Top Banner
PERAN ANTIOKSIDAN TERHADAP KATARAK Diajukan untuk Memenuhi Tugas Referat Kepaniteraan Bagian Ilmu Penyakit Mata Disusun oleh: Kelompok 3 41511310 41511310 41511314 . 41511314 Kartika Puspa Sari 4151131465 Preceptor: Awan Buwana, dr., SpM., M.Kes
19

antioksidan u/ katarak

Sep 28, 2015

Download

Documents

kartika ps

reviews antioksidan terapi katarak
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

STATUS KO-ASISTEN

PAGE

PERAN ANTIOKSIDAN TERHADAP KATARAKDiajukan untuk Memenuhi Tugas Referat Kepaniteraan

Bagian Ilmu Penyakit MataDisusun oleh:

Kelompok 3

41511310

41511310

41511314

. 41511314

Kartika Puspa Sari 4151131465

Preceptor:

Awan Buwana, dr., SpM., M.KesBAGIAN ILMU KESEHATAN PENYAKIT MATARS DUSTIRA/ FAKULTAS KEDOKTERAN UNJANICIMAHI

2014

1. Pendahuluan ???????2. Katarak

Katarak merupan penyakit yang berhubungan dengan kejernihan lensa. yang berkaitan dengan proses degenerasi. Lensa sebagai salah satu media refraksi harus mempertahankan struktur protein -,-,-kristalin yang berperan dalam transparansi dan indeks refraksi. Selain itu lensa memiliki mekanisme pompa pada membran serat lensa yang mengatur keseimbangan elektrolit dan air dan menjaga agar dehidrasi, melakukan autooksidasi dan konsentrasi glutation yang tinggi menjaga agar protein lensa berada tereduksi dan menjaga pompa integritas dari pompa membran.1 Protein dalam lensa mengalami kerusakan akibat (foto) oksidasi. Bertumpuknya protein yang rusak merupakan bagian dari aktivitas yang meningkat dari proteolisis. Protein yang rusak berakumulasi, beragregasi dan berpresipitasi. Lensa juga memerlukan ATP untuk transpor aktif ion dan asam amino, maintenance dehidrasi lensa, dan sintesis protein. Eergi yang dihasilkan sebagian besar dialihkan ke epitel yang merupakan tempat transpor aktif, hanya 10-20% untuk sintesis protein. Sumber energinya didapatkan dari aqueous humour. Glukosa merupakan sumber energi yang utama. Aktivitas metabolik paling banyak terdapat di epitel dan korteks, sedangkan untuk nukleus biasanya tidak begitu banyak. Metabolisme dapat terjadi melalui glikolisis anaerob, HMP shunt, dan sikous Krebs.1Katarak biasanya berkembang secara perlahan sehingga seringkali tidak disadari oleh penderitanya. Alasan mengapa katarak terjadi seiring dengan bertambahnya usia tidak diketahui pasti, tetapi radiasi ultraviolet, terutama dari matahari, dianggap berperan terhadap perubahan kimia pada lensa yang selanjutnya menjadi katarak. Pada percobaan dibuktikan bahwa radiasi ultra violet (UV) dapat mengeruhkan lensa dengan membentuk fragmen kimia yang sangat reaktif yang disebut radikal bebas. Selanjutnya radikal bebas ini akan merusak struktur lensa. Katarak berkembang dengan lambat, penglihatan berangsur-angsur terganggu sampai gangguan tersebut menjadi bertambah berat.2Salah satu factor yang berperan dalam pembentukan katarak adalah stress oksidatif. Paparan akan membentuk spesies oksigen yang sangat reaktif dan menyebabkan deaktivasi sisten enzim sulfhydryl-dependent, agregasi protein dengan membentuk jembatan disulfide, kerusakan struktur membrane sel karena proses peroksidaasi lemak dan kerusakan deoksiribonukleat yang menyebabkan kekeruhanlensa.1,3,4 Dalam keadaan normal lensa memiliki mekanisme pertahanan terhadap stres oksidatif dan radikal bebas yang terbentuk yakni antioksidan. Mekanisme ini ada yang bersifat enzimatik seperti glutation peroksidase (GPx), glutation reduktase (GR), superoksid dismutase (SOD), dan non enzimatik seperti vitamin C (askorbat) dan E (-tokoferol), dan karoten.1,3Faktor risiko katarak dengan tipe nuklear termasuk gizi kurang, selenium (Se) dan vitamin E rendah dalam lensa. Se yang