Top Banner

of 27

Askep Anak (Gea)

Oct 30, 2015

Download

Documents

Cristiena Luzca
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB 1

1

BAB 1

TINJAUAN TEORI

1.1 Tinjauan Medis

1.1.1 Pengertian

GEA adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3x/hari ), serta dalam perubahan dalam isi ( lebih dari 200 g/ hari ) dengan konsistensi feses cair ( Brunner and Suddarth, 2002 ).

Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada bayi dan lebih 3x pada anak, konsistensi feses cair, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja ( Ngastiyah, 1997 ).

Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3 kali sehari (WHO 1980).1.1.2 Etiologi

Infeksi

1. Infeksi Enternal

Infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare pada anak

1) Infeksi Bakteri : Vibrio, E.Coli, Shigella, Salmonela ( non thypus )

2) Infeksi Virus : Entero virus ( Virus echo, polio, Myelitis ) adenovirus

3) Infeksi Parasit : Cacing ( ascaris, Tricuris ), Protozoa ( Entamoeba Histolitica )

2. Infeksi Parenteral

Infeksi diluar pencernan makanan, seperti : Otitis Media Akut ( OMA ), Tonsilitis/ Tonsil Faringitis

Malabsorbsi

1. Malabsorbsi Karbohidrat

1) Disakarida ( intoleransi laktosa, maltosa, sukrosa )

2) Monosakarida ( intoleransi glukosa, fruktosa, galaktosa )

2. Malabsorbsi Protein

3. Malabsorbsi Lemak

Makanan

Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan

Psikologi

Rasa takut dan cemas ( jarang tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar )

1.1.3 Manifestasi Klinis

1. Sering BAB dengan konsistensi tinja cair/ encer, kadang mengandung darah/ lendir

2. Muntah

3. Terdapat tanda gejala dehidrasi

Derajat Dehidrasi :

1) Dehidrasi Ringan

Berat badan menurun 3% - 5%, dengan volume cairan yang hilang kurang dari 50 ml/kgBB

2) Dehidrasi Sedang

Berat badan menurun 6% _ (%, dengan volume cairan yang hilang 50 90 ml/kgBB3) Dehidrasi Berat

Berat badan menurun lebih dari 10%, dengan volume cairan yang hilang sama dengan/ lebih dari 100 ml/kgBB4. Demam

5. Anoreksia

6. Lemah, pucat, gelisah

7. Perubahan TTV meningkat ( suhu )

8. Kram abdominal1.1.4 Pathofisiologis

Mekanisme dasar yang menyebabkan diare adalah yang pertama gangguan osmotik akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

Kedua akibat rangsangan tertentu misalnya toksin pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

Ketiga gangguan motalitas usus, terjadi hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

1.1.5 Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Laboratorium

Darah lengkap, elektrolit serum, nitrogen ureum, creatinin, tinja

2. Sigmoidoskopi

Uji leukosit fekal positif, pemeriksaan parasit negatif

3. Radiologi

Bagi pasien dengan nyeri perut atau kembung

1.1.6 Penatalaksanaan

Dasar Pengobatan :

1. Pemberian cairan : jenis cairan, jumlah pemberian

2. Diet

3. Obat-obatan

Untuk diare ringan cairan oral dengan segera ditingkatkan dan glukosa oral serta larutan elektrolit diberikan untuk rehidrasi pasien.

Terapi cairan intravena diberikan untuk hidrasi cepat.

1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan

1.2.1 Pengkajian

1.2.1.1 Anamnesa

1) Pola Eliminasi ( kebiasaan, saat ini )

2) Episode diare ( seberapa sering, durasi, frekuensi )

3) Karakteristik feses ( wana, bau, konsistensi, komponen )

4) Keluhan yang dirasakan ( kelemahan, anoreksia, penurunan BB )1.2.1.2 Pemeriksaan fisik

1) Aktivitas / istirahat

Gejala : Kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah

Insomnia, merasa gelisah

2) Eliminasi

Gejala : Tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak samapai bau/ berair

Episode berdarah tak dapat diperkirakan, hilang timbul, sering tak dapat dikontrol ( 20-30 x/hari )

Defekasi berdarah/ pus/ mukosa dengan atau tanpa keluar fesesTanda : Peningkatan bising usus, tak ada peristaltik/ adanya peristaltik yang dapat dilihat

Hemoroid, fisura anal, oliguria3) Makanan/ Cairan

Gejala: Anoreksia, mual/ muntah

Penurunan BB

Tanda: Penurunan lemak subkutan/ massa otot

Kelemahan tonus otot, membran mukosa pucat

4) Nyeri/ Kenyamanan

Gejala: Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah

Tanda: Nyeri tekan abdomen

5) Interaksi sosial

Gejala: Ketidakmampuan aktif dalam sosial

1.2.2 Rencana Asuhan Keperawatan

1.2.2.1 Diagnosa Keperawatan 1

Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan anoreksia yang ditandai dengan BB menurun, membran mukosa kering, nafsu makan menurun.

1) Tujuan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuat2) Kriteria Hasil :

1. BB Dalam batas normal sesuai umur

2. Meningkatnya pemasukan melalui mulut

3. Porsi makanan yang disajikan habis

3) Intervensi dan Rasional

(1) Kaji BB

R : Memberikan informasi tentang pemenuhan nutrisi

(2) Hidangkan makanan dalam keadaan hangat dan menarik

R : Makanan hangat dan menarik dapat meningkatkan nafsu makan

(3) Anjurkan keluarga pasien untuk memberikan makanan dengan porsi sedikit tapi sering

R : Meningkatkan kualitas intake nutrisi dan dapat menurunkan kejenuhan makan(4) Bantu orang tua mengembangkan keseimbangan nutrisi

R : Meningkatkan pemahaman kebutuhan individu terhadap pentingnya nutrisi sebagai penunjang(5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian suplemen vitamin

R : Meningkatkan nafsu makan sebagai pemenuhan terhadap nutrisi

1.2.2.2 Diagnosa Keperawatan 2

Kekurangan Volume Cairan Dan Elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan abnormal yang ditandai dengan tidak adanya keseimbanagn antara asupan dan haluaran, membran mukosa/ kulit kering, BB kurang, haluaran urine berlebihan, sering berkemih, turgor kulit menurun, mual/ haus.

1) Tujuan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam kebutuhan volume cairan elektrolit seimbang

2) Kriteria Hasil :

1. Turgor kulit baik

2. Membran mukosa lembab

3. Masukan cairan peroral 2500 cc/ hari

4. Frekuensi BAB kurang dari 3x/ hari3) Intervensi dan Rasional

(1) Observasi TTV

R : Mengetahui keadaan pasien, peningkatan suhu tubuh dan penurunan TD menunjukkan kekurangan volume cairan

(2) Pantau masukan dan haluaran

R :Indikator keseimbangan cairan tubuh

(3) Berikan HE tentang pentingnya cairan dan elektrolit bagi tubuh

R : HE yang diberikan dapat memotivasi pasien untuk meningkatkan intake cairan peroral

(4) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi (Aspar-K, infus RL)

R : Menambah intake cairan untuk menjaga keseimbanagn cairan tubuh1.2.2.3 Diagnosa Keperawatan 3

Perubahan Pola Eliminasi Alvi berhubungan dengan malabsorbsi usus yang ditandai dengan BAB lebih dari #x/ hari, peningkatan bising usus, konsistensi BAB encer

1) Tujuan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24 jam pola eliminasi alvi kembali normal

2) Kriteria Hasil :

1. BAB 1x/ hari

2. Bising usus normal 4-12 x/ menit

3. Konsistensi feses normal

3) Intervensi dan Rasional

(1) Kaji frekuensi, karakteristik BAB

R : Konsistensi feses yang mulai lembek menunjukkan fungsi usus berubah normal

(2) Auskultasi bising usus

R : Hiperperistaltik mungkin akan tercatat jika ada diare

(3) Berikan makanan banyak serat/ susu bebas laktosa

R : membantu meningkatkan konsistensi BAB(4) Berikan HE tentang perawatan perianal

R : Iritasi anal, pruritus terjadi karena diare(5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antidiare

R : menurunkan motilitas usus1.2.2.4 Diagnosa Keperawatan 4

Hipertermi berhubungan dengan infeksi saluran pencernaan yang ditandai dengan suhu tubuh lebih dari 38C, WBC > 10,4 K/ul

1) Tujuan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam suhu tubuh dalam batas normal

2) Kriteria Hasil :

1. Suhu tubuh normal ( 36,5C 37,5C )

2. WBC normal 4.1 10.4 K/ul3) Intervensi dan Rasional

(1) Observasi TTV terutama suhu tubuh

R : Mengetahui perkembangan pasien dan untuk menentukan terapi selanjutnya

(2) Berikan pakaian yang tipis

R : Panas dapat keluar melalui urine dan keringat, dengan diberikan pakaian tipis supaya terjadi diaforesis dengan begitu panas akan turun

(3) Ajarkan pemberian kompres hangat basah

R : Dengan diberikan kompres hangat basah agar terjadi vasodilatasi pada tubuh dan juga membuka pori-pori kulit sehingga mempercepat penguapan panas tubuh dengan begitu panas akan turun

(4) Berikan minum banyak ( 7-8 gelas/ hari atau 1400cc-1600cc/ hari )

R : Merangsang pengeluaran urine, menambah volume sirkulasi dan penurunan suhu tubuh

(5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antipiretik dan antibiotik sesuai indikasi

R : Menurunkan demam dengan aksi sentralnya dihipotalamus

1.2.2.5 Diagnosa Keperawatan 5

Risiko Tinggi Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan kelembaban perianal yang ditandai dengan perianal kemerahan, adanya lesi, nyeri1) Tujuan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam tidak terjadi kerusakan integritas kulit

2) Kriteria Hasil :

1. Menunjukkan perilaku peningkatan penyembuhan

2. Mencegah kerusakan kulit3) Intervensi dan Rasional

(1) Observasi daerah perianal

R : Untuk mengetahui adanya tanda-tanda iritasi pada kulit

(2) Anjurkan perawatan perianal rutin

R : Iritasi anal, ekskoriasi dan pruritus terjadi karena diare

(3) Observai intake outputR : Untuk mengobservasi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit(4) Gunakan kapas lembab dan sabun bayi (Ph normal) untuk membersihkan anus setiap BABR : Sabun mengandung desinfektan untuk melemahkan kuman/ bakteri

(5) Mengganti popok/kain apabila lembab atau basahR : Suasana yang lembab dapt mengganggu sirkulasi kulit dan tempat yang paling disukai bakteri untuk berkembang biak

(6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian salep antibiotik

R:Terapi pemberian antibiotik dapat digunakan untuk melemahkan bakteri yang ada

1.2.3 Evaluasi

1. Kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuat

1. Membran mukosa lembab

2. BB stabil2. Kebutuhan volume cairan elektrolit seimbang

1. Turgor kulit elastis

2. Frekuensi BAB normal 1x/ hari

3. Pola eliminasi alvi kembali normal

1. Frekuensi BAB 1x/ hari

2. Konsistensi feses normal

4. Suhu tubuh dalam batas normal ( 36,5C 37,5C )

5. Integritas kulit dapat dipertahankan baik

DAFTAR PUSTAKA

Brunner, Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta

Carpenito, Linda Juall. (2002). Diagnosa Keperawatan. EGC : Jakarta

Doengoes, Marilynn. E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawat Pasien. EGC : Jakarta

Massjoer, Arif dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Media Aesculapios : Jakarta

Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit. EGC : Jakarta

Sowden, A. Linda. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik. EGC : Jakarta

BAB 2

TINJAUAN KASUS

2.1 PENGKAJIAN

1. BIODATA

A. Identitas pasien

Nama pasien

: An. R

Nama panggilan: An. R

Umur

: 2 tahun

Jenis kelamin

: Laki-laki

Agama

: Islam

Pendidikan

: -

Diagnosa Medis: GEA

Tanggal MRS

: 30 januari 2007

Tanggal Pengkajian: 31 januari 2007

Golongan Darah: -

B. Identitas Orang Tua

Nama Ayah : Tn. D

Umur : 25 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Swasta

Penghasilan : -

Alamat : Ds. Bago TulungagungNama Ibu : Ny. R

Umur : 24 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Swasta

Penghasilan : -

Alamat : Ds. Bago Tulungagung

2. ALASAN KUNJUNGAN

Keluhan Utama:

Ibu pasien mengatakan pasien BAB 3x/ hari, konsistensi feses encer, ada ampas sedikit

Riwayat Penyakit Sekarang:

Sejak tanggal 29 januari 2007 pasien muntah sebanyak 4x, mencret 3x dengan konsistensi feses encer ada ampas, badan agak panas/ sumer-sumer, tidak mau makan. Kemudian tanggal 30 Januari 2007 dibawa ke UGD RS Baptis kediri dan diopname.

3. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN

A. Prenatal

Pada saat hamil ibu pasien periksa rutin ke bidan 1 bulan sekali, selama hamil ibu pasien tidak menderita penyakit kronis/ menular, TT ibu hamil lengkap 5x

B. Natal

Pasien lahir ditolong oleh bidan, lahir dapat menangis spontan, berat badan waktu lahir 3600 gram, Panjang Badan 55 cm, APGAR Score 7-10

C. Post Natal

Pasien lahir dengan normal tidak ada kelainan kongenital, asi langsung diminumkan

4. RIWAYAT MASA LALU

A. Penyakit-penyakit waktu kecil

Sebelumnya pasien pernah sakit diare, tapi tidak diopname

B. Pernah dirawat di Rumah Sakit

Pasien belum pernah dirawat di Rumah sakit sebelumnya

C. Penggunaan Obat-obatan

Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat luar selain dari dokter

D. Tindakan

Pasien belum pernah dilakukan operasi sebelumnya

E. Alergi

Pasien tidak alergi terhadap obat dan makanan

F. Kecelakaan

Pasien tidak pernah mengalami kecelakaan

G. Imunisasi

Imunisasi lengkap ( BCG, Hepatitis B, Polio, DPT, Campak )

5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit yang gawat dan menular

GENOGRAM

Keterangan :

= Laki-laki

= Pasien

= Perempuan

= Hubungan pernikahan

= Tinggal 1 rumah

= Hubungan keturunan

6. RIWAYAT SOSIAL

A. Yang mengasuh anak

Orang tua

B. Hubungan dengan anggota keluarga

Hubungan sosial dan komunikasinya berjalan baik

C. Hubungan dengan teman sebaya

Dapat berinteraksi dengan orang lain, suka bermain ke rumah teman

D. Pembawaan Secara Umum

Pasien anak yang periang dan tidak penakut, suka bermain-main

7. KEBUTUHAN DASAR

A. Makanan yang disukai/ tidak disukai: pasien suka makan soup dan wortel, tidak ada makanan yang tidak disukai

Selera Makan : Di rumah : selera makan tinggi, makanan yang disajikan selalu habis, makan 3x/hr

Di RS

: sulit makan, makan habis 1 sendok

Alat makan yang digunakan : sendok, piring dan gelas

Jam Makan : Di Rumah: pagi 07.00siang 12.00malam 16.00

Di RS

: pagi 07.00siang 12.00malam 17.00

B. Pola Tidur

Kebiasaan-kebiasaan sebelum tidur

Di Rumah: pagi 09.00siang jarang tidurmalam 20.00

Tidur 8-9 jam/ hari

Di RS

: jam tidur tidak tentu 9-10 jam/ hari

Mandi: Di Rumah: 2x/hr dimandikan ibunya

Di RS

: 2x/hr diseka oleh ibunya

Aktivitas/ Bermain : Di Rumah : Pasien bermain bersama teman-teman

Di RS : Pasien hanya bercanda dengan ibunya

Eliminasi: Di Rumah: BAB 1x/ hari

BAK 3-4x/hr

Di RS

: BAB 3x/ hari

BAK 4x/ harix/hr

8. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI

A. Diagnosa Medis: GEA

B. Tindakan Operasi: tidak dilakukan tindakan operasi

C. Status Nutrisi

: Nutrisi melalui peroral, makan makanan dari RS, makan biasa LPLC, habis 1 sendok, BB 10,1 kg, LLA 15 cm, rambut agak kemerahan

D. Status Hidrasi

: IV RL 30cc/ jam, minum air 2 gelas/ hari, minumasi, mukosa bibir kering

E. Obat-obatan

:

Ampicilin 250 mg IV q 6 jam

Lacbon I tab PO TID

Lacto B I PO BID

Vit A tab PO/hari

Aspar K tab PO TID

F. Aktifitas : Tidur hanya tiduran di tempat tidur kadang digendong ibunya

G. X-ray

: tidak dilakukan pemeriksaan X-Ray

9. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum

Pasien lemas, terpasang IV RL di tangan RL di tangan kiri

B. Tanda-tanda vital

Suhu

: 36,2 C

Nadi

: 98 x/menit

Tekanan Darah: -

Pernafasan

: 24 x/ menit

BB/TB

: 10,1 kg/ 80 cm

C. Pemeriksaan Kepala dan Leher

Kepala : warna agak kemerahan, bersih, tidak ada lesi dan benjolan, tidak ada nyeri tekan

Mata

: reflek pupil terhadap cahaya+/+, sklera putih

Hidung: simetris, bersih, tidak ada benjolan, tidak ada sekret

Mulut : gigi bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada tanda radang

Telinga: simetris, bersih, tidak ada lesi dan serumen

Leher

: tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

D. Pemeriksaan Thorak/ Dada

Inspeksi : bentuk dada simetris, retraksi dada saat inspirasi dan ekspirasi sama

Palpasi

: tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat benjolan

Perkusi: suara sonor

Auskultasi: tidak ada suara nafas tambahan ( wheezing, rales, ronchi )

E. Pemeriksaaan Abdomen

Inspeksi: tidak ada luka/ bekas operasi

Palpasi

: tidak ada nyeri tekan

Perkusi: suara tympani

Auskultasi: bising usus 10x/ menit

F. Pemeriksaan Genetalia dan anus

Genetalia: bersih tidak ada lesi

Anus

: bersih, tidak ada iritasi

G. Punggung

Tidak terdapat kelainan bentuk punggung ( Lordosis, Kifosis, Skoliosis )

H. Pemeriksaan Musculoskeletal

MMT 5 5

5 5

Gerakan normal penuh, melawan gravitasi dengan penahan penuh

Ekstremitas kiri atas terpasang IV RL

I. Pemeriksan Integumen

Kulit : kulit berwarna sawo matang, tekstur kulit halus, turgor kulit menurun

Kuku: pendek dan bersih, tidak ada jari tabuh

J. Pemeriksaan Neurologi

GCS: Reflek mata 4 ( dapat membuka mata spontan )

Reflek bicara 5 ( respon verbal bicara baik )

Reflek motorik 6 ( gerak motorik baik )

