Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal jantung atau Congestive Heart Failure (CHF) adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan akan oksigen dan nutrisi. Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi adanaya kelainan fungsi jantung berakibat jantung gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrilkel kiri. ( Prof. dr. HM. Syaifoellah Noer, 2003: 975 ). Gagal jantung adalah komplikasi sering dari segala jenis penyakit jantung kongenital maupun didapat. Mekanisme fisiologi yang menyebabkan gagal jantung meliputi keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal, meningkatkan beban akhir, menurunkan kontraktilitis miokardium Keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal meliputi regurgitasi aorta, dan cacat septum ventrikel; dan beban akhir meningkatkan pada keadaan-keadaan seperti stenosis aorta dan hipertensi sistemik. Kontratilitas miokardium dapat menurun pada infark miokardium dan kardiomiopati . selain ketiga mekanisme 1
66

ASKEP CHF

Dec 27, 2015

Download

Documents

Trisman Putra

keperawatan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ASKEP  CHF

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gagal jantung atau Congestive Heart Failure (CHF) adalah

ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk

memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan akan oksigen dan nutrisi.

Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi adanaya kelainan

fungsi jantung berakibat jantung gagal memompakan darah untuk

memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan kemampuannya hanya

ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrilkel kiri. ( Prof. dr.

HM. Syaifoellah Noer, 2003: 975 ).

Gagal jantung adalah komplikasi sering dari segala jenis penyakit

jantung kongenital maupun didapat. Mekanisme fisiologi yang

menyebabkan gagal jantung meliputi keadaan-keadaan yang

meningkatkan beban awal, meningkatkan beban akhir, menurunkan

kontraktilitis miokardium

Keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal meliputi regurgitasi

aorta, dan cacat septum ventrikel; dan beban akhir meningkatkan pada

keadaan-keadaan seperti stenosis aorta dan hipertensi sistemik.

Kontratilitas miokardium dapat menurun pada infark miokardium dan

kardiomiopati . selain ketiga mekanisme fisiologis yang menybabkan

jantung gagal dalam bekerja sebagai pompa. Faktor-faktor yang

mengganggu pengisisan ventrikel (mis\; stenosis katup atrioventrikularis)

dapat menyebabkan gagal jantung . keadaan- keadaan seperti perikardica

kontriktif dan temponade jantung mengakibatkan gagal jangtung melalui

kombinasi beberapa efek seperti gangguan pada pengisian ventrikel dan

ejeksi ventrikel.

Faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya gagal jantung melalui

penekanan sirkulasi yang mendadak dapat berupa : disritma, infeksi

sistemik dan infeksi paru-paru, emboli paru.

1

Page 2: ASKEP  CHF

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk menerapkan

asuhan keperawatan pada klien dengan congestif heart failure.

B. Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka

ruang lingkup dalam karya tulis ilmiah ini adalah asuhan keperawatan

pada seorang klien dengan cohestif heart failure (CHF) yang meliputi

proses pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi dan evaluasi.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mampu menerapkan proses keperawatan pada seorang klien dengan

cohestif heart failure (CHF) di RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melaksanakan pengkajian tentang keluhan

atau masalah yang dihadapi klien dengan CHF serta menganalisa

dan selanjutnya mampu merumuskan diagnosa keperawatan.

b. Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan

untuk memenuhi kebutuhan klien sesuai dengan prioritas masalah.

c. Mampu menerapkan rencana tindakan keperawatan

yang telah dibuat ke dalam tindakan nyata untuk memenuhi

kebutuhan klien.

d. Mampu menilai hasil penerapan proses keperawatan

yang telah diberikan terhadap klien.

e. Mampu mendokumentasikan hasil asuhan

keperawatan

D. Metode Penulisan

2

Page 3: ASKEP  CHF

Metode penulisan karya tulis ini digunakan metoda diskriptif yaitu

metode ilmiah yang menggambarkan keadaan yang sebanarnya dengan

pendekatan studi kasus dengan tekhnik - tekhnik sebagai berikut :

- Studi Literature / kepustakaan yaitu dengan mempelajari buku – buku

yang berhubungan dengan mioma uteri.

- Studi Dokumentasi yaitu dengan mempelajari dan mencatat dokumen

yang berhubungan dengan mioma uteri

- Observasi yaitu mengamati masalah klien untuk mengetahui keadaan

perkembangan sehari hari.

- Wawancara yaitu menanyakan langsung data dan informasi pada klien ,

keluarga, tenaga perawat dan petugas lain yang berhubungan dengan

masalah yang dihadapi.

- Pemeriksaan fisik yaitu dengan melakukan pemeriksaan head to too klien

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini terdiri dari 5 (lima ) Bab

yaitu : BAB 1 : Pendahuluan, BAB 2 : Tinjauan Teoritis yang meliputi

teoritis medis dan teoritis keperawatan, BAB 3 : Tinjauan Kasus yang

meliputi pengkajian, memeriksa data, perumusan masalah, rencana

keperawatan dan catatan perkembangan, BAB 4 : Pembahasan dan BAB

5 : Penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.

3

Page 4: ASKEP  CHF

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Konsep Dasar

1. Defenisi

Gagal jantung atau Congestive Heart Failure (CHF) adalah

ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk

memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan akan oksigen dan nutrisi.

(Barbara C.Long,Keperawatan Medikal Bedah : Hal:579)

CHF adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa

darah sesuai kebutuhan tubuh.

(Suzanne C.Smeltzer,Keperawatan Medical bedah Edisi 8.Vol.2)

2. Anatomi Fisiologi

Jantung adalah organ kecil berongga, berotot terletak sedikti ke

sebelah kiri mediastinum dan sebagian tertutup paru-paru, jantung

melebar di bagian atas dibandingkan bagian bawahnya (apeks) . Fungsi

jantung adalah memompa darah ke jaringan, menyuplai O2 dan zat nutrisi

lain sambil mengangkut CO2 dan sampah hasil metabolisme.Beratnya

sekitar 250-300 gram.

Jantung memiliki tiga lapisan yaitu:

Perikardium

Miokardium

Endokardium

Jantung juga terdiri dari 2 ventrikel dan 2 atrium, jantung dilengkapi katup

yang memungkinkan darah mengalir ke satu arah :

4

Page 5: ASKEP  CHF

Katup valvula trikuspidalis, tiga daun yang memisahkan atirum

sinistra dan ventrikel dekstra.

Katup bikuspidalis/mitralis,memisahkan atrium sinistra dan

ventrikel sinistra

Katup semilunaris pulmonalis, terletak antara ventrikel dekstra

dan arteri pulmonalis.

Katup semilunalis aorta terletak antara ventrikel dekstra dengan

aorta.

3. Etiologi

a. Kelainan otot jantung

Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot

jantung yang dapat menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung.

b. Aterosklerosis koroner

Aterosklerosis koroner mengakibatkan terganggunya aliran

darah ke otot jantung, juga terjadi hipoksia dan asidosis (akibat

penumpukan asam laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung)

biasanya mendahului terjadinya gagal jantung.

c. Hipertensi sistemik atau pulmonal

Dapat meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya

mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung. Efek tersebut dapat

dianggap sebagai mekanisme kompensasi karena akan meningkatkan

kontraktilitas jantung. Bila hipertrofi otot jantung tadi tidak dapat

berfungsi secara normal akan terjadi gagal jantung.

d. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif

5

Page 6: ASKEP  CHF

Kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung dan

menyebabkan kontraktilitas menurun.

e. Penyakit jantung lain

Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung

yang sebenarnya tidak secara langsung mempengaruhi jantung.

Mekanisme yang biasanya terlibat mencakup gangguan aliran darah

melalui jantung (mis: stenosis katup semiluner), ketidakmampuan

jantung untuk mengisi darah (mis: tamponade pericardium) atau

pengosongan jantung abnormal (mis: insufisiensi katup AV).

f. Faktor sistemik

Meningkatnya lju metabolisme (mis: demam), hipoksia dan

anemia memerlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi

kebutuhan O2 sistemik.

4. Phatofisiologi

6

Kelainan otot jantung, aterosklerosis koroner, hipertensi sistemik atau

pulmonal,peradangan miokardium degeneratif

Page 7: ASKEP  CHF

5. Manifestasi Klinis

Tanda dominan gagal jantung adalah meningkatnya volume

intravaskuler. Kongesti jaringan terjadi akibat tekanan arteri dan vena

yang meningkat akibat turunnya curah jantung pada kegagalan jantung.

Peningkatan tekanan vena pulmonalis dapat menyebabkan cairan

mengalir dari kapiler paru ke alveoli, akibatnya terjadi edema paru, yang

dimanifestasikan dengan batuk dan nafas pendek. Meningkatnya tekanan

vena sistemik dapat mengakibatkan edema perifer umum dan

penambahan berat badan.

Turunnya curah jantung pada gagal jantung dimanifestasikan secara

luas karena darah tidak dapat mencapai jaringan dan organ (perfusi

rendah) untuk menyampaikan oksigen yang dibutuhkan. Beberapa efek

yang biasanya timbul akibat perfusi rendah adalah pusing, konfusi,

kelelahan, tidak toleran terhadap latihan dan panas, ekstremitas dingin,

dan haluaran urin berkurang (oliguri). Tekanan perfusi ginjal menurun,

mengakibatkan pelepasan renin dari ginjal, yang pada gilirannya akan

Beban kerja jantung meningkatDan gangguan fungsi kapasitas

pompa

7

Page 8: ASKEP  CHF

menyebabkan sekresi aldosteron. Retensi natrium dan cairan serta

peningkatan volume intravaskuler.

Pada gagal jantung kongestif terjadi manifestasi gabungan gagal jantung kiri dan

kanan.

Gagal Jantung Kanan Gagal Jantung Kiri

Oedema / pitting oedema

Anoreksia / Perut kembung

Nausea

Asites

Tekanan vena jugularis ↑

Pulsasi vena jugularis

Hepatomegali

Fatique

Hipertrofi jantung kanan

Irama derap / gallop ventrikel

dan atrium kanan

Murmur

Tanda-tanda penyakit paru

kronik

Bunyi P2 mengeras

Hidrothorax

Fatique

Sesak nafas

Orthopnea

Pembesaran jantung

Dyspnea noctural paroximal

Keringat dingin

Pernapasan cheyne – stokes

Takikardi

Ronchi basah dan wheezing

Terdapat bunyi jantung III & IV

(gallop)

Kongesti vena pulmonalis

6. Komplikasi

Hepatomegali

Syok kardiogenik

Asites

Oedema paru

7. Pemeriksaan Diagnostik

8

Page 9: ASKEP  CHF

Diagnosa gagal jantung dibuat dengan mengevaluasi manifestasi klinis

kongesti paru dan kongesti sistemik. Suatu metode yang penting untuk

mengevaluasi volume sekuncup adalah penggunaan kateter arteri

pulmonal.

8. Penatalaksanaan

a. Terapi Farmakologi

Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan

konsumsi O2 melalui istirahat / pembatasan aktivitas. Glikosida jantung,

diuretik dan vasodilator merupakan terapi dasar farmakologis gagal

jantung. Digitalis meningkatkan kekuatan kontraksi jantung dan

memperlambat frekuensi jantung. Diuretik diberikan untuk memacu

ekskresi natrium dan air melalui ginjal. Obat ini tidak diperlukan bila

pasien bersedia merespons pembatasan aktivitas, digitalis dan diit rendah

natrium. Vasodilator digunakan untuk mengurangi impedansi ( tekanan )

terhadap penyemburan darah oleh ventrikel.

b. Dukungan diet

Rasional dukungan diet adalah mengatur diet sehingga kerja dan

ketegangan otot jantung minimal, dan status nutrisi terpelihara, sesuai

dengan selera dan pola makan pasien. Pembatasan natrium ditujukan

untuk mencegah, mengatur atau mengurangi edema, seperti pada

hipertensi atau gagal jantung. Dalam menentukan aturan, sumber

natrium harus spesifik dan jumlahnya perlu diukur dalam milligram.

Meskipun tidak ada penambahan garam dalam masakan dan

meskipun makanan asin sudah dihindari tetapi diet harian kita masih

tetap mengandung kurang lebih 1000 sampai 2000 mg natrium.

