Top Banner
ASKEP ANAK DENGAN DIARE DAN TEORINYA December 29, 2013 Uncategorized DIARE 1. DEFENISI Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999). Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari. Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997). Anak usia TODDLER adalah anak usia antara 1 sampai 3 tahun (Donna L. Wong) 1. ETIOLOGI 1. Faktor infeksi 1. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).
54

Askep Anak Dengan Diare Dan

Jul 11, 2016

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Askep Anak Dengan Diare Dan

ASKEP ANAK DENGAN DIARE DAN TEORINYADecember 29, 2013 Uncategorized

DIARE

1. DEFENISI

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).

Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.

Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997).

Anak usia TODDLER adalah anak usia antara 1 sampai 3 tahun (Donna L. Wong)

1. ETIOLOGI1. Faktor infeksi1.   Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab

utama diare pada anak, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).

2. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.

Page 2: Askep Anak Dengan Diare Dan

2. Faktor Malabsorbsi

Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.

1. Faktor Makanan

Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.

1. Faktor Psikologis

Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang terjadi tetapi dapat ditemukan pada anak yang lebih besar.

1. MANIFESTASI KLINIS

Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, napsu makan berkurang kemudian timbul diare. Tinja mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin lama berubah kehijauan karena bercampur dengan empedu. Daerah anus dan sekitarnya timbul luka lecet karena sering defekasi dan tinja yang asam akibat laktosa yang tidak diabsorbsi usus selama diare.

Gejala muntah dapat timbul sebelum atau selama diare dan dapat disebabkan karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila kehilangan cairan terus berlangsung tanpa penggantian yang memadai, gejala dehidrasi mulai tampak yaitu: berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar cekung (pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta kulit kering.

Bila dehidrasi terus berlanjut dapat terjadi renjatan hipovolemik dengan gejala denyut jantung menjadi cepat, denyut nadi cepat dan lemah bahkan tidak teraba, tekanan darah menurun, klien tampak lemah dengan kesadaran menurun. Karena kekurangan cairan, diuresis berkurang (oliguria sampai

Page 3: Askep Anak Dengan Diare Dan

anuria). Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat, pernapasan cepat dan dalam (pernapasan Kussmaul).

1. PATOFIIOLOGI

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:

1. Gangguan osmotic

Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

1.  Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningklatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus.

1.  Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.

1. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan diare akut pada anak:

1. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.

Cara menilai derajat dehidrasi

1. Kehilangan berat badan

Page 4: Askep Anak Dengan Diare Dan

2,5 % tidak ada dehidrasi 2,5-5% Dehidrasi ringan 5-10 % dehidrasi sedang > 10% dehidrasi berat

1.  Skor Maurice King

Bagian Tubuh N I L A I

Yang Diperiksa 0 1 2

Keadaan Umum

Turgor

Mata

UUB

Mulut

Denyut Nadi

Sehat

Normal

Nomral

Normal

Normal

Kuat

< 120

Gelisah cengeng, apatis,

ngantuk

Sedikit, kurang

Sedikit cekung

Sedikit cekung

Kering

Sedang

(120-140)

Mengigau, koma/syok

Sangat kurang

Sangat cekung

Sangat cekung

Kering, sianosis

Lemah

> 140

KETERANGAN :

Skor :

0-2 dehidrasi ringan

Page 5: Askep Anak Dengan Diare Dan

3-6 dehidrasi sedang

7-12 Dehidrasi berat

Pada anak-anak Ubun Ubun Besar sudah menutup Untuk kekenyalan kulit :

1 detik             : dehidrasi ringan

1-2 detik          : dehidrasi sedang

> 2 detik         : dehidrasi berat

Ada 4 hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang cepat dan akurat, yaitu:

1. Jenis cairan yang hendak digunakan.

Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena tersedia cukup banyak di pasaran meskipun jumlah aliumnya rendah bila dibandingkan dengan kadar kalium tinja. Bila RL tidak tersedia dapat diberiakn NaCl isotonik (0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan 1 ampul Nabik 7,5% 50 ml pada setiap satu liter NaCl isotonik. Pada keadaan diare akut awal yang ringan dapat diberikan cairan oralit untuk mencegah dehidrasi dengan segala akibatnya.

1. Jumlah cairan yang hendak diberikan.

Pada prinsipnya jumlah cairan pengganti yang hendak diberikan harus sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan. Jumlah kehilangan cairan dari badan dapat dihitung dengan cara/rumus:

1)      Mengukur BJ Plasma

Kebutuhan cairan dihitung dengan rumus:

Page 6: Askep Anak Dengan Diare Dan

BJ Plasma – 1,025

———————- x BB x 4 ml

0,001

2)        Metode Pierce

Berdasarkan keadaan klinis, yakni:

diare ringan, kebutuhan cairan      = 5% x kg BB diare sedang, kebutuhan cairan     = 8% x kg BB diare ringan, kebutuhan cairan      = 10% x kg BB

3)       Metode Perbandingan BB dan Umur

BB (kg) Umur PWL NWL CWL Total Kehilangan Cairan

     < 3

3-10

10-15

15-25

 < 1 bln

1 bln-2 thn

2-5 thn

5-10 thn

150

125

100

080

125

100

080

025

25

25

25

25

300

250

205

130

Sumber: Ngastiyah (1997)

Keterangan:

PWL   : Previus Water Lose (ml/kgBB)                       = cairan muntah

Page 7: Askep Anak Dengan Diare Dan

NWL  : Normal Water Lose (ml/kgBB)                      = cairan diuresis, penguapan, pernapasan

CWL  : Concomitant Water Lose (ml/KgBB)           = cairan diare dan muntah yang terus menerus

1. Dietetik

Untuk mencegah kekurangan nutrisi, diet pada anak diare harus tetap dipertahankan yang meliputi:

Susu (ASI atau PASI rendah laktosa) Makanan setengah padat atau makanan padat (nasi tim)

1. Obat-obatan

Obat-obatan yang diberikan pada anak diare adalah:

Obat anti sekresi (asetosal, klorpromazin) Obat spasmolitik (papaverin, ekstrakbelladone) Antibiotik (diberikan bila penyebab infeksi telah diidentifikasi)

PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN

1. A.    PENGKAJIAN1. Identitas

Diare akut lebih sering terjadi pada bayi dari pada anak, frekuensi diare untuk neonatus > 4 kali/hari sedangkan untuk anak > 3 kali/hari dalam sehari. Status ekonomi yang rendah merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya diare pada nak ditinjau dari pola makan, kebersihan dan perawatan. Tingkat pengetahuan perlu dikaji untuk mengetahui tingkat perlaku kesehatan dan komunikasi dalam pengumpulan data melalui wawancara atau interview. Alamat berhubungan dengan epidemiologi (tempat, waktu dan orang)

1. Keluhan utama

Page 8: Askep Anak Dengan Diare Dan

yang membuat klien dibawa ke rumah sakit. Manifestasi klnis berupa BAB yang tidaknomral/cair lebih banyak dari biasanya

1. Riwayat Keperawatan Sekarang

Paliatif, apakah yang menyebabkan gejala diare dan apa yang telah dilakukan. Diare dapat disebabkan oleh karena infeksi, malabsorbsi, faktor makanan dan faktor psikologis.