Kesadaran komposmetis, orientasi terhadap orang, tempat dan waktu baik

Reflek petela + / +

10. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN

A. Adaptasi Sosial

- Hubungan pasien dengan keluarga dan teman baik

- Pasien dapat beradaptasi dengan lingkungannya, tidak rewel

B. Bahasa

Pasien belum bisa berbicara lancar, bicara dengan menggabung-gabungkan kata

C. Motorik halus

- Pasien dapat menyusun mainan

- Pasien suka mencoret-coret kertas

D. Motorik Kasar

- Pasien dapat berjalan dan berlari

- Pasien bisa melempar bola

Kesimpulan dari pemeriksan Tumbuh Kembang Anak

Pasien tidak mengalami gangguan dalam tumbuh kembang, dapat melalui tahap-tahap perkembangan dengan baik

11. INFORMASI LAIN

Lab:

Darah Lengkap ( 30 1 2007 )

WBC 6.4 K/ul

RBC 4.79 K/ul

HGB 11.9 g/dl

HCT 35.1 %

MCV 73.3 fl

MCH 24.8 pg

MCHC 33.9 g/dl

PLT 441 k/ul

LYM 2.3 %

MID 0.5 %

GRAN 3.6 %

1.1 10.9 K/ul

4.20 6.30 M/ul

12.0 18.0 g/dl

37.0 51.0 %

80.0 97.0 fl

26.0 32.0 pg

31.0 36.0 pg

140. 440 K/ul

0.6 4.1 %

0.0 1.8 %

20. 7.8 %

2.2 ANALISA DATA

Nama Pasien: An. R

Umur: 2 tahun

No. Reg: 07-0836

DATA GAYUT

DATA OBYEKTIF

DATA SUBYEKTIFMASALAHKEMUNGKINAN

PENYEBAB

DS

DO

DS

DO:

:

:

:Ibu pasien mengatakan pasien mencret 3x/ hari

Konsistensi feses encer ada ampas sedikit

Bising usus 10x/ menit

Ibu Pasien mengatakan pasien mencret/ BAB encer 3x/ hari

BAB 3x/ hari, encer

BAK 4x banyak

Turgor kulit menurun

Minum air putih 500cc/ hari

Perubahan Pola Eliminasi Alvi

Kekurangan Volume Cairan Dan Elektrolit

Malabsorbsi usus

Pengeluaran cairan yang berlebihan

DATA GAYUT

DATA OBYEKTIF

DATA SUBYEKTIFMASALAHKEMUNGKINAN

PENYEBAB

DS

DO

:

:Ibu pasien mengatakan pasien sulit makan, cuma makan 1 sendok

Porsi makan habis 1 sendok

BB 10,1 kg

LLA 15 cm

Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan TubuhAnoreksia

2.3 DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien: An. R

Umur: 2 tahun

No. Reg: 07-0836

NOTANGGAL

MUNCULDIAGNOSA KEPERAWATANTANGGAL

TERATASITTD

1

2

331-01-2007

31-01-2007

31-01-2007Perubahan Pola Eliminasi Alvi berhubungan dengan malabsorbsi usus yang ditandai dengan ibu pasien mengatakan pasien mencret 3x/ hari, konsistensi feses encer dan ada ampas sedikit, bising usus 10x/ menit

Kekurangan Volume Cairan Dan Elektrolit berhubungan dengan pengeluaran cairan yang berlebih yang ditandai dengan ibu pasien mengatakan pasien mencret/ BAB encer 3x, BAB 3x encer, BAK 4x banyak, turgor kulit menurun, minum air putih 500cc/ hari

Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan anoreksia yang ditandai dengan ibu pasien mengatakan pasien sulit makan, cuma makan habis 1 sendok, porsi makan habis 1 sendok, BB 10,1 kg, LLA 15 cm

2.4 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien: An. R

Umur: 2 tahun

No. Reg: 07-0836

NODIAGNOSA KEPERAWATANTUJUANINTERVENSIRASIONALTTD

1Perubahan Pola Eliminasi Alvi berhubungan dengan malabsorbsi usus yang ditandai dengan ibu pasien mengatakan pasien mencret 3x/ hari, konsistensi feses encer dan ada ampas sedikit, bising usus 10x/ menit

