BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal jantung atau Congestive Heart Failure (CHF) adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan akan oksigen dan nutrisi. Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi adanaya kelainan fungsi jantung berakibat jantung gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrilkel kiri. ( Prof. dr. HM. Syaifoellah Noer, 2003: 975 ). Gagal jantung adalah komplikasi sering dari segala jenis penyakit jantung kongenital maupun didapat. Mekanisme fisiologi yang menyebabkan gagal jantung meliputi keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal, meningkatkan beban akhir, menurunkan kontraktilitis miokardium Keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal meliputi regurgitasi aorta, dan cacat septum ventrikel; dan beban akhir meningkatkan pada keadaan-keadaan seperti stenosis aorta dan hipertensi sistemik. Kontratilitas miokardium dapat menurun pada infark miokardium dan kardiomiopati . selain ketiga mekanisme 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagal jantung atau Congestive Heart Failure (CHF) adalah
ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan akan oksigen dan nutrisi.
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi adanaya kelainan
fungsi jantung berakibat jantung gagal memompakan darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan kemampuannya hanya
ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrilkel kiri. ( Prof. dr.
HM. Syaifoellah Noer, 2003: 975 ).
Gagal jantung adalah komplikasi sering dari segala jenis penyakit
jantung kongenital maupun didapat. Mekanisme fisiologi yang
menyebabkan gagal jantung meliputi keadaan-keadaan yang
meningkatkan beban awal, meningkatkan beban akhir, menurunkan
kontraktilitis miokardium
Keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal meliputi regurgitasi
aorta, dan cacat septum ventrikel; dan beban akhir meningkatkan pada
keadaan-keadaan seperti stenosis aorta dan hipertensi sistemik.
Kontratilitas miokardium dapat menurun pada infark miokardium dan
kardiomiopati . selain ketiga mekanisme fisiologis yang menybabkan
jantung gagal dalam bekerja sebagai pompa. Faktor-faktor yang
hasil EKG hipertropi ventrikel kanan, sinus takikardia, foto thoraks
adanya cardio megali.
2) Gangguan pertukaran gas b/d curah jantung kiri menurun tekanan
akhir di otak ventrikel kiri meningkat, bendungan vena pulmonalis
tekanan vena pulmonalis meningkat dan bendungan paru meningkat
29
ditandai dengan RR: 30 x/i. hasil AGDA PCO2: 53,0 PO2: 82,5 PH:
7,5.
3) Intoleransi aktifitas b/d aliran darah ke organ dan jaringan menurun,
suplai dan kebutuhan O2 tidak sesuai dan perfusi jaringan menurun
d/d RR: 30 x/I, klien pucat berkeringat dari hasil EKG hipertropi.
30
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn. T Dx Medis : CHF
No. R : 33 12 07 Ruangan : RA2
NoDiagnosa
KeperawatanTujuan Intervensi Rasionalisasi
1 Penurunan curah jantung b/d kelainan otot jantung aterosklerosis koroner kontraktilitas dengan gangguan fungsi ventrikel pompa kiri ditandai dengan TD: 130 / 80 mmHg, RR: 30 x/I, HR:
Menunjukkan TTV dalam batas normal.
Kriteria hasil:Menunjukkan tanda vital dalam batas yang dapat diterima (disritmia terkontrol atau hilang) dan bebas gejala gagal jantung (mis: parameter hemodinamik dalam batas normal, haluaran urin adekuat).
Catat bunyi jantung
Pantau TD
Kaji kulit terhadap kulit dan sianosis
Pantau haluan urine
Biasanya S1 dan S2 mungkin lemah karena turun kerja pompa jantungIrama gallop umum (S3 dan S4) dihasilkan sebagai aliran darah ke dalam serambi yang distensi
TD dapat meningkat sehubungan dengan SVR (tahanan vaskuler sistemik)
Pucat menunjukkan menurun perfusi perifer sekunder terhadap tidak adekuatnya curah jantung. Vasokontriksi, dan anemia, Sianosis dapat terjadi sebagai refrektori GJK
Haluan urine biasanya menurun selama sehari karena perpindahan cairan ke jantung tetapi dapat meningkat pada malam hari sehingga
29
100 x/I, T: 370C. hasil EKG hipertropi ventrikel kanan, sinus takikardia, foto thoraks adanya cardio megali.
