Top Banner
Sesi 8: Bau dan pengelolaannya Kursus pengelolaan kualitas udara Catatan Instruktur & OHP
158

Artikel Tentang Bau

Nov 27, 2015

Download

Documents

tomysetiyadi

lampiran tentang kebauan di udara
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Artikel Tentang Bau

Sesi 8:Bau danpengelolaannya

Kursus pengelolaan kualitas udara

Catatan Instruktur & OHP

Page 2: Artikel Tentang Bau

Suatu proyek yang dikelola atas nama PemerintahIndonesia dan Badan Pembantuan InternasionalAustralia (AusAID) oleh usaha patungan CSS:Egis Consulting—Sinclair Knight Merz—Sagric.

Proyek Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran(PCI) BAPEDAL dan Jawa Timurhttp://www.bapedal.go.id/~pci

KURSUS PENGELOLAAN KUALITAS UDARA

SESI 8: BAU DAN PENGELOLAANNYACATATAN INSTRUKTUR DAN OHP

Semua bahan ini dapat diperbanyak untuk keperluan pelatihan di Indonesia.Hak Cipta Proyek PCI, Jakarta, Mei 1999.

Kesemua bahan pelatihan ini dirancang dan diproduksi oleh Proyek Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran (PCI) BAPEDAL dan Jawa Timur; suatuproyek AusAID. Informasi yang termuat dalam bahan pelatihan ini diperoleh dan ditulis Tim Proyek PCI—terutama Penasihat Kualitas Udara A. H.Van der Wiele, dan produksi oleh Karl Fjellstrom—dari sumber-sumber yang dipercayai. Sumber-sumber ini meliputi sejumlah makalah pengajarInstitut Teknologi Bandung, laporan dan artikel BAPEDAL, lembaga akademis dan konsultan independen. Namun demikian, baik Proyek PCI maupunBAPEDAL tidak menjamin keakuratan atau kelengkapan sesuatu informasi yang terdapat di sini, dan baik Proyek PCI maupun BAPEDAL tidakbertanggung jawab atas sesuatu kekeliruan, kelalaian atau kerugian yang timbul dari penggunaan informasi ini. Seluruh bahan ini diterbitkan denganpengertian bahwa Proyek PCI menyediakan informasi untuk digunakan dalam pelatihan, namun tidak berusaha memberikan jasa enjiniring, jasahukum, jasa akunting atau jasa profesional lainnya. Jika jasa tersebut dibutuhkan, bantuan profesional yang sesuai harus dicari.

Page 3: Artikel Tentang Bau

1. Penyelenggara kursus bagikan buku-buku sesi kepadapara calon instruktur, paling sedikit 2 minggu sebelumkursus dimulai.

2. “Catatan Peserta”—yang disediakan untuk setiap sesi—disalinkan untuk dibagikan kepada para peserta:

Dibagikan sebagai satu paket kepada para peserta padapermulaan kursus; atau

dibagikan kepada para peserta pada permulaan setiapsesi oleh instruktur masing-masing.

3. Penyelenggara kursus atau instruktur masing-masingmenyiapkan transparansi OHP dari setiap buku sesi.

P E L A K S A N A A N K U R S U S

Bahan pelatihan ini juga tersedia di homepage Bapedal di http://www.bapedal.go.id/~pci, dan juga dalam bentuk CD, dalam PortableDocument Format (.pdf ). Untuk membuka suatu file .pdf inidiperlukan Adobe Acrobat Reader, yang bisa di-download tanpa biayadari http://www.adobe.com/reader.

1. Salinkan“Catatan Peserta”dari setiap sesi

2. Bagikan setiapbuku sesi kepadacalon instruktur

3. Bantu parainstruktur denganpembuatan OHP

4. BagikanCatatan Peserta

kepada parapeserta

Penyelenggara/organiser

1. Copy the“Participants Notes”

2. Distribute materialto presenters

3. Assist presentersin making OHPs

4. Participants’ Notesto participants

Sebelumkursus

Padapermulaan

kursus

Page 4: Artikel Tentang Bau

D A F T A R S E S I

1. Program Langit Biru dan peraturan perundang-undangan

2. Pengelolaan kualitas udara

3. Karakteristik-karakteristik atmosfer

4. Dampak iklim dan topografi terhadap pencemaran udara

5. Pencemaran udara dari kendaraan bermotor

6. Pengendalian limbah gas dan partikulat dari sumberbergerak

7. Pemantauan kualitas udara

8. Bau dan pengelolaannya

9. Karakteristik pencemaran partikulat dan gas

10. Pengendalian pencemaran partikulat dan gas

11. Pencemaran udara dari mesin bakar

12. Pencemaran udara dari sumber stasioner besar

13. Tata ruang dan pengelolaan kualitas udara

14. Peranserta masyarakat dalam pengelolaan kualitas udara

Page 5: Artikel Tentang Bau

Pencemaran bau secara fisik tidak merusak lingkungan setempat

dan pada umumnya tidak menimbulkan terjadinya risiko ke-

sehatan. Namun, bau dapat dianggap sebagai gangguan serius

terhadap masyarakat.

Perkembangan teknik pengelolaan dan pengukuran bau merupa-

kan hal yang baru bila dibandingkan dengan yang diterapkan

pada pengendalian partikulat atmosfer atau gas. Baru-baru ini,

telah dikembangkan teknik pengukuran yang lebih baik dan

lebih dapat diulang dalam rangka melakukan penilaian tingkat

bau. Ini, dipadukan dengan model penyebaran bau yang lebih

realistis, dapat memberikan penilaian yang lebih dapat dipercaya

terhadap dampak bau.

Pengendalian bau mengikuti prinsip-prinsip yang mirip dengan

yang diterapkan pada pengendalian gas-gas lainnya.

C A T A T A N I N S T R U K T U R

Page 6: Artikel Tentang Bau

Kursus pengelolaan kualitas udara Catatan Instruktur

R E N C A N A S E S I

ISES KIPOT UTKAW KIPOT-BUS GNITNEPNARAJAGNEPNAHAB/ATAK REBMUSNAIAPMAYNEP

8 naduaBaynnaalolegnep

maj2 nauluhadneP naujuT

aisenodnIiduabnanagnaneP

PHO

atresepnatataC

natalarepiagabreBuabiroeT uabsatisnetnI

uabaynisketedretnanikgnumeK

uabtafiS

kinodehtafiSedoteM

uabnarukugnepSM-CGsisilanA

namuicneparedninarukugneP

kinortcelegnudiH

lepmasnalibmagnePkinkeT

uabnailadnegneprebmus-rebmusiraduabnakiladnegneM

rabesret)hayaliw(

rebmus-rebmusiraduabnakiladnegneMirtsudni

iagabesuabledoMrutagneptala

nadawayneSuabrebmus

satreknadsatrekrububirtsudnI

sesorpnadgnigadnasesormePnawehkupupnataubmep

negortinkupupkirbaP

Page 7: Artikel Tentang Bau

M A T A A J A R A N

Kursus pengelolaan kualitas udara Catatan Instruktur

8

DALAM SESI INI

Pendahuluan Tujuan; dan Penanganan bau di Indonesia

Teori Bau Intensitas bau; Kemungkinan terdeteksinya bau;Sifat bau; dan Sifat hedonik (Hedonic tone)

Metode pengukuran bau Analisis GC-MS; Pengukuranindera penciuman; Hidung elektronik; dan Pengambilan sampel

Teknik pengendalian bau Mengendalikan bau dari sumber-sumber (wilayah) tersebar; dan Mengendalikan bau darisumber-sumber industri

Model bau sebagai alat pengatur

Senyawa dan sumber bau Industri bubur kertas dankertas; Pemrosesan daging dan proses pembuatan pupukhewani; dan Pabrik pupuk nitrogen

Lampiran A: Procedure for the assessment of odour by dynamicolfactometry EPA (Vic., Australia) Method No. B2.

Lampiran B: Teknik-teknik pengukuran bau di lapangan.

bau danpengelolaannya

OHP 8–1

Page 8: Artikel Tentang Bau

8—4 Kursus pengelolaan kualitas udara

Foto 8.1

Bau industri (titik sumber).

1. PENGANTAR

Pencemaran bau tidak merusak lingkungan setempat danbiasanya tidak menimbulkan terjadinya risiko kesehatan.Namun, bau dapat dianggap sebagai gangguan serius terhadapmasyarakat. Biasanya, dampak bau terhadap populasi manusiasekelilingnya berupa perasaan-perasaan adanya malaise umumyang mungkin diikuti dengan adanya sejumlah indikasi sepertisakit kepala, iritasi selaput lendir dan perasaan tidak enak badan.

Bau biasanya disebabkan oleh odoran gas atau partikulat.Pada umumnya bau tersebut berasal dari emisi sumber industriatau kegiatan tatakota (misalnya lokasi-lokasi penimbunantanah) sebagai hasil dari kegiatan biologis dan proses kimiawi.Foto 8.1 dan 8.2 menggambarkan bau-bau sumber industriyang sifatnya tipikal.

TujuanTujuan dari makalah ini adalah memberikan gambaran umummengenai:

Teori bau;

metode-metode pengukuran bau;

penanganan bau dan tindakan pengurangan;

penggunaan model bau sebagai alat pengatur; dan

masalah-masalah bau yang bersifat spesifik berkaitan denganindustri-industri tertentu.

Penanganan bau di IndonesiaBanyak kasus berhubungan dengan masalah bau yang telahterjadi di Indonesia hingga sekarang. Hal ini termasuk baumerkaptan yang berasal dari industri bubur kertas dan kertas,bau amonia dari industri amonia pupuk urea dan gas hidro-gen sulfida yang berasal dari unit pembangkit panas bumi.

Pengendalian bau telah dilaksanakan di Indonesia melaluikeputusan pemerintah nomor KEP–50/MENLH/11/1996yang menjelaskan tentang standar bau untuk odoran tunggaldan campuran senyawa banyak bau.

Perkembangan dan pelaksanaan strategi pengelolaan baumerupakan hal yang baru bila dibandingkan dengan masalah-masalah lingkungan yang timbul dari pencemaran air dan udara.

Kata-kata kunci:

bubur kertas dan kertas;

amonia pupuk urea.

Page 9: Artikel Tentang Bau

8—5Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

Foto 8.2

Bau (menyebar) perkotaan.

2. TEORI BAU

Bau adalah sesuatu rasa yang dihasilkan dari diterimanyasuatu rangsangan oleh sistem sensor indera penciuman.Serangan bau pada umumnya ditentukan oleh faktor-faktor:frekuensi, intensitas, durasi dan gangguan bau. Pada kuanti-fikasi masalah gangguan bau, frekuensi bau merujuk padaberapa kali terjadinya bau, intensitas bau merujuk padakekuatan bau, durasi bau merujuk pada berapa lama terjadinyabau, dan gangguan bau merujuk pada ketidak-nyamananatau sifat bau.

Odoran tunggal dan senyawa banyak bau ditunjukkan olehbau khas seperti:

Amonia (NH3)—sejenis bau yang mirip dengan baubusuk air kencing;

sulfur yang direduksi total (merkaptan)—bau-bauan yangmirip kubis busuk; dan

hidrogen sulfida (H2S)—bau mirip dengan yang dikeluar-kan telur busuk.

Intensitas bauIntensitas bau adalah kekuatan dari rasa bau yang dirasakan.Hal ini terkait, tetapi jangan dirancukan, dengan konsentrasibau yang hanya berkaitan dengan jumlah partikel-partikel gasodoran yang terukur atau cairan yang terukur dalam udara.Intensitas bau juga memperhitungkan sifat individual bauyang diambil sebagai sampel.

Persamaan berikut ini mendefinisikan hubungan antara inten-sitas bau (I) dan konsentrasi bau (C), di mana k adalah sebuahkonstan dan n adalah eksponennya.

Hukum steven atau hukum tenagaI (yang dirasakan) = k(C) n

Log I = log K + nlog (C)

Untuk bau, n berkisar antara 0,2 hingga 0,8, tergantung padagas odorannya. Untuk gas odoran dengan n sama dengan 0,2,suatu pengurangan 10-fold pada konsentrasi menurunkanintensitas yang dirasakan oleh suatu faktor dari hanya 1,6,sedangkan untuk suatu gas odoran dengan n sama dengan0,8, pengurangan 10-fold pada konsentrasi menurunkanintensitas yang dirasakan oleh suatu faktor 6,3.

Kata-kata kunci:

intensitas bau;

frekuensi bau;

durasi bau;

gangguan bau.

OHP 8–2

Page 10: Artikel Tentang Bau

8—6 Kursus pengelolaan kualitas udara

Kemungkinan terdeteksinya bauKemungkinan terdeteksinya bau atau ambang bau adalah sifatindera manusia yang merujuk pada konsentrasi minimumyang menghasilkan tanggapan atau rasa penciuman. Ambangini biasanya ditentukan oleh sejumlah orang yang bertindaksebagai sebuah panel bau. Tingkat deteksi bau numerik ditetap-kan apabila 50% dari panel dapat mendeteksi bau denganbenar.

Bau menjadi sulit untuk dirasakan bila tingkat intensitas bauberada pada atau hanya sedikit di atas ‘ambang batas’. Nilaiaktualnya bergantung pada jenis pengujian indera, seleksipanelis, kriteria deteksi dan faktor-faktor lainnya.

Sifat bauSifat atau kualitas bau adalah unsur yang mengenali bau danmembedakannya dari bau lainnya yang memiliki intensitas sama.

Bau bisa berupa senyawa organik dan senyawa anorganik,terdiri dari banyak senyawa odoran yang merupakan hasilaktivitas biologis atau sebagai emisi-emisi proses kimia. Ke-banyakan bau merupakan hasil dari penguraian anaerobikbahan organik yang mengandung sulfur dan/atau nitrogen.

Bagian 6 menyajikan informasi mengenai sektor industri yangmemiliki potensi untuk memancarkan bau dalam jumlahyang besar.

Senyawa organik yang mengandung sulfur seperti metil mer-kaptan dan dimetil sulfida menghadirkan masalah-masalahtertentu dalam hal pengendalian bau berdasarkan kemampuanambang deteksi mereka yang sangat rendah. Contoh-contohnyaadalah senyawa anorganik hidrogen sulfida (H2S) dan amonia(NH3).

Kebanyakan odoran berbentuk gas yang berada di bawahkondisi atmosfer normal, sebagian besar memiliki sifat sangatmudah menguap.

Dalam hal gas, semakin rendah berat molekul suatu senyawa,semakin tinggi tekanan uapnya dan oleh karena itu berpotensiterhadap terjadinya emisi ke atmosfer. Substansi berat molekultinggi biasanya kurang mudah menguap, dus secara normalmungkin kurang menyebabkan keluhan bau.

Sifat bau dijelaskan dengan sebuah metode yang dikenal sebagaiskala atau profil multidimensional di mana bau digambarkanoleh derajad kemiripannya dengan selengkap bau yang menjadi

Page 11: Artikel Tentang Bau

8—7Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

emandnuopmoC alumroF raluceloMsthgiew

,ytilitaloV,mppC°52

v/v

noitceteDdlohserhtv/v,mpp

noitingoceRdlohserhtv/v,mpp

noitpircsedruodO

edyhedlatecA HC 3 OHC 44 sag 760,0 12,0 ytiurf,tnegnup

natpacremlyllA HC 2 HCHC: 2 HS 47 1000,0 5100,0 cilrag,elbaeergasid

ainommA HN 3 71 sag 71 73 gnitatirri,tnegnup

natpacremlymA HC 3 HC( 2)4 HS 401 3000,0 - dirtup,tnasaelpnu

natpacremlyzneB C6H5 HC 2 HS 421 2000,0 6200,0 ruodognorts,tnasaelpnu

enimalytuB-n HC 3 HC( 2 HN) 2 37 00039 08,0 8,1 ainommaruod

enirolhC lC 2 17 sag 08,0 13,0 gnitacoffus,tnegnup

enimalytubiD C( 4H9)2 HN 921 0008 610,0 - yhsif

enimalyporposiiD C( 3H7)2 HN 101 31,0 83,0 yhsif

enimalyhtemiD HC( 3)2 HN 54 sag 43,0 - yhsif,dirtup

edifluslyhtemiD HC( 3 S) 26 038 100,0 100,0 egabbacdeyaced

edifluslynehpiD C( 6H5 S) 681 001 1000,0 1200,0 tnasaelpnu

enimalyhtE C2H5 HN 2 54 sag 72,0 7,1 lacainomma

natpacremlyhtE C2H5 HS 26 017 3000,0 100,0 egabbacdeyaced

ediflusnegordyH H2S 43 sag 5000,0 7400,0 sggenettor

elodnI C6H4 )HC( 2 HN 722 063 1000,0 - gnitaesuan,lacef

enimalyhteM HC 3 HN 2 13 sag 7,4 - yhsif,dirtup

natpacremlyhteM HC 3 HS 84 sag 5,0 - egabbacnettor

enozO O3 84 sag 5,0 - gnitatirri,tnegnup

natpacremlynehP C6H5 HS 011 0,2 3000,0 5100,0 cilrag,dirtup

natpacremlyporP C3H7 HS 67 0,022 5000,0 020,0 tnasaelpnu

enidiryP C5H5N 97 0,72 66,0 47,0 gnitatirri,tnegnup

elotakS C9H9N 131 002 100,0 050,0 gnitaesuan,lacef

edixoiDrufluS OS 2 46 sag 7,2 4,4 gnitatirri,tnegnup

loseroihT HC 3C6H4 HS 421 1000,0 - dicnar

enimalyhtemirT HC( 3)3N 95 sag 4000,0 - yhsif,tnegnup

acuan atau tingkat derajad yang sesuai dengan skala dariberbagai persyaratan deskriptor. Hasilnya ialah suatu profil bau.

Tabel 8.1 menunjukkan senyawa bau dalam emisi-emisisumber industri.

Tabel 8.1

Senyawa bau dalam emisi-emisisumber industri.

OHP 8–3

Page 12: Artikel Tentang Bau

8—8 Kursus pengelolaan kualitas udara

Pada umumnya, empat faktor berikut: frekuensi, intensitas, durasi, dan

gangguan bau hampir mustahil dipantau atau dicatat. Sebagai ganti,

sebagaimana halnya polutan udara lain, suatu model penyebaran bau

dapat digunakan untuk memprediksi dampak bau lingkungan dan menjadi

alat pengatur. Sejumlah model telah digunakan untuk memprediksi kons-

entrasi bau dekat sumber.

Penggunaan model bau

Sifat hedonik (hedonic tone)Sifat hedonik adalah suatu sifat bau yang berhubungan denganmasalah keenakan dan ketidak-enakan. Harus dibuat per-bedaan antara keadaan bisa diterimanya bau dan sifat hedonikdari sesuatu bau. Apabila bau dievaluasi secara laboratoriummengenai sifat hedonik yang dimilikinya dalam konteks netraldari suatu penyajian olfaktometrik, panelis akan dihadapkandengan suatu rangsangan terkendali dalam intensitas dandurasinya. Tingkat keenakan dan ketidak-enakan ditentukanmasing-masing pengalaman panelis serta kaitan emosionalnya.

Adaptasi atau letih penciuman adalah suatu fenomena yangterjadi ketika manusia dengan indra penciuman normalmengalami penurunan dalam merasakan intensitas bau yangditerima jika rangsangan diterima secara terus menerus. Adaptasisecara spesifik:

Tergantung pada intensitas rangsangan dan adaptasi mandiridan pemulihan indra penciuman setelah rangsangandihilangkan; dan

pada umumnya odoran khusus tidak mengganggu ke-mampuan seseorang untuk mendeteksi bau-bau lainnya.

Kebiasaan atau anosmia profesi (hilangnya daya penciumankarena profesi yang disandang) terjadi ketika seseorang pekerjaberada di dalam suatu situasi industri mengalami eksposjangka panjang dan mengembangkan toleransi ambang batasyang lebih tinggi terhadap bau yang bersangkutan.

Page 13: Artikel Tentang Bau

8—9Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

retemaraP tinU sataBialin

edoteMnarukugneP natalareP

HN(ainomA 3) mpp 0,2 lonefodniedoteM kirtemotofortkepS

natpakremliteMHC( 3 )HS

mpp 200,0 sagnapareyneP kifargotamorhksaG

H(adiflusnegordiH 2 )S mpp 20,0 -tanaisoyhT.ayrucrem

sagnapareyneP.b

kirtemotofortkepS.akifargotamorhksaG.b

HC(adiflusliteM 3)2S mpp 10,0 sagnapareyneP kifargotamorhksaG

C(aneritS 6H5 HCHC 2) mpp 1,0 sagnapareyneP kifargotamorhksaG

3. METODE PENGUKURAN BAU

Akhir-akhir ini, teknik-teknik pengukuran untuk menilaitingkat bau yang lebih baik dan dapat diulang penggunaannyatelah dikembangkan. Hal ini dipadukan dengan model pe-nyebaran bau yang lebih realistis, dapat memberikan penilaianterhadap dampak bau yang lebih dapat dipercaya.

Sekarang ada metode pengukuran untuk memantau bau, baikdari sumber emisi maupun di dalam udara ambien.

Metode untuk pengukuran bau ditetapkan dalam KEP-50/MENLH/11/1996 dan diringkas dalam Tabel 8.2.

Tabel 8.2

Metode-metode yang disetujuiuntuk penentuan gas-gas odoran

tunggal di Indonesia.

Ketiga metode tersebut biasanya digunakan untuk mengukurkonsentrasi sesuatu bau, sebagai campurannya adalah:1. Prosedur analisis kimia untuk mengenali senyawa bau dan

menentukan tingkat konsentrasi bau: misalnya sangatdilarang bagi odoran tunggal menggunakan C–MS atausejenisnya;

2. Prosedur pengukuran sensor/indra penciuman untukmenentukan kekuatan bau: misalnya olfaktometri untuksuatu campuran odoran; dan

3. Prosedur hidung elektronik untuk menentukan semua polakonsentrasi bau dengan hasil-hasil yang berkaitan denganobservasi manusia. Hal ini didasarkan pada sensor kimia.

Ketiga metode ini dibahas di bawah ini.

Analisis GC-MSSenyawa bau kimia dapat dianalisis untuk tujuan riset olehkromatografi gas–spektrometri massa (GC–MS) dengansensitivitas sebesar 10–15. Dipzerlukan biaya operasional danperalatan sangat tinggi untuk menerapkan teknik ini secaraefektif.

OHP 8–4

Page 14: Artikel Tentang Bau

8—10 Kursus pengelolaan kualitas udara

Secara umum penggunaan analisis GC–MS tidak dapat di-laksanakan untuk keperluan pemantauan lingkungan rutinkarena secara tipikal sesuatu gas yang berbau merupakansuatu campuran yang kompleks dari banyak unsur. Misalnya,instrumentasi GC–MS mengenali 136 senyawa yang ditemu-kan di dalam udara pembuangan rumah hewan, namunhanya 23 senyawa yang dapat dikuantifikasi.

Keterbatasan-keterbatasan lain termasuk:Sejumlah senyawa berbau seperti gas-gas anorganik tidakdapat diukur oleh GC–MS;

adalah hal biasa bahwa identifikasi tetap berada dalamkeadaan bermakna ganda atau diragukan;

banyak bau yang masih harus dikenali;

efek sinergistis dalam suatu campuran gas kompleks sering-kali tidak diketahui; dan

hasil analisis GC–MS tidak dapat dikaitkan dengan baudari sampel lengkap yang ada.

Pengukuran analitis terhadap konsentrasi bau hanya sesuaibilamana jenis gas yang berbau spesifik tersebut diketahui.Sifat-sifat bau sampel diukur dengan angka sensor sedangkanmetode statistik dipergunakan untuk mengembangkan per-samaan prediktif yang berkaitan dengan, misalnya konsentrasibau atas senyawa kimia.

Pengukuran indera penciumanBau adalah rasa yang disebabkan oleh senyawa-senyawa berbauyang bertindak terhadap berbau pada indera penciuman. Baudideteksi dan dibedakan oleh hidung manusia pada tingkatkonsentrasi yang sangat rendah.

Olfaktometer adalah suatu alat yang dipergunakan untukmenghadirkan serangkaian sampel bau yang didilusikan bagisebuah panel pengamat.

Metode sensor atau sensor bau organoleptik bergantung padarespon indera penciuman perseorangan yang berfungsi sebagaipanel.

Penentuan standar untuk gas-gas atau campuran senyawaberbau individual ditentukan oleh deteksi sensor lebih dari50% panelis pada panel bau. Untuk suatu campuran senyawaberbau, sebuah panel harus terdiri minimum 8 orang.

Page 15: Artikel Tentang Bau

8—11Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

Jumlah anggota panel 4, 6 dan 8 atau lebih dari 9 (ketepatanlebih besar diperoleh dengan jumlah anggota panel yang lebihbanyak).

Beberapa ambang batas bau dapat ditentukan dengan meng-gunakan olfaktometri. Mereka adalah:

Ambang deteksi;

ambang pengenalan; dan

ambang deskripsi.

Ambang deteksi adalah konsentrasi terendah yang akanmemperoleh respon tanpa acuan terhadap kualitas bau. Inidapat direproduksi dan merupakan pengukuran bau yangpaling banyak dilaporkan dalam literatur.

Ambang pengenalan adalah konsentrasi minimum yangdikenal memiliki kualitas bau khas.

Ambang deskripsi adalah hal penting yang dimintakankepada panelis untuk membedakan bau tersebut.

Hasil-hasil pengujian tersebut dilaporkan sebagai kekuatanbau atau konsentrasi bau, bukan ambang bau atau intensitasbau. Banyak kerancuan antara “intensitas bau” dan “ambangbau” dan “kekuatan bau” atau “konsentrasi bau” yang munculdalam literatur tersebut.

Campuran senyawa membutuhkan olfaktometri dinamikuntuk penilaian tingkat bau. Hal ini melibatkan tindakanmengekspos panel pengamat terpilih dan terkendali kepadavariasi yang persis dalam konsentrasi suatu sekuens yangterkendali, untuk menentukan poin di mana hanya setengahdari panel tersebut yang dapat mendeteksi bau. Poin ini disebutambang bau atau satu unit bau. Jumlah unit-unit bautersebut adalah konsentrasi dari suatu sampel dibagi denganambang bau. Metode penentuan bau dengan OlfaktometriDinamik yang digunakan oleh EPA Victoria (Australia)disajikan dalam Lampiran A.

Seperti halnya di atas, terdapat nilai berarti yang diperolehdari pengamatan dan pencatatan yang akurat terhadap bau dilapangan. Komentar dan prosedur mengenai pengamatanlapangan terhadap bau disajikan dalam Lampiran B.

Page 16: Artikel Tentang Bau

8—12 Kursus pengelolaan kualitas udara

Disposable tygon(food grade) tubing

Sampel

Pompa peristaltic

Sampel

Teflon bag

Sedotan

Hidung elektronikOlfaktometri dapat memberikan kepekaan yang jauh lebihtinggi daripada menggunakan hidung elektronik. Namun,secara umum ada harapan bahwa berkembangnya hidungelektronik (utamanya teknik-teknik instrumental yang meng-gunakan GC–FID dengan lubang pencium olfaktometer atausejenisnya) akan menuntun pada pengukuran bau yang lebihobyektif dan lebih hemat biaya. Sebuah hidung elektronikdapat dioperasikan dalam kisaran konsentrasi bau antara 1000–60.000 OU/m3. Perbaikan desain instrumen dan sensor diperlu-kan untuk meningkatkan kinerja hidung elektronik tersebut.

Penggantian panel manusia dengan hidung elektronik merupa-kan suatu sasaran riset jangka panjang, sementara pada saatini sedang dihadapi sejumlah masalah:

Sifat sensitif dan selektif dari hidung elektronik masihmerupakan kelemahan utama bagi hidung elektronikdengan basis sensor fisik.

Sejauh mana hidung elektronik dapat menggantikan hidungmanusia masih harus lebih dimantapkan. Sebuah hidungelektronik perlu dikalibrasi untuk suatu rangkaian kategorisampel berbau terhadap olfaktometri berdasarkan panelmanusia.

Pengambilan sampelSampel dapat diambil dari sumber maupun udara ambien.Walau serangkaian teknik pengambilan sampel dapat dipakai,namun yang paling lazim adalah, sampel ditarik ke dalamsebuah wadah yang terbuat dari bahan yang tidak bereaksikimiawi terhadap zat lain serta tidak mengeluarkan bau ataurasa oleh penggunaan pompa vakum atau peristaltik, sebagai-mana ditunjukkan dalam Gambar 8.1.

Gambar 8.1

Metode untuk mengambil sampel baudari sumber dan udara ambien.

OHP 8–5

Page 17: Artikel Tentang Bau

8—13Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

4. TEKNIK PENGENDALIAN BAU

Pengendalian bau strategis terdiri dari:Pengendalian sumber;

pemasangan peralatan pengendalian pencemaran bau; dan

karakteristik penyebaran dalam atmosfer.

Hal ini dibahas pada bagian berikut ini.

Mengendalikan bau dari sumber-sumber (wilayah) tersebar

Prinsip-prinsip pengelolaan bau dari sumber-sumber tersebaradalah mencegah pembentukan bau atau mengurangi baupada konsentrasi di bawah ambang deteksi atau di bawahtingkat yang wajar. Cara untuk melaksanakan prinsip-prinsipini dilakukan dengan:

Pertimbangan-pertimbangan yang berkaitan dengan pengendaliansumber meliputi:

Bentuk odoran, gas atau partikulat;

sifat-sifat sumber-sumber odoran;

konsentrasi bau minimum (ambang bau) cenderungmenyebabkan keprihatinan publik;

standar bau yang relevan (odoran tunggal juga sebagaisuatu campuran senyawa banyak bau);

perlakuan alternatif untuk mengurangi bau hingga tingkatyang dapat diterima; dan

biaya ekonomis.

Untuk sumber-sumber wilayah luas seperti pengolahan limbahpeternakan, lokasi penggemukan ternak dan pembuatan pupuk,tempat pembuangan limbah rumahtangga atau industri, hanyaterdapat dua metode yang terbukti dapat dipergunakan untukmengurangi keluhan bau. Kedua hal tersebut adalah:

Tidak membangun dekat lokasi tersebut; dan

memastikan agar pengoperasiannya dilaksanakan denganpraktek pengelolaan terbaik.

Sebuah unit pengolah limbah cair yang bersifat tipikal disajikandalam Foto 8.3. Mengingat ukurannya serta pabrik sejenis,dalam kaitannya dengan pengelolaan bau, mereka harusdianggap sebagai sumber-sumber tersebar.

Foto 8.3

Unit pengolah limbah cair (sumbersebaran).

Page 18: Artikel Tentang Bau

8—14 Kursus pengelolaan kualitas udara

Bila dihindari adanya pembangunan dekat lokasi tersebut,harus ditetapkan suatu ‘zona pembatas’ yang layak di sekitarsumber wilayah. Ukuran aktual dari zona ini bergantung padasejumlah faktor, termasuk besarnya wilayah yang merupakantempat di mana bau berasal, intensitas bau yang dipancarkan,durasi dan frekuensi emisi-emisi bau, proses aktual yangsedang dilakukan, topografi lokasi, kondisi cuaca yang berlakupada lokasi dan persepsi para tetangga terhadap gangguanbau-bau yang ditimbulkan.

Praktek manajemen terbaik (PMT) akan beragam sesuaidengan industri yang menimbulkan bau tersebut. Namun,untuk semua pembangunan, PMT akan dimulai denganpemilihan lokasi dan pembangunan fasilitas.

Ada sejumlah besar produk kimia dan produk paten tertentuyang diklaim digunakan untuk mengurangi bau bila diaplikasi-kan pada sumber-sumber wilayah. Namun, biaya dari bahan-bahan dan pekerja untuk itu akan sangat tinggi. Senyawa inidalam jumlah besar yang diperlukan dapat menyebabkanpencemaran.

Pada umumnya, metode-metode tradisional yang dikembang-kan untuk pengendalian kimia organik industri tidak cocokdipergunakan untuk pengendalian bau secara umum meng-ingat konsentrasi kimianya yang rendah, komposisinya yangkompleks dan volume aliran udaranya yang besar.

Mengendalikan bau dari sumber-sumber industri

Apabila timbulnya bau tidak dapat dihindari atau penyebaranyang memadai (jarak pisah terhadap penggunaan lahan yangsensitif terhadap bau) tidak dapat tercapai, harus dilaksanakanpengendalian bau pada sumbernya.

Aliran gas yang dipancarkan dari cerobong atau pipa pembuanganasap dapat diambil dan dapat diolah. Sama halnya, udaraberbau dari dalam sebuah bangunan dapat diarahkan ke alatscrubbing atau penyaringan untuk pengurangan bau.

Prinsip-prinsip dalam pengendalian sumber bau adalah untukmencegah pembentukan bau atau mengurangi bau padakonsentrasi tertentu guna menghasilkan unsur yang kurangberbau. Cara yang dapat dipakai untuk mencapainya termasukdi antaranya:

Mengubah sumber-sumber odoran gas menjadi cairansenyawa berbau dengan teknik sedemikian rupa sepertipembersihan cairan dengan cara scrubbing cairan.

Foto 8.4

Pipa menjelang pembuangan gas keudara. Pada poin ini, gas dapat

diarahkan kepada peralatanpembersihan gas.

Page 19: Artikel Tentang Bau

8—15Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

mendistribusikan odoran secara lebih luas dengan carameloloskannya melalui ventilasi atau cerobong asap.

Pilihan metode atau kombinasi metode-metode yang diper-gunakan untuk mengendalikan bau dalam aliran gas akandipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:

Fase odoran–gas, cairan atau partikulat;

volume gas (atau uap) yang dihasilkan dan laju kecepatanalirannya;

sumber-sumber odoran–poin sumber atau penyebaran;

konsentrasi bau minimum (ambang bau);

standar bau yang relevan (odoran tunggal juga untukcampuran dari banyak senyawa berbau);

suhu;

komposisi kimia dari campuran yang menyebabkan bau;

alternatif-alternatif untuk penanganan bau; dan

pertimbangan-pertimbangan ekonomis.