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam pola eliminasi kembali normal, dengan kriteria hasil :

Bab 1x/ hari

Konsistensi feses lunak/ normal

Bising usus antara 4-12x/ menit1. Observasi frekuensi, karakteristik dan jumlah BAB

2. Auskultasi bising usus

3. Berikan HE tentang perawatan perianal

4. Berikan makanan banyak serat/ susu bebas laktosa

5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat diare

1. Konsistensi feses yang mulai lembek menunjukkan fungsi usus kembali normal

2. Hiperperistaltik mungkin akan tercatat jika ada diare

3. Iritasi anal, pruritus dapat terjadi karena diare

4. Membantu meningkatkan konsistensi feses

5. Menurunkan motilitas usus

NODIAGNOSA KEPERAWATANTUJUANINTERVENSIRASIONALTTD

2Kekurangan Volume Cairan Dan Elektrolit berhubungan dengan pengeluaran cairan yang berlebih yang ditandai dengan ibu pasien mengatakan pasien mencret/ BAB encer 3x, BAB 3x encer, BAK 4x banyak, turgor kulit menurun, minum air putih 500cc/ hari

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam cairan elektrolit terpenuhi seimbang, dengan kriteria hasil :

Tidak ada tanda dehidrasi

BAB 1x/ hari

Konsistensi feses normal

Pasien tidak lemah1. Observasi TTV

2. Ukur intake dan output

3. Kaji tingkat dehidrasi ( turgor kulit, membran mukosa )

4. Beri banyak minum air putih

5. Berikan HE tentang oralit

6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan IV

1. Mengetahui keadaan pasien, peningkatan suhu tubuh dan penurunan TD menunjukkan kekurangan volume cairan

2. Indikator keseimbangan cairan tubuh

3. Menunjukkan tanda-tanda dehidrasi

4. Mempertahankan hidrasi

5. Oralit dapat mengganti cairan yang hilang

6. Tambahan masukan cairan

NODIAGNOSA KEPERAWATANTUJUANINTERVENSIRASIONALTTD

3Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan anoreksia yang ditandai dengan ibu pasien mengatakan pasien sulit makan, cuma makan habis 1 sendok, porsi makan habis 1 sendok, BB 10,1 kg, LLA 15 cmSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuat, dengan kriteria hasil :

Porsi makan habis

Nafsu makan meningkat

BB naik/ stabil sesuai umur 11,5 kg

1. Kaji tingkat perkembangan nutrisi ( BB, LLA )

2. Anjurkan untuk memberi makan sedikit tapi sering

3. Berikan makanan tambahan

4. Hidangkan makanan dalam keadan hangat dan menarik

5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian suplemen vitamin

1. Menunjukkan pemenuhan nutrisi tubuh

2 Meningkatkan kualitas intake nutrisi

3 Meningkatkan kebutuhan akan nutrisi

4 Makanan yang hangat dan menarik meningkatkan nafsu makan

5 Untuk meningkatkan nafsu makan

2.5 TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Pasien: An. R

Umur: 2 tahun

No. Reg: 07-0836

NONo.DXTGL/JAMTINDAKAN KEPERAWATANTTD

1

1

2

331-01-2007

8 am

8 am

8 am

31-01-2007

8 am

8 am

9 am

11 am

31-01-2007

8 am

11 am

11 am1. Auskultasi bising usus

2. Kaji frekunsi, karateristik BAB

3. Memberi obat

Lacbon I tab PO

Lacto B I PO

Vit A tab PO

1. Observasi tanda-tanda vital

2. Mengkaji turgor kulit, membran mukosa

3. Mengukur intake output

4. Menganjurkan banyak minum

1. Mengukur BB, LLA

2. Menganjurkan memberi makan sedikit tapi sering

3. Menganjurkan ibu memberi makanan tambahan ( roti/ biskuit )

NONo.DXTGL/JAMTINDAKAN KEPERAWATANTTD

2

1

2

301-02-2007

8 am

8 am

01-02-2007

8 am

8 am

10 am

01-02-2007

8 am

10 am

10 am1. Mengobservasi frekuensi dan konsistensi BAB

2. Memberi obat

Lacbon I tab PO

Lacto B I PO

Vit A tab PO

1. Mengukur TTV

2. Mengukur intake output

3. Memberikan HE tentang Oralit

1. Mengobservasi masukan nutrisi

2. Menganjurkan tetap memberi makan sedikit tapi sering

4. Menganjurkan tetap memberi makanan tambahan

4.6 EVALUASI

Nama Pasien: An. R

Umur: 2 tahun

No. Reg: 07-0836

NONo.DXTGL/JAMEVALUASITTD

1

1

2

331-01-2007

31-01-2007

31-01-2007S

O

A

P

S

O

A

P

S

O

AP:

:

::

:

:

:

:

:

:

::Ibu pasien mengatakan pasien berak lagi ( encer )

Konsistensi BAB encer

Bising usus 10x/ menit

Masalah belum teratasi

Intervensi dilanjutkan

Ibu pasien mengatakan pasien BAB encer 4x dan muntah 1x

Konsistensi BAB encer

TTV

S : 36,7C P : 96x/mnt N : 24x/mnt

Minum air putih 600cc/ hari

Turgor kulit menurun

Terpasang IV RL 30cc/ jam

Masalah belum teratasi

Intervensi dilanjutkan

Ibu pasien mengatakan pasien sulit makan, cuma habis 1 sendok, muntah saat diberi makan

Porsi makan tidak dihabiskan

BB 10,1 kg

Masalah belum teratasi

Intervensi dilanjutkan

NONo.DXTGL/JAMEVALUASITTD

2

1

2

301-02-2007

01-02-2007

31-01-2007S

O

A

P

S

O

A

P

S

O

AP:

:

::

:

:

:

:

:

:

::Ibu pasien mengatakan pasien berak 1x cuma sedikit

Konsistensi BAB lembek

Masalah teratasi

Intervensi dihentikan

Ibu pasien mengatakan pasien berak 1x dan tidak muntah

Konsistensi BAB lembek

Minum air putih 600cc/ hari

Infus sudah terlepas

Masalah teratasi

Intervensi dihentikan

Ibu pasien mengatakan pasien sudah mau makan

Porsi makan sisa porsi

Masalah teratasi

Intervensi dihentikan

DAFTAR PUSTAKA

Brunner, Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta

Carpenito, Linda Juall. (2002). Diagnosa Keperawatan. EGC : Jakarta

Doengoes, Marilynn. E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawat Pasien. EGC : Jakarta

Massjoer, Arif dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Media Aesculapios : Jakarta

Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit. EGC : Jakarta

Sowden, A. Linda. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik. EGC : Jakarta

Bakteri, virus, parasit, makanan basi/ beracun

Tractus digestivus

Berkembang biak di usus

Kerusakan villi

Villi usus memendek

Berkurangnya kemampuan absorbsi

Sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus

Hiperperistaltik

Air dan elektrolit terdorong kedalam usus

Tekanan osmotic dirongga usus

Isi rongga usus berlebih

Merangsang usus untuk mengeluarkan isi usus

Kekurangan Cairan dan Elektrolit

Kompensasi tubuh untuk mengganti cairan elektrolit yang hilang

Peningkatan suhu tubuh

Hipertermi

Diare

Risiko Tinggi

Kerusakan Integritas Kulit

Meningkatkan refluk abdomen saat makan

Berkurangnya kemampuan usus menyerap makanan

Mual, muntah

Anoreksia

Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh

Diare

Perubahan Pola Eliminasi Alvi

21

23

22

24