AN KEPERAWATAN PADA PASIEN KOR PULMONAL OLEH : 1. Marlin Sutrisna 2. Nita Yunita 6. Hendro Anggoro 3. Pipin Herawati 7. Ridha Yulia 4. Evi melianti 8. Ezi Novita 5. Nurman Hidayat 9. Richa JURUSAN KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) TRI MANDIRI SAKTI
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Inspeksi : Simetris, pernafasan dengan cuping hidung dan menandakan adanya kesulitan dalam bernafas
Fungsi penciuman : normal
Pembekakan : tidak pendarahan : tidak
Kebersihan : baik secret : tidak
8). Mulut dan tenggorokan
Membrane mukosa : kebersihan mulut
Keadaan gigi :
Tanda radang (bibir, gusi, lidah) :
Trismus :
Kesulitan menelan :
9). Leher
Trakea (simetris/ tidak) :
karotid bruit :
JVP :
Kelenjar limfe :
Kelenjar tiroid :
Kaku kuduk :
10). Thorak/ paru
Inspeksi : -
Palpasi : adanya gerakan otot bantu pernapasan
Perkusi : suara paru redup
Auskultasi : suara paru kiri terdengar ronchi
11). Jantung
Inspeksi : ictus cordis
Palpasi : denyut jantung cepat
Perkusi : -
Auskultasi : tidak teratur
12). Abdomen
Inspeksi :
Auskultasi : adanya bising usus
Perkusi :
Palpasi :
13).Genetalia :
14).Rectal :
15).Ekstremitas
Ektremitas atas :
Ekstremitas bawah :
ROM : nilainya dapat menggerakan anggota
Kekuatan otot : lemah
16).Vaskuler perifer
Capillary Refille :
Clubbing :
Perubahan warna (kuku, kulit, bibir) : kulit kering,
17).Neurologis
Kesadaran (GCS) : delirium
Status mental :
Motorik (kejang, tremor, parese dan paralisis) :
Sensorik :
Tanda ransang meningeal :
Saraf cranial :
Reflex fisiologis :
Reflex patologis :
5. Pemeriksaan Penunjang :
a. Pemeriksaan Radiologi
batang pulmonal dan hilus membesar. Peluasan hilus dapat dihitung dari perbandingan jarak antara permulaan percabangan pertama
arteri pulmonalis utama kanan dan kiri dibagi dengan diameter transversal toraks. Perbandingan >0, 36 menunjukkan hipertensi
pulmonal.
b. Pemeriksaan EKG
c. Ekokardiografi
ekokardiografi memungkinkan pengukuran ketebalan dinding vartikel kanan. Meskipun perubahan volume tidak dapat diukur, tekhnuk
ini dapat memperlihatkan pembesaran kavitas ventrikel kanan dalam hubungannya dengan pembesaran ventrikel kiri.
d. magnetik resonance imaging (MRI)
berguna untuk mengukur maasa ventrikel kanan, ketebalan dinding, volume kavitas dan jumlah darah yang dipompa.
e. biopsi paru-paru
dapat berguna untuk menunjukkan vaskulitis pada beberapa tipe penyakit vaskuler paru-paru seperti penyakit vaskuler kologen, artritis
rematoid, dan granulomatosis waneger.
6. Penatalaksanaan Pengobatan
pada pasien dengan penyakit asal COPD, pemberian O2 sangat dianjurkan untuk memperbaiki pertukaran gas dan menurunkan tekanan
arteri pulmonal serta tahanan vaskuler pulmonal.
higienis bronkial, diberikan obat golongan bronkodilator.
jika terdapat gejala gagal jantung, perbaiki kondisi hipoksemia dan hiperkapnia.
bedrest, diet rendah sodium, pemberian diuretik.
digitalis, bertujuan untuk meningkatkan kontraktilitas dan menurunkan denyut jantung, selain itu juga mempunyai efek digitalis ringan.
(somantri irman, 2008)
ANALISA DATA
Nama klien :Tn . A
Ruang Rawat ; Mawar
Diagnosa medik :Cor pulmonal
3.2. Kemungkinan Diagnosa keperawatan yang muncul
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b. d peningkatan produksi sputum, penurunan energy kelemahan
2. Nyeri, sakit kepala b. d peningkatan vaskuler serebral
3. Intoleransi aktivitas b. d kontraksi ventrikel.
3.3 NCP (Nursing Care Planing)
Nama klien :Tn . M
Ruang Rawat ; seruni
Diagnosa medik :Cor pulmonal
Rencana Asuhan Keperawatan
NoDiagnosa
KeperawatanTujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasionalisasi
1 Bersihan Jalan
napas tidak
efektif b. d
peningkatan
produksi sputum,
penurunan
energy,
kelemahan
Setelah di lakukan
intervensi
keperawatan selama
diharapkan pasien
menunjukan jalan
napas paten dengan
bunyi napas bersih,
tidak ada dipsnea,
sianosis.
