APLIKASI ANTENA PADA RADAR PESAWAT TERBANG
APLIKASI ANTENA PADA RADAR PESAWAT TERBANG
TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTERUNIVERSITAS UDAYANA
2016
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul “Aplikasi Antena Pada Radar
Pesawat Terbang” dapat terselesaikan.
Atas terselesaikannya karya ilmiah ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
Bapak Ir. Pande Ketut Sudiartha, M.Erg, selaku Dosen Pengampu Mata
kuliah Antena dan propagansi Teknik Elektro dan Komputer Fakultas
Teknik Universitas Udayana Bali.
Penulis berharap karya ilmiah ini dapat memberikan sumbangan pikiran
bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa Teknik elektro. Masukan yang bersifat
membangun juga diharapkan untuk kesempurnaan gagasan yang diajukan. Peran
pihak – pihak terkait juga penulis harapkan untuk dapat mendukung dalam
implementasi gagasan. Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua.
Denpasar, 11 Februari 2016
ii
PenulisDAFTAR ISI
KATA PENGHANTAR............................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
ABSTRAK .................................................................................................... 4
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 5
B. Tujuan dan Manfaat Penulisan......................................................... 6
LANDASAN TEORI
A. ANTENA............................................................................................ 7
B. RADAR............................................................................................... 11
METODE PENULISAN
A. Tempat dan Waktu Penulisan.......................................................... 17
B. Jenis Data........................................................................................... 17
C. Teknik Pengumpulan Data............................................................... 17
D. Teknik Analisis Data......................................................................... 17
E. Teknik Penarikan Kesimpulan......................................................... 17
PEMBAHASAN
A. Sistem Radar Pada Pesawat Terbang.............................................. 18
B. Proses Pengoperasian Radar Pesawat Terbang................................. 20
C. Antena pada Pesawat........................................................................ 22
KESIMPULAN ............................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 24
iii
ABSTRAK
Radar adalah suatu sistem yang terdiri dari gelombang elektromagnetik untuk mendeteksi dan menentukan lokasi suatu benda seperti lingkungan sekitar, pesawat terbang, kendaraan bermotor, dan kapal laut. Radar telah banyak digunakan untuk kepentingan militer maupun pernerbangan. Pada sistem radar dibutuhkan beamwidth yang sempit sehingga didapatkan gain dan direktivitas yang tinggi untuk menentukan sudut dari pola pancar radar tersebut sehingga dapat mendeteksi objek-objek yang berdekatan.
Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dari suatu benda dapat ditangkap oleh radar kemudian dianalisa untuk mengetahui lokasi dan bahkan jenis benda tersebut. Walaupun sinyal yang diterima relatif lemah, namun radar dapat dengan mudah mendeteksi dan memperkuat sinyal tersebut.
4
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Radar merupakan salah satu teknologi yang cukup berkembang dalam
dunia penerbangan. Radar dapat menggantikan funsi mata manusia untuk
memantau objek jarak jauh. Radar merupakan suatu sistem yang memanfaatkan
gelombang elektromagnetik untuk mengidentifikasi jarak, ketinggian, arah,
mauoun kecepatan beda diam atau bergerak. Radar banyak digunakan dalam
berbagai bidang, termasuk dalam bidang pengendalian lalulintas udara (Air
Traffic Control).
Semakin banyaknya pesawat yang ada dibandara maka semakin
dibutuhkan suatu alat pendeteksi pesawat yang bisa mendeteksi keberadaan
pesawat-pesawat yang ada diudara sehingga tidak terjadi hal-hal yang tak
diinginkan. Alat pendeteksi tersebut adalah radar sekunder atau secondary
surveillance radar (SSR)
Radar ada beberapa macam dan yang umum digunakan di bandara udara adalah
Primary Surveillance Radar (PSR) dan Secondary Surveillance Radar (SSR).
Kedua jenis radar baik PSR maupun SSR mempunyai cara kerja berbeda. Pada
PSR sifatnya aktif dan pesawat yang ditargetkan sifatnya pasif. Karena PSR
hanya menerima pantulan gelombang radio dari refleksi pesawat tersebut (echo).
1.2 Rumusan masalahBerdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis dapat
merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apa itu yang disebut antena?