Kuatitatif, gejala yang dirasakan akibat diare bisanya berak lebih dari 3 kali dalam sehari dengan atau tanpa darah atau lendir, mules, muntak. Kualitas, Bab konsistensi, awitan, badan terasa lemah, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari .

Regonal,perut teras mules, anus terasa basah.

Skala/keparahan, kondisi lemah dapat menurunkan daya tahan tubuh dan aktivitas sehari-hari.

Timing, gejala diare ini dapat terjadi secara mendadak yang terjadi karena  infeksi atau faktor lain, lamanya untuk diare akut 3-5 hari, diare berkepanjangan > 7 hari dan Diare kronis > 14 hari

Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan buang air cair berkali-kali baik desertai atau tanpa dengan muntah, tinja dapat bercampur lendir dan atau darah. Keluhan lain yang mungkin didapatkan adalah napsu makan menurun, suhu badan meningkat, volume diuresis menurun dan gejala penurunan kesadaran.

1.  Riwayat Keperawatan Sebelumnya

Meliputi pengkajian riwayat prenatal, natal dan post natal, hospitalisasi dan pembedahan yang pernah dialami, alergi, pola kebiasaan, tumbuh-kembang, imunisasi, status gizi (lebih, baik, kurang, buruk), psikososial, psikoseksual, interaksi dan lain-lain.

Page 9: Askep Anak Dengan Diare Dan

1. Prenatal

Pengaruh konsumsi jamu-jamuan terutamma pada kehamilan semester pertama, penyakti selama kehamilan yang menyertai seperti TORCH, DM, Hipertiroid yang dapat mempengaruhi pertunbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim.

1. Natal

Umur kehamilan, persalinan dengan bantuan alat yang dapat mempengaruhi fungsi dan maturitas organ vital .

1. Post natal

Apgar skor < 6 berhubungan dengan asfiksia, resusitasi atau hiperbilirubinemia. BErat badan dan panjang badan untuk mengikuti pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia sekelompoknya. Pemberian ASI dan PASI terhadap perkembangan daya tahan tubuh alami dan imunisasi buatan yang dapat mengurangi pengaruh infeksi pada tubuh.

1. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan dan perkembangan menjadi bahan pertimbangan yang penting karena setiap individu mempunyai ciri-ciri  struktur dan fungsi yang berbeda, sehingga pendekatan pengkajian fisik dan tindakan haruys disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan (Robert Priharjo, 1995)

1. Riwayat Kesehatan Keluarga1. Penyakit

Apakah ada anggota keluarga yangmenderita diare atau tetangga yang berhubungan dengan distribusi penularan.

1.  Lingkungan rumah dan komunita

Lingkungan yang kotor dan kumuh serta personal hygiene yang kurang mudah terkena kuma penyebab diare.

Page 10: Askep Anak Dengan Diare Dan

1. Perilaku yang mempengaruhi kesehatan

BAB yang tidak pada tempat (sembarang)/ di sungai dan cara bermain anak yangkurang higienis dapat mempermudah masuknya kuman lewat Fecal-oral.

1. Persepsi keluarga

Kondisi lemah dan mencret yang berlebihan perlu suatu keputusan untuk penangan awal atau lanjutan ini bergantung pada tingkat pengetahuan dan penglaman yang dimiliki oleh anggota keluarga (orang tua).

1. Pola Fungsi kesehatan1. Pola Nutrisi

Makanan yang terinfeksi, pengelolaan yang kurang hygiene berpengaruh terjadinya diare, sehingga status gizi dapat berubah ringan samapai jelek dan dapat terjadi hipoglikemia. Kehilangan Berat Badan dapat dimanifestasikan tahap-tahap dehidrasi. Dietik pada anak < 1tahun/> 1tahun dengan Berat badan < 7 kg dapat diberikan ASI/ susu formula dengan rendahlaktosa, umur > 1 tahun dengan BB > 7 kg dapat diberikan makananpadat atau makanan cair.

1. Pola eliminasi

BAB (frekuensi, banyak, warna dan bau) atau tanpa lendir, darah dapat mendukung secara makroskopis terhadap kuman penyebab dan cara penangana lebih lanjut. BAK perlu dikaji untuk output terhadap kehilangan cairan lewat urine.

1. Pola istirahat

Pada bayi, anak dengan diare kebutuhan istirahat dapat terganggu karena frekuensi diare yang berlebihan, sehingga menjadi rewel.

1. Pola aktivitas

Page 11: Askep Anak Dengan Diare Dan

Klien nampak lemah, gelisah sehingga perlu bantuan sekunder untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

1. Riwayat Kesehatan Keluarga

Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan angota keluarga, kultur dan kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit klien dan lain-lain.

1. Pengkajian Fisik

Pengakajian secara umum dilakukan dengan metode head to too yang meliputi: keadaan umum dan status kesadaran, tanda-tanda vital, area kepala dan wajah, dada, abdomen, ekstremitas dan genito-urinaria.

Fokus pengkajian pada anak dengan diare adalah penemuan tanda-tanda yang mungkin didapatkan yang meliputi: penurunan BB, denyut nadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun, mata cekung, mukosa bibir dan mulut kering, kulit kering dengan turgor berkurang. Dapat  ditemukan peningkatan frekuensi pernapasan, peningkatan peristaltik usus dan adanya luka lecet sekitar anus

1. a.      Sistem Neurologi

Subyektif, klien tidak sadar, kadang-kadang disertai kejang Inspeksi, Keadaan umum klien yang diamati mulai pertama kali bertemu

dengan klien. Keadaan sakit diamati apakah berat, sedang, ringan atau tidak tampak sakit. KeSadaran diamati komposmentis, apatis, samnolen, delirium, stupor dan koma.

Palpasi, adakah parese, anestesia, Perkusi, refleks fisiologis dan refleks patologis.

