Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan Lanjut merupakan salah satu rangkaian yang dijadikan syarat bagi anggota Muda MAPALISTA untuk melangkah ke jenjang pendidikan selanjutnya sampai menjadi anggota penuh MAPALISTA, salah satunya Pendidikan Lanjut Arung Jeram. Arung Jeram adalah suatu aktifitas pengarungan alur sungai berjeram, dengan menggunakan wahana tertentu. Pengertian wahana dalam pengarungan sungai berjeram yatiu, alat dari perahu karet, kayak, kanoe, maupun dayung. Di Indonesia banyak sekali sungai yang dapat digunakan untuk olahraga arung Jeram, salah satunya Sungai Elo, sungai Elo terletak di Kabupaten Magelang yang beralamat lengkap di desa Pare, Blondo kelurahan Mungkid, Jawa Tengah. Sungai Elo sangat dekat dengan obyek wisata seperti Candi Mendut dan Candi Borobudur. Untuk jarak tempuh bila anda dari kota Yogjakarta adalah sekitar 45 menit . Jeram-jeram yang dimiliki oleh sungai elo adalah jeram-jeram yang mempunyai kelas II sampai dengan III, Sungai elo mempunyai jarak 12 kilometer, dengan waktu untuk melakukan wisata arung jeram sekitar 2,5 jam sampai dengan 3 jam. Untuk itu dalam Pendidikan Lanjut ArungJeram Wira XXVII MAPALISTA mengambil lokasi di sungai Elo, karena sungai Elo sangat cocok bagi yang belum pernah sama sekali atau pemula karena tingkat bahayanya yang cukup rendah. 1.2 Nama Kegiatan Nama Kegiatan Pendidikan Lanjut Arung Jeram Wira XXVI MAPALISTA adalah: 1
65

arum jeram

Aug 07, 2015

Download

Documents

Happy Arsyad

arum jeram
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: arum jeram

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan Lanjut merupakan salah satu rangkaian yang dijadikan syarat bagi

anggota Muda MAPALISTA untuk melangkah ke jenjang pendidikan selanjutnya

sampai menjadi anggota penuh MAPALISTA, salah satunya Pendidikan Lanjut Arung

Jeram.

Arung Jeram adalah suatu aktifitas pengarungan alur sungai berjeram,

dengan menggunakan wahana tertentu. Pengertian wahana dalam pengarungan

sungai berjeram yatiu, alat dari perahu karet, kayak, kanoe, maupun dayung.

Di Indonesia banyak sekali sungai yang dapat digunakan untuk olahraga

arung Jeram, salah satunya Sungai Elo, sungai Elo terletak di Kabupaten Magelang

yang beralamat lengkap di desa Pare, Blondo kelurahan Mungkid, Jawa Tengah.

Sungai Elo sangat dekat dengan obyek wisata seperti Candi Mendut dan Candi

Borobudur. Untuk jarak tempuh bila anda dari kota Yogjakarta adalah sekitar 45

menit . Jeram-jeram yang dimiliki oleh sungai elo adalah jeram-jeram yang

mempunyai kelas II sampai dengan III, Sungai elo mempunyai jarak 12 kilometer,

dengan waktu untuk melakukan wisata arung jeram sekitar 2,5 jam sampai dengan

3 jam.

Untuk itu dalam Pendidikan Lanjut ArungJeram Wira XXVII MAPALISTA

mengambil lokasi di sungai Elo, karena sungai Elo sangat cocok bagi yang belum

pernah sama sekali atau pemula karena tingkat bahayanya yang cukup rendah.

1.2 Nama Kegiatan

Nama Kegiatan Pendidikan Lanjut Arung Jeram Wira XXVI MAPALISTA adalah:

“Pendidikan Lanjut Arung Jeram Wira XXVII MAPALISTA”

1.3 Dasar Kegiatan

Dasar Kegiatan Pendidikan Lanjut Arung Jeram Wira XXVII MAPALISTA adalah:

1.3.1 Rapat Koordinasi pertama Anggota Muda dan Pengurus, tanggal 09

November 2012

1.3.2 AD/ART MAPALISTA

1

Page 2: arum jeram

1.4 Tujuan

Tujuan Pendidikan Lanjut Arung Jeram Wira XXVII MAPALISTA adalah:

1.4.1 Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Anggota Muda Wira

XXVII MAPALISTA

1.4.2 Memperdalam materi pada pendidikan lanjut Wira XXVII MAPALISTA,

1.4.3 menguasai teknik-teknik arung jeram.

1.5 Waktu dan Pelaksanaan

Waktu dan Pelaksanaan Pendidikan Lanjut Arung Jeram Wira XXVII MAPALISTA

adalah:

Hari : Sabtu s.d Minggu

Tanggal : 09 s.d 10 Desember 2012

Tempat : Sungai Elo, Magelang Jawa Tengah

1.5.1 Perubahan Waktu Kegiatan

Hari : Minggu s.d Senin

Tanggal : 09 s.d 10 Desember 2012

Tempat : Sungai Elo, Magelang Jawa Tengah

1.6 Sasaran Kegiatan

Sasaran Pendidikan Lanjut Arung Jeram Wira XXVII MAPALISTA adalah:

Anggota Muda Wira XXVII MAPALISTA

2

Page 3: arum jeram

BAB II

MATERI

2.1 SEJARAH ARUNG JERAM

Banyak orang menyebutkan arung jeram ( Rafting ) ditemukan di Amerika, dan

banyak pula menyebutkan arung jeramditemukan di Eropa. Terlepas dari itu

semua, yang pasti arung jeram timbul karena kebutuhan, kebutuhan pada

awalnya untuk menyelamatkan diri atau untuk menyerang orang lain, seperti pada

saat Perang Dunia II. Waktu itu tentara Amerika merancang suatu jenis perahu yang

bentuknya seperti keranjang untuk digunakan sebagai sarana perang. Perahu

ini disebut basket boat.Di Indonesia, rafting sesungguhnya sudah ada sejak dahulu kala.

Lihat saja misalnya masyarakat tradisional yang hidup ditepi sungai-sungai besar.

Penduduk telah lama memanfaatkan rakit sebagai sarana angkutan untuk

menyeberang sungai atau untuk mengarungi sungai. Mengarungi di sini tentu

dimaksudkan menjelajahi sungai dari hulu di gunung atau pedalaman menuju hilir

ataumuara tempat pemusatan kegiatan-kegiatan yang lebih besar.Dewasa ini

keinginan serta kesenangan manusia semakin meningkat dan kompleks, khususnya

dalam memanfaatkan alam.Kegiatan berupa sekedar kegiatan angkutan konvensional

lalu berkembang menjadi kegiatan wisata guna melayani keinginan dankesenangan

manusia untuk berpetualang atau untuk lebih dekat dengan alam. Sarana berarung

jeram pun meningkat, dari sekedar rakitrangkaian bambu menjadi perahu karet ( raft )

yang menggunakan alat dan sarana serba canggih.Sejak dipopulerkan di Amerika

Serikat pada awal tahun 1970-an menjadi kegiatan dan gaya hidup, baik sebagai

wahana penelitian alam atau rekreasi, arung jeram kemudian mewabah ke seluruh

dunia. Di Indonesia sendiri olahraga ini masuk sejak iderally sungai di Sungai Citarum

dicetuskan, dengan bersaranakan perahu pendarat sisa Perang Vietnam. Dari sini

kegiatan arung jeramkemudian merambah ke sungai-sungai lain

di Nusantara.Semantara itu di Amerika sendiri berdiri AWA ( American White Water

Afiliation ) yang menitikberatkan kegiatannya pada pengembangan standar keamanan

dan aturan operasi olahraga ini. Di Indonesia saat ini kegiatan arung jeram berkembang

secara“menebak-nebak” kepastian keamanan dan tujuannya. Kegiatan ini sempat

diberisebutan “olahraga arus deras”,“petualangan sungai”,”wisata perahu karet”,

”susur sungai” dan lain sebagainya. Operator komersial yang bercabang ke seluruh

dunia juga berperan dalam perkembangan arung jeram. Kini semua istilah dan tujuan

tidak lagimempunyai perbedaan yang berarti, khususnya setelah era Kejuaraan

Nasional Arung Jeram dimulai, pada akhir tahun 1994.Sejak itu informasi mengenai

standar keamanan dan kenyamanan disebarluaskan dalam masyarakat.Sejak awal

3

Page 4: arum jeram

tahun 1990-an kegiatan arung jeram di Indonesia kembali marak dengan

terbakukannya river boat yang dibuatsecara profesional untuk kegiatan ini, sejalan

dengan mulai masuknya kegiatan komersial sebagai wisata alam.

Pembakuan yangdibuat AWA dan pelaksanaan operasi operator komersial kiranya

telah menjadi standar kegiatan ini di seluruh dunia. Imbas positif bagi petualang,

pehobi ataupun bagi kegiatan komersial adalah standar dan sarana memadai yang

menjadikan kegiatan ini dapat berlangsung secara aman, nyaman dan memuaskan,

menjadi kenyataan.

2.2 SEBELUM BERARUNG JARAM

Seperti kita ketahui, sudah cukup banyak korban kecelakaan arung jeram di

sungai-sungai di Indonesia baik yang dialamioleh perkumpulan penjelajah alam dan

pecinta alam maupun oleh operator-operator arung jeram. Kebanyakan kecelakaan itu

terjadikarena skill yang dimiliki sumber daya manusianya masih kurang, karena

kelelahan dan karena kecerobohan suber daya manusianya.Ada juga yang

keberaniannya cukup tinggi tetapi tidak diimbangi dengan kemampuan.

Beberapa tahun yang lalu peralatan untuk berarung jeram sangat sulit didapat

di Indonesia, dan kalaupun ada harganyasangat mahal. Oleh karena itu sering dalam

suatu pengarungan sungai peralatan yang dipakai hanya seadanya saja, seperti

misalnyamenggunakan perahu yang bukan jenis river boat, pelampung yang seadanya

atau pelampung agin yang ditiup. Bahkan cukup banyak pengarung jeram

yang tidak memakai helm. Hal-hal tersebut ini sering berakibat fatal.

Sebenarnya ada kunci pokok untuk menghindari bahaya-bahaya tersebut, yaitu

sebagai berikut :

2.2.1 SUMBER DAYA MANUSIA

Sumber daya manusianya harus mempunyai skill atau keahlian yang

cukup baik dalam mengemudikan perahu, tindak keamanan, penyelamatan,

membaca situasi dan kondisi alam, mampu mengantisipasi kemungkinan-

kemungkinan yang bisa terjadi,mampu dan tegas dalam mengambil keputusan.

Khususnya, seorang pemandu arung jeram harus mampu memimpin dan

memandu peserta yang ada dalam perahu. Syaratnya adalah, sumber daya

manusia yang terlibat dalam kegiatan arung jeram harus mampu salingmemberi

rasa aman dan nyaman serta kepuasan pada semua peserta arung jeram.

4

Page 5: arum jeram

2.2.2 PERALATAN

Peralatan yang digunakan untuk berarung jeram sekarang ini sudah

semakin baik dan modern. Peralatan arung jeram ada beberapa jenis dan

ukuran, sesuai dengan keinginan pemakai. Pada waktu ini sebenarnya tidak ada

lagi alasan untuk menyalahkan peralatan bila terjadi kecelakaan. Kriteria dan

peralatan arung jeram yang layak pakai ( standard ) seperti pada bahasan

“PengenalanPeralatan“.

2.3 PENGENALAN PERALATAN

2.3.1 PERALATAN PRIBADI

2.3.1.1 PELAMPUNG

Pelampung juga banyak macamnya, tetapi semua pelampung

mempunyai fungsi yang sama.Pelampung yang dipakai untuk arung jeram

adalah pelampung dengan bahan baku didalamnya dari busa yang kedap

air, busa bagian depan lebih tebal dari busa bagian belakang, karena apabila

seorang hanyut di sungai dalam keadaan tidak sadar atau lemas, maka

otomatis orang tersebut akanterapung tengadah atau muka di permukaan

air.-

Fungsi pelampung :

Pelampung berfungsi membantu peserta arung jeram dalam

keamanannya, karena pelampung akan membantu peserta yang

jatuh di air terapung ke permukaan. Fungsi sekundernya adalah

sebagai pelindung/body protector terhadap benturan baik berupa

rintangan sungai maupun ( dayung ) sesama peserta. Selain itu ada

juga pelampung yang dilengkapi dengan pelindung kepala bagian

belakang atau tengkuk.

C a r a m e n g g u n a k a n p e l a m p u n g :

P a m a s e p e r t i m e n g g u n a k a n r o m p i , t e t a p i k a l a u

p e l a m p u n g h a r u s d i k e n c a n g k a n d a l a m pemakaiannya,

dengan memasang buckle-buckle ( gesper pengencang ) dan

mengencangkannya, karena kalau pelampung terlalulonggar dalam

pemakaiannya maka pelampung tidak berfungsi maksimal.

5

Page 6: arum jeram

2.3.1.2 HELM ( HELMET )

Helm juga ada beberapa macam, seperti yang terbuat dari fiber

glass, plastik dan lain-lain.

Sifat-sifat helm :Helm fiber glass, sangat ringan tetapi bisa

berbahaya. Apabila terbentur pada/olehbenda keras helm fiber

glass mudah pecah, pecahannya sangat gampang melukai apalagi

kalau helm pecah pada waktu dipakai.Helm plastik, lebih aman

karena tidak mudah pecah dan seandainya pecah, pecahannya

tidak hancur. Biasanya helm plastik kalau pecah hanya retak-retak

saja. Untuk saat ini para operator arung jeram kebanyakan

memakai helm ini.

Fungsi helm : untuk melindungi kepala peserta arung jeram

apabila bagian kepala peserta terbentur batu atau benda keras.

Cara menggunakan helm : dalam menggunakan helm jangan

terlalu kencang, karena pengarungan memakan waktu cukup lama

yang bisa mengakibatkan kepala sakit karena terjepit helm yang

terlalu kencang. Atau jangan terlalu longgar karena bisa

mengganggugerakan atau pandangan dalam pengarungan.

6

Gambar 1

Pelampung

Gambar 2

Helm

Page 7: arum jeram

2.3.1.3 SEPATU

Jenis sepatu yang baik untuk dipakai berarung jeram

dalah jenis sepatu yang dapat melindungi telapak kaki

darikemungkinan tertusuk duri/benda tajam lainnya tetapi tidak

mengganggu bila digunakan untuk berenang. Biasanya digunakan

sandalgunung seperti merk Eiger, Alpina, Boogie dan lain sebagainya.

2.3.1.4 PAKAIAN

Jenis pakaian yang tepat untuk dipakai berarung jeram adalah jenis

pakaian yang memungkinkan kita tetap dapat leluasa bergerak. Pakaian

disini adalah meliputi baju dan celana. Jangan sekali-kali memakai celana

jean, karena disamping tidak mudahkering juga tidak memungkinkan kita

untuk bergerak dengan leluasa. Usahakan menggunakan baju yang

biasa untuk berenang dikolam renang.

7

Gambar 3

sepatu

Gambar 4

Pakaian Rafting

Page 8: arum jeram

2.3.1.5 SURVIVAL KIT

Survival berasal dari bahasa inggris survive atau to survive yang

artinya bertahan hidup. Yang dimaksud disini adalah kemampuan untuk

dapat bertahan hidup dari keadaan yang kurang menguntungkan sampai

terjalin komunikasi dengan pihak luar. Survival dapat juga diartikan sebagai

upaya untuk mempertahankan hidup dan keluar dari keadaan yang sulit

atau kritis. Dalam arti yang sempit, survival digunakan dalam kaitan dengan

keadaan-keadaan darurat yang terjadi karena terisolasinya seseorang atau

sekelompok orang (disebut sebagai SURVIVOR) akibat suatu musibah atau

kecelakaan. Keadaan tersebut antara lain tersesat di hutan, terdampar di

pulau atau pesawat yang terjatuh disuatu tempat asing. Akibatnya survivor

mengalami kesulitan berkomunikasi dengan masyarakat luas dan dengan

demikian sukar mendapatkan bantuan atau pertolongan yang diperlukan.

Contoh Peralat Survival Kit:

1. Korek api tahan air

2. Pisau lipat

3. Obat-obatan pribadi

4. P3K

5. Mata pancing

2.3.1.6 DAYUNG

Ada beberapa jenis dayung yang bisa digunakan untuk arung jeram,

yaitu antara lain: dayung dari kayu, dari aluminiumdan plastik, dari fiber

glass dan lain sebagainya.- Sifat-sifat dari dayung-dayung tersebut adalah :

Dayung kayu, lebih berat dan kekuatannya kurang dibandingkan

dengan dayung yang dibuat dari bahan lain.

8

Gambar 5

Survival kit

Page 9: arum jeram

Dayung fiber glass, dayung ini cukup ringan tetapi mudah pecah

dan pecahannya sangat tajam, bisa melukai si pemakai atau

orangyang ada di sekitarnya.

Dayung aluminium dan plastik, dayung ini cukup ringan,

terapung di air dan lebih kuat dari dayung lainnya yang tersebut

diatas.Sampai saat ini para operator arung jeram di seluruh

dunia kebanyakan menggunakan dayung ini.Untuk pengarungan

dengan perahu karet, berdasarkan pemakaiannya dikenal

dua macam dayung yaitu :

a. Dayung Blade Dan Singel Blade

Dayung Blade digunakan untuk pengarungan dengan

perahu berawak banyak, jadi masing-masing awak

perahu menggunakan satu dayung. Ukuran panjang

dayung disesuaikan dengan ukuran tubuh dan

kekuatan awak perahu serta ukuran perahu.

Panjangdayung umumnya berkisar antara 150 cm 170

cm.

Sedangkan Dayung Singel Blade digunakan untuk

pengarungan dengan perahu berawaksatu, biasanya

perahu yang digunakan yaitu perahu inflat.

9

Gambar 6

Dayung Blade

Gambar 7

Dayung singel Blade

Page 10: arum jeram

a. Dayung Oar

Ukuran dayung oar lebih panjang dari dayung

paddle, hal ini dikarenakan dayung oar

memerlukan rangka ( frame )sebagai pegangannya.

Rangka ini dipasang melintang diatas tabung perahu.

Sepasang dayung oar ( kanan-kiri ) digerakkan oleh

satuorang.

Fungsi dayung : untuk menggerakkan dan mengarahkan atau

mengemudikan perahu.

Cara menggunakan dayung : celupkan daun dayung ke dalam air

dan kayuhkan ke depan atau belakang sesuai dengan

keinginan pemakai.

2.3.1.7 FLIP LINE

Flip line adalah tali yang panjangnya kira-kira setengah meter sampai

dua meter dan kedua ujungnya disimpul dengan sebuah

carabiner.kegunaan dari flip line adalah sebagai berikut:

Alat bantu untuk melepaskan perahu yang tersangkut dibatu

Alat bantu untuk membalikkan perahu bila perahu terbalik.

Alat bantu untuk melepaskan perahu yang dalam keadaan wrap

ringan

10

Gambar 9Flip line

Gambar 8

Dayung Oar

Page 11: arum jeram

2.3.1.8 PELUIT

Dalam pengarungan peluit banyak fungsinya ,misalnya sebagai

alat komunikasi ke perahu lain dan sebagainya

2.3.1.10 PERALATAN TAMBAHAN

Peralatan tambahan

Topi

Kaca mata

Sunb lock

Peralatan mandi , dan sebagainya

2.3.2 PERALATAN KELOMPOK

2.3.2.1 PERAHU ( BOAT )

Perahu yang digunakan untuk arum jeram ada berbagai macam jenis

dan berbagai macam bentuk, serta dengan berbagai kekuatan yang berbeda

pula, seperti tercermin dalam berbagai merk yang banyak dipakai orang seperti

Avon,Riken,High side, momentum dan sebagainya di Indonesia di gunakan

perahu Boogie. Umumnya perahu terbuat dari bahan hypalon, polyster nylon

dan PVC ( Poly Vynil Chloride ).

Perahu di bagi atas dua golonganyang berbeda karakternya yaitu :

Non Self Bailing

Perahu ini tidak di lengkapi dengan lubang-lubang pembungan air,

sehingga air masuk kedalam perahu akan menggenangi perahu karena

itu ,perahu jenis ini disebut bucket boat.

Self Bailing

11

Gambar 10Peluit

Page 12: arum jeram

Perahu ini dilengkapi dengan lubang-lubang pembuangan air di

sekeliling lantainya, sehingga membuat air yang masuk akan keluar dengan

sendirinya. Selain itu keuntungan lainnya dengan adanya lubang-lubang self

bailing ini adalah dapat dijadikansebagai pegangan untuk membantu naik

ke atas perahu ketika perahu dalam posisi terbalik (flip).

2.3.2.2 TALI LEMPAR ( THROW BAG )

Tali lempar adalah sesuatu yang penting dari peralatan-peralatan

penyelamatan. Adapun tali lempar dapat difungsikandalam banyak hal

dalam melakukan kegiatan penyelamatan, seperti menolong orang yang

hanyut atau perenang (penyelamatan peserta ), atau penyelama

tanperalatan, seperti menyelamatkan Perahu Wrap, perahu

tertahan di hole, perahu hanyut dan lainsebagainya.

2.3.2.3 TAS KEDAP AIR (DRY BAG)

12

Gambar 5 Bagian-bagian perahu

DINDING

BANTAL

LANTAI

LOBANGSELF

BAILING

KLEPTEMPAT

MEMOMPA

DINDINGPEMBAGI

D-RING

Gambar 12Tali Lempar ( Throw Bag )

Gambar 11 Perahu Self Bailing

Page 13: arum jeram

Tas kedap air biasanya diikatkan di bantalan perahu. Tas ini juga

digunakan untuk menyimpan barang-barang yang tidak boleh basah,

seperti repair kit, P3K, Kamera, dompet dan lain sebagainya. Tas ini banyak

jenis dan ukurannya, tergantung seberapa besar dan banyak barang-barang

yang akan dibawa. Usahakan membawa barang-barang yang diperlukan

untuk di sungai saja, agar beban perahu tidak terlalu besar.

2.3.2.4 PERALATAN REPARASI PERAHU (REPAIR KIT)

Repair kit adalah peralatan untuk memperbaiki perahu. Peralatan ini

sangat Penting dibawa dalam suatu pengarungan,terutama dalam ekspedisi,

agar tidak menganggu dalam perjalanan pengarungan. Karena bila perahu

bocor, seorang pemandu akanmerasa sangat kesal, kalau perjalanan

pengarungannya harus berhenti sampai di tempat perahu bocor atau kalau

dipaksakan untuk melanjutkan perjalanan pengarungan akan mendapatkan

masalah baru karena perahu yang bocor akan menjadi ancaman atau

bahayakecelakaan/musibah bagi semua peserta dan pemandu. Jika

membawa peralatan reparasi perahu maka masalah tersebut dapat

diatasidengan menambal/memperbaiki perahu atau peralatan yang

lain yang mengalami kerusakan.

2.3.2.5 WEBBING DAN CARABINER ( BODY FLIP )

Bisa dipakai untuk mengikatkan barang-barang bawaan dan

carabiner sebagai pengaitnya.

13

Gambar 13 Tas Kedap Air (Dry Bag)

Page 14: arum jeram

2.3.2.6 POMPA ( PUMP )

Pompa yang digunakan untuk mengisi tabung udara harus selalu

dibawa pada setiap pengarungan untuk menjaga apabilaudara dalam

tabung berkurang/kempes. Ada dua jenis pompa yaitu pompa injak

dan pompa tangan.

2.3.2.7 ALAT NAVIGASI

Peralatan navigasi berupa peta, kompas, protaktor, mistar, klino

dan sebagainya peralatan ini berguna sekali dalam pengarungan yakni

membantu mengetahui medan sungai yang sedang atau akan diarungi,

mengetahui gradien dan daerah bantaran sungai, tanda-tanda medan dan

lain sebagainya.

2.3.2.8 JAM TANGAN

Untuk mengetahui waktu kapan dimulai pengarungan, kapan saat

istirahat berapa lama waktu pengarungan dan sebagainya.

2.3.2.9 LOGISTIK

Yang dimaksud logistik disini adalah persediaan makan atau

konsumsi yang akan dibawa selama pengarungan, akan lebih baik jika yang

dibawa adalah yang cepat bila dimasak, prakits dibawa, dan banyak

mengandung kalori.

2.2.2.11 PERALATAN TAMBAHAN

14

Gambar 14Pompa ( pump ) Tangan

Gambar 15Pompa ( pump ) Injak

Page 15: arum jeram

Peralatannya meliputi:

Alat komunikasi

Dokumentasi

Perlengkapan Masak

Kamera

2.4 MORFOLOGI SUNGAI

2.4.1 Arus Sungai

Arus Sungai adalah arah yang dituju oleh aliran air dan penyebab adanya

aliran air adalah perbedaan tinggi (gradient). Besar kecilnya arus sungai

dipengaruhi oleh volume air, sedangkan kecepatan aliran air dipengaruhi oleh

gradient dan ukuran (lebar) sungai. Sifat atau jenis arus dipengaruhi oleh kondisi

bentukan yang dilewati oleh aliran air. Adapun macam-macam jenis arus yang

perlu diketahui, adalah sebagai beriku

2.4.1.1 Mainstream ( Arus Utama)

Mainstream merupakan arus yang paling mudah dikenali karena

arus ini merupakan arus yang paling besar, jika arus sungai tersebut terbagi-

bagi menjadi beberapa aliran.

2.4.1.2 Standing Wave ( Gelombang Berdiri/Ombak)

Kemiringan Dasar Sungai yang cukup terjal yang menyebabkan arus

menjadi kuat. Tetapi karena benturan dengan arus lambat yang mengalir

datar dibawahnya menyebabkan air menjadi naik membentuk gelombang

keatas secara tetap.

15

Gambar 16Mainstream ( Arus Utama)

Peluit

Page 16: arum jeram

2.4.1.3 Reverse Stream ( Arus Balik )

Menggambarkan suatu arus yang berputar keatas dengan sendirinya

karena adanya perubahan bidang jatuh yang cukup derastis. Secara umum

arus balik dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:

Hole

Adanya batu yang berada dibawah permukaan air dan menghalangi

arus air, mengakibatkan arus menjadi naik dan pada permukaan

berikutnya berputar kebelakang dari bawah.

Hole adalah permukaan air yang berbentuk lobang dan ada sirkulasi air

dibelakang lobang tersebut. Hole terbentuk karena arus yang melintas

suatu rintangan dan mengakibatkan terjunan air. Terjunan air akan

membentuk sirkulasi air dan permukaan air terlihat seperti lubang.

Adapun akibat dan kegunaan hole:

Akibat dari Hole, apabila hole terlalu besar

Apabila hole terlalu besar, maka hole itu akan sangat berbahaya

karena bisa membalikkan perahu atau perahu akan tertahan

dilobang itu

Hole yang sangat besar dan sirkulasi air dari segala arah disebut

toilet bowl, karena bentuk dan sifat fisiknya seperti air kloset

sewaktu di flushing. Hole ini sangat berbahaya, perahu atau

awaknya yang terjatuh dan terperangkap didalamnya sangat sulit

keluar.

Kegunaan dari Hole, apabila hole tidak terlalu besar:

Hole akan sangat bagus untuk dilintasi dan bisa juga untuk

permainan seperti surfboat.

Untuk mengurangi kecepatan

Membantu manufer.

16

Gambar 17Standing Wave

Page 17: arum jeram

Hydraulic

Arus air yang turun secara vertical menyebabkan arus berputar dari

bawah, dan daya putarnya lebih kuat dari yang pertama, Hydraulic

yang disebabkan oleh bentukan hasil batuan manusia seperti DAM

pengontrol banjir dan power generator yang disebut Weirs. Hydraulic

yang berada dibawah DAM tersebut biasanya melintang sepanjang

sungai. Jika arus turun secara vertical dengan letak cukup tinggi, maka

bentukan yang akan terjadi disebut Waterfalls (air terjun).

Back Curling

Dasar sungai yang cukup terjal menyebabkan arus menjadi sangat kuat,

tetapi dasar sungai berikutnya yang tiba-tiba landai akan meyebabkan

arus menjadi tertahan, akibatnya menjadi berbalik membentuk

putaran diatasnya. Sekilas hampir mirip dengan gelombang berdiri

tetapi mempunyai daya balik yang lebih kuat.

17

Gambar 18Hole

Gambar 19Hydraulic

Page 18: arum jeram

2.4.1.4 Eddy ( Pusaran Air )

Eddy adalah air yang berhenti atau mengalir ke hulu (up steam). Eddy

terbentuk karena adanya arus yang menabrak rintangan, seperti batu

atau benda-benda lain dan tidak dapat melewati rintangan itu akan

terjadi kekosongan atau kekurangan air serta perbedaan tekanan air. Oleh

sebab itu maka air dari arah lain akan mengalir ke atas (up stream) untuk

menyamakan permukaan dengan daerah lain, jadi semakin deras arus

yang mengalir akan semakin kuat eddy yang ditimbulkan. Kegunaan Eddy:

Sebagai tempat berhenti (stop)

Sebagai Break dan rem atau mengurangi kecepatan

Menolong untuk membelokkan perahu / manuver

Diantara eddy dan arus akan terbentuk garis pembatas yang disebut

eddy line atau ada yang menyebutkan dengan eddy fences. Macam-

Macam Eddy, antara lain:

Midstream Eddy

Eddy yang terletak ditengah sungai, seperti ada rintangan atau batu

di tengah sungai, maka akan terbentuk eddy ditengah sungai dibalik

rintangan itu.

Shortline Eddy

Eddy yang terletak dipinggir sungai, seperti adanya tikungan,

tonjolan atau cekungan pinggir sungai.

18

Gambar 20Back Curling

Gambar 21Cara pembentukan eddy dan cara masuk

Page 19: arum jeram

2.4.1.6 Pillow

Jika permukaan bebatuan dekat dengan permukaan air, maka sebagian

dari arus sungai yang bergerak kehilir akan menaikkan bebatuan ini dan

melewati bagian atasnya serta membentuk benjolan air yang disebut

pillow.

2.4.1.7 Belokkan ( Bends )

Pada belokan sungai arus yang cepat dan aliran yang dalam

terdapat pada lingkaran luar belokan sungai, hal ini diakibatkanoleh

adanya kekutan sentrifugal, sehingga aliran permukaan yang lebih cepat

19

Gambar 22Cara pembentukan eddy dan cara masuk

Gambar 23Pillow

Gambar 24Belokkan ( Bends )

Page 20: arum jeram

mengarah dan menumpuk sepanjang tepi belokan bagianluar.

Dan aliran arusnya lebih sempit dari bagian dalam dan alternatif untuk

melaluinya sebaiknya pada bagian dalam. Perahu yangterlanjur masuk

aliran bagian tepi luar belokan kemungkinan akan menabrak dan

terhempas.

2.4.1.8 Lidah Air ( Tongue of the Rapid )

Jika dua alur yang terhambat batu dan membentuk huruf

“ V “ yang mengarah ke hilir akan terbentuk lidah air.

Bilaterdapat lebih satu lidah air maka yang terbesar

merupakan arus utama yang sebaiknya dipilih. Biasanya lidah

air diikuti olehgelombang berdiri

2.4.2 BENTUKAN YANG ADA DISUNGAI

Bentukan lain yang dapat ditemui di sungai tidak kalah pentingnya untuk

diketahui, karena dari bentukan tersebut akan berpengaruh dalam keselamatan

maupun kenyamanan dalam pengarungan. Bentukan-bentukan tersebut antara

lain :

2.4.2.1 Batuan ( Rock, Boulders )

Letak batuan atau tonjolan batu yang ada di sungai yang tidak

beraturan akan mengakibatkan turbulansi aliran sungai.Disamping itu

letak batuan yang tidak beraturan akan menyulitkan dalam

melakukan pengarungan terutama dalam manuver.Banyaknya

batuan yang ada di sungai akan mengakibatkan laju perahu terhambat,

perubahan arah perahu yang tidak dikehendaki, bahkan dapat

berakibat perahu tersangkut ( Wrap ).

20

Gambar 25Lidah Air ( Tongue of

the Rapid )

Page 21: arum jeram

2.4.2.2 Penyempitan Penampang Sungai ( Contriction, Bottle Neck )

Adanya penyempitan lebar penampang sungai menyebabkan

arus menjadi lebih cepat. Hal ini juga menyebabkan laju perahu lebih

cepat dari yang dikehendaki. Sehingga jika setelah ada penyempitan

ada suatu hambatan akan menyulitkan pengarungan.

2.4.2.3 Pendangkalan Sungai ( Shallows )

Jika penampang sungai melebar akibatnya akan membuat

permukaan air menjadi turun. Jika terjadi pendangkalan yangdapat

mnyulitkan dalam pengarungan, maka yang perlu diingat adalah

permukaan air dengan ombak yang besar menunjukkan aliransungai

yang dalam.

2.4.2.4 Hambatan ( Strainer )

Hanbatan yang dimaksud adalah suatu rintangan yang terjadi

karena adanya pohon tumbang yang menghalangi/melintangdi atas

aliran sungai. Keadaan ini perlu dihindari dalam pengarungan, karena

menyebabkan perahu akan tersangkut pada hambatantersebut.

2.4.2.4 Undercut

Adanya arus yang melintasi suatu rintangan. Bentukan yang

terjadi karena terkikisnya dinding suatu sungai hingga membentuk

rongga, jika perahu dan awaknya jatuh kedalamnya akan terjebak dalam

rongga dan susah untuk keluar.

2.5 TEKNIK DASAR ARUNG JERAM

21

Gambar 26

Undercut

Page 22: arum jeram

2.5.1 DAYUNGAN

Untuk dapat belajar arung jeram/mengemudikan perahu, kita

harus dapat mendayung dengan baik. Adapun teknik mendayung dalam

arung jeram dikenal dua teknik pendayungan yaitu teknik pendayungan dengan

OAR dan teknik pendayungandengan PADDLE atau kadang-kadang gabungan

dari keduanya, masing-masing teknik mempunyai kelebihan serta kekurangan

dalamfungsinya untuk mengemudikan perahu pada medan yang berbeda.

2.5.1.1 Teknik OAR

Cara duduk :

Posisi duduk pendayung OAR berada ditengah perahu yang

dilengkapi dengan rangka untuk tempat duduk dan pegangandayung.

Cara mendayung :

Dalam teknik mendayung dengan OAR hanya dikenal dua macam

kayuhan yaitu dayung maju dan dayung mundur. Jikamenginginkan

perahu bergerak ke depan maka digunakan dayung maju, sedangkan

dayung mundur digunakan untuk menghentikan perahu yang sedang

bergerak maju atau memang menginginkan perahu bergerak mundur.

Jika ingin membelokkan perahu ke kananmaka tangan kiri mendayung

maju dan tangan kanan mendayung mundur dan sebaliknya jika ingin

membelokkan perahu ke kiri.

Teknik OAR tidak dianjurkan untuk pendayung yang masih

pemula, karena teknik ini merupakan kerja individu yangmemerlukan

skill yang tinggi untuk melakukannya. Kelemahan dari teknik ini adalah

sulit untuk mengarungi sungai yangsempit atau berbatu-batu,

sedangkan kelebihannya adalah mampu memberikan pengaruh yang

lebih besar, terutama dalamdayung mundur.

2.5.1.2 Teknik PADDLE

Teknik PADDLE merupakan teknik mendayungyang memerlukan

kerjasama team yang kompak, karena setiap awak perahu dituntut

mempunyai pengertian dan peran yang sama dalam mengendalikan laju

perahu. Sebuah team yang berpengalamandapat mengatasi hampir semua

tingkat kesulitan dalam arung jeram.

Teknik PADDLE inijadi lebih memungkinkan untuk

pengarungan sungai yang terlalu sempit dan berbatu dari pada teknik

22

Page 23: arum jeram

OAR dan jika mengalami kondisi darurat bisa

dipecahkan bersama.Beberapa jenis dayungan yang dipakai dalam arung

jeram yang disesuaikan dengan fungsinya dan perlu dipahami olehawak perahu

adalah sebagai berikut :

Dayung Maju ( Forward Stroke )

GunanyaMenggerakan perahu ke depanCaranyaDimulai dengan

mendorong bilah dayung ke muka dengan tangan sebelah luar,

kemudian masukkan dayung dalam-dalamke air, dilanjutkan dengan

mempertahankan bilah dayung pada sudut yang benar hingga mendekat

ke perahu dan berhenti setelahsejajar dengan pantat, keluarkan bilah

dayung kemudian putar sejajar dengan permukaan air, ulangi kembali

ke posisi semula danseterusnya.

Dayung Mundur ( Backward Stroke )

GunanyaMenurunkan kecepatan perahu atau menggerakkan

perahu ke belakang.

Caranya Merupakan kebalikan dari dayung maju. Celupkan bilah

dayung ke dalam air hingga jauh ke belakang pantat kemudiandorong ke

depan sambil menarik pegangan dan gerakan ini berakhir ketika dayung

berada pada posisi awal dayung maju.

23

Gambar 27Dayung Maju

Gambar 28Dayung Mundur

Page 24: arum jeram

Dayung Tarik ( Draw Stroke )

GunanyaDayungan ini sering dipakai oleh pemandu arung jeram

untuk menghindari tabrakan antara bagian belakang perahu

dengan batu atau rintangan dengan menggeser perahu mendekati posisi

yang diinginkan.

Caranya Menancapkan dayung jauh ke samping dan menariknya

ke arah perahu.

Dayung Tolak ( Pry Stroke )

GunanyaMembantu melengkapi dayung tarik untuk

mengendalikan perahu ke posisi yang diinginkan.

CaranyaKebalikan dari dayung tarik, yaitu memasukkan dayung

ke dalam air dari dekat perahu/pantat dan menolaknya jauh kesamping

perahu.

Dayung Pancung ( Cross-Bow Draw )

GunanyaDayungan yang biasa dilakukan oleh para pendayung

depan apabila ingin menggeser perahu ke samping.

24

Gambar 29Dayung Tarik

Gambar 30

Dayung Tolak

Page 25: arum jeram

CaranyaPendayung depan melakukan dayung tarik dari

sisi depan perahu memotong moncong perahu.

2.5.2 Aba-aba dan Komunikasi di Atas Perahu

Dalam suatu pengarunggan harus ada satu pemimpin yang di sebut trip

leader, yang memimpin semua pemandu dalam pengarungan. Didalam

pengarungan harus ada kerjasama. Kerjasama yang dilakukan adalah kerjasama

antara trip leader dengan semua pemandu dan sebaliknya. Pemimpin atau

pemandu akan memberi perintah kepada peserta atau crew didalam perahu,

dalam bentuk aba-aba, adapun aba-aba itu adalah sebagai berikut:

MAJU STOP

KANAN MAJU PINDAH BELAKANG

KIRI MAJU PINDAH DEPAN

MUNDUR PINDAH KANAN

KANAN MUNDUR PINDAH KIRI

KIRI MUNDUR dsb

KANAN TARIK

KIRI TARIK

KANAN PANCUNG

KIRI PANCUNG

25

Page 26: arum jeram

2.5.3 Ferry Angles

Ferry angles berasal dari kata ferry yang berarti perahu dan angle berati

sudut atau kemitingan. Jadi Ferry Angels adalah sudut atau kemiringan perahu

yang dibentuk terhadap pinggir sungai. Ferry Anggels ini berguna untuk

mengimbangi arus air dengan tenaga gerak perahu dalam mencapai tempat

yang dituju.

Jenis-jenis Ferry Angels:

2.5.3.1 Ferry Anggels 180

Merupakan sudut atau kemiringan perahu yang dibentuk terhadap

pinggir sungai sebesar 1800, atau garis yang dibentuk oleh gerakan

perahu sejajar dengan pinggir sungai. Sudut atau kemiringan besar sekali

artinya bagi pemandu arung jeram, terutama pada saat mengarungi

jeram yang berdapat hole dan lain sebagainya. Ferry Anggels ini juga

digunakan pada saat menabrak halangan atau pada saat berada di air

yang tenang dan juga bertahan di eddy.

2.5.3.2 Ferry Anggels 90

Merupakan sudut atau kemiringan perahu yang dibentuk terhadap

pinggir sungai sebesar 900. Angels ini biasanya digunakan di air yang

berarus lemah atau di air yang tenang

2.5.3.3 Ferry Anggels 45

Merupakan sudut atau kemiringan perahu yang dibentuk terhadap

pinggir sungai sebesar 450. Angels ini adalah angel yang paling penting

dan paling sulit dibentuk. Dan angels ini mempunyai fungsi, antara lain:

menyebrangi sungai yang berarus deras, menghindari tabrakan dengan

26

Page 27: arum jeram

didinding belokan, menghindari batu-batu dijeram atau (zig-zag), dan

untuk mencari eddy.

2.5.4 Momentum dan Timing

2.5.4.1 Momentum

Adalah derak lanjut yang terjadi setelah gerak pendorong dihentikan.

Penyebab terjadinya momentum adalah karena gerak aliran air sungai,

seperti contoh apabila perahu didayung maju maka perahu akan

bergerak kedepan, kemudian dayungan dihentikan dan perahu akan

masih bergerak kedepan, hanya saja gerak tersebut akan lebih lemah.

2.5.4.2 Timing

Adalah perkiraan waktu yang tepat kapan kita melakukan maneuver /

reaksi terhadap arah gerak perahu

2.5.5 Teknik Pembacaan Jeram

Dalam suatu pengarungan disungai yang belum pernah kita arungi,

pembacaan jeram sangat diperlukan untuk merencanakan pengarungan.

Pembacaan jeram ini bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu;

2.5.5.1 Read And Run

Membaca jeram dari atas perahu yang sedang dalam keadaan

berjalan. Untuk melihat hilir dan mengenali jenis bahaya apa saja yang

ada di jeram dan mencari jalan yang baik untuk dilewati.

2.5.5.2 Scouting

Membaca jeram dari pinggir sungai dengan cara menghentikan

perahu terlebih dahulu dan berjalan kaki menyusuri pinggir sungai.

Biasanya scouting dilakukan pada waktu akan melewati jeram besar

atau jeram yang belum pernah dilewati. Dalam scouting diusahakan

melihat sedekat mungkin jeram yang akan dilalui. Juga sangat penting

untuk melihat sampai akhir jeram. Kalau ternyata jeram sangat sulit

untuk dilalui, bahkan mungkin sangat berbahaya, maka sebaliknya tidak

27

Page 28: arum jeram

dilalui. Ada dua cara yang bisa dilakukan apabila tidak ada lintasan yang

aman atau tidak bisa dilalui, yaitu sebagai berikut:

LINING

Yaitu peserta berjalan kaki dipinggir sungai dan perahu dituntun

dengan tali melalui tepian sungai.

PORTAGING

Yaitu peserta berjalan kaki (biasanya medan cukup sulit) dan

perahu diangkat, baik dengan cara perahu dikempeskan terlebih

dahulu atau tanpa dikempeskan, tergantung pada lokasi yang akan

dilewat.

6 Self Rescue ( Penyelamatan Diri Sendiri)

Seorang skeeper mutlak harus menguasai self rescue, karena seorang skeeper

mempunyai tanggung jawab untuk menjaga keselamatan awak yang

dibawanya, dan prinsip rescue adalah sebelum menyelamatkan orang lain harus

dapat menyelamatkan diri sendiri terlebih dahulu baru dapat menyelamatkan

orang lain. Salah satu cara yang paling tepat untuk menyelamatkan diri sendiri

adalah dengan berenang yang baik dan benar sesuai dengan situasi air.

28

Gambar 3

Lining

Gambar 35

Portaging

Page 29: arum jeram

2.6.1 Teknik Berenang di Jeram

Berusaha tetap tenang

Berenang gaya punggung (tengadah)

Kaki diangkat kepermukaan

Kaki di depan (hilir)

Pandangan ke depan(hilir)

Tangan/dayung dikayukan kesamping untuk berenang ketempat

yang akan dituju (guiding)

Putar kepala kekanan atau kekiri kalau ada ombak (agar air tidak

masuk ke dalam mulut atau masuk ke dalam hidung)

2.6.2 Cara Naik Perahu Setelah Jatuh dari Perahu

Pegang rig atau tali yang ada disisi perahu dan hentakkan badan ke

atas perahu. Atau dengan cara memasukkan badan dan kepala

kedalam air terlebih dahulu, kemudian hentakkan badan ke atas

perahu. Cara ini yang paling baik karena gerak hentakan akan lebih

kuat dan panjang.

29

Gambar 36

Teknik Renang di Jeram

Page 30: arum jeram

2.7 Flip-Flop (Membalik Perahu)

Flip-fop adalah kondisi dimana perahu terbalik kemudian semua awak

berusaha untuk membalik perahu keposisi sebelumnya. Hal terpenting yang

harus dilakukan dalam flip-flop adalah semua awak tidak boleh panik dan

masing-masing awak harus berusaha untuk secepatnya mendekati perahu dan

menaiki perahu yang terbalik untuk membalik perahu. Dalam hal ini kita

bermain dengan hitungan detik, jadi waktu yang dibutuhkan untuk membalik

perahu sangat sedikit. Hal ini dimaksudkan agar perahu dapat cepat

diselamatkan untuk selanjutnya menyelamatkana awak yang terjatuh. Karena

jika terlambat membalik perahu akan berakibat fatal, yaitu awak yang terjatuh

akan terbawa arus sungai yang kencang dan kemungkinan untuk mengejar dan

menyelamatkan awak yang lain sangat kecil yang akibatnya dapat kehilangan

peserta karena terbawa arus sungai yang deras

Pemakaian Flip Line (Body Flip)

Flip Line (Body Flip) adalah tali panjang (webbing) yang panjangnya kira-

kira satu 1,5m - 2m yang kedua ujungnya disimpul dengan carabiner. Flip line

merupakan peralatan yang cukup penting karena alat ini mempunyai fungsi

cukup banyak dalam kegiatan penyelamatan. Seorang skeeper biasanya

membawa alat ini dikaitkan di pinggang seperti halnya memakai ikat pinggang.

Kegunaan filp line antara lain:

Alat bantu untuk melepaskan perahu yang tersangkut dibatu (wrap)

Alat bantu untuk membalikkan perahu yang terbalik (flip-flop)

Alat bantu untuk melepaskan perahu yang dalam keadaan wrap ringan

Cara menggunakan Flip Line

30

Gambar 37

Cara Naik Perahu

Page 31: arum jeram

Kaitkan carabiner dari flip line di ring perahu ditempat yang akan ditarik,

dan tarik dengan posisi badan tidak terlalu membungkuk. Ada juga cara

membalik perahu dengan menggunakan ujung dayung yang dikaitkan dengan

tali perahu (leave line) kemudian tarik seperti menggunkan flip lene

2.8 Throw Bag Rescue

Tali lempar (throw bag) adalah alat yang terpenting dari peralatan-peralatan

penyelamatan. Adapun tali lempar dapat difungsikan dalam banyak hal dalam

melakukan tindakan penyelamatan, seperti menolong orang yang hanyut atau

perenang (penyelamatan peserta) atau penyelamatan peralatan, seperti

menyelamatkan perahu wrap, perahu tertahan di hole, perahu hanyut dan lain

sebagainya. Cara-cara melempar tali lempar (throw bag) ada 3, yaitu:

Melempar dari atas

Cara ini biasanya dipakai untuk menyelamatkan korban yang cukup jauh,

karena lemparan seperti ini akan menghasilkan lemparan lurus dan kuat

(lemparan cukup jau) dengan cara mengambil ancang-ancang beberapa

langkah atau sambil sedikit berlari dengan ayunan lemparan dari

belakang atas ke depan.

Melempar dari samping

Cara ini biasanya digunakan untuk menolong perenang lebih dari satu,

seperti kalau perahu terbalik atau wrap dan perserta akan hanyut, pada

saat ini teknik lemparan ini dipakai karena terjatuhnya tali ini tidak akan

lurus melainkan membentuk gelombang-gelombang.

31

Page 32: arum jeram

Melempar dari bawah

Cara ini biasanya digunakan untuk menolong korban yang tidak terlalu

jauh, karena lemparan ini akan akurat apabila dilemparkan tidak terlalu

keras. Bila lemparan dari bawah ini dilemparkan dengan keras, maka

sering terjadi lemparan melambung keatas dan terjatuh tidak jauh dari si

pelempar

BAB III

KEGIATAN

32

Gambar 38

Melempar dari atas dan

samping

Page 33: arum jeram

3.1 Pra Kegiatan

Pra kegiatan merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan persiapan

untuk pelaksanaan yang bersifat teknis maupun bersifat administratif. Adapun kegiatan

dari pra kegiatan yang kami lakukan, antara lain:

3.1.1 Rapat Koordinasi & Prsentasi

Merupakan pembentukan kepanitiaan DIKJUT Arung Juram Wira XXVII

MAPALISTA, penentuan hari pelaksaan, misi kerja, dll

1) Hari/tanggal : Jum’at, 09 November 2012

Pukul : 19.30 WIB

Tempat : Sekretariat MAPALISTA

Agenda : Rapat Koordinasi

Audien : 16 Orang (terlampir)

Hasil : - Penentuan Jadwal DIKJUT Wira XXVII

- Terbentuk panitia DIKJUT Arung Jeram Wira XXVII

- tersusun Jadwal Kegiatan DIKJUT I Arung Jeram Wira

XXVII

2) Hari/tanggal : Selasa, 13 November 2012

Pukul : 19.00 WIB – 23.10 WIB

Tempat : Sekretariat MAPALISTA

Agenda : Presentasi Survey

Audien : 17 Orang (terlampir)

Hasil : - Penentuan Alat apa sajakah yang akan

dipinjam(terlampir)

- Penentuan Perizinan akan di sebar kemana saja

- Presentasi data survey ( perahu, base camp, konsumsi,

lama perjalanan, dsb

3) Hari/tanggal : Selasa, 04 Desember 2012

Pukul : 19.40 WIB

Tempat : Sekretariat MAPALISTA

33

Page 34: arum jeram

Agenda : Presentasi data survey II

Audien : 16 Orang (terlampir)

`Hasil : - Presentasi data survey II ( perahu, base

camp,konsumsi, lama perjalanan, dsb)

- Menentukan schedele Kegiatan

- Penentuan Konfirmasi peserta dan pendamping

DIKJUT I

3.1.2 Birokrasi Surat-surat Perijinan

1) Kampus : Rektorat, pada tanggal 10 November

2012(terlampir) dan 06 Desember 2012

2) Luar Kampus : Polsek Mungkid, Magelang Jawa Tengah

tanggal 18 November 2012 (terlampir)

3) Peminjaman alat : - Materi Ruang, tanggal 10 Desember 2012

- Simulasi, 10 November – 30 Desember 2012

- Aplikasi Lapangan , 10 November – 05

Desember 2012

Survey Tempat Kegiatan

Survey I

Hari/tanggal : Minggu, 11 November 2012

Tempat : Mendut Rafting – Mendut, Mungkid, Magelang

Surveyor : (2 Orang )

1. Sutan Fajar R MPA/005/DWXXVII/AKPRIND/12

2. Nur Ali Saputra MPA/303/AKPRIND/12

Data : - Peizinan : Kapolsek Mungkid

- Harga Perahu : @Rp 350.000/hari

- Makan : Rp 6.000/ porsi

- Base Camp : Sukarela

- Transportasi : Rp 70.000/mobil

- Retribusi

Start : @ Rp 5.000/perahu

34

Page 35: arum jeram

Finish : @ Rp 5.000/mobil

- Lama Perjalanan : 2 jam

Survey II

Hari/tanggal : minggu, 18 November 2012

Tempat : ello rivers dan kaling kalih Mungkid, Magelang

Surveyor : ( 4 Orang )

1) Sutan Fajar R MPA/005/DWXXVII/AKPRIND/12

2) Musa Rangga Paksi MPA/002/DWXXVII/AKPRIND/12

3) Happy Arsyad MPA/006/DWXXVII/AKPRIND/12

4) Aditia Nugraha MPA/007/DWXXVII/AKPRIND/12

Hasil : Menyerahkan surat perizinan ke Kapolsek Mungkid dan

melanjutkan survey ke basecamp Ello Rivers

- Harga Perahu : @ Rp 350.000/hari

- Makan : @ Rp 6.000/porsi

- Base Camp : Sukarela

- Transportasi : Rp 75.000/mobil

- Retribusi

Start : @ Rp 5.000/perahu

Finish : @ Rp 5.000/mobil

- Lama Perjalanan: 2 jam

3.1.3 Training Center

Dalam training center atau latihan fisik ini, yang bertujuan untuk

mempersiapkan fisik-fisik yang optimal sebelum melakukan pengarungan,

adapun uraian pelaksanaannya:

35

Page 36: arum jeram

1) Hari/ tanggal : Sabtu, 17 November 2012

Pukul : 16.00 WIB – 17.30 WIB

Tempat : GSP UGM

Peserta :

3. Musa Rangga paksi MPA/002/DWXXVII/AKPRIND/12

4. Sutan Fajar R MPA/005/DWXXVII/AKPRIND/12

Pendamping :

1. Nur Ali Saputa MPA/303/AKPRIND/12

2. Hari/ tanggal : Senin, 19 November 2012

Pukul : 16.00 WIB – 18.00 WIB

Tempat : GSP UGM

Peserta :

1. Musa Rangga paksi MPA/002/DWXXVII/AKPRIND/12

2. Wiwin Kusniawan MPA/010/DWXXVII/AKPRIND/12

3. Dimas Satriya MPA/003/DWXXVII/AKPRIND/12

Pendamping :

1. Nur Ali Saputra MPA/303/AKPRIND/12

2. Derio Arisona MPA/304/AKPRIND/12

3. Hari/ tanggal : Sabtu, 24 November 2012

Pukul : 15.00 WIB – 16.30 WIB

Tempat : Woll Climbing MAPALISTA

Peserta :

1. Musa Rangga paksi MPA/002/DWXXVII/AKPRIND/12

2. Wiwin Kusniawan MPA/010/DWXXVII/AKPRIND/12

3. Dimas Satriya MPA/003/DWXXVII/AKPRIND/12

4. Happy Arsyad MPA/006/DWXXVII/AKPRIND/12

5. Aditia Nugraha MPA/007/DWXXVII/AKPRIND/12

6. Hanandar Salam MPA/001/DWXXVII/AKPRIND/12

36

Page 37: arum jeram

Pendamping :

1. Nur Ali Saputra MPA/303/AKPRIND/12

2. Derio Arisona MPA/304/AKPRIND/12

4. Hari/ tanggal : Minggu, 25 November 2012

Pukul : 15.00 WIB – 18.00 WIB

Tempat : GSP UGM

Peserta :

1. Musa Rangga paksi MPA/002/DWXXVII/AKPRIND/12

2. Dimas Satriya MPA/003/DWXXVII/AKPRIND/12

3. Happy Arsyad MPA/006/DWXXVII/AKPRIND/12

4. Aditia Nugraha MPA/007/DWXXVII/AKPRIND/12

5. Hanandar Salam MPA/001/DWXXVII/AKPRIND/12

Pendamping :

1. Derio Arisona W MPA/304/AKPRIND/12

5. Hari/ tanggal : Sabtu, 01 Desember 2012

Pukul : 16.00 WIB – 18.00 WIB

Tempat : GSP UGM

Peserta :

1. Musa Rangga paksi MPA/002/DWXXVII/AKPRIND/12

2. Wiwin Kusniawan MPA/010/DWXXVII/AKPRIND/12

3. Happy Arsyad MPA/006/DWXXVII/AKPRIND/12

4. Aditia Nugraha MPA/007/DWXXVII/AKPRIND/12

5. Hanandar Salam MPA/001/DWXXVII/AKPRIND/12

Pendamping :

1. Nur Ali Saputra MPA/303/AKPRIND/

3.1.4 Materi Ruang

Adapun materi ruang dilaksanakan pada:

1) Materi I

Hari : Rabu

Tanggal : 21 November 2012

37

Page 38: arum jeram

Pukul : 17.23 WIB – 21.38 WIB

Tempat : ruang S 13

Pemateri : 1. Nur Ali Saputra MPA/303/AKPRIND/12

2. Derio Arisona W MPA/304/AKPRIND/12

Materi : pengenalan peralatan & morfologi sungai

Audien : 07 Orang (terlampir)

2) Materi II

Hari : Kamis

Tanggal : 22 November 2012

Pukul : 18.55 WIB – 21.15 WIB

Tempat : Ruang S 13

Pemateri :1. Nur Ali Saputra MPA/303/AKPRIND/12

2. Derio Arisona W MPA/304/AKPRIND/12

Materi : Dayungan, Aba-aba komunikasi diatas perahu, teknik

pembacaan jeram, self rescue, Throw bag rescue,

Audien : 07 Orang (terlampir)

3.1.5 Cek total semua alat dan perlengkapan yang akan di gunakan

Hari : jum’at

Tanggal : 07 Desember 2012

Pukul : 19.12 WIB – 21.48 WIB

Tempat : Sekretariat MAPALISTA

Tujuan dari Pra kegiatan ini adalah agar dalam pelaksanaan kegiatan

yang kami laksanakan dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah kami

rencanakan.

3.1.7 Kendala-kendala

38

Page 39: arum jeram

Kendala Kelompok

a. Peminajaman alat tidak sesuai dengan schedule

b. Telat mendapatkan Basecamp

c. Tidak terlaksannya simulasi karna tidak mendapat pinjaman Perahu

d. Kurangnya koordinasi tentang transportasi

e. Kurang teliti dalam ceklis alat

Solusi

a. Harus sering koordinasi dengan oprasional lapangan

b. Mencari basecamp yang lain

c. Simulasi di ganti dengan TC ( Training Center )

d. lebih merencanakan Koordinasi Transport lebih baik lagi

e. Lebih teliti lagi

3.2 Jurnal Kegiatan

Hari /tanggal Waktu (WIB) Kegiatan

Minggu,

9 Desember 2012

08.00 Tiba di Sekret MAPALISTA

08.00-08.30 Kumpul dan persiapan

39

Page 40: arum jeram

08.30-09.00 Upacara keberangkatan

09.00-10.30 Berangkat menuju base camp

10.30-11.00 Chek List Alat

11.00-11.15 Perjalanan menuju sungai

11.15-13.00 Morfologi Sungai

13.00-13.15 Chek List Alat

13.15-13.30 Kembali menuju base camp

13.30-14.00 Chek List Alat + cuci alat

14.00-15.00 ISOMA

15.00-16.00 SOSBUD

16.00-18.00 Refrest materi

18.00-19.00 ISOMA+persiapan evaluasi

19.00-21.00 Evaluasi

21.00 Istirahat

Senin,

10 Desember 2012

05.00-05.30 Bangun dan Strecing

05.30-06.30 Chek List Alat

06.30-07.30 Sarapan & Persiapan Pengarungan di Sungai Elo

07.30-08.00 Berangkat dari base camp menuju start Sungai Elo

08-00-12.00 Pengarungan I

12.00-13.00 ISOMA

13.00-16.30 Pengarungan II menuju finist

16.30-16.45 Chek List Alat+ persiapanKembali menuju basecamp

16.45-17.00 Perjalanan Pulang Ke Base Camp

17.00-17.45 Chek List Alat + cuci alat

17.45-19.00 ISOMA+ Chek List Alat+packing+ persiapan evaluasi

19.00-21.00 Evaluasi

21.00 – 22.30 Pulang menuju Sekret MAPALISTA

22.30-23.00 Penutupan di Sekret MAPALISTA

3.2 Rangkaian Kegiatan

Minggu, 09 Desember 2012

Hari /tanggal Waktu (WIB) Kegiatan

Minggu,

9 Desember 2012

07.00 - 08.00 Kumpul dan persiapan Sekret MAPALISTA

08.45-09.00 Upacara keberangkatan

08.30-09.00 Upacara keberangkatan

40

Page 41: arum jeram

09.20-10.15 Berangkat menuju base camp

10.20-10.45 Chek List Alat+ persiapan Morfologi Sungai

11.45-11.11 Perjalanan menuju sungai

11.28-13.30 Morfologi Sungai

13.30-14.10 ISOMA

14.45-15.00 Packing

15.10-15.25 Perjalan pulang ke base camp

15.25-15.30 Chek List Alat + cuci alat

15.30-16.00 SOSBUD

16.30-16.00 Refrest materi

18.30-18.00 ISOMA+persiapan evaluasi

19.12-19.30 Makan malam

19.30-21.15 Evaluasi

21.30 Istirahat

Dengan cuaca fun tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin kami , kami

peserta maupun Pendamping lapangan berkumpul di sekret sekitar jam 07.00 WIB ,

dan setelah itu kita melakukan upacara keberangkatan pada jaml 08.45 WIB dan

setelah malakukan upacara keberangkatan ,kita bersama-sama bersiap menuju

basecamp , dengan jumlah 6 motor kita langsung menuju di tempat tujuan . karna

kebanyakan dari WIRA XXVII adalah pendatang dari luar Yogyakarta jadi kami susah

mencari jalan ketempat tujuan dan kami bersyukur ada pendamping lapangan yang

selalu menemani kami dan akhirnya tibalah kami di Basecamp Kaling Kalih Jalan

Borobudur KM. 0,5 Paremono Citra Mungkit Magelang pada jam 10.15 WIB .

Setelah tiba Basecamp kami langsung malakukan ceklis alat keperluan untuk

melakukan Morfologi Sungai dan pada pukul 10.45-11.11 WIB kami langsung

melakukan perjalanan menuju sungai yaitu tepatnya di Desa Brondo 2 Rt 2 Rw 10.di

sana kami belajar hal-hal apa saja yang kita pelajari waktu materi ruang kita terapkan

di lapangan seperti belajar mengenal pillow, undercut manfaat maupun bahayanya

dan tidak lupa juga kita menerapkan materi self rescue ( renang jeram ). Kami Wira

XXVII sangat merasakan perasaan yang sengat hebat.

Pada Pukul 13.30-14.10 kita istirahat sejenak + makan siang setelah melakukan

istirahat kita packing alat dan persiapan untuk kembali ke basecamp pada jam 15.10

kita langsung paulang menuju basecamp tiba di basecamp kami peserta langsung

membagi tugas, ad yang ceklis alat+cuci alat da nada yang melakukan kegiatan

sosbud.setelasemua selesai tepat jam 16.30 kita melakukan refresh materi mulai dari

Tanya jawab , diskusi , maupun shring antar peserta maupun pendamping lapangan.

Setelah kami makan malam dan istirahat sejenak kami langsung berangkat

menuju start untuk melakukan evaluasi + briefing untuk kegiatan esok hari sekitar jam

41

Page 42: arum jeram

16.30 , dan tepat pada jam 22.15 WIB kita tiba kembali di basecamp dan langsung

istirahat agar esok hari kita mempunyai kodisi yang prima untuk melakukan kegiatan.

Kendala-kandala

Kendala kelompok

a. Kurangnya koordinasi Antara panitia dan pemilik basecamp sehingga peserta

membawa percuma pelampung dan helm dari Yogyakarta.

b. Masih kurang bisa melempar throw bag Jauh dan masih kurang tepat mengenai

Korban

Solusi

a. Harus sering menyanyakan kabar lagi sama pemilik basecamp

b. Lebih banyak berlatih

Kendala pribadi

a. Musa Rangga Paksi

Kurang berhati-hati ( slayer hilang )

Solusi

a. Lebih cermat dan teliti menjaga slayer dan pada saat bermain di lapangan

usahakan slayer di ikat sekencang mungkin agar tidak terjadi kehilangan .

Senin, 10 Desember 2012

Hari /tanggal Waktu (WIB) Kegiatan

Senin,

10 Desember 2012

04.50-05.30 Bangun dan Strecing

05.30-06.15 Chek List Alat& Persiapan Pengarungan di Sungai Elo

06.39-07.00 Sarapan

08.10-08.15 Berangkat dari base camp menuju start Sungai Elo

08-30-10.10 Materi read and run

10.10-10-45 Materi melempari throw bag

42

Page 43: arum jeram

10.45-11.00 Materi portaging

11.00-11.10 Pengarungan I

11.10-12.00 Materi Flip-flop

12.00-13.00 ISOMA

13.00-13.30 Pengarungan II

13.30-13.45 Meteri scouting

16.20-16.45 Chek List Alat+ persiapanKembali menuju basecamp

16.45-16.30 Perjalanan Pulang Ke Base Camp

16.30-17.45 Chek List Alat + cuci alat

18.10-18.30 Makan malam

18.30-19.00 packing+ persiapan evaluasi

19.00-21.10 Evaluasi

21.10 – 22.20 Pulang menuju Sekret MAPALISTA

2220-23.30 Penutupan di Sekret MAPALISTA

Matahari pun terbit di ufuk timur kami pun bangun dan mulai olahraga pagi

sekitar jam 05.05 WIB pagi , setelah itu kami pun melanjutkan ceklis alat untuk

persiapan pengarungan baik perahu,logistik, dan memakai body flip pada jam 05.30

WIB. setelah semua siap kamipun sarapan untuk mengisi tenaga saat pengarungan .

pada jam 08.10 WIB peserta dan pendamping berangkat menuju strart lokasi

pengarungan dan sekitar 10 menit kami pun tiba di strart.