9

Page 10: ASKEP  CHF

BAB II

TINJAUAN TEORITIS KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Aktifitas / istirahat

Gejala:

o Keletihan / kelelahan terus – menerus sepanjang hari

o Insomnia

o Nyeri dada dengan aktivitas

o Dispnea pada istirahat atau pada pengerahan tenaga

Tanda:

o Gelisah, perubahan status mental, mis: letargi

o Tanda vital berubah

Sirkulasi

10

Page 11: ASKEP  CHF

Gejala:

o Riwayat hipertensi, penyakit katup jantung, bedah jantung,

endokarditis, anemia, IM baru / akut, episode Gjk sebelumnya,

SLE, syok septik

Tanda:

o TD: mungkin rendah, normal atau tinggi

o Tekanan nadi: mungkin sempit, menunjukkan penurunan volume

sekuncup

o Frekuensi jantung: takikardia (gagal jantung kiri)

o Irama jantung L disritmia, mis: fibrilasi atrium

o Nadi apical: PMI mungkin menyebar dan berubah posisi secara

inferior ke kiri

o Bunyi jantung S3 (Gallop), S4 dapat terjadi, S1 dan S2 mungkin

melemah

o Nadi: Nadi perifer berkurang, nadi sentral mungkin kuat

o Warna: kebiruan, pucat, abu-abu, sianotik

o Hepar: pembesaran / dapat teraba

o Bunyi napas: krekels, ronki

o Edema: mungkin dependen, umum atau pitting

Integritas ego

Gejala:

o Ansietas, kuatir, takut

o Stres yang b/d penyakit

Tanda:

Berbagai manifestasi perilaku, mis: ansietas, marah, ketakutan, mudah

tersinggung

11

Page 12: ASKEP  CHF

Eliminasi

Gejala:

o Penurunan berkemih, urine berwarna gelap

o Berkemih malam hari (nokturia)

o Diare / konstipasi

Makanan / cairan

Gejala:

o Kehilangan nafsu makan

o Mual / muntah

o Penambahan BB sugnifikan

o Pembengkakan pada ekstremitas bawah

o Pakaian / sepatu terasa sesak

o Diet tinggi garam, lemak, gula dan kafein

o Penggunaan diuretic

Tanda:

o Penambahan BB cepat

o Distensi abdomen, edema

Higiene

Gejala:

Keletihan / kelemahan, kelelahan selama aktivitas perawatan diri

Tanda:

Penampilan menandakan kelalaian perawat personal

Neurosensori

12

Page 13: ASKEP  CHF

Gejala:

Kelemahan, pening, episode pingsan

Tanda:

Letargi, disorientasi, perubahan perilaku, mudah tersinggung

Nyeri / kenyamanan

Gejala:

o Nyeri dada, angina akut atau kronis

o Nyeri abdomen kanan atas, sakit pada otot

Tanda:

o Tidak tenang, gelisah

o Menarik diri

o Perilaku melindungi diri

Pernafasan

Gejala:

o Dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa

bantal

o Batuk dengan atau tanpa pembentukan sputum

o Riwayat penyakit paru kronis

o Penggunaan bantuan pernafasan, mis: oksigen atau medikasi

Tanda:

o Pernafasan: takipnea, napas dangkal, pernapasan labored,

penggunaan otot aksesori pernapasan

o Batuk: kering / nyaring / non produktif atau mungkin batuk terus

menerus dengan / tanpa pembentukan sputum

o Sputum: mungkin bersemu darah, merah muda / berbuih

13

Page 14: ASKEP  CHF

o Bunyi nafas: mungkin tidak terdengar, dengan mengi, krekles

o Fungsi mental: mungkin menurun, letargi, kegelisahan

o Warna kulit: pucat atau sianosis

Keamanan

Gejala:

o Perubahan dalam fungsi mental

o Kehilangan kekuatan / tonus otot

o Kulit lecet

Interaksi sosial

Gejala:

Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa dilakukan

Pembelajaran / pengajaran

Gejala:

Menggunakan / lupa menggunakan obat-obatan jantung

Tanda:

Bukti tentang ketidakberhasilan untuk meningkatkan

2. Diagnosa Keperawatan

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan

kontraktilitas miokardial, perubahan frekuensi, irama, perubahan

structural

14

Page 15: ASKEP  CHF

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

suplai O2 / kebutuhan, kelemahan umum, tirah baring lama /

imobilisasi

3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurun laju filtrasi

glomerulus / meningkatnya produksi, ADH dan retensi Natrium / air.

4. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan

membrane kapiler.

3. Intervensi / Rasionalisasi

Dx 1

Tujuan:

Menunjukkan TTV dalam batas normal.

Kriteria hasil:

Menunjukkan tanda vital dalam batas yang dapat diterima (disritmia

terkontrol atau hilang) dan bebas gejala gagal jantung (mis: parameter

hemodinamik dalam batas normal, haluaran urin adekuat).

Intervensi Rasional

Catat bunyi jantung

Pantau TD

Kaji kulit terhadap kulit dan

Biasanya S1 dan S2 mungkin

lemah karena turun kerja pompa

jantung

Irama gallop umum (S3 dan S4)

dihasilkan sebagai aliran darah

ke dalam serambi yang distensi

TD dapat meningkat

sehubungan dengan SVR

(tahanan vaskuler sistemik)

Pucat menunjukkan menurun

15

Page 16: ASKEP  CHF

sianosis

Pantau haluan urine

Berikan istirahat semi rekumben

pada tempat tidur atau kursi

Kolaborasi dalam pemberian

vasodilatator

perfusi perifer sekunder

terhadap tidak adekuatnya

curah jantung. Vasokontriksi,

dan anemia, Sianosis dapat

terjadi sebagai refrektori GJK

Haluan urine biasanya menurun

selama sehari karena

perpindahan cairan ke jantung

tetapi dapat meningkat pada

malam hari sehingga cairan

berpindah kembali ke sirkulasi

bila px tidur

Untuk memperbaiki efisiensi

kontraksi jantung dan

menurunkan konsumsi O2

miokard dan kerja berlebihan

meningkat sedian O2 untuk

kebutuhan miokard untuk

melawan efek hipoksia / iskemia

Untuk meningkatkan curah

jantung, menurunkan volume

sirkulasi

Dx 2

Tujuan:

Klien dapat melakukan aktifitas dan dapat memenuhi perawatan diri

sendiri.