Berikan istirahat semi rekumben pada tempat tidur atau kursi
Kolaborasi dalam pemberian vasodilatator
cairan berpindah kembali ke sirkulasi bila px tidur
Untuk memperbaiki efisiensi kontraksi jantung dan menurunkan konsumsi O2 miokard dan kerja berlebihan meningkat sedian O2 untuk kebutuhan miokard untuk melawan efek hipoksia / iskemia
Untuk meningkatkan curah jantung, menurunkan volume sirkulasi
2 Gangguan pertukaran gas b/d curah jantung kiri menurun tekanan akhir di otak ventrikel kiri meningkat, bendungan vena pulmonalis tekanan vena pulmonalis meningkat dan bendungan paru
Mendemonstrasikan volume ventilasi dan oksigenasi adekuat pada jaringan.
Kriteria hasil:GDA / oksimetri dalam rentang normalBebas gejala distress pernafasan
Auskultasi bunyi nafas, catat krekels dan mengi
Anjurkan pasien batuk efektif, nafas dalam
Pertahankan duduk di kursi / tirah baring dengan kepala tempat tidur setinggi 20 – 30 derajat, posisi semi fowler
Kolaborasi dalam pemberian O2 tambahan sesuai indikasi
Berikan obat sesuai indikasi diuretic dan bronkodilator
Menyatakan adanya kongesti paru / penggumpalan sekrel
Membersihkan jalan nafas dan memudahkan aliran O2
Menurunnya konsumsi O2 / kebutuhan O2
Hipoksia dapat menjadi berat selama edema paru
Menurun kongesti alveolar, meningkatkan pertukaran gas
30
meningkat ditandai dengan RR: 30 x/i. hasil AGDA PCO2: 53,0 PO2: 82,5 PH: 7,5.
3 Intoleransi aktifitas b/d aliran darah ke organ dan jaringan menurun, suplai dan kebutuhan O2 tidak sesuai dan perfusi jaringan menurun d/d RR: 30 x/I, klien pucat berkeringat dari hasil EKG hipertropi.
Klien dapat melakukan aktifitas dan dapat memenuhi perawatan diri sendiri.
Kriteria hasil:Mencapai peningkatan toleransi aktifitas yang dapat diukur, dibuktikan oleh menurunnya kelemahan dan kelelahan.
Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas khususnya bila px memungkinkan vasodilator, diuretic
Evaluasi peningkatan intoleransi aktivitas
Berikan bantuan dalam aktivitas perawatan diri sesuai indikasi
Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas karena efek obat (vasodilasi) perpindahan cairan (diuretic) atau pengaruh fungsi jantung
Dapat menunjukkan peningkatan dekompensasi jantung dari pada kelebihan aktivitas
Pemenuhan kebutuhan perawatan diri px tanpa mempengaruhi stress miokard kebutuhan O2 berlebihan
31
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : Tn. T Dx Medis : CHF
No. R : 33 12 07 Ruangan : RA2
No Hari/Tgl Dx Kep Implementasi Evaluasi
1 Rabu
3
Oktober
2010
I 08.00 WIB
Mengobservasi keadaan
umum pasien dimana
keadaan umum pasien
lemah
10.00 WIB
Melakukan vital sign:
TD: 130/80 mmHg
N: 86 x/i
RR: 26 x/i
Temp: 360C
11.00 WIB
Mengkaji kulit klien (kulit
klien pucat)
11.30 WIB
Mengatur posisi klien
dengan posisi semi
fowler
12.00 WIB
Memonitor O2 yang
S:
Klien mengatakan
sesak masih ada
O:
Keadaan umum klien
lemah
TD: 130/80 mmHg
N: 86 x/i
RR: 26 x/i
Temp: 360C
Skala nyeri: 4 – 5
A:
Masalah sebagian
