Top Banner
TUGAS MANDIRI 2 Character Building (CB142) Dosen : Eddy Susanto ( D2106 ) JUDUL : Artikel “Kerusakan Alam” dan “Kepedulian Manusia” DIBUAT OLEH : NAMA : Andy Christiawan NIM : 1000842416 NO ABSEN :7 KELAS : 07POM Universitas Bina Nusantara Jakarta
15

Artikel Kerusakan Alam Dan Kepedulian Manusia

Jun 12, 2015

Download

Documents

andy

Tugas Artikel “Kerusakan Alam” dan “Kepedulian Manusia”
Character Building 4
Jurusan Sistem Informasi
Binus University
angkatan 2006
[email protected]
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Artikel Kerusakan Alam Dan Kepedulian Manusia

TUGASMANDIRI2

CharacterBuilding(CB142)Dosen:EddySusanto(D2106)

JUDUL:

Artikel

“KerusakanAlam”dan“KepedulianManusia”

DIBUATOLEH:

NAMA :AndyChristiawan

NIM :1000842416

NOABSEN :7

KELAS :07POM

UniversitasBinaNusantara

Jakarta

Page 2: Artikel Kerusakan Alam Dan Kepedulian Manusia

  2 

1. Carilah Lima artikel tentang Kerusakan Alam yang diakibatkan oleh ulah manusia, dan

berikankomentarandauntuksetiapartikelyangandabuat.Artikedapatbersumberpada(

Koran,Majalah,Internetdsb)

2. Carilah Lima artikel tentang Kepedulian Manusia terhadap kerusakan alam, dan berikan

komentarandauntuksetiapartikelyangandabuat.Artikedapatbersumberpada(Koran,

Majalah,Internetdsb)

 

Page 3: Artikel Kerusakan Alam Dan Kepedulian Manusia

  3 

KerusakanAlam

1 500HektarHutanNTBKritis SABTU,26SEPTEMBER2009

MATARAM, KOMPAS.com  –  Sekitar  500  hektare  areal  hutan  di Nusa  Tenggara  Barat  (NTB)  dalam  keadaan  kritis  akibat 

penebangan  liar  yang  dilakukan  oknum  yang  tidak bertanggungjawab.    

"Hutan yang kritis  itu berada di dalam kawasan hutan dan di  luar 

kawasan  hutan,  sehingga  sumber  mata  air  di  NTB  berkurang drastis  dari  700  sumber mata  air  kini  tinggal  sekitar  200  sumber 

mata  air,"  kata  Kepala  Dinas  Kehutanan  NTB,  Ir.  Harina  di Mataram, Sabtu (26/9).    

Oleh  karena  itu,  sejumlah  daerah  di NTB  dikhawatirkan  akan mengalami  kekeringan,  sehingga  pemerintah 

dengan berbagai upaya terus mencegah kerusakan hutan sekaligus melakukan penghijauan.    

"Pemerintah  juga  berupaya  mencegah  semakin  berkurangnya  sumber  mata  air  dengan  melakukan 

pembinaan kepada masyarakat," katanya.  

Sekarang, ada sekitar lima pengusaha yang akan melakukan investasi di bidang kehutanan dengan luas areal lebih dari 25.000 hektare, termasuk hutan tanaman industri.    

Selain itu, kegiatan penambangan, terutama di aliran sungai juga dibatasi, karena sejumlah limbah tambang 

yang terbuang ke sungai membuat sungai menjadi dangkal dan airnya macet.    

"Yang  tidak  kalah  pentingnya  adalah melakukan  penghijauan  di  berbagai  kawasan  hutan  dan  sabuk‐sabuk 

hijau  bendungan  yang  ada  di  NTB,  dengan  menanam  berbagai  jenis  pohon  yang  banyak  menyimpan  air seperti pohon bunut atau beringin, guna memenuhi kebutuhan air bersih," katanya.  

Air bersih marupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang mendesak, karena cakupan air bersih, terutama 

di pedesaan, hingga kini baru tersedia sekitar 30 persen, sementara di perkotaan layanan air bersih juga baru ada 60 persen.    

"Layanan  air  bersih  untuk  perkotaan  diambil  dari  berbagi  sumber mata  air  seperti  di  Narmada  dan  hutan 

Suranadi, Lombok Barat berjarak sekitar 30 kilometer ke arah timur Mataram," katanya.

http://sains.kompas.com/read/xml/2009/09/26/09555181/500.hektar.hutan.ntb.kritis 

Komentar:

Percuma  saja  jika  melakukan  penghijauan  (penanaman)  saja  tanpa  merawatnya.  Dalam  hal  ini, bukan pemerintah yang bertanggung jawab, kita semua sebagai mansyarakat yang berada didaerah tersebut haruslah ikut melestarikan dengan cara merawatnya. 

