PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH Phaleria papuana TERHADAP AKTIVITAS FAGOSITOSIS MAKROFAG MENCIT Balb/c ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk : Memenuhi tugas dan melengkapi persyaratan dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Oleh : R.R. DYAH AYU NOPITASARI G2A 002 150 FAKULTAS KEDOKTERAN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH Phaleria papuana TERHADAP
AKTIVITAS FAGOSITOSIS MAKROFAG MENCIT Balb/c
ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH
Disusun untuk :
Memenuhi tugas dan melengkapi persyaratan dalam menempuh
Program Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Oleh :
R.R. DYAH AYU NOPITASARI
G2A 002 150
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2006
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diuji pada tanggal 27 Juli 2006 Artikel Karya Tulis Ilmiah dari :
Nama : R.R. Dyah Ayu Nopitasari
NIM : G2A002150
Tingkat : Program Pendidikan Sarjana
Fakultas : Kedokteran Umum
Universitas : Diponegoro
Bagian : Histologi
Judul : PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH
Phaleria papuana TERHADAP AKTIVITAS
FAGOSITOSIS MAKROFAG MENCIT Balb/c
Dosen Pembimbing : dr. Neni Susilaningsih, M.Si
Semarang, 7 Agustus 2006
Ketua Penguji Penguji,
dr. Helmia Farida,M.Kes,Sp A dr. Andrew Johan, M.Si NIP. 132 296 247 NIP. 131 673 427
Mengetahui,
Dosen pembimbing
dr. Neni Susilaningsih, M.SiNIP. 131 832 243
The Effect of Phaleria papuana’s Fruits Extract to The Phagocytosis Activity of Macrophage in Balb/c Mice
R.R.Dyah Ayu Nopitasari 1 Neni Susilaningsih 2
ABSTRACT
Backgrounds : Phaleria papuana is one of herbal medicine that have multifunction. The leaves of Phaleria papuana contain lignan component (polifenol) and the rind of it contains flavonoid. Flavonoid component could increase IL-2 activation and lymphocytes proliferation. Lymphocytes proliferation can influence CD4+ cell, then cause Th1 cell activation. The activated Th1 cell will influence SMAF that can activate macrophage. Objectives : to know the effect of Phaleria papuana’s (mahkota dewa) fruits extract to The Phagocytosis Activity of Macrophage in Balb/c mice.
Methods : This study was an experimental laboratory research with post test only control group design. The object of the study were 25 male Balb/c mice. They were divided into 5 groups : K as control group. P1,2,3,4 as experimental groups, which were given 0,2ml; 0,4ml; 0,8ml and 1,5ml of Phaleria papuana’s fruits extract for 2 weeks.
Result : Means of macrophage’s phagocytosis index : K = 0,41; P1 = 0,62; P2 = 1,22; P3 = 0,27; P4 = 0,69. The statistics result test among all groups show significant difference (p=0,001). The comparation of groups that have significant outcome are : K-P2 (p=0,004), P1-P2 (p=0,047), P3-P2 (p=0,001). There is no significant different between K-P1, K-P3, K-P4, P1-P4 with p=1,000 and also between P1-P3 (p=0,836), P2-P4 (p=0,114), P3-P4 (p= 0,382).
Conclusions : Administrated of Phaleria papuana’s fruits extract have significant increase to The Macrophage’s phagocytosis activity in Balb/c mice on P2 groups with dose 0,4ml/sonde every day for 2 weeks.
1 Student of Medical Faculty of Diponegoro University Semarang2Lecturer in Department of Histology Medical Faculty of Diponegoro University
Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Phaleria papuana terhadap Aktivitas Fagositosis Makrofag Mencit Balb/c
R.R.Dyah Ayu Nopitasari 1 Neni Susilaningsih 2
ABSTRAK
Latar Belakang : Phaleria papuana merupakan salah satu tanaman obat yang multi khasiat. Pada daunnya terkandung senyawa lignan (polifenol), sedangkan pada kulit buahnya terkandung flavonoid. Senyawa flavonoid dapat meningkatkan aktivitas IL-2 dan proliferasi limfosit. Proliferasi limfosit akan mempengaruhi sel CD4+, kemudian menyebabkan sel Th1 teraktivasi. Sel Th1 yang teraktivasi akan mempengaruhi SMAF (Spesific Makrofag Activating Factor) yang dapat mengaktifkan makrofag. Tujuan : untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak buah Phaleria papuana (mahkota dewa) terhadap aktivitas fagositosis makrofag mencit Balb/c.
Metode : Jenis penelitian eksperimental dengan desain the post test only control group. Sampel penelitian 25 ekor mencit Balb/c jantan. Mencit dibagi 5 kelompok, yaitu Kelompok Kontrol (tidak diberi perlakuan), kelompok Perlakuan 1,2,3,4 berturut-turut diberi ekstrak buah Phaleria papuana 0,2ml; 0,4ml; 0,8ml dan 1,5ml selama 2 minggu.
Hasil : Rerata indeks fagositosis makrofag untuk masing-masing kelompok : Kontrol = 0,41; Perlakuan 1 = 0,62; Perlakuan 2 = 1,22; Perlakuan 3 = 0,27; Perlakuan 4 = 0,69. Hasil uji statistik antar kelompok didapatkan perbedaan yang bermakna antara seluruh kelompok (p=0,001). Uji beda antar kelompok yang mempunyai perbedaan bermakna adalah : K-P2 (p=0,004), P1-P2 (0,047), P3-P2 (p=0,001). Tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara K-P1, K-P3, K-P4, P1-P4 dengan p=1,000. Demikian juga antara P1-P3 (p=0,836), P2-P4 (p=0,114), P3-P4 (p= 0,382).
Kesimpulan : Pada pemberian ekstrak buah Phaleria papuana didapatkan peningkatan aktivitas fagositosis makrofag yang bermakna pada mencit Balb/c kelompok P2 dengan dosis pemberian 0,4ml/sonde setiap hari selama 2 minggu.
Kata kunci : Phaleria papuana, fagositosis makrofag.
1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang2 Staf Pengajar Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan zaman, orang mulai tertarik untuk mengetahui
khasiat dan kegunaan Phaleria papuana (mahkota dewa). Berdasarkan pengalaman
beberapa ahli pengobatan herbal, mahkota dewa digunakan untuk pengobatan jantung,
kanker, liver, diabetes mellitus, darah tinggi dan penyakit kulit.1 Masalah yang
mengganjal terhadap pemakaian Phaleria papuana (mahkota dewa) sebagai tanaman obat
adalah terbatasnya pembuktian-pembuktian akan kegunaan pohon ini. Selama ini
pembuktian yang ada sebagian terbesar masih berupa pembuktian empiris, pembuktian
yang hanya berdasarkan pada pengalaman pengguna. Literatur-literatur yang
membahasnya pun sangat terbatas.2
Berdasarkan hasil penelitian Lisdawati, dengan menggunakan metode BSLT
(Brine Shrimp Lethality Test – Pengujian efek racun mematikan, terhadap udang laut)
menunjukkan bahwa ekstrak buah Phaleria papuana (mahkota dewa) memiliki toksisitas
yang tinggi yaitu Lethal concentration (LC-50) berkisar 0,1615 – 11,8331 gr/ml.1
Phaleria papuana (mahkota dewa) merupakan salah satu tanaman obat yang
multi khasiat.2 Dari hasil penelitian, diketahui bahwa zat aktif yang terkandung di dalam
daun dan kulit buah antara lain alkaloid, terpenoid, saponin dan senyawa resin. Pada
daunnya diketahui terkandung senyawa lignan (polifenol), sedangkan pada kulit buahnya
terkandung flavonoid.1 Flavonoid mempunyai bermacam-macam efek, yaitu efek anti
tumor, immunostimulant, anti oksidan, analgesik, anti radang, anti virus, anti bakteri, dan
anti fungi.3 Penelitian membuktikan bahwa senyawa flavonoid dapat meningkatkan
aktivitas IL-2 dan proliferasi limfosit.4 Proliferasi limfosit akan mempengaruhi sel CD4+,
kemudian menyebabkan sel Th1 teraktivasi.5 Sel Th1 yang teraktivasi akan mempengaruhi
1
SMAF (Spesific Makrofag Activating Factor), yaitu molekul-molekul multipel termasuk
IFN γ yang dapat mengaktifkan makrofag, sehingga makrofag mengalami peningkatan
angka metabolik, motilitas dan aktivitas fagositosis secara cepat dan lebih efisien dalam
membunuh bakteri, atau mikroorganisme patogen lainnya.6,7,8,9
Makrofag berperan penting dalam respon imun non spesifik.10 Makrofag
dikhususkan untuk melaksanakan fungsi penelanan dan penghancuran semua partikel
patogen yaitu bakteri, sel yang rusak atau tidak berguna, serta sel tumor dengan proses
fagositosis.7,8
Dari sini peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh pemberian ekstrak buah
Phaleria papuana (mahkota dewa) terhadap aktivitas fagositosis makrofag. Penelitian ini
tidak dilakukan pada manusia sebagai obyek yang diberi ekstrak buah Phaleria papuana
(mahkota dewa) karena alasan etika. Sebagai gantinya digunakan mencit Balb/c.
Berdasarkan teori – teori di atas maka timbul rumusan masalah : bagaimana
pengaruh pemberian ekstrak buah Phaleria papuana (mahkota dewa) terhadap aktivitas
fagositosis makrofag mencit Balb/c ?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak buah
Phaleria papuana (mahkota dewa) terhadap aktivitas fagositosis makrofag mencit Balb/c.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai dosis efektif
ekstrak buah Phaleria papuana (mahkota dewa), sebagai data dasar dalam
pengembangan pemanfaatan tanaman obat tradisional terutama tentang Phaleria papuana
(mahkota dewa), sebagai sumber acuan yang dapat digunakan untuk penelitian
selanjutnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih lanjut.
2
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Histologi dan Laboratorium
Bioteknologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro yang berlangsung kurang
lebih 3 bulan sejak penyusanan proposal penelitian hingga selesai. Disiplin ilmu yang
terkait adalah Imunologi, Histologi dan Farmakologi.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental dengan pendekatan the
post test only control group design yang menggunakan mencit sebagai obyek penelitian.
Sampel penelitian 25 ekor mencit Balb/c jantan, umur 8 minggu, berat ± 20 gram, sehat
dan tidak tampak cacat secara anatomi, yang diperoleh dari Pusat Veterinaria Farma
(Pusvetma) Surabaya.
Penentuan besar sampel menurut rumus WHO yaitu, jumlah sampel 5 ekor per
kelompok.11 Mencit dibagi dalam 5 kelompok perlakuan, sehingga total jumlah sampel 25
ekor mencit Balb/c. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi diadaptasikan dengan
dikandangkan per kelompok dan diberi pakan standar serta minum yang sama selama 1
minggu secara ad libitum. Pembagian 5 kelompok tersebut yaitu :
Kontrol (K) : tidak diberi perlakuan
Perlakuan 1 (P1) : diberi ekstrak Phaleria papuana 0,2 ml/sonde
Perlakuan 2 (P2) : diberi ekstrak Phaleria papuana 0,4 ml/sonde
Perlakuan 3 (P3) : diberi ekstrak Phaleria papuana 0,8 ml/sonde
Perlakuan 4 (P4) : diberi ekstrak Phaleria papuana 1,5 ml/sonde
Ekstrak buah Phaleria papuana (mahkota dewa) diberikan secara sonde dengan dosis
tunggal setiap hari selama 2 minggu.
3
Setelah diberi perlakuan, mencit diterminasi sesuai kelompok masing-masing
dengan cara dislokasi tulang leher. Selanjutnya dilakukan isolasi makrofag peritoneal
kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap aktivitas fagositosis makrofag menggunakan
Latex beads.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer hasil
pemeriksaan aktivitas fagositosis makrofag yang dinyatakan dengan indeks fagositik
yaitu prosentase sel yang memfagosit latex yang dihitung pada 200 sel makrofag kali
jumlah rata-rata partikel latex pada sel makrofag yang positif.12 Sebagai variabel bebas
dalam penelitian ini adalah ekstrak buah Phaleria papuana (mahkota dewa). Variabel
tergantung adalah aktivitas fagositosis makrofag pada mencit Balb/c yang dinyatakan
dengan indeks fagositik.
Data yang diperoleh dari 5 kelompok sampel diolah dengan program SPSS 13.0
for Windows. Penilaian sebaran data dilakukan secara deskriptif sehingga didapatkan nilai
mean, median, varian, standar deviasi, minimum, maximum, range. Karena jumlah
sampel kurang dari 50 buah, maka dilakukan uji normalitas data dengan Shapiro-Wilk
dengan nilai normal yaitu p>0,05, kemudian dilanjutkan dengan uji statistik parametrik
Anova dengan nilai signifikansi p<0,05. Untuk mengetahui perbedaan yang bermakna
antara masing – masing kelompok dilanjutkan dengan uji Post Hoc.
HASIL PENELITIAN
Aktivitas fagositosis makrofag yang dihitung dalam bentuk indeks fagositosis
makrofag dianalisa dengan program SPSS 13.0 for Windows. Hasil indeks fagositosis
makrofag masing – masing kelompok dapat dilihat pada tabel 1 gambar 1.
4
Tabel 1. Data Penghitungan Indeks Fagositosi Makrofag
Kelompok N Mean SD
Kontrol 5 0,41 0,28
Perlakuan 1 5 0,62 0,15
Perlakuan 2 5 1,22 0,47
Perlakuan 3 5 0,27 0,17
Perlakuan 4 5 0,69 0,32
Gambar 1 : Grafik rerata indeks fagositosis makrofag antara masing – masing kelompok
Data pada tabel 1 dan gambar 1 menunjukkan rerata indeks fagositosis makrofag
yang tertinggi adalah pada kelompok Perlakuan 2 : 1,22; kemudian diikuti kelompok
Perlakuan 4 : 0,69; kelompok Perlakuan 1 : 0,62; kelompok Kontrol : 0,41; dan terendah
adalah kelompok Perlakuan 3 : 0,27. Karena jumlah sampel kurang dari 50 buah, maka
dilakukan uji normalitas data dengan Shapiro-Wilk. Dari uji ini didapatkan hasil normal
yaitu p>0,05, maka dilanjutkan dengan uji statistik parametrik Anova. Dari hasil uji