah

itu tidak hilang.

Kadang – kadang terjadi pendarahan di hidung ( mimisan )

Mungkin terjadi muntah darah atau berak darah

Tidak ada nafsu makan (Anoreksia), diare, konstipasi.

Tes tourniquet positif

Sakit kepala

Page 4: Askep dbd AKPER PEMDA MUNA

Pembengkakan sekitar mata

Pembesaran limpa, hati, dan kelenjar getah bening

Tanda – tanda renjatan ( sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah

menurun, gelisah, capillary lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah )

Adanya perdarahan yang peteki, akimosis, atau purpura

Kadang – kadang nyeri ulu hati karena terjadi perdarahan di lambung

Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin berkeringat.

Perdarahan selaput lender mukosa, alat cerna gastro intestinal, tempat suntikan

atau di tempat yang lain

Hematenesis atau melena, epistaksis, hematuria.

Trombositopenia ( 100.000 per mm)

Pembesaran plasma yang erat hubungannya dengan kenaikan permiabilitas

dinding pembuluh darah, yang di tandai dengan munculnya satu atau lebih dari

a. Kenaikan nilai 20 % hematokrit atau lebih tergantung umur dan jenis

kelamin

b. Menurunnya nilai hematokrit dan nilai dasar 20 % atau lebih sesudah

pengobatan

c. Tanda – tanda pembesaran limpa, efusi pleura, asites, hipoprotemia.

Klasifikasi

a. Derajat I

Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji

turniket positi, trombositopeni dan hemokonsentrasi.

b. Derajat II :

Manifestasi klinik pada derajat I dengan manifestasi perdarahan spontan di bawah

kulit seperti peteki, hematoma dan perdarahan dari lain tempat.

Page 5: Askep dbd AKPER PEMDA MUNA

c. Derajat III :

Manifestasi klinik pada derajat II ditambah dengan ditemukan

manifestasi kegagalan system sirkulasi berupa nadi yang cepat dan

lemah, hipotensi dengan kulit yang lembab, dingin dan penderita

gelisah.

d. Derajat IV :

Manifestasi klinik pada penderita derajat III ditambah dengan ditemukan manifestasi

renjatan yang berat dengan ditandai tensi tak terukur dan nadi tak teraba.

komplikasi

Adapun komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya :

a. Perdarahan luas.

b. Shock atau renjatan.

c. Effuse pleura

d. Penurunan kesadaran

Pemeriksaan penunjang

a. Darah

1) Trombosit menurun.

2) HB meningkat lebih 20 %

3) HT meningkat lebih 20 %

Page 6: Askep dbd AKPER PEMDA MUNA

4) Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3

5) Protein darah rendah

6) Ureum PH bisa meningkat

7) NA dan CL rendah

b. Serology : HI (hemaglutination inhibition test).

1) Rontgen thorax : Efusi pleura.

2) Uji test tourniket (+)

TUJUAN TERAPI

Adapun tujuan terapi terhadap penyakit demam berdarah dengue adalah :

Gangguan terhadap volume cairan tubuh dapat diatasi

Hipertermi dapat teratasi

Gangguan pemenuhan nutrisi teratasi

Pengetahuan keluarga tentang proses penyakit meningkat

Pendarahan tidak terjadi

Shock hipovolemik dapat teratasi

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yaitu :

a. Tirah baring

b. Pemberian makanan lunak .

c. Pemberian cairan melalui infus.Pemberian cairan intra vena

(biasanya ringer lactat, nacl) ringer lactate merupakan cairan

intra vena yang paling sering digunakan , mengandung Na +

Page 7: Askep dbd AKPER PEMDA MUNA

130 mEq/liter , K+ 4 mEq/liter, korekter basa 28 mEq/liter , Cl

109 mEq/liter dan Ca = 3 mEq/liter.

d. Pemberian obat-obatan : antibiotic, antipiretik,

e. Anti konvulsi jika terjadi kejang

f. Monitor tanda-tanda vital ( T,S,N,RR).

g. Monitor adanya tanda-tanda renjatan

h. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut

i. Periksa HB,HT, dan Trombosit setiap hari

.

Pengelolaan penderita DBD tanpa syok

- penderita diberi minum banyak baik berupa air the, sirup,susu, atau larutan oralit.

Tidak di anjurkan pemberian cairan melalui pipa lambung ( nasogastric tube).

- infuse diberikan bila terus-menerus muntah sehingga asupan peroral tidak

mungkin, dan penderita terancam hipovolemia intravaskuler yang dapat ditentukan

dengan pemeriksaan hematokrit. Larutan yang digunakan ringer laktat dengan

jumlah yang sama dengan yang diberikan pada dehidrasi sedang akibat

gastroenteritis.