1. b.      Sistem Penginderaan

Subyektif, klien merasa haus, mata berkunang-kunang,

Page 12: Askep Anak Dengan Diare Dan

Inspeksi :Kepala, kesemitiras muka, cephal hematoma (-), caput sucedum (-), warna dan distibusi rambut serta kondisi kulit kepala kering, pada neonatus dan bayi  ubun-ubun besar tampak cekung.

Mata, Amati mata conjunctiva adakah anemis, sklera adakah icterus. Reflek mata dan pupil terhadap cahaya, isokor, miosis atau midriasis. Pada keadaan diare yang lebih lanjut atau syok hipovolumia reflek pupil (-), mata cowong.

Hidung, pada klien dengan dehidrasi berat dapat menimbulkan asidosis metabolik sehingga kompensasinya adalah alkalosis respiratorik untuk mengeluarkan CO2 dan mengambil O2,nampak adanya pernafasan cuping hidung.

Telinga,  adakah infeksi telinga (OMA, OMP) berpengaruh pada kemungkinaninfeksi parenteal yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya diare (Lab. IKA FKUA, 1984)

Palpasi,

Kepala, Ubun-ubun besar cekung, kulit kepala kering, sedangkan untuk anak-anak ubun-ubun besar sudah menutup maximal umur 2 tahun.

Mata, tekanan bola mata dapat menurun,

Telinga, nyeri tekan, mastoiditis

1. c.        Sistem Integumen

Subyektif, kulit kering Inspeksi ,  kulit kering, sekresi sedikit, selaput mokosa kering Palpasi, tidak berkeringat, turgor kulit (kekenyalan kulit kembali dalam 1 detik

= dehidrasi ringan, 1-2 detik = dehidrasi sedang dan > 2 detik = dehidrasi berat (Lab IKA FKUI, 1988).

1. d.      Sistem Kardiovaskuler

Subyektif,   badan terasa panas tetapi bagian tangan dan kaki terasa dingin

Page 13: Askep Anak Dengan Diare Dan

Inspeksi,  pucat, tekanan vena jugularis menurun, pulasisi ictus cordis (-), adakah pembesaran jantung, suhu tubuh meningkat.

Palpasi, suhu akral dingin karena perfusi jaringan menurun, heart rate meningkat karena vasodilatasi pembuluh darah, tahanan perifer menurun sehingga cardiac output meningkat. Kaji frekuensi, irama dan kekuatan nadi.

Perkusi, normal redup, ukuran dan bentuk jantung secara kasar pada kausus diare akut masih dalam batas normal (batas kiri umumnya tidak lebih dari 4-7 dan 10 cm ke arah kiri dari garis midsternal pada ruang interkostalis ke 4,5 dan 8.

Auskultasi, pada dehidrasiberat dapat terjadi gangguansirkulasi, auskulatasi bunyi jantung S1, S2, murmur atau bunyi tambahan lainnya. Kaji tekanan darah.

1. e.       Sistem Pernafasan

Subyektif, sesak atau tidak Inspeksi, bentuk simetris, ekspansi , retraksi interkostal atau subcostal. Kaji

frekuensi, irama dan tingkat kedalaman pernafasan, adakah penumpukan sekresi, stridor pernafas inspirasi atau ekspirasi.

Palpasi, kajik adanya massa, nyeri tekan , kesemitrisan ekspansi, tacti vremitus (-).

Auskultasi, dengan menggunakan stetoskop kaji suara nafas vesikuler, intensitas, nada dan durasi. Adakah ronchi, wheezing untuk mendeteksi adanya penyakit penyerta seperti broncho pnemonia atau infeksi lainnya.

1. f.       Sistem Pencernaan

Subyektif, Kelaparan, haus Inspeksi, BAB, konsistensi (cair, padat, lembek), frekuensilebih dari 3 kali

dalam sehari, adakah bau, disertai lendi atau darah. Kontur permukaan kulit menurun, retraksi (-) dankesemitrisan abdomen.

Auskultasi, Bising usus (dengan menggunakan diafragma stetoskope), peristaltik usus meningkat (gurgling) > 5-20 detik dengan durasi 1 detik.

Perkusi, mendengar aanya gas, cairan atau massa (-), hepar dan lien tidak membesar suara tymphani.

Palpasi, adakahnyueri tekan, superfisial pemuluh darah, massa (-). Hepar dan lien tidak teraba.

Page 14: Askep Anak Dengan Diare Dan

1. g.       Sistem Perkemihan

Subyektif,  kencing sedikit lain dari biasanya Inspeksi, testis positif pada jenis kelamin laki-laki, apak labio mayor menutupi

labio minor, pembesaran scrotum (-), rambut(-). BAK frekuensi, warna dan bau serta cara pengeluaran kencing spontan atau mengunakan alat. Observasi output tiap 24 jam atau sesuai ketentuan.

Palpasi, adakah pembesaran scrotum,infeksi testis atau femosis.

1. h.      Sistem Muskuloskletal

Subyektif, lemah Inspeksi, klien tampak lemah, aktivitas  menurun Palpasi, hipotoni, kulit kering , elastisitas menurun. Kemudian dilanjutkan

dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan , kekuatan otot.

1. Pemeriksaan Penunjang1. Laboratorium

1)      Faeces lengkap

Makroskopis dan mikroskopis (bakteri (+) mis. E. Coli, PH dan kadar gula, Biakan dan uji resistensi

2)      Pemeriksaan Asam Basa

Analisa Baood Gas Darah dapat menimbulkan Asidosis metabolik dengan kompensasi alkalosis respiratorik.

3)      Pemeriksaan kadar ureum kreatinin

Untuk mengetahui faali ginjal

4)      Serum elektrolit (Na, K, Ca dan Fosfor)

Pada diare dapat terjadi hiponatremia, hipokalsemia yang memungkinkan terjadi penuruna kesadaran dan kejang.

Page 15: Askep Anak Dengan Diare Dan

1.  Pemeriksaan intubasi duodenum

Terutama untuk diare kronik dapat dideteksi jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif.

1. Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan radiologi diperlukan kalau ada penyulit atau penyakit penyerta seperti bronchopnemonia dll seperti foto thorax AP/PA Lateral.