Kriteria hasil:

16

Page 17: ASKEP  CHF

Mencapai peningkatan toleransi aktifitas yang dapat diukur, dibuktikan

oleh menurunnya kelemahan dan kelelahan.

Intervensi Rasional

Periksa tanda vital sebelum dan

segera setelah aktivitas

khususnya bila px

memungkinkan vasodilator,

diuretic

Evaluasi peningkatan intoleransi

aktivitas

Berikan bantuan dalam aktivitas

perawatan diri sesuai indikasi

Hipotensi ortostatik dapat terjadi

dengan aktivitas karena efek

obat (vasodilasi) perpindahan

cairan (diuretic) atau pengaruh

fungsi jantung

Dapat menunjukkan

peningkatan dekompensasi

jantung dari pada kelebihan

aktivitas

Pemenuhan kebutuhan

perawatan diri px tanpa

mempengaruhi stress miokard

kebutuhan O2 berlebihan

Dx 3

Tujuan:

Mendemonstrasikan volume cairan stabil dengan keseimbangan masukan

dan pengeluaran.

Kriteria hasil:

BB stabil, tak ada edema, tanda vital dalam batas normal, bunyi nafas

bersih / jelas.

Intervensi Rasional

Pantau haluaran urin Haluaran urine mungkin sedikit

17

Page 18: ASKEP  CHF

Pertahankan duduk atau tirah

baring dengan posisi semi

fowler selama fase akut

Timbang BB setiap hari

Auskultasi bunyi nafas, catat

penurunan bunyi tambahan,

contoh: krekels, mengi. Catat

adanya peningkatan dispnea,

takipnea, artopnea, batuk

persisten

dan pekat khususnya selama

sehari karena penurunan perfusi

ginjal

Posisi telentang meningkatkan

filtrasi ginjal dan menurunkan

ADH sehingga meningkatkan

diuresis

Catat perubahan ada / hilangnya

edema sebagai respon terhadap

terapi. Peningkatan 2,5 kg

menunjukkan ± 2 l cairan

Kelebihan volume cairan sering

menimbulkan kongesti paru.

Gejala edema paru dapat

menunjukkan gagal jantung kiri

akut

Dx 4

Tujuan:

Mendemonstrasikan volume ventilasi dan oksigenasi adekuat pada

jaringan.

Kriteria hasil:

GDA / oksimetri dalam rentang normal

Bebas gejala distress pernafasan

Intervensi Rasional

Auskultasi bunyi nafas, catat Menyatakan adanya kongesti

18

Page 19: ASKEP  CHF

krekels dan mengi

Anjurkan pasien batuk efektif,

nafas dalam

Pertahankan duduk di kursi /

tirah baring dengan kepala

tempat tidur setinggi 20 – 30

derajat, posisi semi fowler

Kolaborasi dalam pemberian O2

tambahan sesuai indikasi

Berikan obat sesuai indikasi

diuretic dan bronkodilator

paru / penggumpalan sekrel

Membersihkan jalan nafas dan

memudahkan aliran O2

Menurunnya konsumsi O2 /

kebutuhan O2

Hipoksia dapat menjadi berat

selama edema paru

Menurun kongesti alveolar,

meningkatkan pertukaran gas

BAB III

TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian

I. Identitas Pasien

Nama : Tn. T

Umur : 48 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status perkawinan : Menikah

Agama : Kristen

19

Page 20: ASKEP  CHF

Suku : Karo

Bahasa yang digunakan : Indonesia

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Kabanjahe

Tanggal masuk : 29 Oktober 2010

No. Register : 33 – 17 – 34

Ruangan : A2 kamar III 4

Tanggal pengkajian : 2 November 2010

Penanggung jawab pasien:

Nama : Ny. S

Umur : 45 tahun

Pekerjaan : PNS

Alamat : Kabanjahe

Hubungan dengan px : Istri

II. Keluhan Utama

Sesak dan nyeri dada sebelah kanan.

III. Riwayat Kesehatan

A. Riwayat kesehatan sekarang

Keluhan utama yang sering dirasakan px adalah sesak nafas dan

nyeri dada di sebelah kiri untuk memperbaiki keadaan px pergi

berobat pada tanggal 29 Oktober 2010 lalu diopname di R2 RSUP

Haji Adam Malik.

B. Riwayat kesehatan yang lalu

Pada 5 tahun yang lalu px pernah diopname di RS Pirngadi selama

17 hari dengan keluhan utama sesak, kemudian pada 2 bulan yang

20

Page 21: ASKEP  CHF

lalu px pernah berobat jalan ke RSUP Haji Adam Malik dengan

keluhan sesak nafas dan membaik namun 2 minggu yang lalu px

sesak dan nyeri dada di sebelah kanan.

C. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu px mempunyai riwayat penyait hipertensi, saudara kandung px

ada 6 orang 2 diantaranya meninggal. Px mempunyai 3 orang anak

dan belum pernah diopname.

Genogram

21

Page 22: ASKEP  CHF

Keterangan:

: Px

: Perempuan

: Meninggal

: Laki-laki

IV. Kebiasaan Sehari-hari

A. Biologis

ADL Sebelum Masuk RS Sesudah Masuk RS

Nutrisi Frekuensi 3x sehari

nafsu makan

Makan yang disukai

nasi putih

Frekuensi: 3x / hari

Nafsu makan:

