Top Banner
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN AN “A” DENGAN GANGGUAN SISTEM GASTROINTESTINAL : GASTROENTERITIS DI INSTALASI RAWAT INAP ANAK RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG 2012 DISUSUN OLEH: 1. AFRIANSI 6. REFFYA GUSMITA 2. DWI CAROLINE 7. SANDI 3. ETTY RISKI ELVANIA 8. SEPTIANA 4. JUPRIANSYAH 9. SRI MARYATI 5. LINDO PANDUWINATA PEMBIMBING AKADEMIK : NS. ALI HAROKAN, S.KEP PEMBIMBING KLINIK : NS. DESI RUKIYATI, S.KEP KALSUMIATI, S.KEP
69

Askep Anak GE

Jul 25, 2015

Download

Documents

Djoefrei
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Askep Anak GE

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN AN “A” DENGAN GANGGUAN

SISTEM GASTROINTESTINAL : GASTROENTERITIS DI INSTALASI

RAWAT INAP ANAK RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH

PALEMBANG 2012

DISUSUN OLEH:

1. AFRIANSI 6. REFFYA GUSMITA

2. DWI CAROLINE 7. SANDI

3. ETTY RISKI ELVANIA 8. SEPTIANA

4. JUPRIANSYAH 9. SRI MARYATI

5. LINDO PANDUWINATA

PEMBIMBING AKADEMIK : NS. ALI HAROKAN, S.KEP

PEMBIMBING KLINIK : NS. DESI RUKIYATI, S.KEP

KALSUMIATI, S.KEP

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA

PALEMBANG

2012

Page 2: Askep Anak GE

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktik Lapangan ini telah diperiksa dan disetujui untuk mengikuti

seminar Praktik Klinik Keperawatan di RS Muhammadiyah Palembang dan sebagai

syarat menyelesaikan Praktik Klinik Keperawatan Anak mahasiswa program

akademik semester VI Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada

Palembang.

6. Afriansi 6. Reffya Gusmita

7. Dwi Caroline 7. Sandi

8. Etty Riski Elvania 8. Septiana

9. Jupriansyah 9. Sri Maryati

10. Lindo Panduwinata

Judul :Asuhan Keperawatan pada klien An “A“ dengan gangguan sistem

Gastrointestinal; Gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap Anak Rumah Sakit

Muhammadiyah Palembang tahun 2012.

Palembang, 11 April 2012

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Stik Bina Husada RS Muhammadiyah

Palembang

Jurusan Ilmu Keperawatan

Page 3: Askep Anak GE

Ns. Ali Harokan, S.Kep Ns. Desi Rukiyati, S.Kep

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Teriring rasa syukur kehadirat Allah Swt. Karena atas rahmat dan hidayah-

Nya yang tiada batas sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil seminar

Keperawatan Anak yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada klien An “A“ dengan

gangguan sistem Gastrointestinal; Gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap Anak

Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang tahun 2012”.

Dalam penyusunan laporan ini penulis melibatkan beberapa pihak yang

berperan dalam memberikan dukungan baik moril maupun materil. Oleh karena itu,

penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

berperan dalam pembuatan laporan hasil seminar ini.

Penulis menyadari, walaupun segala usaha telah penulis lakukan namun

dengan terwujudnya laporan ini belumlah dapat dikatakan sempurna, tetapi perlu

mendapat perbaikan lagi. Untuk itu penulis sangan mengharapkan kritik dan saran

yang membangun guna kesempurnaan laporan ini.

Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Palembang, April 2012

Penulis

Page 4: Askep Anak GE

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1

1.2 Tujuan ........................................................................................................ 2

1.2.1 Tujuan Umum................................................................................ 2

1.2.2 Tujuan Khusus............................................................................... 2

1.3 Pembimbing Pelaksanaan Praktikum......................................................... 3

1.4 Evaluasi Pelaksanaan Praktikum................................................................ 3

1.5 Manfaat....................................................................................................... 3

1.5.1 Bagi Mahasiswa............................................................................. 3

1.5.2 Bagi Institusi Pendidikan............................................................... 4

1.5.3 Bagi Rumah Sakit.......................................................................... 4

1.6 Metode Penulisan ....................................................................................... 4

1.7 Tekhnik Pengumpulan data ....................................................................... 4

BAB II TINJAUAN RUMAH SAKIT

2.1 Sejarah Rumah Sakit................................................................................... 6

2.2 Visi, Misi, dan Motto.................................................................................. 6

BAB III TINJAUAN TEORITIS

3.1 Definisi....................................................................................................... 8

3.2 Anatomi fisiologi ....................................................................................... 9

3.3 Etiologi....................................................................................................... 10

Page 5: Askep Anak GE

3.4 Patofisiologi................................................................................................ 11

3.5 Manifestasi Klinis....................................................................................... 12

3.6 Pemeriksaan diagnostik.............................................................................. 13

3.7 Penatalaksanaan medis............................................................................... 13

3.8 Komplikasi.................................................................................................. 16

3.9 Patoflow...................................................................................................... 17

BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN

4.1 Konsep keperawatan................................................................................... 18

4.2 Pengkajian................................................................................................... 18

4.3 Diagnosa keperawatan................................................................................ 20

4.4 Intervensi dan rasional................................................................................ 20

BAB V TINJAUAN KASUS

5.1 Pengkajian................................................................................................... 24

5.2 Analisa Data................................................................................................ 31

5.3 Intervensi Keperawatan.............................................................................. 35

5.4 Implementasi dan Respon........................................................................... 38

5.5 Evaluasi/ Catatan Perkembangan............................................................... 41

BAB VI PEMBAHASAN............................................................................... 43

BAB VII PENUTUP

7.1 Kesimpulan................................................................................................. 45

7.2 Saran........................................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA

Page 6: Askep Anak GE

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah diare atau gastroenteritis merupakan masalah yang sering terjadi di

Indonesia, bahkan bisa mengakibatkan kematian khususnya pada anak anak dan

balita. Sudah selayaknya semua sector wajib untuk memperhatikan masalah ini.

Penyakit gastroenteritis biasanya terjadi karena kurangnya sanitasi lingkungan,

pola hidup dan makanan. Penderita gastroenteritis yang terlalu lama dapat

menyebabkan dehidrasi berat dan akhirnya menyebabkan kematian.

Tindakan pemberian oralit atau air tajin adalah tindakan awal pada pasien

gastroenteritis selama diare. Penderita harus tetap diberi minum untuk mencegah

terjadi dehidrasi dan mengakibatkan kejang. Untuk itu bila diare terjadi lebih dari

lima kali, babnya air, ampas, bau busuk, langsung dibawa ke puskesmas atau rumah

sakit terdekat.

Tindakan yang harus diambil apabila ada penderita diare

1. Promotif

Tindakan memotivasi kepada ibu penderita untuk tetap memberi oralit

atau asi selama terjadi diare.

2. Preventif

Keluarga penderita dianjurkan untuk menjaga kebersihan, cuci tangan

sebelum dan sesudah merawat penderita diare, bila ada anak yang minum

susu , botol susu harus dicuci bersih dulu lalu direbus dengan air mendidih

untuk membunuh kuman – kumannya.