Page 4: Artikel Kerusakan Alam Dan Kepedulian Manusia

  4 

2 24PulaudiIndonesiaHilang,RibuanLainnyaTerancam JUMAT,2OKTOBER2009

BANDUNG, KOMPAS.com —  Tercatat  sebanyak  24  pulau  kecil  di Indonesia  telah  lenyap,  baik  akibat  kejadian  alam,  maupun  ulah 

manusia. Namun, itu belum seberapa. Yang lebih mengkhawatirkan, 2.000  pulau  lain  di  Tanah  Air  juga  terancam  tenggelam  akibat 

dampak  pemanasan  global.  Hal  itu  diungkapkan  oleh  Menteri Kelautan  dan  Perikanan  RI  Freddy  Numberi  saat  menyampaikan 

kuliah  umum  di  Universitas  Widyatama  (Utama)  Bandung,  Jumat (2/10).  Acara  kuliah  umum  ini  dihadiri  pula  oleh  Bupati  Sorong 

Stepanus Malak dan civitas akademika Utama. 

Freddy menyatakan,  ke‐24  pulau  ini  hilang  akibat  tsunami  Aceh  pada  2004,  abrasi,  dan  kegiatan penambangan  pasir  yang  tidak  terkendali.  Pulau‐pulau  ini  di  antaranya  Pulau Gosong  Sinjai  di  NAD  akibat 

tsunami,  Mioswekel  di  Papua  akibat  abrasi,  dan  Lereh  di  Kepulauan  Riau  akibat  penambangan  pasir. Pemanasan global, ucapnya, menjadi ancaman paling konkret dan berbahaya bagi pulau‐pulau lain di Tanah 

Air. 

Menurut analisis bersama Departemen Kelautan Perikanan RI dan PBB, pada tahun 2030, sekitar 2.000 pulau 

kecil di Indonesia akan lenyap. "Saya punya list‐nya, tetapi tidak bisa diungkapkan di sini," ujarnya. Dikatakan Freddy, kenaikan permukaan  laut bisa mencapai  lebih dari 2 meter  jika tidak ada penanganan serius dalam menghentikan laju pemanasan global.   

Tidak  hanya  di  pulau‐pulau  kecil,  dalam  simulasi  dampak  perubahan  iklim,  sebagian  wilayah  pesisir  utara 

Jakarta  akan  tenggelam.  "Bandara  Soekarno‐Hatta  pun  akan  tenggelam  jika  tidak  ada  upaya  serius mengurangi  laju  pemanasan  global.  Percaya  sama  saya,  adik‐adik  sekalian  kalau  masih  hidup  di  masa  itu 

suatu hari akan mengingat omongan saya ini," ujarnya.   

Ancaman tenggelamnya pulau akibat kenaikan permukaan laut, ucapnya, bukanlah isapan jempol. "Sekarang, 

telah  betul‐betul  terjadi,"  ucapnya  memberikan  contoh  negara  Kepulauan  Kiribati  dan  Tuvalu.  "Presiden Kiribati  telah  meminta  warga  dunia  untuk  menampung  warganya  karena  'negeri'  mereka  telah  hilang," 

tuturnya.  Warga‐warga  dari  negara  yang  berada  di  Samudra  Pasifik  ini  telah  ditampung  di  Australia  dan Selandia Baru.

http://sains.kompas.com/read/xml/2009/10/02/12185635/24.pulau.di.indonesia.hilang.ribuan.lainnya.terancam

Komentar:

Hilangnya pulau‐pulau di  Indonesia  beberapa disebabkan  karena  alam  yaitu  tsunami,  abrasi,  dan kejadian‐kejadian alam lainnya yang mustahil untuk di tolak oleh manusia. Namun beberapa factor 

lain  pendukung  hilangnya  pulau  yaitu  penambangan  pasir.  Pemerintah  harus memberikan  sanksi yang  tegas,  memberikan  pemetaan  wilayah‐wilayah  mana  saja  yang  dapat  dilakukan penambangan. Jangan hanya mengejar pemasukan uang kas Negara saja karena lambat laun, alam 

akan rusak jika titik keseimbangannya sudah tidak diperhatikan lagi. 

Page 5: Artikel Kerusakan Alam Dan Kepedulian Manusia

  5 

3 PemanasanGlobalTimbulkanBencana KAMIS,24SEPTEMBER2009

JAKARTA, KOMPAS.com  –  Pemanasan  global  menimbulkan bencana besar bagi kesehatan. Negara di kawasan tropis paling 

rawan terkena dampaknya. 

Kepedulian terhadap dampak kesehatan itu disuarakan belasan profesional  yang  tergabung dalam organisasi bidang kesehatan 

di  dunia.  Mereka  menyatakan  keprihatinannya,  antara  lain melalui  publikasi  dalam  jurnal  The  Lancet  dan  British  Medical 

Journal, baru‐baru ini. 

Keprihatinan itu diutarakan terkait Pertemuan Para Pihak Ke‐15 (COP‐15) Konferensi PBB tentang Perubahan 

Iklim (UNCCC) di Kopenhagen, Denmark, Desember mendatang. 

Dalam publikasi itu, para dokter dan profesi kesehatan lain berpandangan, kegagalan mencapai kesepakatan dalam  negosiasi  perubahan  iklim  di  Kopenhagen  akan  mendatangkan  bencana  kesehatan  global.  Negara‐

negara  tropis  yang  sebagian  besar  negara  berkembang,  dengan  kondisi  kesehatan  yang  sudah memprihatinkan, akan menerima akibat yang paling besar. 

Berbagaipenyakit 

Menurut  ahli  kesehatan  masyarakat  dari  Depkes  Lingkungan  Fakultas  Kesehatan  Masyarakat  Universitas Indonesia, I Made Jaya, pekan lalu, pemanasan global merupakan akibat dari rangkaian fenomena yang saling 

kait,  antara  lain  pertambahan  penduduk,  peningkatan  permintaan  sumber  daya  alam,  industrialisasi, konsumsi BBM, emisi, peningkatan suhu, mencairnya es, makin tingginya uap air, dan perubahan arah angin 

muson. 

Dia mencontohkan, dengan pemanasan global, amplitudo suhu makin besar. Di siang hari, suhu dapat lebih panas dan lebih dingin di malam hari, tergantung daerahnya. Kondisi itu saja menyebabkan daya tahan tubuh 

rawan menurun sehingga manusia mudah terjangkit penyakit. 

Hal  yang  lebih  mengkhawatirkan,  makin  merebaknya  penyakit  akibat  perubahan  musim.  ”Dulu,  cacar  air biasanya pada September dan Oktober. Masuk musim hujan, pertumbuhan  jamur dan virus makin mudah. 

Namun, kini, sepanjang tahun terdapat kasus itu,” ujarnya. 

Kelangkaan  sumber  air  akibat  ketidakteraturan  musim  dan  kegagalan  manajemen  air  akan  berpengaruh terhadap  kelangkaan  pangan  dan  penyakit  kurang  gizi.  Agen  penyakit  juga  gampang  bermutasi.  Hal  ini, 

misalnya,  terlihat  dengan  kemunculan  kasus  flu  burung  dan  influenza  A  (H1N1).  Virus  corona,  misalnya, bermutasi sehingga menyebabkan SARS. 

Banyak kawasan menghangat sehingga parasit pembawa penyakit, seperti nyamuk, menyebar ke daerah baru yang tak siap dengan kedatangan pembawa penyakit itu. 

http://sains.kompas.com/read/xml/2009/09/24/07461388/pemanasan.global.timbulkan.bencana

Page 6: Artikel Kerusakan Alam Dan Kepedulian Manusia

  6 

Komentar:

Pemanasan  global  merupakan  akibat  dari  rangkaian  fenomena  yang  saling  kait,  antara  lain pertambahan  penduduk,  peningkatan  permintaan  sumber  daya  alam,  industrialisasi,  konsumsi 

BBM, emisi, peningkatan suhu, mencairnya es, makin tingginya uap air, dan perubahan arah angin muson. 

Hal  ini mustahil  kita hilangkan mengingat  faktor‐faktor  tersebut merupakan  rangkaian kehidupan yang  dijalani  manusia.  Kita  hanya  dapat  mencari  alternatif  lain  dalam  mengurangi  pemanasan 

global  tersebut. Misalnya  dalam  Industrialisasi  dan  konsumsi  BBM,  hedaknya  kita  menggukanan alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan seperti Tenaga Surya misalnya. 

Kemudian terhadap permintaan sumber daya alam, hedaknya kita menggunakan secara bijak. Tidak menggunakan  kertas  secara  boros  (menggunakan  kertas  daur  ulang),  mengolah  limbah  kayu 

menjadi barang yang berguna kembali, mengurangi penggunaan plastik  (dengan begitu produsen plastik akan melakukan produksinya dan memanfaatkan plastik daur ulang juga). 

Kepadatan  penduduk  juga  dapat  diatasi  dengan  cara  menekan  pertumbuhan  penduduk  atau melakukan  transmigasi  (seperti  yang pernah dilakukan pemerintah beberapa puluh  tahun  silam). 

Jadi memberikan kesempatan di daerah‐daerah lain, sehingga tidak menumpuk di kota Jakarta ini. 

Page 7: Artikel Kerusakan Alam Dan Kepedulian Manusia

  7 

4 EsGreenlandMencairLebihCepat SENIN,21SEPTEMBER2009

PARIS, KOMPAS.com —  Daratan  es  di  Greenland merespons  pemanasan  global  lebih  cepat  dari  dugaan semula  selama 10.000  tahun  terakhir. Akibatnya, kenaikan temperatur  pada  abad  ini  bisa  menyebabkan  bongkah‐bongkah  es  di  sana  mencair  dengan  laju  yang mengkhawatirkan. 

"Sangat  mungkin  kenaikan  beberapa  derajat  celsius  di Greenland akan menyebabkan hilangnya bongkah es masif dan  naiknya  permukaan  air  laut  yang  lebih  besar  dari 

perkiraan," demikian disebutkan dalam penelitian yang dipublikasikan minggu lalu di jurnal Nature. 

Dataran  es  Greenland  mengandung  cukup  air  untuk  menaikkan  permukaan  laut  hingga  tujuh meter. Bila es itu sampai mencair maka kota‐kota dunia yang berada di pesisir akan tenggelam, dan ratusan juta orang terancam kehilangan tempat tinggal. 

Sebelumnya, para peneliti  yakin bahwa dua daratan es di  Bumi—Greenland dan Antartika—akan tetap membeku hingga abad mendatang meski terjadi pemanasan global. Namun, perkembangan terakhir membuat mereka ragu karena melihat betapa cepatnya gletser mencair mengalir menuju lautan. 

http://sains.kompas.com/read/xml/2009/09/21/13592361/es.greenland.mencair.lebih.cepat

Komentar:

Pemanasan Global banyak disebabkan oleh beberapa  faktor yang  salah  satunya yaitu menipisnya 

lapisan  ozon.  Kerusakan  lapisan  ozon  ini  disebabkan  oleh  pabrik‐pabrik  yang membuang  limbah beracun ke udara dan efek rumah kaca. 

Organisasi Dunia sudah saatnya memberikan pendekatan kepada setiap Negara‐negara anggotanya 

untuk peduli  terhadap dampak dari pemanasan global  ini dan meminta mereka mengatur  secara tegas  terhadap  pabrik‐pabrik  dan  bangunan  rumah  kaca  yang  ada  di  dalam  negaranya  masing‐masing. 

Sampai  saat  ini,  Negara‐negara  maju  hanya  menggembor‐gemborkan  “Global  Warming”  namun 

tetap malakukan hal yang justru memicu pemanasan global itu sendiri.  

Saya mengambil contok Amerika dan German yang merupakan Negara industri besar yang berarti merupakan penyumbang pemanasan global yang tidak sedikit! 

Page 8: Artikel Kerusakan Alam Dan Kepedulian Manusia

  8 

5 “GlobalWarming”TelahMenggeserMusimHujan JUMAT,24JULI2009

LUWUK, KOMPAS.com — Intensitas  musim  hujan  di  Kabupaten Banggai,  Sulawesi  Tengah,  bergeser  dari  siklus  20  tahun,  sehingga telah  mengganggu  aktivitas  para  petani,  nelayan,  serta  kelompok masyarakat lain setempat yang usahanya bergantung dengan kondisi cuaca. 

Pergeseran  tersebut  terjadi  sejak  2005  dan  pergeseran  terjauh berlangsung pada tahun 2008 lalu. 

Jasirin, Kepala Stasiun Meteorologi Luwuk (ibu kota Kabupaten Banggai), menjelaskan, puncak curah hujan di daerahnya selama 20 tahun sebelum tahun 2005 selalu terjadi antara bulan Maret hingga Mei. 

Akan  tetapi,  setelah  itu,  puncak  hujan  terjadi  hanya  pada  bulan  Mei  selama  24  hari  dengan  intensitas curahnya mencapai 188 milimeter.  

Bahkan pergeseran ekstrem terjadi pada tahun 2008, di mana puncak hujan  terjadi di bulan  Juli  selama 27 hari dengan besaran curah 466 milimeter, sehingga sempat menimbulkan banjir besar di mana‐mana. 

Jasirin memperkirakan, pergeseran puncak curah hujan tersebut akibat pengaruh dari pemanasan global yang mendorong terjadinya perubahan iklim dan cuaca yang tidak menentu. 

"Pergeseran siklus hujan itu sudah kami diprediksi sebelumnya, menyusul tingginya tingkat curah hujan lokal di Kabupaten Banggai selama empat tahun terakhir dan merupakan fenomena terbaru," tuturnya. 

Menurut dia, munculnya hujan lokal dengan intensitas tinggi juga banyak dipengaruhi oleh rusaknya kawasan hutan dan daerah hijau di perkotaan dalam jumlah besar, selain faktor tingginya polusi udara. 

"Masalah‐masalah  tersebut  yang  kemudian  mengakibatkan  daya  dukung  lingkungan  menjadi  rendah, sehingga rentan memunculkan bencana banjir, tanah longsor, hingga angin kencang," katanya. 

Yang pasti, akibat dampak dari pemanasan global tersebut telah memengaruhi jadwal tanam petani, aktivitas nelayan, pelayaran kapal‐motor, dan kegiatan penerbangan di daerahnya. 

http://sains.kompas.com/read/xml/2009/07/24/09164592/global.warming.telah.menggeser.musim.hujan

Komentar:

Menurut saya, cara yang saat ini dapat kita lakukan adalah dengan melakukan penanaman pohon 

dibeberapa daerah resapan air.  Pohon dapat mengurangi kadar CO2 didalam udara sehingga dapat mencegak adanya pemanasan global. 

Hal  ini  tidak  terasa  bila  hanya  dilakukan  oleh  satu  atau  dua  orang  saja,  kita  semualah  yang bertanggung  jawab  dan  harus  andil  dalam usaha  ini. Masyarakat  Indonesia  begitu  banyak,  jika  1 

orang menanam 1 pohon, dengan begitu kita berperan besar dalam usaha pencegahan Pemanasan Global. 

Page 9: Artikel Kerusakan Alam Dan Kepedulian Manusia

  9 

KepedulianManusia

1 Wah...IndonesiaBerpotensiKembangkanBioetanol JUMAT,25SEPTEMBER2009

YOGYAKARTA,KOMPAS.com— Para peneliti mengatakan,  sebagai negara  yang  kaya  akan  hasil  produksi  pertanian  dan  perkebunan, 

Indonesia  berpotensi  mengembangkan  bioetanol  sebagai  bahan pengganti bensin. 

Hal  tersebut  diungkapkan  oleh  anggota  tim  peneliti  dari  Jurusan 

Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Teddy Nurcahyadi, di Yogyakarta, Jumat (25/9). 

"Bahkan  di  masa  depan,  konversi  bahan  bakar  ke  bioetanol  dapat  menjadi  solusi  terhadap  semakin 

menipisnya kandungan minyak bumi," ujar Teddy. 

Menurutnya, bioetanol dapat menjadi pilihan dalam mengurangi kerusakan lingkungan sebagai efek samping berkembangnya  dunia  industri  dan  transportasi.  Dia  mengatakan,  ada  beberapa  kelebihan  yang  dimiliki 

bioetanol  dibanding  bahan  bakar  bensin,  antara  lain  karena  proses  produksi  lebih  ramah  lingkungan  dan melibatkan  penanaman  tumbuhan  yang  menyerap  karbon  dioksida  di  atmosfer.  Selain  itu,  pemakaian 

bioetanol  sebagai  bahan  bakar  kendaraan  bermotor,  lanjut  Teddy,  lebih  ramah  lingkungan  karena menghasilkan polusi yang lebih sedikit. 

"Bioetanol  juga  memiliki  angka  oktan  yang  lebih  tinggi  daripada  bensin  sehingga  jika  dicampurkan  pada bensin dengan komposisi tertentu bisa memperbaiki kinerja mesin," katanya. 

Dia menambahkan, tingginya angka oktan bioetanol memiliki pengaruh yang bagus terhadap emisi gas buang 

mesin.  Angka  oktan  yang  tinggi  menyebabkan  pembakaran  di  dalam  mesin  berlangsung  lebih  sempurna sehingga  hasil  pembakaran  yang  tidak  sempurna  berupa  karbon monoksida  dan  hidrokarbon  tak  terbakar 

lainnya berkurang. 

"Pencampuran  bioetanol  pada  bensin  berdasarkan  hasil  pengujian  terbukti  menyebabkan  turunnya  polusi karbon monoksida dan hidrokarbon tak terbakar dari mesin bensin," katanya. 

Bioetanol,  katanya, merupakan  salah  satu  jenis  bahan bakar  terbarukan.  Bahan bakar  ini  dapat  diproduksi dari  berbagai  jenis  produk  pertanian  atau  perkebunan,  seperti  tebu,  singkong,  beras,  gandum,  sorgum, 

kentang,  jagung,  dan  buah‐buahan.  "Selama  kita  masih  bisa  bercocok  tanam,  selama  itu  pula  kita  bisa mengolah aneka produknya menjadi bioetanol," katanya. 

Namun,  Teddy  mengakui,  bioetanol  memang  mempunyai  kelemahan  yang  bersifat  teknis.  Kelemahan  itu 

muncul karena bahan bakar tersebut memiliki kandungan energi yang  lebih rendah daripada bensin. "Jalan keluar  untuk  mengatasi  kelemahan  itu  sudah  ada,  tim  kami  tertarik  melakukan  penelitian  dalam  upaya 

mengatasi  kelemahan  teknis  bioetanol  agar  bahan  bakar  itu  dapat  dimanfaatkan  lebih  maksimal  di  masa depan," katanya. 

http://sains.kompas.com/read/xml/2009/09/25/13125661/wah...indonesia.berpotensi.kembangkan.bioetanol

Page 10: Artikel Kerusakan Alam Dan Kepedulian Manusia

  10 

Komentar:

Saya setuju terhadap pengembangan bioetanol ini. Karena proses produksi lebih ramah lingkungan dan melibatkan penanaman tumbuhan yang menyerap karbon dioksida di atmosfer  disamping itu 

pemanfaatan  bioetanol  menghasilkan  polusi  yang  sedikit  karena  termasuk  bahan  bakar  ramah lingkungan,  ini  juga  dapat  membantu  para  kaum  petani.  Karena  mereka  dapat  tetap  bercocok tanam dan mengolah aneka produknya menjadi bioetanol. 

Page 11: Artikel Kerusakan Alam Dan Kepedulian Manusia

  11 

2 EnergiAlternatifdariMinumanTuak MINGGU,6SEPTEMBER2009

TUBAN, KOMPAS.com —  Pemerintah  Kabupaten  (Pemkab)  Tuban, Jawa Timur, mengembangkan minuman tuak menjadi etanol yang bisa 

dimanfaatkan sebagai bahan bakar minyak (BBM). 

"Uji  coba  yang  kami  lakukan  mendapatkan  tanggapan  positif masyarakat.  Buktinya  mereka  datang  untuk  mempelajari  proses 

pembuatan  tuak  menjadi  etanol,"  kata  Kepala  Dinas  Pertambangan dan Energi Pemerintah Kabupaten Tuban Mudji Slamet.    

Menurut dia, anggota masyarakat, kepala desa, tokoh masyarakat yang daerahnya menjadi sentra penghasil tuak  yang  asalnya  dari  pohon  nira,  antara  lain  di  Kecamatan  Plumpang,  Palang,  Tambakboyo  dan  lainnya, 

datang langsung ke kantornya untuk ikut mempelajari pemrosesan tuak menjadi etanol.    

Uji coba tuak menjadi etanol hingga sekarang ini masih terus dilakukan dengan melibatkan masyarakat yang ingin mempelajari teknis cara pemrosesannya. "Pelaksanaan uji coba dilaksanakan di kantor kami," katanya.    

Teknisnya, tuak sebanyak 10 liter dicampur dengan gula jawa, setelah dilakukan fermentasi selama tujuh hari 

dan disuling, menghasilkan 2 liter etanol.    

Menurut  dia,  biaya  produksi  tuak  10  liter  tersebut  diperhitungkan  sebesar  Rp  15.000  dan menjadi  2  liter 

etanol yang harga jualnya mencapai Rp 17.500.    

"Pengembangannya bergantung masyarakat  sebagai penghasil  tuak di Tuban,  " katanya. Di Tuban  terdapat sekitar 4.000 pohon nira yang hasilnya bisa diambil menjadi tuak.    

Sementara itu, lanjutnya, Bupati Tuban Haeny Relawati merekomendasikan agar proses uji coba tuak menjadi 

etanol masuk dalam kurikulum pendidikan.   

"Setelah  uji  coba  yang  kami  lakukan,  rekomendasi  dari  Bupati  Tuban,  proses  tuak  menjadi  etanol  masuk 

dalam mata pelajaran kurikulum lokal," katanya.

http://sains.kompas.com/read/xml/2009/09/06/07520355/energi.alternatif.dari.minuman.tuak

Komentar:

Ini merupakan pemanfaatan lain terhadap tuak. Alternatif pembuatan etanol dengan bahan dasar 

tuak dapat membantu masyarakat penghasil tuak dibidang ekonomi. 

Saya  lihat dari artikel diatas biaya produksi  tuak 10  liter menjadi etanol  sebanyak 2  liter, mereka dapat meraih keuntungan sebanyak Rp.2.500. 

Jika dilakukan pengembangan lebih lanjut, produksi tuak ini akan memberikan kesejahteraan untuk seluruh masyarakat penghasil tuak di Tuban. 

Page 12: Artikel Kerusakan Alam Dan Kepedulian Manusia

  12 

3 AquaRancangProyek"WASH"diNTT SELASA,14JULI2009

JAKARTA, KOMPAS. com —  Perlu  komitmen  serius  dan  pro  aktif untuk  melakukan  peningkatan  akses  terhadap  air  bersih  dan  aman 

untuk dikonsumsi, serta fasilitas sanitasi yang baik sebagai kebutuhan mendasar bagi masyarakat. 

Hal  tersebut  diungkapkan  oleh  Troy  Pantouw,  Direktur  Komunikasi 

Tirta Investama, perusahaan yang membawahi perusahaan air minum Aqua, di sela  jumpa pers di Jakarta, Selasa (14/7). Troy mengatakan, 

untuk mendukung komitmen tersebut, Aqua telah merancang proyek WASH (akses air, sanitasi, dan higienis) di NTT melalui program "1L untuk 10L" atau satu liter untuk 10 liter. 

Menurut  Troy,  program  tersebut merupakan  prakarsa  konsep  pemasaran  berdimensi  sosial  (cause  related marketing).  Program  yang  bertujuan  untuk  meningkatkan  kesehatan  ribuan  keluarga  di  seluruh  penjuru 

negeri di Indonesia. 

"Kami  mengakui  bahwa  kami  belum  bisa  menyediakan  sumber‐sumber  air  bersih,  untuk  itu  kami menggandeng ACF untuk mencari lokasi‐lokasi tersebut demi memberi dukungan penyediaan air bersih ini di 

NTT," ujar Troy. 

Action Contre La Faim  (ACF) merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat dari Perancis. ACF  inilah yang akan melakukan penelitian untuk mencari cadangan sumber‐sumber air bersih di NTT. 

Terkait  hal  itu,  Troy  menampik  bahwa  program  ke  NTT  ini  bukan  untuk  mencari  sumber  air  baru  untuk mendukung potensi bisnisnya ke depan. 