menurun

Jenis makanan: diet

rendah garam

Porsi yang dihabiskan

¼ porsi

Minum Jenis minuman air

putih

Minuman kesukaan air

putih 8 gelas / hari

Jenis minuman air

putih

Banyaknya 3 – 4 gelas

Tidur Tidur siang: 2 jam

Tidur malam: 7 jam

Tidur siang: 4 jam

Tidur malam: 6 jam

22

Page 23: ASKEP  CHF

Kes waktu tidur: sesak

nafas cara

mengatasinya: tidur

dengan 2 bantak

Kes tidur: sesak nafas

cara mengatasinya

tidur dengan 2 bantal

Eliminasi

BAK

BAB

Frekuensi 4x sehari

warna kuning jernih

kelainan dan bau tidak

ada

Frekuensi 1 x sehari

warna kuning bau tidak

ada konsistensi

lembek kelainan tidak

ada

Frekuensi 5x sehari

warna kuning jerih

kelainan dan bau tidak

ada

Frekuensi 1x / hari

warna kuning bau tidak

ada konsistensi

lembek kelainan tidak

ada

Aktivitas

Personal hygiene Mandi 1x/hari

Gosok gigi: 1x / hari

Cuci mulut 2x

seminggu

Potong kuku 2x

seminggu

Mandi 1x / hari/dilap

Gosok gigi: tidak

pernah

Cuci rambut tidak

pernah

Potong kuku: 2x

seminggu

B. Psikologis

Persepsi klien yakin akan sembuh konsep diri bahwa dirinya

sangat berharga bagi keluarganya. Emosi stabil klien dapat

beradaptasi dengan baik dan mekanisme pertahanan diri baik.

C. Sosial

23

Page 24: ASKEP  CHF

Hubungan klien dengan keluarga baik, klien mengenal teman satu

ruangan dan dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

D. Spiritual

Klien beragama Kristen, klien taat beribadah dan mengikuti

kebaktian di Gereja. Setelah masuk RS px tidak pernah gereja.

Pemeriksaan Head To Toe

1) Kepala

Bentuk kepala ovale dengan posisi simetris kulit kepala dan rambut

kotor warna rambut sebagian berwarna putih.

2) Mata

Tidak ada kelainan struktur konjungtiva anemis sklera tidak ikterus

pupil isokor kiri dan kanan ± 2 mm px tidak memakai alat bantu kaca

mata.

3) Hidung

Fungsi penciuman baik klien mampu membedakan bau dan harum

bentuk dan posisi simetris terhadap wajah pendarahan dan

peradangan tidak ada.

4) Telinga

Tidak ada kelainan. Dapat mendengar dengan jelas dan baik tidak

ditemukan adanya peradangan dan tidak ada pengeluaran cairan.

5) Mulut

24

Page 25: ASKEP  CHF

Bentuk mulut simetris bau khas mulut peradangan dan pendarahan

tidak ada tidak ada masalah mengunyah makanan dan dapat

membedakan rasa makanan dan minuman.

6) Gigi

Gigi kurang bersih jumlah 32 buah karang gigi / caries tidak ada

perdarahan dan peradangan tidak ada, tidak memakai gigi palsu.

7) Leher

Tidak ada kelainan struktur, bentuk simetris tidak ada tanda

pembengkakan kelenjar thiroid kanan , vena jugularis tidak meninggi.

8) Thorax

Bentuk simetris vesikuler dengan RR 30 x/I, irama tidak teratur batuk

tidak ada.

9) Jantung

TD: 130/80 mmHg, HR: 70 x/I adanya nyeri dada sebelah kiri sekala

nyeri 6 – 7.

10)Abdomen

Turgor kembali cepat hepar tidak teraba tidak ada pembesaran ginjal

tidak teraba, nyeri tekan.

11)Ekstremitas

Atas dan bawah tidak ada edema tidak ada kelainan struktur.

Hasil Pemeriksaan Penunjang Medis 1 Oktober 2010

Analisa gas darah

Ph : 7,5

25

Page 26: ASKEP  CHF

PCO2 : 53,0

PO2 : 82,5

Bicarbonat : 39,4

Total : 15,7

Base exes : 15,82

Saturasi O2 : 8,52

Hasil laboratorium

Darah

HB : 9,8 gr%

Leukosit : 11.600 / mm3

Hematorit : 34%

Elektrolit darah

Natrium : 138

Kalium : 3,70

Clorida : 95

Direk Bilirubin : 0,83

SGOT : 41,82

Uric acid : 6,7

Foto thorax

Ditemukan adanya cardio megali

EKG

Hipertropi ventrikel kanan sinus takikardia

Pelaksanaan Medis

1) Tirah baring

2) Diet jantung III rendah garam

26

Page 27: ASKEP  CHF

3) O2 2 – 4 liter

4) Furosemid 20 mg tablet 2 x 1 diuretik

5) KSR tablet 1 x 1

6) Captropil 25 mg tablet 2 x 1

7) Injeksi Furosemid 1 amp / 8 jam

8) Infus RL: 10 tts / menit

9) Spironolactin 1 x 25 mg

ANALISA DATA

No Symptom Etiologi Problem

1 DS:

Klien mengatakan

nyeri dada sebelah kiri

dan sesak

DO:

RR: 30 x/i

Kelainan otot

jantung

aterosklerosis

koroner

Kontraktilitas

Penurunan curah

jantung

27

Page 28: ASKEP  CHF

TD: 130 / 80 mmHg

HR: 70 x/i

Temp: 370C

EKG: Hipertropi

ventrikel kanan sinus

takikardia

Foto thorax: ditemukan

adanya cardiomegali

Gangguan fungsi

ventrikel pompa kiri

2 DS:

Klien mengatakan

sesak

DO:

Klien tampak lemah

sesak

RR: 30 x/i

Hasil AGDA:

PCO2: 53,0

PO2: 82,5

PH: 7,5

Curah jantung kiri

menurun, tekanan

akhir diastole

ventrikel kiri

meningkat

Bendungan vena

pulmonalis, tekanan

vena pulmonalis

meningkat

Bendungan di paru

meningkat

Gangguan

pertukaran gas

3 DS:

Klien mengatakan

mudah lelah dan sesak

DO:

Klien tampak lelah,

pucat berkeringat

RR: 30 x/i

EKG: Hipertropi

Aliran darah ke

organ dan jaringan

menurun

Suplai O2 tidak

sesuai

Perfusi jaringan

Intoleransi aktifitas

28

Page 29: ASKEP  CHF

ventrikel kanan sinus

takikardia O2

terpasang 2 – 4 l/w

Pucat

Px bedrest

Berkeringat

HB: 9,8 gr%

Leukosit: 11.600/mm3

Hematokrit: 34%

menurun

PRIORITAS MASALAH

1) Penurunan curah jantung b/d kelainan otot jantung aterosklerosis

koroner kontraktilitas dengan gangguan fungsi ventrikel pompa kiri

ditandai dengan TD: 130 / 80 mmHg, RR: 30 x/I, HR: 100 x/I, T: 370C.

hasil EKG hipertropi ventrikel kanan, sinus takikardia, foto thoraks

adanya cardio megali.