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x / menit
RR : 20 x / menit
S : 37oC
Anjurka
n klien menggunakan pakaian yang
longgar
Hindari
kerutan pada tempat tidur
Jaga
kebersihan kulit agar tetap bersih dan
kering
Mobilisa
si klien (ubah posisi klien)
Monitor
kulit dan observasi tanda-tanda vital
Meningk
atkan lingkungan yang sejuk dan
menghindari pakaian longgar.
Mengura
ngi tekanan atau gesekan
Mengura
ngi kerusakan kulit
Mencega
h terjadinya dekubitus dan imoilisasi
Indikator
dalam membantu menyusun intervensi
Mengole
NoDiagnosa
KeperawatanTujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasionalisasi
Oleskan
minyak/ lotion pada daerah yang
tertekan
Monitor
warna dan temperatur kulit
Catat
adanya perubahan kulit dan membran
mukosa serta adanya tekanan atau
gesekan, monitor kulit dari kekeringan
dan kelembabanya
Memberi
kan tindakan perawatan kulit untuk
mempertahankan integritas kulit dan
meningkatkan kenyamanan pasien
Kolaborasi :
Berikan
obat sesuai indikasi, berikan antibiotik
dan obat tropical
skan minyak/lotion dapat mengurangi
tekanan.
Indikator
dalam membantu menyusun intervensi
Kulit
yang kering dapat menimbulkan
daerah dermatitis dengan gejala
kemerahan dan gatal
Kulit
merupakan barier yang penting yang
harus dipertahankan keutuhannya agar
berfungsi secara benar.
Antibioti
k untuk mencegah terjadinya infeksi
dan aman mengurangi penyebab alergi
Tropikal
untuk terapi lesi pada daerah mulut.
2 Ketidak Setelah dilakukan Mandiri :
NoDiagnosa
KeperawatanTujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasionalisasi
seimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan
dengan intake
yang kurang,
ketidak mampuan
menelan makanan
intervensi
keperawatan selama 3
x 24 jam diharapkan
masalah nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
dapat teratasi
dapat teratasi
normal
Timbang
BB tiap hari
Ukur
masukan diet harian dengan jumlah
kalori
Bantu
dan motivasi pasien makan atau
biarkan orang terdekat membantu
pasien, identifikasi makanan yang
disukai
Berikan
makanan sedikit tapi sering dalam
porsi kecil
Berikan
makanan halus
Berikan
perawatan mulut sering sebelum
makan
Mengkaj
i pemasukan yang adekuat.
Memberi
kan informasi tentang kebutuhan/
pemasukan klien
Makan
akan lebih baik bila keluarga terlibat
dan makanan yang disukai dalam
pemenuhan nutrisi pasien
Dengan
makanan sedikit dalam porsi kecil dan
sering dapat meningkatkan pemasukan
makanan secara perlahan-lahan
Memuda
hkan pemasukan makanan yang
dikarenakan nyeri dan stomatitis
Pasien
yang mengalami stomatitis dan rasa
tak enak dimulut dimana menambah
anoreksia.
NoDiagnosa
KeperawatanTujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasionalisasi
Kolaborasi :
Pemberi
an infus sesuai dengan indikasi.
Pengatur
an keseimbangan cairan dan elektrolit
dan nutrisi penting karena pasien
sukar/tidak dapat menelan karena lesi
di mulut dan tenggorokan serta
kesadaran dapat menurun, untuk itu
dapat diberikan infus glukosa 5% dan
larutan parrow.
NODiagnosa keperawatanTujuanKriteria HasilIntervensiRasional1.Bersihan Jalan napas tidak efektif b. d peningkatan produksi sputum, penurunan energy, kelemahanSetelah di lakukan intervensi keperawatan selama diharapkan pasien menunjukan jalan napas paten dengan bunyi napas bersih, tidak ada dipsnea, sianosis. Setelah dilakukan pemeriksaan selama 3x24 , diharapkan Batuk efektif, nafas tidak lagi pendek, tidak ada bunyi nafas mengi, - TTV dalam batas normal :TD: 120/80 mmHgND: 60-100 x/iRR: 16 -24 x/iS :37 oC-tidak ada sekresi mucus kental, klien rileks tidak mengantuk(ceria)
Mandiri:kaji respon pasien terhadap aktivitas perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20 x/i, di atas frekuensi istirahat, Dispnea /Nyeri dada.
Instuksikan pasien tentang tekhnik penghematan energi, misalnya melakukan aktivitas kelelahan.
Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas/keperawatan diri bertahap jika dapat di toleransi . Berikan bantuan sesuai dengan kebutuhan.
Menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respon fisiologis terhadap stres aktivitas dan bila tidak ada merupakan indikator dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas . Teknik menghemat energi mengurangi penggunaan energi, juga membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. . Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba – tiba memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan akan mendorong kemandirian dalam melakukan aktivitas
2Nyeri, sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral Setelah dilakukan intervensi kepeawatan diharapkan nyeri atau ketidaknyamanan
hilang/terkontrol, . Setelah dilakukan pemeriksaan selama 3x24 jam diharapkan tidak ada lagi nyeri berdenyut yang terletak pada region suboksipital, bisa menggerakan kepalanya, tidak lagi menghidari sinar terang dan keributan, leher tidak lagi kaku, tidak lagi pusing, penglihatan normal, tidak ada mual, muntah. - TTV :TD: 120/80 mmHgND: 60-100 x/iRR: 16 -24 x/iS :37 oC
Mandiri:mempertahankan tirah baring selama fase akut. berikan tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, mis. . kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, tenang, redupkan lampu kamar, teknik relaksasi(panduan imajinasi, distraksi)dan aktivitas waktu senggang. Hilangkan aktivitas vasokoontriksi yang dapat meningkattkan sakit kepala, , mis, mengejan saat, batuk panjang, membungkuk. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan
Kolaborasi:berikan sesuai indikasi:analgesik. Antiansietas, mis. . lorazepam(Ativan), diazevam(Valium).
minimalkan stimulasi/meningkatkan telaksasi Tindakan yang menurunkan tekanan
Vascular serebral dan yang Pemperlambat/ memblok respons Simpatis efektif dalam menghilangkan Sakit kepala dan komplikasinya. Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatan tekanan vaskuler serebrra
Pusing dan penglihatan kabur sering berfhubungan dengan sakit kepala. Menurunkan nyeri dan menurunkan rangsang sistem syaraf simpatisdapat mengurangi tegangan dan Ketidaknyamanan yang diperbesar oleh Stress. 3Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kontraksi ventrikelSetelah dillakukan interv ensi keperawatan diharapkan aktivitas dapat kembali norma, melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat di ukur, tidak ada lagi
penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologi. Setelah dilakukan pemeriksaan selama 3x24 jam diharapkan klien klien tidak lagi keletihan atau kelemahan(rileks), TTV dalam batas normal: TD :120/80 mmHg, ND:60-100x/I, RR:16-20x/I, Tidak ada lagi dipsnea, tidak ada lagi iskemia, tidak ada lagi disritmia. Mandiri:Kaji respon pasien terfhadap aktiivitass, perrhatikan adanya dan perubahan dalam kelujhan keleemahan, keletihan, dan dipsnea berrkenaan dengan ak tivitas
Pantau prekuensi atau irama jantuung. TD, ddan prekuuensi pernafassan sebelun atau setelah aktivitas dan selama diperflukan.
Berikan oksigen dan suplemen.
Penurunan pengisian dan curah jantung dapat menyebabkan pengumpulan cairan dalam kantung perikardial bila ada verikarditis.
Membantu menentukan derajat dekompensasi jantung dan pulmonal. penurunan TD, takikardial, disritnia dan takipnea adalah inddikatip dari kerusakan toleransi jantung terhadap aktivitas.Peningkatan perseddiaan oksigen untuk mengimbangi peningkatan konsumsi oksisgen yang terjadi dengan aktivitas
3. 4 implementasi dan evaluasi SOAPNoHari/tglDx kepImplementasiEvaluasi1. Rabu, 26 mei 2010Bersihan Jalan napas tidak efektif b. d peningkatan produksi sputum, penurunan energi, kelmahan. Pukul 08. 00 wibMandiri:kaji respon pasien terhadap aktivitas perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20 x/i, di atas frekuensi istirahat, Dispnea /Nyeri dada. Instuksikan pasien tentang tekhnik penghematan energi, misalnya melakukan aktivitas kelelahan. Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas/keperawatan diri bertahap jika dapat di toleransi . Berikan bantuan sesuai dengan kebutuhan. Pukul 10. 00 wibS =
Klien mengatakan tidak batuk – batuk dan napas normal. Kien mengatakan dada tidak sakit. Dan tidak nyeri lagi. \O : Klien tampak tidak lagi menahan rasa sakit /nyeri pada dada. Klien tidak kesulitan bernapas. Tidak ada pucatTanda tanda vital dalam batas normalTD: 120/80 mmHgND: 90x/menitRR: 20x/menitS :37 oCA=Masalah teratasiTidak ada lagi batuk, napas normal, nyeri dada tidak ada lagi, dan TTV dalam batas normal. P=Intervensi di hentikan.