rendah menyebabkan 2,5 kali peningkatan radikalbebas yang menginduksi hidrogen peroksid (HO) di lensa. HO dinetralisir oleh seleniumdependent antioksidan glutathione peroxidase. Robertson melaporkan pasien dengan katarak cenderung mempunyai tingkat vitamin C, E atau karotenoid serum lebih rendah.Penggunaan suplemen tiamin, riboflavin, niasin, vitamin A, asam folat, vitamin B12 dapat menurunkan terjadinya katarak. Penelitian Sirlan di Indonesia menunjukkan bahwa kekurangan riboflavin berpengaruh terhadap penurunan aktivitas glutation reduktase darah, yang mempunyai hubungan dengan kejadian katarak pada usia produktif. Disimpulkan bahwa kekurangan riboflavin mempengaruhi kejadian katarak pada usia produktif tidak secara langsung, akan tetapi peningkatan konsumsi riboflavin diharapkan dapat meningkatkan aktivitas glutation reduktase darah, dan peningkatan aktivitas enzim tersebut dapat menunda kejadian katarak pada usia produktif.3,5Pigmen karoten ( C40H56O2) yang didapat dari alam, terutama dari sayur dan buah berwarna hijau dan kuning mengandung lutein dan zeaxanthin yang merupakan pigmen kuning yang terdapat di macula, yang melindungi sel-sel retina dari kerusakan oksidasi. Hasil penelitian terbaru menunjukkan konsumsi antioksidan seperti vitamin C, karotin dan vitamin E dihubungkan dengan penundaan berbagai bentuk katarak. Intake sayur dan buah dapat mempertahankan status antioksidan di dalam plasma. Nutrisi yang optimal akan menunda perkembangan katarak.3Riboflavin dan vitamin C tidak disimpan dalam tubuh. Asupan vitamin C yang cukup menunjukan konsentrasi vitamin C dalam cairan bola mata dan di dalam lensa meningkat dan dapat mengurangi stres oksidatif sehingga dapat mencegah pembentukan katarak.33. Antioksidan3.1Definisi antioksidanAntioksidan dalam pengertian kimia adalah senyawa pemberian elektron sedangkan pengertian biologis antioksidan adalah semua senyawa yang dapat meredam radikal dan reactive oxygen species.7 Sistem antioksidan tubuh sebagai mekanisme perlindungan terhadap serangan radikal bebas secara alami telah ada di dalam tubuh terdiri dari banyak komponen diantaranya superoksida dismutase (SOD), glutation perok-sidase (GPx), katalase (CAT), glutation-S-transferase (GST) dan antioksidan ekstraseluler yang berasal dari makanan seperti -toko-ferol, -karoten, vitamin c, ubiqui-nol dan flavonoid, jadi antioksidan adalah senyawa-senyawa yang mampu menghilangkan, membersihkan, menahan pembentukan ataupun meniadakan efek radikal bebas. Kekurangan salah satu kom-ponen tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan status anti-oksidan secara menyeluruh dan berakibat perlindungan tubuh terhadap serangan radikal bebas melemah yang berarti rentan ter-hadap berbagai penyakit.7 Bila produksi radikal bebas dalam tubuh terus meningkat karena pengaruh eksternal diantaranya xenobiotik atau meningkatnya konsumsi makanan yang mengandung asam lemak tak jenuh maka sistem pertahanan antioksidan tubuh tidak akan efektif lagi bekerja sebagai pelindung serangan radikal bebas sehingga terjadi stres oksidatif, untuk mencegah terjadinya stres oksidatif maka diperlukan suplemen antioksidan.73.2Jenis antioksidan

1.Antioksidan primer bekerja sebagai pemutus reaksi berantai, bereaksi dengan radikal lipid mengubahnya menjadi produk yang lebih stabil, dan sebagai antioksidan preventif dengan mengurangi kecepatan reaksi inisiasi, mencegah autooksidasi lipid melalui pemberian atom hidrogen yang cepat kepada radikal lipid. Antioksidan yang termasuk golongan ini adalah adalah fenolik seperti butylated hydroxyanisole (BHA), tertiary butyl hydroquinone (TBHQ), butylated hydroxytoluene (BHT), senyawa alami flavonoid.