3. Kolaboratif

Tindakan untuk menganjurkan agar penderita dirawat di rumah sakit.

Bila penderita sudah dirawat di rumah sakit tim perawat akan

berkolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian obat – obatan.

Page 7: Askep Anak GE

4. Rehabilitatif

Tindakan pencegahan yang harus dilakukan sehingga tidak terjadi lagi

diare.

Berdasarkan data di atas, maka penulis merasa penting untuk memperdalam

tentang proses penyakit diare dan cara perawatan diare di rumah, masyarakat dan di

rumah sakit.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan anak pada klien

dengan Gastroenteritis yang mengalami perubahan fisiologis dengan atau tanpa

gangguan struktur pada berbagai sistem tubuh dengan mengaplikasikan ilmu

keperawatan, medis dan berbagai ilmu terapan lain yang terkait.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Dapat melakukan pengkajian pada klien An. A dengan

gangguan sistem Gastrointestinal pada Gastroenteritis di Instalasi rawat

inap anak rumah sakit Muhammadiyah Palembang

2. Dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada klien

An. A dengan gangguan sistem Gastrointestinal pada Gastroenteritis di

Instalasi rawat inap anak rumah sakit Muhammadiyah Palembang

3. Dapat melakukan tindakan keperawatan pada klien An.

A dengan gangguan sistem Gastrointestinal pada Gastroenteritis di

Instalasi rawat inap anak rumah sakit Muhammadiyah Palembang

4. Dapat melakukan evaluasi keperawatan pada klien An.

A dengan gangguan sistem Gastrointestinal pada Gastroenteritis di

Instalasi rawat inap anak rumah sakit Muhammadiyah Palembang

5. Dapat mendokumentasikan asuhan keperawatan pada

klien An. A dengan gangguan sistem Gastrointestinal pada Gastroenteritis

Page 8: Askep Anak GE

di Instalasi rawat inap anak rumah sakit Muhammadiyah Palembang. Dan

membahas kesenjangan pelaksanaan Asuhan Keperawatan dengan cara

membandingkan teori dengan pelaksanaan dilapangan dan mencari

alternatif pemecahan masalah.

1.3 Pembimbing pelaksanaan seminar

Adapun pembimbing seminar klinik keperawatan Anak terdiri dari

pembimbing akademik PSIK STIK Bina Husada dan pembimbing Rumah Sakit

Muhammadiyah Palembang, Adalah sebagai Berikut :

1. Ns. Ali Harokan S.kep

2. Ns. Desi Rukiyati, S.kep

3. Kalsumiati, S.Kep

1.4 Evaluasi pelaksanaan Praktikum

Adapun evaluasi yang dilakukan setelah dilaksanakannya seminar

keperawatan anak, adalah sebagai berikut :

1. Responsi

2. Laporan individu

3. Laporan kelompok

4. Presentasi kelompok

1.5 Manfaat

1.5.1 Bagi Mahasiswa

1. Sebagai persyaratan menyelesaikan Mata Kuliah Keperawatan Anak Pada

Program Akademik.

2. Untuk mendapatkan gambaran yang nyata dalam melaksanakan Asuhan

Keperawatan Anak pada klien dengan gangguan sistem Gastrointestinal

pada Gastroenteritis

Page 9: Askep Anak GE

1.5.2 Bagi Institusi Pendidikan

Menerapkan teori secara terpadu untuk praktikum dan akan berguna

untuk perbaikan dalam sumbangan pemikiran dalam memberikan Asuhan

Keperawatan kepada klien sehingga meningkatkan mutu pendidikan.

1.5.3 Bagi Rumah Sakit

Dapat memberikan informasi dan meningkatkan mutu pelayanan

keperawatan terutama pada klien dengan gangguan sistem Gastrointestinal

pada Gastroeneteritis.

1.6 Metode Penulisan

Metode penulisan dalam pengumpulan data pada penyusunan Asuhan

Keperawatan ini adalah metode deskriptif yakni suatu metode penulisan yang

dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan

secara objektif dan nyata.

1.7 Tehnik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Untuk memperoleh data, penulis melakukan tanya jawab langsung

dengan klien, keluarga, perawat yang ada diruangan, wawancara dilakukan

dengan cepat dan tepat dalam keperawatan anak

2. Observasi

Dilakukan dengan pengamatan dan pengkajian secara langsung serta

berkesinambungan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan

klien.

3. Pemeriksaan Fisik

Untuk memperoleh data praktikum juga melakukan pemeriksaan dan

pengukuran langsung mengenai masalah yang ada pada klien.

4. Tinjauan Literatur

Page 10: Askep Anak GE

Metode ini digunakan untuk mencari, mempelajari, menganalisa dan

mengumpulkan bahan-bahan dari buku ilmiah, majalah bahan kuliah serta

catatan lain yang dibutuhkan dan berkaitan dengan penulisan ini.

5. Dokumentasi pelaksanaan Tindakan Dilakukan dengan cara

mendokumentasikan implementasi keperawatan anak dan evaluasi segera

setelah diakukan tindakan keperawatan.

Page 11: Askep Anak GE

BAB II

TINJAUAN RUMAH SAKIT

2.1 Sejarah perkembangan Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang

Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang adalah amal usaha persyarikatan

muhammadiyah yang diresmikan tanggal 10 dzulhijjah 1417 H/ 18 april 1997 oleh

Gubernur Provinsi Sumatera Selatan ( Papak H. Ramli Hasan Basri) bersama dengan

ketua PP Muhammadiyah (bapak Prof. DR. Amien Rais) merupakan satu satunya

amal usaha dibawah langsung pimpinan wilayah Muhammadiyah (PWM) SumSel

Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang didirikan di palembang Sumatera

Selatan dengan komitmen menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas dari staf

berdedikasi dan profesional dengan menggunakan teknologi terkini dan fasilitas

berstandar tinggi bagi masyarakat.

Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang secara kesinambungan berupaya

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat

melalui peningkatan fasilitas dan sarana prasarana dengan penggunaan teknologi

terbaru serta peningkatan kompetensi tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat

serta staff atau karyawan Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.

2.2 Visi

Visi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang yaitu : “Terwujudnya Rumah

Sakit yang Profesional, Modern, Terkemuka dan islami sehingga menjadi Rahmatan

Lil’alamin bagi masyarakat’

Misi:

1. Mewujudkan citra sebagai Rumah Sakit islami kebanggan

Muhammadiyah yang berfungsi sebagai wahana ibadah dan beperan aktif

sebagai madia dakwah persyarikatan dalam bidang kesehatan.

2. Menjadi pusat persemaian kader Muhammadiyah dalam bidang

kesehatan.

Page 12: Askep Anak GE

3. Memberikan pelayanan kesehatan secara profesional, modern, islami

kepada masyarakat.

Motto

Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Yaitu : “Pelayanan sebagai

ibadah dan dakwah.

Page 13: Askep Anak GE

BAB III

TINJAUAN TEORITIS

3.1 Definisi

Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus.

Gastroenteritis akut ditandai dengan diare, dan pada beberapa kasus, muntah-muntah

yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan

gangguan keseimbangan elektrolit. (Lynn Betz,2009)

Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dab

lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat

pula bercampur lendir dan darah atau darah saja. (Ngastiyah, Perawatan Anak Sakit,

2002 ).

Diare adalah keadaan di mana seorang individu mengalami atau beresiko

mengalami defekasi sering dengan feses cair, atau feses tidak berbentuk. (Lynda Juall

Carpenito, 2001).

                Jenis diare antara lain :

1)      Menurut perjalanan penyakit

Akut   : jika < 1 minggu

Berkepanjangan : antara 7 – 14 hari

Kronis : > 14 hari, disebabkan oleh non infeksi

Persisten : > 14 hari, disebabkan oleh infeksi

2)      Menurut patofisiologi

Gangguan absorbsi

Gangguan sekresi

Gangguan osmotik

3)      Menurut penyebab

Infeksi

Konstitusi

Malabsorbsi

Page 14: Askep Anak GE

4)      Diare dengan masalah lain. Anak yang menderita diare mungkin juga

disertai dengan penyakit lain. Seperti : demam, gangguan gizi dan penyakit

lainnya.

3.2 Anatomi dan fisiologi

Saluran gastrointestinal yang berjalan dari mulut melalui esofagus, lambung

dan usus sampai anus. Esofagus terletak di mediastinum rongga torakal, anterior

terhadap tulang punggung dan posterior terhadap trakea dan jantung. Selang yang

dapat mengempis ini, yang panjangnya kira-kira 25 cm (10 inchi) menjadi distensi

bila makanan melewatinya.

Bagian sisa dari saluran gastrointestinal terletak di dalam rongga peritoneal.

Lambung ditempatkan dibagian atas abdomen sebelah kiri dari garis tengah tubuh,

tepat di bawah diafragma kiri. Lambung adalah suatu kantung yang dapat berdistensi

dengan kapasitas kira-kira ± 1500 ml. Lambung dapat dibagi ke dalam empat bagian

anatomis, kardia, fundus, korpus dan pilorus.

Usus halus adalah segmen paling panjang dari saluran gastrointestinal, yang

jumlah panjangnya kira-kira dua pertiga dari panjang total saluran. Untuk sekresi dan

absorbsi, usus halus dibagi dalam 3 bagian yaitu bagian atas disebut duodenum,

bagian tengah disebut yeyunum, bagian bawah disebut ileum. Pertemuan antara usus

halus dan usus besar terletak dibagian bawah kanan duodenum. Ini disebut sekum

pada pertemuan ini yaitu katup ileosekal. Yang berfungsi untuk mengontrol isi usus

ke dalam usus besar, dan mencegah refluks bakteri ke dalam usus halus. Pada tempat

ini terdapat apendiks veriformis.

Usus besar terdiri dari segmen asenden pada sisi kanan abdomen, segmen

transversum yang memanjang dari abdomen atas kanan ke kiri dan segmen desenden

pada sisi kiri abdomen. Yang mana fungsinya mengabsorbsi air dan elektrolit yang

sudah hampir lengkap pada kolon. Bagian ujung dari usus besar terdiri dua bagian.

Kolon sigmoid dan rektum kolon sigmoid berfungsi menampung massa faeces yang

sudah dehidrasi sampai defekasi berlangsung. Kolon mengabsorbsi sekitar 600 ml air

Page 15: Askep Anak GE

perhari sedangkan usus halus mengabsorbsi sekitar 8000 ml kapasitas absorbsi usus

besar adalah 2000 ml perhari. Bila jumlah ini dilampaui, misalnya adalah karena

adanya kiriman yang berlebihan dari ileum maka akan terjadi diare. Rektum berlanjut

pada anus, jalan keluar anal diatur oleh jaringan otot lurik yang membentuk baik

sfingter internal dan eksternal.

3.3 Etiologi

Etiologi dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :

1. Faktor infeksi

a) Infeksi enteral, yaitu infeksi pada saluran pencernaan dan merupakan

penyebab utama diare pada anak, meliputi :

1). Infeksi Bakteri : E.Coli, Salmonella, Shigella SPP, Vibrio Cholera

2). Infeksi Virus : Enterovirus, Protozoa, Adenovirus

3). Infeksi Jamur : Protozoa, Candida SPP, Entamoeba Histolityca

b) Infeksi parental, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan,

seperti OMA, broncopneumonia, tonsilofaringitis.

2. Faktor malabsorbsi

Malabsorbsi karbohidrat

Malabsorbsi lemak

Malabsorbsi protein

3. Obat-obatan : zat besi, antibiotika

4. Post pembedahan usus

5. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan

6. Faktor psikologis

3.4 Patofisiologi

Diare disebabkan karena ketidaknormalan absorbsi air dan elektrolit.

Transport air dan elektrolit ini terjadi di dalam sistem pencernaan meningkat pada

Page 16: Askep Anak GE

usia anak – anak. Mukosa usus pada anak kecil lebih permeabel dari pada anak yang

lebih dewasa. Karena pada anak kecil dengan peningkatan osmolalitas menimbulkan

diare, banyak cairan dan elektrolit akan hilang pada anak yang lebih dewasa. Diare

dapat disebabkan karena proses patologik. Organisme masuk pada mukosa epitel,

berkembang biak pada usus dan menempel pada mukosa usus serta melepaskan

enterotoksin yang dapat menyebabkan penurunan kapasitas absorbsi cairan dan

elektrolit. Interaksi antara toksin dan epitel, usus menstimulasi enzim Adenilsiklase

dalam membrane sel dan mengubah cyclic AMP yang menyebabkan peningkatan

sekresi air dan elektrolit. Proses ini disebut diare sekretorik. Pada proses invasi dan

pengrusakan mukosa usus.

Pada pemeriksaan histology, bakteri dapat menyebabkan ulserasi superficial

pada usus dan dapat berkembang biak di sel epitel. Sedangkan bila bakteri menembus

dinding usus melalui plague peyeri di ileum maka akan diikuti dengan multiplikasi

organisme intraselular dan organisme mencapai sirkulasi sistematik.

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah :

1. Gangguan osmotic:

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan

tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan

elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan

merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

2. Gangguan sekresi:

Akibat rangsangan tertentu ( misalnya toksin ) pada dinding usus akan terjadi

peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya

timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

3. Gangguan motilitas usus:

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk

menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltic usus

Page 17: Askep Anak GE

menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul

diare

3.5 Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala yang biasa timbul pada penderita gastroenteritis adalah :

1. Suhu tubuh meningkat

2. Nyeri perut, distensi abdomen, mual dan muntah

3. Feses cair dan warna kuning kehijauan

4. Mata cekung, ubun-ubun cekung, air mata kering, mengantuk

5. Nadi cepat dan lemah atau tidak teraba

6. Pernafasan dalam dan cepat

7. Turgor kulit kering, membran mukosa kering, jari-jari sianosis

8. Dehidrasi

Penentuan derajat dehidrasi menurut WHO

a. Dehidrasi ringan

- Diare : bab kurang dari 4 kali sehari

- Muntah sedikit, rasa haus normal

- Denyut nadi normal, atau meningkat

- Membran mukosa kering

- Berat badan turun : anak 3 % dan bayi 5 %

- Tekanan darah dalam batas normal

- Turgor kulit kurang baik

b. Dehidrasi sedang

- Kehilangan berat badan : 6% dan bayi 10%

- Mengantuk dan lesu

Page 18: Askep Anak GE

- Pucat eksremitas dingin

- Diare 4-10 kali sehari

- Muntah beberapi kali

- Mata cekung, mulut/ lidah kering

- Turgor kulit tidak elastis

- Nafas dan denyut nadi agak cepat

- Ubun-ubun cekung

c. Dehidrasi berat

- Sangat mengantuk, lemah

- Diare lebih dari 10 kali sehari

- Sering muntah

- Air mata tidak ada, mulut dan lidah sangat kering

- Elastis kulit sangat lambat

- Nafas dan denyut nadi sangat cepat, ubun-ubun sangat cekung

- Berat badan turun : anak 9% dan bayi 15%

3.6 Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan feses, makroskopis dan mikroskopis : ditemukan kuman spesifik, bila

perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan resistensi

2. Pemeriksaan darah : leukositosis 13.000-22.000/mm3

3. Analisa gas darah : base excess rendah

4. Pemeriksaan serum elektrolit : natrium dan kalium menurun

3.7 Penatalaksanaan Medis

Prinsip utama penanganan Gastroenteritis adalah :

Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit

Page 19: Askep Anak GE

Mengembalikan fungsi normal system pencernaan

Mencegah penyebaran infeksi pada orang yang kontak dengan anak diare.

1. Dasar pengobatan diare adalah :

Pemberian cairan : jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah

pemberiannya disesuaikan dengan kebutuhan cairan per usia

Dietetik ( cara pemberian makanan)

Obat-obatan : antidiare, antispasmolitik, antibiotika, antipiretik

Untuk dehidrasi ringan sampai sedang, anak diberi rehidrasi oral

seperti Pedialyte, Ricelyte, atau Lytren untuk bayi dan anak yang masih kecil.

Gatorade diberikan untuk anak yang lebih besar. Minuman yang mengandung

karbonat dan gula sebaiknya tidak diberikan karena fermentasi gula dalam

saluran pencernaan dapat menyebabkan peningkatan gas, distensi abdomen,

dan meningkatkan frekuensi diare.

Untuk dehidrasi berat, rehidrasi dengan pemberian cairan intravena

yang sesuai untuk mengkoreksi ketidakseimbangan yang spesifik. Anak

dipuasakan untuk mengistirahatkan usus. Bila dehidrasi sudah teratasi dan

diare sudah berjurang, anak dapat mulai makan bertahap.

Bila diare disebabkan oleh bakteri/ parasit, maka terapi antibiotika

diberikan. Absorbent seperti Donnagel dan Kaopectate dapat merubah bentuk

tinja, tetapi tidak dapat menurunkan jumlah kehilangan cairan.

Pemberian cairan.

Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita

dengan tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang

perlu diperhatikan :

a. Memberikan asi.

Page 20: Askep Anak GE

b. Memberikan bahan makanan yang

mengandung kalori, protein, vitamin, mineral dan makanan yang

bersih.

c. Obat-obatan.

Racecordil  adalah Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak

menyebabkan konstipasi, mempunyai indeks terapeutik yang tinggi,

tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat, dan yang tak

kalah penting, tidak menyebabkan ketergantungan.

Loperamide merupakan golongan opioid yang bekerja dengan cara

emeperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot

sirkuler dan longitudinal usus.

Nifuroxazide adalah senyawa nitrofuran memiliki efek bakterisidal

terhadap Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus,

Staphylococcus dan Pseudomonas aeruginosa. Nifuroxazide bekerja

lokal pada saluran pencernaan.

Dioctahedral smectite (DS), suatu aluminosilikat nonsistemik

berstruktur filitik, secara in vitro telah terbukti dapat melindungi

barrier mukosa usus dan menyerap toksin, bakteri, serta rotavirus.

Keterangan:

Pemberian cairan,pada klien Diare dengan memperhatikan derajat dehidrasinya dan

keadaan umum.

a. cairan per oral.

Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang,cairan diberikan

peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na,Hco,Kal dan

Glukosa,untuk Diare akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi

ringan,atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/I dapat dibuat sendiri

(mengandung larutan garam dan gula ) atau air tajin yang diberi gula

dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah

sebelum dibawa kerumah sakit untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.

Page 21: Askep Anak GE

b. Cairan parenteral

Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung

dari berat badan atau ringannya dehidrasi,yang diperhitungkan kehilangan

cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.

3.8 Komplikasi

Sebagai akibat dari kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat

terjadi berbagai macam komplikasi, seperti :

1. Renjatan hipovolemik

Terjadi pada dehidrasi berat akibat kehilangan cairan yang besar, maka

jantung akan bekerja lebih cepat.

2. Hipokalemia

Kalium rendah < 3,5, keletihan otot, kembung. Ileus paralatik terjadi

karena kurangnya total kalium tubuh.

3. Kejang dan malnutrisi energi protein

Dapat terjadi karena serum natrium > 165 m.mol kehilangan air sama

dengan kehilangan natrium, biasa terjadi setelah intake cairan hipertonik

selama diare.

Page 22: Askep Anak GE

3.9 Patoflow Kontaminasi makanan &

minuman

Invasi E.Coli, toksin & Rotavirus ke

saluran gastrointestinal

masuk & lolos ke barier HCL menuju duodenumBakteri berkembang

biak

Produksi enzim muicinase

Lapisan permukaan sel epitel cair

Bakteri menembus membran

Produksi cAMP dan merangsang sekresi

cairan di kripta vili

Vol. cairan di lumen usus

Hipermotilitas usus

Ketidakmampuan menyerap cairan

Frekuensi BAB & mengeluarkan

elektrolit tubuh

Ggn. Keseimbangan cairan tubuh

& elektrolit

Peregangan gaster

Merangsang saraf

gaster

hipothalamus

nausea

Regurgitasi

HCL

Vomitus

Ggn. Kebutuhan nutrisi

kurang

Ketidakmampuan

mengontrol BAB

Kelembapan glutealis

Resti kerusakan

integritas kulit

Cairan terdorong ke kolon

Frekuensi BAB meningkat siang dan sewaktu-waktu

Perubahan Pola istirahat; tidur

Hipertermi

Ansietas

Meningkatnya jumlah leukosit

Page 23: Askep Anak GE

BAB IV

ASUHAN KEPERAWATAN POST OPERASI KOLELITIASIS

4.1 Konsep keperawatan

Gastroenteritis ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada

bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna

hijau atau dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997).

4.2 Pengkajian

1. Identitas

a. Identitas pasien: nama, umur, jenis kelamin, suku/ bangsa, agama,

pekerjaan, pendidikan, alamat.

b. Identitas penanggung jawab: nama, umur, jenis kelamin, agama,

pekerjaan, hubungan dengan pasien, alamat.

2. Riwayat keperawatan.

Awalan serangan : ,gelisah,suhu tubuh meningkat,anoreksia kemudian

timbul diare.

Keluhan utama : Faeces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air

dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Pada bayi

ubun-ubun besar cekung,tonus dan turgor kulit berkurang,selaput lendir

mulut dan bibir kering,frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi

encer.

3. Riwayat kesehatan masa lalu

Riwayat penyakit yang diderita,riwayat pemberian imunisasi.

4. Riwayat psikososial keluarga.

Dirawat akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi

keluarga,kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan

pengobatan anak,setelah menyadari penyakit anaknya,mereka akan bereaksi

dengan marah dan merasa bersalah.

Page 24: Askep Anak GE

5. Kebutuhan dasar.

Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali

sehari,BAK sedikit atau jarang.

Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anoreksia, menyebabkan

penurunan berat badan pasien.

Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen

yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.

Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.

Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah dan adanya

nyeri akibat distensi abdomen.

6. Pemerikasaan fisik.

a. Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah,kesadran

composmentis sampai koma,suhu tubuh tinggi,nadi cepat dan

lemah,pernapasan agak cepat.

b. Pemeriksaan sistematik :

Inspeksi : mata cekung,ubun-ubun besar,selaput lendir,mulut dan

bibir kering,berat badan menurun,anus kemerahan.

Perkusi : adanya distensi abdomen.

Palpasi : Turgor kulit kurang elastis.

Auskultasi : terdengarnya bising usus.

c. Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang.

Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi

sehingga berat badan menurun.

d. Pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan tinja,darah lengkap dan duodenum intubation yaitu

untuk mengetahui penyebab secara kuantitatif dan kualitatif.

Page 25: Askep Anak GE

4.3 Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan output cairan yang berlebihan

2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan

dengan mual dan muntah

3. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

iritasi,frekwensi BAB yang berlebihan.

4.4 Rencana/ Intervensi Keperawatan

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan output cairan yang berlebihan

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawan selama 3 x 24 jam

diharapkan keseimbangan cairan pasien kembali normal.

Kriteria hasil :

Intake dan output seimbang

Diare berhenti

Turgor kulit baik

Tidak mual dan  muntah

Mukosa bibir lembab

Kadar elektrolit dalam batasan normal :

* Natrium = 3,5 –5,5 mEq/l

*Kalium = 135-145 mEq/l

Intervensi :

1. Lakukan pendekatan pada penderita.

R : memudahkan kerja sama antara perawat dan klien.

2. Catat frekuensi, jumlah dan konsistensi faces yang keluar.

R : memudahkan membuat asuhan keperawatan secara tepat untuk

intervensi selanjutnya.

3. Anjurkan penderita untuk minum banyak (sedikit-sedikit sering).

Page 26: Askep Anak GE

R : untuk mengganti caiaran yang hilang.          

4. Kolaborasai dengan tim dokter dalam pemberian obat dan infus.

R : terapi yang tepat dan cepat dapat mempercepat kesembuhan dan

mencegah komplikasi secara dini.

5. Monitoring tanda-tanda dehidrasi.

R : mendeteksi secara dini tanda-tanda dehidrasi.

6. Anjurkan penderita untuk tidak makan makanan yang merangsang

timbulnya diare.

R : untuk mencegah diare lebih lama lagi.

2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan dengan

mual dan muntah

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam,

diharapkan kebutuhan nutrisi tubuh pasien dapat terpenuhi.

Kriteria hasil :

Intake nutrisi yang adekuat.

Mual, muntah tidak ada.

Klien dapat menghabiskan porsi makan yang disajikan.

Hb dalam batas normal = 12-17 gr%

Klien tidak terlihat anemis

Intervensi :

1. Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga.

R : memudahkan kerja sama antara perawat dan klien.

2. Kaji tingkat nutrisi klien.

R : untuk mengetahui keadaan nutrisi klien.

3. Beri makanan dalam porsi kecil tetapi sering.

R : untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.

4. Hitung BB.

Page 27: Askep Anak GE

R: untuk mengetahui apakah ada penurunan berat badan selama

perawatan.

5. Kolaborasi dengan tim medis (kokter) dalam pemberian terapi.

R: untuk mengetahui jenis obat yang dapat diberikan.

3. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi

BAB yang berlebihan.

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam

diharapkan gangguan integritas kulit dapat teratasi.

Kriteria hasil:

Integritas kulit kembali normal.

iritasi tidak ada.

tanda-tanda infeksi tidak ada

Intervensi:

4.  Observasi bokong dan perineum dari infeksi.

R: membantu dalam melakukan intervensi selanjutnya

5. Kaji integritas kulit

R: untuk mengetahui tingkat kerusakan kulit akibat sering terpapar feses

6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi antipungi dan

antibiotik sesuai indikasi.

R: membantu mencegah terjadinya infeksi dan kerusakan integritas kulit

Page 28: Askep Anak GE

BAB V

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN AN “A” DENGAN GANGGUAN

SISTEM GASTROINTESTINAL: GASTROENTERITIS DI INSTALASI

RAWAT INAP ANAK RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH

PALEMBANG 2012

5.1. Pengkajian

Tanggal masuk : 30 Maret 2012 Tanggal pengkajian : 31 Maret 2012

Pukul : 13.00 WIB Pukul : 14.00 WIB

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. “A”

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 1 4/12 tahun

TTL : 17 November 2010

BB : 10 kg

Alamat : Jl. Kemas Ridho, Lr Karya Bakti

Agama : Islam

Pendidikan : Belum sekolah

Anak ke : 2 (dua)

Diagnosa : Gastroenteritis sedang

B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB

Nama : Ny. S

Umur : 24 tahun

Pekerjaan : IRT

Alamat : Jl. Kemas Ridho, Lr Karya Bakti

Hubungan dengan pasien : Ibu

C. RIWAYAT KESEHATAN

Page 29: Askep Anak GE

Keluhan Utama

Ibu klien mengatakan BAB cair 6x sehari disertai lendir sejak 3 hari lalu

Riwayat kehamilan dan kelahiran

a) Prenatal : Ibu klien tidak pernah memeriksakan kandungannya selama

kehamilan.

b) Intranatal : Ibu klien melahirkan di bidan secara normal, dengan

kehamilan 9 bulan 3 hari.

c)  Postnatal : Bayi lahir selamat dengan berat 3 kg, panjang 42 cm dan

lingkar kepala 40 cm.

Alasan berobat ke R.S Muhammadiyah Palembang

Sejak  3 hari lalu ibu klien mengatakan anaknya BAB cair 6x sehari,

kemudian ibu klien membawa klien ke IGD R.S Muhammadiyah Palembang.

Penanganan selama dirumah

Selama dirumah klien hanya diberi air putih dan ASI, lalu ibu klien membawa

ke PUSKESMAS terdekat, tapi tidak ada perubahan.

Riwayat Kesehatan Lampau

Klien belum pernah menderita penyakit yang seperti ini sebelumnya

Klien belum pernah dirawat di R.S

Klien tidak mempunyai alergi obat

Imunisasi

a. Dasar : Lengkap

Jenis :BCG,  DPT,  POLIO,  HEPATITIS,  CAMPAK

b. Ulangan : Lengkap

Jenis : Hepatitis I, II, III dan DPT  I, II, III

D. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Page 30: Askep Anak GE

Didalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit seperti yang

diderita oleh klien.