- karena DBD sukar diduga perjalanan penyakitnya, maka penderita sebaiknya

segera dirujuk ke RS terdekat.

Pengelolaan penderita DBD dengan syok

- penderita perlu mendapat infuse Ringer laktat, atau campuran NaCl 0,9% :glukosa

10% (1:3)

Page 8: Askep dbd AKPER PEMDA MUNA

- kecepatan infuse permulaan 20 ml/kgBB/jam. Bila syok mulai teratasi jumlah

cairan dikurangi menjadi 10 ml/kg BB/jam.

- untuk pemantauan dan penangan lebih lanjut, sebaiknya penderita dirujuk ke RS

terdekat.

IM PLIKASI

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan perawat untuk

mendapatkan data yang dibutuhkan sebelum melakukan asuhan keperawatan .

pengkajian pada pasien dengan “DHF” dapat dilakukan dengan teknik

wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan fisik. Adapun tahapan-tahapannya

meliputi :

a. Mengkaji data dasar, kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual pasien dari berbagai

sumber (pasien, keluarga, rekam medik dan anggota tim kesehatan lainnya).

b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang potensial dan tersedia untuk memenuhi

kebutuhan pasien.

c. Kaji riwayat keperawatan.

d. Kaji adanya peningkatan suhu tubuh ,tanda-tanda perdarahan, mual, muntah,

tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi, tanda-tanda syok

(denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab terutama

pada ekstrimitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran).

2. Diagnosa keperawatan .

Penyusunan diagnosa keperawatan dilakukan setelah data didapatkan,

kemudian dikelompokkan dan difokuskan sesuai dengan masalah yang timbul

Page 9: Askep dbd AKPER PEMDA MUNA

sebagai contoh diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kasus DHF

diantaranya :

a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas

kapiler, perdarahan, muntah dan demam.

b. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,

muntah, tidak ada nafsu makan.

d. Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit berhubungan dengan

kurangnya informasi

e. Resiko terjadinya perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.

f. Shock hipovolemik berhubungan dengan perdarahan

3. Intervensi

Perumusan rencana perawatan pada kasus DHF hendaknya mengacu

pada masalah diagnosa keperawatan yang dibuat. Perlu diketahui bahwa tindakan

yang bisa diberikan menurut tindakan yang bersifat mandiri dan kolaborasi.

Untuk itu penulis akan memaparkan prinsip rencana tindakan keperawatan yang

sesuai dengan diagnosa keperawatan :

a. Gangguan volume cairan tubuh kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan , muntah dan demam.

Tujuan :

Gangguan volume cairan tubuh dapat teratasi

Kriteria hasil :

Page 10: Askep dbd AKPER PEMDA MUNA

Volume cairan tubuh kembali normal

Intervensi :

1) Kaji KU dan kondisi pasien

2) Observasi tanda-tanda vital ( S,N,RR )

3) Observasi tanda-tanda dehidrasi

4) Observasi tetesan infus dan lokasi penusukan jarum infus

5) Balance cairan (input dan out put cairan)

6) Beri pasien dan anjurkan keluarga pasien untuk memberi minum banyak

7) Anjurkan keluarga pasien untuk mengganti pakaian pasien yang basah oleh

keringat.

b. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.

Tujuan

Hipertermi dapat teratasi

Kriteria hasil

Suhu tubuh kembali normal

Intervensi

1) Observasi tanda-tanda vital terutama suhu tubuh

2) Berikan kompres dingin (air biasa) pada daerah dahi dan ketiak

3) Ganti pakaian yang telah basah oleh keringat

Page 11: Askep dbd AKPER PEMDA MUNA

4) Anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap

keringat seperti terbuat dari katun.

5) Anjurkan keluarga untuk memberikan minum banyak kurang lebih 1500 –

2000 cc per hari

6) kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi, obat penurun panas.

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,

muntah, tidak ada nafsu makan.

Tujuan

Gangguan pemenuhan nutrisi teratasi

Kriteria hasil

Intake nutrisi klien meningkat

Intervensi

1) Kaji intake nutrisi klien dan perubahan yang terjadi

2) Timbang berat badan klien tiap hari

3) Berikan klien makan dalam keadaan hangat dan dengan porsi sedikit tapi

sering

4) Beri minum air hangat bila klien mengeluh mual

5) Lakukan pemeriksaan fisik Abdomen (auskultasi, perkusi, dan palpasi).

6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi anti emetik.

7) Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet.

Page 12: Askep dbd AKPER PEMDA MUNA

d. Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit berhubungan dengan

kurangnya informasi

Tujuan

Pengetahuan keluarga tentang proses penyakit meningkat

Kriteria hasil

Klien mengerti tentang proses penyakit DHF

1) Kaji tingkat pendidikan klien.

2) Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit DHF

3) Jelaskan pada keluarga klien tentang proses penyakit DHF melalui Penkes.

4) beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya yang belum dimengerti atau

diketahuinya.

5) Libatkan keluarga dalam setiap tindakan yang dilakukan pada klien

e. Resiko terjadinya perdarahan berhubungan dengan trobositopenia.

Tujuan

Perdarahan tidak terjadi

Kriteria hasil

Trombosit dalam batas normal

Intervensi

1) Kaji adanya perdarahan

Page 13: Askep dbd AKPER PEMDA MUNA

2) Observasi tanda-tanda vital (S.N.RR)

3) Antisipasi terjadinya perlukaan / perdarahan.

4) Anjurkan keluarga klien untuk lebih banyak mengistirahatkan klien

5) Monitor hasil darah, Trombosit

6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi ,pemberian cairan intra

vena.

f. Shock hipovolemik berhubungan dengan perdarahan

Tujuan

Shock hipovolemik dapat teratasi

Kriteria hasil

Volume cairan tubuh kembali normal, kesadaran compos mentis.

Intervensi

1) Observasi tingkat kesadaran klien

2) Observasi tanda-tanda vital (S, N, RR).

3) Observasi out put dan input cairan (balance cairan)

4) Kaji adanya tanda-tanda dehidrasi

5) kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi cairan.

4. Penyuluhan pada keluarga/pasien

Pada pasien tersangka DBD perlu mendapatkan penyuluhan / penjelasan

yaitu:

Page 14: Askep dbd AKPER PEMDA MUNA

1. Kontrol setiap hari ke rumah sakit / puskesmas selama masih demam

2. Berikan obat penurun demam bila diperlukan

3. Berikan minum 4-6 gelas per hari, disamping iar putih dapat diberika

teh manis, sirup, jus buah, atau oralit.

4. apabila sewaktu – waktu di jumpai tanda kegawatan, yaitu :

- Anak tampak lemas

- Badan dingin, terutama tangan dan kaki

- Muntah terus menerus

- Mimisan

- Perdarahan lain

Segera di bawah kembali ke rumah sakit / puskesmas

5. baca formulir pesanan yang di berikan oleh dokter.

5. Evaluasi.

Evaluasi adalah merupakan salah satu alat untuk mengukur suatu perlakuan atau

tindakan keperawatan terhadap pasien. Dimana evaluasi ini meliputi evaluasi formatif /

evaluasi proses yang dilihat dari setiap selesai melakukan implementasi yang dibuat

setiap hari sedangkan evaluasi sumatif / evaluasi hasil dibuat sesuai dengan tujuan yang

dibuat mengacu pada kriteria hasil yang diharapkan.

Evaluasi :

a. Suhu tubuh dalam batas normal.

b. Intake dan out put kembali normal / seimbang.

c. Pemenuhan nutrisi yang adekuat.

Page 15: Askep dbd AKPER PEMDA MUNA

d. Perdarahan tidak terjadi / teratasi.

e. Pengetahuan keluarga bertambah.

f. Shock hopovolemik teratasi

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) disebut juga Dengue Hemorrhagic

(DHF), disebabkan oleh virus dengue yang di tularkan melalui gigitan nyamik aedes

aegypti, yang menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada

pembentukan system pembekuan darah, sehingga menyebabkan perdarahan – perdarahan

yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan

nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam, Tampak bintik –bintik merah pada kulit

dan jika kulit direnggangkan bintik merah itu tidak hilang., Kadang – kadang terjadi

pendarahan di hidung ( mimisan ), terjadi muntah darah atau berak darah Tidak ada nafsu

makan (Anoreksia), diare, konstipasi, Sakit kepala, Pembesaran limpa, hati, dan kelenjar

getah bening.

Dengan diagnosa keperawatan :

a. Kekurangan volume cairan b/d peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah

dan demam.

b. Hipertermi b/d proses infeksi virus dengue.

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual, muntah, tidak ada nafsu

makan.

d. Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit b/d kurangnya informasie.

Resiko terjadinya perdarahan b/d trombositopenia.

f. Shock hipovolemik berhubungan dengan perdarahan

Page 16: Askep dbd AKPER PEMDA MUNA

Saran

Dengan mempelajari farmasi saya dapat mengetahui bagaiman cara mencegah

dan mengobati penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), sehingga saran saya agar

pembaca lebih memahami gejala – gejala dalam hal yang dapat menyebabkan DBD dan

dapat mmeriksaan ke Rumah Sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Hadinegoro,Sri Rzeki.2004. Demam Berdarah Dengue, FKUI. Jakarta.

Wilson,Lorraine M, Price,Sylvia A. 2005. Konsep klinis proses – proses penyakit, EGC.

