Top Banner

of 27

Askep Anak Ggn Bicara Dan

Jul 06, 2015

Download

Documents

setya_budi_6
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK GANGGUAN BICARA DAN BAHASA

Di susun oleh : Meidi Trianto 05.09.241 Psik IV.a (empat)

Stikes Muhammadiyah Palembang Tahun ajaran 2011

BAB I PENDAHULUANKemampuan binatang. berbahasa membedakan antusias manusia menunggu dengan awal Orangtua dengan

perkembangan bicara anak mereka. Bila anak tidak dapat bicara normal, maka mereka mengira bahwa anak mereka bodoh atau retardasi. Sering orangtua memperkirakan

bahwa perkembangan bicara anak diluar normal merupakan suatu hal yang memperkirakan bahwa perkembangan bicara anak diluar normal merupakan merupakan atau dan suatu indikator pada hal yang mengkhawatirkan, sehingga membawanya kedokter. Kemampuan terhadap motor, dukungan hari berbahasa keterlambatan psikologis, dari seluruh sistem perkembangan anak. Karena kemampuan berbahasa sensitif kerusakan lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, sensori emosi lingkungan harus disekitar mendengar harus anak. Seorang anak tidak akan mampu berbicara tanpa lingkungannya. Mereka pembicaraan yang berkaitan dengan kehidupannya seharimaupun pengetahuan tentang dunia. Mereka belajar mengekspresikan dirinya, membagi pengalamannya dengan oranglain dan mengemukakan keinginannya. Gangguan sering bicara terdapat atas serta pada merupakan pada laporan celah salah satu masalah Menurut (diluar maka tahun. dari hal pada yang NCHS, angka Dari yang ini, anak anak-anak. orangtua pada

berdasarkan pendengaran dan 1,94%

gangguan

palatum), 5-14

kejadiannya adalah 0,9% pada anak dibawah umur 5 tahun anak 3,8 yang kali bicara berumur lebih dan hasil angka evaluasi langsung terhadap wawancara. anak usia sekolah, tinggi bahasa

kejadiannya hasil

berdasarkan diperkirakan

Berdasarkan

gangguan

adalahsekitar4-5%.Deteksi dini perlu ditegakkan, agar penyebabnya dapat segera dicari, sehingga pengobatan serta pemulihannya dapat dilakukan seawal mungkin. Contohnya, pada seorang anak yang tuli konduksi tetapi cerdas yang terlambat mendapat alat bantu dengar dan

terapi

wicara,

serta

tidak

diberi non

kesempatan verbal yang oleh dapat

mengembangkan untuk

sistem

komunikasi mampu

dirinya sendiri sebelum usia 3 tahun, maka kesempatan mengajarinya agar berbicara dimengerti, jelas dan terang telah hilang.

1.PERKEMBANGANBAHASANORMAL Hemisfer kiri merupakan pusat kemampuan berbahasa pada 94% orang dewasa dan lebih dari 75% pada orang dewasa kidal. Pengkhususan hemisfer untuk fungsi bahasa sudah dimulai secara Berbagai kerusakan sejak didalam kandungan, beberapa sebelum tetapi tahun maupun bahwa berfungsi kemudian. dengan sesudah sempurna otak setelah unilateral

penelitian

menunjukkan

anak

lahir, diperkirakan fungsi berbahasa dapat diprogram oleh hemisfer lainnya, walaupun kelainan yang khusus masih dapat diketemukan dengan tes yang teliti. Kelenturan perkembangan otak seperti ini menyebabkan macam perkembangan bahasa pada anak sukar ditentukan. Seperti pada orang dewasa terdapat 3 area utama pada hemisfer dibagian kiri anak khusus (Area untuk berbahasa, Informasi yaitu yang dibagian anterior (area Broca dan Korteks motorik) dan posterior Wernicke). berasal dari korteks pendengaran primer dan sekunder diteruskan kebagian korteks temporoparietal posterior (area wernicke), yang dibandingkan dengan ingatan yang sudah otak disimpan. dimana Kemudian jawaban diformulasikan dan disalurkan oleh fasciculus arcuata kebagian anterior jawaban motorik dikoordinasi. Apabila terjadi kelainan pada salah satu dari jalannya impuls

