Top Banner
BAB I PENDAHULUAN I.1 Sejarah Proses Alkimiawan abad ke-8 Abu Musa Jabir bin Hayyan (Geber) dipercayai sebagai penemu asam sulfat. Asam ini kemudian dikaji oleh alkimiawan dan dokter Persia abad ke-9 Ar-Razi (Rhazes), yang mendapatkan zat ini dari distilasi kering mineral yang mengandung besi(II) sulfat heptahidrat, FeSO 4 • 7H 2 O, dan tembaga(II) sulfat pentahidrat, CuSO 4 • 5H 2 O. Ketika dipanaskan, senyawa-senyawa ini akan terurai menjadi besi(II) oksida dan tembaga(II) oksida, melepaskan air beserta sulfur trioksida yang akan bergabung menjadi larutan asam sulfat. Metode ini dipopulerkan di Eropa melalui terjemahan-terjamahan buku-buku Arab dan Persia. Asam sulfat dikenal oleh alkimiawan Eropa abad pertengahan sebagai minyak vitriol. Kata vitriol berasal dari bahasa Latin vitreus yang berarti 'gelas', merujuk pada penampilan garam sulfat yang seperti gelas, disebut sebagai garam vitriol. Garam-garam ini meliputi tembaga(II) sulfat (vitriol biru), seng sulfat (vitriol putih), besi(II) sulfat (vitriol hijau), besi(III) sulfat (vitriol Mars), dan kobalt(II) sulfat (vitriol merah).
33

Asam Sulfat C

Jul 23, 2015

Download

Documents

Roby Zulkarnain
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Asam Sulfat C

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Sejarah Proses

Alkimiawan abad ke-8 Abu Musa Jabir bin Hayyan (Geber) dipercayai

sebagai penemu asam sulfat. Asam ini kemudian dikaji oleh alkimiawan dan

dokter Persia abad ke-9 Ar-Razi (Rhazes), yang mendapatkan zat ini dari

distilasi kering mineral yang mengandung besi(II) sulfat heptahidrat, FeSO4 •

7H2O, dan tembaga(II) sulfat pentahidrat, CuSO4 • 5H2O. Ketika dipanaskan,

senyawa-senyawa ini akan terurai menjadi besi(II) oksida dan tembaga(II)

oksida, melepaskan air beserta sulfur trioksida yang akan bergabung menjadi

larutan asam sulfat. Metode ini dipopulerkan di Eropa melalui terjemahan-

terjamahan buku-buku Arab dan Persia.

Asam sulfat dikenal oleh alkimiawan Eropa abad pertengahan sebagai

minyak vitriol. Kata vitriol berasal dari bahasa Latin vitreus yang berarti 'gelas',

merujuk pada penampilan garam sulfat yang seperti gelas, disebut sebagai

garam vitriol. Garam-garam ini meliputi tembaga(II) sulfat (vitriol biru), seng

sulfat (vitriol putih), besi(II) sulfat (vitriol hijau), besi(III) sulfat (vitriol Mars),

dan kobalt(II) sulfat (vitriol merah).

Garam-garam vitriol tersebut merupakan zat yang paling penting dalam

alkimia, yang digunakan untuk menemukan batu filsuf. Vitriol yang sangat murni

digunakan sebagai media reaksi zat-zat lainnya. Hal ini dikarenakan asam vitriol

tidak bereaksi dengan emas. Pentingnya vitriol dalam alkimia terlihat pada moto

alkimia Visita Interiora Terrae Rectificando Invenies Occultum Lapidem

('Kunjungi bagian dalam bumi dan murnikanlah, anda akan menemukan batu

rahasia') yang ditemukan dalam L'Azoth des Philosophes karya alkimiawan abad

ke-15 Basilius Valentinus, .

Pada abad ke-17, kimiawan Jerman Belanda Johann Glauber membuat

asam sulfat dengan membakar sulfur bersamaan dengan kalium nitrat, KNO3,

dengan keberadaan uap. Kalium nitrat tersebut terurai dan mengoksidasi sulfur

menjadi SO3, yang akan bergabung dengan air membentuk asam sulfat. Pada

Page 2: Asam Sulfat C

tahun 1736, Joshua Ward, ahli farmasi London, menggunakan metode ini untuk

memulai produksi asam sulfat berskala besar.

Pada tahun 1746 di Birmingham, John Roebuck mengadaptasikan

metode ini ke dalam suatu bilik, yang dapat menghasilkan asam sulfat lebih

banyak. Proses ini disebut sebagai proses bilik, yang mengijinkan produksi

asam sulfat secara efektif. Setelah berbagai perbaikan, metode ini menjadi

proses standar produksi asam sulfat selama hampir dua abad.

Pada tahun 1831, saudagar asam cuka Britania Peregrine Phillips

mematenkan proses kontak, yang lebih ekonomis dalam memproduksi sulfur

trioksida dan asam sulfat. Sekarang, hampir semua produksi asam sulfat dunia

menggunakan proses ini

I.2 Spesifikasi Bahan Baku

a. Katalis

Fungsi katalis dalam setiap reaksi katalitik adalah meningkatkan

laju reaksi. Katalis konversi sulfur dioksida ini biasanya terdiri dari tanah

diatomea , yang disusupi dengan lebih dari 7 % V2O5 katalis komersial

mengandung garam kalium (sulfat , pirosulfat dan sebagainya ) disamping

V2O5. Pada suhu operasi pewaris aktif ialah garam lebur yang terdapat

pori – pori pelet silika.

Katalisator yang dapat digunakan untuk reaksi pembentukan belerang

trioksida antara lain Pt, V2O5, Fe2O3, Cr2O3, Mn2O3 dan Mn3O4.katalisator

yang baik adalah Pt dan V2O5, tapi yang paling banyak dipakai adalah

Vanadium Pentoksida, karena :

V2O5 lebih murah harganya

Pt lebih sensitiv terhadap racun

V2O5 daya tahan terhadap suhu tinggi lebih baik

Konversi relatif lebih tinggi`

(Fairlie, Sherve, Kirk Othmer)

Page 3: Asam Sulfat C

b. Belerang (Sulfur)

Belerang merupakan salah satu bahan dasar yang paling

penting dalam industri pengolahan kimia . Bahan ini terdapat di alam dalam

wujud bebas dan dalam keadaan senyawa pada bijih – bijih seperti pirit

( FeS2 ) , Sfalerit ( ZnS ) dan Kalkopirit ( CuFeS2 ) . Bahan ini juga terdapat

di dalam minyak dan gas bumi ( sebagai H2S ). Penggunaannya yang

terbesar adalah dalam pembuatan asam sulfat.

Sifat-sifat kimia sulfur :

1. Dengan udara membentuk sulfur dioksida

Reaksi : S + O2 → SO2

2. Dengan asam klorida dan katalis Fe akan menghasilkan hidrogensulfida.

b. Udara

Fase : gas

Komposisi : 20,9% O2 ; 79,1% N2

Kapasitas panas : 7,035 cal/gmol °C (32°C)

Berat molekul : 28,84 g/gmol

Berat jenis : 1,5.10-3 gr/cc (25°C)

www.nazusyifa.blogspot.com

Page 4: Asam Sulfat C

c. Air Proses (H2O)

Fase : cair

Berat molekul : 18 g/gmol

Berat jenis : 1 gr/cc (25°C)

Kekentalan : 1 cp (25°C)

e. Sulfur dioksida

Sifat-sifat fisika sulfur dioksida ditunjukkan pada tabel berikut ini

Sifat kimia sulfur dioksida :

1. Dengan klorin dan air membentuk asam klorida dan asam lainnya.

Reaksi : Cl2 + 2H2O + SO2↔ 2HCl + H2SO4

2. Dengan hidrogen sulfida membentuk air dan sulfur.

Reaksi : 2H2S + SO2↔ 2H2O + 3S

www.nazusyifa.blogspot.com

Page 5: Asam Sulfat C

f. Sulfur Trioksida

Sifat kimia sulfur trioksida :

1. Dengan air membentuk asam kuat

Reaksi : SO3 + H2O → H2SO4

2. Dengan udara lembab sulfur trioksida membentuk uap putih tebal

dengan bau yang menyengat.

I.3 Spesifikasi Produk

Asam sulfat, H2S O 4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat.

Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai

banyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri kimia.

Produksi dunia asam sulfat pada tahun 2001 adalah 165 juta ton, dengan nilai

perdagangan seharga US$8 juta. Kegunaan utamanya termasuk pemrosesan

bijih mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak.

Adapun sifat –sifat kimia dan fisika dari asam sulfat sendiri adalah sebagai

berikut :

Sifat fisika :

www.nazusyifa.blogspot.com

Page 6: Asam Sulfat C

Titik leleh (°C) : 10

Titik didih (°C) : 290

Tekanan uap (mmHg) : 1 (146 °C)

Berat jenis cairan : 1,84 (100 persen)

Berat jenis uap : 3,4 (udara = 1)

Sifat kimia asam sulfat :

1. Dengan basa membentuk garam dan air.

Reaksi : H2SO4 + 2 NaOH Na2SO4 + H2O

2. Dengan alkohol membentuk eter dan air.

Reaksi : 2C2H5OH + H2SO4 C2H5OC2H5 + H2O + H2SO4

I.4 Penggunaan Produk

Kegunaan utama (60% dari total produksi di seluruh dunia) asam sulfat

adalah dalam "metode basah" produksi asam fosfat, yang digunakan untuk

membuat pupuk fosfat dan juga trinatrium fosfat untuk deterjen.

www.nazusyifa.blogspot.com

Page 7: Asam Sulfat C

Asam sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh industri besi dan baja

untuk menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air sebelum dijual ke industri

otomobil.

Untuk pembuatan aluminium sulfat. Alumunium sulfat dapat bereaksi dengan

sejumlah kecil sabun pada serat pulp kertas untuk menghasilkan aluminium

karboksilat yang membantu mengentalkan serat pulp menjadi permukaan

kertas yang keras.

Pengilangan minyak, contohnya sebagai katalis untuk reaksi isobutana

dengan isobutilena yang menghasilkan isooktana.Sintesis kimia

Merupakan katalis asam yang umumnya digunakan untuk mengubah

sikloheksanonoksim menjadi kaprolaktam, yang digunakan untuk membuat

nilon.

Digunakan untuk membuat asam klorida dari garam melalui proses

Mannheim.

Pemrosesan air limbah

Pemrosesan bijih mineral

Industri pupuk, misalnya pembuatan pupuk ZA, pupuk SP 36, dan pupul SP

18

Industri makanan, misalnya pada pembuatan bumbu masak, MSG, Lysine,

digunakan dalam pengolahan kebanyakan buah-buahan kering. dll

Page 8: Asam Sulfat C

BAB II

RANCANGAN PROSES

II. 1. Proses Pembuatan

Synthesis Steps

Step 1. Eliminate differences in molecular types

Beberapa Contoh Proses Pembuatan Asam Sulfat:

a. Proses Kontak

Pembuatan asam Sulfat Menurut Proses Kontak Industri lainnya

yang berdasarkan reaksi kesetimbangan yaitu pembuatan asam

sulfat yang dikenal dengan proses kontak. Secara gari besar tahapan

proses kontak yang terjadi diuraikan sebagai berikut :

1. Pencairan belerang padat di melt tank

2. Pemurnian belerang cair dengan cara filtrasi

3. Pengeringan udara proses

4. Pembakaran belerang cair dengan udara kering untuk menghasilkan

sulfur dioksida (SO2)

5. Reaksi oksidasi lanjutan SO2 menjadi SO3 dalam empat lapis bed

konverter dengan menggunakan katalis V2O5

6. Pendinginan gas

7. Penyerapan SO3 dengan asam sulfat 93%-98,5%

Reaksi yang terjadi dapat diringkas sebagai berikut:

1) Pertama, belerang dibakar menjadi belerang dioksida.

S(s) + O2(g) SO2(g)

2) Belerang dioksida kemudian dioksidasi lbh lanjut jd belerang

trioksida.

2SO2(g) + O2(g) <====> 2SO3(g)....... ∆H= -98 kJ

Reaksi ini berlangsung pd suhu sekitar 500 oC, tekanan 1 atm dgn

katalisator V2O5.

Page 9: Asam Sulfat C

3) Kemudian gas SO2 dilarutkan dalam asam sulfat pekat hingga

menjadi asam sulfat pekat berasap (dsb oleum, H2SO4.SO3 atau

H2S2O7)

SO3(g) + H2SO4(l) H2S2O7(l)

H2S2O7(l) + H2O(l) 2H2SO4(l)

Dari proses kontak ini lalu akan terbentuk asam sulfat pekat dengan

kadar 98%. Tahap penting dalam proses ini adalah reaksi (2).

Reaksi ini merupakan reaksi kesetimbangan dan eksoterm. Sama

seperti pada sintesis amonia, reaksi ini hanya berlangsung baik pada

suhu tinggi. Akan tetapi pada suhu tinggi justru kesetimbangan bergeser

ke kiri.

Pada proses kontak digunakan suhu sekitar 500oC dengan

katalisator V2O5. sebenarnya tekanan besar akan menguntungkan

produksi SO3, tetapi penambahan tekanan ternyata tidak diimbangi

penambahan hasil yang memadai.Oleh karena itu, pada proses kontak

tidak digunakan tekanan besar melainkan tekanan normal, 1 atm.

b. Proses Chamber

Sulfur dioksida dihasilkan dengan membakar unsur belerang atau

pemanggangan bijih piritik dalam udara:

S8 + 8 O2 → 8 SO2

3 FeS2 + 8 O2 → Fe3O4 + 6 SO2

Nitrogen oksida dihasilkan oleh dekomposisi niter yang mengandung

asam sulfat atau hidrolisis asam nitrosylsulfuric:

2 NaNO3 + H2SO4 → Na2SO4 + H2O + NO + NO2 + O2

2 NOHSO4 + H2O → 2 H2SO4 + NO + NO2

Dalam ruang reaksi, sulfur dioksida dan nitrogen dioksida larut

dalam reaksi liquor . Nitrogen dioksida hidrat untuk menghasilkan

asam nitrit yang kemudian mengoksidasi belerang dioksida menjadi

asam sulfat dan oksida nitrat. Reaksi ini tidak dikategorikan baik

Page 10: Asam Sulfat C

tetapi diketahui bahwa asam nitrosylsulfuric merupakan produk

intermediate.

Reaksi keseluruhan utama adalah:

2 NO2 + H2O → HNO2 + HNO3

SO2 (aq) + HNO3 → NOHSO4

NOHSO4 + HNO2 → H2SO4 + NO2 + NO

SO2 (aq) + 2 HNO2 → H2SO4 + 2 NO

Nitrat oksida keluar dari reaksi liquor dan kemudian reoxidized oleh

oksigen molekuler menjadi nitrogen dioksida. Ini menentukan langkah

dalam proses [3]:

2 NO + O2 → 2 NO2

Nitrogen oksida diserap dan regenerasi dalam proses, dan dengan

demikian berfungsi sebagai katalis untuk reaksi keseluruhan:

2 SO2 + 2 H2O + O2 → 2 H2SO4

c. Proses Wet Sulfuric Acid (WSA)

Proses WSA merupakan salah satu kunci proses desulfurisasi

gas di pasaran saat ini. Sejak Perusahaan Danish catalyst mematenkan

teknologi ini pada akhir 1980. Proses ini telah dikenal sebagai

proses yang efisien dalam recovery sulfur dari bermacam macam

pemrosesan gas dan menghasilkan kualitas asam sulfat yang komersil.

Proses ini juga dapat menghasilka n banyak steam tekanan tinggi.

WSA proses diterapkan pada banyak industry dimana penghilangan

sulfur dibutuhkan.

Proses katalis basah biasanya lebih tepat digunakan untuk

memproses satu atau lebih aliran yang mengandung sulfur seperti :

• Gas H2S dari unit pengolahan gas amin (amine gas treating unit)

• Off-gas from Sour Water Stripper (SWS gas)

• Off-gas from Rectisol

• Spent acid from e.g. Alkylation

• Claus process tail gas

Page 11: Asam Sulfat C

• Heavy residue or petcoke-fired utility boiler off-gas

• Boiler flue gases from various processes SNOX flue gas

desulfurization

• Metallurgical process gas

• Production of sulfuric acid

Reaksi Utama pembentukan Asam Sulfat dengan Wet Sulfuric Acid

adalah:

• Pembakaran: H2S + 1.5 O2 = H2O + SO2 + 518 kJ/mole

• Oksidasi: SO2 + ½O2 = SO3 + 99 kJ/mole (in the presence of a

vanadium (V) oxide catalyst)

• Hidras : SO3 + H2O = H2SO4 (g) + 101 kJ/mole

• Kondensasi: H2SO4 (g) = H2SO4 (l) + 90 kJ/mol

Energi yang diproduksi dari reaksi diatas digunakan untuk produksi

steam. Energi nya mendekati 2-3 ton steam tekanan tinggi/ton asam yang

di produksi.

Perbandingan Proses Pembuatan Asam Sulfat Proses Kontak Proses

Chamber Proses WS:

Page 12: Asam Sulfat C

Kesimpulan:

Proses kontak mempunyai banyak keunggulan di bandingkan dengan

proses Lead Chamber dan WSA. Oleh karena itu di makalah kami, kami

menekankan pada proses kontak.

Step 2. Distribute The Chemicals

Sulphur balance: s1 = 1 x 2 + 10 x 1 = 12 kmol/s

Hydrogen balance: 2 s4 = 1 x 2 + 10 x 2 => s4 = 11 kmol/s

Oxygen balance: 2 s2 + s4 = 1 x 7 + 10 x 4 => s2 = (47 - 11) / 2 = 18 kmol/s

Asam sulfat dan oleum (H2S2O7) dibuat dari sulfur dan oksigen.

Air juga diperlukan dalam proses ini. Asam dan oleum diasumsikan dalam

rasio molar 10:1. Gambaran neraca masa dari proses yang 10 kmol/min

H2SO4 adalah :

Page 13: Asam Sulfat C

Oxidiser: from stoichiometry of first reaction:

s6 (SO3) = s6 (S) = 12 kmol/s

Dissolver: from stoichiometry of second reaction there are equimolar flows

of all three streams:

s7 = s8 = s6 = 12 kmol/s

Oleum take-off balance:

s8 = 1 + s9 => s9 = 11 kol/s

Dillution: from stoichiometry of third reaction:

s10 = 2 s9 = 22 kmol/s

Finally we can check that:

s10 = s5 + s7

22 = 10 + 12 => OK!

Page 15: Asam Sulfat C

Step 5. Task Integration

II. 2. Tinjauan Termodinamika

Mekanisme reaksi pembentukan asam sulfat:

S(s) + O2 (g) SO2(g) (1) ∆H = -70.94 kCal/mol

SO2 (g) + 0.5O2(g) SO3(g) (2) ∆H = -23.45 kCal/mol

H2O(l) + SO3(g) H2SO4(l) (3) ∆H = -30.9826 kCal/mol

Melalui tahapan reaksi tersebut, dari table termodinamika dapat diperoleh

masing-masing panas pembentukan standarnya (ΔH298) produk. Berikut

perhitungannya:

Reaksi 1

∆H(298) SO2(g) – (∆H(298) S(s) + ∆H(298) O2 (g))

= -70940 – (0+0)

= -70940 cal/mol

Reaksi 2

∆H(298) SO3(g) – (∆H(298) SO2 + (∆H(298) * 0.5) O2(g))

= -94390 - (-70940 + 0)

= -23450 cal/mol

Page 16: Asam Sulfat C

Reaksi 3

∆H(298) H2SO4(l) – (∆H(298) SO3(g) + ∆H(298) H2O(l))

= -193690 - (-94390 - 68317.4)

= -30982.6 cal/mol.

Dari perhitungan diatas didapatkan ∆H(298) bernilai negative secara

termodinamika proses yang terjadi eksotermis. Artinya, kenaikan suhu

(mewakili kondisi operasi) menyebabkan penurunan konversi.

Selanjutnya, reaksi searah atau bolak balik, secara termodinamika dapat

dievaluasi dari (ΔG298). Dari persamaan ΔG298 = - RT ln K. Berikut

perhitungannya:

(ΔG298) H2SO4(l) – ((ΔG298) SO3(g) + (ΔG298) H2O(l))

= -690003 - (-371060 – 237129)

= -81814 J/mol

ΔG298 = - RT ln K

-81814 = - 8.314 * 298 ln k

k = 2.19384 x 1014

Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan reaksi berlangsung secara searah

(k > 1). Kemudian dengan menggunakan rumus:

yH 2 SO 4yH 20. ySO 2

= k (smith van ness, 487)

lnk (T )

k (T 0 )=∆ H 298

R.( 1

T− 1

T 0 ) (smith van ness, 476)

Page 17: Asam Sulfat C

Didapatkan data sebagai berikut :

Konversi Suhu (°C)

0.722187

0.4838693

0.3277087

0.2242554

0.1549945

0.1081535

0.0761652

0.0541144

0.0387763

0.0280144

0.0203998

0.0149686

0.0110643

0.0082365

0.0061735

0.0046579

450

460

470

480

490

500

510

520

530

540

550

560

570

580

590

600

Page 18: Asam Sulfat C

Dari data diatas, didapat hubungan konversi vs suhu (tinjauan termodinamika)

420 470 520 570 6200

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

Grafik Konversi vs Suhu

Suhu (°C)

Konv

ersi

II. 3. Tinjauan Kinetika

Ditinjau dari kinetika reaksinya, kecepatan reaksi pembentukan asam

sulfat akan semakin besar dengan kenaikan suhu. Hal ini dapat dijelaskan

dengan persamaan arhenius :

K = A e –Ea/RT

Dengan :

k = konstanta kecepatan reaksi

A = factor frekuensi tumbukan

Ea = energy aktivasi

R = konstanta

T = suhu

Dari persamaan di atas, harga A, Ea, R adalah tetap, sehingga harga k

hanya dipengaruhi oleh suhu, dengan kenaikan suhu maka kecepatan reaksi

akan semakin besar, pembentukan H2SO4 juga makin cepat. Kecepatan reaksi

Page 19: Asam Sulfat C

pembentukan H2SO4 tergantung pada konsentrasi reaktan. Hal ini dibuktikan

dengan rumus :

ln X a= -kt (Perry, 2193)

dgn (Ca

Cao) = (1-Xa) (perry, 2193)

Dengan menggunakan rumus diatas, didapatkan data sebagai berikut:

Konversi Suhu

0.6316117

4

0.6316186

8

0.6316254

3

0.6316320

1

0.6316384

1

0.6316446

5

0.6316507

3

0.6316566

5

450

460

470

480

490

500

510

520

530

540

550

560

570

580

Page 20: Asam Sulfat C

0.6316624

3

0.6316680

6

0.6316735

6

0.6316789

3

0.6316841

7

0.6316892

8

0.6316942

8

0.6316991

6

590

600

Dari data diatas didapatkan hubungan konversi vs suhu (tinjauan kinetika)

Page 21: Asam Sulfat C

420 470 520 570 6200.63156000

0.63158000

0.63160000

0.63162000

0.63164000

0.63166000

0.63168000

0.63170000

0.63172000

grafik konversi vs suhu

Suhu (°C)

kon

vers

i

Setelah mendapatkan hubungan antara konversi Vs suhu (tinjauan

termodinamika) dan konversi Vs suhu (tinjauan kinetika), kedua grafik

tersebut dihubungkan, dan didapatkan grafik baru seperti berikut:

420 440 460 480 500 520 540 560 580 6000

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

tinjauan termodinamika

Tinjauan Kinetika

Suhu (°C)

Konv

ersi

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi optimal yaitu sekitar

460oC dengan konversi 63%.

Page 22: Asam Sulfat C

BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Setelah dibandingkan antara proses kontak dengan proses kamar

timbal, maka untuk perancangan pabrik asam sulfat ini dipilih Proses

Kontak dengan pertimbangan :

a. Konversi yang tinggi dan kualitas produk lebih pekat.

b. Biaya produksi lebih murah.

c. Umur katalis dapat mencapai 10 tahun dalam pemakaian normal.

d. Proses produksi satu kali proses dalam meningkatkan konsentrasi asam.

Pada sintesis proses dapat disimpulkan bahwa proses kontak merupakan

proses yang paling potensial dan banyak digunakan di industry. Berikut

adalah Heuristic yang dipilih dalam proses kontak:

1. Dalam proses kontak, ada spesies yang sulit untuk diseparasi

(absorbsi) maka spesies tersebut dikeluarkan dalam fase uap

2. Dalam proses kontak digunakan T= 5000 oC dan P= 1 atm yang

merupakan kondisi operasi optimal untuk mendapatkan yield yang

tinggi.

3. Dalam flowsheet pembuatan asam sulfat dengan proses kontak

digunakan absorbsi sebagai proses separasi

4. Untuk mengalirkan udara dari filter udara ke menara pengering

digunakan blower turbo. Hal ini menunjukkan tekanan gas berkisar

antara 10,1 kPa -206 kPa.

5. Pada plant asam sulfat terdapat tiga pompa cair, pemilihan pompa,

disarkan pada heuristic 37, tergantung pada flowrate dan ketinggian.

6. Asumsi pressure drop pipa aliran cair adalah 2 Psi per 100 ft, dan

pada control valve paling rendah 10 Psi. Heuristic ini penting untuk

perhitungan yang membutuhkan pressure drop aliran pipa.

Page 23: Asam Sulfat C

Heuristic ini penting untuk memperkirakan Teoritical Horsepower

untuk pompa zat cair.

Page 24: Asam Sulfat C

DAFTAR PUSTAKA

Priyanto, Slamet. 2010. Handout Proses Industri Kimia.Jurusan Teknik Kimia

Universitas Diponegoro. Semarang : 2010

Robert, Perry. Green, Don. Perry’s Chemical Engineers’ Hand Book. Mc Graw

Hill Company. 1999

Smith, J.M, H.C Van Ness. “introduction to Chemical engineering

Thermodynamics”. Mc Graw Hill Company. 2001

www.id.wikipedia.org/wiki/Asam_sulfat

www.nazusyifa.blogspot.com

www.takdir.blog.com/2011/04/pembuatan-asam-sulfat-proses-kontak