ARTIKEL TENTANG ETIKA,MORAL DAN AKHLAK
Artikel Etika,Moral dan AkhlakDalam pandangan islam, akhlak
merupakan cermin dari apa yang ada dalam jiwa seseorang. Karena itu
akhlak yang baik merupakan dorongan dari keimanan seseorang, sebab
keimanan harus ditampilkan dalam perilaku nyata sehari-hari.Pada
saat ini, kehidupan semakin sulit di mana kebutuhan semakin
kompleks namun sarana pemenuhan kenutuhan terbatas. Ada sebagian
orang yang belum dapat memenuhi kebutuhanya, sehingga menyebabkan
beberapa dari mereka menghalalkan segala cara untuk bisa memenuhi
kebutuhanya. Terutama pada saat ini banyak orang beranggapan bahwa
harta adalah prioritas utamaAkhlak tercela tidak hanya terjadi pada
orang dewasa saja namun juga terjadi pada sebagian besar para
remaja. Remaja sering dikaitkan dengan masalah. Banyak pengaruh
serta tekanan dari luar yang kebanyakan menjerumuskan kepada
hal-hal yang negatif. Apabila sudah terpedaya pada hal-hal yang
negatif, akhlak remaja mudah rusak sehingga menimbulkan berbagai
masalah. Padahal pemuda adalah generasi penerus bangsa, namun pada
kenyatanya sebagian besar remaja pada saat ini sudah terjerumus
dalam hal negatif, seperti seks bebas, narkoba, dan
lain-lain.Pengertian Etika, Moral,dan AkhlukEtika adalah sebuah
tatanan perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai suatu
masyarakat tertentu, Etika lebih banyak dikaitkan dengan ilmu atau
filsafat, karena itu yang menjadi standar baik dan buruk itu adalah
akal manusia. Jika dibandingkan dengan moral, maka etika lebih
bersifat teoritis sedangkan moral bersifat praktis. Moral bersifat
lokal atau khusus dan etika bersifat umum.Moral berasal dari bahasa
Latin mores yang berarti adat kebiasaan. Moral selalu dikaitkan
dengan ajaran baik buruk yang diterima umum atau masyarakat. Karena
itu adat istiadat masyarakat menjadi standar dalam menentukan baik
dan buruknya suatu perbuatan.Akhlak berasal dari kata khuluq yang
artinya perang atau tabiat. Dan dalam kamus besar bahasa Indonesia,
kata akhlak di artikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. Dapat di
definisikan bahwa akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong
perbuatan dengan mudah, spontan tanpa di pikirkan dan di renungkan
lagi. Dengan demikian akhlak pada dasarnya adalah sikap yang
melekat pada diri seseorang secara spontan diwujudkan dalam tingkah
laku atau perbuatan. Apabila perbuatan spontan itu baik menurut
akal dan agama, maka tindakan itu disebut akhlak yang baik atau
akhlakul karimah (akhlak mahmudah). Misalnya jujur, adil, rendah
hati, pemurah, santun dan sebagainya. Sebaliknya apabila buruk
disebut akhlak yang buruk atau akhlakul mazmumah. Misalnya kikir,
zalim, dengki, iri hati, dusta dan sebagainya. Baik dan buruk
akhlak didasarkan kepada sumber nilai, yaitu Al Quran dan Sunnah
RasulPerbedaan antara akhlak, moral dan etikaPerbedaan antara
akhlak dengan moral dan etika dapat dilihat dari dasar penentuan
atau standar ukuran baik dan buruk yang digunakannya. Standar baik
dan buruk akhlak berdasarkan Al Quran dan Sunnah Rasul, sedangkan
moral dan etika berdasarkan adat istiadat atau kesepakatan yang
dibuat olehsuatu masyarakat jika masyarakat menganggap suatu
perbuatan itu baik maka baik pulalah nilai perbuatan itu.Dengan
demikian standar nilai moral dan etika bersifat lokal dan temporal,
sedangkan standar akhlak bersifat universal dan abadi. Dalam
pandangan Islam, akhlak merupakan cermin dari apa yang ada dalam
jiwa seseorang. Karena itu akhlak yang baik merupakan dorongan dari
keimanan seseorang, sebab keimanan harus ditampilkan dalam prilaku
nyata sehari-hari. Inilah yang menjadi misi diutusnya Rasul
sebagaimana disabdakannya : Aku hanya diutus untuk menyempurnakan
akhlak manusia.(Hadits riwayat Ahmad).Secara umum dapat dikatakan
bahwa akhlak yang baik pada dasarnya adalah akumulasi dari aqidah
dan syariat yang bersatu secara utuh dalam diri seseorang. Apabila
aqidah telah mendorong pelaksanaan syariat akan lahir akhlak yang
baik, atau dengan kata lain akhlak merupakan perilaku yang tampak
apabila syariat Islam telah dilaksanakan berdasarkan aqidah.
Akhlak kepada Allah, Sesama manusia, dan Lingkungan.Akhlak
kepada Allah1) Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah
Allah untuk menyembah-Nya sesuai dengan perintah-Nya. Seorang
muslim beribadah membuktikan ketundukkan terhadap perintah Allah.2)
Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi
dan kondisi, baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati.
Berzikir kepada Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.3)
Berdoa kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Doa
merupakan inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan
keterbatasan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan
kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu. Kekuatan doa dalam
ajaran Islam sangat luar biasa, karena ia mampu menembus kekuatan
akal manusia. Oleh karena itu berusaha dan berdoa merupakan dua
sisi tugas hidup manusia yang bersatu secara utuh dalam aktifitas
hidup setiap muslim.Orang yang tidak pernah berdoa adalah orang
yang tidak menerima keterbatasan dirinya sebagai manusia karena itu
dipandang sebagai orang yang sombong ; suatu perilaku yang tidak
disukai Allah.4) Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri
sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti
akibat dari suatu keadaan.5) Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah
hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina di
hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak kalau
hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain,
dan pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.2. Akhlak kepada
sesama manusiaa) Akhlak kepada diri sendiri1) Sabar, yaitu prilaku
seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari pengendalian
nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya.Sabar diungkapkan
ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa
musibah.2) Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian
nikmat Allah yang tidak bisa terhitung banyaknya. Syukur
diungkapkan dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Syukur dengan ucapan
adalah memuji Allah dengan bacaan alhamdulillah, sedangkan syukur
dengan perbuatan dilakukan dengan menggunakan dan memanfaatkan
nikmat Allah sesuai dengan aturan-Nya.3) Tawaduk, yaitu rendah
hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang tua,
muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk melahirkan ketenangan jiwa,
menjauhkan dari sifat iri dan dengki yang menyiksa diri sendiri dan
tidak menyenangkan orang lain.b) Akhlak kepada ibu bapakAkhlak
kepada ibu bapak adalah berbuat baik kepada keduanya dengan ucapan
dan perbuatan. Berbuat baik kepada ibu bapak dibuktikan dalam
bentuk-bentuk perbuatan antara lain : menyayangi dan mencintai ibu
bapak sebagai bentuk terima kasih dengan cara bertutur kata sopan
dan lemah lembut, mentaati perintah, meringankan beban, serta
menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha.c)
Akhlak kepada keluargaAkhlak terhadap keluarga adalah
mengembangkann kasih sayang di antara anggota keluarga yang
diungkapkan dalam bentuk komuniksai.Komunikasi yang didorong oleh
rasa kasih sayang yang tulus akan dirasakan oleh seluruh anggota
keluarga. Apabila kasih sayang telah mendasari komunikasi orang tua
dengan anak, maka akan lahir wibawa pada orang tua. Demikian
sebaliknya, akan lahir kepercayaan orang tua pada anak oleh karena
itu kasih sayang harus menjadi muatan utama dalam komunikasisemua
pihak dalam keluarga.Dari komunikasi semacam itu akan lahir saling
keterikatan batin,keakraban, dan keterbukaan di antara anggota
keluarga dan menghapuskan kesenjangan di antara mereka. Dengan
demikian rumah bukan hanya menjadi tempat menginap, tetapi
betul-betul menjadi tempat tinggal yang damai dan menyenangkan,
menjadi surga bagi penghuninya. Melalui komunikasi seperti itu pula
dilakukan pendidikan dalam keluarga, yaitu menanamkan nilai-nilai
moral kepada anak-anak sebagai landasan bagi pendidikan yang akan
mereka terima pada masa-masa selanjutnya.d) Akhlak kepada
lingkungan Perkataan akhlak dalam bahasa Indonesia berasal dari
bahasa arab akhlaq, bentuk jamak kata khuluq atau al-khuluq, yang
secara etimologis berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku,
atau tabiat. Dalam kepustakaan, akhlak diartikan juga sikap yang
melahirkan baik, maupun buruk.Selama ini, masalah akhlak ini hanya
sering terfokus terhadap hubungan antar manusia saja. Padahal,
akhlak terhadap lingkungan juga sangatlah penting. Kita lihat
sekarang ini banyak sekali tingkah laku manusia yang tidak
mempedulikan lingkungan sekitarnya, misalnya dengan menebang hutan,
mengubah area hutan menjadi area pemukiman, yang akan mengakibatkan
pemanasan global karena hutan yang bisa digunakan untuk mengolah
kadar karbondioksida di alam ini sudah mulai tiada. Dalam kasus
ini, kita harus mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk.
Jangan hanya memikirkan kepentingan diri kita sendiri saja tapi
merusak lingkungan.Saat ini, alam sudah sangatlah kritis. Namun,
setidaknya saat ini sudah mulai bermunculan aksi-aksi untuk
melakukan penghijauan kembali karena saat ini pemanasan global
pengaruhnya sudah sangat terasa. Setidaknya, dengan peringatan dari
Allah ini, manusia di muka bumi telah sadar dan lebih memperhatikan
lingkungan hidupnya lagi. Karena pada awalnya, manusia diciptakan
oleh Allah tujuannya adalah untuk menjadi khalifah di muka bumi,
yang tentunya juga harus dapat melestarikan bumi ini. Memang suatu
saat nanti kiamat pun akan terjadi. Namun jika manusia terus
bersikap merusak lingkungan seperti ini, tentunya kiamat itu
sendiri akan menjadi lebih cepat karena ulah manusia itu sendiri.
Setidaknya kita sebagai seorang muslim, dapat melestarikan
lingkungan karena tentunya kita telah mengetahui mana yang baik dan
mana yang buruk.Jadi intinya, kita sebagai umat Islam harus sadar
untuk memelihara kelestarian lingkungan hidup, menjaga dan
memanfaatkan alam terutama hewani dan nabati, flora dan fauna yang
sengaja diciptakan oleh Allah untuk kepentingan manusia, dan juga
kita harus sayang kepada sesama makhluk hidup.
Rabu, 09 November 2011MAKALAH ETIKA, MORAL DAN AKHLAKKATA
PENGANTARPuji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul Etika, Moral, Dan Akhlak Dalam Islam. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Pendidikan Agama Islam di Universitas Negeri Makassar.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak
sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah
memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.
Makassar, Juni 2011
Tim PenulisDAFTAR ISIKATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUANA.
Latar BelakangB. Rumusan MasalahC. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN1. ETIKA2. MORAL3. AKHLAK
BAB III PENUTUPA. KesimpulanB. SaranDAFTAR PUSTAKA
BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangSejarah Agama menunjukkan bahwa
kebehagiaan yang ingin dicapai dengan menjalankan syariah agama itu
hanya dapat terlaksana dengan adanya akhlak yang baik. Kepercayaan
yang hanya berbentuk pengetahuan tentang keesaan Tuhan, ibadah yang
dilakukan hanya sebagai formalitas belaka, muamalah yang hanya
merupakan peraturan yang tertuang dalam kitab saja, semua itu
bukanlah merupakan jaminan untuk tercapainya kebahagiaan
tersebut.
Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya
adalah pangkalan yang menetukan corak hidup manusia. Akhlak, atau
moral, atau susila adalah pola tindakan yang didasarkan atas nilai
mutlak kebaikan. Hidup susila dan tiap-tiap perbuatan susila adalah
jawaban yang tepat terhadap kesadaran akhlak, sebaliknya hidup yang
tidak bersusila dan tiap-tiap pelanggaran kesusilaan adalah
menentang kesadaran itu.
Kesadaran akhlak adalah kesadaran manusia tentang dirinya
sendiri, dimana manusia melihat atau merasakan diri sendiri sebagai
berhadapan dengan baik dan buruk. Disitulah membedakan halal dan
haram, hak dan bathil, boleh dan tidak boleh dilakukan, meskipun
dia bisa melakukan. Itulah hal yang khusus manusiawi. Dalam dunia
hewan tidak ada hal yang baik dan buruk atau patut tidak patut,
karena hanya manusialah yang mengerti dirinya sendiri, hanya
manusialah yang sebagai subjek menginsafi bahwa dia berhadapan pada
perbuatannya itu, sebelum, selama dan sesudah pekerjaan itu
dilakukan. Sehingga sebagai subjek yang mengalami perbuatannya dia
bisa dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya itu.
B. Rumusan MasalahAdapun yang menjadi fokus permasalahan yang
akan dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:1.
Pengertian, pembagian dan peranan dari Etika ?2. Pengertian dari
Moral ?3. Pengertian dan macam-macam dari Akhlak ?
C. Tujuan PenulisanTujuan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:1. Untuk mengetahui pengertian, pembagian dan
peranan dari Etika2. Untuk mengetahui pengertian dari Moral3. Untuk
mengetahui pengertian dan macam-macam dari Akhlak
BAB IIPEMBAHASAN1. ETIKAA. PengertianEtika adalah suatu ajaran
yang berbicara tentang baik dan buruknya yang menjadi ukuran baik
buruknya atau dengan istilah lain ajaran tenatang kebaikan dan
keburukan, yang menyangkut peri kehidupan manusia dalam hubungannya
dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam.
Dari segi etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani,ethos yang
berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa
Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang azaz-azaz
akhlak (moral). Dari pengertian kebahasaan ini terlihat bahwa etika
berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia.
Adapun arti etika dari segi istilah, telah dikemukakan para ahli
dengan ungkapan yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya.
Menurut para ulama etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan
buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia,
menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan
mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya
diperbuat.
Sebagai cabang pemikiran filsafat, etika bisa dibedakan manjadi
dua: obyektivisme dan subyektivisme.1. ObyektivismeBerpandangan
bahwa nilai kebaikan suatu tindakan bersifat obyektif, terletak
pada substansi tindakan itu sendiri. Faham ini melahirkan apa yang
disebut faham rasionalisme dalam etika. Suatu tindakan disebut
baik, kata faham ini, bukan karena kita senang melakukannya, atau
karena sejalan dengan kehendak masyarakat, melainkan semata
keputusan rasionalisme universal yang mendesak kita untuk berbuat
begitu.
2. SubyektivismeBerpandangan bahwa suatu tindakan disebut baik
manakala sejalan dengan kehendak atau pertimbangan subyek tertentu.
Subyek disini bisa saja berupa subyektifisme kolektif, yaitu
masyarakat, atau bisa saja subyek Tuhan.
B. Etika Dibagi Atas Dua Macam1. Etika deskriptifEtika yang
berbicara mengenai suatu fakta yaitu tentang nilai dan pola
perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya
dalam kehidupan masyarakat.
2. Etika NormatifEtika yang memberikan penilaian serta himbauan
kepada manusia tentang bagaimana harus bertindak sesuai norma yang
berlaku. Mengenai norma norma yang menuntun tingkah laku manusia
dalam kehidupan sehari hari.
Etika dalam keseharian sering dipandang sama denga etiket,
padahal sebenarnya etika dan etiket merupakan dua hal yang berbeda.
Dimana etiket adalah suatu perbuatan yang harus dilakukan. Sementa
etika sendiri menegaskan bahwa suatu perbuatan boleh atau tidak.
Etiket juga terbatas pada pergaulan. Di sisi yang lain etika tidak
bergantung pada hadir tidaknya orang lain. Etiket itu sendiri
bernilairelative atau tidak sama antara satu orang dengan orang
lain. Sementa itu etika bernilaiabsolute atau tidak tergantung
dengan apapun. Etiket memandang manusia dipandang dari segi
lahiriah. Sementara itu etika manusia secara utuh.
Dengan ciri-ciri yang demikian itu, maka etika lebih merupakan
ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan
yang dilakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk. Dengan kata
lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan
oleh akal manusia.
C. Etika Memiliki Peranan Atau Fungsi Diantaranya Yaitu:1.
Dengan etika seseorang atau kelompok dapat menegemukakan penilaian
tentang perilaku manusia2. Menjadi alat kontrol atau menjadi
rambu-rambu bagi seseorang atau kelompok dalam melakukan suatu
tindakan atau aktivitasnya sebagai mahasiswa3. Etika dapat
memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang kita hadapi
sekarang.4. Etika dapat menjadi prinsip yang mendasar bagi
mahasiswa dalam menjalankan aktivitas kemahasiswaanya.5. Etika
menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan, santun, dan dengan
etika kita bisa di cap sebagai orang baik di dalam masyarakat.
D. Etika Dalam Penerapan Kehidupan Sehari-hari1. Etika bergaul
dengan orang laina) Hormati perasaan orang lain, tidak mencoba
menghina atau menilai mereka cacat.b) Jaga dan perhatikanlah
kondisi orang, kenalilah karakter dan akhlaq mereka, lalu
pergaulilah mereka, masing-masing menurut apa yang sepantasnya.c)
Bermuka manis dan senyumlah bila anda bertemu orang lain.
Berbicaralah kepada mereka sesuai dengan kemampuan akal mereka.d)
Berbaik sangkalah kepada orang lain dan jangan memata-matai
mereka.e) Mema`afkan kekeliruan mereka dan jangan mencari-cari
kesalahankesalahannya, dan tahanlah rasa benci terhadap mereka.
2. Etika bertamua) Untuk orang yang mengundang:- Jangan hanya
mengundang orang-orang kaya untuk jamuan dengan mengabaikan
orang-orang fakir.- Jangan anda membebani tamu untuk membantumu,
karena hal ini bertentangan dengan kewibawaan.- Jangan kamu
menampakkan kejemuan terhadap tamumu, tetapi tampakkanlah
kegembiraan dengan kahadirannya, bermuka manis dan berbicara
ramah.- Hendaklah segera menghidangkan makanan untuk tamu, karena
yang demikian itu berarti menghormatinya.- Disunnatkan mengantar
tamu hingga di luar pintu rumah. Ini menunjukkan penerimaan tamu
yang baik dan penuh perhatian.
b) Bagi tamu:- Hendaknya tidak membedakan antara undangan orang
fakir dengan undangan orang yang kaya, karena tidak memenuhi
undangan orang faqir itu merupakan pukulan (cambuk) terhadap
perasaannya.- Jangan tidak hadir sekalipun karena sedang berpuasa,
tetapi hadirlah pada waktunya.- Bertamu tidak boleh lebih dari tiga
hari, kecuali kalau tuan rumah memaksa untuk tinggal lebih dari
itu.- Hendaknya pulang dengan hati lapang dan memaafkan kekurang
apa saja yang terjadi pada tuan rumah.
3. Etika di jalana) Berjalan dengan sikap wajar dan tawadlu,
tidak berlagak sombong di saat berjalan atau mengangkat kepala
karena sombong atau mengalihkan wajah dari orang lain karena
takabbur.b) Memelihara pandangan mata, baik bagi laki-laki maupun
perempuan.c) Menyingkirkan gangguan dari jalan. Ini merupakan
sedekah yang karenanya seseorang bisa masuk surga.d) Menjawab salam
orang yang dikenal ataupun yang tidak dikenal.
4. Etika makan dan minuma) Berupaya untuk mencari makanan yang
halal.b) Hendaknya mencuci tangan sebelum makan jika tangan kamu
kotor, dan begitu juga setelah makan untuk menghilangkan bekas
makanan yang ada di tanganmu.c) Hendaklah kamu puas dan rela dengan
makanan dan minuman yang ada, dan jangan sekali-kali mencelanya.d)
Hendaknya jangan makan sambil bersandar atau dalam keadaan
menyungkur.e) Hendaknya memulai makanan dan minuman dengan membaca
Bismillah dan diakhiri dengan Alhamdulillah.f) Tidak
berlebih-lebihan di dalam makan dan minum.
5. Etika berbicaraa) Hendaknya pembicaran selalu di dalam
kebaikan..b) Menghindari perdebatan dan saling membantah,
sekali-pun kamu berada di fihak yang benar dan menjauhi perkataan
dusta sekalipun bercanda.c) Tenang dalam berbicara dan tidak
tergesa-gesa.d) Menghindari perkataan jorok (keji).
6. Etika bertetanggaa) Menghormati tetangga dan berprilaku baik
terhadap mereka.b) Bangunan yang kita bangun jangan mengganggu
tetangga kita, tidak membuat mereka tertutup dari sinar mata hari
atau udara, dan kita tidak boleh melampaui batasnya, apakah merusak
atau mengubah miliknya, karena hal tersebut menyakiti
perasaannya.c) Jangan kikir untuk memberikan nasihat dan saran
kepada mereka, dan seharusnya kita ajak mereka berbuat yang ma`ruf
dan mencegah yang munkar dengan bijaksana (hikmah) dan nasihat baik
tanpa maksud menjatuhkan atau menjelek-jelekkan mereka.d) Hendaknya
kita selalu memberikan makanan kepada tetangga kita.
7. Etika pergaulan suami istria) Merayu istri dan bercanda
dengannya di saat santai berduaan.b) Meletakkan tangan di kepala
istri dan mendo`akannya.c) Disunnahkan bagi kedua mempelai
melakukan shalat dua raka`at bersama, karena hal tersebut dinukil
dari kaum salaf.d) Haram bagi suami-istri menyebarkan tentang
rahasia hubungan keduanya.e) Hendaknya masing-masing saling bergaul
dengan baik, dan melaksanakan kewajiban masing-masing terhadap yang
lain.
8. Etika menjenguk orang sakita) Untuk orang yang berkunjung
(menjenguk):- Hendaknya tidak lama di dalam berkunjung, dan mencari
waktu yang tepat untuk berkunjung, dan hendaknya tidak menyusahkan
si sakit, bahkan berupaya untuk menghibur dan membahagiakannya.-
Mendo`akan semoga cepat sembuh, dibelaskasihi Allah, selamat dan
disehatkan.- Mengingatkan si sakit untuk bersabar atas taqdir Allah
SWT.
b) Untuk orang yang sakit:- Hendaknya segera bertobat dan
bersungguh-sungguh beramal shalih.- Berbaik sangka kepada Allah,
dan selalu mengingat bahwa ia sesungguhnya adalah makhluk yang
lemah di antara makhluk Allah lainnya, dan bahwa sesungguhnya Allah
Subhanahu wa Ta'ala tidak membutuhkan untuk menyiksanya dan tidak
mem-butuhkan ketaatannya.- Hendaknya cepat meminta kehalalan atas
kezhaliman-kezhaliman yang dilakukan olehnya, dan segera
mem-bayar/menunaikan hak-hak dan kewajiban kepada pemi-liknya, dan
menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.
2. MORALA. PengertianAdapun arti moral dari segi bahasa berasal
dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari kata mos yang berarti
adat kebiasaan. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatan bahwa
moral adalah pennetuan baik buruk terhadap perbuatan dan
kelakuan.
Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang
digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai,
kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan
benar, salah, baik atau buruk.
Berdasarkan kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral
adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap
aktifitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar
atau salah.
Jika pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu dengan
lainnya, kita dapat mengetakan bahwa antara etika dan moral memiki
objek yang sama, yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia
selanjutnya ditentukan posisinya apakah baik atau buruk.
Namun demikian dalam beberapa hal antara etika dan moral
memiliki perbedaan. Pertama, kalau dalam pembicaraan etika, untuk
menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan
tolak ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan moral tolak ukurnya
yang digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan
berlangsung di masyarakat. Dengan demikian etika lebih bersifat
pemikiran filosofis dan berada dalam konsep-konsep, sedangkan etika
berada dalam dataran realitas dan muncul dalam tingkah laku yang
berkembang di masyarakat.
Dengan demikian tolak ukur yang digunakan dalam moral untuk
mengukur tingkah laku manusia adalah adat istiadat, kebiasaan dan
lainnya yang berlaku di masyarakat.
B. Perbedaan Antara Etika dan MoralEtika dan moral sama artinya
tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit perbedaan. Moral
atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai,
sedangkan etika dipakai untuk pengkajian system nilai yang ada.
Kesadaran moral erta pula hubungannya dengan hati nurani yang
dalam bahasa asing disebut conscience, conscientia, gewissen,
geweten, dan bahasa arab disebut dengan qalb, fu'ad. Dalam
kesadaran moral mencakup tiga hal, yaitu:1. Perasaan wajib atau
keharusan untuk melakukan tindakan yang bermoral.2. Kesadaran moral
dapat juga berwujud rasional dan objektif, yaitu suatu perbuatan
yang secara umumk dapat diterima oleh masyarakat, sebagai hal yang
objektif dan dapat diberlakukan secara universal, artinya dapat
disetujui berlaku pada setiap waktu dan tempat bagi setiap orang
yang berada dalam situasi yang sejenis.3. Kesadaran moral dapat
pula muncul dalam bentuk kebebasan.
Berdasarkan pada uraian diatas, dapat sampai pada suatu
kesimpulan, bahwa moral lebih mengacu kepada suatu nilai atau
system hidup yang dilaksanakan atau diberlakukan oleh masyarakat.
Nilai atau sitem hidup tersebut diyakini oleh masyarakat sebagai
yang akan memberikan harapan munculnya kebahagiaan dan ketentraman.
Nilai-nilai tersebut ada yang berkaitan dengan perasaan wajib,
rasional, berlaku umum dan kebebasan. Jika nilai-nilai tersebut
telah mendarah daging dalam diri seseorang, maka akan membentuk
kesadaran moralnya sendiri. Orang yang demikian akan dengan mudah
dapat melakukan suatu perbuatan tanpa harus ada dorongan atau
paksaan dari luar.
3. AKHLAKA. PengertianAda dua pendekatan yang dapat digunakan
untuk mendefinisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistic
(kebahasaan), dan pendekatan terminologik (peristilahan).
Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu
isim mashdar (bentuk infinitive) dari kata al-akhlaqa, yukhliqu,
ikhlaqan, sesuai timbangan (wazan) tsulasi majid af'ala, yuf'ilu
if'alan yang berarti al-sajiyah (perangai), at-thobi'ah (kelakuan,
tabiat, watak dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru'ah
(peradaban yang baik) dan al-din (agama).
Namun akar kata akhlak dari akhlaqa sebagai mana tersebut diatas
tampaknya kurang pas, sebab isim masdar dari kata akhlaqa bukan
akhlak, tetapi ikhlak. Berkenaan dengan ini, maka timbul pendapat
yang mengatakan bahwa secara linguistic, akhlak merupakan isim
jamid atau isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar
kata, melainkan kata tersebut memang sudah demikian adanya.
Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah, kita
dapat merujuk kepada berbagai pendapat para pakar di bidang ini.
Ibnu Miskawaih (w. 421 H/1030 M) yang selanjutnya dikenal sebagai
pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu misalnya secara singkat
mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran
dan pertimbangan.
Sementara itu, Imam Al-Ghazali (1015-1111 M) yang selanjutnya
dikenal sebagai hujjatul Islam (pembela Islam), karena
kepiawaiannya dalam membela Islam dari berbagai paham yang dianggap
menyesatkan, dengan agak lebih luas dari Ibn Miskawaih, mengatakan
akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
macam-macam perbuatan dengan gambling dan mudah, tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan.
Ciri-Ciri Perbuatan Akhlak:1) Tertanam kuat dalam jiwa seseorang
sehingga telah menjadi kepribadiannya.2) Dilakukan dengan mudah
tanpa pemikiran.3) Timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya
tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.4) Dilakukan dengan
sungguh-sungguh.5) Dilakukan dengan ikhlas.
B. Macam-Macam Akhlak1. Akhlak kepada Allaha) Beribadah kepada
Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembahNya sesuai
dengan perintah-Nya. Seorang muslim beribadah
membuktikanketundukkan terhadap perintah Allah.
b) Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai
situasi dan kondisi,baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati.
Berzikir kepada Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman
hati.
c) Berdoa kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Doa
merupakan inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan
keterbatasan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan
kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu
d) Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada
Allah dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu
keadaan.
e) Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah.
Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha
Kuasa, oleh karena itu tidak layak kalau hidup dengan angkuh dan
sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih dalam
melaksanakan ibadah kepada Allah.
2. Akhlak kepada diri sendiria) Sabar, yaitu prilaku seseorang
terhadap dirinya sendiri sebagai hasil daripengendalian nafsu dan
penerimaan terhadap apa yang menimpanya.Sabar diungkapkan ketika
melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa
musibah.
b) Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat
Allah yang tidak bisa terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam
bentuk ucapan dan perbuatan. Syukur dengan ucapan adalah memuji
Allah dengan bacaan alhamdulillah, sedangkan syukur dengan
perbuatan dilakukan dengan menggunakan dan memanfaatkan nikmat
Allah sesuai dengan aturan-Nya.
c) Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang
dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk
melahirkan ketenangan jiwa, menjauhkan dari sifat iri dan dengki
yang menyiksa diri sendiri dan tidak menyenangkan orang lain.
3. Akhlak kepada keluargaAkhlak terhadap keluarga adalah
mengembangkann kasih sayang di antara anggota keluarga yang
diungkapkan dalam bentuk komunikasi. Akhlak kepada ibu bapak adalah
berbuat baik kepada keduanya dengan ucapan dan perbuatan. Berbuat
baik kepada ibu bapak dibuktikan dalam bentuk-bentuk perbuatan
antara lain :a) Menyayangi dan mencintai ibu bapak sebagai bentuk
terima kasih dengan cara bertutur kata sopan dan lemah lembutb)
Mentaati perintahc) Meringankan beban, sertad) Menyantuni mereka
jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha.
4. Akhlak kepada sesama manusiaa) Akhlak terpuji (Mahmudah)1)
HusnuzanBerasal dari lafal husnun (baik) dan Adhamu (Prasangka).
Husnuzan berarti prasangka, perkiraan, dugaan baik. Lawan kata
husnuzan adalah suuzan yakni berprasangka buruk terhadap seseorang
. Hukum kepada Allah dan rasul nya wajib, wujud husnuzan kepada
Allah dan Rasul-Nya antara lain:- Meyakini dengan sepenuh hati
bahwa semua perintah Allah dan Rasul Nya Adalah untuk kebaikan
manusia.- Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan agama
pasti berakibat buruk.Hukum husnuzan kepada manusia mubah atau jaiz
(boleh dilakukan). Husnuzan kepada sesama manusia berarti menaruh
kepercayaan bahwa dia telah berbuat suatu kebaikan. Husnuzan
berdampak positif berdampak positif baik bagi pelakunya sendiri
maupun orang lain.
2) TawadukTawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk
berarti orang yang merendahkan diri dalam pergaulan. Lawan kata
tawaduk adalah takabur.
3) TasamuArtinya sikap tenggang rasa, saling menghormati dan
saling menghargai sesama manusia.
4) TaawunTaawun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu
membantu dengan sesama manusia.
b) Akhlak tercela (Mazmumah)1) HasadArtinya iri hati, dengki.
Iri berarti merasa kurang senang atau cemburu melihat orang lain
beruntung..
2) DendamDendam yaitu keinginan keras yang terkandung dalam hati
untuk membalas kejahatan.
3) Gibah dan FitnahMembicarakan kejelekan orang lain dengan
tujuan untuk menjatuhkannama baiknya. Apabila kejelekan yang
dibicarakan tersebut memangdilakukan orangnya dinamakan gibah.
Sedangkan apabila kejelekan yangdibicarakan itu tidak benar,
berarti pembicaraan itu disebut fitnah.
4) NamimahAdu domba atau namimah, yakni menceritakan sikap atau
perbuatanseseorang yang belum tentu benar kepada orang lain dengan
maksudterjadi perselisihan antara keduanya.
BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanEtika menurut filasafat dapat disebut
sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk
dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat
diketahui oleh akal pikiran. moral adalah penetuan baik buruk
terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah moral biasanya
dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu perbuatan,
kelakuan, sifat dan perangkai dinyatakan benar, salah, baik,
buruk,layak atau tidak layak,patut maupun tidak patut.
Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena
akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi'at, perangai,
karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya
dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk.
Ketiga hal tersebut (etika, moral dan akhlak) merupakan hal yang
paling penting dalam pembentukan akhlakul karimah seorang manusia.
Dan manusia yang paling baik budi pekertinya adalah Rasulullah
S.A.W. Anas bin Malik radhiallahu anhu seorang sahabat yang mulia
menyatakan: Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam adalah manusia
yang paling baik budi pekertinya. (HR.Bukhari dan Muslim).
B. SaranDan diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik
pembaca maupun penyusun dapat menerapkan etika, moral dan akhlak
yang baik dan sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan
sehari-hari. Walaupun tidak sesempurna Nabi Muhammad S.A.W,
setidaknya kita termasuk kedalam golongan kaumnya.
DAFTAR PUSTAKAFakhry, Majid, Etika Dalam Islam. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 1996Sinaga, Hasanudin dan Zaharuddin, Pengatar
Studi Akhlak, Jakarta : PT Raja Grafmdo Persada, 2004Yaqub, Hamzah.
Etika Islam. Bandung : CV Diponegoro, 1988 (artikel ini disadur
dari persentasi pada mata kuliah akhlak tasawuf)Al-Jazairi, Syekh
Abu Bakar. 2003. Mengenal Etika dan Akhlak Islam. Lentera:
Jakarta.Bakry, Oemar. 1981. Akhlak Muslim. Aangkasa: BandungAchmad,
Mudlor. Tt. Etika dalam Islam. Al-Ikhlas. Surabaya.Al-Jazairi,
Syekh Abu Bakar. 2003. Mengenal Etika dan Akhlak Islam. Lentera.
Jakarta.Masyhur, Kahar. 1986. Meninjau berbagai Ajaran;
Budipekerti/Etika dengan Ajaran Islam. Kalam Mulia.
Jakarta.Mustofa, Ahmad. 1999. Ilmu Budaya Dasar. CV Pustaka Setia.
Bandung.Nata, Abuddin. 2003. Akhlak Tasawuf. PT Raja Grafindo
Persada. JakartaRasuah, salah guna kuasa runtuhkan moral negaraKES
rasuah membabitkan segelintir kakitangan Jabatan Imigresen di pintu
masuk utama negara menghangatkan kembali isu penyelewengan kuasa
dalam sektor awam, khususnya di kalangan penguat kuasa. Wartawan
Edisi Mingguan, AHMAD NAIM TAHIR dan MOHD AZIS NGAH mendapatkan
Timbalan Presiden Transperancy International Malaysia (TI-M), Prof
Madya Datuk Mohamad Ali Hasan dan Presiden CUEPACS, Omar Osman
untuk membincangkan isu ini
BAGAIMANA TI-M melihat isu penyelewengan kuasa dan rasuah dalam
konteks Malaysia.TI-M memandang berat dan mengharapkan isu
penyelewengan kuasa dan rasuah ditangani bersama secara tuntas dan
lebih sistematik lagi. Kami merakamkan tahniah atas kerja kuat
Suruhanjaya Pencegahan Rasuah Malaysia (SPRM). Menyentuh kes
segelintir kakitangan imigresen baru-baru ini, beberapa persoalan
timbul antaranya berapa ramai kakitangan terbabit dan apakah
kakitangan atasan saja serta berapa lama penyelewengan kuasa dan
rasuah terjadi?
Apakah tidak ada usaha dalaman (imigresen sendiri) menangani
soal meningkatkan integriti kakitangan mereka dan tidakkah pihak
bertanggungjawab imigresen melihat perkara ini adalah barah dalam
organisasi yang perlu dipulihkan, malah dicegah terlebih dulu?
Cukupkah usaha memindahkan kakitangan kerana tidakkah nanti perkara
sebegini merebak ke tempat lain? Apakah rasuah kewangan saja
berlaku atau membabitkan seks? Apakah kita berpuas hati usaha
pemulihan, khususnya berkaitan jati diri kakitangan terbabit dan
apakah usaha pencegahan seterusnya untuk jangka panjang dan jangka
pendek?
Dilaporkan mereka yang terbabit ialah pegawai muda dan lama.
Tentu ini memberi imej dan implikasi buruk bukan saja terhadap
imigresen dan institusi kakitangan beruniform, malah negara yang
ingin membuat transformasi bebas rasuah serta menerapkan imej
kakitangan kerajaan yang berintegriti tinggi setiap masa. Dengan
imej kakitangan dan pegawai beruniform ditangkap rasuah dan
penyelewengan kuasa, akan merudumkan Indeks Persepsi Rasuah negara
pada peringkat antarabangsa. Penjawat awam tidak boleh
menyalahgunakan kuasa untuk diri, keluarga atau kerabat sendiri.
Dalam pemikiran Melayu, elok kain eloklah coraknya, elok pemimpin
eloklah negerinya. Penulis terkenal Austria, Karl Kraus (1874-1936)
mengingatkan rasuah lebih buruk daripada pelacuran yang meruntuhkan
moral kerana rasuah meruntuhkan moral negara.
Sejauh mana kita berjaya menangani tanggungjawab ini selepas
menjenama semula SPRM serta kewujudan Insititut Integriti Malaysia
(IIM) dan Pelan Integriti Nasional (PIN) sejak 2004. PIN
dilancarkan selaras dengan cabaran keempat Wawasan 2020, iaitu
membentuk masyarakat yang kukuh ciri moral dengan warganya
mempunyai nilai keagamaan dan kerohanian utuh serta ditunjangi budi
pekerti luhur. Ia merangkumi strategi untuk pemantapan amalan
integriti dan etika baik, tentunya termasuk membanteras rasuah dan
penyelewengan kuasa melalui lapan komponen iaitu keluarga,
komuniti, masyarakat, agama, ekonomi, sosiobudaya, politik dan
pentadbiran.
Tadbir urus yang baik adalah kunci utama kejayaan polisi dan
inisiatif kerajaan. Program Transformasi Kerajaan (GTP) berkaitan
rasuah menunjukkan kemajuan membanggakan, antara lain meluluskan
Akta Perlindungan Pemberi Maklumat, penyenaraian penganugerahan
kontrak kerajaan melalui halaman procurement (perolehan),
pekeliling untuk menyelesaikan kes rasuah dalam masa 12 bulan,
melaksanakan kerjasama integriti pelaksana projek, menyenaraikan
nama individu terbabit rasuah menerusi laman web SPRM dan surat
pekeliling mengenai panduan surat sokongan daripada pihak
bersangkutan. Dalam NKRA menerusi enam terasnya, antara lain fokus
berkaitan rasuah ialah semua perolehan kerajaan menggunakan tender
terbuka atau tender terhad bagi memerangi rasuah.
Jika jenayah ini boleh dihapuskan, mengapa ia masih berterusan
sehingga agensi seperti SPRM dilihat gagal memenuhi tanggungjawab
dan menjadi sasaran kritikan masyarakat.
Rasuah boleh dihapuskan jika semua pihak terbabit, ia bukan
tugas Perdana Menteri seorang atau SPRM. Dengan sumber kepakaran
dan kewangan terhad, tentu agak mustahil SPRM menangani semua kes
rasuah secara terperinci. Semua pihak perlu memikul tanggungjawab
murni ini dengan lebih gigih dan iltizam berterusan sepanjang
hayat. Pembabitan proaktif semua agensi kerajaan dan institusi
pendidikan serta institusi agama dan budaya, swasta dan badan bukan
kerajaan (NGO) khususnya belia dan wanita, selain media amat
diperlukan dalam memberi maklumat terperinci serta semasa supaya
dapat meningkatkan kesedaran dan keinsafan. Celik nurani sifar
rasuah harus dirancang dan dilaksanakan dengan lebih teratur tanpa
bermusim. Usaha pencegahan dan pendidikan perlu diselaras dan
dipertingkatkan.
Bagaimana dengan tanggapan masyarakat hanya ikan bilis jadi
sasaran, bukan jerung.
Mengikut SPRM, agensi tidak mengenal warna kulit dan perbezaan
politik, bertindak berdasarkan aduan dan bukti. Kita harap apa
dikata dikotakan. Kita menyambut baik jika lebih banyak jerung di
bawa ke pengadilan. Suatu ketika, beberapa ketua jabatan dan jerung
sederhana besar direman kerana rasuah. Walaupun tidak ada
perbandingan bilangan bilis dan jerung, persepsi awam inginkan
banyak lagi jerung dihadapkan ke mahkamah.
Ada orang berkata, hanya penerima rasuah yang dikenakan hukuman,
manakala pemberi rasuah bebas dan ia memberikan gambaran memberi
rasuah tidak salah, apa yang salah ialah menerima rasuah.
Dalam hadis riwayat al-Tarmizi, Rasulullah SAW bersabda yang
bermaksud: Allah mengutuk pemberi dan penerima rasuah serta
pengantara dalam urusan rasuah. Pemberi rasuah dan penerima adalah
penghuni neraka. Gejala ini amalan buruk dan menggambarkan betapa
longgar nilai moral masyarakat serta memperlihatkan amalan tadbir
urus yang tidak cekap. Bagi memberi perhatian saksama kepada
pemberi dan penerima rasuah, kita perlu memastikan kedua-dua pihak
dibawa untuk pengadilan, hukuman setimpal (lebih berat kepada
pemberi), hebahan umum dibuat secara saksama kepada pemberi dan
penerima rasuah, pemulihan bersama kepada pemberi dan penerima
rasuah secara teratur dan sistematik, pemantauan saksama juga
kepada bekas penerima dan pemberi rasuah. Apakah hukumannya sama
bagi pemberi dan penerima rasuah?
Antara langkah dicadangkan bagi membanteras rasuah ialah
tindakan Akta Keselamatan Dalam Negeri selain menukarkan tempat
bertugas selepas tempoh tertentu. Adakah ia sesuai.
Apa saja usaha mencegah salah laku penjawat awam serta menghukum
untuk menginsaf kakitangan lain dialu-alukan. Amalan menukarkan
tempat bertugas wajar agar bukan saja mencegah salah laku
kakitangan itu, malah meningkatkan pendedahan dan kemahiran
kakitangan berkenaan. Dicadangkan juga mewujudkan jawatan pegawai
integriti/unit integriti dan pelan integriti di jabatan
masing-masing, kenaikan pangkat dipastikan bebas rasuah, dimestikan
kakitangan mengisytihar aset dan hutang setiap enam bulan kepada
ketua terdekat, pemantauan cara perbelanjaan dan gaya hidup
kakitangan, pendedahan dan kursus wajib pencegahan rasuah serta
penghayatan nilai murni dan agama khususnya sadiq, amanah, tabligh,
fatanah. Setiap kakitangan atau ketua mereka perlu lebih putih.
Tindakan di bawah ISA harus juga dilaksanakan. Mungkin perlu kita
renungkan bersama hukuman pesalah rasuah di China, iaitu mati
mandatori. Adakah hukuman drastik ini mampu membanteras rasuah di
negara kita?
Tingkat integriti kakitangan di kawasan panas
KES beberapa kakitangan imigresen ditangkap kerana disyaki
menerima rasuah seolah-olah menguatkan lagi tanggapan umum gejala
itu lumrah dalam perkhidmatan awam.
CUEPACS memandang serius apa yang berlaku di pintu masuk negara
kerana penjawat awam daripada peringkat bawahan hingga pegawai
ialah pemegang amanat penting. Mereka perlu pastikan pihak yang
masuk tidak mengganggu keselamatan negara. Mereka terdedah kepada
pelbagai faktor dan CUEPACS juga terkejut dengan pendedahan ini.
Walaupun Jabatan Imigresen menjadi fokus, banyak lagi agensi
terkena tempias. Apabila berlaku kes seperti ini, kita harap
persepsi awam janganlah fokus negatif kepada semua agensi kerajaan,
memang betul kata orang kerana seekor kerbau bawa lumpur, semua
terpalit. Tanggapan itu tidak begitu tepat kerana bukan semua tidak
bertanggungjawab. Kita harap mereka di kawasan terdedah dan
berisiko sentiasa menjaga integriti dan tanggungjawab. Saya minta
mereka menanam semangat cintakan negara dan jangan ambil mudah soal
keselamatan.
Ada yang mahu penjawat awam disyaki rasuah dipecat berbanding
dipindahkan ke jabatan lain.
Apa saja kesalahan mesti disiasat, dipanggil menghadap dan
jabatan perlu mainkan peranan. Bagi kes jenayah, mereka diserahkan
kepada polis atau SPRM, melalui proses perundangan dan kalau perlu
dibuang kerja, mereka kena terima. Tindakan pindah ke tempat lain
memang wajar sebagai langkah awal dan gantikan mereka dengan
pasukan baru supaya kesilapan tidak berulang. Selepas siasatan,
baru tindakan seterusnya dikenakan. Apabila babitkan rasuah, kena
bawa ke pengadilan. Jika bersalah, mereka akan dikenakan tindakan
tegas, gantung kerja, buang kerja atau apa saja tindakan sesuai.
Mungkin yang ditukarkan tidak terbabit, cuma untuk membersihkan
imej, kalau tidak bersalah mereka boleh teruskan kerja. Kalau
kekalkan saki-baki, mungkin mereka masih ada hubungan dengan
mana-mana pihak dan boleh timbulkan masalah kepada pasukan baru dan
senang kawal serta pulihkan keadaan. Mungkin ada alasan mereka
tidak tahu kegiatan salah laku, jawapan itu tidak boleh diterima
kerana mereka bukan baru sehari dua bekerja di situ. Banyak saluran
boleh diguna untuk dedahkan maklumat seperti ketika mesyuarat atau
pihak atasan, yang penting jangan subahat.
Apakah pandangan saudara terhadap cadangan SPRM menempatkan
pegawainya sebagai pengintip di kawasan panas yang dikenal pasti
bagi membanteras gejala rasuah.
Ia bagus dan sesuai dalam konteks hapuskan rasuah di jabatan
yang berkepentingan. Setakat mana spy boleh berkhidmat dan di mana
patut berada bergantung kepada kebijaksanaan SPRM. Spy tidak akan
menahan dan menangkap pesalah, tetapi maklumat risikan yang
diperoleh penting untuk tindakan susulan. Saya nampak itu penting
untuk menangani rasuah kerana mesti ada pemberi dan penerima,
maknanya ada pergerakan babitkan banyak pihak. Ia perlu
diperluaskan kepada agensi lain terutama yang banyak dapat aduan
atau berdepan pihak luar atau orang ramai yang memungkinkan
wujudnya peluang untuk rasuah khasnya agensi berkaitan urusan
kewangan. Ini satu sistem yang boleh dipraktikkan dan pasti akan
berkesan.
Bagaimana pula dengan cadangan tindakan ISA diambil terhadap
kakitangan Jabatan Imigresen dan orang tengah yang ditahan kerana
rasuah.
Tindakan ISA terlalu agresif kerana perkara itu masih dalam
siasatan. Ini lebih kepada salah guna kuasa dan kedudukan, tidak
begitu serius berbanding ancaman keselamatan lain. Mungkin ada
pertimbangan lain. Jika terbukti salah, mereka boleh dibuang kerja,
itupun cukup berkesan kerana pesalah hilang semua hak sebagai
penjawat awam termasuk pencen. Rekod buruk juga susah nak minta
kerja.
Kenapa rasuah kakitangan awam masih berterusan. Apakah kerana
gaji kecil.
Rasuah berlaku di mana saja. Punca pertama keinginan berbelanja
melebihi kemampuan. Pendapatan kecil tetapi berlagak seperti orang
mampu, apabila tidak mampu dan tak boleh kawal nafsu, mula lupa
diri dan bertindak di bawah kawalan akal. Pada masa itulah timbul
peluang kerana kita tahu sindiket rasuah sentiasa menunggu peluang
terbuka. Jika ada yang tidak boleh kawal nafsu, dialah jadi
sasaran. Kalau setakat mampu beli Proton, beli rumah tiga bilik,
mana logik samakan dengan orang yang mampu beli BMW, banglo beratus
ribu dan berbelanja mewah. Kalau hati tidak boleh kawal ditambah
pula iman tipis, susahlah sebab mereka sanggup buat apa saja untuk
capai hajat. Ketika itulah ada pihak bagi peluang untuk kaya. Kalau
bergantung kepada kenaikan gaji empat tahun sekali, memang tidak
cukup tetapi kita kena berhemah dan bijak berbelanja; kalau
berminat, buat kerja lebih masa selepas waktu bekerja. Jangan rapat
dengan orang yang ada kepentingan, mereka sentiasa ada duit hendak
beli kita, sebab tahu kita boleh mudahkan urusan.
Akhir sekali, perlukah tapisan lebih ketat dibuat sebelum
kerajaan membuat pengambilan baru kakitangan awam bagi menghalang
penjawat awam daripada terbabit rasuah.
Sistem yang terbabit dalam jabatan penguatkuasaan undang-undang
perlu diteliti kelayakan mereka. Jika Pegawai Tadbir Diplomatik
(PTD) wajib kursus dua tahun, kita boleh guna pendekatan sama
terhadap anggota lain kerana sekarang cuma kursus jangka pendek.
Keduanya, tidak boleh terlalu lama bertugas di satu kawasan,
maksimum tiga tahun. Kadangkala pertukaran pun cuma pada peringkat
bawahan. Hal ini perlu diselesaikan kerana pihak atasan adalah
penentu dalam jabatan dan perlu dielak daripada menjadi sasaran
mudah sindiket. Jika tidak ditukar wujud situasi orang baru jangan
bersuara, kami lebih tahu apa yang perlu dibuat. Jika semua orang
baru, mereka lebih senang bekerjasama. Elak sikap terlalu rapat
dengan orang luar hinggakan mereka tidak hormat anggota bawahan dan
hanya berurusan dengan pegawai atasan. Setakat ini, tak ada satu
sistem pertukaran tetap mengikut tempoh tertentu.