1 HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA Disusun oleh : Herni Rosita 10502099 Abstrak Individu dalam perannya sebagai mahasiswa, dituntut untuk menjadi lebih mandiri, mampu berinisiatif, lebih dewasa, dan lebih matang dalam berpikir dan berperilaku. Semua hal tersebut dapat dicapai bila individu dapat berinteraksi secara baik dan dapat berperilaku asertif. Perilaku asertif punya dampak baik terhadap orang lain ataupun diri sendiri. Dampak terhadap diri sendiri misalnya timbulnya rasa percaya diri pada individu tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menguj i apakah ada hub ungan antara perilaku asertif dengan kepercayaan d iri pada mahasiswa. Pengumpulan data dilakukan terhadap mahasiswa Universitas Gunadarma Depok dan Kelapa Dua. Data diperoleh melalui kuesioner dengan metode try out terpakai. Jumlah keseluruhan responden yang memenuhi criteria adalah 100 subjek, merupakan mahasiswa tingkat 1,2,3,4, dan 5, yang berusia antara 18- 21 tahun. Untuk pengukuran perilaku asertif terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas dengan teknik Alpha Cronbach. Dari 38 item yang diujicobakan diperoleh 27 item yang valid dengan kisaran antara 0.1954 sampai dengan 0.4795. Uji reliabilitas diperoleh sebesar 0.762 yang berarti cukup reliable karena mendekati 1. Pada pengukuran kepercayaan diri juga dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas dengan teknik Alpha Cronbach dengan bantuan SPSS ver.13.0 for windows. Dari 34 item yang diujicobakan diperoleh 26 item yang valid dengan kisaran antara 0.2096 sampai dengan 0.5027. Uji reliabilitas diperoleh sebesar 0.8027 yang berarti cukup reli able karena mendekati 1. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa subjek memiliki tingkat perilaku asertif yang cenderung tinggi, dimana mean empirik sebesar 81.44 dan mean hipotetik sebesar 67.5. Subjek juga memiliki tingkat kepercayaan diri yang cenderung sedang atau rata-rata, dimana mean empirik sebesar 68.91 dan mean hipotetik sebesar 65. Sedangkan berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan regresi sederhana diperolah signifikansi sebesar 0.000 (p<0.01), selain itu juga diperolah korelasi berdasarkan korelasi Product Moment dari Pearson sebesar 0.573 yang berarti terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara perilaku asertif dengan kepercayaan diri pada mahasiswa. Berdasarkan hasil deskripsi subjek diketahui subjek yang berjenis kelamin laki-laki cenderung lebih asertif dibandingkan dengan subjek perempuan. Begitu pula dalam kepercayaan diri subjek yang berjenis kelamin laki-laki cenderung lebih percaya diri dibandingkan dengan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA
MAHASISWA
Disusun oleh :
Herni Rosita
10502099
Abstrak
Individu dalam perannya sebagai mahasiswa, dituntut untuk menjadi lebih mandiri,
mampu berinisiatif, lebih dewasa, dan lebih matang dalam berpikir dan berperilaku. Semua hal
tersebut dapat dicapai bila individu dapat berinteraksi secara baik dan dapat berperilaku asertif.
Perilaku asertif punya dampak baik terhadap orang lain ataupun diri sendiri. Dampak terhadap
diri sendiri misalnya timbulnya rasa percaya diri pada individu tersebut. Penelitian ini bertujuan
untuk menguji apakah ada hubungan antara perilaku asertif dengan kepercayaan diri pada
mahasiswa.
Pengumpulan data dilakukan terhadap mahasiswa Universitas Gunadarma Depok dan
Kelapa Dua. Data diperoleh melalui kuesioner dengan metode try out terpakai. Jumlah
keseluruhan responden yang memenuhi criteria adalah 100 subjek, merupakan mahasiswa
tingkat 1,2,3,4, dan 5, yang berusia antara 18- 21 tahun.
Untuk pengukuran perilaku asertif terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji
reliabilitas dengan teknik Alpha Cronbach. Dari 38 item yang diujicobakan diperoleh 27 item
yang valid dengan kisaran antara 0.1954 sampai dengan 0.4795. Uji reliabilitas diperoleh sebesar
0.762 yang berarti cukup reliable karena mendekati 1. Pada pengukuran kepercayaan diri jugadilakukan uji validitas dan uji reliabilitas dengan teknik Alpha Cronbach dengan bantuan SPSS
ver.13.0 for windows. Dari 34 item yang diujicobakan diperoleh 26 item yang valid dengan
kisaran antara 0.2096 sampai dengan 0.5027. Uji reliabilitas diperoleh sebesar 0.8027 yang
berarti cukup reliable karena mendekati 1.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa subjek memiliki tingkat perilaku
asertif yang cenderung tinggi, dimana mean empirik sebesar 81.44 dan mean hipotetik sebesar
67.5. Subjek juga memiliki tingkat kepercayaan diri yang cenderung sedang atau rata-rata,
dimana mean empirik sebesar 68.91 dan mean hipotetik sebesar 65. Sedangkan berdasarkan
hasil analisis dengan menggunakan regresi sederhana diperolah signifikansi sebesar 0.000
(p<0.01), selain itu juga diperolah korelasi berdasarkan korelasi Product Moment dari Pearson
sebesar 0.573 yang berarti terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara perilaku
asertif dengan kepercayaan diri pada mahasiswa.
Berdasarkan hasil deskripsi subjek diketahui subjek yang berjenis kelamin laki-laki
cenderung lebih asertif dibandingkan dengan subjek perempuan. Begitu pula dalam kepercayaan
diri subjek yang berjenis kelamin laki-laki cenderung lebih percaya diri dibandingkan dengan
subjek perempuan.. Berdasarkan tingkat perkuliahan mahasiswa tingkat 1 dan 5 cenderung lebih
asertif dibandingkan mahasiswa tingkat 2,3,dan 4. Tetapi pada kepercayaan diri mahasiswa
tingkat 5 yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengen tingkat 1,2,3,dan 4.
Kata Kunci: Perilaku Asertif, Kepercayaan Diri, Mahasiswa
PENDAHULUAN
Dalam setiap tahapan kehidupan, individu akan memiliki berbagai peran. Pada masa
kanak-kanak, individu bisa berperan sebagai seorang anak, seorang adik, seorang kakak, ataupun
seorang siswa. Pada masa remaja, masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa,
seorang individu dapat memiliki peran yang lebih banyak lagi dibandingkan masa kanak-
kanaknya. Individu remaja tersebut bisa menjadi anggota suatu organisasi, pelajar, dan lain
sebagainya. Pada masa remaja akhir, umumnya peran individu sebagai siswa berubah menjadi
mahasiswa. Mahasiswa berasal dari kata maha dan siswa, menurut kamus bahasa Indonesia
(Poerwadarminta, 1993) maha berarti besar, sedangkan siswa artinya pelajar. Jika kedua kata ini
digabungkan menjadi mahasiswa, maka kata tersebut memiliki makna pelajar yang besar, yang
berarti siswa tersebut akan memiliki tanggung jawab yang lebih besar lagi. Sebagai mahasiswa,
seorang individu akan dituntut untuk bisa menjadi lebih mandiri, lebih inisiatif, lebih dewasa,
dan lebih matang dalam berpikir dan berperilaku.
Kemandirian, inisiatif, kedewasaan serta kematangan dalam berpikir dan berperilaku
dapat dicapai jika individu tersebut bisa berinteraksi secara baik dengan lingkungannya. Untuk
menciptakan interaksi yang baik dan harmonis diperlukan sikap asertif. Sikap asertif adalahekspresi yang langsung, jujur, dan pada tempatnya dari pikiran, perasaan, kebutuhan, atau hak-
hak tanpa kecemasan yang beralasan. Ekspresi yang langsung merupakan perilaku individu yang
tidak berputar-putar, jelas terfokus dan wajar, serta tidak menghakimi. Jujur merupakan perilaku
individu yang selaras dan cocok, kata-kata, gerak-gerik dan perasaan individu semuanya
mengatakan hal yang sama, sedangkan pada tempatnya merupakan perilaku individu yang
memperhitungkan hak-hak dan perasaan-perasaan orang lain sesuai dengan waktu dan tempat
yang tepat (Cawood, 1988).
Muhammad (2003), berpendapat ada beberapa keuntungan yang didapat bila
berperilaku asertif, yaitu keinginan kebutuhan dan perasaan individu untuk dimengerti oleh
orang lain. Dengan demikian tidak ada pihak yang sakit hati karena kedua belah pihak merasa
dihargai dan didengar. Ini sekaligus keuntungan bagi individu sebab akan membuat individu di
posisi sebagai pihak yang sering meminimalkan konflik atau perselisihan. Selain itu, individu
tersebut merasa mengendalikan hidupnya sendiri, dan akan berdampak pada rasa percaya diri
Definisi operasional variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Perilaku Asertif
Perilaku asertif adalah perilaku yang bertujuan untuk mengkomunikasikan apa yang
diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain secara jujur dan terbuka dengan
menghormati hak pribadi kita sendiri dan orang lain. Dalam penelitian ini perilaku asertif
diukur dengan menggunakan. Skala Perilaku Asertif yang didasarkan pada karakteristik
individu yang berperilaku asertif yang dikemukakan oleh Lange dan Jakubowski (1978);
Palmer dan Froener (2002) yaitu memulai interaksi, bicara jujur, mengekspresikan
ketidaksetujuan dan ketidaksenangan, mengekspresikan pendapat dan saran, mampu
menerima kecaman dan kritik, memperlakukan orang lain dengan hormat, begitu pula
sebaliknya, memberi dan menerima umpan balik, menampilkan diri sendiri dan menyayangi
orang lain, dan tenang dalam keseharian dan memperlihatkan selera humor dalam
menghadapi situai-situasi yang sulit
2. Kepercayaan Diri
Percaya diri adalah keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk melakukan segala
sesuatu yang diinginkan dan merasa puas terhadap dirinya. Dalam penelitian ini
kepercayaan diri diukur dengan Skala Kepercayaan Diri yang didasarkan pada karakteristik
individu yang memiliki kepercayaan diri yang dikemukakan oleh Guilford, 1959; Lauster,1978; Instone, 1983 (dalam Afiatin dan Martaniah, 1998); Fatimah (2006) yaitu individu
merasa diterima oleh kelompoknya, individu percaya sekali terhadap dirinyaserta memiliki
ketenangan sikap, tidak terdorong untuk menunjukan sikap konformis demi diterima oleh
orang lain atau kelompok, berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain, punya
kendali diri yang baik (tidak moody dan emosi stabil), memiliki internal locus of control,
mempunyai cara pandang positif terhadap orang lain, diri sendiri dan situasi diluar dirinya,
dan memiliki harapan-harapan yang realistik
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah laki-laki ataupun perempuan yang usianya berkisar antara 18-
21 tahun dan masih berstatus sebagai mahasiswa di perguruan tinggi.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah skala perilaku asertif
dan skala kepercayaan diri dimana terdapat pernyataan-pernyataan yang berbentuk favorable dan
Berdasarkan tabel korelasi (Hadi, 2001) pada jumlah N=100, item dinyatakan valid jika
memiliki korelasi item dengan total item minimal 0.195. Dengan demikian, dari 38 item skala
perilaku asertif yang diuji cobakan terdapat 27 item yang valid dan 11 item yang gugur. Dari 27
item yang valid tersebut memiliki korelasi total item antara 0.1954 sampai dengan 0.4793.
Uji Reliabilitas
Untuk mengetahui konsistensi alat ukur dapat dilakukan uji reliabilitas. Teknik yang
digunakan untuk mendapat konsistensi dari alat ukur ini yaitu dengan teknik Alpha Cronbach.
Dari hasil uji reliabilitas alat ukur tersebut diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0.762.
Uji Coba Skala Kepercayaan Diri
Uji Validitas
Berdasarkan tabel korelasi (Hadi, 2001) pada jumlah N=100, item dinyatakan valid jika
memiliki korelasi item dengan total item minimal 0.195. Dengan demikian, dari 34 item skala
perilaku asertif yang diuji cobakan terdapat 26 item yang valid dan 8 item yang gugur. Dari 26
item yang valid tersebut memiliki korelasi total item antara 0.2096 sampai dengan 0.5027.
Uji Reliabilitas
Untuk mengetahui konsistensi alat ukur dapat dilakukan uji reliabilitas. Teknik yangdigunakan untuk mendapat konsistensi dari alat ukur ini yaitu dengan teknik Alpha Cronbach.
Dari hasil uji reliabilitas alat ukur tersebut diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0.8027.
Uji Asumsi
Uji Normalitas
Untuk uji normalitas yang digunakan yaitu uji Kolmogorof Smirnov untuk menguji
normalitas sebaran skor.
Berdasarkan pengujian normalitas pada variabel perilaku asertif diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0.057 (p> 0.05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa distribusi skor
perilaku asertif pada sampel yang telah diambil adalah normal.
Pada variabel kepercayaan diri diperolah nilai signifikansi sebesar 0.093 (p> 0.05).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa distribusi skor kepercayaan diri pada sampel yang
Dari hasil pengujian diperoleh nilai F sebesar 47.785 dengan signifikansi 0.000 (p<
0.01). Hal ini menunjukkanadanya hubungan linier antara variabel perilaku asertif dengan
variabel kepercayaan diri.
Uji Hipotetis
Berdasarkan analisis data yang dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Pearson
(2 tailed), diketahui nilai r yang diperoleh sebesar 0.573 dengan signifikansi 0.000 (p< 0.01).
Dari hasil tersebut, maka dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan
antara perilaku asertif dengan kepercayaan diri pada mahasiswa. Dengan demikian hipotesis
yang menyatakan ada hubungan antara perilaku asertif dengan kepercayaan diri pada mahasiswa
diterima.
Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara perilaku asertif
dengan kepercayaan diri pada mahasiswa. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai korelasi antara
skor variabel prilaku asertif dengan skor kepercayaan diri sebesar 0.573 dengan taraf signifikansi
sebesar 0.000 (p<0.01). Hal tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif yang
sangat signifikan antara perilaku asertif dengan kepercayaan diri pada mahasiswa. Terjadinya
hubungan antara perilaku asertif dengan kepercayaan diri pada penelitian ini dapat terjadi karena
adanya keuntungan bila individu berprilaku asertif, yaitu individu tersebut dapat menyampaikan
kebutuhannya untuk dimengerti orang lain tanpa ada pihak yang tersakiti, dapat meminimalkankonflik, serta dapat mengendalikan hidupnya dan hal ini berdampak pada rasa percaya diri
(Muhammad, 2003). Menurut Tillman (dalam Jarboe, 1999), bahwa asertif dan kepercayaan diri
saling berhubungan. Rendahnya kepercayaan diri merupakan efek dari interaksi dua arah.
Perilaku asertif juga menyebarkan rasa percaya diri. Rasa percaya diri bisa mencegah seseorang
menjadi lemah dari tekanan. Rasa percaya diri didapatkan bila seseorang merasa senang karena
dapat mengungkapkan maksudnya mengenai apa yang harus dilakukan pihak lain kepada
dirinya. Perilaku asertif membutuhkan tindakan sopan, pantas, dan objektif. Dengan berperilaku
asertif seseorang bisa mengetahui secara tepat apa yang diinginkan dan dirasakan.
Pada perhitungan perbandingan mean empirik dan mean hipotetik antara perilaku
asertif dengan kepercayaan diri dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa laki-laki lebih percaya diri dibandingkan
perempuan. Hal ini bisa jadi dikarenakan oleh peran jenis kelamin yang disandang oleh budaya
terhadap kaum perempuan maupun pada laki-laki berefek pada rasa percaya diri. Seperti yang
diungkapkan oleh Middlebrook (dalam Mahrita, 1997), perempuan cenderung diamggap lemah
dan harus dilindungi, sedangkan laki-laki harus bersikap sebagai makhluk kuat, mandiri, dan
mampu melindungi sehingga berpengaruh terhadap rasa percaya diri.
Kemudian, akan dibahas perbandingan distribusi subjek kepercayaan diri berdasarkan
tingkat perkuliahan.
Perbandingan Mean Empirik Berdasarkan Tingkat Perkuliahan
Tingkat Jumlah Persentasi Mean Empirik
Kepercayaan Diri
1 11 11% 66.45
2 11 11% 65.9
3 36 36% 68.94
4 40 40% 68.225
5 2 2% 83.5
Total 100 100%
Dari tabel diatas dapat di lihat bahwa semakin tinggi tingkat perkuliahan seseorang
maka akan cenderung tinggi kepercayaan dirinya. Hal ini mungkin saja dikarenakan semakin
tinggi tingkat perkuliahan seseorang akan semakin banyak wawasan dan pengalaman yang
didapatnya dan berpengaruh pada rasa percaya diri seseorang. Pengalaman dan wawasan
individu yang telah lama berada dalam suatu bidang, misalnya pada lamanya proses pendidikan
di universitas, biasanya membuat mahasiswa tingkat atas lebih percaya diri dibandingkan
dengan mahasiswa tingkat bawah. Hal ini mungkin dikarenakan mahasiswa tingkat atas sudah
lebih dulu merasakan lingkungan kampus sehingga sedikit banyak telah mampu menyesuaikan
diri dan memiliki pergaulan yang cukup luas dan hal ini mampu menumbuhkan rasa percaya
diri. Hal ini diduung oleh Wijaya (2000), pengalaman dan wawasan merupakan salah satu faktor
individu merasa percaya diri.
DAFTAR PUSTAKA
Afiatin, T dan Martaniah, S. M. 1998. Peningkatan Kepercayaan Diri Remaja Melalui KonselingKelompok Psikologika: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi. No. 6. Thn III.
Yogyakarta: Kampus UII Terpadu.
Alberti, R dan Emmons, R. 2002. Your Perfect Right: Panduan Praktis Hidup Lebih Ekspresif
dan Jujur pada Diri Sendiri. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Cawood, D. 1988. Assertiveness for Managers: Learning Effective Skill for Managing People.
Edisi 2. Canada: International Self- Counsel Press Ltd.