Top Banner
Arsitektur Neo – Klasik
11

Arsitektur Neo – Klasikisme

Jan 29, 2016

Download

Documents

Yoke Mulyono

Arsitektur Neo – Klasikisme
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Arsitektur Neo – Klasikisme

Arsitektur Neo – Klasik

Page 2: Arsitektur Neo – Klasikisme

Apa itu Arsitektur Neo – Klasikisme?

Arsitektur Neo – Klasikisme adalah gerakan arsitektur yang sudah jenuh akan ornamen dan ingin kembali pada arsitektur sebelum masa romantisme. Prinsip neoklasik diperoleh dari arsitektur Yunani.

Page 3: Arsitektur Neo – Klasikisme

• Gerakan pada akhir abad 18 dikenal dengan Neo klasik. Bentuk arsitektur yang dianggap ideal kemudian diwujudkan ke da-lam bentukan berkonstruksi kolom dan ba-lok dan tidak hanya bentukan dari konstruk-si dinding pemikul. Wujud arsitekturnya ju-ga dapat ditandai dengan munculnya un-sur-unsur dekoratif seperti pedimen, pedes-tal, entablature-terpotong dan sebagainya. Dalam sejumlah proyek dapat disaksikan bahwa bentukan yang kanonik masih dipakai untuk diletakkan pada posisi olahan komposisional.

Page 4: Arsitektur Neo – Klasikisme

Sejarah Arsitektur Neo – Klasikisme di Indonesia• Di Indonesia, arsitektur neoklasik ini diperkenalkan oleh Herman Willen

Daendels saat dia bertugas sebagai gubernur jendral hindia belanda (1808-1811). Daendels saat itu merupakan bekas perwira Louis Napoleon dari Perancis (saat itu Belanda dikuasai Perancis). Setelah revolusi Perancis, timbul gerakan baru neoklasik di Perancis yang disebut dengan "Empire Style". Saat Daendels datang ke Hindia Belanda, ia langsung menerapkan dan mengubah bangunan-bangunan indisch menjadi bangunan yang dikenal dengan sebutan "Indische Empire Style".

• Agaknya gaya "Indische Stijl" yang lebih dulu eksis (telah menyesuaikan dengan filosofi Jawa), dinilai kurang mencerminkan keangkuhan dan kekuasaan, oleh karena itu diambillah gaya Empire ke Hindia Belanda oleh Daendels.

Page 5: Arsitektur Neo – Klasikisme

Karakter Neo- Klasikisme ( Handinoto, 1994 )• Tatanan Ruang :

• Denahnya simetris• Bertembok tebal dengan langit2 tinggi• Umumnya berlantai marmer• Di tengah ruang disebut 'central room' yang luas berhubungan langsung

dengan beranda depan dan belakang, sayap kiri dan kanan terdapat deretan kamar tidur.

• Fasilitas servis biasanya terpisah. • Di depan bangunan utama biasanya ada jalan melingkar untuk kendaraan

dengan ditanami pohon-pohon cantik.

Page 6: Arsitektur Neo – Klasikisme

• Bagian depan dan belakang bangunan (di ujung) terdapat deretan kolom gaya Yunani (doric, ionic, korintian) sebagai penyangga konstruksi atap.

• Biasanya (walau tidak selalu) terdapat pedimen (gewel depan) segitiga di fasadnya.

• Seiringnya perkembangan kota, lahan di kota menjadi padat. dan di tahun menuju 1800an akhir, gaya ini menyesuaikan dengan lahan yang makin sempit, tidak selalu ada bagian jalan melingkar dengan taman, kolom-kolom berkembang dengan ornamen besi.

Page 7: Arsitektur Neo – Klasikisme
Page 8: Arsitektur Neo – Klasikisme

Gedung Negara Grahadi Surabaya

Page 9: Arsitektur Neo – Klasikisme
Page 10: Arsitektur Neo – Klasikisme

Interior dari Istana Gubernur Jendral di Batavia (Jakarta)

Page 11: Arsitektur Neo – Klasikisme

• Daendels yang datang dengan angkuh setelah tiba di Batavia, membangun Gouvernementshotel dan memboyong suasana Eropa ke dalam kota Batavia. Karena Daendels hanya memboyong tanpa memikirkan kondisi iklim yang lembab, jendela2 pada bangunannya tidak terlindungi dari panas dan hujan (ini masih bisa kita lihat dalam bangunan tersisa yang masih eksis).