Metode untuk mengendalikan emisi-emisi bau dari sumber-sumber industri yang ada disajikan dalam Tabel 8.3 dandijelaskan dalam bagian-bagian berikut:

Kunci:A Penyebaran—Diperlukan cerobong asap yang tinggi, biaya

modal sedang, biaya pengoperasian rendah.

B Wet scrubbing—Penyerapan: biaya sedang hingga tinggi,seringkali diperlukan tiga tahap. Perlu berhati-hati dalammemilih cairan scrubber dan biasanya bersifat coba-coba.Tidak selalu berhasil, membutuhkan pemeliharaan teraturdan pengujian-pengujian unsur aktif secara harian dandalam beberapa kasus, pengendalian pH.

C Setelah pembakaran (langsung)—Suhu antara 600oC dan1000oC dengan masa residensi dari 0,3 hingga 1 detik.Perlu desain yang teliti guna menurunkan volume udarahingga batas minimum. Biaya modal dan biaya pengoperasiantinggi bila volume udaranya besar. Pengendalian lebihlanjut diperlukan jika terdapat sulfur atau khlorin dalamgas-gas buangan.

Setelah pembakaran (katalitis)—Suhu 500oC. Pengoperasiansuhu lebih rendah dibandingkan dengan metode langsung,tetapi katalisatornya bisa dihancurkan jika tidak dioperasi-kan dan dipelihara dengan benar. Hal ini seringkali menjadimasalah.

Foto 8.5

Pembuangan ventilasi atap. Ventilasiatap dapat ditutup dan seluruh udara

pabrik diarahkan ke peralatanpembersihan gas atau biofilter.

Page 20: Artikel Tentang Bau

8—16 Kursus pengelolaan kualitas udara

uabnaisarepognepsineJ isimE nailadnegneP

leteK ,2OS A

masahalogneptinU sesagdicA E,B,A

kupuP ruodoresilitref,sediroulF F,B,A

inawehkupuphalogneP senimA G,D,C,A

ipoK senima,adihedlA D,C,A

mayauluB senimA D,B

nakinanakaM losorea,enimA E,D,C,B

hapmaS ediflus,kusubmepkinagrO G,C

ainomA ainomA B,A

nubasnadnejreteD asubreB I,B,A

kaynimnainrumeP )xelpmok(ediflus,nobrakordiH G,C,A

aimikkirbaP )xelpmok(magareb C,B;A

loowkcoR edihedla,rakabretkayniM C,B,A

tacnadsinreP ,nobrakordih,rakabretkayniMedihedlA

C,A

turalepnahabnanapmiyneP turalepnahabmagareB G,A,D

nawehisarenisnI edihedla,enimA I,F,C,A

ilo/kamelpakgnarephapmaS enimA I,G,D,B

isatnemreF naigarep,igaR G,D,A

iseb-nonrupaD edihedla,rakabretitniuaB C,A

isebrupaD A

isanimalkitsalP edihedlamrof,loneF C,A

acaktareS talirka,neritS D,A

D Penyerapan karbon—Membutuhkan regenerasi pada selangwaktu yang tetap. Bisa efektif tetapi mahal untuk peng-gunaan dalam volume besar. Pengoperasian secara kecil-kecilan tidak mahal untuk dilakukan.

E Filter kabut—Filter kabut dari plastik atau logam, pembersihmandiri, tidak mahal.

F Praktek Manajemen Terbaik—Kebersihan dan menghindaritumpahan memerlukan upaya manusia tetapi secara relatiftidak mahal.

G Menyamarkan bau—Deodoran menyamarkan bau. Biasa-nya tidak efektif tetapi dapat membantu dalam kasus-kasus marginal atau dengan pelepasan aksidental. ‘Tidakmahal’.

H Filtrasi Biologis—Telah berhasil untuk pengolah pupukbangkai hewani.

Tabel 8.3

Metode-metode pengendalian bau(dimodifikasi dari NSW EPA

1995).

OHP 8–6

Page 21: Artikel Tentang Bau

8—17Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

I Kondensor—Cairan kondensasi dibuang dari aliran gasbuangan, mengurangi jumlah gas berbau yang harus diolah.

KondensasiSementara kebanyakan bau disebabkan oleh gas, masalah-masalah mungkin timbul dari aerosol dalam uap. Aliran udaraberbau seringkali mengandung konsentrasi uap air yang tinggi.Jenis peralatan pengendali bau ini berfungsi sebagai penangananawal pengendalian bau.

Emisi-emisi basah atau mengandung uap organik dapat per-tama-tama disalurkan melalui sebuah kondensor yang mampumenghilangkan uap air dengan persentasi yang tinggi atausenyawa organik yang mudah menguap. Bila buangan uap inidapat didinginkan hingga kurang dari 40oC, kuantitas besarair akan dikondensasikan sehingga menurunkan volume gasyang akan dibakar atau diolah. Hal ini memiliki efek meng-urangi aliran gas berbau yang akan diolah dan biasanya dicapaidengan suatu kondensor tak langsung. Penghilangan baudengan kondensasi di ikuti dengan proses-proses penurunanbau lainnya atau menggunakan jenis-jenis peralatan lainseperti wet scrubber, alat penyerap atau insinerasi.

Kondensasi uap air dari aliran udara dapat dilaksanakan dengankondensor langsung maupun tak langsung. Kondensor pen-dinginan air tak langsung memisahkan air kondensasi ataukondensat bagi air pendingin. Di dalam sebuah kondensorlangsung, air pendingin disemprotkan ke dalam aliran udaradan air pendingin tersebut akan dikontaminasikan dengankondensat berbau. Jika panas, air pendingin yang tercemartersebut disirkulasikan melalui sebuah menara pendingin danada kecenderungan bahwa bau akan dilepaskan ke dalamatmosfer. Dengan sebuah kondensor tak langsung, kondensatyang berbau dipisahkan dari air pendingin dan boleh dibuangke saluran pembuangan limbah atau ke unit pengolah airlimbah. Penggunaan kondensor tak langsung lebih disukai.

Proses atau penanganan bau melalui kondensasi adalah sebagaiberikut:

Ketika uap panas menyentuh media pendingin, panas punditransfer dari gas panas ke permukaan pendingin;

ketika suhu aliran uap didinginkan, kinetik rata-rata gasdikurangi; dan

pada akhirnya, molekul-molekul gas tersebut berkurangkecepatannya dan berjubel sehingga gaya tarik-menarikantar molekul tersebut menyebabkan mereka mengembunmenjadi cairan.

Page 22: Artikel Tentang Bau

8—18 Kursus pengelolaan kualitas udara

nagnutnueK naigureK

)gnusgnalkatnokrosnednoklahmalad(inrumkudorP nagnalihgnepisneisifEhadnerfitalergnay

sagtafisrebuabpadahret

utausmaladnignidnepiagabesnakanugidgnayriAsanapnarakutreptinuutiay(gnusgnalkatrosnednokkatnokimalagnemkaditgnay)llehsuataapipnagnedhaletesilabmeknakanugidramecretsagnarilanagned

nanignidnep

kutnunataraysrePtagnasasibnignidnep

laham

Keluaran

(c) barometric

Lubang

Pendingin

Drip plateswith weir

Uap

Keluaran limbah gas(a) semprotan

UapPendingin

Lubang

Keluaran(b) jet

Uap

Pendingin

Diagram sebuah kondensor tipikal tak langsung yang diper-gunakan untuk mengurangi gas berbau yang jenuh disajikandalam Gambar 8.2.

Pemampatan gas dapat terjadi dengan tiga cara:Pada suatu derajad suhu yang diberikan, tekanan sistemdinaikkan (memampatkan volume gas) sampai tekananparsial gas menyamai tekanan uapnya.

pada suatu tekanan tetap, gas didinginkan sampai tekananparsialnya menyamai tekanan uapnya.

dalam suatu teknik kombinasi, gas dimampatkan dan didingin-kan sampai tekanan parsialnya menyamai tekanan uapnya.

Pertimbangan terhadap penggunaan kondensasi dalam pe-ngendalian bau termasuk di antaranya:

Pilihan terhadap kondensasi langsung atau tak langsung;

Keterbatasan untuk mencapai penurunan suhu tinggi; dan

Kondensasi dianggap sebagai pra–pengolahan oleh karenaitu pengolahan lain seperti adsorpsi, absorpsi atau insinersiadalah penting untuk menurunkan volume gas total.

Gambar 8.2

Kondensor tipikal tak langsungdipergunakan untuk mengurangi gas

jenuh berbau.

Tabel 8.4

Untung–rugi Kondensasi dalamhal pengurangan bau.

OHP 8–8

OHP 8–7

Page 23: Artikel Tentang Bau

8—19Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

Kata-kata kunci:

scrubber;

afterburner.

Insinerasi (afterburner)Insinerasi termal terhadap emisi-emisi bau adalah sangatefektif untuk keperluan pemusnahan bau pada suhu tertentudan masa residensi. Teknik ini mahal baik dari sudut pandanginvestasi awal maupun biaya pengoperasian dan sangat cocokuntuk penghancuran senyawa-senyawa organik.

Insinerasi adalah pengoksidasian bau menjadi karbon dioksidadan air melalui pembakaran bau dengan bahan bakar danudara. Untuk mencapai pembakaran yang sempurna segerasetelah udara (oksigen), limbah dan bahan bakar sudah salingkontak, harus disediakan persyaratan berikut:

Suhu cukup tinggi untuk membakar campuran sampah-bahan bakar;

Pencampuran secara turbulen antara udara dan sampah-bahan bakar; dan

Masa residensi yang cukup agar terjadi reaksi.

Pembakaran tak sempurna dari banyak senyawa organikmenghasilkan pembentukan aldehida dan asam-asam organikyang dapat menciptakan masalah pencemaran tambahan. Bilaini terjadi, polutan-polutan tersebut mungkin memerlukanbeberapa jenis scrubber untuk menghilangkan mereka sebelumdilepas ke atmosfer.

Dalam beberapa kasus senyawa lain bisa terbentuk, tergantungpada campuran bahan bakar dan udara yang dipergunakan,suhu nyala api serta komposisi baunya. Senyawa-senyawa inidapat mengandung karbon monoksida, oksida nitrogen danoksida sulfur.

Adalah penting untuk mengurangi kandungan air dari setiapaliran gas yang memerlukan insinerasi agar konsumsi bahanbakar dapat dikurangi.

Afterburner adalah sebuah dapur berlapis batu tahan api yangdilengkapi dengan satu atau lebih alat pembakar. Tungkutersebut harus dilengkapi dengan pengontrol–indikator suhudan sebuah alarm suhu tinggi yang terpisah. Sistem pelindungledakan harus dipasang bila gas berbau tersebut mampumembentuk campuran yang mudah meledak atau bila gastersebut dipergunakan sebagai bahan bakarnya.

Tungku tersebut biasanya terdiri dari dua kamar: bagianpencampuran di mana gas-gas berbau tersebut dicampurdengan bahan bakar tambahan dan dinyalakan dan bagianpembakaran di mana pembakaran disempurnakan. Sebuahafterburner gas dua–tahap tipikal tersaji dalam Gambar 8.3.

Page 24: Artikel Tentang Bau

8—20 Kursus pengelolaan kualitas udara

Feed

Ruanganbakar

sekunder

Pengeluarandebu

Ruanganbakar primer

Pembakar

Pengeluarangas

Bagian kritis dari sebuah afterburner adalah kontak antaragas-gas berbau dan nyala api. Idealnya, semua udara berbauharus digunakan sebagai udara pembakaran primer atausekunder. Efisiensi pembakaran akan berkurang seiring denganberkurangnya kontak antara bau dan nyala api.

Sebuah cerobong asap yang cukup tinggi harus dipasang padaafterburner untuk memastikan penyebaran yang sempurnadari hasil produksi pembakaran. Penurunan efisiensi pem-bakaran bisa timbul karena suatu perubahan volume ataukomposisi aliran gas berbau. Masalah bisa timbul pada alatpembakar atau suplai bahan bakar dan hal ini dapat meng-urangi efisiensi pembakaran. Cerobong asap yang tinggi akanmembantu menyebarkan sisa bau.

Ketel atau tungku bisa dimanfaatkan sebagai sebuah after-burner, selama ketel dan tungku tersebut dioperasikan denganmuatan yang layak pada waktu dibutuhkan untuk bertindaksebagai afterburner. Ketel cairan atau ketel bahan bakar gas,yang menyala dengan api kecil untuk jangka waktu cukuplama, tidak akan cukup memuaskan berfungsi sebagai after-burner, kecuali jika sebuah afterburner terpisah dipasang.

Ketel bahan bakar batubara dengan stoker kisi-kisi rantaicocok berfungsi sebagai afterburner karena gas-gas berbaudapat ditampung di bawah grate sebagai udara bawah api(lihat Gambar 8.4).

Wet scrubbingScrubbing cair dari gas untuk menghilangkan bau melibatkanabsorpsi dalam pelarut yang tepat atau pengolahan kimiadengan reagen yang tepat. Proses ini dikenal sebagai adsorpsi.

Gambar 8.3

Skema sebuah insinerator udararuangan dua untuk keperluan

pengendalian bau. Udara berbaudimasukkan sebagai udara

pembakaran primer.

OHP 8–9

Page 25: Artikel Tentang Bau

8—21Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

:nagnutnueK :naigureK

;naisarepognepnaanahredeseK iggnitfitalernaisarepognepayaiBnagnedtiakretgnayamaturet(

;)rakabnahabnahutubek

uatapaunaklisahgnemnaupmameK;nialkutnebmaladsanap

ayahabnadkilabsalikkutnuisnetoP;natukinakadel

maladiggnitgnayisneisifenaupmameK.kinagronarodonahansumeplah

lahmalad(rotasilataknanucareP;)silatakrotarenisni

tapadanrupmeskatnarakabmePlaisnetopisulophalasamnakatpicnem

.kurubhibel

Entrained grate

Overfeed

Underfeed

Pengeluarandebu

Prosespengeringan

Udara pembakaran

Fuel spout

Scrubbing menyebabkan terjadinya aliran gas berbau melakukankontak yang erat dengan cairan scrubbing. Sementara itu pe-milihan bahan kimia untuk dipergunakan sebagai cairan scrub-bing bergantung pada senyawa berbau yang ada di dalam sumber.

Kecuali jika bahan berbau siap larut dalam cairan, maka merupa-kan keharusan bahwa permukaan cairan dalam jumlah besardiekspos pada gas. Gambar 8.5 menyajikan sistem wet scrubbingyang dapat dipergunakan untuk penerapan pengendalian bau.

Telah diisyaratkan bahwa scrubbing cair secara ekonomis jadimenarik dibandingkan dengan insinerasi dan adsorpsi padakarbon aktif bila volume gas berbau yang akan diolah lebihbesar daripada 5000 m³ per jam.

Penting kiranya bahwa aliran yang panas dan lembab didingin-kan terlebih dahulu sebelum menyentuh larutan scrubbing.Jika hal ini tidak dilakukan, maka larutan scrubbing akan

Gambar 8.4

Skema dari spreader stoker boilercocok untuk dipakai sebagai

sebuah afterburner.

Tabel 8.5

Menyajikan untung-rugiInsinerasi dalam hal pengurangan

bau.

OHP 8–11

OHP 8–10

Page 26: Artikel Tentang Bau

8—22 Kursus pengelolaan kualitas udara

nagnutnueK naigureK

hadnerfitalergnaynanaketnanuruneP halasamnakatpicnemtapaDrianagnaubmep

assamrefsnartisneisifeiapacnemtapaDiggnitfitalergnay

hasabnaadaekmaladlibmaidkudorP

hadnerfitalergnayladoM tapadtalukitrapnapadnegnePnaigabidnatabmuynepnakbabeynem

talepuatarasad

licekfitalergnaygnaurnahutubeK iggnitfitalergnaynaarahilemepayaiB

libmagnemkutnunaupmameKsagaynlahanamiagabestalukitrap

Entrainmentseparator(demister)

Liquid distributor

Packing restrainer

Shell

Random packing

Access manway forpacking removalLiquidre-distributor

Access manway forpacking removalPacking support

Gas inletOverflow

Liquid outlet

Liquidinlet

Gas outlet menjadi panas dan kurang efisien dan media scr-ubbing akan menjadi cair oleh kondensasi uap air.

Jika larutan hipokhlorit dipergunakan, adakemungkinan khlorin akan hilang dan biayapengisian ulang menjadi tinggi. Ada pula ke-mungkinan bahwa bau akan dilepaskan darilarutan scrubbing yang panas.

Sistem absorpsi terdiri dari:Scrubber tahapan tunggal yang dapat diper-

gunakan untuk mengolah udara ventilasi pabrik.

Scrubber tahapan ganda yang paling seringdipergunakan untuk mengolah emisi-emisi proses.Pada sistem tahapan ganda, pemisah ikutan,venturi scrubber dan scrubber jenis semprotanbiasanya digabungkan dalam tahap pertamauntuk menghilangkan partikulat dan aerosoldari aliran gas agar supaya tahapan-tahapanscrubber selanjutnya menjadi lebih efektif dalammencapai pemusnahan bau.

Ragam utama dari peralatan penyerap gas ialah:Menara kemas, di mana fase gas dan cairan

mengalir melalui peralatan tersebut secara kontinyu,dengan kontak yang erat sepanjang perjalanannya.

menara pelat atau baki, yang pada hakikatnyamerupakan silinder di mana cairan dan gas di-

pertemukan selangkah demi selangkah (pengoperasianbertahap) di atas pelat atau baki.

menara semprot; dan

venturi scrubber.

Gambar 8.5a

Kolom kemasan arus balik tipikaldan kolom pelat kap gelembung

(Gambar 8.6) dipergunakan untukkeperluan scrubbing bau. Kemasan

meningkatkan area kontakpermukaan untuk meningkatkan

kemungkinan interaksi cairan/gas.

Tabel 8.6

Untung-rugi wet scrubber dalamupaya mengurangi baru.

OHP 8–14

OHP 8–12

Page 27: Artikel Tentang Bau

8—23Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

Gas out

MisteliminatorLiquid in

Bubble cap

Sidestreamwithdrawal

Internediatefeed

Gas paththrough cap

Gas in

Liquid out

Shell

TrayDownspout

Tray supportring

Tray stiffener

Vapour riser

Froth

Bila gas mengandung hidrogen sulfida makalarutan sodium hidroksida bisa dipakai. Jikalaubaunya disebabkan oleh senyawa organik takjenuh, mungkin perlu untuk menggunakanagen oksidasi seperti khlorin, sodium hipokhlorit,potasium permanganat, ozon atau hidrogenperoksida. Apabila khlorin, sodium hidroksida,sodium hipokhlorit atau ozon yang dipergunakanmaka aliran gas yang keluar harus dipantau.

Gas yang keluar harus dibuang melalui cer-obong, yang harus lebih tinggi dari bangunan-bangunan di dekatnya. Hal ini untuk meng-hindari masalah-masalah terbasuhnya bangunan,yang bisa menyebabkan keluhan bau, terutamabila efisiensi scrubbing-nya menurun.

Cerobong akan memberi perlindungan terhadapperubahan proses atau kerusakan peralatan.Beberapa instrumentasi tambahan akan diperlu-kan pada peralatan kontrol untuk memantaupenurunan tekanan scrubber, aliran cairan,tekanan pompa, suhu dan konsentrasi reagenlarutan scrubbing.

Adsorpsi karbon aktifSuatu metode yang sesuai untuk memantau substansi bau,bahkan pada konsentrasi rendah, adalah adsorpsi pada karbonaktif. Molekul-molekul atau ion-ion pada permukaan baupadat dan cair mungkin tidak membuat seluruh kekuatanmereka terpuaskan oleh gaya tarik-menarik partikel lain. Inidapat dipasang pada arang aktif atau substansi-substansisejenis.

Pada umumnya ada dikenal dua jenis adsorpsi yaitu:Adsorpsi fisik atau adsorpsi van der waals, hasil dari gayatarik-menarik kekuatan antar-molekuler antara molekuldari yang padat dengan substansi yang diadsorbsi; dan

Adsorpsi kimia dan adsorpsi aktif, hasil interaksi kimiaantara substansi keras dan substansi yang diadsorbsi.

Kolom adsorpsi karbon aktif digunakan untuk mengolahemisi bau yang berasal dari sumber-sumber limbah yangmelepaskan senyawa sangat berbau seperti H2S.

Agar efektif, aliran udara yang tercemar harus bebas darisubstansi-substansi (seperti debu) yang mungkin memberati

Gambar 8.5b

Suatu bubble cap plate column yangtipikal.

OHP 8–13

Page 28: Artikel Tentang Bau

8—24 Kursus pengelolaan kualitas udara

Gas tercemar masuk

Activatedcarbon beds

gasbersihkeluar

partikel-partikel karbon. Jumlah gas (atau uap) yang diadsorbsioleh unsur padat bergantung pada:

Sifat adsorben;

sifat gas yang diadsorbsi;

area permukaan adsorben; dan

suhu dan tekanan gas.

Empat adsorben penting yang dipergunakan secara luas dalamindustri akan dipelajari secara singkat, yaitu:

Karbon aktif (yang paling lazim digunakan);

Alumina aktif;

gel silika; dan

saringan molekuler.

Aplikasi biasa untuk adsorpsi arang aktif tersaji dalam Gambar 8.6.

Biaya penggantian karbon bisa tinggi karena sistem-sistemyang sederhana hanya menggunakan karbon untuk sekalipakai saja. Sistem-sistem yang lebih kompleks dan mahalmemungkinkan terjadinya regenerasi karbon untuk peng-gunaan berulang. Regenerasi tersebut dapat menghasilkan airlimbah yang memerlukan pengolahan lebih lanjut sebelumdibuang atau aliran uap konsentrasi yang dapat diinsinerasisecara lebih murah dibandingkan dengan aliran udara aslinya.

Gambar 8.6

Adsorber arang aktif. Adsorberkarbon menghilangkan VOC, uap

dan lain-lain bau industri yangberasal dari aliran buangan

pengering, oven, alat panggangan,tanah, sistem ventilasi dan lain-

lain alat pemrosesan industri .

OHP 8–15

Page 29: Artikel Tentang Bau

8—25Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

nagnutnueK naigureK

naknikgnumidkudorpnakiabreP nakhutubmemasibkudorpnakiabrePlahamnadkitoskegnayisalitsid

sugabgnaynopsernadnailadnegnePsesorpnahabureppadahret

kasurfisergorparacesnebrosdAakitekaynsatisapaknaupmamek

takgninemsulkishalmuj

iwaimiknagnaubmephalasamadakadiTnadnakhilupid)kudorp(natulopalibapa

sesorpmaladeknakilabmekid

nakhutubmemnebrosdaisarenegeRmukavuatapaurebmus

nakaideynemkutnumetsisnaupmameKhunepisamoto

iggnitfitalerladomayaiB

narodonakgnalihgnemkutnunaupmameKeksesorpnarilairadpauuatasagtafisreb

hadnertagnasgnaytakgnit

BiofiltrasiFilter-filter kimia karbon aktif dan scrubber mungkin tidaklayak dilaksanakan atau tidak ekonomis untuk digunakansebagai pengendali bau oleh karena merupakan bagian darisejumlah besar gas yang perlu diolah.

Selama tahun 1960-an, metode-metode pengendalian bauyang lebih praktis mempergunakan teknologi pengolahanbiologis, seperti lapisan dasar tanah dan biofilter yang di-bungkus dengan kulit pinus atau bahan-bahan pembusuk,telah dikembangkan.

Prosedur biofiltrasi adalah mirip dengan scrubbing kimiawi,kecuali bahwa dalam biofiltrasi, bau dihilangkan dengan aksibakterial. Reaksi-reaksi fase-uap bisa juga terjadi dengan senyawa-senyawa kimia tertentu yang mengurangi intensitas baudengan memproduksi lebih sedikit unsur-unsur pokok bau,mirip reaksi dengan oksidan kimiawi.

Gambaran skematik dari filter bau biofiltrasi disajikan dalamGambar 8.7.

Bakteri yang tumbuh pada alas tak bergerak, memungkinkanterjadinya kontak erat antara gas berbau dengan bakteri ter-sebut. Proses itu bersifat mandiri. Dalam industri-industribiologis (misalnya, pengolah pupuk hewani) adalah biasamenempatkan biofilter setelah kondensor.

Biofilter memerlukan perhatian yang saksama guna memastikanpengoperasian yang berkelanjutan. Alas penopangnya mungkinharus diganti secara teratur karena kegagalan mekanik.

Pada awal tahun 1990-an, karya dalam skala laboratoriumatas sistem-sistem saringan bioscrubber dan biotrickling telahdilaporkan secara ekstensif. Secara umum, biofilter memberikan

Tabel 8.7

Menyajikan untung-rugi adsorberarang aktif dalam hal

pengurangan bau.

OHP 8–16

Page 30: Artikel Tentang Bau

8—26 Kursus pengelolaan kualitas udara

Typical biofilter

SLA

Conditioning section Biofilter section

Cleangaz

to atm.

LIT #1BED #1

LIT #2BED #2

Gambar 8.7

Skema biofilter tipikal untukpengendalian jika sumber industri

berbau.

solusi yang lebih efektif untuk diterapkan dalam aplikasipraktek meskipun muatan alirannya rendah. Sistem filterbioscrubber dan biotrickling keduanya berguna pada skalalaboratorium untuk kegunaan alat-alat eksperimental.

Biofilter—Filter dibungkus dengan media organik yaituorganisme mikrobiologis residen. Sistem ini memerlukanprakondisi limbah gas untuk meningkatkan kandungancairan. Dalam sejumlah aplikasi, pengasaman dari mediafilter tersebut bisa naik dengan digunakannya filter dansehingga menurunkan kinerja. Kinerja filter bisa puladipengaruhi oleh fluktuasi dalam konsentrasi kimia dalamaliran gas. Lebih lanajut, kesulitan mungkin dialami dalammenghadapi patogen yang dibangkitkan dalam filter biologis.

Filter biotrickling—filter dibungkus dengan media an-organik yang membutuhkan inokulasi dengan mikro-organisme eksternal selama penghidupan filter biotricklingtersebut. Sistem ini bisa menghindari masalah terlahirnyapatogen-patogen dari bahan pembusuk tersebut di atas danmenurunkan biaya modal dari sistem biofilter ini. Peny-umbatan filter ditemukan sebagai kelemahan besar bagiteknik filter biotrickling. Tingkat kinerja yang tinggi selamaperjalanan waktu telah dapat dicapai. Percobaan-percobaanlaboratorium dengan mempergunakan sistem filter bio-trickling ini telah menunjukkan bahwa teknik tersebutmenjanjikan dan menawarkan prospek-prospek nyatadengan pengembangan lebih lanjut.

Bioscrubber—persiapannya hampir sama dengan filterbiotrickling tetapi biodegradasi bahan kimia berbau terjadidalam tangki terpisah yang terletak setelah media filter.

OHP 8–17

Page 31: Artikel Tentang Bau

8—27Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

Sistem ini telah berhasil memperbaiki tingkat kecepatantransfer massa polutan cair, sementara tingkat kecepatantetesan yang tinggi dapat diterapkan guna mengurangikemungkinan obstruksi. Namun, efisiensi dari sistem inimasih membutuhkan pengembangan substansial lebih lanjut.

Modifikasi bauModifikasi bau meliputi penambahan senyawa bau agarsupaya mengubah intensitas bau atau mengubah sifat baumenjadi sesuatu yang kurang ditolak. Unsur samaran inimengubah sifat bau, namun menaikkan intensitas bau yangada secara keseluruhan.

PenyebaranDilusi emisi-emisi bau dengan udara atmosfer adalah suatumetode pengendalian bau yang mungkin bisa berhasil dilaksana-kan di bawah persyaratan khusus dari lembaga meteorologidan topografi. Penciptaan model dapat memberikan informasiyang berkaitan dengan kemungkinan efektifnya teknik ini.

Hidung manusia mampu mendeteksi bau gas berbau yangberlangsung sesingkat satu atau dua detik. Untuk jangkawaktu yang sangat singkat tersebut konsentrasi gas dalamsebuah bulu yang menyebar bisa naik hingga sepuluh kalilebih tinggi daripada nilai desain rata-rata masa tiga menit.Penyebaran emisi-emisi bau via sebuah cerobong asap tidakdirekomendasikan kecuali jika sumber emisi tersebut di-kuantifikasi secara layak oleh sebuah pengujian panel bau.

Hasil-hasil sebuah pengujian panel bau perlu memberikanjumlah dilusi (unit bau) yang dibutuhkan untuk menyebar-kan sumber bau hingga tingkat di bawah ambang konsentrasibau bagi 50 persen panel bau (disingkat sebagai TOC50%).Biasanya tidaklah praktis untuk menyebarkan lebih daripada200 unit bau per meter kubik per detik dari aliran pipa buangtanpa cerobong yang didesain secara benar. LaboratoriumWarren Spring di Inggris menyarankan teknik berikut untukmenaksir tingginya cerobong asap yang tidak benar hu.

hu = (0. 1 DQ).di mana D adalah jumlah dilusi atau unit bau yang di-butuhkan untuk menyebarkan sumber emisi ke TOC50%dan Q adalah laju aliran volumetrik dalam m/s pada OoCdan 760 mm Hg.

Lambang yang ekuivalen adalah:hu = (0. 1 Mo/TOC50%)0.5

OHP 8–18

Page 32: Artikel Tentang Bau

8—28 Kursus pengelolaan kualitas udara

di mana Mo adalah laju emisi massa dari gas berbau dalamg/s dan TOC50% memiliki unit g/m3.

EPA atau badan-badan yang ekuivalen di seluruh dunia telahmemanfaatkan ciptaan model komputer untuk menetapkanukuran cerobong bagi keperluan situasi khusus seperti emisibau. Lebih dari 30 model komputer telah tersedia, termasukyang ada dalam paket US EPA ‘UNAMAP’ versi 5 dan modelAUSPLUME, yang telah dikembangkan di Australia. Semuamodel ini membutuhkan informasi meteorologi dan bantuantenaga ahli.

Page 33: Artikel Tentang Bau

8—29Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

5. MODEL BAU SEBAGAI ALATPENGATUR

Polutan udara berbau sering dianggap penting utamanyakarena nilai gangguan mereka dan jumlah keluhan yangmereka timbulkan. Hanya beberapa kasus efek gangguankesehatan yang didokumentasikan berdasarkan persyaratanfisiologis yang terukur. Namun, bau yang dideteksi dari prosesbiologis bisa menunjukkan pencemaran udara oleh patogen.Banyak senyawa di bawah tingkat deteksi bau kini dianggapberbahaya berkat hasil studi penilaian risiko (misalnya bensena).

Model-model penyebaran bau bisa dipergunakan untukmemprediksi konsentrasi bau yang akan dihasilkan dari sumberpencemaran bau, terhadap setiap kondisi meteoroligis tertentu,setiap lokasi, setiap waktu. Model tersebut menirukan prosespenyebaran bau dan menyediakan terciptanya suatu hubunganantara bau yang ditimbulkan pada suatu sumber dan konsentrasibau dalam udara yang dialami oleh penerima. Mengenaipolutan-polutan udara lainnya, konsentrasi bau bisa dibuatmodel dengan mempergunakan model-model penyebaranyang telah ada seperti misalnya Ausplume dan ISC3.

Model-model penyaringan, seperti Screen, hanya dapatdipergunakan untuk keperluan sumber tunggal dengandata meteorologis yang disederhanakan.

Model-model pengatur, seperti ISC3 dan Ausplume, diper-gunakan luas untuk keperluan perizinan polutan lainnya;

Model-model fisik khusus, seperti Inpuff, Auspuff, meng-hendaki tingkat masukan data meteorologis yang sangattinggi dan informasi lokasi serta dibutuhkan sumber-sumber daya yang besar untuk melakukan kalkulasi pem-buatan model penyebaran.

Ada beberapa kerugian atas penggunaan model-model pengatur.Keluaran model tersebut mungkin tidak menyajikan keadaansesungguhnya atau menjelaskan tingkat konsentrasi bau padawaktu keluhan bau diteirma, tetapi lebih merupakan angka-angka artifisial yang:

dapat dibandingkan dengan situasi sejenis lainnya atau

dapat dikonfirmasikan dengan standar dampak bau

Teknik semacam itu membatasi tanpa selengkap data meteorolgisyang relevan dan ekstensif.

Keluaran tipikal dari suatu model yang diterapkan terhadapprediksi bau disajikan dalam Gambar 8.8.

Page 34: Artikel Tentang Bau

8—30 Kursus pengelolaan kualitas udara

Gambar 8.8

Keluaran model tipikal dari model“ausplum” menunjukkan kontur

bau yang diprediksi untukpenentuan panel bau. Penilaian

bau tersebut kemudiandimasukkan ke dalam sebuah

model Pengatur yang menghitungpenurunan kekuatan bau

berdasarkan data dari cuaca yangberlaku (utamanya kecepatan dan

arah angin).

OHP 8–19

Page 35: Artikel Tentang Bau

8—31Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

6. SENYAWA DAN SUMBERBAU

Sejumlah sektor industri membuka kemungkinan terhadapproduksi yang tidak pada tempatnya disebabkan oleh sifatpengoperasian mereka. Beberapa dari hal tersebut dibahasdalam bagian ini.

Industri bubur kertas (pulp) dankertas

Uraian dan praktek industriBubur kertas dan kertas dibuat dari bermacam-macam bahanyang mengandung serat, biasanya dari kayu, kertas daur ulangdan residu pertanian. Di negara-negara berkembang, kira-kira60% dari serat selulosa berasal dari bahan mentah non-kayuseperti ampas tebu, jerami gandum, bambu, buluh, rumputesparto, goni, rami dan sisal (serat nanas).

