Top Banner
KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL REPUBLIK INDONESIA ARAH DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL 1 Solo, 7 Oktober 2014 Disampaikan oleh : Dr. Ir. H. M. NURDIN, MT Sekretaris Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal Workshop dan Studi Implementasi ”Penguatan Regional Management Dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Daerah Tertinggal” dalam rangka Sinergitas Program Kerjasama Bilateral KPDT, Bappenas dan GIZ – RED (Deutsche Gesellschaft Internationale Zummernarbeit – Regional Economic Development)
12

Arah dan Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal

Jun 30, 2015

Download

KPDT

Workshop Pengembangan dan Studi Implementasi
Penguatan Regional Management dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Daerah Tertinggal
Solo 7 Oktober 2014
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Arah dan Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal

1

KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGALREPUBLIK INDONESIA

ARAH DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

Solo, 7 Oktober 2014

Disampaikan oleh :Dr. Ir. H. M. NURDIN, MT

Sekretaris Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal

Workshop dan Studi Implementasi ”Penguatan Regional Management Dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Daerah Tertinggal” dalam rangka Sinergitas Program

Kerjasama Bilateral KPDT, Bappenas dan GIZ – RED (Deutsche Gesellschaft Internationale Zummernarbeit – Regional Economic Development)

Page 2: Arah dan Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal

2

KESENJANGAN WILAYAH

KESENJANGAN PEMBANGUNAN ANTAR DAERAH

(DISPARITAS)

JAWA LUAR JAWAKAWASAN BARAT KAWASAN TIMUR

PERKOTAAN PERDESAAN

DAERAH TERTINGGALDAERAH NON TERTINGGAL

Page 3: Arah dan Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal

3

PETA PERSEBARAN DAN PERKEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL

122 kab

20142009

199 kab

70 kab

Keluar

DOB 34

183 kab

target keluar

2004

199-50+ 34

2019

75 kab

DOB 9

Keluar

50 kab

183-70+ 9

47 kab122-75

Page 4: Arah dan Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal

PERBANDINGAN PERGESERAN PENDUDUK DESA & KOTA

4

• Terjadi pergeseran penduduk dari Desa ke Kota (Urbanisasi)• Mengakibatkan Deformasi Struktural dan “Premature Urbanization” • Perlu dicegah / dieliminer dengan membangun perdesaan• Mengubah paradigma “Infrastructure follow People” menjadi “People follow

Infrastructure”

Eksisting 2012 =48%

Eksisting 2012=52%

1970 1980 1990 1995 2002 2005 2010 2015 2020 20250

10

20

30

40

50

60

70

80

90

DESA

1970 1980 1990 1995 2002 2005 2010 2015 2020 20250

10

20

30

40

50

60

70

KOTA

Page 5: Arah dan Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal

DAERAH TERTINGGAL DALAM RPJPN 2005-2025

5

Masalah dan Tantangan dalam RPJPN 2005-2025

Pada umumnya masyarakat yang berada di wilayah-wilayah tertinggal masih mempunyai keterbatasan akses terhadap pelayanan sosial,

ekonomi, dan politik serta terisolir dari wilayah di sekitarnya. Oleh karena itu, kesejahteraan kelompok masyarakat yang hidup di wilayah

tertinggal memerlukan perhatian dan keberpihakan pembangunan yang besar dari pemerintah

Arah Kebijakan dalam RPJPN 2005-2025

Percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh didorong sehingga dapat mengembangkan wilayah-wilayah tertinggal di sekitarnya dalam suatu sistem wilayah pengembangan ekonomi yang sinergis, tanpa mempertimbangkan batas wilayah administrasi, tetapi lebih ditekankan pada pertimbangan keterkaitan mata-rantai proses industri dan distribusi. Upaya yang dilakukan antara lain melalui: pengembangan produk unggulan daerah, mendorong terwujudnya koordinasi, sinkronisasi, keterpaduan dan

kerja sama antarsektor, antarpemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam mendukung peluang berusaha dan investasi di daerah

Page 6: Arah dan Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal

6

PERMASALAHAN DAERAH TERTINGGAL

RPJMN 2010-2014 RANCANGAN RPJMN 2015-2019

1. Pengelolaan potensi sumber daya lokal dalam pengembangan perekonomian daerah tertinggal masih belum optimal.

2. Kualitas sumber daya manusia dan tingkat kesejahteraan masyarakat daerah tertinggal masih rendah.

3. Koordinasi antarpelaku pembangunan di daerah tertinggal masih lemah.

4. Tindakan afirmatif kepada daerah tertinggal belum optimal.

5. Aksesibilitas daerah tertinggal terhadap pusat-pusat pertumbuhan wilayah masih rendah.

6. Sarana dan prasarana pendukung ekonomi lainnya masih terbatas, yang meliputi energi listrik, telekomunikasi, irigasi dan air bersih.

1. Masih lemahnya koordinasi antar pelaku pembangunan untuk dan di daerah tertinggal.

2. Adanya regulasi yang tidak memihak terhadap percepatan pembangunan daerah tertinggal.

3. Belum optimalnya pengelolaan potensi sumber daya lokal dalam pengembangan perekonomian daerah tertinggal.

4. Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia dan tingkat kesejahteraan masyarakat daerah tertinggal.

5. Belum optimalnya tindakan afirmatif kepada daerah tertinggal.

6. Kurangnya aksesibilitas daerah tertinggal terhadap pusat-pusat pertumbuhan wilayah.

7. Masih terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana publik di daerah tertinggal (Sarpras DT)

8. Belum adanya insentif terhadap sektor swasta dan pelaku usaha untuk berinvestasi di daerah tertinggal

Page 7: Arah dan Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

7

RPJMN 2010-2014 RANCANGAN RPJMN 2015-2019Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal:

Meningkatkan pengembangan perekonomian daerah dan kualitas sumberdaya manusia yang didukung oleh kelembagaan dan ketersediaan infrastruktur perekonomian dan pelayanan dasar sehingga daerah tertinggal dapat tumbuh dan berkembang secara lebih cepat guna dapat mengatasi ketertinggalan pembangunannya dari daerah lain yang sudah relatif lebih maju.

Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal:

Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal diprioritaskan untuk:• pemenuhan kebutuhan pelayanan

publik dan ;• mengoptimalkan pengembangan

perekonomian masyarakat secara terpadu

Page 8: Arah dan Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal

8

SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

RPJMN 2010-2014 RANCANGAN RPJMN 2015-2019

1. Terentaskannya Minimal 50 Kabupaten Daerah Tertinggal;

2. Meningkat rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal menjadi 7,10 persen pada tahun 2014;

3. Berkurangnya persentase penduduk miskin di daerah tertinggal pada tahun menjadi 14,20 persen pada tahun 2014; dan

4. Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia di daerah tertinggal yang ditunjukkan oleh peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) menjadi 72,20 pada tahun 2014

1. Terentaskannya Minimal 75 Kabupaten Daerah Tertinggal;

2. Meningkat rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal menjadi 7,35 persen pada tahun 2019;

3. Berkurangnya persentase penduduk miskin di daerah tertinggal menjadi 12,50 persen pada tahun 2019; dan

4. Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia di daerah tertinggal yang ditunjukkan oleh peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) menjadi 71,50 pada tahun 2019.

Page 9: Arah dan Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal

STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

9

RPJMN 2010-2014 RANCANGAN RPJMN 2015-2019Strategi:a) Pengembangan ekonomi lokal di

daerah tertinggal; b) Penguatan kelembagaan

masyarakat dan pemerintah daerah dalam pengelolaan sumberdaya lokal di daerah tertinggal;

c) Peningkatan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau di daerah tertinggal;

d) Peningkatan pelayanan pendidikan yang berkualitas di daerah tertinggal;

e) Peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur daerah tertinggal serta peningkatan aksesibilitas daerah tertinggal dengan pusat-pusat pertumbuhan.

Strategi:(a) Penguatan koordinasi lintas sektor di Pusat dan Daerah, dan antara Pemerintah Pusat

dengan Pemerintah Daerah melalui penyusunan regulasi dan penyusunan instrumen untuk dapat mengarahkan sektor dalam mengintervensi daerah tertinggal (misal : roadmap/rencana aksi pembangunan daerah tertinggal)

(b) Penyempurnaan peraturan-peraturan yang kurang harmonis dengan pembangunan daerah tertinggal, misalnya UU Perimbangan Keuangan Pusat Dan Daerah, UU Jalan, UU Sumber Daya Air dll.

(c) Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk pelayanan dasar di Daerah Tertinggal (Pendidikan, Kesehatan, Air Bersih, Jalan, Listrik dan Telekomunikasi);

(d) pengembangan kegiatan produksi yang menghasilkan produk yang cepat dapat diperdagangkan berbasis komoditi unggulan Kabupaten;

(e) Penyediaan sarana prasarana penunjang pengembangan ekonomi lokal; (f) Pemberian insentif bagi pelaku usaha guna meningkatkan iklim investasi dan

mendorong perekonomian di daerah tertinggal(g) Peningkatan konektivitas antar wilayah melalui penyediaan sarana dan prasarana

transportasi di daerah tertinggal dan yang menghubungkan daerah tertinggal dan daerah maju sebagai pusat pemasaran;

(h) Pembangunan sarana prasarana pendidikan dan kesehatan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.

(i) Memperbanyak pengembangan pendidikan keterampilan(j) Pengembangan pendidikan aparatur untuk peningkatan kapasitas kelembagaan

pemerintah daerah

Page 10: Arah dan Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal

10

KERANGKA PEMBIAYAAN

Arahan RPJPN: Keberpihakan pemerintah ditingkatkan untuk mengembangkan wilayah-wilayah tertinggal dan terpencil sehingga wilayah-wilayah tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara lebih cepat dan dapat mengurangi ketertinggalan pembangunannya dengan daerah lain. Pendekatan pembangunan yang perlu dilakukan, selain dengan pemberdayaan masyarakat secara langsung melalui skema pemberian dana alokasi khusus.

APBD

APBN

BUMN & SWASTA

DAERAH TERTINGGAL

DAU; DAK; DANA Otsus; APBN-P;

Tugas Pembantuan; Dana Dekonsentrasi;

Bantuan Sosial; Jaminan Sosial.

PKBL; CSR;Dana Kegiatan

Sosial (yang dihimpun dari

lembaga-2 sosial (Keagamaan, LSM, Media, Ormas, dll)

Page 11: Arah dan Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal

11

ARAH KEBIJAKAN KPDT TAHUN 2015

1. Meningkatkan belanja publik yang bermanfaat langsung bagi masyarakat;

2. Mendorong pengembangan produk unggulan, pusat pertumbuhan, investasi dan kemitraan dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi;

3. Mendorong peningkatan kualitas pendidikan/ketrampilan dan kesehatan dasar/lanjutan masyarakat ;

4. Meningkatkan ketersediaan fasilitasi listrik dan air bersih di daerah Perbatasan, Pulau Terdepan, Terluar dan Terpencil serta Daerah Rawan Konflik;

5. Mendorong peningkatan infrastruktur transportasi, kesehatan, pendidikan, ekonomi, energi, informasi dan telekomunikasi;

6. Pembangunan Infrastruktur untuk mendukung domestic connectivity di wilayah Pulau Terpencil Terluar.

Page 12: Arah dan Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal

12

SEKIAN & TERIMA KASIH