ANTENATAL CARE ANTENATAL CARE Oleh : Dr.H.SYAHREDI. SA,SpOG-K
Feb 14, 2016
ANTENATAL CAREANTENATAL CARE
Oleh :Dr.H.SYAHREDI. SA,SpOG-K
Pendahuluan • Tujuan utama tindakan ini
adalah :1. Menentukan status kesehatan ibu dan
janin.2. Menentukan usia gestasi janin.3. Memulai rencana untuk melanjutkan
perawatan obstetrik• memastikan keselamatan dan
kesehatan kehamilan, baik ibu maupun bayi
• merumuskan daftar faktor resiko
Komponen Perawatan Antenatal 1. Perawatan antenatal awal atau kunjungan
pertama - Anamnesis lengkap - Pemeriksaan rutin - Penilaian faktor resiko
2. Perawatan antenatal berikutnya. Pada kunjungan pertama jika ditemukan
faktor resiko dari anamnesis dan pemeriksaan rutin,
maka dilakukan evaluasi selama kunjungan
berikutnya.
Kunjungan pertama Anamnesis 1. Identitas pasien dan suami termasuk
nama, umur, pekerjaan, nama suami, agama alamat → identifikasi / mengenal pasien dan mengetahui status sosial ekonomi untuk menentukan anjuran / pengobatan yang akan diberikan serta penentuan prognosa kehamilan setelah mengetahui umur pasien
2. Keluhan – keluhan yang muncul pada pemeriksaan 3. Riwayat menstruasi
- menarche, teratur / tidak, lamanya, banyaknya darah, nyeri +/- → menilai faal alat kandungan
HPHT / hari pertama haid terakhir
Anamnesis 4. Riwayat perkawinan → kawin / tidak,
berapa kali, berapa lama (anak mahalkah?)
5. Riwayat kehamilan sebelumnya → perdarahan +/- , hiperemesis gravidarum +/- → prognosa
6. Riwayat persalinan sebelumnya → spontan / buatan, aterm +/-, perdarahan +/-, siapa yang menolong → prognosa
7. Riwayat nifas sebelumnya → demam +/-, perdarahan +/-, laktasi ? → prognosa
Anamnesis• Riwayat anak yang lahir → jenis
kelamin, hidup +/-, berat lahir• Riwayat kehamilan sekarang →
kapan merasakan gerak anak, hamil muda (mual, muntah, sakit kepala, perdarahan +/-), hamil tua (edema kaki / muka, sakit kepala, perdarahan, sakit pinggang)
Anamnesis• Riwayat penyakit keluarga →
penyakit keturunan +/- (DM, kelainan genetik), riwayat kembar, penyakit menular +/- (TBC)
• Riwayat kontrasepsi → pakai +/-, metodenya ?, jenisnya, berapa lama, efek samping
Pemeriksaan Rutin 1. Pemeriksaan Fisik Umum - Tanda Vital - Pemeriksaan fisik lengkap : Kepala – kaki - status gizi - tinggi dan berat badan - pemeriksaan tanda – tanda kehamilan
meliputi wajah, dada, abdomen dan genetalia eksterna dan interna serta pemeriksaan panggul
2.Pemeriksaan Inspekulo dan pemeriksaan dalam • menggunakan speculum Serviks• mengidentifikasi kelainan sitologis Pap smear • pengambilan specimen mikroorganisme• duh tubuh : - mukoid putih dalam jumlah
sedang normal - cairan kuning berbusa Trichomonas - duh seperti kepala susu kandida.
Pemeriksaan dalam• konsistensi, panjang, dan pembukaan
serviks• bagian terbawah janin, terutama
menjelang akhir kehamilan• arsitektur tulang-tulang panggul dan pada
semua anomaly vagina dan perineum, termasuk sistokel, rektokel, dan perineum yang telah mengalami relaksasi atau robek.
• rectal touché mengidentifikasi hemoroid
3. Hitung Darah Lengkap4. Urinalisis : a. Analisis adanya glukosa, keton, protein b. pemeriksaan mikroskopik atas sedimen c. Biakan kuantitatif atau penyaringan biokimia untuk adanya basiluria5. Golongan Darah, Faktor Rhesus dan
Penyaringan Antibodi
6. Penyaringan Glukosa - Faktor resiko untuk Diabetes Melitus :Umur 25 tahun atau lebih Obesitas Riwayat keluarga DM Bayi yang sebelumnya berbobot >4000 mg Bayi lahir mati yang sebelumnya Bayi cacat bawaan yang sebelumnya Polihidramnion Riwayat aborsi berulang
7. Uji alfa-fetoprotein serum meramalkan cacat tabung saraf terbuka 8. Pemeriksaan HIV-AIDS dan antigen permukaan
Hepatitis B (HbsAg) 9. Ultrasonografi - usia kehamilan sejak usia 7 hari - perkembangan janin - kehamilan multiple - komplikasi - dll
Kunjungan berikutnya• Interval kunjungan Setiap 4 minggu
sekali sampai minggu ke-28; kemudian setiap 2-3 minggu sekali sampai minggu ke-36, dan sesudahnya setiap minggu.
• Setiap kunjungan Ukur tekanan darah, berat badan, protein dan glukosa urin, ukuran uterus, bunyi jantung janin, gerakan janin, kontraksi, perdarahan dan pecah ketuban, ultrasonografi hanya dilakukan atas indikasi spesifik.
Kunjungan berikutnya• 15-20 minggu : Penapisan alfa-fetoprotein
di serum ibu.• 24-28 minggu : Penapisan untuk diabetes
gestasional apabila ada indikasi• 28 minggu : Pemeriksaan antibody pada
wanita negatif-D (Rh-); pemberian globulin imun anti-D apabila diindikasikan
Pemeriksaan Obstetrik 1.Inspeksi Umum Muka → chloasma gravidarum, edema +/- Mata → conjungtiva anemis +/-, sklera ikterik +/- Mulut → gusi dan gigi Leher → JVP, pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe +/-, Mammae → bentuk, simetris, pembesaran,
puting susu melebar, areola
hiperpigmentasi, vaskular ↑, hiperplasia jaringan kelenjar
Pemeriksaan Obstetrik• Abdomen → membesar, pigmentasi linea alba dan striae, sikatriks +/-, terlihat gerak anak +/-• Vulva → perineum, varices +/-, flour albus +/-• Anus → hemoroid +/-, • Tungkai → varices +/-, edema +/- (pretibial, ankle, punggung kaki), sikatriks +/-
2. Pemeriksaan Abdomen (Leopold) • Leopold I : pemeriksa berdiri menghadap ke
pasien, kemudian dengan kedua tangan meraba dengan jari-jari untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus
Pemeriksaan Abdomen (Leopold)Leopold II : posisi masih sama, pindahkan tangan ke samping.
Tentukan dimana punggung anak terdapat pihak yang memberi rintangan terbesar kemudian carilah bagian – bagian kecil yang terletak bertentangan
Pemeriksaan Abdomen (Leopold) Leopold III : memakai 1 tangan saja, rabalah bagian
terbawahnya dan tentukan apakah masih bisa digoyangkan untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan
apakah sudah / belum terpegang oleh pintu atas panggul
Pemeriksaan Abdomen (Leopold)Leopold IV : posisi pemeriksa menghadap kaki pasien,
dengan kedua tangan tentukan apa yang menjadi bagian bawah dan apakah bagian ini sudah masuk kedalam PAP dan berapa masuknya
3. Bunyi Jantung Janin (Auskultasi)
• bunyi jantung janin sudah dapat didengar pada minggu ke-20 pada 80 persen wanita
• Pada minggu ke-21, bunyi jantung janin sudah terdengar pada 95 persen
• pada minggu ke-22 pada semua wanita hamil.
4. Pengukuran Tinggi Fundus
IV. Pemeriksaan Khusus1. Pencitraan Resonansi Magnetik2. Amniosentesis adalah tindakan pengambilan sampel cairan
ketuban (likuor amnii) untuk diagnosis antenatal abnormalitas kromosom dan abnormalitas biokimia lewat pemeriksaan sel-sel janin yang terlepas serta cairan ketuban itu sendiri
Dikerjakan setelah kehamilan 16 minggu sehingga kehilangan cairan yang diaspirasi tidak akan mengubah volume rongga uterus secara bermakna, yang dapat menimbulkan kontraksi uterus.
Amniosentesis
3. Pengambilan Sampel Vilus Korion • Upaya memperoleh jaringan yang berasal dari janin pada tahap kehamilan lebih dini • Teknik ini memungkinkan pembiakan sel yang sedang membelah secara aktif, berbeda dari sel lepasan pada amniosentesis, dan seandainya didapatkan abnormalitas, pengakhiran kehamilan dapat dilakukan pada tahap yang relatif dini
4. Fetoskopi • untuk mendiagnosis malformasi-malformasi kecil pada
janin, seperti sumbing wajah atau cacat jari pada keluarga yang memiliki resiko menderita sindrom genetik spesifik dan sebagai penuntun visual pada pengambilan contoh
darah janin, biopsy hati, dan kulit.
5. Kardosentesis • Lebih baik dari fetoskopi• Selain digunakan untuk diagnosis prenatal gangguan darah
herediter seperti hemofilia, kordosentesis juga digunakan untuk diagnosis infeksi janin akibat prosedur ini kurang dari 1% (Nicolaides & Soothill, 1989).
Asupan Makanan Yang Dianjurkan 1. Nutrisi - “ kekurangan gizi yang berat selama
kehamilan tidak menimbulkan efek yang dapat dideteksi pada perkembangan mental selanjutnya”
- Pertambahan berat ibu mempengaruhi berat lahir
- Rerata pertambahan berat ibu selama kehamilan adalah 33 lb (15 kg)
Asupan Makanan Yang Dianjurkan
2. Suplementasi Vitamin dan Mineral Prenatal
Terjadi peningkatan selama masa kehamilan dan laktasi
VII. Perhatian Khusus Selama Kehamilan• Olah Raga• Mandi• Busana• Kebiasaan Buang Air Besar• Koitus• Perawatan Gigi• Alkohol• Kafein