ini, maka akan terjadi kelainan bicara. Kerusakan pada bagian posterior akan mengakibatkan kelainan bahasa reseptif, sedangkan kerusakan dibagian anterior akan menyebabkan kelainan bahasa ekspresif. 2. ETIOLOGI Penyebab kelainan berbahasa bermacam-macam yang melibatkan berbagai faktor yang dapat saling mempengaruhi, antara lain kemampuan lingkungan, pendengaran, kognitif, fungsi saraf, emosi psikologis dan lain sebagainya. Seorang anak mungkin kehilangan pendengaran sensoneural dari sedang sampai berat. Sedangkan yang lain mungkin kehilangan pendengaran konduksi berulang, sehingga kemampuan bicara keseluruhannya menurun. Demikian pula suatu gangguan bicara (disfasia) dapat terjadi tanpa adanya cedera otak atau keadaan lainnya. Blager BF (1981) membagi penyebab gangguan bicara dan bahasa adalah sebagai berikut: Penyebab gangguan bicara dan bahasa pada anak Penyebab Efek pada perkembangan bicara 1. Lingkungan : a. sosial ekonomi kurang b. Tekanan keluarga c. Keluarga bisu d. Dirumah menggunakan bahasa bilingual a. Terlambat b. Gagap c. Terlambat pemerolehan bahasa d. Terlambat pemerolehan struktur bahasa 2.Emosi

a. Ibu yang tertekan b. Gangguan serius pada orang tua c. Gangguan serius pada anak a. Terlambat pemerolehan bahasa b. Terlambat atau gangguan perkembangan bahasa c. Terlambat atau gangguan perkembangan bahasa 3.Masalah pendengaran a. Kongenital b. Didapat a. Terlambat/gangguan bicara yang permanen b. Terlambat/gangguan bicara yang permanen 4.Perkembangan terlambat a. Perkembangan terlambat b. Perkembangan lambat, tetapi masih dalam batas ratarata c. Retardasi mental a. Terlambat bicara b. Terlambat bicara c. Pasti terlambat bicara 5.Cacat bawaan a. Palatoschizis b. Sindrom down a. Terlambat dan terganggu kemampuan bicaranya b. Kemampuan bicaranya lebih rendah 6.Kerusakan otak a. Kelainan neuromuskular b. Kelainan sesorimotor c. Palsi serebral d. Kelainan presepsi a. Mempengaruhi kemampuan menghisap, menelan,

mengunyah, dan akhirnya timbul gangguan bicara dan artikulasi seperti disartria b. Mempengaruhi kemampuan menghisap dan menelan, akhirnya menimbulkan gangguan artikulasi, seperti dispraksia c. Berpengaruh pada pernafasan, makan dan timbul juga masalah artikulasi yang dapat mengakibatkan disartria dan dispraksia d. Kesulitan membedakan suara, mengerti bahasa, simbolisasi, mengenal konsep, akhirnya menimbulkan kesulitan belajar di sekolah Perkembangan bahasa yang lambat dapat bersifat familial. Oleh karena itu harus dicari dalam keluarganya apakah ada yang mengalami keterlambatan bicara juga. Disamping itu kelainan bicara juga lebih banyak anak laki-laki daripada perempuan. Hal ini karena pada perempuan, maturasi dan perkembangan fungsi verbal hemisfer kiri lebih baik. Sedangkan pada laki-laki perkembangan hemisfer kanan lebih baik, yaitu untuk tugas yang abstrak dan memerlukan keterampilan. Sedangkan Aram DM {1987), mengatakan gangguan bahwa ganguan bicara pada anak dapat disebabkan oleh kelainan dibawah ini: 1. Lingkungan sosial anak Interaksi antar personal merupakan dasar dari semua komunikasi dan perkembangan bahasa. Lingkungan yang tidak mendukung akan menyebabkan gangguan bicara dan bahasa pada anak. 2. Sistem masukan/input.

Adalah sistem pendengaran, penglihatan dan integritas taktil-kinestetik dari anak. Pendengaran merupakan alat yang penting dalam perkembangan bicara. Anak dengan otitis mmedia kronis dengan penurunan daya pendengaran akan mengalami keterlambatan kemampuan menerima ataupun mengungkapkan bahasa. Gangguan bicara juga terdapat pada tuli oleh karena kelainan genetik dan metabolik (tuli primer), tuli neurosensorial (infeksi intra uterin: sifilis, rubella, toksoplasmosis, sitomegalovirus), tuli konduksi seperti akibat malformasi telinga luar, tuli sentral (sama sekali tidak dapat mendengar), tuli persepsi/afasia sensorik (Terjadi kegagalan integrasi arti bicara yang didengar menjadi suatu pengertian yang menyeluruh), dan tuli psikis seperti pada skizofrenia, autisme infantil, keadaan cemas dan reaksi psikologis lainnya. Pola bahasa juga akan terpengaruh pada anak dengan gangguan penglliahtan yang berat, demikian pula dengan anak dengan defisit taktil-kinestetik akan terjadi gangguan artikulasi. 3. Sistem pusat bicara dan bahasa Kelainan susunan saraf pusat akan mempengaruhi pemahaman, interprestasi, formulasi dan perencanaan bahasa, juga pada aktivitas dan kemampuan intelektual dari anak. Gangguan komunikasi biasanya merupakan bagian dari retardasi mental, misalnya pada sindrom down. 4. Sistem produksi. Sistem produksi suara seperti laring, faring, hidung,

