Top Banner
Survei Rekayasa Laut A. ANJUNGAN LEPAS PANTAI Lokasi pada lepas pantai yang teridentifikasi memiliki potensi kandungan minyak bumi perlu dieksplorasi lebih lanjut supaya potensi minyak bumi tersebut dapat dieksploitasi. Untuk mengeksplorasi kandungan minyak bumi, dibutuhkan suatu Anjungan lepas pantai (Offshore Platform/Offshore Rig). Anjungan lepas pantai (Offshore Platform/Offshore Rig) adalah struktur atau bangunan yang di bangun di lepas pantai untuk mendukung proses eksplorasi atau eksploitasi bahan tambang maupun mineral alam. Adapun komponen dari Anjungan lepas pantai (Offshore Platform/Offshore Rig) : (Gambar 1. Komponen Anjungan lepas pantai (Offshore Platform/Offshore Rig)) Berikut dibawah ini merupakan jenis-jenis Anjungan lepas pantai (Offshore Platform/Offshore Rig) : Teknik Geodesi - ITN Malang 1
18

Aplikasi Survei Dan Pemetaan Untuk Peletakan Anjungan Lepas Pantai Guna Ekplorasi MIGAS

Dec 16, 2015

Download

Documents

gas
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Survei Rekayasa Laut

Survei Rekayasa LautA. ANJUNGAN LEPAS PANTAI

Lokasi pada lepas pantai yang teridentifikasi memiliki potensi kandungan minyakbumi perlu dieksplorasi lebih lanjut supaya potensi minyak bumi tersebut dapat dieksploitasi. Untuk mengeksplorasi kandungan minyak bumi, dibutuhkan suatu Anjungan lepas pantai (Offshore Platform/Offshore Rig).Anjungan lepas pantai (Offshore Platform/Offshore Rig) adalah struktur atau bangunan yang di bangun di lepas pantai untuk mendukung proses eksplorasi atau eksploitasi bahan tambang maupun mineral alam. Adapun komponen dari Anjungan lepas pantai (Offshore Platform/Offshore Rig) :

(Gambar 1. Komponen Anjungan lepas pantai (Offshore Platform/Offshore Rig))

Berikut dibawah ini merupakan jenis-jenis Anjungan lepas pantai (Offshore Platform/Offshore Rig) :

(Gambar 2. Jenis- jenis anjungan lepas pantai (Offshore Platform/Offshore Rig))Agar proses eksplorasi berjalan dengan lancar dan tepat sesuai dengan sasaran yang diharapkan, Anjungan lepas pantai (Offshore Platform/Offshore Rig) harus ditempatkan secara tepat dan aman di lokasi yang akan dieksplorasi tersebut. Untuk menjamin ketepatan dan keselamatan dalam peletakan Anjungan lepas pantai (Offshore Platform/Offshore Rig) serta kesuksesan proses eksplorasi, informasi mengenai kondisi lokasi eksplorasi perlu diketahui terlebih dahulu.

B. DIAGRAM ALIR PELAKSANAAN

Studi Kesesuaian (Desk Study)

Final Survei Kegiatan Konstruksi PembangunanDetail Site Plan Data Survei dari Perencanaan TeknisSurvei Lokasi

Penjelasan Mengenai Diagram Alir PelaksanaanPelaksanaan kegiatan Peletakan Anjungan lepas pantai (Offshore Platform/Offshore Rig) dimulai dari tahap seperti di bawah ini :

Studi Kesesuaian (Desk Study)Kegiatan Peninjauan dengan mencari parameter-parameter yang dijadikan acuan untuk kegiatan Peletakan Anjungan lepas pantai (Offshore Platform/Offshore Rig).

Survei LokasiTahapan Survei Lokasi Terdiri dari tiga tahapan, yaitu :a) Persiapan AdministrasiMenyiapkan surat izin dari instansi (swasta) atau pemerintah yang memberikan pekerjaan.b) Perencanaan TeknisMenentukan metode, personil, dan data-data sekunder (peta kerja, data iklim,literatur) yang akan digunakan dalam kegiatan Peletakan Anjungan lepas pantai (Offshore Platform/Offshore Rig).c) Survei Pendahuluan Melihat kondisi dan situasi lokasi survei seperti ketersediaan jaringan listrik,sarana transportasi, akomodasi, dan logistik. Pengidentifikasian titik-titik ikat yang ada di lapangan untuk keperluan pengikatan dan kontrol survei. Pengdentifikasian lokasi yang akan dijadikan pemasangan BM titik-titik ikat yang baru, lokasi penempatan statsiun referensi, serta lokasi penempatan statsiun pasut. Menyiapkan basecamp yang akan dijadikan sebagai pusat koordinasi pengumpulan data lapangan, pra-pengolahan data, serta kontrol kegiatan yang telah dilaksanakan, sedang dilaksanakan, dan yang akan dilaksanakan. Menyiapkan sarana transportasi untuk kegiatan survei, dalam hal ini pelaksanaan survei terkonsentrasi di laut maka diperlukan kapal serta logistik penunjangnya. Pemilihan jenis kapal survei

Data Survei dari Perencanaan TeknisHasil Pengumpulan data dari kegiatan survei lokasi untuk kegiatan Peletakan Anjungan lepas pantai (Offshore Platform/Offshore Rig).

Detail Site PlanMerupakan Pedoman yang merupakan hasil dari data survei dan perencanaan teknis untuk Peletakan Anjungan lepas pantai (Offshore Platform/Offshore Rig).

Kegiatan Konstruksi PembangunanPeran Geodet dalam konstruksi Peletakan Anjungan lepas pantai (Offshore Platform/Offshore Rig) adalah sebagai penunjuk posisi (positioning) yang diperoleh dari :a) Pengukuran Kerangka Dasar Geodetik Pengamatan DGPS Penngamatan Pasut (Pasang Surut)b) Survei Hidrografi Survei Batimetri Pencitraan Dasar Laut Survei Geofisika :Survei SeismikSurvei MagnetikSurvei Geoteknik Pengamatan Arus Pengamatan Gelombang Pengamatan Angin

Final SurveyDilakukan peninjauan kembali dari detail site plan yaitu data posisi letak Anjungan lepas pantai (Offshore Platform/Offshore Rig) dibangun. Apabila sudah sesuai maka akan disajikan dalam bentuk peta untuk kemudian digunakan untuk membangun Anjungan lepas pantai (Offshore Platform/Offshore Rig).

C. LANGKAH PENGERJAAN

1. Pengukuran Kerangka Dasar Geodetika) Pengamatan DGPS Pengamatan GPSPengamatan GPS di tambang dilakukan untuk menentukan posisi peletakan Anjungan lepas pantai (Offshore Platform/Offshore Rig).Hal- hal yang perlu diingat ketika melakukan pengukuran GPS di kawasan lepas pantai (Offshore Platform/Offshore Rig) yaitu; Penentuan posisi horisontal titik-titik fix perum survei di lepas pantai umumnya menggunakan sistem GPS diferensial. Metode ini digunakan untuk penentuan posisi diferensial kinematik secara real-time menggunakan data fase ataupun pseudorange. Sistem ini umumnya digunakan untuk penentuan posisi obyek-obyek yang bergerak. Dalam kasus penentuan posisi di lingkungan laut umumnya obyek yang akan ditentukan posisinya (kapal survei) selalu bergerak. Satu receiver GPS ditempatkan pada base-station (statsiun referensi) dan satu receiver pada rover-station (kapal survei). Implementasi dari tuntutan real time-nya statsiun referensi harus mengirimkan data fase dan pseudorange-nya ke kapal survei dengan menggunakan sistem komunikasi data tertentu.

(Gambar 3. Penentuan posisi titik fiks perum dengan metode RTK, dimana statsiunreferensi mengirim data koreksi ukuran menggunakan satelit komunikasi ke kapal survei)

Persyaratan mengenai lama pengamatan bergantung pada panjang baselinenya.

(Gambar4. Lama Pengamatan GPS berdasarkan panjang base line)

Data kemudian di akusisi untuk mendapatkan data pengamatan. Data keluaran hasil pengamatan yang diperoleh adalah perataan jaringan (network adjustment) dan data koordinat titik pengamatan

(Gambar 5. Skema perataan Jaringan GPS)

b) Pengamtan Pasut Pengamatan Pasut Alat Pengamatan Pasut menggunakan Tide Gauge.

(Gambar 6. pengamatan pasut dengan tide gauge yang mendeteksi perubahan tinggi muka air melalui sebuah pelampung yang dihubungkan denganpipa sebagai jalan masuk air laut)

Pengamatan pasut dilakukan dengan mengambil sampel data tinggi muka air laut pada suatu selang (periode) waktu tertentu. Idealnya, pengamatan pasut dilakukan selama selang waktu keseluruhan periodisasi benda-benda langit yang mempengaruhi terjadinya pasut telah kembali pada posisi semula. Lama pengamatan pasut untuk penentuan bidang referensi kedalaman dilakukan 15 atau 29 piantan (1 piantan = 25 jam), dengan interval pengamatan maksimal 30 menit, atau jika perubahan ketinggian air berjalan dengan cepat dan tunggang airnya besar, interval pengamatan bisa lebih dirapatkan. Pengukuran kerangka dasar vertikal dimaksudkan untuk mendapatkan ketinggian titik-titik kerangka dasar horisontal yang akan digunakan untuk mengikatkan kedudukan MSL (Mean Sea Level) dan CD (Chart Datum) dari hasil pengamatan pasut, sehingga kedudukan atau ketinggian relatif MSL dan CD terhadap titik-titik tetap di darat dapat diketahui. Metode pengukuran yang digunakan adalah pengukuran sipat datar, pengukuran beda tinggi dengan menggunakan waterpass dilakukan pergi-pulang untuk untuk memperoleh beda tinggi antara nol palem (statsiun pasut) dengan titik-titik referensi

(Gambar 7. Skema pengikatan statsiun pasut dengan pengukuran beda tinggi antara statsiun pasut dengan BM)2. Survei Hidrografia) Survei Batimetri Pemeruman Untuk mengukur kedalaman digunakan ehcosounder atau alat perum gema yang memanfaatkan gelombang akustik. Echosounder terdiri atas dua jenis yaitu single-beam echosounder dan multi-beam echosounder.

(Gambar 8. Cara kerja alat perum gema (single-beam echosounder))

(Gambar 9. Cara kerja alat perum gema (multi-beam echosounder))

Pengukuran kedalaman dilakukan pada lajur perum dan titik-titik yang telah ditentukan. Lajur-lajur pemeruman dibagi atas seksi-seksi sesuai dengan luas wilayah laut yang akan dipetakan. Selain pengukuran kedalaman juga dilakukan penentuan posisi titik-titik fix perum dan pencatatan waktu saat pengukuran untuk keperluan reduksi kedalaman hasil pengukuran terhadap pasut Pencatatan waktu dan penentuan posisi dilakukan secara simultan dengan pengukuran kedalaman.

(Gambar 10. Contoh jalur pemeruman)

Peran geodet dalam survei Batimetri yaitu sebagai navigator yang mengarahkan laju kapal sesuai dengan jalur pemeruman (jalur sounding) yang telah direncanakan dan menyajikan hasilnya berupa peta.

Gambar 11 Peta Batimetrib) Pencitraan Dasar Laut Untuk mendapatkan citra dasar laut digunakan alat yang dinamakan side scan sonar.

(Gambar 12. Pencitraan permukaan dasar laut dengan side scan sonar)

Cara Kerja dari Side Scan Sonar adalah :Sistem side scan sonar terdiri atas instrumen perekam dan tranduser dual chanel (towfish), towfish ditarik di bawah permukaan laut oleh kapal survei dengan menggunakan kabel. Tranduser memancarkan gelombang akustik ke dalam medium air dan gelombang tersebut memindai (scanning) permukaan dasar laut. Pantulan gelombang akustik dari dasar laut atau obyek lainnya yang terdapat di dasar laut kemudian diterima oleh hidropon yang terdapat dalam sistem tranduser, proyeksi dari permukaan dasar laut tersebut lalu direkam dalam bentuk citra.

c) Survei SeismikSurvei seismik adalah kegiatan pengukuran struktur lapisan bumi di bawah dasar laut dengan menggunakan gelombang seismik.

Tujuan dari survei seismik adalah untuk mengidentifikasikan struktur lapisan tanah yang berada di bawah dasar laut. Data seismik digunakan untuk melihat/memeriksa kemungkinan-kemungkinan yang ada di dasar laut atau area di bawahnya seperti batu karang yang terkubur, saluran-saluran, serta kehadiran akumulasi gas dangkal atau rintangan lain yang bisa menimbulkan efek yang merugikan pada pelaksanaan peletakan anjungan maupun proses eksplorasi. Metode survei seismik dilakukan dengan dua cara yaitu sub-bottom profiling dan hi-res seismic.

sub-bottom profiling

Gambar 13. sub-bottom profiling hi-res seismic.

Gambar 14. hi-res seismic

d) Survei MagnetikSurvei magnetik adalah kegiatan pengukuran intensitas magnetik yang berasal dari obyek-obyek yang berada di dasar laut. Tujuan dari survei magnetik adalah untuk mengidentifikasi obyek-obyek yang mengandung material logam.Alat yang digunakan untuk pendeteksian material logam di dasar laut adalah magnetometer, alat ini akan melakukan sistem pemindaian (scanning) berdasarkan prinsip kerja medan magnet.

(Gambar 15. Prinsip Kerja magnetometer)e) Survei GeoteknikSurvei geoteknik adalah kegiatan pengambilan sampel lapisan tanah dan batuan pembentuk morfologi dasar laut.

f) Pengamatan ArusPengukuran arus bisa dilakukan dengan instrumen mekanik dan instrumen akustik, pada metode mekanik digunakan alat pengukur arus yang disebut current meter.

(Gambar 16. Current meter)g) Pengamatan GelombangParameter yang diukur dalam pengamatan ini adalah adalah tinggi gelombang, perioda, panjang gelombang, sertacepat rambat gelombang.

h) Pengamatan AnginPengamatan yang dilakukan adalah dengan mengukur arah serta kecepatan angin. Untuk menentukan arah angin digunakan sebuah panah dengan pelat pengarah pergerakan pelat pengarah ini dihubungkan dengan lingkaran arah angin yang menunjukan arah angin tersebut seperti pada pembacaan skala kompas sedangkan untuk mengukur kecepatan angin diukur menggunakan anemometer

(Gambar 17. Anemometer)

Gambar 18. Contoh Peta Peletakan Anjungan lepas pantai (Offshore Platform/Offshore Rig)Teknik Geodesi - ITN Malang6