Top Banner
ARTIKEL PENGELOLAAN SAMPAH Posted on January 14, 2014 by author Oleh : Nama : Muftihatun Nikmah / 13505241016 Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negara di dunia. Tidak hanya di Negara-negara berkembang, tetapi juga di Negara-negara maju, sampah selalu menjadi masalah. Rata-rata setiap harinya kota-kota besar di Indonesia menghasilkan puluhan ton sampah. Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan tanpa diapa-apakan lagi. Dari hari ke hari sampah itu terus menumpuk dan terjadilah bukit sampah seperti yang sering kita lihat. Sampah yang menumpuk itu, sudah tentu akan mengganggu penduduk di sekitarnya. Selain baunya yang tidak sedap, sampah sering dihinggapi lalat. Dan juga dapat mendatangkan wabah penyakit. Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan, tetapi ada sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas
34

Artikel Pengelolaan Sampah

Dec 26, 2015

Download

Documents

Lida Arlini
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Artikel Pengelolaan Sampah

ARTIKEL PENGELOLAAN SAMPAHPosted on January 14, 2014 by author

Oleh : Nama : Muftihatun Nikmah / 13505241016

Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negara di dunia.

Tidak hanya di Negara-negara berkembang, tetapi juga di Negara-negara maju, sampah

selalu menjadi masalah. Rata-rata setiap harinya kota-kota besar di Indonesia

menghasilkan puluhan ton sampah. Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk khusus

dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan tanpa diapa-

apakan lagi. Dari hari ke hari sampah itu terus menumpuk dan terjadilah bukit sampah

seperti yang sering kita lihat.

Sampah yang menumpuk itu, sudah tentu akan mengganggu penduduk di

sekitarnya. Selain baunya yang tidak sedap, sampah sering dihinggapi lalat. Dan juga

dapat mendatangkan wabah penyakit. Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan,

tetapi ada sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi

masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat. Kemanfaatan

sampah ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

menanganinya.

A. Pengertian Sampah Organik

Page 2: Artikel Pengelolaan Sampah

Sampah Organik adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak

terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai

kalau dikelola dengan prosedur yang benar. Organik adalah proses yang kokoh dan

relatif cepat, maka tanda apa yang kita punya untuk menyatakan bahwa bahan-bahan

pokok kehidupan, sebutlah molekul organik, dan planet-planet sejenis, ada juga di suatu

tempat di jagad raya? sekali lagi beberapa penemuan baru memberikan rasa optimis

yang cukup penting. Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan

(dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering

disebut dengan kompos).

Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-

daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses

pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar

sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar

(95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal

dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri

dari sampah organik dan sisanya anorganik.

B. Jenis-Jenis Sampah Organik

Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan,

Sampah organik sendiri dibagi menjadi :

Page 3: Artikel Pengelolaan Sampah

1. Sampah organik basah. Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah

mempunyai kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran.

2. Sampah organik kering. Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering

adalah bahan organik lain yang kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering

di antaranya kertas, kayu atau ranting pohon, dan dedaunan kering.

C. Prinsip Pengolahan Sampah

Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan

sampah. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4R, yaitu:

a) Mengurangi (bahasa Inggris: reduce)

Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin

banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.

b) Menggunakan kembali (bahasa Inggris: reuse)

Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian

barang-barang yang sekali pakai, buang (bahasa Inggris: disposable).

c) Mendaur ulang (bahasa Inggris: recycle)

Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak

semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi

(bahasa Inggris: informal) dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah

menjadi barang lain.

d) Mengganti (bahasa Inggris: replace)

Page 4: Artikel Pengelolaan Sampah

Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa

dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.

D. Pengolahan Sampah

Alternatif Pengelolaan Sampah. Untuk menangani permasalahan sampah

secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill bukan

merupakan alternatif yang sesuai, karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan

masalah lingkungan. Malahan alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua

permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang

dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi

tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi

dalam pengelolaan sampah yang harus diganti dengan tiga prinsip–prinsip baru.

Daripada mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang

terus meningkat, minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama.

Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat

dikomposkan atau didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem

pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-industri

harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses daur-ulang

produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah.

Page 5: Artikel Pengelolaan Sampah

Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari

material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat

mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daur-ulang

dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai tambahan, suatu

porsi peningkatan alur limbah yang berasal dari produk-produk sintetis dan produk-

produk yang tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu dirancang ulang agar

sesuai dengan sistem daur-ulang atau tahapan penghapusan penggunaan.

Program-program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat

agar berhasil, dan tidak mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama program-

program di negara-negara berkembang seharusnya tidak begitu saja mengikuti pola

program yang telah berhasil dilakukan di negara-negara maju, mengingat perbedaan

kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya. Khususnya sektor informal (tukang

sampah atau pemulung) merupakan suatu komponen penting dalam sistem

penanganan sampah yang ada saat ini, dan peningkatan kinerja mereka harus menjadi

komponen utama dalam sistem penanganan sampah di negara berkembang. Salah satu

contoh sukses adalah zabbaleen di Kairo, yang telah berhasil membuat suatu sistem

pengumpulan dan daur-ulang sampah yang mampu mengubah/memanfaatkan 85

persen sampah yang terkumpul dan mempekerjakan 40,000 orang.

Secara umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk

penanganan sampah organik merupakan komponen-komponen terpenting dari suatu

Page 6: Artikel Pengelolaan Sampah

sistem penanganan sampah kota. Sampah-sampah organik seharusnya dijadikan

kompos, vermi-kompos (pengomposan dengan cacing) atau dijadikan makanan ternak

untuk mengembalikan nutirisi-nutrisi yang ada ke tanah. Hal ini menjamin bahwa

bahan-bahan yang masih bisa didaur-ulang tidak terkontaminasi, yang juga merupakan

kunci ekonomis dari suatu alternatif pemanfaatan sampah. Daur-ulang sampah

menciptakan lebih banyak pekerjaan per ton sampah dibandingkan dengan kegiatan

lain, dan menghasilkan suatu aliran material yang dapat mensuplai industri.

Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara

alamiah. Hara yang terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah mati,

dengan bantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi

hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk akhirnya adalah

kompos (compost).

Setiap bahan organik, bahan-bahan hayati yang telah mati, akan mengalami

proses dekomposisi atau pelapukan. Daun-daun yang gugur ke tanah, batang atau

ranting yang patah, bangkai hewan, kotoran hewan, sisa makanan, dan lain sebagainya,

semuanya akan mengalami proses dekomposisi kemudian hancur menjadi seperti tanah

berwarna coklat-kehitaman. Wujudnya semula tidak dikenal lagi. Melalui proses

dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara alamiah. Hara yang

terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah mati, dengan bantuan

Page 7: Artikel Pengelolaan Sampah

mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi hara yang lebih

sederhana dengan bantuan manusia maka produk akhirnya adalah kompos (compost).

Pengomposan didefinisikan sebagai proses biokimiawi yang melibatkan

jasad renik sebagai agensia (perantara) yang merombak bahan organik menjadi bahan

yang mirip dengan humus. Hasil perombakan tersebut disebut kompos. Kompos

biasanya dimanfaatkan sebagai pupuk dan pembenah tanah.

Kompos dan pengomposan (composting) sudah dikenal sejak berabad-abad

yang lalu. Berbagai sumber mencatat bahwa penggunaan kompos sebagai pupuk telah

dimulai sejak 1000 tahun sebelum Nabi Musa. Tercatat juga bahwa pada zaman

Kerajaan Babylonia dan kekaisaran China, kompos dan teknologi pengomposan sudah

berkembang cukup pesat.

Namun demikian, perkembangan teknologi industri telah menciptakan

ketergantungan pertanian terhadap pupuk kimia buatan pabrik sehingga membuat

orang melupakan kompos. Padahal kompos memiliki keunggulan-keunggulan lain yang

tidak dapat digantikan oleh pupuk kimiawi, yaitu kompos mampu: • Mengurangi

kepekatan dan kepadatan tanah sehingga memudahkan perkembangan akar dan

kemampuannya dalam penyerapan hara. • Meningkatkan kemampuan tanah dalam

mengikat air sehingga tanah dapat menyimpan air lebih ama dan mencegah terjadinya

kekeringan pada tanah.• Menahan erosi tanah sehingga mengurangi pencucian hara. •

Page 8: Artikel Pengelolaan Sampah

Menciptakan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan jasad penghuni tanah seperti

cacing dan mikroba tanah yang sangat berguna bagi kesuburan tanah.

Kelebihan Mengolah Sampah Organik

Berikut ini beberapa manfaat pembuatan kompos menggunakan sampah rumah tangga.

o Mampu menyediakan pupuk organik yang murah dan ramah lingkungan.

o Mengurangi tumpukan sampah organik yang berserakan di sekitar tempat tinggal.

o Membantu pengelolaan sampah secara dini dan cepat.

o Menghemat biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA).

o Mengurangi kebutuhan lahan tempat pembuangan sampah akhir (TPA).

o Menyelamatkan lingkungan dari kerusakan dan gangguan berupa bau, selokan macet,

banjir, tanah longsor, serta penyakit yang ditularkan oleh serangga dan binatang

pengerat.

Kekurangan Mengolah Sampah Organik

Setelah menjadi pupuk kompos, pupuk siap untuk digunakan sebagai penyubur tanah.

Adapun kekurangan pupuk kompos adalah unsur hara relatif lama diserap tumbuhan,

pembuatannya lama, dan sulit dibuat dalam skala besar. Oleh karena itu untuk

mendukung peningkatan hasil-hasil pertanian diperlukan pupuk buatan.

Page 9: Artikel Pengelolaan Sampah

PENGOLAHAN DAN PENANGANAN LIMBAH

PENGOLAHAN DAN PENANGANAN LIMBAH

Oleh :Utami subardo April 21, 2013

 

Penanganan limbah yang baik akan menjamin kenyamanan bagi semua orang.

Dipandang dari sudut sanitasi, penanganan limbah yang baik akan :

1. Menjamin tempat tinggal / tempat kerja yang bersih

2. Mencegah timbulnya pencemaran lingkungan

3. Mencegah berkembangbiaknya hama penyakit dan vektor penyakit

Usaha untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan meliputi  2 cara

pokok, yaitu :

1. Pengendalian non teknis, yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran

lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundang-undangan yang dapat

merencanakan, mengatur, mengawasi  segala bentuk kegiatan industri dan

bersifat mengikat sehingga dapat memberi sanksi hukum pagi pelanggarnya.

2. Pengendalian teknis, yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran

lingkungan dengan cara-cara yang berkaitan dengan proses produksi seperti

perlu tidaknya mengganti proses, mengganti sumber energi/bahan bakar,

instalasi pengolah limbah atau menambah alat yang lebih modern /canggih.

Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah :

1. Mengutamakan keselamatan manusia

2. Teknologinya harus sudah dikuasai dengan baik

3. Secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggungjawabkan.

 

1. A.   PENANGANAN LIMBAH PADAT

Limbah padat dapat dihasilkan dari industri, rumah tangga, rumah sakit, hotel, pusat

perdagangan/restoran maupun  pertanian/peternakan.  Penanganan limbah padat

melalui beberapa tahapan, yaitu :

1. Penampungan dalam bak sampah

Page 10: Artikel Pengelolaan Sampah

2. Pengumpulan sampah

3. Pengangkutan

4. Pembuangan di TPA.

Sampah yang sudah berada di TPA akan mengalami berbagai macam perlakuan, seperti

menjadi bahan makanan bagi sapi / ternak yang digembala di TPA, di sortir oleh

pemulung, atau diolah menjadi pupuk kompos.

 

1. A.   Berikut ini beberapa metode penanganan limbah organik padat :

 

1. 1.    Composting, yaitu penanganan limbah organik menjadi kompos yang bisa

dimanfaatkan sebagai pupuk melalui proses fermentasi. Bahan baku untuk

membuat kompos adalah sampah kering maupun hijau dari sisa tanaman, sisa

makanan, kotoran hewan, sisa bahan makanan dll. Dalam proses pembuatan

kompos ini bahan baku akan mengalami dekomposisi / penguraian oleh

mikroorganisme.

Proses sederhana pengomposan berlangsung secara anaerob yang sering menimbulkan

gas. Sedangkan proses pengomposan secara aerob membutuhkan oksigen yang cukup

dan tidak menghasilkan gas. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi proses

pengomposan yaitu :

1. Ukuran bahan, semakin kecil ukuran bahan semakin cepat proses pengomposan

2. Kandungan air, tumpukan bahan yang kurang mengandung air akan berjamur

sehingga proses penguraiannya lambat dan tidak sempurna. Tetapi jika kelebihan

air berubah menjadi anaerob dan tidak menguntungkan bagi organisme pengurai.

3. Aerasi, aerasi yang baik akan mempercepat proses pengomposan sehingga perlu

pembalikan atau pengadukan kompos.

4. pH (derajat keasaman), supaya proses pengomposan berlangsung cepat, pH

kompos jangan terlalu asam maka perlu penambahan kapur atau abu dapur

5. suhu, suhu optimal pengomposan berlangsung pada 30 – 450 C

6. perbandingan C dan N, proses pengomposan dapat dihentikan bila komposisi C/N

mendekati perbandingan C/N tanah yaitu 10 – 12

7. kandungan bahan sampah seperti lignin, wax (malam) damar, selulosa yang tinggi

akan memperlambat proses pengomposan.