2.Antioksidan sekunder bekerja memperlambat laju autooksidasi melalui berbagai mekanisme yaitu melalui pengikatan ion logam, penangkapan oksigen, penguraian hiperoksida menjadi produk non radikal, penyerapan radiasi UV, deaktivasi singlet oksigen. Yang termasuk golong-an ini adalah asam askorbat, askorbil palmitat, asam eritorbat, natrium eritorbat sebagai anti-oksidan sekunder untuk menstabilkan produk pangan dan pakan berlemak.

3.Berdasarkan pembentukan dan asalnya antioksidan dalam tubuh makhluk hidup digolongkan menjadi dua golongan yaitu anti-oksidan endogen dan antioksigen eksogen. Antioksidan endogen adalah antioksidan secara alami terdapat dalam tumbuhan, hewan, manusia terdapat baik intra mau-pun ekstraselular. Antioksidan eksogen yaitu antioksidan yang ditambahkan dari luar, pada pro-duk makanan sering ditambahkan antioksidan untuk menghambat kerusakan oksidatif sedangkan hewan, manusia sering mengkon-sumsi antioksidan untuk meng-hambat terjadinya stres oksidatif.8

Dari berbagai macam tumbuhan mengandung antioksidan diantaranya vitamin C, tokoferol, karotenoid, polifenolik diantara-nya flavonoid, isoflavonoid. Senya-wa fenolik sebagai antioksidan tersebar luas dalam dunia tumbuh-an dan beberapa diantaranya lebih efektif dari pada tokoferol, vitamin C.8

4.Peran antioksidan pada katarak

Dalam keadaan normal lensa memiliki mekanisme pertahanan terhadap stres oksidatif dan radikal bebas yang terbentuk seperti glutation peroksidase (GPx), glutation reduktase (GR), superoksid dismutase (SOD), dan non enzimatik seperti vitamin C (askorbat) dan E (-tokoferol), dan karoten. Antioksidan telah banyak dilaporkan dalam pencegahan katarak dan mengendalikan komplikasi katarak. Kebanyakan antioksidan mengurangi thiol atau polifenol sehingga rantain oksidasi berakhir. Antioksidan yang memiliki aktivitas sebagai antikatarak diataranya flavonoid, fenolik, karetenoid, vitamin, dan laktoferin.7 Suplemen antioksidan Wahyu dan Gondhowiardjo memperlihatkan pemberian kombinasi suplementasi vitamin E dan C selama 2 minggu mempunyai efek yang sinergis menurunkan tingkat stres oksidatif di humor akuos dan lensa katarak dibandingkan pemberian vitamin E atau C.9 Seth RK et al pada 50 penderita katarak yang diberikan vitamin E 100 mg, dua kali sehari selama 30 hari dibandingkan plasebo memperlihatkan vitamin E menurunkan kadar stres oksidatif dengan menurunnya nilai malondialdehid.3 Vaccinium myrtillus (billberry) sejak lama digunakan untuk mengatasi gangguan mata. Komponen aktifnya flavonoid anthosianid merupakan antioksidan poten dengan pengaruh kuat pada mata dan vaskuler. Dilaporkan suatu penelitian dengan desain tersamar ganda, yang menggunakan kontrol plasebo dilakukan pemberian kombinasi ekstrak bilberry 180 mg dan vitamin E 100 mg dua kali sehari selama 4 bulan pada 50 penderita katarak senilis akan menghambat progresifitas katarak pada 96 % subjek yang diberikan terapi dibandingkan 76 % pada grup kontrol. Lee J et al melaporkan dalam penelitiannya dengan 60 subjek penderita myopia antara 1,00D sampai -8,00D yang mempunyai gejala penyerta asthenopia, diberikan ekstrak bilberry 100 mg selama 4 bilberry dapat mengatasi stres oksidatif (20). minggu, hasilnya memperbaiki gejala subjektif dan objektif penderita yakni gangguan asthenopia dan peningkatan kontras sensitivitas dalam kondisi gelap.10,11 Vitamin C dan antioksidan lainnya melindungi sel-sel dari kerusakan sinar matahari. Terlalu banyak terjadi oksidasi dan tidak cukupnya proteksi (antioksidan) dapat mengarah kepada terjadinya katarak.Intake vitamin C dosis tinggi dihubungkan dengan berkurangnya resiko katarak. Anjuran kecukupan gizi untuk vitamin C adalah 90 mg, hanya cukup untuk mencegah defisiensi, bukan sebagai terapi. Untuk mendapat kecukupan vitamin C dalam lensa mata, intake harus lebih dari yang dianjurkan. Konsumsi vitamin C tinggi bertujuan meningkatkan konsentrasi vitamin C di dalam aqueous medium dari mata, yang melindungi lensa dari kerusakan.Vitamin C banyak terdapat dalam buah-buahan dan sayuran.8Antioksidan lain yang dapat membantu yaitu vitamin E, Se, glutathion, dan bermacam-macam bioflavonoids dan karoten yang terdapat di dalam sayur dan buah berwarna yang segar. Pigmen berwarna mengandung antioksidan yang dapat melindungi penglihatan. Makanan yang banyak mengandung pigmen berwarna (karoten) antara lain brokoli, jagung, bayam dan tomat. Penelitian Brown NA dkk memperlihatkan seng dan beta-karoten dapat berfungsi mencegah degenerasi macula.Penelitian menunjukkan suplemen denganbioflavonoid blueberry dan vitamin E menghambat pembentukan katarak. Mempertahankan level selenium penting untuk mencegah katarak .7,8Berbagai tum-buhan sebagai sumber fenolik sebagai antioksidan adalah flavanol diantaranya epikatesin, katesin, epigalokatesin, galat epikatesin, galat epigalokatesin terdapat pada teh hitam, teh hijau dan anggur merah; flavanon diantaranya naringin, taksifolin terdapat pada kulit dan buah jeruk; flavonol diantaranya kaempferol, quersetin, mirisetin terdapat pada brokoli, redish, anggur merah, kulit apel, buah anggur merah, teh, lettuce; flavones diantaranya krisin, apigenin pada kulit buah, parsley; antosianidin diantaranya malvidin, sianidin, apigenidin terdapat pada buah anggur merah, minuman anggur merah, cherry, strawberry, buah berwarna dan kulitnya; fenilpropanoid diantaranya asam kafeat, asam kumarat-, asam klorogenat terdapat pada kubis, buah anggur, anggur putih, kopi, tomat, asparagus, pear, apricot, blueberry.12

DAFTAR PUSTAKA

1. American Academy of Opthalmology Staff. Lens and Activity and Malondialdehyde Level in Patients with Cataract. Basic and Clinical Course. Section 11. San Francisco: American Academy of Opthalmology;2008-2009:p.16-17,71-74.2. Budi T, Mutammima A. Suplementasi Ekstrak Bilberry Menurunkan Kadar Malondialdehid Lensa Penderita Katarak Senilis. Vol 26 no4. 2011.3. Head K. Natural Therapies for Ocular Dsiorder. Part Two: Cataract and Glaucoma. Alternative Medical Review. 2001;6(2):142-45. 4. Mutammima A, Sulistya T. Suplementasi Ekstrak Bilberry Menurunkan Kadar Malondialdehide Lensa Penderita Katarak Senilis. Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. 26, No. 4.2011;200-1. 5. National Eye Institute. Cataract. (Online) 2009.http://www.nei.nih.gov/health/cataract/cataract_facts.asp.6. Mihardja L, Tana L, Ghani L. Kebiasaan Makan Sayur dan Buah yang Berkaitan dengan Kejadian Katarak Di Kecamatan Teluk Jambe Jawa Barat.Vol 31 (2).2007.

7. Youngson, Robert. Antioksidan : Manfaat vitamin C dan E bagi kesehatan. Jakarta: Arcan, 2005. VII hal:1318. Wahyu W, Ratu S, Rymond, Marlinda Siahaan. Penapisan aktivitas superoksida dismutase pada berbagai tanaman. Bandung: Fakultas MIPA Advent Bandung, 2005.9. Wahyu L and Gondhowiardjo TD. Efek Suplementasi Vitamin C dan E terhadap Stresoksidatif pada Lensa Katarak. Ophthalmologica Indonesiana. 2004; 31(3):194-200.10. Seth RK and Kharb S. Protective Function of Alpha- tocopherol Against the Process of Cataractogenesis in Human. Annals of Nutrition and Metabolism. 1999; 435: 286-289.11. Lee j, Lee h, Kim, et al. Purified High-dose Anthocyanoside Oligomer Administration Improves Nocturnal Vision and Clinical Symptoms in Myopia Subjects Institute of Vision Research. British Journal of Nutrition. 2007; 93: 895-899.12. Jha S, Kanwar J, Sunkireddy P, Yadav S. Natural antioxidant biomolecules promises future nanomedicine based therapy for cataract. Colloids and Surfaces B: Biointerfaces.2013. 554562. PAGE