Top Banner

of 52

Anti Mikroba

Oct 16, 2015

Download

Documents

chaaye No GaAra
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • ANTIMIKROBA

    ZARASWATI DWYANA

  • Pemanfaatan Antimikroba

    terapi suatu penyakit infeksi pada manusia, kalangan industri seperti peternakan, perikanan, maupun pangan. menggunakan antibiotik untuk memacu pertumbuhan hewan-hewan ternak, mengontrol serangan penyakit atau melindungi produknya dari serangan mikroba patogen sehingga produk terbebas dari mikroba penyebab penyakit

  • Antimikroba

    senyawa kimia yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme.

  • Bahan-bahan atau obat-obat yang digunakan untuk memberantas infeksi mikroba pada manusia

    termasuk antara lain antibiotika, antiseptika, disinfekstansia, preservative.

  • Toksisitas Selektif obat atau zat tersebut harus bersifat sangat toksis terhadap mikroorganisme penyebab penyakit tetapi relative tidak toksis terhadap jasad inang atau hospes.

  • Antibiotik komponen antimikroba yang dihasilkan secara alami oleh organisme dan bersifat toksik bagi mikroalga, bakteri, fungi, virus atau protozoa

  • antibiotik berasal dari kata antibios yang berarti substansi yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme yang dalam jumlah kecil dapat menghambat pertumbuhan atau mematikan mikroorganisme lain. Penemuan antibiotik diawali oleh Alexander Fleming pada tahun 1928.

  • Sir Alexander Fleming ( 1929 ) ; antibiotika. Akan tetapi penemuan Fleming tersebut tidak mempunyai arti dalam pengobatan praktis, Florey dan Chain serta kawan-kawan di Oxfort (1940) melakukan penerapan antibiotika tersebut dalam terapi. Namun jauh sebelumnya manusia telah menggunakan sejumlah bahan yang pada saat ini diduga efektif karena mengandung bahan yang bersifat sebagai antibiotika. Sejak tahun 500 sampai 600 SM, bangsa Cina telah menggunakan dadih kedelai yang dicetak untuk mengobati borok, bisul dan infeksi-infeksi lainnya.Vuillemnin pada tahun 1889 telah menggunakan istilah antibiosis (melawan hidup) untuk digunakan dalam konsep biologis survival of the fittest yaitu suatu organisme yang menghancurkan yang lainnya untuk melanjutkan hidupnya sendiri. Waksman : antibiotika atau bahan antibiotika adalah bahan yang dihasilkan oleh mikroorganisme, yang mempunyai kemampuan menghambat atau mematikan mikroorganisme lain. Namun batasan tersebut bahwa antibitika merupakan produk yang dihasilkan oleh mikroorganisme tidak sesuai lagi dengan penggunaan pada umumnya.Benedict dan Langlyke : antibiotika suatu senyawa kimia diturunkan dariatau diproduksi oleh organisme hidup, yang dalam konsentrasi kecil mempunyai kemampuan untuk menghimbisi proses kehidupan mikroorganisme lain.

  • ANTIBIOTIK SINTETISBahan tersebut merupakan produk metabolisme (meskipun ia ditiru atau telah diantisipasi secara sintesis kimia)Bahan tersebut adalah produk sintesis yang dihasilkan sebagai analog struktur suatu antibiotika yang terdapat di alam.Bahan tersebut mngantagonis pertumbuhan dan atau keselamatan satu spesies mikroorganisme atau lebih.Bahan tersebut efektif dalam konsentrasi rendah.

  • AntimikrobaDapat berupa senyawa kimia sintetik atau produk alami. Antimikroba sintetik dapat dihasilkan dengan membuat suatu senyawa yang sifatnya mirip dengan aslinya yang dibuat secara besar-besaran, Antimikroba alami didapatkan langsung dari organisme yang menghasilkan senyawa tersebut dengan melakukan proses pengekstrakan

  • Cidal dan Static Bahan kimia yang dapat membunuh organisme disebut cidal, seperti bactericidal, fungicidal, algicidal.

    Sedangkan bahan kimia yang menghambat organisme disebut static, seperti bahan bacteristatic, fungstatic dan algastatic

  • Senyawa antibakteri sebagai salah satu bahan antimikroba memiliki 3 macam bentuk kerja bakteriostatik bakterisidal bakterilitik

  • Mekanisme kerja bakteriostatik adalah menghambat sintesis protein dengan mengikat ribosom bakterisidal mencegah pertumbuhan dan menyebabkan kematian, namun tidak menyebabkan sel bakteri menjadi lisis.bakterilitik bekerja dengan cara membuat lisis sel-sel bakteri. Proses lisisnya sel bakteri terlihat dari penurunan jumlah sel ataupun kekeruhan setelah bahan tersebut ditambahkan

  • BAKTERIOSTATIK menghentikan pertumbuhan

    Dalam keadaan seperti ini jumlah mikroorganisme menjadi stationer, tidak dapat lagi multiplikasi dan berkemabang biak.

    Contoh adalah Sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin dan novobiosin (konsentrasi yang rendah), PAS (Para Amino Salicylic Acid).

  • BAKTERISIDAL membunuh bakteri Dalam hal ini jumlah mikroorganisme akan berkurang atau bahkan habis, tidak dapat melakukan multiplikasi atau berkembang biak

    Contoh :penisilin, sefalosporin, neomisin, antimikroba bakteriostatik tidak boleh dikombinasi dengan antimikroba bakteriosida.

  • Kerja senyawa antibakteri dipengaruhi oleh faktor :konsentrasi senyawa antibakteri yang digunakan, jumlah dan spesies bakteri, suhu, keberadaan bahan organik lain, dan pH

  • Senyawa yang mempunyai aktivitas sebagai antibakteri penicillin, cephalosporin, glycopeptide, tetracycline, chloramphenicol, aminoglycoside, sulfonamide

  • Senyawa yang mempunyai aktivitas sebagai antifungal amphotericin, flucytocin, griseofulin, imidazole dan nystatin

  • Klasifikasi Antibiotik berdasarkan struktur kimia (Crueger, 1984) 1. Antibiotik dengan gugus karbohidrat 2. Antibiotik dengan gugus makrosiklik laktons 3. Antibiotik dengan gugus quinon 4. Antibiotik dengan gugus asam amino dan peptide 5. Antibiotik heterosiklik dengan kandungan nitrogen 6. Antibiotik heterosiklik yang mengandung oksigen 7. Derivat A siklik 8. Antibiotik aromatic 9. Antibiotik alifatik

  • Prinsip Kerja Antimikroba toksisitas yang selektif, dimana obatnya lebih toksis terhadap mikroorganismenya dibandingkan pada sel hospes.

    Dapat terjadi karena pengaruh obat yang selektif terhadap mikroorganisme obat pada reaksi-reaksi biokimia penting dalam sel mikroba lebih unggul daripada pengaruhnya terhadap sel hospes. Disamping itu juga struktur sel mikroorganisme berbeda dengan struktur sel manusia (hospes, inang).

  • Mekanisme kerjanya, antibiotik dibagi :1. Menghambat metabolisme sel mikroba. Dengan mekanisme kerja seperti ini diperoleh efek bakteriostatik 2. Menghambat sintesis dinding sel mikroba Antibiotik akan menghambat proses sintesis dinding sel. Tekanan osmotik dalam sel mikroba lebih tinggi daripada di luar sel, sehingga kerusakan dinding sel mikroba akan menyebabkan terjadinya lisis, yang merupakan dasar dari efek bakterisidal terhadap mikroba yang peka 3. Antimikroba yang mengganggu keutuhan membrane sel mikroba Kerusakan membran sel menyebabkan keluarnya berbagai komponen dari dalam sel mikroba 4. Antimikroba menghambat sintesis protein sel mikroba 5. Antimikroba yang menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba Antimikroba yang memiliki mekanisme kerja seperti ini pada umumnya kurang mempunyai sifat toksisitas selektif karena bersifat sitotoksis terhadap sel tubuh manusia

  • Penggunaan antibiotik pada bahan pangan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut 1. Antibiotik dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba, namun tidak boleh bereaksi dengan bahan-bahan yang terdapat dalam produk 2. Antibiotik tidak boleh diinaktifkan oleh komponen produk atau hasil metabolisme mikroba 3. Antibiotik tidak boleh menstimulir terbentuknya strain mikroba yang resisten 4. Antibiotik tidak boleh digunakan sebagai pengawet (food additive) pada bahan pangan untuk tujuan pengobatan

  • Efek negatif antibiotik sebagai pengawet harganya mahal. Disamping itu penggunaan antibiotic juga dapat menimbulkan bahaya-bahaya seperti sensibilisasi, supra infeksi dan resistensi. Penggunaan antibiotic pada bahan pangan seringkali dikombinasi dengan proses pengolahan seperti penerapan pH rendah pada proses pengalengan.

