Top Banner
17

Asal Kejadian Manusia (Junaidi)

Apr 16, 2015

Download

Documents

masroen sarang
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Asal Kejadian Manusia (Junaidi)

Asal Kejadian Manusia Menurut Al-Quran (Junaidi P Saputra) 0

Page 2: Asal Kejadian Manusia (Junaidi)

Asal Kejadian Manusia Manurut Al-Quran (Junaidi P Saputra) 1

PRAKATA

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar

ini dengan baik.

Tugas mata kuliah ini dibuat untuk mengetahui lebih dalam lagi bagaimana asal kejadian

manusia menurut Al-Quran dan Sains. Dalam kesempatan ini pula saya mengucapkan terima

kasih kepada Dosen pengampu mata kuliah ini.

Saya menyadari penyelesaian tugas ilmu kealaman dasar ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu saya mengharapkan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak, demi

perbaikan tugas dimasa yang akan datang.

Magelang, 13 Maret 2012

Junaidi Pangeran Saputra

NIRM 06 2 4 10 375

Page 3: Asal Kejadian Manusia (Junaidi)

Asal Kejadian Manusia Manurut Al-Quran (Junaidi P Saputra) 2

DAFTAR ISI

Halaman

COVER ..................................................................................................................... i

PRAKATA ................................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii

I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar Belakang .. .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2

C. Tujuan ......................................................................................................... 2

II. PEMBAHASAN ................................................................................................. 3

A. Asal Mula Kehidupan ................................................................................. 3

B. Proses Kejadian Manusia dalam Persfektif Islam ...................................... 4

C. Proses Kejadian Manusia dalam Sains ....................................................... 9

III. PENUTUP ......................................................................................................... 13

A. Simpulan ..................................................................................................... 13

B. Saran ........................................................................................................... 14

IV. DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 14

Page 4: Asal Kejadian Manusia (Junaidi)

Asal Kejadian Manusia Manurut Al-Quran (Junaidi P Saputra) 3

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setelah menciptakan bumi, langit dan malaikat. Allah berkehendak untuk menciptakan

makhluk lain yang nantinya akan dipercaya menghuni dan memelihara bumi sebagai tempat

tinggalnya. Penciptaan manusia dimuka bumi mempunyai misi yang jelas dan pasti. Ada tiga

misi, yaitu:

1. Misi untuk beribadah yang terdapat dalam Alquran surat Az-Zariyat ayat 56

Artinya: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah

kepadaku.” (Q.S. Az-Zariyat: 56).

2. Misi fungsional sebagai khalifah yang terdapat dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 30

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “aku hendak

menjadikan kalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang

yang merusak dan menumpahkan darah disana sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan

menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman. “sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu

ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 30)

3. Misi operasional untuk memakmurkan bumi yang terdapat dalam Alquran surat Hud ayat 61

( : 61)

Artinya: Dan kepada kaum Samud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata,

“Wahai kaumku, sembahlah Allah, tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Dia telah

menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah

ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepadanya, Sesungguhnya Tuhanku sangat

dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya ).” (Q.S. Hud: 61)

Page 5: Asal Kejadian Manusia (Junaidi)

Asal Kejadian Manusia Manurut Al-Quran (Junaidi P Saputra) 4

Pertanyaan tentang kapankah kehidupan di bumi ini mulai ada telah dijawab dengan tegas

oleh Alquran. Alquran menjelaskan bahwa kehidupan bermula saat alam semesta tercipta. Air

adalah komponen utama setiap bentuk napudihek. 50-90% berat makhluk hidup terdiri atas air.

Dalam penciptaan makhluk, termasuk di dalamnya manusia, beberapa ayat menjelaskan besarnya

peranan tanah liat, di samping peranan air.

Dalam hidup keseharian tampak bahwa segalanya hadir dalam bentuk yang saling

berpasangan, siang-malam, pagi-sore, susah-senang, jantan-betina, dan seterusnya. Begitupun

dengan manusia, keberpasangan padanya tidak perlu diragukan lagi, yaitu laki-laki dan

perempuan. Keberpasangan ini memicu kerjasama yang akan menghasilkan kesinambungan dan

keharmonisan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana asal- usul manusia menurut ilmu dunia?

2. Dari apa manusia itu diciptakan?

3. Bagaimana pandangan Al-Quran terhadap asal usul kejadian manusia?

4. Ayat- ayat apa saja yang menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari saripati tanah?

C. Tujuan

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diketahui tujuannya antara lain:

1. Untuk mengetahui asal-usul manusia menurut ilmu dunia.

2. Untuk mengetahui dari apa manusia itu diciptakan.

3. Untuk mengetahui pandangan Al- Quran menurut pandangan Al- quran.

4. Untuk mengetahui ayat-ayat yang menjelaskan bahwa manusia dicipkan dari saripati tanah.

Page 6: Asal Kejadian Manusia (Junaidi)

Asal Kejadian Manusia Manurut Al-Quran (Junaidi P Saputra) 5

II. PEMBAHASAN

A. Asal Mula Kehidupan

Evolusi menjelaskan perkembangan makhluk hidup secara bertahap dalam jangka waktu

lama dari bentuk yang sederhana menuju bentuk yang kompleks. Tokoh evolusi C.R. Darwin,

menuangkan teorinya tentang evolusi dalam buku “On The Origin of Species by Means of

Natural Selection”. Isi buku tersebut memuat pokok-pokok evolusi:

1. Bahwa makhluk hidup yang ada sekarang berasal dari makhluk hidup di masa lampau.

2. Evolusi terjadi melalui seleksi alam.

Ada beberapa teori asal usul kehidupan diantaranya:

1. Teori Abiogenesis (Generatio Spontenea)

Ilmuwan yang menganut teori abiogenesis adalah Aristoteles dan Needham. Dari hasil

penelitian Aristoteles tentang hewan-hewan yang hidup di air. Ia percaya bahwa ikan-ikan

tertentu terbentuk dari lumpur. Sedangkan Needham melakukan penelitian dengan merebus

kaldu yang setelah beberapa hari tumbuh bakteri di dalamnya. Needhan percaya bahwa bakteri

berasal dari kaldu.

2. Teori Biogenesis

Eksperimen yang menentang teori abiogenesis dilakukan oleh beberapa ahli. Francesco

Redi (1626-1698) adalah orang pertama yang membantah teori generatio spontanea. Dia

melakukan serangkaian percobaan dengan menggunakan daging segar. Percobaan Redi

membuktikan makhluk hidup tidak begitu saja terbentuk dari benda-benda mati, tetapi semua

makhluk hidup terbentuk oleh makhluk hidup juga. Hipotesis yang menyatakan makhluk hidup

hanya berasal dari sesuatu yang hidup disebut teori biogenesis.

Louis Pasteur (1864) melakukan percobaan menggunakan tabung berleher angsa. Pasteur

meyakini bahwa sebuah sel pasti berasal dari sel lainnya. Dalam percobaan menggunakan tabung

berleher angsa, Pasteur merebus kaldu hingga mendidih, kemudian mendiamkannya. Ketika

memiringkan tabung leher angsa tersebut, air kaldu di dalam tabung kemudian ditumbuhkan oleh

mikroba. Hal ini membuktikan bahwa kehidupan juga berasal dari kehidupan sebelumnya.

Page 7: Asal Kejadian Manusia (Junaidi)

Asal Kejadian Manusia Manurut Al-Quran (Junaidi P Saputra) 6

B. Proses Kejadian Manusia dalam Perspektif Islam

Dalam surat al‟mu‟minun ayat 12-15Allah S.W.T berfirman ;

Artinya: Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati

(berasal) dari tanah.13. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam

tempat yang kokoh (rahim).14. Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu

segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang

belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia

makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.15.

Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.(QS. Al-

Mu’minuun 23 : 12-15).

Dari ayat diatas ini diketahui bahwa perkembangan embrio terjadi secara bertahap.

Tahapan-tahapan yang digambarkan dua ayat ini sama persis dengan temuan ilmu pengetahuan

modern. Secara global, pentahapan itu dapat dijelaskan sebagai berikut :

Sel telur yang belum dibuahi diproduksi oleh organ wanita dan diletakan pada semacam

tabung yang disebut fallopian. Saat bersenggama, akan ada satu sperma laki-laki yang membuahi

sel telur. Sel telur yang dibuahi akan bergerak ke rahim (uterus) dan menempel pada dinding

rahim. Ketika menempel di dinding rahim, embrio akan berkembang sekitar 3 bulan. Setelah itu,

terjadi perkembangan janin selama kurang lebih 6 bulan pada masa persalinan. Dalam surat

assajadah ayat 7-9 yang berbunyi:

ء خهق وسبن مه طه ﴿ انري أحسه كم ش هه ﴿٧وبدأ خهق ال بء م ه م ﴾ ثم ٨﴾ ثم جعم وسه مه سلنة م

مه اي ووفخ ف سى وح مع والبصبز والفئدة ز ب تشكسون ﴿ وجعم نكم انس ﴾٩قهلا م

Artinya: Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang

memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati

air yang hina (air mani). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya

roh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi)

kamu sedikit sekali bersyukur.(Q.S assajadah 7-9)

Dari ayat al-quran diatas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa manusia diciptakan oleh

Allah dari tanah. Tanah yang diinjak-injak sehari-hari, tanah yang dijadikan tempat bercocok

tanam, tanah yang kering dan yang basah, tanah yang dijadikan tempat hidup bagi cacing-cacing,

Page 8: Asal Kejadian Manusia (Junaidi)

Asal Kejadian Manusia Manurut Al-Quran (Junaidi P Saputra) 7

tanah yang dijadikan sebagai bahan baku membuat genting, bata merah untuk membuat

bangunan tempat tinggal, itulah bahan baku untuk kejadian seorang anak manusia dan tiap-tiap

manusia tanpa terkecuali. Di mulai dari apa yang dimakan sehari-hari misalnya nasi, gandum,

jagung, sayur-mayur dan buah-buahan hingga daging segala makanan yang dikonsumsi manusia

itu tumbuh dan mengambil sari makanan dari tanah.

Di dalam segala makanan itu ada segala macam saringan yang ditakdirkan Allah atas

alam. Di dalam makanan itu terdapat protein, karbohidrat, zat besi, berbagai macam vitamin dan

zat-zat lain yang memang sangat diperlukan bagi keperluan tubuh manusia. Sehingga dengan

makanan itu segala kebutuhan tubuh dapat tercukupi, makanan masuk ke dalam sisitem

pencernaan, kemudian makanan ini menjadi dua bagian, yaitu sari makanan dan sisa makanan

yang akhirnya dibuang oleh tubuh. Sedangkan sari makanan tadi diproses lebih lanjut sehingga

sebagian menjadi darah, hormon, air susu, lemak dan lain-lainnya termasuk air mani (bagi laki-

laki) yang tersimpan dalam tulang sulbi dan ovum (sel telur) bagi perempuan yang tersimpan

dalam tulang dada. Dan dengan kehendak Allah maka pria dan wanita pun diciptakan untuk

berpasang-pasangan karena dengan perpaduan gender mereka terciptalah suatu nutfah,

sebagaimana dijelaskan oleh Allah S.W.T dalam firmannya :

(45)

(46)

Artinya: dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan

wanita. dari air mani, apabila dipancarkan (Q.S an-najm ayat 45-46)

Dan kehendak ilahi berpadulah satu dengan zat mani pada perempuan yang merupakan

telur yang sangat kecil. Perpaduan keduanya itulah yang dinamakan nutfah, kian lama kian

besarlah nutfah itu, dalam empat puluh hari. Dan dalam masa 40 hari mani yang telah berpadu,

berangsur menjadi darah segumpal. Untuk melihat contoh peralihan berangsur kejadian itu,

dapatlah kita memecahkan telur ayam yang sedang dierami induknya. Tempatnya aman dan

terjamin, panas seimbang dengan dingin, di dalam rahim bunda kandung, itulah “qararin makin”,

tempat yang terjamin dan terpelihara.

Lepas 40 hari dalam bentuk segumpal air mani berpadu dan bertukar rupa menjadi

segumpal darah. Ketika ibu telah hamil setengah bukan. Penggeligaan itu sangat berpengaruh

atas badan si ibu,pendingin,pemarah, berubah-ubah perangai, kadang-kadang tak enak makan.

Page 9: Asal Kejadian Manusia (Junaidi)

Asal Kejadian Manusia Manurut Al-Quran (Junaidi P Saputra) 8

Dan setelah 40 hari berubah darah, dia berangsur membeku terus hingga jadi segumpal daging,

membeku terus hingga berubah sifatnya menjadi tulang. Dikelilingi tulang itu masih ada

persendian air yang kelaknya menjadi daging untuk menyelimuti tulang-tulang itu.

Mulanya hanya sekumpulan tulang, tetapi kian hari telah ada bentuk kepala, kaki dan

tangan dan seluruh tulang-tulang dalam badan. Kian lama kian diselimuti oleh daging. Pada saat

itu dianugrahkan kepadanya” ruh”, makanya bernafaslah dia. Dengan dihembuskan nafas pada

sekumpulan tulang dan daging itu, berubahlah sifatnya. Itulah calon yang akan menjadi manusia.

(Dudung Abdullah ; 1994 :3). Dalam surat al-Hijr ayat 28-29 dijelaskan bahwa:

سىىن ﴿ ه حمإ م ه صهصبل م ا م ﴾٨٨وإذ قبل زبك نهملئكة إو خبنق بشسا

وح فقعىا ن سبجده ﴿ مه ز ت ووفخت ف ﴾٨٩فإذا سى

Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:

"Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal)

dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya,

dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan) Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan

bersujud . (al-hijr (15);28-29).

Tentang ruh (ciptaan-Nya) yang ditiupkan ke dalam rahim wanita yang mengandung

embrio yang terbentuk dari saripati (zat) tanah itu, hanya sedikit pengetahuan manusia,

sedikitnya juga keterangan tentang makhluk ghaib itu diberikan tuhan dalam. Al-quran. “Dan

(ingatlah), ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “sesungguhnya aku akan

menciptakan seorang manusia dari tenah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi

bentuk. Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud (al-hajr (15);28-29). Yang dimaksud

“dengan bersujud” dalam ayat ini bukanlah menyembah tetapi memberi penghormatan. Alquran

tidak memberikan penjelasan tentang sifat ruh. Tidak pula ada larangan di dalam Al-Quran untuk

menyelidiki ruh yang gaib sebab penyelidikan tentang ruh, mungkin berguna, mungkin pula

tidak berguna, dalam hubungan dengan masalah ruh ini Tuhan berfirman dalam surat al-isra:85

وح ن العلم إلا قليلا ﴿ ويسألونك عن الر وح من أمر ربي وما أوتيتم م ﴾٥٨قل الر

Artinya: Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: "Ruh itu termasuk

urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit” (Q.S. Al-Isra:85).

Page 10: Asal Kejadian Manusia (Junaidi)

Asal Kejadian Manusia Manurut Al-Quran (Junaidi P Saputra) 9

Setelah proses kejadian manusia ini, kehidupan didunia telah menyambut mereka dan

kemudian mereka berhak atas kewajiban-kewajibannya didunia ini, adapun salah satu kewajiban

meraka yang telah Allah jelaskan dalam firmannya tertera dalam surat al-ahqof ayat 15:

(15)

Artinya : Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu

bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah

payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila

dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah

aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu

bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan

kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada

Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri." (Q.S al-ahqof: 15)

Allah SWT memerintahkan agar semua manusia berbuat ihsan kepada dua orang ibu

bapaknya, baik di waktu hidup maupun setelah meninggal dunia nanti. Berbuat ihsan ialah

melakukan semua perbuatan yang baik sesuai dengan yang diperintahkan agama. Berbuat ihsan

kepada orang tua ialah menghormatinya, memelihara dan memberi nafkah apabila ia telah tidak

mempunyai penghasilan lagi sedangkan berbuat ihsan kepada kedua orang tua setelah meninggal

dunia ialah selalu mendoakannya kepada Allah agar diberi pahala dan diampuni segala dosanya.

Berbuat ihsan kepada kedua orang tua termasuk amal yang tinggi nilainya di sisi Allah,

sedangkan durhaka kepadanya termasuk perbuatan dosa besar.

Anak merupakan sambungan hidup bagi kedua orang tuanya, cita-cita atau perbuatan

yang tidak dapat dilakukan semasa hidupnya, diharapkan anaknya nanti yang melanjutkannya

sekalipun ia telah meninggal dunia. Karena itu, anak juga merupakan harapan orang tuanya,

bukan saja harapan sewaktu ia masih hidup tetapi juga harapan setelah ia meninggal dunia.

Dalam hadis Rasulullah SAW. Diterangkan bahwa di antara amal yang tidak akan putus-putus

pahalanya diterima oleh manusia sekalipun ia telah meninggal dunia nanti ialah amal, ibadat, dan

doa dari anak-anaknya yang saleh yang selalu mendoakannya.

Page 11: Asal Kejadian Manusia (Junaidi)

Asal Kejadian Manusia Manurut Al-Quran (Junaidi P Saputra) 10

Ibu mengandung anak dalam keadaan penuh cobaan dan penderitaan. Semula dirasakan

kandungan itu agak ringan, sekalipun telah mulai timbul perubahan-perubahan dalam dirinya,

seperti makan tidak enak, perasaan gelisah dan sebagainya. Semakin lama kandungan itu

semakin berat, bertambah berat kandungan itu bertambah berat pula percobaan yang ditanggung

ibu, sampai saat-saat melahirkan, hampir-hampir percobaan itu tidak tertangguhkan lagi, serasa

akan putus nyawa yang dikandung badan. Setelah anak lahir, ibu memelihara dan menyusuinya.

Masa mengandung dan menyusuinya itu ialah 30 bulan. Ayat Alquran-menerangkan bahwa masa

menyusui yang paling sempurna ialah dua tahun. Allah SWT berfirman:

Artinya: Para ibu hendaknya menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu

bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. (Q.S. Al Baqarah: 233). Dalam ayat ini,

diterangkan bahwa masa menyusui dan hamil itu adalah 30 bulan. Hal ini berarti bahwa ibu

harus menumpahkan perhatiannya selama masa hamil dan masa menyusui itu yaitu selama 30

bulan. Sehubungan dengan ayat ini, ada suatu riwayat yaitu seorang wanita melahirkan dalam

masa kandungan enam bulan. Maka diajukanlah perkara kepada Usman bin Affan, Khalifah pada

waktu itu. Maka Usman bermaksud melakukan hukum had (merajam) karena disangka telah

berbuat zina lebih dahulu sebelum melakukan akad nikah. Maka Ali bin Abu Talib

mengemukakan pendapat kepada Usman dengan berkata, "Allah SWT menyatakan bahwa masa

menyusui itu dua tahun (24 bulan) dan dalam ayat ini dinyatakan bahwa masa mengandung dan

masa menyusui 30 bulan. Hal ini berarti bahwa masa hamil itu paling kurang 6 bulan. Berarti

waktu itu tidak dapat dihukum rajam karena ia melahirkan dalam masa hamil yang ditentukan

ayat. Mendengar itu Usman bin Affan mengubah pendapatnya semula dan mengikuti pendapat

Ali bin Abu Talib itu Ibnu Abbas, berkata; "Apabila seorang wanita mengandung selama

sembilan bulan, ia cukup menyusui anaknya selama 21 bulan, apabila ia mengandung 7 bulan,

cukup ia menyusui anaknya 23 bulan dan apabila ia mengandung 6 bulan ia menyusui anaknya

selama 24 bulan. Pada saat ini, telah menjadi kebiasaan di kalangan ibu-ibu, tidak menyusui

anaknya, cukup diberi susu bubuk, dan sebagainya. Tindakan ini jelas tidak sesuai dengan yang

dianjurkan Allah SWT, sebagai Tuhan Yang Maha Pencipta, Maha Mengetahui segala sesuatu,

baik yang telah terjadi, yang sedang terjadi, dan yang akan terjadi. Sekalipun telah diadakan

penyelidikan terhadap ibu-ibu tentang perkembangan seseorang anak karena pengaruh tidak

Page 12: Asal Kejadian Manusia (Junaidi)

Asal Kejadian Manusia Manurut Al-Quran (Junaidi P Saputra) 11

disusui ibunya itu penyelidikan itu belum sampai dapat mengungkapkan sampai di mana

pengaruhnya kepada perkembangan watak seseorang anak dihubungkan dengan cita-cita orang

tua terhadap anaknya sesuai dengan yang digariskan agama. Yang jelas ialah cita-cita seorang

tua terhadap anaknya, terutama bagi seorang muslim, tidak hanya anaknya sehat jasmani dun

rohani.

Kemudian berpenghasilan baik setelah besar, dan dapat membantu kedua orang tuanya

saja, melainkan yang lebih utama ialah agar anaknya menjadi seorang muslim yang taat dan

selalu mendoakannya walaupun ia telah meninggal dunia nanti. Oleh karena itu, maka amat

bijaksanalah kiranya kalau seorang anak disusui dengan air susu ibu (ASI), sesuai dengan ajaran

Al-quran dan sesuai pula dengan tuntunan ilmu kedokteran, kecuali kalau karena keadaan

terpaksa menukarnya dengan susu lain.

C. Proses Kejadian Manusia dalam Perspektif Sains

Penciptaan manusia merupakan proses yang sangat panjang dan lama. Bukan hanya

panjang dan lama, proses ini juga sangat mengagumkan. Proses ini dimulai dengan matangnya

sebuah sel telur. Kemudian, sel telur inipun memasuki Tuba Fallopi, saluran yang menuju rahim.

Pada saat sel telur ini berada di Tuba Fallopi, ia bergerak secara perlahan menuju rahim. Padahal,

sel telur ini tidak memiliki semacam alat gerak untuk menolongnya bergerak menuju rahim.

Setelah melalui penelitian panjang, para peneliti menemukan bahwa terdapat semacam silia

(rambut getar) yang bergerak seirama sehingga sel telur tersebut bisa mencapai rahim.

Page 13: Asal Kejadian Manusia (Junaidi)

Asal Kejadian Manusia Manurut Al-Quran (Junaidi P Saputra) 12

Bayangkan jika silia-silia itu tidak bergerak seirama. Hal ini tentu akan mengakibatkan tidak

dapat lahirnya manusia di dunia ini.

Sebelum mencapai rahim, sel telur ini mengalami pembuahan dengan sel sperma. Sel

sperma adalah suatu sel yang terdiri dari bagian kepala dan ekor. Bagian kepala berfungsi

sebagai pelindung materi genetik agar tidak rusak sedangkan bagian ekor berfungsi sebagai alat

gerak untuk bergerak menuju sel telur. Sel sperma ini berasal dari tubuh pria, pada saat sel

sperma ini berada di dalam tubuh wanita, jumlah sel sperma ini dapat mencapai jutaan sel.

Jumlah ini sengaja dibuat banyak. Hal ini ditujukan untuk mencegah kegagalan pembuahan

karena di dalam tubuh wanita, terdapat semacam asam yang dapat membunuh sel sperma. Selain

itu, sel sperma juga dilengkapi dengan semacam kandungan basa untuk menetralkan asam

tersebut.

Pada saat pembuahan terjadi, hanya satu sel sperma yang dapat masuk ke dalam sel telur

untuk pembuahan. Pada saat sperma memasuki sel telur, ia pun menanggalkan ekornya yang

telah membawanya sampai ke sel telur. Pada saat pembuahan, jenis kelamin manusia ditentukan

oleh dua jenis kromosom yang terdapat di dalam materi genetik. Kedua kromosom ini disebut

kromosom jenis kelamin. Kedua kromosom ini adalah Kromosom X dan Kromosom Y. Jika

kromosom tersebut "tersusun" menjadi XY, maka jenis kelamin manusia yang akan lahir tersebut

adalah laki-laki akan tetapi, jika kromosom ini tersusun menjadi XX, maka jenis kelaminnya

adalah perempuan.

Profesor Moore adalah penulis sebuah buku yang berjudul “The Developing Human”.

Beliau adalah Profesor Emeritus Anatomi dan Biologi Sel pada Universitas Toronto, Kanada,

dimana beliau pernah menjadi Kepala Dekan Sains Dasar di Fakultas kedokteran dan selama 8

tahun beliau menjadi Kepala Departemen Anatomi.

Saintis embriologi terkemuka dan terhormat ini telah menyatakan studinya mengenai

ayat-ayat al-Qur‟an yang berkenaan dengan disiplin ilmunya dan beliau berkesimpulan bahwa

Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam pastilah seorang utusan Allah. Ketika kita minta beliau

untuk memberikan analisanya terhadap ayat-ayat Qur‟an dan pernyataan Nabi, beliau

tercengang. Ia bertanya-tanya, bagaimana mungkin Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa

sallam, 14 abad yang lalu, dapat memaparkan embrio dan fase perkembangannya secara

mendetail dan akurat, dimana para saintis telah mengetahuinya hanya pada akhir abad ketiga

belas. Biar bagiamanapun dengan sangat cepat ketakjuban Profesor Moore tumbuh menjadi

Page 14: Asal Kejadian Manusia (Junaidi)

Asal Kejadian Manusia Manurut Al-Quran (Junaidi P Saputra) 13

kekaguman terhadap wahyu dan bimbingan ini. Beliau memperkenalkan pandangan-pandangan

ini ke dalam intelektualitas dan siklus saintifis. Beliau juga memberikan kuliah terhadap

kesesuaian modern embriologi dengan al- Qur‟an dan as-Sunnah, dimana beliau menyatakan:

“Sungguh menyenangkan sekali bagiku untuk membantu menjelaskan pernyataan mengenai

perkembangan manusia didalam al-Qur‟an. Sangat jelas bagiku bahwa pernyataan-pernyataan ini

pasti datang kepada Muhammad dari Allah, karena hampir seluruh pengetahuan ini belum

diketemukan hingga beberapa abad kemudian. Hal ini membuktikan kepadaku bahwa

Muhammad pasti adalah seorang utusan Allah.” Mempertimbangkan bahwa saintis embriologi

terkemuka dan terhormat ini telah menyatakan studinya mengenai ayat-ayat al-Qur‟an yang

berkenaan dengan disiplin ilmunya dan beliau berkesimpulan bahwa Muhammad Shallallahu

'alaihi wa sallam pastilah seorang utusan Allah.

Kata „alaqoh memiliki 3 makna, makna pertama adalah „lintah‟, makna kedua adalah

„sesuatu yang tergantung‟ dan makna yang ketiga adalah „segumpal darah‟.

Ketika membandingkan lintah air tawar dengan embrio pada tahap „alaqoh, Profesor Moore

menemukan kesamaan yang banyak pada keduanya. Beliau berkesimpulan bahwa embrio selama

tahap „alaqoh mendapatkan penampakan yang sangat mirip dengan lintah. Profesor Moore lantas

menempatkan sebuah gambar embrio dan lintah bersebelahan (lihat gambar 1). Beliau

mempresentasikan gambar-gambar tersebut di hadapan para saintis pada beberapa konferensi.

Page 15: Asal Kejadian Manusia (Junaidi)

Asal Kejadian Manusia Manurut Al-Quran (Junaidi P Saputra) 14

Arti kedua dari „alaqoh adalah „sesuatu yang tergantung‟, dan hal ini adalah apa yang

dapat kita lihat pada penempelan embrio di uterus/rahim selama tahap „alaqoh.

Arti ketiga adalah „segumpal darah‟. Hal ini signifikan untuk mengamati, sebagaimana

pernyataan Profesor Moore, bahwa embrio selama tahap „alaqoh mengalami peristiwa internal

yang sudah ma‟lum, seperti pembentukan darah pada pembuluh tertutup, sampai siklus

metabolisme selesai di plasenta. Selama tahap „alaqoh, darah ditangkap di dalam pembuluh

tertutup dan inilah alasan mengapa embrio memiliki penampakan seperti gumpalan darah,

sebagai tambahan dari penampakan seperti lintah. Kedua deskripsi tersebut secara mengagumkan

disodorkan oleh satu kata „alaqoh dalam Qur‟an. Prof Moore berkesimpulan bahwa embrio pada

tahap mudghoh memiliki bentuk yang sangat mirip dengan substansi seperti kunyahan Jadi para

saintis modern di seluruh penjuru dunia hari ini dapat mengetahui bahwa al-Qur‟an telah

dinyatakan berasal dari pengetahuan ilmu Allah.

Dalam tahap selanjutnya dijelaskan bahwa Embrio yang sedang berkembang disadari

akan menjadi manusia sekitar 40-42 hari dan tidak lagi mirip embrio hewan pada tahap ini.

Embrio manusia mulai memiliki karakteristik manusia pada tahap ini. Al-quran juga menyatakan

bahwa embrio berkembang di dalam tiga kegelapan. Hal ini kemungkinan besar merujuk kepada:

dinding anterior abdominal ibu, dinding uterus dan membrane amniokorion. Ruang disini tidak

memungkinkan untuk mendiskusikan lebih jauh beberapa perujukan yang menarik mengenai

perkembangan prenatal manusia yang ada di al-Quran., namun allah menjelaskan dalam firman-

Nya dalam Surah Az Zumar 6:

(6)

Artinya:”Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya

isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang

ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga

kegelapan[1306]

. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai

kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan” (Q.S az-

zumar ayat 6).