struktur mulut, dan mekanisme neuromuskular yang berpengaruh terhadap pengaturan nafas untuk bicara, bunyi laring, pembentukan bunyi untuk artikulasibicara melalui aliran udara lewat laring, faring, dan rongga mulut. 3. KLAFIKASI DAN GEJALA Terdapat bermacam-macam klafikasi disfasia, tergantung dari cara mereka memandang. Kebanyakan sistem klafikasi berdasarkan atas model input-ouput. Beberapa telah didefinisikan dengan menggunakan tes yang telah distandarisasi. Ada yang menggunakan model yang didasari pendengaran ada pula yang berdasarkan patofisiologi terjadinya disfasia. Klafikasi kelainan bahasa pada anak menurut Rutter (dikutip dari toback C), berdasarkan atas berat ringannya kelainan bahasa sebagai berikut: Ringan Keterlambatan akuisisi dari bunyi kata-kata, bahasa normal Disfasia Sedang Keterlambatan lebih berat dari akuisisi bunyi kata-kata dan perkembangan bahasa terlambat Disfasia ekspresif Berat Keterlambatan lebih berat dari akuisisi dan bahasa, gangguan pemahaman bahasa Disfasia resptif dan tuli persepsi Sangat berat Gangguan pada seluruh kemampuan bahasa Tuli persepsi dan tuli sentral Sedangkan Rappin dan Allen (dikutif dari klein,1991) berdasar patofisiologi, membagi kelainan bahasa pada anank menjadi 6 subtipe,yaitu: 1. 2 primer ekspresif:

Disfraksia verbal Ganguan definisit produksi fonologi 2. 2 definisit refresif dan ekspresif: Ganguan campuran ekspresif-refresif Disfasia verbal auditori agnosia 3. 2 definisit bahasa yang lebih berat: Gangguan leksikal-sintaksis Ganguan sematik-pragmatik Anak dengan Disfraksi Verbal (afraksia verbal atau gangguan perkembangan bicara ekspresif) mengerti segala sesuatu yang dikataka padanya, mereka lebih sering menunjuk daripada bicara. Banyak yang mempunyai riwayat prematur, beberapa menderita disfraksia oromotor(anak ini mengeluarkan air liur dan mempunyai kesulitan mengikuti gerakan mulut).jika mereka bicara, lebih banyak menggunakan suara vokal dengan gangguan pengucapan konsonan. Anak anak ini setelah dewasa menjadi afemia. Anak dengan disfraksia verbal kadang kadang disertai gangguan tingkah laku (autisme). Rehabilitasi pada anak ini lebih memerlukan terapi wicara yang intensif. Beberapa anak berbicara dengan kata-kata dan frase yang sulit dimengerti, bahkan pada orang-orang yang selalu kontak dengannya. Sehingga mereka sering marah dan frustasi karena merasa bahwa kata-katanya sulit dimengerti oleh orang disekitarnya. Mereka ini tidak ada gangguan dalam pengertian, tetapi terdapat Gangguan Defisit Produksi Fonologi. Anak yang bicaranya sulit dipahami yang juga menunjukan adanya gangguan pemahaman terhadap apa yang

dikatakan padanya, menunjukkan Gangguan Campuran Ekspresif-Reseptif. Mereka bicara dalam kalimat yang pendek dan banyak dari mereka yang austik. Setelah dewasa mereka menjadi afasia (afasia Brocca), hanya sedikit yang diketahui bagaimana hal ini bisa terjadi. Beberapa anak mengerti sedikit pada apa yang dikatakan kepadanya, walaupun kadang-kadang mereka mengikuti suatu pembicaraan dengan cara lain, misalnya dengan memperhatikan apa yang dilihatnya. Mereka sangat miskin dalam artikulasi kata-kata. Mereka ini dinamakan Disfasia Verbal Auditori Agnosia. Mereka ini termasuk afasia yang didapat, dimana mereka sebelumnya sering kejang dan kehilangan kemampuan berbicara setelah periode perkembangan bahasa yang normal (sindrom landau kleffner). Pada EEG anak dengan sindrom ini, akan tampak bitemporal spike. Anak dengan disfasia jenis ini, memproses suara yang didengarkan di pusat dengar berbeda dengan anak normal. Stimulasi bahasa akan memperbaiki keadaan, walaupun hasil akhirnya masih belum pasti. Anak dengan Gangguan Leksikal-Sintaksis mempunyai kesulitan dalam menemukan kata-kata yang tepat khususnya saat bercakap-cakap. Mereka tidak gagap dan menghindar untuk berbicara. Gejalanya seperti orang dewasa dengan afasia konduksi, dimana mereka akan berhenti bicara sebentar untuk menemukan kata-kata yang tepat. Anak ini biasanya orang tuanya akan membantu untuk menemukan kata-kata yang tepat. Anak ini biasanya bicara dengan menggunakan kalimat-kalimat yang pendek untuk umurnya. Terapi bicara akan membantu

melatih anak mencari kata-kata yang tepat pada saat bicara, tetapi prognosis selanjutnya masih belum banyak diketahui. Beberapa anak ada yang bicara lancar dan dapat menggunakan kata-kata yang tepat, tetapi mereka bicara tanpa henti mengenai satu topik. Mereka tidak mengerti tata bahasa. Gejalanya mirip gangguan bicara pada anak dengan hidrosefalus dan oleh Rapin dan Allen disebut Gangguan Sematik Pragmatik. Anak ini pada umumnya menderita gangguan hubungan sosial dan didiagnosis sebagai gangguan perkembangan perfasif. Mereka punya sedikit teman sebaya dan tidak pernah mau belajar aturan permainan dan bicara dari teman sebayanya. Ada baiknya anak ini diajarkan keterampilan berbicara, bahkan diperlukan psikolog dan ahli terapi tingkah laku. Aram DM (1987) dan Towne (1983), mengatakan bahwa dicurigai adanya gangguan perkembangan kemampuan bahasa pada anak, kalau diketemukan gejala-gejala sebagai berikut: 1. Pada usia 6 bulan anak tidak mampu memalingkan mata serta kepalanya suara yang datang dari belakang atau samping. 2. Pada usia 10 bulan anak tidak memberi reaksi terhadap panggilan namanya sendiri. 3. Pada usia 15 bulan tidak mengerti dan memberi reaksi terhadap kata-kata jangan, da-da, dan sebagainya. 4. Pada usia 18 bulan tidak dapat menyebut 10 kata tunggal.

5. Pada usia 21 bulan tidak memberi realsi terhadap perintah (misalnya duduk, kemari, berdiri). 6. Pada usia 24 bulan tidak bisa menyebut bagianbagian tubuh. 7. Pada usia 24 bulan belum mampu mengetengahkan ungkapan yang terdiri dari 2 buah kata. 8. Setelah usia 24 bulan hanya mempunyai perbendaharaan kata yang sangat sedikit/tidak mempunyai kata-kata huruf z pada frase. 9. Pada usia 30 bulan ucapannya tidak dapat dimengerti oleh anggota keluarga. 10. Pada usia 36 bulan belum dapat mempergunakan kalimat-kalimat sederhana. 11. Pada usia 36 bulan tidak bisa bertanya dengan menggunakan kalimat tanya yang sederhana. 12. Pada usia 36 bulan ucapannya tidak dapat dimengerti oleh orang diluar keluarganya. 13. Pada usia 3,5 tahun selalu gagal untuk menyebutkan kata akhir (ca untuk cat, ba untuk ban, dan lainlainnya). 14. Setelah usia 4 tahun tidak bisa bicara/gagap. 15. Setelah usia 7 tahun masih ada kesalahan ucapan. 16. Pada usia berapa saja terdapat hipernasalitas atau hiponasalitas yang nyata atau mempunyai suara yang monoton tanpa henti, sangat keras dan tidak dapat didengar.serta terus menerus memperdangarkan suara yang serak. 4. DIAGNOSIS 1. Anamnesis Pengambilan anmnesis harus mencakup uraian mengenai

perkembangan bahasa anak. Autisme setelah berumur 18 bulan dan bicara yang sulit dimengerti setelah berumur 3 tahun, paling sering ditemukan. Dokter anak harus curiga bila orang tua melaporkan bahwa anaknya tidak dapat menggunakan kata-kata yang berarti pada umur 18 bulan atau belum mengucapkan prase pada umur 2 tahun. Atau anak memakai bahasa yang singkat untuk menyampaikan maksudnya. Kecurigaan adanya gangguan tingkah laku perlu dipertimbangkan kalau dijumpai gangguan bicara dan tingkah laku yang bersamaan. Kesulitan tidur dan makan sering dieluhkan orangtua pada awal gangguan autisme. Pertanyaan bagaimana anak bermain dengan temannya dapat membantu mengungkap tabir tingkah laku. Anak dengan autisme lebih senang bermain dengan huruf balok atau megnetik dalam waktu yang lama. Mereka dapat saja bermain dengan anak sebaya, tetapi dalam waktu singkat menarik diri. 2. Instrumen Penyaring Selain anamnesis yang teliti, disarankan digunakan insrumen penyaring untuk menilai gangguan perkembangan bahasa. Misalnya Early Language Milestone Scale (Coplan dan Gleason), atau DDST (pada Denver II penilaian pada sektor bahasa lebih banyak daripada DDST yang lama) atau Resptive- Expresive Emergent Language Scale. Early Language Milestone Scale cukup sensitif dan sfesifik untuk mengidentifikasikan gangguan bicara pada anak kurang dari 3 tahun. 3. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dapat digunakan untuk mengungkapkan

penyebab lain dari gangguan bahasa. Apakah ada mikrosefali, anomali telinga luar, otitis media yang berulang, sindrom William (fasien Elvin, perawakan pendek, kelainan jantung, langkah yang tidak mantap), celah palatum, dan lain-lain. Gangguan oromotor dapat diperiksa dengan menyuruh anak menirukan gerakan mengunyah, menjulurkan lidah dan menggulung suku kata PA, TA, PA-TA, PA-TA-KA. Gangguan oromotor terdapat pada verbal apraksia. 4. Pengamatan Saat Bermain Mengamati saat anak bermain dengan alat permainan yang sesuai dengan umurnya, sangat membantu dalam mengidentifikasi gangguan tingkah laku. Idealnya pemeriksa juga bermain dengan anak tersebut dan kemudian mengamati orang tuanya saat bermain dengan anaknya. Tetapi ini tidak praktis dilakukan pada ruangan ruangan yang ramai. Pengamatan anak saat bermain sendiri, selama pengambilan anamnesia dengan orang tuanya, lebih muda pemeriksaan. Anak yang memperlakukan mainannya sebagai objek saja atau hanya sebagai satu titik pusat perhatian saja, dapat merupakan petunjuk adanya kelainan tingkah laku. 5. Pemeriksaan Laboratorium Semua anak dengan gangguan bahasa harus dilakukan tes pendengaran. Jika anak tidak kooperatif terhadap audiogram atau hasilnya mencurigakan maka perlu dilakukan pemeriksaan auditory brainstem response. Pemeriksaan laboratorim lainnya dimaksudkan untuk membuat diagnosis banding. Bila terdapat gangguan pertumbuhan, mikrosefali, terdapat gejala-gejala dari

suatu sindrom perlu dilakukan CT-scan atau MRI, untuk mengetahui adanya malformasi. Pada anak laki-laki dengan autismedan perkembangan yang sangat lambat, skrining kromosom untuk fragil-X mungkin diperlukan. Skrining terhadap penyakit-penyakit metabolik baru dilakukan kalau terdapat kecurigaan ke arah itu, karena pemeriksaan ini sangat mahal. 6. Konsultasi Pemeriksaan dari psikologi/neuropisikiater anak diperlukan jika ada gangguan bahasa dan tingkah laku. Pemeriksaan ini meliputi riwayat dan tes bahasa, kemampuan kognitif dan tingkah laku. Tes intelegesia dapat dipakai sebagai perbandingan fungsi kognitif anak tersebut. Masalah tingkah laku dapat diperiksa lebih lanjut dengan menggunakan instrumen seperti Vineland Social daptive Scale Revised, Child Behavior Checklist, atau Chilhood Autism Rating Scale. Konsultasi ke psikiater anak dilakukan bila ada gangguan tingkah laku yang berat. Ahli patologi wicara akan mengevaluasi cara pengobatan anak dengan gangguan tinkah bicara. Anak akan diperiksa apakah ada masalah anatomi yang mempengaruhi produksi suara. PENATALAKSANAAN Deteksi dan penanganan dini pada problem bicara dan bahasa pada anak, akan membantu anak dan orang tua untuk menghindari atau memperkecil kelainan pada masa sekolah (lihat tabel 18.4). PROGNOSIS

