BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terjadinya perubahan epidemiologi yang sejalan dengan perubahan demografi dan teknologi di Indonesia telah mengakibatkan adanya perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi menjadi penyakit tidak menular yang meliputi penyakit degeneratif. (1) Salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah besar adalah hipertensi yang disebut juga sebagai silent killer. Di Amerika,diperkirakan 1 dari 4 orang dewasa mengalami hipertensi pada usia. (2) Apabila penyakit ini tidak terkontrol akan menyerang target organ sehingga menyebabkan peluang 7 kali lebih besar untuk terkena stroke, 6 kali lebih besar untuk terkena Congestive Heart Failure, dan 3 kali lebih besar terkena serangan jantung. (2) Menurut World Health Organization (WHO) saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia. 3 juta diantaranya meninggal setiap tahunnya dan tujuh dari setiap 10 penderita tersebut tidak mendapatkan pengobatan adekuat. (2) Di Indonesia, Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terjadinya perubahan epidemiologi yang sejalan dengan perubahan
demografi dan teknologi di Indonesia telah mengakibatkan adanya
perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi menjadi penyakit tidak
menular yang meliputi penyakit degeneratif.(1)
Salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah besar adalah
hipertensi yang disebut juga sebagai silent killer. Di Amerika,diperkirakan 1
dari 4 orang dewasa mengalami hipertensi pada usia.(2) Apabila penyakit ini
tidak terkontrol akan menyerang target organ sehingga menyebabkan peluang
7 kali lebih besar untuk terkena stroke, 6 kali lebih besar untuk terkena
Congestive Heart Failure, dan 3 kali lebih besar terkena serangan jantung.(2)
Menurut World Health Organization (WHO) saat ini terdapat 600
juta penderita hipertensi di seluruh dunia. 3 juta diantaranya meninggal setiap
tahunnya dan tujuh dari setiap 10 penderita tersebut tidak mendapatkan
pengobatan adekuat.(2) Di Indonesia, Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) pada tahun 2001 menunjukkan bahwa 8,3% penduduk mengalami
hipertensi dan meningkat menjadi 27,5% pada tahun 2004.(3)
Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2007,
prevalensi hipertensi di Indonesia sebanyak 29,8%.(3) Pada usia lanjut, selain
hipertensi, penyakit yang sering menyertai adalah Parkinson dengan jumlah
penderita diseluruh dunia sekitar 5-10%. Gejala Parkinson muncul sebelum
usia 40 tahun, dan rata-rata menyerang usia 65 tahun.(4) Sedangkan di
Indonesia penyakit Parkinson diperkirakan menyerang 876.665 orang.(4)
Etiologi terjadinya penyakit Parkinson masih belum diketahui tetapi faktor
yang memengaruhi antara lain usia, genetic dan lingkungan.(4)
B. Tujuan Penelitian
1
1.Tujuan Umum
Mengetahui, menganalisa, dan mendeskripisikan hasil asesmen geriatri pada
salah satu pasien Puskesmas Kecamatan Mampang
2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam asesmen geriatri ini adalah:
1. Untuk mengetahui faktor resiko yang terdapat pada pasien
2. Untuk mengetahui fungsi psikologis dan sosial pasien
3. Untuk memberikan intervensi yang bisa diterapkan oleh pasien
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas
Manfaat bagi Puskesmas yaitu dapat membantu Puskesmas dalam memberikan
alternatif penyelesaian terhadap masalah tersebut. Dengan adanya kegiatan ini
dapat membantu Puskesmas dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dalam
rangka meningkatkan upaya kesehatan perorangan.
2. Bagi Pasien
Pasien dapat megetahui informasi penyakit yang dideritanya beserta
penanganannya dan pencegahannya sehingga pasien dapat menerapkan saran
yang telah diberikan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
2. Bagi Mahasiswa
Manfaat asesmen geriatri ini bagi mahasiswa yaitu sebagai syarat untuk
mengikuti ujian kepaniteraan klinik Ilmu kesehatan Masyarakat. Selain itu dapat
melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang ditemukan
pada pasien.
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Aging dan permasalahannya
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur
dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan dari jejas (termasuk infeksi)
dan memperbaiki kerusakan yang di derita. Pernyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa manusia secara perlahan mengalami kemunduran struktur
dan fungsi organ. Kondisi ini jelas menunjukkan bahwa proses menua itu
merupakan kombinasi dari bermacam-macam faktor yang saling berkaitan yang
dapat mempengaruhi kemandirian dan kesehatan lanjut usia, termasuk
kehidupan seksualnya. (5)
Proses menua merupakan proses yang terus menerus/berkelanjutan
secara alamiah dan umumnya di alami oleh semua makhluk hidup, misalnya,
dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan
lain, hingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Manusia secara lambat dan
progresif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan menempuh
semakin banyak penyakit degeneratif, misal seperti hipertensi, arteriosklerosis,
diabetes militus dan kanker, yang akan menyebabkan berakhirnya hidup dengan
tahap terminal, seperti stroke, infark miokard, koma asidotik, kanker metastatis
dan sebagainya. (5)
Berdasarkan Undang-Undang (UU) No. 4 tahun 1999, lansia adalah
orang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55
tahun, tidak memiliki atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan
hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain, sedangkan menurut
UU No.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia Pasal 1 ayat 2, lansia
adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. (5)
3
Secara ekonomis, penduduk lansia dapat diklasifikasikan atas lima
klasifikasi yaitu : (5)
1) Pralansia
Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.
2) Lansia
Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
3) Lansia resiko tinggi
Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60
tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.
4) Lansia potensial
Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang
dapat menghasilkan barang/jasa.
5) Lansia tidak potensial
Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya
bergantung pada kehidupan orang lain.
a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi penuaan
Faktor yang mempengaruhi penuaan, terdiri dari faktor endogen
dan eksogen. Faktor endogen adalah perubahan dimulai dari sel–
jaringan–organ–sistem pada tubuh, sedangkan faktor eksogen, yaitu
lingkungan, sosial budaya, gaya hidup. (5)
b. Teori Proses Menua
1) Teori Biologis
a. Teori Genetik
Teori ini merupakan teori intrinsik yang menjelaskan
bahwa di dalam tubuh terdapat jam biologis yang mengatur gen
dan menentukan proses penuaan. Teori ini menyatakan bahwa
proses menua telah terprogram secara genetik untuk spesies
tertentu. (5)
4
b. Teori nongenetik
Teori penurunan sistem imun tubuh (auto-immune
theory), menyatakan bahwa mutasi yang berulang dapat
menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh
mengenali dirinya sendiri (self recognition). Mutasi yang
merusak membran sel, akan menyebabkan sistem imun tidak
mengenalinya sehingga merusaknya. Hal inilah yang mendasari
peningkatan penyakit auto-imun pada lanjut usia. (5)
Teori kerusakan akibat radikal bebas (free radical theory),
menyatakan bahwa radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas
dan di dalam tubuh, karena adanya proses metabolisme atau
proses pernapasan di dalam mitokondria. Radikal bebas
merupakan suatu atom atau molekul yang tidak stabil karena
mempunyai elektron yang tidak berpasangan sehingga sangat
reaktif mengikat atom atau molekul lain yang menimbulkan
berbagai kerusakan atau perubahan dalam tubuh. Tidak
stabilnya radikal bebas mengakibatkan oksidasi oksigen bahan
organik, misalnya karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini
dianggap sebagai penyabab penting terjadinya kerusakan fungsi
sel. Radikal bebas yang terdapat dilingkungan seperti: (5)
a) Asap kendaraan bermotor
b) Asap rokok
c) Zat pengawet makanan
d) Radiasi
e) Sinar ultraviolet yang mengakibatkan terjadinya perubahan
pigmen dan kolagen pada proses menua.
Teori rantai silang (cross link theory), teori ini
menjelaskan bahwa menua disebabkan oleh lemak, protein,
karbohidrat, dan asam nukleat (molekul kolagen) bereaksi
dengan zat kimia dan radiasi, mengubah fungsi jaringan yang
5
menyebabkan perubahan pada membran plasma, yang
mengakibatkan terjadinya jaringan yang kaku, kurang elastis,
dan hilangnya fungsi pada proses menua. (5)
2) Teori Sosiologis
a. Teori Interaksi Sosial
Teori ini menjelaskan mengapa lanjut usia bertindak pada
suatu situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai
masyarakat. Kemampuan lanjut usia untuk terus menjalin
interaksi sosial merupakan kunci mempertahankan status sosial
berdasarkan kemampuan bersosialisasi. (5)
Pokok-pokok sosial exchange theory antara lain: (5)
a) Masyarakat terdiri atas aktor sosial yang berupaya mencapai
tujuannya masing-masing.
b) Dalam upaya tersebut, terjadi interaksi sosial yang
memerlukan biaya dan waktu.
c) Untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai, seorang aktor
mengeluarkan biaya.
b. Teori aktivitas atau kegiatan yaitu : (5)
a) Ketentuan tentang semakin menurunnya jumlah kegiatan
secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa lanjut usia
yang sukses adalah mereka yang aktif dan banyak ikut serta
dalam kegiatan sosial.
b) Lanjut usia akan merasakan kepuasan bila dapat melakukan
aktivitas dan mempertahankan aktivitas tersebut selama
mungkin.
c) Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup
lanjut usia.
d) Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan
individu agar tetap stabil dari usia pertengahan sampai
lanjut usia.
6
c. Teori kepribadian berlanjut (continuity theory)
. Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada
seorang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personalitas
yang dimilikinya. Teori ini mengemukakan adanya
kesinambungan dalam siklus kehidupan lanjut usia. Pengalaman
hidup seseorang suatu saat merupakan gambarannya kelak pada
saat dia menjadi lanjut usia. Hal ini dapat dilihat dari gaya
hidup, perilaku, dan harapan seseorang ternyata tidak berubah,
walaupun ia telah lanjut usia. (5)
d. Teori pembebasan/penarikan diri (disangagement theory)
Teori ini membahas putusnya pergaulan atau hubungan dengan
masyarakat dan kemunduran individu dengan individu lainnya.
Pokok-pokok disangagement theory adalah : (5)
a) Pada pria, kehilangan peran hidup utama terjadi masa
pensiun. Pada wanita, terjadi pada masa peran dalam
keluarga berkurang, misalnya saat anak menginjak dewasa
dan meninggalkan rumah untuk belajar dan menikah.
b) Lanjut usia dan masyarakat menarik manfaat dari hal ini
karena lanjut usia dapat merasakan tekanan sosial
berkurang, sedangkan kaum muda memperoleh kesempatan
kerja yang lebih baik.
c) Ada tiga aspek utama dalam teori ini yang perlu
diperhatikan:
i. Proses menarik diri terjadi sepanjang hidup
ii. Proses tersebut tidak dapat dihindari
iii. Hal ini diterima lanjut usia dan masyarakat.
Dengan bertambah lanjutnya usia, apalagi ditambah
dengan adanya kemiskinan, lanjut usia secara berangsur-angsur
mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik
diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan
7
interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun
kuantitas sehingga sering lanjut usia mengalami kehilangan
ganda (triple loss): (5)
a) Kehilangan peran (loss of role).
b) Hambatan kontak sosial (restriction of contact and
relationship).
c) Berkurangnya komitmen (reduced commitment to social
mores and values)
Menurut teori ini, seorang lanjut usia dinyatakan
mengalami proses menua yang berhasil apabila ia menarik diri
dari kegiatan terdahulu dan dapat memusatkan diri pada
persoalan pribadi dan mempersiapkan diri menghadapi
kematiannya. Dari penyebab terjadinya proses menua tersebut,
ada beberapa peluang yang memungkinkan dapat diintervensi
agar proses menua dapat diperlambat. (5)
d. Aspek fisiologik dan patologik akibat proses menua
Dengan makin lanjutnya usia seseorang, maka kemungkinan
terjadinya penurunan anatomik dan fungsional organ tubuh. Penurunan
anatomik dan fungsional dari organ tubuh akan menyebabkan lebih
mudah timbulnya penyakit pada organ tersebut. Batas antara penurunan
fungsional dan penyakit seringkali para ahli lebih suka menyebutnya
sebagai suatu perburukan gradual yang manifestasinya pada organ
tergantung pada ambang batas tertentu dari organ tersebut, dan pada
dasarnya tergantung atas: (5)
1) Derajat kecepatan terjadinya perburukan atau deteriorisasi
2) Tingkat tampilan organ yang dibutuhkan
8
B. Hipertensi pada usia lanjut
1. Definisi
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya
di atas 140 mmHg dan diastolik diatas 90 mmHg. (6)
2. Epidemiologi
Studi berkesinambungan dari Monitoring Trends and
Determinants of Cardiovascular Disease (MONICA) Jakarta
melaporkan adanya peningkatan prevalensi hipertensi pada populasi
Indonesia dari 16,9% (tahun 2010) menjadi 17,9% (tahun 2014) .(6)
Data epidemiologis menunjukkan bahwa dengan makin
meningkatnya populasi usia lanjut (lansia), maka jumlah pasien
dengan hipertensi kemungkinan besar juga akan bertambah, dimana
baik hipertensi sistolik maupun diastolik sering timbul pada lebih
dari separuh orang yang berusia > 65 tahun. (6)
Prevalensi hipertensi pada usia lanjut (lansia) adalah 30-65%.
Hipertensi pada lansia sangat penting untuk diketahui karena
patogenesis, perjalanan penyakit dan penatalaksanaannya tidak
seluruhnya sama dengan hipertensi pada usia dewasa muda. Pada
pasien lansia, aspek diagnostik yang dilakukan harus lebih mengarah
kepada hipertensi dan komplikasinya, serta terhadap pengenalan
berbagai penyakit komorbid pada pasien.(6)
3. Kriteria
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat diklasifikasikan
menjadi hipertensi esensial/ primer dan hipertensi sekunder.
Hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya disebut sebagai hipertensi esensial. Sedangkan
hipertensi sekunder adalah hipertensi yang terjadi karena ada suatu
penyakit yang melatarbelakanginya.(6)
9
Menurut The Seventh of The Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7)
klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal,
prehipertensi, hipertensi derajat 1, dan hipertensi derajat 2.(6)
Tabel 1. Klasifikasi tekanan darah berdasarkan JNC 7.
Klasifikasi Tekanan darah sistolik (mmHg)
Tekanan darah diastolik (mmHg)
Normal <120 <80
Pre hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi tingkat 1
140-159 90-99
Hipertensi tingkat 2
≥160 ≥100
Sumber : Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC7). (6)
4. Penatalaksanaan
Pilihan pengobatan dari hipertensi dibedakan berdasarkan derajat
hipertensi. Cara penanganan hipertensi adalah sebagai berikut :
a. Tanpa compelling indications ( indikasi adanya hipertensi sekunder)