  • Antibiotik AlamiMikrobaTumbuhanHewan darat (cacing dll)Hewan laut (sponge dll)

  • ENDOFIT SUMBER ANTIMIKROBAasosiasi endofit dengan tanaman memungkinkan terjadinya transfer genetik antara tanaman dan endofitnya. Berbagai senyawa bermanfaat yang dihasilkan tanaman juga sangat mungkin dihasilkan oleh endofitnya.Pada tanaman-tanaman obat yang sudah digunakan masyarakat tradisional secara turun-temurun ditemukan endofit yang mampu menghasilkan antibiotik kelas tinggi.Salah satu contohnya adalah endofit yang bersimbiosis dengan tanaman snakevine (Kennedia nigriscans), jenis tanaman yang banyak digunakan masyarakat Aborigin untuk mengobati luka.Hasil penelitian menunjukkan, endofit tersebut adalah salah satu dari spesies Streptomyces, mikroba yang sudah lebih dari 50 tahun memasok kebutuhan antibiotik manusia.Streptomyces pada snakevine-yang kemudian dinamai Streptomyces munumbi-berhasil diisolasi Strobel .Keempat jenis disebut munumbicin A, B, C, D, menunjukkan aktivitas antibakteri dan antijamur yang sangat kuatDalam JAMA Medical News and Perspectives (25 Desember 2002), keempat senyawa itu aktif melawan kuman penyebab anthrax (Bacillus athrasis), Mycobacterium tuberculosis penyebab TBC, dan Plasmodium falcifarum penyebab malaria.

  • KHM Derajat strain mikroorganisme secara invitro dapat dipengaruhi terutama oleh bahan atau obat antimikroba yang dipelajari di laboratorium untuk mengetahui KHM

    kadar Hambatan Minimal (KHM) atau MIC (Minimal Inhibitory Consentration) yaitu konsentrasi antimikroba yang terendah yang masih dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme.

  • Suksesnya pengobatan yang menggunakan anti mikroba tergantung aktivitas mencapai efek penghambatan atau pemusnahan pada tempat infeksi tanpa menyebabkan efek toksis yang bermakna terhadap hospes.

    Konsentrasi obat minimal yang dicapai ditempat infeksi haruslah seimbang dengan KHM untuk mikroorganisme yang menyebabkan infeksi.

    Pada kebanyakan kasus, dibutuhkan mencapai kadar antimikroba 5 10 kali lipat dari KHM untuk menghilangkan infeksi, karena secara in vivo efeknya berbeda dengan KHM in vitro

  • EKSPLORASI ANTIBIOTIKA ALAMIPersiapan biakan murni organisme yang diinginkanFermentasi untuk pembentukan antibiotika yang diinginkanisolasi antibiotika dari media kulturPemurnianPenetapan potensi, uji sterilitas, uji pirogenFormulasi ke dalam bentuk sediaan yang stabil dan dapat diterima.

  • ANTIBIOTIKA BERHASIL DALAM TERAPI JIKA :Tanpa menghasilkan efek samping yang bersifat toksik secara bermakna. Bersifat stabil, dapat disimpan dalam waktu yang lama dengan tidak kehilangan aktivitasnya yang berarti. Dapat dipertanggungjawabkan untuk diproses menjadi bentuk sediaan yang diinginkan untuk segera dapat diserap. Laju detoksifikasi dan eliminasi dari dalam tubuh hendaknya sedemikian, sehingga hanya memerlukan takaran yang relative tidak terlalu sering untuk mempertahankan tingkat konsentrasi yang cukup cepat dan sempurna, sehinggapenghilangan obat dari tubuh itu terlaksana segera saetelah pemberian obatnya dihentikan.

  • Penggolongan antibiotika berdasarkan atas spectrum aktivitasnya Antibiotika dengan spectrum luas, efektif baik terhadap gram positif maupun gram negatif . Contoh : turunan tetrasiklin, turunan amfenikol, turunan aminoglikosida, turunan makrolida, rifampisin, beberapa turunan penisilin (ampisilin, amoksisilin, bakampisin, karbenisilin, hetasilin dan lain-lain dan sebagian besar turunan sefalosporin). Antibiotika yang aktivitasnya lebih dominant terhadap bakteri gram positif. Contoh : basitrasin, eritromisin, sebagian besar tuirunan penisilin seperti benzyl penisilin, kloksasilin, Penisilin G prokain dan beberapa turunan sefalosporin.Antibiotika yang aktivitasnya lebih dominant terhadap bakteri gram negative. Contoh : kolistin, polimiksin B sulfat dan sulfomisin.Antibiotika yang aktivitasnya dominant pada Mycobacteriae Contoh adalah Streptomisin, kanamisin, sikloserin,visin

  • . Antibiotika yang aktif terhadap jamur Sebagai contoh adalah grisofulvin, antibiotika polien (nistatin, amfoterisinB)6. Antibiotika yang aktif terhadap neoplasma (anti kanker) Contohnya adalah aktinomisin, bleomisin, mitomisin, mitramisin dan lain-lain.

  • Antiseptikasenyawa kimia yang digunakan untuk menghambat atau mematikan mikroorganisme pada jaringan hidup, yang mempunyai efek membatasi dan mencegah infeksi agar tidak menjadi lebih parah. Antiseptika digunakan pada permukaan mukosa, kutan dan luka yang terinfeksi. Antiseptika yang ideal adalah dapat menghambat pertumbuhan dan merusak sel-sel bakteri, spora bakteri atau jamur, virus dan protozoa. Tanpa merusak jaringan tubuh inang atau hospes.Antiseptika yang digunakan dalam benntuk sediaan tunggal atau gabungan dengan bahan lain seperti deterjen, sabun, serbuk tabor, deodorant, dan pasta gigi. Pada penggunaan secara local,obatnya sering menyebabkan iritasi pada kulit atau mukosa, dan menimbulkan reaksi alergi atau dermatitis dan bila tersaerap obatnya dapat menimbulkan toksisitas sistemik.

  • DisinfekstansiaDisinfekstansia adalah senyawa kimia yang digunakan untuk menghambat atau mematikan mikroorganisme, yang digunakan pada benda mati dan dengan cepat menghasilkan efek letal yang tidak terpulihkan. Desinfektansia digunakan secara luas untuk sanitasi rumah atau untuk rumah sakit.Antiseptika dan disinfektansia dapat merusak sel dengan cara koagulasi atau denaturasi protein protoplasma sel, atau menyebabkan sel, mengalami lisis, yaitu dengan mengubah struktur membran sitoplasma sehingga menyebabkan kebocoran sel.

  • Mekanisme kerja suatu antiseptika dan disinfekstansia Penginaktifan enzim tertentuDenaturasi Protein Mengubah Permeabilitas Membran Sitoplasma Bakteri Interaksi kedalam DNA Pembentukan Khelat

  • AntiseptikaTurunan AlkoholTurunan alcohol terutama digunakan untuk : Antiseptik pada pembedahan dan pada kulit, misalnya etanol dan isopropyl alcoholSebagai pengawet, misalnya benzyl alcohol, klorbutanol.Mensterilkan udara, dalam bentuk aerosol, misalnya etilen glikol, propilen glikol dan trimetilen glikol.Hubungan struktur dengan aktivitas Pada senyawa turunan alcohol alifatik, dengan bertambahnya jumlah atom C, kelarutan senyawa dalam air akan menurun dan kelarutan dalam lemak meningkat. Hal ini menyebabkan kemampuan penetrasi ke dalam membrane sitoplasma bakteri meningkat, sehingga meningkat pula aktivitas antiseptiknya sampai pada jumlah atom C tertentu. Misalnya terhadap Staphylococcus aureus, jumlah atom C optimal 5, sedangkan terhadap Bacillus thyposus jumlah atom C optimal 8. Bila jumlah atom C ditingkatkan lagi, aktivitasnya akan menurunvsecara drastis.Adanya percabangan dapat meningkatkan kelarutan dalam air dan menurunkan kelarutan dalam lemak, sehingga penembusan membran sitoplasma menurun aktivitasnya juga menurun. Contoh : alcohol primer lebih aktif daripada alcohol sekunderlebih aktif dibandingkan dengan alcohol tersier.Adanya ikatan rangkap mempunyai efek serupa dengan adanya percabangan. Contoh : alkyl alcohol mempunyai aktivitas antibakteri yang lebih rendah dibandingkan dengan n-propil alcohol.

  • Turunan Amidin dan GuanidinContohnya adalah klorheksidin glukonat (hibiscrub, hibisol) dan Klorheksidin asetat (Hibitane, Bactrigas)Klorheksidin adalah senyawa kationik,terutama digunakan sebagai antiseptika kulit sebelum operasi, antiseptika luka dan juga termasuk kelompok disinfekstansia alat-alat bedah. Efektif terhadap bakteri gram positif maupun gram negatif dan jamur, terhadap spora bakteri hanya efektif pada suhu tinggi. Klorheksidin glukonat, larutan 4% dalam air atau 0,5% dalam isopropyl alcohol 70%Klorheksidin asetat, larutan 0,02 0,5% dalam air, gliseri atau 70% alcohol

  • Zat WarnaZat warna digolongkan atas 2 kelompok yaitu :Turunan akridin, (akrilavin, aminakrin HCl, prolavin) merupakan senyawa kation aktif, digunakan antiseptika setempat pada permukaan mukosa kulit dan antiseptika luka. Turunan ini efektif terhadap bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.Turunan trifenilmetan, contoh gentian violet dan malachite green. Larutan 1 2% dari gentian violet digunakan secara setempat untuk pengobatan kandidiasis pada vagina dan mulut bayi.

  • Halogen dan Halogenofor Halogenofor adalah kompleks antara halogen dengan senyawa organic. Kompleks klorin dan iodine dengan senyawa organic disebut klorofor dan iodofor. Klorin dan klorofor digunakan sebagai disinfektan untuk air, seperti air minum, air kolam renang, sedangkan iodine dan iodofor digunakan untuk antiseptic pada kulit sebelum pembedahan atau antiseptika untuk luka.Contoh-contoh sediaan yang mengandung klorin adalah : klorin dioksida, klorosilenol, oksiklorosen, natrium dan kalsium hipoklorit dan triklosan.Contoh-contoh serdiaan yang mengandung iodine : larutan iodium, tinctruraiodii dan povidon-iodin.Triklosan (Septisol), 5-kloro-2(2,4-diklorofenoki)-fenol. Adalah antibakteri dengan spectrum yang luas, bentuk krim 1%.Larutan iodium, mengandung 2% iodium dan 2,4% Nal atau KI dalam air, sedangkan tinctrura Jodii adalah larutan iodium yang mengandung 44-50% etanol.Povidon Iodium, (Betadin, Isodin, Dansepta, Polydine), kompleks antara iodine dengan polivinil pirolidon (PVP) yang mengandung 10% iodium. Kompleks ini mudah larut dalam air dan dapat melepaskan iodium secara perlahan-lahan sehingga masa kerja obat akan lebih panjang.

  • Senyawa merkuriSenyawa merkuri dibagi atas 2 kelompok yaitu :Merkuri anorganik, seperti merkuri klorida (HgCl2), merkuro klorida (kalomel = Hg2Cl2), merkuro oksida (HgO) kuning dan merkuri dan merkuri ammonium klorida (NH2HgCl).Merkuri organic, contohnya adalah fenilmerkurinitrat, mebromin (mercurokrom), nitromersol, timerosal

  • Senyawa FenolTurunan fenol ini mempunyai efek antiseptika, anthelmintik, anestetik, keratolitik, kaustik dan bekerja dengan cara mengendapkan protein sel mikroorganisme. Turunan ini paling banyak digunakan sebagai antiseptika, desinfekstansia, anthelmintik dan keratolitik.Contoh: fenol, para-klorofenol, diklorofenol, resorsinol, timol, eugenol, heksaklorofen dan polikresulen (Albothy).Fenol, fenol terhalogenasi dan alkilfenol meskipun efek antiseptiknya besar, tetapi tidak dapat digunakan secara sistemik, karena toksik dqan biasanya hanya digunakan antiseptic kulit dan mulut, disinfekstansia dan untuk sterilisasi kulit.

  • Turunan Amonium KuarternerTurunan ammonium kuarterner mempunyai efek bakterisid dan bakteriostatik terhadap bakteri gram positif dan bakteri gram negative, sejumlah jamur dan protozoa.Contohnya : benzalkonium klorida, benzetonium klorida, setrimida, setilpiridinium klorida, dequalinum klorida, domifen bromide, benzoksonium klorida.Senyawa perakContoh senyawa ini adalah, perak nitrat (AgNO3), perak nitrat amoniakal, perak proteinatum ringan, perak sulfadiazine. Turunan LainContoh : heksetidin (bactidol).

  • PRESERVATIF = PENGAWET zat yang ditambahkan pada sediaan obat untuk melindungi sediaan tersebut terhadap kontaminasi mikroorganisme. Bahaya dari pencemaran mikroorganisme, baik bakteri, jamur atau khamir terdapat dimana-mana selama pembuatan, pengemasan, penyimpanan dan penggunaan obat, dimana manusia, lingkungan (ruangan, udara), bahan obat dan bahan pembantu, alat-alat kerja seperti mesin-mesin dan bahan pengemas primer merupakan sumber kontaminasi utama.

  • Adanya mikroorganisme dalam suatu sediaan obat dapat menyebabkan perubahan sediaan obat yang tidak dikehendakiDapat menyebabkan terjadinya bulukan, kekeruhan, pembentukan bau, dan fermentasi dan bahaya terjadinya infeksi oleh mikroorganisme pathogen dan kemungkinan terbentuknya produk metabolisme yang dihasilkan oleh mikroorganisme tersebut.Usaha yang penting mengurangi kandungan mikroorganisme dapat dilakukan pencegahan (produksi higienis), menghilangkan seperti penyaringan, inaktivasi (dengan cara fisika, kimia). Untuk mempertahankan kemurniaan suatu sediaan obat selama dalam penyimpanan dan penggunaan, maka dibutuhkan sutu penstabilisasi dengan bahan anti microbial yang disebut pengawet. Pengawet digunakan untuk wadah dosis ganda untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang dapat masuk dengan tidak sengaja selama atau setelah proses produksi.

  • Suatu bahan pengawet diharapkan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :tersatukan secara fisiologis, pada konsentrasi yang dipakai tidak boleh muncul sikap toksis, alergi atau sensibilitasi.Tersatukan dengan aktif dan bahan pembantuStabilitas kimia, dikehendaki suatu stabil panas tertentuBau dan rasa, terutama pada pemakaian peroral sebaiknya tidak berbau dan berasa.Spektrum kerja, pada konsentrasi yang diinginkan tetap bersifat bakteriosida, bakteriostatistika, fungisida, fungistatika. Aktivitas tersebut sebaiknya muncul dengan singkat.

  • Daya Kerja Antimikroba Melalui Penghambatan Sintesis Dinding Sel(Contoh : Basitrasin, Sefalosporin, Sikloserin, Penisilin, Vankomisin)Dinding sel terdiri atas polisakarida dan suatu polipeptida .. Kekakuan dinding sel ditambah hubungan-silang rantai-rantai peptida Semua obat -laktan merupakan penghambat selektif dari sintesis dinding sel bakteri .Langkah pertama kerja obat berupa pengikatan obat pada reseptor sel (protein pengikat penisilin). Penicilin-Binding Proteins, PBPs). Terdapat 3 6 PBP (BM 4 12 x 103), beberapa diantaranya adalah enzim transpeptidase.Reseptor yang berlainan mempunyai afinitas obat yang berbeda pula, Setelah pelekatan -laktan pada satu atau lebih reseptor, reaksi transpeptidase dihambat dan sintesis peptidoglikan tertahan. Langkah berikut mungkin melibatkan pembuangan atau penghentian aktivitas penghambat enzim autolisis pada dinding sel. Pembuangan atau penghentian ini mengaktifkan enzim lisis dan menyebabkan lisis bila lingkungannya isotonik. Pada lingkungan yang jelas sangat hipertonik, mikroba berubah menjadi protoplas atau sferoplas, hanya tertutup oleh selaput sel yang rapuh. Pada protoplas atau sferoplas ini, sintesis protein dan asam nukleat dapat terus berlangsung selama beberapa waktu.

  • Daya kerja antimikroba melalui penghambatan fungsi selaput sel(Contoh : Amloterisin B, Kolitin, Imidazol, Polien, PolimiksinSitoplasma semua sel hidup dibatasi oleh selaput sitoplasma yang bekerja sebagai penghalang dengan permeabilitas selektif, melakukan pengangkutan aktif, dan dengan demikian mengendalikan susunan dalam diri sel. Bila integritas fungsi selaput sitoplasma terganggu, makro molekul dan ion akan lolos dari sel, dan terjadilah kerusakan atau kematian sel. Selaput sitoplasma bakteri dan jamur memiliki struktur yang berlainan dan lebih mudah terganggu oleh zat-zat tertentu daripada selaput sel hewan akibatnya kemoteratif selektif dapat terlaksana.Contoh mekanisme ini adalah kerja polimiksin pada bakteri gram-negatif dan kerja polien pada jamur. Polien membutuhkan ikatan terhadap sterol yang ada pada selaput sel jamur tetapi tidak selaput sel bakteri. Dengan demikian, polimiksin tidak aktif terhadap jamur dan polien tidak aktif terhadap bakteri,

  • Daya Kerja Antimikroba Melalui Penghambatan Sintesis Protein(Contoh : Kloramfenikol, Eritmisin, Linkomisin, Tetrasiklin, Aminoglikosidakloramfenikol, tetrasiklin, aminoglikosid, eritromisin, dan linkomisin dapat menghambat sintesis protein pada bakteri. Mekanisme kerja yang tepat dari obat-obatan ini belum diketahui secara lengkap.Bakteri memiliki ribosom 70S, sedangkan sel mamalia memiliki ribosom 80S. Sub unit dari tiap jenis ribosom, susunan kimiawinya, dan kekhususan fungsinya cukup berbeda sehingga dapat menerangkan protein dalam ribosom bakteri tanpa memberi efek besar pada ribosom sel mamalia.Pada sintesis protein bakteri yang normal, pesan mRNA dibaca sekaligus oleh beberapa ribosom yang terpampang sepanjang untaian mRNA. Ini dinamakan polisom.Contoh : Aminoglikosida pelekatan aminoglikosida pada protein penerima khusus ((P12 dalam hal streptomisin) pada subunit 30S dari ribosom pada bakteri. Kedua, aminoglikosida menghambat aktivitas normal dari kompleks permulaan pembentukan peptida (mRNA + formil metionin + tRNA). Ketiga, pesan mRNA terbaca salah satu pada daerah pengenalan ribosom : akibatnya, asam amino yang salah dimasukkan ke dalam peptida, sehingga menghasilkan protein yang tidak berfungsi. Keempat, pelekatan aminoglikosida menyebabkan perombakan polisom dan pemisahannya menjadi monosom yang tidak sanggup mensintesis protein. Aktivitas ini tjd hampir bersamaan, dan akibatnya keseluruhannya ialah suatu peristiwa yang tidak dapat dihindarkan kematian sel.

  • Daya Kerja Antimikroba Melalui Penghambatan Sintesis Asam Nukleat(Contoh : Kuinolon, Pirimetanin, Rifampin, Sulfonamida, Triemetoprim)

    Rifampin menghambat pertumbuhan bakteri melalui ikatan kuat pada polimerase RNA bergantung-DNA pada bakteri. Mekanisme kerja rifampin terhadap virus berbeda. Rifampin menghambat tahap lanjut dalam perakitan virus pox.Semua kuinolon dan fluorokuinolon menghambat sintesis DNA pada bakteri dengan menghambat girase DNA.

  • The end