Prognosis gangguan bicara pada anak tergantung pada penyebabnya. Dengan perbaikan masalah medis seprti tuli konduksi dapat menghasilkan perkembangan bahasa yang normal pada anak yang tidak retardasi mental. Sedangkan perkembangan bahasa dan kognitif pada anak dengan gangguan pendengaran sensoris bervariasi. Dikataka anak dengan gangguan fonologi biasanya frognosisnya lebih baik. Sedangkan gangguan bicara pada anak yang intelegesinya normal perkembangannya bahasanya lebih baik daripada anak yang retardasi mental. Tetapi pada anak dengan gangguan yang multipe, terutama dengan ganggua pemahaman, gangguan bicara ekspresif, atau kemampuan naratif yang tidak berkembang pada usia 4 tahun, mempunyai gangguan bahasa yang menetap pada umur 5,5 tahun. Tabel 18.4: Penatalaksanaan kelainan bicara dan bahasa (Blager BF, 1981) Masalah Penatalaksanaan Rujukan 1. Lingkungan a. Sos.eko rendah b. Tekanan keluarga c. Keluarga bisu d. Bahasa bilingual a. Meningkatkan stimulasi b. Mengurangi tekanan c. Meningkatkan stimulasi d. Menyederhanakan masukan bahasa a. Kelompok BKB (bina keluarga dan balita) atau kelompok bermain b. Konseling keluarga

c. Kelompok BKB/bermain d. Ahli terapi wicara 2. Emosi a. Ibu yang tertekan b. Gangguan serius pada keluarga c. Gangguan serius a. Meningkatkan stimulasi b. Mengstabilkan lingkunga emosi c. Meningkatkan status emosi anak a. Konseling, kelompok BKB/bermain b. Psikoterapi c. Psikoterapi 3. Masalah pendengaran a. Kongenital b. Didapat a. Monitor dan obati kalau memungkinkan b. Monitor dan obati kalau mungkin a. Audiologist/Ahli THT b. Audiologist/Ahli THT 4. Perkembangan lambat a. Dibawah rata-rata b. Perkembangan terlambat c. Retardasi mental a. Tingkat stimulasi b. Tingkat stimulasi c. Maksimalkan potensi a. Ahli terapi wicara b. Ahli terapi wicara

c. Program khusus 5. Cacat bawaan a. Palatum Sumbing b. Sindrom Down a. Monitor dan dioperasi b. Monitor dan stimulasi a. Ahli terapi setelah operasi b. Rujuk ke ahli terapi wicara, SLB-C, monitor pendengarannya 6. Kerusakan otak a. Kerusakan neuromuskular b. Sensorimotor c. Palsi serebralis d. Masalah persepsi a. Mengatasi masalah makan dan meningkatkan kemampuan bicara anak b. Mengatasi masalah makan dan meningkatkan kemampuan bicara anak c. Mengoptimalkan kemampuan fisik kognitif dan bicara anak d. Mengatasi masalah keterlambatan bicara a. Rujuk ke ahli terapi kerja, ahli gizi, ahli patologi wicara b. Rujuk ke ahli terapi kerja, ahli gizi, ahli terapi wicara c. Rujuk ke ahli rehabilitasi, ahli terapi wicara d. Rujuk ke ahli patologi wicara, kelompok BKB

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN BICARA DAN BAHASA Pengkajian Karakteristik perkembangan utama bahasa dan bicara Usia ( Tahun ) Perkembangan bahasa normal Perkembangan bicara normal Kejelasan 1 2 3 4 5 5 6 Mengatakan dua sampai tiga kata-kata dengan arti, Meniru bunyi-bunyi binatang. Menggunakan frase dua atau tiga kata Mempunyai perbendaharaan kata kira-kira 300 kata Menggunakan saya, aku,kamu Mengatakan empat sampai kalimat lima kata Mempunyai perbendaharaan kata kira-kira 900 kata Menggunakan siapa, apa, dan dimana dalam mengajukan pertanyaan Menggunakan kata majemuk, kata ganti, dan preposisi Mempunyai perbendaharaan kata 1500 sampai 2100 kata Mampu menggunakan bentuk gramatik dengan benar seperti kalimat masa lampau dari kata kerja kemarin Menggunakan kalimat lengkap dengan kata benda, kata kerja, preposisi, kata sifat,kata keterangan dan penghubung

Mempunyai perbendaharaan kata 3000 kata, memahami jika,karena dan mengapa Mengabaikan hampir semua konsonan akhir dan beberapa konsonan awal Mengganti konsonan m,w,p,b,k,g, n,t,ddan h dengan bunyi-bunyi yang lebih sulit. Menggunakan konsonan diatas dengan huruf hidup, tetapi secara tidak konsisten dan dengan banyak penggantian Pengabaian konsonan akhir Keterlambatan artikulasi dibelakang pbendaharaan kata Menguasai b,t,d,k dan g; bunyi r dan L mungkin masih tidak jelas, mengabaikan atau menambahkan w Pengulangan dan keragu-raguan umum terjadi. Menguasai f dan v; mungkin masih tidak jelas r, l; s, z, ch,y dan th Sedikit atau tidak ada pengabaian dari konsonan awal atau akhir Menguasai r, l dan th; pada s, z, sh, dan j (biasanya dikuasai pd usia 7 tahun sampai 8 tahun) Biasanya tidak lebih dari 25% kejelasan untuk pendengar yang tidak dikenal Ketinggian bahasa tertentu yang tidak jelas pada usia 18 bulan Pada usia 2 tahun, kejelasan 50% dalam konteks Pada usia 3 tahun, kejelasan 75% Bicara jelas 100%, meskipun beberapa bunyi masih tidak sempurna Pengkajian kerusakan komunikasi

Pertanyaan kunci untuk gangguan bahasa 1. Berapa usia anak anda saat mulai mengucapkan katakata pertamanya? 2. Berapa usia anak anda saat mulai menempatkan katakata didalam kalimat? 3. Apakah anak anda mengalami kesulitan dalam mempelajari kata baru? 4. Apakah anak anda mengabaikan kata-kata dari kalimat (mis; apakah kalimat tersebut berbunyi seperti telegrafik?) atau menggunakan kalimat singkat atau tidak lengkap? 5. Apakah anak anda mempunyai masalah dengan tata bahasa seperti tata kerja? 6. Dapatkah anak anda mengikuti dua sampai tiga petunjuk yang diberikan sekaligus? 7. Apakah anda harus mengulang petunjuk atau pertanyaan? 8. Apakah anak anda berespons dengan tepat terhadap pertanyaan? 9. Apakah anak anda mengajukan pertanyaan yang dimulai dengan siapa, apa, dimana, dan mengapa? 10. Apakah hal itu bahwa anak anda telah membuat sedikit atau tidak ada kemajuan dalam bicara dan bahasa dalam 6 sampai 12 bulan yang lalu? Pertanyaan kunci untuk kerusakan bicara 1. Apakah anak anda pernah gagap atau mengulang bunyi atau kata-kata? 2. Apakah anak anda kelihatan cemas atau frustasi bila mencoba untuk mengekspresikan ide? 3. Pernahkah anda memperhatikan perilaku anak anda

seperti mengedipkan mata, menegakkan kepala, atau berusaha untuk mengungkapkan pikiran dengan kata-kata yang berbeda bila ia gagap? 4. Apakah yang anda lakukan bila hal ini terjadi? 5. Apakah anak anda mengabaikan bunyi dari kata-kata? 6. Apakah hal tersebut tampak seperti anak anda menggunakan t, d, k, atau g ditempat hampir semua konsonan yang lain? 7. Apakah anak anda mengabaikan bunyi dari kata-kata atau menambahkan konsonan yang benar dengan konsonan lain (seperti rabbit dengan wabbit) 8. Apakah anda mengalami kesulitan dalam memahami bicara anaka anda? 9. Adakah orang lain yang pernah menunjukkan tentang adanya kesulitan dalam memahami anak anda? 10. Adakah perubahan terbaru dalam bunyi suara anak anda? Petunjuk untuk mendeteksi kerusakan komunikasi Ketidakmampuan bahasa Memberikan arti pada kata-kata Kata pertama tidak diucapkan sebelum tiga tahun Ukuran perbendaharaan kata berkurang sesuai usia atau gagal menunjukkan peningkatan Kesulitan dalam menggambarkan karakteristik objek, meskipun mungkin mampu menyebutkan namanya Jarang menggunakan kata ganti (sifat, keterangan) Terlalu banyak menggunakan jargon 18 bulan terakhir Mengatur kata-kata ke dalam kalimat Kalimat pertama tidak diucapkan sebelum tiga tahun Kalimat pendek dan tidak lengkap

