ASIDI ALKALIMETRI Penentuan Kadar Asam Cuka
ALKALIMETRIPenentuan Kadar Asam CukaKelompok 2 :Muhammad
Afif(4311413043)Endang Susilowati(4311413045)Lutfi Nurbaeti
(4311413046)Siska Shelvia D.(4311413048)Mega Bunga
P.(4311413065)Indah Muji M.(4311413071)Duwanda
A.(4311413078)TujuanMenjelaskan proses titrasi asidi
alkalimetriMenghitung kadar cuplikan pada titrasi asidi
alkalimetriLandasan TeoriTitrasi merupakan suatu metode untuk
menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah
diketahui konsentrasinya. (Keenan, 1980)Larutan yang telah
diketahui konsentrasinya disebut dengan titran. Titran ditambahkan
sedikit demi sedikit (dari dalam buret) pada titrat (larutan yang
dititrasi) sampai terjadi perubahan warna indikator (warnanya),
baik titrat atau titran biasanya berupa larutan. Saat terjadi
perubahan warna indikator, maka titrasi dihentikan. saat terjadi
perubahan warna indikator dan titrasi dihentikan disebut dengan
titik akhir titrasi dan diharapkan titik akhir sama dengan titik
ekivalen. Semakin jauh titik akhir dengan titik ekivalen maka
semakin besar kesalahan titirasi dan oleh karena itu pemilihan
indikator menjadi sangat penting agar warna indikator berubah saat
titik ekivalen tercapai. Pada saat tercapai titik ekivalen maka pH
nya 7 (netral) (Anonim, 2013).Larutan baku (standar) adalah larutan
yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti dan
konsentrasinya biasa dinyatakan dalam satuan N (normalitas) atau M
(molaritas). Larutan baku dapat dibuat dengan cara penimbangan
zatnya lalu dilarutkan dalam sejumlah pelarut (air). Larutan baku
ini sangat bergantung pada jenis zat yang ditimbangnya (dibuat).
(Agustin, 2009).
Proses penentuan konsentrasi suatu larutan dipastikan dengan
tepat dikenal sebagai standarisasi. Suatu larutan standar dapat
disiapkan dengan menggunakan suatu sampel zat terlarut yang
diinginkan yang ditimbang dengan tepat dalam volume larutan yang
diukur dengan tepat. Zat yang memadai dalam hal ini disebut standar
primer. (Day, 1998).Adapun syarat zat yang bisa dijadikan standar
primer :Zat harus 100% murni;Zat tersebut harus stabil baik pada
suhu kamar ataupun pada waktu dilakukan pemanasan, standar primer
biasanya dikeringkan terlebih dahulu sebelum ditimbang;Mudah
diperoleh dan dimurnikan;Memiliki massa molar (Mr) yang besar, hal
ini untuk memperkecil kesalahan pada waktu proses penimbangan;Zat
tersebut harus memenuhi persyaratan teknik titrasi Larutan standar
sekunder adalah larutan yang konsentrasinya diperoleh dengan cara
menitrasi dengan larutan standar primer, biasanya melalui
titrimetri. Contoh : AgNO3, KMnO4, Fe(SO4)2. Zat yang dapat
digunakan untuk larutan baku sekunder biasanya memiliki
karakteristik seperti :Tidak mudah diperoleh dalam bentuk murni
ataupun dalam keadaan yang diketahui kemurniannya;b. Zatnya tidak
mudah dikeringkan, higroskopis, menyerap uap air, menyerap CO2 pada
waktu penimbangan;c. Derajat kemurnian lebih rendah daripada
larutan baku primerd. Mempunyai BE yang tinggi untuk memperkecil
kesalahan penimbangan;e. Larutannya relatif stabil dalam
penyimpanan (Dita, 2013).
Asidi adalah titrasi untuk menentukan kadar suatu basa atau
garam menggunakan larutan standar asam. Sedangkan alkalimetri
adalah titrasi untuk menentukan kadar asam atau garam menggunakan
larutan standar basa. Titrasi dilakukan dengan cara mengukur zat
penitrasi (titran) yang digunakan untuk bereaksi dengan zat yang
dititrasi (titrat). Jika konsentrasinya salah satu diketahui maka
konsentrasi atau kadar zat lain dapat dihitung. Titik ekivalen
adalah keadaan dimana jumlah mol asam tepat habis bereaksi dengan
jumlah mol basa. (Suirta, 2010).
Pada analisis titrimetri atau volumetrik, untuk mengetahui saat
reaksi sempurna dapat dipergunakan suatu zat yang disebut
indikator. Indikator umumnya adalah senyawa yang berwarna, dimana
senyawa tersebut akan berubah warnanya dengan adanya perubahan pH.
Indikator dapat menanggapi munculnya kelebihan titran dengan adanya
perubahan warna. Indikator berubah warna karena sistem kromofornya
diubah oleh reaksi asam basa (Suirta, 2010).Nama IndikatorTrayek
pHWarnaBasa1. Asam pikrat0,1 0,8Tidak berwarnaKuning2. Biru
timol1,2 2,8MerahKuning3. 2,6-Dinitrofenol2,0 4,0Tidak
berwarnaKuning4. Kuning metiil2,9 4,0MerahKuning5. Jingga metil3,1
4,4MerahJingga6. Hijau bromkresol3,8 5,4MerahBiru7. Merah metal4,2
6,3MerahKuning8. Lakmus4,5 8,3MerahBiru9. Purpur bromkresol5,2
6,8KuningPurpur10. Biru bromtimol6,0 7,6KuningBiru11. Merah
fenol6,4 8,0KuningMerah12. p-a-Naftolftalein7,0 9,0KuningBiru13.
Purpur kresol7,4 9,6KuningBiru14. Fenolftalein8,0 9,6Tidak
berwarnaMerah15. Timolftalein9,3 10,5Tidak berwarnaBiru16. Kuning
alizarin R10,1 12,0KuningViolet17. 1,3,5-Trinitrobenzen12,0
14,0Tidak berwarnaJinggaAlat dan BahanLabu takarPipet tetesPipet
volumeNeraca analitikErlenmeyerStatifBuretPadatan
NaOHAquadesLarutan asam oksalatIndikator ppAsam cuka 5%, 20% dan
25%
Cara kerjaPembuatan Naoh 0,1 N
Timbang padatan NaOHMasukkan padatan kedalam labu takarTambahkan
aquades sampai tanda batasStandarisasi
Masukkan 10 mL asam cuka kedalam erlenmeyerTambahkan indikator
pp 2 tetesTitrasi dengan NaOH Penentuan kadar asam cuka
Masukkan 10 mL larutan yang sudah dititrasiTambahkan indikator
pp 2 tetesTitrasi dengan NaOHDATA PENGAMATAN DAN ANALISA
DATAPembuatan Larutan NaoH
V = 500 mlN = 0,1 NN = gr x 1000 x valensi Mr v0,1 = gr x 1000 x
1 40 500Gr = 20 10 Gr = 2 gram
# Saat praktikum penimbangan dihasilkan m = 2,0737 gr, sehingga
:
N = 2,0737 x 1000 x 1 40 500= 0,0518 x 2= 0,1036 N
2. Standarisasi
Asam Oksalat (H2C2O4.2H2O)Mr = 126V = 50 mlN = 0,1 N Mencari
gramN = gr x 1000 x valensi Mr v0,1 N = gr x 1000 x 2 126 50Gr =
12,6 40Gr = 0,315 gr
NaOH(aq)+H2C2O4(aq)Na2C2O4(aq) + 2H2O(l)
V = V1 + V2 = 10,4 + 10,6 ml = 10,5 ml2 2Asam = BasaV1 x N1 = V2
x N210 ml x 0,1 N = 10,5 ml x N N = 1 ml N 10,5 ml = 0,0952 N
Volume Asam Oksalat 0,1 NVolume NaoH ... N10 ml10,4 ml10 ml10,6
ml10 ml11,1 ml3. Penentuan Kadar Asam CukaSampel : asam cuka merk
JERUK kadar 5%
Volume NaOH 0,09524 NVolume CH3COOH .. N
7,8 mL10 mL8,4 mL10 mL
Reaksi : CH3COOH(aq) + NaOH(aq) NaCH3COO(aq) + H2O(l) CH3COO- +
Na+ CH3COONa H+ + OH- H2OAnalisa Data
Merek Cuka Makan Maya 20 %
V = 10,5 ml + 15,5 ml = 26 = 13 ml 2 2mmol ekivalen CH3COOH =
mmol ekivalen NaOH(dalam 100 mL) = V x NNaoH x valensi = 13 ml x
0,0952 N x 1 x 100 1 10 = 12,376 mmol
Volume Sampel ... NVolume NaoH 0,0952 N10 ml10,5 ml10 ml15,5
mlMassa CH3COOH = n x Mr = 12,376 mmol x 60 = 742,56 mg = 0,74256
gram
V = m = 0,74256 gram = 0,74256 ml 1 gr/ml
% = volume = 0,74256 ml x 100% v. Sampel 2,5 ml = 0,297024 x
100% = 29,7024%Penentuan kadar Asam cukaSampel asam cuka merk
indomart kadar 25%Volume NaOH 1M (ml)Volume sampel Asam Cuka
(ml)7.3107.510VR = 7.4VR = 10 Analisis DatapembahasanPraktikum ini
dilakukan dengan tujuan untuk menentuka konsentrasi suatu sampel
yang berbeda-beda. Sebelum digunakan untuk menentukan kadar asam
cuka. Larutan NaOH distandarisasi dahulu dengan asam oksalat
(H2C2O4) sebagai larutan baku primer. Asam oksalat dihitung
terlebih dahulu massanya, dan didapatkan massa perhitungan sebesar
0,315 gram lalu diecerkan dengan aquades sampai 50 mL. Selanjutnya
menghitung massa NaOH yang akan diencerkan, awalnya NaOH ditentukan
sebesar 0,1 N dan didapatkan massanya sebesar 2 gram lalu
diencerkan dengan aquades sampai 500mL dan selanjutnya dilakukan
titrasi dan dihasilkan Vrata-rata = 10,5 mL dan N = 0,0952
NAlkalimetri merupakan suatu metode titrasi asam basa dengan
menggunakan larutan baku sekunder basa dan larutan baku primer
asam.Pada praktikum ini digunakan 3 macam sampel yang akan
ditentukan konsentrasinya, yaitu :Asam Cuka merek Jeruk, kadar
5%Asam Cuka merek Cuka Makan Maya, kadar 20%Asam Cuka merek
Indomaret. Kadar 25%Ketiga sampel tersebut diencerkan dengan
aquades sampai volume 50 mL.Sebelum dititrasi 10 mL masing-masing
sampel ditambahkan dengan indikator pp sebanyak 2 tetes untuk
memudahkan dalam mengamati terjadinya titik ekivalen. Titrasi
dihentikan saat terjadi perubahan warna menjadi merah muda dan
dilakukan sebanyak 2 kali masing-masing sampel.
Reaksi yang terjadi : CH3COOH(aq)+NaOH(aq)CH3COONa+H2O CH3COO- +
Na+ CH3COONa H+ + OH- H2OUntuk reaksi indikator pp sebagai
berikut:Hind H+ + Ind-IndOH OH- + Ind-
Berdasarkan praktikum pada sampel asam cuka dengan kadar 5%
dihasilkan konsentrasi sebesar 4,63% , sedangkan pada asam cuka
dengan kadar 20% dihasilkan konsentrasi sebesar 29,70% dan pada
sampel dengan kadar 25% dihasilkan konsentrasi sebesar 21,14% Dari
hasil tersebut, konsentrasi yang dihasilkan tidak sesuai dengan
kadar pada masing-masing sampel. Hal tersebut terjadi karena
beberapa hal yaitu pada saat beberapa proses titrasi terjadi
kebocoran sehingga volume yang digunakan tidak sama dengan yang
dikeluarkan, sampel yang telah ditambahkan indikator pp tidak
langsung dititrasi.
Kesimpulan
1. Nilai kadar Asam Cuka yaang dianalisa adalah sebesar :- Asam
Cuka ( merk indomaret 25 %) kadar setelah dilakukan perhitungan
21.1428% - Asam Cuka (merk cuka asam makan maya 20% ) kadar setelah
dilakukan perhitungan 29,7024%- Asam Cuka (merk jeruk 5 %) kadar
setelah dilakukan perhitungan 4.628 %2. Reaksi-Reaksi yang terjadi
pada percobaan ini adalah - C20H14O4 + H2C204.2H2O
-
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) NaCH3COO(aq) + H2O(l)
H2C204 (aq)+ 2 NaOH(aq) Na2C2O4 (aq) + 2 H2O(l)- H2C204 (aq)+ 2
NaOH(aq) Na2C2O4 (aq) + H2O(l)
37 - Indikator PP tergolong dalam asam yang sangat lemah dan
dalam keadan tidak terionisasi indikator ini tidak berwarna, dalam
keadaan basa pp terionisasi lebih banyak dan memberikan warna merah
muda. Menurut reverensi lain hal ini dapat disebabkan oleh
terjadinya resonansi pada isomer elektronnya.SaranSebelum melakukan
praktikum dianjurkan agar setiap praktikan mempelajari dan memahami
prosedur kerja, alat, dan bahan agar tidak menjalani kesulitan
dalam praktikum.Perhatikan setiap perubahan warna yang terjadi pada
saat titrasi dilakukan, agar tidak tejadi kebihan penambahan volume
titran.Daftar pustakaAgustin. 2009. Asidi Alkalimetri.
http://tina208.wordpress.com (akses 22 Nov 2014).Anonim. 2014.
Asidi Alkalimetri. http://wikipedia.org (akses 22 Nov
2014).Bassett, J. et al. 1994. Buku Ajar Vogel : Kimia Analitik
Kuantitatif Anorganik Kedokteran. EGC. Jakarta.Day, R.A. dan S.
Keenan. 1998. Kimia Analisa Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.Dita,
Mila.2013. Alkalimetri. http://www.ilmukimia.org (akses 21 Nov
2014).Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.Suirta, I.W. 2010. Sintesis Senyawa Orto Fenilaio 2 Naftal
sebagai Indikator dalam Titrasi. Bukit Jimbaran : Jurusan Kimia
Universitas Udayana.
Terima kasih