Top Banner
ASKEP ANAK HIPERAKTIF Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Anak 1 Dosen Pengampu: Walin, SST. M. Kes Disusun Oleh: 1. Kiki Agustiana P17420213103 2. Robula Emir P17420213113 3. Saguh Febriyanto P17420213114 4. Sevti Yuni Nur’aini P17420213115 KELAS 2C KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO 2015
32

ASKEP ANAK HIPERAKTIF

Dec 19, 2015

Download

Documents

sevti

askep anak hiperaktif
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ASKEP ANAK HIPERAKTIF

ASKEP ANAK HIPERAKTIF

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Anak 1

Dosen Pengampu: Walin, SST. M. Kes

Disusun Oleh:

1. Kiki Agustiana P17420213103

2. Robula Emir P17420213113

3. Saguh Febriyanto P17420213114

4. Sevti Yuni Nur’aini P17420213115

KELAS 2C

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

2015

Page 2: ASKEP ANAK HIPERAKTIF

BAB I

TINJAUAN TEORI MEDIS

A. Pengertian

Salah satu dari sekian banyak kelainan pada anak adalah gangguan

Hiperaktifitas atau gangguan perilaku, dan sering kita sebut sebagai anak

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Anak tersebut sering

mangalami ganguan konsentrasi dalam kehidupan sehari-harinya, seperti

ketika proses pembelajaran.

Pengertian Hiperaktifitas Menurut Marlina, (2008: 5) adalah tidak

bisa diam, yaitu perilaku yang mempunyai kecendrungan melakukan suatu

aktifitas yang berlebihan, baik motorik maupum verbal.

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan

neurobiologis yang ciri-cirinya sudah tampak pada anak sejak kecil. Anak

ADHD mulai menunjukkan banyak masalah ketika SD karena dituntut

untuk memperhatikan pelajaran dengan tenang, belajar berbagai

ketrampilan akademik, dan bergaul dengan teman sebaya sesuai aturan

(Ginanjar, 2009).

B. Anatomi dan Fisiologi

Bagian dari otak, tertentu mempunyai fungsi dalam pengendalian emosi,

mengatur konsentrasi dan pemusatan pergantian serta mengendalikan

perilaku hiperaktif dan impulse antara lain

1. Lobus Frontal

Page 3: ASKEP ANAK HIPERAKTIF

Bagian lobus frontal membantu kita untuk memfokuskan konsentrasi,

membuat keputusan yang baik, mempersiapkan rencana, belajar dan

mengingat apa yang telah dipelajari, dan menyesuaikan diri dengan

situasi.

2. Mekanisme inhibitor dari cortex

3. Mekanisme ini berfungsi untuk mencegah kita berperilaku hiperaktif

dan bertindak semaunya serta mengendalikan emosi.

4. Sistem limbic

Merupakan dasar dari emosi. Sistem limbik yang normal akan

menghasilkan emosi yang normal, tingkat energi yang normal, waktu

tidur yang normal dan kemampuan untuk mengatasi stress yang

normal. Gangguan pada sistem limbik akan berpengaruh terhadap

keadaan-keadaan tersebut.

5. Sistem aktivasi reticular

Sistem ini berfungsi untuk menerima dan menyaring data yang masuk

dari semua pancaindera dan bagian otak lainnya. Gangguan yang ada

pada bagian-bagian otak tersebut akhirnya turut mengganggu fungsi,

kualitas, dan kemampuan bagian otak itu sendiri.

C. Etiologi

Faktor-faktor peyebab hiperaktif pada anak menurut Aulia (2010):

1. Faktor neurologic

Insiden hiperaktif yang lebih tinggi didapatkan pada bayi yang lahir

dengan masalah-masalah prenatal seperti lamanya proses persalinan,

distres fetal, persalinan dengan cara ekstraksi forcep, toksimia

gravidarum, atau eklamsia dibandingkan dengan kehamilan dan

persalinan normal. Di samping itu, faktor-faktor seperti bayi yang lahir

dengan berat badan renah, ibu yang terlalu muda, ibu yang merokok

dan minum alkohol juga meninggikan insiden hiperaktif dan

perkembangan otak lambat.

Faktor etiologi dalam bidang neurologi yang sampai kini banyak

dianut adalah terjadingnya disfungsi pada salah satu neurotransmiter di

Page 4: ASKEP ANAK HIPERAKTIF

otak yang bernama dopamin. Dopamin merupakan zat aktif yang

berguna untuk memelihara proses konsentrasi.