Kecenderungan untuk mengabaikan kata-kata (artikel, preposisi) Kesalahan penggunaan bentuk kata kerja Kesulitan memahami dan menghasilkan pertanyaan Masa stabil pada tingkat perkembangan awal; menggunakan pola bicara yang mudah Mengubah bentuk kata-kata Menghilangkan akhir untuk kalimat majemuk dan keterangan waktu Penggunaan akhir kalimat majemuk dan keterangan waktu yang tidak tepat Ketidakakuratan penggunaan kata-kata kepemilikan Kerusakan bicara Ketidakfasihan (gagap) Pengulangan bunyi, kata-kata, atau frase yang dapat terlihat setelah usia 4 tahun Frustasi bila berusaha untuk berkomunikasi Menunjukkan perilaku berjuang saat berbicara (kepala tegak, mata berkedip, mencoba terus, atau pemakaian kata terlalu banyak dan tidak perlu) Malu tentang bicaranya sendiri Defisiensi artikulasi Kejelasan dari bicara percakapan tidak ada pada usia 3 tahun Penghilangan konsonan di awal kata pada usia 3 tahun dan di akhir kata pada usia 4 tahun Kesalahan artikulasi yangmenetap setelah usia 7 tahun Pengabaian bunyi dimana salah satu harus terjadi Distorsi bunyi

Penambahan bunyi an yang tidak tepat pada bunyi yang benar Gangguan suara Deviasi pada nada (terlaku tinggi atau terlalu rendah, khususnya untuk usia jenis kelamin); monoton Deviasi dalam kekerasan suara Deviasi dalam kualitas (hipernasalitas atau hiponasalitas) Pedoman Rujukan Mengenai Kerusakan Komunikasi Usia Temuan Pengkajian 2 tahun 3 tahun 5 tahun Usia sekolah Umum Gagal untuk berbicara kata-kata bermakna secara spontan Penggunaan sikap tubuh yang konsisten bukan vokalisasi Kesulitan dalam mengikuti petunjuk verbal Gagal untuk berespon secara konsisten terhadap bunyi Bicara sangat tidak jelas Gagal untuk menggunakan kalimat dari tiga kata-kata/ lebih Sering mengabaikan konsonan awal Penggunaan huruf hidup bukan konsonan Gagap atau jenis ketidakfasihan yang lain Struktur kalimat secara nyata terganggu Mengganti suara-suara yang mudah dihasilkan dengan

bunyi-bunyi yang sulit Menghilangkan ujung kata (jamak, kalimat kerja dsb) Kualitas suara buruk (monoton, keras/ hampir tidak terdengar) Nada suara tidak jelas untuk usianya Adanya distorsi, pengabaian, atau penambahan bunyi setelah usia 7 tahun Bicara yang berhubungan dicirikan dengan penggunaan konfusi yang tidak biasa atau kebalikan Ada anak dengan tanda-tanda yang menunjukkan kerusakan pendengaran Ada anak yang malu atau terganggu oleh bicaranya sendiri Orangtua yang perhatiannya terlalu berlebihan atau yang terlalu menekan anak untuk bicara pada tingkat diatas usia yang seharusnya. Denver Articulation Screening Examination The Denver Articulation Screening Examination (DASE) (Gbr.1-59) dirancang untuk secara nyata membedakan antara keterlamabatan perkembangan yang signifikan dan variasi normal dalam kemahiran bunyi bicara pada anak dari 2 sampai 6 tahun. Pemeriksaan ini menggunakan metode imitatifuntuk mengkaji bunyi suara. Pedoman umum mencakup hal berikut: 1. Katakan pada anak untuk mengulangi kata, seperti car, beri beberapa contoh pada anak untuk memastikan pemahaman. Dimulai dengan kata pertama tabel, minta anak mengulang seluruh 22 kata setelah anda. Nilai pengucapan anak pada bunyi digarisbawahi atau campurkan dalam setiap kata. (Ada 30 elemen bunyi

artikulasi untuk pengujian). 2. Bila anak merasa malu atau sulit untuk diuji, gunakan gambar garis sederhana untuk menggambarkan setiap kata. 3. untuk menentukan hasil tes, cocokan skor kasar (angka dari bunyi yang benar) dengan kolom yang menunjukkan usia anak. Anak dianggap menjadi usia sebelumnya yang paling dekat seperti yang ditunjukkan pada grafik barisan persentil. Barisan persentil anak adalah pada titik dimana garis dan kolom bertemu. Persentil diatas garis tebal adalah abnormal dan dibawahnya adalah normal. 4. Nilai bicara spontan anak dalam istilah kejelasan: a. Mudah untuk dipahami b. Tidak dapat dipahami setengah waktu c. Tidak dapat dipahami d. Tidak dapat dievaluasi (bila anak tidak bicara dalam kalimat atau frase selama wawancara) 5. Nilai hasil total tes anak sebagai berikut: a. Normal, normal pada DASE dan kejelasan b. Abnormal, abnormal pada DASE dan/atau kejelasan 6. Uji ulang anak dengan hasil yang abnormal dalam 2 minggu