1. Penatalaksanaan1. Rehidrasi

i.      Jenis cairan

cara rehidrasi oral : Formula lengkap (NaCl, NaHCO3, KCl dan Glukosa) seperti oralit,pedyalit setiap kali diare, Formula sederhana (NaCl dan Sukrosa/KH lain) seperti LGG, tajin

cairan parenteral : usia 0-2 hari dengan BB < 2500 D5%, BB > 2500 (aterm) D10%, Usia 2 hari-3 bulan d100,18 NS, Usia 3 bulan- 3 tahun D51/4 NS, Usia > 3 tahun D51/2NS, HSD (Half Strength Darrow) D1/2 2,5 NS cairan khusus untuk diare > usia 3 bulan.

ii.      Jalan pemberian

Oral (dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi, anak mau minum serta kesadaran baik)

 Intragastrik (dehidrasi ringan, sedang, tanpa dehidrasi, anak tidak mau makan dan kesadaran menurun).

IV line bila dehidrasi berat

iii.      Jumlah cairan

Jumlah cairan yang diberikan tergantung pada :

Defisit (derajat dehidrasi)  Kehilangan sesaat (concurent loss)

Page 16: Askep Anak Dengan Diare Dan

Rumatan (maintenance)

iv.      Jadwal/kecepatan

Jadwal atau kecepatan pemberian cairan tergantung pada tingkat dehidrasi dan umur. Untuk defisit diberikan 3 jampertama dan dilanjutkan maintenance.

1. Obat-obatan

Obat anti sekresi :  Asetosal, 25 mg/hr dengan dosisminimal 30 mg, Klorpromasin, 0,5-1 mg/ kg BB/hr

Obat antispasmotiliti

Papaverin, opium. Loperamid

Antibiotik

Penyebab jelas, ada penyakit penyerta

1. Dietetik1. Anak < 1 tahun atau > 1 tahun denga BB < 7 kg

Susu ASI/ susu formula dengan laktosa rendah Makanan setengah padat (bubur susu), makana padat

1. Umur > 1 tahun dengan BB > 7 kg

Makanan padat/ maknan cair/susu

1. Dalam keadaan malabsorbsi berat serta allergi protein susu sapi dapat diberikan elemental/semi elemental  formula.

1. Supportif

Vitamin A 200.000 iu IM usia < 1 tahun Vitamin A 100.000 iu IM             usia 1-5 tahun  Vitamin A 5000 iu                       usia > 5 tahun Vitamin A 2.500 iu po      usia < 1 tahun Vitamin A 5.000 iu po      usia > 1 tahun

Page 17: Askep Anak Dengan Diare Dan

Vitamin B kompleks, vit C

1. MASALAH KEPERAWATAN1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan

muntah serta intake terbatas (mual).2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien

dan peningkatan peristaltik usus.3. Nyeri (akut) b/d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.4. Kecemasan keluarga b/d perubahan status kesehatan anaknya5. Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan

terapi b/d pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif.

1. INTERVENSI1. 1.      DX. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui

feses dan muntah serta intake terbatas (mual).

Tujuan : Keseimbangan cairan dan elektrolit dapat dipertahankan secara optimal

Criteria :

Tanda-tanda vital dalam batas normal Tanda-tanda dehidrasi (-), turgor kulit elastis, membran mukosa basah,

haluaran urine terkontrol, mata tidak cowong dan ubun-ubun besar tidak cekung.

Konsistensi BAB liat/lembek dan frekuensi 1 kali dalam sehari Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit BJ urine 1,008-1,010; BUN dalam

batas normal. Blood Gas Analysis dalam batas normal

Intervensi :

1. Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan (dehidrasi)

Page 18: Askep Anak Dengan Diare Dan

Rasional: Penurunan volume cairan bersirkulasi menyebabkan kekeringan jaringan dan pemekatan urine. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit.

1. Pantau intake dan out put

Rasional : Haluaran dapat melebihi masukan, yang sebelumnya tidak mencukupi untuk mengkompensasi kehilangan cairan. Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat haluaran tak adeguat untuk membersihkan sesa metabolisme.

1. Timbang BB setiap hari

Rasional : Penimbangan BB harian yang tepat dapat mendeteksi kehilangan cairan.

1. Penatalaksanaan rehidrasi :1. Anjurkan keluarga bersama klien untuk meinum yang banyak (LGG, oralit

atau pedyalit 10 cc/kg BB/mencret

Rasional : Kandungan Na, K dan glukosa dalam LGG, oralit dan pedyalit mengandung elektrolit sebagai ganti cairan yang hilang secara peroral. Bula menyebarkan gelombang udara dan mengurangi distensi.

1. Pemberian cairan parenteral (IV line) sesuai dengan umur dan penyulit (penyakit penyerta)

Rasional : Klien yang tidak sadar atau tingkat dehidrasi ringan dan sedang yang kurang intakenya atau dehidrasi berat perlu pemberian cairan cepat melalui IV line sebai pengganti cairan yang telah hilang.

1. Kolaborasi :1. Pemeriksaan serum elektrolit (Na, K dan Ca serta BUN)

Rasional : Serum elektrolit sebagai koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit. BUN untuk mengetahui faali ginjal (kompensasi).

Page 19: Askep Anak Dengan Diare Dan

1.  Obat-obatan (antisekresi, antispasmolitik dan antibiotik)

Rasional : Antisekresi berfungsi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit untuk keseimbangannya. Antispasmolitik berfungsi untuk proses absrobsi normal. Antibiotik sebagai antibakteri berspektrum luas untuk menghambat endoktoksin.

1. 2.      DX.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltik usus.

Tujuan :

Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Criteria :

Nafsu makan baik BB ideal sesuai dengan umur dan kondisi tubuh  Hasil pemeriksaan laborat  protein dalam batas normal (3-5 mg/dalam)

Intrvensi :

1. Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan yang berserat tinggi, berlemak dan air panas atau dingin)

Rasional : Makanan ini dapat merangsang atau mengiritasi saluran usus.

1. Timbang BB setiap hari

Rasional : Perubahan berat badan yang menurun menggambarkan peningkatan kebutuhan kalori, protein dan vitamin.

1. Ciptakan lingkungan yang menyenagkan selama waktu makan dan bantu sesuai dengan kebutuhan.

Rasional : Nafsu makan dapat dirangsang pada situasi releks dan menyenangkan.

Page 20: Askep Anak Dengan Diare Dan

1. Diskusikan dan jelaskan tentang pentingnya makanan yang sesuai dengan kesehatan dan peningkatan daya tahan tubuh.

Rasional : Makanan sebagai bahan yang dibutuhkan tubuh untuk proses metabolisme dan katabolisme serta peningkatan daya tahan tubuh terutama dalam keadaan sakit. Penjelasan yang diterima dapat membuka jalan pikiran untuk mencoba dan melaksanakan apa yang diketahuinya.

1. Kolaborasi :1. Dietetik

anak , 1 tahun/> 1 tahun dengan BB < 7 kg diberi susu (ASI atau formula rendah laktosa), makan setengah padat/makanan padat.