Beberapa studi menunjukan terjadinya gangguan perfusi darah di

daerah tertetu pada anak hiperaktif, yaitu didaerah stranium, daerah

orbital-prefrontal, darah orbital-limbik otak, khususnya sisi sebelah

kanan.

2. Faktor toksik

Beberapa zat makanan seperti salisilat dan bahan-bahan pengawet

memiliki potensi untuk membentuk prilaku hiperaktif pada anak,

karena kadar timah lead dalam serum darah anak akan mengikat. Di

samping itu, ibu yang merokok dan mengkonsumsi alkohol, terkena

sinar X pada saat hamil, juga dapat melahirkan calon anak hiperaktif.

3. Faktor genentik

Didapatkan kolerasi yang tinggi dari hiperaktif yang sering terjadi

pada keluarga dengan anak hiperaktif akan menurun pada anak. Hal ini

terlihat pada anak kembar.

4. Faktor psikososial dan lingkungan

Pada anak hiperaktif sering ditemukan hubungan yang dianggap keliru

antara orang tua dengan anaknya.

D. Tanda dan gejala

1. Sering menggerakan kaki atau tanagn dan sering menggeliat

2. Sering meninggalkan tempat duduk dikelas

3. Sering berlari dan memanjat

4. Mengalami kesulitan melakukan kegiatan dengan tenang

5. Sering bergerak seolah diatur oleh motor penggerak

6. Sering berbicara berlebihan

E. Patofisiologi

Kurang konsentrasi atau gangguan hiperaktivitas ditandai dengan

gangguan konsentrasi, sifat impulsif, dan hiperaktivitas. Tidak terdapat

bukti yang meyakinkan tentang sesuatu mekanisme patofisiologi ataupun

Page 5: ASKEP ANAK HIPERAKTIF

gangguan biokimiawi. Anak pria yang hiperaktif, yang berusia antara 6 – 9

tahun serta yang mempunyai IQ yang sedang, yang telah memberikan

tanggapan yang baik terhadap pengobatan–pengobatan stimulan,

memperlihatkan derajat perangsangan yang rendah (a low level of arousal)

di dalam susunan syaraf pusat mereka, sebelum pengobatan tersebut

dilaksanakan, sebagaimana yang berhasil diukur dengan mempergunakan

elektroensefalografi, potensial–potensial yang diakibatkan secara auditorik

serta sifat penghantaran kulit. Anak pria ini mempunyai skor tinggi untuk

kegelisahan, mudahnya perhatian mereka dialihkan, lingkup perhatian

mereka yang buruk serta impulsivitas. Dengan 3 minggu pengobatan serta

perawatan, maka angka–angka laboratorik menjadi lebih mendekati

normal serta penilaian yang diberikan oleh para guru mereka

memperlihatkan tingkah laku yang lebih baik.

F. Klasifikasi

Ada tiga tipe anak hiperaktif yaitu :

1. Tipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian (in-atensi)

Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, tetapi tidak hiperaktif

atau impulsif.Mereka tidak menunjukkan gejala hiperaktif. Tipe ini

kebanyakan ada pada anak perempuan. Anak dalam tipe ini memiliki

ciri-ciri: tidak mampu memusatkan perhatian secara utuh, tidak

mampu mempertahankan konsentrasi, mudah beralih perhatian dari

satu hal ke lain hal, sering melamun dan dapat digambarkan sedang

berada “diawang-awang”, tidak bisa diajak bicara atau menerima

instruksi karena perhatiannya terus berpindah-pindah, pelupa dan

kacau.

2. Tipe anak yang hiperaktif dan impulsive.

Mereka menunjukkan gejala yang sangat hiperaktif dan impulsif, tetapi

bisa memusatkan perhatian. Tipe ini seringkali ditemukan pada anak-

anak kecil. Anak dalam tipe ini memiliki ciri-ciri berikut: terlalu

energik, lari kesana kemari, melompat seenaknya, memanjat-manjat,

banyak bicara, berisik.

Page 6: ASKEP ANAK HIPERAKTIF

Ia juga impulsif: melakukan sesuatu secara tak terkendali, begitu saja

bertindak tanpa pertimbangan, tak bisa menunda respons, tidak

sabaran. Tetapi yang mengherankan, sering pada saat belajar, ia

menampakkan tidak perhatian, tetapi ternyata ia bisa mengikuti

pelajaran

3. Tipe gabungan (kombinasi)

Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, hiperaktif dan impulsif.

Kebanyakan anak-anak termasuk tipe seperti ini. Anak dalam tipe ini

mempunyai ciri-ciri berikut: kurang mampu memperhatikan aktivitas

dan mengikuti permainan atau menjalankan tugas, perhatiannya mudah

terpecah, mudah berubah pendirian, selalu aktif secara berlebihan dan

impulsif.