2. Apa saja jenis-jenis antena?
3. Apa yang dimaksud dengan radar?
4. Apa kegunaan radar pada pesawat terbang?
5
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan antena
2. Untuk mengetahui jenis-jenis antena
3. Untuk mengetahui kegunaan radar pada pesawat terbang
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Tujuan khusus penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah antena dan propagansi
2. Untuk mendapatkan pengetahuan tentang radar dan kegunaanya
pada pesawat terbang
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Manfaat Teoritis
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
Mahasiswa Fakultas Teknik khususnya Mahasiswa Teknik Elektro. Berikut
manfaat yang penulis harapkan melalui makalah ini Mahasiswa Teknik Elektro
diharapkan dapat mengetahui apa aplikasi radar pada pesawat terbang
6
BAB IILANDASAN TEORI
2.1 Dasar Umum
Antena adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah sinyal listrik
menjadi gelombang elektromagnetik kemudian memancarkannya ke ruang bebas
atau sebaliknya yaitu menangkap gelombang elektromagnetik dari ruang bebas
dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Antena juga tergolong sebagai
Transduser karena dapat mengubah suatu bentuk energi ke bentuk energi lainnya.
Antena merupakan salah satu komponen atau elemen terpenting dalam suatu
rangkaian dan perangkat Elektronika yang berkaitan dengan Frekuensi Radio
ataupun gelombang Elektromagnetik. Perangkat Elektronika tersebut diantaranya
adalah Perangkat Komunikasi yang sifatnya tanpa kabel atau wireless seperti
Radio, Televisi, Radar, Ponsel, Wi-Fi, GPS dan juga Bluetooth. Antena
diperlukan baik bagi perangkat yang menerima sinyal maupun perangkat yang
memancarkan sinyal. Dalam bahasa Inggris, Antena disebut juga dengan Aerial
Untuk antena yang bekerja pada band VLF, LF, HF, VHF dan UHF bawah,
jenis antena kawat (wire antena) dalam prakteknya sering digunakan, seperti
halnya antena dipole 1/2l, antena monopole dengan ground plane, antena loop,
antena Yagi-Uda array, antena log periodik dan sebagainya. Antena-antena jenis
ini, dimensi fisiknya disesuaikan dengan panjang gelombang dimana sistem
bekerja. Semakin tinggi frekuensi kerja, maka semakin pendek panjang
gelombangnya, sehingga semakin pendek panjang fisik suatu antena.
Untuk antena gelombang mikro (microwave), terutama SHF ke atas,
penggunaan antena luasan (aperture antena) seperti antena horn, antena parabola,
akan lebih efektif dibanding dengan antena kawat pada umumnya. Karena antena
yang demikian mempunyai sifat pengarahan yang baik untuk memancarkan
gelombang elektromagnetik.
7
2.1.1 Prinsip Kerja Antena
Pada umumnya Antena terdiri dari elemen atau susunan bahan logam yang
terhubung dengan saluran Transmisi dari pemancar maupun penerima yang
berkaitan dengan gelombang elektromagnetik. Untuk membahas lebih lanjut
mengenai cara kerjanya, kita mengambil sebuah contoh pada sebuah Stasiun
Pemancar Radio yang ingin memancarkan programnya, pertama kali stasiun
pemancar tersebut harus merekam musik atau menangkap suara si pembicara
melalui Mikropon yang dapat mengubah suara menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik
tersebut akan masuk ke rangkaian pemancar untuk dimodulasi dan diperkuat
sinyal RF-nya.
Gambar 1.1 Ilustrasi Prinsip Kerja Antena
Dari Rangkaian Pemancar Radio tersebut, sinyal listrik akan mengalir ke
sepanjang kabel transmisi antena hingga mencapai Antenanya. Elektron yang
terdapat dalam sinyal listrik tersebut bergerak naik dan turun (bolak-balik)
sehingga menciptakan radiasi elektromagnetik dalam bentuk gelombang radio.
Gelombang yang menyertakan program radio tersebut kemudian akan
dipancarkan dan melakukan perjalanan secepat kecepatan cahaya.