Rasional : Pada diare dengan usus yang terinfeksi enzim laktose inaktif sehingga intoleransi laktose.

Umur > 1 tahun dengan BB > 7 kg diberi makan susu/cair dan padat

Rasional : Makanan cukup gizi dan disesuaikan dengan kondisi kesehatan.

1. Rehidrasi parenteral (IV line)

Rasional : Klien yang tidak sadar atau tingkat dehidrasi ringan dan sedang yang kurang intakenya atau dehidrasi berat perlu pemberian cairan cepat melalui IV line sebai pengganti cairan yang telah hilang.

1. Supporatif (pemberian vitamin A)

Rasional : Vitamin merupakan bagian dari kandungan zat gizi yang diperlukan tubuh terutama pada bayi untuk proses pertumbuhan.

1. 3.      DX.Nyeri (akut) b/d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.

Tujuan : nyeri teratasi

Intervensi :

Page 21: Askep Anak Dengan Diare Dan

1. Kaji keluhan nyeri (skala 1-10), perubahan karakteristik nyeri, petunjuk verbal dan non verbal

Rasional : Mengevaluasi perkembangan nyeri untuk menetapkan intervensi selanjutnya

1. Atur posisi yang nyaman bagi klien, misalnya dengan lutut fleksi.

Rasional : Menurunkan tegangan permukaan abdomen dan mengurangi nyeri.

1. Lakukan aktivitas pengalihan untuk memberikan rasa nyaman seperti masase punggung dan kompres hangat abdomen

Rasional : Meningkatkan relaksasi, mengalihkan fokus perhatian kliendan meningkatkan kemampuan koping.

1. Bersihkan area anorektal dengan sabun ringan dan airsetelah defekasi dan berikan perawatan kulit

Rasional : Melindungi kulit dari keasaman feses, mencegah iritasi.

1. Kolaborasi pemberian obat analgetika dan atau antikolinergik sesuai indikasi

Rasional : Analgetik sebagai agen anti nyeri dan antikolinergik untuk menurunkan spasme traktus GI dapat diberikan sesuai indikasi klinis.

1. 4.      DX.Kecemasan keluarga b/d perubahan status kesehatan anaknya

Tujuan

kecemasan berkurang

Intervensi

1. Dorong keluarga klien untuk membicarakan kecemasan dan berikan umpan balik tentang mekanisme koping yang tepat.

Page 22: Askep Anak Dengan Diare Dan

Rasional : Membantu mengidentifikasi penyebab kecemasan dan alternatif pemecahan masalah.

1. Tekankan bahwa kecemasan adalah masalah yang umum terjadi pada orang tua klien yang anaknya mengalami masalah yang sama.

Rasional : Membantu menurunkan stres dengan mengetahui bahwa klien bukan satu-satunya orang yang mengalami masalah yang demikian.

1. Ciptakan lingkungan yang tenang, tunjukkan sikap ramah tamah dan tulus dalam membantu klien.

Rasional : Mengurangi rangsang eksternal yang dapat memicu peningkatan kecamasan.

1. 5.      DX.Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif.

Tujuan

Intervensi

1. Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti pembelajaran, termasuk pengetahuan tentang penyakit dan perawatan anaknya.

Rasional : Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan mental serta latar belakang pengetahuan sebelumnya.

1.  Jelaskan tentang proses penyakit anaknya, penyebab dan akibatnya terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari aktivitas sehari-hari.

Rasional : Pemahaman tentang masalah ini penting untuk meningkatkan partisipasi keluarga klien dan keluarga dalam proses perawatan klien.

1. Jelaskan tentang tujuan pemberian obat, dosis, frekuensi dan cara pemberian serta efek samping yang mungkin timbul.

Page 23: Askep Anak Dengan Diare Dan

Rasional : Meningkatkan pemahaman dan partisipasi keluarga klien dalam pengobatan.

1. Jelaskan dan tunjukkan cara perawatan perineal setelah defekasi.

Rasional : Meningkatkan kemandirian dan kontrol keluarga klien terhadap kebutuhan perawatan diri anaknya.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An “N” DENGAN DIARE DI RUANG PERAWATAN X RSU.X

Tanggal pengkajian  : 11 desember 2013

Ruangan                    :

Rekam medic            :  094204

 

1. BIODATA2. Identitas Klien

Nama                   : An. A

Tanggal lahir       : 3-12-2011 ( 2 tahun )

Jenis kelamin      : Perempuan

Agama                 : Islam

Alamat                 : t____

Tanggal masuk   : 10-12-2013

Page 24: Askep Anak Dengan Diare Dan

Diagnose medic  : Diare

1.1. Ibu

Nama           : NY. A

Usia             : 25 tahun

Pendidikan  : SMA

Pekerjaan     :IRT

Agama         : Islam

Alamat         : T______

Identitas orang tua

1. Ayah

Nama                  :  Tn.K

Usia                    :  28 tahun

Pendidikan          : S1

Pekerjaan            : Pegawai koperasi

Agama                : Islam

Alamat                : Tamalate VI

Page 25: Askep Anak Dengan Diare Dan

1. KELUHAN UTAMA2. Keluhan utama

Muntah kurang dari 10 kali dan BAB kurang dari 4 kali

1. Riwayat keluhan utama

Klien masuk di RS  dengan keluhan muntah kurang dari 10 kali sejak 1 hari sebelum masuk rs serta  BAB kurang dari 4 kali dengan konsistensi encer sejak 3 hari sebelum masuk RS

1. RIWAYAT KESEHATAN2. Riwayat kesehatan sekarang

Saat dikaji,  pasien Nampak lemah

1. Riwayat kesehatan masa lalu1. Penyakit yang pernah dialami klien yaitu demam2. Klien tidak pernah mengalami kecelakaan

1. Riwayat kesehatan keluarga

Genogram

2thn

Keterangan :

 

: perempuan                                     : pasien

 

: laki-laki                                          : meninggal

Page 26: Askep Anak Dengan Diare Dan

 

: garis keturunan

GI    : meninggal karena factor yang tidak diketahui

GII   : –

GIII : klien dengan penyakit diare

IV.            RIWAYAT IMUNISASI

No Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Reaksi Setelah pemberian

1. BCG 1X -

2. DPT 3X DEMAM

3. POLIO 4X -

4. CAMPAK - -

5. HEPATITIS B 3X -

V.            RIWAYAT TUMBUH KEMBANG ANAK

1. Pertumbuhan fisik1. Berat bdan saat lahir : 2.500 gr2. Tinggi badan             : 48 cm3. Waktu tumbuh gigi   : 7 bulan