Langkah-langkah utama pembuatan bubur kertas dan kertasadalah:

Persiapan bahan mentah;

pembuatan bubur kertas;

pemutihan bubur kertas; dan

pembuatan kertas.

Pabrik bubur kertas dan pabrik kertas dapat dibangun secaraterpisah atau sebagai operasi-operasi terpadu. Bubur kertasyang dibuat digunakan sebagai sumber selulosa untuk seratsintetis atau untuk diubah menjadi kertas atau kertas karton.

Pembuatan bubur kertas (pulp) dimulai dengan persiapanbahan baku yang meliputi pengelupasan kulit pohon (dalamhal pohon digunakan sebagai bahan mentah), pemotongandan proses-proses lain seperti pemisahan inti (misalnya, dalamhal ampas tebu digunakan sebagai bahan baku)

Bubur kertas selulosa dibuat dari bahan baku yang meng-gunakan cara-cara mekanik atau kimia dan mekanik. Pem-buatan bubur kertas untuk dijadikan kertas dan kertas kartonmempergunakan metode-metode mekanik, kimia-mekanikdan metode kimia.

Pembuatan bubur kertas secara mekanik memperguna-kan metode abrasi cakram atau bilet;

proses kimia-mekanik melibatkan abrasi mekanik;

OHP 8–20

Page 36: Artikel Tentang Bau

8—32 Kursus pengelolaan kualitas udara

Washed pulpTO BLEACH PLANTOR PAPER MILL

Brownstock washers

COOKINGLIQUOR

ChipsCondenser Vent gases

Blow gases

Condensate

Hotwell

FoulCondensate To stack

PULPPULP MILL VENT GASES

LIQUOREvaporator

gases

Flue gas

VENTGASES

LIQUOR

WHITE LIQUORTO DIGESTERClarifier

CausticizerSlaker

Lime kilnLimesludge

Venturiscrubber

Vent gases Heavyblackliquor

Combustion airChar bed

Green liquor

makeupsaltcake

Mix tank

Dust recycle NDCERecoverypurnace

ESP

Weak liquor

Screens

Dige

ster

Blow

tan

k Cond

ense

rEv

apor

ator

Conc

entr

ucto

r

lime Smelt dissolving tank

Water

Smelt

Dryngzone

pengoperasian mekanik termal dan penggunaan bahankimia; dan

bubur kertas secara kimia dibuat dengan cara memasak(menghancurkan) bahan mentah dengan menggunakanproses Kraft (sulfat) dan sulfit.

Proses Kraft menghasilkan berbagai macam bubur kertasyang utamanya digunakan untuk kertas kemasan dan kertasberkekuatan tinggi. Skema proses Kraft diperlihatkan dalamGambar 8.9 di bawah. Bubur kertas juga disebut bahan coklat(brownstock), dicuci dengan air guna menghilangkan cairanmasakan (hitam) guna bahan kimia. Bubur kertas juga bisadibuat dari kertas daur ulang yang sudah dibuang tintanya.

Pemutihan seringkali mengikuti pembuatan bubur kertas .Tujuan utama pemutihan adalah untuk memisahkan lignindari selulosa. Lignin menyebabkan kertas menjadi lemah,kurang terang dan umurnya lebih singkat. Unsur pemutihyang paling sering digunakan untuk bubur kertas mekanikadalah peroksida dan hidrosulfit. Pada pemutihan buburkertas kimia, digunakan khlorin, kalsium atau sodium hipo-khlorit dan khlorin dioksida. Penggunaan khlorin berakibat

Gambar 8.9

Proses manufaktur bubur kertasKraft.

OHP 8–21

Page 37: Artikel Tentang Bau

8—33Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

pada organik-organik yang mengandung khlorin, sepertidioksin, di dalam aliran air. Alkali (utamanya kaustik soda),kadang-kadang dikombinasikan dengan oksigen, dipergunakanuntuk menghilangkan bahan-bahan khlorin. Oksigen pra-pemutihan menghilangkan lignin dari selulosa tetapi oksigentersebut menyerang selulosa sehingga mengakibatkan ber-kurangnya hasil serat. Substitusi khlorin dengan khlorindioksida, dalam sejumlah kasus kombinasi dengan peroksida(seperti peroksida hidrogen), dapat menghilangkan penggunaanunsur khlorin. Enzim (seperti silanas bebas selulose) jugadipergunakan sebagai substitusi bagi agen-agen pemutihberintikan khlorin. Penghilangan air dari bubur kertas diawalisetelah memasak dan meneruskan melalui tahapan-tahapanselanjutnya. Di pabrik yang memproduksi bubur kertas untukkemudian dikirim dengan kapal laut, pembuangan air di-lakukan setelah proses pemutihan.

Kertas dan kertas karton dibuat dari bubur kertas melaluipengendapan serat dan filler dari suspensi cairan pada alatpembentuk yang bergerak yang juga berlaku menghilangkanair dari bubur kertas. Air yang tinggal di dalam jaring basahdihilangkan dengan menekan dan akhirnya dengan caramengeringkan, terhadap serangkaian silinder berongga yangdipanasi (misalnya rol kalendar). Bahan kimia aditif ditambah-kan demi memberikan unsur tertentu pada kertas, sementarapigmen bisa dibubuhkan untuk memberi warna.

Sifat-sifat limbahDampak lingkungan yang signifikan dari pembuatan buburkertas dan kertas dihasilkan oleh proses pembuatan buburkertas dan proses pemutihan. Dalam proses tersebut, senyawasulfur dipancarkan ke udara, sedangkan senyawa khlorin danorganik dibuang ke dalam air limbah.Emisi udara

Dalam proses pembuatan bubur kertas Kraft, emisi senyawasulfur yang direduksi total dan berbau sangat memuakkan,(TRS) termasuk metil merkaptan dan dimetil sulfida, di-timbulkan, secara tipikal pada laju kecepatan 0,05 kg/tonbubur kertas yang dikeringkan dengan udara. Sumber odoranutama adalah:

Dari cairan Kraft (penghancur);

tungku perbaikan Kraft;

tangki pelarut bau; dan

dapur kapur.

Page 38: Artikel Tentang Bau

8—34 Kursus pengelolaan kualitas udara

Laju kecepatan produksi tipikal lainnya adalah: hidrogensulfida 6,4 kg/ton, sulfur oksida 2,7 kg/t dan senyawa organikyang mudah menguap (VOC) dari oksidasi cairan hitam, 15kg/ton.

Dalam proses pembuatan bubur kertas sulfit, sulfur oksidadiproduksi pada laju kecepatan 31 kg/ton. Proses pembuatanbubur kertas lainnya seperti proses mekanik dan proses termo-mekanik secara signifikan menghasilkan kuantitas emisi udarayang lebih rendah.

Dalam pengoperasian pemutihan berintikan khlorin, elemenkhlorin dan khlorin dioksida dihasilkan pada laju kecepatan0,2 hingga 0,4 kg/ton.

Unit-unit pembangkit tenaga uap dan listrik yang menggunakanbatubara atau bahan bakar minyak menghasilkan emisi-emisiasap terbang, sulfur oksida dan nitrogen oksida. Pembakaranbatubara dapat memancarkan asap terbang pada laju kecepatan100 kg/ton ADP.

Limbah padatLimbah padat yang menjadi sumber keprihatinan termasuk diantaranya adalah lumpur pengolahan air limbah (50 sampai50kg/ton ADP). Selain itu adalah limbah kertas, yang dapatdidaur ulang dan kulit kayu, yang dapat dipergunakan sebagaibahan bakar.

Pencegahan dan pengendalian pencemaranIsu lingkungan yang paling signifikan adalah penggunaankhlorin dalam pemutihan serta pembuangan cairan hitam.Perkembangan industri yang telah terjadi menunjukkan bahwapemutihan bebas khlorin total dapat dilaksanakan bagi banyakproduk bubur kertas dan kertas tetapi tidak dapat mem-produksi kertas dengan mutu tertentu.

Program pencegahan pencemaran harus difokuskan padapengurangan dampak pembuangan air limbah dan padapengurangan emisi-emisi udara.

Perubahan proses bisa mencakup hal-hal berikut ini:Menggunakan proses pembuatan bubur kertas secaramekanik atau termo-mekanik bilamana layak dilakukan.

Mengurangi tuntutan persyaratan pemutihan denganrancangan dan pengoperasian proses. Mengambil tindakan-tindakan berikut ini untuk mengurangi emisi-emisi senyawakhlorin terhadap lingkungan:

Page 39: Artikel Tentang Bau

8—35Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

Mengurangi kandungan lignin dalam kandungan buburkertas sebelum pelaksanaan pemutihan dengan per-panjangan delignifikasi pada waktu proses masak ataupra-pemutihan dengan oksigen di bawah tekanantinggi atau dengan kombinasi dari kedua metodetersebut.

Mengoptimasikan pencucian bubur kertas sebelumpemutihan.

Menggunakan sistem pemutihan bebas khlorin totalatau bebas khlorin elemental bilamana layak untukdilakukan. Menggunakan oksigen, ozon, peroksida(hidrogen peroksida) atau enzim-enzim (silanase bebasselulosa) sebagai pengganti untuk sistem pemutihandengan basis khlorin.

Dalam hal diperlukan pemutihan dengan khlorin,kurangi muatan khlorin pada lignin dengan cara me-ngendalikan pH dan dengan memisah tambahan khlorin.

Pada batas minimum, dilakukan substitusi parsial darikhlorin oleh khlorin dioksida pada tahap khlorinasi.

Mengurangi emisi-emisi sulfur pada atmosfer dengantindakan-tindakan sebagai berikut:

Menggunakan masakan pengganti (menginjeksikancairan hitam dingin sebelum meniup bubur kertas dariunit penghancur) guna mengurangi emisi TRS.

Menggunakan oksidasi cairan hitam guna mengurangiemisi TRS dari tungku .

Teknologi pengolahanEmisi-emisi oksida sulfur digosok dengan sedikit larutanalkalin. Gas TRS diambil dengan menggunakan peralatanheader, kap dan ventilasi. Kondensat dari penguapan cairanhitam dilepaskan dari TRS dan diinsinerasi di dalam sebuahdapur kapur atau unit pembakaran lainnya. Presipitatorelektrostatis digunakan untuk mengendalikan pelepasanbahan partikulat ke atmosfer. Secara normal alat-alat pem-bakaran dioperasikan pada suhu di atas 1.100°C.

Langkah-langkah pengolahan limbah padat termasuk diantaranya adalah penghilangan air dan pembakaran di dalaminsinerator, bark boiler atau utility boiler bersama-sama denganbahan bakar fosil.

Page 40: Artikel Tentang Bau

8—36 Kursus pengelolaan kualitas udara

retemaraP mumiskamialiN

talukitrapnahaB ³mN/gm05

adiflusnegordiH ³mN/gm51

adiskoidrufluS ³mN/gm008

rufluslatoT

tifluskirbaP PDAnot/gk0.2

aynnialnadtfarK PDAnot/gk5.1

nirolhK )PDAnot/gk2.0(mpp02

adiskonegortiN

sagrakabnahaB J/gm68

riacrakabnahaB J/gm031

tadaprakabnahaB J/gn062

COV )PDAnot/gk51(³mN/gm02

Limbah padatLimbah padat harus dimasukkan ke dalam alat pembakaranatau dibuang dengan cara sedemikian rupa agar menghindaritimbulnya bau dan pelepasan organik beracun terhadaplingkungannya.

Persyaratan emisi yang diberikan di sini dapat dicapai secarakonsisten dengan sistem pengendalian pencemaran yangdirancang dengan baik, dioperasikan dengan baik dan di-pelihara dengan baik.

Pemrosesan daging dan prosespembuatan pupuk hewani

Industri, uraian dan praktekIndustri ini meliputi:

Penyembelihan hewan ternak dan unggas;

pemrosesan hewan sembelihan menjadi produk-produkdaging (diawetkan, dikalengkan dan sebagainya); dan

pembuatan pupuk dari sisa-sisa yang tidak dapat dimakandan dibuang dijadikan produk sampingan yang bergunaseperti lemak babi dan minyak.

Persyaratan emisi udaraEmisi udara dari pembuatan bubur kertas dan kertas harusmencapai tingkat yang disediakan dalam Tabel 8.8.

Tabel 8.8

Emisi udara dari pembuatanbubur kertas dan kertas.

OHP 8–23

OHP 8–22

Page 41: Artikel Tentang Bau

8—37Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

Raw Material receiving

Shop fat and bone

Crusher

Blowtank

Steam -25 -75 PSI

Cooker

Jacket condensate

Free run fat

Crudeanimal

fattank

Animal fatstorage

tank

Precoatleaf filter

Centrifuge

Solids toscrew press

Proteinmeal

storagehopper Screen

Grinder

Oversize

Pressedcracklings

Screw press

Screw press vent

Unpressedtankage

Percolatordrain pan

Screw press fat

Condenser

To sewer

Odorcontrolsystem

Non-condensable gases

Entrainment separator

Exhaus vapor

Dead stock carcasses

Screen

Sebuah proses yang berjangkauan luas digunakan. Suatuskema alat batch cooker tipikal dari proses pengolah pupukhewani disajikan dalam Gambar 8.10.

Sifat-sifat limbahPembuatan pupuk hewani adalah suatu proses yang menyebab-kan penguapan yang menghasilkan aliran kondensat denganbau yang busuk.

Industri daging, memiliki potensi untuk:Menimbulkan limbah padat dalam jumlah besar;

air limbah dengan BOD tipikal, tingkat 600mg/l (ini bisanaik hingga 8,000 mg/l) dan tingkat kepadatan ditangguh-kan 800mg/l dan yang lebih tinggi;

memiliki potensi untuk menghasilkan bau yang meng-ganggu;

menghasilkan limbah yang mungkin mengandung patogen,termasuk bakteri Salmonela dan Shigela, telur parasit dankista amuba;

Gambar 8.10

Skema dari batch cooker tipikal daripengolah pupuk hewani.

Page 42: Artikel Tentang Bau

8—38 Kursus pengelolaan kualitas udara

limbah dan produk samping yang mungkin mengandungsisa pestisida yang muncul dari perawatan hewan ataumakanannya; dan

tingkat khlorida bisa jadi sangat tinggi (hingga 77.000mg/l) yang terjadi karena proses pengawetan.

Jumlah dan kekuatan limbah dapat dikurangi dengan praktek-praktek yang baik seperti:

Mengeringkan pembuangan limbah padat; dan

menyediakan saringan pada saluran pengambilan air limbah

Pencegahan dan pengendalian pencemaranPemisahan produk dari limbah pada setiap tahapan adalahpenting guna meningkatkan produk dan mengurangi muatanlimbah. Bahan-bahan yang ditangani semuanya dapat mem-busuk, oleh karena itu, kebersihan adalah penting. Pengelolaanair harus mencapai kebersihan bebas limbah yang disyaratkan.

Tindakan pencegahan dalam pabrik seperti hal berikut inidapat dipergunakan untuk mengurangi gangguan bau dantimbulnya limbah padat dan cair dari proses produksi:

Memperbaiki dan memproses darah menjadi produk sampingyang berguna;

Memproses perut besar dan usus dan memanfaatkanlemak serta bagian-bagian yang perlu dibuang;

mengurangi konsumsi air dalam proses produksi,misalnya, menggunakan keran dengan mempergunakansumbat otomatis, penggunaan tekanan air tinggi danperbaikan tata letak proses.

menghilangkan transportasi (pemompaan) limbah (misalnya,usus dan bulu) guna mengurangi konsumsi air;

mengurangi muatan limbah cair dengan cara mencegahseluruh limbah padat dan semua cairan konsentrasi agartidak memasuki aliran limbah;

menutup saluran pengumpul di dalam wilayah produksidengan kisi-kisi guna mengurangi jumlah bahan padatyang masuk ke dalam air limbah;

memisahkan air pendingin dari proses dan air limbah danmengedarkan ulang air pendingin;

melakukan pembersihan kering pendahuluan terhadapperalatan dan wilayah produksi sebelum melakukan pem-bersihan basah;

Page 43: Artikel Tentang Bau

8—39Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

adifluslitemid,natpakremlitemuabliforP

iagabes()HS3HC(natpakremliteM:)laggnutnarodo

iagabes(S2)3HC(adifluslitemiD:)laggnutnarodo

84=relukelomtoboB 26=relukelomtoboB

rebmusisimemaladisketedgnabmA.mpp5000.0=irtsudni

.mpp038=paugnemhadumtafiS

isimepadahretnalanegnepgnabmA.mpp100.0=irtsudnirebmus

rebmusisimemaladisketedgnabmA.mpp100,0=irtsudni

nagnednaktiakidnatpakremlitemuaB.kusubsibuk

isimemaladnalanegnepgnabmAmpp100.0=irtsudnirebmus

=natpakremlitemiraduabradnatS-PEK-NEMPEKturunemmpp20,0

.6991/11/HLNEM/05

naktiakidS2)3HC(adifluslitemiD.kusubsibuknagned

S2)3HC(adifluslitemidiraduabradnatS-PEKNEMPEKturunemmpp10.0=

.6991/11/HLNEM/05

melengkapi jalan keluar saluran air limbah dengan saringandan perangkap lemak, guna memperbaiki dan mengurangikonsentrasi bahan kasar dan lemak di dalam aliran airlimbah gabungan;

mengoptimasikan penggunaan deterjen pembersih dandisinfektan di dalam air pencuci;

memindahkan pupuk kandang dari halaman penyimpananstok dan dari pemrosesan usus dalam bentuk padat;

membuang rambut dan tulang ke unit pengolah pupukhewani; dan

mengisolasi dan memberi ventilasi semua sumber emisi bau.

Pengurangan bau adalah isu pencemaran udara yang ter-penting pada pabrik pengolah pupuk hewani dan dapat dicapaidengan:

Mengurangi stok bahan baku dan menyimpannya didalam tempat yang dingin, berventilasi baik yang tertutup;

melaksanakan pasteurisasi bahan baku sebelum pemrosesanguna menghentikan proses biologis yang menimbulkan bau;

memasang semua peralatan di dalam ruang tertutup danmengoperasikannya dengan vakum parsial atau total; dan

menjaga agar seluruh wilayah kerja dan penyimpanandalam keadaan bersih.

Tabel yang berikut memberikan profil bau sulfida-sulfida.

OHP 8–24

Page 44: Artikel Tentang Bau

8—40 Kursus pengelolaan kualitas udara

Teknologi pengolahanAir limbah cocok untuk pengolahan biologis dan (kecualiuntuk air limbah bekas pengolahan pupuk hewani yang sangatberbau) dapat dibuang ke dalam sistem saluran pembuanganair limbah milik kotapraja bila ada kapasitas untuk itu atausebaliknya bila diolah dan dilepaskan ke lingkungan setelahmencapai standar pembuangan yang layak.

Persyaratan emisi udaraPengendalian bau harus dilaksanakan, bila perlu, guna me-ngurangi dampak bau kepada penghuni di dekatnya.

Pabrik pupuk nitrogen

Deskripsi industri dan praktekReviu ini merujuk pada produksi amonia, urea, amoniumsulfat, amonium nitrat (AN), kalsium amonium nitrat (CAN)dan amonium sulfat nitrat (ASN). Pembuatan asam nitrikdigunakan untuk memproduksi pupuk nitrogen secara tipikalpada lokasi dan oleh karena itu diadakan pembahasan.

AmoniaStok bahan untuk amonia diperoleh dari nitrogen dalamudara dan sumber hidrokarbon. Gas alam adalah yang palinglazim dipergunakan sebagai stok bahan hidrokarbon untukpabrik baru namun, stok bahan lainnya yang telah diperguna-kan meliputi naphtha, minyak dan arang gas.

Skema pabrik amonia tipikal disajikan dalam Gambar 8.11.

Produksi amonia dari gas alam meliputi proses-proses sebagaiberikut:

Desulfurisasi stok bahan;

reform primer dan sekunder;

konversi shif karbon monooksida dan pengeluaran karbondioksida (yang dapat dipergunakan untuk pembuatanpupuk urea);

metanasi; dan

sintesis amonia.

Katalisator yang dipergunakan dalam proses bisa meliputi:kobalt, molibdenum, nikel, oksida besi/oksida khrom, oksidatembaga/oksida seng dan besi.

Page 45: Artikel Tentang Bau

8—41Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

Natural gas Desulfurizer Hydrotreater ZnO guard chamber

Primary reformer Secondaryreformer

High temperatureshift converter

CO2 absorber

Process condensateLean

Bendfieldsolution

RichBendfieldsolution

StripperTo urea plant

To urea plant

To urea plant

NH3 (cair)

Purification andrefrigeration

Methanator Compressionsystem

Ammoniaseparator

NH3 gas

Vapour Air

To off site

NH3 (-33°C)

NH3 (30°C)

CO2

UreaPupuk urea diproduksi dengan cara mereaksikan amonia cairdengan karbon dioksida.

Langkah-langkah proses ini meliputi:Sintesis larutan di mana amonia dan karbon dioksidabereaksi guna membentuk amonium karbonat yang di-dehidrasi untuk membentuk urea;

konsentrasi larutan (dengan: vakum, kristalisasi atauevaporasi untuk menghasilkan pencairan);

pembentukan bahan padat dengan prilling atau granulasi;

pendinginan bahan padat dan penyaringan;

pelapisan bahan padat; dan

pengantongan dan/atau pengisian bahan curah.

Skema pabrik pupuk urea disajikan dalam Gambar 8.12.

Karbon dioksida untuk pembuatan pupuk urea biasanyaberasal dari pabrik amonia.

Gambar 8.11

Diagram aliran skematik dari prosesmanufaktur amonia.

OHP 8–25

Page 46: Artikel Tentang Bau

8—42 Kursus pengelolaan kualitas udara

Syntheticsection

Decompositionsection

Granulationsection

Recoverysection

Fertiliserparticulates

NH3CO2

Ammonia (NH3) gas

AmmoniumCarbamatsolution

Motherliquor

Amonium, sulfat (as)AS diproduksi sebagai:

produk samping kaprolaktam dari industri petrokimia

sebagai produk samping kokas; dan

secara sintetis dari reaksi amonia dengan asam sulfur.

Hanya produksi sintetis yang dibahas di sini.

Reaksi antara amonia dan asam sulfur menghasilkan suatularutan AS yang secara kontinyu disirkulasikan melalui sebuahevaporator untuk mengentalkan dan menghasilkan kristalamonium sulfat. Kristal tersebut dipisahkan dari cairan yangada di dalam centrifugal dan setelah itu cairan tersebut di-kembalikan ke dalam evaporator. Kristalnya dimasukkan kepengering dengan dasar basah atau pengering drum putar dandisaring sebelum pengantongan dan/atau dimuat secara curah.

Amonium nitrat (an), kalsium amonium nitrat (kan),amonium sulfat nitrat (asn)AN diproduksi dengan cara menetralkan asam nitrik denganamonia tanpa air. 83% hasil larutan AN dapat dijual apaadanya, pada umumnya dicampur dengan urea atau bisa lebihjauh dikonsentrasikan menjadi 95–99,5% larutan (mencair)dan diubah menjadi prill atau butiran. Langkah-langkahpembuatannya meliputi:

Pembentukan larutan;

konsentrasi larutan;

pembentukan bahan padat;

penyelesaian akhir bahan padat;

penyaringan;

Gambar 8.12

Skema diagram aliran dari prosespembuatan pupuk urea.

OHP 8–27

OHP 8–26

Page 47: Artikel Tentang Bau

8—43Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

pelapisan; dan

pengantongan dan/atau pengapalan secara curah.

Langkah-langkah pemrosesan bergantung pada produk akhiryang diinginkan. CAN dibuat dengan cara menambahkandolomit ke dalam pencairan AN sebelum menjadi prill ataubutiran, sementara ASN dibuat dengan cara membuat larutanAN dan AS menjadi butiran.

Asam nitrikTahap-tahap produksi pembuatan asam nitrik meliputi:

Penguapan amonia diikuti dengan pencampuran denganudara dan pembakaran campuran tersebut dilakukan padasebuah katalisator platina/rodium;

pendinginan nitrik oksida (NO) yang dihasilkan danmengoksidasikannya menjadi nitrogen dioksida (NO2)dengan oksigen residu; dan

penyerapan (NO2) di dalam air dalam kolom absorpsiguna memproduksi asam nitrik (HNO3).

Sifat-sifat limbahEmisi-emisi udaraEmisi dari pabrik amonia terhadap atmosfer meliputi:

Oksida sulfur, nitrogen dan karbon;

Hidrogen sulfida;

Senyawa organik mudah menguap;

Partikulat;

Metan;

Hidrogen sianida; dan

Amonia.

Polutan-polutan berikut dipancarkan dari:pemindahan pembuatan gas;

Regenerasi alas desulfurisasi;

pembakaran bahan bakar di reformer primer;

regenerasi larutan scrubbing karbon dioksida; dan

kondensasi proses pembuangan uap.

Pabrik gasifikasi bahan bakar minyak dapat menimbulkanhidrogen sianida.

Page 48: Artikel Tentang Bau

8—44 Kursus pengelolaan kualitas udara

)3HN(uabliforpainomA

sagnarodotafis-tafiS

anrawrebkaT

71=lukelemtoboB

mpp71=irtsudnirebmusisimeiradisketedgnabmA

mpp73=irtsudniisimeiradnalanegnepgnabmA

-PEK:NEMPEKturunemmpp0,2=aisenodnIidainomAuabradnatS6991/11/HLNEM/05

gnicnekriakusubuabnagnednaktiakidainomauaB

adapnaitamekiapmas,hirepnadsadephaladaaisunampadahretkefEiggnitisartnesnok

Gas cerobong dari reformer primer dapat memiliki konsentrasiNOx dari 200–450 mg/m3, konsentrasi sulfur dioksida (SO2)dari 0,1 hingga 2 mg dan konsentrasi karbon monoksida(CO) dari <10 mg/m3. Konsentrasi SO2 tersebut akan secarasignifikan lebih tinggi jika bahan bakar selain gas alam diper-gunakan.

Di pabrik pupuk urea, bahan partikulat dan amonia adalahemisi yang memprihatinkan.

Partikulat merupakan polutan udara utama yang dipancarkandari pabrik amonium sulfat. Sebagian besar ditemukan dalambuangan gas pengemudi. Pembuangan partikulat yang tidakterkontrol bisa jadi kurang lebih 23 kg/t dari pengering putardan 109 kg/t dari pengering dengan dasar basah.

Tangki penyimpanan amonium bisa melepaskan amonia.Selain itu, mungkin terjadi kehilangan fugitif amonia dariperalatan proses.

Limbah padatLimbah padat utamanya katalisator yang dikeluarkan, berasaldalam produksi amonia dan dalam pabrik asam nitrik. Secaranormal, lain-lain limbah padat tidak menciptakan gangguanlingkungan.

Pencegahan dan pengendalian pencemaranDi dalam pabrik amonia:

Bila mungkin, gas alam harus bertindak sebagai stokbahan untuk pabrik amonia demi mengurangi emisi udara– ini merupakan pilihan pencegahan pencemaran pentingdalam produksi amonia;

Page 49: Artikel Tentang Bau

8—45Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

retemaraP mumiskamialiN

ainomA ³mN/gm53

negortinadiskO ³mN/gm053

talukitraP ³mN/gm05

mengarahkan gas hidgrogen sianida (HCN) ke dalam unitpabrik gasifikasi bahan bakar minyak ke unit pembakaranuntuk mencegah agar tak terlepas;

menggunakan gas pembersih dari proses sintesis untukmenyalakan reformer dan membuang kondensat untukmengurangi amonia dan metanol;

menggunakan proses penghilangan CO2 yang tidak me-lepaskan toksik ke dalam lingkungan; dan

prosedur-prosedur pengoperasian dan pemeliharaan yanglayak harus diikuti demi mengurangi pelepasan ke ling-kungan.

Teknologi pengolahanDalam produksi asam nitrik, absorbsi dan reduksi katalitikmerupakan cara yang lazim digunakan untuk kepentinganmengendalikan emisi-emisi nitrogen oksida. Efisiensi absorpsidapat dinaikkan dengan meningkatkan jumlah baki, meng-operasikan menara pada tekanan yang lebih tinggi atau men-dinginkan cairan asam lemah di dalam absorber.

Di pabrik pupuk urea, wet scrubber digunakan untuk me-ngendalikan emisi fugitif dari prilling tower, filter kain diper-gunakan untuk mengendalikan emisi debu dari pengoperasiankantong. Alat-alat ini merupakan bagian tak terpisahkan daripengoperasiannya. Dalam unit pengolah amonium sulfat, wetscrubber merupakan cara yang disukai untuk keperluan me-ngendalikan emisi partikulat dan asam dari pengering.

Persyaratan emisi udaraEmisi udara dari unit pengolah pupuk nitrogen harus mencapaitingkat dalam Tabel 8.9.

Tabel 8.9

Emisi udara unit pengolah pupuknitrogen.

Page 50: Artikel Tentang Bau

8—46 Kursus pengelolaan kualitas udara

7. BACAAN TAMBAHAN

Air and Waste Management Association International Conferenceon Odours: indoor and environmental air, September13-15,1995 at Bloomington, Minnesota, USA.

Air & Waste Management Association 1997. Papers preparedfor presentation at the AWMA 90’h Annual Meeting & Ex-hibition from June 8-13, 1997 in Toronto, Canada, AWMA,Pittsburgh, PA, USA.

Buoncore Anthony J. and WT Davis 1992 (Eds). Air PollutionEngineering Manual Air Pollution Engineering Manual. NostrandRienhold, pp 147-155.

Clean Air Society of Australia and New Zealand (CASANZ)1995. Odour special interest workshop, held Bond University,18 and 19 May 1995 Part A of 2 parts, Clean Air 29 4,November 1995, pp 26-39

Clean Air Society of Australia and New Zealand (CASANZ)1995. Odour special interest workshop, held Bond University,18 and 19 May 1995 Part B of 2 parts, Clean Air 30 1,February 1996, pp 29-45

Coghlan, Andy, Electronic nose detects the nasty sniffs, NewScientist (ISSN:02624079) v 141 p 20 February 5 1994

CEN (Committee European de Normalisation) 1995. Docu-ment 064/e, Draft European Standard, Odour concentrationmeasurement by dynamic olfactometry, English version, 97-05-29 12:01.

Court J 1995. Key considerations for odour laws and regulations,a contribution to the Odour special interest workshop, held atBond University, 18 and 19 May 1995 Part A of 2 parts,Clean Air 29 (4), November 1995, p35

Economopoulos, A.P. 1993 “Rapid Inventory Techniques inEnvironmental Pollution”. In Assessment of Sources of Air,Water and Land Pollution. Geneva. World Health Organisation.

Jiang John, and J Sands 1997. Odour Measurement forRegulatory, Purposes, Centre for Water and Waste Technology,University of NSW. 31pp.

Kirkpatrick, N. 1991.Environmental Issues in the Pulp andPaper Industries. Surrey, U.K. Pira International.

Macdonald, G. J. and Freeman, T. j., Odour management atMajor New Zealand Wastewater Plants, Proceeding of AWWA17th Federal Convention, Melbourne, 1997

Page 51: Artikel Tentang Bau

8—47Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

Ministry for Environment, New Zealand, Odourmanagement under resource management ACT June, 1995.

Misselbrook T H. P J Hobbs and K C Persaud 1997. Use ofan electronic nose to measure odour concentration followingapplication of cattle slurry to grassland, Journal of AgriculturalEngineering Research, 66, pp213-220.

Nagy, George Z. 1991. The Odour Impact Model, Journal ofthe Air & Waste Management Association; 41 p 13601362.

Nathan, Stuart, On the scent of something big (electronicnose), Chemistry and Industry (ISSN:00093068) nol5 p 587August 1 ‘94

Nicell JA 1994. Development of the odour impact model as aregulatory strategy, International Journal of Environment andPollution. 4 (1-2) ppl24-138

Sauchelli, Vincent. 1960. Chemistry and Technology ofFertilisers. New York: Reinhold Publishing Corporation.

Sittig, Marshall, 1979. Fertiliser Industry Processes, PollutionControl and Energy Conservation. Ney Jersey, Noyes DataCorporation.

United Nations Industrial Development Organisation (UNIDO).1991. Conference on Ecologically Sustainable IndustrialDevelopment. Case Study

No. 1, Pulp and Paper, Held in Copenhagen, Denmark inOctober 1991. United Nations

Industrial Development Organisation, Vienna, Austria.

UNIDO. 1978. Process Technologies for Nitrogen Fertilisers.New York: United Nations.

UNIDO. 1992. Draft Pulp and Paper Industrial PollutionGuidelines.

World Bank, Environment Department. 1995. IndustrialPollution Prevention and Abatement: Nitrogenous FertiliserPlants. Draft Technical Background Document.

World Bank, Environment Department. 1996. PollutionPrevention and Abatement: Pulp and Paper Mills. TechnicalBackground Document.

World Bank Environmental Department. 1996. PollutionPrevention and Abatement. Meat Processing and Rendering.Technical Background Document.

Page 52: Artikel Tentang Bau

8—48 Kursus pengelolaan kualitas udara

PROSEDUR PENILAIAN BAUDENGAN METODE OLFAKTO-METRI DINAMIK (VICTORIA,AUSTRALIA) NO. B2.

1. Cakupan dan aplikasi1.1Metode ini mengukur tingkat pembuangan bau dengan

mempergunakan olfaktometri dinamik, sebuah dilusi padateknik ambang batas. Batas pendeteksian bergantung padadesain peralatannya tetapi berkisar kira-kira 50 unit bau.

1.2Metode ini melibatkan perolehan sampel-sampel gas yangmewakili gas-gas yang dibuang. Masing-masing sampeldidilusikan secara dinamis di dalam laboratorium denganudara bebas bau dan disajikan ke sebuah panel yang terdiridari tiga pengamat yang sebelumnya disaring menurutketentuan Standar B1 Prosedur Analitis—PemilihanPanelis Bau EPA (Vic).

1.3Serangkaian jumlah dilusi versus persentase respon paneldibuat dengan kertas grafik probabilitas logaritma. Jumlahdilusi yang diperlukan untuk 50% respon panel adalahtingkat bau dari sampel.

2. Akurasi dan presisi2.1Dua tingkat bau yang diukur berbeda secara signifikan

pada tingkat keyakinan 95% jika (yang lebih besar - 61%dari yang lebih besar) lebih besar dari yang lebih kecil.

3. Definisi3.1Tingkat bau ditetapkan dengan rasio volume yang sedia-

nya diisi oleh sampel ketika didilusikan ke ambang baudengan volume sampel

3.2Tingkat baunya diekspresikan dalam satuan bau (ou) danadalah analogus dengan konsentrasi

3.3Ambang baunya adalah tingkat di mana respon panel 50%diperoleh

3.4Tingkat kecepatan emisi bau berarti hasil penghitunganlevel bau dari limbah yang harus dibuang dan tingkatkecepatan volume pembuangan (dalam m³ basah permenit dirujuk ke suhu 0°C dan tekanan 101,3 kilopaskal)dan dinyatakan dalam satuan volume bau/menit (ou/men).

Page 53: Artikel Tentang Bau

8—49Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

4. Peralatan dan reagen4.1Sonde dan filter harus terbuat dari baja tahan karat atau

PTFE yang cukup dipanasi untuk mencegah terjadinyakondensasi. Sebuah filter baja tahan karat ukuran pori 60mikron atau penyumbat wol kaca sudah cukup. Wol kacaharus dibuang setelah pemakaian sedangkan filternyaharus dibilas dengan air banyak-banyak dan dikeringkan.

4.2Kantong-kantong pengambilan sampel haruslah ber-kapasitas nominal 15 L. Kantong pengambilan sampelMylar dibungkus tempat yang kedap gas.

4.3Panjang pipa pengambilan sampel haruslah seminimummungkin, terbuat dari baja tahan karat atau PTFE danharus dipanasi hingga di atas titik embun dari gas di luarcerobong.

4.4Pompa harus bebas bocor, jenis diafragma atau ekuivalenuntuk mengevakuasi kontainer kedap gas.

4.5Meter gas kering—untuk mengukur volume sampel totalhingga dalam batas 2%

4.6Jika dibutuhkan tingkat kecepatan emisi bau maka di-perlukan peralatan yang cukup untuk memungkinkantingkat kecepatan aliran volume gas dapat ditetapkandengan menggunakan Metode 10780 ISO / DIS—VelositasGas dan Tingkat Kecepatan Aliran Volume.

4.7Sebuah sistem dilusi dinamik (Gambar A,1) harus termasuk:

4.7.1 Meter pengukur tingkat kecepatan aliran gas kaca,dapat mengukur hingga akurasi ±5%, aliran udara 50L/menit, untuk dilusi aliran udara. Alat ini harusdikalibrasi dengan meter gas yang telah dikalibrasi.

4.7.2 Empat buah meter pengukur tingkat kecepatanaliran gas kaca, mampu mengukur aliran sampel hinggaakurasi ±5%. Aliran-aliran secara nominal 0–10 ml/menit, 0–100 ml /menit, 0–1 L/menit dan 0–10 L/menit. Alat-alat ini harus dikalibrasi terhadap sebuahmeter pengukur buih sabun in-line atau meter pe-ngukur gas bila dianggap perlu.

4.7.3 Ruang pencampuran PTFE berisi bentukan-bentukan PTFE. Volume sebesar kira-kira 1,5 L cukupmemadai.

4.7.4 15 cm kaca atau corong PTFE menyajikan sampeldilusi ke panelis.

4.7.5 Semua sampel dan pipa udara dilusi harus dibuatdari PTFE.

Page 54: Artikel Tentang Bau

8—50 Kursus pengelolaan kualitas udara

4.7.6 Sebuah sumber udara diatur pada tekanan kira-kira 5kPa. Ini dilakukan untuk memberikan tekananudara pada tempat sampel.

4.8Panel bau (Gambar A.2 dan A.3) harus terdiri:

4.8.1 Alat untuk melindungi antara satu panelis denganyang lain

4.8.2 Alat bagi panelis untuk menunjukkan respon-respon mereka dari jauh kepada operator panel dengancara sedemikaian rupa sehingga panelis-panelis lainnyatidak dapat mempengaruhi satu sama lain

4.8.3 Tempat duduk yang nyaman bagi para panelis

4.9 Panel bau harus ditempatkan dalam sebuah ruangan yangdirancang sedemikian rupa sehingga:

(i) ventilasi mencegah terbentuknya bau di ruangan tersebut;

(ii) bahan-bahan bangunan harus bebas bau;

(iii) distraksi bagi para panelis (seperti bunyi, dsb) harusditekan jadi sekecil mungkin

4.10 Tiga panelis dipilih dengan menggunakan ketentuanStandar B1 Prosedur Analitis—Pemilihan Panelis Bau EPA(Vic). Para panelis tidak boleh makan atau merokok selamajam pelaksanaan analisis dan harus dipastikan bahwaorang-orang tersebut serta pakaian mereka bebas bau.Sebanyak mungkin mereka merupakan orang-orang yangbekerja di lingkungan bebas bau.

4.11 Diperlukan sumber udara kering, bebas bau.

5. Prosedur5.1Pengambilan sampel

5.1.1 Bidang pengambilan sampel cerobong harus dipilihsedemikian rupa sehingga kriteria dalam StandarAustralia: AS 4323.1—1995 Metode 1 PemilihanPosisi Pengambilan Sampel Emisi Sumber Stasionerterpenuhi.

5.1.2 Faktor dilusi (DF) yang dibutuhkan untuk men-cegah kondensasi ditentukan sebagai berikut:

DF = CsCa

Cs = Konsentrasi uap air dalam cerobong (%v/v)Cs = Konsentrasi dari uap air yang ada dalam udara jenuh pada

suhu ambien

Page 55: Artikel Tentang Bau

8—51Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

Jika DF > 6, 10 L udara kering bebas bau ditambahkan kedalam kantong sampel dan sebesar 2 L sampel diambil.

5.1.3 Isi kantong bau dengan 10 L atau menurut jumlahyang didasarkan pada hitungan, dengan udara dilusibebas bau

5.1.4 Pastikan agar sistem pengambilan sampel dalamkeadaan bebas bocor.

5.1.5 Tempatkan sonde dan filter ke dalam cerobongdengan jarak antara lubang masuk sebesar seperempatdiameter dalam cerobong I dari dinding cerobong.Pastikan agar udara tidak dapat masuk ke dalamcerobong melalui lubang-lubang pengambilan sampel.Biarkan sonde, filter dan pipa-pipa pengambilan sampelyang diperlukan memperoleh ekuilibrium panas dengangas-gas cerobong ini.

5.1.6 Kondisikan sonde, filter dan pipa pengambilansampel dengan menarik kira-kira 5 L gas cerobongmelewatinya.

5.1.7 Hubungkan kantong pengambilan sampel ke pipapengambilan sampel dan drum ke pompa dan metergas. Perhatikan bacaan meter gas dan waktu.

5.1.8 Ambil sampel volume gas cerobong yang dibutuh-kan. Tingkat kecepatan pengambilan sampel akanbergantung pada proses yang dilibatkan tetapi harusberada di antara 0,5 dan 2 L per menit.

5.1.9 Matikan pompa. Lepaskan hubungan drum dankantong. Tutup kantong dengan stopper kaca atauPTFE. Perhatikan bacaan meter gas dan waktu.

5.1.10 Ambil paling tidak satu sampel lagi.

Jika DF>6, maka volume udara bebas bau yang mula-mula dimasukkan ke dalam kantong harus disesuaikansehingga:

DF (dihitung) = (Volume udara dilusi + Volume sampel)volume sampel

Page 56: Artikel Tentang Bau

8—52 Kursus pengelolaan kualitas udara

:nagnapalataD:nagnaubmepkitiT

:.onuabgnotnaK

:laggnaT

:ialumutkaW:itnehreb

:)L(isulidaraduemuloV:)L(lawaretemnaacabmeP:)L(rihkaretemnaacabmeP

:)L(lepmasgbslibmaidgyemuloV:)C°(uhusrukugneP

5.1.12 Ukur tingkat kecepatan aliran volume gas bilaperlu (lihat 4.8)

5.2Analisis

5.2.1 Sampel-sampel harus dianalisis secepat bisa mungkinsetelah pengambilan

5.2.2 Operator panel bau harus memastikan bahwakonsentrasi odoran yang diterima oleh panelisadalah sedemikian rupa sehingga kemungkinanmengalami efek sakit sangat kecil.

Maksud dari olfaktometri dinamik adalah untukmenghadirkan panelis dengan sampel dilusi secaradinamik yang dekat ambang bau sehingga tidak mem-buat jenuh respon indera penciuman mereka dengankonsentrasi bau yang tinggi dan mungkin bahan-bahanberbahaya.

5.2.3 Bilas sistem dilusi dengan udara dilusi bebas bau

5.2.4 Persilakan para penalis bau duduk secara nyamandi tempat panel dan jelaskan teknik “mengendus”kepada mereka. Mereka harus “mengendus” udara yangdatang dari sebuah face piece dan udara ambien secarabergantian. Perlu dijelaskan bahwa, sambil mengendus,mereka harus menunjukkan kapan mereka mendeteksisesuatu bau dan berhenti untuk menunjukkan bahwamereka tidak lagi mendeteksi bau. Jelaskan bahwamereka tidak dapat mencium sesuatu sampel secaraterus menerus karena sampel akan diganti-ganti denganudara bebas bau.

5.2.5 Setel aliran udara dilusi ke 50 L per menit dancatat setelan meter pengukur tingkat kecepatan aliran

5.2.6 Beritahukan kepada panel untuk mulai “mengendus”

5.1.11 Lembar hasil:

Page 57: Artikel Tentang Bau

8—53Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

5.2.7 Jika ada di antara anggota panel yang merespon,periksa untuk memastikan bahwa udara dilusi tersebutadalah bebas bau. Katakan kepada panel bahwa udarayang mereka “endus” adalah bebas bau.

5.2.8 Perkenalkan sampel sampai semua panelis mem-berikan respon. Perhatikan setelan meter pengukuraliran gas dan hentikan aliran sampel. Tunggu sampaisemua panelis berhenti merespon. Ini memastikanbahwa para panelis mengenali bau tersebut dan mem-berikan kepada operator suatu petunjuk tentangperkiraan ambang bau.

5.2.9 Perkenalkan sampel pada tingkat dilusi acak kepadapara panelis, gantikan dengan aliran sampel nol, catatsetelan meter pengatur tingkat kecepatan aliran gassampel dan respon panel terhadap masing-masingsetelan. Untuk memperoleh poin-poin pada grafik,gunakan level-level aliran sampel agar supaya sepertigadan dua pertiga dari panelis dapat mendeteksi bautersebut.

5.2.10 Panel bau harus diberi waktu istirahat selamapaling sedikit lima menit antara setiap sampel.

5.2.11 Data panel bau:

Tanggal:Nama-nama panelis 1:

2:3:

Meter pengukur tingkat aliran udara dilusi:

6. Penghitungan dan pelaporan6.1Penghitungan

6.1.1 Dari kurva kalibrasi meter pengukur tingkatkecepatan aliran yang digunakan, hitung aliran padamasing-masing setelan.

6.1.2 Hitung jumlah total dilusi dari sampel (perhitungkandilusi awal) pada masing-masing setelan.

D = (Aliran volume sampel + Aliran volume udara dilusi) x DFAliran volume sampel

DF = 6 atau nilai yang dihitung.

6.1.3 Hitung persentase respon panel untuk masing-masing jumlah dilusi.

Page 58: Artikel Tentang Bau

8—54 Kursus pengelolaan kualitas udara

6.1.4 Grafik, pada kertas grafik probabilitas logaritma,persentase respon panel vs. jumlah dilusi

6.1.5 Tarik garis lurus yang paling cocok lewat titik-titikini.

6.1.6 Temukan jumlah dilusi untuk 50% respon daripanel. Ini adalah level bau sampel.

6.1.7 Titik-titik 0% dan 100% respon tidak dapatdipergunakan tetapi ambang batasnya harus berada diantara titik-titik ini.

6.1.8 Level bau dari pembuangan diberikan oleh rata-rata dua level bau yang diukur. Jika (lebih besar—61%dari yang lebih besar) lebih besar dari yang lebih kecil,maka pengujian harus diulang

6.2Pelaporan

6.2.1 Yang berikut ini harus dilaporkan:

Organisasi yang melaporkan

Nama perusahaan

Lokasi

Tanggal pengambilan sampel

Waktu pengambilan sampel

Titik Pembuangan, Jumlah

Limbah yang ditentukan

Lokasi bidang pengambilan sampel dalam kaitannyadengan gangguan-gangguan aliran hulu dan hilir terdekat.

Kondisi pengoperasian selama pengambilan sampel

Metode-metode pengujian yang dipergunakan

Referensi terhadap metode analitis

Diameter cerobong asap (m)

Luas cerobong (m2)

Jumlah titik pengambilan sampel

Jumlah determinasi

Durasi pengambilan sampel (menit)

Suhu gas cerobong rata-rata (°C)

Velositas gas cerobong rata-rata (m/detik)

Konsentrasi air (% volume/volume)

Page 59: Artikel Tentang Bau

8—55Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

Kecepatan aliran volume gas (m3/menit) dinyatakandg. 0°C, 101.3 kPA, basah

Konsentrasi bau (o.u), dinyatakan dengan 0°C, 101.3kPA, basah

Tingkat kecepatan emisi bau (o.u.v./menit)

Batas kedaluarsa Lisensi

Komentar-komentar: Setiap deviasi dari prosedurstandar dan setiap faktor yang mungkin telah mem-pengaruhi hasilnya.

6.2.2 Yang berikut harus ini diperhatikan:

(i) Volume dinyatakan dengan 0°C, 101.3kPA

(ii) Oleh karena tingkat bau diukur “basah” emisinyaakan diperoleh dengan mempergunakan kalkulasidengan tingkat kecepatan aliran gas cerobong basah.

7. Catatan7.1Masalah berkaitan dengan kontaminasi peralatan peng-

ambilan sampel / peralatan dilusi sering terjadi. PerpipaanPTFE yang berbau dapat dibersihkan dengan memanaskan-nya di dalam suatu oven hingga kira-kira 150°C sambilmenghembuskan udara bebas bau lewat rongganya. Sumberkontaminasi umum lainnya adalah karet ring “O”. Se-baiknya penggunaannya sedapat mungkin dihindari.

7.2Setelah pengujian selesai, peralatan panel bau harus dibilasdengan udara bebas bau.

7.3Sampel didilusi pada waktu pengambilan untuk mencegahkondensasi cairan dan untuk mempertahankan integritassampel.

7.4Peralatan pengambilan sampel tidak boleh dipergunakanuntuk prosedur pengujian yang lain.

8. Referensi8.1Beneforado D.M., Rotella W.S., Horton D.L, Develop-

ment of an Odour Panel for Evaluation of Odour ControlEquipment, J.A.P.C.A. 19(2), 101, (1969).

8.2Wahl J.P., Duffee R.A., Marrone W.A., Evaluation of odourMeasurement Techniques, Volume 1, Animal RenderingIndustry, US EPA 650/2-74-008-a Washington, Jan. 1974.

8.3Bedborough D.R., Trott P.E., The Sensory Measurementof Odours by Dynamic Dilution, Warren Springs Lab, 1979.

Page 60: Artikel Tentang Bau

8—56 Kursus pengelolaan kualitas udara

Regulator at 5 kPa

Plastic drumwith airtight lid

Mylar sample bag

Flowmeter toset air flow

PTFE mixingchamber

Odour-freeair supply

Large glassfunnels

All hoses PTFE unlessotherwise marked

Flowmeterbank to setsample flow

Gambar A.1

Odour testing dilution system(sistem penipisan pengujian bau).

Gambar A.2

Testing panel for odour testing(regu pengujian untuk pengujian

bau).

Page 61: Artikel Tentang Bau

8—57Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

6-volt bezel

9 x 1.5 volt dry cells

0n-offswitch

Circuitry inOperator’s box

Circuitry in eachpanel member’s box

6-voltbezel

push-on awitch

Gambar A.3

Odour testing indicating system(sistem indikasi untuk pengujian

bau).

Page 62: Artikel Tentang Bau

8—58 Kursus pengelolaan kualitas udara

LAMPIRAN B: TEKNIK-TEKNIKPENGUKURAN BAU DILAPANGAN

Penilaian bau adalah subyektif. Indera penciuman manusiadapat membedakan antara ribuan substansi bau yang berlainandan dapat mendeteksi banyak dari bau tersebut yang memilikikonsentrasi sangat rendah.

Pada umumnya gangguan bau ditentukan oleh faktor FIDO:Frekuensi, Intensitas, Durasi dan Gangguan (offensiveness) bau.Dalam kuantifikasi masalah gangguan bau, frekuensi merujukpada berapa kali terjadinya bau, intensitas merujuk padakekuatan bau, durasi merujuk pada berapa lama terjadinya baudan gangguan bau merujuk pada ketidaknyamanan atau sifatbau.

Pada umumnya, faktor-faktor FIDO hampir mustahil dipantauatau direkam.

Respon indera manusiaBesarnya respon indera manusia terhadap bau (intensitas bauyang dirasakan) menurun ketika konsentrasi odoran menurun.Namun hubungan antara intensitas bau dan konsentrasiodoran sama sekali tidak merupakan suatu proporsi langsung.

Sayangnya untuk tujuan pengendalian bau, pada waktu udaraberbau didilusikan dengan udara bebas-bau, bau yang dirasakanmenurun menjadi kurang tajam dibandingkan dengan konsen-trasinya, misalnya, pengurangan 10 fold pada konsentrasi amilbutirat dalam udara diperlukan untuk mengurangi separuhdari intensitas bau yang dirasakan.

Tidak semua odoran merespon dengan rasio yang sama, yanglain bisa berubah dengan lebih tajam. Intensitas bau yangdirasakan menurun dengan cepat selama masa pengeksposanyang terus-menerus, ini merupakan suatu fenomena “adaptasiterhadap bau” atau “letih bau”. Dalam peristilahan sederhanahal ini dijelaskan sebagai ujung-ujung saraf penciuman menjadiletih. Juga, fenomena ini mengungkapkan sendiri secaraberbeda, dalam situasi industri di mana para pekerja dihadap-kan pada sesuatu bau yang menjijikkan, menjadi terbiasadengan bau tersebut dan akhirnya menyadari bahwa meskipuntidak enak tetapi tidak mengganggu. Dalam beberapa contoh,ekspos berulang terhadap bau dapat membuat seseorangmenjadi lebih sensitif terhadap bau.

Page 63: Artikel Tentang Bau

8—59Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

Regulator at 5 kPa

Plastic drumwith airtight lid

Mylar sample bag

Flowmeter toset air flow

PTFE mixingchamber

Odour-freeair supply

Large glassfunnels

All hoses PTFE unlessotherwise marked

Flowmeterbank to setsample flow

Pengukuran bauTeknik pengukuran instrumental, secara umum tidak dapatditerima sebagai hal yang dapat diterapkan secara universaldan merupakan sesuatu hal yang sangat sulit untuk menetap-kan tingkat intensitas bau dengan teknik pendeteksian ini.

Metodologinya tidak sulit, yang diperlukan hanyalah sampeludara dalam jumlah yang cukup besar dimasukkan ke dalamkantong sampel yang tak bereaksi kimiawi untuk kemudiandikirimkan ke laboratorium dengan khromatograf gas ionisasinyala api atau instrumen analisis sejenis. Prosedur pengambilansampel gas yang berbau dan menyerahkan mereka kepadapanelis bau (olfaktometri dinamik) telah disajikan dalamLampiran A di atas.

Namun demikian, seringkali hidung manusia tetap dapatmendeteksi bau pada konsentrasi jauh di bawah batas deteksibanyak instrumen. Adalah juga merupakan suatu hal yangpenting untuk diingat bahwa bau adalah rasa dan akhirnyaharus dinilai dengan cara mengukur respon manusia terhadapmereka.

Gambar B.1

Peralatan penipisan untukpengujian bau.

Page 64: Artikel Tentang Bau

8—60 Kursus pengelolaan kualitas udara

Secara alternatif sampel udara dapat disodorkan kepada sebuahpanel bau yang terdiri dari personil terpilih dengan inderapenciuman yang kuat. Biasanya sampel udara didilusikanbeberapa kali dengan udara bebas bau dan didistribusikankepada anggota panel melalui sebuah manipol yang secaraperlahan-lahan diturunkan laju kecepatan dilusinya sampaisebagian besar panel dapat mencium bau tertentu. Teknik inisecara diagram disajikan pada Gambar B.1.

Oleh karena itu panel bau dapat digunakan untuk menentukanseberapa besar jumlah dilusi emisi bau yang diperlukan padasumber guna memastikan agar mayoritas populasi tidakmenemukan intensitas bau yang cukup untuk menyebabkangangguan. Dilusi atau penyebaran dari sumbernya dapatdiperoleh dengan mengeluarkan bau dari sebuah cerobongasap yang tinggi atau mendilusikan bau dengan volume udarayang besar melalui ventilasi mekanik.

Dalam praktek, gangguan bau dinilai secara subyektif olehorang perseorangan dan jika menurut pendapatnya, intensitasbau tersebut mengganggu, dalam banyak kasus tindakan akanberupa mengurangi gangguan. Pengawas yang harus menentu-kan apakah penghuninya sendiri yang bertanggungjawabterhadap bau yang tidak layak itu atau apakah ada sumber-sumber lain yang ikut menyebabkan terciptanya bau tersebut.

Observasi lapangan—penggunaan log bauMenyimpan log mengenai timbulnya bau di lapangan me-ngandung beberapa keuntungan:

Membantu mengembangkan kepercayaan terhadap inderapenciuman seseorang; dan

membantu mengkuantifikasi dampak emisi-emisi bauterhadap lingkungan (kadang-kadang bau dapat menjadipelacak yang berguna terhadap gerakan udara yang di-lokalisir dan meningkatkan pengetahuan tentang mikro-meteorologi wilayah).

Informasi berikut ini harus dicatat oleh petugas yang menyelidikikeluhan bau. Pengamatannya/hasilnya harus membentuksuatu bagian dari setiap laporan peristiwa tersebut.

Deskriptor bauArah angin—titik kompas delapan sudah cukup.

Kekuatan angin—menggunakan Skala Beaufort (lihat TabelB.1 di bawah untuk pedoman).

Page 65: Artikel Tentang Bau

8—61Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

romoNtrofuaeB nasalejnePnaiarU nahaladapnaanagekkutnualakSisakifisepS natapeceknarasiK

)akubretaracesm01@(

s/M rh/mk

0 gnaneT lakitrevkianpasa,gnaneT 3.0> 1>

1 nagniraradU nakub,pasanakolekhelonaktahilrepidnignaharAnignagnilab-gnilabhelo

5.1-3.0 5-1

2 nagnirnasubmE -gnilab,kisiremegnuad,hajawidasaretnignAnignanakkaregidgnilab

3.3-6.1 21-6

3 tubmelnasubmE araceskaregreblicekgnitnarnadnuad-nuaDlicekarednebnakrabignemnigna,natsnok

4.5-4.3 91-31

4 taredoM gnabac,satreknagnotopnadubednakgnabreneMkaregreblicek

9.7-5.5 92-02

5 ragesnasubmE nuyarebialumliceknohoP 7.01-0.8 93-03

6 tauknasubmE tiusrebnopelettawak,karegrebrasebgnabaC 8.31-8.01 94-04

7 gnacneknignA akiteknamaynkatasaret,karegrebnohophuruleSnignanawalemnalajreb

1.71-9.31 16-05

natapeceKnigna

naakumrepirah-gnaisisalosI irahmalamisidnoK

)ces/m( tauK taredoM nagniR 8/1sipitnawAgnudnem

8/3iradhibeLgnudnem

2< A B-A B

2 B-A B C E F

4 B C-B C D E

6 C D-C D D D

6>* C D D D D

Awan—naungan awan merupakan pedoman untuk.

Hujan atau naungan awan tebal—selalu berarti stabilitas netral.

Langit yang cerah dan angin rendah—seringkali berarti adaserangan di malam hari.

Kategori stabilitas Pasquill—dapat dipergunakan dan digambar-kan dalam Tabel B.2.

Golongan Stabilitas Pasquill adalah:A—kondisi sangat tidak stabil

B—kondisi tidak stabil moderat

C—kondisi tidak stabil ringan

D—kondisi netral (awan tebal, siang atau malam)

E—kondisi stabil ringan

F—kondisi stabil moderat.

Tabel B.1

Skala Beaufort dengan EkuivalenKemungkinan.

Tabel B.2

Pedoman lapangan untukpenentuan Kelas Stabilitas

Pasquill.

Page 66: Artikel Tentang Bau

8—62 Kursus pengelolaan kualitas udara

rotpirkseD isidnoK

)LS(hameltagnaS lanoisakoaracesuabnasubmeiulalemasaretkatripmah

)L(hameL 2-gnalurebaracesuabnasubmemaladhamelnumanadeb

)M(muideM uabnakridahgnemsurenem-suret

)K(tauK aratnekgnayuab

)KS(tauktagnaS isalitnevsubmet,iasaugneM

Tingkat mendung ditentukan bahwa sebagian langit di ataskaki langit sekeliling yang tampak dalam keadaan tertutup awan.

Jenis bau—suatu penjelasan singkat yang memungkinkanpeneliti lainnya untuk mengidentifikasi misalnya pengencercat, ragi, plastik yang terbakar, dll.

Kekuatan bau—dapat dijelaskan dengan menggunakandeskriptor pada Tabel B.3 di bawah.

Koordinat lokasi—menggunakan arah jalan atau arah timurdan arah utara dsb., dari peta.

Asal—sumber yang dicurigai setepat mungkin.

Tabel B.3

Deskriptor kekuatan bau.

Page 67: Artikel Tentang Bau

Pencemaran bau secara fisik tidak merusak lingkungan setempat

dan pada umumnya tidak menimbulkan terjadinya risiko ke-

sehatan. Namun, bau dapat dianggap sebagai gangguan serius

terhadap masyarakat.

Perkembangan teknik pengelolaan dan pengukuran bau merupa-

kan hal yang baru bila dibandingkan dengan yang diterapkan

pada pengendalian partikulat atmosfer atau gas. Baru-baru ini,

telah dikembangkan teknik pengukuran yang lebih baik dan

lebih dapat diulang dalam rangka melakukan penilaian tingkat

bau. Ini, dipadukan dengan model penyebaran bau yang lebih

realistis, dapat memberikan penilaian yang lebih dapat dipercaya

terhadap dampak bau.

Pengendalian bau mengikuti prinsip-prinsip yang mirip dengan

yang diterapkan pada pengendalian gas-gas lainnya.

C A T A T A N P E S E R T A

Page 68: Artikel Tentang Bau

M A T A A J A R A N

Kursus pengelolaan kualitas udara Catatan Peserta

8

DALAM SESI INI

Pendahuluan Tujuan; dan Penanganan bau di Indonesia

Teori Bau Intensitas bau; Kemungkinan terdeteksinya bau;Sifat bau; dan Sifat hedonik (Hedonic tone)

Metode pengukuran bau Analisis GC-MS; Pengukuranindera penciuman; Hidung elektronik; dan Pengambilan sampel

Teknik pengendalian bau Mengendalikan bau dari sumber-sumber (wilayah) tersebar; dan Mengendalikan bau darisumber-sumber industri

Model bau sebagai alat pengatur

Senyawa dan sumber bau Industri bubur kertas dankertas; Pemrosesan daging dan proses pembuatan pupukhewani; dan Pabrik pupuk nitrogen

Lampiran A: Procedure for the assessment of odour by dynamicolfactometry EPA (Vic., Australia) Method No. B2.

Lampiran B: Teknik-teknik pengukuran bau di lapangan.

bau danpengelolaannya

Page 69: Artikel Tentang Bau

8—4 Kursus pengelolaan kualitas udara

Foto 8.1

Bau industri (titik sumber).

1. PENGANTAR

Pencemaran bau tidak merusak lingkungan setempat danbiasanya tidak menimbulkan terjadinya risiko kesehatan.Namun, bau dapat dianggap sebagai gangguan serius terhadapmasyarakat. Biasanya, dampak bau terhadap populasi manusiasekelilingnya berupa perasaan-perasaan adanya malaise umumyang mungkin diikuti dengan adanya sejumlah indikasi sepertisakit kepala, iritasi selaput lendir dan perasaan tidak enak badan.

Bau biasanya disebabkan oleh odoran gas atau partikulat.Pada umumnya bau tersebut berasal dari emisi sumber industriatau kegiatan tatakota (misalnya lokasi-lokasi penimbunantanah) sebagai hasil dari kegiatan biologis dan proses kimiawi.Foto 8.1 dan 8.2 menggambarkan bau-bau sumber industriyang sifatnya tipikal.

TujuanTujuan dari makalah ini adalah memberikan gambaran umummengenai:

Teori bau;

metode-metode pengukuran bau;

penanganan bau dan tindakan pengurangan;

penggunaan model bau sebagai alat pengatur; dan

masalah-masalah bau yang bersifat spesifik berkaitan denganindustri-industri tertentu.

Penanganan bau di IndonesiaBanyak kasus berhubungan dengan masalah bau yang telahterjadi di Indonesia hingga sekarang. Hal ini termasuk baumerkaptan yang berasal dari industri ——————————————————, bau amonia dari industri ——————————— dan gas hidrogen sulfida yang berasal dari unitpembangkit panas bumi.

Pengendalian bau telah dilaksanakan di Indonesia melaluikeputusan pemerintah nomor KEP–50/MENLH/11/1996yang menjelaskan tentang standar bau untuk odoran tunggaldan campuran senyawa banyak bau.

Perkembangan dan pelaksanaan strategi pengelolaan baumerupakan hal yang baru bila dibandingkan dengan masalah-masalah lingkungan yang timbul dari pencemaran air dan udara.

Page 70: Artikel Tentang Bau

8—5Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

Foto 8.2

Bau (menyebar) perkotaan.

2. TEORI BAU

Bau adalah sesuatu rasa yang dihasilkan dari diterimanya suaturangsangan oleh sistem sensor indera penciuman. Seranganbau pada umumnya ditentukan oleh faktor-faktor: frekuensi,intensitas, durasi dan gangguan bau. Pada kuantifikasi masalahgangguan bau, ———————————merujuk pada berapakali terjadinya bau, ————————— merujuk pada ke-kuatan bau, —————————— merujuk pada berapa lamaterjadinya bau, dan ——————————— merujuk padaketidak-nyamanan atau sifat bau.

Odoran tunggal dan senyawa banyak bau ditunjukkan olehbau khas seperti:

Amonia (NH3)—sejenis bau yang mirip dengan baubusuk air kencing;

sulfur yang direduksi total (merkaptan)—bau-bauan yangmirip kubis busuk; dan

hidrogen sulfida (H2S)—bau mirip dengan yang dikeluar-kan telur busuk.

Intensitas bauIntensitas bau adalah kekuatan dari rasa bau yang dirasakan.Hal ini terkait, tetapi jangan dirancukan, dengan konsentrasibau yang hanya berkaitan dengan jumlah partikel-partikel gasodoran yang terukur atau cairan yang terukur dalam udara.Intensitas bau juga memperhitungkan sifat individual bauyang diambil sebagai sampel.

Persamaan berikut ini mendefinisikan hubungan antara inten-sitas bau (I) dan konsentrasi bau (C), di mana k adalah sebuahkonstan dan n adalah eksponennya.

Hukum steven atau hukum tenagaI (yang dirasakan) = k(C) n

Log I = log K + nlog (C)

Untuk bau, n berkisar antara 0,2 hingga 0,8, tergantung padagas odorannya. Untuk gas odoran dengan n sama dengan 0,2,suatu pengurangan 10-fold pada konsentrasi menurunkanintensitas yang dirasakan oleh suatu faktor dari hanya 1,6,sedangkan untuk suatu gas odoran dengan n sama dengan0,8, pengurangan 10-fold pada konsentrasi menurunkanintensitas yang dirasakan oleh suatu faktor 6,3.

Page 71: Artikel Tentang Bau

8—6 Kursus pengelolaan kualitas udara

Kemungkinan terdeteksinya bauKemungkinan terdeteksinya bau atau ambang bau adalah sifatindera manusia yang merujuk pada konsentrasi minimumyang menghasilkan tanggapan atau rasa penciuman. Ambangini biasanya ditentukan oleh sejumlah orang yang bertindaksebagai sebuah panel bau. Tingkat deteksi bau numerik ditetap-kan apabila 50% dari panel dapat mendeteksi bau denganbenar.

Bau menjadi sulit untuk dirasakan bila tingkat intensitas bauberada pada atau hanya sedikit di atas ‘ambang batas’. Nilaiaktualnya bergantung pada jenis pengujian indera, seleksipanelis, kriteria deteksi dan faktor-faktor lainnya.

Sifat bauSifat atau kualitas bau adalah unsur yang mengenali bau danmembedakannya dari bau lainnya yang memiliki intensitas sama.

Bau bisa berupa senyawa organik dan senyawa anorganik,terdiri dari banyak senyawa odoran yang merupakan hasilaktivitas biologis atau sebagai emisi-emisi proses kimia. Ke-banyakan bau merupakan hasil dari penguraian anaerobikbahan organik yang mengandung sulfur dan/atau nitrogen.

Bagian 6 menyajikan informasi mengenai sektor industri yangmemiliki potensi untuk memancarkan bau dalam jumlahyang besar.

Senyawa organik yang mengandung sulfur seperti metil mer-kaptan dan dimetil sulfida menghadirkan masalah-masalahtertentu dalam hal pengendalian bau berdasarkan kemampuanambang deteksi mereka yang sangat rendah. Contoh-contohnyaadalah senyawa anorganik hidrogen sulfida (H2S) dan amonia(NH3).

Kebanyakan odoran berbentuk gas yang berada di bawahkondisi atmosfer normal, sebagian besar memiliki sifat sangatmudah menguap.

Dalam hal gas, semakin rendah berat molekul suatu senyawa,semakin tinggi tekanan uapnya dan oleh karena itu berpotensiterhadap terjadinya emisi ke atmosfer. Substansi berat molekultinggi biasanya kurang mudah menguap, dus secara normalmungkin kurang menyebabkan keluhan bau.

Sifat bau dijelaskan dengan sebuah metode yang dikenal sebagaiskala atau profil multidimensional di mana bau digambarkanoleh derajad kemiripannya dengan selengkap bau yang menjadi

Page 72: Artikel Tentang Bau

8—7Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

emandnuopmoC alumroF raluceloMsthgiew

,ytilitaloV,mppC°52

v/v

noitceteDdlohserhtv/v,mpp

noitingoceRdlohserhtv/v,mpp

noitpircsedruodO

edyhedlatecA HC 3 OHC 44 sag 760,0 12,0 ytiurf,tnegnup

natpacremlyllA HC 2 HCHC: 2 HS 47 1000,0 5100,0 cilrag,elbaeergasid

ainommA HN 3 71 sag 71 73 gnitatirri,tnegnup

natpacremlymA HC 3 HC( 2)4 HS 401 3000,0 - dirtup,tnasaelpnu

natpacremlyzneB C6H5 HC 2 HS 421 2000,0 6200,0 ruodognorts,tnasaelpnu

enimalytuB-n HC 3 HC( 2 HN) 2 37 00039 08,0 8,1 ainommaruod

enirolhC lC 2 17 sag 08,0 13,0 gnitacoffus,tnegnup

enimalytubiD C( 4H9)2 HN 921 0008 610,0 - yhsif

enimalyporposiiD C( 3H7)2 HN 101 31,0 83,0 yhsif

enimalyhtemiD HC( 3)2 HN 54 sag 43,0 - yhsif,dirtup

edifluslyhtemiD HC( 3 S) 26 038 100,0 100,0 egabbacdeyaced

edifluslynehpiD C( 6H5 S) 681 001 1000,0 1200,0 tnasaelpnu

enimalyhtE C2H5 HN 2 54 sag 72,0 7,1 lacainomma

natpacremlyhtE C2H5 HS 26 017 3000,0 100,0 egabbacdeyaced

ediflusnegordyH H2S 43 sag 5000,0 7400,0 sggenettor

elodnI C6H4 )HC( 2 HN 722 063 1000,0 - gnitaesuan,lacef

enimalyhteM HC 3 HN 2 13 sag 7,4 - yhsif,dirtup

natpacremlyhteM HC 3 HS 84 sag 5,0 - egabbacnettor

enozO O3 84 sag 5,0 - gnitatirri,tnegnup

natpacremlynehP C6H5 HS 011 0,2 3000,0 5100,0 cilrag,dirtup

natpacremlyporP C3H7 HS 67 0,022 5000,0 020,0 tnasaelpnu

enidiryP C5H5N 97 0,72 66,0 47,0 gnitatirri,tnegnup

elotakS C9H9N 131 002 100,0 050,0 gnitaesuan,lacef

edixoiDrufluS OS 2 46 sag 7,2 4,4 gnitatirri,tnegnup

loseroihT HC 3C6H4 HS 421 1000,0 - dicnar

enimalyhtemirT HC( 3)3N 95 sag 4000,0 - yhsif,tnegnup

acuan atau tingkat derajad yang sesuai dengan skala dariberbagai persyaratan deskriptor. Hasilnya ialah suatu profil bau.

Tabel 8.1 menunjukkan senyawa bau dalam emisi-emisisumber industri.

Tabel 8.1

Senyawa bau dalam emisi-emisisumber industri.

Page 73: Artikel Tentang Bau

8—8 Kursus pengelolaan kualitas udara

Pada umumnya, empat faktor berikut: frekuensi, intensitas, durasi, dan

gangguan bau hampir mustahil dipantau atau dicatat. Sebagai ganti,

sebagaimana halnya polutan udara lain, suatu model penyebaran bau

dapat digunakan untuk memprediksi dampak bau lingkungan dan menjadi

alat pengatur. Sejumlah model telah digunakan untuk memprediksi kons-

entrasi bau dekat sumber.

Penggunaan model bau

Sifat hedonik (hedonic tone)Sifat hedonik adalah suatu sifat bau yang berhubungan denganmasalah keenakan dan ketidak-enakan. Harus dibuat per-bedaan antara keadaan bisa diterimanya bau dan sifat hedonikdari sesuatu bau. Apabila bau dievaluasi secara laboratoriummengenai sifat hedonik yang dimilikinya dalam konteks netraldari suatu penyajian olfaktometrik, panelis akan dihadapkandengan suatu rangsangan terkendali dalam intensitas dandurasinya. Tingkat keenakan dan ketidak-enakan ditentukanmasing-masing pengalaman panelis serta kaitan emosionalnya.

Adaptasi atau letih penciuman adalah suatu fenomena yangterjadi ketika manusia dengan indra penciuman normalmengalami penurunan dalam merasakan intensitas bau yangditerima jika rangsangan diterima secara terus menerus. Adaptasisecara spesifik:

Tergantung pada intensitas rangsangan dan adaptasi mandiridan pemulihan indra penciuman setelah rangsangandihilangkan; dan

pada umumnya odoran khusus tidak mengganggu ke-mampuan seseorang untuk mendeteksi bau-bau lainnya.

Kebiasaan atau anosmia profesi (hilangnya daya penciumankarena profesi yang disandang) terjadi ketika seseorang pekerjaberada di dalam suatu situasi industri mengalami eksposjangka panjang dan mengembangkan toleransi ambang batasyang lebih tinggi terhadap bau yang bersangkutan.

Page 74: Artikel Tentang Bau

8—9Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

retemaraP tinU sataBialin

edoteMnarukugneP natalareP

HN(ainomA 3) mpp 0,2 lonefodniedoteM kirtemotofortkepS

natpakremliteMHC( 3 )HS

mpp 200,0 sagnapareyneP kifargotamorhksaG

H(adiflusnegordiH 2 )S mpp 20,0 -tanaisoyhT.ayrucrem

sagnapareyneP.b

kirtemotofortkepS.akifargotamorhksaG.b

HC(adiflusliteM 3)2S mpp 10,0 sagnapareyneP kifargotamorhksaG

C(aneritS 6H5 HCHC 2) mpp 1,0 sagnapareyneP kifargotamorhksaG

3. METODE PENGUKURAN BAU

Akhir-akhir ini, teknik-teknik pengukuran untuk menilaitingkat bau yang lebih baik dan dapat diulang penggunaannyatelah dikembangkan. Hal ini dipadukan dengan model pe-nyebaran bau yang lebih realistis, dapat memberikan penilaianterhadap dampak bau yang lebih dapat dipercaya.

Sekarang ada metode pengukuran untuk memantau bau, baikdari sumber emisi maupun di dalam udara ambien.

Metode untuk pengukuran bau ditetapkan dalam KEP-50/MENLH/11/1996 dan diringkas dalam Tabel 8.2.

Tabel 8.2

Metode-metode yang disetujuiuntuk penentuan gas-gas odoran

tunggal di Indonesia.

Ketiga metode tersebut biasanya digunakan untuk mengukurkonsentrasi sesuatu bau, sebagai campurannya adalah:1. Prosedur analisis kimia untuk mengenali senyawa bau dan

menentukan tingkat konsentrasi bau: misalnya sangatdilarang bagi odoran tunggal menggunakan C–MS atausejenisnya;

2. Prosedur pengukuran sensor/indra penciuman untukmenentukan kekuatan bau: misalnya olfaktometri untuksuatu campuran odoran; dan

3. Prosedur hidung elektronik untuk menentukan semua polakonsentrasi bau dengan hasil-hasil yang berkaitan denganobservasi manusia. Hal ini didasarkan pada sensor kimia.

Ketiga metode ini dibahas di bawah ini.

Analisis GC-MSSenyawa bau kimia dapat dianalisis untuk tujuan riset olehkromatografi gas–spektrometri massa (GC–MS) dengansensitivitas sebesar 10–15. Dipzerlukan biaya operasional danperalatan sangat tinggi untuk menerapkan teknik ini secaraefektif.

Page 75: Artikel Tentang Bau

8—10 Kursus pengelolaan kualitas udara

Secara umum penggunaan analisis GC–MS tidak dapat di-laksanakan untuk keperluan pemantauan lingkungan rutinkarena secara tipikal sesuatu gas yang berbau merupakansuatu campuran yang kompleks dari banyak unsur. Misalnya,instrumentasi GC–MS mengenali 136 senyawa yang ditemu-kan di dalam udara pembuangan rumah hewan, namunhanya 23 senyawa yang dapat dikuantifikasi.

Keterbatasan-keterbatasan lain termasuk:Sejumlah senyawa berbau seperti gas-gas anorganik tidakdapat diukur oleh GC–MS;

adalah hal biasa bahwa identifikasi tetap berada dalamkeadaan bermakna ganda atau diragukan;

banyak bau yang masih harus dikenali;

efek sinergistis dalam suatu campuran gas kompleks sering-kali tidak diketahui; dan

hasil analisis GC–MS tidak dapat dikaitkan dengan baudari sampel lengkap yang ada.

Pengukuran analitis terhadap konsentrasi bau hanya sesuaibilamana jenis gas yang berbau spesifik tersebut diketahui.Sifat-sifat bau sampel diukur dengan angka sensor sedangkanmetode statistik dipergunakan untuk mengembangkan per-samaan prediktif yang berkaitan dengan, misalnya konsentrasibau atas senyawa kimia.

Pengukuran indera penciumanBau adalah rasa yang disebabkan oleh senyawa-senyawa berbauyang bertindak terhadap berbau pada indera penciuman. Baudideteksi dan dibedakan oleh hidung manusia pada tingkatkonsentrasi yang sangat rendah.

Olfaktometer adalah suatu alat yang dipergunakan untukmenghadirkan serangkaian sampel bau yang didilusikan bagisebuah panel pengamat.

Metode sensor atau sensor bau organoleptik bergantung padarespon indera penciuman perseorangan yang berfungsi sebagaipanel.

Penentuan standar untuk gas-gas atau campuran senyawaberbau individual ditentukan oleh deteksi sensor lebih dari50% panelis pada panel bau. Untuk suatu campuran senyawaberbau, sebuah panel harus terdiri minimum 8 orang.

Page 76: Artikel Tentang Bau

8—11Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

Jumlah anggota panel 4, 6 dan 8 atau lebih dari 9 (ketepatanlebih besar diperoleh dengan jumlah anggota panel yang lebihbanyak).

Beberapa ambang batas bau dapat ditentukan dengan meng-gunakan olfaktometri. Mereka adalah:

Ambang deteksi;

ambang pengenalan; dan

ambang deskripsi.

Ambang deteksi adalah konsentrasi terendah yang akanmemperoleh respon tanpa acuan terhadap kualitas bau. Inidapat direproduksi dan merupakan pengukuran bau yangpaling banyak dilaporkan dalam literatur.

Ambang pengenalan adalah konsentrasi minimum yangdikenal memiliki kualitas bau khas.

Ambang deskripsi adalah hal penting yang dimintakankepada panelis untuk membedakan bau tersebut.

Hasil-hasil pengujian tersebut dilaporkan sebagai kekuatanbau atau konsentrasi bau, bukan ambang bau atau intensitasbau. Banyak kerancuan antara “intensitas bau” dan “ambangbau” dan “kekuatan bau” atau “konsentrasi bau” yang munculdalam literatur tersebut.

Campuran senyawa membutuhkan olfaktometri dinamikuntuk penilaian tingkat bau. Hal ini melibatkan tindakanmengekspos panel pengamat terpilih dan terkendali kepadavariasi yang persis dalam konsentrasi suatu sekuens yangterkendali, untuk menentukan poin di mana hanya setengahdari panel tersebut yang dapat mendeteksi bau. Poin ini disebutambang bau atau satu unit bau. Jumlah unit-unit bautersebut adalah konsentrasi dari suatu sampel dibagi denganambang bau. Metode penentuan bau dengan OlfaktometriDinamik yang digunakan oleh EPA Victoria (Australia)disajikan dalam Lampiran A.

Seperti halnya di atas, terdapat nilai berarti yang diperolehdari pengamatan dan pencatatan yang akurat terhadap bau dilapangan. Komentar dan prosedur mengenai pengamatanlapangan terhadap bau disajikan dalam Lampiran B.

Page 77: Artikel Tentang Bau

8—12 Kursus pengelolaan kualitas udara

Disposable tygon(food grade) tubing

Sampel

Pompa peristaltic

Sampel

Teflon bag

Sedotan

Hidung elektronikOlfaktometri dapat memberikan kepekaan yang jauh lebihtinggi daripada menggunakan hidung elektronik. Namun,secara umum ada harapan bahwa berkembangnya hidungelektronik (utamanya teknik-teknik instrumental yang meng-gunakan GC–FID dengan lubang pencium olfaktometer atausejenisnya) akan menuntun pada pengukuran bau yang lebihobyektif dan lebih hemat biaya. Sebuah hidung elektronikdapat dioperasikan dalam kisaran konsentrasi bau antara 1000–60.000 OU/m3. Perbaikan desain instrumen dan sensor diperlu-kan untuk meningkatkan kinerja hidung elektronik tersebut.

Penggantian panel manusia dengan hidung elektronik merupa-kan suatu sasaran riset jangka panjang, sementara pada saatini sedang dihadapi sejumlah masalah:

Sifat sensitif dan selektif dari hidung elektronik masihmerupakan kelemahan utama bagi hidung elektronikdengan basis sensor fisik.

Sejauh mana hidung elektronik dapat menggantikan hidungmanusia masih harus lebih dimantapkan. Sebuah hidungelektronik perlu dikalibrasi untuk suatu rangkaian kategorisampel berbau terhadap olfaktometri berdasarkan panelmanusia.

Pengambilan sampelSampel dapat diambil dari sumber maupun udara ambien.Walau serangkaian teknik pengambilan sampel dapat dipakai,namun yang paling lazim adalah, sampel ditarik ke dalamsebuah wadah yang terbuat dari bahan yang tidak bereaksikimiawi terhadap zat lain serta tidak mengeluarkan bau ataurasa oleh penggunaan pompa vakum atau peristaltik, sebagai-mana ditunjukkan dalam Gambar 8.1.

Gambar 8.1

Metode untuk mengambil sampel baudari sumber dan udara ambien.

Page 78: Artikel Tentang Bau

8—13Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

4. TEKNIK PENGENDALIAN BAU

Pengendalian bau strategis terdiri dari:Pengendalian sumber;

pemasangan peralatan pengendalian pencemaran bau; dan

karakteristik penyebaran dalam atmosfer.

Hal ini dibahas pada bagian berikut ini.

Mengendalikan bau dari sumber-sumber (wilayah) tersebar

Prinsip-prinsip pengelolaan bau dari sumber-sumber tersebaradalah mencegah pembentukan bau atau mengurangi baupada konsentrasi di bawah ambang deteksi atau di bawahtingkat yang wajar. Cara untuk melaksanakan prinsip-prinsipini dilakukan dengan:

Pertimbangan-pertimbangan yang berkaitan dengan pengendaliansumber meliputi:

Bentuk odoran, gas atau partikulat;

sifat-sifat sumber-sumber odoran;

konsentrasi bau minimum (ambang bau) cenderungmenyebabkan keprihatinan publik;

standar bau yang relevan (odoran tunggal juga sebagaisuatu campuran senyawa banyak bau);

perlakuan alternatif untuk mengurangi bau hingga tingkatyang dapat diterima; dan

biaya ekonomis.

Untuk sumber-sumber wilayah luas seperti pengolahan limbahpeternakan, lokasi penggemukan ternak dan pembuatan pupuk,tempat pembuangan limbah rumahtangga atau industri, hanyaterdapat dua metode yang terbukti dapat dipergunakan untukmengurangi keluhan bau. Kedua hal tersebut adalah:

Tidak membangun dekat lokasi tersebut; dan

memastikan agar pengoperasiannya dilaksanakan denganpraktek pengelolaan terbaik.

Sebuah unit pengolah limbah cair yang bersifat tipikal disajikandalam Foto 8.3. Mengingat ukurannya serta pabrik sejenis,dalam kaitannya dengan pengelolaan bau, mereka harusdianggap sebagai sumber-sumber tersebar.

Foto 8.3

Unit pengolah limbah cair (sumbersebaran).

Page 79: Artikel Tentang Bau

8—14 Kursus pengelolaan kualitas udara

Bila dihindari adanya pembangunan dekat lokasi tersebut,harus ditetapkan suatu ‘zona pembatas’ yang layak di sekitarsumber wilayah. Ukuran aktual dari zona ini bergantung padasejumlah faktor, termasuk besarnya wilayah yang merupakantempat di mana bau berasal, intensitas bau yang dipancarkan,durasi dan frekuensi emisi-emisi bau, proses aktual yangsedang dilakukan, topografi lokasi, kondisi cuaca yang berlakupada lokasi dan persepsi para tetangga terhadap gangguanbau-bau yang ditimbulkan.

Praktek manajemen terbaik (PMT) akan beragam sesuaidengan industri yang menimbulkan bau tersebut. Namun,untuk semua pembangunan, PMT akan dimulai denganpemilihan lokasi dan pembangunan fasilitas.

Ada sejumlah besar produk kimia dan produk paten tertentuyang diklaim digunakan untuk mengurangi bau bila diaplikasi-kan pada sumber-sumber wilayah. Namun, biaya dari bahan-bahan dan pekerja untuk itu akan sangat tinggi. Senyawa inidalam jumlah besar yang diperlukan dapat menyebabkanpencemaran.

Pada umumnya, metode-metode tradisional yang dikembang-kan untuk pengendalian kimia organik industri tidak cocokdipergunakan untuk pengendalian bau secara umum meng-ingat konsentrasi kimianya yang rendah, komposisinya yangkompleks dan volume aliran udaranya yang besar.

Mengendalikan bau dari sumber-sumber industri

Apabila timbulnya bau tidak dapat dihindari atau penyebaranyang memadai (jarak pisah terhadap penggunaan lahan yangsensitif terhadap bau) tidak dapat tercapai, harus dilaksanakanpengendalian bau pada sumbernya.

Aliran gas yang dipancarkan dari cerobong atau pipa pembuanganasap dapat diambil dan dapat diolah. Sama halnya, udaraberbau dari dalam sebuah bangunan dapat diarahkan ke alatscrubbing atau penyaringan untuk pengurangan bau.

Prinsip-prinsip dalam pengendalian sumber bau adalah untukmencegah pembentukan bau atau mengurangi bau padakonsentrasi tertentu guna menghasilkan unsur yang kurangberbau. Cara yang dapat dipakai untuk mencapainya termasukdi antaranya:

Mengubah sumber-sumber odoran gas menjadi cairansenyawa berbau dengan teknik sedemikian rupa sepertipembersihan cairan dengan cara scrubbing cairan.

Foto 8.4

Pipa menjelang pembuangan gas keudara. Pada poin ini, gas dapat

diarahkan kepada peralatanpembersihan gas.

Page 80: Artikel Tentang Bau

8—15Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

mendistribusikan odoran secara lebih luas dengan carameloloskannya melalui ventilasi atau cerobong asap.

Pilihan metode atau kombinasi metode-metode yang diper-gunakan untuk mengendalikan bau dalam aliran gas akandipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:

Fase odoran–gas, cairan atau partikulat;

volume gas (atau uap) yang dihasilkan dan laju kecepatanalirannya;

sumber-sumber odoran–poin sumber atau penyebaran;

konsentrasi bau minimum (ambang bau);

standar bau yang relevan (odoran tunggal juga untukcampuran dari banyak senyawa berbau);

suhu;

komposisi kimia dari campuran yang menyebabkan bau;

alternatif-alternatif untuk penanganan bau; dan

pertimbangan-pertimbangan ekonomis.

Metode untuk mengendalikan emisi-emisi bau dari sumber-sumber industri yang ada disajikan dalam Tabel 8.3 dandijelaskan dalam bagian-bagian berikut:

Kunci:A Penyebaran—Diperlukan cerobong asap yang tinggi, biaya

modal sedang, biaya pengoperasian rendah.

B Wet scrubbing—Penyerapan: biaya sedang hingga tinggi,seringkali diperlukan tiga tahap. Perlu berhati-hati dalammemilih cairan scrubber dan biasanya bersifat coba-coba.Tidak selalu berhasil, membutuhkan pemeliharaan teraturdan pengujian-pengujian unsur aktif secara harian dandalam beberapa kasus, pengendalian pH.

C Setelah pembakaran (langsung)—Suhu antara 600oC dan1000oC dengan masa residensi dari 0,3 hingga 1 detik.Perlu desain yang teliti guna menurunkan volume udarahingga batas minimum. Biaya modal dan biaya pengoperasiantinggi bila volume udaranya besar. Pengendalian lebihlanjut diperlukan jika terdapat sulfur atau khlorin dalamgas-gas buangan.

Setelah pembakaran (katalitis)—Suhu 500oC. Pengoperasiansuhu lebih rendah dibandingkan dengan metode langsung,tetapi katalisatornya bisa dihancurkan jika tidak dioperasi-kan dan dipelihara dengan benar. Hal ini seringkali menjadimasalah.

Foto 8.5

Pembuangan ventilasi atap. Ventilasiatap dapat ditutup dan seluruh udara

pabrik diarahkan ke peralatanpembersihan gas atau biofilter.

Page 81: Artikel Tentang Bau

8—16 Kursus pengelolaan kualitas udara

uabnaisarepognepsineJ isimE nailadnegneP

leteK ,2OS A

masahalogneptinU sesagdicA E,B,A

kupuP ruodoresilitref,sediroulF F,B,A

inawehkupuphalogneP senimA G,D,C,A

ipoK senima,adihedlA D,C,A

mayauluB senimA D,B

nakinanakaM losorea,enimA E,D,C,B

hapmaS ediflus,kusubmepkinagrO G,C

ainomA ainomA B,A

nubasnadnejreteD asubreB I,B,A

kaynimnainrumeP )xelpmok(ediflus,nobrakordiH G,C,A

aimikkirbaP )xelpmok(magareb C,B;A

loowkcoR edihedla,rakabretkayniM C,B,A

tacnadsinreP ,nobrakordih,rakabretkayniMedihedlA

C,A

turalepnahabnanapmiyneP turalepnahabmagareB G,A,D

nawehisarenisnI edihedla,enimA I,F,C,A

ilo/kamelpakgnarephapmaS enimA I,G,D,B

isatnemreF naigarep,igaR G,D,A

iseb-nonrupaD edihedla,rakabretitniuaB C,A

isebrupaD A

isanimalkitsalP edihedlamrof,loneF C,A

acaktareS talirka,neritS D,A

D Penyerapan karbon—Membutuhkan regenerasi pada selangwaktu yang tetap. Bisa efektif tetapi mahal untuk peng-gunaan dalam volume besar. Pengoperasian secara kecil-kecilan tidak mahal untuk dilakukan.

E Filter kabut—Filter kabut dari plastik atau logam, pembersihmandiri, tidak mahal.

F Praktek Manajemen Terbaik—Kebersihan dan menghindaritumpahan memerlukan upaya manusia tetapi secara relatiftidak mahal.

G Menyamarkan bau—Deodoran menyamarkan bau. Biasa-nya tidak efektif tetapi dapat membantu dalam kasus-kasus marginal atau dengan pelepasan aksidental. ‘Tidakmahal’.

H Filtrasi Biologis—Telah berhasil untuk pengolah pupukbangkai hewani.

Tabel 8.3

Metode-metode pengendalian bau(dimodifikasi dari NSW EPA

1995).

Page 82: Artikel Tentang Bau

8—17Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

I Kondensor—Cairan kondensasi dibuang dari aliran gasbuangan, mengurangi jumlah gas berbau yang harus diolah.

KondensasiSementara kebanyakan bau disebabkan oleh gas, masalah-masalah mungkin timbul dari aerosol dalam uap. Aliran udaraberbau seringkali mengandung konsentrasi uap air yang tinggi.Jenis peralatan pengendali bau ini berfungsi sebagai penangananawal pengendalian bau.

Emisi-emisi basah atau mengandung uap organik dapat per-tama-tama disalurkan melalui sebuah kondensor yang mampumenghilangkan uap air dengan persentasi yang tinggi atausenyawa organik yang mudah menguap. Bila buangan uap inidapat didinginkan hingga kurang dari 40oC, kuantitas besarair akan dikondensasikan sehingga menurunkan volume gasyang akan dibakar atau diolah. Hal ini memiliki efek meng-urangi aliran gas berbau yang akan diolah dan biasanya dicapaidengan suatu kondensor tak langsung. Penghilangan baudengan kondensasi di ikuti dengan proses-proses penurunanbau lainnya atau menggunakan jenis-jenis peralatan lainseperti wet scrubber, alat penyerap atau insinerasi.

Kondensasi uap air dari aliran udara dapat dilaksanakan dengankondensor langsung maupun tak langsung. Kondensor pen-dinginan air tak langsung memisahkan air kondensasi ataukondensat bagi air pendingin. Di dalam sebuah kondensorlangsung, air pendingin disemprotkan ke dalam aliran udaradan air pendingin tersebut akan dikontaminasikan dengankondensat berbau. Jika panas, air pendingin yang tercemartersebut disirkulasikan melalui sebuah menara pendingin danada kecenderungan bahwa bau akan dilepaskan ke dalamatmosfer. Dengan sebuah kondensor tak langsung, kondensatyang berbau dipisahkan dari air pendingin dan boleh dibuangke saluran pembuangan limbah atau ke unit pengolah airlimbah. Penggunaan kondensor tak langsung lebih disukai.

Proses atau penanganan bau melalui kondensasi adalah sebagaiberikut:

Ketika uap panas menyentuh media pendingin, panas punditransfer dari gas panas ke permukaan pendingin;

ketika suhu aliran uap didinginkan, kinetik rata-rata gasdikurangi; dan

pada akhirnya, molekul-molekul gas tersebut berkurangkecepatannya dan berjubel sehingga gaya tarik-menarikantar molekul tersebut menyebabkan mereka mengembunmenjadi cairan.

Page 83: Artikel Tentang Bau

8—18 Kursus pengelolaan kualitas udara

nagnutnueK naigureK

)gnusgnalkatnokrosnednoklahmalad(inrumkudorP nagnalihgnepisneisifEhadnerfitalergnay

sagtafisrebuabpadahret

utausmaladnignidnepiagabesnakanugidgnayriAsanapnarakutreptinuutiay(gnusgnalkatrosnednokkatnokimalagnemkaditgnay)llehsuataapipnagnedhaletesilabmeknakanugidramecretsagnarilanagned

nanignidnep

kutnunataraysrePtagnasasibnignidnep

laham

Keluaran

(c) barometric

Lubang

Pendingin

Drip plateswith weir

Uap

Keluaranlimbah gas

(a) semprotan

UapPendingin

Lubang

Keluaran

(b) jet

Uap

Pendingin

Diagram sebuah kondensor tipikal tak langsung yang diper-gunakan untuk mengurangi gas berbau yang jenuh disajikandalam Gambar 8.2.

Pemampatan gas dapat terjadi dengan tiga cara:Pada suatu derajad suhu yang diberikan, tekanan sistemdinaikkan (memampatkan volume gas) sampai tekananparsial gas menyamai tekanan uapnya.

pada suatu tekanan tetap, gas didinginkan sampai tekananparsialnya menyamai tekanan uapnya.

dalam suatu teknik kombinasi, gas dimampatkan dan didingin-kan sampai tekanan parsialnya menyamai tekanan uapnya.

Pertimbangan terhadap penggunaan kondensasi dalam pe-ngendalian bau termasuk di antaranya:

Pilihan terhadap kondensasi langsung atau tak langsung;

Keterbatasan untuk mencapai penurunan suhu tinggi; dan

Kondensasi dianggap sebagai pra–pengolahan oleh karenaitu pengolahan lain seperti adsorpsi, absorpsi atau insinersiadalah penting untuk menurunkan volume gas total.

Gambar 8.2

Kondensor tipikal tak langsungdipergunakan untuk mengurangi gas

jenuh berbau.

Tabel 8.4

Untung–rugi Kondensasi dalamhal pengurangan bau.

Page 84: Artikel Tentang Bau

8—19Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

Insinerasi (afterburner)Insinerasi termal terhadap emisi-emisi bau adalah sangatefektif untuk keperluan pemusnahan bau pada suhu tertentudan masa residensi. Teknik ini mahal baik dari sudut pandanginvestasi awal maupun biaya pengoperasian dan sangat cocokuntuk penghancuran senyawa-senyawa organik.

Insinerasi adalah pengoksidasian bau menjadi karbon dioksidadan air melalui pembakaran bau dengan bahan bakar danudara. Untuk mencapai pembakaran yang sempurna segerasetelah udara (oksigen), limbah dan bahan bakar sudah salingkontak, harus disediakan persyaratan berikut:

Suhu cukup tinggi untuk membakar campuran sampah-bahan bakar;

Pencampuran secara turbulen antara udara dan sampah-bahan bakar; dan

Masa residensi yang cukup agar terjadi reaksi.

Pembakaran tak sempurna dari banyak senyawa organikmenghasilkan pembentukan aldehida dan asam-asam organikyang dapat menciptakan masalah pencemaran tambahan. Bilaini terjadi, polutan-polutan tersebut mungkin memerlukanbeberapa jenis —————————untuk menghilangkanmereka sebelum dilepas ke atmosfer.

Dalam beberapa kasus senyawa lain bisa terbentuk, tergantungpada campuran bahan bakar dan udara yang dipergunakan,suhu nyala api serta komposisi baunya. Senyawa-senyawa inidapat mengandung karbon monoksida, oksida nitrogen danoksida sulfur.

Adalah penting untuk mengurangi kandungan air dari setiapaliran gas yang memerlukan insinerasi agar konsumsi bahanbakar dapat dikurangi.

—————————adalah sebuah dapur berlapis batu tahanapi yang dilengkapi dengan satu atau lebih alat pembakar.Tungku tersebut harus dilengkapi dengan pengontrol–indikatorsuhu dan sebuah alarm suhu tinggi yang terpisah. Sistempelindung ledakan harus dipasang bila gas berbau tersebutmampu membentuk campuran yang mudah meledak ataubila gas tersebut dipergunakan sebagai bahan bakarnya.

Tungku tersebut biasanya terdiri dari dua kamar: bagianpencampuran di mana gas-gas berbau tersebut dicampurdengan bahan bakar tambahan dan dinyalakan dan bagianpembakaran di mana pembakaran disempurnakan. Sebuahafterburner gas dua–tahap tipikal tersaji dalam Gambar 8.3.

Page 85: Artikel Tentang Bau

8—20 Kursus pengelolaan kualitas udara

Feed

Ruanganbakar

sekunder

Pengeluarandebu

Ruanganbakar primer

Pembakar

Pengeluarangas

Bagian kritis dari sebuah afterburner adalah kontak antaragas-gas berbau dan nyala api. Idealnya, semua udara berbauharus digunakan sebagai udara pembakaran primer atausekunder. Efisiensi pembakaran akan berkurang seiring denganberkurangnya kontak antara bau dan nyala api.

Sebuah cerobong asap yang cukup tinggi harus dipasang padaafterburner untuk memastikan penyebaran yang sempurnadari hasil produksi pembakaran. Penurunan efisiensi pem-bakaran bisa timbul karena suatu perubahan volume ataukomposisi aliran gas berbau. Masalah bisa timbul pada alatpembakar atau suplai bahan bakar dan hal ini dapat meng-urangi efisiensi pembakaran. Cerobong asap yang tinggi akanmembantu menyebarkan sisa bau.

Ketel atau tungku bisa dimanfaatkan sebagai sebuah after-burner, selama ketel dan tungku tersebut dioperasikan denganmuatan yang layak pada waktu dibutuhkan untuk bertindaksebagai afterburner. Ketel cairan atau ketel bahan bakar gas,yang menyala dengan api kecil untuk jangka waktu cukuplama, tidak akan cukup memuaskan berfungsi sebagai after-burner, kecuali jika sebuah afterburner terpisah dipasang.

Ketel bahan bakar batubara dengan stoker kisi-kisi rantaicocok berfungsi sebagai afterburner karena gas-gas berbaudapat ditampung di bawah grate sebagai udara bawah api(lihat Gambar 8.4).

Wet scrubbingScrubbing cair dari gas untuk menghilangkan bau melibatkanabsorpsi dalam pelarut yang tepat atau pengolahan kimiadengan reagen yang tepat. Proses ini dikenal sebagai adsorpsi.

Gambar 8.3

Skema sebuah insinerator udararuangan dua untuk keperluan

pengendalian bau. Udara berbaudimasukkan sebagai udara

pembakaran primer.

Page 86: Artikel Tentang Bau

8—21Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

:nagnutnueK :naigureK

;naisarepognepnaanahredeseK iggnitfitalernaisarepognepayaiBnagnedtiakretgnayamaturet(

;)rakabnahabnahutubek

uatapaunaklisahgnemnaupmameK;nialkutnebmaladsanap

ayahabnadkilabsalikkutnuisnetoP;natukinakadel

maladiggnitgnayisneisifenaupmameK.kinagronarodonahansumeplah

lahmalad(rotasilataknanucareP;)silatakrotarenisni

tapadanrupmeskatnarakabmePlaisnetopisulophalasamnakatpicnem

.kurubhibel

Entrained grate

Overfeed

Underfeed

Pengeluarandebu

Prosespengeringan

Udara pembakaran

Fuel spout

Scrubbing menyebabkan terjadinya aliran gas berbau melakukankontak yang erat dengan cairan scrubbing. Sementara itu pe-milihan bahan kimia untuk dipergunakan sebagai cairan scrub-bing bergantung pada senyawa berbau yang ada di dalam sumber.