teratasi
P:
Rencana tindakan
dilanjutkan
32
terpasang
13.00 WIB
Memantau haluaran urin
(urine out put 700 cc)
II 06.00 WIB
Mengatur posisi klien
dengan posisi semi
fowler dengan
menggunakan 2 bantal
07.00 WIB
Memberikan obat oral
KSR 1 tab,
Spironolakton 25 mg 1
tab
08.30 WIB
Memantau O2 yang
terpasang
09.20 WIB
Mengajarkan klien untuk
latihan nafas dalam:
menghirup dari hidung
dan menghembuskan
dari mulut secara
perlahan-lahan
S:
Klien mengatakan
sesak masih ada
O:
RR: 26 x/i
N: 86 x/i
A:
Masalah sebagian
teratasi
P:
Rencana tindakan
dilanjutkan
33
10.00 WIB
Memberi klien minum air
hangat ± 50 cc
11.00 WIB
Mengukur vital sign
TD: 130 / 80 mmHg
HR: 86 x/i
RR: 26 x/i
14.00 WIB
Atur posisi klien dengan
posisi semi fowler
14.15 WIB
Menganjurkan pasien
untuk mengubah posisi
setiap 2 jam
III 06.00 WIB
Melap pasien
07.00 WIB
Membantu pasien dalam
memenuhi kebutuhan
nutrisi yaitu menyuapi
pasien makan
09.30 WIB
Mengganti alat tenun
pasien
S:
Klien mengatakan
tidak dapat melakukan
aktivitas sendiri, lemah
/ lelah berkurang
O:
Dalam melakukan
aktivitas klien dibantu
oleh perawat
34
10.00 WIB
Mengukur vital sign
TD: 130 / 80 mmHg
RR: 30 x/i
HR: 86 x/i
T: 360C
11.00 WIB
Memberi klien minum air
hangat ± 50 cc
12.30 WIB
Mengukur vital sign
TD: 130 / 80 mmHg
RR: 30 x/i
HR: 86 x/i
T: 360C
15.00 WIB
Mengajarkan pasien
untuk rentang gerak
ekstremitas aktif
A:
Masalah sebagian
teratasi
P:
Rencana tindakan
dilanjutkan
2 Kamis
4
Oktober
2010
I 08.30 WIB
Melihat keadaan umum
pasien (keadaan umum
pasien lemah)
10.00 WIB
S:
Klien mengatakan
sesak dan nyeri
berkurang
O:
35
Melakukan vital sign
TD: 130/80 mmHg
HR: 80 x/i
RR: 26 x/i
T: 370C
11.00 WIB
Mengkaji kulit klien (klien
kulitnya masih pucat)
11.30 WIB
Mengatur posisi klien
dengan posisi semi
fowler
12.00 WIB
Mengobservasi O2 yang
terpasang
13.00 WIB
Memantau haluaran
urine (urine out put 800
cc)
14.00 WIB
Menganjurkan klien
istirahat yang cukup
RR: 25 x/i
Keadaan umum klien
lemah, skala nyeri 3 –
4
A:
Masalah sebagian
teratasi
P:
Rencana tindakan
dilanjutkan
II 06.00 WIB
Mengatur posisi klien
S:
Klien mengatakan
36
dengan posisi semi
fowler
07.00 WIB
Memberi obat oral KSR
1 tab, Spinnolakton 25
mg 1 tab
08.30 WIB
Mengobservasi O2
terpasang
09.20 WIB
Mengajarkan klien untuk
latihan nafas dalam
menghirup dari hidung
dan menghembuskan
dari mulut secara
perlahan-lahan
10.00 WIB
Memberikan klien untuk
minum air hangat ± 50
cc
11.00 WIB
Mencek vital sign
HR: 80 x/i
RR: 25 x/i
sesak masih ada
O:
RR: 25 x/i
A:
Masalah sebagian
teratasi
P:
Rencana tindakan
dilanjutkan
37
T: 370C
14.00 WIB
Menganjurkan klien
untuk banyak istirahat
III 06.00 WIB
Melap pasien
07.00 WIB
Membantu pasien dalam
menemukan kebutuhan
nutrisi yaitu menyuapi
pasien makan
10.00 WIB
Mengganti alat tenun
pasien
11.00 WIB
Mengukur vital sign
TD: 130/80 mmHg
RR: 32 x/i
HR: 80 x/i
T: 370C
15.00 WIB
Memberi klien minum air
hangat
S:
Klien mengatakan
sudah dapat makan
sendiri, lemah / lelah
berkurang
O:
Klien dapat makan
sendiri tanpa bantuan
perawat
A:
Masalah sebagian
teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
38
17.00 WIB
Mencek vital sign
TD: 130/80 mmHg
HR: 80 x/i
RR: 32 x/i
T: 370C
3 Jum’at
5
Oktober
2010
I 08.30 WIB
Mengobservasi keadaan
umum pasien (keadaan
umum pasien mulai
membaik)
10.00 WIB
Melakukan vital sign
TD: 130/80 mmHg
RR: 25 x/i
HR: 70 x/i
T: 360C
11.00 WIB
Mengkaji kulit klien (kulit
klien tidak pucat lagi dan
sianosis mulai kurang)
11.30 WIB
Mengatur posisi klien
dengan posisi semi
fowler
S:
Klien mengatakan
sesak dan nyeri dada
menghilang
O:
RR: 22 x/i
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
39
12.00 WIB
Memantau O2 yang
terpasang
13.00 WIB
Memantau haluaran
urine (urine out put 800
cc)
II 06.00 WIB
Mengatur posisi klien
dengan posisi semi
fowler dengan
menggunakan 2 batal
Memberi obat oral KSR
1 tab, Spironolakton 25
mg 1 tab
Memantau O2 yang
terpasang
09.20 WIB
Mengajarkan klien untuk
latihan nafas dalam
menghirup dari hidung
dan menghembuskan
dari mulut secara
perlahan-lahan
11.00 WIB
Mengukur vital sign
S:
Klien mengatakan
sesak sudah
menghilang
O:
RR: 22 x/i
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
40
TD: 130 / 80 mmHg
HR: 70 x/i
RR: 25 x/i
14.00 WIB
Menganjurkan klien agar
tidak beraktivitas
berlebihan
III 06.00 WIB
Melap pasien
07.00 WIB
Membantu pasien dalam
memenuhi kebutuhan
nutrisi yaitu menyuapi
pasien makan
10.00 WIB
Mengganti alat tenun
11.00 WIB
Mengukur vital sign
TD: 130/80 mmHg
RR: 27 x/i
HR: 70 x/i
T: 360C
15.00 WIB
Memberi diet minum air
S:
Klien mengatakan
sudah dapat
melakukan aktivitas
harian yang ringan
secara teratur
O:
Klien dapat makan
sendiri, berjalan
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
41
hangat ± 50 cc
BAB IV
PEMBAHASAN
42
Setelah penulis menerapkan asuhan keperawatan pada pasien Tn. T
dengan gangguan system kardiovaskuler CHF (gagal jantung) di ruang Rindu
A1 RSUP Haji Adam malik Medan, maka penulis membahas kesenjangan
antara teoritis dan kasus secara nyata. Pembahasan ini sesuai dengan tahap
proses keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
Asuhan keperawatan pada Tn. T dilaksanakan selama 3 hari, ayitu
dari tanggal 3 Oktober 2010 sampai 5 Oktober 2010. Dalam hal ini penulis
berperan sebagai perawat pelaksana asuhan keperawatan dan kerja sama
dengan tim kesehatan lainnya.
Adapun uraian pembahasan mengenai asuhan keperawatan yang
telah diberikan kepada pasien adalah:
A. Tahap Pengkajian
Dalam tahap pengkajian pasien dengan CHF dimana pada tinjauan
teoritis terdapat kelelahan, nyeri angina, cemas, oedem, perut kembung,
sesak nafas, sedangkan pada laporan kasus tidak terdapat adanya
oedem.
B. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang terdapat di landasan teoritis
adalah:
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
kontraktilitas miokondial, perubahan frekuensi, irama, perubahan
struktural.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara