Top Banner
ARTIKEL TENTANG ETIKA,MORAL DAN AKHLAK Artikel Etika,Moral dan Akhlak Dalam pandangan islam, akhlak merupakan cermin dari apa yang ada dalam jiwa seseorang. Karena itu akhlak yang baik merupakan dorongan dari keimanan seseorang, sebab keimanan harus ditampilkan dalam perilaku nyata sehari-hari. Pada saat ini, kehidupan semakin sulit di mana kebutuhan semakin kompleks namun sarana pemenuhan kenutuhan terbatas. Ada sebagian orang yang belum dapat memenuhi kebutuhanya, sehingga menyebabkan beberapa dari mereka menghalalkan segala cara untuk bisa memenuhi kebutuhanya. Terutama pada saat ini banyak orang beranggapan bahwa harta adalah prioritas utama Akhlak tercela tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja namun juga terjadi pada sebagian besar para remaja. Remaja sering dikaitkan dengan masalah. Banyak pengaruh serta tekanan dari luar yang kebanyakan menjerumuskan kepada hal-hal yang negatif. Apabila sudah terpedaya pada hal-hal yang negatif, akhlak remaja mudah rusak sehingga menimbulkan berbagai masalah. Padahal pemuda adalah generasi penerus bangsa, namun pada kenyatanya sebagian besar remaja pada saat ini sudah terjerumus dalam hal negatif, seperti seks bebas, narkoba, dan lain-lain. Pengertian Etika, Moral,dan Akhluk Etika adalah sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai suatu masyarakat tertentu, Etika lebih banyak dikaitkan dengan ilmu atau filsafat, karena itu yang menjadi standar baik dan buruk itu adalah akal manusia. Jika dibandingkan dengan moral, maka etika lebih bersifat teoritis sedangkan moral bersifat praktis. Moral bersifat lokal atau khusus dan etika bersifat umum. Moral berasal dari bahasa Latin mores yang berarti adat kebiasaan. Moral selalu dikaitkan dengan ajaran baik buruk yang diterima umum atau masyarakat. Karena itu adat istiadat masyarakat menjadi standar dalam menentukan baik dan buruknya suatu perbuatan. Akhlak berasal dari kata “khuluq” yang artinya perang atau tabiat. Dan dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata akhlak di artikan
30

Artikel Tentang Etika

Sep 14, 2015

Download

Documents

Natasha Yusof

Etika
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

ARTIKEL TENTANG ETIKA,MORAL DAN AKHLAK

Artikel Etika,Moral dan AkhlakDalam pandangan islam, akhlak merupakan cermin dari apa yang ada dalam jiwa seseorang. Karena itu akhlak yang baik merupakan dorongan dari keimanan seseorang, sebab keimanan harus ditampilkan dalam perilaku nyata sehari-hari.Pada saat ini, kehidupan semakin sulit di mana kebutuhan semakin kompleks namun sarana pemenuhan kenutuhan terbatas. Ada sebagian orang yang belum dapat memenuhi kebutuhanya, sehingga menyebabkan beberapa dari mereka menghalalkan segala cara untuk bisa memenuhi kebutuhanya. Terutama pada saat ini banyak orang beranggapan bahwa harta adalah prioritas utamaAkhlak tercela tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja namun juga terjadi pada sebagian besar para remaja. Remaja sering dikaitkan dengan masalah. Banyak pengaruh serta tekanan dari luar yang kebanyakan menjerumuskan kepada hal-hal yang negatif. Apabila sudah terpedaya pada hal-hal yang negatif, akhlak remaja mudah rusak sehingga menimbulkan berbagai masalah. Padahal pemuda adalah generasi penerus bangsa, namun pada kenyatanya sebagian besar remaja pada saat ini sudah terjerumus dalam hal negatif, seperti seks bebas, narkoba, dan lain-lain.Pengertian Etika, Moral,dan AkhlukEtika adalah sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai suatu masyarakat tertentu, Etika lebih banyak dikaitkan dengan ilmu atau filsafat, karena itu yang menjadi standar baik dan buruk itu adalah akal manusia. Jika dibandingkan dengan moral, maka etika lebih bersifat teoritis sedangkan moral bersifat praktis. Moral bersifat lokal atau khusus dan etika bersifat umum.Moral berasal dari bahasa Latin mores yang berarti adat kebiasaan. Moral selalu dikaitkan dengan ajaran baik buruk yang diterima umum atau masyarakat. Karena itu adat istiadat masyarakat menjadi standar dalam menentukan baik dan buruknya suatu perbuatan.Akhlak berasal dari kata khuluq yang artinya perang atau tabiat. Dan dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata akhlak di artikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. Dapat di definisikan bahwa akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah, spontan tanpa di pikirkan dan di renungkan lagi. Dengan demikian akhlak pada dasarnya adalah sikap yang melekat pada diri seseorang secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Apabila perbuatan spontan itu baik menurut akal dan agama, maka tindakan itu disebut akhlak yang baik atau akhlakul karimah (akhlak mahmudah). Misalnya jujur, adil, rendah hati, pemurah, santun dan sebagainya. Sebaliknya apabila buruk disebut akhlak yang buruk atau akhlakul mazmumah. Misalnya kikir, zalim, dengki, iri hati, dusta dan sebagainya. Baik dan buruk akhlak didasarkan kepada sumber nilai, yaitu Al Quran dan Sunnah RasulPerbedaan antara akhlak, moral dan etikaPerbedaan antara akhlak dengan moral dan etika dapat dilihat dari dasar penentuan atau standar ukuran baik dan buruk yang digunakannya. Standar baik dan buruk akhlak berdasarkan Al Quran dan Sunnah Rasul, sedangkan moral dan etika berdasarkan adat istiadat atau kesepakatan yang dibuat olehsuatu masyarakat jika masyarakat menganggap suatu perbuatan itu baik maka baik pulalah nilai perbuatan itu.Dengan demikian standar nilai moral dan etika bersifat lokal dan temporal, sedangkan standar akhlak bersifat universal dan abadi. Dalam pandangan Islam, akhlak merupakan cermin dari apa yang ada dalam jiwa seseorang. Karena itu akhlak yang baik merupakan dorongan dari keimanan seseorang, sebab keimanan harus ditampilkan dalam prilaku nyata sehari-hari. Inilah yang menjadi misi diutusnya Rasul sebagaimana disabdakannya : Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.(Hadits riwayat Ahmad).Secara umum dapat dikatakan bahwa akhlak yang baik pada dasarnya adalah akumulasi dari aqidah dan syariat yang bersatu secara utuh dalam diri seseorang. Apabila aqidah telah mendorong pelaksanaan syariat akan lahir akhlak yang baik, atau dengan kata lain akhlak merupakan perilaku yang tampak apabila syariat Islam telah dilaksanakan berdasarkan aqidah.

Akhlak kepada Allah, Sesama manusia, dan Lingkungan.Akhlak kepada Allah1) Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-Nya sesuai dengan perintah-Nya. Seorang muslim beribadah membuktikan ketundukkan terhadap perintah Allah.2) Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi, baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.3) Berdoa kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Doa merupakan inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu. Kekuatan doa dalam ajaran Islam sangat luar biasa, karena ia mampu menembus kekuatan akal manusia. Oleh karena itu berusaha dan berdoa merupakan dua sisi tugas hidup manusia yang bersatu secara utuh dalam aktifitas hidup setiap muslim.Orang yang tidak pernah berdoa adalah orang yang tidak menerima keterbatasan dirinya sebagai manusia karena itu dipandang sebagai orang yang sombong ; suatu perilaku yang tidak disukai Allah.4) Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.5) Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak kalau hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.2. Akhlak kepada sesama manusiaa) Akhlak kepada diri sendiri1) Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya.Sabar diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah.2) Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Syukur dengan ucapan adalah memuji Allah dengan bacaan alhamdulillah, sedangkan syukur dengan perbuatan dilakukan dengan menggunakan dan memanfaatkan nikmat Allah sesuai dengan aturan-Nya.3) Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk melahirkan ketenangan jiwa, menjauhkan dari sifat iri dan dengki yang menyiksa diri sendiri dan tidak menyenangkan orang lain.b) Akhlak kepada ibu bapakAkhlak kepada ibu bapak adalah berbuat baik kepada keduanya dengan ucapan dan perbuatan. Berbuat baik kepada ibu bapak dibuktikan dalam bentuk-bentuk perbuatan antara lain : menyayangi dan mencintai ibu bapak sebagai bentuk terima kasih dengan cara bertutur kata sopan dan lemah lembut, mentaati perintah, meringankan beban, serta menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha.c) Akhlak kepada keluargaAkhlak terhadap keluarga adalah mengembangkann kasih sayang di antara anggota keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komuniksai.Komunikasi yang didorong oleh rasa kasih sayang yang tulus akan dirasakan oleh seluruh anggota keluarga. Apabila kasih sayang telah mendasari komunikasi orang tua dengan anak, maka akan lahir wibawa pada orang tua. Demikian sebaliknya, akan lahir kepercayaan orang tua pada anak oleh karena itu kasih sayang harus menjadi muatan utama dalam komunikasisemua pihak dalam keluarga.Dari komunikasi semacam itu akan lahir saling keterikatan batin,keakraban, dan keterbukaan di antara anggota keluarga dan menghapuskan kesenjangan di antara mereka. Dengan demikian rumah bukan hanya menjadi tempat menginap, tetapi betul-betul menjadi tempat tinggal yang damai dan menyenangkan, menjadi surga bagi penghuninya. Melalui komunikasi seperti itu pula dilakukan pendidikan dalam keluarga, yaitu menanamkan nilai-nilai moral kepada anak-anak sebagai landasan bagi pendidikan yang akan mereka terima pada masa-masa selanjutnya.d) Akhlak kepada lingkungan Perkataan akhlak dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa arab akhlaq, bentuk jamak kata khuluq atau al-khuluq, yang secara etimologis berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Dalam kepustakaan, akhlak diartikan juga sikap yang melahirkan baik, maupun buruk.Selama ini, masalah akhlak ini hanya sering terfokus terhadap hubungan antar manusia saja. Padahal, akhlak terhadap lingkungan juga sangatlah penting. Kita lihat sekarang ini banyak sekali tingkah laku manusia yang tidak mempedulikan lingkungan sekitarnya, misalnya dengan menebang hutan, mengubah area hutan menjadi area pemukiman, yang akan mengakibatkan pemanasan global karena hutan yang bisa digunakan untuk mengolah kadar karbondioksida di alam ini sudah mulai tiada. Dalam kasus ini, kita harus mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Jangan hanya memikirkan kepentingan diri kita sendiri saja tapi merusak lingkungan.Saat ini, alam sudah sangatlah kritis. Namun, setidaknya saat ini sudah mulai bermunculan aksi-aksi untuk melakukan penghijauan kembali karena saat ini pemanasan global pengaruhnya sudah sangat terasa. Setidaknya, dengan peringatan dari Allah ini, manusia di muka bumi telah sadar dan lebih memperhatikan lingkungan hidupnya lagi. Karena pada awalnya, manusia diciptakan oleh Allah tujuannya adalah untuk menjadi khalifah di muka bumi, yang tentunya juga harus dapat melestarikan bumi ini. Memang suatu saat nanti kiamat pun akan terjadi. Namun jika manusia terus bersikap merusak lingkungan seperti ini, tentunya kiamat itu sendiri akan menjadi lebih cepat karena ulah manusia itu sendiri. Setidaknya kita sebagai seorang muslim, dapat melestarikan lingkungan karena tentunya kita telah mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk.Jadi intinya, kita sebagai umat Islam harus sadar untuk memelihara kelestarian lingkungan hidup, menjaga dan memanfaatkan alam terutama hewani dan nabati, flora dan fauna yang sengaja diciptakan oleh Allah untuk kepentingan manusia, dan juga kita harus sayang kepada sesama makhluk hidup.

Rabu, 09 November 2011MAKALAH ETIKA, MORAL DAN AKHLAKKATA PENGANTARPuji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Etika, Moral, Dan Akhlak Dalam Islam. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Pendidikan Agama Islam di Universitas Negeri Makassar.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Makassar, Juni 2011

Tim PenulisDAFTAR ISIKATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUANA. Latar BelakangB. Rumusan MasalahC. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN1. ETIKA2. MORAL3. AKHLAK

BAB III PENUTUPA. KesimpulanB. SaranDAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangSejarah Agama menunjukkan bahwa kebehagiaan yang ingin dicapai dengan menjalankan syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya akhlak yang baik. Kepercayaan yang hanya berbentuk pengetahuan tentang keesaan Tuhan, ibadah yang dilakukan hanya sebagai formalitas belaka, muamalah yang hanya merupakan peraturan yang tertuang dalam kitab saja, semua itu bukanlah merupakan jaminan untuk tercapainya kebahagiaan tersebut.

Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah pangkalan yang menetukan corak hidup manusia. Akhlak, atau moral, atau susila adalah pola tindakan yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan. Hidup susila dan tiap-tiap perbuatan susila adalah jawaban yang tepat terhadap kesadaran akhlak, sebaliknya hidup yang tidak bersusila dan tiap-tiap pelanggaran kesusilaan adalah menentang kesadaran itu.

Kesadaran akhlak adalah kesadaran manusia tentang dirinya sendiri, dimana manusia melihat atau merasakan diri sendiri sebagai berhadapan dengan baik dan buruk. Disitulah membedakan halal dan haram, hak dan bathil, boleh dan tidak boleh dilakukan, meskipun dia bisa melakukan. Itulah hal yang khusus manusiawi. Dalam dunia hewan tidak ada hal yang baik dan buruk atau patut tidak patut, karena hanya manusialah yang mengerti dirinya sendiri, hanya manusialah yang sebagai subjek menginsafi bahwa dia berhadapan pada perbuatannya itu, sebelum, selama dan sesudah pekerjaan itu dilakukan. Sehingga sebagai subjek yang mengalami perbuatannya dia bisa dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya itu.

B. Rumusan MasalahAdapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:1. Pengertian, pembagian dan peranan dari Etika ?2. Pengertian dari Moral ?3. Pengertian dan macam-macam dari Akhlak ?

C. Tujuan PenulisanTujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:1. Untuk mengetahui pengertian, pembagian dan peranan dari Etika2. Untuk mengetahui pengertian dari Moral3. Untuk mengetahui pengertian dan macam-macam dari Akhlak

BAB IIPEMBAHASAN1. ETIKAA. PengertianEtika adalah suatu ajaran yang berbicara tentang baik dan buruknya yang menjadi ukuran baik buruknya atau dengan istilah lain ajaran tenatang kebaikan dan keburukan, yang menyangkut peri kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam.

Dari segi etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani,ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang azaz-azaz akhlak (moral). Dari pengertian kebahasaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia.

Adapun arti etika dari segi istilah, telah dikemukakan para ahli dengan ungkapan yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya. Menurut para ulama etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.

Sebagai cabang pemikiran filsafat, etika bisa dibedakan manjadi dua: obyektivisme dan subyektivisme.1. ObyektivismeBerpandangan bahwa nilai kebaikan suatu tindakan bersifat obyektif, terletak pada substansi tindakan itu sendiri. Faham ini melahirkan apa yang disebut faham rasionalisme dalam etika. Suatu tindakan disebut baik, kata faham ini, bukan karena kita senang melakukannya, atau karena sejalan dengan kehendak masyarakat, melainkan semata keputusan rasionalisme universal yang mendesak kita untuk berbuat begitu.

2. SubyektivismeBerpandangan bahwa suatu tindakan disebut baik manakala sejalan dengan kehendak atau pertimbangan subyek tertentu. Subyek disini bisa saja berupa subyektifisme kolektif, yaitu masyarakat, atau bisa saja subyek Tuhan.

B. Etika Dibagi Atas Dua Macam1. Etika deskriptifEtika yang berbicara mengenai suatu fakta yaitu tentang nilai dan pola perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam kehidupan masyarakat.

2. Etika NormatifEtika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia tentang bagaimana harus bertindak sesuai norma yang berlaku. Mengenai norma norma yang menuntun tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari hari.

Etika dalam keseharian sering dipandang sama denga etiket, padahal sebenarnya etika dan etiket merupakan dua hal yang berbeda. Dimana etiket adalah suatu perbuatan yang harus dilakukan. Sementa etika sendiri menegaskan bahwa suatu perbuatan boleh atau tidak. Etiket juga terbatas pada pergaulan. Di sisi yang lain etika tidak bergantung pada hadir tidaknya orang lain. Etiket itu sendiri bernilairelative atau tidak sama antara satu orang dengan orang lain. Sementa itu etika bernilaiabsolute atau tidak tergantung dengan apapun. Etiket memandang manusia dipandang dari segi lahiriah. Sementara itu etika manusia secara utuh.

Dengan ciri-ciri yang demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia.

C. Etika Memiliki Peranan Atau Fungsi Diantaranya Yaitu:1. Dengan etika seseorang atau kelompok dapat menegemukakan penilaian tentang perilaku manusia2. Menjadi alat kontrol atau menjadi rambu-rambu bagi seseorang atau kelompok dalam melakukan suatu tindakan atau aktivitasnya sebagai mahasiswa3. Etika dapat memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang kita hadapi sekarang.4. Etika dapat menjadi prinsip yang mendasar bagi mahasiswa dalam menjalankan aktivitas kemahasiswaanya.5. Etika menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan, santun, dan dengan etika kita bisa di cap sebagai orang baik di dalam masyarakat.

D. Etika Dalam Penerapan Kehidupan Sehari-hari1. Etika bergaul dengan orang laina) Hormati perasaan orang lain, tidak mencoba menghina atau menilai mereka cacat.b) Jaga dan perhatikanlah kondisi orang, kenalilah karakter dan akhlaq mereka, lalu pergaulilah mereka, masing-masing menurut apa yang sepantasnya.c) Bermuka manis dan senyumlah bila anda bertemu orang lain. Berbicaralah kepada mereka sesuai dengan kemampuan akal mereka.d) Berbaik sangkalah kepada orang lain dan jangan memata-matai mereka.e) Mema`afkan kekeliruan mereka dan jangan mencari-cari kesalahankesalahannya, dan tahanlah rasa benci terhadap mereka.

2. Etika bertamua) Untuk orang yang mengundang:- Jangan hanya mengundang orang-orang kaya untuk jamuan dengan mengabaikan orang-orang fakir.- Jangan anda membebani tamu untuk membantumu, karena hal ini bertentangan dengan kewibawaan.- Jangan kamu menampakkan kejemuan terhadap tamumu, tetapi tampakkanlah kegembiraan dengan kahadirannya, bermuka manis dan berbicara ramah.- Hendaklah segera menghidangkan makanan untuk tamu, karena yang demikian itu berarti menghormatinya.- Disunnatkan mengantar tamu hingga di luar pintu rumah. Ini menunjukkan penerimaan tamu yang baik dan penuh perhatian.

b) Bagi tamu:- Hendaknya tidak membedakan antara undangan orang fakir dengan undangan orang yang kaya, karena tidak memenuhi undangan orang faqir itu merupakan pukulan (cambuk) terhadap perasaannya.- Jangan tidak hadir sekalipun karena sedang berpuasa, tetapi hadirlah pada waktunya.- Bertamu tidak boleh lebih dari tiga hari, kecuali kalau tuan rumah memaksa untuk tinggal lebih dari itu.- Hendaknya pulang dengan hati lapang dan memaafkan kekurang apa saja yang terjadi pada tuan rumah.

3. Etika di jalana) Berjalan dengan sikap wajar dan tawadlu, tidak berlagak sombong di saat berjalan atau mengangkat kepala karena sombong atau mengalihkan wajah dari orang lain karena takabbur.b) Memelihara pandangan mata, baik bagi laki-laki maupun perempuan.c) Menyingkirkan gangguan dari jalan. Ini merupakan sedekah yang karenanya seseorang bisa masuk surga.d) Menjawab salam orang yang dikenal ataupun yang tidak dikenal.

4. Etika makan dan minuma) Berupaya untuk mencari makanan yang halal.b) Hendaknya mencuci tangan sebelum makan jika tangan kamu kotor, dan begitu juga setelah makan untuk menghilangkan bekas makanan yang ada di tanganmu.c) Hendaklah kamu puas dan rela dengan makanan dan minuman yang ada, dan jangan sekali-kali mencelanya.d) Hendaknya jangan makan sambil bersandar atau dalam keadaan menyungkur.e) Hendaknya memulai makanan dan minuman dengan membaca Bismillah dan diakhiri dengan Alhamdulillah.f) Tidak berlebih-lebihan di dalam makan dan minum.

5. Etika berbicaraa) Hendaknya pembicaran selalu di dalam kebaikan..b) Menghindari perdebatan dan saling membantah, sekali-pun kamu berada di fihak yang benar dan menjauhi perkataan dusta sekalipun bercanda.c) Tenang dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa.d) Menghindari perkataan jorok (keji).

6. Etika bertetanggaa) Menghormati tetangga dan berprilaku baik terhadap mereka.b) Bangunan yang kita bangun jangan mengganggu tetangga kita, tidak membuat mereka tertutup dari sinar mata hari atau udara, dan kita tidak boleh melampaui batasnya, apakah merusak atau mengubah miliknya, karena hal tersebut menyakiti perasaannya.c) Jangan kikir untuk memberikan nasihat dan saran kepada mereka, dan seharusnya kita ajak mereka berbuat yang ma`ruf dan mencegah yang munkar dengan bijaksana (hikmah) dan nasihat baik tanpa maksud menjatuhkan atau menjelek-jelekkan mereka.d) Hendaknya kita selalu memberikan makanan kepada tetangga kita.

7. Etika pergaulan suami istria) Merayu istri dan bercanda dengannya di saat santai berduaan.b) Meletakkan tangan di kepala istri dan mendo`akannya.c) Disunnahkan bagi kedua mempelai melakukan shalat dua raka`at bersama, karena hal tersebut dinukil dari kaum salaf.d) Haram bagi suami-istri menyebarkan tentang rahasia hubungan keduanya.e) Hendaknya masing-masing saling bergaul dengan baik, dan melaksanakan kewajiban masing-masing terhadap yang lain.

8. Etika menjenguk orang sakita) Untuk orang yang berkunjung (menjenguk):- Hendaknya tidak lama di dalam berkunjung, dan mencari waktu yang tepat untuk berkunjung, dan hendaknya tidak menyusahkan si sakit, bahkan berupaya untuk menghibur dan membahagiakannya.- Mendo`akan semoga cepat sembuh, dibelaskasihi Allah, selamat dan disehatkan.- Mengingatkan si sakit untuk bersabar atas taqdir Allah SWT.

b) Untuk orang yang sakit:- Hendaknya segera bertobat dan bersungguh-sungguh beramal shalih.- Berbaik sangka kepada Allah, dan selalu mengingat bahwa ia sesungguhnya adalah makhluk yang lemah di antara makhluk Allah lainnya, dan bahwa sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak membutuhkan untuk menyiksanya dan tidak mem-butuhkan ketaatannya.- Hendaknya cepat meminta kehalalan atas kezhaliman-kezhaliman yang dilakukan olehnya, dan segera mem-bayar/menunaikan hak-hak dan kewajiban kepada pemi-liknya, dan menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.

2. MORALA. PengertianAdapun arti moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari kata mos yang berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatan bahwa moral adalah pennetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.

Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.

Berdasarkan kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah.

Jika pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu dengan lainnya, kita dapat mengetakan bahwa antara etika dan moral memiki objek yang sama, yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia selanjutnya ditentukan posisinya apakah baik atau buruk.

Namun demikian dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki perbedaan. Pertama, kalau dalam pembicaraan etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan moral tolak ukurnya yang digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung di masyarakat. Dengan demikian etika lebih bersifat pemikiran filosofis dan berada dalam konsep-konsep, sedangkan etika berada dalam dataran realitas dan muncul dalam tingkah laku yang berkembang di masyarakat.

Dengan demikian tolak ukur yang digunakan dalam moral untuk mengukur tingkah laku manusia adalah adat istiadat, kebiasaan dan lainnya yang berlaku di masyarakat.

B. Perbedaan Antara Etika dan MoralEtika dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit perbedaan. Moral atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian system nilai yang ada.

Kesadaran moral erta pula hubungannya dengan hati nurani yang dalam bahasa asing disebut conscience, conscientia, gewissen, geweten, dan bahasa arab disebut dengan qalb, fu'ad. Dalam kesadaran moral mencakup tiga hal, yaitu:1. Perasaan wajib atau keharusan untuk melakukan tindakan yang bermoral.2. Kesadaran moral dapat juga berwujud rasional dan objektif, yaitu suatu perbuatan yang secara umumk dapat diterima oleh masyarakat, sebagai hal yang objektif dan dapat diberlakukan secara universal, artinya dapat disetujui berlaku pada setiap waktu dan tempat bagi setiap orang yang berada dalam situasi yang sejenis.3. Kesadaran moral dapat pula muncul dalam bentuk kebebasan.

Berdasarkan pada uraian diatas, dapat sampai pada suatu kesimpulan, bahwa moral lebih mengacu kepada suatu nilai atau system hidup yang dilaksanakan atau diberlakukan oleh masyarakat. Nilai atau sitem hidup tersebut diyakini oleh masyarakat sebagai yang akan memberikan harapan munculnya kebahagiaan dan ketentraman. Nilai-nilai tersebut ada yang berkaitan dengan perasaan wajib, rasional, berlaku umum dan kebebasan. Jika nilai-nilai tersebut telah mendarah daging dalam diri seseorang, maka akan membentuk kesadaran moralnya sendiri. Orang yang demikian akan dengan mudah dapat melakukan suatu perbuatan tanpa harus ada dorongan atau paksaan dari luar.

3. AKHLAKA. PengertianAda dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistic (kebahasaan), dan pendekatan terminologik (peristilahan).

Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim mashdar (bentuk infinitive) dari kata al-akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai timbangan (wazan) tsulasi majid af'ala, yuf'ilu if'alan yang berarti al-sajiyah (perangai), at-thobi'ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru'ah (peradaban yang baik) dan al-din (agama).

Namun akar kata akhlak dari akhlaqa sebagai mana tersebut diatas tampaknya kurang pas, sebab isim masdar dari kata akhlaqa bukan akhlak, tetapi ikhlak. Berkenaan dengan ini, maka timbul pendapat yang mengatakan bahwa secara linguistic, akhlak merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar kata, melainkan kata tersebut memang sudah demikian adanya.

Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah, kita dapat merujuk kepada berbagai pendapat para pakar di bidang ini. Ibnu Miskawaih (w. 421 H/1030 M) yang selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu misalnya secara singkat mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Sementara itu, Imam Al-Ghazali (1015-1111 M) yang selanjutnya dikenal sebagai hujjatul Islam (pembela Islam), karena kepiawaiannya dalam membela Islam dari berbagai paham yang dianggap menyesatkan, dengan agak lebih luas dari Ibn Miskawaih, mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gambling dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Ciri-Ciri Perbuatan Akhlak:1) Tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya.2) Dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran.3) Timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.4) Dilakukan dengan sungguh-sungguh.5) Dilakukan dengan ikhlas.

B. Macam-Macam Akhlak1. Akhlak kepada Allaha) Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembahNya sesuai dengan perintah-Nya. Seorang muslim beribadah membuktikanketundukkan terhadap perintah Allah.

b) Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi,baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.

c) Berdoa kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Doa merupakan inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu

d) Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.

e) Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak kalau hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.

2. Akhlak kepada diri sendiria) Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil daripengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya.Sabar diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah.

b) Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Syukur dengan ucapan adalah memuji Allah dengan bacaan alhamdulillah, sedangkan syukur dengan perbuatan dilakukan dengan menggunakan dan memanfaatkan nikmat Allah sesuai dengan aturan-Nya.

c) Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk melahirkan ketenangan jiwa, menjauhkan dari sifat iri dan dengki yang menyiksa diri sendiri dan tidak menyenangkan orang lain.

3. Akhlak kepada keluargaAkhlak terhadap keluarga adalah mengembangkann kasih sayang di antara anggota keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi. Akhlak kepada ibu bapak adalah berbuat baik kepada keduanya dengan ucapan dan perbuatan. Berbuat baik kepada ibu bapak dibuktikan dalam bentuk-bentuk perbuatan antara lain :a) Menyayangi dan mencintai ibu bapak sebagai bentuk terima kasih dengan cara bertutur kata sopan dan lemah lembutb) Mentaati perintahc) Meringankan beban, sertad) Menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha.

4. Akhlak kepada sesama manusiaa) Akhlak terpuji (Mahmudah)1) HusnuzanBerasal dari lafal husnun (baik) dan Adhamu (Prasangka). Husnuzan berarti prasangka, perkiraan, dugaan baik. Lawan kata husnuzan adalah suuzan yakni berprasangka buruk terhadap seseorang . Hukum kepada Allah dan rasul nya wajib, wujud husnuzan kepada Allah dan Rasul-Nya antara lain:- Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah Allah dan Rasul Nya Adalah untuk kebaikan manusia.- Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan agama pasti berakibat buruk.Hukum husnuzan kepada manusia mubah atau jaiz (boleh dilakukan). Husnuzan kepada sesama manusia berarti menaruh kepercayaan bahwa dia telah berbuat suatu kebaikan. Husnuzan berdampak positif berdampak positif baik bagi pelakunya sendiri maupun orang lain.

2) TawadukTawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti orang yang merendahkan diri dalam pergaulan. Lawan kata tawaduk adalah takabur.

3) TasamuArtinya sikap tenggang rasa, saling menghormati dan saling menghargai sesama manusia.

4) TaawunTaawun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu dengan sesama manusia.

b) Akhlak tercela (Mazmumah)1) HasadArtinya iri hati, dengki. Iri berarti merasa kurang senang atau cemburu melihat orang lain beruntung..

2) DendamDendam yaitu keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk membalas kejahatan.

3) Gibah dan FitnahMembicarakan kejelekan orang lain dengan tujuan untuk menjatuhkannama baiknya. Apabila kejelekan yang dibicarakan tersebut memangdilakukan orangnya dinamakan gibah. Sedangkan apabila kejelekan yangdibicarakan itu tidak benar, berarti pembicaraan itu disebut fitnah.

4) NamimahAdu domba atau namimah, yakni menceritakan sikap atau perbuatanseseorang yang belum tentu benar kepada orang lain dengan maksudterjadi perselisihan antara keduanya.

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanEtika menurut filasafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. moral adalah penetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah moral biasanya dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu perbuatan, kelakuan, sifat dan perangkai dinyatakan benar, salah, baik, buruk,layak atau tidak layak,patut maupun tidak patut.

Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi'at, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk.

Ketiga hal tersebut (etika, moral dan akhlak) merupakan hal yang paling penting dalam pembentukan akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia yang paling baik budi pekertinya adalah Rasulullah S.A.W. Anas bin Malik radhiallahu anhu seorang sahabat yang mulia menyatakan: Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam adalah manusia yang paling baik budi pekertinya. (HR.Bukhari dan Muslim).

B. SaranDan diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun penyusun dapat menerapkan etika, moral dan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun tidak sesempurna Nabi Muhammad S.A.W, setidaknya kita termasuk kedalam golongan kaumnya.

DAFTAR PUSTAKAFakhry, Majid, Etika Dalam Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996Sinaga, Hasanudin dan Zaharuddin, Pengatar Studi Akhlak, Jakarta : PT Raja Grafmdo Persada, 2004Yaqub, Hamzah. Etika Islam. Bandung : CV Diponegoro, 1988 (artikel ini disadur dari persentasi pada mata kuliah akhlak tasawuf)Al-Jazairi, Syekh Abu Bakar. 2003. Mengenal Etika dan Akhlak Islam. Lentera: Jakarta.Bakry, Oemar. 1981. Akhlak Muslim. Aangkasa: BandungAchmad, Mudlor. Tt. Etika dalam Islam. Al-Ikhlas. Surabaya.Al-Jazairi, Syekh Abu Bakar. 2003. Mengenal Etika dan Akhlak Islam. Lentera. Jakarta.Masyhur, Kahar. 1986. Meninjau berbagai Ajaran; Budipekerti/Etika dengan Ajaran Islam. Kalam Mulia. Jakarta.Mustofa, Ahmad. 1999. Ilmu Budaya Dasar. CV Pustaka Setia. Bandung.Nata, Abuddin. 2003. Akhlak Tasawuf. PT Raja Grafindo Persada. JakartaRasuah, salah guna kuasa runtuhkan moral negaraKES rasuah membabitkan segelintir kakitangan Jabatan Imigresen di pintu masuk utama negara menghangatkan kembali isu penyelewengan kuasa dalam sektor awam, khususnya di kalangan penguat kuasa. Wartawan Edisi Mingguan, AHMAD NAIM TAHIR dan MOHD AZIS NGAH mendapatkan Timbalan Presiden Transperancy International Malaysia (TI-M), Prof Madya Datuk Mohamad Ali Hasan dan Presiden CUEPACS, Omar Osman untuk membincangkan isu ini

BAGAIMANA TI-M melihat isu penyelewengan kuasa dan rasuah dalam konteks Malaysia.TI-M memandang berat dan mengharapkan isu penyelewengan kuasa dan rasuah ditangani bersama secara tuntas dan lebih sistematik lagi. Kami merakamkan tahniah atas kerja kuat Suruhanjaya Pencegahan Rasuah Malaysia (SPRM). Menyentuh kes segelintir kakitangan imigresen baru-baru ini, beberapa persoalan timbul antaranya berapa ramai kakitangan terbabit dan apakah kakitangan atasan saja serta berapa lama penyelewengan kuasa dan rasuah terjadi?

Apakah tidak ada usaha dalaman (imigresen sendiri) menangani soal meningkatkan integriti kakitangan mereka dan tidakkah pihak bertanggungjawab imigresen melihat perkara ini adalah barah dalam organisasi yang perlu dipulihkan, malah dicegah terlebih dulu? Cukupkah usaha memindahkan kakitangan kerana tidakkah nanti perkara sebegini merebak ke tempat lain? Apakah rasuah kewangan saja berlaku atau membabitkan seks? Apakah kita berpuas hati usaha pemulihan, khususnya berkaitan jati diri kakitangan terbabit dan apakah usaha pencegahan seterusnya untuk jangka panjang dan jangka pendek?

Dilaporkan mereka yang terbabit ialah pegawai muda dan lama. Tentu ini memberi imej dan implikasi buruk bukan saja terhadap imigresen dan institusi kakitangan beruniform, malah negara yang ingin membuat transformasi bebas rasuah serta menerapkan imej kakitangan kerajaan yang berintegriti tinggi setiap masa. Dengan imej kakitangan dan pegawai beruniform ditangkap rasuah dan penyelewengan kuasa, akan merudumkan Indeks Persepsi Rasuah negara pada peringkat antarabangsa. Penjawat awam tidak boleh menyalahgunakan kuasa untuk diri, keluarga atau kerabat sendiri. Dalam pemikiran Melayu, elok kain eloklah coraknya, elok pemimpin eloklah negerinya. Penulis terkenal Austria, Karl Kraus (1874-1936) mengingatkan rasuah lebih buruk daripada pelacuran yang meruntuhkan moral kerana rasuah meruntuhkan moral negara.

Sejauh mana kita berjaya menangani tanggungjawab ini selepas menjenama semula SPRM serta kewujudan Insititut Integriti Malaysia (IIM) dan Pelan Integriti Nasional (PIN) sejak 2004. PIN dilancarkan selaras dengan cabaran keempat Wawasan 2020, iaitu membentuk masyarakat yang kukuh ciri moral dengan warganya mempunyai nilai keagamaan dan kerohanian utuh serta ditunjangi budi pekerti luhur. Ia merangkumi strategi untuk pemantapan amalan integriti dan etika baik, tentunya termasuk membanteras rasuah dan penyelewengan kuasa melalui lapan komponen iaitu keluarga, komuniti, masyarakat, agama, ekonomi, sosiobudaya, politik dan pentadbiran.

Tadbir urus yang baik adalah kunci utama kejayaan polisi dan inisiatif kerajaan. Program Transformasi Kerajaan (GTP) berkaitan rasuah menunjukkan kemajuan membanggakan, antara lain meluluskan Akta Perlindungan Pemberi Maklumat, penyenaraian penganugerahan kontrak kerajaan melalui halaman procurement (perolehan), pekeliling untuk menyelesaikan kes rasuah dalam masa 12 bulan, melaksanakan kerjasama integriti pelaksana projek, menyenaraikan nama individu terbabit rasuah menerusi laman web SPRM dan surat pekeliling mengenai panduan surat sokongan daripada pihak bersangkutan. Dalam NKRA menerusi enam terasnya, antara lain fokus berkaitan rasuah ialah semua perolehan kerajaan menggunakan tender terbuka atau tender terhad bagi memerangi rasuah.

Jika jenayah ini boleh dihapuskan, mengapa ia masih berterusan sehingga agensi seperti SPRM dilihat gagal memenuhi tanggungjawab dan menjadi sasaran kritikan masyarakat.

Rasuah boleh dihapuskan jika semua pihak terbabit, ia bukan tugas Perdana Menteri seorang atau SPRM. Dengan sumber kepakaran dan kewangan terhad, tentu agak mustahil SPRM menangani semua kes rasuah secara terperinci. Semua pihak perlu memikul tanggungjawab murni ini dengan lebih gigih dan iltizam berterusan sepanjang hayat. Pembabitan proaktif semua agensi kerajaan dan institusi pendidikan serta institusi agama dan budaya, swasta dan badan bukan kerajaan (NGO) khususnya belia dan wanita, selain media amat diperlukan dalam memberi maklumat terperinci serta semasa supaya dapat meningkatkan kesedaran dan keinsafan. Celik nurani sifar rasuah harus dirancang dan dilaksanakan dengan lebih teratur tanpa bermusim. Usaha pencegahan dan pendidikan perlu diselaras dan dipertingkatkan.

Bagaimana dengan tanggapan masyarakat hanya ikan bilis jadi sasaran, bukan jerung.

Mengikut SPRM, agensi tidak mengenal warna kulit dan perbezaan politik, bertindak berdasarkan aduan dan bukti. Kita harap apa dikata dikotakan. Kita menyambut baik jika lebih banyak jerung di bawa ke pengadilan. Suatu ketika, beberapa ketua jabatan dan jerung sederhana besar direman kerana rasuah. Walaupun tidak ada perbandingan bilangan bilis dan jerung, persepsi awam inginkan banyak lagi jerung dihadapkan ke mahkamah.

Ada orang berkata, hanya penerima rasuah yang dikenakan hukuman, manakala pemberi rasuah bebas dan ia memberikan gambaran memberi rasuah tidak salah, apa yang salah ialah menerima rasuah.

Dalam hadis riwayat al-Tarmizi, Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: Allah mengutuk pemberi dan penerima rasuah serta pengantara dalam urusan rasuah. Pemberi rasuah dan penerima adalah penghuni neraka. Gejala ini amalan buruk dan menggambarkan betapa longgar nilai moral masyarakat serta memperlihatkan amalan tadbir urus yang tidak cekap. Bagi memberi perhatian saksama kepada pemberi dan penerima rasuah, kita perlu memastikan kedua-dua pihak dibawa untuk pengadilan, hukuman setimpal (lebih berat kepada pemberi), hebahan umum dibuat secara saksama kepada pemberi dan penerima rasuah, pemulihan bersama kepada pemberi dan penerima rasuah secara teratur dan sistematik, pemantauan saksama juga kepada bekas penerima dan pemberi rasuah. Apakah hukumannya sama bagi pemberi dan penerima rasuah?

Antara langkah dicadangkan bagi membanteras rasuah ialah tindakan Akta Keselamatan Dalam Negeri selain menukarkan tempat bertugas selepas tempoh tertentu. Adakah ia sesuai.

Apa saja usaha mencegah salah laku penjawat awam serta menghukum untuk menginsaf kakitangan lain dialu-alukan. Amalan menukarkan tempat bertugas wajar agar bukan saja mencegah salah laku kakitangan itu, malah meningkatkan pendedahan dan kemahiran kakitangan berkenaan. Dicadangkan juga mewujudkan jawatan pegawai integriti/unit integriti dan pelan integriti di jabatan masing-masing, kenaikan pangkat dipastikan bebas rasuah, dimestikan kakitangan mengisytihar aset dan hutang setiap enam bulan kepada ketua terdekat, pemantauan cara perbelanjaan dan gaya hidup kakitangan, pendedahan dan kursus wajib pencegahan rasuah serta penghayatan nilai murni dan agama khususnya sadiq, amanah, tabligh, fatanah. Setiap kakitangan atau ketua mereka perlu lebih putih. Tindakan di bawah ISA harus juga dilaksanakan. Mungkin perlu kita renungkan bersama hukuman pesalah rasuah di China, iaitu mati mandatori. Adakah hukuman drastik ini mampu membanteras rasuah di negara kita?

Tingkat integriti kakitangan di kawasan panas

KES beberapa kakitangan imigresen ditangkap kerana disyaki menerima rasuah seolah-olah menguatkan lagi tanggapan umum gejala itu lumrah dalam perkhidmatan awam.

CUEPACS memandang serius apa yang berlaku di pintu masuk negara kerana penjawat awam daripada peringkat bawahan hingga pegawai ialah pemegang amanat penting. Mereka perlu pastikan pihak yang masuk tidak mengganggu keselamatan negara. Mereka terdedah kepada pelbagai faktor dan CUEPACS juga terkejut dengan pendedahan ini. Walaupun Jabatan Imigresen menjadi fokus, banyak lagi agensi terkena tempias. Apabila berlaku kes seperti ini, kita harap persepsi awam janganlah fokus negatif kepada semua agensi kerajaan, memang betul kata orang kerana seekor kerbau bawa lumpur, semua terpalit. Tanggapan itu tidak begitu tepat kerana bukan semua tidak bertanggungjawab. Kita harap mereka di kawasan terdedah dan berisiko sentiasa menjaga integriti dan tanggungjawab. Saya minta mereka menanam semangat cintakan negara dan jangan ambil mudah soal keselamatan.

Ada yang mahu penjawat awam disyaki rasuah dipecat berbanding dipindahkan ke jabatan lain.

Apa saja kesalahan mesti disiasat, dipanggil menghadap dan jabatan perlu mainkan peranan. Bagi kes jenayah, mereka diserahkan kepada polis atau SPRM, melalui proses perundangan dan kalau perlu dibuang kerja, mereka kena terima. Tindakan pindah ke tempat lain memang wajar sebagai langkah awal dan gantikan mereka dengan pasukan baru supaya kesilapan tidak berulang. Selepas siasatan, baru tindakan seterusnya dikenakan. Apabila babitkan rasuah, kena bawa ke pengadilan. Jika bersalah, mereka akan dikenakan tindakan tegas, gantung kerja, buang kerja atau apa saja tindakan sesuai. Mungkin yang ditukarkan tidak terbabit, cuma untuk membersihkan imej, kalau tidak bersalah mereka boleh teruskan kerja. Kalau kekalkan saki-baki, mungkin mereka masih ada hubungan dengan mana-mana pihak dan boleh timbulkan masalah kepada pasukan baru dan senang kawal serta pulihkan keadaan. Mungkin ada alasan mereka tidak tahu kegiatan salah laku, jawapan itu tidak boleh diterima kerana mereka bukan baru sehari dua bekerja di situ. Banyak saluran boleh diguna untuk dedahkan maklumat seperti ketika mesyuarat atau pihak atasan, yang penting jangan subahat.

Apakah pandangan saudara terhadap cadangan SPRM menempatkan pegawainya sebagai pengintip di kawasan panas yang dikenal pasti bagi membanteras gejala rasuah.

Ia bagus dan sesuai dalam konteks hapuskan rasuah di jabatan yang berkepentingan. Setakat mana spy boleh berkhidmat dan di mana patut berada bergantung kepada kebijaksanaan SPRM. Spy tidak akan menahan dan menangkap pesalah, tetapi maklumat risikan yang diperoleh penting untuk tindakan susulan. Saya nampak itu penting untuk menangani rasuah kerana mesti ada pemberi dan penerima, maknanya ada pergerakan babitkan banyak pihak. Ia perlu diperluaskan kepada agensi lain terutama yang banyak dapat aduan atau berdepan pihak luar atau orang ramai yang memungkinkan wujudnya peluang untuk rasuah khasnya agensi berkaitan urusan kewangan. Ini satu sistem yang boleh dipraktikkan dan pasti akan berkesan.

Bagaimana pula dengan cadangan tindakan ISA diambil terhadap kakitangan Jabatan Imigresen dan orang tengah yang ditahan kerana rasuah.

Tindakan ISA terlalu agresif kerana perkara itu masih dalam siasatan. Ini lebih kepada salah guna kuasa dan kedudukan, tidak begitu serius berbanding ancaman keselamatan lain. Mungkin ada pertimbangan lain. Jika terbukti salah, mereka boleh dibuang kerja, itupun cukup berkesan kerana pesalah hilang semua hak sebagai penjawat awam termasuk pencen. Rekod buruk juga susah nak minta kerja.

Kenapa rasuah kakitangan awam masih berterusan. Apakah kerana gaji kecil.

Rasuah berlaku di mana saja. Punca pertama keinginan berbelanja melebihi kemampuan. Pendapatan kecil tetapi berlagak seperti orang mampu, apabila tidak mampu dan tak boleh kawal nafsu, mula lupa diri dan bertindak di bawah kawalan akal. Pada masa itulah timbul peluang kerana kita tahu sindiket rasuah sentiasa menunggu peluang terbuka. Jika ada yang tidak boleh kawal nafsu, dialah jadi sasaran. Kalau setakat mampu beli Proton, beli rumah tiga bilik, mana logik samakan dengan orang yang mampu beli BMW, banglo beratus ribu dan berbelanja mewah. Kalau hati tidak boleh kawal ditambah pula iman tipis, susahlah sebab mereka sanggup buat apa saja untuk capai hajat. Ketika itulah ada pihak bagi peluang untuk kaya. Kalau bergantung kepada kenaikan gaji empat tahun sekali, memang tidak cukup tetapi kita kena berhemah dan bijak berbelanja; kalau berminat, buat kerja lebih masa selepas waktu bekerja. Jangan rapat dengan orang yang ada kepentingan, mereka sentiasa ada duit hendak beli kita, sebab tahu kita boleh mudahkan urusan.

Akhir sekali, perlukah tapisan lebih ketat dibuat sebelum kerajaan membuat pengambilan baru kakitangan awam bagi menghalang penjawat awam daripada terbabit rasuah.

Sistem yang terbabit dalam jabatan penguatkuasaan undang-undang perlu diteliti kelayakan mereka. Jika Pegawai Tadbir Diplomatik (PTD) wajib kursus dua tahun, kita boleh guna pendekatan sama terhadap anggota lain kerana sekarang cuma kursus jangka pendek. Keduanya, tidak boleh terlalu lama bertugas di satu kawasan, maksimum tiga tahun. Kadangkala pertukaran pun cuma pada peringkat bawahan. Hal ini perlu diselesaikan kerana pihak atasan adalah penentu dalam jabatan dan perlu dielak daripada menjadi sasaran mudah sindiket. Jika tidak ditukar wujud situasi orang baru jangan bersuara, kami lebih tahu apa yang perlu dibuat. Jika semua orang baru, mereka lebih senang bekerjasama. Elak sikap terlalu rapat dengan orang luar hinggakan mereka tidak hormat anggota bawahan dan hanya berurusan dengan pegawai atasan. Setakat ini, tak ada satu sistem pertukaran tetap mengikut tempoh tertentu.