Cara pembuatan kompos, memalui cara :

1. menggunakan komposter

Page 11: Artikel Pengelolaan Sampah

2. tumpukan terbuka (open windrow)

3. cascing (menggunakan cacing)

Di dalam kompos terdapat unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman, sehingga

digunakan sebagai pupuk tanaman dan disebut pupuk organik. Dalam proses

pengomposan, bahan baku kompos mengalami perubahan kimiawi oleh

mikroorganisme / bakteri yang membutuhkan nitrogen untuk hidupnya. Tetapi tidak

selalu bahan baku kompos mengandung nitrogen yang cukup untuk kebutuhan bakteri

pengurai tersebut sehingga diperlukan pemberian tambahan nitrogen, salah satunya

adalah EM 4 (effective microorganism 4) yang berfungsi sebagai aktivator. Hal ini akan

membantu bakteri hidup berkembang dengan baik sehingga proses penguraian bahan

baku kompos menjadi lebih cepat dan proses pengomposan  berlangsung lebih cepat

pula. Jika aerasi kurang, maka yang terjadi adalah proses pembusukan dan akan

mengasilkan bau busuk akibat terbentuknya amoniak (NH3) dan asam sulfida (H2S).

Kompos dari bahan baku organik memiliki beberapa kegunaan antara lain :

1. memperbaiki kualitas tanah

2. meningkatkan kemampuan tanah dalam melakukan pertukaran ion

3. membantu pengolahan sampah

4. mengurangi pencemaran lingkungan

5. membantu melestarikan sumber daya alam

6. membuka lapangan kerja baru

7. mengurangi biaya operasional bagi petani atau  pecinta tanaman

 

1. Gas Bio, yaitu pengubahan sampah organik yang berasal dari tinja manusia

maupun kotoran hewan menjadi gas yang dapat berfungsi sebagai  bahan bakar

alternatif. Kandungan gas bio antara lain metana ( CH4) dalam komposisi yang

terbanyak, karbondioksida ( CO2 ), Nitrogen ( N2 ), Karbonmonoksida ( CO ),

Oksigen (O2), dan hidrogen sulfida (H2S). Gas metana murni adalah gas tidak

berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Supaya efektif, proses pengubahan ini

harus pada tingkat kelembaban yang sesuai, suhu tetap dan pH netral.

 

1. Makanan ternak ( Hog Feeding ), adalah pengolahan sampah organik menjadi

makanan ternak. Agar sampah organik dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak

harus dipilih dan dibersihkan terlebih dulu agar tidak tercampur dengan sampah

yang mengandung logam berat atau bahan-bahan yang membahayakan kesehatan

ternak.

Page 12: Artikel Pengelolaan Sampah

 

1. B.   Berikut ini beberapa metode penanganan limbah anorganik padat :

 

1. 1.    Empat R ( 4 R = replace, reduce, recycle dan reuse )

Replace yaitu usaha mengurangi pencemaran  dengan menggunakan barang-barang

yang ramah lingkungan. Contohnya memanfaatkan daun daripada plastik sebagai

pembungkus, menggunakan MTBE daripada TEL untuk anti knocking pada mesin, tidak

menggunakan CFC sebagai pendingin dan lain-lain.

Reduce yaitu usaha mengurangi pencemaran lingkungan dengan meminimalkan

produksi sampah. Contohnya membawa tas belanja sendiri yang besar dari pada banyak

kantong plastik, membeli kemasan isi ulang rinso, pelembut pakaian, minyak goreng

dan lain-lain daripada membeli botol setiap kali habis, membeli bahan-bahan makanan

atau keperluan lain dalam kemasan besar daripada yang kecil-kecil.

Recycle yaitu usaha mengurangi pencemaran lingkungan dengan mendaur ulang

sampah melalui  penanganan dan teknologi khusus. Proses daur ulang biasanya

dilakukan oleh pabrik/industri untuk dibuat menjadi produk lain yang bisa

dimanfaatkan. Dalam hal ini pemulung berjasa sekaligus mendapatkan keuntungan

karena dengan memilah sampah yang bisa didaur ulang bisa mendapat

penghasilan.Misalnya plastik-plastik bekas bisa didaur ulang menjadi ember, gantungan

baju, pot tanaman dll.

Reuse yaitu usaha mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menggunakan dan

memanfaatkan kembali barang-barang yang seharusnya sudah dibuang. Misalnya

memanfaatkan botol/kaleng bekas sebagai wadah, memanfaatkan kain perca menjadi

keset, memanfaatkan kemasan plastik menjadi kantong belanja / tas dll

1. 2.    Insenerator, adalah alat yang digunakan untuk membakar sampah secara

terkendali pada suhu tinggi. Insenerator efisien karena sanggup mengurangi

volume sampah hingga 80 %. Residunya berupa abu sekitar 5 – 10 % dari total

volume sampah yang dibakar dan dapat digunakan sebagai penimbun tanah.

Kekurangan alat ini adalah mahal dan tidak bisa memusnahkan sampah  logam.

 

1. 3.    Sanitary Landfill, adalah metode penanganan limbah padat dengan cara

membuangnya pada area tertentu.

Page 13: Artikel Pengelolaan Sampah

Ada  3 metode sanitary landfill, yaitu :

1. Metode galian parit (trenc method), sampah dibuang ke dalam galian parit yang

memanjang. Tanah bekas galian digunakan untuk menutup parit. Sampah yang

ditimbun dipadatkan dan diratakan. Setelah parit penuh, dibuatlah parit baru di

sebelah parit yang telah penuh tersebut.

2. Metode area, sampah dibuang di atas tanah yang rendah, rawa, atau lereng

kemudian ditutupi dengan tanah yang diperoleh ditempat itu.

3. Metode ramp, merupakan gabungan dari metode galian parit dan metode area.

Pada area yang rendah, tanah digali lalu sampah ditimbun tanah setiap hari

dengan ketebalan 15 cm, setelah stabil lokasi tesebut diratakan dan digunakan

sebagai jalur hijau (pertamanan), lapangan olah raga, tempat rekreasi dll.

1. 4.    Penghancuran sampah (pulverisation), adalah proses pengolahan sampah

anorganik padat dengan cara menghancurkannya di dalam mobil sampah yang

dilengkapi dengan alat pelumat sampah sehingga sampah hancur menjadi

potongan-potongan kecil yang dapat dimanfaatkan untuk menimbun tanah yang

cekung atau letaknya rendah.

1. 5.    Pengepresan sampah ( reduction mode), yaitu proses pengolahan sampah

dengan cara mengepres sampah tesebut menjadi padat dan ringkas sehingga tidak

memakan banyak tempat.

1. C.   Penanganan Limbah cair

Sekitar 80% air yang digunakan manusia untuk aktivitasnya akan dibuang lagi dalam

bentuk air yang sudah tercemar, baik itu limbah industri maupun limbah rumah tangga.

Untuk itu diperlukan penanganan limbah dengan baik agar air buangan ini tidak

menjadi polutan.

Tujuan pengaturan pengolahan limbah cair ini adalah :

1. Untuk mencegah pengotoran air permukaan (sungai, waduk, danau, rawa dll)

2. Untuk melindungi  biota dalam  tanah dan perairan

3. Untuk mencegah berkembangbiaknya bibit penyakit dan vektor penyakit seperti

nyamuk, kecoa, lalat dll.

4. Untuk menghindari pemandangan dan bau yang tidak sedap

Pengolahan limbah cair dapat dilakukan dengan cara-cara :

1. Cara Fisika, yaitu pengolahan limbah cair dengan beberapa tahap proses kegiatan

yaitu :

Page 14: Artikel Pengelolaan Sampah

1. Proses Penyaringan (screening), yaitu menyisihkan bahan tersuspensi yang

berukuran besar dan mudah mengendap.

2. Proses Flotasi, yaitu menyisishkan bahan yang mengapung seperti minyak

dan lemak agar tidak mengganggu proses berikutnya.

3. Proses Filtrasi, yaitu menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi

dari dalam airatau menyumbat membran yang akan digunakan dalam

proses osmosis.

4. Proses adsorbsi, yaitu menyisihkan senyawa anorganik dan senyawa

organik terlarut lainnya, terutama jika diinginkan untuk menggunakan

kembali air buangan tersebut, biasanya menggunakan karbon aktif.

5. Proses reverse osmosis (teknologi membran), yaitu proses yang dilakukan

untuk memanfaatkan kembali air limbah yang telah diolah sebelumnya

dengan beberapa tahap proses kegiatan. Biasanya teknologi ini

diaplikasikan untuk unit pengolahan kecil dan teknologi ini termasuk mahal.

6. Cara kimia, yaitu pengolahan air buangan yang dilakukan untuk

menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid),

logam-logam berat, senyawa fosfor dan zat organik beracun dengan

menambahkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Metode kimia

dibedakan atas metode nondegradatif misalnya koagulasi dan metode

degradatif misalnya oksidasi polutan organik dengan pereaksi lemon,

degradasi polutan organik dengan sinar ultraviolet dll.

7. Cara biologi, yaitu pengolahan air limbah dengan memanfaatkan

mikroorganisme alami untuk menghilangkan polutan baik secara aerobik

maupun anaerobik. Pengolahan ini dianggap sebagai cara yang murah dan

efisien.

Metode pengolahan limbah cair, meliputi beberapa cara :

1. 1.    Dillution (pengenceran), air limbah dibuang ke sungai, danau, rawa atau

laut agar  mengalami pengenceran dan konsentrasi polutannya menjadi rendah

atau hilang. Cara ini dapat mencemari lingkungan bila limbah tersebut

mengandung bakteri patogen, larva, telur cacing atau bibit penyakit yang lain.

Cara ini boleh dilakukan dengan syarat bahwa air sungai, waduk atau rawa

tersebut tidak dimanfaatkan untuk keperluan lain, volume airnya banyak sehingga

pengenceran bisa 30 -40 kalinya, air tersebut harus mengalir.

2. 2.    Sumur resapan, yaitu sumur yang digunakan untuk tempat penampungan air

limbah yang telah mengalami pengolahan  dari sistem lain. Air tinggal mengalami

peresapan ke dalam tanah, dan sumur dibuat pada tanah porous, diameter 1 – 2,5

m dan kedalaman 2,5 m. Sumur ini bisa dimanfaatkan 6 – 10 tahun.

Page 15: Artikel Pengelolaan Sampah

3. 3.    Septic tank, merupakan metode terbaik untuk mengelola air limbah

walaupun biayanya mahal, rumit dan memerlukan tanah yang luas. Septic tank

memiliki 4 bagian ruang untuk tahap-tahap pengolahan,  yaitu :

1. a.    Ruang pembusukan, air kotor akan bertahan 1-3 hari dan akan

mengalami proses pembusukan sehingga menghasilkan gas, cairan dan

lumpur (sludge)

2. b.    Ruang lumpur, merupakan ruang empat penampungan hasil proses

pembusukan yang berupa lumpur. Bila penuh lumpur dapat dipompa keluar

3. c.    Dosing chamber, didalamnya terdapat siphon McDonald yang berfungsi

sebagai pengatur kecepatan air yang akan dialirkan ke bidang resapan agar

merata

4. d.    Bidang resapan, bidang yang menyerap cairan keluar dari dosing

chamber serta menyaring bakteri patogen maupun mikroorganisme yang

lain. Panjang minimal resapan ini adalah 10 m dibuat pada tanah porous.

5. 4.    Riol (parit), menampung semua air kotor dari rumah, perusahaan

maupun lingkungan. Apabila riol inidigunakan juga untuk menampung air

hujan disebut combined system. Sedang bila penampung hujannya

dipisahkan maka disebut separated system. Air kotor pada riol mengalami

proses pengolahan sebagai berikut :

1. a.    Penyaringan (screening), menyaring benda-benda yan mengapung

di air

2. b.    Pengendapan (sedimentation), air limbah dialirkan ke dalam bak

besar secara perlahan supaya lumpur dan pasir mengendap.

3. c.    Proses biologi (biologycal proccess), menggunakan

mikroorganisme untuk menguraikan senyawa organik

4. d.    Saringan pasir (sand filter)

5. e.    Desinfeksi (desinfection), menggunakan kaporit untuk membunuh

kuman

6. f.     Dillution (pengenceran), mengurangi konsentrasi polutan dengan

membuangnya di sungai / laut.

 

1. D.   Penanganan Limbah Gas, Debu dan Partikel

Filter udara digunakan untuk menangkap debu / partikel yang keluar dari cerobong

atau stack. Berikut ini beberapa macam filter udara, meliputi :

1. Pengendapan siklon, adalah alat yang digunakan untuk mengendapkan debu atau

abu yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu.

Page 16: Artikel Pengelolaan Sampah

Prinsip kerja pengendap siklon adalah pemanfaatan gaya sentrifugal dari udara atau gas

buang yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon, sehingga partikel

yang relatif berat akan jatuh ke bawah. Debu, abu atau partikel yang dapat diendapkan

oleh siklon adalah berukuran antara 5 – 40 mikro. Makin besar ukuran debu, semakin

cepat partikel diendapkan.

1. Filter basah, adalah alat yang digunakan untuk membersihkan udara kotor dengan

cara menyemprotkan air dari bagian atas alat, sedangkan udara kotor dari bagian

bawah alat. Pada saat udara kotor kontak dengan air, maka debu akan ikut

semprotan air untuk turun ke bawah.  Bila ingin hasil yang lebih baik, dapat

digabungkan pengendap siklon dengan filter basah. Penggabungan kedua alat ini

menghasilkan alat penangkap debu yang dinamakan pengendap siklon filter

basah.

2. Pengendap sistem Gravitasi, adalah alat yang digunakan untuk membersihkan

udara kotor yang ukuran partikelnya relatif cukup besar, sekitar 50 mikro atau

lebih. Prinsip kerja alat ini adalah dengan mengalirkan udara kotor ke alat,

sehingga pada waktu terjadi perubahan kecepatan secara tiba-tiba, debu akan

jatur terkumpul ke bawah akibat gaya beratnya sendiri. Kecepatan pengendapan

tergantung pada dimensi alat yang digunakan.

3. 4.    Pengendap elektrostatik, adalah alat yang digunakan untuk membersihkan

udara kotor dalam jumlah (volume) besar dan waktu yang singkat, sehingga udara

yang keluar dari alat ini relatif bersih. Alat ini berupa tabung silinder, dimana

dindingnya diberi muatan positif, sedangkan tengahnya ada sebuah kawat, yang

merupakan pusat silinder, sejajar dinding tabung, diberi muatan negatif. Adanya

tegangan yang berbeda akan menimbulkan corona discharga di daerah sekitar

pusat silinder. Hal ini menyebabkan udara kotor seolah-olah mengalami ionisasi.

Kotoran menjadi ion negatif yang akan ditarik dinding tabung, sedangkan udara

bersih akan berada di tengah silinder kemudian terhembus keluar.

 

1. E.   Penanganan Limbah Suara

Bising merupakan polusi pendengaran. Suara-suara yang sangat bising dapat

mengganggu pendengaran dan juga membuat orang tidak nyaman. Sumber kebisingan

dapat dikurangi atau dihilangkan sama sekali dengan :

1. Mematikan atau menghilangkan sumber suara / sumber kebisingan

2. Memasang alat peredam suara

Page 17: Artikel Pengelolaan Sampah

3. Pengendalian pada jejak propagasi, mengganti bahan baku ruangan dengan bahan

yang dapat meredam suara

4. Pengendalian pada penerima suara, yaitu dengan melakukan upaya perlindungan

pada pendengaran manusia, seperti tutup / sumbat telinga.

 

1. F.    Dampak Pengolahan Limbah Terhadap Lingkungan

Pengolahan limbah yang baik dapat memberi manfaat bagi masyarakat dan lingkungan,

akan tetapi bila tidak dikelola dengan baik  dapat memberi dampak negatif bagi

lingkungan.

1. a.    Dampak positif pengolahan limbah

Pengolahan limbah yang benar akan memberikan dampak positif, yaitu :

1. Limbah dapat digunakan untuk menimbun lahan / dataran rendah

2. Limbah dapat digunakan untuk pupuk

3. Limbah dapat digunakan sebagai pakan ternak , baik langsung maupun

mengalami proses pengolahan lebih dulu

4. Mengurangi tempat perkembangbiakan penyakit / vektor penyakit

5. Mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit menular

6. Menghemat biaya pemeliharaan kesehatan karena masyarakat yang sehat

 

1. b.    Dampak negatif bila limbah tidak dikelola dengan baik

Pengolahan limbah yang kurang baik akan memberikan dampak negatif, seperti :

1. Menjadi tempat berkembangbiaknya kuman penyakit / vektor penyakit

2. Menyebabkan gangguan kesehatan seperti sesak nafas, insomnia maupun stress

3. Lingkungan menjadi kotor, bau, saluran air tersumbat, banjir

4. Lingkungan menjadi tidak indah dipandang

5. Menurunkan minat orang datang ketempat tersebut

6. Menaikkan angka kesakitan bagi masyarakat

7. Membutuhkan dana besar untuk membersihkan lingkungan

8. Menurunkan pemasukan pendapatan daerah karena kurangnya wisatawan yang

berkunjung.

 

Page 18: Artikel Pengelolaan Sampah

Artikel untuk Majalah Ilmiah Populer “WUNY” September 2012

TEKNIK PENGENDALIAN SERANGGA HAMA TANAMAN PADI

DENGAN KONSERVASI MUSUH ALAMI

Oleh:

Tien Aminatun

Jurdik Biologi FMIPA UNY

e-mail: [email protected]

A. Pendahuluan

Hama menjadi hal penting yang selalu saja dibicarakan dalam budidaya pertanian, termasuk pertanian padi sawah. Hal ini karena hama dianggap sebagai musuh petani dalam memperoleh produksi padi. Sebagian besar hama adalah jenis serangga (Channa et al., 2004), dan berbagai jenis serangga hama tersebut mempunyai musuh alami (natural enemy). Musuh alami serangga hama umumnyaberupa Arthropoda dari jenis serangga dan laba-laba, serta dapat digolongkan menjadi predator dan parasitoid. Predator adalah binatang yang memangsa binatang lain, sedangkan parasitoid adalah binatang yang pada fase pradewasanya hidup dengan menjadi parasit pada binatang lain sedangkan pada fase dewasanya hidup bebas (Untung, 2006). Oleh karena itulah, keberadaan musuh alami menjadi sangat penting dalam pengendalian populasi serangga hama, sehingga konservasi musuh alami di lahan pertanian menjadi hal penting untuk dilakukan. Konservasi dan pemberdayaan musuh alami dapat menjadi alternatif pengendalianhama yang ramah lingkungan, dibandingkan dengan pengendalian hama secara kimia menggunakan pestisida yang selama ini dilakukan yang ternyata membawa dampak negatif bagi lingkungan pertanian dan kesehatan manusia.

B. Serangga Hama pada Tanaman Padi dan Musuh Alaminya

Berbagai jenis serangga hama menyerang tanaman padi dari mulai benih sampai siap panen, dan masing-masing serangga hama tersebut mempunyai musuh alami di alam. Tabel 1 berikut ini menyajikan contoh jenis-jenis serangga hama pada tanaman padi yang dirangkum dari Suharto (2007).Wereng batang coklat (Nilaparvata lugens Stal.) merupakan hama penting pada tanaman padi di Indonesia. Hama ini mampu membentuk populasi cukup besar dalam waktu singkat dan merusak tanaman pada semua fase pertumbuhan. Kerusakan tanaman disebabkan oleh kegiatan makan dengan menghisap cairan pelepah daun. Hama ini sulit diatasi dengan satu cara pemberantasan. Hal ini disebabkan karena wereng batang coklat mempunyai daya perkembangbiakan cepat dan segera dapat menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Untuk mengatasi dengan aman, dilakukan pengendalian secara terpadu sehingga memberi peranan penting pada musuh alami sebagai komponen yang tidak dapat ditinggalkan

Page 19: Artikel Pengelolaan Sampah

(Baehaki, 1989 dan Westen, 1990 dalam Marheni, 2004). Kemampuan musuh-musuh alami sebenarnya mampu mengendalikan lebih dari 99% serangga agar tetap berada pada jumlah yang tidak merugikan, sehingga Pengendalian Hama Terpadu (PHT) secara sengaja mendayagunakan dan memperkuat peranan musuh alami sebagai pengendali ledakan populasi serangga (Marwoto, et al., 1991). Tabel 2 menyajikan kemampuan musuh alami dalam mengendalikan serangga hama tanaman padi.Hasil penelitian Marheni (2004), dalam beberapa pengamatan di lapangan, wereng batang coklat mempunyai banyak musuh alami di alam, mencapai 19-22 familia predator dan 8-10 familia parasitoid. Predator-predator ini cocok terhadap serangga hama tanaman padi, bergerak aktif untuk menggigit dan mengunyah mangsanya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa penggunaan beberapa jenis predator pemangsa wereng batang coklat dapat menekan populasi wereng batang coklat dan intensitas serangan terhadap tanaman padi. Kemampuan memangsa berfluktuasi, antara lain dipengaruhi oleh kepadatan mangsanya, semakin bertambah banyak populasi mangsa maka pemangsaan bertambah banyak. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa beraneka ragam jenis serangga yang hadir di ekosistem sawah mempunyai perannya masing-masing, ada yang berperan sebagai hama, serta ada yang berperan sebagai predator atau parasitoid yang menyerang hama. Pengendalian hama secara hayati dengan memanfaatkan musuh-musuh alami hama (predator dan parasitoid) berpotensi untuk bisa menggantikan metode pengendalian hama yang selama ini banyak bergantung pada aplikasi pestisida yang banyak berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Melihat bahwa serangga musuh alami berperan dalam pengendalian hama, yaitu sebagai predator ataupun parasitoid, maka tindakan pengelolaan untuk pelestarian atau konservasi predator dan parasitoid menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Teknik Pengendalian Serangga Hama dengan Musuh Alami Teknik pengendalian serangga hama dengan memanfaatkan musuh alami dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu: (1) introduksi atau menghadirkan musuh alami, (2) augmentasi atau meningkatkan populasi musuh alami, misalnya dengan mengembangbiakkan musuh alami menggunakan pakan alami, dan (3) konservasi musuh alami, yaitu tindakan yang melindungi dan memelihara populasi musuh alami yang sudah ada di lokasi (Johnson, 1987; Susilo, 2007) Dari ketiga teknik di atas, konservasi musuh alami yang sangat berkaitan erat dengan cara pengelolaan ekosistem pertanian. Apabila musuh alami mampu

berperan sebagai pemangsa secara optimal sejak awal, maka fluktuasi populasi hama dan musuh alami menjadi seimbang sehingga tidak akan terjadi ledakan hama. Konservasi musuh alami dapat dilakukan dengan memodifikasi faktor lingkungan yang bisa mengoptimalkan efektivitas kontrol dari musuh alami (O’Neil, et al. dalam Maredia, et al., 2003). Barbosa (1998) menambahkan bahwa konservasi musuh alami dapat dilakukan dengan teknik: (1) konservasi melalui aplikasi pestisida selektif, karena musuh alami lebih rentan terhadap pestsida sehingga aplikasi pestisida spektrum luas lebih berakibat negatif terhadap populasi musuh alami bila dibandingkan dengan hama, dan (2) konservasi melalui sistem pertanian, yaitu dengan membuat atau

Page 20: Artikel Pengelolaan Sampah

meningkatkan peran lingkungan untuk meningkatkan jumlah musuh alami. Hal ini dapat dilakukan dengan mengubah lingkungan pertanaman dari monokultur menjadi polikultur, atau dengan mengubah praktek budidaya. Dalam mengubah praktek budidaya perlu mengecek apakah praktek budidaya yang diterapkan sekarang menguntungkan bagi musuh alami, dan apakah pengubahan praktek budidaya tersebut juga menguntungkan dari segi hasil akhir atau panen. Oleh karena itu, harus diperhatikan sifat spesifik tanaman, hama dan musuh alaminya, serta komunitas pertanian lokal di mana pendekatan ini akan digunakan.

E. Kesimpulan

Uraian di atas telah memberikan gambaran bahwa berbagai jenis serangga hama yang menyerang tanaman padi dari mulai benih sampai siap panen mempunyai musuh alami di alam. Pemanfaatan musuh alami untuk mengendalikan serangga hama dapat menjadi alternatif pengendalian hama yang lebih ramah dan aman bagi lingkungan. Oleh karena itu, tindakan konservasi musuh alami menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Konservasi musuh alami dapat dilakukan dengan menyediakan tanaman alternatif sebagai habitat musuh alami maupun sebagai inang alternatif bagi serangga hama. Banyak jenis gulma yang dapat berperan dalam fungsi konservasi musuh alami. Dalam aplikasinya di lapangan, tentunya memerlukan pengelolaan dan penelitian lebih lanjut untuk setiap jenis gulma tertentu, terutama untuk menghindari dampak negatif dari kompetisinya dengan tanaman padi sebagai tanaman yang dibudidayakan.

POLUSI UDARA DIKOTA-KOTA BESAR DUNIA

20 Jun, 2012

YUSNIWARTI YUSAD

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Banyak kota–kota didunia dilanda oleh permasalahan lingkungan,paling tidak adalah semakin memburuknya kualitas udara.terpapar oleh polusi udara saat ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia.Informasi yang ada menunjukkan bahwa pedoman kualitas udara dari WHO secara teratur telah disebar diberbagai kota, bahkan di beberapa tempat tersebar luas. Angka yang didapat dari kota-kota yang sedang berkembang dan umumnya banyak diantara mereka tidak ada ukuran pengontrol polusi, kemungkinan akan terjadi pencemaran bagi buruh,dan kualitas hidup sebagian besar penduduk kota akan semakin memburuk. Walaupun beberapa kemajuan talah dicapai dalam pengendalian polusi udara dinegara-negara Industri lebih dari dua dekade terakhir ini, Kualitas udara terutama sekali dikota-kota besar negara sedang berkembang lebih buruk. Sejak tahun 1974, World Health Organization (=WHO)telah bekerja sama dengan Global Environment Monitoring System (=GEMS) bagian udara yang mengoperasikan jaringan pengontrol udara diperkotaan. GEMS menjalankan jaringannya keseluruh dunia untuk mengontrol kualitas udara dan air, dibantu oleh WHO dan United Nation Environment Programme (=UNEP). Baru-baru ini komisi kesehatan dan lingkungan WHO yang telah merampungkan tugasnya,

Page 21: Artikel Pengelolaan Sampah

mengidentifikasi polusi udara diperkotaan sebagai masalah pokok kesehatan lingkungan yang patut mendapatkan prioritas utama untuk diatasi. Pusat koordinasi untuk GEMS didirikan dibawah UNEP pada tahun 1975. Berdasarkan data – data dari GEMS bagian udara dan informasi tambahan,WHO dan UNEP menerbitkan dua cara penilaian kualitas udara perkotaan diseluruh dunia tahun 1980 yaitu : Polusi Udara Perkotaan tahun 1973-1980 pada 1984 dan penilaian kualitas udara tahun 1989. Artikel ini berisikan kutipan – kutipan terbaru dari laporan – laporan GEMS udara ; poluisi udara dikota-kota metropolitan didunia yang diterbitkan atas nama WHO dan UNEP oleh penerbit Blackwell tahun 1992. Studi Tentang Kualitas Udara Untuk menilai problem polusi udara perkotaan dikota-kota metropolitan dunia,WHO dan UNEP bekerjasama dengan GEMS-Air,memprakarsai sebuah studi rinci tentang kualitas udara 20 dikota – kota besar dunia. Guna mencapai tujuan studi tersebut, kota-kota besar didefenisikan sebagai kelompok kota dengan jumlah penduduk saat ini atau proyeksi sampai tahun 2000, sebanyak ± 10 juta orang. Walaupun ada 20 kota-kota besar memenuhi persyaratan tersebut, karena kekurangan sumber–sumber data dan waktu yang dibutuhkan, maka hanya 20 kota yang diteliti, Dakka, Lagos, Teheran dan Osaka tidak termasuk, karena kondisinya sama dengan Tokyo. Kelompok kota-kota yang terpilih itu adalah : 3 kota di Amerika Utara, 3 kota di Amerika Selatan, sebuah kota di Afrika, 11 kota di Asia dan 2 kota di Eropa. Kota-kota tersebut adalah : Buenos Aires di Argentina, Sao Paulo Raya, dan Rio de janero di Brazilia, Meksiko di Meksiko ; Beijing dan Sanghai di Cina, Kairo de Raya di Mesir, Kalkuta, New Delhi dan Bombay Raya di India, Karaci di Pakistan, Jakarta di Indonesia, Tokyo di Jepang, Manila di Filipina, Bangkok di Thailand, Seoul di Korea, Moskow di Rusia, London di Britania Raya, Los Angeles dan New York di Amerika Serikat. Alasan utama dalam memilih kota-kota besar ini adalah, karena kota-kota ini:

1. Mempunyai masalah pencemaran paling serius2. Mempunyai wilayah daratan yang luas dengan jumlah penduduk yang besar, dimana jumlah

keseluruhan penduduk di 20 kota-kota3. Bakal banyak kota-kota lainnya yang sedang meningkat statusnya sebagai kota

metropolitan, point terakhir ini merupakan hal yang penting. Sebuah tinjauan masalah polusi udara dikota-kota besar dan kesukaran mengidentifikasi serta mencari pemecahan masalahnya merupakan peringatan bagi kota-kota yang sedang berkembang pesat lainnya. Juga dapat sebagai pedoman untuk mengatasi dan mencegah sebagian masalah tersebut. Untuk menghimpun data-data global polusi udara dikota-kota besar sangat sulit,karena

4. Informasi tentang zat-zat pencemaran dan kesehatan mereka sering tidak ada, tidak lengkap atau sudah usang.

5. Adanya perbedaan dalam metodologi dan laporan antar negara, dalam negara yang sama dan dikota-kota.

6. Kekurangan data yang dipakai, termasuk yang tidak mewakili persoalan dibandingkan,dan dicatat dimana yang perlu. Sungguhpun demikian, data-data dan analisa yang dipersiapkan merupakan gambaran yang luas dan keabsahan pertama dari keadaan polusi udara serta kecenderungannya dikota-kota besar.Pengertian tentang Polusi Udara Perkotaan Masalah pencemaran udara dikota-kota besar, sangat dipengaruhi danberbeda oleh berbagai faktor yaitu: tofografi, kependudukan, iklim dan cuaca sertaSumber-sumber polusi udara Pertumbuhan polusi kota dan tingakat industrialisasi yang tak terhindar, akan mengarah kepada kebutuhan enegi yang lebi besar, pada umumnya akan

Page 22: Artikel Pengelolaan Sampah

menghasilkan pembuabuangan limbah / zat pencemar lebih banyak.pembakaran bahan bakar posil untuk pemanasan rumahtangga untuk pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor, dalam proses–proses industri dan pembuangan limbah padat dengan pembakaran merupakan sumber utama dari pembuangan limbah zat-zat pencemar didaerah perkotaan Zat-zat pencemar udara yang paling sering dijumpai dilingkungan perkotaan adalah: SO2, NO dan NO2, CO, O3, SPM(=Suspended Particulate Matter) dan Pb(=Lead). SO2 berperan dalam terjadinya hujan asam dan polusi partikel sulfat aerosol. NO2 berperan terhadap polusi partikel dan deposit asam dan prekusor ozon yang merupakan unsur pokok dari kabut fotokimia. Asap dan debu termasuk polusi partikel. Ozon, CO, SPM, dan Pb seluruhnya telah dibuktikan memberi pengaruh yang merugikan kesehatan manusia. Pembakaran bahan bakar fosil di sumber-sumber yang menetap, mengarah terbentuknya produksi SO2, NO dan NO2 serta Pb, sedangkan masing–masing berminyak solar jelas terbukti menghasilkan sejumlah partikel dan SO2 sebagai tambahan dari NO dan NO2. Ozon merupakan suatu fotokimia oksidan secara tidak langsung dihasilkan dari sumber-sumber pembakaran, dibentuk dibagian bawah atmosfir, dari NO dan komponen-komponen organik yang mudah menguap(=VOCs= Volatile Organic Compounds) atau Hidrokarbon–hidrokarbon reaktif dengan adanya sinar matahari. VOCs dihasilkan dari keaneka ragaman sumber-sumber buatan manusia termasuk lalu lintas jalan raya, produksi dan pemakaian zat-zat kimia organik seperti ;bahan-bahan pelarut, transport dan pemakaian crude oil, pemakaian dan distribusi gas alam, tempat pembuangan limbah dan pabrik-pabrik limbah cair. Walaupun penemuan-penemuan pembuangan limbah cair secara rinci tidak tersedia luas bagi kota-kota itu sendiri. Berdasarkan observasi nasional dan adanya peningkatan registrasi kendaraan bermotor akhir-akhir ini, dapat disimpulkan bahwa kendaran bermotor merupakan sumber utama dari zat-zat pencemar udara terutama CO, NO, dan NO2, SPM dimayoritas dikota-kota besar dinegara industri. Sebaiknya dikota-kota negara berkembang menunjukkan variasi sumber polusi udara yang lebih besar. Kontribusi relatif dari mobil dan sumber-sumber yang bergerak / menetap terhadap emisi – emisi polutan udara berbeda nyata diantara kota–kota,tergantung dari tingkat motorisasi, kepadatan,tipe industri yang ada. Kontribusi dari kendaraan bermotor lebih sedikit dikota-kota dengan tingkat motorisasi rendah seperti: di Afrika dan kota-kota terletak didaerah yang suhu dingin (tergantung pada bahan bakar batu bara atau biomosa untuk pemanas ruangan) Cina, Eropa Timur.

