Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terjadinya perubahan epidemiologi yang sejalan dengan perubahan demografi dan teknologi di Indonesia telah mengakibatkan adanya perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi menjadi penyakit tidak menular yang meliputi penyakit degeneratif. (1) Salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah besar adalah hipertensi yang disebut juga sebagai silent killer. Di Amerika,diperkirakan 1 dari 4 orang dewasa mengalami hipertensi pada usia. (2) Apabila penyakit ini tidak terkontrol akan menyerang target organ sehingga menyebabkan peluang 7 kali lebih besar untuk terkena stroke, 6 kali lebih besar untuk terkena Congestive Heart Failure, dan 3 kali lebih besar terkena serangan jantung. (2) Menurut World Health Organization (WHO) saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia. 3 juta diantaranya meninggal setiap tahunnya dan tujuh dari setiap 10 penderita tersebut tidak mendapatkan pengobatan adekuat. (2) Di Indonesia, Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada 1
75

Asger ikm jakarta

Dec 04, 2015

Download

Documents

anakanom

ikm jakarta asger puskes mampang
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Asger ikm jakarta

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terjadinya perubahan epidemiologi yang sejalan dengan perubahan

demografi dan teknologi di Indonesia telah mengakibatkan adanya

perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi menjadi penyakit tidak

menular yang meliputi penyakit degeneratif.(1)

Salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah besar adalah

hipertensi yang disebut juga sebagai silent killer. Di Amerika,diperkirakan 1

dari 4 orang dewasa mengalami hipertensi pada usia.(2) Apabila penyakit ini

tidak terkontrol akan menyerang target organ sehingga menyebabkan peluang

7 kali lebih besar untuk terkena stroke, 6 kali lebih besar untuk terkena

Congestive Heart Failure, dan 3 kali lebih besar terkena serangan jantung.(2)

Menurut World Health Organization (WHO) saat ini terdapat 600

juta penderita hipertensi di seluruh dunia. 3 juta diantaranya meninggal setiap

tahunnya dan tujuh dari setiap 10 penderita tersebut tidak mendapatkan

pengobatan adekuat.(2) Di Indonesia, Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga

(SKRT) pada tahun 2001 menunjukkan bahwa 8,3% penduduk mengalami

hipertensi dan meningkat menjadi 27,5% pada tahun 2004.(3)

Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2007,

prevalensi hipertensi di Indonesia sebanyak 29,8%.(3) Pada usia lanjut, selain

hipertensi, penyakit yang sering menyertai adalah Parkinson dengan jumlah

penderita diseluruh dunia sekitar 5-10%. Gejala Parkinson muncul sebelum

usia 40 tahun, dan rata-rata menyerang usia 65 tahun.(4) Sedangkan di

Indonesia penyakit Parkinson diperkirakan menyerang 876.665 orang.(4)

Etiologi terjadinya penyakit Parkinson masih belum diketahui tetapi faktor

yang memengaruhi antara lain usia, genetic dan lingkungan.(4)

B. Tujuan Penelitian

1

Page 2: Asger ikm jakarta

1.Tujuan Umum

Mengetahui, menganalisa, dan mendeskripisikan hasil asesmen geriatri pada

salah satu pasien Puskesmas Kecamatan Mampang

2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam asesmen geriatri ini adalah:

1. Untuk mengetahui faktor resiko yang terdapat pada pasien

2. Untuk mengetahui fungsi psikologis dan sosial pasien

3. Untuk memberikan intervensi yang bisa diterapkan oleh pasien

C. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas

Manfaat bagi Puskesmas yaitu dapat membantu Puskesmas dalam memberikan

alternatif penyelesaian terhadap masalah tersebut. Dengan adanya kegiatan ini

dapat membantu Puskesmas dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dalam

rangka meningkatkan upaya kesehatan perorangan.

2. Bagi Pasien

Pasien dapat megetahui informasi penyakit yang dideritanya beserta

penanganannya dan pencegahannya sehingga pasien dapat menerapkan saran

yang telah diberikan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

2. Bagi Mahasiswa

Manfaat asesmen geriatri ini bagi mahasiswa yaitu sebagai syarat untuk

mengikuti ujian kepaniteraan klinik Ilmu kesehatan Masyarakat. Selain itu dapat

melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang ditemukan

pada pasien.

BAB II

2

Page 3: Asger ikm jakarta

TINJAUAN PUSTAKA

A. Aging dan permasalahannya

Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan

jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur

dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan dari jejas (termasuk infeksi)

dan memperbaiki kerusakan yang di derita. Pernyataan tersebut dapat

disimpulkan bahwa manusia secara perlahan mengalami kemunduran struktur

dan fungsi organ. Kondisi ini jelas menunjukkan bahwa proses menua itu

merupakan kombinasi dari bermacam-macam faktor yang saling berkaitan yang

dapat mempengaruhi kemandirian dan kesehatan lanjut usia, termasuk

kehidupan seksualnya. (5)

Proses menua merupakan proses yang terus menerus/berkelanjutan

secara alamiah dan umumnya di alami oleh semua makhluk hidup, misalnya,

dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan

lain, hingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Manusia secara lambat dan

progresif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan menempuh

semakin banyak penyakit degeneratif, misal seperti hipertensi, arteriosklerosis,

diabetes militus dan kanker, yang akan menyebabkan berakhirnya hidup dengan

tahap terminal, seperti stroke, infark miokard, koma asidotik, kanker metastatis

dan sebagainya. (5)

Berdasarkan Undang-Undang (UU) No. 4 tahun 1999, lansia adalah

orang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55

tahun, tidak memiliki atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan

hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain, sedangkan menurut

UU No.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia Pasal 1 ayat 2, lansia

adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. (5)

3

Page 4: Asger ikm jakarta

Secara ekonomis, penduduk lansia dapat diklasifikasikan atas lima

klasifikasi yaitu : (5)

1) Pralansia

Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.

2) Lansia

Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.

3) Lansia resiko tinggi

Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60

tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.

4) Lansia potensial

Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang

dapat menghasilkan barang/jasa.

5) Lansia tidak potensial

Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya

bergantung pada kehidupan orang lain.

a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi penuaan

Faktor yang mempengaruhi penuaan, terdiri dari faktor endogen

dan eksogen. Faktor endogen adalah perubahan dimulai dari sel–

jaringan–organ–sistem pada tubuh, sedangkan faktor eksogen, yaitu

lingkungan, sosial budaya, gaya hidup. (5)

b. Teori Proses Menua

1) Teori Biologis

a. Teori Genetik

Teori ini merupakan teori intrinsik yang menjelaskan

bahwa di dalam tubuh terdapat jam biologis yang mengatur gen

dan menentukan proses penuaan. Teori ini menyatakan bahwa

proses menua telah terprogram secara genetik untuk spesies

tertentu. (5)

4

Page 5: Asger ikm jakarta

b. Teori nongenetik

Teori penurunan sistem imun tubuh (auto-immune

theory), menyatakan bahwa mutasi yang berulang dapat

menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh

mengenali dirinya sendiri (self recognition). Mutasi yang

merusak membran sel, akan menyebabkan sistem imun tidak

mengenalinya sehingga merusaknya. Hal inilah yang mendasari

peningkatan penyakit auto-imun pada lanjut usia. (5)

Teori kerusakan akibat radikal bebas (free radical theory),

menyatakan bahwa radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas

dan di dalam tubuh, karena adanya proses metabolisme atau

proses pernapasan di dalam mitokondria. Radikal bebas

merupakan suatu atom atau molekul yang tidak stabil karena

mempunyai elektron yang tidak berpasangan sehingga sangat

reaktif mengikat atom atau molekul lain yang menimbulkan

berbagai kerusakan atau perubahan dalam tubuh. Tidak

stabilnya radikal bebas mengakibatkan oksidasi oksigen bahan

organik, misalnya karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini

dianggap sebagai penyabab penting terjadinya kerusakan fungsi

sel. Radikal bebas yang terdapat dilingkungan seperti: (5)

a) Asap kendaraan bermotor

b) Asap rokok

c) Zat pengawet makanan

d) Radiasi

e) Sinar ultraviolet yang mengakibatkan terjadinya perubahan

pigmen dan kolagen pada proses menua.

Teori rantai silang (cross link theory), teori ini

menjelaskan bahwa menua disebabkan oleh lemak, protein,

karbohidrat, dan asam nukleat (molekul kolagen) bereaksi

dengan zat kimia dan radiasi, mengubah fungsi jaringan yang

5

Page 6: Asger ikm jakarta

menyebabkan perubahan pada membran plasma, yang

mengakibatkan terjadinya jaringan yang kaku, kurang elastis,

dan hilangnya fungsi pada proses menua. (5)

2) Teori Sosiologis

a. Teori Interaksi Sosial

Teori ini menjelaskan mengapa lanjut usia bertindak pada

suatu situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai

masyarakat. Kemampuan lanjut usia untuk terus menjalin

interaksi sosial merupakan kunci mempertahankan status sosial

berdasarkan kemampuan bersosialisasi. (5)

Pokok-pokok sosial exchange theory antara lain: (5)

a) Masyarakat terdiri atas aktor sosial yang berupaya mencapai

tujuannya masing-masing.

b) Dalam upaya tersebut, terjadi interaksi sosial yang

memerlukan biaya dan waktu.

c) Untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai, seorang aktor

mengeluarkan biaya.

b. Teori aktivitas atau kegiatan yaitu : (5)

a) Ketentuan tentang semakin menurunnya jumlah kegiatan

secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa lanjut usia

yang sukses adalah mereka yang aktif dan banyak ikut serta

dalam kegiatan sosial.

b) Lanjut usia akan merasakan kepuasan bila dapat melakukan

aktivitas dan mempertahankan aktivitas tersebut selama

mungkin.

c) Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup

lanjut usia.

d) Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan

individu agar tetap stabil dari usia pertengahan sampai

lanjut usia.