G. Pemeriksaan penunjang

Menurut Doenges et. al (2007) pemeriksaan diagnostic yang dilakukan

pada anak dengan ADHD antara lain :

1. Pemeriksaan Tiroid : dapat menunjukkan gangguan hipertiroid atau

hipotiroid yang memperberat masalah

2. Tes neurologist (misalnya EEG, CT scan) menentukan adanya

gangguan otak organic

3. Tes psikologis sesuai indikasi : menyingkirkan adanya gangguan

ansietas, mengidentifikasi bawaan, retardasi borderline atau anak tidak

mampu belajar dan mengkaji responsivitas social dan perkembangan

bahasa

4. Pemeriksaan diagnostic individual bergantung pada adanya gejala fisik

(misalnya ruam, penyakit saluran pernapasan atas, atau gejala alergi

lain, infeksi SSP)

H. Penatalaksanaan

1. Medis

a. Terapi farmakologi :

Page 7: ASKEP ANAK HIPERAKTIF

Farmakoterapi kerap kali diberikan kepada anak-anak yang

mengalami gangguan hiperaktif. Farmakologi yang sering

digunakan adalah dekstroamfetamin, metilfenidat, magnesium

pemolin serta fenotiazin. obat tersebut mempunyai pengaruh-

pengaruh sampingan yang lebih sedikit. Cara bekerja obat tersebut

mungkin sekali adalah dengan mengadakan modifikasi di dalam

gangguan-gangguan fundamental pada rentang perhatian,

konsentrasi serta impulsivitas. Oleh karena respon yang akan

mereka berikan terhadap pengobatan tidak dapat diramalkan

sebelumnya, maka biasanya diperlukan suatu masa percobaan

klinik, mungkin akan dibutuhkan waktu 2-3 minggu dengan

pemberian pengobatan setiap hari untuk menentukan apakah akan

terdapat pengaruh obat itu atau tidak.

b. Dosis

Obat tersebut diberikan setelah makan pagi dan makan siang, agar

hanya memberikan pengaruh yang minimal kepada nafsu makan

dan tidur penderita.

1) Metilfenidat : dosis yang diberikan berbeda-beda sesuai dengan

usia masing-masing anak akan tetapi berat badan tidak

berpengaruh terhadap dosis.pada awalnya mereka diberikan 5

mg pada saat makan pagi serta pada waktu makan siang. Jika

tidak ada respon yang diberikan maka dosis di naikan dengan

2,5 mg dengan selang waktu 3-5 hari. Bagi anak-anak yang

berusia 8-9 tahun dosis yang efektif adalah 15-20 mg/24 jam.

Sementara itu anak yang berusia lebuh lanjut akan memerlukan

dosis sampai 40 mg/jam. Pengaruh obat ini akan berlangsung

selama 2-4 hari. Biasanya anak akan bersifat rewel dan

menangis. Jika pemakaian obat ini sudah berlangsung lama dan

dosis yang diberikan lebih dari 20 mg/jam rata-rata mereka

akan mengalami pengurangan 5 cm dari tinggi yang

diharapkan.

Page 8: ASKEP ANAK HIPERAKTIF

2) Dekstroamfetamin : dapat diberikan dalam bentuk yang

dilepaskan (showreleased) secara sedikit demi sedikit. Dosis

awalnya adalah 10 mg dengan masa kerja selama 8-18 jam

sehingga penderita hanya membutuhkan satu dosis saja setiap

hari, pada waktu sarapan pagi. Dosisnya dalah kira sebesar

setengah dosis metilfenidat, berkisar antara 10-20 mg/jam.

3) Magnesium pemolin : dianjurkan untuk memberikan dosis awal

sebesar 18,75 mg, untuk selanjutnya dinaikan dengan setengah

tablet/minggu. Akan dibutuhkan waktu selama 3-4 minggu

untuk menetapkan keefektifan obat tersebut. Efek samping dari

obat tersebut adalah berpengaruh terhadap fungsi hati,

kegugupan serta kejutan otot yang meningkat.

4) Fenotiazin : dapat menurunkan tingkah laku motorik anak yang

bersangkutan, efek samping : perasaan mengantuk, iritabilitas

serta distonia.

Secara umum efek samping dari pemakaian obat-obatan tersebut

diatas adalah anoreksia dan penurunan berat badan,  nyeri perut

bagian atas serta sukar tidur, anak akan mudah menangis serta peka

terhadap celaan ataupun hukuman, detak jantung yang meningkat

serta penekanan pertumbuhan. Jika terjadi hal demikian maka

pengurangan dosis atau penghentian pengguanaan obat-obatan

perlu dihentikan.

2. Keperawatan

a. Pengobatan serta perawatan yang harus dilaksanakan pada anak

yang mengalami gangguan hiperaktif ditujukan kepada keadaan

sosial lingkungan rumah dan ruangan kelas penderita serta kepada

kebutuhan-kebutuhan akademik dan psikososial anak yang

bersangkutan, suatu penjelasan yang terang mengenai keadaan

anak tersebut haruslah diberikan kepada kedua orang tuanya dan

kepada anak itu sendiri.

Page 9: ASKEP ANAK HIPERAKTIF

b. Anak tersebut hendaklah mempunyai aturan yang berjalan secara

teratur menurut jadwal yang sudah ditetapkan dan mengikuti

kegiatan rutinnya itu, dan sebaiknya selalu diberikan kata-kata

pujian.

c. Perangsangan yang berlebihan serta keletihan yang sangat hebat

haruslah dihindarakan, anak tersebut akan mempunyai saat-saat

santai setelah bermain  terutama sekali setelah ia melakukan

kegiatan fisik yang kuat dan keras

d. Periode sebelum pergi tidur haruslah merupakan masa tenang,

dengan cara menghindarkan acara-acara televisi yang merangsang,

permainan-permainan yang keras dan jungkir balik.

e. Lingkungan di sekitar tempat tidur sebaiknya diatur sedemikian

rupa, barang-barang yang membahayakan dan mudah pecah

dihindarkan.

f. Teknik-teknik perbaikan aktif yang lebih formal akan dapat

membantu, dengan memberikan hadiah kepada anak tersebut

berupa bintang atau tanda sehingga mereka dapat mencapai

kemajuan dalam tingkah laku mereka.

I. Komplikasi

1. Diagnosis sekunder-gangguan konduksi, depresi dan penyakit ansietas.

2. Pencapaian akademik kurang, gagal di sekolah, sulit membaca dan

mengerjakan aritmatika (sering kali akibat abnormalitas konsentrasi).

3. Hubungan dengan teman sebaya buruk (sering kali akibat perilaku

agresif dan kata-kata yang diungkapkan).

J. Pencegahan

1. Proper perawatan pralahir

Hal ini diyakini itu tidak layak perawatan pralahir mengarah pada

ADHD. Oleh karena itu ibu hamil harus berusaha untuk merawat bayi

yang belum lahir. Hal ini dilakukan dengan menjalani hidup sehat

selama kehamilan. Wanita hamil harus makan makanan yang

Page 10: ASKEP ANAK HIPERAKTIF

seimbang dan menghindari kebiasaan makan yang berbahaya. Alkohol

dan tembakau adalah dua hal yang mengarah pada perkembangan

gangguan ini pada anak-anak. Telah ditemukan bahwa wanita yang

merokok dan minum alkohol selama kehamilan memiliki anak dengan

ADHD. Oleh karena itu untuk mencegah anak Anda mendapatkan

gangguan ini berhenti merokok dan minum alkohol bila Anda sedang

hamil.

2. Diet

Anda harus yakin bahwa anak Anda memerlukan diet yang seimbang.

Ini adalah pelatihan dalam kebiasaan makan yang baik sehingga

mereka dapat terus ketika mereka dewasa. Tidak ada bukti telah datang

out yet bahwa asupan gula akan menyebabkan ADHD. Tapi ada ahli

yang percaya bahwa makan sedikit atau tanpa gula dapat mengurangi

hiperaktivitas. Hal ini karena gula memasuki aliran darah secara

langsung dan sangat cepat. Ini dapat mengakibatkan kelebihan

produksi adrenalin yang akan menyebabkan anak ingin menjadi aktif.

Makanan yang membuat anak-anak yang terlalu aktif harus dihapus

dari diet mereka untuk mencegah hiperaktivitas.

3. Rutinitas terstruktur

Ini adalah latihan yang bagus untuk semua anak. Mereka tumbuh dari

bahwa untuk menjadi terorganisasi dengan baik dengan harapan yang

sangat jelas. Ketika hal ini dilakukan, bahkan anak-anak yang sudah

didiagnosis dengan ADHD akan sangat bermanfaat. Oleh karena itu

orangtua harus membuat rutin untuk anak-anak mereka sebagai o

kapan harus bangun, makan, bermain, mengerjakan pekerjaan rumah,

nonton TV, dll Sekali kebiasaan ini ditanamkan pada anak, bahkan jika

mereka memiliki gangguan ini, mungkin gejalanya dapat dikendalikan

atau bahkan dihilangkan.

4. Perilaku manajemen

Ada ahli yang percaya bahwa perilaku manajemen dapat digunakan

untuk mencegah ADHD. Karena itu mereka merekomendasikan bahwa

orang tua mengambil langkah pertama dalam arah ini dengan

Page 11: ASKEP ANAK HIPERAKTIF

menciptakan positif hubungan orangtua-anak. Ini harus didasarkan

pada keinginan anak untuk menyenangkan orang tuanya. Panggilan

untuk orang tua yang menghabiskan waktu yang berkualitas dengan

anak-anak mereka. Saat ini, Anda harus membiarkan anak untuk

memilih apa s / dia ingin lakukan dan Anda harus membiarkan mereka

melakukannya tanpa banyak intervensi dari Anda. Pujian dan metode

penguatan positif lainnya harus digunakan untuk mendorong anak

untuk fokus pada apa yang mereka lakukan. Orangtua seharusnya tidak

berharap terlalu banyak dari anak-anak mereka karena hal ini dapat

membuat mereka kehilangan fokus.

5. Perhatian keterampilan membangun

Ini adalah kegiatan yang membuat anak-anak kecil fokus pada satu hal

pada suatu waktu. Mereka termasuk permainan, teka-teki, dan

bangunan dengan blok. Lain membaca untuk anak-anak Anda dan

memberitahu mereka cerita. Hal ini sangat percaya bahwa perhatian

keterampilan membangun menyebabkan anak menjadi lebih perhatian.

Page 12: ASKEP ANAK HIPERAKTIF

BAB II

ASUHAN ANAK HIPERAKTIF

A. Pengkajian

Menurut Videbeck (2008) pengkajian anak yang

mengalami AttentionDeficytHiperactivityDisorder (ADHD) antara lain:

1. Pengkajian riwayat penyakit

a. Orang tua mungkin melaporkan bahwa anaknya rewel dan

mengalami masalah saat bayi atau perilaku hiperaktif hilang tanpa

disadari sampai anak berusia todler atau masuk sekolah atau daycare.

b. Anak mungkin mengalami kesulitan dalam semua bidang kehidupan

yang utama, seperti sekolah atau bermain dan menunjukkan perilaku

overaktif atau bahkan perilaku yang membahayakan di rumah

c. Berada diluar kendali dan mereka merasa tidak mungkin mampu

menghadapi perilaku anak

d. Orang tua mungkin melaporkan berbagai usaha mereka untuk

mendisplinkan anak atau mengubah perilaku anak dansemua itu

sebagian besar tidak berhasil.

2. Penampilan umum dan perilaku motoric

a. Anak tidak dapat duduk tenang di kursi dan mengeliat dan

bergoyang-goyang saat mencoba melakukannya

b. Anak mungkin lari mengelilingi ruang dari satu benda ke benda lain

dengan sedikit tujuan atau tanpa tujuan yang jelas.

c. Kemampuan anak untuk berbicara terganggu, tetapi ia tidak dapat

melakukan suatu percakapan, ia menyela, menjawab pertanyaan

sebelum pertanyaan berakhir dan gagal memberikan perhatian pada

apa yang telah dikatakan

d. Percakapan anak melompat-lompat secara tiba-tiba dari satu topik ke

topik yang lain. Anak dapat tampak imatur atau terlambat tingkat

perkembangannya

3. Mood dan afek

Page 13: ASKEP ANAK HIPERAKTIF

a. Mood anak mungkin labil, bahkan sampai marah-marah atau

tempertantrum.

b. Ansietas, frustasi dan agitasi adalah hal biasa.

c. Anak tampak terdorng untuk terus bergerak atau berbicara dan

tampak memiliki sedikit kontrol terhadap perilaku tersebut.

d. Usaha untuk memfokuskan perhatian anak dapat menimbulkan

perlawanan dan kemarahan.

4. Proses dan isi pikir

Secara umum tidak ada gangguan pada area ini meskipun sulit untuk

mempelajari anak berdasarkan tingkat aktivitas anak dan usia atau tingkat

perkembangan.

5. Sensorium dan proses intelektual

a. Anak waspada dan terorientasi, dan tidak ada perubahan sensori

atau persepsi seperti halusinasi.

b. Kemampuan anak untuk memberikan perhatian atau berkonsentrasi

tergangguan secara nyata.

c. Rentang perhatian anak adalah 2 atau 3 detik pada ADHD yang

berat 2 atau 3 menit pada bentuk gangguan yang lebih ringan.

d. Mungkin sulit untik mengkaji memori anak, ia sering kali

menjawab, saya tidak tahu, karena ia tidak dapat memberi

perhatian pada pertanyaan atau tidak dapat berhenti memikirkan

sesuati.

e. Anak yang mengalami ADHD sangat mudah terdistraksi dan

jarang yang mampu menyelesaikan tugas.