Dampak Polusi Udara Dampak memberikan pengaruh yang merugikan bagi kesehatan manusia, bukan saja dengan terhisap langsung, tetapi juga dengan cara-cara pemaparan lainnya seperti: meminum air yang terkontaminasi dan melalui kulit. Umumnya sebagian besar zat-zat polutan udara ini langsung mempengaruhi sistem pernafasan dan pembuluh darah. Meningginya angka kesakitan dan kematian dan adanya gangguan fungsi paru-paru dikaitkan dengan kenaikan konsentrasi zat SO2, SPM, NO2 dan O3 yang juga mempengaruhi sistem pernafasan. Pemaparan yang akut dapat menyebabkan radang paru sehingga respon paru kurang

Page 23: Artikel Pengelolaan Sampah

permeabel, fungsi pau menjadi berkurang dan menghambat jalan udara. Ozon dapat mengiritasi mata, hidung dan tenggorokan dan penyebab sakit kepala. CO beraffianitas tinggi terhadap Hb sehingga mampu mengganti O2 dalam darah yang menuju ke sistem pembuluh darah dan jantung serta persarafan. Pb menghambat sistem pembentukan Hb dalam darah merah, sumsum tulang, merusak fungsi hati dan ginjal dan penyebab kerusakan syaraf.

Pemantau Kualitas UdaraPada tahun 1980, pemantau udara secara tradisioil didirikan di negara-negara berkembang, khususnya di Asia dan Amerika Selatan. Saat sekarang ini perhatian besar ditujukan terhadap pemantauan oksidan fotokimia, O3 dan VOCs. Walaupun alat ini tidak begitu banyak berkembang, hanya sedikit negara yang rutin memonitor O3 sebagai pedoman dari polusi fotokimia. Untuk zat polutan VOCs jarang digunakan karena sulitnya data tentang zat ini diperoleh.

Sebagai kunci dari prioritas pemantauan zat polutan adalah resikonya terhadap kesehatan manusia. Pusat monitor hanya memantau data-data tentang tingkat polusi udara di saat tertentu dan contoh tempat tertentu. Bahkan pada negara-negara maju dengan tingkat industri tinggi umumnya hanya terbatas pada pengamatan lokasi secara rutin. Pada tahun 1980,pemantau udara secara tradisionil didirikan negara-negara belum berkembang,khusus di Asia dan Amerika Selatan. Saat sekarang ini perhatian besar ditujukan terhadap pemantau oksidan fotokimia,O3 dan VOCs. Walaupun alat ini tidak begitu banyak berkembang,hanya sedikit negara yang rutin memonitor O3 sebagai pedoman dari polusi fotokimia. Untuk zat polutan VOCsjaramg digunakan karena sulitnya data tentang zat ini diperoleh. Sebagai kunci dari prioritas pemantauan zat polutan adalah resikonya terhadap kesehatan manusia. Pusat monitor hanya memantau data-data tentang tingkat polusi udara disaat tertentu dan contoh tempat tertentu. Bahkan pada negara-negara maju dengan tingkat industri tinggi umumnya hanya terbatas pada pengamatan lokasi secara rutin, karena besarnya biaya untuk mendirikannya. Menurt penilitian WHO dari 60 perusahaan-perusahan didunia,hanya 34 yang memiliki rencana pemantauan sedang yang 16 lagi tidak ada. Beberapa Kasus Yang Telah dimonitor 1. Beijing ; Dalam musim dingin yang berat,dimana sumber polusi udara berasal dari pemanasan rumah – rumah, dengan penduduknya yang sangat padat (27000/km2 ditahun 1990) sebagai bahan bakar utama adalah arang batubara yang mempunyai konsentrasi SO2,SPM dan CO yang tinggi. 2. Pemantauan kualitas udara di India yang dipantau oleh jaringan NEER (National Environmental Engineering Research Institute),sebagai parameteradalah ; SPM,SO2,NO2,HS, dan O3 yang berasal dari daerah – daerah industri.

Page 24: Artikel Pengelolaan Sampah

3. Kairo ; Debu yang terkira banyaknya, dengan iklim gurun dan panas tinggi,curah hujan hanya 22mm rata-rata pertahunnya GMS memantau TSP(500-1100 ug/m3) dan SPM. Emisi berasal dari proses pembakaran,industri, pabrik semen dan lainnya. Emisi asap mobil diestimasi sampai 1200 ton/ tahun. Dijumpai lebih dari 450 pabrik industri metal, keramik, gelas,testil dan plastik. 4. Los Angeles ; lalu lintas dan kabut asap dengan estimasi penduduk tahun 2000 sebesar 10,91 juta, mempunyai iklim mediteranian dikelilingi oleh pegunungan. Hanya sedikit industri berat yang dijumpai, sebab baja dan pabrik pembuatan mobil terdapat didaerah – daerah. Mobil dan kendaraan bermotor merupakan sumber berpolusi utama ; asap, O3 yang dibentuk oleh fotokimia dari kendaraan bermotor,NO&NO2 serta VOCs 5. Mexiko City ; letak topografi yang salah dengan populasi 19,37 juta ditahun 1990 dan ketinggian dari permukaan tanah 2240 meter, dikelilingi 0leh pegunungan dengan tinggi 5000 meter dan mempunyai > 30.000 industri dengan berbagai ukuran dan tipe. 4000 dipakai pembakaran atau proses transformasi yang mengelaurkan emisi ke udara

KESIMPULAN

Banyak kota-kota besar didunia kualitas udaranya memburuk karena

tercemar oleh; zat-zat pencemar yang sumbernya berasal dari pabrik-pabrik industri,

dan kendaraan bermotor, proses pembakaran,pembuangan limbah padat.zat-zat

pencemar yang paling sering dijumpai adalah: So2, NO dan NO2, Pb, SPM, O3 dan

CO untuk memonitor zat-zat polutan ini, WHO (tahun 1974) telah bekerjasama

dengan global Environment monitoring System (=GEMS) bagian udara. Faktor-faktor

yang mempengaruhi distribusi dan transport zat polutan ini adalah: letak topografi

daerah, intensitas dan pemaparan, arah angin, suhu dan cuaca. Dampak yang paling

utama adalah terhadap kesehatan manusia terutama pada sistem pernapasan,

pembuluh darah, persarafan, hati dan ginjal.