Top Banner
Padi dan PETANI Padi Indonesia -SYAHYUTI – Boyolali, 15 September 2014 Asosiasi Petani Indonesia (API) 1
53

Api boyolali (yuti)

Apr 22, 2015

Download

Science

Padi dan petani padi Indonesia. Pengantar diskusi untuk terbentuknya AMARTAPADI (Asosiasi Masyarakat Petani Padi Indonesia).
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Api boyolali (yuti)

1

Padi dan PETANI Padi Indonesia

-SYAHYUTI –

Boyolali, 15 September 2014Asosiasi Petani Indonesia (API)

Page 2: Api boyolali (yuti)

2

Satu, Kebijakan beras nasional

Page 3: Api boyolali (yuti)

3

Swasembada adalah tujuan pokok kebijakan beras nasional.

Pengertian konsep swasembada pangan:

Pengertian pertama = swasembada absolut (dipenuhi 100% dari produksi domestik). Sampai 1990-an.

Pengertian kedua = "swasembada on trend“ (kadang mengimpor kadang mengekspor). Sesudah 1990-an

Pengertian ketiga = kemandirian pangan, swasembada 90 persen.

Page 4: Api boyolali (yuti)

4

Posisi penting beras:• Usahatani padi memberikan kesempatan kerja

dan pendapatan bagi lebih dari 21 juta RT. • Beras menjadi bahan pangan pokok bagi lebih

dari 95 % penduduk• Sumbangan beras terhadap konsumsi energi

dan protein = lebih dari 55%

Page 5: Api boyolali (yuti)

5

Produktivitas padi Indonesia paling tinggi di Asean:

  1960 1970 1980 1990 2000 2010

Indonesia 1.76 2.38 3.29 4.3 4.4 5.01

Myanmar 1.72 1.7 2.77 2.94 3.38 4.12

Malaysia 2.04 2.39 2.85 2.77 3.06 3.78

Philippines 1.16 1.75 2.21 2.98 3.07 3.62

Thailand 1.39 2.02 1.89 1.96 2.61 2.88

East Timor   1.79 2 2.64 3 3.09

Vietnam 1.99 2.15 2.08 3.18 4.24 5.32

Sumber: http://ricestat.irri.org:8080/wrs/

Page 6: Api boyolali (yuti)

6

Tahun  Produksi (000 t)

Export (000 t)

Import (000 t) 

1950 10 33201951 9336 40901952 9962 76001953 10970 35801954 11747 25901955 10968 12701956 11110 76301957 11154 56301958 11661 68201959 12122 86901960 12814 1064

Tahun  Produksi (000 ton)

Export (000 t)

Import (000 t) 

1961 12084 10641962 13004 10961963 11595 10751964 12306 10241965 12975 0.01 1931966 13650 3061967 13222 3471968 17162.8 4861969 18020.2 6051970 19331 956

Produksi, ekspor dan impor beras Indonesia

Page 7: Api boyolali (yuti)

7

Tahun  Produksi (000 t)

Export (000 t)

Import (000 t) 

1971 20190 5061972 19394 7341973 21490 18631974 22473 11321975 22339 0.41 6921976 23301 13011977 23347 19731978 25772 0.01 18421979 26283 14 192231980 29652 10 2012

Tahun  Produksi (000 ton)

Export (000 t)

Import (000 t) 

1981 32774.2 5381982 33583.7 3101983 35303 11691984 38136.4 392 4141985 39032.9 258.71 341986 39726.8 133.81 281987 40078.2 32.73 551988 41676.2 104 331989 44725.6 105.49 2681990 45178.8 1.91 50

Page 8: Api boyolali (yuti)

8

Tahun  Produksi (000 t)

Export (000 t)

Import (000 t) 

1991 44688.2 0.64 1711992 48240 42.49 6101993 48181.1 350.61 241994 46641.5 169.14 6301995 49744.1 0.01 31581996 51101.5 0.2 21501997 49377.1 0.06 3481998 49236.7 1.98 28951999 50866.4 2.7 47482000 51898 1.19 1355

Tahun  Produksi (000 ton)

Export (000 t)

Import (000 t) 

2001 50460.8 3.95 6422002 51489.7 4.15 17992003 52137.6 0.7 16262004 54088.5 0.91 3912005 54151.1 42.29 1892006 54454.9 0.94 4562007 57157.4 1.19 14062008 60251.1 10 3502009 64398.9  

2010 66411.5  

Sumber: http://ricestat.irri.org:8080/wrs/

• Indonesia telah swasembada berkali-kali, tidak hanya tahun 1984. Dalam kurun 1950 sampai 2013, hampir setengahnya kita swasembada.

Page 9: Api boyolali (yuti)

9

Sasaran kebijakan perberasan:1. Berkembangnya sistem dan usaha agribisnis

pangan (kemampuan produksi domestik, kompetitif, dan diversifikasi produksi dan konsumnsi pangan)

2. Tercapainya stabilitas pasokan dan harga beras3. Meningkatnya pendapatan rumah tangga

petani4. Berkembangnya perekonomian desa

(beragamnya kesempatan kerja dan kesempatan berusaha).

Page 10: Api boyolali (yuti)

10

Kebijakan perberasan sesuai Inpres:

(1) Memberikan dukungan bagi peningkatan produktivitas petani padi dan produksi beras nasional.

(2) Memberikan dukungan bagi diversifikasi kegiatan ekonomi petani padi dalam rangka meningkatkan pendapatan petani.

(3) Melaksanakan kebijakan harga dasar pembelian gabah dan beras oleh Pemerintah dengan pedoman sebagai berikut.

(4) Menetapkan kebijakan impor beras dalam rangka memberikan perlindungan kepada petani dan konsumen.

(5) Memberikan jaminan bagi persediaan dan pelaksanaan penyaluran beras bagi kelompok masyarakat miskin dan rawan pangan.

Page 11: Api boyolali (yuti)

11

Dasar pertimbangan pemerintah mengeluarkan Inpres (misal Inpres No. 7 Tahun 2009

(i) dalam rangka stabilitas ekonomi nasional, (ii) melindungi tingkat pendapatan petani, (iii) stabilisasi harga beras, (iv) pengamanan cadangan beras pemerintah, (v) penyaluran beras untuk keperluan yang

ditetapkan oleh pemerintah, (vi) sebagai kelanjutan kebijakan perberasan

Page 12: Api boyolali (yuti)

12

Komponen-komponen kebijakan beras:

(a) kebijakan peningkatan produktivitas dan produksi padi/beras nasional,

(b) kebijakan pengembangan diversifikasi kegiatan ekonomi petani padi,

(c) kebijakan harga pembelian gabah/beras oleh pemerintah, (d) kebijakan impor beras yang melindungi produsen dan

konsumen, dan (e) kebijakan pemberian jaminan penyediaan dan

penyaluran Raskin

Page 13: Api boyolali (yuti)

13

Lingkup kebijakan perberasan nasional:

(1) Kecukupan pangan adalah hak azasi manusia, sehingga penanganan kebijakannya harus dinyatakan dalam bentuk kebijakan publik.

(2) Beras merupakan komoditas pangan terpenting, oleh sebab itu kebijakan perberasan harus memperhatikan dampaknya terhadap upaya meningkatkan kualitas dan keseimbangan konsumsi pangan dan gizi, tidak semata hanya kerangka ekonomi beras.

(3) Sistem kebijakan ekonomi beras nasional dipandang sebagai suatu sistem agribisnis.

(4) Perlu landasan yang memperhitungkan dampak jangka panjang, karena perspektif waktu kebijakan umumnya untuk jangka pendek (3-5 tahun).

Page 14: Api boyolali (yuti)

14

Trade off dalam Kebijakan Perberasan:

• Swasembada beras vs diversifikasi pangan.

Produksi beras yang digenjot habis-habisan = menyebabkan hilangnya keunggulan komparatif komoditas pangan lokal nonberas (sagu, ganyong, singkong, dan lain-lain)

Dari sisi produsen, budidaya padi yang disubsidi dan diproteksi = menyebabkan biaya produksi beras lebih murah dibandingkan komoditas nonberas (yang tidak disubsidi).

Dari sisi konsumen, posisi beras yang dipersepsikan sebagai komoditas superior secara politik karena berkontribusi besar terhadap inflasi menyebabkan pemerintah pun akan selalu menjaga beras dalam keadaan yang terjangkau melalui kebijakan proteksi dan subsidi untuk konsumen melalui operasi pasar ataupun program beras untuk rakyat miskin (raskin).

Page 15: Api boyolali (yuti)

15

Kebijakan non harga:

1. Penyediaan infrastruktur (sistem irigasi)2. Penyuluh pertanian 3. Alokasi anggaran yang memadai4. Pengembangan industri benih5. Pengembangan pestisida6. Jaminan suplai pupuk7. Permodalan dan asuransi8. Sistem resi gudang.

• Kebijakan non harga = pemerintah hadir• Kebijakan harga = pemerintah tidak hadir, karena

menyerahkan ke pasar. Inpres = menggunakan kebijakan harga

Page 16: Api boyolali (yuti)

Dua, Kondisi Petani Indonesia

16

Page 17: Api boyolali (yuti)

• Tahun 2014 adalah International Year of Family Farming” (IYFF)• Tujuannya adalah = to reposition family farming at the centre of

agricultural, environmental and social policies in the national agendas by identifying gaps and opportunities to promote a shift towards a more equal and balanced development.

• to defend and strengthen Family Farming as a viable alternative to eradicate the hunger, malnutrition and poverty suffered by 1000 million people worldwide.

• Kegiatan 2014 IYFF 2014 = Promosi, diskusi, dan kerjasama di level nasional, regional, dan global; untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang tantangan yang dihadapi oleh smallholders dan mencari cara EFEKTIF untuk MENDUKUNG family farmers.

• IYFF didukung oleh World Rural Forum dan 360 NGO sedunia• Bagaimana di Indonesia? 17

Page 18: Api boyolali (yuti)

Persepsi dan Harapan terhadap Pertanian Keluarga:

• Family Farming = our alternative for the future• Family Farming = feeding the world, caring for the

earth• Family farming = be a key factor in the UN’s Zero

Hunger Challenge and the UN post-2015 Sustainable Development Goals

• Family Farming = combating poverty, achieving food security, and attaining a vibrant rural society, based on respect for the environment and biodiversity.

18

Page 19: Api boyolali (yuti)

19

Untuk Indonesia saat ini:

1. Dasar semangat family farming yakni ketakutan hilangnya Pertanian Keluarga tidak terlalu relevan di Indonesia

2. Pertanian keluarga akan eksis lama, sulit “dihapus “.3. Isu yang lebih prioritas adalah “APAKAH PETANI dan KELUARGA

PETANI nya TERLINDUNGI, SEJAHTERA, TERHORMAT, .........BERMARTABAT?

Page 20: Api boyolali (yuti)

Hasil Sensus Pertanian 2013:

2003 2013 Perubahan (%)

RT petani gurem 19.015.051 14.248.870 Turun 25,0 %RT usaha pertanian pengguna lahan

30.419.582 25.751.266 Turun 15,4 &

RT usaha pertanian 31.232.184 26.135.469 Turun 16,3 %

Perusahaan pertanian

4.011 5.486 Naik 36,8 %

20

Page 21: Api boyolali (yuti)

Jumlah RT pertanian berdasarkan luas

penguasaan lahan (juta RT):

Luas pengusaan lahan (ha/RT)

1983 1993 2003

<0,5 6.4 10.6 14.00,5-0,9 3.7 4.3 4.61-1,9 2.9 3.1 3.5>2,0 2.2 1.6 2.8

Jumlah 17.1 21.1 24.9

21

Tahun Jumlah RT

pertanian (juta)

Total lahan yg dikuasai (000 ha)

Rata-rata

penguasaan

(ha/RT)1983 1.2 63.7 0.051993 1.6 83.0 0.052003 4.3 96.3 0.02

Gejala guremisasi:

Page 22: Api boyolali (yuti)

Batasan dalam ST 2013: • RT Petani Gurem = RT pertanian pengguna lahan dengan penguasaan < 0,5 ha

(mencakup lahan pertanian dan lahan bukan pertanian), RT budidaya ikan, penangkapan ikan, pemungutan hasil hutan, penangkapan satwa liar, dan jasa pertanian bukan pengguna lahan.

• RT Usaha Pertanian = adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian.

• RT Usaha Pertanian Pengguna Lahan = RT usaha pertanian yang melakukan satu atau lebih kegiatan usaha tanaman padi, palawija, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/tambak air payau, dan penangkaran satwa liar.

• Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum = adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha di sektor pertanian yang bersifat tetap, terus menerus yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang pendirian perusahaan dilindungi hukum atau izin dari instansi yang berwenang minimal pada tingkat kabupaten/kota, untuk setiap tahapan kegiatan budidaya pertanian seperti penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Contoh: PT, CV, Koperasi, Yayasan, SIP Pemda 22

Page 23: Api boyolali (yuti)

Guremisasi dan ketimpangan berlanjut:

Luas penguasaan (ha/RT)

2003 2013 Perubahan (%)

<0,1 9.4 4.3 -53.8

1-1,9 3.6 3.6 -1.5

2-4,9 6.8 6.7 -1.2

5-9,9 4.8 4.6 -4.8

10,19,9 3.7 3.7 1.0

20-19,9 1.7 1.6 -3.3

>30 1.3 1.6 22.8

Jumlah 31.2 26.1 -16.3

Jumlah RT usaha pertanian berdasarkan luas penguasaan lahan (juta RT)

23

Page 24: Api boyolali (yuti)

Mengapa petani berkurang?

1. Perbedaan batasan antar sensus pertanian2. Petani lari ke luar sektor pertanian, karena tidak

ekonomis dan tidak mencukupi untuk kesejahteraan keluarga

3. Menjadi buruh tani belaka (tidak mengelola lahan sendiri, tidak menyewa dan tidak menyakap lahan orang lain)

4. Konversi lahan pertanian

24

Page 25: Api boyolali (yuti)

Perbedaan ST 2003 vs 2013:2003 2013

Unit Pencacahan Seluruh RT yang ada kegiatan pertanian 

Hanya RT biasa, yakni RT yang melakukan  kegiatan pertanian dengan tujuan untuk usaha (dijual/ditukar).

Konsep Rumah Tangga Pertanian

RT yang melakukan kegiatan pertanian dengan tujuan untuk dijual  dan memenuhi Batas Minimal Usaha  yang ditetapkan

RT pertanian tidak menggunakan Batas Minimal Usaha

Populasi Komoditi Pertanian 

Seluruh populasi dari RT pertanian baik yg diusahakan maupun tidak

Hanya mencakup populasi RT usaha pertanian (sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar)

25

Page 26: Api boyolali (yuti)

Berapa lahan agar RT petani sejahtera?

• Nazam et al. (2011) untuk petani padi di NTB = perlu 0,73 ha per kk untuk hidup layak.

• Jika didasarkan atas Garis Kemiskinan BPS september 2013 (pengeluaran di pedesaan = Rp. 275 779 kap/bulan), World Bank = 1,25 dollar US kap/day, dan rata-rata anggota keluarga = 5 per RT, maka:

26

Page 27: Api boyolali (yuti)

Berapa penguasaan lahan minimal agar di atas garis kemiskinan?

27

Satuan Garis BPS Garis Bank DuniaBatas garis kemiskinan Rp/kap/bulan 275.779 450.000 Jumlah anggota keluarga orang/RT 5 5 Pendapatan minimal per tahun Rp/RT 16.546.740 27.000.000 Keuntungan usahatani padi Rp/ha 12.602.000 12.602.000 Keuntungan usahatani jagung Rp/ha 18.720.000 18.720.000 Keuntungan usahatani kedelai Rp/ha 5.365.200 5.365.200 Pendapatan usahatani: padi-padi-bera Rp/tahun/ha 25.204.000 25.204.000 padi-padi-jagung Rp/tahun/ha 43.924.000 43.924.000 padi-padi-kedelai Rp/tahun/ha 30.569.200 30.569.200 Kebutuhan lahan minimal per RT: padi-padi-bera ha/RT 0,66 1,07 padi-padi-jagung ha/RT 0,38 0,61 padi-padi-kedelai ha/RT 0,54 0,88

Page 28: Api boyolali (yuti)

Karakter 3 strata pertanian Indonesia (optional):Perusahaan pertanian Pertanian keluarga

ukuran “sedang”Pertanian keluarga gurem

Luas penguasaan lahan

>2 ha 0,5-2 ha <0,5 ha

Sumber tenaga kerja

Seluruhnya TK upahan dari luar keluarga

TK keluarga + TK upahan

Hanya menggunakan TK dari dalam keluarga

Tipe manajemen dan teknologi

Industrial , intensif, Semi intensif Aagroekologis, organik,

Tipe teknologi Mekanisasi penuh Semi mekanisasi Mekanisasi rendah, utamakan tenaga manusia

Orientasi usaha Bisnis Bisnis Kebutuhan pangan keluarga

Komoditas yg ditanam

komoditas pasar, ekspor, dll

Komoditas pasar dan pangan keluarga

Menanam komoditas pangan pokok keluarga

Strata 3 2 128

Page 29: Api boyolali (yuti)

Perbedaan kebutuhan tiga strata pertanian:

Strata 3 Strata 2 Strata 1

Kebutuhan lahan Membeli dan sewa (HGU tanah negara)

Lahan pribadi Lahan terlalu sempit, butuh perluasan, kepastian hak, dll

Kebutuhan modal Bunga komersial ke perbankan

Butuh subsidi Butuh subsidi

Kebutuhan benih Mampu memproduksi sendiri

Butuh subsidi Butuh subsidi

Kebutuhan pupuk dan obat-obatan

Mandiri, membeli dgn harga komersial

Harga disubidi Subsidi lebih besar

Kebutuhan teknologi Memiliki unit riset sendiri

Mengandalkan pemerintah

Butuh riset dengan pendekatan berbeda

Kebutuhan informasi Sudah mandiri Penyuluhan dan media massa

Penyuluhan lebih banyak dan pemberdayaan

Organisasi Hanya butuh asosiasi Butuh organisasi (kel tani, Gapoktan, koperasi)

Butuh organisasi yang berbeda

29

Page 30: Api boyolali (yuti)

Kondisi yang dihadapi dan sasaran ke depan:

30

Kondisi Yang dibutuhkan

Petani luas (> 2ha) Tidak dicakup dalam UU 19-2013, dianggap telah mandiri

Bagaimana buruh-buruh tani di dalamnya?

Petani kecil (0,5- 2 ha)

Dicakup dalam UU 19-2013 Butuh implementasi

Petani gurem (<0,5 ha)

Dicakup dalam UU 19-2013 Butuh implementasi

Buruh tani “kontrak” (di perkebunan)

Gaji yang rendahTempat tinggal tidak layakKondisi kerja yang tidak sehatTidak berorganisasiTidak memiliki KTP setempatTidak dicakup dalam UU 19-2013

Serikat pekerjaTekanan untuk perusahaan Pengawasan dari pemerintah“Revisi” UU 19 tahun 2013 (??)

Buruh tani personal (pangan,hortikultura, dll)

Upah di akhir panen (ceblokan, dll)Tidak dicakup dalam UU 19-2013

Neightborhood relationSolidaritas komunitas sedesaOrganisasi untuk buruh tani“Revisi” UU 19 tahun 2013 (??)

Page 31: Api boyolali (yuti)

Dukungan yang dibutuhkan di Indonesia:

• investasi pertanian agroekologis• memberi perhatian pada kearifan lokal• memberi akses dan kontrol sumber daya (air, tanah, dan modal)

dari korporasi ke komunitas lokal• memperkuat organisasi tani. • Konsep “petani kecil” mesti masuk secara tegas dalam kebijakan

dan menjadi agenda penting setiap negara di Asean. • IFPRI and ODI (2005) Berjudul “The Future of Small Farms”

menyebutkan bahwa “….small farmers have a future but will need a variety of technological and nontechnological interventions to overcome the challenges they face”.

• Dibutuhkan kreativitas menciptakan teknologi yang sesuai dengan mereka, serta kelembagaan

31

Page 32: Api boyolali (yuti)

UU No 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman:

• 18 Juli 2013 = uji materil perwakilan petani dikabulkan sebagian oleh MK.

• Petani dan jaringan NGO melakukan uji materiil pasal 5, 6, 9, 12 dan 60 karena dinilai tidak melindungi petani kecil.

• MK mengabulkan sebagian dari permohonan, yaitu pasal 9 ayat 3 dan pasal 12 ayat 1.

• Maka, perorangan petani kecil dapat melakukan pencarian dan pengumpulan plasma nutfah tanpa harus izin pemerintah terlebih dahulu

• Serta, mengedarkan varietas hasil pemuliaan petani dalam negeri tanpa terlebih dahulu dilepas oleh Pemerintah.

32

Page 33: Api boyolali (yuti)

UU 19 - 2013 ttg “Perlindungan dan Pemberdayaan Petani”:

“Petani” adalah = penggarap maksimal 2 ha, pemilik maksimal 2 ha, serta petani kebun, hortikultura dll lain yang ditetapkan khusus oleh menteri.

Pasal 1 = “Petani adalah warga negara Indonesia perseorangan dan/atau beserta keluarganya yang melakukan usaha tani di bidang tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan/atau peternakan”.

Pasal 12 (2) = perlindungan petani diberikan kepada: (a) Petani penggarap tanaman pangan yang tidak memiliki lahan usaha tani dan menggarap paling luas 2 (dua) hektare, (b) Petani yang memiliki lahan dan melakukan usaha budi daya tanaman pangan pada lahan paling luas 2 (dua) hektare, dan/atau (c) Petani hortikultura, pekebun, atau peternak skala usaha kecil sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

• Artinya = buruh tani tak bertanah (petani tunakisma) bukan petani. • Mereka yang jelas-jelas bekerja dengan tangannya langsung, mengolah

tanah, menanam bibit, menyiang rumput, menabur pupuk: tidak dilindungi, juga tidak diberdayakan negara.

33

Page 34: Api boyolali (yuti)

UU No 18 - 2012 tentang PANGAN:

Pasal 1: Kedaulatan Pangan = adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan

kebijakan Pangan yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem Pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal.

Kemandirian Pangan = adalah kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi Pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan Pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat.

Ketahanan Pangan = adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan

34

Page 35: Api boyolali (yuti)

35

Aspek Ketahanan pangan Kedaulatan pangan

1. Model produksi pertanian

Fokus pada produksi atau bertipe industrial

Agro-ekologis

2. Model perdagangan pertanian

Liberalisasi Proteksionis

3. organisasi yang memimpin

WTO Via Campesina

4. Instrumen yang digunakan

AoA, TRIPS, SPS IPC

5. Pendekatan terhadap sumberdaya genetis tanaman

Hak penguasaan individual

Anti hak paten, penguasaan secara

komunal

6. Wacana tentang lingkungan

Rasionalis ekonomis Rasionalisme hijau (green rationalism)

7. Nuansa Teknis Politis-humanis

Page 36: Api boyolali (yuti)

UU No 21 tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja / Serikat Buruh:

Tidak ada kata “petani”, “buruh tani”, dan “pertanian”. Pasal 1 = Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima

upah atau imbalan dalam bentuk lain;Pasal 5: (1) Setiap pekerja/buruh berhak membentuk dan menjadi anggota

serikat pekerja/serikat buruh. (2) Serikat pekerja/serikat buruh dibentuk oleh sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang pekerja/buruh.

Pasal 6: (1) Setiap pekerja/buruh berhak memb entuk dan menjadi anggota federasi serikat pekerja/serikat buruh. (2) Federasi serikat pekerja/serikat buruh dibentuk oleh sekurang- kurangnya 5 (lima) serikat pekerja/serikat buruh.

Pasal 7: (1) Federasi serikat pekerja/serikat buruh berhak membentuk dan menjadi anggota konfederasi serikat pekerja/serikat buruh. (2) Konfederasi serikat pekerja/serikat buruh dibentuk oleh sekuranq-kurangnya 3 (tiga) federasi serikat pekerja/serikat buruh.

36

Page 37: Api boyolali (yuti)

Buku “Hak Asasi Petani” (Deklarasi La Via Campesina Regional Asia Tenggara Asia Timur Tentang Hak Asasi

Petani. Federasi Serikat Petani Indonesia. 2007:

Hak petani atas kehidupan yang layak.Petani baik laki-laki maupun perempuan dan keluarganya: 1. berhak atas hidup seperti golongan masyarakat lainnya,

sebagaimana dijamin dalam piagam HAM PBB2. berhak akan perlindungan dari berbagai ancaman terhadap

keselamatan dirinya3. berhak untuk hidup secara layak, sejahtera dan bermartabat4. berhak akan makanan yang cukup, aman, sehat dan bergizi

secara berkelanjutan5. berhak akan pendapatan yang layak untuk memenuhi

kebutuhan dirinya dan keluarganya37

Page 38: Api boyolali (yuti)

“Perdagangan berkeadilan” (fair trade):= sistem perdagangan alternatif yang menjalankan prinsip-prinsip tertentu untuk

mencapai kesetaraan dalam perdagangan internasional. Sepuluh prinsip perdagangan berkeadilan (fair trade): 1. Menciptakan peluang bagi produsen kecil, 2. Bersifat trasnparan dan bertanggung jawab, dimana produsen menyampaikan

karakter dan kualitas barangnya secara jujur, sehingga tidak perlu broker dan iklan yang menghabiskan biaya,

3. Tidak semata-mata mengejar keuntungan, namun perduli pada kesejahteraan sosial, ekonomi dan lingkungan bagi produsen kecil,

4. Adil dalam pembayaran, 5. Tidak memperkerjakan anak-anak dan buruh paksa, 6. Mengutamakan kesetaraan gender dan kebebasan berserikat bagi produsen, 7. Memiliki tempat kerja yang sehat, 8. Meningkatkan kapasitas produsen, 9. Aktif mensosialisasikan perdagangan yang berkeadilan, dan 10. Menghormati keseimbangan ekologis.

38

Page 39: Api boyolali (yuti)

Perdagangan BEBAS vs ADIL:

39

Perdagangan bebas Perdagangan adil

Prinsip  =  mengurangi  intervensi pemerintah. 

Melindungi produsen lemah di negara berkembang 

Dijalankan oleh WTO (tahun 1995)  FLO  International  (1997), WFTO  (1989),  NEWS!  (1994), dan EFTA (1990).

Perhatian pada aspek ekonomi  Aspek  ekonomi,  kemanusiaan,  kesejahteraan  produsen, lingkungan kerja yang sehat, keadilan gender, HAM, dan lingkungan. 

Keuntungan  yang  besar  diperoleh  para pedagang dan broker 

Bagian  untuk  broker  dikurangi,  kalau  perlu  dihilangkan. Keuntungan terbesar diupayakan untuk produsen.

Produsen  besar  lebih  ekonomis,  akan memperoleh kekuatan di arena pasar.

Produsen  kecil  dibela,  sehingga  tetap  dapat  hidup  dan menguntungkan dari sistem perdagangan yang berjalan.

Page 40: Api boyolali (yuti)

40

Dalam kebijakan ketenagakerjaan:

Buruh/Karyawan/Pegawai = adalah seseorang yang bekerja pada orang lain atau instansi/kantor/perusahaan secara tetap dengan menerima upah/gaji baik berupa uang maupun barang.

Buruh yang tidak mempunyai majikan tetap, tidak digolongkan sebagai buruh/karyawan, tetapi sebagai pekerja bebas.

Pekerja Bebas di Pertanian =apabila seseorang yang bekerja pada orang lain/majikan/institusi yang tidak tetap (lebih dari 1 majikan dalam sebulan terakhir) di usaha pertanian baik berupa usaha rumah tangga maupun bukan usaha rumah tangga atas dasar balas jasa dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun barang, dan baik dengan sistem pembayaran harian maupun borongan.

Page 41: Api boyolali (yuti)

41

Kontribusi Tenaga Kerja Sektor Pertanian terhadap Angkatan Kerja Nasional.

Page 42: Api boyolali (yuti)

42

Page 43: Api boyolali (yuti)

43

Page 44: Api boyolali (yuti)

44

Page 45: Api boyolali (yuti)

45

Page 46: Api boyolali (yuti)

46

Page 47: Api boyolali (yuti)

47

Tiga, Petani dan Organisasi Petani Padi

Page 48: Api boyolali (yuti)

48

UU No 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani:

Pasal 1:• Kelembagaan Petani = lembaga yang

ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk Petani guna memperkuat dan memperjuangkan kepentingan Petani.

• Asosiasi Komoditas Pertanian = kumpulan dari Petani, Kelompok Tani, dan/atau Gabungan Kelompok Tani untuk memperjuangkan kepentingan Petani.

• Dewan Komoditas Pertanian Nasional = suatu lembaga yang beranggotakan Asosiasi Komoditas Pertanian untuk memperjuangkan kepentingan Petani

Page 49: Api boyolali (yuti)

49

Pasal 69: Pembentukan kelembagaan dilaksanakan dengan perpaduan dari budaya, norma, nilai, dan kearifan lokal Petani.

Pasal 70: (1) Kelembagaan Petani sebagaimana terdiri atas: Kelompok Tani, Gapoktan, Asosiasi Komoditas Pertanian, dan Dewan Komoditas Pertanian Nasional.(2) Kelembagaan Ekonomi Petani berupa badan usaha milik petani.

Pasal 71: Petani berkewajiban bergabung dan berperan aktif dalam Kelembagaan Petani.

Page 50: Api boyolali (yuti)

50

Pasal 76: (1) Asosiasi Komoditas Pertanian merupakan lembaga independen nirlaba yang dibentuk oleh, dari, dan untuk Petani.(2) Petani dalam mengembangkan Asosiasinya dapat mengikutsertakan Pelaku Usaha, pakar, dan/atau tokoh masyarakat yang peduli terhadap kesejahteraan Petani.

Pasal 77: Asosiasi Komoditas Pertanian dapat berkedudukan di kabupaten/kota atau provinsi.

Pasal 78: Asosiasi Komoditas Pertanian bertugas:a. menampung dan menyalurkan aspirasi Petani;mengadvokasi dan mengawasi pelaksanaan kemitraaan Usaha Tani;c. memberikan masukan kepada Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah

dalam perumusan kebijakanPerlindungan dan Pemberdayaan Petani;d. mempromosikan Komoditas Pertanian yang dihasilkan anggota, di dalam

negeri dan di luar negeri;e. mendorong persaingan Usaha Tani yang adil;f. memfasilitasi anggota dalam mengakses sarana produksi dan teknologi; dang. membantu menyelesaikan permasalahan dalam ber-Usaha Tani

Page 51: Api boyolali (yuti)

51

Pasal 79:

(1) Dewan Komoditas Pertanian Nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (1) huruf d bersifat nirlaba yang merupakan gabungan dari berbagai Asosiasi Komoditas Pertanian.

(2) Dewan Komoditas Pertanian Nasional berfungsi sebagai wadah untuk menyelesaikan permasalahan dalam ber-Usaha Tani.

(3) Petani dalam mengembangkan Dewan Komoditas Pertanian Nasional dapat mengikutsertakan Pelaku Usaha, pakar, dan/atau tokoh masyarakat yang peduli pada kesejahteraan Petani.

(4) Dewan Komoditas Pertanian Nasional merupakan mitra pemerintah dalam perumusan strategi dan kebijakan Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.

Page 52: Api boyolali (yuti)

52

Kelembagaan Ekonomi Petani:

Pasal 80:(1) Badan usaha milik Petani dibentuk oleh, dari, dan untuk Petani melalui Gabungan Kelompok Tani dengan penyertaan modal yang seluruhnya dimiliki oleh Gabungan Kelompok Tani.(2) Badan usaha milik Petani sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk koperasi atau badan usaha lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.(3) Badan usaha milik Petani sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi untuk meningkatkan skala ekonomi, daya saing, wadah investasi, dan mengembangkan jiwa kewirausahaan Petani.

Pasal 81: Badan usaha milik Petani paling sedikit bertugas:a. menyusun kelayakan usaha;b. mengembangkan kemitraan usaha; danc. meningkatkan nilai tambah Komoditas Pertanian.

Page 53: Api boyolali (yuti)

53

Terima [email protected]