Jakarta.

Guyton,Arthur C,1990,Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit,EGC,Jakarta.

http://www.Cermin dunia kedokteran. Co.Id

http://www.Asuhan keperawatan DBD .CO.Id

http://www.PPNI.Co.Id

Page 17: Askep dbd AKPER PEMDA MUNA

Tugas kelompok :Metodelogi keperawatan

Dosen pembimbing :Rakhim, S.Kep,M.Kes

ASUHAN KEPERAWATAN

HIPERTENSI

O L E H :

NUR HIFMAWATI ARIEF

p.06.028.1.1.028

A1. keperawatan

Page 18: Askep dbd AKPER PEMDA MUNA

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MANDALA WALUYA

KENDARI

2009

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha

Esa,karena berkat rahmat ,taufik dan hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan tugas ini

dengan tepat waktu, walaupun dalam bentuk sangat sederhana dengan judul “Asuha

keperawatan pada kasus Hipertiroidisme”

Kami menyadari begitu banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini dan

masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami harapkan saran dan kritik yang

sifatnya membangun kepada para pembaca, teman – teman, dan dosen pembimbing

untuk kesempurnaan tugas-tugas selanjutnya khususnya dalam menambah ilmu

pengetahuan kami.

Kendari, September 2008

Page 19: Askep dbd AKPER PEMDA MUNA

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar belakang

Demma berdarah dengue (Dengue hemorhagic fever) adalah penyakit infeksi

yang di sebabkan oleh 4 (empat) serotipe virus dengue dan secara klinis di tandai dengan

adanya manifestasi perdarahan dan dapat berkembang menjadi renjatan (dengue shock

syndrom) yang berakibat fatal. Trombositopeni yang bersamaan dengan hemokonsentrasi

merupakan gambaran yang selalu di temukan. Terutama sekali ditemukan di filifina pada

tahun 1953, thailan 1958, Malaysia, Singapur dan vietnam pada tahun 1953- 1964.

Di indonesia pertama kali di jumpai di Surabaya pada tahun 1968 dan kemudian

disusul dengan daerah – daerah yang lain ( jumlah penderita menunjukkan

kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun, dan penyakit ini banyak terjadi dikota –

kota yang padat penduduknya. Akan tetapi dalam tahun –tahun terakhir ini, penyakit ini

juga terjadi di daerah pedesaan.

Penyakit ini umumnya mengenai anak yang berumur 1-5 tahun, akan tetapi

belakangan ini terlihat bahwa golongan umur diatas 15 tahun semakin banyak yang

menderita Demam Berdarah Dengue,dimana proporsinya brrubah dari 4,3% pada tahun

1968 menjadi 2,6% pada tahun 1988.

Page 20: Askep dbd AKPER PEMDA MUNA

Serotipe virus Dengue (DEN-I, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4) secara antigenik

sangat mirip satu dengan lainnya, tetpi tidak dapat menghasilkan proteksi silang yag

lengkap setelah terinfeksi oleh salah satu tipe,. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan

nyamuk Aedes aegypti, A.albopictus, A.polynesiesis, dan beberapa spesies A.scuttelaris.

akan tetapi di indonesia penularan melalui A.aegypti dan A.albopiktus

i

2.Rumusan masalah

Yang menjadi permasalahan tentang penyakit DBD dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1) Bagaimana mengetahi tentang penyakit DBD,Patofisiologi, diagnosis, cara

penularan dan cara pencegahannya

2) Bagaimana penanganan penyakit DBD yang di mulai dari pengkajian, diagnosa,

intervensi, dan memberikan penyuluhan pada penderita dan keluarganya.

3.Tujuan

Adapun tujuan pembutan makalah tentang penyakit DBD yaitu :

1) Untuk mengetahui pengertian DBD, patofisiologinya, Diagnosis, cara

pencegahan dan penularannya

2) Untuk mengetahui bagaimana cara penanganan penyakit DBD dan

memberikan penyuluhan pada penderita dan keluarga

Page 21: Askep dbd AKPER PEMDA MUNA

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..........................................................................i

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................ii

1.3 Tujuan........................................................................................iv

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 DEFENISI.................................................................................1

2.2 PATOFISIOLOGI.....................................................................3

2.3 DIAGNOSIS.............................................................................3

2.4 TUJUAN TERAPI....................................................................6

2.5 PENATALAKSANAAN.........................................................6

2.6 IMPLIKASI

- Pengkajian .........................................................................8

- diagnosa kepeawatan .........................................................8

Page 22: Askep dbd AKPER PEMDA MUNA

- intervensi............................................................................9

- penyuluhan pada pasien / keluarga....................................11

- evaluasi .............................................................................12

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................13

3.2 Saran.......................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA