Top Banner
27

Antologi Puisi - 10 Gerbang Kehidupan

Aug 06, 2015

Download

Documents


Puisi yang ku buat dengan seorang wanita bernama Farra Lailatus Sa'idah... ^_^
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Antologi Puisi - 10 Gerbang Kehidupan
Page 2: Antologi Puisi - 10 Gerbang Kehidupan

Kata-kata persembahan dari ku (Farra)

Selalu terpanjatkan syukur dalam setiap nafasku untuk Allah Azza Wa Jallah yang patut dicinta dan dipuja tanpa

mengharap balasan dari semua yang telah Engkau berikan untuk diriku yang hanya segumpal debu untuk kembali ke

tanah .

Aku bersyukur padaMu telah menghadirkanku dalam keluarga yang selalu membuatku kuat dalam menghadapi semua

cobaan .

Walau tertatih ku melangkah .

Dan tanganku patah untuk melewati semua .

Aku selalu bersyukur padaMu hadirkan mereka yang telah mengisi hiupku dan mengingatnya dalam detik-detik

memoriku .

Ayah, Mama, adik-adikku yang selalu menjadi inspirasi, tawa serta tangis haru di pipiku .

Dia yang telah berlalu menujuMu .

Semoga selalu tenang, dan yang terukir dalam baitku .

Mereka, yang selalu mengelus punggungku dan tenangkan emosiku dalam nafasku yang sesak .

Page 3: Antologi Puisi - 10 Gerbang Kehidupan

Terimakasih .

Tak dapat ku ucap satu persatu cinta, nama, dan kasih yang mampu membalas semua yang telah kalian beri dalam

pelajaran hidupku .

Kalian yang membuatku kuat, kalian yang buatku mampu mengelus dada untuk sabar, menghapus airmata untuk selalu

tersenyum dalam tangisan , dan semua yang telah kalian berikan dalam setiap senyum dan tangis .

Mungkin tiada persembahan yang mampu ungkapkan dan membalas segala apa yang telah kalian beri dalam hari-hariku

yang lemah dan lelah .

Dan tak lupa semua bait dan kata dalam prosa ku persembahkan untuk kalian semua yang membaca dan menyempatkan

diri untuk berbagi dalam membaca cerita hatiku yang luruh .

Untuk kalian yang tak segan membagi semangatnya untuk oang-orang terkasih, dan mereka yang rela bersusah payah dan

menghadiahkan senyuman dalam hidup kalian .

Alhamdulillah, wa rabbana hablana min azwajinaa wadzurriya tiina qurrata a’yun waj’alna lil muttaqiina imaama ,

rabbana milladunka rahmah . innaka samii uddu’a...

Rabbi habli minasshalikhin ....

Amien

***

Page 4: Antologi Puisi - 10 Gerbang Kehidupan

Alhamdulillah... Untukmu ya Allah, hamba berucap syukur atas segala rahmat yang senantiasa Engkau limpahkan

kepada hamba baik dalam keadaan senang atau dalam keadaan susah. Shalawat serta salam, hamba ingin panjatkan

kepada baginda Rasulullah SAW, manusia termulia yang kasih sayangnya tak terhingga kepada umatnya.

Terima kasihku kepada Ibu yang kasih sayangnya tak pernah mengharap balas dari anak-anaknya, tak pernah letih

untuk selalu memberikan yang terbaik. Dari rahim mulia ibulah aku dilahirkan. Penuh dengan perjuangan dan jerih

payah serta kebahagiaan yang tak terhingga. Ibu... Rey sayang sama ibu.

Kepada keluarga, nenek, bapak, paklik, bulek, mas, mbak, dan adek-adekku yang selalu menemani hari-hariku

dalam rumah sederhana. Rey.. sayang kalian semua...

Kepada teman-teman Psycho Library & Psycho Store, Psikologi G3, yang memberikan warna baru dalam hidupku.

Adek-adek kelas yang semangat belajarnya menggubah semangat baru dalam hari-hariku. Mas Fajri yang menjadi guruku

dalam menuntut ilmu, Mbak (Bunda) Lilik menjadi sosok seorang ibu bagiku, Mbak Octa yang asyik untuk digoda :P,

Mas (Kakek) Nasrul, mas Irul, mbak Dyah, mbak Bintan dan Mas Abhi.

Especially, Mas Fifqi Al-Rais a.k.a Captain Psycho Library yang mengajariku banyak hal tentang kehidupan ini,

menjadi sahabat dalam resah daln gelisahku. Menjadi seorang kakak yang mengayomi dan saudara dalam berbagai rasa.

You are the one of my best brother Capt... dan yang terakhir untuk Farra... ^_^ (Rey..)

***

Page 5: Antologi Puisi - 10 Gerbang Kehidupan

All crew Psycho Library and Psycho Store IAIN

Sunan Ampel Surabaya yang telah menerbitkan e-

book kami. (^^)

Mas Fifqi Al-Rais yang sudah membuat cover

terunik dan hebat. Makasih sudah merealisasikan

imajinasi kami yang ‘wow’, hehehe.

Website-website yang telah kami ambil gambarnya.

Hehehe. :D [http://www.designboom.com/,

http://pictures.4ever.eu/, http://weheartit.com/,

http://iphone.wallpapersus.com/,

http://wallpaperfordesktopbackground.blogspot.c

om/, http://www.funonline.in/, http://rumah.ws/,

http://black-and-white-guides.blogspot.com/,

http://aws.amazon.com/, http://abi-

dtective.blogspot.com/]

Teman-teman Prodi Psikologi IAIN Sunan Ampel

Surabaya. Thank’s for all your helps

Para pembaca yang budiman..

Dan semuanya yang telah turut membantu... ^_^

Page 6: Antologi Puisi - 10 Gerbang Kehidupan

Jika hendak aku andaikan,

Sebagaimana awan meneduhkan,

Seteduh wajah terpampang,

Sebening embun pagi hari,

Lantunan angin berhembus .

Jeritan rumput terinjak .

Teringat tentang kelahiran anak adam .

Dengan tangisan sepoi tenangkan jiwa .

Dan anganku menuntun,

Kepada satu kisah tentang perjuangan,

Di sudut kota ia berjuang,

Beton dan tanah sebagai saksi ia melangkah,

Berbagai cerita tersusun bagai anak tangga .

Hari ini dia mencoba berlari .

Namun terjatuh .

Dengan tersenyum dia bangkit .

Mengusap titik keringat dan airmata yang

bercampur debu perih .

Ku hela nafas panjang,

Ku singsingkan keegoan,

Ku masuki alam diri,

Ku selami nadi-nadi,

Sempat keputus-asaan kalahkan aku .

Mencoba selami jiwa yang berkabut .

Tapi dunia tak kan terhenti di sini .

Bangkit dan sadar .

Kehidupan keras yang indah .

Dan ku tak kan pernah jera .

Lalu ku hapus air mata sedihku,

Di sudut ruang ku tata jiwa,

Page 7: Antologi Puisi - 10 Gerbang Kehidupan

Berdiri tegap, menatap ke depan,

Dan ku teriakkan dengan lantang .

Semua kegundahan hati .

Ku ingin kosongkan sedih .

Meraih mimpi dengan berlari .

Tak lagi merangkak dan tertatih .

Asapun kembali ku pupuk,

Cita-cita kembali bercahaya,

Keteguhan hati semakin terasah,

Sejuta impian kembali menggema,

Dan ku siap raih sejuta bintang .

Memeluk bulan di kesepian malam .

Aku tahu indah akan ada di setiap detak

jatungku .

Karena Tuhan selalu menuliskan keindahan di

setiap bait-bait kehidupan .

-Rey & Farra-

Page 8: Antologi Puisi - 10 Gerbang Kehidupan

Seiring dentingan air yang jatuh . Gelas menggema dalam sunyi .

Lantunan hati melebur sukma menjadi asa .

Tenangkan syahdu .

Angin pun tersenyum mengiringi senyap

lantunan merdu .

Dibalik tabir aku terdiam,

Mendengar indah melodi riang,

Diantara nadi-nadi beradu berlari,

Buih-Buih memecahkan hening,

Keinginan pun bertalu bagai genderang .

Kesunyian malam mengejar laksana angklung

tergoyang .

Tenang ....

Simfoni bertaut .

Jiwaku menari di kebisuan .

Terbangun segala rasa yang terpatri,

Mengiringi melodi jiwa ini,

Bias mimpi yang abadi,

Seperti belenggu pautan hati,

Tapi ku tak terjerat .

Apalagi terinjak .

Jiwaku bebas .

Laksana burung yang kan tetap terbang meski

sayapnya berlubang .

Dan melodi akan selalu mengiringi, bagai

rasa...

Simfoni jiwa berpatri dalam khayalan nyata .

Page 9: Antologi Puisi - 10 Gerbang Kehidupan

Dan mentari menghangatkan,

Setiap jengkal sayap-sayapku,

Mengepakkannya ke angkasa,

Memainkan nada-nada kehidupan,

Melantunkan bait-bait kepayahan ambisi .

Meresapi jiwa yang berbalut sepi .

Senandung bahagia terus berlari .

Bersama tiupan suara hati yang kuasai diri .

Ku hembus nafas panjang,

Berbalut rasa yang kembali terulang,

Diantara sedih dan riang,

Melodi jiwa telah dimainkan,

-Farra & Rey-

Page 10: Antologi Puisi - 10 Gerbang Kehidupan

Hujan yang aku rindu,

Datang membangunkan tidurku,

Ku tatap riang lewat jendela kamarku,

Bergetar, mengalun di hatiku,

Terasa sejuk di pinggir jendela .

Menikmati rintikan turun .

Khayalku mengalun .

Aku ingin terbang lebih tinggi .

Menggapai sang surya .

Dapatkah angin membawaku ke angkasa?

Ingin hangat mentari menghangatkanku,

Menghangatkan jiwa dan raga ini yang dingin,

Yang sedari dulu dalam balut kesendirian,

Aku kadang mulai lelah .

Tetapi aku tau, kematian kan datang di saatku

terhenti .

Tuhan...

Khayalku bertemu denganMu .

Berandai melewati waktu .

Hariku ingin seperti ini .

Melantunkan bait rindu .

Menggapai sanubari semu dalam kebesaranMu .

Bimbinglah langkah kakiku,

Teguhkanlah jiwa dan ragaku,

Ikhlaskanlah hatiku,

Kuatkanlah keimananku,

Biar ku tak tersesat lagi di tengah hutan .

Kegelapan kadang buat khayalku jemu .

Page 11: Antologi Puisi - 10 Gerbang Kehidupan

Aku bersemi di musim dingin .

Karena khayalku berbuah di musim itu .

Bisikkanlah kata kasih ditelingaku,

Selimutkanlah kata cinta di kesepianku,

Agar aku mampu berjalan di hening malam,

Menuliskan bait-bait kehidupan,

Menyebrangi kejenuhan .

Melewati kepahitan .

Ku sambut senyuman beruntaian di awan .

Layaknya mentari senja teduhkan asa .

Khayal membawaku ke dalam pelukanNya,

Membawaku ke dalam impian panjang,

Namun asa selalu merajut cinta,

Membawa perahu ke tengah samudra,

Ku tak peduli terpaan ombak .

Badai yang mengguyur .

Itu semua proses .

Khayalku terbayang senyuman asa .

Beribu bait kisah dalam nirwana .

Aku tahu keindahan ini kan datang .

Walau perahuku remuk dan dayungku patah .

Khayal ini akan tetap ada .

Karena di sampingku, aku tahu...

Kau selalu ada .

-Rey & Farra-

Page 12: Antologi Puisi - 10 Gerbang Kehidupan

Tak ku temui di kesejukkan pagi .

Pancaran venus yang janjikan indah .

Awan mulai kelabu lirih .

Teduhkan raga dari ibu bumi yang lelah .

Embun yang bergelayutan di dedaunan

menghijau,

Tersenyum lirih memandang ke arahku,

Sedang angin yang berlari kesana kemari,

Membelaiku dengan segenap rasa di hati,

Mereka menari di anganku yang semu .

Mengelilingi waktu dengan segenap rindu .

Kemilau pagi turun seperti embun yang luruh

di detik ini .

Dan rintikan hujan menaungi jalanku yang

tertatih .