Kecuali jika bahan berbau siap larut dalam cairan, maka merupa-kan keharusan bahwa permukaan cairan dalam jumlah besardiekspos pada gas. Gambar 8.5 menyajikan sistem wet scrubbingyang dapat dipergunakan untuk penerapan pengendalian bau.

Telah diisyaratkan bahwa scrubbing cair secara ekonomis jadimenarik dibandingkan dengan insinerasi dan adsorpsi padakarbon aktif bila volume gas berbau yang akan diolah lebihbesar daripada 5000 m³ per jam.

Penting kiranya bahwa aliran yang panas dan lembab didingin-kan terlebih dahulu sebelum menyentuh larutan scrubbing.Jika hal ini tidak dilakukan, maka larutan scrubbing akan

Gambar 8.4

Skema dari spreader stoker boilercocok untuk dipakai sebagai

sebuah afterburner.

Tabel 8.5

Menyajikan untung-rugiInsinerasi dalam hal pengurangan

bau.

Page 87: Artikel Tentang Bau

8—22 Kursus pengelolaan kualitas udara

nagnutnueK naigureK

hadnerfitalergnaynanaketnanuruneP halasamnakatpicnemtapaDrianagnaubmep

assamrefsnartisneisifeiapacnemtapaDiggnitfitalergnay

hasabnaadaekmaladlibmaidkudorP

hadnerfitalergnayladoM tapadtalukitrapnapadnegnePnaigabidnatabmuynepnakbabeynem

talepuatarasad

licekfitalergnaygnaurnahutubeK iggnitfitalergnaynaarahilemepayaiB

libmagnemkutnunaupmameKsagaynlahanamiagabestalukitrap

Entrainmentseparator(demister)

Liquid distributor

Packing restrainer

Shell

Random packing

Access manway forpacking removalLiquidre-distributor

Access manway forpacking removalPacking support

Gas inletOverflow

Liquid outlet

Liquidinlet

Gas outlet menjadi panas dan kurang efisien dan media scr-ubbing akan menjadi cair oleh kondensasi uap air.

Jika larutan hipokhlorit dipergunakan, adakemungkinan khlorin akan hilang dan biayapengisian ulang menjadi tinggi. Ada pula ke-mungkinan bahwa bau akan dilepaskan darilarutan scrubbing yang panas.

Sistem absorpsi terdiri dari:Scrubber tahapan tunggal yang dapat diper-

gunakan untuk mengolah udara ventilasi pabrik.

Scrubber tahapan ganda yang paling seringdipergunakan untuk mengolah emisi-emisi proses.Pada sistem tahapan ganda, pemisah ikutan,venturi scrubber dan scrubber jenis semprotanbiasanya digabungkan dalam tahap pertamauntuk menghilangkan partikulat dan aerosoldari aliran gas agar supaya tahapan-tahapanscrubber selanjutnya menjadi lebih efektif dalammencapai pemusnahan bau.

Ragam utama dari peralatan penyerap gas ialah:Menara kemas, di mana fase gas dan cairan

mengalir melalui peralatan tersebut secara kontinyu,dengan kontak yang erat sepanjang perjalanannya.

menara pelat atau baki, yang pada hakikatnyamerupakan silinder di mana cairan dan gas di-

pertemukan selangkah demi selangkah (pengoperasianbertahap) di atas pelat atau baki.

menara semprot; dan

venturi scrubber.

Gambar 8.5a

Kolom kemasan arus balik tipikaldan kolom pelat kap gelembung

(Gambar 8.6) dipergunakan untukkeperluan scrubbing bau. Kemasan

meningkatkan area kontakpermukaan untuk meningkatkan

kemungkinan interaksi cairan/gas.

Tabel 8.6

Untung-rugi wet scrubber dalamupaya mengurangi baru.

Page 88: Artikel Tentang Bau

8—23Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

Gas out

MisteliminatorLiquid in

Bubble cap

Sidestreamwithdrawal

Internediatefeed

Gas paththrough cap

Gas in

Liquid out

Shell

TrayDownspout

Tray supportring

Tray stiffener

Vapour riser

Froth

Bila gas mengandung hidrogen sulfida makalarutan sodium hidroksida bisa dipakai. Jikalaubaunya disebabkan oleh senyawa organik takjenuh, mungkin perlu untuk menggunakanagen oksidasi seperti khlorin, sodium hipokhlorit,potasium permanganat, ozon atau hidrogenperoksida. Apabila khlorin, sodium hidroksida,sodium hipokhlorit atau ozon yang dipergunakanmaka aliran gas yang keluar harus dipantau.

Gas yang keluar harus dibuang melalui cer-obong, yang harus lebih tinggi dari bangunan-bangunan di dekatnya. Hal ini untuk meng-hindari masalah-masalah terbasuhnya bangunan,yang bisa menyebabkan keluhan bau, terutamabila efisiensi scrubbing-nya menurun.

Cerobong akan memberi perlindungan terhadapperubahan proses atau kerusakan peralatan.Beberapa instrumentasi tambahan akan diperlu-kan pada peralatan kontrol untuk memantaupenurunan tekanan scrubber, aliran cairan,tekanan pompa, suhu dan konsentrasi reagenlarutan scrubbing.

Adsorpsi karbon aktifSuatu metode yang sesuai untuk memantau substansi bau,bahkan pada konsentrasi rendah, adalah adsorpsi pada karbonaktif. Molekul-molekul atau ion-ion pada permukaan baupadat dan cair mungkin tidak membuat seluruh kekuatanmereka terpuaskan oleh gaya tarik-menarik partikel lain. Inidapat dipasang pada arang aktif atau substansi-substansisejenis.

Pada umumnya ada dikenal dua jenis adsorpsi yaitu:Adsorpsi fisik atau adsorpsi van der waals, hasil dari gayatarik-menarik kekuatan antar-molekuler antara molekuldari yang padat dengan substansi yang diadsorbsi; dan

Adsorpsi kimia dan adsorpsi aktif, hasil interaksi kimiaantara substansi keras dan substansi yang diadsorbsi.

Kolom adsorpsi karbon aktif digunakan untuk mengolahemisi bau yang berasal dari sumber-sumber limbah yangmelepaskan senyawa sangat berbau seperti H2S.

Agar efektif, aliran udara yang tercemar harus bebas darisubstansi-substansi (seperti debu) yang mungkin memberati

Gambar 8.5b

Suatu bubble cap plate column yangtipikal.

Page 89: Artikel Tentang Bau

8—24 Kursus pengelolaan kualitas udara

Gas tercemar masuk

Activatedcarbon beds

gasbersihkeluar

partikel-partikel karbon. Jumlah gas (atau uap) yang diadsorbsioleh unsur padat bergantung pada:

Sifat adsorben;

sifat gas yang diadsorbsi;

area permukaan adsorben; dan

suhu dan tekanan gas.

Empat adsorben penting yang dipergunakan secara luas dalamindustri akan dipelajari secara singkat, yaitu:

Karbon aktif (yang paling lazim digunakan);

Alumina aktif;

gel silika; dan

saringan molekuler.

Aplikasi biasa untuk adsorpsi arang aktif tersaji dalam Gambar 8.6.

Biaya penggantian karbon bisa tinggi karena sistem-sistemyang sederhana hanya menggunakan karbon untuk sekalipakai saja. Sistem-sistem yang lebih kompleks dan mahalmemungkinkan terjadinya regenerasi karbon untuk peng-gunaan berulang. Regenerasi tersebut dapat menghasilkan airlimbah yang memerlukan pengolahan lebih lanjut sebelumdibuang atau aliran uap konsentrasi yang dapat diinsinerasisecara lebih murah dibandingkan dengan aliran udara aslinya.

Gambar 8.6

Adsorber arang aktif. Adsorberkarbon menghilangkan VOC, uap

dan lain-lain bau industri yangberasal dari aliran buangan

pengering, oven, alat panggangan,tanah, sistem ventilasi dan lain-

lain alat pemrosesan industri .

Page 90: Artikel Tentang Bau

8—25Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

nagnutnueK naigureK

naknikgnumidkudorpnakiabreP nakhutubmemasibkudorpnakiabrePlahamnadkitoskegnayisalitsid

sugabgnaynopsernadnailadnegnePsesorpnahabureppadahret

kasurfisergorparacesnebrosdAakitekaynsatisapaknaupmamek

takgninemsulkishalmuj

iwaimiknagnaubmephalasamadakadiTnadnakhilupid)kudorp(natulopalibapa

sesorpmaladeknakilabmekid

nakhutubmemnebrosdaisarenegeRmukavuatapaurebmus

nakaideynemkutnumetsisnaupmameKhunepisamoto

iggnitfitalerladomayaiB

narodonakgnalihgnemkutnunaupmameKeksesorpnarilairadpauuatasagtafisreb

hadnertagnasgnaytakgnit

BiofiltrasiFilter-filter kimia karbon aktif dan scrubber mungkin tidaklayak dilaksanakan atau tidak ekonomis untuk digunakansebagai pengendali bau oleh karena merupakan bagian darisejumlah besar gas yang perlu diolah.

Selama tahun 1960-an, metode-metode pengendalian bauyang lebih praktis mempergunakan teknologi pengolahanbiologis, seperti lapisan dasar tanah dan biofilter yang di-bungkus dengan kulit pinus atau bahan-bahan pembusuk,telah dikembangkan.

Prosedur biofiltrasi adalah mirip dengan scrubbing kimiawi,kecuali bahwa dalam biofiltrasi, bau dihilangkan dengan aksibakterial. Reaksi-reaksi fase-uap bisa juga terjadi dengan senyawa-senyawa kimia tertentu yang mengurangi intensitas baudengan memproduksi lebih sedikit unsur-unsur pokok bau,mirip reaksi dengan oksidan kimiawi.

Gambaran skematik dari filter bau biofiltrasi disajikan dalamGambar 8.7.

Bakteri yang tumbuh pada alas tak bergerak, memungkinkanterjadinya kontak erat antara gas berbau dengan bakteri ter-sebut. Proses itu bersifat mandiri. Dalam industri-industribiologis (misalnya, pengolah pupuk hewani) adalah biasamenempatkan biofilter setelah kondensor.

Biofilter memerlukan perhatian yang saksama guna memastikanpengoperasian yang berkelanjutan. Alas penopangnya mungkinharus diganti secara teratur karena kegagalan mekanik.

Pada awal tahun 1990-an, karya dalam skala laboratoriumatas sistem-sistem saringan bioscrubber dan biotrickling telahdilaporkan secara ekstensif. Secara umum, biofilter memberikan

Tabel 8.7

Menyajikan untung-rugi adsorberarang aktif dalam hal

pengurangan bau.

Page 91: Artikel Tentang Bau

8—26 Kursus pengelolaan kualitas udara

Typical biofilter

SLA

Conditioning section Biofilter section

Cleangaz

to atm.

LIT #1BED #1

LIT #2BED #2

Gambar 8.7

Skema biofilter tipikal untukpengendalian jika sumber industri

berbau.

solusi yang lebih efektif untuk diterapkan dalam aplikasipraktek meskipun muatan alirannya rendah. Sistem filterbioscrubber dan biotrickling keduanya berguna pada skalalaboratorium untuk kegunaan alat-alat eksperimental.

Biofilter—Filter dibungkus dengan media organik yaituorganisme mikrobiologis residen. Sistem ini memerlukanprakondisi limbah gas untuk meningkatkan kandungancairan. Dalam sejumlah aplikasi, pengasaman dari mediafilter tersebut bisa naik dengan digunakannya filter dansehingga menurunkan kinerja. Kinerja filter bisa puladipengaruhi oleh fluktuasi dalam konsentrasi kimia dalamaliran gas. Lebih lanajut, kesulitan mungkin dialami dalammenghadapi patogen yang dibangkitkan dalam filter biologis.

Filter biotrickling—filter dibungkus dengan media an-organik yang membutuhkan inokulasi dengan mikro-organisme eksternal selama penghidupan filter biotricklingtersebut. Sistem ini bisa menghindari masalah terlahirnyapatogen-patogen dari bahan pembusuk tersebut di atas danmenurunkan biaya modal dari sistem biofilter ini. Peny-umbatan filter ditemukan sebagai kelemahan besar bagiteknik filter biotrickling. Tingkat kinerja yang tinggi selamaperjalanan waktu telah dapat dicapai. Percobaan-percobaanlaboratorium dengan mempergunakan sistem filter bio-trickling ini telah menunjukkan bahwa teknik tersebutmenjanjikan dan menawarkan prospek-prospek nyatadengan pengembangan lebih lanjut.

Bioscrubber—persiapannya hampir sama dengan filterbiotrickling tetapi biodegradasi bahan kimia berbau terjadidalam tangki terpisah yang terletak setelah media filter.

Page 92: Artikel Tentang Bau

8—27Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

Sistem ini telah berhasil memperbaiki tingkat kecepatantransfer massa polutan cair, sementara tingkat kecepatantetesan yang tinggi dapat diterapkan guna mengurangikemungkinan obstruksi. Namun, efisiensi dari sistem inimasih membutuhkan pengembangan substansial lebih lanjut.

Modifikasi bauModifikasi bau meliputi penambahan senyawa bau agarsupaya mengubah intensitas bau atau mengubah sifat baumenjadi sesuatu yang kurang ditolak. Unsur samaran inimengubah sifat bau, namun menaikkan intensitas bau yangada secara keseluruhan.

PenyebaranDilusi emisi-emisi bau dengan udara atmosfer adalah suatumetode pengendalian bau yang mungkin bisa berhasil dilaksana-kan di bawah persyaratan khusus dari lembaga meteorologidan topografi. Penciptaan model dapat memberikan informasiyang berkaitan dengan kemungkinan efektifnya teknik ini.

Hidung manusia mampu mendeteksi bau gas berbau yangberlangsung sesingkat satu atau dua detik. Untuk jangkawaktu yang sangat singkat tersebut konsentrasi gas dalamsebuah bulu yang menyebar bisa naik hingga sepuluh kalilebih tinggi daripada nilai desain rata-rata masa tiga menit.Penyebaran emisi-emisi bau via sebuah cerobong asap tidakdirekomendasikan kecuali jika sumber emisi tersebut di-kuantifikasi secara layak oleh sebuah pengujian panel bau.

Hasil-hasil sebuah pengujian panel bau perlu memberikanjumlah dilusi (unit bau) yang dibutuhkan untuk menyebar-kan sumber bau hingga tingkat di bawah ambang konsentrasibau bagi 50 persen panel bau (disingkat sebagai TOC50%).Biasanya tidaklah praktis untuk menyebarkan lebih daripada200 unit bau per meter kubik per detik dari aliran pipa buangtanpa cerobong yang didesain secara benar. LaboratoriumWarren Spring di Inggris menyarankan teknik berikut untukmenaksir tingginya cerobong asap yang tidak benar hu.

hu = (0. 1 DQ).di mana D adalah jumlah dilusi atau unit bau yang di-butuhkan untuk menyebarkan sumber emisi ke TOC50%dan Q adalah laju aliran volumetrik dalam m/s pada OoCdan 760 mm Hg.

Lambang yang ekuivalen adalah:hu = (0. 1 Mo/TOC50%)0.5

Page 93: Artikel Tentang Bau

8—28 Kursus pengelolaan kualitas udara

di mana Mo adalah laju emisi massa dari gas berbau dalamg/s dan TOC50% memiliki unit g/m3.

EPA atau badan-badan yang ekuivalen di seluruh dunia telahmemanfaatkan ciptaan model komputer untuk menetapkanukuran cerobong bagi keperluan situasi khusus seperti emisibau. Lebih dari 30 model komputer telah tersedia, termasukyang ada dalam paket US EPA ‘UNAMAP’ versi 5 dan modelAUSPLUME, yang telah dikembangkan di Australia. Semuamodel ini membutuhkan informasi meteorologi dan bantuantenaga ahli.

Page 94: Artikel Tentang Bau

8—29Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

5. MODEL BAU SEBAGAI ALATPENGATUR

Polutan udara berbau sering dianggap penting utamanyakarena nilai gangguan mereka dan jumlah keluhan yangmereka timbulkan. Hanya beberapa kasus efek gangguankesehatan yang didokumentasikan berdasarkan persyaratanfisiologis yang terukur. Namun, bau yang dideteksi dari prosesbiologis bisa menunjukkan pencemaran udara oleh patogen.Banyak senyawa di bawah tingkat deteksi bau kini dianggapberbahaya berkat hasil studi penilaian risiko (misalnya bensena).

Model-model penyebaran bau bisa dipergunakan untukmemprediksi konsentrasi bau yang akan dihasilkan dari sumberpencemaran bau, terhadap setiap kondisi meteoroligis tertentu,setiap lokasi, setiap waktu. Model tersebut menirukan prosespenyebaran bau dan menyediakan terciptanya suatu hubunganantara bau yang ditimbulkan pada suatu sumber dan konsentrasibau dalam udara yang dialami oleh penerima. Mengenaipolutan-polutan udara lainnya, konsentrasi bau bisa dibuatmodel dengan mempergunakan model-model penyebaranyang telah ada seperti misalnya Ausplume dan ISC3.

Model-model penyaringan, seperti Screen, hanya dapatdipergunakan untuk keperluan sumber tunggal dengandata meteorologis yang disederhanakan.

Model-model pengatur, seperti ISC3 dan Ausplume, diper-gunakan luas untuk keperluan perizinan polutan lainnya;

Model-model fisik khusus, seperti Inpuff, Auspuff, meng-hendaki tingkat masukan data meteorologis yang sangattinggi dan informasi lokasi serta dibutuhkan sumber-sumber daya yang besar untuk melakukan kalkulasi pem-buatan model penyebaran.

Ada beberapa kerugian atas penggunaan model-model pengatur.Keluaran model tersebut mungkin tidak menyajikan keadaansesungguhnya atau menjelaskan tingkat konsentrasi bau padawaktu keluhan bau diteirma, tetapi lebih merupakan angka-angka artifisial yang:

dapat dibandingkan dengan situasi sejenis lainnya atau

dapat dikonfirmasikan dengan standar dampak bau

Teknik semacam itu membatasi tanpa selengkap data meteorolgisyang relevan dan ekstensif.

Keluaran tipikal dari suatu model yang diterapkan terhadapprediksi bau disajikan dalam Gambar 8.8.

Page 95: Artikel Tentang Bau

8—30 Kursus pengelolaan kualitas udara

Gambar 8.8

Keluaran model tipikal dari model“ausplum” menunjukkan kontur

bau yang diprediksi untukpenentuan panel bau. Penilaian

bau tersebut kemudiandimasukkan ke dalam sebuah

model Pengatur yang menghitungpenurunan kekuatan bau

berdasarkan data dari cuaca yangberlaku (utamanya kecepatan dan

arah angin).

Page 96: Artikel Tentang Bau

8—31Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

6. SENYAWA DAN SUMBERBAU

Sejumlah sektor industri membuka kemungkinan terhadapproduksi yang tidak pada tempatnya disebabkan oleh sifatpengoperasian mereka. Beberapa dari hal tersebut dibahasdalam bagian ini.

Industri bubur kertas (pulp) dankertas

Uraian dan praktek industriBubur kertas dan kertas dibuat dari bermacam-macam bahanyang mengandung serat, biasanya dari kayu, kertas daur ulangdan residu pertanian. Di negara-negara berkembang, kira-kira60% dari serat selulosa berasal dari bahan mentah non-kayuseperti ampas tebu, jerami gandum, bambu, buluh, rumputesparto, goni, rami dan sisal (serat nanas).

Langkah-langkah utama pembuatan bubur kertas dan kertasadalah:

Persiapan bahan mentah;

pembuatan bubur kertas;

pemutihan bubur kertas; dan

pembuatan kertas.

Pabrik bubur kertas dan pabrik kertas dapat dibangun secaraterpisah atau sebagai operasi-operasi terpadu. Bubur kertasyang dibuat digunakan sebagai sumber selulosa untuk seratsintetis atau untuk diubah menjadi kertas atau kertas karton.

Pembuatan bubur kertas (pulp) dimulai dengan persiapanbahan baku yang meliputi pengelupasan kulit pohon (dalamhal pohon digunakan sebagai bahan mentah), pemotongandan proses-proses lain seperti pemisahan inti (misalnya, dalamhal ampas tebu digunakan sebagai bahan baku)

Bubur kertas selulosa dibuat dari bahan baku yang meng-gunakan cara-cara mekanik atau kimia dan mekanik. Pem-buatan bubur kertas untuk dijadikan kertas dan kertas kartonmempergunakan metode-metode mekanik, kimia-mekanikdan metode kimia.

Pembuatan bubur kertas secara mekanik memperguna-kan metode abrasi cakram atau bilet;

proses kimia-mekanik melibatkan abrasi mekanik;

Page 97: Artikel Tentang Bau

8—32 Kursus pengelolaan kualitas udara

Washed pulpTO BLEACH PLANTOR PAPER MILL

Brownstock washers

COOKINGLIQUOR

ChipsCondenser Vent gases

Blow gases

Condensate

Hotwell

FoulCondensate To stack

PULPPULP MILL VENT GASES

LIQUOREvaporator

gases

Flue gas

VENTGASES

LIQUOR

WHITE LIQUORTO DIGESTERClarifier

CausticizerSlaker

Lime kilnLimesludge

Venturiscrubber

Vent gases Heavyblackliquor

Combustion airChar bed

Green liquor

makeupsaltcake

Mix tank

Dust recycle NDCERecoverypurnace

ESP

Weak liquor

Screens

Dige

ster

Blow

tan

k Cond

ense

rEv

apor

ator

Conc

entr

ucto

r

lime Smelt dissolving tank

Water

Smelt

Dryngzone

pengoperasian mekanik termal dan penggunaan bahankimia; dan

bubur kertas secara kimia dibuat dengan cara memasak(menghancurkan) bahan mentah dengan menggunakanproses Kraft (sulfat) dan sulfit.

Proses Kraft menghasilkan berbagai macam bubur kertasyang utamanya digunakan untuk kertas kemasan dan kertasberkekuatan tinggi. Skema proses Kraft diperlihatkan dalamGambar 8.9 di bawah. Bubur kertas juga disebut bahan coklat(brownstock), dicuci dengan air guna menghilangkan cairanmasakan (hitam) guna bahan kimia. Bubur kertas juga bisadibuat dari kertas daur ulang yang sudah dibuang tintanya.

Pemutihan seringkali mengikuti pembuatan bubur kertas .Tujuan utama pemutihan adalah untuk memisahkan lignindari selulosa. Lignin menyebabkan kertas menjadi lemah,kurang terang dan umurnya lebih singkat. Unsur pemutihyang paling sering digunakan untuk bubur kertas mekanikadalah peroksida dan hidrosulfit. Pada pemutihan buburkertas kimia, digunakan khlorin, kalsium atau sodium hipo-khlorit dan khlorin dioksida. Penggunaan khlorin berakibat

Gambar 8.9

Proses manufaktur bubur kertasKraft.

Page 98: Artikel Tentang Bau

8—33Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

pada organik-organik yang mengandung khlorin, sepertidioksin, di dalam aliran air. Alkali (utamanya kaustik soda),kadang-kadang dikombinasikan dengan oksigen, dipergunakanuntuk menghilangkan bahan-bahan khlorin. Oksigen pra-pemutihan menghilangkan lignin dari selulosa tetapi oksigentersebut menyerang selulosa sehingga mengakibatkan ber-kurangnya hasil serat. Substitusi khlorin dengan khlorindioksida, dalam sejumlah kasus kombinasi dengan peroksida(seperti peroksida hidrogen), dapat menghilangkan penggunaanunsur khlorin. Enzim (seperti silanas bebas selulose) jugadipergunakan sebagai substitusi bagi agen-agen pemutihberintikan khlorin. Penghilangan air dari bubur kertas diawalisetelah memasak dan meneruskan melalui tahapan-tahapanselanjutnya. Di pabrik yang memproduksi bubur kertas untukkemudian dikirim dengan kapal laut, pembuangan air di-lakukan setelah proses pemutihan.

Kertas dan kertas karton dibuat dari bubur kertas melaluipengendapan serat dan filler dari suspensi cairan pada alatpembentuk yang bergerak yang juga berlaku menghilangkanair dari bubur kertas. Air yang tinggal di dalam jaring basahdihilangkan dengan menekan dan akhirnya dengan caramengeringkan, terhadap serangkaian silinder berongga yangdipanasi (misalnya rol kalendar). Bahan kimia aditif ditambah-kan demi memberikan unsur tertentu pada kertas, sementarapigmen bisa dibubuhkan untuk memberi warna.

Sifat-sifat limbahDampak lingkungan yang signifikan dari pembuatan buburkertas dan kertas dihasilkan oleh proses pembuatan buburkertas dan proses pemutihan. Dalam proses tersebut, senyawasulfur dipancarkan ke udara, sedangkan senyawa khlorin danorganik dibuang ke dalam air limbah.Emisi udara

Dalam proses pembuatan bubur kertas Kraft, emisi senyawasulfur yang direduksi total dan berbau sangat memuakkan,(TRS) termasuk metil merkaptan dan dimetil sulfida, di-timbulkan, secara tipikal pada laju kecepatan 0,05 kg/tonbubur kertas yang dikeringkan dengan udara. Sumber odoranutama adalah:

Dari cairan Kraft (penghancur);

tungku perbaikan Kraft;

tangki pelarut bau; dan

dapur kapur.

Page 99: Artikel Tentang Bau

8—34 Kursus pengelolaan kualitas udara

Laju kecepatan produksi tipikal lainnya adalah: hidrogensulfida 6,4 kg/ton, sulfur oksida 2,7 kg/t dan senyawa organikyang mudah menguap (VOC) dari oksidasi cairan hitam, 15kg/ton.

Dalam proses pembuatan bubur kertas sulfit, sulfur oksidadiproduksi pada laju kecepatan 31 kg/ton. Proses pembuatanbubur kertas lainnya seperti proses mekanik dan proses termo-mekanik secara signifikan menghasilkan kuantitas emisi udarayang lebih rendah.

Dalam pengoperasian pemutihan berintikan khlorin, elemenkhlorin dan khlorin dioksida dihasilkan pada laju kecepatan0,2 hingga 0,4 kg/ton.

Unit-unit pembangkit tenaga uap dan listrik yang menggunakanbatubara atau bahan bakar minyak menghasilkan emisi-emisiasap terbang, sulfur oksida dan nitrogen oksida. Pembakaranbatubara dapat memancarkan asap terbang pada laju kecepatan100 kg/ton ADP.

Limbah padatLimbah padat yang menjadi sumber keprihatinan termasuk diantaranya adalah lumpur pengolahan air limbah (50 sampai50kg/ton ADP). Selain itu adalah limbah kertas, yang dapatdidaur ulang dan kulit kayu, yang dapat dipergunakan sebagaibahan bakar.

Pencegahan dan pengendalian pencemaranIsu lingkungan yang paling signifikan adalah penggunaankhlorin dalam pemutihan serta pembuangan cairan hitam.Perkembangan industri yang telah terjadi menunjukkan bahwapemutihan bebas khlorin total dapat dilaksanakan bagi banyakproduk bubur kertas dan kertas tetapi tidak dapat mem-produksi kertas dengan mutu tertentu.

Program pencegahan pencemaran harus difokuskan padapengurangan dampak pembuangan air limbah dan padapengurangan emisi-emisi udara.

Perubahan proses bisa mencakup hal-hal berikut ini:Menggunakan proses pembuatan bubur kertas secaramekanik atau termo-mekanik bilamana layak dilakukan.

Mengurangi tuntutan persyaratan pemutihan denganrancangan dan pengoperasian proses. Mengambil tindakan-tindakan berikut ini untuk mengurangi emisi-emisi senyawakhlorin terhadap lingkungan:

Page 100: Artikel Tentang Bau

8—35Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

Mengurangi kandungan lignin dalam kandungan buburkertas sebelum pelaksanaan pemutihan dengan per-panjangan delignifikasi pada waktu proses masak ataupra-pemutihan dengan oksigen di bawah tekanantinggi atau dengan kombinasi dari kedua metodetersebut.

Mengoptimasikan pencucian bubur kertas sebelumpemutihan.

Menggunakan sistem pemutihan bebas khlorin totalatau bebas khlorin elemental bilamana layak untukdilakukan. Menggunakan oksigen, ozon, peroksida(hidrogen peroksida) atau enzim-enzim (silanase bebasselulosa) sebagai pengganti untuk sistem pemutihandengan basis khlorin.

Dalam hal diperlukan pemutihan dengan khlorin,kurangi muatan khlorin pada lignin dengan cara me-ngendalikan pH dan dengan memisah tambahan khlorin.

Pada batas minimum, dilakukan substitusi parsial darikhlorin oleh khlorin dioksida pada tahap khlorinasi.

Mengurangi emisi-emisi sulfur pada atmosfer dengantindakan-tindakan sebagai berikut:

Menggunakan masakan pengganti (menginjeksikancairan hitam dingin sebelum meniup bubur kertas dariunit penghancur) guna mengurangi emisi TRS.

Menggunakan oksidasi cairan hitam guna mengurangiemisi TRS dari tungku .

Teknologi pengolahanEmisi-emisi oksida sulfur digosok dengan sedikit larutanalkalin. Gas TRS diambil dengan menggunakan peralatanheader, kap dan ventilasi. Kondensat dari penguapan cairanhitam dilepaskan dari TRS dan diinsinerasi di dalam sebuahdapur kapur atau unit pembakaran lainnya. Presipitatorelektrostatis digunakan untuk mengendalikan pelepasanbahan partikulat ke atmosfer. Secara normal alat-alat pem-bakaran dioperasikan pada suhu di atas 1.100°C.

Langkah-langkah pengolahan limbah padat termasuk diantaranya adalah penghilangan air dan pembakaran di dalaminsinerator, bark boiler atau utility boiler bersama-sama denganbahan bakar fosil.

Page 101: Artikel Tentang Bau

8—36 Kursus pengelolaan kualitas udara

retemaraP mumiskamialiN

talukitrapnahaB ³mN/gm05

adiflusnegordiH ³mN/gm51

adiskoidrufluS ³mN/gm008

rufluslatoT

tifluskirbaP PDAnot/gk0.2

aynnialnadtfarK PDAnot/gk5.1

nirolhK )PDAnot/gk2.0(mpp02

adiskonegortiN

sagrakabnahaB J/gm68

riacrakabnahaB J/gm031

tadaprakabnahaB J/gn062

COV )PDAnot/gk51(³mN/gm02

Limbah padatLimbah padat harus dimasukkan ke dalam alat pembakaranatau dibuang dengan cara sedemikian rupa agar menghindaritimbulnya bau dan pelepasan organik beracun terhadaplingkungannya.

Persyaratan emisi yang diberikan di sini dapat dicapai secarakonsisten dengan sistem pengendalian pencemaran yangdirancang dengan baik, dioperasikan dengan baik dan di-pelihara dengan baik.

Pemrosesan daging dan prosespembuatan pupuk hewani

Industri, uraian dan praktekIndustri ini meliputi:

Penyembelihan hewan ternak dan unggas;

pemrosesan hewan sembelihan menjadi produk-produkdaging (diawetkan, dikalengkan dan sebagainya); dan

pembuatan pupuk dari sisa-sisa yang tidak dapat dimakandan dibuang dijadikan produk sampingan yang bergunaseperti lemak babi dan minyak.

Persyaratan emisi udaraEmisi udara dari pembuatan bubur kertas dan kertas harusmencapai tingkat yang disediakan dalam Tabel 8.8.

Tabel 8.8

Emisi udara dari pembuatanbubur kertas dan kertas.

Page 102: Artikel Tentang Bau

8—37Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

Raw Material receiving

Shop fat and bone

Crusher

Blowtank

Steam -25 -75 PSI

Cooker

Jacket condensate

Free run fat

Crudeanimal

fattank

Animal fatstorage

tank

Precoatleaf filter

Centrifuge

Solids toscrew press

Proteinmeal

storagehopper Screen

Grinder

Oversize

Pressedcracklings

Screw press

Screw press vent

Unpressedtankage

Percolatordrain pan

Screw press fat

Condenser

To sewer

Odorcontrolsystem

Non-condensable gases

Entrainment separator

Exhaus vapor

Dead stock carcasses

Screen

Sebuah proses yang berjangkauan luas digunakan. Suatuskema alat batch cooker tipikal dari proses pengolah pupukhewani disajikan dalam Gambar 8.10.

Sifat-sifat limbahPembuatan pupuk hewani adalah suatu proses yang menyebab-kan penguapan yang menghasilkan aliran kondensat denganbau yang busuk.

Industri daging, memiliki potensi untuk:Menimbulkan limbah padat dalam jumlah besar;

air limbah dengan BOD tipikal, tingkat 600mg/l (ini bisanaik hingga 8,000 mg/l) dan tingkat kepadatan ditangguh-kan 800mg/l dan yang lebih tinggi;

memiliki potensi untuk menghasilkan bau yang meng-ganggu;

menghasilkan limbah yang mungkin mengandung patogen,termasuk bakteri Salmonela dan Shigela, telur parasit dankista amuba;

Gambar 8.10

Skema dari batch cooker tipikal daripengolah pupuk hewani.

Page 103: Artikel Tentang Bau

8—38 Kursus pengelolaan kualitas udara

limbah dan produk samping yang mungkin mengandungsisa pestisida yang muncul dari perawatan hewan ataumakanannya; dan

tingkat khlorida bisa jadi sangat tinggi (hingga 77.000mg/l) yang terjadi karena proses pengawetan.

Jumlah dan kekuatan limbah dapat dikurangi dengan praktek-praktek yang baik seperti:

Mengeringkan pembuangan limbah padat; dan

menyediakan saringan pada saluran pengambilan air limbah

Pencegahan dan pengendalian pencemaranPemisahan produk dari limbah pada setiap tahapan adalahpenting guna meningkatkan produk dan mengurangi muatanlimbah. Bahan-bahan yang ditangani semuanya dapat mem-busuk, oleh karena itu, kebersihan adalah penting. Pengelolaanair harus mencapai kebersihan bebas limbah yang disyaratkan.

Tindakan pencegahan dalam pabrik seperti hal berikut inidapat dipergunakan untuk mengurangi gangguan bau dantimbulnya limbah padat dan cair dari proses produksi:

Memperbaiki dan memproses darah menjadi produk sampingyang berguna;

Memproses perut besar dan usus dan memanfaatkanlemak serta bagian-bagian yang perlu dibuang;

mengurangi konsumsi air dalam proses produksi,misalnya, menggunakan keran dengan mempergunakansumbat otomatis, penggunaan tekanan air tinggi danperbaikan tata letak proses.

menghilangkan transportasi (pemompaan) limbah (misalnya,usus dan bulu) guna mengurangi konsumsi air;

mengurangi muatan limbah cair dengan cara mencegahseluruh limbah padat dan semua cairan konsentrasi agartidak memasuki aliran limbah;

menutup saluran pengumpul di dalam wilayah produksidengan kisi-kisi guna mengurangi jumlah bahan padatyang masuk ke dalam air limbah;

memisahkan air pendingin dari proses dan air limbah danmengedarkan ulang air pendingin;

melakukan pembersihan kering pendahuluan terhadapperalatan dan wilayah produksi sebelum melakukan pem-bersihan basah;

Page 104: Artikel Tentang Bau

8—39Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

adifluslitemid,natpakremlitemuabliforP

iagabes()HS3HC(natpakremliteM:)laggnutnarodo

iagabes(S2)3HC(adifluslitemiD:)laggnutnarodo

84=relukelomtoboB 26=relukelomtoboB

rebmusisimemaladisketedgnabmA.mpp5000.0=irtsudni

.mpp038=paugnemhadumtafiS

isimepadahretnalanegnepgnabmA.mpp100.0=irtsudnirebmus

rebmusisimemaladisketedgnabmA.mpp100,0=irtsudni

nagnednaktiakidnatpakremlitemuaB.kusubsibuk

isimemaladnalanegnepgnabmAmpp100.0=irtsudnirebmus

=natpakremlitemiraduabradnatS-PEK-NEMPEKturunemmpp20,0

.6991/11/HLNEM/05

naktiakidS2)3HC(adifluslitemiD.kusubsibuknagned

S2)3HC(adifluslitemidiraduabradnatS-PEKNEMPEKturunemmpp10.0=

.6991/11/HLNEM/05

melengkapi jalan keluar saluran air limbah dengan saringandan perangkap lemak, guna memperbaiki dan mengurangikonsentrasi bahan kasar dan lemak di dalam aliran airlimbah gabungan;

mengoptimasikan penggunaan deterjen pembersih dandisinfektan di dalam air pencuci;

memindahkan pupuk kandang dari halaman penyimpananstok dan dari pemrosesan usus dalam bentuk padat;

membuang rambut dan tulang ke unit pengolah pupukhewani; dan

mengisolasi dan memberi ventilasi semua sumber emisi bau.

Pengurangan bau adalah isu pencemaran udara yang ter-penting pada pabrik pengolah pupuk hewani dan dapat dicapaidengan:

Mengurangi stok bahan baku dan menyimpannya didalam tempat yang dingin, berventilasi baik yang tertutup;

melaksanakan pasteurisasi bahan baku sebelum pemrosesanguna menghentikan proses biologis yang menimbulkan bau;

memasang semua peralatan di dalam ruang tertutup danmengoperasikannya dengan vakum parsial atau total; dan

menjaga agar seluruh wilayah kerja dan penyimpanandalam keadaan bersih.

Tabel yang berikut memberikan profil bau sulfida-sulfida.

Page 105: Artikel Tentang Bau

8—40 Kursus pengelolaan kualitas udara

Teknologi pengolahanAir limbah cocok untuk pengolahan biologis dan (kecualiuntuk air limbah bekas pengolahan pupuk hewani yang sangatberbau) dapat dibuang ke dalam sistem saluran pembuanganair limbah milik kotapraja bila ada kapasitas untuk itu atausebaliknya bila diolah dan dilepaskan ke lingkungan setelahmencapai standar pembuangan yang layak.

Persyaratan emisi udaraPengendalian bau harus dilaksanakan, bila perlu, guna me-ngurangi dampak bau kepada penghuni di dekatnya.

Pabrik pupuk nitrogen

Deskripsi industri dan praktekReviu ini merujuk pada produksi amonia, urea, amoniumsulfat, amonium nitrat (AN), kalsium amonium nitrat (CAN)dan amonium sulfat nitrat (ASN). Pembuatan asam nitrikdigunakan untuk memproduksi pupuk nitrogen secara tipikalpada lokasi dan oleh karena itu diadakan pembahasan.

AmoniaStok bahan untuk amonia diperoleh dari nitrogen dalamudara dan sumber hidrokarbon. Gas alam adalah yang palinglazim dipergunakan sebagai stok bahan hidrokarbon untukpabrik baru namun, stok bahan lainnya yang telah diperguna-kan meliputi naphtha, minyak dan arang gas.

Skema pabrik amonia tipikal disajikan dalam Gambar 8.11.

Produksi amonia dari gas alam meliputi proses-proses sebagaiberikut:

Desulfurisasi stok bahan;

reform primer dan sekunder;

konversi shif karbon monooksida dan pengeluaran karbondioksida (yang dapat dipergunakan untuk pembuatanpupuk urea);

metanasi; dan

sintesis amonia.

Katalisator yang dipergunakan dalam proses bisa meliputi:kobalt, molibdenum, nikel, oksida besi/oksida khrom, oksidatembaga/oksida seng dan besi.

Page 106: Artikel Tentang Bau

8—41Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

Natural gas Desulfurizer Hydrotreater ZnO guard chamber

Primary reformer Secondaryreformer

High temperatureshift converter

CO2 absorber

Process condensateLean

Bendfieldsolution

RichBendfieldsolution

StripperTo urea plant

To urea plant

To urea plant

NH3 (cair)

Purification andrefrigeration

Methanator Compressionsystem

Ammoniaseparator

NH3 gas

Vapour Air

To off site

NH3 (-33°C)

NH3 (30°C)

CO2

UreaPupuk urea diproduksi dengan cara mereaksikan amonia cairdengan karbon dioksida.

Langkah-langkah proses ini meliputi:Sintesis larutan di mana amonia dan karbon dioksidabereaksi guna membentuk amonium karbonat yang di-dehidrasi untuk membentuk urea;

konsentrasi larutan (dengan: vakum, kristalisasi atauevaporasi untuk menghasilkan pencairan);

pembentukan bahan padat dengan prilling atau granulasi;

pendinginan bahan padat dan penyaringan;

pelapisan bahan padat; dan

pengantongan dan/atau pengisian bahan curah.

Skema pabrik pupuk urea disajikan dalam Gambar 8.12.

Karbon dioksida untuk pembuatan pupuk urea biasanyaberasal dari pabrik amonia.

Gambar 8.11

Diagram aliran skematik dari prosesmanufaktur amonia.

Page 107: Artikel Tentang Bau

8—42 Kursus pengelolaan kualitas udara

Syntheticsection

Decompositionsection

Granulationsection

Recoverysection

Fertiliserparticulates

NH3CO2

Ammonia (NH3) gas

AmmoniumCarbamatsolution

Motherliquor

Amonium, sulfat (as)AS diproduksi sebagai:

produk samping kaprolaktam dari industri petrokimia

sebagai produk samping kokas; dan

secara sintetis dari reaksi amonia dengan asam sulfur.

Hanya produksi sintetis yang dibahas di sini.

Reaksi antara amonia dan asam sulfur menghasilkan suatularutan AS yang secara kontinyu disirkulasikan melalui sebuahevaporator untuk mengentalkan dan menghasilkan kristalamonium sulfat. Kristal tersebut dipisahkan dari cairan yangada di dalam centrifugal dan setelah itu cairan tersebut di-kembalikan ke dalam evaporator. Kristalnya dimasukkan kepengering dengan dasar basah atau pengering drum putar dandisaring sebelum pengantongan dan/atau dimuat secara curah.

Amonium nitrat (an), kalsium amonium nitrat (kan),amonium sulfat nitrat (asn)AN diproduksi dengan cara menetralkan asam nitrik denganamonia tanpa air. 83% hasil larutan AN dapat dijual apaadanya, pada umumnya dicampur dengan urea atau bisa lebihjauh dikonsentrasikan menjadi 95–99,5% larutan (mencair)dan diubah menjadi prill atau butiran. Langkah-langkahpembuatannya meliputi:

Pembentukan larutan;

konsentrasi larutan;

pembentukan bahan padat;

penyelesaian akhir bahan padat;

penyaringan;

Gambar 8.12

Skema diagram aliran dari prosespembuatan pupuk urea.

Page 108: Artikel Tentang Bau

8—43Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

pelapisan; dan

pengantongan dan/atau pengapalan secara curah.

Langkah-langkah pemrosesan bergantung pada produk akhiryang diinginkan. CAN dibuat dengan cara menambahkandolomit ke dalam pencairan AN sebelum menjadi prill ataubutiran, sementara ASN dibuat dengan cara membuat larutanAN dan AS menjadi butiran.

Asam nitrikTahap-tahap produksi pembuatan asam nitrik meliputi:

Penguapan amonia diikuti dengan pencampuran denganudara dan pembakaran campuran tersebut dilakukan padasebuah katalisator platina/rodium;

pendinginan nitrik oksida (NO) yang dihasilkan danmengoksidasikannya menjadi nitrogen dioksida (NO2)dengan oksigen residu; dan

penyerapan (NO2) di dalam air dalam kolom absorpsiguna memproduksi asam nitrik (HNO3).

Sifat-sifat limbahEmisi-emisi udaraEmisi dari pabrik amonia terhadap atmosfer meliputi:

Oksida sulfur, nitrogen dan karbon;

Hidrogen sulfida;

Senyawa organik mudah menguap;

Partikulat;

Metan;

Hidrogen sianida; dan

Amonia.

Polutan-polutan berikut dipancarkan dari:pemindahan pembuatan gas;

Regenerasi alas desulfurisasi;

pembakaran bahan bakar di reformer primer;

regenerasi larutan scrubbing karbon dioksida; dan

kondensasi proses pembuangan uap.

Pabrik gasifikasi bahan bakar minyak dapat menimbulkanhidrogen sianida.

Page 109: Artikel Tentang Bau

8—44 Kursus pengelolaan kualitas udara

)3HN(uabliforpainomA

sagnarodotafis-tafiS

anrawrebkaT

71=lukelemtoboB

mpp71=irtsudnirebmusisimeiradisketedgnabmA

mpp73=irtsudniisimeiradnalanegnepgnabmA

-PEK:NEMPEKturunemmpp0,2=aisenodnIidainomAuabradnatS6991/11/HLNEM/05

gnicnekriakusubuabnagnednaktiakidainomauaB

adapnaitamekiapmas,hirepnadsadephaladaaisunampadahretkefEiggnitisartnesnok

Gas cerobong dari reformer primer dapat memiliki konsentrasiNOx dari 200–450 mg/m3, konsentrasi sulfur dioksida (SO2)dari 0,1 hingga 2 mg dan konsentrasi karbon monoksida(CO) dari <10 mg/m3. Konsentrasi SO2 tersebut akan secarasignifikan lebih tinggi jika bahan bakar selain gas alam diper-gunakan.

Di pabrik pupuk urea, bahan partikulat dan amonia adalahemisi yang memprihatinkan.

Partikulat merupakan polutan udara utama yang dipancarkandari pabrik amonium sulfat. Sebagian besar ditemukan dalambuangan gas pengemudi. Pembuangan partikulat yang tidakterkontrol bisa jadi kurang lebih 23 kg/t dari pengering putardan 109 kg/t dari pengering dengan dasar basah.

Tangki penyimpanan amonium bisa melepaskan amonia.Selain itu, mungkin terjadi kehilangan fugitif amonia dariperalatan proses.

Limbah padatLimbah padat utamanya katalisator yang dikeluarkan, berasaldalam produksi amonia dan dalam pabrik asam nitrik. Secaranormal, lain-lain limbah padat tidak menciptakan gangguanlingkungan.

Pencegahan dan pengendalian pencemaranDi dalam pabrik amonia:

Bila mungkin, gas alam harus bertindak sebagai stokbahan untuk pabrik amonia demi mengurangi emisi udara– ini merupakan pilihan pencegahan pencemaran pentingdalam produksi amonia;

Page 110: Artikel Tentang Bau

8—45Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

retemaraP mumiskamialiN

ainomA ³mN/gm53

negortinadiskO ³mN/gm053

talukitraP ³mN/gm05

mengarahkan gas hidgrogen sianida (HCN) ke dalam unitpabrik gasifikasi bahan bakar minyak ke unit pembakaranuntuk mencegah agar tak terlepas;

menggunakan gas pembersih dari proses sintesis untukmenyalakan reformer dan membuang kondensat untukmengurangi amonia dan metanol;

menggunakan proses penghilangan CO2 yang tidak me-lepaskan toksik ke dalam lingkungan; dan

prosedur-prosedur pengoperasian dan pemeliharaan yanglayak harus diikuti demi mengurangi pelepasan ke ling-kungan.

Teknologi pengolahanDalam produksi asam nitrik, absorbsi dan reduksi katalitikmerupakan cara yang lazim digunakan untuk kepentinganmengendalikan emisi-emisi nitrogen oksida. Efisiensi absorpsidapat dinaikkan dengan meningkatkan jumlah baki, meng-operasikan menara pada tekanan yang lebih tinggi atau men-dinginkan cairan asam lemah di dalam absorber.

Di pabrik pupuk urea, wet scrubber digunakan untuk me-ngendalikan emisi fugitif dari prilling tower, filter kain diper-gunakan untuk mengendalikan emisi debu dari pengoperasiankantong. Alat-alat ini merupakan bagian tak terpisahkan daripengoperasiannya. Dalam unit pengolah amonium sulfat, wetscrubber merupakan cara yang disukai untuk keperluan me-ngendalikan emisi partikulat dan asam dari pengering.

Persyaratan emisi udaraEmisi udara dari unit pengolah pupuk nitrogen harus mencapaitingkat dalam Tabel 8.9.

Tabel 8.9

Emisi udara unit pengolah pupuknitrogen.

Page 111: Artikel Tentang Bau

8—46 Kursus pengelolaan kualitas udara

7. BACAAN TAMBAHAN

Air and Waste Management Association International Conferenceon Odours: indoor and environmental air, September13-15,1995 at Bloomington, Minnesota, USA.

Air & Waste Management Association 1997. Papers preparedfor presentation at the AWMA 90’h Annual Meeting & Ex-hibition from June 8-13, 1997 in Toronto, Canada, AWMA,Pittsburgh, PA, USA.

Buoncore Anthony J. and WT Davis 1992 (Eds). Air PollutionEngineering Manual Air Pollution Engineering Manual. NostrandRienhold, pp 147-155.

Clean Air Society of Australia and New Zealand (CASANZ)1995. Odour special interest workshop, held Bond University,18 and 19 May 1995 Part A of 2 parts, Clean Air 29 4,November 1995, pp 26-39

Clean Air Society of Australia and New Zealand (CASANZ)1995. Odour special interest workshop, held Bond University,18 and 19 May 1995 Part B of 2 parts, Clean Air 30 1,February 1996, pp 29-45

Coghlan, Andy, Electronic nose detects the nasty sniffs, NewScientist (ISSN:02624079) v 141 p 20 February 5 1994

CEN (Committee European de Normalisation) 1995. Docu-ment 064/e, Draft European Standard, Odour concentrationmeasurement by dynamic olfactometry, English version, 97-05-29 12:01.

Court J 1995. Key considerations for odour laws and regulations,a contribution to the Odour special interest workshop, held atBond University, 18 and 19 May 1995 Part A of 2 parts,Clean Air 29 (4), November 1995, p35

Economopoulos, A.P. 1993 “Rapid Inventory Techniques inEnvironmental Pollution”. In Assessment of Sources of Air,Water and Land Pollution. Geneva. World Health Organisation.

Jiang John, and J Sands 1997. Odour Measurement forRegulatory, Purposes, Centre for Water and Waste Technology,University of NSW. 31pp.

Kirkpatrick, N. 1991.Environmental Issues in the Pulp andPaper Industries. Surrey, U.K. Pira International.

Macdonald, G. J. and Freeman, T. j., Odour management atMajor New Zealand Wastewater Plants, Proceeding of AWWA17th Federal Convention, Melbourne, 1997

Page 112: Artikel Tentang Bau

8—47Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

Ministry for Environment, New Zealand, Odourmanagement under resource management ACT June, 1995.

Misselbrook T H. P J Hobbs and K C Persaud 1997. Use ofan electronic nose to measure odour concentration followingapplication of cattle slurry to grassland, Journal of AgriculturalEngineering Research, 66, pp213-220.

Nagy, George Z. 1991. The Odour Impact Model, Journal ofthe Air & Waste Management Association; 41 p 13601362.

Nathan, Stuart, On the scent of something big (electronicnose), Chemistry and Industry (ISSN:00093068) nol5 p 587August 1 ‘94

Nicell JA 1994. Development of the odour impact model as aregulatory strategy, International Journal of Environment andPollution. 4 (1-2) ppl24-138

Sauchelli, Vincent. 1960. Chemistry and Technology ofFertilisers. New York: Reinhold Publishing Corporation.

Sittig, Marshall, 1979. Fertiliser Industry Processes, PollutionControl and Energy Conservation. Ney Jersey, Noyes DataCorporation.

United Nations Industrial Development Organisation (UNIDO).1991. Conference on Ecologically Sustainable IndustrialDevelopment. Case Study

No. 1, Pulp and Paper, Held in Copenhagen, Denmark inOctober 1991. United Nations

Industrial Development Organisation, Vienna, Austria.

UNIDO. 1978. Process Technologies for Nitrogen Fertilisers.New York: United Nations.

UNIDO. 1992. Draft Pulp and Paper Industrial PollutionGuidelines.

World Bank, Environment Department. 1995. IndustrialPollution Prevention and Abatement: Nitrogenous FertiliserPlants. Draft Technical Background Document.

World Bank, Environment Department. 1996. PollutionPrevention and Abatement: Pulp and Paper Mills. TechnicalBackground Document.

World Bank Environmental Department. 1996. PollutionPrevention and Abatement. Meat Processing and Rendering.Technical Background Document.

Page 113: Artikel Tentang Bau

8—48 Kursus pengelolaan kualitas udara

PROSEDUR PENILAIAN BAUDENGAN METODE OLFAKTO-METRI DINAMIK (VICTORIA,AUSTRALIA) NO. B2.

1. Cakupan dan aplikasi1.1Metode ini mengukur tingkat pembuangan bau dengan

mempergunakan olfaktometri dinamik, sebuah dilusi padateknik ambang batas. Batas pendeteksian bergantung padadesain peralatannya tetapi berkisar kira-kira 50 unit bau.

1.2Metode ini melibatkan perolehan sampel-sampel gas yangmewakili gas-gas yang dibuang. Masing-masing sampeldidilusikan secara dinamis di dalam laboratorium denganudara bebas bau dan disajikan ke sebuah panel yang terdiridari tiga pengamat yang sebelumnya disaring menurutketentuan Standar B1 Prosedur Analitis—PemilihanPanelis Bau EPA (Vic).

1.3Serangkaian jumlah dilusi versus persentase respon paneldibuat dengan kertas grafik probabilitas logaritma. Jumlahdilusi yang diperlukan untuk 50% respon panel adalahtingkat bau dari sampel.

2. Akurasi dan presisi2.1Dua tingkat bau yang diukur berbeda secara signifikan

pada tingkat keyakinan 95% jika (yang lebih besar - 61%dari yang lebih besar) lebih besar dari yang lebih kecil.

3. Definisi3.1Tingkat bau ditetapkan dengan rasio volume yang sedia-

nya diisi oleh sampel ketika didilusikan ke ambang baudengan volume sampel

3.2Tingkat baunya diekspresikan dalam satuan bau (ou) danadalah analogus dengan konsentrasi

3.3Ambang baunya adalah tingkat di mana respon panel 50%diperoleh

3.4Tingkat kecepatan emisi bau berarti hasil penghitunganlevel bau dari limbah yang harus dibuang dan tingkatkecepatan volume pembuangan (dalam m³ basah permenit dirujuk ke suhu 0°C dan tekanan 101,3 kilopaskal)dan dinyatakan dalam satuan volume bau/menit (ou/men).

Page 114: Artikel Tentang Bau

8—49Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

4. Peralatan dan reagen4.1Sonde dan filter harus terbuat dari baja tahan karat atau

PTFE yang cukup dipanasi untuk mencegah terjadinyakondensasi. Sebuah filter baja tahan karat ukuran pori 60mikron atau penyumbat wol kaca sudah cukup. Wol kacaharus dibuang setelah pemakaian sedangkan filternyaharus dibilas dengan air banyak-banyak dan dikeringkan.

4.2Kantong-kantong pengambilan sampel haruslah ber-kapasitas nominal 15 L. Kantong pengambilan sampelMylar dibungkus tempat yang kedap gas.

4.3Panjang pipa pengambilan sampel haruslah seminimummungkin, terbuat dari baja tahan karat atau PTFE danharus dipanasi hingga di atas titik embun dari gas di luarcerobong.

4.4Pompa harus bebas bocor, jenis diafragma atau ekuivalenuntuk mengevakuasi kontainer kedap gas.

4.5Meter gas kering—untuk mengukur volume sampel totalhingga dalam batas 2%

4.6Jika dibutuhkan tingkat kecepatan emisi bau maka di-perlukan peralatan yang cukup untuk memungkinkantingkat kecepatan aliran volume gas dapat ditetapkandengan menggunakan Metode 10780 ISO / DIS—VelositasGas dan Tingkat Kecepatan Aliran Volume.

4.7Sebuah sistem dilusi dinamik (Gambar A,1) harus termasuk:

4.7.1 Meter pengukur tingkat kecepatan aliran gas kaca,dapat mengukur hingga akurasi ±5%, aliran udara 50L/menit, untuk dilusi aliran udara. Alat ini harusdikalibrasi dengan meter gas yang telah dikalibrasi.

4.7.2 Empat buah meter pengukur tingkat kecepatanaliran gas kaca, mampu mengukur aliran sampel hinggaakurasi ±5%. Aliran-aliran secara nominal 0–10 ml/menit, 0–100 ml /menit, 0–1 L/menit dan 0–10 L/menit. Alat-alat ini harus dikalibrasi terhadap sebuahmeter pengukur buih sabun in-line atau meter pe-ngukur gas bila dianggap perlu.

4.7.3 Ruang pencampuran PTFE berisi bentukan-bentukan PTFE. Volume sebesar kira-kira 1,5 L cukupmemadai.

4.7.4 15 cm kaca atau corong PTFE menyajikan sampeldilusi ke panelis.

4.7.5 Semua sampel dan pipa udara dilusi harus dibuatdari PTFE.

Page 115: Artikel Tentang Bau

8—50 Kursus pengelolaan kualitas udara

4.7.6 Sebuah sumber udara diatur pada tekanan kira-kira 5kPa. Ini dilakukan untuk memberikan tekananudara pada tempat sampel.

4.8Panel bau (Gambar A.2 dan A.3) harus terdiri:

4.8.1 Alat untuk melindungi antara satu panelis denganyang lain

4.8.2 Alat bagi panelis untuk menunjukkan respon-respon mereka dari jauh kepada operator panel dengancara sedemikaian rupa sehingga panelis-panelis lainnyatidak dapat mempengaruhi satu sama lain

4.8.3 Tempat duduk yang nyaman bagi para panelis

4.9 Panel bau harus ditempatkan dalam sebuah ruangan yangdirancang sedemikian rupa sehingga:

(i) ventilasi mencegah terbentuknya bau di ruangan tersebut;

(ii) bahan-bahan bangunan harus bebas bau;

(iii) distraksi bagi para panelis (seperti bunyi, dsb) harusditekan jadi sekecil mungkin

4.10 Tiga panelis dipilih dengan menggunakan ketentuanStandar B1 Prosedur Analitis—Pemilihan Panelis Bau EPA(Vic). Para panelis tidak boleh makan atau merokok selamajam pelaksanaan analisis dan harus dipastikan bahwaorang-orang tersebut serta pakaian mereka bebas bau.Sebanyak mungkin mereka merupakan orang-orang yangbekerja di lingkungan bebas bau.

4.11 Diperlukan sumber udara kering, bebas bau.

5. Prosedur5.1Pengambilan sampel

5.1.1 Bidang pengambilan sampel cerobong harus dipilihsedemikian rupa sehingga kriteria dalam StandarAustralia: AS 4323.1—1995 Metode 1 PemilihanPosisi Pengambilan Sampel Emisi Sumber Stasionerterpenuhi.

5.1.2 Faktor dilusi (DF) yang dibutuhkan untuk men-cegah kondensasi ditentukan sebagai berikut:

DF = CsCa

Cs = Konsentrasi uap air dalam cerobong (%v/v)Cs = Konsentrasi dari uap air yang ada dalam udara jenuh pada

suhu ambien

Page 116: Artikel Tentang Bau

8—51Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

Jika DF > 6, 10 L udara kering bebas bau ditambahkan kedalam kantong sampel dan sebesar 2 L sampel diambil.

5.1.3 Isi kantong bau dengan 10 L atau menurut jumlahyang didasarkan pada hitungan, dengan udara dilusibebas bau

5.1.4 Pastikan agar sistem pengambilan sampel dalamkeadaan bebas bocor.

5.1.5 Tempatkan sonde dan filter ke dalam cerobongdengan jarak antara lubang masuk sebesar seperempatdiameter dalam cerobong I dari dinding cerobong.Pastikan agar udara tidak dapat masuk ke dalamcerobong melalui lubang-lubang pengambilan sampel.Biarkan sonde, filter dan pipa-pipa pengambilan sampelyang diperlukan memperoleh ekuilibrium panas dengangas-gas cerobong ini.

5.1.6 Kondisikan sonde, filter dan pipa pengambilansampel dengan menarik kira-kira 5 L gas cerobongmelewatinya.

5.1.7 Hubungkan kantong pengambilan sampel ke pipapengambilan sampel dan drum ke pompa dan metergas. Perhatikan bacaan meter gas dan waktu.

5.1.8 Ambil sampel volume gas cerobong yang dibutuh-kan. Tingkat kecepatan pengambilan sampel akanbergantung pada proses yang dilibatkan tetapi harusberada di antara 0,5 dan 2 L per menit.

5.1.9 Matikan pompa. Lepaskan hubungan drum dankantong. Tutup kantong dengan stopper kaca atauPTFE. Perhatikan bacaan meter gas dan waktu.

5.1.10 Ambil paling tidak satu sampel lagi.

Jika DF>6, maka volume udara bebas bau yang mula-mula dimasukkan ke dalam kantong harus disesuaikansehingga:

DF (dihitung) = (Volume udara dilusi + Volume sampel)volume sampel

Page 117: Artikel Tentang Bau

8—52 Kursus pengelolaan kualitas udara

:nagnapalataD:nagnaubmepkitiT

:.onuabgnotnaK

:laggnaT

:ialumutkaW:itnehreb

:)L(isulidaraduemuloV:)L(lawaretemnaacabmeP:)L(rihkaretemnaacabmeP

:)L(lepmasgbslibmaidgyemuloV:)C°(uhusrukugneP

5.1.12 Ukur tingkat kecepatan aliran volume gas bilaperlu (lihat 4.8)

5.2Analisis

5.2.1 Sampel-sampel harus dianalisis secepat bisa mungkinsetelah pengambilan

5.2.2 Operator panel bau harus memastikan bahwakonsentrasi odoran yang diterima oleh panelisadalah sedemikian rupa sehingga kemungkinanmengalami efek sakit sangat kecil.

Maksud dari olfaktometri dinamik adalah untukmenghadirkan panelis dengan sampel dilusi secaradinamik yang dekat ambang bau sehingga tidak mem-buat jenuh respon indera penciuman mereka dengankonsentrasi bau yang tinggi dan mungkin bahan-bahanberbahaya.

5.2.3 Bilas sistem dilusi dengan udara dilusi bebas bau

5.2.4 Persilakan para penalis bau duduk secara nyamandi tempat panel dan jelaskan teknik “mengendus”kepada mereka. Mereka harus “mengendus” udara yangdatang dari sebuah face piece dan udara ambien secarabergantian. Perlu dijelaskan bahwa, sambil mengendus,mereka harus menunjukkan kapan mereka mendeteksisesuatu bau dan berhenti untuk menunjukkan bahwamereka tidak lagi mendeteksi bau. Jelaskan bahwamereka tidak dapat mencium sesuatu sampel secaraterus menerus karena sampel akan diganti-ganti denganudara bebas bau.

5.2.5 Setel aliran udara dilusi ke 50 L per menit dancatat setelan meter pengukur tingkat kecepatan aliran

5.2.6 Beritahukan kepada panel untuk mulai “mengendus”

5.1.11 Lembar hasil:

Page 118: Artikel Tentang Bau

8—53Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

5.2.7 Jika ada di antara anggota panel yang merespon,periksa untuk memastikan bahwa udara dilusi tersebutadalah bebas bau. Katakan kepada panel bahwa udarayang mereka “endus” adalah bebas bau.

5.2.8 Perkenalkan sampel sampai semua panelis mem-berikan respon. Perhatikan setelan meter pengukuraliran gas dan hentikan aliran sampel. Tunggu sampaisemua panelis berhenti merespon. Ini memastikanbahwa para panelis mengenali bau tersebut dan mem-berikan kepada operator suatu petunjuk tentangperkiraan ambang bau.

5.2.9 Perkenalkan sampel pada tingkat dilusi acak kepadapara panelis, gantikan dengan aliran sampel nol, catatsetelan meter pengatur tingkat kecepatan aliran gassampel dan respon panel terhadap masing-masingsetelan. Untuk memperoleh poin-poin pada grafik,gunakan level-level aliran sampel agar supaya sepertigadan dua pertiga dari panelis dapat mendeteksi bautersebut.

5.2.10 Panel bau harus diberi waktu istirahat selamapaling sedikit lima menit antara setiap sampel.

5.2.11 Data panel bau:

Tanggal:Nama-nama panelis 1:

2:3:

Meter pengukur tingkat aliran udara dilusi:

6. Penghitungan dan pelaporan6.1Penghitungan

6.1.1 Dari kurva kalibrasi meter pengukur tingkatkecepatan aliran yang digunakan, hitung aliran padamasing-masing setelan.

6.1.2 Hitung jumlah total dilusi dari sampel (perhitungkandilusi awal) pada masing-masing setelan.

D = (Aliran volume sampel + Aliran volume udara dilusi) x DFAliran volume sampel

DF = 6 atau nilai yang dihitung.

6.1.3 Hitung persentase respon panel untuk masing-masing jumlah dilusi.

Page 119: Artikel Tentang Bau

8—54 Kursus pengelolaan kualitas udara

6.1.4 Grafik, pada kertas grafik probabilitas logaritma,persentase respon panel vs. jumlah dilusi

6.1.5 Tarik garis lurus yang paling cocok lewat titik-titikini.

6.1.6 Temukan jumlah dilusi untuk 50% respon daripanel. Ini adalah level bau sampel.

6.1.7 Titik-titik 0% dan 100% respon tidak dapatdipergunakan tetapi ambang batasnya harus berada diantara titik-titik ini.

6.1.8 Level bau dari pembuangan diberikan oleh rata-rata dua level bau yang diukur. Jika (lebih besar—61%dari yang lebih besar) lebih besar dari yang lebih kecil,maka pengujian harus diulang

6.2Pelaporan

6.2.1 Yang berikut ini harus dilaporkan:

Organisasi yang melaporkan

Nama perusahaan

Lokasi

Tanggal pengambilan sampel

Waktu pengambilan sampel

Titik Pembuangan, Jumlah

Limbah yang ditentukan

Lokasi bidang pengambilan sampel dalam kaitannyadengan gangguan-gangguan aliran hulu dan hilir terdekat.

Kondisi pengoperasian selama pengambilan sampel

Metode-metode pengujian yang dipergunakan

Referensi terhadap metode analitis

Diameter cerobong asap (m)

Luas cerobong (m2)

Jumlah titik pengambilan sampel

Jumlah determinasi

Durasi pengambilan sampel (menit)

Suhu gas cerobong rata-rata (°C)

Velositas gas cerobong rata-rata (m/detik)

Konsentrasi air (% volume/volume)

Page 120: Artikel Tentang Bau

8—55Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

Kecepatan aliran volume gas (m3/menit) dinyatakandg. 0°C, 101.3 kPA, basah

Konsentrasi bau (o.u), dinyatakan dengan 0°C, 101.3kPA, basah

Tingkat kecepatan emisi bau (o.u.v./menit)

Batas kedaluarsa Lisensi

Komentar-komentar: Setiap deviasi dari prosedurstandar dan setiap faktor yang mungkin telah mem-pengaruhi hasilnya.

6.2.2 Yang berikut harus ini diperhatikan:

(i) Volume dinyatakan dengan 0°C, 101.3kPA

(ii) Oleh karena tingkat bau diukur “basah” emisinyaakan diperoleh dengan mempergunakan kalkulasidengan tingkat kecepatan aliran gas cerobong basah.

7. Catatan7.1Masalah berkaitan dengan kontaminasi peralatan peng-

ambilan sampel / peralatan dilusi sering terjadi. PerpipaanPTFE yang berbau dapat dibersihkan dengan memanaskan-nya di dalam suatu oven hingga kira-kira 150°C sambilmenghembuskan udara bebas bau lewat rongganya. Sumberkontaminasi umum lainnya adalah karet ring “O”. Se-baiknya penggunaannya sedapat mungkin dihindari.

7.2Setelah pengujian selesai, peralatan panel bau harus dibilasdengan udara bebas bau.

7.3Sampel didilusi pada waktu pengambilan untuk mencegahkondensasi cairan dan untuk mempertahankan integritassampel.

7.4Peralatan pengambilan sampel tidak boleh dipergunakanuntuk prosedur pengujian yang lain.

8. Referensi8.1Beneforado D.M., Rotella W.S., Horton D.L, Develop-

ment of an Odour Panel for Evaluation of Odour ControlEquipment, J.A.P.C.A. 19(2), 101, (1969).

8.2Wahl J.P., Duffee R.A., Marrone W.A., Evaluation of odourMeasurement Techniques, Volume 1, Animal RenderingIndustry, US EPA 650/2-74-008-a Washington, Jan. 1974.

8.3Bedborough D.R., Trott P.E., The Sensory Measurementof Odours by Dynamic Dilution, Warren Springs Lab, 1979.

Page 121: Artikel Tentang Bau

8—56 Kursus pengelolaan kualitas udara

Regulator at 5 kPa

Plastic drumwith airtight lid

Mylar sample bag

Flowmeter toset air flow

PTFE mixingchamber

Odour-freeair supply

Large glassfunnels

All hoses PTFE unlessotherwise marked

Flowmeterbank to setsample flow

Gambar A.1

Odour testing dilution system(sistem penipisan pengujian bau).

Gambar A.2

Testing panel for odour testing(regu pengujian untuk pengujian

bau).

Page 122: Artikel Tentang Bau

8—57Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

6-volt bezel

9 x 1.5 volt dry cells

0n-offswitch

Circuitry inOperator’s box

Circuitry in eachpanel member’s box

6-voltbezel

push-on awitch

Gambar A.3

Odour testing indicating system(sistem indikasi untuk pengujian

bau).

Page 123: Artikel Tentang Bau

8—58 Kursus pengelolaan kualitas udara

LAMPIRAN B: TEKNIK-TEKNIKPENGUKURAN BAU DILAPANGAN

Penilaian bau adalah subyektif. Indera penciuman manusiadapat membedakan antara ribuan substansi bau yang berlainandan dapat mendeteksi banyak dari bau tersebut yang memilikikonsentrasi sangat rendah.

Pada umumnya gangguan bau ditentukan oleh faktor FIDO:Frekuensi, Intensitas, Durasi dan Gangguan (offensiveness) bau.Dalam kuantifikasi masalah gangguan bau, frekuensi merujukpada berapa kali terjadinya bau, intensitas merujuk padakekuatan bau, durasi merujuk pada berapa lama terjadinya baudan gangguan bau merujuk pada ketidaknyamanan atau sifatbau.

Pada umumnya, faktor-faktor FIDO hampir mustahil dipantauatau direkam.

Respon indera manusiaBesarnya respon indera manusia terhadap bau (intensitas bauyang dirasakan) menurun ketika konsentrasi odoran menurun.Namun hubungan antara intensitas bau dan konsentrasiodoran sama sekali tidak merupakan suatu proporsi langsung.

Sayangnya untuk tujuan pengendalian bau, pada waktu udaraberbau didilusikan dengan udara bebas-bau, bau yang dirasakanmenurun menjadi kurang tajam dibandingkan dengan konsen-trasinya, misalnya, pengurangan 10 fold pada konsentrasi amilbutirat dalam udara diperlukan untuk mengurangi separuhdari intensitas bau yang dirasakan.

Tidak semua odoran merespon dengan rasio yang sama, yanglain bisa berubah dengan lebih tajam. Intensitas bau yangdirasakan menurun dengan cepat selama masa pengeksposanyang terus-menerus, ini merupakan suatu fenomena “adaptasiterhadap bau” atau “letih bau”. Dalam peristilahan sederhanahal ini dijelaskan sebagai ujung-ujung saraf penciuman menjadiletih. Juga, fenomena ini mengungkapkan sendiri secaraberbeda, dalam situasi industri di mana para pekerja dihadap-kan pada sesuatu bau yang menjijikkan, menjadi terbiasadengan bau tersebut dan akhirnya menyadari bahwa meskipuntidak enak tetapi tidak mengganggu. Dalam beberapa contoh,ekspos berulang terhadap bau dapat membuat seseorangmenjadi lebih sensitif terhadap bau.

Page 124: Artikel Tentang Bau

8—59Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

Regulator at 5 kPa

Plastic drumwith airtight lid

Mylar sample bag

Flowmeter toset air flow

PTFE mixingchamber

Odour-freeair supply

Large glassfunnels

All hoses PTFE unlessotherwise marked

Flowmeterbank to setsample flow

Pengukuran bauTeknik pengukuran instrumental, secara umum tidak dapatditerima sebagai hal yang dapat diterapkan secara universaldan merupakan sesuatu hal yang sangat sulit untuk menetap-kan tingkat intensitas bau dengan teknik pendeteksian ini.

Metodologinya tidak sulit, yang diperlukan hanyalah sampeludara dalam jumlah yang cukup besar dimasukkan ke dalamkantong sampel yang tak bereaksi kimiawi untuk kemudiandikirimkan ke laboratorium dengan khromatograf gas ionisasinyala api atau instrumen analisis sejenis. Prosedur pengambilansampel gas yang berbau dan menyerahkan mereka kepadapanelis bau (olfaktometri dinamik) telah disajikan dalamLampiran A di atas.

Namun demikian, seringkali hidung manusia tetap dapatmendeteksi bau pada konsentrasi jauh di bawah batas deteksibanyak instrumen. Adalah juga merupakan suatu hal yangpenting untuk diingat bahwa bau adalah rasa dan akhirnyaharus dinilai dengan cara mengukur respon manusia terhadapmereka.

Gambar B.1

Peralatan penipisan untukpengujian bau.

Page 125: Artikel Tentang Bau

8—60 Kursus pengelolaan kualitas udara

Secara alternatif sampel udara dapat disodorkan kepada sebuahpanel bau yang terdiri dari personil terpilih dengan inderapenciuman yang kuat. Biasanya sampel udara didilusikanbeberapa kali dengan udara bebas bau dan didistribusikankepada anggota panel melalui sebuah manipol yang secaraperlahan-lahan diturunkan laju kecepatan dilusinya sampaisebagian besar panel dapat mencium bau tertentu. Teknik inisecara diagram disajikan pada Gambar B.1.

Oleh karena itu panel bau dapat digunakan untuk menentukanseberapa besar jumlah dilusi emisi bau yang diperlukan padasumber guna memastikan agar mayoritas populasi tidakmenemukan intensitas bau yang cukup untuk menyebabkangangguan. Dilusi atau penyebaran dari sumbernya dapatdiperoleh dengan mengeluarkan bau dari sebuah cerobongasap yang tinggi atau mendilusikan bau dengan volume udarayang besar melalui ventilasi mekanik.

Dalam praktek, gangguan bau dinilai secara subyektif olehorang perseorangan dan jika menurut pendapatnya, intensitasbau tersebut mengganggu, dalam banyak kasus tindakan akanberupa mengurangi gangguan. Pengawas yang harus menentu-kan apakah penghuninya sendiri yang bertanggungjawabterhadap bau yang tidak layak itu atau apakah ada sumber-sumber lain yang ikut menyebabkan terciptanya bau tersebut.

Observasi lapangan—penggunaan log bauMenyimpan log mengenai timbulnya bau di lapangan me-ngandung beberapa keuntungan:

Membantu mengembangkan kepercayaan terhadap inderapenciuman seseorang; dan

membantu mengkuantifikasi dampak emisi-emisi bauterhadap lingkungan (kadang-kadang bau dapat menjadipelacak yang berguna terhadap gerakan udara yang di-lokalisir dan meningkatkan pengetahuan tentang mikro-meteorologi wilayah).

Informasi berikut ini harus dicatat oleh petugas yang menyelidikikeluhan bau. Pengamatannya/hasilnya harus membentuksuatu bagian dari setiap laporan peristiwa tersebut.

Deskriptor bauArah angin—titik kompas delapan sudah cukup.

Kekuatan angin—menggunakan Skala Beaufort (lihat TabelB.1 di bawah untuk pedoman).

Page 126: Artikel Tentang Bau

8—61Sesi 8: Bau dan pengelolaannya

romoNtrofuaeB nasalejnePnaiarU nahaladapnaanagekkutnualakSisakifisepS natapeceknarasiK

)akubretaracesm01@(

s/M rh/mk

0 gnaneT lakitrevkianpasa,gnaneT 3.0> 1>

1 nagniraradU nakub,pasanakolekhelonaktahilrepidnignaharAnignagnilab-gnilabhelo

5.1-3.0 5-1

2 nagnirnasubmE -gnilab,kisiremegnuad,hajawidasaretnignAnignanakkaregidgnilab

3.3-6.1 21-6

3 tubmelnasubmE araceskaregreblicekgnitnarnadnuad-nuaDlicekarednebnakrabignemnigna,natsnok

4.5-4.3 91-31

4 taredoM gnabac,satreknagnotopnadubednakgnabreneMkaregreblicek

9.7-5.5 92-02

5 ragesnasubmE nuyarebialumliceknohoP 7.01-0.8 93-03

6 tauknasubmE tiusrebnopelettawak,karegrebrasebgnabaC 8.31-8.01 94-04

7 gnacneknignA akiteknamaynkatasaret,karegrebnohophuruleSnignanawalemnalajreb

1.71-9.31 16-05

natapeceKnigna

naakumrepirah-gnaisisalosI irahmalamisidnoK

)ces/m( tauK taredoM nagniR 8/1sipitnawAgnudnem

8/3iradhibeLgnudnem

2< A B-A B

2 B-A B C E F

4 B C-B C D E

6 C D-C D D D

6>* C D D D D

Awan—naungan awan merupakan pedoman untuk.

Hujan atau naungan awan tebal—selalu berarti stabilitas netral.

Langit yang cerah dan angin rendah—seringkali berarti adaserangan di malam hari.

Kategori stabilitas Pasquill—dapat dipergunakan dan digambar-kan dalam Tabel B.2.

Golongan Stabilitas Pasquill adalah:A—kondisi sangat tidak stabil

B—kondisi tidak stabil moderat

C—kondisi tidak stabil ringan

D—kondisi netral (awan tebal, siang atau malam)

E—kondisi stabil ringan

F—kondisi stabil moderat.

Tabel B.1

Skala Beaufort dengan EkuivalenKemungkinan.

Tabel B.2

Pedoman lapangan untukpenentuan Kelas Stabilitas

Pasquill.

Page 127: Artikel Tentang Bau

8—62 Kursus pengelolaan kualitas udara

rotpirkseD isidnoK

)LS(hameltagnaS lanoisakoaracesuabnasubmeiulalemasaretkatripmah

)L(hameL 2-gnalurebaracesuabnasubmemaladhamelnumanadeb

)M(muideM uabnakridahgnemsurenem-suret

)K(tauK aratnekgnayuab

)KS(tauktagnaS isalitnevsubmet,iasaugneM

Tingkat mendung ditentukan bahwa sebagian langit di ataskaki langit sekeliling yang tampak dalam keadaan tertutup awan.

Jenis bau—suatu penjelasan singkat yang memungkinkanpeneliti lainnya untuk mengidentifikasi misalnya pengencercat, ragi, plastik yang terbakar, dll.

Kekuatan bau—dapat dijelaskan dengan menggunakandeskriptor pada Tabel B.3 di bawah.

Koordinat lokasi—menggunakan arah jalan atau arah timurdan arah utara dsb., dari peta.

Asal—sumber yang dicurigai setepat mungkin.

Tabel B.3

Deskriptor kekuatan bau.

Kata-kata kunci: Bubur kertas dan kertas, amonia pupuk urea; intensitas bau, frekuensi bau, durasi bau, gangguan bau;scrubber,afterburner.

Page 128: Artikel Tentang Bau
Page 129: Artikel Tentang Bau
Page 130: Artikel Tentang Bau

O H P

Page 131: Artikel Tentang Bau
Page 132: Artikel Tentang Bau

Kursus pengelolaan kualitas udara OHP

M A TA A J A R A N

DALAM SESI INI

Pendahuluan

Teori Bau

Metode pengukuran bau

Teknik pengendalian bau

Model bau sebagai alat pengatur

Senyawa dan sumber bau

bau danpengelolaannya

OHP 8–1

8

Page 133: Artikel Tentang Bau

OHP Kursus pengelolaan kualitas udara

2. TEORI BAU

Intensitas bau

HUKUM STEVEN ATAU HUKUMTENAGA

I (yang dirasakan) = k(C) n

Log I = log K + nlog (C)

Kemungkinan terdeteksinya bau

Sifat bau

Sifat hedonik (hedonic tone)

OHP 8–2

Page 134: Artikel Tentang Bau

OHPSesi 8: Bau dan pengelolaannya

emandnuopmoC alumroF raluceloMsthgiew

,ytilitaloV,mppC°52

v/v

noitceteDdlohserhtv/v,mpp

noitingoceRdlohserhtv/v,mpp

noitpircsedruodO

edyhedlatecA HC 3 OHC 44 sag 760,0 12,0 ytiurf,tnegnup

natpacremlyllA HC 2 HCHC: 2 HS 47 1000,0 5100,0 cilrag,elbaeergasid

ainommA HN 3 71 sag 71 73 gnitatirri,tnegnup

natpacremlymA HC 3 HC( 2)4 HS 401 3000,0 - dirtup,tnasaelpnu

natpacremlyzneB C6H5 HC 2 HS 421 2000,0 6200,0 ruodognorts,tnasaelpnu

enimalytuB-n HC 3 HC( 2 HN) 2 37 00039 08,0 8,1 ainommaruod

enirolhC lC 2 17 sag 08,0 13,0 gnitacoffus,tnegnup

enimalytubiD C( 4H9)2 HN 921 0008 610,0 - yhsif

enimalyporposiiD C( 3H7)2 HN 101 31,0 83,0 yhsif

enimalyhtemiD HC( 3)2 HN 54 sag 43,0 - yhsif,dirtup

edifluslyhtemiD HC( 3 S) 26 038 100,0 100,0 egabbacdeyaced

edifluslynehpiD C( 6H5 S) 681 001 1000,0 1200,0 tnasaelpnu

enimalyhtE C2H5 HN 2 54 sag 72,0 7,1 lacainomma

natpacremlyhtE C2H5 HS 26 017 3000,0 100,0 egabbacdeyaced

ediflusnegordyH H2S 43 sag 5000,0 7400,0 sggenettor

elodnI C6H4 )HC( 2 HN 722 063 1000,0 - gnitaesuan,lacef

enimalyhteM HC 3 HN 2 13 sag 7,4 - yhsif,dirtup

natpacremlyhteM HC 3 HS 84 sag 5,0 - egabbacnettor

enozO O3 84 sag 5,0 - gnitatirri,tnegnup

natpacremlynehP C6H5 HS 011 0,2 3000,0 5100,0 cilrag,dirtup

natpacremlyporP C3H7 HS 67 0,022 5000,0 020,0 tnasaelpnu

enidiryP C5H5N 97 0,72 66,0 47,0 gnitatirri,tnegnup

elotakS C9H9N 131 002 100,0 050,0 gnitaesuan,lacef

edixoiDrufluS OS 2 46 sag 7,2 4,4 gnitatirri,tnegnup

loseroihT HC 3C6H4 HS 421 1000,0 - dicnar

enimalyhtemirT HC( 3)3N 95 sag 4000,0 - yhsif,tnegnup

Sifat bau

Tabel 8.1

Senyawa bau dalam emisi-emisisumber industri.

OHP 8–3

Page 135: Artikel Tentang Bau

OHP Kursus pengelolaan kualitas udara

retemaraP tinU sataBialin

edoteMnarukugneP natalareP

HN(ainomA 3) mpp 0,2 lonefodniedoteM kirtemotofortkepS

natpakremliteMHC( 3 )HS

mpp 200,0 sagnapareyneP kifargotamorhksaG

H(adiflusnegordiH 2 )S mpp 20,0 -tanaisoyhT.ayrucrem

sagnapareyneP.b

kirtemotofortkepS.akifargotamorhksaG.b

HC(adiflusliteM 3)2S mpp 10,0 sagnapareyneP kifargotamorhksaG

C(aneritS 6H5 HCHC 2) mpp 1,0 sagnapareyneP kifargotamorhksaG

1. Prosedur analisis kimia

2. Prosedur pengukuran sensor/indra penciuman

3. Prosedur hidung elektronik

3. METODE PENGUKURAN BAU

Tabel 8.2

Metode-metode yang disetujui untukpenentuan gas-gas odoran tunggal di

Indonesia.

OHP 8–4

Page 136: Artikel Tentang Bau

OHPSesi 8: Bau dan pengelolaannya

Disposable tygon(food grade) tubing

Sampel

Pompa peristaltic

Sampel

Teflon bag

Sedotan

Pengambilan sampel

Gambar 8.1

Metode untuk mengambil sampelbau dari sumber dan udara ambien.

OHP 8–5

Page 137: Artikel Tentang Bau

OHP Kursus pengelolaan kualitas udara

uabnaisarepognepsineJ isimE nailadnegneP

leteK ,2OS A

masahalogneptinU sesagdicA E,B,A

kupuP ruodoresilitref,sediroulF F,B,A

inawehkupuphalogneP senimA G,D,C,A

ipoK senima,adihedlA D,C,A

mayauluB senimA D,B

nakinanakaM losorea,enimA E,D,C,B

hapmaS ediflus,kusubmepkinagrO G,C

ainomA ainomA B,A

nubasnadnejreteD asubreB I,B,A

kaynimnainrumeP )xelpmok(ediflus,nobrakordiH G,C,A

aimikkirbaP )xelpmok(magareb C,B;A

loowkcoR edihedla,rakabretkayniM C,B,A

tacnadsinreP ,nobrakordih,rakabretkayniMedihedlA

C,A

turalepnahabnanapmiyneP turalepnahabmagareB G,A,D

nawehisarenisnI edihedla,enimA I,F,C,A

ilo/kamelpakgnarephapmaS enimA I,G,D,B

isatnemreF naigarep,igaR G,D,A

iseb-nonrupaD edihedla,rakabretitniuaB C,A

isebrupaD A

isanimalkitsalP edihedlamrof,loneF C,A

acaktareS talirka,neritS D,A

4. TEKNIK PENGENDALIAN BAU

Mengendalikan bau dari sumber-sumber tersebar

Mengendalikan bau dari sumber-sumber industri

Metode-metode pengendalian bau.OHP 8–6

Page 138: Artikel Tentang Bau

OHPSesi 8: Bau dan pengelolaannya

Keluaran(c) barometric

Lubang

Pendingin

Drip plateswith weir

Uap

Keluaran limbah gas(a) semprotan

UapPendingin

Lubang

Keluaran(b) jet

Uap

Pendingin

KONDENSASI

Diagram sebuah kondensor tipikal tak langsung yangdipergunakan untuk mengurangi gas berbau yang jenuh

Gambar 8.2

Kondensor tipikal tak langsungdipergunakan untuk mengurangi

gas jenuh berbau.

OHP 8–7

Page 139: Artikel Tentang Bau

OHP Kursus pengelolaan kualitas udara

nagnutnueK naigureK

)gnusgnalkatnokrosnednoklahmalad(inrumkudorP nagnalihgnepisneisifEhadnerfitalergnay

sagtafisrebuabpadahret

utausmaladnignidnepiagabesnakanugidgnayriAsanapnarakutreptinuutiay(gnusgnalkatrosnednokkatnokimalagnemkaditgnay)llehsuataapipnagnedhaletesilabmeknakanugidramecretsagnarilanagned

nanignidnep

kutnunataraysrePtagnasasibnignidnep

laham

Tabel 8.4

Untung–rugi Kondensasi dalam halpengurangan bau.

KONDENSASI

OHP 8–8

Page 140: Artikel Tentang Bau

OHPSesi 8: Bau dan pengelolaannya

Feed

Ruanganbakar

sekunder

Pengeluarandebu

Ruanganbakar primer

Pembakar

Pengeluarangas

INSINERASI (AFTERBURNER)

Sebuah afterburner gas dua–tahap tipikal tersaji dalamGambar 8.3.

Gambar 8.3

Skema sebuah insinerator udararuangan dua untuk keperluan

pengendalian bau. Udara berbaudimasukkan sebagai udara

pembakaran primer.

OHP 8–9

Page 141: Artikel Tentang Bau

OHP Kursus pengelolaan kualitas udara

Entrained grate

Overfeed

Underfeed

Pengeluarandebu

Prosespengeringan

Udara pembakaran

Fuel spout

Gambar 8.4

Skema dari spreader stoker boilercocok untuk dipakai sebagai sebuah

afterburner.

INSINERASI (AFTERBURNER)

Ketel bahan bakar batubara dengan stoker kisi-kisi rantaicocok berfungsi sebagai afterburner karena gas-gasberbau dapat ditampung di bawah grate sebagai udarabawah api.

OHP 8–10

Page 142: Artikel Tentang Bau

OHPSesi 8: Bau dan pengelolaannya

:nagnutnueK :naigureK

;naisarepognepnaanahredeseK iggnitfitalernaisarepognepayaiBnagnedtiakretgnayamaturet(

;)rakabnahabnahutubek

uatapaunaklisahgnemnaupmameK;nialkutnebmaladsanap

ayahabnadkilabsalikkutnuisnetoP;natukinakadel

maladiggnitgnayisneisifenaupmameK.kinagronarodonahansumeplah

lahmalad(rotasilataknanucareP;)silatakrotarenisni

tapadanrupmeskatnarakabmePlaisnetopisulophalasamnakatpicnem

.kurubhibel

Tabel 8.5

Menyajikan untung-rugi Insinerasidalam hal pengurangan bau.

INSINERASI (AFTERBURNER)

OHP 8–11

Page 143: Artikel Tentang Bau

OHP Kursus pengelolaan kualitas udara

Entrainmentseparator(demister)

Liquid distributor

Packing restrainer

Shell

Random packing

Access manway forpacking removalLiquidre-distributor

Access manway forpacking removalPacking support

Gas inletOverflow

Liquid outlet

Liquidinlet

Gas outlet

Gambar 8.5a

Kolom kemasan arus balik tipikal.

WET SCRUBBING

OHP 8–12

Page 144: Artikel Tentang Bau

OHPSesi 8: Bau dan pengelolaannya

Gas out

MisteliminatorLiquid in

Bubble cap

Sidestreamwithdrawal

Internediatefeed

Gas paththrough cap

Gas in

Liquid out

Shell

TrayDownspout

Tray supportring

Tray stiffener

Vapour riser

Froth

Gambar 8.5b

Suatu bubble cap plate columnyang tipikal.

WET SCRUBBING

OHP 8–13

Page 145: Artikel Tentang Bau

OHP Kursus pengelolaan kualitas udara

nagnutnueK naigureK

hadnerfitalergnaynanaketnanuruneP halasamnakatpicnemtapaDrianagnaubmep

assamrefsnartisneisifeiapacnemtapaDiggnitfitalergnay

hasabnaadaekmaladlibmaidkudorP

hadnerfitalergnayladoM tapadtalukitrapnapadnegnePnaigabidnatabmuynepnakbabeynem

talepuatarasad

licekfitalergnaygnaurnahutubeK iggnitfitalergnaynaarahilemepayaiB

libmagnemkutnunaupmameKsagaynlahanamiagabestalukitrap

Tabel 8.6

Untung-rugi wet scrubber dalamupaya mengurangi baru.

WET SCRUBBING

OHP 8–14

Page 146: Artikel Tentang Bau

OHPSesi 8: Bau dan pengelolaannya

Gas tercemar masuk

Activatedcarbon beds

gasbersihkeluar

Gambar 8.6

Adsorber arang aktif.

ADSORPSI KARBON AKTIF

Aplikasi biasa untuk adsorpsi arang aktif

OHP 8–15

Page 147: Artikel Tentang Bau

OHP Kursus pengelolaan kualitas udara

nagnutnueK naigureK

naknikgnumidkudorpnakiabreP nakhutubmemasibkudorpnakiabrePlahamnadkitoskegnayisalitsid

sugabgnaynopsernadnailadnegnePsesorpnahabureppadahret

kasurfisergorparacesnebrosdAakitekaynsatisapaknaupmamek

takgninemsulkishalmuj

iwaimiknagnaubmephalasamadakadiTnadnakhilupid)kudorp(natulopalibapa

sesorpmaladeknakilabmekid

nakhutubmemnebrosdaisarenegeRmukavuatapaurebmus

nakaideynemkutnumetsisnaupmameKhunepisamoto

iggnitfitalerladomayaiB

narodonakgnalihgnemkutnunaupmameKeksesorpnarilairadpauuatasagtafisreb

hadnertagnasgnaytakgnit

ADSORPSI KARBON AKTIF

Tabel 8.7

Menyajikan untung-rugi adsorberarang aktif dalam hal pengurangan

bau.

OHP 8–16

Page 148: Artikel Tentang Bau

OHPSesi 8: Bau dan pengelolaannya

Typical biofilter

SLA

Conditioning section Biofilter section

Cleangas

to atm.

LIT #1BED #1

LIT #2BED #2

Biofilter

Filter biotrickling

Bioscrubber

Gambar 8.7

Skema biofilter tipikal untukpengendalian jika sumber industri

berbau.

BIOFILTRASI

Gambaran skematik dari filter bau biofiltrasi disajikandalam Gambar 8.7.

OHP 8–17

Page 149: Artikel Tentang Bau

OHP Kursus pengelolaan kualitas udara

MODIFIKASI BAU

PENYEBARAN

Laboratorium Warren Spring di Inggris menyarankanteknik berikut untuk menaksir tingginya cerobong asapyang tidak benar hu.

hu = (0. 1 DQ).di mana D adalah jumlah dilusi atau unit bau yangdibutuhkan untuk menyebarkan sumber emisi keTOC50% dan Q adalah laju aliran volumetrik dalamm/s pada OoC dan 760 mm Hg.

Lambang yang ekuivalen adalah:

hu = (0. 1 Mo/TOC50%)0.5

di mana Mo adalah laju emisi massa dari gas berbaudalam g/s dan TOC50% memiliki unit g/m3.

OHP 8–18

Page 150: Artikel Tentang Bau

OHPSesi 8: Bau dan pengelolaannya

5. MODEL BAU SEBAGAI ALAT PENGATUR

Model-model penyaringan, seperti Screen

Model-model pengatur, seperti ISC3 dan Ausplume

Model-model fisik khusus, seperti Inpuff dan Auspuff

Gambar 8.8

Keluaran model tipikal dari model“ausplum” menunjukkan kontur bau yang

diprediksi untuk penentuan panel bau.OHP 8–19

Page 151: Artikel Tentang Bau

OHP Kursus pengelolaan kualitas udara

6. SENYAWA DAN SUMBER BAU

Industri bubur kertas (pulp) dan kertas

URAIAN DAN PRAKTEK INDUSTRI

Langka-langka utama pembuatan bubur kertas dankertas adalah:

Persiapan bahan mentah;

pembuatan bubur kertas;

pemutihan bubur kertas; dan

pembuatan kertas.

OHP 8–20

Page 152: Artikel Tentang Bau

OHPSesi 8: Bau dan pengelolaannya

Washed pulpTO BLEACH PLANTOR PAPER MILL

Brownstock washers

COOKINGLIQUOR

ChipsCondenser Vent gases

Blow gases

Condensate

Hotwell

FoulCondensate To stack

PULPPULP MILL VENT GASES

LIQUOREvaporator

gases

Flue gas

VENTGASES

LIQUOR

WHITE LIQUORTO DIGESTERClarifier

CausticizerSlaker

Lime kilnLimesludge

Venturiscrubber

Vent gases Heavyblackliquor

Combustion airChar bed

Green liquor

makeupsaltcake

Mix tank

Dust recycle NDCERecoverypurnace

ESP

Weak liquor

Screens

Dige

ster

Blow

tan

k Cond

ense

rEv

apor

ator

Conc

entr

ucto

r

lime Smelt dissolving tank

Water

Smelt

Dryngzone

Bubur kertas dan kertas

Gambar 8.9

Proses manufaktur bubur kertasKraft.

SIFAT-SIFAT LIMBAHEmisi udara

Dari cairan Kraft (penghancur)

tungku perbaikan Kraft

tangki pelarut bau

dapur kapur.

OHP 8–21

Page 153: Artikel Tentang Bau

OHP Kursus pengelolaan kualitas udara

retemaraP mumiskamialiN

talukitrapnahaB ³mN/gm05

adiflusnegordiH ³mN/gm51

adiskoidrufluS ³mN/gm008

rufluslatoT

tifluskirbaP PDAnot/gk0.2

aynnialnadtfarK PDAnot/gk5.1

nirolhK )PDAnot/gk2.0(mpp02

adiskonegortiN

sagrakabnahaB J/gm68

riacrakabnahaB J/gm031

tadaprakabnahaB J/gn062

COV )PDAnot/gk51(³mN/gm02

Bubur kertas dan kertas

PERSYARATAN EMISI UDARA

Tabel 8.8

Emisi udara dari pembuatan buburkertas dan kertas.

OHP 8–22

Page 154: Artikel Tentang Bau

OHPSesi 8: Bau dan pengelolaannya

Raw Material receiving

Shop fat and bone

Crusher

Blowtank

Steam -25 -75 PSI

Cooker

Jacket condensate

Free run fat

Crudeanimal

fattank

Animal fatstorage

tank

Precoatleaf filter

Centrifuge

Solids toscrew press

Proteinmeal

storagehopper Screen

Grinder

Oversize

Pressedcracklings

Screw press

Screw press vent

Unpressedtankage

Percolatordrain pan

Screw press fat

Condenser

To sewer

Odorcontrolsystem

Non-condensable gases

Entrainment separator

Exhaus vapor

Dead stock carcasses

Screen

Pemrosesan daging dan proses pembuatanpupuk hewani

INDUSTRI, URAIAN DAN PRAKTEKPenyembelihan hewan ternak dan unggas

pemrosesan hewan sembelihan menjadi produk-produk daging (diawetkan, dikalengkan dsb.)

pembuatan pupuk dari sisa-sisa yang tidak dapatdimakan dan dibuang dijadikan produk sampingan

Suatu skema alat batch cooker tipikal dari proses peng-olah pupuk hewani disajikan dalam Gambar 8.10.

OHP 8–23

Page 155: Artikel Tentang Bau

OHP Kursus pengelolaan kualitas udara

adifluslitemid,natpakremlitemuabliforP

iagabes()HS3HC(natpakremliteM:)laggnutnarodo

iagabes(S2)3HC(adifluslitemiD:)laggnutnarodo

84=relukelomtoboB 26=relukelomtoboB

rebmusisimemaladisketedgnabmA.mpp5000.0=irtsudni

.mpp038=paugnemhadumtafiS

isimepadahretnalanegnepgnabmA.mpp100.0=irtsudnirebmus

rebmusisimemaladisketedgnabmA.mpp100,0=irtsudni

nagnednaktiakidnatpakremlitemuaB.kusubsibuk

isimemaladnalanegnepgnabmAmpp100.0=irtsudnirebmus

=natpakremlitemiraduabradnatS-PEK-NEMPEKturunemmpp20,0

.6991/11/HLNEM/05

naktiakidS2)3HC(adifluslitemiD.kusubsibuknagned

S2)3HC(adifluslitemidiraduabradnatS-PEKNEMPEKturunemmpp10.0=

.6991/11/HLNEM/05

PROFIL BAU: SULFIDA-SULFIDA

OHP 8–24

Page 156: Artikel Tentang Bau

OHPSesi 8: Bau dan pengelolaannya

Natural gas Desulfurizer Hydrotreater ZnO guard chamber

Primary reformer Secondaryreformer

High temperatureshift converter

CO2 absorber

Process condensateLean

Bendfieldsolution

RichBendfieldsolution

StripperTo urea plant

To urea plant

To urea plant

NH3 (cair)

Purification andrefrigeration

Methanator Compressionsystem

Ammoniaseparator

NH3 gas

Vapour Air

To off site

NH3 (-33°C)

NH3 (30°C)

CO2

Gambar 8.11

Diagram aliran skematik dari prosesmanufaktur amonia.

Pabrik pupuk nitrogen

DESKRIPSI INDUSTRI DAN PRAKTEK

AMONIA

OHP 8–25

Page 157: Artikel Tentang Bau

OHP Kursus pengelolaan kualitas udara

Syntheticsection

Decompositionsection

Granulationsection

Recoverysection

Fertiliserparticulates

NH3CO2

Ammonia (NH3) gas

AmmoniumCarbamatsolution

Motherliquor

Gambar 8.12

Skema diagram aliran dari prosespembuatan pupuk urea.

UREAPupuk urea diproduksi dengan cara mereaksikan amoniacair dengan karbon dioksida.

Skema pabrik pupuk urea—Gambar 8.12.

OHP 8–26

Page 158: Artikel Tentang Bau

OHPSesi 8: Bau dan pengelolaannya

AMONIUM, SULFATAS diproduksi sebagai:

produk samping kaprolaktam dari industri petrokimia

sebagai produk samping kokas; dan

secara sintetis dari reaksi amonia dengan asam sulfur.

AMONIUM NITRAT, KALSIUM AMONIUMNITRAT, AMONIUM SULFAT NITRATLangkah-langkah pembuatannya meliputi:

Pembentukan larutan;

konsentrasi larutan;

pembentukan bahan padat;

penyelesaian akhir bahan padat;

penyaringan;

pelapisan; dan

pengantongan dan/atau pengapalan secara curah.

ASAM NITRIK

TEKNOLOGI PENGELOLAAN BAU UNTUKINDUSTRI AMONIA

OHP 8–27