Genogram

Keterangan :

: Ayah

: Ibu

: klien (laki-laki)

: Kakak laki-laki klien

E. Riwayat Sosial

Yang mengasuh : Orang Tua

Hubungan dengan anggota keluarga : Anak Kandung

Hubungan dengan teman sebaya : Baik

Lingkungan rumah : Baik

F. Kebutuhan dasar

Sebelum dirawat di R.S

1. Pola nutrisi:

o Makanan yang disukai : Klien menyukai makanan yang manis

o Selera makan : Baik

o Alat makan yang dipakai : Sendok, piring

o Pola makan/ hari : 3 kali/ hari

o Porsi makan : 1 porsi kecil nasi biasa

2. Pola istirahat

o Kebiasaan sebelum tidur : Minum ASI

o Tidur siang : Tiap hari selama 3-4 jam /hari

3. Mandi : 2 kali / hari

4. Aktivitas bermain : Baik

Page 31: Askep Anak GE

5. Eliminasi : Normal, dengan bantuan kelurga

Setelah dirawat di R.S

1. Pola nutrisi :

o Makanan yang disukai : Klien menyukai makanan manis

o Selera makan : Baik

o Alat makan yang dipakai : Sendok, piring

o Pola makan / hari : 3 kali/ hari

o Porsi makan : 1 porsi nasi bubur

2. Pola Istirahat :

o Kebiasaan sebelum tidur : Minum ASI

o Tidur siang : Tiap hari 2 – 3 Jam / hari

3. Mandi : 2 kali / hari (di lap air hangat)

4. Aktivitas bermain : Baik

5. Eliminasi : BAK ± 8x /hari, BAB ± 6x /hari

dengan karakteristik cair dan berlendir

G. Keadaan kesehatan saat ini:

o Diagnosa medis : Gastroenteritis sedang

o No. RM : 06.01.34

o Tanggal MRS : 30 maret 2012

o Tindakan operasi : Tidak ada

o Status cairan : Kurang cairan

o Obat-obatan : Zinkid 1x1 tablet/hari, Dhavit sirup 1x1 cth,

Oralit. Furosemid 1x10 mg, M. Prednisolon 3x3/4tab, IVFD RL gtt

20x/menit

o Aktivitas : Terbatas

Page 32: Askep Anak GE

o Tindakan kolaborasi : Pemberian oralit

o Hasil laboratorium : Hematologi

Tanggal : 30 maret 2012

Jenis Periksa

Hematologi

Metode Hasil

pemeriksaan

Normal

Hemoglobin Automated Cell

Counted

8,4 L: 13,2-17,3 g/dL

P: 11,7-15,5g/dL

Leukosit Automated Cell

Counted

24.300 4000-11.000/cmm

Difcount Automated Cell

Counted

0/0/1/32/65/2 1-2/0-1/3-5/54-

62/25-33/3-7

o Hasil rontgen : tidak ada

o Data tambahan : tidak ada

H. Pengkajian fisik

Data klinis: BB: 10 Kg. kesadaran: CM, GCS: M: 6, V: 5, E: 4, Suhu: 37,3 oC,

nadi: 120x/menit, RR: 32x/menit

1. Kesan umum : Tampak lemah, muka pucat, BAB cair ± 6x/hari, muntah

3x /hari.

2. Kulit/ suhu : Pucat/ akral dingin

3. Kepala : Simetris, rambut hitam

4. Mata : Jernih, konjungtiva: anemis, sklera: putih

5. Telinga : Simetris

6. Hidung : Simetris

7. Mulut : Bibir kering

8. Tenggorokan : Tonsil dalam batas normal

Page 33: Askep Anak GE

9. Leher : Simetris

10. Dada : Bentuk simetris

Paru-paru, RR: 32 x/menit, pernapasan: lambat, perkusi : Sonor

Jantung, Inspeksi: LUB DUB, palpasi: normal, perkusi : Redup

11. Abdomen : Bentuk: kembung, mual (+), muntah (+) 1x

12. Genetalia dan anus : penis: normal, skrotum & testis: normal

13. Ekstremitas

Regio Superior Inferior

Warna -/- -/-

Edema -/- -/-

Luka -/- -/-

Tremor -/- -/-

Clubbing -/- -/-

Sensibilitas +/+ +/+

Spastik -/- -/-

Flacids -/- -/-

Parese -/- -/-

ROM -/- -/-

Lain-lain -/- -/-

Prioritas Masalah

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

2. Perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

3. Kerusakan integritas kulit

Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan meningkatnya frekuensi BAB cair.

Page 34: Askep Anak GE

2. Perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhberhubuingan dengan

mual dan muntah.

3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, karena frekwensi BAB

yang berlebihan.

Page 35: Askep Anak GE

5.2 Analisa data

Nama : An “A” Diagnosa keperawatan: GE

Jenis kelamin : laki-laki No. Med. Record : 060134

Ruang : 3B2/ Bed 2 Hari/ Tanggal : Sabtu, 31 Maret 2012

No Data Senjang Etiologi Masalah

Keperawatan

1 DS:

- Ibu os

mengatakan anaknya

mencret ± 6x /hari

DO:

- KU lemah dan pucat

- Akral dingin

- TTV :

T: 37,3 oC

N:120 x/menit

RR: 32x/menit

Intake: 100cc

Output: BAB cair

6x/hari

BB: 10 kg

IVFD RL gtt

20x/menit (makro)

Gangguan

keseimbangan

cairan dan

elektolit

Kontaminasi makanan

& minuman

Invasi E.Coli, toksin & Rotavirus

ke saluran gastrointestinal

masuk & lolos ke barier HCL

menuju duodenum

Bakteri berkembang biak

Produksi enzim muicinase

Lapisan permukaan sel epitel cair

Bakteri menembus membran

Produksi cAMP dan merangsang

sekresi cairan di kripta vili

Vol. cairan di lumen usus

Hipermotilitas usus

Ketidakmampuan menyerap cairan

Page 36: Askep Anak GE

Frekuensi BAB & mengeluarkan

elektrolit tubuh

Ggn. Keseimbangan cairan

tubuh & elektrolit

Page 37: Askep Anak GE

2 DS:

- Ibu OS mengatakan

anaknya ada muntah

1x

DO:

- KU lemah

- Tampak bedrest

- Mual (+)

- Muntah 3x

- TTV :

T: 37,3 oC

N:120 x/menit

RR: 32x/menit

Intake: 100cc

Output: BAB cair

6x

BB: 10kg

Perubahan

kebutuhan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

Kontaminasi makanan

& minuman

Invasi E.Coli, toksin & Rotavirus

ke saluran gastrointestinal

masuk & lolos ke barier HCL

menuju duodenum

Bakteri berkembang biak

Produksi enzim muicinase

Lapisan permukaan sel epitel cair

Bakteri menembus membran

Produksi cAMP dan merangsang

sekresi cairan di kripta vili

Vol. cairan di lumen usus

Hipermotilitas usus

Peregangan gaster

Merangsang saraf gaster

hipothalamus

nausea

Regurgitasi

HCLVomitus

Ggn. Kebutuhan nutrisi

kurang

Regurgitasi

HCL

Ggn. Kebutuhan nutrisi

kurang

Vomitus

Page 38: Askep Anak GE

3. DS:

- Ibu OS mengatakan

anaknya merasa tidak

nyaman

DO:

- Tampak basah dan

kemerahan pada

bagian glutealis

- TTV :

