Top Banner
DITERBITKAN OLEH : Maret 2014 KOSENTRASI JURNALISTIK DIHAPUSKAN? LAPORAN UTAMA
8

Aquarium Kognisia Maret 2014

Apr 03, 2016

Download

Documents

lpm kognisia

Aquarium adalah bulletin bulanan LPM kognisia
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Aquarium Kognisia Maret 2014

DITERBITKAN OLEH :

Ma

ret

20

14

KOSENTRASI JURNALISTIK DIHAPUSKAN?LAPORAN UTAMA

Page 2: Aquarium Kognisia Maret 2014

Salam Persma! Selamat datang di semester genap tahun ajaran 2013/2014 civitas akademika

FPSB UII!

Setelah melewati liburan akhir semester ganjil yang cukup lama, kini Kognisia kembali produktif

dengan mengeluarkan buletin bulanan Aquarium. Edisi Aquarium bulan Maret 2014 ini akan

membahas banyak isu yang muncul di lingkungan fakultas kita tercinta. Dimulai dari isu tentang

penghapusan konsentrasi jurnalistik di prodi Ilmu Komunikasi serta pembukaan konsentrasi

baru, perubahan warna jas almamater Universitas Islam Indonesia hingga beberapa foto yang

sempat diabadikan oleh tim Kognisia ketika erupsi Kelud menyambangi kampus kita tercinta.

Oleh karena itu, mulailah membaca dari sekarang maka kamu akan mengenali duniamu. Selamat

menikmati persembahan tulisan dari Kognisia!

Redaksi

LPM Kognisia FPSB UII

www.PersKognisia.com

@PersKognisia

Pemimpin Umum: Muhammad Tantawi S., Wakil Pemimpin Umum: Arfia Juliana Saputri, Sekretaris Umum: Rahmah Hayati , Wakil Sekertaris Umum: Atina Hasanah, Bendahara Umum: Asyiah Ummul Muttaqinah, Wakil Bendahara Umum: Vicky Rizki Amalia, Pimpinan Redaksi: Luthfita Awwali Putri, Redaksi Buletin: Ranisa Kautsar T., Animas Arlitaningtyas, Katrim Alifa P., Redaksi Majalah: Abdi Winarni Wahid , Verdiantika Annisa, Redaksi Online: Aziz Abdul H., Aulia Zahra, Silvia Irna, Layout dan Desain Grafis: Reza Dwi Ikhsan, Ayu Shabrina Artcahyo, Rahmah Ramadani, Yulisman Perdana, HRD (Human Resource Development): Nurul Triwigati, Sarah Faulia S., Renanda Pradipta, Fotografi: Sarah Rahmanita , Henni Budiastuti , Tanta Chintya, Event Creative: Wanda Sekar Arum , Jaringan Kerja dan Usaha (Jarkus): Mukhlis Hasibuan , Nindia Putri Utami , Distribusi dan Iklan (DI) : Dessy Ratnasari , Gina Ismata

Pimpinan Redaksi: Elida Yuliani Redaksi Buletin: Astri Wulandari, Destin Diaz Hakim, Dwitha Cahyani, Yolanda Dwi Asmara, Annisa Nurmaulina, Utami Layout dan Desain Grafis: Mualif , Titi Fery , Paramitha, Riwangga Fotografi: Devi Rachma Gayati, Ardian Cahyo Utomo, Normalita

Page 3: Aquarium Kognisia Maret 2014

Saya ingin ada UKS nya,

semacam ruang kesehatan

gitu. Jadi ketika ada kejadian

yang tidak terduga, seperti

jatuh, tergelincir dengan

a d a n y a U K S , b i a r a d a

pertolongan pertama.

Tanti Wardani (Psikologi 2010)

Wi-Fi lemot, sering putus

nyambung, sehingga perlu

ditingkatkan kapasitas dan

kecepatannya.

M

Tolong toiletnya di perhatikan,

a t a u n g g a k d i k a s i h

pengharum, tisu, dan sabun

cair. Bagi yang merokok, tolong

jagalah kebersihan. Jangan

membuang putung rokok di

kamar mandi.

Semua fasilitas yang ada di FPSB

sudah sangat mendukung kok.

Bagus, saya sangat merespon

positif dengan dibukanya kantin

baru FPSB. Posisinya pas jadi siapa

saja bisa mengunjunginya. Hanya

saja, yang masih kurang itu pada

fasilitas pendingin ruangan pada

ruang 3.20.

Wardah Rovdhotina (Psikologi 2013)

Saya mau komentar tentang

kamar mandi yang ada di kamar

mandinya PBI. Saya sudah

beberapi kali menggunakan kamar

mandi yang ada disana. Apa kamar

mandinya itu tidak pernah

dibersihkan. Baunya sangat tidak

sedap dan airnya tidak cukup

bersih. Dakocan (Psikologi 20xx)

Parkiranya kurang luas, masih

gersang kurang tanaman, mungkin

bisa di pajang poster atau gambar

yang menambah semangat

mahasiswa buat ke kampus biar

AQJ (2012)

Bagi Kalian yang ingin menyampaikan suara atau pendapat kalian tentang apa saja terkait dengan fakultas kita , silahkan kirimkan surat ke Kantor LPM Kognisia di Kantor Bersama di FPSB

BW (Psikologi 2012)

Page 4: Aquarium Kognisia Maret 2014

Oleh: Nurul Triwigati & Desi Ratna Sari

t a h a p p e n y e s u a i a n d a n sosialisasi pemberlakuan kurikulum, “Sampai saat ini kami belum sosialisasikan karena masih dalam tahap konversi yang belum fix, belum berjalan. Kami masih proses tahap konsolidasi ke bagian akademik rektorat dan tidak ingin membuat mahasiswa menjadi panik dan keos.” tegasnya. Bagi mahasiswa semester lama atau yang sedang menempuh skripsi tidak perlu merasa khawatir dengan adanya kurikulum baru tersebut karena mahasiswa semester lama akan tetap berjalan menggunakan kurikulum yang l a m a n a m u n t e n t u n y a d e n g a n pembaharuan dan penyesuaian terhadap kurikulum yang baru.

Menurut Iwan langkah ini diambil lebih kepada efisiensi dan perampingan yang pada akhirnya menyatukan konsentrasi yang serumpun dan aktivitas yang tidak jauh berbeda. “Konsentrasi jurnalistik memang dari tahun ke tahun semakin menurun peminatnya. Karakter ilmu jurnalistik ini memang membutuhkan kemampuan menulis yang baik, tidak semua orang suka menulis. Kemudian jurnalistik identik dengan proses yang berat dan menanttang dilapangan seperti reportase, mencari narasumber di lapangan yang cukup sulit dan bukan hal yang mudah serta tidak semua orang suka berada dibalik layar.” tambah Iwan mengakhiri wawancara.

t a h a p p e n y e s u a i a n d a n sosialisasi pemberlakuan kurikulum, “Sampai saat ini kami belum sosialisasikan karena masih dalam tahap konversi yang belum fix, belum berjalan. Kami masih proses tahap konsolidasi ke bagian akademik rektorat dan tidak ingin membuat mahasiswa menjadi panik dan keos.” tegasnya.Bagi mahasiswa semester lama atau yang sedang menempuh skripsi tidak perlu merasa khawatir dengan adanya kurikulum baru tersebut karena mahasiswa semester lama akan tetap berjalan menggunakan kurikulum yang l a m a n a m u n t e n t u n y a d e n g a n pembaharuan dan penyesuaian terhadap kurikulum yang baru.

Menurut Iwan langkah ini diambil lebih kepada efisiensi dan perampingan yang pada akhirnya menyatukan konsentrasi yang serumpun dan aktivitas yang tidak jauh berbeda. “Konsentrasi jurnalistik memang dari tahun ke tahun semakin menurun peminatnya. Karakter ilmu jurnalistik ini memang membutuhkan kemampuan menulis yang baik, tidak semua orang suka menulis. Kemudian jurnalistik identik dengan proses yang berat dan menanttang dilapangan seperti reportase, mencari narasumber di lapangan yang cukup sulit dan bukan hal yang mudah serta tidak semua orang suka berada dibalik layar.” tambah Iwan mengakhiri wawancara.

Oleh:Renanda Pradipta

1

Page 5: Aquarium Kognisia Maret 2014

Oleh: Ayu Shabrina & Vicky Rizky

Kampus Terpadu, 18/03/2014) Ada yang

berbeda dengan warna almamater yang

dikenakan oleh maahsiswa angkatan

2013. Kini, warna jas almamater

Universitas Islam Indonesia sedikit cerah

disbanding dengan warna jas almamater

angkatan sebelumnya. Warna almamater

tahun ini konon menjadi warna standar

almamater UII yaitu biru muda. Perubahan

warna jas almamater yang semula

berwarna biru tua sekarang menjadi biru

muda, akhirnya mendorong Kognisia

untuk mendapatkan konfirmasi terkait

perubahan warna jas almamater.

Menurut Raja Mia selaku komisi 2

DPM-F yang sekaligus menjadi delegasi

FPSB dalam tim jas almamater, perubahan

warna almamater ini dilakukan untuk

menyesuaikan warna biru almamater

mahasiswa dengan warna almamater

rektorat. Tahun ini warna almamater telah

ditetapkan sebagai warna standar

almamater UII berdasarkan Surat

Ketetapan yang dibuat oleh DPM U.

“Semenjak UII berdiri sampai sekarang

memang belum ditentukan biru seperti

apa yang digunakan untuk warna

almamater. Masalah pemilihan warna ini

memang sudah dibahas dalam rapat

hearing antara tim jas almamater dan

DPM U, karena ada perbedaan mencolok

antara warna almamater mahasiswa

dengan warna almamater rektorat.” jelas

Mia.

Dari dulu masalah pengelolaan

jas almamater ini diserahkan kepada

komisi 4 DPM U sebagai asset mahasiswa,

tanpa campur tangan dari rektorat. Komisi

4 ini yang kemudian akhirnya membentuk

Tim Jas Almamater sehingga tim jas inilah

yang kemudian mengelola semua urusan

almamater setiap tahunnya. Bersama tim

jas almamater dan DPM U akhirnya

keluarlah Surat Ketetapan bahwa tahun ini

warna biru muda menjadi warna standar

almamater UII hingga seterusnya. DPM U

membuat tim formatur jas almamater

yang bertugas untuk mendistribusikan

masalah almamater kepada semua

mahasiswa. Anggota dari tim jas

almamater ini berasal dari delegasi

masing-masing lembaga. Dari tiap-tiap

lembaga ini mereka mengutus perwakilan

atau delegasi untuk masuk ke tim jas

karena di tiap tahunnya anggota dari tim

jas itu mengikuti perubahan sesuai masa

periode DPM.

Untuk sejarah standarisasi dan

pengelolaan jas almamater, menurut Mia

selama 3 sampai 4 tahun ini adalah DPM U.

Yang pasti tahun ini DPM U telah

mengeluarkan Surat Ketetapan yang berisi

warna tetap almamater, yaitu warna biru

muda. “Jadi untuk masalah perubahan

warna dan pemilihan warna untuk

almamater tahun ini tidak ada campur

tangan dari rektorat lagi.” tutup Mia

diakhir wawancara dengan Kognisia.

Resensi Buku

Oleh: Sarah Rahmanita� Novel berjudul “Aku Terlahir 500 gr dan Buta” ini adalah novel yang ditulis berdasarkan kisah nyata Miyuki sendiri. Novel ini menceritakan seorang remaja kelahiran Jepang bernama Miyuki yang memiliki keterbatasan. � Miyuki lahir dengan berat badan seberat 500 gr dan tingginya hanya sepanjang bolpoint. Saat Miyuki berada dalam kandungan, dokter menyarankan sang ibu untuk menggugurkan saja k a n d u n g a n n y a , k a r e n a j i k a kandungannya hidup maka anak tersebut akan cacat seumur hidup. Namun, sang ibu tetap mempertahankan Miyuki hingga iai lahir. Setelah lahir, Miyuki di letakkan dalam inkubator karena keadaannya yang lemah dan berbeda dari bayi pada umumnya. � Walaupun Miyuki berbeda dengan anak normal pada umumnya, Miyuki tumbuh menjadi anak yang sehat dan ceria. Miyuki pun tetap bersekolah seperti anak normal lainnya hingga SMA. Bahkan, Miyuki memenangkan lomba mengarang tingkat nasional Jepang saat dirinya berusia 15 tahun. Miyuki memiliki cita-cita sebagai pekerja sosial dan

merawat orang jompo.

Miyuki tinggal berdua saja dengan ibunya, ayahnya meninggal saat Miyuki masih berada di kandungan karena kecelakaan. Sejak saat itulah ibunya membuka restoran untuk kehidupan mereka berlangsung. Miyuki sering bertengkar dengan ibunya, namun cepat berdamai kembali. Banyak hal yang membuat mereka bertengkar, seperti Miyuki tidur terlarut malam, terlalu banyak menonton TV, dsb.

Ibu Miyuki adalah seorang wanita yang pekerja keras, berwatak keras, namun baik hati dan lembut. Beliau mendidik Miyuki dengan keras karena beliau tidak ingin Miyuki tumbuh menjadi anak yang lembek. Walaupun Miyuki tidak bisa melihat dan lahir prematur, beliau ingin Miyuki tetap dapat hidup “normal” seperti anak lain pada umumnya.

Masih banyak cerita lainnya mengenai kehidupan Miyuki didalam novel ini. Novel ini sangat mengharukan dan banyak kisah yang dapat dipetik. Jadi, siapkan tisu yang banyak sebelum membaca!

Penulis : Miyuki InouePenerjemah : Tiwuk IkhtiariTebal : 183 halaman

29

Page 6: Aquarium Kognisia Maret 2014

Berjalan menelusuri setiap sudut kota, memasuki gang-gang kecil yang luput dari penglihatan. Terus kulangkahkan kakiku tanpa ada ragu sedikitpun. Setiap orang yang melihatku selalu bertanya apalah pekerjaanku. Dan akupun selalu menjawab “Aku bekerja untuk semua masyarakat Indonesia.” Disetiap untaian kata yang terucap selalu kuselipkan sedikit senyum dari hatiku.� Hari ini aku akan kembali berjalan menelusuri kota. Targetku adalah para pedagang tradisional. Sekitar pukul 10 pagi aku keluar dari rumah menggunakan motor bututku. Aku mengendarai motor hanya sampai di penitipan motor yang berada di dekat jalan raya. Setelah menunggu sekitar 10 menit, bus yang akan membawaku ketempat tujuan pun datang. Di dalam bus aku sengaja memilih untuk tidak duduk. Selain kursi hampir penuh, aku juga bisa lebih leluasa mengamati keadaan sekitar dengan berdiri.� Belum setengah jalan ke tujuan, ada seorang anak laki-laki yang naik ke bus untuk mengamen. Kuperhatikan anak itu, usianya sekitar 13 tahun. Badannya kurus dengan pakaian lusuh, membawa sebuah ukulele butut. Setelah anak tersebut se lesa i mengamen dan mengumpulkan uang, ia berdiri disebelahku untuk menanti pemberhentian selanjutnya. Rasa penasaran membuatku mengajak anak itu untuk mengobrol.“Dek udah lama ngamen?” anak itu tampak kaget dan bingung dengan pertanyaanku.� “Kakak bicara sama saya?” tanyanya tampak bingung.� “Iya kakak bicara sama kamu. Kamu udah lama ngamen dek?”� ”Ehm saya sudah lumayan lama mengamen kak.” jawabnya sedikit ragu.

� “Sejak kapan dek?” tanyaku lagi sambil mulai mengali informasi.� “Sekitar 1 tahun yang lalu kak.” Ungkapnya.� “Sudah lama juga ya. Kenapa adek ngamen? Emang gak sekolah ya?” lanjutku.Lama anak itu terdiam dari raut wajahnya kelihatan ada sedikit aura sedih dan menyesal dalam dirinya.� “Terpaksa kak, orang tua gak ada biaya.”� “Trus adek sekarang mau kemana?” tanyaku lagi.� “Mau ke kolong jembatan kak.” Jelasnya.� “Ngapain disana? Ini kan masih pagi.”“Kumpul sama temen-temen kak.” Seketika aku sangat tertarik dengan perkataan anak itu. Aku menantap dan melihat anak itu dengan seksama, hingga akhinya aku memutuskan untuk tidak pergi ke tujuan awalku dan ikut dengan anak itu.� “Kakak boleh ikut?”Dengan sedikit perasaan kaget, ia pun menjawab “Ngapain kak?”“Cuma mau kenalan aja sama temen-temen kamu. Oh iya nama adek siapa?”� “Kakak yakin? Nama aku Andi kak.” jawabnya dengan sedikit ragu� “Iya kakak yakin.”� Akhirnya setelah perbincangan itu aku bisa ikut dengan Andi untuk berkumpul bersama teman-temannya. Aku dan Andi berjalan melewati beberapa gang yang sangat sempit yang hanya bisa dilewati oleh 1 orang untuk sampai ke kolong jembatan tempat mereka berkumpul. Betapa terkejutnya aku setelah sampai ternyata jumlah mereka cukup banyak, hampir 30 anak. Tanpa rasa canggung aku mengajak mereka mengobrol dan bercanda. Dari obrolan itu

OLEH: SARAH FAULIA SARI

kursus tersebut dengan menggunakan uang tabungannya. Selama menjadi siswa ditempat kursus tersebut, Sashi selalu mendapatkan pujian dan menjadi salah satu siswa terbaik. Selama di Amerika Sashi belajar Bahasa Inggris sangat keras dan tekun hingga ketika anak dan keluarganya telah sampai di Amerika pun S a s h i m a s i h m e n g i ku t i ku rs u s . Keluarganya tidak ada yang mengetahui Sashi mengikuti kursus Bahasa Inggris karena Sashi selalu mencari alasan agar dirinya bisa pergi ketempat kursus tersebut tanpa ada seorangpun yang tahu.

F i lm Engl i sh V ingl i sh in i mengajarkan kita agar jangan sekali-kali kita memandang sebelah mata tentang diri seeorang. Karena bisa saja orang yang kita pandang rendah justru lebih baik dari apa yang kita pikirkan. Bukan soal itu saja. M e n u n t u t i l m u t i d a k h a n y a diperuntukkan untuk anak muda saja akan tetapi ilmu sangat berguna untuk semua umur, dari anak kecil hingga orang dewasa. Jangan pernah malu untuk menuntut ilmu atau menggali lebih dalam lagi untuk ilmu yang belum kita dapat sebelumnya.

www.appszoom.com

www.santabanta.com

ibnlive.in.com

www.listal.com

http://3.bp.blogspot.com/

3 8

Page 7: Aquarium Kognisia Maret 2014

English Vinglish menceritakan tentang Sashi Godbole, seorang Ibu yang memiliki dua anak (diperankan Sridevi) yang merasa diperlakukan seperti pembantu dirumahnya sendiri. Sashi tidak mau meninggalkan adat istiadatnya sebagai seorang Hindi dimanapun dia berada. Sehingga ia kelihatan kolot (terutama dimata anaknya) ditengah-tengah masyarakat modern. Kekolotan yang ditampilkan terutama saat dia menghadiri acara pertemuan antara orang tua siswa dengan guru sekolah anaknya. Anaknya sangat malu karena ibunya tidak mampu berbahasa Inggris, sementara sekolah anak-anaknya tergolong sekolah bertaraf Internasional.

Ketertekanan Sashi semakin tinggi ketika suaminya yg bekerja sebagai pria kantoran, terus mengatakan, m e m p e r l a k u k a n , s e r t a l e b i h mengutamakan pekerjaan kantor daripada aktivitas dirumah. Bahkan urusan istrinya dianggap sepele dan menganggap hal itu memanglah pekerjaan seorang ibu rumah

tangga.Cerita berlanjut ketika saudara

Sashi yang bertempat tinggal di Amerika mengirimkan undangan pernikahan anaknya. Sashi dan keluarga diundang untuk datang ke Amerika, Akan tetapi suaminya memilih datang pada hari H dikarenakan urusan pekerjaan. Karena Sashi tidak memiliki pekerjaan maka dia memutuskan untuk berangkat 1 bulan sebelum hari H.

Sesampainya Sashi di Amerika, dia merasa bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Bahkan dia juga kesulitan untuk berkomunikasi di USA dikarenakan faktor Bahasa Inggris nya yang tidak baik.

Ketika sedang duduk ditepi jalan perhatian Sashi tertuju pada sebuah iklan belajar Bahasa Inggris dalam waktu 4 m i n g g u ya n g t e r p a s a n g d i b u s . Sesampainya dirumah saudaranya, Sashi langsung menghubungi kantor kursus tersebut dan dia mendaftarkan diri ditempat

oleh : Gina Ismata

Sutradara : Gauri ShindePemain : Sridevi, Adil Hussain, Mehdi Nabbou, Priya

Anand, Neelu Sodhi, Cory HibbsTahun Rilis : 5 Oktober 2012

Durasi : 133 Menit

A quiet, sweet tempered housewife endures small slights from her well-educated husband

and daughter everyday because of her inability to speak and understand English.

aku tahu kebanyakan dari mereka berhenti sekolah dan memutuskan mencari uang dengan cara mengamen karena hambatan ekonomi keluarga. Usia mereka tidak jauh berbeda satu sama lain yaitu sekitar 10-14 tahun. Tidak lama kemudian aku melihat seorang wanita berjalan menuju arah kami. Usianya kira-kira tidak jauh dariku dengan perawakan tinggi, berjilbab dan senyum yang manis. Dia membawa sebuat tas yang lumayan besar sehingga membuatku penasaran dengan isinya. Sesampainya ditempat kami, wanita itu menyapa aku dan anak-anak dengan senyumannya. Dari perbincangan singkat yang kulakukan dengan wanita itu aku bisa mengetahui bahwa namanya adalah Astri. Dia adalah seorang sukarelawan yang mengajar anak-anak jalanan putus sekolah seperti Andi dan teman-temannya. Astri sudah sekitar 6 bulan mengajar anak-anak itu setiap hari Kamis pagi dan Jumat sore. Tidak memerlukan waktu yang lama, Astri pun langsung mengelurkan isi tas besarnya itu yang ternyata adalah sebuat papan tulis. Anak-anak terlihat sangat senang dengan pelajaran sederhana yang diberikan Astri. Akupun dengan sigap mengambil kamera didalam tasku dan segera mengabadikan momen-momen tersebut. Mulai dari wajah anak-anak yang terlihat serius dengan pelajaran sampai dengan tawa canda mereka ketika mendengar cerita lucu yang disampaikan oleh Astri. Tanpa aku sadari mereka tersenyum disudut bibirku yang melihat keadaan dihadapanku. Waktu 3 jam berlalu begitu saja. Tanpa aku sadari, matahari mulai meninggi. Pelajaran yang diberikan Astri kepada anak-anak telah selesai. Akupun mengajak mereka untuk berfoto bersama yang akan kujadikan sebagai kenang-kenangan sebelum aku pulang. Aku lalu berpamitan kepada mereka

semua dan berjanji akan kembali lagi minggu depan karena hari sudah cukup siang. Aku berjalan pulang dengan terus teringat kejadian di kolong jembatan tadi. Sesampainya dirumah, dengan sigap kubuka laptopku dan kumasukkan memori kamera yang berisi banyak foto bersama Andi dan teman-temannya. Kuamati satu-persatu foto-foto tersebut. Foto dengan banyak terselip kesedihan dibalik senyum anak-anak itu. Kulanjutkan pekerjaanku. Kutulis semua kata-kata yang ada dibenakku sesuai dengan apa yang telah kudapatkan tadi siang. Setelah semua selesai dan aku rasa semuanya cukup kuletakkan 2 foto terbaik dari anak-anak jalanan itu. Terahir kuklik “send” untuk mengirim hasil pekerjaanku tersebut kepada editor. Sekarang aku bisa tersenyum lega, kurebahkan tubuhku dikasur sambil melihat-lihat foto anak-anak itu lagi. Anak-anak jalanan yang memberikan aku motivasi tambahan secara tidak langsung dari senyum tulus mereka. Hanya dari foto-foto itu saja aku bisa merasakan apa yg mereka rasakan. Penderitaan yang selama ini mereka tanggung sendiri . Aku senang bisa menemukan mereka karena memang inilah pekerjaanku, yah seperti yang selalu aku katakan “Aku bekerja untuk semua masyarakat Indonesia.” pekerjaan seorang wartawan yang harus selalu peka terhadap keadaan masyarakat sekitar. Pekerjaan yang sulit dan mengandung resiko tinggi tapi aku sangat mencintainya. Karena dengan menjadi wartawan, aku bisa bersentuhan langsung dengan kalangan paling bawah hingga paling atas.

47

Page 8: Aquarium Kognisia Maret 2014

masalah otot, bicara, motorik dan

gangguan kecerdasan. Untuk mengatasi

m a s a l a h - m a s a l a h i n i , m e r e k a

membutuhkan terapi. Terkadang juga

terdapat beberapa gangguan pada

jantung, pencernaan, THT dan mata.

Untuk perawatan anak dengan Down

Syndrome dibutuhkan beberapa faktor

pendukung utama seperti faktor

keluarga, lingkungan sekitar dan

kepedulian serta perhatian orang tua.� Di negara-negara maju, sejak awal abad ke-20 kebanyakan orang dengan Down Syndrome ditempatkan pada institusi atau koloni yang dikecualikan dari masyarakat. Namun, sejak awal tahun 1960-an banyak organisasi yang terdiri dari para orang tua, pendidik profesional dan warga masyarakat menginginkan didirikanya sekolah inklusi, dan meminta orang-orang dengan bentuk cacat mental atau f i s i k d a p a t b e rga b u n g d e n ga n

masyarakat umum. Hingga saat ini, di banyak negara telah banyak terbuka kesempatan bagi orang-orang dengan Down Syndrome untuk dapat merasakan pendidikan di sistem sekolah normal.� Perayaan Hari Down Syndrome Sedunia bertujuan agar para orang tua yang memiliki anak Down Syndrome saling mendukung dan memupuk s e m a n gat , s e h i n g ga a n a k - a n a k berkebutuhan khusus in i dapat berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yg dimilikinya.

Dikutip dari berbagai sumber.

google.com

Down syndrome merupakan suatu

kelainan genetik yang paling sering terjadi.

Sekitar 1 dari 691 bayi yang dilahirkan memiliki down

syndrome. Di Amerika serikat sendiri saat ini terdapat > 400.000 orang dengan down

syndrome.

Sebagian besar orang dengan down syndrome memiliki

IQ antara tingkat rendah sampai

sedang pada IDDS. Akan tetapi anak

dengan down syndrome dapat berpartisipasi

secara penuh pada kegiatan di sekolah

Saat ini, banyak orang dengan

down syndrome yang hidup

dengan keluarga mereka di rumah & berpartisipasi secara aktif pada kegiatan belajar, sosial & rekreasi di lingkungannya.

sumber: http://kutu-terbang.blogspot.com/2012/04/mitos-dan-fakta-mengenai-down-syndrome.html

Oleh: Ranisa Kautsar Tristi

Syndrome Down merupakan bentuk kelainan kromosom

dalam tubuh manusia. Secara sederhana

kromosom normal manusia berjumlah 23 pasang atau

46 buah.Penderita sindroma down

memiliki kelebihan kromosom, yaitu pada titik

kromosom nomor 21 terdapat tiga (trisomi 21)

sehingga total menjadi 47.

� World Down Syndrome Day

(WDSD) diperingati setiap 21 Maret. Pada

bulan ini, organisasi Down Syndrome di

seluruh dunia mengadakan berbagai

kegiatan untuk meningkatkan kesadaran

publik akan Down Syndrome. Dipilihnya

tanggal tersebut oleh Down Syndrome

International (DSI) sesuai dengan keunikan

Down Syndrome dalam triplication

(trisomi) dari 21 kromosom. Ide ini awalnya

diajukan oleh Stylianos E. Antonarakis,

seorang dokter ahli genetika dari University

of Geneva Medical School, dan dengan

antusias diadopsi oleh ART21.

Acara peringatan pertama kali diadakan pada

21 Maret 2006 di Geneva. Pengenalan WDSD

juga diluncurkan pada 21 Maret 2006 di

Singapura oleh Down Syndrome Association.

Organisasi Asosiasi Nasional untuk Sindrom

Down yang didirikan oleh Kathryn McGee

pada 1960, juga dikenal sebagai organisasi

advokasi pertama untuk individu Down

Syndrome di Amerika Serikat.

Down Syndrome (DS) atau Sindroma

Down adalah suatu gangguan akibat adanya

kelainan kromosom. Kata Down berasal dari

n a m a o r a n g y a n g p e r t a m a k a l i

mendeskripsikan karakteristik gangguan ini,

yaitu Dr. John Langdon Down. Menurut

penelitian, Down Syndrome terjadi 1 diantara

700 kelahiran hidup. Di Indonesia sendiri

terdapat kurang lebih 300 ribu kasus DS.

Anak dengan Down Syndrome

mempunyai karakteristik wajah yang khas.

Bentuk mata mereka miring dan tidak ada

lipatan dikelopaknya. Hidung mereka

berukuran kecil dan datar. Ukuran mulut

mereka pun seringkali kecil dengan lidah yang

tebal dan pangkal mulut yg dangkal. Otot

mulut mereka juga lemah, sehingga mereka

sering mengalami gangguan bicara.Rambut

mereka lemas, tipis dan jarang. Tangan

mereka kecil dengan jari-jari pendek.

Telunjuk dan ibu jari kaki berjauhan,yang

sering disebut dengan sandal foot. Anak

dengan Down Syndrome biasanya akan

memiliki beberapa masalah, misalnya pada 5 6