"Nantinya,  berdasarkan  penelitian  itu  kami  bisa  menyediakan  sanitasi  agar  selanjutnya  masyarakat  dapat 

meneruskan program ini dan bisa tetap hidup dengan air sehat," ujarnya. 

Program WASH pertama telah berhasil dilakukan pada September 2009 lalu. Dari program pertama tersebut, sekitar 19.000 jiwa di 4 kecamatan di kabupaten TTS dapat memiliki akses yang lebih baik terhadap air bersih 

dan sebuah kehidupan yang lebih sehat. 

"Untuk  putaran  kedua  yaitu  2009‐2011  akan  ditargetkan  beberapa  desa  lagi  di  NTT,  secara  keseluruhan sekitar 35.000 jiwa akan mendapat manfaat dari program ini," tuturnya. 

http://sains.kompas.com/read/xml/2009/07/14/16104224/aqua.rancang.proyek.wash.di.ntt

Komentar:

Program  WASH  ini  bermanfaat  bagi  saudara‐saudara  kita  di  NTT  khususnya  bagi  mereka  yang 

kesulitan  dalam  mendapatkan  air  bersih.  Dengan  adanya  air  bersih  yang  mereka  dapatkan, otomatis kehidupan masyarakat sekitarpun akan lebih baik ditinjau dari segi kesehatannya. 

 

Page 13: Artikel Kerusakan Alam Dan Kepedulian Manusia

  13 

4 BedaSuhuLautuntukPembangkitListrik KAMIS,12FEBRUARI2009

JAKARTA, KAMIS – Teknologi    pembangkit  listrik  dengan  sumber energi  terbarukan  dari  kelautan  mulai  dijajaki  di  Indonesia. 

Teknologi yang tergolong sebagai inovasi paling baru dari Jepang itu memanfaatkan  beda  suhu  laut  untuk  menggerakkan  sistem  kerja 

fluida  penggerak  turbin.  Kelayakannya  operasionalnya  kini  sedang dikaji di Mamuju, Sulawesi Barat. 

”Teknologi  itu  dikembangkan  The  Institute  of  Ocean  Energy  Saga 

University  (IOES)  di  Jepang  yang  bisa  menciptakan  peluang  besar untuk  pembangkit  listrik  di  wilayah  kepulauan  seperti  di  Indonesia,  tanpa  menghasilkan  emisi  yang 

berdampak  pada  efek  rumah  kaca,”  kata  Kamaruddin  Abdullah,  anggota  Dewan  Pakar Masyarakat  Energi Terbarukan (METI) Bidang Surya Termal, Rabu (11/2) di Jakarta. 

Rektor Universitas Darma Persada  ini  juga menjelaskan, beda  suhu  laut  yang dibutuhkan hanya 15 derajat celsius antara permukaan dan bagian kedalaman laut yang berkisar 500 meter sampai 1.500 meter. Dengan 

suhu permukaan laut yang relatif konstan di wilayah tropis setinggi 24 derajat celsius itu dapat dimanfaatkan untuk menciptakan sistem fluida kerja dari amoniak cair. 

Pada  suhu  24  derajat  celsius,  amoniak  cair  akan  mendidih  dan  menghasilkan  tekanan  yang  dapat 

dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin penghasil listrik. Rangkaian teknologi ini kemudian dikenal sebagai OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion). 

Secara terpisah, Yasser Rahman selaku pihak swasta yang akan mengembangkan teknologi OTEC di Mamuju 

menyatakan, kapasitas produksi listrik yang direncanakan mencapai 100 megawatt. ”Produk utamanya nanti bukan listrik, tetapi hidrogen. Sekarang masih dalam proses studi kelayakan,” kata Yasser. 

Menurut dia, Mamuju berada di Selat Makassar yang memiliki jalur perairan internasional. Sasaran produksi hidrogen mengantisipasi kebutuhan sumber energi ramah lingkungan di masa mendatang dengan teknologi 

fuel cell atau sel bahan bakar yang menghasilkan air murni. 

http://sains.kompas.com/read/xml/2009/02/12/10113126/beda.suhu.laut.untuk.pembangkit.listrik

Komentar:

OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion) merupakan system Pembangkit Listrik baru yang sedang 

dikembangkan.  Dari  apa  yang  saya  baca  artikel  diatas,  ini  memanfaatkan  suhu  laut  untuk menggerakkan turbin penghasil listrik. 

Semoga  saja  ini  bukan  cara  ekploitasi  alam  secara  besar‐besaran  dibidang  Teknologi,  namun merupakan alternatif baru dalam pembangkit listrik dengan memanfaatkan laut. 

Page 14: Artikel Kerusakan Alam Dan Kepedulian Manusia

  14 

5 BPPTCiptakanHujanBuatandi17Wilayah RABU,2SEPTEMBER2009

JAKARTA,KOMPAS.com— Untuk menghadapi  dampak  kekeringan akibat  gejala  El  Nino  tahun  ini,  Badan  Pengkajian  dan  Penerapan 

Teknologi menciptakan hujan buatan di 17 wilayah yang tersebar di Kalimantan,  Sumatera,  Sulawesi,  dan  Jawa.  Sebanyak  tiga  pesawat 

terbang  jenis  Cassa  100  dioperasikan  untuk  pelayanan  teknologi modifikasi cuaca sebesar Rp 110 juta per hari ini. 

”Hari  ini  sudah  dimulai  untuk  wilayah  Kalimantan  Tengah  dan 

Kalimantan Barat dengan tujuan memadamkan kebakaran lahan dan hutan. Di wilayah itu sekarang ada sekitar 100 titik panas yang terpantau satelit,” kata Heru Widodo dari Unit 

Pelaksana Teknis Hujan Buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (31/8). 

Menurut Heru, wilayah Kalimantan disusul Sumatera,  terutama kawasan Riau, merupakan wilayah prioritas untuk  menciptakan  hujan  buatan.  Tujuannya  untuk  memadamkan  titik‐titik  panas  yang  muncul  kembali 

akhir‐akhir ini. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada awal pekan ini hujan  di  beberapa  wilayah  Indonesia  berkurang  karena  masa  Osilasi  Madden‐Julian  (MJO),  yang 

menimbulkan  hujan,  sudah  lewat.  Selama  dua  pekan  sebelumnya  dampak  MJO  mendatangkan  hujan, terutama di wilayah Kalimantan dan Sumatera, memadamkan titik‐titik panas yang ada. 

Osilasi  MJO  ini  memiliki  periode  berulang  40‐50  hari  khusus  di  kawasan  Samudra  Hindia.  Kepala  Pusat 

Perubahan  Iklim  dan  Kualitas  Udara  BMKG  Edvin  Aldrian  mengatakan,  fenomena  MJO  akan  menghilang ketika  El Nino menguat.  Pada November 2009 dan  Januari  2010,  El Nino diprediksikan menguat,  dan awal 

musim hujan 2009‐2010 diperkirakan akan mundur. 

Secara  terpisah,  Deputi  Peningkatan  Infrastruktur  pada  Kementerian  Negara  Percepatan  Pembangunan Daerah Tertinggal Agus Dasuki mengatakan,  untuk mengatasi  kekeringan di  beberapa wilayah,  pada  tahun 

2009 ditargetkan akan ada pemasangan pompa tenaga surya. Dua  lokasi dari 11  lokasi pemasangan adalah Kulon Progo (Yogyakarta) dan Wonogiri  (Jawa Tengah). Lokasi‐lokasi  lainnya berada di Nusa Tenggara Barat 

dan Nusa Tenggara Timur, kemudian di beberapa wilayah Sulawesi. 

”Pemasangan pompa tenaga surya ini hanya sedikit, hanya bersifat stimulan supaya dapat diikuti pemerintah daerah  ataupun  pihak‐pihak  lainnya  untuk  mengatasi  kelangkaan  air  pada  musim  kemarau,”  kata  Agus. 

Alokasi  anggaran  untuk  sistem  pompa  tenaga  surya  beserta  sistem  distribusinya, menurut  Agus, menelan biaya  sampai Rp 1 miliar.  Pompa  tenaga  surya diharapkan bisa untuk menaikkan air dari  kedalaman  tanah 

maksimal 90 meter dan menyuplai air bersih 20‐60 meter kubik per hari. 

Selain pompa  tenaga  surya  yang menggunakan  teknologi  pengeboran  tanah dan pemompaan air  tersebut, 

menurut Agus, institusinya juga menerapkan teknologi pengolahan air sungai. Kemudian dengan pompa pula, air  itu  didistribusikan  kepada  masyarakat.  ”Program  pengolahan  air  sungai  menjadi  air  bersih  hanya 

dilaksanakan  di  Sorong,  Papua  Barat.  Ini  juga  sebagai  stimulan  bagi  wilayah  lainnya  untuk  mengatasi kelangkaan air bersih,” ujar Agus Dasuki. 

http://sains.kompas.com/read/xml/2009/09/02/07584843/bppt.ciptakan.hujan.buatan.di.17.wilayah

Page 15: Artikel Kerusakan Alam Dan Kepedulian Manusia

  15 

Komentar:

Hujan  buatan  bermanfaat  besar  bagi  wilayah  yang  merupakan  daerah  kering/tandus.  Dengan adanya hujan buatan, wilayah tersebut kembali di basahi dan subur.  

Saya  setuju dengan  langkah  ini  karena mengangkat  kembali  potensi‐potensi  alam yang  ada pada 

wilayah‐wilayah yang selama ini kering. 

Pompa  air  bertenaga  surya  pun  sangat  bangus.  Karena  bersifat  ramah  lingkungan  dan memanfaatkan  alternatif  tenaga  listrik  melalui  panas  matahari.  Hasil  pompa  air  itupun  dapat menyuplai air bersih ke pada seluruh masyarakat disekitar untuk dimanfaatkan.