Top Banner
Tugas Keperawatan Medikal Bedah ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN AMPUTASI ] OLEH : KELOMPOK IX RINI ASNAWATI NH.01.05.192 RIZAL HARUNA NH.01.05.193 ROSDIANA NH.01.05.194 ROSLINA NH.01.05.195 ROSMIATY ISKANDAR NH.01.05.196 RUDI HADISAPAUTRO NH.01.05.197 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) NANI HASANUDDIN
31

Askep Amputasi Klp Viii

Dec 14, 2015

Download

Documents

Askep Amputasi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Askep Amputasi Klp Viii

Tugas Keperawatan Medikal Bedah

ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN AMPUTASI]

OLEH :

KELOMPOK IX

RINI ASNAWATI NH.01.05.192

RIZAL HARUNA NH.01.05.193

ROSDIANA NH.01.05.194

ROSLINA NH.01.05.195

ROSMIATY ISKANDAR NH.01.05.196

RUDI HADISAPAUTRO NH.01.05.197

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

NANI HASANUDDIN

MAKASSAR

2007

Page 2: Askep Amputasi Klp Viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan

rahmat dan karunianya sehingga asuhan keperawatan pada pasien amputasi ini

dapat terselesaikan.

Terima kasih kepada dosen atas bimbingannya dalam penyusunan asuhan

keperawatan ini, terima kasih juga kepada teman-teman, serta pihak-pihak yang

ikut berpartisipasi dalam penyusunan asuhan keperawatan ini.

Penyusun menyadari bahwa asuhan keperawatan ini masih cukup jauh dari

kesempurnaan, oleh karena keterbatasan pengetahuan dan literatur. Penyusun

mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan asuhan keperawatan ini.

Semoga asuhan keperawatan ini dapat berguna bagi kita semua khususnya

bagi para perawat dalam menjalankan tugasnya.

Makassar, September 2007

Penyusun

Page 3: Askep Amputasi Klp Viii

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam beberapa kasus amputasi dilakukan untuk mencegah penyakit

tersebut menyebar lebih jauh dalam tubuh. Dalam beberapa negara Islam,

amputasi tangan atau kaki kadang digunakan sebagai bentuk hukuman bagi

para kriminal. Dalam beberapa budaya dan agama, amputasi minor atau

mutilasi dianggap sebagai suatu pencapaian spiritual.

Amputasi pada ekstremitas memeberikan masalah bagi pasien.

Amputasi dapat dianggap sebagai jenis pembedahan rekontruksi drastis.

Digunakan untuk menghilangkan gejala, memperbaiki fungsi, dan

menyelamatkan atau memperbaiki kualitas hidup pasien. Kehilangan

ekstremitas memerluka penyesuaian besar. Persepsi klien mengenai amputasi

harus dipahami oleh tim perawatan kesehatan. Pasien harus menyesuaikan diri

dengan adanya perubahan citra diri permanent, yang harus diselaraskan

sedemikian rupa sehingga tidak akan menghilangkan rasa diri berharga.

Mobilitas atau kemampuan fisik untuk melakukan aktivitas sehari-hari

berubah, dan pasien perlu belajar bagaimana menyesuaikan diri terhadap

lingkungan sekitar dengan menggunakan alat Bantu.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam asuhan keperawatan ini yaitu :

1. menjelaskan definisi amputasi ?

Page 4: Askep Amputasi Klp Viii

2. menjelaskan etiologi amputasi ?

3. menyebutkan klasifikasi amputasi ?

4. menjelaskan pemeriksaan diagnostik amputasi ?

5. menjelaskan komplikasi penyakit ?

6. menjelaskan prognosis amputasi ?

C. TUJUAN

a. Tujuan umum

Adapun tujuan umum dari penyusunan asuhan keperawatan

pada pasien amputasi ini yaitu agar dalam perawatan terhadap pasien

dapat dilakukan dengan baik dan sistematis.

b. Tujuan khusus

Adapun tujuan khususnya yaitu :

1. untuk mengetahui defenisi amputasi.

2. untuk mengetahui penyebab dilakukannya amputasi.

3. untuk mengetahui klasifikasi amputasi.

4. untuk dapat melakukan pemeriksaan diagnostik pada

pasien amputasi.

5. dapat menjelaskan komplikasi yang dapat terjadi pada

amputasi.

6. mengetahui prognosis amputasi.

Page 5: Askep Amputasi Klp Viii

BAB II

KONSEP DASAR MEDIK

A. DEFENISI

Amputasi berasal dari kata “amputare” yang kurang lebih diartikan

“pancung”. Amputasi adalah penghilangan ujung anggota tubuh oleh trauma

fisik atau operasi. Sebagai ukuran medis, amputasi digunakan untuk

memeriksa rasa sakit atau proses penyebaran penyakit dalam kelenjar yang

terpengaruh, misalnya pada malignancy atau gangrene. Dalam beberapa kasus

amputasi dilakukan untuk mencegah penyakit tersebut menyebar lebih jauh

dalam tubuh. Tindakan ini merupakan tindakan yang dilakukan dalam kondisi

pilihan terakhir manakala masalah organ yang terjadi pada ekstremitas sudah

tidak mungkin dapat diperbaiki dengan menggunakan teknik lain, atau

manakal kondisi organ dapat membahayakan keselamatan tubuh klien secara

utuh.

Kegiatan amputasi merupakan tindakan yang melibatkan beberapa

system tubuh seperti system integument, system persyarafan, system

musculoskeletal dan system kardiovaskuler. Lebih lanjut ia dapat

menimbulkan masalah psikologis bagi klien atau keluarga berupa penurunan

citra diri dan penurunan produktifitas.

Page 6: Askep Amputasi Klp Viii

B. ETIOLOGI

Amputasi dapat dilakukan pada keadaan sebagai berikut :

1. diabetes mellitus – atherosclerosis.

2. pada penderita gangreng.

3. fraktur multiple organ tubuh yang tidak mungkin

dapat diperbaiki.

4. gangguan vaskuler/sirkulasi pada ekstremitas yang

berat

5. kecelakaan lalulintas.

6. hancurnya jaringan kulit yang tidak bisa diperbaiki.

7. adanya tumor pada organ yang tidak mungkin diterapi

secara konservatif.

8. infeksi yang berat atau beresiko tinggi menyebar ke

anggota tubuh lainnya.

9. terjadi deformitas organ.

C. KLASIFIKASI

1. berdasarkan pelaksanaan amputasi, dibedakan menjadi :

a. amputasi selektif/terencana

amputasi jenis ini dilakukan pada penyakit yang terdiagnosis

dan mendapat penanganan yang baik serta terpantau secara

terus-menerus. Amputasi dilakukan sebagai salah satu tindakan

alternatif terakhir.

b. amputasi akibat trauma

Page 7: Askep Amputasi Klp Viii

merupakan amputasi yang terjadi sebagai akibat trauma dan

tidak direncanakan. Kegiatan tim kesehatan adalah

memperbaiki kondisi lokasi amputasi serta memperbaiki

kondisi umum klien.

c. amputasi darurat

kegiatan amputasi dilakukan secara darurat oleh tim kesehatan.

Biasanya merupakan tindakan yang memerlukan kerja yang

cepat seperti pada trauma dengan patah tulang multiple dan

kerusakan/kehilangan kulit yang luas.

2. berdasarkan daerah yang diamputasi, dibedakan menjadi :

a. Amputasi kaki / foot

jejari kaki- tulang pada pertengahan tapak kaki - mid

tarsal bone ( Chopart amputation ) .

lisfranc – lima tulang metatarsal di potong dari bahagian

telapak kaki.

amputasi Boyds – memotong dan pembuang talus diikuti

oleh sambungan tibia dan calcaneus.

Symes - Pembedahan Symes adalah pengasingan tibia

dan fibula.

b. Amputasi di bawah paras lutut / amputasi transtibial amputasi -

pemotongan kaki di mana mana paras sepanjang kaki bawah.

c. Knee disarticulation - amputasi di sendi lutut.

Page 8: Askep Amputasi Klp Viii

d. Amputasi di atas paras lutut / amputasi transfemoral -

pemotongan kaki di mana-mana, sepanjang paha.

e. Hip disarticulation - amputasi di sendi pinggul.

D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan tergantung pada kondisi dasar perlunya amputasi dan

digunakan untuk menentukan tingkat yang tepat untuk amputasi. Tindakan

pengkajian dilakukan juga dengan penilaian secara laboratorik atau melalui

pemeriksaan penunjang lain secara rutin pada klien yang akan di operasi yang

meliputi penilaian terhadap fungsi paru, fungsi ginjal, fungsi hepar, dan fungsi

jantung.

E. KOMPLIKASI

Komplikasi amputasi meliputi perdarahan, infeksi, kerusakan kulit.

Karena ada pembuluh darah besar yang dipotong, dapat terjadi perdarahan

masif. Infeksi merupakan infeksi pada semua pembedahan; dengan peredaran

darah buruk atau kontaminasi luka setelah amputasi traumatika, resiko infeksi

meningkat. Penyembuhan luka yang buruk dan iritasi akibat prostesis dapat

menyebabkan kerusakan kulit.

Page 9: Askep Amputasi Klp Viii

F. PROGNOSIS

Pasien yang menjalani amputasi membutuhkan usaha terpadu dari

seluruh tim rehabilitasi dalam proses penyembuhannya. Para pihak bekerja

sama dalam hal membantu pasien menjalankan penyesuaian yang puas

terhadap prostesis. Masalah psikologis (misalnya, penolakan, menarik diri)

dapat dipengaruhi oleh jenis dukungan yang diterima pasien dari tim

rehabilitasi dan seberapa cepat penggunaan prostesis dipelajari. Pasien tidak

dapat direhabilitasi sempurna sampai prostesis telah cocok dan pasien telah

belajar menggunakannya.

Page 10: Askep Amputasi Klp Viii

BAB III

KONSEP DASAR ASKEP

A. PENGKAJIAN

AKTIVITAS/ISTIRAHAT

Gejala: Keterbatasan aktual/antisipasi yang dimungkinkan oleh

kondisi / amputasi.

INTEGRITAS EGO

Gejala: Masalah antisipasi perubahan pola hidup, situasi finansial,

reaksi orang lain.

Perasaan putus asa, tidak berdaya.

Tanda: Ansietas, ketakutan, peka, marah, menarik diri, keceriaan

semu.

SEKSUALITAS

Gejala: Masalah tentang hubungan keintiman.

INTERAKSI SOSIAL

Gejala: masalah sehubungan dengan penyakit atau kondisi.

Masalah tentang peran fungsi, reaksi orang lain.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Dari pengkajian yang telah dilakukan, maka diagnosa keperawatan

yang timbul antara lain:

1. gangguan harga diri/citra diri, penampilan peran, perubahan

berhubungan dengan faktor biofisikal; kehilangan bagian tubuh.

Page 11: Askep Amputasi Klp Viii

2. nyeri (akut) berhubungan dengan cedera fisik/jaringan dan trauma

saraf.

3. infeksi, resiko tinggi terhadap prosedur invasif; terpajan pada

lingkungan.

4. mobilitas fisik, kerusakan berhubungan denga kejilangan bagian

tubuh.

5. kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi,

prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah

interpretasi informasi.

C. RENCANA KEPERAWATAN

Prioritas keperawatannya meliputi :

1. mendukung penilaian psikologis dan fisiologis.

2. hilangkan nyeri yang terjadi.

3. mencegah infeksi.

4. meningkatkan mobilitas/kemampuan fisik.

5. memberikan informasi tentang prosedur bedah/prognosis dan

kebutuhan pengobatan.

D. IMPLEMENTASI

1. penilaian psikologis

INTERVENSI RASIONAL

1. ka

ji persiapan dan pandangan

pasien terhadap amputasi.

1. pasien

yang memandang amputasi

sebagai pemotongan hidup atau

Page 12: Askep Amputasi Klp Viii

2. do

rong ekspresi ketakutan,

perasaan negatif, dan

kehilangan bagian tubuh.

3. be

ri penguatan informasi

pascaoprasi pada pasien.

4. di

skusikan persepsi passien

tentang dirinya sendiri.

rekonstruksi akan menerima diri

yang baru lebih cepat.

2. ekspr

esi emosi membantu pasien

mulai meneerima kenyataan dan

realitas hidup tanpa tungkai.

3. memb

erikan kesempatan untuk

menanyakan dan mengasimilasi

informasi dan mulai menerima

keadaan gambaran diri dan

fungsi.

4. memb

antu mengartikan masalah

sehubungan dengan pola hidup

sebelumnya dan membantu

pemecahan masalah.

2. peredaan nyeri

INTERVENSI RASIONAL

1. catat lokasi dan intensitas

nyeri (skala 0-10), serta selidiki

perubahan karakteristik nyeri.

1. membantu dalam evaluasi

kebutuhan dan keefektifan

intervensi.

Page 13: Askep Amputasi Klp Viii

2. tinggikan bagian yang sakit.

3. berikan posisi yang nyaman.

4. berikan pijatan lembut pada

puntung sesuai toleransi bila

balutan telah dilepas.

5. selidiki keluhan nyeri

lokal/kemajuan yang tak hilang

dengan analgesik.

2. mengurangi terbentuknya

edema dengan peningkatan

aliran balik vena, menurunkan

kelelahan otot dan tekanan

kulit/jaringan.

3. meningkatkan relaksasi dan

dapat meningkatkan

kemampuan koping seerta

menurunkan terjadinya nyeri.

4. meningkatkan sirkulasi

menurunkan tegangan otot.

5. dapat mengindikasikan

terjaadinya sindrom

kompartemen, khususnya

cedera traumatik.

3. mencegah infeksi

INTERVENSI RASIONAL

1. pertahankan teeknik

antiseptik bila mengganti

balutan/merawat luka.

2. inspeksi balutan dan luka,

1. meminimalkan kesempatan

introduksi bakteri.

2. deteksi dini terjadinya

Page 14: Askep Amputasi Klp Viii

perhatikan karakteristik

drainase.

3. tutup balutan dengan plastik

bila menggunakan pispot/bila

terjadi inkontinensia.

4. buka puntung terhadap

udara, pencucian dengan sabun

ringan dan air setelah

pembalutan

dikontraindikasikan.

5. awasi tanda-tanda vital.

infeksi memberikan

kesempatan untuk intervensi

tepat waktu dan mencegah

komplikasi lebih serius.

3. mencegah kontaminasi pada

amputasi.

4. mempertahankan

kebersihan, meminimalkan

kontaminasi kulit dan

meningkatkan penyembuhan

kulit yang lunak/rapuh.

5. peningkatan suhu/takikardia

dapat menunjukkan terjadinya

sepsis.

4. meningkatkan mobilitas/fungsi

INTERVENSI RASIONAL

1. berikan perawatan puntung

secara teratur.

2. segera tutup kembali

puntung dengan balutan elastis,

1. memberikan kesempatan

untuk mengevaluasi

penyembuhan dan komplikasi.

2. edema akan terjadi dengan

cepat dan rehabilitasi dapat

Page 15: Askep Amputasi Klp Viii

tinggikan bila gips berubah

posisi “segera/dini” secara tak

disengaja.

3. bantu latihan rentang gerak

khusus untuk area yang sakit

dan yang tak sakit mulai secara

dini pada tahap pascaoperasi.

4. tunjukkan/bantu teknik

pemindahan dan penggunaan

alat mobilitas, contoh trapeze,

kruk, atau walker.

5. bantu dengan ambulasi.

melambat.

3. mencegah kontrktur,

perubahan bentuk, yang dapat

terjadi dengan cepat.

4. membantu perawatan diri

dan kemandirian pasien.

Teknik pemindahan yang dapat

mencegah cedera abrasi/kulit

karena “lari cepat”.

5. menurunkan potensial untuk

cedera.

5. memberikan informasi

INTERVENSI RASIONAL

1. kaji ulang proses

penyakit/prosedur bedah dan

harapan yang akan datang.

2. instruksikan perawatan

balutan/luka, inspeksi puntung

untuk melihat semua area, pijat

1. memberikan dasar

pengetahuan dimana pasien

dapat membuat pilihan

berdasarkan informasi.

2. meningkatkan perawatan diri

kompeten; membantu

Page 16: Askep Amputasi Klp Viii

kulit, dan tutup puntung dengan

tepat.

3. dorong kesinambungan

program latihan pascaoprasi.

4. tekankan pentingnya diet

seimbang dan pemasukan

cairan adekuat.

5. anjurkan penghentian

merokok.

6. identifikasi tanda/gejala

yang memerlukan evaluasi

medik, contoh edema, eritema,

bau drainase dari insisi,

peerubahan sensasi, gerakan,

warna kulit.

7. identifikasi kebutuhan

komuniti dan rehabilitasi,

contoh pelayanan perawatan

rumah sesuai kebutuhan.

penyembuhan dan menurunkan

potensial komplikasi.

3. meningkatkan

sirkulasi/penyembuhan dan

fungsi bagian yang sakit.

4. memenuhi kebutuhan nutrien

untuk regenerasi

jaringan/penyembuhan.

5. merokok berpotensi untuk

vasokontriksi perifer, gangguan

sirkulasi juga oksigenasi

jaringan.

6. intervensi cepat dapat

mencegah komplikasi serius

dan atau kehilangan fungsi.

7. membantu pemindahan ke

rumah, mendukung

kemandirian, dan meningkatkan

koping.

Page 17: Askep Amputasi Klp Viii

E. EVALUASI

1. dapat menerima situasi dengan realistis.

2. nyeri hilang/terkontrol.

3. komplikasi dapat tercegah/diminimalkan.

4. mobilitas/kemampuan fungsi dapat ditingkatkan kembali.

5. prosedur bedah, prognosis, dan program terapeutik dapat dipahami

dan dilaksanakan.

Page 18: Askep Amputasi Klp Viii

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Amputasi adalah penghilangan ujung anggota tubuh oleh trauma fisik atau

operasi. Sebagai ukuran medis, amputasi digunakan untuk memeriksa rasa

sakit atau proses penyebaran penyakit dalam kelenjar yang terpengaruh,

misalnya pada malignancy atau gangrene.

2. Amputasi berdasarkan pelaksanaannya dibedakan atas amputasi terencana,

akibat trauma, dan amputasi darurat.

3. Amputasi berdasarkan bagian yang diamputasi terdiri atas :

Amputasi kaki / foot

o jejari kaki- tulang pada pertengahan tapak kaki - mid

tarsal bone ( Chopart amputation ) .

o lisfranc – lima tulang metatarsal di potong dari

bahagian telapak kaki.

o amputasi Boyds – memotong dan pembuang talus

diikuti oleh sambungan tibia dan calcaneus.

o Symes - Pembedahan Symes adalah pengasingan tibia

dan fibula.

Amputasi di bawah paras lutut / amputasi transtibial amputasi -

pemotongan kaki di mana mana paras sepanjang kaki bawah.

Knee disarticulation - amputasi di sendi lutut.

Page 19: Askep Amputasi Klp Viii

Amputasi di atas paras lutut / amputasi transfemoral -

pemotongan kaki di mana-mana, sepanjang paha.

Hip disarticulation - amputasi di sendi pinggul.

4. Pemeriksaan tergantung pada kondisi dasar perlunya amputasi dan

digunakan untuk menentukan tingkat yang tepat untuk amputasi.

5. Komplikasi amputasi meliputi perdarahan, infeksi, kerusakan kulit. Karena

ada pembuluh darah besar yang dipotong, dapat terjadi perdarahan masif.

B. SARAN

Adapun saran dari kami yaitu agar asuhan keperawatan ini dapat

digunakan sebaik-baiknya dalam melakukan proses keperawatan terhadap

pasien dengan amputasi.

Page 20: Askep Amputasi Klp Viii

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. EGC : Jakarta.

Doenges M.E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. EGC : Jakarta.

http://www.google.com/

http://www.wikipedia.com/

Page 21: Askep Amputasi Klp Viii

PENYIMPANGAN KDM

ke

Ekspresi perasaan terhadap keadaan

Perubahan tingkah laku

Syok

BerdukaFantom Sindrom

Kehilangan bagian tubuh

AMPUTASI

Perubahan citra tubuh

Mobilisasi terbatas

Nyeri

Kerusakan kulit

Imobilisasi dan tekanan

Menangis, menarik diri, apati

Takut, depresi, tak berdaya

Potensial terjadi : kelainan pembuluh darah perifer, gangguan nutrisi

Luka

Luka terkontaminasi

Higiene kulit kurang baik

Infeksi

Kurang pengetahuan