T: 37,3 oC

N:120 x/menit

RR: 32x/menit

Intake: 100cc

Output: BAB cair

6x

kerusakan

integritas kulitKontaminasi makanan

& minuman

Invasi E.Coli, toksin & Rotavirus

ke saluran gastrointestinal

masuk & lolos ke barier HCL

menuju duodenum

Bakteri berkembang biak

Produksi enzim muicinase

Lapisan permukaan sel epitel cair

Bakteri menembus membran

Produksi cAMP dan merangsang

sekresi cairan di kripta vili

Vol. cairan di lumen usus

Hipermotilitas usus

Ketidakmampuan menyerap cairan

Frekuensi BAB & mengeluarkan

elektrolit tubuh

Ketidakmampuan

mengontrol BAB

Page 39: Askep Anak GE

Kelembapan glutealis

Resti kerusakan

integritas kulit

Page 40: Askep Anak GE

5.3 Rencana Keperawatan

Nama : An “A” Diagnosa keperawatan: GE

Jenis kelamin : laki-laki No. Med. Record : 060134

Ruang : 3B2/ Bed 2 Hari/ Tanggal : Sabtu, 31 Maret 2012

No Diagnosa Keperawatan Jam Tujuan (SMART) Rencana Rasionalisasi

1. Gangguan keseimbangan cairan dan

elektrolit kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan

meningkatnya frekuensi BAB

DS:

- Ibu os mengatakan anaknya

mencret ± 6x /hari

DO:

- KU lemah dan pucat

- OS BAB cair ± 6x /hari

- IVFD terpasang

- TTV :

- T: 37,3 oC, N:120 x/menit

- RR: 32x/menit

- Intake: 100cc

- BB: 10 kg

- BAB cair: 6x

13.15

WIB

setelah dilakukan

tindakan keperawatan 1 x

24 jam cairan dan

elektrolit diharapkan

terpenuhi. Dengan

kriteria hasil :

Turgor kulit kembali

baik 

Tidak terjadi

dehidrasi

Mukosa mulut dan

bibir lembab

KU membaik

Diare berkurang dan

konsistensi feses

melembek

Intake OS meningkat

1. Observasi Vital Sign klien

2. Catat frekuensi, jumlah dan

konsistensi feces yang keluar.

3. Monitoring tanda-tanda

dehidrasi.

4. Anjurkan ibu pasien untuk

memberikan oralit setiap kali

anaknya BAB

5. Anjurkan ibu pasien untuk

tidak makan makanan yang

merangsang timbulnya diare.

6. Kolaborasi dengan tim dokter

dalam pemberian obat dan

infus

1. Memudahkan dalam

menegakkan intervensi

2. Memudahkan membuat

asuhan keperawatan secara

tepat untuk intervensi

selanjutnya.

3. Mendeteksi secara dini

tanda-tanda dehidrasi.

4. Untuk mengganti cairan

yang hilang.

5. untuk mencegah diare lebih

lama lagi.

6. terapi yang tepat dan cepat

dapat mempercepat

kesembuhan dan mencegah

komplikasi secara dini.

2. Perubahan kebutuhan nutrisi kurang 13.15 setelah dilakukan 1. Lakukan pendekatan pada 1. memudahkan kerja sama

Page 41: Askep Anak GE

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan mual dan muntah

DS:

- Ibu OS mengatakan anaknya ada

muntah 1x /hari

DO:

- KU lemah

- Tampak bedrest

- TTV :

- T: 37,3 oC

- N:120 x/menit

- RR: 32x/menit

- Intake: 100cc

- Output: BAB cair 6x

WIB tindakan keperawatan 2 x

24 jam nutrisi OS

diharapkan dapat

terpenuhi.

Dengan kriteria hasil :

-Nutrisi klien terpenuhi

sesuai diet yang

dianjurkan

- Intake nutrisi klien klien

meningkat

-Tidak terjadi mual,

muntah setelah makan

klien dan keluarga.

2. Kaji tingkat nutrisi klien.

3. Beri makanan dalam porsi

kecil tetapi sering.

4. timbang BB setiap pagi.

5. Kolaborasi dengan tim medis

(dokter) dalam pemberian terapi.

antara perawat dan klien.

2. untuk mengetahui keadaan

nutrisi klien.

3. untuk memenuhi kebutuhan

nutrisi tubuh.

4. untuk mengetahui apakah ada

penurunan berat badan

selama perawatan.

5. untuk mengetahui jenis obat

yang dapat diberikan.

3. Kerusakan integritas kulit

berhubungan dengan iritasi,

frekwensi BAB yang berlebihan

DS:

- Ibu OS mengatakan anaknya

merasa tidak nyaman

DO:

- Tampak basah dan kemerahan

pada bagian glutealis

- TTV :

13.15

WIB

setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 1 x 24 jam

diharapkan integritas

kulit dapat kembali

normal.

Kriteria hasil:

- Tidak ada iritasi pada

kulit klien

- Integritas kulit

1. Observasi bokong dan

perineum dari infeksi.

2. Kaji integritas kulit

3.Kolaborasi dengan dokter

dalam pemberian terapi

antibiotik sesuai indikasi.

1. membantu dalam melakukan

intervensi selanjutnya

2. untuk mengetahui tingkat

kerusakan kulit akibat sering

terpapar feses

3. membantu mencegah

terjadinya infeksi dan

kerusakan integritas kulit

Page 42: Askep Anak GE

T: 37,3 oC

N:120 x/menit

RR: 32x/menit

Intake: 100cc

kembali normal.

- tanda-tanda infeksi

tidak ada

Page 43: Askep Anak GE

5.4 Implementasi Keperawatan

Nama : An “A” Diagnosa keperawatan: GE

Jenis kelamin : laki-laki No. Med. Record : 060134

Ruang : 3B2/ Bed 2 Hari/ Tanggal : Sabtu, 31 Maret 2012

No Diagnosa Keperawatan Jam Implementasi Respon

1 Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan meningkatnya frekuensi BAB cair

DS :

Ibu os mengatakan anaknya mencret ± 6x

/hari

DO:

- KU lemah dan pucat

- OS BAB cair

- IVFD terpasang

- TTV :

T: 37,3 oC, N:120 x/menit

RR: 32x/menit

Intake: 100cc

Output: BAB cair 6x

BB: 10 kg

14.00

WIB

1. Melakukan pendekatan pada penderita.

2. Mencatat frekuensi, jumlah dan konsistensi

feces yang keluar.

3. Menganjurkan ibu os untuk memberikan

minum banyak dan oralit setiap kali setelah

os BAB cair(sedikit-sedikit namun sering).

4. Berkolaborasi dengan tim dokter dalam

pemberian obat dan infus.

5. Memonitoring tanda-tanda dehidrasi.

6. Menganjurkan ibu os untuk tidak makan

makanan yang merangsang timbulnya diare.

- klien Nampak takut, mudah

menangis

- frekuensi BAB bertambah 5x, jumlah

cair yang banyak

- Ibu os kooperatif

- frekwensi BAB masih sering

- Klien dehidrasi

- ibu os kooperatif

Page 44: Askep Anak GE

2 Perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual

dan muntah.

DS:

- Ibu OS mengatakan anaknya ada muntah

1x, makan dan minum sedikit

DO:

- KU lemah

- Tampak bedrest

TTV :

- T: 37,3 oC

- N:120 x/menit

- RR: 32x/menit

- Intake: 100cc

14.00

WIB

1. Melakukan pendekatan pada klien dan

keluarga.