6. Penilaian dan daya tilik diri

a. Anak yang mengalami ADHD biasanya menunjukkan penilaian

yang buruk dan sering kali tidak berpikir sebelum bertindak

Page 14: ASKEP ANAK HIPERAKTIF

b. Mereka mungkin gagal merasakan bahaya dan melakukan tindakan

impulsif, seperti berlari ke jalan atau melompat dari tempat yang

tinggi.

c. Meskipun sulit untuk mempelajari penilaian dan daya tilik pada

anak kecil.

d. Anak yang mengalami ADHD menunjukkan kurang mampu

menilai jika dibandingkan dengan anak seusianya.

e. Sebagian besar anak kecil yang mengalami ADHD tidak

menyadari sama sekali bahwa perilaku mereka berbeda dari

perilaku orang lain.

f. Anak yang lebih besar mungkin mengatakan, “tidak ada yang

menyukaiku di sekolah”, tetapi mereka tidak dapat

menghubungkan kurang teman dengan perilaku mereka sendiri.

7. Konsep diri

a. Hal ini mungkin sulit dikaji pada anak yang masih kecil,

tetapisecara umum harga diri anak yang mengalami ADHD adalah

rendah.

b. Karena mereka tidak berhasil di sekolah, tidak dapat memiliki

banyak teman, dan mengalami masalah dalam mengerjakan tugas

di rumah, mereka biasanya merasa terkucil sana merasa diri

mereka buruk.

c. Reaksi negatif orang lain yangmuncul karena perilaku mereka

sendiri sebagai orang yang buruk dan bodoh

8. Peran dan hubungan

a. Anak biasanya tidak berhasil disekolah, baik secara akademis

maupun sosial.

b. Anak sering kali mengganggu dan mengacau di rumah, yang

menyebabkan perselisihan dengan saudara kandung dan orang tua.

Page 15: ASKEP ANAK HIPERAKTIF

c. Orang tua sering meyakini bahwa anaknya sengaja dan keras

kepala dan berperilaku buruk dengan maksud tertentu sampai anak

yang didiagnosis dan diterapi.

d. Secara umum tindakan untuk mendisiplinkan anak memiliki

keberhasilan yang terbatas pada beberapa kasus, anak menjadi

tidak terkontrol secara fisik, bahkan memukul orang tua atau

merusak barang-barang miliki keluarga.

e. Orang tua merasa letih yang kronis baik secara mental maupun

secara fisik.

f. Guru serungkali merasa frustasi yang sama seperti orang tua dan

pengasuh atau babysister mungkin menolak untuk mengasuh anak

yang mengalami ADHD yang meningkatkan penolakan anak.

9. Pertimbangan fisiologis dan perawatan diri

Anak yang mengalami ADHD mungkin kurus jika mereka tidak

meluangkan waktu untuk makan secara tepat atau mereka tidak dapat

duduk selama makan. Masalah penenangan untuk tidur dan kesulitan tidur

juga merupakan masalah yang terjadi. Jika anak melakukan perilaku

ceroboh atau berisiko, mungkin juga ada riwayat cedera fisik.

B. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik yang biasanya ditemukan pada anak dengan gangguan

hiperaktif mencakup :

1. Rambut yang halus

2. Telinga yang salah bentuk

3. Lipatan-lipatan epikantus

4. Langit-langit yang melengkung tinggi serta

5. Kerutan-kerutan telapak tangan yang hanya tunggal saja

Page 16: ASKEP ANAK HIPERAKTIF

6. Terdapat gangguan keseimbangan, astereognosis, disdiadokhokinesis

serta permasalahan-permasalahan di dalam koordinasi motorik yang

halus.

C. DIAGNOSA

1. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan disabilitas

perkembangan (hiperaktivitas).

2. Perubahan proses pikir berhubungan dengan gangguan kepribadian.

3. Resiko perubahan peran menjadi orang tua berhubungan dengan anak

dengan gangguan pemusatan perhatian hiperaktivitas.

4. Resiko cedera berhubungan dengan psikologis (orientasi tidak efektif)

5. Resiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan penyakit

mental (hiperaktivitas), kurang konsentrasi.