Page 27: Askep Anak Dengan Diare Dan

4. Perkembangan tiap tahap

Usia saat anak :

1. Berguling                                                 : 3 bulan2. Duduk                                                      : 4 bulan3. Merangkak                                               : lupa4. Berdiri                                                      : 8 bulan5. Senyum kepada orang lain pertama kali : lupa6. Bicara pertama kali                                  : 12 bulan7. Berpakaian tanpa bantuan                        : 9 bulan

VI.            RIWAYAT NUTRISI

1. Pemberian ASI1. Pertama kali disusui sejak 2 hari lahir karena asi ibu belum ada2. Lama pemberian : 1 tahun 8 bulan3. Pemberian susu formula1. Alasan pemberian : asi ibu belum keluar2. Jumlah pemberian : 4 gelas sehari3. Cara pemberian dengan sendok4. Pemberian makanan tambahan1. Pertama kali diberikan , pada usia 6 bulan2. Jenis : bubur, biskuit5. Perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai saat ini

No Usia Jenis nutrisi Lama pemberian

1. 0-4 bulan ASI 1 tahun 8 bulan

2. 4-12 bulan ASI, bubur susu, buah-buahan 6 bulan sampai sekarang

3. Sekarang Bubur, sayur, daging, ikan, buah,

susu

Page 28: Askep Anak Dengan Diare Dan

1. RIWAYAT PSIKOLOGI2. Lingkungan rumah berada dikota3. Tidak ada tetangga yang berbahaya4. Hubungan dengan anggota keluarga harmonis5. Anak diasuh oleh orang tua

1. RIWAYAT SPIRITUAL2. Hubungan dengan keluarga harmonis3. Kegiatan keagamaan diselenggarakan dirumah dan dimesjid

1. REAKSI HOSPITALISASI2. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap1. Ibu membawah anaknya ke RS karena demam2. Ibu mengatakan bahwa anaknya selalu menangis3. Orang tua selalu mengunjungi anaknya di RS4. Yang tinggal bersama anak adalah ayah, ibu,dan nenek5. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap1. Anak belum mengerti bahwa ia dibawah dirumah sakit karena sakit2. Klien belum mengerti apa yang menyebabkan dia sakit3. AKTIVITAS SEHARI-HARI1. Nutrisi

No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit

1. Selera makan Baik Kurang

2. Menu makan Nasi +sayur+lauk Bubur

3 Frekuensi makan 3 x sehari 1x sehari

4 Makanan yang disukai semua Apel

5 Makanan pantangan - -

6 Pembatasan pola - -

Page 29: Askep Anak Dengan Diare Dan

8 Cara makan Disuapi Disuapi

9 Ritual saat makan - -

1. Cairan

No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit

1 Jenis minuman Air putih, susu, teh Air putih, susu

2 Frekuensi minum  6 gelas/hari  4 gelas/hari

3 Kebutuhan cairan 800-1000 cc/hari 800-100 cc/hr

4 Cara pemenuhan Gelas Gelas, cairan infus

1. Eliminasi (BAB/BAK)

No Kondisi

Sebelum sakit Saat sakit

BAB BAK BAB BAK

1 Tempat pembuangan Wc Wc Wc Wc

2 Frekuensi 1x sehari 3x sehari 1x sehari, 3x sehari

3 Konsistensi Lunak Kuning Lunak Kuning

4 Kesulitan - - - -

5 Obat pencahar - - - -

Page 30: Askep Anak Dengan Diare Dan

1. Istirahat tidur

No Kondisi jam tidur Sebelum sakit Saat sakit

1 Siang Jam 13.00-15.00 Tidak teratur

2 Malam Jam 09.30-05.00 Tidak teratur

1. Olah raga

No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit

1 Program olahraga - -

2 Jenis dan frekuensi - -

3 Kondisi setelah olahraga - -

1. Personal hygiene

No Kegiatan Sebelum sakit Saat sakit

1 Mandi

Frekuensi

Cara

Alat mandi

2x sehari

Sabun+air

2 x sehari

Di lap memakaai waslap

Page 31: Askep Anak Dengan Diare Dan

2 Cuci rambut

Frekuensi

Cara

3x seminggu

Shampoo+air

Belum pernah

3 Gunting kuku

Frekuensi

Cara

1x seminggu

Pake gunting kuku

Belum pernah

4 Gosok gigi

frekuensi

cara

2x sehari

Pasta gigi+sikat gigi,

pagi dan malam

sebelum tidur

Belum pernah

1. Aktivitas mobilitas fisik

No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit

1 Kegiatan sehari-hari main, nonton tv -

2 Pengaturan jadwal harian - -

3 Penggunaan alat bantu aktivitas - -

4 Kesulitan pergerakan tubuh - -

Page 32: Askep Anak Dengan Diare Dan

1. Rekreasi

No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit

1 Perasaan saat sekolah - -

2 Waktu luang Main, nonton tv, -

3 Perasaan setelah rekreasi/bermain Senang -

4 Waktu senggang keluarga Nonton tv -

5 Kegiatan hari libur Main, nonton tv -

1. PEMERIKSAAN FISIK2. Keadaan umum klien

Lemah

1. Tanda-tanda vital1. Suhu                 : 36,52. Nadi                  : 128x/ i3. Respirasi           : 38 x/i4. Tekanan darah  : 90/60 mmhg5. Antropometri1. Tinggi badan            :2. Berat badan              : 9 kg3. Lingkar lengan atas :4. Lingkar kepala          :5. Lingkar dada             :6. Lingkar perut            :7. System pernafasan1. Hidung

Page 33: Askep Anak Dengan Diare Dan

1. Inspeksi

Lubang hidung simetris kiri dan kanan Tidak tampak polip,epitaksis Tidak tampak pernafasan cuping hidung

1. Palpasi

Tidak ada nyeri tekan Tidak teraba adanya massa

1. Leher1. Inspeksi

Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan limfe

1. Palpasi

Tidak teraba adanya massa Tidak ada nyeri tekan

1. Dada1. Inspeksi

Bentuk dada normal Selama insipirasi dada mengembang Tidak Nampak menggunakan otot bantu  pernafasan Frekuensi nafas 38 x/i

1. Palpasi

Tidak ada nyeri tekan Tidak teraba addanya massa

1. Auskultasi

Bunyi nafas bronkovesikuler pada daerah bronkus Tidak terdapat bunyi nafas tambahan