2Kamis, 27 mei 2010Nyeri(Akut), sakit kepala b. d peningkatan tekanan vaskular serebral. Pukul 12. 00 wibMandiri:mempertahankan tirah baring selama fase akut. memberikan tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, mis. . kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, tenang, redupkan lampu kamar, teknik relaksasi (panduan imajinasi, distraksi) dan aktivitas waktu senggang. menghilangkan aktivitas vasokoontriksi yang dapat meningkattkan sakit kepala, , mis, mengejan saat , batuk panjang, membungkuk. Membantu pasieen dalam ambulasi sesuai kebutuhan Kolaborasi:Memberikan sesuai indikasi:analgesik. Antiansietas, mis. . lorazepam (Ativan), diazevam (Valium).
Pukul 16. 00 wibS: klien mengatakan tidak ada nyeri lagi kepalanyaklien mengatakan sudah merasa nyamanklien mengatakan tidak lagi sakit kepalaklien mengatakan tidak ada lagi batuk O:klien tampak rileksklien tampak tegapklien tampak nyaman dan tidak merintih lagi. klien tidak lagi menangisTTV dalam batas normal
TD: 120/80mmHgRR:22x/iND:90x/iS: 37CA= Masalah teratasiTidak ada lagi sakit dan nyeri kepala, tidak ada batuk, klien rileks, TTV dalam batas normal. P=Intervensi di hentikan3Jumat, 28 mei 2010Intoleransi aktivitas b. d kontraksi ventrikelPukul 09. 00 wib Mandiri:Mengkaji respon pasien terhadap aktivitas, perhatikan adanya dan perubahan dalam keluhan kelemahan, keletihan, dan dipsnea berkenaan dengan aktivitasmemantau prekuensi atau irama jantung. TD, dan frekuensi pernafasan sebelum atau setelah aktivitas dan selama diperlukan. memberikan oksigen dan suplemen.
Pukul 13. 00 wibS:Klien mengatakan tidak lemah lagiKlien mengatakan tidak ada keletihanKlien mengatakan sudah nyaman saat bergerakO: Klien tampak rileksFrekuensi jantung normalTidak ada DipsneaPemeriksaan EKG mencerminkan tidak lagi iskemia; disritmia. A: Masalah teratasiKlien rileks, tidak ada iskemia; disritmia, klien nyaman, dan frekuensi jantung normal. P=intervensi di hentikan.
BAB IVPENUTUP4.1 KesimpulanKor Pulmonal merupakan suatu keadaan timbulnya hipertrofi dan dilatasi ventrikel kanan tanpa atau dengan gagal jantung kanan; timbul akibat penyakit yang menyerang struktur atau fungsi paru atau pembuluh darahnya. Penyakit-penyakit yang menyebabkan kor pulmonal adalah penyakit yang secara primer
menyerang pembuluh darah paru, seperti PE berulang dan penyakit yang mengganggu aliran darah paru akibat penyakit pernapasan obstruktif atau restriktif. COPD terutama jenis bronchitis, merupakan penyebab tersering kor pulmonal. Penyakit-penyakit pernapasan restriktif yang menyebabkan kor pulmonal dapat berupa penyakit-penyakit intrinsic seperti fibrosis paru difus, dan kelainan ekstrinsik, seperti obesitas yang ekstrim, kifoskoliosis, atau gangguan neuromuscular berat yang melibatkan otot-otot pernapasan. Akhirnya, penyakit vascular paru yang mengakibatkan obstruksi terhadap aliran darah dan kor pulmonal cukup jarang terjadi dan biasanya merupakan akibat dari PE berulang. (Sylvia A. price, 2005:820)Diagnosis Kor Pulmonal terutama berdasarkan pada dua kriteria: (1) Adanya penyakit pernapasan yang disertai hipertensi pulmonal dan (2) bukti adanya hipertrofi ventrikel kanan. Adanya hipoksemia yang menetap, hiperkapnia, dan asidosis atau pembesaran ventrikel kanan pada radiogram menunjukan kemungkinan penyakit paru yang mendasarinya. Adanya emfisema cenderung mengaburkan gambaran diagnosis kor pulmonale. Dipsnea yang memburuk dengan mendadak atau kelelahan, pingsan pada waktu bekerja, atau rasa tidak enak angina pada substernal mengisyaratkan keterlibatan jantung. Tanda-tanda fisik hipertensi pulmonal berupa kuat angkat sistolik pada area parasternal, mengerasnya bunyi pulmonik kedua, dan bising akibat insufisiensi katup trikuspidalis dan pulmonalis. Irama gallop (suara jantung S3 dan S4), distensi vena jugularis dengan gelombang A yang menonjol, hepatomegali, dan edema perifer dapat terlihat pada pasien dengan gagal ventrikel kanan. (Sylvia A. Price, 2005:821) 4. 2 SaranKritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dari semua pihak.