2) Gangguan pertukaran gas b/d curah jantung kiri menurun tekanan

akhir di otak ventrikel kiri meningkat, bendungan vena pulmonalis

tekanan vena pulmonalis meningkat dan bendungan paru meningkat

29

Page 30: ASKEP  CHF

ditandai dengan RR: 30 x/i. hasil AGDA PCO2: 53,0 PO2: 82,5 PH:

7,5.

3) Intoleransi aktifitas b/d aliran darah ke organ dan jaringan menurun,

suplai dan kebutuhan O2 tidak sesuai dan perfusi jaringan menurun

d/d RR: 30 x/I, klien pucat berkeringat dari hasil EKG hipertropi.

30

Page 31: ASKEP  CHF

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Tn. T Dx Medis : CHF

No. R : 33 12 07 Ruangan : RA2

NoDiagnosa

KeperawatanTujuan Intervensi Rasionalisasi

1 Penurunan curah jantung b/d kelainan otot jantung aterosklerosis koroner kontraktilitas dengan gangguan fungsi ventrikel pompa kiri ditandai dengan TD: 130 / 80 mmHg, RR: 30 x/I, HR:

Menunjukkan TTV dalam batas normal.

Kriteria hasil:Menunjukkan tanda vital dalam batas yang dapat diterima (disritmia terkontrol atau hilang) dan bebas gejala gagal jantung (mis: parameter hemodinamik dalam batas normal, haluaran urin adekuat).

Catat bunyi jantung

Pantau TD

Kaji kulit terhadap kulit dan sianosis

Pantau haluan urine

Biasanya S1 dan S2 mungkin lemah karena turun kerja pompa jantungIrama gallop umum (S3 dan S4) dihasilkan sebagai aliran darah ke dalam serambi yang distensi

TD dapat meningkat sehubungan dengan SVR (tahanan vaskuler sistemik)

Pucat menunjukkan menurun perfusi perifer sekunder terhadap tidak adekuatnya curah jantung. Vasokontriksi, dan anemia, Sianosis dapat terjadi sebagai refrektori GJK

Haluan urine biasanya menurun selama sehari karena perpindahan cairan ke jantung tetapi dapat meningkat pada malam hari sehingga

29

Page 32: ASKEP  CHF

100 x/I, T: 370C. hasil EKG hipertropi ventrikel kanan, sinus takikardia, foto thoraks adanya cardio megali.

Berikan istirahat semi rekumben pada tempat tidur atau kursi

Kolaborasi dalam pemberian vasodilatator

cairan berpindah kembali ke sirkulasi bila px tidur

Untuk memperbaiki efisiensi kontraksi jantung dan menurunkan konsumsi O2 miokard dan kerja berlebihan meningkat sedian O2 untuk kebutuhan miokard untuk melawan efek hipoksia / iskemia

Untuk meningkatkan curah jantung, menurunkan volume sirkulasi

2 Gangguan pertukaran gas b/d curah jantung kiri menurun tekanan akhir di otak ventrikel kiri meningkat, bendungan vena pulmonalis tekanan vena pulmonalis meningkat dan bendungan paru

Mendemonstrasikan volume ventilasi dan oksigenasi adekuat pada jaringan.

Kriteria hasil:GDA / oksimetri dalam rentang normalBebas gejala distress pernafasan

Auskultasi bunyi nafas, catat krekels dan mengi

Anjurkan pasien batuk efektif, nafas dalam

Pertahankan duduk di kursi / tirah baring dengan kepala tempat tidur setinggi 20 – 30 derajat, posisi semi fowler

Kolaborasi dalam pemberian O2 tambahan sesuai indikasi

Berikan obat sesuai indikasi diuretic dan bronkodilator

Menyatakan adanya kongesti paru / penggumpalan sekrel

Membersihkan jalan nafas dan memudahkan aliran O2

Menurunnya konsumsi O2 / kebutuhan O2

Hipoksia dapat menjadi berat selama edema paru

Menurun kongesti alveolar, meningkatkan pertukaran gas

30

Page 33: ASKEP  CHF

meningkat ditandai dengan RR: 30 x/i. hasil AGDA PCO2: 53,0 PO2: 82,5 PH: 7,5.

3 Intoleransi aktifitas b/d aliran darah ke organ dan jaringan menurun, suplai dan kebutuhan O2 tidak sesuai dan perfusi jaringan menurun d/d RR: 30 x/I, klien pucat berkeringat dari hasil EKG hipertropi.

Klien dapat melakukan aktifitas dan dapat memenuhi perawatan diri sendiri.

Kriteria hasil:Mencapai peningkatan toleransi aktifitas yang dapat diukur, dibuktikan oleh menurunnya kelemahan dan kelelahan.

Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas khususnya bila px memungkinkan vasodilator, diuretic

Evaluasi peningkatan intoleransi aktivitas

Berikan bantuan dalam aktivitas perawatan diri sesuai indikasi

Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas karena efek obat (vasodilasi) perpindahan cairan (diuretic) atau pengaruh fungsi jantung

Dapat menunjukkan peningkatan dekompensasi jantung dari pada kelebihan aktivitas

Pemenuhan kebutuhan perawatan diri px tanpa mempengaruhi stress miokard kebutuhan O2 berlebihan

31

Page 34: ASKEP  CHF

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Tn. T Dx Medis : CHF

No. R : 33 12 07 Ruangan : RA2

No Hari/Tgl Dx Kep Implementasi Evaluasi

1 Rabu

3

Oktober

2010

I 08.00 WIB

Mengobservasi keadaan

umum pasien dimana

keadaan umum pasien

lemah

10.00 WIB

Melakukan vital sign:

TD: 130/80 mmHg

N: 86 x/i

RR: 26 x/i

Temp: 360C

11.00 WIB

Mengkaji kulit klien (kulit

klien pucat)

11.30 WIB

Mengatur posisi klien

dengan posisi semi

fowler

12.00 WIB

Memonitor O2 yang

S:

Klien mengatakan

sesak masih ada

O:

Keadaan umum klien

lemah

TD: 130/80 mmHg

N: 86 x/i

RR: 26 x/i

Temp: 360C

Skala nyeri: 4 – 5

A:

Masalah sebagian

teratasi

P:

Rencana tindakan

dilanjutkan

32

Page 35: ASKEP  CHF

terpasang

13.00 WIB

Memantau haluaran urin

(urine out put 700 cc)

II 06.00 WIB

Mengatur posisi klien

dengan posisi semi

fowler dengan

menggunakan 2 bantal

07.00 WIB

Memberikan obat oral

KSR 1 tab,

Spironolakton 25 mg 1

tab

08.30 WIB

Memantau O2 yang

terpasang

09.20 WIB

Mengajarkan klien untuk

latihan nafas dalam:

menghirup dari hidung

dan menghembuskan

dari mulut secara

perlahan-lahan

S:

Klien mengatakan

sesak masih ada

O:

RR: 26 x/i

N: 86 x/i

A:

Masalah sebagian

teratasi

P:

Rencana tindakan

dilanjutkan

33

Page 36: ASKEP  CHF

10.00 WIB

Memberi klien minum air

hangat ± 50 cc

11.00 WIB

Mengukur vital sign

TD: 130 / 80 mmHg

HR: 86 x/i

RR: 26 x/i

14.00 WIB

Atur posisi klien dengan

posisi semi fowler

14.15 WIB

Menganjurkan pasien

untuk mengubah posisi

setiap 2 jam

III 06.00 WIB

Melap pasien

07.00 WIB

Membantu pasien dalam

memenuhi kebutuhan

nutrisi yaitu menyuapi

pasien makan

09.30 WIB

Mengganti alat tenun

pasien

S:

Klien mengatakan

tidak dapat melakukan

aktivitas sendiri, lemah

/ lelah berkurang

O:

Dalam melakukan

aktivitas klien dibantu

oleh perawat

34

Page 37: ASKEP  CHF

10.00 WIB

Mengukur vital sign

TD: 130 / 80 mmHg

RR: 30 x/i

HR: 86 x/i

T: 360C

11.00 WIB

Memberi klien minum air

hangat ± 50 cc

12.30 WIB

Mengukur vital sign

TD: 130 / 80 mmHg

RR: 30 x/i

HR: 86 x/i

T: 360C

15.00 WIB

Mengajarkan pasien

untuk rentang gerak

ekstremitas aktif

A:

Masalah sebagian

teratasi

P:

Rencana tindakan

dilanjutkan

2 Kamis

4

Oktober

2010

I 08.30 WIB

Melihat keadaan umum

pasien (keadaan umum

pasien lemah)

10.00 WIB

S:

Klien mengatakan

sesak dan nyeri

berkurang

O:

35

Page 38: ASKEP  CHF

Melakukan vital sign

TD: 130/80 mmHg

HR: 80 x/i

RR: 26 x/i

T: 370C

11.00 WIB

Mengkaji kulit klien (klien

kulitnya masih pucat)

11.30 WIB

Mengatur posisi klien

dengan posisi semi

fowler

12.00 WIB

Mengobservasi O2 yang

terpasang

13.00 WIB

Memantau haluaran

urine (urine out put 800

cc)

14.00 WIB

Menganjurkan klien

istirahat yang cukup

RR: 25 x/i

Keadaan umum klien

lemah, skala nyeri 3 –

4

A:

Masalah sebagian

teratasi

P:

Rencana tindakan

dilanjutkan

II 06.00 WIB

Mengatur posisi klien

S:

Klien mengatakan

36

Page 39: ASKEP  CHF

dengan posisi semi

fowler

07.00 WIB

Memberi obat oral KSR

1 tab, Spinnolakton 25

mg 1 tab

08.30 WIB

Mengobservasi O2

terpasang

09.20 WIB

Mengajarkan klien untuk

latihan nafas dalam

menghirup dari hidung

dan menghembuskan

dari mulut secara

perlahan-lahan

10.00 WIB

Memberikan klien untuk

minum air hangat ± 50

cc

11.00 WIB

Mencek vital sign

HR: 80 x/i

RR: 25 x/i

sesak masih ada

O:

RR: 25 x/i

A:

Masalah sebagian

teratasi

P:

Rencana tindakan

dilanjutkan

37

Page 40: ASKEP  CHF

T: 370C

14.00 WIB

Menganjurkan klien

untuk banyak istirahat

III 06.00 WIB

Melap pasien

07.00 WIB

Membantu pasien dalam

menemukan kebutuhan

nutrisi yaitu menyuapi

pasien makan

10.00 WIB

Mengganti alat tenun

pasien

11.00 WIB

Mengukur vital sign

TD: 130/80 mmHg

RR: 32 x/i

HR: 80 x/i

T: 370C

15.00 WIB

Memberi klien minum air

hangat

S:

Klien mengatakan

sudah dapat makan

sendiri, lemah / lelah

berkurang

O:

Klien dapat makan

sendiri tanpa bantuan

perawat

A:

Masalah sebagian

teratasi

P:

Intervensi dilanjutkan

38

Page 41: ASKEP  CHF

17.00 WIB

Mencek vital sign

TD: 130/80 mmHg

HR: 80 x/i

RR: 32 x/i

T: 370C

3 Jum’at

5

Oktober

2010

I 08.30 WIB

Mengobservasi keadaan

umum pasien (keadaan

umum pasien mulai

membaik)

10.00 WIB

Melakukan vital sign

TD: 130/80 mmHg

RR: 25 x/i

HR: 70 x/i

T: 360C

11.00 WIB

Mengkaji kulit klien (kulit

klien tidak pucat lagi dan

sianosis mulai kurang)

11.30 WIB

Mengatur posisi klien

dengan posisi semi

fowler

S:

Klien mengatakan

sesak dan nyeri dada

menghilang

O:

RR: 22 x/i

A:

Masalah teratasi

P:

Intervensi dilanjutkan

39

Page 42: ASKEP  CHF

12.00 WIB

Memantau O2 yang

terpasang

13.00 WIB

Memantau haluaran

urine (urine out put 800

cc)