Sejuk hujan memasuki relung qalbu,

Mengalir melalui nadi-nadi yang luruh,

Menghempaskan cemas yang menyelimuti sedari

dulu,

Yang membuatku lemah dan terjatuh,

Walau terjatuh pun ku kan tetap bangkit .

Menyentuh kembali awan yang terhempas hingga

ke tanah .

Mentari tak bersinar tak mengapa .

Hujan dan kelabu akan gantikannya .

Semua biar mengalir pada masa indah tak

terencana .

Ku hela nafas panjang,

Perlahan terkembang sebuah senyuman,

Menari bersama nyanyian alam,

Bermandi syukur untuk kehidupan yang terus

berjalan,

Page 13: Antologi Puisi - 10 Gerbang Kehidupan

Rintikan sendu fatamorgana .

Mengalir sedih tak bermakna .

Hanya ingin bermain dengan hujan .

Mensyukuri nikmat Tuhan .

Mentari mengintip riang di sudut senja,

Mengundang pelangi untuk datang dan menjelma,

Menjelma pada satu kebahagiaan,

Yang telah hilang karena kesunyian,

Yang lama terkubur dalam kenistaan .

Perlahan...

Dengan rintiknya menghapus lara .

Butir-butir tanah terhempas hadirkan bahagia

.

Semua kan tetap begini .

Aku tak ingin pergi .

Hujan kelabu ini...

Lebih indah dari mawar yang tersuci .

Itulah hujan,

Yang selama ini aku rindukan,

Yang menyejukkan dan menghangatkan,

Atas izin Tuhan-nya...

-Farra & Rey-

Page 14: Antologi Puisi - 10 Gerbang Kehidupan

Hendak ku pinang sebuah lamunan,

Namun impian datang menghampiri,

Tentang kisah yang dulu pernah aku lantunkan,

Bersama sahabat yang aku sayangi,

Kenangan melangkah demi setapak .

Impianku pun sama walau seperti ombak .

Memecah karang ego dan berbagi makna .

Arti kehidupan dan kebebasan .

Melayang terbawa awan,

Tetap tergenggam takkan ku lepas,

Berjalan dan terus berjalan,

Takkan ku biarkan kebersamaan ini terhempas,

Karena waktu tak kan terulang .

Hanya khayal dan fantasi yg realisasikan .

Tak ingin dan tak kan biarkan dirimu menangis

.

Peluk...

Dan rengkuh sayapku .

Agar kau tenang dalam senyuman .

Ku ajak engkau menggoreskan tinta cerita

kita,

Di atas kertas putih kita berkata,

Menarasikan kehidupan dalam drama,

Menatap ke depan raih bersama asa,

Seperti lagu ...

Kita hidup bagai sandiwara .

Melayang seperti layang-layang .

Bergandengan laksana andromeda dan bimasakti

.

Page 15: Antologi Puisi - 10 Gerbang Kehidupan

Yang tetap satu .

Kita memang satu .

Sahabat...

Denganmu aku berbahagia,

Beribu tanya tiada jadi masalah,

Bahkan duka berubah menjadi suka,

Denganmu aku rasa bisa kelilingi dunia .

Denganmu aku kira telah cukup jinakkan cerita

Agar terkenang di masa tua .

Kau mungkin bukan pelita .

Kau hanya obat segala penyakit jiwa...

Terima kasih atas ketulusanmu,

Persahabatan kita tak akan lekang oleh waktu,

Ketika tangis menjadi haru biru,

Kan ku simpan memori tentangmu,

Tak peduli kau hitam atau putih .

Kelabu pun kau tetap bagian diri .

Hingga nafas ini terhenti .

Darah tak mengalir lagi .

-Rey & Farra-

Page 16: Antologi Puisi - 10 Gerbang Kehidupan

Gemerincing denting air jatuh .

Luas hijau .

Kesejukan luruh .

Fibra keindahan terlukis di kicauan burung

puyuh .

Seruling bambu menggema,

Di pagi bersemi sang cahaya,

Dedaunanpun berdendang,

Menari, mengikuti nyanyian alam,

Ku nikmati semua sambil menutup mata .

Melupakan sejenak memori nista .

Hembusan debu lagukan cinta .

Alam bersuka kita tertawa .

Berbait syair ikut terlantun,

Senandung cinta menggema membahana,

Senyum tulus yang mengalun,

Menghapus keluh hati yang lara,

Tetap bernyanyi lantunkan nada .

Ringkikan belalang di tengah sawah .

Nyanyian alam tenangkan jiwa .

Bersyukur selalu pada sang Kuasa .

Oh... Tuhan,

Gemuruh hujan bergantian tertawa,

Sang angin menari melambai,

Ombak berdendang bersama karang,

Mentari pun bersembunyi di balik awan .

Menjauh seakan takut ku temukan .

Diam ini menjemukan .

Page 17: Antologi Puisi - 10 Gerbang Kehidupan

Nyanyikan sendu lirih agar petir tak ikut

berdendang .

Adakah nyanyian seindah nyanyian alam?

Tanyaku pada bintang-bintang,

Sedang do'a perlahan aku panjatkan,

Untuk kedamaian orang-orang yang ku sayang,

Dalam sepertiga malam ku lantunkan lagu yang

terindah .

Di iringi alam yang bermelodi .

Kekecewaan, kepahitan, keburukan...

Ku kisahkan padaNya .

Memohon ampunan .

Meminta belas kasihan .

Tangis menutupi setiap helaan do'aku,

Berjalan lirih air mata di pipi,

Berharap tabir bahagia kian terbuka,

Dan nyanyian alam ingin ku nyanyikan lagi,

-Farra & Rey-

Page 18: Antologi Puisi - 10 Gerbang Kehidupan

Aku letih, aku lunglai,

Dalam perjalanan yang tiada henti,

Kerikil-kerikil selalu mencederai,

Memandang tajam menghakimi,

Apa aku ini hanya gudang dosa ?

Tertatih ku melangkah .

Berharap uluran tangan menyentuh sukma .

Aku memang bukan kertas putih .

Tergores tinta pelangi dan kelam mewarnai .

Lihatlah aku!

Aku sama seperti dirimu,

Yang tinggal di bumi Illahi,

Bermandi cahaya mentari,

Perlakukan ku sama walau diriku hitam .

Kekelabuan simfoni kehidupan .

Putih tak selamanya menyenangkan .

Mengarungi asa teduhkan jiwa .

Berlayar satu arungi kisah .

Aku ingin sepertimu duhai cahaya,

Menghangatkan dalam kegelapan,

Dirindukan setiap insan,

Dicintai semesta alam,

Aku pun ingin sepertimu asa .

Menangis ketika lara ini sudah mengumpat

kebisuan .

Marah saat kecewa, himpitan ini membuncah di

kepala .

Senandung kasih sayang pun melindungiku

dengan kesungguhannya .

Ketulusan insan mencinta padaMu ku berdoa .

Page 19: Antologi Puisi - 10 Gerbang Kehidupan

Lalu apa yang harus ku lakukan?

Ketika sedih ini selalu menghakimi,

Sempat merasakan kehangatan,

Sekejap mata menghiasi diri,

Ku tepiskan semua lelah .

Simfoni juwa yang penuh makna .

Sempat ingin ku sudahi garis prosa .

Cerita dunia fana hiasi lara .

Resah gelisah menjauh sudah,

Kekeringan hati melanda sukma,

Berharap Tuhan datang menyembuhkan segala

asa,

Kembali hidup seperti sediakala,

Terasa seperti reinkarnasi .

Datang kembali tuk lalui hari .

Ku sambut kelabu dan sepi dengan hati suci .

Walau putih ini tak lagi bersih .

Aku tau Dia Maha Mengampuni .

-Rey & Farra-

Page 20: Antologi Puisi - 10 Gerbang Kehidupan

Di gerimis pagi...

Kesejukkan arungi hari dimulai .

Di atas daun teratai .

Alam bernyanyi nikmati sunyi .

Aku terlena dengan lukisan Illahi,

Kicau burung dan dedaunan yang menari,

Membawa segala rasa yang ada di hati,

Untuk mengucap syukur atas nikmat hidup ini,

Menyusuri kegelapan ini .

Kau bagai cahaya surgawi yang sejukkan lara .

Hiasi terik mentari dengan tetes embun cita .

Ku tebarkan bahagia atas syukurku pada sang

Kuasa .

Jejak hujan malam hari,

Melambai kepadaku,

Seakan ingin memanggil diri,

Mendengar segala ciptaan-Mu,

Ku rasakan semua dalam jemariku .

Melindungi sedih agar tak terkuak lagi .

Cukup Engkau yang dengar keluh kesahku .

Luapan emosi dalam hatiku .

Bagai kerling salju,

Embun menyejukkan hatiku,

Dedaunanpun berkata kepadaku,

Bahwa dia tiada lagi layu,

Akan terus tumbuh dalam sanubari cakrawala .

Melangkah demi setapak fatamorgana nyata .

Halusinasi tak kuasa dalam kata .

Ku pun sadari dalam alunan sendu...

Page 21: Antologi Puisi - 10 Gerbang Kehidupan

Embun temani pagi luruhku .

Di sampingku .

Selalu di sampingku .

Embun...

Berkali kuucap tentang dirimu,

Ku tiada tahu menari dengan anggun,

Menarikan kehidupan bagai debu,

Terikat seuntai senyum dalam wajahmu .

Tebarkan kilau di atas lara fana .

Bermandikan cahaya kau begitu indah .

Cerminan asa, ku goreskan pena...

Mungkinkah ku selalu memandangimu?

Di pagiku yang terkadang lesu,

Sebait do'a membuka lembar hidupku yang baru,

Berharap asa tak pernah menjadi kelabu,

-Farra & Rey-

Page 22: Antologi Puisi - 10 Gerbang Kehidupan

Ku pandang seluruh sudut ruang,

Yang ku dapat adalah kebuntuan,

Berjalan ku di pelataran,

Memandang angkasa penuh dengan bintang,

Ku mainkan anak danau dengan kakiku .

Belaian angin mererpa wajahku .

Malam ini sendu dalam kesetiaan .

Sabit dan sirius .

Aku ingin sepertimu...

Sebanyak kata yang terukir,

Menggambarkan segala rasa di qalbu,

Detak tapak kaki yang terdengar,

Seperti genderang perang,

Menggema di pagiku,

Kicauan burung lirihkan gelisah .

Harapan semu terkandung dalam asa .

Apa ini pertanda ?

Ketika venus datang menjelma .

Ku tau di pagi ini, bintang kan tetap ada...

Aku pun tersenyum,

Kala mentari tetap pada peraduannya,

Menyinari tanpa merasa lelah,

Memberikan rahmat kepada alam semesta,

Atas seizin-Nya...

Ketika dunia melangkah dan merasa lelah .

Embun menyentuh garis cakrawala tuk sejukkan

masa .

Menyatu kisah kita d surga .

Gantikan rasa terjamah jiwa .

Page 23: Antologi Puisi - 10 Gerbang Kehidupan

Terkembang senyuman tulus,

Terpatri rasa cinta dan kasih sayang,

Dentum nada-nada alam bersuara,

Dan bintang pun menyembahkan tariannya,

Ku pandangi alunan sendu jemari kemilau .

Firasat hatiku malam ini kelabu .

Tak peduli kelam, sepu dan pilu .

Tarian ini buatku hilangkan sembilu rindu

walau sekejap ku mengaduh .

Terbawa rasa tanpa asa,

Sakit mungkin tiada lagi tersisa,

Ketenangan hati hilanglah sudah,

Hampa terbawa ku ke nirwana,

Aku tak peduli pada langit yang menangis .

Karena bunga krisanku layu dan patah .

Bintang yang teduhkan jiwa kemana ?

Haruskah ku mencari di tingginya andromeda ?

-Rey & Farra-

Page 24: Antologi Puisi - 10 Gerbang Kehidupan

Keindahan mengalun dalam rasa .

Terangkai ikatan cita warna dunia .

Mengabdi pada sang Kuasa .

Terlukis kuas tangan Tuhan .

Mengindahkan gelap asa jiwa .

Semilir angin membelai halus sang sukma,

Beribu kata yang melemahkan logika,

Rasa menumpuk mencandu raga,

Berat sebelah hati tak bersuara,

Tak mengapa gelap ini kelabu .

Remukkan daun-daun dan pergi sesukanya .

Ku pandangi embun yang menyeluruh .

Rasa terselubung megungkap keluar .

Mengayomi warna-warna indah di awan sang

dunia .

Melambai bunga-bunga taman rindu,

Pelangi tersenyum menyambut sang surya,

Hujan yang telah lalu,

Sempat mencumbu kemilau pesonanya,

Tetesan asa mengalir dalam jiwa .

Menangis seorang anak terperangkap di guyuran

malam .

Takut akan kesendirian berharap bintang

temani warna .

Pelangi semu berpancar semu serpihan rindu

yang pernah satu .

Hembusan nafas yang lelah,

Nadi berhamburan,

Berlari beradu pandang menembus mata,

Dan tersirat secercah harapan kebahagiaan,

Page 25: Antologi Puisi - 10 Gerbang Kehidupan

Ku serpihkan kebahagiaan dan ku taburkan .

Agar mereka tak bermurung dengan kegelapan .

Lilin ini menyingkap sejuta rindu cahaya

kalbu .

Berwarna syahdu hijau, merah dan biru .

Jangan lagi ada duka,

Embun berkilau di pelataran rumah menghijau,

Haru biru tangis tak ku ingin menggema,

Di dalam birunya duniaku,

Yang semu abu-abu dengan hitamnya kemilau .

Layaknya mutiara di bebatuan tirani karang .

Bersabar dengan firasat hati yang gundah

merana .

Terlukiskan pelangi kahidupan dengan dawai

wacana hina yang ternyata indah .

Terkembang sejuta harap,

Impian tak lagi gundah,

Menampakkan diri di setiap pagi, malam, dan

senja,

Syairpun kemudian berdendang,

Menampakkan dirinya dengan penuh cinta,

-Farra & Rey-

Page 26: Antologi Puisi - 10 Gerbang Kehidupan

Namaku Reynando Ardiansyah Zulkarnaen. Aku terlahir dari rahim seorang ibu yang keteguhannya laksana

karang di lautan. Kebijaksanaannya bagai embun yang menyejukkan dan kasih sayangnya bagaikan udara yang

tak pernah lelah memberikan kehidupan bagi setiap insan. Aku dilahirkan di daerah perbatasan antara Surabaya

dan Sidoarjo. Tepatnya di daerah Waru pada tanggal 1 Agustus 1991 tepat pada waktu subuh dan hujan turun.

Ya... tepat pada waktu hujan turun menyirami dedaunan menghijau. Mungkinkah karena itu aku menyukai Hujan?

Aku kini menjadi mahasiswa semester 3 di Prodi Psikologi IAIN Surabaya. Seringkali banyak orang yang bertemu denganku

berwajah heran ketika tahu bahwa aku dulunya adalah seorang siswa SMK Penerbangan Sidoarjo dan bertanya “Kok bisa?”. Namun

aku selalu menjawab dengan senyuman dan berkata dalam hati “Salahkah aku?”. Oh ya, untuk teman-teman semuanya yuk saling

bersilaturrahmi, add me my twitter : @reynandoaz ; fb: http://facebook.com/reynandoaz/ ; and terakhir my blog :

http://reynandoaz.blogspot.com/ . Thank’s to all... ^_^

Namaku Farra Laila S. , terlahir ketika malam bahagia menyelimuti orangtuaku. Tanggal 18 Desember 1993.

Dibesarkan dalam keluarga yang penuh suka cita meski kadang ada duka. Namun, itu yang buatku tegar.

Perjalanan hidup buatku merasa hid up ini perlu dinikmati dan tak perlu bersedih. Mungkin itu yang membuatku

dinamakan Farra. Artinya bahagia. Meski kadang hidup tidak selalu bahagia, tapi patut untuk kita buat selalu

bahagia. Dulu aku tidak seperti ini. Percaya? Tapi itu semua yang akhirnya buatku merasa bahagia sekarang.

Aku sekarang sedang belajar di IAIN Surabaya. Prodi Psikologi, semester 1. Selusin kata mungkin tidak akan cukup untuk bercerita

tentang diriku disini. Kita saling sapa aja, bisa di facebook, maupun email. Aku tunggu yah di [email protected] dan

[email protected] . Matur nuwun.

Page 27: Antologi Puisi - 10 Gerbang Kehidupan