D. INTERVENSI

DIAGNOSA NOC NIC

Kerusakan

interaksi sosial

berhubungan

dengan disabilitas

perkembangan

(hiperaktivitas)

NOC : Ketrampilan interaksi

social

Tujuan : Pasien mampu

menunjukan interaksi social yang

baik.

Kriteria Hasil :

1. Menunjukan perilaku yang

dapat meningkatkan atau

memperbaiki interaksi social

2. Mendapatakan atau

meningkatkan ketrampilan

NIC : Peningkatan sosialisasi,

aktivitas keperawatan:

1. Kaji pola interaksi

antara pasien dan orang lain

2. Anjurkan pasien

untuk bersikap jujur dalam

berinteraksi dengan orang lain

dan menghargai hak orang lain.

3. Identifikasi

perubahan perilaku yang

spesifik.

4. Bantu pasien

Page 17: ASKEP ANAK HIPERAKTIF

interaksi social (misalnya:

kedekatan, kerja sama,

sensitivitas dan sebagainya).

3. Mengungkapkan keinginan

untuk berhubungan dengan

orang lain.

Indicator skala :

1. Tidak ada

2. Terbatas

3. Sedang

4. Banyak

meningkatkan kesadaran akan

kekuatan dan keterbatasan dalam

berkomunikasi dengan orang

lain.

5. Berikan umpan balik

yang positif jika pasien dapat

berinteraksi dengan orang lain.

Perubahan proses

pikir berhubungan

dengan gangguan

kepribadian.

NOC : Konsentrasi

Tujuan : Pasien dapat

berkonsentrasi secara penuh

terhadap obyek atau benda- benda

disekitarnya

Kriteria Hasil :

1. Menunjukan proses pikir

yang logis, terorganisasi.

2. Tidak mudah terganggu /

focus terhadap sesuatu

3. Berespon dengan baik

terhadap stimulus.

Indikator skala :

1. Tidak pernah

2. Jarang

NIC : Pengelolaan Konsentrasi,

aktivitas keperawatan:

1. Berikan pada anak yang

membutuhkan ketrampilan dan

perhatian

2. Kurangi stimulus yang

berlebihan terhadap orang-

orang dan lingkungan dan

orang/bebda-benda

disekitarnya.

3. Berikan umpan balik yang

positif dan perilaku yang

sesuai.

4. Bantu anak untuk

mengidentifikasikan benda-

benda disekitarnya seperti,

memberikan permainan-

Page 18: ASKEP ANAK HIPERAKTIF

3. Kadang-kadang

4. Sering

5. Konsisten

permainan yang dapat

merangsang pusat konsentrasi.

5. Kolaborasi medis dalam

pemberian terapi obat stimulan

untuk anak dengan gangguan

pusat konsentrasi.

Resiko perubahan

peran menjadi

orang tua

berhubungan

dengan anak

dengan gangguan

pemusatan

perhatian

hiperaktivitas.

NOC : Menjadi orang tua

Tujuan : Orang tua mampu

menghadapi kemungkinan resiko

yang terjadi  terhadap anak dengan

hiperaktivitas.

Kriteria Hasil :

1. Mempunyai harapan peran

orang tua yang realistis

2. Mengidentifikasi factor-

faktor resiko dirinya yang

dapat mengarah menjadi

orang tua yang tidak efektif.

3. Mengungkapkan dengan

kata-kata sifat positif dari

anak.

Indikator skala :

1. Tidak sama sekali

2. Sedikit

3. Sedang

4. Kuat

NIC: Peningkatan Perkembangan

aktivitas keperawatan :

1. Berikan informasi kepada

orang tua tentang bagaimana

cara mengatasi perilaku anak

yang hiperaktif.

2. Ajarkan pada orang tua

tentang tahapan penting

perkembangan normal dan

perilaku anak.

3. Bantu orang tua dalam

mengimplementasikan

program perilaku anak yang

positif.

4. Bantu keluarga dalam

membuat perubahan dalam

lingkungan rumah yang dapat

menurunkan perilaku negative

anak.

Page 19: ASKEP ANAK HIPERAKTIF

5. Adekuat total

Resiko cedera

berhubungan

dengan psikologis

(orientasi tidak

efektif)

NOC : Pengendalian Resiko

Tujuan : Klien dapat terhindar dari

resiko cedera

Kriteria Hasil :

1. Mengubah gaya hidup untuk

mengurangii resiko.

2. Pasien / keluarga akan

mengidentifikasikan resiko

yang dapat meningkatkan

kerentanan terhadap cedera.

3. Orang tua akan memilih

permainan, memberi

perawatan dan kontak social

lingkungannya dengan baik.