Dalam tafsir Surat Az Zumar ayat 6, yang dimaksudkan dengan delapan ekor ternak

ialah: sepasang kambing, sepasang biri-biri, sepasang unta dan sepasang sapi. Kenapa tidak

sepasang ayam, sepasang kerbau dan lain-lain. Hal ini tidak dijelaskan oleh para mufasir. Jika

Page 16: Asal Kejadian Manusia (Junaidi)

Asal Kejadian Manusia Manurut Al-Quran (Junaidi P Saputra) 15

kita mau sedikit merenungkan tatkala zaman dahulu kala, misalnya zaman Nabi Ibrahim A.S,

yang sering disebut “binatang ternak” hanya biri-biri saja bahkan sampai masa turunnya kitab

suci Al-Quran (zaman Rasulullah SAW) tidak pernah disebut ternak ayam, ternak burung dan

lain-lain, selain keempat jenis ternak tersebut.

Dalam pada itu Allah SWT menunjukkan tanda-tanda kekuasaan-Nya yang ada pada

penciptaan diri manusia. Allah SWT menjelaskan bahwa Dia menciptakan manusia pada

mulanya seorang saja. Allah menciptakan manusia yang beraneka ragam warna dan bahasanya

dari diri Adam. Kemudian Allah menciptakan pasangannya Hawa. Kemudian Allah menjelaskan

bahwa Dia pula yang menciptakan delapan ekor binatang ternak yang berpasang-pasangan.

Kambing sepasang, biri-biri sepasang, unta sepasang dan sapi sepasang. Sesudah itu Allah SWT

menandaskan bahwa yang berbuat demikian itu ialah Allah Pencipta manusia dan yang

menguasai langit dan bumi serta isinya. Oleh sebab itu maka Dialah yang berhak disembah.

Tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali Dia Yang Maha Esa dan tidak mempunyai sekutu.

Pada penghujung ayat Allah SWT menanyakan kepada kaum musyrikin pertanyaan yang

mengandung cemoohan terhadap mereka, mengapa mereka dapat dipalingkan dari beribadah

hanya kepada Allah, menjadi penyembah patung-patung, padahal mereka telah mempunyai

kemampuan untuk membaca tanda-tanda ke-Esaan dan kekuasaan Allah yang ada di alam

semesta dan ada pada diri mereka sendiri.

III. PENUTUP

A. Simpulan

Proses penciptaan manusia merupakan proses yang sangat panjang dan lama. Bukan

hanya panjang dan lama, proses penciptaan makhluk Allah yang paling mulia ini juga sangat

mengagumkan. Para saintis modern di seluruh penjuru dunia dapat mengetahui bahwa Alquran

telah dinyatakan berasal dari pengetahuan ilmu Allah. Sebagaimana Allah yang maha besar

berfirman kepada kita.

ك شهد بمب أوزل إن كه للا ـ ن ا ﴿ وانملئكة شهدون أوزن بعهم شهدا ﴾٦١١وكفى ببلل

Artinya: Mereka tidak mau mengakui (yang diturunkan kepadamu itu), tetapi Allah

mengakui Al Qur’an yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya;

dan malaikat-malaikatpun menjadi saksi (pula). Cukuplah Allah yang mengakuinya. (QS 4:166).

Page 17: Asal Kejadian Manusia (Junaidi)

Asal Kejadian Manusia Manurut Al-Quran (Junaidi P Saputra) 16

B. Saran

Perlunya bagi kita umat Islam untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai ayat-ayat al-

Qur`an. Karena al-Qur`an sebagai pegangan hidup dan didalamnya telah tertera dengan jelas

mengenai segala sesuatunya.

IV. Daftar Pustaka

Pratiwi, D.A., dkk. 2007. Biologi untuk SMA kelas XII. Jakarta: Erlangga.

Litbang dan Kementrian Agama RI. Proses Penciptaa Manusia.

Harun, Salman. 2005. Mutiara Al-Qur`an.Jakarta : Kaldera.

http://www.sufinews.com/index.php/Al-Baqarah/al-baqarah-ayat-30.sufi.

http://www.sociorole.com/view?=http://alqiyamah.files.wordpress.com/2008/05/

mukjizat-tahapan-penciptaan-manusia.pdf#.

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/agama_islam/bab2- manusia_dalam_ perspektif

islam.pdf.

http://fkejadianmanusia.blogspot.com/2007/03/falsafah-kejadian-manusia-menurut sains.html.

http://rosmana12.blogspot.com/2009/02/perjalanan-yang-mengagumkan-pada proses.html.

http://minamini.wordpress.com/tag/proses-penciptaan-manusia/.