Page 34: Askep Anak Dengan Diare Dan

1. Perkusi

Resonan pada semua lapang paru

1. System kardiovaskuler1. Konjungtiva tampak pucat2. Suara jantung I/II murni regular

1. System pencernaan1. Skelera tidak ikterus2. Mulut : tidak stomatitis,3. Nyeri tekan pada abdomen kuadran kiri atas4. Jumlah gigi

 

2 1 2         2 1 2

 

2 1 2        212

1. System indra1. Mata1. Inspeksi

Alis dan bulu mata tumbuh merata Kelopak mata menutup dengan sempurna Skera tidak ikterus Lapang pandang baik Anemis

1. Palpasi

Tidak terdapat massa

1. Hidung1. Penciuman baik

Page 35: Askep Anak Dengan Diare Dan

2. Tampak adanya secret3. Tidak ada nyeri tekan dan tidak teraba massa4. Telinga1. Inspeksi

Daun telinga simetris kiri dan kanan Fungsi pendengaran baik

1. Palpasi

Tidak ada nyeri tekan Tidak terdapat massa

1. System saraf1. Fungsi cerebral1. Status mental :2. Kesadaran      : compos mentis dgn GCS 15 ( E4 M6 V5)3. Fungsi cranial1. Nervus I  (olfaktorius ) : klien dapat membedakan bau2. Nervus II (optikus ) : lapang pandang baik3. Nervus III( okulomotorius )

Klien dapat menggerakkan bola mata ke atas Pupil isokor

1. Nervus IV (troclearis )

Klien mampu menggerakkan bola mata ke bawah

1. Nervus V ( trigeminus)

Sensorik

Klien dapat merasakan sensasi pada daerah maksila dan mandibula

Motorik Klien dapat tersenyum, menutup mata dengan rapat, mengangkat kedua alis

dan mampu mengembangkan pipinya

Page 36: Askep Anak Dengan Diare Dan

1. Nervus VI ( abdusen)

Klien mampu menggerakkan bola mata kesamping Reflex kornea baik

1. Nervus VII ( pasialis )

Sensorik

Klien dapat merasakan rasa asam, manis, asin, dan pahit

Motorik

Klien dapat tersenyum, menutup mata dengan rapat, mengangkat kedua alis, mengembangkan pipinya.

1. Nervus VIII ( akustikus )

Klien dapat mendengar dengan baik

1. Nervus IX ( glosofaringeus )

Klien dapat merasakan fungsi pengecapan pada 1/3 posterior lidah

1. Nervus X ( vagus )

Fungsi menelan baik Gerakan ovula simetris dan tertarik ke atas

1. Nervus XI ( aksesorius )

Klien dapat mengangkat bahu Klien dapat mengalihkan kepala ke samping

1. Nervus XII ( hypoglosus)

Klien dapat menggerakkan lidah

1. Fungsi motorik

Page 37: Askep Anak Dengan Diare Dan

Keterangan  :

5 : normal

4 : dapat melawan tekanan

3 : dapat menahan berat tapi tidak dapat melawan tekanan

2 : hanya dapat menggerakkan anggota badan

1 : teraba gerakan kontraksi otot, tidak dapat bergerak

0 : tidak ada kontraksi

Tonus otot

 

3            3

3             3

1. Fungsi sensorik

Dapat merasakan sensasi panas dan dingin

1. Fungsi cerebellum

Tidak ada tremor

1. Reflex1. Bisep ka/ki : +/+ (normal )2. Trisep ka/ki : +/+ ( normal)

Page 38: Askep Anak Dengan Diare Dan

3. Patella ka/ki :+/+ (normal )

1. System musculoskeletal1. Inspeksi

Bentuk kepala hormocepal Tidak Nampak skoliosis, dordosis, maupun kepotis Tidak Nampak pembengkakan pada lutut dan kaki Tidak terdapat pembengkakan pada tangan

1. Palpasi

Tidak teraba pembengkakan pada tangan dan kaki

1. System integument1. Warna rambut hitam merata2. Warna kulit sawo matang3. Turgor kulit kering4. Suhu 375. System endokrin1. Eksresi urine tidak berlebih2. Tidak ada bekas air seni dikelilingi semut3. System perkemihan1. Tidak Nampak udeme palpebral2. Tidak teraba distensi kandung kemih3. System imun1. Tidak ada riwayat alergi2. Penyakit yang berhubungan dengan cuaca adalah flu3. Pemeriksaan nyeri1. Ibu klien mengatakan bahwa anaknya merasa nyeri pada perut timbul sejak 3

hari sebelum masuk RS2. Lama nyeri : hilang timbul3. Pencetus yang memperburuk nyeri : pada saat beraktivitas4. Anak Nampak menangis5. Intensitas nyeri : sedang

Visual analog scale (VAS)

Page 39: Askep Anak Dengan Diare Dan

 

0          1          2          3         4          5        6        7         8         9        10

1. TEST DIAGNOSTIK2. Darah rutin3. Feses rutin4. GDS5. Eletrolit

1.  PENGOBATAN2. Zimpit syrup 1×13. Probit sachet 2×14. Elkana syrup 2×1

KLASIFIKASI DATA

DATA SUBJEKTIF:

Ibu klien mengatakan bahwa anaknya merasa nyeri  pada perut Ibu klien mengatakan bahwa klien muntah  kurang dari 10 kali sebelum masuk

rs Ibu klien mengatakan bahwa klien BAB kurang dari 4 kali sejak 3 hari sebelum

masuk rs

DATA OBJEKTIF :

BB 9 kg TTV

TD: 90/60 mmhg

N :128 x/i

P : 38 x/i

S :36,5

Page 40: Askep Anak Dengan Diare Dan

Makanan tidak dihabiskan Anak Nampak menangis

ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

DS:

Ibu klien mengatakan bahwa klien muntah 

kurang dari 10 kali sebelum masuk rs

Ibu klien mengatakan bahwa klien BAB

kurang dari 4 kali sejak 3 hari sebelum

masuk rs

DO:

BB: 9 kg

TTV

TD: 90/60 mmhg

N :128 x/i

P : 38 x/i

S :36,5

Malabsorbsi, Makanan,

Psikologis

Gangguan sekresi

Rangsangan tertentu

( toksin ) pada dinding

usus

Peningkatan sekresi air

dan elektrolit kedalam

rongga usus

Isi usus berlebihan

Diare

Pengeluaran cairan

berlebihan

Dehidrasi

Gangguan cairan dan

eletrolit

Page 41: Askep Anak Dengan Diare Dan

Defisit volume cairan

DS:

Ibu klien mengatakan bahwa klien muntah 

kurang dari 10 kali sebelum masuk rs

Ibu klien mengatakan bahwa klien BAB

kurang dari 4 kali sejak 3 hari sebelum

masuk rs

DO:

BB: 9 kg

Makanan tidak dihabiskan

TTV

TD: 90/60 mmhg

N :128 x/i

P : 38 x/i

S :36,5

Faktor Infeksi,

Mengkontaminasi

makanan dan air

Masuk ke dalam saluran

pencernaan

Nutrisi kurang dari

kebutuhan

Nutrisi kurang dari

kebutuhan

DS :

Ibu klien mengatakan bahwa anaknya

merasa nyeri  pada perut

Reaksi peradangan pada

usus

Nyeri

Page 42: Askep Anak Dengan Diare Dan

DO :

Skala nyeri (VAS) : 4 ( nyeri sedang )

TTV

TD: 90/60 mmhg

N :128 x/i

P : 38 x/i

S :36,5

Kerusakan mukosa usus

Merangsang reseptor

nyeri

Mengeluarkaan

neurotransmitter

histamine ke SSP

Persepsi nyeri

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NODIAGNOSA

KEPERAWATAN

RENCANA KEPERAWATAN

RASIONAL

TUJUAN INTERVENSI

1. Devisit Volume Cairan

dan elekrolit b/d

Ketidakseimbangan

intake dan output

ditandai dengan :

DS:

Tidak

terjadinya

defisit volume

cairan dan

elektrolit

Dengan

kriteria:

Kaji intake dan output

klien

 

Observasi tanda-tanda

dehidrasi.

Membantu mendeteksi

adanya

ketidakseimbangan cairan

dan elektrolit.

Untuk menentukan tingkat

dehidrasi dan sebagai

acuan untuk

Page 43: Askep Anak Dengan Diare Dan

Ibu klien mengatakan

bahwa klien muntah 

kurang dari 10 kali

sebelum masuk rs

Ibu klien mengatakan

bahwa klien BAB

kurang dari 4 kali sejak

3 hari sebelum masuk

RS

DO:

BB: 9 kg

Makanan tidak

dihabiskan

 Klien tampak lemah.

Bibir klien tampak

kering

Tampak Terpasang 

Infus

TTV  :

TD  : 90/60

S  : 36,5 c

Klien tampak

segar

Bibir klien

tidak kering

 

 

Catat frekuensi

BAB,karakteristik, dan

konsistensi.

 

Observasi tanda-tanda

vital.

 

 

 

Penatalaksanaan

Pemberian cairan

 

mmelanjutkan intervensi

selanjutnya.

Dapat menentukan

bertanya status diare klien

serta untuk menentukan

tindakan selanjutnya.

Perubahan tanda-tanda

vital merupakan gambaran

keadaan umum pasien dan

merupakn dasar intervensi

berikutnya.

Mengganti cairan yang

hilang.

 

Page 44: Askep Anak Dengan Diare Dan

P  : 38 x/i

N :  128 x/i

 

NODIAGNOSA

KEPERAWATAN

RENCANA KEPERAWATAN

RASIONAL

TUJUAN INTERVENSI

2. Nutrisi kurang dari

kebutuhan berhubungan

dengan

DS:

Ibu klien mengatakan

bahwa klien muntah 

kurang dari 10 kali

sebelum masuk rs

Ibu klien mengatakan

bahwa klien BAB

kurang dari 4 kali sejak

3 hari sebelum masuk rs

DO:

Pemenuhan

nutrisi

terpenuhi,

dengan kriteria :

Nafsu makan

meningkat

BB normal 

sesuai usia

Kaji pola nutrisi klien

 

 

 

Kaji makan yang di sukai

dan tidak disukai

 

 

Anjurkan tirah baring /

pembatasan aktivitas

selama fase akut

 

mengetahui adanya

penurunan atau

kenaikan berat badan.

mengurangi kerja usus,

menghindari

kebosanan makan.

mengetahui makanan

apa saja yang

dianjurkan dan

makanan yang tidak

boleh dikonsumsi.

 

Page 45: Askep Anak Dengan Diare Dan

BB: 9 kg

Makanan tidak

dihabiskan

TTV

TD: 90/60 mmhg

N :128 x/i

P : 38 x/i

S :36,5

 

Timbang berat badan tiap

hari

 

Anjurkan klien makan

sedikit tapi sering

 

Kolaborasi dengan ahli gizi

untuk pemberian diet

mengetahui pola makan,

kebiasaan makan,

keteraturan waktu makan.

meningkatkan status

makanan yang disukai dan

menghindari pemberian

makan yang tidak disukai.

penghematan tenaga,

mengurangi kerja tubuh.

NODIAGNOSA

KEPERAWATAN

RENCANA KEPERAWATAN

RASIONAL

TUJUAN INTERVENSI

3. Nyeri berhubungan Nyeri teratasi Kaji keluhan nyeri Mengevaluasi

Page 46: Askep Anak Dengan Diare Dan

dengan hiperperistaltik

DS :

Ibu klien mengatakan

bahwa anaknya merasa

nyeri  pada perut

DO :

Skala nyeri (VAS) : 4

( nyeri sedang )

TTV

TD: 90/60 mmhg

N :128 x/i

P : 38 x/i

S :36,5

Anak nampak menangis

 

 

Dengan criteria

Anak

mengatakan

tidak merasa

nyeri

Skala nyeri 0

Anak tidak

menangis

(skala 1-10),

perubahan

karakteristik nyeri,

petunjuk verbal dan

non verbal

Atur posisi yang

nyaman bagi klien,

misalnya dengan lutut

fleksi.

Lakukan aktivitas

pengalihan untuk

memberikan rasa

nyaman seperti masase

punggung dan

kompres hangat

abdomen

Bersihkan area

anorektal dengan

sabun ringan dan

airsetelah defekasi dan

berikan perawatan

kulit

Kolaborasi pemberian

obat analgetika dan

atau antikolinergik

sesuai indikasi

perkembangan nyeri untuk

menetapkan intervensi

selanjutnya

 

 

Menurunkan tegangan

permukaan abdomen dan

mengurangi nyeri

 

Meningkatkan relaksasi,

mengalihkan fokus

perhatian kliendan

meningkatkan

kemampuan koping.

 

 

Melindungi kulit dari

keasaman feses, mencegah

iritasi.

Page 47: Askep Anak Dengan Diare Dan

   

 

 

 Analgetik sebagai agen

anti nyeri dan

antikolinergik untuk

menurunkan spasme

traktus GI dapat diberikan

sesuai indikasi klinis.

 

Share this: