Top Banner
Simbol Roh Kudus Jawaban Sebuah Panitia Pemilih bagi Malaikat Bekerja Afrika Selatan di 04 - 2015 Warta Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh SADUKI FARISI & DI ANTARA 27 14 24
40

April 2015 indonesian

Jul 21, 2016

Download

Documents

April 2015 indonesian
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: April 2015 indonesian

SimbolRoh Kudus

JawabanSebuahPanitia Pemilih

bagi Malaikat BekerjaAfrika Selatandi

04 - 2015

W a r t a G e r e j a M a s e h i A d v e n t H a r i K e t u j u h

Saduki FariSi&D I A N T A R A

2714 24

Page 2: April 2015 indonesian

3 L A P O R A N S E D U N I A

3 Sekilas Berita 6 Komentar Berita 10 One-Day Church

11 K E S E H ATA N S E D U N I A

Sengatan Lebah

22 R O H N U B U A T

Merenungkan Kesempurnaan

Kristus

C E R I T A S A M P U L

16Yesus Klaim di Tengah

Oleh Gerald A. KlingbeilYesus selalu terlalu banyak untuk ka-tegori agama kecil.

8 P A N O R A M A S E D U N I A

Bekerja Bersama Oleh Ted N. C. Wilson Sebuah tugas besar sehingga kita membutuhkan

keterlibatan semuanya.

12 R E N U N G A N

Jadi Anda Juga Berada di Sana Oleh Chantal J. Klingbeil Karakter di sekitar salib memiliki kemiripan yang

nyata bagi wajah di cermin.

14 K E P E R C A Y A A N D A S A R

Sebuah Jawaban bagi Panitia Pemilih

Oleh Daisy Hall Ini bukanlah pekerjaan, ini adalah panggilan.

20 K E H I D U P A N A D V E N T

Kepala, Hati, dan Tangan Oleh Yousri Guirguis Pelayanan sepenuh hati menyertakan hal itu semua.

24 W A R I S A N A D V E N T

Malaikat Bekerja di Afrika Selatan Oleh Elaine Tarr Dodd Misionaris pertama Afrika menghadapi tantangan

yang luar biasa dan penghargaan yang indah.

26 P E R T A N YA A N D A N J A -

W A B A N A L K I T A B

Diintai

27 P E L A J A R A N A L K I T A B

Simbol Roh Kudus

28 P E R T U K A R A N I D E

32-40 D A R I I N D O N E S I A

Warta Gereja Advent (WGA)

D E P A R T E M E N T A L

LambangRoh Kudus

JawabanSebuahKomite Nominasi

bagi Malaikat BekerjaAfrika Selatandi

04 - 2015

W a r t a G e r e j a M a s e h i A d v e n t H a r i K e t u j u h

Saduki FariSi&D I A N T A R A

2714 24

04 - 2015

www.adventistworld.orgTersedia daring dalam 10 bahasa

I L U S T R A S I S A M P U L O L E H J E f f D E v E R D A N B R E T T M E L I T I

Sesi General Conference 2015Pemberitahuan resmi diumumkan bahwa

Sesi General Conference keenam puluh akan dise-

lenggarakan tanggal 2-11 Juli 2015, di Alamodome di

San Antonio, Texas. Pertemuan per tama akan dimulai

pada 08:00, 2 Juli 2015. Seluruh delegasi yang ter-

akreditasi dimohon hadir pada waktu itu.

Ted N. C. Wilson, Ketua General ConferenceG. T. Ng, Sekretaris General Conference

2 Adventist World | 04 - 2015

Page 3: April 2015 indonesian

K E P E R C A Y A A N D A S A R

B e r s a m b u n g k e s e b e l a h

D E P A R T E M E N T A L

Memilih Tim

KEBEBASAN BAGI PIKIRAN MEREKA: Ribuan orang mengha-diri Festival Kebebasan Beragama di Arena Nasional di Kingston, Jamaika.

PH

IL

LI

P

CA

ST

EL

L

n Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh telah meresmikan Asosiasi Kebe-basan Beragama Internasional cabang Jamaika, yang membela hak-hak da-ri semua agama, di sebuah festival yang dihadiri oleh para pejabat senior pemerintah dan ribuan orang lainnya di Kingston.

Para pemimpin cabang yang baru saja diresmikan, yang disebut Asosia-si Kebebasan Beragama Nasional, mengatakan bahwa kelompok ini diper-lukan supaya Jamaika tidak merampas kebebasan beragama mereka begitu saja.

Kebebasan beragama adalah apa yang di pikiran oleh banyak orang di Jamaika setelah pemerintah mengesahkan undang-undang minggu kerja yang fleksibel beberapa bulan yang lalu, yang membuat sejumlah organisa-si keagamaan takut tidak memperoleh cukup perlindungan atas hari iba-dah mereka. Bagaimanapun, pemerintah telah menegaskan bahwa hukum bukanlah ancaman bagi kebebasan beragama karena memberikan karya-wan waktu selama 24 jam untuk digunakan sebagai hari ibadah.

Asosiasi Kebebasan Beragama Nasional baru-baru ini diresmikan yaitu ketika berlangsungnya Festival Kebebasan Beragama pertama di Arena Na-sional Jamaika yang diikuti oleh ribuan orang Advent dan anggota dari de-nominasi lainnya.

“Misi kami adalah untuk melindungi, mempromosikan, dan membela kebebasan beragama dari semua agama di mana-mana. Sekarang menjadi

Ini adalah salah satu tradisi lama yang terjadi di sebuah taman bermain sekolah.

Hampir sebelum bel istirahat berbunyi, dua orang kapten membariskan mereka yang bersedia dan yang tidak terlalu bersedia untuk “membentuk tim.” Apakah dalam permainan “sepak bola” (dalam versi AS, Australia, atau umum), bisbol, basket, atau beberapa permainan yang dilakukan di halaman la-innya, kita menunggu mereka yang dipilih menjadi satu tim, yang akan bermain “melawan” tim yang lain.

Pada suatu kelompok kanak-kanak, untuk me-milih dan membentuk suatu tim hanya merupakan urusan yang dapat dilakukan dalam beberapa jam saja. Ya, mungkin ada kegembiraan pada saat gol di-menangkan, pada saat bola basket akhirnya jatuh di ring dan menghasilkan 3 poin, atau drive garis ren-dah yang menerobos sampai akhirnya tiba di la-pangan bisbol sebelah kiri. Tapi rasa kemenangan dan perpecahan biasanya segera dilupakan, luntur oleh perasaan puas dan senang setelah bermain bersama-sama.

Tapi tim yang semakin terbawa seiring dengan bertambah dewasanya kita, tidak terhapus dengan mudah begitu saja, karena mereka menarik pada aspek sejarah kita, budaya kita, bahasa kita, dan bahkan iman kita yang tidak memudar ketika sang guru memanggil kita ketika istirahat atau pencatat waktu mengumumkan bahwa pertandingan bera-khir. Kita mulai mendapatkan suatu makna—ter-kadang makna yang dalam—terhadap tim yang te-lah kita bentuk bersama mereka yang telah memba-gikan identitas pilihan kita. Kita beranggapan bah-wa mereka yang telah bergabung dengan kita ada-lah “orang yang lebih baik,” tidak seperti “orang la-in” yang memiliki bahasa, budaya, atau sudut pan-dang agama yang berbeda dengan kita.

Bahkan di antara umat Allah yang sisa, “tim” hampir terus-menerus dibentuk, tidak lagi untuk tujuan bermain atau merasakan kebahagiaan seder-hana, tetapi untuk menandai wilayah teritorial atau poin agama atau perilaku yang berhasil dicetak. Ke-tertarikan kepentingan bersama, keyakinan yang di-anut bersama, dan persekutuan, adalah pemberian terbesar Kristus untuk jemaat-Nya, tetapi Dia juga harus menangis karena perbuatan kita yang mem-belenggu tubuh-Nya dengan perpecahan yang tidak perlu terjadi, bahkan seringkali bukanlah perpisah-an Alkitabiah yang menyatakan keinginan kita un-tuk menang dibandingkan seperti doa-Nya “supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita” (Yohanes 17:11).

Ketika Anda membaca persepsi fitur sampul bulan ini, “Antara Saduki dan Farisi,” ber-

doalah memohon hati yang terus di-hangatkan oleh kasih pemersatu Kristus dan disirami oleh hujan Roh Kudus.

Gereja Advent ResmikanGrup KebebasanBeragama di Jamaika

04 - 2015 | Adventist World 3

Page 4: April 2015 indonesian

L A P O R A N S E D U N I A

misi Anda juga, “John Graz, Sekretaris Asosiasi Kebebasan Beragama Internasi-onal dan Direktur Kebebasan Beragama dari gereja Advent sedunia, berkata kepa-da seluruh peserta yang hadir.

Robert Pickersgill, yang menjabat se-bagai Menteri Perairan, Tanah, Ling-kungan, dan Perubahan Iklim, yang me-wakili perdana menteri, mengatakan bahwa pemerintah mengakui “dampak yang sangat besar” terhadap kebebasan beragama dalam perkembangan Jamaika dan telah mencantumkan hak-hak dalam amandemen undang-undang Jamaika ta-hun 2011.

Seorang anggota parlemen yang ber-nama Pearnel Charles, mewakili pemim-pin oposisi Andrew Holness, mendesak orang Kristen untuk berbicara menen-tang ketidakadilan manusia. “Sebuah se-rangan terhadap kebebasan di suatu tem-pat merupakan serangan terhadap kebe-basan di mana-mana,” katanya.

Jamaika bergabung dengan lebih dari 80 negara di seluruh dunia yang mem-bentuk asosiasi kebebasan beragama na-sional. Baru-baru ini Papua Nugini me-resmikan asosiasi yang sama dalam sebu-ah festival pada bulan Desember.—Rhoma Tomlinson, Uni Konferens Ja-maika

Papua Nugini: Harapan Membuat Sejarah

n Gereja Advent sebagai pemilik Hope Channel, bersiap-siap untuk meluncur-kan tayangan lokal di Papua Nugini de-ngan tayangan 300 program televisi ber-durasi setengah jam dalam rentang wak-tu satu bulan.

Sebuah tim yang terdiri dari 30 orang teknisi Hope Channel dari berbagai dae-rah baru-baru ini berkumpul di Pacific Adventist University, untuk bergabung bersama ratusan sukarelawan dalam pembuatan program yang menampilkan talenta, khotbah, dan program lainnya.

“Dengan kasih karunia Allah kita akan membuat sejarah di gereja Advent,”

“Sekarang mereka sangat ingin mem-buang semua barang yang terkontamina-si itu, setelah mereka tahu akan diberikan gantinya,” kata Gabriel Dankyi, koordi-nator respons Ebola di kantor ADRA se-tempat. “Hal ini telah membuat dampak populasi yang signifikan. Mereka terus mengungkapkan rasa terima kasih mere-ka.” ADRA telah mendekontaminasi hampir 1.000 rumah sejak bulan Novem-ber yang lalu.—staf ADRA dan ANN.

kata Edgard Lopez, seorang ve teran pro-duser televisi dan manajer proyek dari inisiatif yang disebut dengan MEGA Proj-ect Hope PNG.

Sebuah proyek Hope yang berperan sebagai dasar pengembangan Hope Channel di setiap negara yang menyiar-kannya, dan dalam hal ini akan memban-tu untuk menyebarkan Injil di Papua Nu-gini dan seluruh Pasifik Selatan.

“Ini adalah proyek Hope terbesar yang pernah dilakukan Hope Channel hingga saat ini,” kata Kandus Thorp, Vice President International Development Hope Channel.—Shania Lopez, South Pacific Adventist Record

Sierra Leone: Kasur ADRA n Adventist Development and Relief

Agency (ADRA) berpartisipasi dalam sa-tu-satunya program dekontaminasi Sier-ra Leone yang melakukan penyemprot-an rumah dan penggantian kasur dan se-limut terinfeksi dalam upaya untuk men-cegah penyebaran Ebola.

ADRA mengatakan bahwa korban Ebola berisiko mendapatkan infeksi kem-bali karena banyak yang lebih suka me-nyembunyikan tempat tidur mereka dari tim dekontaminasi pemerintah daripada harus membeli kasur yang baru lagi.

Tapi tim dari ADRA dan Plan Sierra Leone sebagai mitra nonpemerintah/LSM, mengganti kasur dan selimut di lingkungan yang berisiko tinggi Ebola, tepatnya di pinggiran Freetown, ibukota negara Afrika Barat.

MEMBERANTAS EBOLA: Tim dekontaminasi ADRA siap melakukan penyemprotan rumah dan mengganti kasur dan selimut yang ter-infeksi di lingkungan di pinggiran Freetown, Sierra Leone.

AD

RA

I

NT

ER

NA

TI

ON

AL

SIARAN BERSEJARAH: Para penyunting Hope bekerja pascaproduksi di Pacific Adventist University.

AD

vE

NT

IS

T

RE

CO

RD

4 Adventist World | 04 - 2015

Page 5: April 2015 indonesian

L A P O R A N S E D U N I A

terhitung berapa kali ia telah menceritakan kisah itu kepada kami, sejak tragedi itu ter-jadi.”

Kisah ini dimulai ketika 14 mahasiswa tertangkap mencuri kacang dari gudang di Luwazi Mission School pada bulan Juli 1946, menurut sebuah kantor berita yang menerbitkan ulang tahun Ziba. Pencurian kacang sekolah sudah berlangsung bebera-pa kali dan dapat ditemukan setelah penye-lidikan menemukan penyusutan pasokan kacang di gudang.

Kepala sekolah memberikan dua pilih-an kepada 14 siswa itu, dikeluarkan dari se-kolah atau menjalani hukuman yaitu de-ngan menggali kakus.

Para siswa yang semuanya berasal dari desa yang sama, memilih untuk pulang.

Ziba, yang waktu itu adalah seorang guru, berpikir bahwa para siswa itu telah membuat keputusan yang salah. Ia meng-undang mereka ke rumahnya, di mana ia dan istrinya membujuk mereka untuk me-nerima hukuman. Para siswa menolak dan meninggalkan kampus pada tanggal 27 Juli menuju Pelabuhan Nkhata Bay, kapal yang akan membawa mereka pulang.

Ziba tidak menyerah. Keesokan harinya

ia berjalan 15 mil (24 kilometer) dari seko-lah ke pelabuhan.

“Dia menemukan para siswa itu di pe-labuhan dan sekali lagi membujuk mereka untuk kembali ke sekolah,” kata putrinya. “Dia menghabiskan waktu sehari penuh untuk mencoba dengan ber bagai alasan agar para siswa itu mengubah keputusan mereka.” Para siswa tetap menolak nasihat-nya dengan keras.

Enam orang siswa di antaranya mem-beli tiket dan pergi berlabuh dengan kapal MV Vipya. Delapan lainnya tersebar, men-cari pekerjaan sambilan untuk membayar ongkos mereka.

Kapal berukuran 130 kaki (40 meter) melakukan perjalanannya yang keempat sejak diluncurkan sebulan sebelumnya, berlayar dari pelabuhan dengan 194 orang penumpang dan awak kapal, termasuk enam orang siswa di dalamnya.

Kapal Vipya dibuat khusus di Belfast oleh galangan kapal yang sama yang mem-bangun kapal Titanic, mulai bergulir de-ngan berat di tengah angin kencang selama pelayaran, menurut Bradt, pemandu perja-lanan di Malawi. Tiba-tiba, suatu gelom-bang yang besar membuat kapal terbalik. Setidaknya 145 orang tenggelam dalam bencana tersebut, ini merupakan suatu ke-celakaan terburuk yang pernah terjadi di Danau Malawi. Hanya ada dua siswa Luwa-zi di antara 49 orang yang selamat.

Kabar mengenai tenggelamnya kapal membuat hati Ziba hancur. Dia menga-takan kepada para tamu yang hadir pada perayaan ulang tahunnya yang ke-100 di Hotel Mzuzu di Kota Mzuzu, sekitar 28 mil (45 kilometer) barat laut dari pelabuhan, bahwa ia masih menyalahkan diri nya sen-diri karena tidak berusaha lebih keras un-tuk menahan para siswa tetap di sekolah.

Kantor Berita Malawi, dalam penjelas-annya pada ulang tahun Ziba, 28 Desember 2014, menegaskan bahwa keinginan Ziba untuk membantu 14 siswa adalah contoh kehidupan tanpa pamrih. “Adalah suatu kesediaan untuk berbuat kebajikan kepada orang lain yang membuat seorang pensi-unan pendeta dikenal di mana pun dia berada, dalam kesediaannya untuk mela-kukan pekerjaan Tuhan,” katanya. “Walau-pun kini dia telah pensiun untuk berkhot-bah, namun orang masih membicarakan dan kagum pada dirinya.” n

Tampaknya suatu pesta perayaan ulang tahun ke-100 adalah waktu yang tepat untuk merayakan kehi-

dupan yang telah dijalani dengan baik. Ta-pi Patrick Ziba, seorang pensiunan pendeta dan guru Advent di Malawi, melihat ulang tahunnya yang ke-100 sebagai kesempatan untuk berbagi pelajaran yang tragis ten-tang pentingnya untuk selalu menurut ke-pada sekitar 150 para undangan yang hadir dalam perayaan ulang tahunnya, termasuk seorang pejabat negara.

Ziba menceritakan bagaimana empat orang siswa dari sekolah Advent tewas ber-sama dengan sekitar 150 orang lainnya da-lam sebuah kapal yang terbalik di Danau Malawi setelah menolak permohonan un-tuk menerima hukuman atas pencurian yang mereka lakukan.

Tragedi itu terjadi saat Ziba berusia 31 tahun, telah menyiksanya selama berta-hun-tahun. “Ayah kami tidak pernah lelah untuk bercerita kepada anak-anaknya sua-tu kisah yang menjadi pelajaran moral yai-tu tentang pentingnya untuk selalu taat da-lam hidup,” Margaret Limbe, anak kelima dari sembilan orang anak Ziba, berbicara kepada Kantor Berita Malawi. “Tak dapat

DI DANAU MALAWI: Sebuah perahu berlayar saat matahari terbenam di Nkhata Bay, di mana Vipya tenggelam saat melakukan perjalanan terakhirnya pada tahun 1946.

G E O f f G A L L I C E / W I k I C O M M O N S

Pendeta di Malawi, Berusia 100 tahun,Menyesalkan Tragedi Kapal

Oleh Andrew McChesney, editor berita, Adventist World

Patrick Ziba menceritakan bagaimana empat mahasiswa tewas setelah mencuri di sebuah se-kolah Advent.

04 - 2015 | Adventist World 5

Page 6: April 2015 indonesian

K O M E N T A R B E R I T A

tuk menghabiskan beberapa hari bersa-ma murid-murid-Nya. Tetapi Yesus—sa-ma seperti Musa, satu-satunya orang yang meninggal dalam Alkitab, yang per-gi ke surga dan kembali ke bumi—tidak mengatakan apa-apa tentang surga.

Apa yang Alkitab KatakanApa yang dikhawatirkan dalam The

Boy Who Came Back from Heaven, dan cerita lain yang serupa, adalah bahwa

pun bagi orang yang sekarat, tentang per-gi ke surga, dan kembali ke bumi membi-carakan tentang apa yang mereka lihat di surga. Paulus berbicara tentang penga-lamannya ketika mendapatkan pengli-hatan tentang surga (2 Kor. 12:2-4), de-mikian pula Nabi Daniel dan Yohanes menulis mengenai pengalamannya dalam penglihatan mengenai surga (Dan. 7:9,10; Wah yu 4). Yesus kembali dari sur-ga ke bumi setelah kebangkitan-Nya un-

Tipuan

Beberapa tahun yang lalu saya dan istri saya Melissa sedang menge-mudi di Idaho ketika kami berhen-

ti untuk menggunakan telepon umum. Kotak telepon ditutupi dengan brosur merah muda yang ternyata adalah kutip-an dari sebuah buku yang ditulis oleh se-seorang yang mengaku telah berkunjung ke neraka. Penulis menerangkan neraka sebagian melalui grafik, agak menghibur, sangat luar biasa, tapi sama sekali tidak Alkitabiah.

Deskripsi yang sama diterapkan pada buku yang diluncurkan pada tahun 2010 tentang kunjungan seorang anak lelaki ke surga ketika ia “sekarat” akibat kecelaka-an mobil yang membuatnya lumpuh. Alex Malarkey, dialah yang dimaksud de-ngan The Boy Who Came Back From Heaven, bukunya telah terjual lebih dari 1 juta eksemplar dan dikembangkan men-jadi sebuah film televisi, yang menceng-keram hati di seluruh dunia.

Alex yang berusia enam tahun meng-habiskan waktu selama dua bulan lama-nya dalam kondisi koma setelah kecelaka-an yang hampir merenggut nyawanya. Keajaiban yang terjadi ketika Alex ba-ngun dari komanya setelah dibayangi oleh sesuatu yang luar biasa saat ia tak sadar kan diri. Menurut pengakuannya, malaikat-malaikat telah mengantarnya ke pintu gerbang surga, di sanalah ia men-dengar musik surgawi, melihat Setan, bahkan berbicara langsung dengan Yesus.

Namun baru-baru ini Alex mengakui bahwa kisahnya tidak lebih dari sekadar tipuan (hoax) surgawi.

“Saya tidak mati,” katanya dalam se-buah surat terbuka. “Saya mengatakan bahwa pergi ke surga karena saya pikir itu akan membuat saya menjadi diperha-tikan.”

Buku ini telah ditarik keluar oleh pe-nerbit, dan toko-toko buku telah berhen-ti menjualnya.

Tentu saja pertanyaan yang lebih be-sar adalah perlukah buku tersebut diter-bitkan. Dari sudut pandang Alkitabiah, jawabannya jelas tidak.

Alkitab mengatakan tidak terjadi apa

Bagaimana seorang anak 6 tahun membodohi dunia

Sebuah perspektif Alkitab tentang buku terlaris The Boy Who Came Back From HeavenOleh John Bradshaw, pembicara dan direktur, It Is Written

P H O T O : W A v E B R E A k M E D I A / T H I N k S T O C k

Surga: Mengenai

6 Adventist World | 04 - 2015

Page 7: April 2015 indonesian

K O M E N T A R B E R I T A

mereka secara langsung bertentangan de-ngan apa yang dikatakan Alkitab dengan jelas. Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa kematian adalah tidur, bukan sua-tu kondisi di mana orang dapat melaku-kan perjalanan ke surga atau tempat lain. Yesus berbicara tentang Lazarus yang ti-dur (Yohanes 11:11), yang menjadi arti atas “Lazarus sudah mati” (ayat 14).

Alkitab sangat konsisten mengenai hal ini. Paulus menulis bahwa orang mati tidur sampai Yesus membangunkan me-reka pada saat kedatangan-Nya yang ke-dua kali (1 Kor. 15:51, 52), dan bahwa mereka yang selamat, yang hidup ketika Yesus datang akan masuk surga pada saat itu, bersama dengan orang yang sebe-lumnya telah meninggal dalam iman dan tidur dalam kematian.

Berkali-kali Alkitab merujuk kemati-an sebagai tidur tanpa mimpi yang ber-langsung dari saat kematian sampai ke-bangkitan pertama terjadi (Wahyu 14:13; Yohanes 5:28, 29).

Selama bertahun-tahun, si musuh se-ngaja telah melakukan kampanye dan mengatur dengan hati-hati untuk mem-bingungkan orang mengenai kematian dan kehidupan setelah kematian.

Sama seperti kebanyakan orang Kris-ten lainnya, saya diajarkan sebagai seo-rang anak untuk percaya bahwa mereka yang mati akan diantar langsung ke surga atau ke neraka, atau dalam kasus lainnya ke dalam api penyucian atau limbo. Bu-kannya menjadi titik perdebatan atau diskusi yang ringan, memutarbalikkan kebenaran ini menyebabkan setidaknya dua masalah teologi yang sangat serius: Membatasi Yesus, dan sebagai pintu ger-bang spiritualisme.

Spiritualisme adalah masalah serius. Jutaan dolar uang yang dihabiskan untuk paranormal, media, dan bahan terkait. Seseorang yang menghubungkan pikir-annya dengan media spiritisme sedang membawa pikiran ke dalam kontak yang sangat dekat dengan Setan. Seperti hal-nya pengalaman Raja Saul (lihat 1 Sam. 28).

Alkitab menjelaskan bahwa spiritisme akan menjadi pengaruh besar pada hari-

seorang anak berumur 4 tahun yang di-duga telah berkunjung ke surga, telah ter-jual lebih dari 10 juta eksemplar dan me-lahirkan sebuah film pada tahun 2014 yang meraup keuntungan lebih dari 100 juta dolar AS. Peluncuran kisah-kisah se-perti ini sekarang telah menjadi jenis yang dikenal sebagai “tur surga.”

Berbagai dampak atas tur surga ini telah mengganggu ibu Alex Malarkey, yang tampaknya mencoba agar buku me-ngenai kisah anaknya ditarik untuk se-mentara waktu.

“Ada banyak kebohongan dan penya-lahgunaan Firman Tuhan dalam penulis-annya,” kata Beth Malarkey dalam suatu tulisan blog-nya. “Mereka lihai, apalagi ji-ka Anda tidak menggali Alkitab Anda dan benar-benar tidak mempelajarinya.”

Jadi bagaimanakah tipuan mengenai surga ini dapat terjadi?

Ada yang bilang bahwa ayah Alex, yang menjadi “penulis bayangan” buku itu, melihat bahwa ini akan menjadi ke-sempatan yang baik untuk menghasilkan uang. Penerbit buku tidak tertarik dan berhenti mencetak buku yang mengun-tungkan itu.

“Ide bahwa Alex tiba-tiba menarik kembali buku-bukunya adalah tidak be-nar,” kata Phil Johnson, direktur ekseku-tif dari pelayanan media yang dipimpin oleh penulis dan penyiar John MacAr-thur, menurut Washington Post. “Ada bukti di mana-mana bahwa ia tidak ber-tanggung jawab atas isi buku ini. Tapi bu-ku itu sangatlah laris. Tak seorang pun dalam industri media mau kehilangan kesempatan dalam meraup keuntungan dan membuangnya.”

Kini, Alex yang telah berusia 16 tahun memiliki beberapa nasihat: Orang “harus membaca Alkitab, dan itu sudah cukup,” katanya dalam sebuah surat terbuka. “Al-kitab adalah satu-satunya sumber kebe-naran. Apa pun yang ditulis oleh manu-sia bisa saja salah.”

Saya berharap bahwa akan banyak orang yang mendengar nasihat Alex de-ngan serius, sebagaimana mereka mem-baca kisahnya dengan serius. n

hari terakhir bumi, untuk mempersiap-kan orang agar menerima tipuan akhir Setan (Wahyu 16:13).

Baru-baru ini seorang teman menga-takan kepada saya bahwa setelah kemati-an tragis putrinya yang berusia 23 tahun, ia tentu akan berusaha untuk menghu-bungi putrinya melalui media spiritisme jikalau ia tidak mengerti apa yang Alkitab katakan tentang kematian. Menjadi terli-bat dengan musuh akan mendatangkan bencana sebagai konsekuensinya.

Suatu kesalahpahaman mengenai ke-matian juga membuat Yesus menjadi ren-dah dari Yesus yang sebenarnya. Dalam Yohanes 11:25 Yesus menjelaskan kepada adik Lazarus bahwa Dia adalah “kebang-kitan dan hidup.” Tanpa Yesus, orang ma-ti tidak memiliki harapan untuk memi-liki kehidupan setelah kematian. Hanya melalui intervensi langsung yang Yesus lakukan pada saat kedatangan-Nya yang kedua, siapa pun dapat dibangkitkan dari antara orang mati. Jika Yesus tidak mem-bangunkan orang mati dari tidurnya, ku-buran tidak akan terbuka. Bahkan para tokoh iman yang tercantum dalam Ibrani 11 selain Musa dan Henokh “tidak mem-peroleh apa yang dijanjikan” (Ibr. 11:39). Mereka juga menunggu kembalinya Ye-sus sebelum mereka diangkat dari berba-gai tempat di mana mereka beristirahat (ayat 40).

Seandainya orang mati langsung per-gi ke surga, maka kebangkitan tidak per-lu, dan Yesus bukan lagi “kebangkitan dan hidup.” Pertanyaan Paulus dalam 1 Korintus 15: 55, “Hai maut di manakah kemenanganmu?” Adalah pertanyaan yang tidak perlu dipertanyakan.

Keuntungan di Balik Buku-buku Tur Surga

Kisah-kisah seperti yang diceritakan Alex Malarkey menjadi sangat populer. Sebuah buku berjudul 90 Minutes in Heaven (90 Menit di Surga), yang diter-bitkan pada tahun 2004, selama lebih da-ri lima tahun menduduki posisi best seller di New York Times dan terjual lebih dari 6 juta eksemplar. Heaven is for Real, kisah

04 - 2015 | Adventist World 7

Page 8: April 2015 indonesian

P A N O R A M A S E D U N I A

Hanya dalam beberapa minggu ke depan, rapat General Conference dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh ke-enam puluh akan berlangsung di San Antonio, Texas.

Selain 2.571 orang yang terdaftar sebagai delegasi resmi, puluh-an ribu lebih umat Advent akan datang untuk berpartisipasi dan menikmati persekutuan dengan saudara-saudara mereka dari seluruh dunia. Ini adalah waktu yang selama ini mendapat-kan perhatian khusus dari berbagai aspek di seluruh dunia me-lalui gerakan yang telah ditetapkan Allah, yang kini berjumlah lebih dari 18 juta anggota, yang tersebar di 216 negara di selu-ruh dunia.

Tetapi sebagaimana hebatnya kita berpikir tentang bagaima-na Allah memimpin dan memberkati gerakan ini dalam penga-turan global, mari kita ingat juga peran yang sangat penting da-ri para anggota gereja dan pendeta dari 75.184 Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh saat itu.

Infrastruktur PraktisLandasan spiritual kita, tentu saja adalah hubungan pribadi

kita dengan Kristus sebagai Batu Karang kita. Persatuan gereja hanya akan ditemukan jika kita semua terhubung dengan Yesus Kristus. Tapi infrastruktur praktis gereja dibangun di atas pe-kerjaan pendeta, mereka yang terlibat dalam penjangkauan penginjilan yang dinamis, memelihara anggota gereja, dan ber-bagi Firman Tuhan dalam ibadah setiap hari Sabat. Mereka menginspirasikan anggota untuk membagikan iman mereka dan kedatangan Kristus yang tak lama lagi, dan terlibat dalam pekerjaan yang sangat penting sebagai pelatih misionaris kepa-da seluruh anggota gereja.

Kita perlu mendukung, menghormati, dan mendorong para pendeta kita di seluruh dunia, banyak di antaranya yang ber-tanggung jawab atas distrik yang sangat besar yang mencakup sejumlah gereja dan ribuan anggota gereja. Dalam hal ini pen-deta harus bergantung sepenuhnya pada Roh Kudus dan kepa-da para pemimpin gereja setempat. Sangat penting bagi kita un-tuk menghormati pendeta dalam fungsinya untuk melatih para pekerja gereja untuk penjangkauan penginjilan yang lebih efek-tif.

Kita DipanggilSebagaimana kita menghormati dan berdoa bagi para pen-

deta, mari kita meminta Tuhan untuk membantu kita ma-sing-masing, apakah kita berada di gereja-gereja kecil di pedesa-an, atau di gereja di kota-kota besar, untuk mendukung para pendeta dengan meringankan beban mereka.

Allah telah memanggil masing-masing kita, termasuk saya, karena saya adalah juga anggota dari sebuah gereja, untuk men-jangkau ladang misi di sekitar kita: Masyarakat setempat di ma-na kita berada, tetangga, dan teman yang kita kenal, melayani kebutuhan mereka, dan berbagi pesan Alkitab yang istimewa yang diberikan Tuhan kepada kita. Sebagai anggota gereja, kita telah dipanggil untuk melakukan pekerjaan ini dan seharusnya tidak hanya mengandalkan pendeta untuk melakukannya. Salah satu cara terbaik untuk mendukung para pendeta kita adalah dengan mengatakan, “Pendeta, suruhlah saya untuk bekerja.”

Berdoalah untuk para pendeta kita. Berdoalah agar Tuhan akan menempatkan pagar perlindungan di sekitar mereka dan

keluarga mereka. Berdoa agar mereka akan sepenuhnya dan benar-benar terfokus sepenuhnya pada Firman Tuhan, karena akan tiba waktunya otoritas Alkitab diserang. Pekabaran yang dibawakan dari mimbar kita harus berisi kejelasan Alkitab bu-kan materi falsafah, psikologi, dan budaya.

Nasihat bagi Para PendetaPara pendeta, salah satu dari peran Anda yang terpenting

adalah untuk melatih dan meluncurkan anggota gereja dalam pekerjaan penginjilan misionaris sehingga Anda dapat bebas untuk merencanakan bagaimana untuk memperbesar perbatas-an kerajaan Allah.

Tentu saja, ini bukanlah hal yang baru. Kita telah mende-ngar, “Para pendeta jangan melakukan pekerjaan yang seharus-nya dilakukan oleh orang awam, sehingga melelahkan diri me-reka sendiri dan mencegah orang lain melakukan tugasnya. Me-reka harus mengajar anggota bagaimana bekerja di gereja dan masyarakat, untuk membangun gereja, untuk membuat perte-muan doa yang menarik, dan untuk melatih kemampuan para misionaris muda. Para anggota gereja harus bekerja sama secara aktif dengan para pendeta, menjadikan suatu bagian dari tem-pat di sekitar mereka sebagai ladang pekerjaan misionaris.“1

Lima belas tahun setelah rapat General Conference pada ta-hun 1901, Ellen White memberikan nasihat bagi para pendeta:

“Siapakah yang dapat merasakan beban bagi jiwa yang tidak dapat menerima kebenaran sampai beban itu dibawakan kepa-da mereka? Para pendeta kita memiliki peran penting bagi gere-ja-gereja, seolah-olah malaikat kemurahan tidak melakukan upaya untuk menyelamatkan jiwa. Allah menuntut tanggung ja-wab para pendeta atas jiwa yang masih berada di dalam kege-lapan.... Dirikan jemaat Anda dengan pemahaman bahwa mere-ka tidak perlu mengharapkan pendeta untuk menunggu mere-ka dan untuk menyuapi mereka terus-menerus. Mereka memi-liki kebenaran; mereka tahu apa itu kebenaran.... Mereka harus berakar dan berdiri di dalam iman.“2

Seruan NyaringPesan yang kuat Paulus berikan bagi kita di dalam 2 Timoti-

us 4 yang menjadi seruan nyaring bagi kita: “Beritakanlah fir-man, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya“ (ayat 2), se-hingga kita dapat mengatakan bersama dengan Paulus, “Aku te-lah mengakhiri pertandingan yang baik”(ayat 7).

Yesus berkata, “Gembalakanlah domba-domba-Ku” (Yoha-

Oleh Ted N. C. WilsonBekerjaBersamaPanggilan khusus bagi para pendeta dan anggota

8 Adventist World | 04 - 2015

Page 9: April 2015 indonesian

nes 21:17). Untuk melakukannya, kita perlu mengenal Allah dan memiliki hubungan sehari-hari dengan-Nya. Rajin belajar Firman Tuhan dan Roh Nubuat. Jadilah seorang penasihat yang kuat dalam doa pribadi dan kelompok. “Percayalah kepada TU-HAN, Allahmu, dan kamu akan tetap teguh! Percayalah kepada nabi-nabi-Nya, dan kamu akan berhasil!” (2 Taw. 20:20).

Para pendeta, kita dipanggil untuk menjadi hamba-hamba Allah yang berkenan kepada Allah. Dalam Yeremia 3:15 Tuhan berkata, “ Aku akan mengangkat bagimu gembala-gembala yang sesuai dengan hati-Ku; mereka akan menggembalakan ka-mu dengan pengetahuan dan pengertian.” Roh Kudus akan me-nolong Anda untuk dapat membedakan kebutuhan orang yang sebenarnya.

Mari kita mengikuti teladan Kristus dan mencari jiwa-jiwa. Kita telah dipanggil oleh Allah untuk suatu pekerjaan khusus yang hanya dapat dilakukan jika kita bekerja sama dengan surga dalam pekerjaan mulia yang dipercayakan kepada kita, dengan demikian, ini adalah suatu usaha yang dilakukan bersama-sama dengan surga.

Allah ingin agar kita melakukan yang terbaik. Rasul Paulus menulis, “Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manu-sia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima ba-gian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya. “(Kolose 3:23, 24).

Jadilah Seorang HambaKarya nyata yang ditunjukkan seorang pendeta adalah de-

ngan menjadi seorang hamba, seseorang yang memberi terus-menerus. Untuk menjadi seorang hamba yang nyata, kita harus dekat dengan Tuhan dan menyerahkan hidup kita setiap hari kepada-Nya.

Paulus berbagi konsep ini dalam cara yang dinamis dalam Efesus 4:1-6. Dia mulai dengan menyebut dirinya sebagai “di-penjarakan karena Tuhan,” dan meminta kita “supaya hidupmu

sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.” Ayat 2 dan 3 memberitahu kita bahwa kita di-panggil “selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjuk-kanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Dan berusahalah memelihara Roh oleh ikatan damai sejahtera.” Kita harus de-ngan menunjukkan kasih kepada orang lain dalam ikatan per-damaian dalam praktik nyata.

Ruang Lingkup Persatuan yang Lebih BesarPaulus kemudian membantu kita memahami ruang lingkup

yang lebih besar dari kesatuan. Sesuatu yang lebih besar dari ke-yakinan kita, pribadi kita sendiri dengan mengangkat kita ke pengadilan surgawi dan dengan tema-tema kekal yang dicipta-kan oleh Allah sendiri. Efesus 4:4-6 mendengungkan kata-kata yang mulia: “Satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu te-lah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.”

Sebagai seorang pendeta, pastikan bahwa Anda mendengar-kan suara Roh Kudus yang memimpin Anda ke dalam persatu-an sejati yang hanya dapat terwujud jika Anda menjadi satu de-ngan Tuhan dalam kehidupan, kesaksian, pemeliharaan, pela-tihan, dan bekerja untuk memelihara kerohanian orang lain. “Mereka yang memperoleh hasil yang terbesar adalah orang yang bergantung sepenuhnya kepada Lengan Yang Mahakua-sa.“3

Luangkan Waktu bagi Orang LainJadilah administrator yang baik dan luangkan waktu untuk

mengunjungi anggota gereja Anda dan kenalilah mereka. Tuhan menghabiskan waktu untuk mengenal orang. Dia makan bersa-ma mereka, berbicara kepada mereka, mendengarkan permasa-lahan mereka, dan bersimpati terhadap mereka. Anda mungkin bukanlah seorang pembicara atau pendeta terbaik, tetapi jika Anda mengunjungi anggota gereja Anda dan mendorong mere-ka secara rohani, mereka akan mencintai Anda!

Tetap dekat dengan pasangan dan keluarga Anda. Biarkan hubungan keluarga Anda menjadi contoh kepada dunia tentang apa artinya untuk menjadikan Kristus sebagai kepala keluarga dan gereja melalui Anda sebagai pemimpin rohani di dalam ke-luarga dan gereja. Biarkan anak-anak Anda tahu bahwa Anda mencintai dan menghargai mereka. Biarkan kehidupan keluar-ga Anda juga menunjukkan tanda-tanda tatanan surgawi dan pelayanan Kristiani. Jadilah pemimpin yang menunjukkan ke-pada orang bagaimana untuk bergantung sepenuhnya pada Tu-han dalam setiap kebutuhan, dan menjadi seorang pelayan yang setia akan diberkati oleh surga di luar apa yang kita bayangkan.

Pada 3 Yohanes 2 kita membaca, “Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja da-lam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja.” Kese-hatan jasmani dan rohani kita saling terkait, dan kita harus mengikuti hukum alam Allah serta hukum moralnya. Jadilah seorang pendukung pelayanan kesehatan yang aktif dan kom-prehensif, menolong orang yang tinggal di kota-kota dan dae-rah pedesaan untuk dapat menemukan Yesus sebagai sumber kehidupan dan kesehatan.

P H O T O : I P G G U T E N B E R G U k L T D / T H I N k S T O C k 04 - 2015 | Adventist World 9

Page 10: April 2015 indonesian

Menghadapi Masa DepanPara pendeta dan anggota gereja, se-

bagaimana kita menghadapi masa depan, kita akan menghadapi banyak tantangan dan cobaan. Kita mungkin saja diganggu dan diejek. Tetaplah memandang kepada Kristus dan bukan kepada manusia. Allah ingin agar kita memiliki hubungan yang bertumbuh dan stabil bersama-Nya; ini-lah rahasia kekuatan rohani yang sesung-guhnya. Setiap pagi, tempatkan diri Anda di tangan Tuhan, mintalah agar Ia me-mimpin segala sesuatu yang Anda laku-kan. Ketika Anda membiarkan Tuhan memimpin Anda setiap hari, Anda akan menjadi berkat yang besar bagi semua orang yang Anda temui.

Menjadi seseorang yang percaya ke-pada Yesus Kristus bukanlah seperti pe-nonton olahraga; tapi berpartisipasi un-tuk pekerjaan penjangkauan secara aktif. Tidak perlu merasa bersalah karena me-reka tidak pergi dari pintu ke pintu; ada banyak cara (termasuk usaha pintu ke pintu) untuk bersaksi bagi Yesus dengan cara yang aktif. Jika Anda memiliki hu-bungan dengan Kristus, Anda memiliki sesuatu untuk dikatakan; bukan untuk disembunyikan. Dengan cara ini Anda akan mendukung pekerjaan pendeta dan seluruh pergerakan Advent.

Ingatlah juga bahwa pendeta Anda membutuhkan waktu untuk keluarganya, dan tidak selalu untuk Anda. Peliharalah agar iman Anda kuat di dalam Tuhan. Ye-sus akan segera datang. Jika kita tetap se-tia kepada-Nya dan kepada firman-Nya, Dia akan memberi undangan yang indah kepada kita, “Mari, hai kamu yang diber-kati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan” (Mat. 25:34). n1 Ellen G. White, dalam Review and Herald, 12 Okt. 1886.2 Ellen G. White, Pastoral Ministry (Silver Spring, Md.: General Conference of Seventh-day Adventists, 1995), hlm. 100.3 Ellen G. White, Alfa dan Omega (Bandung: Indonesia Publishing House, 1999), jld. 2, hlm. 116.

P A N O R A M A S E D U N I A

Pada tahun 1978 Ibu Victoria pindah ke Oyarifa, Ghana. Dia tidak menunggu lama sebelum ia mulai mengetuk pintu, menawarkan pelajaran Alkitab. Dengan perasaan yang antusias tentang Yesus, ia ingin memulai sebuah gereja Advent di lingkungan-nya.

Tapi ada penyabot dalam perjalanannya. Ke mana saja ia pergi, ada seorang pria yang mengikutinya dengan sepeda. Pria itu memperhatikan apa yang dilakukannya, dan setelah Ibu Victoria berbicara dengan orang di rumah mereka, dia mengatakan kepada mereka bahwa Ibu Victoria adalah seorang pembohong. “Jangan percaya padanya!” Katanya kepada keluarga demi keluarga.

Tetapi Ibu Victoria terus berdoa dan mengadu kepada Kristus.Setelah berbulan-bulan, ada dua jiwa yang menyerahkan diri untuk dibaptis.

Mereka bergabung dengan Ibu Victoria untuk beribadah di dalam rumah kecilnya. Beberapa tahun kemudian ada tujuh orang yang terkumpul dan tekun beribadah. Bersama-sama mereka membangun empat dinding lumpur dengan lalang yang diikat untuk atapnya: Itulah gereja pertama mereka! Mereka berterima kasih atas tempat itu, tetapi mereka terus meminta agar Tuhan memberikan tempat yang lebih baik, tempat yang lebih bermartabat untuk mengundang orang lain.

Kemudian selama satu tahun hujan deras datang dan merembes melalui atap rumput, merendam dinding, dan membuat seluruh bangunan gereja meleleh menjadi tumpukan lumpur.

Ibu Victoria terus berdoa dan terus membagikan mengenai kesukaannya: Yesus. Dia telah menjadi seorang misionaris bagi tetangga terdekatnya, tapi juga mencerita-kan Allah dari kota ke kota, membagikan perlengkapan memasak secara gratis.

Kemudian, setelah 35 tahun pindah ke Oyarifa, Ibu Victoria menerima kabar bah-wa Maranatha Volunteers International berkunjung untuk membangun sebuah gereja untuk jemaatnya! Segera tim tiba dan memasang fondasi gereja dengan begitu cepat sehingga dia hampir tidak bisa percaya! Doanya selama 35 tahun dijawab hanya da-lam satu hari singkat.

ASI dan Maranatha Volunteers International membayai dan memfasilitasi proyek One-Day Church dan One-Day School. Sejak 2009 lebih dari 1.600 bangunan One-Day telah dibangun di seluruh dunia. Carrie Purkeypile adalah perencana proyek bagi Maranatha Volunteers International.

Ted N. C. Wilson adalah Ketua Gereja Masehi Advent Hati Ketujuh General Conference.

PH

OT

OS

:

MA

RA

NA

TH

A

vO

LU

NT

EE

RS

I

NT

ER

NA

TI

ON

AL

SebuahOne -Day ChurchDoa 35 Tahun Oleh Carrie Purkeypile

Kiri: PENANAM GEREJA: Selama 35 tahun Ibu Victoria menceritakan Yesus kepada teman-teman dan tetangganya.Kanan: SABAT PERESMIAN: Sebuah bangunan baru di Oyarifa menyaksikan saksi Kristen yang setia dan jawaban Tuhan atas doa-doa.

10 Adventist World | 04 - 2015

Page 11: April 2015 indonesian

Oleh Peter N. Landless dan Allan R. Handysides

Peter N. Landless, seorang ahli kardiologi nuklir, adalah Direktur Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference.

Allan R. Handysides, seorang ahli ginekologi, baru pensiun, sebelumnya adalah Direktur Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference.

Gigitan atau sengatan serangga da-pat menyebabkan berbagai reaksi berat, tapi kelompok serangga

yang disebut Hymenoptera merupakan salah satu yang lebih serius. Tiga keluar-ga Hymenoptera sering menyebabkan re-aksi alergi: Ini adalah Apidae (lebah ma-du dan lebah besar), Vespidae (tawon, le-bah, dan bertanda kuning), dan Formici-dae (semut api).

Hanya Hymenoptera betina yang me-nyengat, dan biasanya hanya sebagai me-kanisme pertahanan ketika ia merasa terancam. Racunnya berisi amina dan ki-nin, bahan kimia yang membuat kita merasa sakit, bengkak, dan gatal-gatal di lokasi sengatan. Lebah madu meninggal-kan stinger (alat penyegat) pada korban, namun meskipun dapat dihapus oleh ge-sekan dengan kuku, penghapusan tidak mengurangi reaksi. Hal ini karena racun biasanya habis dalam waktu 20 sampai 30 detik, atau pada saat stinger akan di-hapus. Kehadiran reaksi lokal yang kuat tidak mengakibatkan reaksi demam (sistemik), yang kondisi beratnya lebih dikenal sebagai anafilaksis. Setelah seseo-rang memiliki reaksi sistemik dengan manifestasi alergi yang kuat, maka seseo-rang dapat mengantisipasi dan siap un-tuk reaksi utama dengan sengatan beri-kutnya. Reaksi tersebut biasanya sangat cepat, meskipun sesekali dapat tertunda.

Siapa saja korban yang telah memi-liki reaksi yang serius harus dirujuk ke ahli alergi/imunologi dan diperiksa anti-bodi racun IgE tertentu. Antibodi ini se-cara khusus berkaitan dengan reaksi alergi dari berbagai tingkatan. Perlu di-pertimbangkan apakah pasien harus di-

lima sampai 15 menit. Kebanyakan pasi-en akan membutuhkan hanya satu kali injeksi, tetapi transportasi cepat untuk mendapatkan perawatan medis sangat-lah penting. Antihistamin juga memban-tu menangkis gejala yang dapat ditim-bulkannya. Sangatlah penting untuk me-lakukan observasi setidaknya selama 12 jam menyediakan perlengkapan untuk menangani gejala yang dapat terulang.

Baik orang dewasa maupun anak-anak dengan riwayat anafilaksis harus memperoleh auto-injektor epinefrin. Perhatikan untuk menghindari daerah berisiko sangatlah penting bagi pasien tersebut, dan mungkin lebih bijaksana untuk memiliki lebih dari satu auto-in-jektor yang dapat tersedia setiap saat.

Pesan yang harus diperhatikan ada-lah bahwa perbedaan antara reaksi lokal (nyeri, pembengkakan, kemerahan di se-kitar daerah sengatan) dan reaksi sistemik (pembengkakan jaringan di tenggorokan, kesulitan pernapasan, atau kolaps) harus diketahui dengan jelas, ka-rena reaksi sistemik adalah yang paling berbahaya. n

desensitization, yang mungkin memerlu-kan sekitar tiga tahun paparan berulang terhadap antigen tertentu agar pengo-batan berhasil.

Insiden kematian akibat sengatan le-bah bervariasi di seluruh dunia, dari yang paling sedikit yaitu dua per tahun di Swedia menjadi sekitar 40 di Amerika Serikat. Lebah madu memiliki urutan serangga Hymenoptera sebagai penyebab yang paling umum. Lebah yang disebut sebagai lebah pembunuh tidak lebih ber-bisa melainkan lebih agresif dalam me-nyerang kadang-kadang dengan berge-rombol. Jika ini terjadi, zat beracun (poisonous)–seperti untuk melawan re-aksi alergi reaksi dapat terjadi.

Biasanya reaksi lokal sementara membutuhkan sedikit perawatan selain kompres dingin, es, atau anestesi lokal/topikal dan krim kortikosteroid. Jarang sekali antibiotik diperlukan, dan mun-culnya goresan merah pada awal me-nunjukkan reaksi racun dan bukan reak-si infeksi.

Reaksi sistemik jauh lebih serius dan memerlukan perhatian medis yang ce-pat. Sumbatan jalur napas bagian atas dan kolaps kardiovaskular dapat mengancam jiwa. Injeksi langsung epine-frin (adrenalin) ke dalam otot perte-ngahan paha harus dilakukan dengan menggunakan EpiPen, atau dosis 0,5 mi-ligram untuk orang dewasa dan 0,3 mili-gram untuk anak-anak. Tidak ada kon-traindikasi untuk penggunaan adrena-lin/epinefrin; bilamana anafilaksis terja-di, ini dapat dipakai sebagai penyelamat.

Jika gejalanya tidak berkurang, dosis yang sama dapat diulangi dalam interval

Sengatan Lebah

Cucu saya disengat tawon atau lebah—saya tidak yakin yang mana—dan dia mem-peroleh reaksi buruk. Tangannya membengkak, dan tampak ada cukup banyak ke-merahan. Apakah menurut Anda ia berisiko terhadap anafilaksis?

P H O T O : Y A N N B O I x

K E S E H A T A N S E D U N I A

04 - 2015 | Adventist World 11

Page 12: April 2015 indonesian

R E N U N G A N

“Dan ada di situ banyak perempuan yang melihat dari ja-uh, yaitu perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus dari Galilea untuk melayani Dia. Di antara mereka terdapat Ma-ria Magdalena, dan Maria ibu Yakobus dan Yusuf, dan ibu anak-anak Zebedeus” (Mat. 27:55, 56).

Mengapa engkau melihat dari jauh? Apakah engkau takut untuk terlibat? Apakah terlalu besar risiko yang diambil? Saya rasa saya tahu bagaimana rasanya menonton dari kejauhan. Sa-ya bertumbuh sampai dewasa dalam keluarga Advent. Saya te-lah menjadi pengikut Yesus selama ini, namun tampaknya sei-ring dengan berjalannya waktu semakin jauh jarak bertambah. Berada dekat dengan Yesus adalah suatu kerja keras, di samping kenyataan yang berbahaya. Tidak, saya tidak pernah harus ber-hadapan dengan ancaman salib, tapi adalah begitu mudah un-tuk tergelincir di dalam rutinitas, untuk berjalan dengan Yesus dengan autopilot, dan kemudian mengatur jarak.

“Menjelang malam datanglah seorang kaya, orang Arima-tea, yang bernama Yusuf dan yang telah menjadi murid Yesus juga. Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Pilatus memerintahkan untuk menyerahkannya kepadanya. Dan Yusuf pun mengambil mayat itu, mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih, lalu membaringkannya di da-lam kuburnya yang baru, yang digalinya di dalam bukit batu,

dan sesudah menggulingkan sebuah batu besar ke pintu ku-bur itu, pergilah ia” (ayat 57-60).

Tiba-tiba saja Anda masuk ke dalam kisah ini. Anda meng-alami suatu kisah yang tak terduga, dan tampak gelap seolah-olah tidak ada harapan. Semua murid, mereka paling intim de-ngan Yesus, bersembunyi dalam ketakutan, dan di sinilah Anda merasa ingin melangkah keluar dari bayang-bayang. Menying-kirkan seluruh rahasia kehidupan Anda, Anda melangkah maju dan berani meminta mayat Yesus. Anda memilih Yesus pada sa-at ketika ia tidak bisa memberikan apa-apa. Tapi Anda mena-warkan sesuatu kepada-Nya: Kuburan baru milik Anda. Apakah yang terjadi jika dengan memilih Yesus artinya Anda menjauh dari kelompok sahabat kita? Bagaimanakah jika kita tidak bisa melihat kembali pada pilihan untuk mengikuti-Nya? Apakah kita mengikuti-Nya untuk mendapatkan apa yang dapat kita peroleh, atau untuk memberikan apa yang bisa kita berikan?

“Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datang-lah imam-imam kepala dan orang-orang Farisi bersama-sa-ma menghadap Pilatus, dan mereka berkata: ‘Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidup-Nya berkata: Se-sudah tiga hari Aku akan bangkit’”(ayat 62, 63).

Ingatkah Anda? Sungguh aneh bahwa murid-murid-Nya tampaknya memiliki penyakit amnesia tentang hal ini, mes-

Jadi Anda Juga Berada

Percakapan di sekitar salibdi sana

Oleh Chantal J. Klingbeil

12 Adventist World | 04 - 2015

Page 13: April 2015 indonesian

kipun Yesus telah mempersiapkan mereka untuk kejadian ini sebelumnya. Kita tahu bahwa kita telah menghubungkan ti-tik-titik, tapi itu tidak ada manfaatnya jika hati kita tetap bersikeras. Kita pikir kitalah yang benar, yang membela ke-benaran, padahal kita baru saja membunuh Manusia yang sebenarnya adalah Allah!

Sungguh... sebenarnya saya mengetahui ada banyak kecu-rangan. Saya kira melalui Alkitab, saya dapat membuktikan bahwa Sabat adalah hari Sabtu dan saya tahu tentang bait su-ci dan keadaan mati manusia, tapi semua pengetahuan ini ti-dak akan ada gunanya jika saya tidak belajar untuk mengeta-hui Guru secara pribadi. Tanpa hubungan dengan Yesus saya dapat terbangun pada suatu pagi dan menemukan bahwa sa-ya telah melawan Allah selama ini.

“Kata Pilatus kepada mereka: ‘Ini penjaga-penjaga bagi-mu, pergi dan jagalah kubur itu sebaik-baiknya.’ Maka pergi-lah mereka dan dengan bantuan penjaga-penjaga itu mereka memeterai kubur itu dan menjaganya”(ayat 65, 66).

Ayolah, Pilatus! Apakah engkau benar-benar berpikir bahwa segel pada makam dan penjaga akan melakukan sesuatu? Eng-kau tidak tahu dengan siapa kau sedang berurusan. Dia bukan hanya Raja orang Yahudi. Dia yang menciptakan bintang dan membentuk seluruh galaksi.

Setelah saya pikir-pikir, mungkin saya tidak boleh terlalu ke-ras pada Pilatus. Saya rasa saya memiliki potongan-potongan yang lebih dari sekadar teka-teki sejarah dan gambaran yang le-bih jelas dari Tuhan daripada yang Pilatus ketahui, akan tetapi saya sering menemukan diri saya memperlakukan Allah seolah-olah Ia yang sangat kecil. Dalam doa, saya menemukan diri saya memberitahu Dia apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Mungkin sudah waktunya saya berhenti berusa-ha untuk membatasi, memanipulasi, atau mendikte Tuhan dan bukan membiarkan Pencipta saya untuk melakukan apa yang terbaik yang akan dilakukan-Nya dengan penuh kasih.

“Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: ‘Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu’” (Mat. 28:5).

Anda takut. Saya kira itu adalah normal. Hampir setiap kali kita sebagai manusia bertemu dengan kekudusan yang kita ta-kuti. Paradoks di mana kita ditarik dari kekudusan dan kemu-dian ditolak olehnya ketika kita menyadari betapa asingnya itu bagi diri kita sebagai manusia. Ini adalah “tarik ulur” di dalam

hati saya, peperangan atas siapa dan ingin menjadi siapa saya ini. Mungkin Anda adalah “perempuan yang ada di makam” yang mencari sesuatu. Anda menyadari bahwa semua harapan hilang kecuali Anda bisa menemukan Yesus.

Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ra-gu. Yesus mendekati mereka dan berkata: ‘Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu per-gilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah me-reka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajar-lah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintah-kan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senan-tiasa sampai kepada akhir zaman’” (ayat 16-20).

Anda melihat Yesus. Namun beberapa dari Anda masih ra-gu. Terkadang saya berpikir bahwa jika saya hanya bisa melihat surga sekilas, melihat sesuatu yang supranatural, memiliki ma-laikat yang mengunjungi saya, maka saya tidak akan pernah ra-gu lagi. Keraguan Anda terhadap murid-murid menunjukkan bahwa melihat bukan berarti percaya. Iman bukanlah tujuan. Ini adalah bagian dari perjalanan. Ini dimulai dengan pilihan untuk percaya kepada Firman Allah dan bergerak untuk maju. Bagi kita semua, bahkan bagi mereka yang telah ragu, terima-lah Yesus sebagaimana firman-Nya, dan berbaliklah.

Saya tidak perlu menunggu gereja saya untuk memulai pro-gram penjangkauan yang saya gemari. Saya tidak perlu bergan-tung pada inisiatif atau kata hati yang merasa bersalah untuk dapat menjadi saksi. Saya tidak perlu berdiri dan mengamati dari kejauhan. Yang saya butuhkan adalah untuk mengklaim janji-Nya bahwa Dia akan selalu menyertai saya, dan itu artinya hari ini dan hari esok. Dengan penuh percaya saya dapat berka-ta, “Yesusku tidak mati. Dia hidup. Lihatlah bagaimana Dia mengubah hidupku. Marilah, aku ingin engkau bertemu de-ngan Yesusku.” n

Chantal J. Klingbeil melayani sebagai As-sociate Director Ellen G. White Estate General Conference. Dia menikah dengan Gerald dan memiliki tiga anak perempuan remaja yang dikasihinya.

Anda Memilih Yesus pada suatu saat ketika tidak ada yang dapat Dia berikan.

04 - 2015 | Adventist World 13

Page 14: April 2015 indonesian

K E P E R C A Y A A N D A S A R

Mereka duduk membentuk lingkaran, menundukkan kepala, berdoa untuk tugas yang terbentang di depan mereka. Setelah mengucapkan “amin” mereka saling

memandang, kemudian berhadapan dengan lembaran yang pe-nuh celah kosong. Setengah dari guru Sekolah Sabat telah mengundurkan diri, Direktur Klub Adventurer sudah tidak ada, dan pasangan yang sebelumnya memimpin pelayanan per-orangan telah pergi.

Daftar nama anggota gereja ada di tangan, panitia pemilih merenungkan siapa yang bersedia untuk mengisi salah satu ce-lah kosong itu. Kemudian mereka mulai membuat panggilan telepon, memohon anggota jemaat untuk mempertimbangkan salah satu jabatan resmi gereja. Semua orang yang mereka hu-bungi setuju bahwa seseorang harus melakukan pekerjaan ini; tetapi sebagaimana yang diketahui oleh panitia pemilih, adalah sangat sulit untuk menemukan mereka yang bersedia mengisi celah kosong itu dengan sungguh-sungguh.

JawabannyaKitab Perjanjian Baru memberikan nasihat tentang bagai-

mana mengisi para pekerja gereja kita sehingga komite panitia pemilih tidak dibiarkan putus asa mencari siapa saja yang ber-sedia untuk mengisi posisi. Bahkan, Tuhan memberi kita cara yang mengagumkan untuk menghindari situasi ini sekaligus ju-ga menganugerahkan karunia rohani kepada anggota gereja.

Karunia rohani adalah kemampuan yang diberikan kepada pengikut Allah oleh Roh Kudus. Karunia ini bisa disebut talen-ta/bakat, tapi sesungguhnya itu jauh lebih dari sekadar talenta. Orang bisa saja memiliki bakat dalam teka-teki silang atau ber-diri dengan satu kaki, tetapi berbagai karunia rohani adalah ke-mampuan khusus yang diberikan kepada setiap orang dengan

maksud agar mereka menggunakannya untuk mendukung dan mengembangkan gereja Tuhan dan melakukan bagian mereka untuk memenuhi tugas mulia.

Semua orang Memiliki KaruniaSetiap anggota gereja Tuhan memiliki karunia rohani, dan

kita diperintahkan untuk menggunakan karunia kita untuk menjadi berkat bagi orang lain. Dalam 1 Petrus 4:10 mengata-kan bahwa, “layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan ka-runia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.” Karunia rohani bukanlah sifat yang dapat kita miliki. Itu datang langsung dari Allah, yang dipilih untuk setiap orang secara khusus oleh-Nya. Allah meng-harapkan kita untuk memelihara karunia itu dan mengguna-kannya untuk tujuannya.

Karunia kita mungkin tidak tetap sama dalam sepanjang hi-dup kita. Jika kita setia melayani dengan satu karunia, Tuhan akan memberkati kita dengan karunia yang lain, seperti halnya hamba yang bijaksana yang menginvestasikan talenta mereka dalam perumpamaan Yesus. Pada beberapa titik dalam hidup, karunia kita dapat benar-benar berubah. Situasi dan kebutuhan masyarakat kita berubah, dan Allah selalu mampu membentuk kita menjadi sesuatu yang sangat berguna dalam memajukan kerajaan-Nya.

Meskipun ada berbagai macam karunia, Roh yang sama bertanggung jawab untuk seluruh karunia. Paulus berkata: “Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pela-yanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya da-lam semua orang. Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.... Tetapi semuanya

Oleh Daisy Hall

Sebuah

bagi

Karunia rohani untuk menyelamatkan

PanitiaPemilih

P A S A L 17JAWABAN

14 Adventist World | 04 - 2015

Page 15: April 2015 indonesian

ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang membe-rikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya” (1 Kor. 12:4-11).

Sama seperti buah Roh, karunia rohani adalah hasil dari Roh Kudus yang bekerja dalam hidup kita. Jika kita telah mene-rima Roh Kudus ke dalam hati kita untuk mengubah kita men-jadi lebih seperti Kristus dan untuk melakukan pekerjaan-Nya, kita juga menerima karunia dari Roh untuk membantu kita menyelesaikan pekerjaan itu. Beberapa karunia rohani yang ter-cantum dalam Kitab Suci meliputi kebijaksanaan, pengetahuan, penyembuhan, nubuat, mengajar, administrasi, memberi, belas kasihan, iman, penginjilan, dan hasil karya tangan, dan itu ha-nya sebagian (1 Kor. 12: 8-10, 28; Rm. 12:6-8; Efesus 4:11; Kel. 31:3). Ada berbagai macam karunia, dan masing-masing karu-nia sangat penting perannya bagi kerajaan Allah.

Menggunakan Karunia AndaAda tempat di dalam pelayanan gereja kita bagi orang de-

ngan segala macam karunia yang menurut Allah dapat menjadi berkat bagi sesama. Beberapa karunia mungkin memiliki apli-kasi yang lebih jelas daripada yang lain. Mereka yang memiliki karunia penyembuhan dapat menjadi pekerja perawat kesehat-an. Mereka dengan karunia untuk mengajar dapat mengguna-kan karunia itu dengan berbagai cara baik di dalam atau di luar gereja Advent. Karunia untuk memberi, belas kasihan, dan iman tidak sesuai dengan pelayanan tertentu; sebaliknya saling mempengaruhi pelayanan dan dapat diterapkan dalam berba-gai konteks yang berbeda. Tidak ada karunia yang lebih besar dari yang lain, dan Allah mengharapkan semua karunia diguna-kan.

Dalam 1 Korintus 12: 12-31 Paulus membandingkan gereja dengan tubuh manusia. Tubuh terdiri dari banyak bagian yang berbeda yang semuanya memiliki peran yang berbeda. Jika be-berapa bagian tidak berfungsi dengan benar, seluruh tubuh menderita. Di gereja, setiap anggota tubuh memainkan peran penting dalam misi yang dipercayakan oleh Yesus. Jika kita mengantisipasi kedatangan Yesus dengan penuh sukacita, kita tidak bisa menyerahkan misi hanya kepada para pendeta, guru, atau pemimpin. “Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman? Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tu-buh, seperti yang dikehendaki-Nya“(ayat 17, 18). Tubuh dalam gereja membutuhkan setiap anggotanya untuk sepenuhnya ber-fungsi dalam menyelesaikan tugas yang diberikan Tuhan.

Karunia rohani merupakan bagian yang sangat penting dari dasar keyakinan kita. Kita sebagai anggota Gereja Masehi Ad-vent Hari Ketujuh percaya bahwa Allah telah memberi kita pe-kerjaan yang harus dilakukan, dan karunia rohani adalah cara-Nya melengkapi kita untuk menunaikan tugas itu. Dengan de-mikian, kita perlu menemukan apa karunia rohani kita, kemu-dian menempatkan karunia itu dengan baik. Dengan cara ber-konsultasi dengan para pemimpin gereja dan dengan Tuhan da-lam doa, setiap anggota jemaat dapat menemukan karunia ro-hani mereka dan mulai bekerja dalam pelayanan mereka. Ke-sempatan untuk mendapatkan suatu peran yang unik dalam ge-reja akan menjadi sesuatu yang membingungkan. Namun, de-ngan memberi kita berbagai karunia ini, Allah telah memung-kinkan kita tidak hanya untuk melakukan pekerjaan ini, tetapi untuk dapat berhasil. Kita dapat mempercayakan kepada-Nya untuk memilih setiap karunia secara pribadi dan dengan tepat. Ketika kita mengerjakannya, kita akan memperoleh hasil lebih banyak untuk kerajaan-Nya daripada apa yang kita bayangkan. n

Pada setiap zaman, Allah mencurahkan karunia rohani kepada semua anggota gereja-Nya agar mereka bekerja dalam pelayanan penuh kasih untuk mendatangkan kebaikan bersama bagi jemaat dan manusia. Dicurahkan melalui Roh Kudus, membagikan kepada setiap anggota sebagaimana yang Dia kehendaki, karunia menyediakan semua kemampuan dan pelayanan yang dibutuhkan oleh gereja dalam memenuhi fungsi yang diurapi. Menurut Alkitab, karunia ini termasuk pelayanan iman, penyembuhan, nubuat, menyatakan, mengajar, administrasi, rekonsiliasi, kasih sayang, dan pelayanan dan amal untuk memberikan bantuan dan dorongan kepada banyak orang. Beberapa anggota dipanggil oleh Allah dan diberkati oleh Roh untuk suatu tujuan yang diakui gereja dalam penggembalaan, penginjilan, kerasulan, dan mengajar khususnya yang dibutuhkan untuk melengkapi anggota untuk melayani, membangun gereja kepada kedewasaan rohani, dan mendorong kesatuan iman dan pengetahuan mengenai Allah. Ketika anggota menggunakan karunia rohani sebagai pelayan setia terhadap berbagai anugerah Allah, gereja dilindungi dari pengaruh destruktif doktrin palsu, tumbuh dengan pertumbuhan yang berasal dari Allah, dan dibangun dalam iman dan kasih. (Roma 12:4-8; 1 Kor. 12:9-11, 27, 28; Efesus 4:8, 11-16; Kisah Para Rasul 6:1-7; 1 Tim. 3:1-13; 1 Petrus. 4:10, 11.)

dan PeLAyANANKARUNIA ROHANI

Karunia rohani bukanlah sifat yang dapat kita MILIKI. Karunia rohani adalah cara Allah MeLeNGKAPI kita menunaikan tugas.

Daisy Hall adalah seorang siswa senior homeschooled (belajar di rumah) Sekolah Menengah Atas, ia tinggal bersama keluarga-nya di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Dia gemar

menulis, mempelajari teori, dan melakukan perjalanan.

04 - 2015 | Adventist World 15

Page 16: April 2015 indonesian

C E R I TA S A M P U L

Sangatlah rumit,” Anda mungkin mendengar seorang petani yang hi-dup pada masa Roma saat orang

Palestina menghela napas ketika ditanya tentang politik dan agama di kotanya. Selain perjuangan sehari-hari untuk ber-tahan hidup, orang Palestina yang hidup pada abad pertama tarikh masehi harus bersaing dengan penindasan penjajah Romawi, para pemimpin setempat putus asa karena kurangnya kekuatan, partai-partai nasional pun siap untuk memulai pemberontakan yang dilakukan keesok-annya, dan juga berbagai permasalahan agama. Agama memainkan peran utama dan terlibat dalam segala hal. Agama mempengaruhi gaya berpakaian; mem-pengaruhi apa, kapan, dan cara makan seseorang; cara melakukan hubungan dengan orang lain; dan bahkan memikir-kan apa yang harus ditanam di ladang seseorang.

“Sangatlah rumit” adalah kalimat yang sering diulang-ulang dalam kehi-dupan sehari-hari di Romawi yang di-kuasai Palestina, ketika Yesus lahir setelah ”genap waktunya” (Gal. 4: 4). “Sangatlah rumit” menandai interaksi Yesus dengan kepemimpinan Yahudi, termasuk ahli-ahli Taurat, orang Farisi, dan Saduki. “Sa-ngatlah rumit” juga terdengar akrab bagi orang yang hidup di abad kedua puluh satu, terlepas dari di mana Anda tinggal. Apakah di Eropa sekular atau di Favela Brasil; entah dalam suasana politik di Washington, D.C., atau dalam gejolak peperangan antara Suriah atau Irak: kita hidup di dalam dunia yang terpecah, di-belah oleh keyakinan agama, politik, atau ekonomi yang mendalam.

Bahkan di dalam gereja kita sendiri, kita dapat melihat peningkatan perpe-cahan, bukannya berkomitmen untuk suatu interaksi dan integrasi sebagaima-na yang Yesus doakan dalam Yohanes 17:21. Singkirkan isu-isu yang panas di-perbincangkan seperti halnya “pengu-rapan perempuan,” “formasi spiritual,” atau “penciptaan, evolusi dan Kejadian 1” dalam percakapan persekutuan ma-kan siang setelah gereja, dan kemung-kinan besar akan menjadi bagian dari diskusi yang serius, terlalu sering menimbulkan kecuriga-an pada orang dengan pen-dapat yang berbeda.

Apa yang Yesus laku-kan dalam menghada-

TENGaHyESuS

K L A I M D I

Di antara Saduki dan Farisi

OlehGerald A. Klingbeil

Page 17: April 2015 indonesian

pi konteks perpecahan seperti ini? Bagai-manakah Ia berhubungan dengan pen-dapat keagamaan orang di “kanan” atau “kiri?” Bagaimana Juruselamat dunia ki-ta (tidak hanya Romawi atau Meditera-nia dunia yang dikenal) berhasil untuk tetap setia dengan prinsip Ilahi yang di-yakini-Nya, namun tetap sepenuhnya terlibat dalam dunia ini?

Yesus dan KonflikKonflik adalah pokok pelayanan Ye-

sus. Bukan berarti Dia hadir untuk itu; tetapi tampaknya kehadiran-Nya menye-babkan orang untuk mengambil sikap. Sebagian orang sangat menentang Bin-tang Kejora dari Nazaret. Yang lainnya hanya tertarik atau hanya menonton konflik yang telah terungkap. Kebanyak-an sifat antagonis Yesus adalah milik lingkaran kepemimpinan Yerusalem. Yo-hanes menyebut mereka “orang-orang Yahudi” (Yohanes 1:19; 2:18; 5:16-18; 6:41; dll); pada kesempatan lain mereka juga diperkenalkan sebagai ahli-ahli Tau-rat, orangtua, atau penguasa (Matius 9:3; 16:21; Markus 3:22; Lukas 23:35; dll.), atau, lebih khusus, sebagai orang-orang Farisi dan Saduki (Mat. 3: 7; 9:11; 16:1, 12; Markus 12:18, karena ada banyak ke-lompok agama pada masa abad pertama Palestina, lihat keterangan hlm. 18-19).

Konflik juga muncul dalam diri Ye-sus. Beberapa kali kita menemukan bah-wa Dia menegur murid-murid-Nya sen-diri karena mereka berupaya untuk me-mahami dunia mereka, misi Guru mere-ka, tradisi yang membesarkan mereka, dan kemanusiaan diri mereka sendiri (dan akhirnya jatuh). Ingat saja diskusi yang diulang-ulang tentang siapa yang akan menjadi yang terbesar dalam Kera-jaan Allah (Markus 9:34; Lukas 22:24).

Namun, di tengah-tengah konflik, Ye-sus selalu bersedia untuk melibatkan se-mua orang, bahkan mereka yang diang-gap sebagai lawan-Nya. Sebagai contoh, kita dapat lihat ketika Yesus melakukan percakapan yang akrab dengan Nikode-mus di tengah malam, ia adalah seorang Farisi dan salah satu pemimpin Sanhe-drin (Yohanes 3:1). Kita pun dapat meli-hat ketika Yesus berada di rumah Simon, orang Farisi lain, yang mengadakan pesta untuk menghormati-Nya (Lukas 7:36-

50). Ahli agama, Farisi, Saduki, pe-nguasa, dan ahli Taurat tampak-

nya selalu berada di sekitar Ye-sus, mendengarkan penjelas-

an-penjelasan yang diberi-

kan-Nya, memperberdebatkan keyakinan mereka, dengan keras menentang, dan akhirnya, bersekongkol dengan sekuat te-naga untuk membungkam Dia yang ke-pada-Nya mereka tidak dapat menang.

Beberapa kali Yesus merespons pe-rangkap yang dibuat oleh lawan-Nya de-ngan cara yang kreatif dan mengejutkan. Ingat saat rombongan suci dari orang Fa-risi dan Herodian yang ingin tahu apakah “sah untuk membayar pajak kepada Kai-sar, atau tidak” (Matius 22:17; Lihat ayat 15-28)? Mereka pikir mereka akan mem-buat-Nya terpojok, namun respons-Nya yang tak terduga membuat mereka ka-gum dan membuat mereka meremas-re-mas tangan mereka dengan penuh frus-trasi.

Salah satu alasan mengapa Yesus membuat para pemimpin Yahudi diliputi begitu banyak kesedihan adalah karena Ia tidak dapat dijebak dengan mudah di be-berapa titik dalam masa spektrum teolo-gi-Nya. Satu ketika Dia “membisu” kepa-da orang Saduki saat menanggapi perta-nyaan sesat mereka tentang kebangkitan (ayat 23-33); kemudian Dia menavigasi dengan piawai suatu pertanyaan yang ru-mit dan halus mengenai “perintah terbe-sar dalam Hukum” (ayat 36) yang diaju-kan oleh orang Farisi. Lagi-lagi ia meno-lak untuk menjawab permintaan kurang iman mereka mengenai tanda mukjizat (Mat 12:38-45; 16:1-4),1 namun pada ke-sempatan lain melibatkan mereka secara langsung dalam diskusi (Mat. 22:41-46).

Injil Matius adalah yang paling leng-kap menceritakan interaksi terpenting antara Yesus dengan orang Farisi, ahli Taurat, dan ahli agama. Dalam rangkaian tujuh “celaka” Yesus menyesalkan ke-banggaan spiritual dan kebutaan lawan-Nya (Mat. 23).

Dalam budaya Ibrani celaka menun-jukkan pernyataan berkabung dan kema-tian yang segera (atau baru) terjadi. Ha-nya dengan membaca kalimat itu tanpa mendengar nada suara-Nya, kita dapat memiliki kesimpulan bahwa ini adalah perkataan marah dari Yesus. Padahal kita tahu bahwa misi Yesus pada saat itu bu-kanlah untuk pembalasan, amarah, atau kekesalan; sebaliknya, teguran-Nya ini di-tandai dengan semangat kasih sayang dan permohonan-Nya agar mereka kem-bali. “Belas kasihan Ilahi kelihatan pada wajah Anak Allah,” tulis Ellen White, “ke-tika Ia menatapi bait suci dan kemudian pada para pendengar-Nya. Dalam suara yang tertahan-tahan oleh dukacita yang

dalam dan air mata kepahitan Ia berseru, ‘Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi, dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus ke-padamu! Berkali-kali Aku rindu me-ngumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya,...?’ Itulah ucapan perpisahan yang sukar dipahami dari kasih Ilahi yang panjang sabar.“2

Mengklaim bahwa Yesus adalah pusat di mana Allah berinteraksi dengan orang yang ada di sekitar-Nya tidak dipandu oleh “kebenaran politik” atau peluang strategis. Sebaliknya, didorong oleh “ka-sih yang tidak akan membiarkan aku pergi (love that will not let me go),” seba-gaimana yang ditulis oleh pendeta abad ke-19 di Skotlandia yang bernama George Matheson. Dia tahu bahwa diri-Nya berada di tengah kehendak Allah. Hal inilah yang menarik orang kepada-Nya. Yesus benar-benar berbeda: Dia ber-bicara dengan berbeda; teologinya mu-dah untuk dimengerti dan bagaikan jenis garam dan tanah yang dapat dihargai se-tiap orang; Kerendahan hatinya adalah teladan; upaya-Nya untuk meringankan penderitaan tampak tak kenal lelah.

Bertahan saja, Anda mungkin berkata, tidakkah Anda mencatat setiap saat ketika terjadi konflik dalam kehidupan Yesus, dan sekarang Anda menyatakan bahwa, meskipun konflik tampaknya konstan, tapi Ia berhasil menjangkau dunia-Nya? Ya—dan sekali lagi ya. Sementara Yesus tidak mengelak akibat konflik, terutama kon-flik teologi, Dia melakukan pertarungan-Nya dengan hati-hati, dan Dia tidak per-nah jatuh ke dalam perangkap yang di-buat oleh orang itu dengan rapi. Anda mengetahui, mereka yang menyebut diri-nya “liberal,” “konservatif,” “ultrakonser-vatif,” “arus utama,” atau “tidak peduli.” Apakah itu Farisi atau Saduki, kaya atau miskin, berpendidikan atau buta huruf, Yesus memandang kepada diri seseorang, bukan teologinya. Namun Dia tidak per-nah goyah pada kebenaran dan prinsip-prinsip Ilahi yang dimiliki-Nya.

Setahun yang lalu saya menghabiskan musim panas dengan membaca Injil. Pa-da masa liburan; Saya mempunyai lebih banyak waktu bersama firman daripada saat bekerja di kantor redaksi yang sibuk, dan merasa tertarik dengan bagaimana Yesus terlibat dengan para ahli agama dan pemimpin selama masa kehidupan-Nya di dunia. Enam prinsip penting

I L L U S T R A T I O N B Y J E f f D E v E R A N D B R E T T M E L I T I 04 - 2015 | Adventist World 17

Page 18: April 2015 indonesian

muncul ketika saya mengikuti Yesus me-lalui buku Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes.

1 Yesus tidak pernah memihak—gantinya, Dia gunakan Kitab Suci. Se-mentara orang Farisi difokuskan pada Taurat, kemurnian upacara dan seluk-be-luk hukum yang berkaitan dengan adas manis dan jintan (Mat. 23:23), dalam sisi spektrum teologi yang lain, orang Saduki mengabaikan Firman karena mereka me-ragukan inspirasinya. Pemikiran Helenis-tikal mereka tidak menyukai primitif lite-ral dari lawan teologi mereka. Dengan je-las Yesus mengidentifikasikan hal ini keti-ka Dia menyimpulkan dilema orang Sa-duki sebagai “kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah” (Markus 12:24). Ketika kita memikirkan Yesus, tentu kita akan mendengar kepada-Nya yang terus mengutip dan melibatkan se-luruh Kitab Suci.2 Yesus berfokus pada misi-Nya,

misi Allah, dan tidak teralihkan oleh permainan kekuasaan dan perdebatan teologi. Setelah menyembuhkan ibu mertua Simon, dan banyak orang lain, Yesus berdoa di tempat yang tenang (Markus 1:29-39). Para murid masih ter-

pesona dengan apa yang mereka li-hat hari sebelumnya. Ini adalah sa-at di mana dampak yang mereka lakukan semakin kuat di Kaperna-um. Semua orang mencari Yesus. Namun, bukannya semakin mem-perkuat, Yesus malah berpindah un-tuk suatu misi jauh lebih besar dari-pada Kapernaum. “Marilah kita pergi ke tempat lain,” kata Yesus kepada Petrus, “supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang” (Markus 1:38). Entah bagaimana, tam-paknya fokus misi berjalan jauh untuk mengatasi kebuntuan teologi.3 Yesus gunakan semua orang ,

bahkan musuh-musuh-Nya. Kita sudah mengetahui bahwa kasih-Nya bagi se-mua orang dinyatakan melalui tindakan. Berikut ini adalah contoh besar lainnya. Kita dapat menemukan cerita dalam Ma-tius 19:16-24: Seorang penguasa yang melemparkan pertanyaan yang sulit ke-pada Yesus: “Apakah yang harus aku la-kukan agar memiliki hidup yang kekal?”

Saya yakin semua orang mengetahui kisah yang satu ini. Yesus menyoroti hu-kum kedua dari Sepuluh Hukum, perin-tah-perintah yang mengatur hubungan manusia. “Semua ini telah aku lakukan

sejak masa mudaku,” jawabnya. Yesus ti-dak pernah mempertanyakan pernyataan ini, tetapi menempatkan jari-Nya tepat di tempat yang sakit: “Juallah segala sesuatu yang kau miliki....” Anda pasti tahu kisah selanjutnya. Pemuda itu berpaling de-ngan sedih karena ia memiliki harta yang besar. Yesus tidak berpaling; Dia meman-dang pemuda—dengan sedih dan penuh kasih.4 Yesus mengakui pentingnya apa

yang dinubuatkan. Dia datang tepat waktu; Ia melayani tepat waktu; dan Dia mati tepat waktu (lih. Dan 9:24-27). Da-lam khotbah-Nya, Yesus mengidentifika-si rencana Allah yang diberitakan oleh para nabi zaman dahulu. Setelah pemen-

Abad pertama T.M. Palestina membual berbagai kelompok aga-ma dan sekte. Kita mengetahui Alkitab; beberapa kelompok tidak disebutkan dalam ayat Alkitab tetapi diketahui dari sumber di luar Alkitab (seperti sejarawan Yahudi Josephus, filsuf Yahudi Philo, penulis Romawi, atau teks rabi kemudian hari). Keberadaan mereka menggarisbawahi fakta bahwa kehidupan di Palestina benar-benar kompleks.

FARIsI: Suatu kelompok yang kebanyakan terdiri dari orang awam, bukan imam, kelompok yang berfokus pada penafsiran hu-kum baik yang tertulis maupun lisan. Mereka tertarik pada kemur-nian upacara dan persepuluhan, percaya pada kehidupan setelah kematian dan penghakiman, dan menekankan pengajaran hukum lisan. Seperti semua kelompok Yahudi pada waktu itu, mereka sa-ngat tertarik pada masa depan Israel dan menjanjikan harapan mesianis.

sADuKI: Sebuah kelompok yang lebih kecil dari pemimpin yang kebanyakan adalah orang kaya, sering disebut dengan kelas elit imam. Rupanya mereka sangat Helenis (disebut dan diguna-kan filsafat Yunani), sementara pada saat yang sama mendukung agenda nasionalis. Mereka tidak percaya pada kehidupan setelah kematian yang melibatkan penghakiman atau hukuman dan imbal-

kELOMPOk aGaMadi aBad PErTaMa T.M. PaLESTiNa

Konflik adalah inti

dalam pelayanan

Yesus.

C E R I TA S A M P U L

18 Adventist World | 04 - 2015

Page 19: April 2015 indonesian

jaraan Yohanes, Yesus meninggalkan Na-zaret dan membuat Kapernaum sebagai pusat operasi-Nya. Matius 4:14 menga-takan bahwa Ia melakukan ini untuk memenuhi nubuatan (lih. Yes. 9:1, 2). Ketika Yesus sedang melakukan perjalan-an di luar Palestina, di sepanjang pantai Mediterania di daerah Tirus dan Sidon, ada seorang wanita yang meminta ke-sembuhan bagi putrinya yang sakit se-dang mengikuti-Nya, Dia mengakui bahwa pelayanan-Nya terutama “bagi domba-domba yang hilang dari... Israel“ (Mat. 15:24). Setiap pelayanan-Nya sela-ras dengan nubuatan.5 Jesus berbicara dengan cara

yang berbeda. Entah mengapa, di luar mukjizat dan tanda-tanda yang diberi-kan-Nya, para pengikut Yesus menyadari perbedaan ini. Matius merangkum-Nya seperti ini: “Takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang ber-kuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat” (Matius 7:28, 29). Yesus tidak hanya menggunakan bahasa yang segar dan mudah dimengerti. Dia berbicara dengan otoritas, sesuatu yang dapat dilakukan oleh lawan-Nya. Orang Farisi adalah ahli dalam tradisi hukum lisan; orang Saduki berbicara bahasa Yunani dengan lancar dan mencoba untuk mengasimilisasi bu-

daya Helenistis. Namun Yesus berbicara dengan otoritas yang tidak berkesan res-mi atau yang telah ditunjuk.6 Yesus akhirnya menunjukan ku-

asa Allah. Perkataan-Nya diikuti oleh tindakan. Dia menunjukkan kuasa Allah, dan orang “takjub” (Mat. 12:23; Mrk. 1:27). Alih-alih bagaikan tong kosong, pelayanan penyembuhan Yesus menyen-tuh saraf orang yang mendambakan Tu-han yang eksis untuk mereka: Tuhan yang akan menyentuh dan merangkul ciptaan-Nya dan berjalan dengan mereka di jalan-jalan yang berdebu dan kotor da-ri dunia yang telah (dan masih) mencari kebenaran.

Sangatlah KompleksDapatkah kita belajar dari Guru keti-

ka kita mencoba untuk menjelajahi kom-pleksitas dari gereja kita yang sedang menghadapi pertemuan penting General Conference di San Antonio tahun ini? Maukah kita melakukan sebagaimana Ia melibatkan semua orang dari semua ga-ris dan warna? Fokus Yesus terhadap Fir-man Allah, dalam Firman yang diung-kapkan secara keseluruhan berdasarkan penafsiran, kemampuan-Nya untuk me-lanjutkan pembicaraan dengan semua orang, sungguh menantang saya. Saya cenderung hanya mendengarkan orang-

orang yang saya sukai, dan acuh terhadap orang yang tidak saya sukai.

Fokus-Nya terhadap misi-Nya, misi kita, dan pengakuan terhadap nubuatan adalah yang pertama yang perlu diingat. Akhirnya, ada suatu pertanyaan penting yang dipertanyakan, apakah keterlibatan kita berdasarkan pada otoritas Allah (bu-kan kepada kita) dan disertai dengan ku-asa Allah (atau tidak sama sekali)?

Tidak diragukan lagi: Ini sangat kom-pleks. Tidak diragukan lagi: Kita telah di-sakiti. Namun, kita dipanggil, bersama-sama, untuk bergerak maju dan meng-klaim tempat di mana Yesus berada: Te-pat di dalam kehendak Allah. n

1 Yesus menjanjikan mereka “tanda Yunus” (Lukas 11:29; Mat. 12:39; 16:4).2 Ellen G. White, Alfa dan Omega (Bandung: Indonesia Publishing House, 1999), jld. 2, hlm. 251.

ZeAlot: Kelompok ini secara resmi dibentuk pada tahun 67- 68 T.M. Namun, sikap anti-Romawi mereka dan rasa mesianis terhadap pembebasan dari Romawi dan penindasan aristokrat Ya-hudi sudah hadir selama zaman Yesus. Fanatik lebih terfokus pada politik dan aksi militer daripada bidang teologi, meskipun tindakan mereka berdasarkan pada alasan teologi.

an. Tulisan rabi memberitahu kita bahwa mereka memiliki idealisme kemurnian yang berbeda dari orang Farisi. Mereka menentang tradisi lisan.

essenes: Kelompok ini tidak disebutkan dalam Perjanjian Baru. Beberapa ahli telah menyatakan bahwa kelompok ini tinggal di tepi Laut Mati di Khirbet Qumran, tempat di mana gulungan ter-kenal ditemukan pada tahun 1947, diidentifikasi sebagai Essenes. Mereka memiliki aturan ketat yang pada awal tiga tahun, membagi harta bersama, (mungkin) tidak menikah, kemurnian upacara, pe-kerjaan masyarakat, dan tertarik pada Alkitab dan interpretasinya.

HeRoDIAn: Sebuah kelompok yang bersekutu dengan dinasti Herodes yang aktif secara politik dan teologi yang hampir selaras dengan Saduki.

Gerald A. Klingbeil melayani sebagai Associate Editor Adventist World. Seorang

yang terkadang menjadi Farisi dan Saduki, Gerald bersyukur karena ia menemukan Yesus sebagai pusat.

kELOMPOk aGaMadi aBad PErTaMa T.M. PaLESTiNa

04 - 2015 | Adventist World 19

Page 20: April 2015 indonesian

K E H I D U P A N A D V E N T

Apakah yang dimaksud dengan misi?Kamus Noah Webster mendefi-

nisikan kata “misi” sebagai “yang dikirim atau didelegasikan oleh otoritas, dengan kuasa tertentu untuk melakukan bisnis; komisi; diutus.“1 Istilah teologi Kristen Latin adalah missio Dei,2 membe-ri kita sumber misi. Hal ini menunjukkan bahwa misi dimulai Allah, yang mengi-rimkan misionaris itu sendiri. Mengacu pada bidang misi. Stefan Paas mengata-kan, “kita tidak harus membatasi ‘misi’ ke negara-negara jauh.”3 Dengan kata lain, “misi tidak boleh didefinisikan oleh ala-mat atau lokasi geografis.”4

Agar semua misionaris dapat menjadi sukses di ladang misi, “seorang yang ber-totalitas”—yaitu kepala, hati dan tangan-nya harus dilibatkan. Kita harus berkomitmen penuh kepada Tuhan, me-layani orang lain, dan membagikan kabar untuk mengubah kehidupan, termasuk kehidupan kita sendiri.

KepalaMisi dimulai dari kepala, di mana

otak dan kesadaran kita terletak, dan di mana pemikiran kita berlangsung. Untuk menjadi orang percaya, kita harus mene-rima Yesus dalam pikiran kita.5

Rasul Paulus berkata: “Damai sejahte-ra Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu da-lam Kristus Yesus” (Filipi 4: 7). Kata “se-gala akal” adalah nous, Yunani, yang ber-arti “pikiran.” Kata ini mengacu pada ke-mampuan untuk berpikir, bernalar, me-ngerti, dan memahami. Hal ini juga menggambarkan pikiran sebagai sumber dari segala emosi.

Dalam bahasa Yunani, kata “pikiran” mewakili kekuatan batin seseorang. Ini adalah pusat kontrol manusia.6 Dengan demikian diketahui bahwa kondisi pikir-an adalah apa yang menentukan kondisi hidup seseorang.

Mengomentari pentingnya pikiran, Ellen G. White menulis: “Bila pikiran ma-nusia dihubungkan dengan pikiran Al-lah, yang terbatas dengan yang Tidak Ter-batas, pengaruh pada tubuh dan pikiran dan jiwa tidak ada batasnya. Dalam hu-bungan itu didapati pendidikan yang pa-ling tinggi. Itulah cara Allah sendiri un-tuk memperkembangkan.”7 Ini berarti bahwa sikap positif terhadap Allah akan berdampak dan mempengaruhi pikiran, perasaan, dan cara kita berperilaku atau melakukan sesuatu.

HatiHati adalah “dasar,” atau pusat emosi.

Di sinilah kita dapat merasa dan meng-antisipasi apa yang kita percaya, dan di mana Firman Tuhan mulai melakukan pekerjaan iman. “Iman timbul dari pen-dengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus” (Rm. 10:17). Iman bukan hanya aplikasi mekanik kebenaran; tapi juga mempengaruhi apa yang kita rasakan. Seorang misionaris harus memiliki gai-rah untuk misi. Siegfried H. Horn men-definisikan “hasrat” sebagai “emosi atau keinginan yang kuat.”8 The Cassell Con-cise Dictionary memberikan arti yang mi-rip: “Emosi yang kuat menaklukkan akal budi” dan memerlukan “hasrat antu-sias.”9 Dengan demikian, hasrat adalah “perasaan yang kuat, yang mendorong, yang tak dapat diatasi oleh perasaan atau keyakinan.”10

Bagaimanapun juga adalah sangat penting untuk mengingat bahwa meski-pun iman akan mempengaruhi bagaima-na perasaan seseorang, tetapi perasaan kita seharusnya tidak mempengaruhi iman kita. Ini adalah suatu hal yang ber-beda.

Ketika Rasul Petrus menulis surat ke-pada kaum wanita dalam 1 Petrus 3:4, ia menginstruksikan mereka untuk mem-berikan perhatian khusus pada kata “ma-nusia batiniah”. Kata “batin/heart” adalah kardia (jantung) dalam bahasa Yunani.

Oleh Youssry Guirguis

Meskipun Petrus tidak mengacu pada or-gan yang sebenarnya, organ jantung adalah organ vital serta pusat tubuh. Meskipun jantung tidak terlihat oleh mata biasa, tu-buh manusia tidak bisa hidup tanpanya. Ini memiliki dampak besar pada setiap ba-gian dari tubuh manusia karena memom-pa darah melalui arteri dan kepada sekian banyak mil pembuluh darah. Dengan de-mikian jantung mempengaruhi kemam-puan seseorang untuk hidup dan berfung-si. Petrus memberikan pemahaman yang kuat bagi jiwa manusia kepada para pem-baca.

Demikian pula, orang Mesir kuno per-caya bahwa “setiap firman datang melalui isi hati dan perintah lidah.”11 Sebagaimana yang digunakan oleh bangsa Mesir kuno, kata “hati” memiliki makna kiasan untuk menyebut batin seseorang, yaitu perasaan tinggal dan mendorong tindakan kita. De-ngan kata lain, jika hati seseorang diisi oleh kehidupan Allah, ia akan memompa kehi-dupan ke setiap bagian dari orang tersebut. Oleh karena itu, apa yang berada di dalam hati akan terlihat dari kehidupan dan peri-laku seseorang, dan akan mempengaruhi cara kita berhubungan dengan orang lain.

Jiwa manusia merupakan kekuatan ke-hidupan setiap orang. Sebagaimana yang Ellen White amati: “Masing-masing orang yang dalam hatinya Kristus tinggal, akan menunjukkan kasih-Nya kepada dunia,

Misi menggunakan ketiganya

dan

Kepala,Hati,

Tangan

P H O T O : D U B E M T H O k O z I S I20 Adventist World | 04 - 2015

Page 21: April 2015 indonesian

adalah pekerja bersama-sama dengan Al-lah membawa berkat bagi manusia. Se-mentara ia menerima dari Juruselamat rahmat untuk dibagikan kepada orang la-in, dari dirinya sendiri akan mengalir pa-sang dari kehidupan rohani.“12 Kristus mengatakan bahwa” dari hati timbul pikir-an jahat, pembunuhan, perzinaan, perca-bulan, pencurian, sumpah palsu, hujatan” (Mat. 15:19). Hal-hal seperti inilah yang merusak misi dan persatuan kita.

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh adalah gereja yang berorientasi pada misi. Jadi tidak mengherankan jika Ellen White meminta perhatian gereja untuk tetap ber-satu bukannya terpecah. Dia memperi-ngatkan gereja untuk “berusahalah dengan sungguh-sungguh untuk mencapai persa-tuan. Doakanlah dan kerjakanlah hal itu. Hal itu akan mendatangkan kesehatan ro-hani, meninggikan derajat pemikiran, me-muliakan tabiat, selalu memikirkan surga, menyanggupkan kamu mengalahkan sifat mementingkan diri dan prasangka jahat, dan menjadi pemenang melalui Dia yang mengasihi kamu dan menyerahkan diri-Nya bagi kamu.13

Russell Brownsworth menceritakan ki-sah Lord Nelson dari Inggris ketika ia me-masuki pertempuran penting. Lord Nelson mendengar bahwa ada dua orang perwira-nya yang berselisih, sehingga ia menyebut memanggil dan berkata, “Tuan-tuan, beri-kan padaku tangan kalian.” Kedua perwira itu pun meletakkan tangan mereka di atas tangan sang komandan, dan komandan pun memeras dengan kuat tangan mereka. “Tuan-tuan,” katanya, “ingat, musuh ada di luar sana!”

Ini adalah kisah yang besar mengenai kekuatan atas persatuan dalam tindakan. Supaya kita memiliki kesatuan dalam tin-dakan ketika kita terlibat dalam pekerjaan misi, kita harus menjadi pengikut Kristus dan memberitakan-Nya ke seluruh dunia. Kita harus berakar di dalam Firman Tuhan dan menghabiskan banyak waktu untuk berdoa. Dengan cara ini kita akan memba-wa “khotbah di sepatu” dan membawa ji-wa-jiwa yang hilang kepada Yesus (lihat Matius. 28:19).

TanganTangan melambangkan tindakan. Ki-

ta bekerja, berbicara, dan melayani de-ngan menggunakan tangan kita. Bahkan kita bertarung dengan tangan kita. Kita menggunakan tangan kita untuk menan-datangani kontrak, untuk menggunakan mikroskop, atau memainkan alat musik. Tangan bisa menunjukkan kegembiraan atau kejijikan. Maka, ketika kepala dan hati yang selaras dengan misi Allah, ta-ngan pun akan ikut selaras juga.

Kita tidak boleh berdiam. Kita harus aktif dalam pelayanan masyarakat dan membantu orang lain. Tidak perlu me-nunggu sampai semua kondisi menjadi “benar” ketika kita terlibat dalam pela-yanan. Seorang penerbit dan penulis Amerika yang bernama William A. Feather menjelaskan dengan baik ketika ia berkata: “Kondisi tidak akan pernah tepat. Orang yang menunda suatu tin-dakan/pekerjaan sampai semua kenyata-an tampak menguntungkan, sesungguh-nya mereka tidak melakukan apa-apa.“14

Ellen White juga menekankan ten-tang pentingnya bekerja: “Dalam peker-jaan, kita harus menjadi pekerja bersama dengan Allah. Ia mengaruniakan dunia ini kepada kita dan segala harta yang ter-dapat di dalamnya; akan tetapi kita harus menyesuaikannya kepada kegunaan dan kesenangankita. Ia membuat pohon-po-hon bertumbuh; dan kita mendapat ka-yu untuk membangun rumah. Ia telah menyembunyikan dalam bumi ini emas dan perak, besi dan batu bara; akan teta-pi hanya melalui kerja keras kita dapat memperolehnya.... Tidak ada pria atau wanita yang turun martabatnya hanya oleh melakukan pekerjaan yang jujur. Yang dipandang hina itu adalah kemalas-an dan ketergantungan diri sendiri.”15

Menjaga Semuanya Tetap Seimbang

Kita harus memiliki pemahaman yang seimbang mengenai misi, yang me-libatkan seseorang secara keseluruhan: Kepala, hati, dan tangan. Ketika kita sungguh-sungguh mempelajari kehen-

WISUDA SOLUSI: Solusi University di Zimbabwe, Afrika Selatan, di mana penulis tinggal, belajar, dan bertugas selama 12 tahun, merupakan inspirasi bagi artikel ini. “Para profesor, staf, dan mahasiswa di Solusi memberi contoh semangat misi sejati yang berdasarkan kasih, kesabaran, ketabahan, sukacita, komitmen, kebaikan, dan pelatihan mereka,” kata Youssry Guirguis.

dak Allah akan misi, kita akan bertahan dalam melakukannya. Peran setiap orang dalam misi tentu bervariasi dari individu ke individu, tetapi kita semua harus me-miliki hati yang benar-benar berkomit-men kepada Allah dan bersedia untuk melayani setiap diperlukan. “Biarlah se-mua orang yang menyembah Allah membuka mulutnya untuk pujian, hati-nya untuk menerima, pikirannya untuk merenungkan, materinya untuk dedikasi, dan tangannya dalam persekutuan.”16

Pada akhirnya, semua ini adalah me-ngenai kasih, yang dinyatakan melalui tindakan pengorbanan. Ini berarti mem-berikan diri kita untuk menolong orang lain dan membagikan kepada orang ba-nyak pekabaran Injil. Mungkin Anda akan dirugikan untuk mengasihi dengan cara seperti ini, tetapi keuntungannya pasti kekal.17 n

1 Noah Webster, An American Dictionary of the English Language (1828), s.v. “mission.”2 “Misi Allah” atau “Diutus Allah” 3 Stefan Paas, “Prepared for a Missionary Ministry in 21st Century Europe,” European Journal of Theology 20, no. 2 (2011): 119-130.4 Ibid.5 Beberapa buah pikiran dan judul diambil dari khotbah “The Head, the Heart, and the Hands,” oleh W. Alderman.6 Rick Renner, Sparkling Gems From the Greek: 365 Greek Word Studies for Every Day of the Year to Sharpen Your Understating of God’s Word (Tulsa, Okla.: Rick Renner, 2003), hlm. 751.7 Ellen G. White, Alfa dan Omega, (Bandung: Indonesia Publishing House, 1998), jld. 7, hlm. 107. 8 Siegfried H. Horn, Seventh-day Adventist Bible Dictionary, rev. ed. (1979), s.v. “passion.” 9 The Cassell Concise English Dictionary (1989), s.v. “passion.”10 Merriam-Webster’s Collegiate Dictionary, 11th ed. (2003), s.v. “passion.”11In MindReach Library, www.cosmic-mindreach.com/Egypt_Part1.html, diakses 27 Januari 2014. 12 Ellen G. White, Alfa dan Omega, (Bandung: Indonesia Publishing House, 1998), jld. 7, hlm. 12. 13 Ellen G. White, Nasihat Bagi Sidang, (Bandung: Indonesia Publishing House, 1998), hlm. 184.14 www.worldofquotes.com/author/William+Feather/1/index.html.15 Ellen G. White, Membina Pendidikan Sejati, (Bandung: Indonesia Publishing House, 2005), hlm. 200, 201.16 Oleh Keith Huttenlocker. Lihatlah www.churchesofchrist.net/authors/Grady_Scott/thingsbeforeworship.htm.17 Saya sangat berutang budi pada Canaan Mkombe (pengajar senior di Solusi University) untuk mengoreksi aksara artikel ini dan menambah pandangan di dalamnya.

Youssry Guirguis memegang gelar S2 dalam agama dari Solusi University. Dia sedang

mengambil gelar S3 dalam studi Alkitab di Adventist International Institute of Advanced Studies di Filipina.

04 - 2015 | Adventist World 21

Page 22: April 2015 indonesian

R O H N U B U A T

Kristus sangat bijaksana, memberikan keputusan yang terbaik ketika Ia menerima Yudas menjadi salah satu murid-Nya, meskipun Dia tahu ketidaksempurnaan

karakter Yudas. Yohanes tidak sempurna; Petrus menyangkal Tuhannya; namun dari orang seperti inilah gereja Kristen awalnya terbentuk. Yesus menerima mereka agar mereka ju-ga bisa belajar dari Dia sebagai yang miliki karakter Kristen yang sempurna.

Tugas setiap orang Kristen adalah untuk mempelajari ka-rakter Kristus. Pelajaran yang Yesus berikan kepada murid-

murid-Nya tidak selalu selaras dengan pertimbangan mere-ka. Ada perbedaan besar antara kebenaran yang Dia ajarkan, yang menjangkau surga dan mengelilingi kekekalan, dan hal-hal yang berkaitan dengan umum, yang hanya sementara, dan hanya kehidupan duniawi. Sang Penebus dunia pernah berusaha untuk membawa pikiran dari duniawi ke surgawi. Kristus terus mengajar murid-murid, dan pelajaran-Nya yang kudus memiliki pengaruh yang terserap pada karakter mereka. Hanya Yudas yang tidak menanggapi penerangan Allah. Dia kelihatannya benar, namun ia cenderung untuk menuduh dan menyalahkan orang lain.

Yudas datang kepada Kristus bersama dengan semangat pembenaran dirinya; dan jika ia bertanya, “Apakah yang ma-sih kurang?” Yesus akan menjawab, “Mematuhi perintah-perintah.” Yudas adalah seorang yang egois, tamak, dan pen-curi, namun ia masuk di antara murid Yesus. Dia cacat da-lam karakter, dan ia gagal untuk mempraktikkan firman Kristus. Dia memperkuat jiwanya untuk melawan pengaruh

kebenaran; dan sementara ia berlatih mengkritik dan me-ngutuk orang lain, ia mengabaikan jiwanya sendiri, memuja dan memperkuat sifat-sifat jahat alami yang semakin lama semakin mengeras sampai membuatnya tega menjual Tu-hannya seharga tiga puluh keping perak.

Marilah kita membawa jiwa kita untuk melihat pada Ye-sus! Memberitahu setiap orang betapa berbahayanya meng-abaikan kesehatan jiwa kekalnya sendiri dengan hanya meli-hat kepada jiwa orang lain yang sakit, membicarakan tentang karakter yang tidak biasa yang ditemukan pada mereka yang

menyatakan nama Kristus. Jiwa kita tidak akan menjadi le-bih seperti Kristus dengan mengamati kejahatan, malah kita akan seperti si jahat yang menonton. Cinta diri, pemanjaan diri, tidak dapat mengekang diri, emosi yang meluap, perasa-an sensitif dan mudah marah, sifat sensitif dan membangga-kan pendapat, sulit menerima nasihat, tidak kudus, penilaian independen, semua ini akan nyata di dalam diri orang yang mengkritik sebagaimana pada orang yang mereka kritik. Me-reka bertindak seolah-olah bukan Kristus yang menjadi pola dan teladan mereka. Betapa kita perlu waspada terhadap pe-rangkap Setan.

Melayani AllahRasul Paulus menulis tentang orang pilihan Allah, dan

mengatakan, “Banyak dari mereka yang membuat Allah ti-dak senang, karena mereka dapat digulingkan ketika berjalan di padang gurun. Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita

Kesempurnaan

Oleh Ellen G. White

Mempelajari karakter Kristus adalah tugas kita.

Merenungkan

Kristus

P H O T O : C é L I O S I L v E I R A22 Adventist World | 04 - 2015

Page 23: April 2015 indonesian

menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat.” Dan kepada sejumlah dosa yang mendukakan Roh Allah; kembali rasul mengatakan, “Semuanya ini telah me-nimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba. Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh! Penco-baan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-penco-baan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Al-lah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu di-cobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya. Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala!”

Bukanlah suatu hal yang tidak biasa ketika kita melihat ketidaksempurnaan pada diri mereka yang melakukan pe-kerjaan Tuhan. Pergi saja ke tempat di mana ada sebuah ge-

reja besar, di mana kepentingan yang penting dipertaruhkan, sebagai mana yang terjadi di Battle Creek, di sana kita bisa melihat persekongkolan Setan; namun janganlah kiranya hal ini membuat kita berkutat pada ketidaksempurnaan mereka yang telah menyerah pada godaan itu.

Bukankah akan lebih menyenangkan bagi Allah untuk mengambil pandangan yang tidak memihak, dan melihat be-rapa banyak jiwa yang melayani Tuhan, memuliakan serta menghormati Dia dengan talenta dan kecerdasan yang mere-ka miliki? Bukankah lebih baik bagi kita untuk memikirkan mukjizat kuasa Allah yang indah dalam mengubah si pendo-sa yang dirusak oleh dosa, yang terpolusi secara moral, mere-ka yang telah berubah sehingga karakter Kristus ada dalam diri mereka, mengambil bagian dalam kodrat Ilahi, yang te-lah luput dari dunia yang penuh nafsu?

Jaringan ManusiaKita adalah bagian dari jaringan manusia yang hebat. Ki-

ta berubah menjadi gambar apa yang kita pikirkan. Jadi ada-lah sangat penting untuk membuka hati kita kepada hal-hal yang benar dan informasi yang indah dan baik. Biarkan si-nar Matahari Kebenaran masuk ke dalam hati. Jangan me-ngagumi salah satu akar pahit yang dapat membuat sekitar-nya rusak. Hal-hal buruk yang berkembang di Battle Creek atau di tempat lain seharusnya tidak menyebabkan kita me-

rasa bingung dan putus asa. Ketika kita melihat kelemahan manusia, sesungguhnya adalah tujuan Allah untuk memba-wa kita berpaling kepada-Nya, dan tidak ada alasan apa pun untuk bersandar pada manusia, atau membuat sifat daging menjadi senjata kita. Mari kita ingat bahwa Imam Besar kita akan mengakui kita dan mencurahkan kasih kemurahan-Nya bagi umat tebusan-Nya. Dia senantiasa ada untuk men-jadi Pengantara kita.

Jika kita berdosa, kita memiliki Pembela di hadapan Ba-pa, Yesus Kristus yang benar. Darah Yesus tercurah dengan penuh kuasa bagi mereka yang hilang, bagi mereka yang memberontak, bagi mereka yang berdosa terhadap sinar dan kasih.

Setan berdiri di sebelah kanan kita untuk menuduh kita, dan Pembela kita berdiri di sebelah kanan Allah untuk me-mohon bagi kita. Dia tidak pernah kalah dalam segala kasus yang telah dibawa kepada-Nya.... Dia mengatakan, “Dan Aku

tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di da-lam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi sa-tu sama seperti Kita.... Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melin-dungi mereka dari pada yang jahat.... Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku te-lah mengutus mereka ke dalam dunia,” sehingga mereka akan mengambil bagian bersama Aku dalam hal penyangkal-an diri, pengorbanan diri, dan dalam penderitaan-Ku.

Ya, Dia memandang pada umat-Nya yang berada di du-nia ini, dunia yang penuh dengan kesesakan, yang telah diru-sak dan terkutuk, dan Ia tahu bahwa mereka membutuhkan simpati dan kasih-Nya. Para pendahulu kita telah masuk da-lam tabir, namun dengan rantai emas kasih dan kebenaran-Nya, ia terhubung dengan umat-Nya dalam simpati yang le-bih dalam. n

Kita adalah bagian dari jaringan manusia yang besar. Kita berubah menjadi gambar apa yang kita pikirkan.

Diambil dari artikel “Contemplate Christ’s Perfection, Not Man’s Imperfection,” telah terbit dalam Review and Herald, 15 Agustus 1893. Umat Advent percaya bahwa Ellen G. White (1827-1915) mempraktikkan karunia bernubuat Alkitabiah selama lebih dari 70 tahun pelayanan publik.

04 - 2015 | Adventist World 23

Page 24: April 2015 indonesian

W A R I S A N A D V E N T

Membaca bukanlah hal yang disukai Ida, tetapi kisah yang ditemukan dari buku-buku ketika ia duduk di bangku kelas empat, menarik dan sangat berkesan baginya. De-

ngan judul “The Transport Rider,” suatu kisah mengenai Fletcher Tarr yang tumbuh di Afrika Selatan selama tahun 1800-an, bekerja untuk mengangkut barang ke pertambangan berlian, dan selama proses itu ia pun belajar tentang Sabat hari ketujuh. Ketika Ida membaca kisah itu, ia merasa suatu kehadiran yang begitu kuat se-olah-olah berada di belakangnya....

Latar Belakang para PionirDavid Fletcher Tarr lahir pada tahun 1861, ia adalah anak ke-

duabelas dari enambelas bersaudara James dan Hannah (Brent) Tarr, seorang Kristen Methodist Wesleyan yang setia. Keluarga Tarr dan Brent telah memilih Afrika Selatan di antara mereka yang sekarang dikenal sebagai Settlers 1820. Sebagai imigran baru mereka mengubah tempat seperti hutan menjadi suatu tempat yang dapat mereka sebut sebagai rumah, membangun rumah, sumur, dan kebun, dan sebuah gereja dekat sebuah bukit yang mereka beri nama Clumber, yang hingga saat ini masih diguna-kan orang untuk berbakti.

Fletcher Tarr, seorang atlet yang handal dan penembak ulung juga adalah seorang yang mencintai Alkitab, menjadi guru seko-lah Minggu pada usianya yang ke-15, dan kemudian seorang pengkhotbah awam. Pada tahun 1887 sepupunya Albert Davies dan istri Albert memutuskan untuk mengangkut persediaan menggunakan gerobak lembu ke tambang berlian Kimberley, se-kitar 800 mil ke arah barat laut. Suatu kesepakatan memanggil Fletcher: Sesuatu telah memanggil ia ke utara.

Menempuh Perjalanan ke Tempat BaruDengan menggunakan gerobak yang penuh, mereka mulai

keluar, membuat jalan mereka sendiri. Beberapa minggu kemu-dian mereka sampai di Beaconsfield di pinggiran Kimberley pada hari Jumat sore. Saat mencari tempat untuk berkemah dan mem-beri rumput bagi lembu mereka, Albert diarahkan kepada seo-rang petani yang bernama Pieter Wessels, yang mengatakan bah-wa mereka bisa tinggal selama tidak ada kegiatan yang berlang-sung di kediamannya selama hari Sabat, yaitu selama 24 jam ke

depan. “Hari Sabat dimulai saat matahari terbenam, hari ini dan berlangsung hingga matahari terbenam esok harinya,” Pieter menjelaskan.

Albert terheran-heran dengan seorang yang cerdas yang mengasingkan satu hari dari yang lain, ini membuatnya berta-nya-tanya. Ketika itu Wessels segera memulai pelajaran Alkitab, ketika menyimak, Albert tampak tergesa-gesa untuk memberita-hu sepupunya mengenai penafsiran Alkitab yang baru. Fletcher siswa Alkitab yang baik, dengan mudah menolak apa yang diajar-kan Wessels dan menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak sta-bil. Tetapi pada undangan Wessels keesokan harinya, ia pergi ber-sama Wessel untuk memberikan khotbah kepada sejumlah besar anggota Salvation Army di Beaconsfield.

Keesokan harinya pada saat Fletcher melakukan renungan pribadi, ada seorang asing muncul di tenda. Fletcher mengun-dangnya masuk. Orang asing itu ingin belajar, ia berkata, “ten-tang kesucian hari pertama dalam seminggu.” Tapi setelah lebih dari dua jam belajar tentang kesucian hari Minggu dengan tidak puas, pria tersebut tiba-tiba menghilang. Fletcher tidak pernah melihatnya lagi. Tidak ada penduduk setempat yang pernah me-lihatnya. Fletcher menjadi yakin bahwa orang asing itu adalah malaikat yang dikirim untuk meyakinkannya tentang Sabat yang benar. Setelah berjam-jam berdoa ia memutuskan untuk menjadi pemelihara Sabat hari ketujuh. Akhirnya ia sadar mengapa ia me-rasa didesak untuk melakukan perjalanan ke utara dengan gerobak lembu. Allah sedang menyatakan melalui pelayanan Fletcher bah-wa dorongan itu bukan demi dirinya sendiri.

Sekitar empat bulan kemudian Albert dan istri Albert dibap-tis dengan air dalam bendungan milik Wessels. Segera setelah ini, pelajaran Alkitab yang dilakukan bersama kerabat dan teman-te-man, didukung oleh pembicara umum I.J. Hankins, membuah-kan hasil sebuah gereja yang kuat. Anggotanya adalah mereka yang baru menerima kebenaran Sabat termasuk lima orang di antaranya adalah pengkhotbah lokal. Rumah ibadah yang dimi-liki didirikan oleh Fletcher dengan lahannya sebagai sumbangan dari saudara sepupunya yang bernama Ebenezer Purdon, hingga kini masih digunakan oleh umat Advent di sana. Gereja lain di Beaconsfield di mana ia turut berperan dalam mendirikannya adalah monumen nasional yang merupakan Gereja Masehi Ad-vent Hari Ketujuh pertama di Afrika Selatan. Ini adalah tempat

Oleh Elaine Tarr Dodd

MalaikatBekerja diAfrika SelatanDua Jam Belajar Bersama Orang Asing

P H O T O S C O U R T E S Y O f T H E A U T H O R24 Adventist World | 04 - 2015

Page 25: April 2015 indonesian

yang mengesankan di mana ia bertemu dengan seo-rang malaikat di tendanya pada pagi hari.

Beberapa minggu belajar bersama kakak tertua-nya yang bernama James, akhirnya mengakibatkan 15 anak dalam keluarganya bergabung dengan gere-

ja Advent, lalu diikuti oleh saudara tertua keduanya yang berna-ma Walter yang adalah seorang duda, bersama anak-anaknya. Dari dua keluarga tersebut, 17 menjadi pekerja gereja, termasuk empat orang menjadi pendeta yang diurapi. Lalu masih banyak keturunan lain yang bekerja bagi gereja Advent.

Memperluas Pelayanan Pada tahun 1890 Fletcher dan dua keponakannya berlayar ke

Amerika untuk menghadiri Battle Creek College, di mana ia ber-kenalan dengan seseorang yang kemudian menjadi sahabatnya, yaitu dengan Ellen White. Dia kembali ke Afrika Selatan pada ta-hun 1893 beserta dengan seorang wanita yang baru dinikahinya, Olive Phillips, seorang kepala perawat di John Harvey Kellogg.

Karena fasih dalam bahasa Xhosa sebagaimana ia fasih dalam bahasa Inggris, Fletcher bekerja dengan penduduk asli setempat, ia sering meninggalkan Olive sendirian di rumah mereka, rumah seng dengan hanya dua kamar, yang terasa sangat panas pada musim panas dan dingin pada musim dingin.

Suatu malam saat mengeringkan buah di meja dapur, Olive membuka bagian atas pintu untuk ventilasi. Tiba-tiba seorang yang berwajah marah muncul di ambang pintu. Dengan cepat ia membanting dan mengunci bagian atas pintu, kemudian berlari ke jendela yang terbuka, berteriak memanggil Peter, seekor an-jing peliharaannya yang besar, tetapi orang itu muncul di jendela dan segera Olive menutup jendelanya. Jendela kamar tidur telah ditutup, tapi saat ia menutup tirai jendela, sebuah batu besar menghantam. Dalam beberapa saat Peter tiba dan menangkap penyusup dengan menarik celananya. Dengan berteriak kencang, pria itu menghilang ke dalam kegelapan. Pada pagi hari tampak pakaiannya yang robek terletak di luar jendela kamar tidur.

Kemudian Tarrs dan anaknya Percy sedang pindah ke Cape Town, di mana Fletcher menggembalakan jemaat Inggris dan Be-landa. Pekerjaan penginjilan dan penggembalaan di berbagai ko-ta besar kemudian di gaji seperti pekerja nasional lainnya yaitu 7 poundsterling per bulan, ini setara dengan 7 dolar AS per ming-gu. Olive harus memberi makan kelima anak-anak mereka dan membalik pakaian kusam mereka yang tadinya bagian luar menjadi bagian dalam, agar kelihatan lebih baru. Keluarga ini biasa berjalan bermil-mil daripada naik kereta untuk meng-hemat beberapa sen dari uang mereka.

Sekitar tahun 1916, ketika para pekerja konferens dan suami-nya mengalami kecemasan, Olive menerima tugas yang diberi-kan oleh Kota Port Elizabeth untuk mengawasi kesejahteraan pa-ra janda miskin. Bekerja jauh di lereng bukit Port Elizabeth me-nambah pendapatan mereka hanya 3 dolar AS per minggu. Teta-

pi kesehatannya menurun. Terlepas dari itu, suatu epidemi flu besar yang terjadi pada tahun 1918 menunjuknya sebagai kepala perawat di kota itu, berdasarkan atas pengalamannya dengan Battle Creek Sanitarium. Ketika ia turut melakukan pelayanan pa-da hari Sabat bersama Fletcher, ia pun memainkan organ tua, memimpin nyanyian, dan duduk di mimbar, selama itu juga ia melihat dua putranya yang duduk sambil ribut dan jahil di baris-an depan selama kebaktian.

Cuti dan Selamat tinggalPada tahun 1921 Olive mengambil cuti pertama dan tera-

khirnya setelah menghilang selama 24 tahun dari teman-te-mannya dan keluarganya di AS. Mantan bosnya, Dr. Kellogg, mengamati bahwa Olive membutuhkan operasi dan bersikeras bahwa ia sendiri yang akan melakukan operasi pada Olive. Dia kembali untuk melayani selama belasan tahun lagi, dan mening-gal pada tahun 1933 di East London pada usianya yang ke-63. Se-telah kematiannya Fletcher tinggal bergantian dengan anak-anaknya saat masih menggembalakan sebuah gereja lokal. Fletch-er membagikan kisahnya kepada cucu-cucu dan komitmennya yang meluap-luap untuk membagikan imannya. Ketika ia tinggal di Durban tahun 1947 ia terserang pneumonia, dan meninggal pada usia 86. Pada batu nisannya tertulis: “Awaiting the Lifegiver” (Menantikan Si Pemberi Kehidupan). Hingga hari ini tak terhi-tung jumlah jiwa yang percaya yang sedang menunggu bersama dengannya, yang menelusuri iman Advent atas kombinasi pela-yanan 99 tahun David dan Olive Tarr bagi Tuhan di Afrika Sela-tan.

Kembali ke CaliforniaIda kecil bertumbuh dan terdaftar di Sekolah Terapi Fisik di

Loma Linda University, benar-benar melupakan pengalaman anehnya sambil membaca kisah Fletcher Tarr. Di Loma Linda ia bertemu seorang mahasiswa kedokteran gigi bernama David Otis, kepada siapa ia membagi cintanya. Mereka menikah dan memulai sebuah keluarga. Suatu hari David menemukan di anta-ra buku-buku bacaannya ketika ia duduk di bangku kelas empat kisah mengenai kakek buyutnya, David Fletcher Tarr, seorang pendeta Advent yang berbahasa Inggris pertama di Afrika Sela-tan. Dia menunjukkan kisah itu kepada Ida dan kesan itu datang kembali. Tentulah kehadiran surgawi yang membuatnya terpeso-na dengan kisah yang dibacanya yang akan berpengaruh pada masa depannya. n

Kiri: David dan Olive kelima anaknya: Floyd, paling kiri, pernah menjadi seorang Wakil Ketua General Conference. Tengah: Olive Philips Tarr, pernah menjadi perawat pribadi di John Harvey Kellogg, menikahi David Fletcher Tarr di tahun 1893. Kanan: David Fletcher Tarr, pionir pendeta Afrika Selatan, penginjil,dan seoarang penanam gereja.

Elaine Tarr Dodd adalah mantan Direktur Humas “For It Is Written.” Kisah ini adalah versi pertama yang dibuatnya atas apa yang ditulis oleh ayahnya, W.F.

Tarr, yang meninggal pada tahun 1994. Elaine tinggal bersama suaminya yang berusia 56 tahun di Collegedale, Tennessee, Amerika Serikat.

04 - 2015 | Adventist World 25

Page 26: April 2015 indonesian

P E R T A N YA A N D A N J A W A B A N A L K I T A B

bekerja pada” tanah (Kej. 4: 2, 12). Kata kerja Shamar berarti “untuk mengawasi, melindungi, untuk berjaga-jaga.” Pengguna-an kata kerja ini menunjukkan bahwa Adam dan Hawa harus waspada, menjaga dan melindungi kebun; itu berarti bahaya dan potensi adanya musuh. Tuhan pasti telah memberitahu me-reka tentang sifat musuh. Interpretasi dari kata kerja ini didu-kung dengan fungsi kedua dalam Kejadian 3:24. Setelah kejatu-han, pemeliharaan taman, khususnya pohon kehidupan diberi-kan ke tangan kerub. Sejak manusia gagal, Allah mengalihkan tanggung jawab mereka kepada hal lain.

3. Ada Penggoda di Taman: Bahaya yang tersirat da-lam Kejadian 2:15 secara eksplisit diidentifikasi dalam Keja-dian 3. Si musuh Allah secara terang-terangan menentang fir-man-Nya dan menuduh Dia sengaja membatasi perkembang-an Adam dan Hawa (ayat 4). Dia mengatakan kepada mereka bahwa dengan menolak Firman Allah mereka “akan menjadi seperti Allah” (ayat 5). Apa yang diperkenalkan oleh musuh dalam percakapan ini adalah apa yang diinginkan kerub yang jatuh itu bagi dirinya sendiri: “Aku akan menjadi seperti Yang Mahatinggi” (Yes. 14:14.). Sekarang kita tahu identitas sebe-narnya dari musuh ini: Perjanjian Baru mengidentifikasi dia sebagai “Iblis, atau Setan” (Wahyu 12:9, BIS). Rincian ini cu-kup untuk menunjukkan bahwa Adam dan Hawa telah di-ingatkan mengenai dia dan diminta untuk waspada.

4. Penipuan di Taman: Ada informasi lain lagi yang da-pat membantu menjawab pertanyaan ini. Hawa mencoba untuk membela diri, dengan alasan bahwa ia ditipu oleh ular (Kej. 3:13). Tidak diragukan lagi, dia tertipu (2 Kor. 11:3; 1 Tim. 2:14), tetapi penipuan tidak diterima sebagai alasan yang sah untuk ketidaktaatannya. Kenapa tidak? Menurut saya alasannya adalah karena mereka telah diberitahu tentang kedatangan mu-suh Allah untuk menggoda mereka. Hawa berharap bahwa mu-suh bekerja dengan cara lain, dan musuh itu membuatnya ter-kejut dan menipunya. Jika saja ia tidak terlibat dalam percakap-an dengan ular, dia akan aman. n

Angel Manuel Rodríguez pernah melayani sebagai pendeta, profesor, dan ahli teologi. Dia terus melayani gereja pada masa pensi-unnya.

Tidak jelas dalam Alkitab yang menyatakan apa yang

terjadi, tetapi ada beberapa rincian yang kita harus teliti.

Mari kita teliti narasi untuk me-lihat apakah teks Alkitab memberi-

kan beberapa bukti yang menunjuk ke-pada arah tersebut. Saya juga akan mempertim-bangkan ajaran Alkitab secara keseluruhan menge-nai musuh Allah.

1. Makhluk Surgawi Sebelum Adam dan Hawa: Alki-tab menunjukkan bahwa Allah menciptakan makhluk surgawi sebelum Dia menciptakan Adam dan Hawa. Menurut Ayub, “anak-anak surgawi Allah bersorak-sorai” ketika Allah mencip-takan bumi (Ayub 38: 4-7), dan Kitab Kejadian menunjukkan bahwa Tuhan sudah menciptakan kerub sebelum Adam dan Hawa (Kej. 3:24). Salah satu kerub inilah yang memberontak melawan Allah dan diusir dari surga (Yes 14:12-14; Yeh. 28:13-18). Kerub inilah yang menjadi musuh di taman.

2. Tanggung Jawab Adam dan Hawa: Cerita Pencipta-an menunjukkan bahwa setelah penciptaan mereka, Tuhan memberi Adam dan Hawa petunjuk khusus tentang fungsi dan tanggung jawab mereka. Mungkin seorang dari antaranya ber-harap bahwa instruksi yang diberikan juga mencakup informa-si tentang musuh Allah. Pada waktu pertama kali Allah berbica-ra dengan mereka, Ia memberkati Adam dan Hawa dan meme-rintahkan mereka untuk “memenuhi bumi” (Kej. 1:28). Mereka diperintahkan untuk menguasai seluruh ciptaan dan menik-mati makanan tertentu berbeda dari hewan (ayat 29, 30). Dia juga memerintahkan Adam dan Hawa agar tidak makan dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat atau me-reka akan mati (Kej. 2:16, 17; 3:3).

Hampir tidak ada petunjuk apa pun tentang musuh Allah. Tapi mereka jelas bertanggung jawab kepada Allah sebagai pe-melihara bumi. Ada referensi mengenai kemungkinan kemati-an, dan ini tentu saja dengan sendirinya menyatakan adanya unsur bahaya: Jika membuat pilihan yang salah. Namun sejauh ini tidak ada tanda-tanda spesifik tentang musuh yang harus mereka waspadai.

Namun ada lagi. Tuhan meminta mereka “mengelola [‘Abad] itu [kebun] dan merawat [Shamar] itu” (Kej. 2:15, NIV). Kata kerja ‘Abad (“untuk bekerja, untuk melayani”) bisa berarti dalam beberapa konteks “untuk menumbuhkan, untuk

DiintaiApakah Adamdan Hawa tahu musuh Allah akan datang mencobai

mereka?

26 Adventist World | 04 - 2015

Page 27: April 2015 indonesian

P E L A J A R A N A L K I T A B

Alkitab menggunakan berbagai simbol/lambang untuk menggambarkan pelayanan dan pekerjaan Roh Kudus, masing-masing lambang

mengungkapkan peran yang berbeda. Berbagai Lambang ini mengkomunikasikan aspek pelayanan Roh Kudus bagi hati kita. Allah berbicara kepada kita melalui berbagai lambang ini untuk mendorong dan memperkuat iman kita. Dalam pelajaran bulan ini kita akan mempelajari empat lambang Roh Kudus: Angin, air, api, dan minyak. Ketika Anda mempelajari setiap lambang, berdoalah untuk meminta agar Allah menerapkan kebenaran yang Anda temukan dalam hidup Anda sendiri.

1 Bagaimanakah yesus menggambarkan misteri kelahiran baru kepada Nikodemus? Menurut Anda mengapakah yesus menggunakan simbol angin? Ba-ca yohanes 3: 7, 8.

2 Bacalah penglihatan yang Allah berikan dalam yehezkiel 37:1-10. Kondisi rohani apakah yang dije-laskan di sini? Solusi apakah yang Allah tawarkan? Bagaimanakah hal ini berlaku bagi kita?Ketika Yehezkiel melihat lembah tulang kering, yang mewakili kematian rohani, ia dipenuhi dengan keputusasaan. Menang-gapi pertanyaan Tuhan, “Hai anak manusia, dapatkah tulang-tulang ini dihidupkan kembali? Jawaban nabi adalah “Ya Tuhan Allah, Engkaulah yang mengetahui” (Yeh. 37:3). Apa yang tam-pak mustahil untuk nabi adalah mungkin bagi Allah. Allah me-niupkan kehidupan baru ke dalam kehidupan mati secara roha-ni. Simbol napas merupakan kekuatan yang memberi hidup milik Allah melalui Roh Kudus untuk mengubah kematian ro-hani dalam kehidupan rohani.

3 Ketika masa kekeringan yang hebat janji apakah yang Allah berikan kepada umat-Nya? Apakah makna yang lebih dalam dari janji ini, dan apakah hubungan-nya dengan pencurahan Roh Kudus? Baca yoel 2:21-23, 28, 29 dan Kisah Para Rasul 2:1-3, 16-21.Curahan hujan selama bencana kelaparan dan kekeringan di Is-rael kuno melambangkan pencurahan perkasa Roh Kudus pada hari Pentakosta untuk mengawali masa kelegaan Kristen. Pen-curahan Roh Kudus dalam kuasa peristiwa Pentakosta menga-kibatkan puluhan ribu orang datang kepada Kristus dalam ki-tab Kisah Para Rasul. Allah berjanji untuk mencurahkan Roh Kudus-Nya lagi pada akhir zaman untuk menggenapi Injil.

4 Nasihat apakah yang Allah berikan kepada umat-Nya yang hidup pada akhir zaman tentang pencurah-an Roh Kudus dan kuasa hujan akhir? Baca Zakharia 10:1 dan yakobus 5:7, 8.Ellen White menulis: “Pekerjaan besar pengabaran Injil tidak akan ditutup dengan manifestasi kuasa Allah yang kurang dari yang menandai pembukaan penyiarannya. Nubuatan-nubuatan yang telah digenapi pada pencurahan hujan awal pada pembi-kaan penyiaran Injil, sekali lagi akan digenapi pada hujan akhir pada penutupan penyiaran Injil itu.“(Kemenangan Akhir, hlm. 644).

5 Mengapakah Allah menggunakan simbol api un-tuk melambangkan Roh Kudus? Apakah yang digam-barkan oleh api? Baca Maleakhi 3:2, 3, dan Ibrani 12:29.Dalam Alkitab, api mewakili pemurnian kehadiran Allah mela-lui pelayanan Roh Kudus. Allah mengajak kita untuk berdoa se-tiap hari agar api kehadiran Roh Kudus akan melahap kedunia-wian dalam hidup kita.

6 Aspek pelayanan Roh Kudus manakah yang di-wakili oleh minyak dalam Alkitab? Bacalah ayat-ayat berikut ini dan temukan makna minyak: yakobus 5:14, 15 dan Lukas 10:33, 34.Dalam seluruh Alkitab simbol minyak dikaitkan dengan pengu-dusan dan penyembuhan. Melalui Roh Kudus, Yesus rindu un-tuk menyembuhkan bekas luka yang dalam dan membuat kita utuh secara fisik, mental, emosional, dan spiritual.

7 Bagaimanakah kita menerima kepenuhan karu-nia Allah yang berharga ini bagi kita? Baca Lukas 11:13.Ketika kita datang kepada Yesus, percaya bahwa Dia rindu men-curahkan Roh-Nya untuk memberi kita hidup baru, memurni-kan jiwa kita, dan menyembuhkan kita, kita dapat memiliki ke-yakinan penuh bahwa Dia rindu untuk memberi kita karunia Roh-Nya bahkan lebih lama dari keinginan kita untuk meneri-manya. Datang kepada-Nya dalam iman, kita dapat memiliki jaminan bahwa Dia selalu mendengar permohonan anak-anak-Nya dalam meminta Roh, dan akan memberkati kita melam-paui harapan kita. n

Oleh Mark A. Finley

SimbolRoh Kudus

P H O T O : M I C H A E L S C H W A R z E N B E R G E R 04 - 2015 | Adventist World 27

Page 28: April 2015 indonesian

P E R T U K A R A N I D E

Surat

PUJIANDoaw

Ng Khawatir Mengenai “Kehilangan Serius” Anggota Mengenai kekhawatiran G.T. Ng tentang hilangnya keanggotaan dalam gereja Ad-vent (Desember 2014): Saya setuju bahwa mempertahankan dan memelihara Ada-lah penting. Namun, pemimpin gereja kita secara keseluruhan perlu mengevalu-asi kembali metodologi untuk pertum-buhan gereja. Melanjutkan suatu metode yang gagal tidak akan menghasilkan hasil yang lebih baik.

Para pemimpin gereja harus mengin-dahkan nasihat Ellen G. White dalam Membina Kehidupan Abadi: “Sinar-sinar yang terakhir dari terang pengasihan, pe-kabaran pengasihan yang terakhir yang disampaikan kepada dunia, adalah suatu pernyataan dari tabiat-Nya yang penuh kasih” (hlm. 321). Mungkin kita perlu menyesuaikan penekanan/pendekatan kita dari sangat menyukai doktrin men-jadi sangat menyukai Oknum di balik doktrin—Ketuhanan. Kita perlu meng-habiskan waktu lebih banyak untuk membantu individu agar mengenal Al-lah. Saya berdoa dengan sungguh-sung-guh bagi pendekatan baru dalam pengin-jilan, yang akan mengurangi “kehilangan besar” yang dimaksud dalam artikel ini.

Mengenai program Breathe-Free 2 Stop Smoking, Saya telah mengikuti ko-mentar pembaca di bagian surat me-nyurat. Menurut saya tujuan Daniel Handysides (dalam artikel berita Andrew McChesney di September 2014 “Gereja Advent Meluncurkan Breathe-Free 2, Program Berhenti Merokok Baru”) ada-lah pendekatan yang sehat, ramah terha-dap perokok. Tentunya, tidak akan ada orang yang berpikiran terbuka akan me-nyuguhkan gagasan bahwa gereja Advent

mendukung kebiasaan merokok! Selain itu juga, anak-anak dapat diajarkan bah-wa Tuhan menemui seseorang di tempat mereka berada dan membantu mereka bertumbuh.

Yesus meninggalkan pada kita waris-an kasih dan penerimaan; dan kita perlu menemukan cara menjangkau semua orang dengan belas kasihan dan rahmat, dan memberikan mereka solusi bagi ke-biasaan yang tidak sehat. Semoga metode Kristus menjadi metode kita.

Mungkin kita juga perlu melihat dosa ketidaktaatan, sikap perfeksionis kita.

Joanne RectorBattle Creek, Michigan, AS

Memercayai Allah yang Mahakuasa

Saya baru saja membaca artikel Ted N.C. Wilson “Mempercayai Allah Yang Mahakuasa” (Desember 2014). Setan di-sebutkan setidaknya 21 kali dalam lem-baran yang relatif singkat ini. Apakah kita harus memikirkan Setan begitu banyak? Bukankah kita lebih baik untuk fokus pa-da Kristus dan kabar baik yang dibawa-Nya? Kita tidak dapat meyakinkan orang dengan cara menggambarkan Setan de-ngan menakutkan, dan saya ragu akan banyak umat Advent berpindah kepada iman yang lebih berkomitmen ketika akan menjalaninya hal ini.

Saya turut bersedih mendengar bah-wa keluarga Wilson saat ini sedang mengalami banyak ujian keluarga. Saya sangat menantikan surga, di mana tidak

akan ada lagi rasa sakit.Lieselotte PetersenMölln, Jerman

Mengurapi Wanita Lagi?Saya menulis sehubungan dengan ar-

tikel Andrew McChesney “Pertanyaan pada Pengurapan Wanita Dikirim ke Si-dang GC” (Desember 2014). Mengapa ki-ta masih diminta untuk berdoa memo-hon bimbingan Roh Kudus mengenai masalah ini? Kita diminta untuk berdoa memohon bimbingan mengenai hal ini sebelum pertemuan General Conference tahun 1990 dan 1995, memungut suara mengenai hal ini, yang hasilnya adalah bahwa sebagian besar menentang pengu-rapan kaum wanita.

Apakah kita berpikir bahwa Allah te-lah memberikan bimbingan yang salah? Apakah kita sedang meminta-Nya untuk mengubah pikiran-Nya? Apakah kita akan terus meminta dan memungut sua-

Tolong doakan agar saya lulus ujian ke-perawatan dan dapat melanjutkannya ke-pada tahun kedua.

Lorritta, United Kingdom

Tolong doakan saya dan istri saya dalam mengatasi tantangan kesehatan.

Merlin, Amerika Serikat

Tuhan memberkati saya dengan seorang istri dan empat orang anak, ditambah de-ngan 17 anak yatim dalam tanggung ja-wab saya. Saya juga memimpin sekelom-pok orang Kristen yang berniat untuk menyebarkan Injil ke seluruh dunia. To-long doakan saya dan pekerjaan saya.

Benard, Kenya

Tuhan telah memimpin saya melalui ba-nyak situasi yang menunjukkan bahwa Allah mengasihi saya dan Dia ada bagi saya. Dia hidup, dan Dia adalah Jurusela-mat dan sahabat saya! Saya telah menjadi orang Kristen palsu terlalu lama, dan ti-dak memiliki hubungan dengan Tuhan. Tapi kini semuanya telah berubah! Teri-ma kasih atas doa-doa saudara.

Galeva, Papua Nugini

Yesus meninggalkan pada kita warisan kasih dan penerimaan; dan kita perlu menemukan cara menjangkau semua orang dengan belas kasihan dan rahmat.— Joanne Rector, Battle Creek, Michigan, Amerika Serikat

28 Adventist World | 04 - 2015

Page 29: April 2015 indonesian

Revived by His Word Perjalanan Menemukan Bersama melalui AlkitabAllah berbicara kepada kita melalui firman-Nya. Bergabung dengan orang percaya lainnya di lebih dari 180 negara yang sedang membaca pasal Alkitab setiap hari. Untuk mengunduh Panduan Bacaan Alkitab setiap hari, kunjungi RevivedbyHisWord.org, atau mendaftar untuk menerima pasal Alkitab setiap hari melalui e-mail.Untuk bergabung, mulai di sini:

1 MEI 2015 • kolose 3

ra sampai mereka yang mendukung pengurapan terhadap wanita mendapat-kan bimbingan yang “benar”?

Dengan meminta kita untuk kembali mendoakannya, maka seolah-olah gereja tidak percaya bahwa kita telah mempero-leh tuntunan atau bimbingan yang me-mang benar.

Derald Barhammelalui e-mail

Ketika saya berumur 12 tahun, saya ingin menjadi seorang ketua jemaat dan pendeta. Saya harus menghilangkan cita-cita itu karena gereja sangat ketat dalam hal ini. Saya mengubah arah saya dan menjadi seorang insinyur makanan.

Kini saya berusia 38 tahun, dan saya sangat senang membaca artikel mengenai pengurapan kepada para wanita ini. Al-lah tidak membedakan orang. Panggilan Allah adalah untuk kaum laki-laki dan kaum wanita. Saya yakin ada banyak wa-nita yang telah dipanggil oleh Allah, dan memiliki keinginan turut mengambil ba-gian dalam pelayanan di dalam hati me-reka, yang akan memiliki kesempatan untuk mewujudkan panggilan mereka bagi kehormatan dan kemuliaan Allah.

Hulda Naomi Chambi MamaniHortolandia, Brasil

KoreksiMenjelang akhir Januari 2015 Berita Ad-ventist World “Tiongkok: Refleksi,“ kata “terkenal” telah digunakan sebagai peng-ganti kata yang tepat, “ditolak.”

Kami mohon maaf.

Ingatlah saya dalam doa Anda. Saya ber-doa untuk bebas dari masa lalu dan me-miliki kehidupan yang diubahkan, kese-hatan yang dipulihkan, dan kedamaian dalam hati saya.

Fenix, Brasil

Tolong berdoa agar saya mendapatkan sponsor untuk pendidikan saya.

Jacob Uganda

Anak-anak saya telah berhenti pergi ke gereja. Mereka minum alkohol, merokok, dan minum obat-obatan terlarang. To-long doakan agar mereka mengubah hi-dup mereka lalu mengikuti dan bekerja bagi Allah untuk sisa hidup mereka.

Barwana, Singapura

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Uni-versity of Oklahoma (Amerika Serikat), orang yang berjalan setidaknya 10.000 langkah sehari memang-kas peluang mereka memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskular sebesar 69 persen.

Sebuah penelitian di Australia menemukan bahwa orang yang menggunakan aplikasi pedometer 20 kali lebih mungkin untuk melampaui target langkah me-reka. Aplikasi pedometer tersedia secara gratis un-tuk sebagian besar smartphone.Sumber: Men’s Health

Langkah

Tata Cara Kolom Surat: Silakan kirim surat Anda ke editor Adventist World: [email protected]. Isi surat itu harus jelas dan langsung pada maksudnya, maksimum 100 kata. Pastikan untuk menuliskan nama artikel yang dimaksud, tanggal diterbitkan dan halaman artikel tersebut. Juga informasikan nama Anda, kota, provinsi dan negara dari mana Anda mengirim surat tersebut. Surat tersebut akan diedit dan disesuaikan dengan kolom yang masih tersedia. Perlu diketahui bahwa tidak semua surat yang masuk akan terbitkan.

Doa & Pujian: Kirimkan permohonan doa rasa syukur saudara ke: [email protected]. Kirimlah kepada kami per-mohonan doa dan rasa syukur saudara (berterima kasih atas jawaban doa). Tuliskan secara singkat dan padat, maksimum 50 kata. Permohonan doa saudara akan diedit untuk maksud yang jelas. Tidak semua yang masuk akan dicetak. Sertakan nama saudara dan negara di mana saudara tinggal. Saudara juga dapat mengirimkan melalui fax: 1-301-680-6638; atau mengirim surat ke Adventist World, 12501 Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600 U.S.A.

04 - 2015 | Adventist World 29

Page 30: April 2015 indonesian

Pada tanggal 2 April 1910, Judson S. James membaptis umat Advent pertama di India selatan, 14 orang laki-laki dan 6 orang perempuan.

James pergi ke India pada tahun 1906, dan pindah ke Distrik Tirunel-veli di negara bagian Tamil Nadu pada tahun 1908, ia tinggal di sebuah gedung sekolah yang terletak di tengah-tengah desa. Dia dan istrinya mengoperasikan se-buah apotik medis di beranda rumah mereka. Suatu wabah kolera memaksa me-reka untuk menghabiskan sebagian besar waktu mereka bekerja bagi orang sakit, dengan bantuan seorang perawat yang bernama Belle Shryock.

Penduduk setempat memberi James 0,8 hektar lahan di luar desa, di mana ia membangun tempat tinggal dari bata; yang merupakan bungalow misi pertama yang dibangun di India dengan dana misi Advent.

Salah satu dari mereka yang dibaptis pada bulan April 1910 adalah Edward Duraiswamy Thomas, yang ayahnya memiliki hubungan dengan Church of Eng-land Training School. Thomas kemudian menjadi orang India pertama yang diu-rapi menjadi pendeta Advent.

James Memorial Higher Secondary School dinamai untuk menghormati Jud-son James, dan E. D. Thomas Memorial Higher Secondary School dinamai untuk menghormati Edward Thomas.

Altruisme—tidak mementingkan diri, melayani orang lain—telah terbukti meningkatkan ukuran amygdala, bagian dari otak yang bereaksi terhadap rasa takut dan kesenangan. Amigdala mungkin lebih besar dan lebih responsif pada altruis.Sumber: Proceedings of the National Academy of Sciences/The Rotarian

Sembilanpuluh dua persen dari kematian akibat malaria di dunia terjadi di sub-Sa-hara Afrika, di mana rendahnya tingkat kedisiplinan terhadap pengobatan rejimen mengancam penyembuhan. Namun para peneliti dari University School of Public Health Harvard menemukan bahwa SMS meningkatkan kemungkinan selesainya pengobatan sekitar 5 persen.

Sumber: The Rotarian

SMSMelawan Malaria

Tahun Lalu105

BrainGain

top

f O T O : A R S I P G C

Lima bahasa teratas dalam melakukan bisnis di dunia adalah:

1 INGGRIS2 MANDARIN3 PeRANCIS4 ARAB5 SPANyOL

Berbicara lebih dari satu bahasa dapat membantu memperlambat gejala penyakit Alzheimer.Sumber: The Rotarian

P E R T U K A R A N I D E

Page 31: April 2015 indonesian

JAWABAN: Di bangunan gereja Central San Francisco di California, Amerika Serikat, umat Advent memakai kostum zaman dulu, menggambarkan visi El-len White tentang apa yang mungkin terjadi pada sesi General Conference 1901 di Battle Creek, Michigan, mengirim delegasi pada pertemuan yang me-nunjukkan kesederhanaan. Pertemuan tahun 1901 bergumul dengan isu-isu yang rumit yang berkaitan dengan kepemimpinan dan organisasi gerakan yang berkembang pesat.

Hasil produksi yang telah selesai, “What Might Have Been,” difilmkan pada bulan Januari, akan dipresentasikan pada sesi General Conference 2015 di San Antonio, Texas, Amerika Serikat, 2-11 Juli.

Di BelahanDunia Manakah Ini?

Orang yang berhenti merokok merasa bahwa ke-cemasan, depresi, dan stres mereka berkurang daripada mereka yang masih merokok. Mereka yang menderita depresi menemukan suasana ha-ti mereka lebih terangkat dengan berhenti mero-kok dari pada dengan cara meminum obat anti-depresan.

Biasanya membutuhkan waktu enam minggu setelah siklus merokok rusak sebelum suasana hati membaik.

Sumber: British Medical Journal/Women’s Health

BERHENTIAlasan Lain untuk

PenerbitAdventist World adalah majalah periodik internasionalmilik Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia.Divisi Asia-Pasifik Utara adalah penerbitnya.

Penerbit eksekutif dan Pemimpin Redaksi Bill Knott

Wakil Penerbit Claude Richli

Manajer Percetakan Internasional Chun, Pyung Duk

Dewan Penerbit Ted N. C. Wilson, ketua; Benjamin D. Schoun, wakil ketua; Bill Knott, sekretaris; Lisa Beardsley; Daniel R. Jackson; Robert Lemon; Geoffrey Mbwana; G. T. Ng; Daisy Orion; Juan Prestol; Michael Ryan; Ella Simmons; Mark Thomas; Karnik Doukmetzian, penasihat hukum

Komite Koordinasi Adventist World Lee, Jairyong, ketua; Akeri Suzuki; Kenneth Osborn; Guimo Sung; Chun, Pyung Duk; Han, Suk Hee

Redaktur Bertempat di Silver Spring, Maryland Lael Caesar, Gerald A. Klingbeil (associate editors), Sandra Blackmer, Stephen Chavez, Wilona Karimabadi, Kimberly Luste Maran, Andrew McChesney

Redaksi Bertempat di Seoul, Korea Pyung Duk Chun, Jae Man Park, Hyo Jun Kim

editor OnlineCarlos Medley

Koordinator Teknik dan Pelayanan PembacaMerle Poirier

Editor-at-large Mark A. Finley, John M. Fowler

Senior Advisor E. Edward Zinke

Manajer Finansial Rachel J. Child

Asisten Redaksi Marvene Thorpe-Baptiste

Dewan Manajemen Jairyong Lee, ketua; Bill Knott, sekretaris; P. D. Chun, Karnik Doukmetzian, Suk Hee Han, Kenneth Osborn, Juan Prestol, Claude Richli, Akeri Suzuki, Ex-officio: Robert Lemon, G. T. Ng, Ted N. C. Wilson

Pengarah Seni dan Desain Jeff Dever, Brett Meliti

Para Penasihat Ted N. C. Wilson, Robert E. Lemon, G. T. Ng, Guillermo E. Biaggi, Lowell C. Cooper, Daniel R. Jackson, Geoffrey Mbwana, Armando Miranda, Pardon K. Mwansa, Michael L. Ryan, Blasious M. Ruguri, Benjamin D. Schoun, Ella S. Simmons, Alberto C. Gulfan, Jr., Erton Köhler, Jairyong Lee, Israel Leito, John Rathinaraj, Paul S. Ratsara, Barry Oliver, Bruno Vertallier, Gilbert Wari

Kepada para Penulis: Silakan mengirimkan naskah yangsiap diterbitkan, melalui alamat redaksi 12501OldColumbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600, U.S.A.Atau melalui fax: +1 (301) 680-6638

E-mail: Internet: [email protected] Web: www.adventistworld.org

Kecuali diberitahu, semua kutipan ayat Alkitab diambil dariALkitab Terjemahan Baru. © 1974 Lembaga Alkitab Indonesia(LAI). Digunakan dengan izin.

Adventist World diterbitkan setiap bulan dan dicetak secaraberkala di Korea, Brasil, Indonesia, Australia, Jerman, Austria,dan Amerika Serikat.

Vol. 11, No. 4

“Lihatlah, Aku Datang Segera”Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Advent di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan.

04 - 2015 | Adventist World 31

Page 32: April 2015 indonesian

Bakti Wanita advent ke Pesantren

HealtH expo ssC tanjung Bunga

Konferens Sulawesi Selatan Barat dan Tenggara (KSSBT)

Konferens Sulawesi Selatan Barat dan Tenggara (KSSBT)

Mengakhiri ta-hun 2014, Bak-ti Wanita Ad-

vent Konferens Sulawesi Selatan Barat dan Teng-gara Chapter Kantor mengadakan kunjungan ke sebuah pesantren di daerah Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sula-wesi Selatan. Bermula ke-tika Ibu Mientje Kaum-pungan selaku Direktur Bakti Wanita Advent KSSBT beribadah Sabat di Jemaat Sungai Yordan dan bertemu dengan seorang ibu yang anaknya bersekolah di pesantren Nur Fadhilah. Secara spontan Ibu Kaumpungan ber-tanya apakah bisa berkunjung di pesantren tersebut, dan ter-nyata diizinkan oleh pihak sekolah dan yayasan yang menaungi sekolah tersebut.

Akhirnya pada tanggal 14 Desember 2014 Bakti Wanita Ad-vent Chapter kantor KSSBT berkunjung ke pesantren tersebut dan disambut oleh murid-murid, guru bahkan ketua yayasan juga turut hadir. Setelah memberikan sambutan dan ucapan te-rima kasih, BWA memberikan bantuan berupa alat-alat olahra-

ga dan sembako untuk panti asuhan yang ada di pesantren itu. Anak dari anggota jemaat yang bersekolah di situ, satu-satunya Kristen tetapi dia diizinkan untuk tidak bersekolah pada hari Sabat dan setiap hari hanya dia yang tidak menggunakan jilbab.

Setelah berbincang-bincang para guru di sana baru menge-tahui jika ada komunitas Kristen yang tidak makan yang haram dan berbakti pada hari Sabat. Sebelum pulang kami diizinkan untuk berdoa bersama yang dilayangkan oleh Pdt. A. Inaray se-laku ketua konferens. n

—Dilaporkan oleh Pdt. Danny Sumajow, Dir. KomunikasiKSSBT.

Pada tanggal 13 Desem-ber 2014, Sekolah Sabat Cabang (SSC) Tanjung

Bunga Makassar mengadakan Health Expo di Wilayah Barombong yang komunitas-nya kaum mayoritas, tepatnya di daerah perumahan Pesona Barombong.

Di sana hanya ada satu ke-luarga Advent yaitu Bpk. Billy Kabenaran yang juga sebagai Kepala Sekolah Durian dan Dir. Pendidikan KSSBT. Ru-mahnya digunakan sebagai tempat pelayanan kesehatan.

dari INDONESIA

32 Adventist World | 04 - 2015

Page 33: April 2015 indonesian

iBu Camat memBaWakan Cerita anak-anakIbadah Sabat se-Pulau Tagulandang dan Biaro

Malam harinya mereka sudah membagikan undangan untuk hadir dalam acara pemeriksaan.

Sambutan dari masyarakat sangat baik, mereka ingin me-meriksakan kesehatannya karena mereka jarang ke dokter, dan yang pertama berkonsultasi adalah Bapak Rukun Tetangga (RT). Mereka sangat senang karena belum pernah ada kegiatan seperti itu di wilayah mereka. Hadir juga dr. L.K. Djimesha se-bagai Dir. Kesehatan KSSBT sebagai konsultan dan dibantu oleh Farly Kaumpungan. Setiap masyarakat yang hadir jika me-reka selesai diperiksa, mereka diberikan makanan sehat. n

—Dilaporkan oleh Pdt. Danny Sumajow, Dir. KomunikasiKSSBT.

Camat Tagulandang Utara, Betsy R. Makinggung, S.Pd., membawakan cerita anak-anak di ibadah Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) se-Pulau Tagulandang

dan Biaro yang diadakan di Jemaat Lumbo pada hari Sabat, 14 Februari 2015.

Ibu Camat yang bukan Advent itu memberikan cerita yang menarik kepada semua anak-anak anggota jemaat yang datang menghadiri ibadah pertemuan pada hari Sabat itu.

Peristiwa ini spontan terjadi ketika Pdt. W. Wukala, gembala wilayah Tagulandang ingin mengundang istrinya untuk mem-bawakan cerita anak-anak tetapi ketika melihat Ibu Camat yang saat itu duduk di depannya ia segera meminta Ibu Camat memberikan cerita kepada anak-anak dan permintaan itu dite-rima dengan baik.

Di dalam ceritanya, Ibu Camat menceritakan tentang dua bersaudara yaitu Esau dan Yakub. Melalui cerita itu Ibu Camat

dari INDONESIA

04 - 2015 | Adventist World 33

Page 34: April 2015 indonesian

menasihatkan agar anak-anak harus menjadi anak-anak yang rajin dan penu-rut kepada orangtua. Di akhir ceritanya, Ia meminta anak-anak untuk mencium saudaranya dan ibu mere-ka, dengan gesit beberapa anak segera berlari meng-hampri saudara dan ibunya untuk menciumi mereka.

Dalam ibadah perte-muan itu Ibu Camat juga memberikan sambutan mewakili pemerintah. Di dalam sam-butannya ia berterima kasih kepada anggota jemaat khususnya yang ada di Kecamatan Tagulandang Utara yang selalu mendu-kung program pemerintah kecamatan. Ia juga berkata bahwa ia merasa senang dengan ibadah Sabat khususnya dengan acara Sekolah Sabat dan cerita untuk anak-anak.

Ibadah pertemuan Sabat itu dihadiri juga oleh Pdt. W. Su-

leh, Sekretaris GMAHK Daerah Misi Nusa Utara, Ibu Lusye Mutia, Pejabat Kapitalau Kampung Lumbo dan Bapak Albert Singal, Kepala Kepolisian Sektor Tagulandang, yang adalah seo-rang Advent yang setia.

Lebih dari 400 anggota jemaat menghadiri ibadah pertemu-an itu pada hari Sabat itu. n

—Dilaporkan oleh Pdt. B. Soriton, Daerah Misi Nusa Utara.

sekilas aWal “soBat sehat”Klub Sehat Perguruan Advent XI Tanjung Barat

Perguruan Advent XI Tan-jung Barat dapat menjadi sebuah pusat pengaruh

(Center of Influence) bagi ling-kungan sekitar karena jumlah orangtua yang relatif banyak menunggu anak mereka di se-kitar sekolah. Para orangtua adalah penduduk di sekitar se-kolah yang dapat membagikan ceritanya kepada para tetangga, ketika mereka mendapatkan

dari INDONESIA

34 Adventist World | 04 - 2015

Page 35: April 2015 indonesian

pelayanan yang prima melalui lembaga pendidikan ini. Untuk itu sekitar bulan September 2014, Direktur Global Mission Konferens DKI Jakarta & Seki-tarnya, Pdt. L. Situmorang; dan Direktur Pelayanan Kesehatan, Pdt. Paul Emerson Zai me-ngunjungi Perguruan Advent XI melihat kemungkinan un-tuk membuka sebuah Klub Se-hat di sekitar Jakarta Selatan. Pada hari itu juga digagas dan disetujui pembukaan klub se-hat di sekolah yang didukung oleh semua guru, dewan seko-lah dan gembala jemaat, Pdt. K.Y. Limbong.

Sebelum dibuka pada tang-gal 20 Desember 2014, bebera-

“PengharaPan di akhir Zaman”KKR di Jemaat Salibabu

Telah dilaksanakan KKR dengan tema “Pengharapan di Akhir Zaman” di Distrik Talaud Selatan, tepatnya di Je-maat Salibabu. Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR)

yang dilayani oleh Pdt. Angky Tumbal selaku Gembala Distrik Talaud Selatan 1 ini sangat disyukuri oleh Jemaat Salibabu, oleh karena jemaat ini hanya berjumlah 4 kepala keluarga, namun acara KKR yang mengupas pembahasan tentang buku Wahyu ini dipadati oleh para tamu. Banyak tamu dari malam ke ma-lam. Karena jumlah anggota Jemaat yang sedikit dan semua si-buk sebagai panitia, maka yang pertama datang mengisi bang-ku yang kosong ialah para tamu. Berlangsungnya acara KKR ini berkat kerja sama anggota GMAHK di Distrik Talaud Selatan, di antaranya Jemaat Bitunuris dan Lirung yang selalu hadir se-tiap malam meskipun harus menempuh jarak yang cukup jauh.

Pada penutupan KKR, Pdt. Hartje Sandil memimpin ibadah Sabat dan selesai ibadah Sabat, ada dua jiwa yang menyerahkan hi-dupnya bagi Yesus melalui baptis-an. Salah seorang yang dibaptis ia-lah seorang ibu bukan Advent. Ke-saksian dari ibu ini sangat me-nyentuh, ia mengatakan, “saya te-lah melalangbuana pergi dari gere-ja satu ke gereja yang lain untuk menemukan kebenaran yang sesu-ai Alkitab, dan puji Tuhan saya

menemukan kebenaran itu dalam Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.”

Masih ada cukup banyak simpatisan yang rindu untuk mengikuti Yesus namun masih bergumul dengan tantangan yang ada. Salah seorang ibu yang lain pula, meskipun belum mengambil keputusan untuk dibaptis, namun sejak diadakanya KKR ini, ia rajin belajar Alkitab dan buku Kemenangan Akhir serta rajin mengunjungi ibadah yang dibuat oleh Jemaat Saliba-bu. Kita terus berdoa, semoga baik jiwa yang baru menerima Yesus maupun yang sementara belajar senantiasa dituntun oleh Roh Kudus. n

—Dilaporkan oleh Vinenda Tumbal-Takasanakeng, Panitia KKR Distrik Talaud Selatan, Daerah Misi Nusa Utara.

pa ibu di lingkungan sekitar sekolah mengadakan latihan se-nam sehat di lapangan sekolah. Kegiatan senam yang diadakan dua kali seminggu (tiap hari Minggu dan Rabu), diikuti oleh kurang lebih 25 orang termasuk beberapa guru dan orangtua murid. Ketika tanggal 18 Desember 2014 Klub Sehat ini dires-mikan oleh Pdt. R. Hutapea, Ketua Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya, maka peserta senam dan hampir semua orangtua menghadiri acara tersebut yang disatukan dengan acara syuku-ran tutup tahun 2014.

Saat ini, Klub Sehat sudah menjalankan senam jantung se-hat, pemeriksaan kesehatan gratis, menjual bahan makanan se-hat dan seminar kesehatan dengan narasumber Bapak Edy Nurhan, pembicara seminar kesehatan di radio dan televisi. Perguruan Advent XI Tanjung Barat, sama seperti perguruan Advent lainnya memiliki misi memperkenalkan Yesus kepada siswa-siswinya serta mengembalikan peta Allah yang hilang. n

—Dilaporkan oleh, Beatrix Marbun, Humas Perguruan Advent Tanjung Barat.

dari INDONESIA

04 - 2015 | Adventist World 35

Page 36: April 2015 indonesian

Memasuki tahun 2015, Daerah Sumatera Kawasan Uta-ra (DSKU) mendapat berkat melalui pelayanan Injil yang dimotori oleh Global Outreach Fellowship

(GOF) yang datang dari Jemaat Azure Hills dan beberapa jema-at di California, Amerika Serikat. Tim ministry ini mengambil tempat pelayanan di Tanah Karo mulai tanggal 7-14 Februari 2015.

Seluruh anggota tim yang berjumlah 32 orang disebar di 11 titik pelayanan di Tanah Karo sebagaimana yang telah diran-cang sebelumnya oleh tim survei pada bulan Mei 2014 yang la-lu. Sepuluh titik tempat KKR yang dilayani antara lain: (1) Ka-ban Jahe, oleh Pdt. Johnny Lubis dan Pdt. Dr. J.S. Perangin-angin; (2) Sukanalu, oleh Pdt. John Butar-butar dan Robert Bu-tar-butar; (3) Gongsol, oleh Pdt. Charles Pakpahan; (4) Aji Jahe, oleh Ev. Barita Sitompul; (5) Barus Julu, oleh Dr. Daniel dan Sherley Injo; (6) SD-SMP Barus Julu, oleh Pdt. Clifford Lim; (7) Barus Jahe, oleh Ev. Herry Legoh; (8) Lau Rakit, oleh Ev. Maksa Marpaung dan Richard Tamba; (9) Kuta Male, oleh Pdt. K.E. Ginting dan Pdt. Roiman Siagian; (10) Kuta Mbaru, oleh Pdt. Purasa Marpaung dan Ester Marpaung; (11) Lembaga Pemasyarakatan Kaban Jahe, oleh Pdt. Mardi Sinaga.

Mengawali pelayanan penginjilan sepanjang minggu, pada hari Sabat tanggal 7 Februari telah diadakan kebaktian Sabat gabungan di Gedung Serbaguna Advent Sumbul. Hamba Tu-han Pdt. Johnny Lubis melayani dalam khotbah siang dan me-motivasi seluruh anggota jemaat. Pdt. Dr. J.S. Peranginangin bersama Pdt. Dr. Joseph Sianipar dan Dr. Mardi Marpaung dari kantor uni juga turut bergabung bersama tim sepanjang ming-gu untuk menopang seluruh pelayanan. Demikian juga tim da-ri kantor daerah di bawah koordinasi Pdt. D. Nainggolan juga turut bergabung sepanjang minggu. Dan tidak ketinggalan La-dies VG dari Jakarta yang dikoordinasi Ibu Jeany Tarigan juga bersafari sepanjang minggu di berbagai titik KKR untuk mela-yani lagu-lagu pujian.

Pelayanan GOF bukan ha-nya KKR pada malam hari tetapi juga Pelayanan Kesehatan (Chari-ty Clinic) di ber-bagai tempat yang ditopang oleh tim Rumah Sakit Ad-vent Medan, Ban-dar Lampung dan Bandung. Dan se-tiap hari pada pu-kul 10.00-12.00 WIB juga diada-kan seminar kese-

Pelayanan injil serentak tanah karoOleh Global Outreach Fellowship (GOF), Loma Linda California

hatan dan Rohani yang mengambil tempat di Hotel Miki Holi-day, Berastagi. Ada pun pembicara pada acara seminar tersebut adalah Dr. Daniel Injo (Bendahara GOF) dan Pdt. Dr. Ron Clouzet (Dosen dari Andrews University) yang khusus datang memenuhi undangan tim GOF dalam melengkapi pelayanan di Tanah Karo.

Selama di Tanah Karo Tim GOF juga berusaha untuk me-nampung permohonan jemaat-jemaat dalam hal peningkatan sarana dan prasarana di jemaat maupun sekolah, sehingga ber-bagai bantuan mereka berikan, baik bantuan organ gereja, komputer sekolah, dan dana bantuan pembangunan ruangan asrama di Sekolah Lau Rakit, maupun untuk para guru se-Ta-nah Karo. Bahkan tim GOF masih berjanji untuk memberikan perhatian dalam memajukan pekerjaan Tuhan di Tanah Karo pada waktu mendatang.

Pada hari Sabat terakhir, kembali kebaktian Sabat gabungan diadakan di Gedung Serba Guna Sumbul, Kaban Jahe yang di-penuhi oleh seluruh umat Tuhan se-Tanah Karo. Lebih kurang 1.500 orang jemaat berkumpul menikmati sajian Firman Tuhan melalui khotbah yang dilayani oleh Pdt. Dr. Ron Clouzet yang dialihbahasakan oleh Pdt. Dr. Purasa Marpaung. Seusai acara khotbah, dilanjutkan dengan upacara baptisan kudus untuk se-luruh jiwa yang sudah dimenangkan baik melalui KKR sepan-jang minggu maupun melalui care group yang sudah dijalankan selama beberapa bulan sebelumnya yang berjumlah total 168 ji-wa.

Tim meninggalkan Tanah Karo pada keesokan harinya dan menyempatkan diri berkunjung ke Danau Toba sebelum be-rangkat ke Bandara Kuala Namu, dan pulang ke California. n

—Dilaporkan oleh Pdt. Des Han Lingga, Dir. Komunikasi Daerah Sumatera Kawasan Utara.

dari INDONESIA

36 Adventist World | 04 - 2015

Page 37: April 2015 indonesian

Pada tanggal 14 Desem-ber 2014 PA Rawama-ngun mengadakan Pela-

yanan Kasih ke Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi. Pemuda Advent Rawa-mangun diterima dengan sa-ngat baik oleh pihak panti dan bertemu dengan Ibu Susan se-laku pembimbing rohani di panti tersebut.

Acara dimulai pukul 13:30 WIB setelah kakek dan nenek berkumpul di Gereja Toraja. Acara ibadah melalui renung-an Firman Tuhan dibawakan oleh Ketua PA, Sdr. Tevan Lon-taan yang bertema persahabat-an. Diakhir renungan dilaku-kan kelompok doa bersama

Pelayanan ke Panti sosial tresna Werdha Budi dharma BekasiPelayanan Pemuda Advent (PA) Rawamangun

Lansia mereka saling berbagi cerita dan saling mendoakan satu sama lain.

Acara berakhir pukul 15:00 WIB dengan pembagi-an bingkisan kepada para lansia. Pemuda Advent Rawa-mangun sangat berbahagia dapat melayani dan melihat keantusiasan para kakek dan nenek di panti itu.

Kiranya pelayanan ini bu-kan yang terakhir tetapi men-jadi awal semangat dari para orang muda untuk semakin giat dalam melayani di mana pun berada. n

—Dilaporkan oleh Tevan Lontaan, Dep. PA Jemaat Rawamangun.

seminar ketua dan Bendahara jemaatKonferens DKI Jakarta dan Sekitarnya

Peranan ketua dan bendahara jemaat dalam Penginjilan Kota (City Evangelism) dan Pusat Pengaruh (Center of In-fluence). Itulah topik yang dibahas dalam seminar yang

diselenggarakan oleh Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya se-lama tiga hari di Hotel Grand Ussu pada tanggal 6-8 Maret

2015. Melihat semangat dari para pemimpin je-maat, maka yang hadir menjadi peserta adalah 300 orang terdiri dari para ketua dan benda-hara jemaat dari 163 je-maat di Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya. Penekanan dari semi-nar yang dibawakan oleh Pdt. H.E. Sinaga yang khusus diundang dari Divisi Asia Pasifik Selatan (SSD) adalah: Bagaimana menjadi se-

orang murid yang sejati.Sinaga menekankan, bahasa Yunani untuk murid adalah

Mathetes yang berarti “seorang murid atau pengikut“ itu berasal dari kata kerja mantana, belajar, jadi seorang murid adalah seo-rang yang mengikuti ajaran seseorang, itu juga berarti menela-dani. Maka kata Mathetes adalah belajar dari Yesus, mengikut Yesus, meneladani Yesus, menjadi seperti Yesus.

Selama seminar ini semua bendahara jemaat dipisahkan da-ri para ketua, dan yang menjadi narasumber kepada para ben-dahara adalah Bendahara Uni Indonesia Kawasan Barat (UI-KB), Bapak B.F. Sihotang; Bpk. B.Aritonang dan UIKB; Bpk. P. Doloksaribu, Bendahara Konferens DKI Jakarata dan Sekitar-nya.

Pembahasan mereka adalah peraturan tentang rencana per-sembahan terpadu. Harapannya adalah ketika sepulang dari se-minar ini maka terselnggara penginjilan kota dan pusat penga-ruh melalui jemaat yang ada di Kota Jakarta yaitu Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi). n

—Dilaporkan oleh Pdt. Arbeni Sagala, Dir. Komunikasi Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya.

dari INDONESIA

04 - 2015 | Adventist World 37

Page 38: April 2015 indonesian

Catat dan rekam!Workshop Penginjilan NET 2015 KJKT

Suatu kesempatan yang sangat menyenangkan dan mem-bangun kerohanian jemaat se-Konferens Jawa Kawasan Timur (KJKT), karena mulai Jumat, 27 Februari sampai

Minggu, 1 Maret 2015 di Roemah YWI Batu Malang dilaksa-nakan Workshop Penginjilan–NET 2015 yang dihadiri 64 utus-an perwakilan dari Jemaat se-KJKT.

Workshop di mulai pukul 18.30 WIB, renungan pembuka-an dibawakan oleh Pdt. Henky Wijaya selaku Ketua Konferens Jawa Kawasan Timur. Dalam renungannya yang berjudul Greatest Joy, ditekankan kesenangan yang terbesar dalam kehi-dupan jika seseorang dalam hidupnya menyampaikan Injil. Hal ini sesuai dengan kesaksian Rasul Paulus dalam 1 Korin-tus 9:16 yang berkata “Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitahukan Injil.”

Setelah renungan para peserta mengikuti seminar yang di-sampaikan oleh Pdt. Dr. Marolop Sagala. Pembicara membagi materi dalam empat sesi dengan materi antara lain: Integrated Evangelism Life-Style (Penginjilan Pola Kehidupan Terpadu), Mission to the City Concept and System (Konsep dan Sistem Penginjilan Kota), Sabbath School Unit Action Revitalization (Revitalisasi Unit Kerja Sekolah Sabat), Care Group–Small Group Dinamic (Dinamika Kelompok Kecil–Kelompok Pedu-li). Kata kunci yang selalu disampaikan oleh pembicara adalah “Catat,” walaupun mereka diberikan materi dalam bentuk CD peserta selalu dimotivasi agar jangan lupa mencatat.

Pada Sabat sore para peserta kembali berkumpul pukul 14.00 WIB, pembicara seminar Pdt. Dr. Samuel Simorangkir, dalam pemaparannya menyampaikan pertanyaan yang meng-gelitik pemikiran peserta “Apakah semua yang hadir adalah komunikasi jemaat?“ Pertama-tama yang mengangkat tangan-nya hanya empat orang sampai akhirnya setelah diulang per-tanyaan tersebut maka seluruh peserta menyadari bahwa selu-ruh yang hadir adalah komunikasi jemaat.

Inti pemaparan yang berkaitan dengan NET–2015 yang disampaikan adalah program penginjilan NET 2015 yaitu pro-gram penginjilan dari UIKB yang disiarkan langsung melalui Internet, 2 TV Satelit yang mendukung yaitu Hope Channel Indonesia dan ARN TV atau HCBN. Serta di sampaikan freku-ensi untuk mendapatkan dua siaran tersebut adalah Hope Channel Indonesia Telkom 1-108.2 E, Frekuensi: 3830, Pol: H, Simbol Rate: 3000 dan ARN TV atau HCBN Telkom 1-108.2 E, Frekuensi: 3735 (range: 3734-3736), Pol: H, Simbol Rate: 1200. TV Internet: http://www.hcbn-indonesia.org dan TV Internet: http://www.useetv.com/livetv/hopetv.

Kata kunci yang selalu disampaikan oleh pembicara adalah “Rekam,” setiap kesempatan yang ada di gereja jangan lupa di-rekam dan hasilnya ditayangkan ke media sosial dan juga di-sampaikan ke Direktur Komunikasi UIKB.

—Dilaporkan oleh David Maart, Departemen Komunikasi KJKT.

dari INDONESIA

38 Adventist World | 04 - 2015

Page 39: April 2015 indonesian

Putat Jaya merupakan salah satu kelurahan di Surabaya. Tepatnya di Jalan Ku-pang Gunung Jaya III Nomor 8, RW 7 yang terdiri dari 9 RT adalah lokasi Ge-reja Masehi Advent Hari Ketujuh Jemaat Kupang Gunung. Senin, 2 Maret 2015

di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh tersebut telah menjadi pusat perhatian warga karena di tempat ini diadakan pengobatan gratis yang dilakukan oleh Konferens Ja-wa Kawasan Timur (KJKT), bekerja sama dengan Pundi Amal SCTV, dan Obor Ber-kat Indonesia.

Sejak pukul 07.30 WIB warga telah berdatangan, setelah tim medis yang terdiri dari 3 dokter umum dan 3 dokter gigi selesai mempersiapkan peralatan maka kegi-atan segera dimulai. Pukul 08.00 WIB, Pdt. Henky Wijaya selaku Ketua Konferens Ja-wa Kawasan Timur memimpin doa pembukaan kegiatan tersebut. Pada saat mende-ngar kata “amin,” semua warga segera beranjak dan menuju meja pendaftaran. Kare-na animo masyarakat sangat tinggi maka panitia segera berinisiatif untuk menyedia-kan 2 meja tambahan sebagai tempat pendaftaran.

Pukul 12.00 WIB seluruh tim beristirahat dan dilanjutkan kembali pukul 13.00 WIB. Walau panas dan hujan deras mengguyur namun tidak sedikit pun menyurut-kan semangat warga yang rindu untuk berobat. Pukul 15.00 WIB pemeriksaan di-hentikan sejenak guna mendengarkan kata sambutan oleh Ketua RW, Bapak Sunar; mewakili Pundi Amal SCTV, Bapak Catur; dan mewakili Konferens Jawa Kawasan Timur, Pdt. Leonard Mamentu.

Tanpa disadari waktu terus berjalan, sebagian warga berdatangan di detik-detik terakhir penutupan. Panitia dan tim medis tetap memberikan kesempatan guna warga yang datang terakhir tersebut untuk tetap berobat. Akhirnya pada pukul 16.00 WIB seluruh rangkaian acara diakhiri dengan total peserta sebanyak 469 orang.

—Dilaporkan oleh David Maart, Departemen Komunikasi KJKT.

PengoBatan gratis jaWa timurKerja Sama Pundi Amal SCTV, Obor Berkat Indonesia dan KJKT

dari INDONESIA

04 - 2015 | Adventist World 39

Penerbit Indonesia Publishing House (anggota IKAPI Jawa Barat)Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184

Ketua Pengarah J. S. Peranginangin

Ketua Bidang Usaha S. Manueke

Bendahara W. Purba

Pemasaran S.P. Rakmeni

ProduksiS. M. Simbolon

Pemimpin Redaksi Roy M. Hutasoit

Redaksi Pelaksana dan Desain IsiJ. Pardede

Tim Redaksi F. Parhusip, R.S. Keni, F. Ngantung, J.W.S. WagiranJ. Wauran, F. Manurung, A. Siahaan

Penerjemah Naomi Hutajulu

Komunikasi UniS. Simorangkir, Uni Indonesia Kawasan BaratB. Sumendap, Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur

Komunikasi Konferens/Daerah/WilayahD. Lingga, Sumatera Kawasan UtaraH. Sihaloho, Sumatera Kawasan TengahV. J. Sinaga, Sumatera Kawasan SelatanA. Sagala, DKI Jakarta dan SekitarnyaN. Siringoringo, Jawa BaratA. Pender, Jawa TengahD. Maart, Jawa Kawasan TimurD. Juniarto, Kalimantan Kawasan TimurJ. Sihotang, Kalimantan BaratD. Kana Djo, Nusa TenggaraR. Keni, Minahasa UtaraDj. Muntu, MinahasaF. Kasenda, Bolaang Mangondow-GorontaloCh. Muaya, Sulawesi TengahM. Tandilangi, Sulawesi Selatan, Barat dan TenggaraA. J. Uniana, MalukuF. Macpal, Nusa UtaraH. Wambrauw, PapuaI. Lisupadang, Luwu Tana Toraja

Izin Departemen Penerangan RINo. 1167/SK Ditjen PPG/STT/1987

Alamat Redaksi Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184Telp. (022) 6030392; Fax. (022) 6027784Email: [email protected]

PemasaranTlp/Fax: 022-86062842

www.iphbdg.org

WARTAGEREJA ADVENT

“Lihatlah, Aku Datang Segera”Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Advent di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan.

Redaksi menerima naskah berita dan foto sesuai dengan misi majalah ini, maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk memasukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan.

Page 40: April 2015 indonesian

Like

Jika Anda tidak dapat hadir di San Antonio,

gunakan tanganmu.

Jangan kehilangan momenSesi General Conference.

Ikuti tim reporter kami secara live blog di www.adventistreview.orgDapatkan kisah dan foto di Facebook, dan kicauan di Twitter

(2-11 Juli 2015)

Likes us on Facebook Follow us on Twitter