Indikator skala :

1. Tidak pernah

2. Jarang

3. Kadang-kadang

4. Sering

5. Konsisten

NIC : Mencegah Jatuh

aktivitas keperawatan :

1. Identifikasikan factor yang

mempengaruhi kebutuhan

keamanan, misalnya:

perubahan status mental,

keletihan setelah beraktivitas,

dll.

2. Berikan materi pendidikan

yang berhubungan dengan

strategi dan tindakan untuk

mencegah cedera.

3. Berikan informasi mengenai

bahaya lingkungan dan

karakteristiknya (misalnya :

naik tangga, kolam renang

jalan raya, dll )

4. Hindarkan benda-benda

disekitar pasien yang dapat

membahayakan dan

menyebabkan cidera.

5. Ajarkan kepada pasien untuk

berhati-hati dengan alat

permainannya dan intruksikan

kepada keluarga untuk

memilih permainan yang

sesuai dan tidak menimbulkan

cedera.

Page 20: ASKEP ANAK HIPERAKTIF

Resiko

keterlambatan

perkembangan

berhubungan

dengan. penyakit

mental

(hiperaktivitas),

kurang konsentrasi

NOC: Child Development

Tujuan: Pasien tidak mengalami

keterlambatan perkembangan

Kriteria Hasil:

a. Anak akan mencapai tahapan

dalam perkembangan yaitu

tidak mengalami

keterlambatan 25 % atau lebih

area sosial/perilaku

pengaturan diri atau kognitif ,

bahasa, keterampilan motorik

halus dan motorik kasar.

Indikator skala :

1. Tidak pernah menunjukkan

2. Jarang

3. Kadang-kadang

4. Sering

5. Konsisten

NIC:Meningkatan Perkembangan

1. Lakukan pengkajian

kesehatan yang seksama

(misalnya, riwayat anak,

temperamen, budaya,

lingkungan keluarga,

skrining perkembangan)

untuk menentukan tingkat

fungsional.

2. Berikan aktivitas bermain

yang sesuai, dukung

beraktivitas dengan anak

lain.

3. Kaji adanya faktor resiko

pada saat prenatal dan pasca

natal.

4. Berkomunikasi dengan

pasien sesuai dengan tingkat

kognitif pada

perkembangannya.

5. Berikan penguatan yang

positif/umpan balik terhadap

usaha-usaha

mengekspresikan diri.

6. Ajarkan kepada orang tua

tentang hal-hal penting

dalam perkembangan anak.

Page 21: ASKEP ANAK HIPERAKTIF

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Salah satu ciri dari perilaku disruptif adalah gangguan

hiperaktivitas defisit perhatian. Anak-anak dengan gangguan ini

memperlihatkan kurang perhatian, impulsivitas dan hiperaktivitas.

Gangguan ini sering dijumpai dan dapat terjadi sampai 3% dari

anak-anak, dengan rasio laki-laki terhadap perempuan sebesar 6:1

sampai 9:1.

Masalah yang sering timbul pada anak dengan gangguan

tersebut meliputi kerusakan interaksi sosial, gangguan konsep diri,

resiko tinggi penatalaksanaan program terapeutik tidak efektif,

resiko tinggi perubahan peran menjadi orang tua, resiko tinggi

kekerasan, dan resiko tinggi mencederai diri sendiri.

Intervensi keperawatan umumnya diimplementasikan pada

pasien rawat jalan dan komunitas, meliputi bantu orang tua dalam

mengimplementasikan program perilaku agar mencakup penguatan

yang positif, sediakan struktur harian, dan beri obat stimulans

sesuai instruksi.

B. Saran

Dalam memberikan perawatan kepada anak dengan

gangguan hiperaktivitas ditujukan kepada keadaan sosial

lingkungan rumah dan ruangan kelas penderita serta kepada

kebutuhan-kebutuhan akademik dan psikososial anak yang

bersangkutan, dengan disertai pemakaian obat-obat yang bijaksana.

Perawat harus memberikan penjelasan yang terang mengenai

keadaan anak tersebut kepada kedua orang tuanya dan kepada anak

itu sendiri.

Page 22: ASKEP ANAK HIPERAKTIF

DAFTAR PUSTAKA

Fadhli, Aulia. 2010. Buku Pintar Kesehatan Anak. Yogyakarta: Pustaka

Anggrek.

NANDA.2012.Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2012-

2014.Jakarta:EGC

Marlina, 2008. Gangguan Pemusatan Pehatian dan Hiperaktifitas Pada

Anak. Padang: UNP Press.

Wilkinson, Judith M, Nancy R.Ahrem. 2011 .Diagnosis Keperawatan.

Jakarta : EGC