6

Page 7: Asger ikm jakarta

c. Teori kepribadian berlanjut (continuity theory)

. Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada

seorang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personalitas

yang dimilikinya. Teori ini mengemukakan adanya

kesinambungan dalam siklus kehidupan lanjut usia. Pengalaman

hidup seseorang suatu saat merupakan gambarannya kelak pada

saat dia menjadi lanjut usia. Hal ini dapat dilihat dari gaya

hidup, perilaku, dan harapan seseorang ternyata tidak berubah,

walaupun ia telah lanjut usia. (5)

d. Teori pembebasan/penarikan diri (disangagement theory)

Teori ini membahas putusnya pergaulan atau hubungan dengan

masyarakat dan kemunduran individu dengan individu lainnya.

Pokok-pokok disangagement theory adalah : (5)

a) Pada pria, kehilangan peran hidup utama terjadi masa

pensiun. Pada wanita, terjadi pada masa peran dalam

keluarga berkurang, misalnya saat anak menginjak dewasa

dan meninggalkan rumah untuk belajar dan menikah.

b) Lanjut usia dan masyarakat menarik manfaat dari hal ini

karena lanjut usia dapat merasakan tekanan sosial

berkurang, sedangkan kaum muda memperoleh kesempatan

kerja yang lebih baik.

c) Ada tiga aspek utama dalam teori ini yang perlu

diperhatikan:

i. Proses menarik diri terjadi sepanjang hidup

ii. Proses tersebut tidak dapat dihindari

iii. Hal ini diterima lanjut usia dan masyarakat.

Dengan bertambah lanjutnya usia, apalagi ditambah

dengan adanya kemiskinan, lanjut usia secara berangsur-angsur

mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik

diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan

7

Page 8: Asger ikm jakarta

interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun

kuantitas sehingga sering lanjut usia mengalami kehilangan

ganda (triple loss): (5)

a) Kehilangan peran (loss of role).

b) Hambatan kontak sosial (restriction of contact and

relationship).

c) Berkurangnya komitmen (reduced commitment to social

mores and values)

Menurut teori ini, seorang lanjut usia dinyatakan

mengalami proses menua yang berhasil apabila ia menarik diri

dari kegiatan terdahulu dan dapat memusatkan diri pada

persoalan pribadi dan mempersiapkan diri menghadapi

kematiannya. Dari penyebab terjadinya proses menua tersebut,

ada beberapa peluang yang memungkinkan dapat diintervensi

agar proses menua dapat diperlambat. (5)

d. Aspek fisiologik dan patologik akibat proses menua

Dengan makin lanjutnya usia seseorang, maka kemungkinan

terjadinya penurunan anatomik dan fungsional organ tubuh. Penurunan

anatomik dan fungsional dari organ tubuh akan menyebabkan lebih

mudah timbulnya penyakit pada organ tersebut. Batas antara penurunan

fungsional dan penyakit seringkali para ahli lebih suka menyebutnya

sebagai suatu perburukan gradual yang manifestasinya pada organ

tergantung pada ambang batas tertentu dari organ tersebut, dan pada

dasarnya tergantung atas: (5)

1) Derajat kecepatan terjadinya perburukan atau deteriorisasi

2) Tingkat tampilan organ yang dibutuhkan

8

Page 9: Asger ikm jakarta

B. Hipertensi pada usia lanjut

1. Definisi

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya

di atas 140 mmHg dan diastolik diatas 90 mmHg. (6)

2. Epidemiologi

Studi berkesinambungan dari Monitoring Trends and

Determinants of Cardiovascular Disease (MONICA) Jakarta

melaporkan adanya peningkatan prevalensi hipertensi pada populasi

Indonesia dari 16,9% (tahun 2010) menjadi 17,9% (tahun 2014) .(6)

Data epidemiologis menunjukkan bahwa dengan makin

meningkatnya populasi usia lanjut (lansia), maka jumlah pasien

dengan hipertensi kemungkinan besar juga akan bertambah, dimana

baik hipertensi sistolik maupun diastolik sering timbul pada lebih

dari separuh orang yang berusia > 65 tahun. (6)

Prevalensi hipertensi pada usia lanjut (lansia) adalah 30-65%.

Hipertensi pada lansia sangat penting untuk diketahui karena

patogenesis, perjalanan penyakit dan penatalaksanaannya tidak

seluruhnya sama dengan hipertensi pada usia dewasa muda. Pada

pasien lansia, aspek diagnostik yang dilakukan harus lebih mengarah

kepada hipertensi dan komplikasinya, serta terhadap pengenalan

berbagai penyakit komorbid pada pasien.(6)

3. Kriteria

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat diklasifikasikan

menjadi hipertensi esensial/ primer dan hipertensi sekunder.

Hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak diketahui

penyebabnya disebut sebagai hipertensi esensial. Sedangkan

hipertensi sekunder adalah hipertensi yang terjadi karena ada suatu

penyakit yang melatarbelakanginya.(6)

9

Page 10: Asger ikm jakarta

Menurut The Seventh of The Joint National Committee on Prevention,

Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7)

klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal,

prehipertensi, hipertensi derajat 1, dan hipertensi derajat 2.(6)

Tabel 1. Klasifikasi tekanan darah berdasarkan JNC 7.

Klasifikasi Tekanan darah sistolik (mmHg)

Tekanan darah diastolik (mmHg)

Normal <120 <80

Pre hipertensi 120-139 80-89

Hipertensi tingkat 1

140-159 90-99

Hipertensi tingkat 2

≥160 ≥100

Sumber : Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention,

Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC7). (6)

4. Penatalaksanaan

Pilihan pengobatan dari hipertensi dibedakan berdasarkan derajat

hipertensi. Cara penanganan hipertensi adalah sebagai berikut :

a. Tanpa compelling indications ( indikasi adanya hipertensi sekunder)

1. Stage 1 hypertension ( SBP 140-159 or DBP 90-99 mmHg). Obat

diuretic tipe thiazide merupakan obat yang paling sering

digunakan. Selain itu dapat digunakan obat-obat seperti ARB,

ACEI, BB, CCB atau obat kombinasi dari obat-obat tersebut

10

Page 11: Asger ikm jakarta

2. Stage 2 Hypertension (SBP >160 or DBP >100 mmHg). Harus

menggunakan kombinasi dari 2 obat hipertensi, yang paling sering

adalah kombinasi diuretic thiazide dan ACEI, atau ARB, atau BB,

atau CCB.

b. Dengan compelling indication. Apabila pada hipertensi yang

disebabkan oleh keadaan karena adanya penyakit yang lain, maka obat

yang diberikan tergantung penyakit yang menimbulkan hipertensi

tersebut.

Gambar 1. Penatalaksanaan hipertensi(6)

Sumber : Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention,

Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC7). (6)

Selain dengan obat-obatan, pasien hipertensi harus melakukan modifikasi

gaya hidup. Perubahan gaya hidup meliputi penurunan berat badan, kurnagi

11

Page 12: Asger ikm jakarta

makanan yang banyak makan sayur, buah dan makanan rendah kolesterol.

Meningkatkan aktivitas fisik dan tidak minum alkohol. (6)

C. Parkinson

1. Definisi

Penyakit parkinson adalah penyakit neurodegeneratif progresif yang

berkaitan erat dengan usia. Secara patologis penyakit parkinson ditandai

oleh degenerasi neuron-neuron berpigmen neuromelamin, terutama di pars

kompakta substansia nigra yang disertai inklusi sitoplasmik eosinofilik

(Lewy bodies), atau disebut juga parkinsonisme idiopatik atau primer.(7)

Sedangkan Parkinsonisme adalah suatu sindrom yang ditandai oleh

tremor waktu istirahat, rigiditas, bradikinesia, dan hilangnya refleks postural

akibat penurunan kadar dopamine dengan berbagai macam sebab. Sindrom

ini sering disebut sebagai Sindrom Parkinson. (7)

2. KLASIFIKASI

Penyakit parkinson dapat dibagi atas 3 kategori, yaitu : (7)

1. Parkinson primer/idiopatik/paralysis agitans.

Sering dijumpai dalam praktek sehari-hari dan kronis, tetapi

penyebabnya belum jelas. Kira-kira 7 dari 8 kasus parkinson termasuk

jenis ini.

2. Parkinson sekunder atau simtomatik

Dapat disebabkan pasca ensefalitis virus, pasca infeksi lain :

tuberkulosis, sifilis meningovaskuler. Toksin seperti 1-methyl-4-phenyl-

1,2,3,6-tetrahydropyridine (MPTP), Mn, CO, sianida. Obat-obatan yang

menghambat reseptor dopamin dan menurunkan cadangan dopamin

misalnya golongan fenotiazin, reserpin, tetrabenazin dan lain-lain,

misalnya perdarahan serebral pasca trauma yang berulang-ulang pada

petinju, infark lakuner, tumor serebri, hipoparatiroid dan kalsifikasi.

12

Page 13: Asger ikm jakarta

3. Sindrom Parkinson Plus (Multiple System Degeneration)

Pada kelompok ini gejalanya hanya merupakan sebagian dari gambaran

penyakit keseluruhan. Jenis ini bisa didapat pada Progressive

supranuclear palsy, Multiple system atrophy (sindrom Shy-drager,

degenerasi striatonigral, olivo-pontocerebellar degeneration,

parkinsonism-amyotrophy syndrome), Degenerasi kortikobasal

ganglionik, Sindrom demensia, Hidrosefalus normotensif, dan Kelainan

herediter (Penyakit Wilson, penyakit Huntington, Parkinsonisme familial

dengan neuropati peripheral).

3. ETIOLOGI

Etiologi Parkinson primer masih belum diketahui. Terdapat beberapa

dugaan, di antaranya ialah : infeksi oleh virus yang non-konvensional (belum

diketahui), reaksi abnormal terhadap virus yang sudah umum, pemaparan

terhadap zat toksik yang belum diketahui, terjadinya penuaan yang prematur

atau dipercepat. (7)

Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak, tepatnya di substansi nigra.

Suatu kelompok sel yang mengatur gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki

(involuntary). Akibatnya, penderita tidak bisa mengatur/menahan gerakan-

gerakan yang tidak disadarinya. (7)

Mekanisme bagaimana kerusakan itu belum jelas benar, akan tetapi ada

beberapa faktor resiko ( multifaktorial ) yang telah diidentifikasikan, yaitu : (7)

1. Usia : Insiden meningkat dari 10 per 10.000 penduduk pada usia 50 sampai

200 dari 10.000 penduduk pada usia 80 tahun. Hal ini berkaitan dengan

reaksi mikrogilial yang mempengaruhi kerusakan neuronal, terutama pada

substansia nigra pada penyakit parkinson.

2. Genetik : Penelitian menunjukkan adanya mutasi genetik yang berperan pada

penyakit parkinson. Yaitu mutasi pada gen a-sinuklein pada lengan panjang

kromosom 4 (PARK1) pada pasien dengan Parkinsonism autosomal

dominan. Pada pasien dengan autosomal resesif parkinson, ditemukan delesi

13

Page 14: Asger ikm jakarta

dan mutasi point pada gen parkin (PARK2) di kromosom 6. Selain itu juga

ditemukan adanya disfungsi mitokondria. Adanya riwayat penyakit

parkinson pada keluarga meningakatkan faktor resiko menderita penyakit

parkinson sebesar 8,8 kali pada usia kurang dari 70 tahun dan 2,8 kali pada

usia lebih dari 70 tahun. Meskipun sangat jarang, jika disebabkan oleh

keturunan, gejala parkinsonisme tampak pada usia relatif muda. Kasus-kasus

genetika di USA sangat sedikit, belum ditemukan kasus genetika pada 100

penderita yang diperiksa. Di Eropa pun demikian. Penelitian di Jerman

menemukan hasil nol pada 70 penderita. Contoh klasik dari penyebab

genetika ditemukan pada keluarga-keluarga di Italia karena kasus penyakit

itu terjadi pada usia 46 tahun.

3. Faktor Lingkungan(7)

a) Xenobiotik : Berhubungan erat dengan paparan pestisida yang dapat

menimbulkan kerusakan mitokondria.

b) Pekerjaan : Lebih banyak pada orang dengan paparan metal yang lebih

tinggi dan lama.

c) Infeksi : Paparan virus influenza intrautero diduga turut menjadi faktor

predesposisi penyakit parkinson melalui kerusakan substansia nigra.

Penelitian pada hewan menunjukkan adanya kerusakan substansia nigra

oleh infeksi Nocardia astroides.

d) Diet : Konsumsi lemak dan kalori tinggi meningkatkan stress oksidatif,

salah satu mekanisme kerusakan neuronal pada penyakit parkinson.

Sebaliknya,kopi merupakan neuroprotektif.

4. Ras : angka kejadian Parkinson lebih tinggi pada orang kulit putih

dibandingkan kulit berwarna.

5. Trauma kepala : Cedera kranio serebral bisa menyebabkan penyakit

parkinson, meski peranannya masih belum jelas benar.

6. Stress dan depresi : Beberapa penelitian menunjukkan depresi dapat

mendahului gejala motorik. Depresi dan stress dihubungkan dengan penyakit

14

Page 15: Asger ikm jakarta

parkinson karena pada stress dan depresi terjadi peningkatan turnover

katekolamin yang memacu stress oksidatif.

4. PATOFISIOLOGI

Secara umum dapat dikatakan bahwa penyakit Parkinson terjadi karena

penurunan kadar dopamine akibat kematian neuron di substansia nigra pars

compacta (SNc) sebesar 40-50% yang disertai dengan inklusi sitoplasmik

eosinofilik (Lewy bodies) dengan penyebab multifaktor.(8)

Substansia nigra (sering disebut black substance), adalah suatu region kecil

di otak (brain stem) yang terletak sedikit di atas medulla spinalis. Bagian ini

menjadi pusat control/koordinasi dari seluruh pergerakan. Sel-selnya

menghasilkan neurotransmitter yang disebut dopamine, yang berfungsi untuk

mengatur seluruh gerakan otot dan keseimbangan tubuh yang dilakukan oleh

sistem saraf pusat. Dopamine diperlukan untuk komunikasi elektrokimia antara

sel-sel neuron di otak terutama dalam mengatur pergerakan, keseimbangan dan

refleks postural, serta kelancaran komunikasi (bicara). Pada penyakit Parkinson

sel-sel neuron di SNc mengalami degenerasi, sehingga produksi dopamine

menurun dan akibatnya semua fungsi neuron di system saraf pusat (SSP)

menurun dan menghasilkan kelambatan gerak (bradikinesia), kelambatan bicara

dan berpikir (bradifrenia), tremor dan kekauan (rigiditas). (8)

Hipotesis terbaru proses patologi yang mendasari proses degenerasi neuron

SNc adalah stress oksidatif. Stress oksidatif menyebabkan terbentuknya formasi

oksiradikal, seperti dopamine quinon yang dapat bereaksi dengan alfa sinuklein

(disebut protofibrils). Formasi ini menumpuk, tidak dapat di gradasi oleh

ubiquitin-proteasomal pathway, sehingga menyebabkan kematian sel-sel SNc.

Mekanisme patogenik lain yang perlu dipertimbangkan antara lain : (8)

Efek lain dari stres oksidatif adalah terjadinya reaksi antara oksiradikal

dengan nitric-oxide (NO) yang menghasilkan peroxynitric-radical.

15

Page 16: Asger ikm jakarta

Kerusakan mitokondria sebagai akibat penurunan produksi adenosin

trifosfat (ATP) dan akumulasi elektron-elektron yang memperburuk stres

oksidatif, akhirnya menghasilkan peningkatan apoptosis dan kematian sel.

Perubahan akibat proses inflamasi di sel nigra, memproduksi sitokin yang

memicu apoptosis sel-sel SNc.

5. GEJALA KLINIS

Gambar 2. Gejala motorik Parkinson(8)

Sumber : Lecture Notes Neurologi

a. Tremor

Gejala penyakit parkinson sering luput dari pandangan awam, dan

dianggap sebagai suatu hal yang lumrah terjadi pada orang tua. Salah

satu ciri khas dari penyakit parkinson adalah tangan tremor (bergetar)

jika sedang beristirahat. Namun, jika orang itu diminta melakukan

sesuatu, getaran tersebut tidak terlihat lagi. Itu yang disebut resting

tremor, yang hilang juga sewaktu tidur. (8)

Tremor terdapat pada jari tangan, tremor kasar pada sendi

metakarpofalangis, kadang-kadang tremor seperti menghitung uang

16

Page 17: Asger ikm jakarta

logam atau memulung-mulung (pill rolling). Pada sendi tangan fleksi-

ekstensi atau pronasi-supinasi pada kaki fleksi-ekstensi, kepala fleksi-

ekstensi atau menggeleng, mulut membuka menutup, lidah terjulur-

tertarik. Tremor ini menghilang waktu istirahat dan menghebat waktu

emosi terangsang (resting/ alternating tremor). (8)

Tremor tidak hanya terjadi pada tangan atau kaki, tetapi bisa juga

terjadi pada kelopak mata dan bola mata, bibir, lidah dan jari tangan

(seperti orang menghitung uang). Semua itu terjadi pada saat

istirahat/tanpa sadar. Bahkan, kepala penderita bisa bergoyang-goyang

jika tidak sedang melakukan aktivitas (tanpa sadar). Artinya, jika

disadari, tremor tersebut bisa berhenti. Pada awalnya tremor hanya

terjadi pada satu sisi, namun semakin berat penyakit, tremor bisa terjadi

pada kedua belah sisi. (8)

b. Rigiditas/kekakuan

Tanda yang lain adalah kekakuan (rigiditas). Jika kepalan tangan yang

tremor tersebut digerakkan (oleh orang lain) secara perlahan ke atas

bertumpu pada pergelangan tangan, terasa ada tahanan seperti melewati

suatu roda yang bergigi sehingga gerakannya menjadi

terpatah-patah/putus-putus. Selain di tangan maupun di kaki, kekakuan

itu bisa juga terjadi di leher. Akibat kekakuan itu, gerakannya menjadi

tidak halus lagi seperti break-dance. Gerakan yang kaku membuat

penderita akan berjalan dengan postur yang membungkuk. Untuk

mempertahankan pusat gravitasinya agar tidak jatuh, langkahnya menjadi

cepat tetapi pendek-pendek. (8)

Adanya hipertoni pada otot fleksor ekstensor dan hipertoni seluruh

gerakan, hal ini oleh karena meningkatnya aktifitas motorneuron alfa,

adanya fenomena roda bergigi (cogwheel phenomenon). (8)

c. Akinesia/Bradikinesia

Kedua gejala di atas biasanya masih kurang mendapat perhatian

sehingga tanda akinesia/bradikinesia muncul. Gerakan penderita menjadi

17

Page 18: Asger ikm jakarta

serba lambat. Dalam pekerjaan sehari-hari pun bisa terlihat pada

tulisan/tanda tangan yang semakin mengecil, sulit mengenakan baju,

langkah menjadi pendek dan diseret. Kesadaran masih tetap baik

sehingga penderita bisa menjadi tertekan (stres) karena penyakit itu.

Wajah menjadi tanpa ekspresi. Kedipan dan lirikan mata berkurang,

suara menjadi kecil, refleks menelan berkurang, sehingga sering keluar

air liur. (8)

Gerakan volunter menjadi lambat sehingga berkurangnya gerak

asosiatif, misalnya sulit untuk bangun dari kursi, sulit memulai berjalan,

lambat mengambil suatu obyek, bila berbicara gerak lidah dan bibir

menjadi lambat. Bradikinesia mengakibatkan berkurangnya ekspresi

muka serta mimik dan gerakan spontan yang berkurang, misalnya wajah

seperti topeng, kedipan mata berkurang, berkurangnya gerak menelan

ludah sehingga ludah suka keluar dari mulut. (8)

d. Tiba-tiba Berhenti atau Ragu-ragu untuk Melangkah

Gejala lain adalah freezing, yaitu berhenti di tempat saat mau mulai

melangkah, sedang berjalan, atau berputar balik; dan start hesitation,

yaitu ragu-ragu untuk mulai melangkah. Bisa juga terjadi sering kencing,

dan sembelit. Penderita menjadi lambat berpikir dan depresi. Hilangnya

refleks postural disebabkan kegagalan integrasi dari saraf propioseptif

dan labirin dan sebagian kecil impuls dari mata, pada level talamus dan

ganglia basalis yang akan mengganggu kewaspadaan posisi tubuh.

Keadaan ini mengakibatkan penderita mudah jatuh. (8)

e. Mikrografia

Tulisan tangan secara gradual menjadi kecil dan rapat, pada beberapa

kasus hal ini merupakan gejala dini. (8)

f. Langkah dan gaya jalan (sikap Parkinson)

Berjalan dengan langkah kecil menggeser dan makin menjadi cepat

(marche a petit pas), stadium lanjut kepala difleksikan ke dada, bahu

membengkok ke depan, punggung melengkung bila berjalan. (8)

18

Page 19: Asger ikm jakarta

g. Bicara monoton

Hal ini karena bradikinesia dan rigiditas otot pernapasan, pita suara,

otot laring, sehingga bila berbicara atau mengucapkan kata-kata yang

monoton dengan volume suara halus (suara bisikan) yang lambat. (8)

h. Dimensia

Adanya perubahan status mental selama perjalanan penyakitnya

dengan defisit kognitif. (8)

i. Gangguan behavioral

Lambat-laun menjadi dependen (tergantung kepada orang lain),

mudah takut, sikap kurang tegas, depresi. Cara berpikir dan respon

terhadap pertanyaan lambat (bradifrenia) biasanya masih dapat

memberikan jawaban yang betul, asal diberi waktu yang cukup. (8)

j. Gejala Lain

Kedua mata berkedip-kedip dengan gencar pada pengetukan diatas

pangkal hidungnya (tanda Myerson positif) (8)

6. Gejala non motorik (8)

a. Disfungsi otonom

Keringat berlebihan, air ludah berlebihan, gangguan sfingter

terutama inkontinensia dan hipotensi ortostatik

Kulit berminyak dan infeksi kulit seboroik

Pengeluaran urin yang banyak

Gangguan seksual yang berubah fungsi, ditandai dengan

melemahnya hasrat seksual, perilaku, orgasme.

b. Gangguan suasana hati, penderita sering mengalami depresi

c. Ganguan kognitif, menanggapi rangsangan lambat

d. Gangguan tidur, penderita mengalami kesulitan tidur (insomnia)

e. Gangguan sensasi

kepekaan kontras visual lemah, pemikiran mengenai ruang,

pembedaan warna

19

Page 20: Asger ikm jakarta

penderita sering mengalami pingsan, umumnya disebabkan oleh

hypotension orthostatic, suatu kegagalan sistemsaraf otonom untuk

melakukan penyesuaian tekanan darah sebagai jawaban atas

perubahan posisi badan

berkurangnya atau hilangnya kepekaan indra perasa bau

(microsmia atau anosmia).

7. DIAGNOSIS

Diagnosis penyakit Parkinson ditegakkan berdasarkan kriteria(8):

1. Secara klinis

Didapatkan 2 dari 3 tanda kardinal gangguan motorik : tremor,

rigiditas, bradikinesia atau

3 dari 4 tanda motorik : tremor, rigiditas, bradikinesia dan

ketidakstabilan postural.

2. Kriteria Koller

Didapati 2 dari 3 tanda cardinal gangguan motorik : tremor saat

istirahat atau gangguan refleks postural, rigiditas, bradikinesia yang

berlangsung 1 tahun atau lebih.

Respons terhadap terapi levodopa yang diberikan sampai perbaikan

sedang (minimal 1.000 mg/hari selama 1 bulan) dan lama perbaikan 1

tahun atau lebih.

3. Kriteria Gelb & Gilman

Gejala kelompok A (khas untuk penyakit Parkinson) terdiri dari :

1) Resting tremor

2) Bradikinesia

3) Rigiditas

4) Permulaan asimetris

Gejala klinis kelompok B (gejala dini tak lazim), diagnosa alternatif,

terdiri dari :

1) Instabilitas postural yang menonjol pada 3 tahun pertama

20

Page 21: Asger ikm jakarta

2) Fenomena tak dapat bergerak sama sekali (freezing) pada 3 tahun

pertama

3) Halusinasi (tidak ada hubungan dengan pengobatan) dalam 3 tahun

pertama

4) Demensia sebelum gejala motorik pada tahun pertama.

Diagnosis “possible” : terdapat paling sedikit 2 dari gejala kelompok

A dimana salah satu diantaranya adalah tremor atau bradikinesia dan

tak terdapat gejala kelompok B, lama gejala kurang dari 3 tahun

disertai respon jelas terhadap levodopa atau dopamine agonis.

Diagnosis “probable” : terdapat paling sedikit 3 dari 4 gejala

kelompok A, dan tidak terdapat gejala dari kelompok B, lama

penyakit paling sedikit 3 tahun dan respon jelas terhadap levodopa

atau dopamine agonis.

Diagnosis “pasti” : memenuhi semua kriteria probable dan

pemeriksaan histopatologis yang positif.

8. PENATALAKSANAAN

Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif yang berkembang

progresif dan penyebabnya tidak diketahui, oleh karena itu strategi

penatalaksanaannya adalah 1) terapi simtomatik, untuk mempertahankan

independensi pasien, 2) neuroproteksi dan 3) neurorestorasi, keduanya untuk

menghambat progresivitas penyakit Parkinson. Strategi ini ditujukan untuk

mempertahankan kualitas hidup penderitanya. (8)

1. Terapi farmakologik (8)

a. Obat pengganti dopamine (Levodopa, Carbidopa)

Levodopa merupakan pengobatan utama untuk penyakit parkinson.

Di dalam otak levodopa dirubah menjadi dopamine. L-dopa akan diubah

menjadi dopamine pada neuron dopaminergik oleh L-aromatik asam

amino dekarboksilase (dopa dekarboksilase). Walaupun demikian, hanya

21

Page 22: Asger ikm jakarta

1-5% dari L-Dopa memasuki neuron dopaminergik, sisanya dimetabolisme

di sembarang tempat, mengakibatkan efek samping yang luas. Karena

mekanisme feedback, akan terjadi inhibisi pembentukan L-Dopa endogen.

Carbidopa dan benserazide adalah dopa dekarboksilase inhibitor,

membantu mencegah metabolisme L-Dopa sebelum mencapai neuron

dopaminergik. (8)

Levodopa mengurangi tremor, kekakuan otot dan memperbaiki

gerakan. Penderita penyakit parkinson ringan bisa kembali menjalani

aktivitasnya secara normal. Obat ini diberikan bersama carbidopa untuk

meningkatkan efektivitasnya & mengurangi efek sampingnya. (8)

Banyak dokter menunda pengobatan simtomatis dengan levodopa

sampai memang dibutuhkan. Bila gejala pasien masih ringan dan tidak

mengganggu, sebaiknya terapi dengan levodopa jangan dilakukan. Hal ini

mengingat bahwa efektifitas levodopa berkaitan dengan lama waktu

pemakaiannya. Levodopa melintasi sawar-darah-otak dan memasuki

susunan saraf pusat dan mengalami perubahan ensimatik menjadi

dopamin. Dopamin menghambat aktifitas neuron di ganglia basal. Efek

samping levodopa dapat berupa: (8)

1) Neusea, muntah, distress abdominal

2) Hipotensi postural

3) Sesekali akan didapatkan aritmia jantung, terutama pada penderita

yang berusia lanjut. Efek ini diakibatkan oleh efek beta-adrenergik

dopamine pada system konduksi jantung. Ini bisa diatasi dengan

obat beta blocker seperti propanolol.

4) Diskinesia yang paling sering ditemukan melibatkan anggota

gerak, leher atau muka. Diskinesia sering terjadi pada penderita

yang berespon baik terhadap terapi levodopa. Beberapa penderita

menunjukkan gejala on-off yang sangat mengganggu karena

penderita tidak tahu kapan gerakannya mendadak menjadi terhenti,

membeku, sulit. Jadi gerakannya terinterupsi sejenak.

22

Page 23: Asger ikm jakarta

5) Abnormalitas laboratorium. Granulositopenia, fungsi hati abnormal

dan ureum darah yang meningkat merupakan komplikasi yang

jarang terjadi pada terapi levodopa.

Efek samping levodopa pada pemakaian bertahun-tahun adalah diskinesia

yaitu gerakan motorik tidak terkontrol pada anggota gerak maupun tubuh.

Respon penderita yang mengkonsumsi levodopa juga semakin lama

semakin berkurang. Untuk menghilangkan efek samping levodopa, jadwal

pemberian diatur dan ditingkatkan dosisnya, juga dengan memberikan

tambahan obat-obat yang memiliki mekanisme kerja berbeda seperti

dopamin agonis, COMT inhibitor atau MAO-B inhibitor.

b. Agonis Dopamin(8)

Agonis dopamin seperti Bromokriptin (Parlodel), Pergolid

(Permax), Pramipexol (Mirapex), Ropinirol, Kabergolin, Apomorfin dan

lisurid dianggap cukup efektif untuk mengobati gejala Parkinson. Obat ini

bekerja dengan merangsang reseptor dopamin, akan tetapi obat ini juga

menyebabkan penurunan reseptor dopamin secara progresif yang

selanjutnya akan menimbulkan peningkatan gejala Parkinson.

Obat ini dapat berguna untuk mengobati pasien yang pernah

mengalami serangan yang berfluktuasi dan diskinesia sebagai akibat dari

levodopa dosis tinggi. Apomorfin dapat diinjeksikan subkutan. Dosis

rendah yang diberikan setiap hari dapat mengurangi fluktuasi gejala

motorik. Efek samping obat ini adalah halusinasi, psikosis, eritromelalgia,

edema kaki, mual dan muntah.

c. Antikolinergik(8)

Obat ini menghambat sistem kolinergik di ganglia basal dan

menghambat aksi neurotransmitter otak yang disebut asetilkolin. Obat ini

mampu membantu mengoreksi keseimbangan antara dopamine dan

asetilkolin, sehingga dapat mengurangi gejala tremor. Ada dua preparat

antikolinergik yang banyak digunakan untuk penyakit parkinson , yaitu

23

Page 24: Asger ikm jakarta

thrihexyphenidyl (artane) dan benztropin (congentin). Preparat lainnya yang

juga termasuk golongan ini adalah biperidon (akineton), orphenadrine

(disipal) dan procyclidine (kamadrin). Efek samping obat ini adalah mulut

kering dan pandangan kabur. Sebaiknya obat jenis ini tidak diberikan pada

penderita penyakit Parkinson usia diatas 70 tahun, karena dapat menyebabkan

penurunan daya ingat.

d. Penghambat Monoamin oxidase (MAO Inhibitor) (8)

Selegiline (Eldepryl), Rasagaline (Azilect). Inhibitor MAO diduga

berguna pada penyakit Parkinson karena neurotransmisi dopamine dapat

ditingkatkan dengan mencegah perusakannya. Selegiline dapat pula

memperlambat memburuknya sindrom Parkinson, dengan demikian terapi

levodopa dapat ditangguhkan selama beberapa waktu. Berguna untuk

mengendalikan gejala dari penyakit Parkinson yaitu untuk mengaluskan

pergerakan.

Selegilin dan rasagilin mengurangi gejala dengan dengan

menginhibisi monoamine oksidase B (MAO-B), sehingga menghambat

perusakan dopamine yang dikeluarkan oleh neuron dopaminergik.

Metabolitnya mengandung L-amphetamin and L-methamphetamin. Biasa

dipakai sebagai kombinasi dengan gabungan levodopa-carbidopa. Selain itu

obat ini juga berfungsi sebagai antidepresan ringan. Efek sampingnya adalah

insomnia, penurunan tekanan darah dan aritmia.

e. Amantadin

Berperan sebagai pengganti dopamine, tetapi bekerja di bagian lain

otak. Obat ini dulu ditemukan sebagai obat antivirus, selanjutnya diketahui

dapat menghilangkan gejala penyakit Parkinson yaitu menurunkan gejala

tremor, bradikinesia, dan fatigue pada awal penyakit Parkinson dan dapat

menghilangkan fluktuasi motorik (fenomena on-off) dan diskinesia pada

penderita Parkinson lanjut. Dapat dipakai sendirian atau sebagai kombinasi

dengan levodopa atau agonis dopamine. Efek sampingnya dapat

mengakibatkan mengantuk. (8)

24

Page 25: Asger ikm jakarta

f. Penghambat Catechol 0-Methyl Transferase/COMT

Entacapone (Comtan), Tolcapone (Tasmar). Obat ini masih relatif

baru, berfungsi menghambat degradasi dopamine oleh enzim COMT dan

memperbaiki transfer levodopa ke otak. Mulai dipakai sebagai kombinasi

levodopa saat efektivitas levodopa menurun. Diberikan bersama setiap dosis

levodopa. Obat ini memperbaiki fenomena on-off, memperbaiki kemampuan

aktivitas kehidupan sehari-hari.Efek samping obat ini berupa gangguan fungsi

hati, sehingga perlu diperiksa tes fungsi hati secara serial. Obat ini juga

menyebabkan perubahan warna urin berwarna merah-oranye. (8)

g. Neuroproteksi

Terapi neuroprotektif dapat melindungi neuron dari kematian sel yang

diinduksi progresifitas penyakit. Yang sedang dikembangkan sebagai agen

neuroprotektif adalah apoptotic drugs (CEP 1347 and CTCT346), lazaroids,

bioenergetics, antiglutamatergic agents, dan dopamine receptors. Adapun

yang sering digunakan di klinik adalah monoamine oxidase inhibitors

(selegiline and rasagiline), dopamin agonis, dan complek I mitochondrial

fortifier coenzyme Q10. (8)

2. Non Farmakologik

a. Edukasi

Pasien serta keluarga diberikan pemahaman mengenai penyakitnya,

misalnya pentingnya meminum obat teratur dan menghindari jatuh.

Menimbulkan rasa simpati dan empati dari anggota keluarganya sehingga

dukungan fisik dan psikik mereka menjadi maksimal. (8)

b. Terapi rehabilitasi

Tujuan rehabilitasi medik adalah untuk meningkatkan kualitas

hidup penderita dan menghambat bertambah beratnya gejala penyakit serta

mengatasi masalah-masalah sebagai berikut : Abnormalitas gerakan,

Kecenderungan postur tubuh yang salah, Gejala otonom, Gangguan

perawatan diri (Activity of Daily Living – ADL), dan Perubahan

25

Page 26: Asger ikm jakarta

psikologik. Latihan yang diperlukan penderita parkinson meliputi latihan

fisioterapi, okupasi, dan psikoterapi. (8)

Latihan fisioterapi meliputi : latihan gelang bahu dengan tongkat, latihan

ekstensi trunkus, latihan frenkle untuk berjalan dengan menapakkan kaki

pada tanda-tanda di lantai, latihan isometrik untuk kuadrisep femoris dan otot

ekstensor panggul agar memudahkan menaiki tangga dan bangkit dari kursi.

Latihan okupasi yang memerlukan pengkajian ADL pasien, pengkajian

lingkungan tenpat tinggal atau pekerjaan. Dalam pelaksanaan latihan dipakai

bermacam strategi, yaitu : (8)

Strategi kognitif : untuk menarik perhatian penuh/konsentrasi, bicara

jelas dan tidak cepat, mampu menggunakan tanda-tanda verbal

maupun visual dan hanya melakukan satu tugas kognitif maupun

motorik.

Strategi gerak : seperti bila akan belok saat berjalan gunakan

tikungan yang agak lebar, jarak kedua kaki harus agak lebar bila

ingin memungut sesuatu dilantai.

Strategi keseimbangan : melakukan ADL dengan duduk atau berdiri

dengan kedua kaki terbuka lebar dan dengan lengan berpegangan

pada dinding. Hindari eskalator atau pintu berputar. Saat bejalan di

tempat ramai atau lantai tidak rata harus konsentrasi penuh jangan

bicara atau melihat sekitar.

D. Prinsip comprehensive care

Geriatri adalah cabang disiplin ilmu kedokteran yang mempelajari

aspek kesehatan dan kedokteran pada warga lanjut usia, termasuk pelayanan

kesehatan kepada lanjut usia dengan mengkaji semua aspek kesehatan

berupa promosi, pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan rehabilitasi,

sehingga pengertian pasien geriatri adalah pasien lanjut usia dengan multi

penyakit dan/atau gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi,

26

Page 27: Asger ikm jakarta

sosial, ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan

secara terpadu dengan pendekatan Multidisiplin yang bekerja secara

Interdisiplin.(9)

Diperkirakan bahwa pada tahun 2050 mendatang, masyarakat lanjut

usia akan terus bertambah jumlahnya hingga 22%-46%. Semakin

bertambahnya usia, maka keterbatasan dalam segala aspek pada seseorang

akan terus bertambah. Oleh karena hal tersebut, saat ini, diterapkan suatu

cara penilaian terhadap pasien lanjut usia untuk mencegah keterbatasan atau

disabilitas lebih lanjut melalui penilaian geriatri komprehensif. (9)

Penilaian geriatri komprehensif (comprehensive geriatric

assessment) adalah suatu proses diagnostik multidisiplin untuk menentukan

keadaan medis, kapabilitas psikososial dan fungsional, serta keterbatasan

pasien usia lanjut yang bertujuan untuk mengembangkan rencana

pengobatan dan tindak lanjut perawatan jangka panjang yang terkoordinasi

dan terintegrasi. Penilaian geriatri ini ditekankan untuk meningkatkan

kualitas hidup dan status fungsional, prognosis, dengan penggunaan

sejumlah instrumen standar untuk mengevaluasi aspek fungsi pasien,

gangguan, dan dukungan sosial. (9)

1. Penilaian medis

Adapun hal-hal yang perlu dinilai terkait kondisi medis pasien, meliputi:(9)

a. Keluhan utama dan riwayat penyakit sekarang

Penting bagi seorang praktisi geriatri untuk mengetahui keluhan

utama atau riwayat penyakit saat ini yang dialami oleh pasien,

sehingga dapat ditentukan tatalaksana lanjutannya akan seperti apa.

Tidak hanya keluhan utama dan riwayat penyakit saat ini saja yang

perlu diketahui, tetapi juga mengetahui faktor-faktor komorbid yang

ada pada pasien dan menentukan seberapa parah derajat penyakit

27

Page 28: Asger ikm jakarta

yang diderita sehingga selain menentukan rencana terapi, tetapi juga

dapat menentukan prognosis ke depannya bagaimana.

b. Riwayat penyakit dahulu

Dalam upaya memberikan pelayanan yang lengkap dan akurat,

praktisi geriatri perlu mencari dan mendapatkan catatan medis

menyeluruh, termasuk penyakit-penyakit yang pernah diderita di

masa lampau.

c. Nutrisi

Dibandingkan dengan populasi umum, orang tua lebih rentan

terhadap gizi yang tidak memadai untuk sejumlah alasan seperti gigi

terbatas atau gigi palsu tidak pas, berkurang nafsu makan karena

kesepian, depresi atau obat penekan nafsu makan, kondisi medis

umum termasuk sembelit, gagal jantung kongestif, kanker dan

demensia, kurangnya sumber daya keuangan, serta disabilitas

sehingga akses terbatas untuk makanan dan / atau ketidakmampuan

untuk menyiapkan makanan. Data mengenai nutrisi pasien ini

nantinya akan ikut menentukan rencana penentuan nutrisi pasien ke

depannya.

2. Penilaian fungsional

Status fungsional pada pasien geriatri dapat dinilai dengan banyak

cara, salah satunya adalah dengan penilaian kegiatan hidup harian.

Activities of Daily Living (ADL) adalah aktivitas perawatan diri bahwa

seseorang harus mampu hidup mandiri, termasuk mandi, berpakaian,

pergi ke toilet, dan makan. Pasien yang tidak dapat melakukan tugas-

tugas ini biasanya membutuhkan dukungan pengasuh 12 sampai 24 jam

per hari. Pasien yang menolak untuk melakukan fungsi dianggap tidak

mampu menjalankan fungsi meskipun mereka mampu. (9)

3. Penilaian psikologis

28

Page 29: Asger ikm jakarta

Pemeriksaan psikologis, meliputi pemeriksaan terhadap fungsi

kognitif, dan mood. Kognisi melibatkan proses dasar persepsi, perhatian,

memori, penalaran, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.

Bila proses ini terganggu, konsekuensi bagi individu dapat menjadi

bencana; overdosis tidak disengaja dari obat dan kecelakaan kendaraan

bermotor hanya beberapa contoh. Penyakit, obat, atau kecelakaan

(terutama yang melibatkan cedera kepala) dapat mengganggu kognisi.

Sebelum pengujian kognisi, penting untuk mengetahui bahwa

kemampuan sensorik primer pasien (penglihatan dan pendengaran) utuh,

karena bisa menyesatkan untuk menyimpulkan bahwa pasien gangguan

kognitif. Hal ini merupakan alasan pengujian penglihatan dan

pendengaran adalah bagian rutin dari penilaian geriatri. Untuk tujuan ini,

instrumen yang digunakan adalah uji Mini Negara Mental (MMSE). (9)

Penilaian psikologis berikutnya adalah penilaian terhadap mod,

dimana masalah terberat pada rentang usia lanjut adalah depresi berat.

Depresi berat yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati adalah salah satu

kontributor paling signifikan untuk morbiditas dan mortalitas geriatri.

Depresi berat didiagnosis dengan menggunakan kriteria dari Diagnostik

& Statistik Manual of Mental Disorders, 4th Ed (DSM-IV). Untuk tujuan

ini, instrumen seperti Skala Depresi Geriatri (GDS) dapat digunakan.

Depresi berat harus dicurigai pada setiap pasien dengan skor 5 atau lebih.(9)

4. Penilaian sosial

Penilaian sosial yang dimaksud meliputi seberapa besar dukungan

keluarga atau kerabat pasien dalam kehidupan sehari-hari, serta apakah

pasien masih aktif mengikuti kegiatan sosial dilingkungan sekitar,

sehingga dapat ditentukan apakah pasien memerlukan bantuan perawatan

kehidupan sehari-hari. (9)

5. Penilaian lingkungan

29

Page 30: Asger ikm jakarta

Komponen ini meliputi bagaimanakah kondisi rumah dan lingkungan

sekitar pasien, apakah rumah dan lingkungannya tersebut mendukung

pasien untuk menjalankan kegiatannya, membuat pasien cukup merasa

nyaman dan aman. (9)

30

Page 31: Asger ikm jakarta

BAB III

METODE

A.Desain penelitian

Desain penelitian adalah dengan purposive sampling dimana penulis spesifik

untuk melakukan kunjungan rumah.

B.Lokasi dan waktu

Lokasi peneletian bertempat di komplek polri jalan pondok karya blok I7 Jakarta

selatan dengan waktu penelitian dilakukan mulai 10 Juni 2015- 23 Juli 2015.

C.Diagnosis masalah

Pasien yang dilakukan kunjungan rumah mengalami hipertensi grade II dan

Parkinson.

D. Penatalaksanaan

Kegiatan kunjungan rumah dilaksanakan sebanyak 6 kali. Setiap kunjungan,

penulis mengevaluasi pengobatan pasien apakah diterapkan secara tepat dan

rutin, serta memberikan solusi pencegahan untuk penyakit lebih lanjut serta

penulis bersama psikolog melakukan konseling dengan pasien.

31

Page 32: Asger ikm jakarta

BAB IV

ASSESMENT GERIATRI

A. Identitas Pasien

Nama : Tn. W Gender: L

Tanggal lahir : Magelang, 11 November 1944

Alamat : Jl. Pondok Karya blok I 27

Riwayat Pekerjaan : Pensiunan polisi

Nama Orang terdekat : Ny. S

Jumlah Anak : 3 Pria : 1 Wanita: 2

Jumlah Cucu : 6

Jumlah Cicit : -

Pembiayaan kesehatan : Jaminan

Sebutkan jenisnya : ASKES (Saat ini BPJS)

Riwayat Medis / Evaluasi Fisik

B. Riwayat Medis :

1. Keluhan utama : Kepala terasa pusing sejak 3 hari lalu

2. Keluhan tambahan : tangan dan kaki terasa bergetar dan lemas

serta ingin memeriksakan tekanan darah.

3. Riwayat penyakit sekarang :

32

Page 33: Asger ikm jakarta

Pasien datang seorang diri dengan menggunakan tongkat ke Puskesmas

Pela Mampang 1 untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah. Pasien juga

merasakan tangan dan kaki bergetar dan lemas.Hal tersebut sudah dirasakan

sejak 3 tahun lalu. Pasien juga mengeluhkan pusing yang dirasakan pada

seluruh bagian kepala, tidak bertenyut, tidak seperti terikat, dan tidak berputar

serta disertai leher yang kaku dan tegang sejak 3 hari yang lalu. Pasien

menyangkal terdapat mual, muntah.

Pasien mengatakan memiliki penyakit darah tinggi, riwayat trauma,

diabetes mellitus, dan stroke disangkal. Pasien sudah pernah memeriksakan

tangan dan kakinya yang bergetar dan lemas ke puskesmas tetapi tidak

kunjung membaik setelah itu pasien mendapat rujukan ke dokter spesialis

saraf dan dikatakan pasien mengalami Parkinson tetapi pasien tidak

melakukan perawatan lebih lanjut. Riwayat merokok +, minum alkohol +.

4. Riwayat pembedahan

Tidak pernah

5. Riwayat opname Rumah Sakit

Pasien belum pernah di rawat di RS sebelumnya

6. Riwayat kesehatan lain

Melakukan pemeriksaan kesehatan pada :

Dokter umum di Puskesmas Kelurahan Pela mampang 1

Pemeriksaan gigi / gigi palsu :

Oral hygiene kurang baik, tidak ada pemakaian gigi palsu

Lain-lain :

Tidak ada

7. Riwayat allergi :

Tidak ada

33

Page 34: Asger ikm jakarta

8. Kebiasaan Merokok

Apakah anda merokok ? Dahulu iya tetapi sekarang tidak

Apakah orang terdekat atau disekitar anda merokok ? Ya

Berapa batang rokok yang anda hisap setiap harinya? 4

Berapa jarak waktu dari bangun tidur dengan anda menghisap rokok pertama

setiap hari? Lebih dari 30 menit

Apakah anda berminat untuk berhenti merokok? Sudah berhenti

Apabila anda memutuskan untuk berhenti merokok sama sekali dalam

2 minggu ke depan seberapa besar keyakinan anda untuk berhasil berhenti

secara total? -

9. Minum Alkohol

Apakah anda minum minuman beralkohol ? Ya sempat minum saat usia

muda

Olah raga

Apakah anda melakukan olah raga ? Tidak

Jenis olah raga yang biasa anda lakukan? –

Berapa kali dalam seminggu?-

Minum kopi? Ya

Berapa jumlah kopi yang diminum dalam sehari ? 1 gelas

10. Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini

Dengan resep dokter Dosis dan pemakaian

Amlodipin 10 mg, 1x1

Kalk 500 mg, 2x1

Vitamin Bkompleks 2x1

34

Page 35: Asger ikm jakarta

Tanpa resep dokter Dosis dan pemakaian

Tidak ada -

11. Penapisan depresi

Untuk setiap pertanyaan di bawah ini, penjelasan mana yang paling dekat dengan

perasaan yang anda rasakan bulan lalu ?

Setiap

waktu

Sering

sekali

Kadang

kadang

Jarang

sekali

Tidak

pernah

a.Berapa seringkah bulan

yang lalu masalah kesehatan

anda menghalangi kegiatan

anda, (mis.pergi mengunjungi

teman, aktivitas social)

b.Berapa seringkah bulan lalu

anda merasa gugup ?

c.Berapa seringkah bulan lalu

anda merasa tenang dan damai

?√

d.Berapa seringkah bulan lalu

anda merasa sedih sekali ?

e.Berapa seringkah bulan lalu

anda merasa bahagia ?

f.Berapa seringkah bulan lalu

anda merasa begitu sedih

sampai serasa tak ada

sesuatupun yang mungkin

menghiburnya ?

g.Selama bulan lalu, berapa √

35

Page 36: Asger ikm jakarta

seringnya perasaan depresi

anda mengganggu kerja anda

sehari-hari ?

h.Selama bulan lalu, berapa

sering anda merasa tak ada

lagi sesuatu yang anda

harapkan lagi ?

i.Selama bulan lalu, berapa

sering anda merasa tak

diperhatikan keluarga ?

j. Berapa sering selama bulan

lalu anda merasa ingin

menangis apa saja

k.Selama bulan lalu, berapa

sering anda merasa bahwa

hidup ini sudah tak ada

gunanya lagi ?

Dari kuesioner tersebut, pasien mengalami depresi, sehingga dibutuhkan

kerjasama dengan psikolog.

12. Status Fungsional

a. ADL dasar dan Instrumental

Bisa sendiri

sepenuhnya

Perlu bantuan

seseorang

Tergantung

orang lain

sepenuhnya

Mandi √

Ambulansi √

36

Page 37: Asger ikm jakarta

Tranfer √

Berpakaian √

Berdandan √

BAB / BAK √

Makan √

Sediakan makan √

Atur keuangan √

Atur minum obat-obatan √

Ber tilpun √

b. Keterbatasan fungsional

Sudah berapa lamakah (apabila ada) kesehatan anda membatasi kegiatan

anda berikut ini?

Aktivitas>3

bulan

< 3

bulan

Tak

Terbatasi

Berbagai pekerjaan berat (mis. Angkat barang, lari,) √

Berbagai pekerjaan sedang (mis.menggeser meja /

almari, angkat barang belanjaan)

Pekerjaan ringan di rumah yang biasa dikerjakan √

Mengerjakan pekerjaan (di kantor / sehari-hari)

Naik bukit / naik tangga √

Membungkuk, berlutut, sujud √

Berjalan kl.100 meter √

Makan, mandi, berpakaian ke WC √

37

Page 38: Asger ikm jakarta

C. PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda Vital

Baring Duduk Berdiri

Tekanan darah 180/100 180/100 180/100

Nadi / menit 90 (reguler) 88 (reguler) 92 (reguler)

Laju respirasi / menit 21 21 21

2 bulan yl 1 bulan yl Saat ini

Berat badan 67 65 65

Tinggi badan 162 162 162

BMI 25,50 24,8 24,8

2. Keadaan Kulit : biasa

Bercak kemerahan : tidak ada

Lesi kulit lain : tidak ada

Curiga keganasan : tidak ada

Dekubitus : tidak ada

3. Pendengaran

Ya Tidak

Dengar suara normal √

Pakai alat bantu dengar √

Cerumen impaksi √

4. Penglihatan

Ya Tidak

Dapat membaca huruf surat kabar

Tanpa kaca mata √

38

Page 39: Asger ikm jakarta

Dengan kaca mata

Terdapat katarak/tidak

Kanan √

Kiri √

Dapatanfunduskopi: Normal Abnormal (jelaskan) Tak terlihat

Kanan √

Kiri √

5. Mulut

Buruk Baik

Higiene mulut √

Ada Tidak

Gigi palsu √

Terpasang √

Lecet di bawah gigi palsu √

6. Leher

Normal Abnormal (jelaskan)

Derajat gerak √

Kel. Tiroid √

Bekas luka pada tiroid : tidak ada

Massa lain : tidak ada

Kelenjar limfe membesar/tidak (bila ya jelaskan) : tidak ada

7. Dada

Massa teraba/tidak, bila ya: kanan/kiri, jelaskan : tidak ada

Kelainan lain : tidak ada

39

Page 40: Asger ikm jakarta

8. Paru-paru

Kiri Kanan

Perkusi Sonor Sonor

Auskultasi :

suara

dasar

+ +

suara

tambahan

- -

9.Kardiovaskuler

a. Jantung

- Irama Regular Ireguler

- Bising Ya Tidak

- Gallop Ada Tidak

Lain-lain (jelaskan)

b. Bising Ada Tidak

- Karotis : Kiri √

Kanan √

- Femoralis: kiri √

Kanan √

c. Denyut nadi perifer Ada Tidak

- A. dorsalis pedis

Kiri √

Kanan √

- A. tibialis posterior

Kiri √

40

Page 41: Asger ikm jakarta

Kanan √

Tak ada +1 +2 +3 +4

d. Edema

-Pedal √

-Tibial √

-Sakral √

10. Abdomen

Hati membesar/tidak : tidak

Massa abdomen lain : tidak ada

Bising/bruit : tidak ada

Nyeri tekan : tidak ada

Cairan asites : tidak ada

Limpa membesar/tidak : tidak

11. Rektum/anus: tidak dilakukan pemeriksaan

12. Genital / pelvis: tidak dilakukan pemeriksaan

13. Muskuloskeletal

Tak

ada

Tl.

Blkg

Bahu Siku Tangan Pinggul Lutut Kaki

Deformitas √

Gerak

terbatas

√ √

Nyeri

Benjolan /

peradangan

14. Neurologik / Psikologik

a. Status Mentalis :

Baik Terganggu

Orientasi √

41

Page 42: Asger ikm jakarta

Orang √

Waktu √

Tempat √

Situasi √

Daya ingat √

Sangat lampau √

Baru terjadi √

Ingat obyek stlh 5 menit segera (mengulang) √

Kuisioner pendek / portable tentang Status Mental :

Betul Salah

Tanggal berapakah hari ini ? √

Hari apakah hari ini ? √

Apakah nama tempat ini ? √

Berapakah nomor telpon rumah anda ? √

Berapakah usia anda ? √

Kapankah anda lahir (tgl/bln/thn) ? √

Siapa nama gubernur sekarang ? √

Nama gubernur sebelum ini ? √

Nama ibumu sebelum menikah ? √

20 dikurang 3 dan seterusnya √

Jumlah kesalahan

0-2 kesalahan : baik

3-4 kesalahan : gangguan intelek ringan

5-7 kesalahan : gangguan intelek sedang

7-10 kesalahan : gangguan intelek berat

(Bila terdapat kecurigaan adanya dementia, asesmen lebih lanjut perlu

dikerjakan)

42

Page 43: Asger ikm jakarta

b. Perasaan hati / afeksi: baik

c. Umum

Normal Abnormal (jelaskan)

Syaraf otak √

Motorik : - kekuatan Kekuatan kaki dan tangan pasien 3

- tonus √

Sensorik : - tajam √

- raba √

- getaran √

Refleks √

Sereblar : - jari ke hidung √

- Tumit ke ujung kaki √

- Romberg Tidak dapat berdiri tegak apabila

tidak menggunakan tongkat karena

kaki terasa gemetar dan lemas

Gerak langkah Melambat pada saat berjalan

a. Tanda-tanda lain

Ya Tidak Bila Ya, jelaskan

Tremor saat istirahat √ Tremor terjadi pada tangan dan

kaki

Rigiditas cogwebell √ Rigiditas terjadi pada saat pasien

mengangkat tangan dan kaki

Bradikinesia √ Gerakan tangan melambat, pada

saat menulis semakin lama tulisan

semakin mengecil dan berjalan

menjadi lebih lambat

Tremor intense √ Tremor terjadi setelah pasien

43

Page 44: Asger ikm jakarta

menulis, saat berdiri, dan saat

mulai untuk duduk dari posisi

berdiri

Gerakan tak sadar √

Refleks patologis √

D. DATA LABORATORIK

Tidak ada

E. HASIL PEMERIKSAAN TAMBAHAN LAIN :

ekg, sinar tembus, usg : Tidak ada

F. Pola Konsumsi

Pasien mengatakan, dalam sehari makan sebanyak 3 kali yaitu makan

pagi, makan siang, dan makan sore. Setiap makan, makanan terdiri dari nasi,

ikan, dan sayur. Setelah makan pagi pasien harus minum kopi dan setelah makan

siang pasien minum teh. Pasien mengatakan menyukai makanan yang asin

sehingga sangat sulit untuk membatasi garam pada masakan. Pada sore hari,

pasien meminum jamu rebusan akar pohon yang diberikan saudaranya untuk

menurunkan tekanan darah.

G. Identifikasi Lingkungan Rumah

Pasien tinggal di komplek polisi bersama istri, 1 anak, 1 cucu. Rumah

pasien terletak didalam gang, berdempetan satu sama lain. Rumah pasien tidak

memiliki tangga. Kamar pasien terletak didepan dapur disamping ruang

keluarga. Kamar mandi terletak di seberang kamar pasien. Kebersihan rumah

cukup terjaga namun rumah pasien kurang pencahayaan dan ventilasi. Jendela

hanya terletak pada bagian depan rumah dan jendela pun tidak pernah dibuka.

44

Page 45: Asger ikm jakarta

H. Summary Assesment Geriatri

Pasien datang ke puskesmas menggunakan tongkat dengan keluhan

untuk melakukan kontrol tekanan darah, selain itu pasien mengeluhkan kaki dan

tangan terasa bergetar dan lemas dan hal tersebut terjadi sudah 3 tahun lalu.

Pasien juga mengeluh kepala terasa pusing sejak 3 hari lalu. Setelah dilakukan

anamnesis dan pemeriksaan fisik, diketahui pasien sudah mengalami keadaan

seperti ini sebelumnya dan sudah dirujuk ke spesialis saraf lalu dikatakan bahwa

pasien mengalami Parkinson tetapi pasien tidak melanjutkan pengobatan. Dari

pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah pasien 180/100 yaitu hipertensi

grade II

I. Daftar masalah dan rencana penanganannya

Tanggal Kegiatan

10 juni 2015 pemberian informasi serta edukasi mengenai tekanan darah tingg

dari penyebabnya, efek samping tekanan darah tinggi dan

pengobatan tekanan darah tinggi. Pemberian edukasi ditujukan

agar pasien membatasi asupan garam dalam makanan sehari-hari,

menjaga pola makan yang baik, olahraga teratur dan

menganjurkan pasien rutin minum obat dan kontrol tekanan

darah, memberikan informasi mengenai pola makan pada

penderita hipertensi

10 Juni 2015 Memberikan informasi mengenai penyebab, pengobatan

Parkinson yang dialami pasien, memberitahukan untuk

melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis saraf.

24 juni 2015 Melakukan pengecekan tekanan darah, bertanya kepada keluarga

apakah pasien sudah menjalankan diet garam yang dianjurkan.

Serta memastikan apakah sudah melakukan pemeriksaan ke

bagian saraf

29 juni 2015 Melakukan pengecekan tekanan darah, membawa psikolog dari

45

Page 46: Asger ikm jakarta

puskesmas untuk melakukan wawancara kepada pasien supaya

dapat mengetahui hal yang sedang dirasakan pasien.

2 juli 2015 Melakukan pengecekan tekanan darah, melakukan edukasi untuk

tetap menggunakan kaki kanannya, untuk tetap menggerakan

kaki nya dan memastikan apakah sudah melakukan saran yang

diberikan

12 juli 2015 Melakukan pengecekan tekanan darah, melakukan edukasi untuk

tetap menggunakan kaki kanannya, untuk tetap menggerakan

kaki nya dan memastikan apakah sudah melakukan saran yang

diberikan

23 juli 2015 Melakukan pengecekan tekanan darah, melakukan edukasi untuk

tetap menggunakan kaki kanannya, untuk tetap menggerakan

kaki nya dan memastikan apakah sudah melakukan saran yang

diberikan

J. Rencana Perawatan Comprehensive / Terpadu

Olaraga ringan secara rutin (jalan pagi) sekitar 15-30 menit perhari

Melakukan diet rendah garam

Makan sayur dan buah setiap hari

Membatasi konsumsi teh, kopi dan jamu

Rutin meminum obat hipertensi dan vitamin

Memotivasi pasien untuk senantiasa berperilaku sehat untuk

kesehatan dirinya serta keluarga

Istirahat cukup

Lingkungan rumah dalam keadaan bersih

Kontrol ke puskesmas secara rutin

Melakukan fisioterapi

Rujuk ke dokter spesialis saraf

Melakukan konseling dengan psikolog

BAB VI

46

Page 47: Asger ikm jakarta

PENUTUP

A.Kesimpulan

1.Tingkat pemahaman :Pembinaan yang dilakukan pada pasien dan

cukup baik.

2.Faktor pendukung :Pasien dapat memahami penjelasan yang

Diberikan.

3.Faktor penyulit :Keluarga kurang kooperatif untuk membantu

untuk melakukan pengobatan

4.Indikator keberhasilan :Pasien dapat mengetahui penyakitnya meliputi

penyebab, faktor yang dapat menimbulkan gejala,

pengobatan, serta cara pencegahan untuk

mengalami penyakit lebih lanjut.

B.Saran

1. Diharapkan pasien dapat menjalani diet dan pola hidup yang disarankan

2. Diharapkan peran serta keluarga untuk membantu proses penyembuhan

penyakit pasien.

3. Diharapkan keluarga mendukung dan membantu pasien dalam melakukan

pengobatan.

47

Page 48: Asger ikm jakarta

Daftar pustaka

1.Balitbangkes. Depkes RI. Operational study an integrated community based

intervention program on common risk factors of major non communicable

disease in Indonesia. Jakarta:Depkes RI;2006.

2. Rahajeng E, Tuminah S. Prevalensi Hipertensi dan determinannya di

Indonesia. Maj Kedok Indon.2009;59:580-7.

3.Departemen kesehatan. Survei kesehatan nasional. Laporan Departemen

kesehatan RI. Jakarta. 2005.

4.Noviani E, Gunarto U, Setyono J. Hubungan antara merokok dengan penyakit

Parkinson. Mandala of health.2010;4:81-7.

5.Panto V.Aging. Available at: www.usu.ac.id . Accesed on June 24 th 2015.

6.NHLBI. Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention,

Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC7).

available at http://www.nhlbi.nih.gov. Accesed on June 24th 2015

7.Price SA, Wilson LM, Hartwig MS. Gangguan Neurologis dengan

Simtomatologi Generalisata. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses

Penyakit. Jakarta:EGC; 2006.p.1139-44.

8. Lionel G. Safitri A, Astikawati R. Penyakit Parkinson dan gangguan gerakan

lainnya. Neurologi. Jakarta: Erlangga Medical Series;2008.p.100-11.

9. Wieland D, Hirth V. Comprehensive geriatric assessment. Available at:

http://www.medscape.com/viewarticle/465308_2. Accessed on July 1st 2015.

48

Page 49: Asger ikm jakarta

LAMPIRAN

49