Saat tiba di strart kami pun bersama-sama portaging ke sungai dan di lanjutkan

dengan straching namun sebelum pengarungan di mulai peserta di beri materi self

Rescue (renang jeram ) . dan pengarungan pun tiba dengan pembagian awak perahu.

Perahu Kelompok I

Awak : Aditia Nugraha MPA/007/DWXXVII/AKPRIND/12

Wiwin Kusniawan MPA/010/DWXXVII/AKPRIND/12

Hanandar Salam MPA/001/DWXXVII/AKPRIND/12

Sutan Fajar R MPA/005/DWXXVII/AKPRIND/12

Rudi Martin MPA/297/AKPRIND/12

Erik Sujatmiko MPA/296/AKPRIND/12

43

Page 44: arum jeram

Skeeper : Nur Ali Saputra MPA/303/AKPRIND/12

Perahu Kelompok II

Awak : Musa Rangga Paksi MPA/002/DWXXVII/AKPRIND/12

Dimas Satriya MPA/003/DWXXVII/AKPRIND/12

Happy Arsyad MPA/006/DWXXVII/AKPRIND/12

Simon M.P MPA/306/AKPRIND/12

Rogo Nur Wicaksono MPA/301/AKPRIND/12

Fredrikus V. da Silva MPA/294/AKPRIND/11

Skeeper : Derio Arisona W MPA/304/AKPRIND/12

Dengan pembagian perahu yang sudah di tentukan skeeper memberi sedikit

penjelasan tentang dayungan, mulai dari dayung maju, mundur ,pancung dsb. Sekitar

jam 10.10 WIB kami peserta di beri self rescue (Melempar Trowing ), dalam materi kali

ini dengan jumlah peserta 7 orang di bagi 2 tim, yaitu satu tim untuk renang jeram dan

tim lainnya melempar Trowing kepada yang sedang renang jeram , dan setelah itu

kedua tim itu bergantian tugas masing-masing dan kami pun peserta melanjutkan

materi flip-flop (membalikkan perahu) di jembatan bambu sekitar pukul 11.10 WIB.

tengah haripun tiba kami pun peserta dan panitia beristrahat dan sejenak

mengisi perut yang kosong sambil menikmati keindahan sungai ello. Setelah

beristirahat kami pun melanjutkan pengarungan sekitar pukul 13.10 WIB Dengan

formasi awak yang berganti.

Perahu Kelompok I

Awak : Aditia Nugraha MPA/007/DWXXVII/AKPRIND/12

Wiwin Kusniawan MPA/010/DWXXVII/AKPRIND/12

Hanandar Salam MPA/001/DWXXVII/AKPRIND/12

Simon M.P MPA/306/AKPRIND/12

Erik Sujatmiko MPA/296/AKPRIND/12

Skeeper : Derio Arisona W MPA/304/AKPRIND/12

44

Page 45: arum jeram

Rogo Nur Wicaksono MPA/301/AKPRIND/12

Perahu Kelompok II

Awak : Musa Rangga Paksi MPA/002/DWXXVII/AKPRIND/12

Dimas Satriya MPA/003/DWXXVII/AKPRIND/12

Sutan Fajar R MPA/005/DWXXVII/AKPRIND/12

Happy Arsyad MPA/006/DWXXVII/AKPRIND/12

Fredrikus V. da Silva MPA/294/AKPRIND/11

Rudi Martin MPA/297/AKPRIND/12

Skeeper : Nur Ali Saputra MPA/303/AKPRIND/12

Kemudian di lanjutkan dengan materi Scoting di jeram kriting pada jam

13.30WIB, dan setelah itu pengarungan kembali di lanjutkan sampai finish sekitar pukul

16.10 WIB dan dilanjutkan dengan packing alat sekaligus ceklis alat . sesampainya di

basecamb kami pesertapun melakukan ceklis total dan melakukan pencucian alat

setelah selesai kami pun makan malam dan melakukan evaluasi .

Kendala-kandala

Kendala kelompok

a. Masih sulit kompak dalam irama dayung

Solusi

a. Lebih banyak berlatih lagi ( pengalaman dilapangan tingkatkan )

45

Page 46: arum jeram

Kendala pribadi

a. Happy Arsyad, masih sering menelan air ketika melakukan renang jeram.

b. Hanandar salam, masih lemah dalam mendayung .

c. Aditia Nugraha , masih sulit mengikuti irama dayungan

d. Dimas Satriya , kurang focus pada aba-aba skeeper dan masih sulit untuk

mengikuti irama dayung

Solusi

a. Ketika melakukan renang jeram kepala agak di miringkan sedikit dan mulut

agar ditutup .

b. Lebih dibanyakin TC.

c. Lebih banyak berlatih lagi dan lebih cermat medengar aba-aba dari skeeper

3.4 Sosial Budaya

46

Responden

1.1 Nama : Mat mi

1.2 Umur : 24 Tahun

1.3 Alamat : Jl.papelan Mungkit Rt 3 Rw21 Maagelang

1.4 Pendidikan : SMA

1.5 Pekerjaan : Petani

1.6 Organisasi : -

Page 47: arum jeram

1. Pengenalan Aspek Biotik dan Abiotik

1.1 Pengenalan Geomorfologi

1.1.1 Relief / Kemiringan : -

1.1.2 Struktur Geologi : Lapisan Batuan Horizontal

1.1.3 Batuan Pembentuk Lahan: Batu Breksi Vulkanik

1.2 Pengenalan Aspek Hidrologi

1.2.1 Tipe Aliran : Pola aliran Dendritik,

yaitu pola aliran yang biasanya

terdapat pada daerah dengan

batuannya seragam dengan

perlapisan batuan yang horizontal

1.3 Parameter Air Tanah dan Mata Air

1.3.1 Kedalaman : ± 7 meter

1.3.2 Sifat Fisik

- Warna : Bening

- Bau : Tidak Berbau

- Rasa : Tawar

- Kondisi Air : Baik

1.4 Pengenalan Aspek Tanah

- Warna Tanah : Hitam

- Tekstur : Gembur

-

1.5 Pengenalan Aspek Hewan dan Tumbuhan

1.5.1 Hewan

1.5.2 Jenis Hewan : Sapi, kambing, ayam, dsb

- Jenis Makanan : Rerumputan

- Peranan : Sebagai penghasilan sampingan

dari tani

47

Page 48: arum jeram

1.5.3 Tumbuhan

1.5.3.1 Jenis Tumbuhan: Padi, jagung,dsb

1.5.3.2 Peranan : Sebagi mata pencarian warga

2. Pengenalan Komponen Sosial Budaya

2.1 Pemukiman

2.1.1 Pola : Perkampungan

2.1.2 Bahan Dasar : Atap Genting dan dinding Tembok

2.2 Perekonomian

Mata Pencaharian : Petani

2.3 Tipe Kegiatan

2.3.1 Pertanian : Petani

2.1.3 Perkebunan : Petani

2.1.4 Perikanan : -

2.1.5 Peternakan : Peternakan Ayam, kambing, sapi,

2.1.6 Pariwisata : Sungai Elo, Candi Mendut,Pawon,Ngasen

2.4 Demografi

Jumlah Penduduk : ± 250 / per kepala Keluarga

2.5 Sosial Budaya

2.5.1 Fasilitas Pendidikan : TK,SD, SMP,SMA

2.5.2 Fasilitas Kesehatan : Puskesmas dan Puskesdes

2.5.3 Fasilitas Keagamaan : Mushola, Masjid, Gereja

2.5.4 Fasilitas Perekonomian : Koperasi Unit Desa

2.5.5 Organisasi : PKK, Karang Taruna

2.5.6 Jaringan Listrik : Sudah ada dan Menyeluruh di setiap

Desa

2.5.7 Jaringan Jalan : Mayoritas sudah beraspal dan

mempunyai lampu

penerang Jalan

2.5.8 Jaringan Komunikasi : Sebagian Sudah mempunyai Hp

2.5.9 Adat Istiadat : Setiap Malam Suro melakukan Sedekah

bumi

2.5.10 Keamanan : Ronda Malam

2.6 Sumber Air : Sumur atau air tanah

2.7 Penggunaan Lahan : Ladang Perkebunan,bertani dan

peternakan

48

Page 49: arum jeram

2.8 Fenomena dan Problem Utama: tidak ada

3.5 Pasca Kegiatan

Hal-hal yang kami lakukan setelah kegiatan usai, antara lain:

3.5.1 Pencucian Alat

Pada hari Selasa , 11 Desember 2012

3.5.2 Pengembalian Alat

(terlampir)

3.5.3 Penyusunan laporan

Yang dimulai dari tanggal 17 Desemmber 2012 dan akan di presentasikan

kepada pengurus MAPALISTA pada tanggal 06-07 januari 2013

BAB IV

PENUTUP

Dengan Rahmat Allah SWT, kami peserta Pendidikan Lanjut Arung Jeram Wira

XXVII MAPALISTA telah menyelesaikan Laporan Pertanggung Jawaban Pendidikan

Lanjut Arung Jeram serta pendalaman materi, khususnya Arung Jeram. Laporan

pertanggung Jawaban ini kami buat guna melengkapi syarat untuk menjadi anggota

penuh MAPALISTA. Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan,

49

Page 50: arum jeram

untuk itu kami mahon kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan laporan

ini.

DAFTAR PUSTAKA

Diktat Materi Dasar Arung Jeram (Latihan Gabungan Arung Jeram VIII Forumnya Arung

Jeram Yogyakarta) Tahun 2012

Diksar Wira XXVI, Laporan Pendidikan Lanjut Arung Jeram MAPALISTA, Tahun 2011

50

Page 51: arum jeram

51