II 06.00 WIB

Mengatur posisi klien

dengan posisi semi

fowler dengan

menggunakan 2 batal

Memberi obat oral KSR

1 tab, Spironolakton 25

mg 1 tab

Memantau O2 yang

terpasang

09.20 WIB

Mengajarkan klien untuk

latihan nafas dalam

menghirup dari hidung

dan menghembuskan

dari mulut secara

perlahan-lahan

11.00 WIB

Mengukur vital sign

S:

Klien mengatakan

sesak sudah

menghilang

O:

RR: 22 x/i

A:

Masalah teratasi

P:

Intervensi dilanjutkan

40

Page 43: ASKEP  CHF

TD: 130 / 80 mmHg

HR: 70 x/i

RR: 25 x/i

14.00 WIB

Menganjurkan klien agar

tidak beraktivitas

berlebihan

III 06.00 WIB

Melap pasien

07.00 WIB

Membantu pasien dalam

memenuhi kebutuhan

nutrisi yaitu menyuapi

pasien makan

10.00 WIB

Mengganti alat tenun

11.00 WIB

Mengukur vital sign

TD: 130/80 mmHg

RR: 27 x/i

HR: 70 x/i

T: 360C

15.00 WIB

Memberi diet minum air

S:

Klien mengatakan

sudah dapat

melakukan aktivitas

harian yang ringan

secara teratur

O:

Klien dapat makan

sendiri, berjalan

A:

Masalah teratasi

sebagian

P:

Intervensi dilanjutkan

41

Page 44: ASKEP  CHF

hangat ± 50 cc

BAB IV

PEMBAHASAN

42

Page 45: ASKEP  CHF

Setelah penulis menerapkan asuhan keperawatan pada pasien Tn. T

dengan gangguan system kardiovaskuler CHF (gagal jantung) di ruang Rindu

A1 RSUP Haji Adam malik Medan, maka penulis membahas kesenjangan

antara teoritis dan kasus secara nyata. Pembahasan ini sesuai dengan tahap

proses keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi.

Asuhan keperawatan pada Tn. T dilaksanakan selama 3 hari, ayitu

dari tanggal 3 Oktober 2010 sampai 5 Oktober 2010. Dalam hal ini penulis

berperan sebagai perawat pelaksana asuhan keperawatan dan kerja sama

dengan tim kesehatan lainnya.

Adapun uraian pembahasan mengenai asuhan keperawatan yang

telah diberikan kepada pasien adalah:

A. Tahap Pengkajian

Dalam tahap pengkajian pasien dengan CHF dimana pada tinjauan

teoritis terdapat kelelahan, nyeri angina, cemas, oedem, perut kembung,

sesak nafas, sedangkan pada laporan kasus tidak terdapat adanya

oedem.

B. Diagnosa Keperawatan

Adapun diagnosa keperawatan yang terdapat di landasan teoritis

adalah:

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan

kontraktilitas miokondial, perubahan frekuensi, irama, perubahan

struktural.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

suplai )2 / kebutuhan kelemahan umum, tirah baring lama / mobilisasi.

3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya laju filtrasi

glomerulus / meningkatnya produksi ADH dan retensi Natrium / air.

43

Page 46: ASKEP  CHF

4. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan

membrane kapiler alveolus.

Berdasarkan landasan teoritis pada pasien dengan CHF terdapat 4

diagnosa keperawatan sedangkan pada kasus terdapat tiga diagnosa

keperawatan.

C. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan pada kasus didasarkan pada prioritas masalah

yang sebelumnya telah dilakukan setelah pelaksanaan analisa data yang

antara lain:

1. Prioritas tertinggi diberikan kepada masalah kesehatan yang

mengancam keselamatan / kehidupan px antara lain:

Penurunan curah jantung

Gangguan pertukaran gas

Intoleransi aktivitas

2. Prioritas masalah juga disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dasar

manusia menurut hirarki Maslow.

D. Tahap Pelaksanaan

Dalam melaksanakan tindakan keperawatan disesuaikan dengan

masalah yang dihadapi pasien sehingga masalah tersebut dengan mudah

dapat diatasi. Secara garis besar, tindakan yang diberikan pada pasien

antara lain:

Mengatur posisi klien dengan posisi semi fowler

Memantau O2 yang terpasang

Mengukur tanda-tanda vital

Mengukur haluaran urine

Memberi lingkungan yang tenang

Memberi obat sesuai indikasi

44

Page 47: ASKEP  CHF

E. Tahap Evaluasi

Adapun hasil evaluasi terhadap tindakan keperawatan dapat dikatakan

bahwa ketiga diagnosa keperawatan dapat diantara:

Penurunan episode dispnea

Nyeri di dada menghilang

Dapat mencapai peningkatan toleransi aktivitas

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

45

Page 48: ASKEP  CHF

A. Kesimpulan

1. Pada tahap pengkajian penulis melakukan pendekatan terhadap

pasien dan keluarga sehingga data yang mencakup bio, psiko, sosial,

dan spiritual dapat dikumpulkan dengan baik.

2. Pada tahap diagnosa keperawatan penulis menemukan tiga diagosa

pada Tn. T yaitu: kerusakan pertukaran gas, intoleransi aktivitas,

penurunan curah jantung.

3. Pada tahap perencanaan penulis memfokuskan pada rencana

tindakan sesuai dengan masalah dan kondisi klien.

4. Pada tahap pelaksanaan penulis melaksanakan tindakan sesuai

dengan rencana yang telah ditentukan.

B. Saran

1. Diharapkan pada pasien yang mengalami tanda dan gejala CHF

supaya secepatnya memeriksakan diri ke rumah sakit untuk

mendapatkan pengobatan dan perawatan.

2. Kepada perawat untuk lebih memperhatikan dalam perawatan untuk

mencegah komplikasi.

3. Diharapkan sebelum pulang keluarganya diberi pendidikan kesehatan

meningkatkan derajat kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

46

Page 49: ASKEP  CHF

Mansjoer, Arif, 2001, Kapita Selekta Kedokteran I, Media Aesculapius,

Jakarta.

Smeltzer Suzanne C, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC,

Jakarta.

Corwin Elizabeth J, 2001, Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta.

Doenges Marilynn, dkk, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC,

Jakarta.

47