BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKehamilan adalah suatu masa
dari terjadinya pembuahan (konsepsi) sampai lahirnya anak.
(Ibrahim, 1993 dalam Pasaribu, 2005). Umumnya kehamilan berkembang
dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan
melalui jalan lahir. Namun, tidak semua hasil kehamilan dan
persalinan akan menggembirakan. Ibu hamil bisa menghadapi kegawatan
yang dapat memberikan bahaya terjadinya ketidaknyamanan, kesakitan,
kecacatan bahkan kematian bagi ibu hamil risiko tinggi maupun
rendah yang mengalami komplikasi dalam persalinan (Saifuddin,
2002).1,2Angka morbiditas dan mortalitas perinatal merupakan
indikator kualitas pelayanan obstetri di suatu tempat. Angka
mortalitas perinatal Indonesia masih jauh di atas rata-rata negara
maju, yaitu 60 - 170 berbanding kurang dari 10 per 1.000 kelahiran
hidup. Selain itu, menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2008, didapati ibu hamil yang memeriksakan kehamilan sebanyak
84,5%. Jika dilihat dari target nasional Depkes RI tahun 2001
tentang ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya yaitu sebesar 95%,
maka angka tersebut belum mencapai target. Hal ini menunjukkan
masih banyaknya ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya,
dikarenakan tingkat pendidikan ibu hamil serta kurangnya motivasi
diri untuk memeriksakan kehamilannya dalam upaya mencegah risiko /
komplikasi selama kehamilan.1,2,3Menurut WHO tahun 2005, upaya yang
dilakukan untuk penyelamatan ibu dan bayi yaitu dengan
mengembangkan konsep Four Pillars of Safe Motherhood yaitu 1) KB;
2) Pelayanan antenatal care; 3) Persalinan yang aman; 4) Pelayanan
obstetrik esensial. Salah satu upaya yang mempunyai peranan cukup
penting adalah antenatal care.1
1.2 Tujuan Mengetahui alasan asuhan antenatal dan jadwal
kunjungan asuhan antenatal. Mengetahui gejala dan tanda bahaya
selama kehamilan dan komponen pemeriksaan kehamilan dalam asuhan
antenatal.BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Asuhan antenatal adalah upaya preventif, program
pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal
dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama
kehamilan.4Ada 6 alasan penting untuk mendapatkan asuhan antenatal,
yaitu membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas
kesehatan, mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan
bayi yang dikandungnya, memperoleh informasi dasar tentang
kesehatan ibu dan kehamilannya, mengidentifikasi dan menata laksana
kehamilan risiko tinggi, memberikan pendidikan kesehatan yang
diperlukan dalam menjaga kualitas kehamilan dan merawat bayi, dan
menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan
membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang
dikandungnya.4Sedangkan tujuan dari pada program pelayanan asuhan
antenatal ini dapat dibedakan menjadi tujuan untuk ibu dan tujuan
untuk anak1. Tujuan terhadap ibu ialah : Untuk mengurangi
penyulit-penyulit masa antepartum Untuk mempertahankan kesehatan
jasmaniah maupun rohaniah dari ibu Supaya persalinan dapat
berlangsung dengan aman Supaya ibu sesehat-sehatnya postpartum
Supaya ibu dapat memenuhi segala kebutuhan janin.2. Tujuan terhadap
anak ialah : Mengurangi prematuritas, kelahiran mati dan kematian
neonatal Kesehatan yang optimal dari bayi.6Program asuhan antenatal
ini mencakup perawatan prakonsepsi, diagnosis dini kehamilan,
evaluasi prenatal awal, dan kunjungan prenatal lanjutan.5
2.2 Perawatan Prakonsepsi Karena kesehatan selama hamil
bergantung pada kesehatan sebelum hamil, perawatan prakonsepsi
secara logis harus merupakan pendahuluan bagi perawatan antenatal.
Perawatan prakonsepsi yang menyeluruh memiliki potensial membantu
wanita dengan mengurangi resiko, mendorong gaya hidup sehat, dan
meningkatkan kesiapan menjalani kehamilan.5
2.3 Diagnosa Kehamilan Bila dihitung dari saat fertilisasi
hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu
40 minggu atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan
terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester pertama berlangsung
dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga
minggu ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga
ke-40).4
2.3.1 Perubahan Fisiologik dan Hormonal pada
Kehamilan4Tanda-tanda presumtif adalah perubahan fisiologik pada
ibu atau seorang perempuan yang mengindikasikan bahwa ia telah
hamil. Tanda-tanda tidak pasti hamil adalah perubahan anatomik dan
fisiologik selain dari tanda presumtif. Tanda pasti kehamilan
adalah data atau kondisi yang diketahui melalui pemeriksaan dan
direkam oleh pemeriksa (misalnya denyut jantung janin, gambaran
sonogram janin, dan gerakan janin). Kehamilan menyebabkan dinding
dalam uterus (endometrium) tidak dilepaskan sehingga amenore atau
tidak datangnya haid dianggap sebagai tanda kehamilan. Namun, hal
ini tidak dapat dianggap sebagai tanda pasti kehamilan karena
amenore dapat juga terjadi pada beberapa penyakit kronik, tumor
hipofise, perubahan faktor-faktor lingkungan, malnutrisi dan (yang
paling sering) gangguan emosional terutama pada mereka yang tidak
ingin hamil atau malahan mereka yang ingin sekali hamil (dikenal
dengan pseudocyesis atau hamil semu). Estrogen yang dihasilkan oleh
plasenta akan merangsang pertumbuhan sistem penyaluran air susu dan
jaringan payudara, sedangkan progesteron berperan dalam
perkembangan sistem alveoli kelenjar susu. Hipertrofi alveoli yang
terjadi sejak 2 bulan pertama kehamilan menyebabkan sensasi nodular
pada payudara. Chorionic somatotropin (Human Placental Lactogen /
hPL) dengan muatan laktogenik akan merangsang pertumbuhan kelenjar
susu di dalam payudara dan berbagai perubahan metabolik yang
mengiringnya. hPL dengan estrogen dan progesteron menyebabkan
pembesaran payudara yang disertai dengan rasa penuh / tegang dan
sensitif terhadap sentuhan, pembesaran puting susu dan pengeluaran
kolostrum (mulai terlihat atau dapat diekspresikan sejak kehamilan
memasuki usia 12 minggu). Hipertrofi kelenjar sebasea berupa
tuberkel Montgomery atau folikel di sekitar areola mulai terlihat
jelas sejak dua bulan pertama kehamilan. Pembesaran berlebihan
payudara dapat menyebabkan striae (garis-garis hipo atau
hiperpigmentasi pada kulit). Juga terlihat gambaran vena bawah
payudara. Tetapi hal ini bukan petunjuk pasti karena kondisi ini
dapat terjadi pada pengguna kontrasepsi hormonal, penderita tumor
otak atau ovarium, pengguna rutin obat penenang dan hamil semu
(pseudocyesis).Walaupun tidak diketahui secara pasti pigmentasi
kulit terjadi akibat efek stimulasi melanosit yang dipicu oleh
peningkatan hormon estrogen dan progesteron. Bagian kulit yang
paling sering mengalami hiperpigmentasi adalah puting susu dan
areola di sekitarnya, hiperpigmentasi linea alba / putih menjadi
linea fusca / coklat atau linea nigra / hitam serta umumnya pada
linea mediana abdomen, payudara, bokong, dan paha. Chloasma
gravidarum adalah hiperpigmentasi pada area wajah (dahi, hidung,
pipi, dan leher). Area atau daerah kulit yang mengalami
hiperpigmentasi akan kembali menjadi normal setelah kehamilan
berakhir. Pengecualian terjadi pada striae dimana area
hiperpigmentasi akan memudar tetapi guratan pada kulit akan menetap
dan berwarna putih keperakan. Hal lain yang terkait dengan
perubahan hormonal dan dikaitkan dengan tanda kehamilan adalah rasa
mual dan muntah yang berlebihan atau hiperemesis. Namun kondisi ini
juga tidak dapat dikategorikan sebagai tanda pasti kehamilan karena
dapat disebabkan penyebab metabolik lain. Hiperemesis digolongkan
normal apabila terjadinya tidak lebih dari trimester pertama.
Gejala metabolik lain yang dialami oleh ibu hamil dalam trimester
pertama adalah rasa lelah atau fatigue. Kondisi ini disebabkan oleh
menurunnya Basal Metabolic Rate (BMR) dalam trimester pertama
kehamilan. Dengan meningkatnya aktivitas metabolik produk kehamilan
(janin) sesuai dengan berlanjutnya usia kehamilan, maka rasa lelah
akan berangsur-angsur menghilang dan kondisi ibu hamil akan menjadi
lebih segar. Uji Hormonal Kehamilan4Uji kehamilan didasarkan pada
adanya produksi korionik gonadotropin (hCG) oleh sel-sel
sinsisiotrofoblas pada awal kehamilan. Hormon ini disekresikan ke
dalam sirkulasi ibu hamil dan diekskresikan melalui urin. Human
Chorionic Gonadotropin (hCG) dapat dideteksi pada sekitar 26 hari
setelah konsepsi dan peningkatan ekskresinya sebanding dengan
meningkatnya usia kehamilan di antara 30 - 60 hari. Produksi
puncaknya adalah pada usia kehamilan 60 - 70 hari dan kemudian
menurun secara bertahap dan menetap hingga akhir kehamilan setelah
usia kehamilan 100 - 130 hari. Adanya hCG digunakan sebagai dasar
uji imunologik kehamilan. Nilai kuantitatif dengan pemeriksaan
radioimmunoassay dapat membantu untuk menentukan usia kehamilan.
Pada perempuan yang hamil, hCG di dalam urinnya akan menetralisasi
antibodi dalam antiserum sehingga tidak terjadi reaksi aglutinasi.
Karena hCG mempunyai struktur yang mirip dengan hormon luteinisasi
(LH), maka dapat terjadi reaksi silang masing - masing antibodi
terhadap masing - masing hormon. Untuk menghindari hal tersebut,
maka dilakukan pembatasan terhadap sensitivitas jumlah maksimum
atau internasional unit hormon yang akan diperiksa. Pemeriksaan
dengan radioreceptorassay bereaksi silang dengan hormon
luteinisasi, sedangkan pemeriksaan spesimen darah dengan
radioimmunoassay dapat dikhusukan untuk rantai glikoprotein subunit
beta yang dianggap spesifik dengan kehamilan. Dengan metode ini,
adanya hCG dapat dideteksi sejak 1 minggu setelah konsepsi.
Pengujian ini dilengkapi dengan informasi tentang usia kehamilan.
Cara ini dianggap sangat akurat tetapi tidak 100% sempurna.Metode
terbaru pengujian hCG subunit adalah Enzyme Linked Immunosorbent
Assay (ELISA). Cara ini akan mengabsorbsi antibodi monoclonal hCG
subunit dengan hasil yang sangat sensitif, spesifitas yang tinggi
dalam waktu yang relatif singkat, tidak membutuhkan biaya tinggi
dan mudah dilakukan.
2.3.2 Perubahan Anatomik dan Fisiologik pada
Kehamilan4Peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan progesteron
pada awal kehamilan akan menyebabkan hipertrofi miometrium sehingga
terjadi pembesaran uterus. Hipertrofi tersebut dibarengi dengan
peningkatan yang nyata dari jaringan elastin dan akumulasi dari
jaringan fibrosa sehingga struktur uterus menjadi lebih kuat
terhadap regangan dan distensi, disertai dengan peningkatan
vaskularisasi dan pembuluh limfatik. Peningkatan vaskularisasi,
kongesti, dan edema jaringan.dinding uterus dan hipertrofi kelenjar
serviks menyebabkan perubahan yang dikenali sebagai tanda Chadwick,
Goodell, dan Hegar. Tanda Chadwick adalah perubahan warna menjadi
kebiruan atau keunguan pada vulva, vagina, dan serviks. Tanda
Goodell adalah perubahan konsistensi (yang dianalogikan dengan
konsistensi bibir) serviks dibandingkan dengan konsistensi kenyal
(dianalogikan dengan ujung hidung) pada saat tidak hamil. Tanda
Hegar adalah pelunakan dan kompresibilitas isthmus serviks sehingga
ujung-ujung jari seakan dapat ditemukan apabila isthmus ditekan
dari arah yang berlawanan. Pelunakan dan kompresibilitas serviks
menyebabkan berkurangnya kemampuan bagian ini untuk menahan beban
yang disebabkan oleh pembesaran uterus dan sebagai kompensasinya
uterus terjatuh ke depan (hiperantefleksio) dalam tiga bulan
pertama kehamilan (uterus masih sebagai organ pelvik). Dengan
posisi tersebut diatas, akan terjadi dorongan mekanik fundus uteri
ke kandung kemih sehingga timbul gejala sering berkemih selama
periode trimester pertama. Gejala ini akan berkurang setelah usia
kehamilan memasuki trimester kedua di mana uterus semakin membesar,
korpus uteri dan fundus keluar dari rongga pelvik sehingga tidak
lagi terjadi dorongan fundus pada kandung kemih.Pertumbuhan uterus
ke arah kavum abdomen disertai dengan sedikit rotasi ke arah kanan
sumbu badan ibu atau dikenal dengan istilah dekstrorotasi. Kondisi
ini disebabkan oleh adanya kolon rektosigmoid yang mengisi sebagian
besar ruang abdominopelvikum kiri. Kecepatan pembesaran uterus pada
primigravida dan multigravida dapat sedikit berbeda (kisaran 1-2
minggu) dan hal ini menimbulkan variasi dalam estimasi besar uterus
pada awal pemeriksaan kehamilan awal atau tera usia kehamilan
dengan menggunakan titik anatomik tertentu (misalnya : fundus uteri
setinggi umbilikus). Pembesaran dinding abdomen sering dianggap
sebagai tanda dari terjadinya kehamilan. Penonjolan ini biasanya
dimulai pada usia kehamilan 16 minggu dimana uterus beralih dari
organ pelvik menjadi organ abdomen. Penonjolan dinding abdomen
lebih nyata pada ibu hamil dengan posisi berdiri jika dibandingkan
dengan posisi berbaring. Juga lebih terlihat pada multipara jika
dibandingkan dengan nulipara atau primigravida akibat kendurnya
otot-otot dinding perut. Apabila uterus jatuh ke arah depan dan
bawah, maka dinding perut akan menonjol seperti bandul dan hal ini
disebut sebagai perut pendulum. Pembesaran uterus pada awal
kehamilan biasanya tidak terjadi secara simetris, secara normal
ovum yang telah dibuahi akan berimplantasi pada segmen atas uterus,
terutama pada dinding posterior. Bila lokasi implantasi berada di
dekat kornu, maka daerah ini akan lebih cepat membesar jika
dibandingkan dengan bagian uterus lainnya. Keadaan ini dapat
dikenali melalui pemeriksaan bimanual pelvic pada usia kehamilan
delapan hingga sepuluh minggu. Keadaan ini dikenal sebagai tanda
Piskacek. Tanda kehamilan lain adalah kontraksi Braxton Hicks yang
terjadi akibat peregangan miometrium yang disebabkan oleh
terjadinya pembesaran uterus. Peningkatan aktomiosin di dalam
miometrium juga menjadi penyebab dari meningkatnya kontraktilitas
uterus. Kontraksi Braxton Hicks bersifat non-ritmik, sporadik,
tanpa disertai adanya rasa nyeri, mulai timbul sejak kehamilan 6
minggu dan tidak terdeteksi melalui pemeriksaan bimanual pelvik.
Kontraksi ini dapat dikenali melalui pemeriksaan bimanual pelvik
pada kehamilan trimester kedua dan pemeriksaan palpasi abdomen pada
kehamilan trimester ketiga yaitu teraba corpus uteri yang lunak
menjadi lebih keras. Dengan semakin meningkatnya usia kehamilan,
terjadi pula peningkatan frekuensi, lama, dan intensitas kontraksi
Braxton Hicks. Mendekati usia kehamilan aterm, kontraksi ini
menjadi lebih teratur dan regular sehingga disalahartikan sebagai
kontraksi persalinan. Persalinan palsu (false labor) sangat erat
kaitannya dengan kontraksi Braxton Hicks pada kehamilan aterm.
Pembesaran uterus yang disertai penipisan dindingnya juga
memudahkan pemeriksa untuk mengenali kehamilan secara lebih dini.
Dari dinding yang padat dan kavum yang sempit kemudian kapasitasnya
berkembang hingga 500 - 1000 kali dari ukuran semula dan penipisan
dinding menjadi sekitar 5 mm mulai dari trimester kedua kehamilan
menyebabkan deteksi kehamilan menjadi lebih mudah dari periode
sebelumnya. Hal ini juga membuat denyut jantung janin dapat
dideteksi melalui auskultasi dan gerak janin (quickening) mulai
dirasakan oleh ibu hamil. Pengembangan kapasitas dan penipisan
dinding uterus lebih cepat terjadi pada multipara sehingga deteksi
kehamilan dapat dilakukan lebih awal (satu hingga dua minggu)
dibandingkan dengan primigravida. Jantung janin mulai berdenyut
sejak awal minggu keempat setelah fertilisasi, tetapi baru pada
usia kehamilan 20 minggu bunyi jantung janin dapat dideteksi dengan
fetoskop. Dengan menggunakan teknik ultrasound atau sistem Doppler,
bunyi jantung janin dapat dikenali lebih awal (12-20 minggu usia
kehamilan). Bunyi jantung janin harus dapat dibedakan dengan
pulsasi maternal, bising usus, gerakan janin dan bising arteri
uterina. Bising funikuli umumnya seirama dengan bunyi jantung
janin.Gerakan janin juga bermula pada usia kehamilan mencapai 12
minggu, tetapi baru dapat dirasakan oleh ibu pada usia kehamilan
16-20 minggu karena di usia kehamilan tersebut, dinding uterus
mulai menipis dan gerakan janin menjadi lebih kuat. Pada kondisi
tertentu, ibu hamil dapat merasakan gerakan halus hingga tendangan
kaki bayi di usia kehamilan 16-18 minggu (dihitung dari hari
pertama haid terakhir). Gerak pertama bayi yang dapat dirasakan ibu
disebut quickening (kesan kehidupan). Walaupun gerakan awal ini
dapat dikategorikan tanda pasti kehamilan dan estimasi usia
kehamilan, tetapi hal ini sering dikelirukan dengan gerakan usus
akibat perpindahan gas di dalam lumen saluran cerna. Bagian-bagian
tubuh bayi juga dapat di palpasi dengan mudah mulai usia kehamilan
20 minggu. Fenomena bandul / pantulan balik yang disebut dengan
ballottement juga merupakan tanda adanya janin di dalam uterus. Hal
ini dapat dikenali dengan jalan menekan tubuh janin melalui dinding
abdomen yang kemudian terdorong melalui cairan ketuban dan kemudian
memantul balik ke dinding abdomen atau tangan pemeriksa. Fenomena
bandul jenis ini disebut dengan ballottement in toto. Jenis lain
dari fenomena bandul adalah ballottement kepala yaitu hanya kepala
janin yang terdorong dan memantul kembali ke dinding uterus atau
tangan pemeriksa setelah memindahkan dan menerima tekanan balik
cairan ketuban (volume relatif lebih besar dibandingkan tubuh
janin) di dalam kavum uteri. Ballottement dari janin seluruhnya
dapat dirasakan pada bulan 5 ke atas.
2.3.3 Perbedaan antara Primigravida dan Multigravida6
PrimigravidaMultigravida
Buah dada tegangLembek, menggantung
Puting susu runcingPuting susu tumpul
Perut tegang dan menonjol ke depanPerut lembek dan
tergantung
Striae livideStriae livide dan striae albicans
Perineum utuhPerineum berparuh
Vulva tertutupVulva mengangah
Hymen perforatesCarunculae myrtiformis
Vagina sempit dan teraba rugaeVagina longgar, selaput
berlendir
Portio runcing, ost.ext. tertutupPortio tumpul dan terbagi dalam
bibir depan dan bibir belakang
2.3.4 Tua Kehamilan6 Dapat di duga dari : Lamanya
amenorrhoea.Ibu-ibu di Indonesia kurang memperhatikan haidnya
hingga haid terakhir tidak diketahui. Kadang-kadang kehamilan juga
terjadi sesudah masa amenore yang fisiologis misalnya sesudah
amenore dalam masa laktasi. Dari tingginya fundus uteri.Tetapi pada
gemeli, hydramnion dan mola hydatidosa fundus uteri lebih tinggi
dari pada yang sesuai dengan tuanya kehamilan, sebaliknya pada
oligohydramnion lebih rendah dari pada semestinya. Dari besarnya
anak terutama dari besarnya kepala anak, (misalnya diameter
biparietal dapat diukur secara tepat dengan ultrasound A scan).
Dari saat mulainya terasa pergerakan anak. Dari saat mulainya
terdengar bunyi jantung anak. Dari masuk atau tidak masuknya kepala
ke dalam rongga panggul. Dengan pemeriksan amnioncentesis (orange
stained cells, kreatinin dll).
Perbedaaan antara kehamilan 8 bulan dan 10 bulan :8 bulan10
bulan
Perut lebih kecilPerut lebih besar
Epigastrium tegang pada primigravidaEpigastrium lembek
Pusat mendatarPusat menonjol
Kepala kecilKepala besar
Kepala belum turun ke dalam rongga panggulKepala sudah turun ke
dalam rongga panggul pada primigravida
Pada primigravida kepala anak pada bulan terakhir
berangsur-angsur turun ke dalam rongga panggul. Ini disebabkan
karena rahim, ligamentum rotunda dan dinding perut makin tegang dan
karena kekenyalannya mendesak isinya kebawah. Kekuatan ini dibantu
juga oleh kekuatan mengejan waktu buang air besar. Pada
multigravida dinding rahim dan dinding perut sudah kendor,
kekenyalannya sudah kurang hingga kekuatan mendesak ke bawah tidak
seberapa, maka pada multipara biasanya kepala baru turun pada
permulaan persalinan. Bila pada primigravida kepala belum turun
pada akhir kehamilan, maka harus diingat kemungkinan panggul sempit
atau keadaan patologis lain (placenta previa, hydramnion, gemeli).
Kadang tidak turunnya kepala hanya disebabkan karena rongga perut
cukup luas (orangnya besar) hingga tidak usah di cari ruangan ke
dalam rongga panggul kecil.
2.3.5 Tanda-Tanda Kematian Anak di dalam Rahim6 Bunyi jantung
anak tidak terdengar lagi. Rahim tidak membesar malah fundus uteri
turun. Palpasi anak menjadi kurang jelas. Reaksi biologis menjadi
negatif, setelah anak mati kira-kira 10 hari. Pada gambar rontgen
terlihat: Tanda spalding : tulang-tulang tengkorak tutup menutupi,
disebabkan isi tengkorak berkurang karena otak mencair. Tulang
punggung sangat melengkung Adanya gelembung-gelembung gas dalam
janin. Ibu tidak lagi merasakan pergerakan anak.
2.3.6 Anak Tunggal atau Kembar6Tanda anak kembar ialah : Perut
lebih besar dari pada yang sesuai dengan tuanya kehamilan. Meraba 3
bagian besar atau lebih (yang dimaksud dengan bagian besar adalah
kepala dan bokong sedangkan yang dimaksud dengan bagian kecil
adalah kaki dan tangan). Meraba 2 bagian besar berdampingan Meraba
banyak bagian kecil. Mendengar bunyi jantung anak pada 2 tempat
dengan sama jelas dan dengan perbedaan frekuensi 10 denyut atau
lebih dalam 1 menit. Pemeriksaan elektrokardiografi dan ultrasound.
Pada hydramninon harus diingat kemungkinan kehamilan kembar Pada
foto rontgen atau ultrasound telihat 2 kerangka janin.
2.3.7 Kedudukan Janin Intrauterin4a. Proses Akomodasi
Terbentuknya segmen bawah rahim membuat pada akhir kehamilan bentuk
uterus menjadi lonjong dengan ukuran atas bawah lebih panjang
dibanding dengan ukuran melintang dan fundus uteri lebih lebar
dibanding dengan bagian bawah uterus. Sampai kehamilan kira-kira 32
minggu kavum amnii relatif lebih besar dan air ketuban relatif
lebih banyak dibanding dengan besarnya janin sehingga dinding
uterus tidak mendekati janin. Pada akhir kehamilan air ketuban
mulai berkurang sehingga dinding uterus mendekati badan janin.
Bentuk uterus akan mempengaruhi kedudukan janin untuk
mengakomodasikan diri dengan bentuk uterus. Proses akomodasi
bergantung pada banyaknya air ketuban dan dibantu gerakan
janin.
b. Sikap (habitus)Hubungan bagian-bagian janin yang satu dengan
bagian janin yang lain, biasanya terhadap tulang punggungnya. Sikap
janin yang fisiologis adalah badan kifose sehingga punggung menjadi
konveks, kepala dalam sikap hiperfleksi dengan dagu dekat dengan
dada, lengan bersilang di depan dada dan tali pusat terletak di
antara ekstremitas dan tungkai terlipat pada lipat paha dan lutut
yang rapat pada badan. Sikap fisiologis ini menghasilkan sikap
fleksi. Sikap ini terjadi karena pertumbuhan janin dan proses
akomodasi terhadap kavum uteri. Jika dagu menjauhi dada hingga
kepala akan menengadah dan tulang punggung mengadakan lordose, maka
sikap ini akan menghasilkan sikap defleksi.
c. Letak (situs)Hubungan antara sumbu panjang janin dengan sumbu
panjang ibu, misalnya situs memanjang / membujur adalah sumbu
panjang janin sesuai dengan sumbu panjang ibu, dapat pada letak
kepala atau letak bokong, situs melintang adalah sumbu panjang
janin melintang terhadap sumbu panjang ibu, situs miring adalah
sumbu panjang janin miring terhadap sumbu panjang ibu. Frekuensi
situs memanjang 99,6% (96% letak kepala, 3,6% letak bokong) dan
0,4% letak lintang atau miring.
d. Presentasi Dipakai untuk menentukan bagian janin yang
terbawah dan tiap presentasi terdapat dua macam posisi yaitu kanan
dan kiri dan tiap posisi terdapat 3 macam variasi yaitu depan,
lintang, dan belakang. Macam-macam presentasi Pada kehamilan aterm
atau hampir aterm terdapat bermacam-macam presentasi. Presentasi
kepala (96%), terdiri atas : Presentasi belakang kepala dengan
penunjuk ubun-ubun kecil di segmen depan, di sebelah kiri depan
(kira-kira 2/3), di sebelah kanan depan (kira-kira 1/3) dan ini
adalah sebuah posisi yang normal atau normoposisi. Presentasi
belakang kepala dengan penunjuk ubun-ubun kecil di belakang dapat
di sebelah kiri belakang, kanan belakang dan dapat pula ubun-ubun
kecil terletak melintang baik kanan maupun kiri dan ini adalah
malposisi. Presentasi puncak kepala : kepala dalam defleksi ringan
dengan penunjuk ubun-ubun besar. Presentasi dahi : kepala dalam
defleksi sedang dengan penunjuk dahi/frontum Presentasi muka :
kepala dalam defleksi maksimal dengan penunjuk dagu/mentum
Presentasi bokong (3.6%) dengan petunjuk sacrum, terdiri atas :
Presentasi bokong sempurna di mana kedua tungkai berada di samping
bokong Presentasi bokong murni (frank breech presentation) : kedua
tungkai lurus ke atas Presentasi bokong kaki : tungkai terlipat
pada lipat paha dan lekuk lututPresentasi bokong kaki sempurna :
terbawah 2 kakiPresentasi bokong kaki tidak sempurna : terbawah 1
kaki. Presentasi kaki : kaki turun ke bawah lebih rendah dari
bokong Presentasi kaki sempurna : terbawah 2 kakiPresentasi kaki
tidak sempurna : terbawah 1 kaki. Presentasi lutut : lutut turun ke
bawah lebih rendah dari bokongPresentasi lutut sempurna : terbawah
2 lututPresentasi lutut tidak sempurna : terbawah 1 lutut.
Presentasi bahu (0,4%) dengan petunjuk akromion atau
skapula.
e. Posisi Posisi pada periksa luar dengan palpasi, ditentukan
dengan menentukan letak punggung janin terhadap dinding perut ibu,
sedangkan pada pemeriksaan dalam posisi ditentukan dengan
menentukan kedudukan salah satu bagian janin yang terendah terhadap
jalan lahir, bagian yang terendah tadi disebut penunjuk. Penunjuk
itu dinyatakan sesuai dengan bagian kiri atau kanan ibu. Bagian
terendah tersebut dapat ubun-ubun kecil untuk presentasi belakang
kepala; ubun-ubun besar untuk presentasi puncak kepala: dahi pada
presentasi untuk dahi; dagu untuk presentasi muka; sacrum untuk
presentasi bokong, dan akromion / scapula untuk presentasi bahu
(letak lintang). Macam-macam posisi Posisi pada presentasi belakang
kepala dengan penunjuk ubun-ubun kecil Posisi pada presentasi muka
dengan penunjuk dagu atau mentum Posisi pada presentasi bokong
dengan penunjuk sacrum Beberapa pengertian Normoposisi : presentasi
belakang kepala dengan ubun-ubun kecil di segmen depan Malposisi :
presentasi belakang kepala dengan ubun-ubun kecil tidak berada di
segmen depan Malpresentasi : presentasi yang bukan presentasi
belakang kepala.
Letak Presentasi PenunjukPosisiVariasi Posisi
Memanjang Belakang kepalaUbun-ubun kecilKiriDepan UUK kiri
depan
Lintang UUK kiri lintang
Belakang UUK kiri belakang
Kanan Depan UUK kanan depan
Lintang UUK kanan lintang
Belakang UUK kanan belakang
Puncak kepalaUbun-ubun besarKiriDepanUUB kiri depan
Lintang UUB kiri lintang
Belakang UUB kiri belakang
Kanan Depan UUB kanan depan
LintangUUB kanan lintang
Belakang UUB kanan belakang
Dahi Dahi / frontumKiri Depan Dahi kiri depan
Lintang Dahi kiri lintang
Belakang Dahi kiri belakang
Kanan Depan Dahi kanan depan
Lintang Dahi kanan lintang
Belakang Dahi kanan belakang
Muka Dagu / mentumKiriDepan Dagu kiri depan
Lintang Dagu kiri lintang
Belakang Dagu kiri belakang
Kanan Depan Dagu kanan depan
Lintang Dagu kanan lintang
Belakang Dagu kanan belakang
Bokong Sakrum Kiri Depan Sakrum kiri depan
Lintang Sakrum kiri lintang
Belakang Sakrum kiri belakang
Kanan Depan Sakrum kanan depan
Lintang Sakrum kanan lintang
Belakang Sakrum kanan belakang
Melintang Bahu Akromion /ScapulaKiri Depan Akromion kiri
depan
BelakangAkromion kiri belakang
Kanan Depan Akromion kanan depan
BelakangAkromion kanan belakang
2.3.8 Letak Intrauterin atau Ekstrauterin6Oleh karena beberapa
sebab, telur kadang-kadang bersarang di luar rahim seperti di dalam
tuba, ovarium atau rongga perut. Keadaan demikian disebut :
kehamilan ektopik (kehamilan di luar tempat yang biasa) atau
kehamilan ekstrauterin (kehamilan di luar rahim). Hanya kehamilan
abdominal dan kehamilan dalam parametrium dapat mencapai hamil tua.
Tanda-tanda bahwa anak didalam rahim : Waktu meraba anak, uterus
berkontraksi Kadang-kadang ligamentum rotunda teraba kiri kanan
dari tumor yang mengandung anak. Tanda-tanda bahwa anak (yang sudah
agak besar) tumbuh di luar rahim ialah Pergerakan anak lebih nyeri
dirasakan oleh ibu. Anak lebih mudah diraba dari luar. Tumor yang
mengandung anak tak pernah mengeras (kontraksi Braxton Hicks). Di
samping anak kadang - kadang teraba tumor ialah uterus yang
membesar. Pada foto rontgen terlihat bahwa bagian terendah anak
tinggi letaknya dan anak dalam letak paksa. Kalau persalinan sudah
mulai, maka pembukaan tetap kecil kurang lebih sebesar satu jari
dan kalau kita masukkan jari ke dalam kavum uteri maka ternyata
kosong. Percobaan Pitocin : kalau kita suntikan pitocin 2 U
intravenosa, maka teraba rahim mengeras di samping anak, sedangkan
tumor yang mengandung anak tidak mengeras. Dengan membuat foto
rontgen dengan sonde dalam cavum uteri atau dengan
hysterosalpingografi.
2.4 Jadwal Kunjungan Antenatal4Bila kehamilan termasuk risiko
tinggi perhatian dan jadwal kunjungan harus lebih ketat. Namun,
bila kehamilan normal jadwal asuhan cukup empat kali. Dalam bahasa
program kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal ini diberi kode
K yang merupakan singkatan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal
yang lengkap adalah K1, K2, K3 dan K4. Hal ini berarti, minimal
dilakukan sekali kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28
minggu, sekali kunjungan antenatal selama 28 - 36 minggu dan
sebanyak dua kali kunjungan antenatal selama kehamilan di atas 36
minggu.
2.5 Prosedur Asuhan Antenatal 2.5.1 Pemeriksaan Antenatal
AwalKunjungan baru ibu hamil (K1) adalah kontak ibu hamil pertama
kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan
kehamilan dengan standar 7 T yang terdiri atas :7 Timbang BB. Ukur
tekanan darah Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT) lengkap Ukur
tinggi fundus uteri (TFU) Pemberian tablet zat besi minimal 90
tablet selama kehamilan Tes laboratorium Temu wicara
A. Anamnesa1. Data umum pribadi terdiri atas nama, usia, alamat,
pekerjaan ibu / suami, lamanya menikah, kebiasaan yang dapat
merugikan kesehatan.42. Keluhan saat ini meliputi jenis dan sifat
gangguan yang dirasakan ibu dan lamanya mengalami gangguan
tersebut.43. Riwayat haid meliputi menarche, siklus haid teratur
atau tidak, lamanya haid, banyaknya darah dan sifatnya (cair /
berbeku-beku, warna dan bau), haid nyeri atau tidak dan hari
pertama haid terakhir (HPHT), usia kehamilan dan taksiran
persalinan (rumus Naegele: tanggal HPHT ditambah 7 dan bulan
dikurangi 3). 4,64. Tentang perkawinan terdiri atas kawin atau
tidak, berapa kali kawin dan berapa lama kawin.65. Riwayat
kehamilan dan persalinan meliputi asuhan antenatal, cara
persalinan, nifas kehamilan sebelumnya, jumlah dan jenis kelamin
anak hidup, berat badan lahir, cara pemberian asupan bagi bayi yang
dilahirkan, serta informasi saat persalinan atau keguguran
terakhir.46. Riwayat kehamilan saat ini termasuk di dalamnya adalah
identifikasi kehamilan, identifikasi penyulit (preeklampsia atau
hipertensi dalam kehamilan), penyakit lain yang diderita, gerakan
bayi dalam kandungan.4 7. Riwayat penyakit dalam keluarga meliputi
diabetes melitus, hipertensi, kelainan bawaan dan hamil kembar.48.
Riwayat penyakit Ibu meliputi penyakit yang pernah di derita, DM,
HDK, infeksi saluran kemih, penyakit jantung, infeksi virus
berbahaya, alergi obat atau makanan tertentu, pernah mendapat
transfusi darah dan indikasi tindakan tersebut, inkompatibilitas
rhesus, paparan sinar-X / rontgen4 9. Riwayat penyakit yang
memerlukan tindakan pembedahan terdiri atas dilatasi dan kuretase,
reparasi vagina, seksio sesarea, serviks inkompeten, operasi
non-ginekologi410. Riwayat mengikuti program keluarga berencana411.
Riwayat imunisasi4 12. Riwayat menyusui4Pemakaian rekam medis dalam
perawatan antenatal sangat membantu penatalaksanaan antepartum dan
intrapartum. Terdapat beberapa istilah penting untuk rekam medis
antenatal yang akurat.5 Nuligravida : seorang wanita yang saat ini
tidak hamil dan belumpernah hamil. Gravid : seorang wanita yang
saat ini hamil atau dahulu pernahhamil, tanpa memandang hasil akhir
kehamilan. Dengan dipastikannya kehamilan pertama, maka ia menjadi
primigravida, dan dengan kehamilan berikutnya, multigravida.5
Secundigravida : wanita yang hamil kedua kalinya.6 Nulipara :
seorang wanita yang belum pernah menyelesaikankehamilan melewati
umur gestasi 20 minggu. Ia mungkin pernah atau belum pernah hamil
atau pernah mengalami abortus (spontan atau elektif atau kehamilan
ektopik).5 Primipara : seorang wanita yang pernah satu kali
melahirkan bayiyang lahir hidup atau meninggal mencapai gestasi 20
minggu atau lebih. Dahulu ambang berat lahir 500 gr digunakan untuk
mendefinisikan paritas. Ambang ini kini tidak lagi penting karena
bayi dengan berat lahir kurang 500 gr dapat bertahan hidup.5
Multipara : seorang wanita yang pernah menyelesaikan dua ataulebih
kehamilan hingga 20 minggu atau lebih. Paritas ditentukan oleh
jumlah kehamilan yang mencapai 20 minggu dan bukan oleh jumlah
janin yang dilahirkan. Paritas sama (para 1) untuk pelahiran janin
tunggal atau multijanin atau pelahiran bayi hidup atau meninggal.5
Grande multipara: wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau
lebih.Pada seorang grande multipara biasanya lebih banyak penyulit
dalam kehamilan dan persalinan.6 Parturient : wanita yang sedang
dalam persalinan.6 Puerpera : wanita dalam masa nifas.6
B. PemeriksaanPemeriksaan Umum (status praesens generalis)61.
Bagaimana keadaan umum penderita, keadaan gizi, kelainan bentuk
badan, kesadaran. 2. Tensi : Tensi pada orang hamil tidak boleh
mencapai 140 sistolik dan 90 diastolik. Juga perubahan 30 sistolik
dan 15 diastolik di atas tensi sebelum hamil menandakan toxemia
gravidarum.3. Berat badan : Walaupun prognosa kehamilan dan
persalinan bagi orang gemuk kurang baik dibandingkan dengan orang
yang normal beratnya, dalam menimbang seseorang bukan beratnya saja
yang penting, tapi lebih penting lagi perubahan berat setiap kali
ibu memeriksakan diri. Berat badan dalam triwulan ke-III tak boleh
tambah lebih dari 1 kg seminggu atau 3 kg sebulan. Penambahan yang
lebih dari batas-batas tersebut di atas disebabkan oleh penimbunan
(retensi) air dan disebut praoedema.4. Adakah anemia, sianosis,
ikterus, atau dispnea.5. Keadaan jantung dan paru-paru6. Adakah
oedem : Oedem dalam kehamilan dapat disebabkan oleh toxemia
gravidarum atau oleh tekanan rahim yang membesar pada vena-vena
dalam panggul yang mengalirkan darah dari kaki, tetapi juga oleh
hipovitaminosis B1, hipoproteinemia dan penyakit jantung. 7.
Refleks : Terutama refleks lutut. Refleks lutut negatif pada
hipovitaminosis B1 dan penyakit urat saraf. 8. Pemeriksaan
laboratorium Analisis urin rutin : Diperiksa glukosa, zat putih
telur dan sedimen. Adanya glukosa dalam urin harus dianggap sebagai
gejala penyakit diabetes kecuali kalau kita dapat membuktikan bahwa
hal - hal lain yang menyebabkannya. Pada akhirnya kehamilan dan
dalam nifas reaksi reduksi dapat menjadi positif oleh adanya
laktose dalam air kencing. Zat putih telur positif dalam air
kencing pada nefritis, toxemia gravidarum dan radang dari saluran
kencing. Darah : Dari darah perlu ditentukan Hb, sekali 3 bulan
karena pada orang hamil sering timbul anemia karena defisiensi
besi. Juga pemeriksaan kadar gula darah. Selanjutnya pemeriksaan
reaksi Wasserman positif pada lues, tetapi juga pada frambusia.
Golongan darah ditentukan supaya kita cepat dapat mencarikan darah
yang cocok jika penderita memerlukannya. Kalau ibu golongan O maka
mungkin timbul ABO antagonisme. Selain itu periksa MCV, hitung
jenis sel darah. Periksa juga antigen Hepatitis B Virus, antibodi
Rubela, HIV/VDRL.4,6 Feces, dilakukan pemeriksaan ada tidaknya
telur-telur cacing.
2.5.2 Kunjungan Antenatal SelanjutnyaKunjungan antenatal
sebaiknya dilakukan secara berkala dan teratur karena memberikan
peluang yang lebih besar bagi petugas kesehatan untuk mengenali
secara dini berbagai penyulit yang terjadi pada ibu hamil. Dari
satu kunjungan ke kunjungan berikutnya sebaiknya dilakukan
pencatatan :4 Keluhan yang didapatkan oleh ibu hamil :6
40
Mual dan muntah Sakit pinggang Varices Haemorrhoid (wasir) Sakit
kepala Oedema Sesak napas Fluor albus (keputihan)
Hasil pemeriksaan setiap kunjungan4 Umum4Tekanan darah,
respirasi, nadi dan temperatur tubuh Abdomen4 Tinggi fundus uteri,
letak janin (setelah 34 minggu), presentasi janin, denyut jantung
janin Pemeriksaan tambahan4Proteinuria, Glukosuria, keton Menilai
kesejahteraan janin4Untuk menilai kesejahteraan janin pada
kehamilan risiko tinggi dapat dilakukan berbagai jenis pemeriksaan
atau pengumpulan informasi, baik yang diperoleh dari ibu hamil
maupun pemeriksaan oleh petugas kesehatan. Pemeriksaan yang
memerlukan peralatan canggih umumnya dilakukan dengan peralatan
pencatat denyut jantung janin (kardiotografi) dan peralatan
ultrasonografi yang disebut dengan pemeriksaan profil biofisik
janin (biophysic profile). Berbagai jenis pemeriksaan tersebut
adalah : Pengukuran tinggi fundus uteri terutama > 20 minggu
yang akan disesuaikan dengan usia kehamilan saat pemeriksaan
dilakukan. Tinggi fundus yang normal sama dengan usia kehamilan.
Gerakan menendang atau tendangan janin (10 gerakan/12 jam) Gerakan
janinGerakan janin yang menghilang dalam waktu 48 jam dikaitkan
dengan hipoksia berat atau janin meninggal Denyut jantung janin
Ultrasonografi Bila usia kehamilan memasuki 34 minggu, selain
pemeriksaan di atas, juga dilakukan pemeriksaan tentang : Penilaian
besar janin, letak dan presentasi janin Penilaian luas
panggulSelain diperiksa, ibu hamil diajarkan mengenai tanda - tanda
bahaya dalam kehamilan : perdarahan dari kemaluan, oedema dari muka
atau jari, sakit kepala yang berat, penglihatan yang kabur, nyeri
perut, muntah-muntah yang berat, demam, dan keluar cairan dari
vagina.
2.6 Pemeriksaan Obstetrik 2.6.1 Inspeksi.6Muka : adakah chloasma
gravidarum, keadaan selaput mata pucat ataumerah, adakah oedema
pada muka, bagaimana keadaan lidah, gigi.Leher : apakah vena
terbendung di leher (misalnya pada penyakit jantung),apakah
kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfa membengkak. Dada :
bentuk buah dada, pigmentasi puting susu dan gelanggang susu,adakah
colostrum. Perut : perut membesar ke depan atau ke samping (pada
ascites misalnyamembesar ke samping), keadaan pusat, pigmentasi di
linea alba, nampakkah gerakan anak atau kontraksi rahim, adakah
striae gravidarum atau bekas luka. Vulva : keadaan perineum,
varices, tanda Chadwick, condylomata, fluor. Anggota bawah : cari
varices, oedema, luka, sikatriks pada lipat paha.
2.6.2 Palpasi4Palpasi (periksa raba) ialah untuk menentukan
besarnya rahim dan dengan ini menentukan tuanya kehamilan, serta
letaknya anak dalam rahim. Selain dari pada itu juga harus diraba
apakah ada tumor-tumor lain dalam rongga perut, cysta, myoma, limpa
yang membesar. Cara melakukan palpasi ialah menurut Leopold terdiri
atas 4 bagian :a. Leopold I Kaki penderita difleksikan pada lutut
dan lipat paha. Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita. Rahim
dibawah ke tengah. Tingginya fundus uteri ditemukan. Tentukan
bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus. Sifat kepala ialah
keras, bundar dan melenting. Sifat bokong lunak, kurang bundar dan
kurang melenting. Pada letak lintang fundus uteri kosong.
Pemeriksaan tingginya fundus uteri dan tuanya kehamilan
Sebelum bulan ke III Fundus Uteri belum dapat diraba dari luar.
Akhir bulan III (12 minggu.) fundus uteri 1 - 2 jari atas
symphysis. Akhir bulan IV (16 minggu) pertengahan antara symphysis
pubis dan pusat Akhir bulan V (20 minggu) 3 jari di bawah pusat.
Akhir bulan VI (24 minggu) setinggi pusat. Akhir bulan VII (28
minggu) 3 jari di atas pusat. Akhir bulan VIII (32 minggu)
pertengahan pusat dan processus xyphoideus. Akhir bulan IX (36
minggu) sampai arcus costarum atau 3 jari dibawah processus
xyphoideus. Akhir bulan X (40 minggu) pertengahan antara processus
xyphoideus - pusat. Jadi fundus uteri paling tinggi pada akhir
bulan ke-IX. Setelah bulan ke-IX fundus uteri pada primigravida
turun lagi kerena kepala mulai turun ke dalam rongga panggul. Pada
seorang multigravida yang berbaring fundus uteri tetap setinggi
arcus costarum dan malahan menonjol ke depan.
Jadi Leopold I untuk menentukan tuanya kehamilan dan bagian apa
terdapat dalam fundus.
Hubungan antara tinggi fundus uteri dan tuanya kehamilan
kira-kira sbb :
= tuanya kehamilan dalam bulan
Tingginya fundus uteri (cm)Umur kehamilan dalam bulan
205
236
267
308
339
b. Leopold II Kedua tangan pindah ke samping. Tentukan di mana
punggung anak. Punggung anak terdapat di pihak yang memberikan
rintangan yang terbesar, bagian - bagian kecil biasa terletak
bertentangan dengan pihak yang memberi rintangan yang terbesar.
Kadang - kadang di samping terdapat kepala atau bokong ialah pada
letak lintang.
Leopold II terutama untuk menentukan dimana letaknya punggung
anak dan dimana letaknya bagian kecil.
c. Leopold III Dipergunakan satu tangan saja. Bagian bawah
ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya. Cobalah apakah bagian
bawah masih dapat digoyangkan.
Leopold III untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah
dan apakah bagian bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh
pintu atas panggul.
d. Leopold IV Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat ke arah
kaki si penderita. Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi
bagian bawah. Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam
pintu atas panggul dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga
panggul.
Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian
terbawah dari kepala yang masih teraba dari luar dan : Kedua tangan
itu convergen, hanya bagian kecil dari kepala turun ke dalam
rongga. Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari kepala
masuk ke dalam rongga panggul. Jika kedua tangan divergen, maka
bagian terbesar dari kepala masuk ke dalam rongga panggul dan
ukuran terbesar dari kepala sudah melewati pintu atas panggul.
Kalau pada kepala yang telah masuk dalam p.a.p. kita masukan
tangan ke dalam rongga panggul maka satu tangan akan lebih jauh
masuk, sedangkan tangan satunya tertahan oleh tonjolan kepala.
Tonjolan kepala pada fleksi disebabkan oleh daerah dahi, sedangkan
pada letak defleksi oleh belakang kepala. Kalau tonjolan kepala
bertentangan dengan bagian kecil, maka anak dalam letak defleksi.
Kalau tonjolan kepala sepihak dengan bagian kecil, maka anak dalam
letak fleksi.
Jadi Leopold ke-IV untuk menentukan apa yang menjadi bagian
bawah dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul
Leopold IV tidak dilakukan, kalau kepala masih tinggi. Palpasi
secara Leopold yang lengkap ini, baru dapat dilakukan kalau janin
sudah cukup besar kira - kira dari bulan IV ke atas. Sebelum bulan
ke - IV biasanya bagian - bagian anak belum jelas, jadi kepala
belum dapat ditentukan begitu pula punggung anak. Karena itu
cukuplah untuk menentukan apakah ada benda (janin) yang melenting
ke seluruhannya di dalam rahim (ballotement in toto). Ballotement
di dalam rahim boleh di anggap tanda pasti kehamilan. Sebelum bulan
ke - III uterus tak dapat diraba dari luar dan untuk mencari
perubahan dalam besarnya, bentuknya, dan konsistensinya dilakukan
toucher atau pemeriksaan dalam.
Selain dari pada palpasi secara Leopold selalu harus diraba juga
apakah pada rahim atau di dalam rongga perut ada pembengkakan yang
abnormal (myoma, cysta, lien yang membesar, dll).
2.6.3 AuskultasiDilakukan dengan stetoskop. Biasanya
dipergunakan stetoskop monoaural tetapi dapat juga dipergunakan
stetoskop kepala atau dengan Doptone. Dengan stetoskop dapat
didengar bermacam - macam bunyi yang berasal :a. Dari anak : Bunyi
jantung anakBaru dapat didengar pada akhir bulan ke V, namun dengan
ultrasound (doptone) sudah dapat didengar pada akhir bulan ke -
III. Frekuensinya lebih cepat dari bunyi jantung orang dewasa
ialah: antara 120 - 160/menit. Karena badan anak dalam kifose dan
di depan dada terdapat lengan anak maka B.J. paling jelas terdengar
di pihak punggung anak dekat pada kepala. Pada presentasi biasa
(letak kepala) tempat ini kiri atau kanan di bawah pusat. Jika
bagian - bagian anak belum dapat ditentukan, maka B.J. harus dicari
pada garis tengah di atas symphysis. Apakah yang dapat kita ketahui
dari bunyi jantung anak:1. Dari adanya bunyi jantung anak: Tanda
pasti kehamilan Anak hidup2. Dari tempat bunyi jantung anak
terdengar : Presentasi anak Positio anak (kedudukan punggung) Sikap
anak (habitus) Adanya anak kembar Kalau bunyi jantung terdengar
kiri atau kanan di bawah pusat, maka presentasinya kepala, kalau
terdengar kiri kanan setinggi atau di atas pusat, maka
presentasinya bokong (letak sungsang). Kalau bunyi jantung
terdengar sebelah kiri, maka punggung sebelah kiri, kalau terdengar
sebelah kanan maka punggung sebelah kanan. Kalau terdengar di pihak
yang berlawanan dengan bagian - bagian kecil, sikap anak fleksi.
Kalau terdengar sepihak dengan bagian - bagian kecil, sikap anak
defleksi. Pada anak kembar bunyi jantung terdengar pada 2 tempat
dengan sama jelasnya dan dengan frekuensi yang berbeda (perbedaan
lebih dari 10/menit).3. Dari sifat bunyi jantung anak : Dari sifat
bunyi jantung anak kita mengetahui keadaan anak. Anak yang dalam
keadaan sehat bunyi jantungnya teratur dan frekuensinya antara 120
160 per menit.
Kalau bunyi jantung kurang dari 120/menit atau lebih dari
160/menit atau tidak teratur, maka anak dalam keadaan asfiksia
(kekurangan O2)
Pada persalinan lebih baik kalau sifat bunyi jantung ini
dihubungkan dengan tekanan intrauterin seperti dilakukan oleh Hon
dan Caldeyro Barcia. Yang buruk ialah gejala decelerasi, apalagi
bila berlangsung terus. Terutama waktu persalinan penting sekali
bahwa kita tidak saja mendengarkan ada atau tidaknya bunyi jantung,
tetapi juga menentukan sifatnya (cepat, lambat, tak teratur). Cara
menghitung bunyi jantung ialah dengan mendengarkan 3 x 5 detik.
Kemudian jumlah bunyi jantung dalam 3 x 5 detik dikalikan dengan 4.
Misalnya : 5 detik5 detik5 detikKesimpulan :
111211Teratur, frekeunsi 136/m, anak baik
10149Tak teratur, frekuensi 132/m, asfiksia
878Teratur, frekuensi 92/m, asfiksia
Bising tali pusatSifat meniup karena tali pusat tertekan. Dengan
mengubah sikap ibu sering bising ini hilang. Gerakan anak yang
bersifat pukulan dari dalam rahim.b. Dari ibu: Bising rahimBersifat
bising dan frekuensinya sama dengan denyut nadi ibu. Disebabkan
arteria uterina. Bunyi aortaFrekuensinya sama dengan denyut nadi
ibu, untuk membedakannya dengan bunyi jantung anak maka nadi ibu
harus dipegang. Bising ususSifatnya tak teratur, disebabkan udara
dan cairan yang ada dalam usus ibu.6
2.6.4 Pemeriksaan Dalam6Pemeriksaan dalam biasanya dilakukan
pada pemeriksaan pertama pada hamil muda dan sekali lagi pada
kehamilan kurang lebih 8 bulan untuk menentukan keadaan panggul.
Pemeriksaan Panggul :Keadaan panggul terutama penting pada
primigravida, karena panggulnya belum pernah diuji dalam
persalinan, sebaliknya pada multigravida anamnesa mengenai
persalinan yang gampang dapat memberikan keterangan yang berharga
mengenai keadaan panggul. Seorang multipara yang sudah beberapa
kali melahirkan anak yang aterme dengan spontan dan mudah dapat
dianggap mempunyai panggul yang cukup luas. Walaupun begitu jalan
lahir pada seorang multipara kadang menjadi sempit. Tanda - tanda
yang menimbulkan persangkaan panggul sempit ialah: Pada
primigravida kepala belum turun pada bulan terakhir. Pada multipara
jika dalam anamnesa, ternyata persalinan - persalinan yang dulu
sukar (riwayat obstetri yang jelek). Jika terdapat kelainan letak
pada hamil tua. Jika badan penderita menunjukan kelainan seperti
kifose, scoliose, kaki pendek sebelah atau pincang, cebol. Kalau
ukuran - ukuran luar sempit. Ukuran luar yang penting meliputi
distansia spinarum (23 cm), distansia cristarum (26 cm), conjugata
eksterna (18 cm), dan ukuran lingkar panggul (80 cm) Kita biasanya
memeriksa dan mengukur panggul sekali dalam kehamilan ialah dengan
toucher karena ukuran - ukuran dalamlah yang menentukan luasnya
jalan lahir. Biasanya dilakukan pada kehamilan 8 bulan. Yang
diperiksa ialah : Conjugata diagonalis. Apakah linea innominata
teraba seluruhya atau hanya sebagian. Keadaan sacrum apakah concaaf
dalam arah atas bahwa dan dari kiri ke kanan. Keadaan dinding
samping panggul apakah lurus atau convergen. Apakah spina
ischiadica menonjol. Keadaan os pubis : adakah exostose. Keadaan
arcus pubis
2.7 Pemeriksaan Rontgen6Pemeriksaa ini tidak dilakukan secara
rutin pada tiap pasien tetapi hanya kalau keadaan memintanya.
Baiknya dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena
sebelum bulan ke - IV rangka janin belum nampak dan pada hamil muda
pengaruh sinar Rontgen terhadap janin lebih besar. Pemeriksaan
Rontgen dilakukan bila : Diperlukan tanda hamil pasti Letak anak
tak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi Mencari sebab dari
hydramnion (gemeli, anencephali) Untuk menentukan kehamilan kembar
Untuk menentukan kematian anak dalam rahim Untuk menentukan
kelainan anak (hydrocephalus, anencehalus) Untuk menentukan bentuk
dan ukuran panggul.Ultrasonografi Rutin pada kehamilan 18 - 22
minggu untuk identifikasi kelainan janin.
2.8 Edukasi Kesehatan Bagi Ibu Hamil62.8.1 Kebutuhan Nutrisi
pada KehamilanMakanan wanita hamil harus lebih diperhatikan dari
pada di luar kehamilan karena di pergunakan : Untuk mempertahankan
kesehatan dan kekuatan badan Untuk tumbuhnya janin Supaya luka-luka
persalinan lekas sembuh dalam nifas Guna mengadakan cadangan untuk
masa laktasi.Yang diperlukan ialah : Zat putih telur, zat tepung,
zat lemak, garam - garam terutama garam kapur, fosfor, besi,
vitamin - vitamin dan air. Makanan hendaknya beraneka ragam,
berganti - ganti, jangan selalu makan menu yang sama. Maksudnya
supaya kekurangan menu hari ini dapat diimbangi oleh menu yang
berikutnya. Juga cara pengolahan makanan harus diperhatikan karena
dapat mengurangi nilai makanan. Kebutuhan beberapa zat yang penting
pada wanita yang belum hamil, yang hamil dan yang menyusukan
anaknya :Tidak hamilHamil Laktasi
Kalori 2.5002.5003.000
Protein G6085100
Kalsium G0,81,52
Ferrum Mg121515
Vit. AS. I5.0006.0008.000
Vit. BMg1,51,82,3
Vit CMg70100150
Riboflavin Mg2,22,53
As. nicotinmg 151823
Vit. DS.I+400 - 800400 - 800
Perhatian kita harus terutama ditujukan terhadap kualitas dari
pada kuantitas. Pada umumnya jumlah kalori dalam kehamilan tidak
usah di tambah malahan kalau berat badan pasien terlalu naik harus
dikurangi. Memang pada kehamilan yang tua metabolisme bertambah
tetapi hal ini diimbangi oleh aktivitas yang berkurang. Penambahan
berat badan dalam kehamilan kira - kira 10 - 12 kg selama seluruh
kehamilan. Hal ini penting sebagai tanda pertumbuhan anak yang
baik. Pada wanita yang gemuk penambahan berat badan tidak usah
seperti tersebut di atas tanpa mengganggu pertumbuhan anak. Pada
umumnya penambahan berat badan ibu yang kurang dapat dipakai
sebagai tanda gangguan pertumbuhan anak dalam rahim. Pertambahan
berat badan yang berlebihan dapat disebabkan oleh kehamilan kembar
atau retensi air yang berlebihan. Protein : Kebutuhan protein dalam
kehamilan bertambah seperti dapat dilihat pada tabel di atas.
Sebabnya ialah karena banyak protein dibutuhkan, karena metabolisme
bertambah, untuk pertumbuhan janin, pertumbuhan kelenjar buah dada
dan untuk penambahan volume darah. Sedapat - dapatnya dari protein
yang dibutuhkan berasal dari hewan, yang selebihnya dapat diambil
dari protein tumbuh - tumbuhan. Kekurangan protein mungkin
menimbulkan anemia, toxemia gravidarum, oedema dan
prematuritas.
Garam :Kebutuhan bertambah terutama akan Ca, P dan Fe. Fe yang
terdapat dalam makanan tidak mencukupi kebutuhan wanita hamil akan
Fe; jadi dalam kehamilan perlu diberi tambahan Fe misalnya sebagai
Sulfas ferrosus 3 x 200 mg. Ca dan P dipergunakan untuk pembuatan
tulang-tulang janin. Fe untuk pembuatan Hemoglobin janin.
Vitamin :Pada binatang percobaan kekurangan vitamin dapat
menimbulkan kelainan bawaan dan abortus. Pada manusia pengaruh
tersebut belum terbukti, tetapi bagaimanapun vitamin perlu untuk
mnecapai kesehatan yang optimal Vitamin A misalnya diperlukan untuk
menambah daya tahan terhadap infeksi. Vitamin B complex terdiri
dari vitamin B1 (tiamin), riboflavin, as. nicotin, dan vitamin B6
atau pyridoxine. Vitamin B1 adalah vitamin anti neuritis. As.
nicotin bersifat anti pellagra, sedangkan kekurangan Riboflavin
(Vit. B2) di antaranya menyebabkan cheilosis. Ada kemungkinan bahwa
kekurangan vitamin B complex dapat menyebabkan perdarahan pada
bayi, menambah kemungkinan perdarahan postpartum dan atrofi dari
ovaria. Vitamin C selain mencegah scorbut, penting sekali untuk
pertumbuhan janin Vitamin D bersifat anti rachitis.Vitamin ini
terutama penting di daerah yang kurang sinar matahari. Vitamin E
penting untuk reproduksi dan pertumbuhan embryo.
Air :Wanita hamil harus minum air cukup banyak kira - kira 6 - 8
gelas sehari. Air menambah keringat dan juga pengeluaran racun
melalui usus dan ginjal.
2.8.2 Hygiene Umum dalam Kehamilan Perawatan payudaraPayudara
perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat segera
berfungsi dengan baik pada saat diperlukan. Pengurutan payudara
untuk mengeluarkan sekresi dan membuka duktus dan sinus laktiferus,
sebaiknya dilakukan secara hati - hati dan benar karena pengurutan
yang salah dapat menimbulkan kontraksi pada rahim sehingga terjadi
kondisi seperti pada uji kesejahteraan janin menggunakan
uterotonika. Basuhan lembut setiap hari pada areola dan puting susu
akan dapat mengurangi retak dan lecet pada area tersebut. Puting
susu harus dibersihkan kalau terbasahi colostrum, kalau dibiarkan
dapat terjadi eczema pada puting susu dan sekitarnya, lakukan
pembersihan dengan menggunakan campuran gliserin dan alkohol.
Karena payudara menegang, sensitif, dan menjadi lebih berat, maka
sebaiknya gunakan penopang payudara yang sesuai (brassiere).4,6
Perawatan GigiPaling tidak dibutuhkan dua kali pemeriksaan gigi
selama kehamilan, yaitu pada trimester pertama dan ketiga.
Penjadwalan untuk trimester pertama terkait dengan hiperemis dan
ptialisme (produksi liur yang berlebihan) sehingga kebersihan
rongga mulut harus selalu terjaga. Sementara itu, pada trimester
ketiga, terkait dengan adanya kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan
janin sehingga perlu diketahui apakah terdapat pengaruh yang
merugikan pada gigi ibu hamil. Dianjurkan untuk selalu menyikat
gigi setelah makan karena ibu hamil sangat rentan terhadap
terjadinya caries dan gingivitis. Dan gigi yang baik menjamin
pencernaan yang sempurna.4,6
Kebersihan tubuh dan pakaian4Kebersihan tubuh harus terjaga
selama kehamilan. Perubahan anatomik pada perut, area genitalia /
lipat paha, dan payudara menyebabkan lipatan - lipatan kulit
menjadi lebih lembab dan mudah terinvestasi oleh mikroorganisme.
Sebaiknya gunakan pancuran atau gayung pada saat mandi, tidak
dianjurkan berendam dalam bathub dan melakukan vaginal douche.
Gunakan pakaian yang longgar, bersih dan nyaman dan hindarkan
sepatu bertongkat tinggi (high heels) dan alas kaki yang keras
(tidak elastis) serta korset penahan perut. Lakukan gerak tubuh
ringan, misalnya berjalan kaki, terutama pada pagi hari. Jangan
melakukan pekerjaan rumah tangga yang berat dan hindarkan kerja
fisik yang dapat menimbulkan kelelahan yang berlebihan.
Beristirahat cukup, minimal 8 jam pada malam hari dan 2 jam di
siang hari. Ibu tidak dianjurkan untuk melakukan kebiasaan merokok
selama hamil karena dapat menimbulkan vasospasme yang berakibat
anoksia janin, berat badan lahir rendah (BBLR), prematuritas,
kelainan kongenital, dan solusio plasenta.
Buang air besar :Pada wanita hamil mungkin terjadi obstipasi
karena : Kurang gerak badan. Peristaltik usus kurang karena
pengaruh hormon Tekanan pada rektum oleh kepala. Karena pada
obstipasi panggul terisi dengan usus yang penuh faeces selain dari
pada oleh rahim yang membesar, maka hal tersebut menimbulkan
bendungan di dalam panggul. Bendungan ini memudahkan timbulnya
haemorrhoid dan pyelitis. Usaha untuk melancarkan buang air besar
ialah : Minum banyak, gerak badan yang cukup, makanan yang banyak
mengandung serat. Kalau perlu boleh dibantu dengan paraffinum
liquidum 2 x 1 sendok sehari.6
Coitus :Pada wanita yang mudah keguguran sebainya dinasihatkan
supaya jangan melakukan coitus pada hamil muda. Coitus pada hamil
muda harus dilakukan dengan hati-hati. Persetubuhan pada akhir
kehamilan juga lebih baik ditinggalkan karena kadang - kadang
menimbulkan infeksi pada persalinan dan nifas dan dapat memecahkan
ketuban pada multipara. Di samping itu mani mengandung pula
prostaglandin yang dapat menimbulkan kontraksi uterus.6
2.8.3 Aspek Jiwa dalam Kehamilan6Sewaktu mempelajari kesehatan
ibu, baiknya kita perhatikan juga keadaan jiwa ibu, orang-orang
sekitarnya dan sikapnya ibu terhadap kehamilan dan persalinan. Dua
persoalan yang paling sering kita jumpai adalah perasaan takut yang
ditimbulkan karena mendengar cerita-cerita yang bukan-bukan
mengenai bahaya kehamilan atau persalinan dari orang sekitarnya.
Rasa takut ini dapat menjelma sebagai hiperemesis, kurang tidur,
his berlebihan nyerinya malahan dapat menimbulkan spasmus otot-otot
yang mungkin menyukarkan persalinan. Ketakutan ini adalah reaksi
yang fisiologis, kebanyakan orang gelisah menghadapi persalinan.Dan
penolakan dari anak yang dikandung oleh ibunya misalnya karena
ibunya tidak kawin atau karena anak sudah banyak sehingga anak yang
baru memberatkan ekonomi rumah tangga menimbulkan usaha ke arah
abortus provocatus yang mungkin membahayakan jiwa ibu, dapat juga
terjadi hyperemesis dan persalinan dapat dirasakan sebagai
penderitaan. Juga dapat mempengaruhi hubungan antara ibu dan anak
setelah partus.
2.9 Prognosa6Setelah pemeriksaan selesai maka atas dasar
pemeriksaan kita harus dapat membuat prognosa atau ramalan
persalinan, artinya kita berusaha meramalkan persalinan kira - kira
akan berjalan dengan biasa atau sulit dan berbahaya.
2.10 Terapi6Tujuan dari terapi pada wanita hamil ialah untuk
mencapai taraf kesehatan yang setinggi - tingginya dalam kehamilan
dan menjelang persalinan. Yang paling sering memerlukan pengobatan
dan atau perawatan ialah anemia, penyakit defisiensi lain seperti
hipovitaminose, hyperemis gravidarum, perdarahan dalam kehamilan,
kelainan letak, toxaemia gravidarum, kegelisahan menjelang
persalinan. Selanjutnya ibu harus diberi nasihat mengenai cara -
cara kehidupan waktu hamil, berapa kali sebulan ia harus memeriksa
diri apa tanda - tanda bahaya, bila ia harus masuk rumah sakit atau
apa yang harus disediakan kalau akan bersalin di rumah.
BAB IIIPENUTUP
3.1 KesimpulanSetelah menguraikan mengenai antenatal care dan
pemeriksaan obstetri, dapat disimpulkan bahwa: Asuhan antenatal
adalah program pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi
kondisi ibu dan janin melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin
selama kehamilan. Prosedur asuhan antenatal meliputi perawatan
prakonsepsi, diagnosis dini kehamilan, evaluasi prenatal awal, dan
kunjungan prenatal lanjutan. Tujuan asuhan antenatal adalah
meningkatkan kesehatan dan menurunkan risiko ketidaknyamanan hingga
kematian pada ibu dan anak. Pemeriksaan obstetrik adalah
pemeriksaan untuk menilai keadaan ibu dan janin selama proses
kehamilan, mengidentifikasi penyulit kehamilan hingga membantu
penentuan proses persalinan berdasarkan hasil pemeriksaan selama
kehamilan.
DAFTAR
PUSTAKA1http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31656/4/Chapter%20I.pdf.
Diakses pada 18.25 WIT, Jumat 22 Maret 2013
2http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33487/4/Chapter%20I.pdf.
Diakses pada 18.00 WIT, Sabtu 23 Maret 2012
3http://ayurai.files.wordpress.com/2012/04/standarisasi-pemantauan-kesejahteraan-janin-jje.pdf.
Diakses 17.30 WIT, Jumat 22 Maret 2013
4Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat
Cetakan Ketiga. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
5Cunningham, F. Gary. 2005. Obstetri Williams Edisi 23 Jilid 1.
Jakarta : EGC
6Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran UNPAD. 1983.
Obstetri Fisiologi. Bandung
7http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1kesmas/206313011/bab2.pdf.
Diakses pada 19.30 WIT, Sabtu 23 Maret 2013