2. mengkaji tingkat nutrisi klien.

3. Menganjurkan ibu os memberi makanan

dalam porsi kecil tetapi sering.

4. Menimbang BB os setiap pagi hari.

5. Berkolaborasi dengan tim medis (dokter)

dalam pemberian obat anti emetic

- Klien masih tampak takut dan

mudah menangis, keluarga

kooperatif

- Nutrisi klien kurang

- Ibu os kooperatif

- BB 10 kg

- Frekwensi vomitus berkurang

3. kerusakan integritas kulit berhubungan

dengan iritasi, frekwensi BAB yang

berlebihan

DS:

- Ibu OS mengatakan anaknya merasa tidak

nyaman

DO:

- Tampak basah dan kemerahan pada bagian

glutealis

- TTV :

14.00

WIB

1. Mengobservasi bokong dan perineum dari

infeksi.

2. Mengkaji integritas kulit

3. Berkolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi antibiotik sesuai indikasi.

- Regio glutealis os tampak basah

dan kemerahan

- Integritas kulit kurang baik

- Resiko infeksi berkurang

Page 45: Askep Anak GE

T: 37,3 oC

N:120 x/menit

RR: 32x/menit

Intake: 100cc

Page 46: Askep Anak GE

5.5 Catatan Perkembangan

Nama : An “A” Diagnosa medis: GE

Jenis kelamin : laki-laki No. Med. Record: 060134

Ruang : 3B2/ Bed 2 Hari/ Tanggal : Minggu,1-4-12

No. Nomor diagnosa Jam Evaluasi

1. Gangguan keseimbangan

cairan dan elektrolit

kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan

dengan meningkatnya

frekuensi BAB cair

15.00

WIB

S: ibu os mengatakan anaknya sering

mencret 3x/hari

O: - KU os lemah dan pucat

- tampak bedrest

- T: 36,5 oC

- N:134 x/menit

- RR: 36x/menit

- Intake: 300cc

- Output: BAB cair 3x

A: masalah teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan

2. Perubahan kebutuhan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

mual dan muntah.

15.00

WIB

S: ibu os mengatakan anaknya masih 1x

muntah, dan minum oralitnya sedikit

O: - KU os lemah dan pucat

- Tampak sekitar 50 cc oralit yang

diminum

- Tampak bedrest

- T: 36,5 oC

- N:134 x/menit, RR: 36x/menit

- Intake: 300cc, Output: BAB cair 3x

A: masalah teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan

Page 47: Askep Anak GE

3. Kerusakan integritas

kulit berhubungan

dengan iritasi, frekwensi

BAB yang berlebihan

15.00

WIB

S: ibu os mengatakan anaknya merasa tidak

nyaman pada bagian bokong

O: - KU os lemah

- tampak basah dan kemerahan pada

region glutealis

- integritas kulit kurang baik

- resiko infeksi berkurang

A: Masalah teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan

Page 48: Askep Anak GE

BAB VI

PEMBAHASAN

Setelah diberikan Asuhan Keperawatan pada klien An “A” dengan gangguan

sistem pencernaan berhubungan dengan Gastroenteritis di instalasi rawat inap Zaal

Anak Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang pada tanggal 30 Maret 2012.

6.1 Pengkajian

Saat pengkajian pada An ”A” tidak mendapat kesulitan karena informasi juga

didapat dari keluarga klien dimana informasi didapatkan langsung melalui

wawancara, observasi, tindakan medis dan keperawatan.

6.2 Diagnosa Keperawatan

Secara konsep tedapat tiga diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada

klien yang mengalami gastroenteritis yaitu :

1. Gangguan keseimbangan cairan

dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan meningkatnya

frekuensi BAB cair.

2. Perubahan kebutuhan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan dengan mual dan muntah.

3. Kerusakan integritas kulit

berhubungan dengan iritasi, karena frekwensi BAB yang berlebihan.

6.3 Implementasi Keperawatan

Pada tahap perencanaan dan tindakan keperawatan menurut diagnosa

keperawatan yang muncul pada An “A” disesuaikan dengan kondisi, situasi dan

kemampuan klien serta disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang tersedia

diruangan.

Page 49: Askep Anak GE

6.4 Evaluasi

Evalusi tidakan yang telah diberikan. Jika keadaan pasien mulai membaik.

Hentikan tindakan. Sebaliknya, jika keadaan pasien memburuk, intervensi harus

mengalami perubahan.

Page 50: Askep Anak GE

BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahsan dalam makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan

pada klien An. “A” dengan gangguan sistem pencernaan, Gastroenteritis” di instalasi

rawat inap zaal anak Rumah Sakit Muhammadiyah dapat ditarik kesimpulan bahwa:

Diare disebabkan karena ketidaknormalan absorbsi air dan elektrolit.

Transport air dan elektrolit ini terjadi di dalam sistem pencernaan meningkat pada

usia anak – anak. Diare dapat disebabkan karena proses patologik. Organisme masuk

pada mukosa epitel, berkembang biak pada usus dan menempel pada mukosa usus

serta melepaskan enterotoksin yang dapat menyebabkan penurunan kapasitas absorbsi

cairan dan elektrolit. Interaksi antara toksin dan epitel, usus menstimulasi enzim

Adenilsiklase dalam membrane sel dan mengubah cyclic AMP yang menyebabkan

peningkatan sekresi air dan elektrolit.

7.2 Saran

Untuk Rumah Sakit

Dengan adanya askep diharapkan bisa membantu dalam melaksanaka asuhan

keperawatan dan meningkatkan mutu pelayanan menjadi lebih baik terutama di

Instalasi Rawat Anak di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.

Untuk Institusi Pendidikan

Dengan adanya makalah ini insitusi pendidikan dapat menjadikan pedoman

dalam pemberian pembelajaran kepada mahasiswa.

Untuk Mahasiswa

Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat menjadikan pedoman

dalam pembuatan dan pemberian asuhan keperawatan kepada pasien.

Page 51: Askep Anak GE

DAFTAR PUSTAKA

A.H. Markum, 1991, Buku Ajar Kesehatan Anak, jilid I, Penerbit FKUI

Ngastiyah, 997, Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta

Price & Wilson 1995, Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Buku 1,

Ed.4,   EGC, Jakarta

Soetjiningsih 1998, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta

Soeparman & Waspadji, 1990, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Ed. Ke-3, BP FKUI,

Jakarta.

Suharyono, 1986, Diare Akut, lembaga Penerbit Fakultas Kedokteran UI, Jakarta

Whaley & Wong, 1995, Nursing Care of Infants and Children, fifth edition, Clarinda

company, USA.

Brunner dan Suddarth,  2002,  Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 2,

Volume 1, EGC, Jakarta

Carpenito, I.J, 2001, Buku Saku Diagnosa Keperawatan Monica Ester, SKP, Edisi 8,

Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Doengoes, ME, dkk, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi III, EGC, Jakarta

Hardja Saputra, 2002, Daftar Obat di Indonesia, Edisi 10, Grafidian Medipress

Kim, M.J, dkk, 2003, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 5, EGC, Jakarta