Pada saat ada orang mengaktifkan radionya sesuai dengan frekuensi pemancar di
jarak beberapa kilometer kemudian, gelombang radio yang dikirimkan tersebut
akan mengalir melalui Antena dan menyebabkan elektron bergerak naik dan 8
turun (bolak-balik) pada Antena yang bersangkutan sehingga menimbulkan energi
listrik. Energi listrik ini kemudian diteruskan ke rangkaian penerima radio
sehingga kita dapat mendengarkan berbagai program dari Stasiun radio.
2.1.2 Karakteristik Antena
Antena memiliki beberapa karakteristik penting dalam mendukung
kinerjanya. Karakteristik atau Parameter Kinerja ini perlu diperhatikan saat kita
membuat Antena dan juga pada saat kita memilih jenis Antena yang kita perlukan.
Empat Karakteristik atau Parameter Kinerja Antena tersebut diantaranya adalah
sebagai berikut :
A. Pola Radiasi Antena (Radiation Pattern)
Pola Radiasi atau Radiation Pattern adalah penggambaran radiasi yang berkaitan
dengan kekuatan gelombang radio yang dipancarkan oleh antena ataupun tingkat
penerimaan sinyal yang diterima oleh antena pada sudut yang berbeda. Pada
umumnya Pola Radiasi ini digambarkan dalam bentuk plot 3 dimensi. Pola radiasi
antena 3 dimensi ini dibentuk oleh dua pola radiasi yaitu pola elevasi dan pola
azimuth. Bentuk pola radiasi adalah Pola Omnidirectional pattern yaitu pola
radiasi yang serba sama dalam satu bidang radiasi dan Pola Drective yang
membentuk bola berkas yang sempit dengan radiasi yang tinggi.
B. Keterarahan (Directivity)
Keterarahan atau Directivity adalah perbandingan antara dentisitas daya antena
pada jarak sebuah titik tertentu relatif terhadap sebuah radiator isotropis. Yang
dimaksud dengan Radiator Isotropis adalah pemancaran radiasi Antena secara
seragam ke semua arah.
9
C. Gain
Gain atau sering juga disebut dengan Directivity Gain adalah sebuah parameter
Antena yang mengukur kemampuan antena dalam mengarahkan radiasi sinyalnya
atau penerimaan sinyal dari arah tertentu. Dengan kata lain, Gain digunakan untuk
mengukur efisiensi sebuah Antena. Gain diukur dalam bentuk satuan decibel.
D. Polarisasi (Polarization)
Polarisasi atau Polarization dapat diartikan sebagai arah rambat dari medan listrik
atau penyebaran vektor medan listrik. Polarisasi Antena yang dimaksud disini
adalah orientasi medan listrik dari gelombang radio yang berhubungan dengan
permukaan bumi dan kecocokan struktur fisik antena dengan orientasinya.
Mengenali Polarisasi bermanfaat untuk mendapatkan efisiensi maksimum pada
transmisi sinyal.
2.1.3 Radiasi Gelombang Elektromagnetik
Struktur pemancaran gelombang elektromagnetik yang paling sederhana
adalah radiasi gelombang yang ditimbulkan oleh sebuah elemen aus kecil yang
berubah-ubah secara harmonik. Elemen arus terkecil yang dapat menimbulkan
pancaran gelombang elektromagnetik itu disebut sebagai sumber elementer.
Jika medan yang ditimbulkan oleh setiap sumber elementer di dalam suatu
konduktor antena dapat dijumlahkan secara keseluruhan, maka sifat-sifat radiasi
dari sebuah antena tentu akan dapat diketahui.
Timbulnya radiasi karena adanya sumber yang berupa arus bolak-balik ini
diketahui secara matematis dari penyelesaian gelombang Helmhotz. Persamaan
Helmholtz tidak lain merupakan persamaan baru hasil penurunan lebih lanjut dari
persamaan-persamaan Maxwell dengan memasukkan kondisi lorentz sebagai
syarat batasnya. Dari hasil penyelesaian persamaan differrensial Helmholtz
dengan menggunakan dyrac Green’s function, ditemukanlah bahwa potensial
vektor pada suatu titik yang ditimbulkan oleh adanya arus yang mempunyai
distribusi arus J
10
Gambar 1.2 Vektor-Vektor di Dalam Sistem Radiasi
2.2 Radar
Radar adalah sistem objek-deteksi yang menggunakan gelombang radio
untuk menentukan jangkauan, ketinggian, arah, atau kecepatan objek. Radar
adalah kependekan dari Radio Detection and Ranging. Radar merupakan sistem
gelombang elektromagnetik yang digunakan untuk mendeteksi, mengukur
jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat terbang, kendaraan
bermotor dan informasi cuaca/hujan.
Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dan dipantulkan dari suatu
benda tertentu akan ditangkap oleh radar. Dengan menganalisa sinyal yang
dipantulkan tersebut, pemantul sinyal dapat ditentukan lokasinya dan kadang-
kadang dapat juga ditentukan jenisnya. Meskipun sinyal yang diterima relatif
lemah/kecil, namun radio sinyal tersebut dapat dengan mudah dideteksi dan
diperkuat oleh radar
11
Gambar 1.3 Receiver Radar
Radar bekerja dengan menggunakan gelombang radio yang dipantukan dari
permukaan objek. Radar menghasilkan sinyal energi elektromagnetik yang
difokuskan oleh antena dan ditransmisikan ke atmosfer. Benda yang berada dalam
alur sinyal elektromagnetik ini yang disebut objek, menyebarkan energi
elektromagnetik tersebut. Sebagian dari energi elektromagnetik tersebut
disebarkan kembali ke arah radar. Antena penerima yang biasanya juga antena
pemancar menangkap sebaran balik tersebut dan memasukkannya ke alat yang
disebut receiver. Sedangkan alat pendeteksi konvensional, radar atau
kepanjangannya Radio Detection and Ranging, menggunakan gelombang radio
untuk pendeteksian. Jika gelombang yang dipancarkan mengenai benda (dalam
hal ini adalah pesawat) akan berbalik arah, dan waktu yang diperlukan untuk
kembali lewat alat penerima dapat mengetahui informasi jarak, kecepatan, arah,
dan ketinggian. Ketika kita menggunakan radar, kita pasti ingin mencapai salah
satu dari tiga hal dibawah ini:
Mendeteksi kehadiran sebuah objek dari jarak jauh. Umumnya objek tersebut bergerak, seperti pesawat terbang. Tapi radar juga bisa digunakan mendeteksi objek-objek yang terkubur di dalam tanah. Dalam beberapa kasus, radar bisa mengenali tipe pesawat yang dideteksinya.
Mendeteksi kecepatan sebuah objek
12
Memetakan sesuatu, misalnya orbit satelit dan pesawat ruang angkasa.
2.2.1 Komponen Penyusun Radar
Modulator, adalah alat pengendali transmitter dengan menentukan waktu
dan jumlah sinyal yang harus ditransmisikan. komponen ini berfungsi
mengatur pengiriman transmitter sebanyak 500 – 3000 pulsa setiap
detiknya, tergantung dari pada skala jarak yang sedang digunakan.
Transmitter adalah alat yang menghasilkan energi untuk sinyal yang akan
dtransmisikan. Transmitter ( pemancar ) Adalah sebuah osicilator yang
menghasilkan gelombang electromagnetik SHF (Super High Frequensi)
yaitu 3 GHz sampai 10 GHz, bahkan sampai 30 GHz.
Antena, memfokuskan energi sinyal untuk dipancarkan ke atmosfer dan
mengumpulkan hasil pantulan kembali dari objek.
Duplexer sebagai penghubung antara transmitter dan receiver.
Reciver Adalah sebuah jaringan electronic untuk memperkuat signal yang
diterima dalam keadaan lemah, dimodulasikan kembali dan dimunculkan
dalam gambar berupa gema.
Indikator. Melalui Cathoda Ray Tube (CRT), echo yang diterima diproses,
disajikan dalam bentuk gambar dilayar radar, layar gambar itu disebut
Pulse Position Indicator (PPI), layar PPI berbentuk lingkaran dengan satu
garis lurus berpusat pada posisi kapal yang berputar sesuai arah antena
radar
Main on – off switch yaitu digunakan pada saat pertama kali akan
menghidupkan radar dengan menunggu 2 sampai 3 menit, dengan begitu
modulator akan bekerja dan seiring diikuti oleh nyala dan bunyi.
Scanner on – off yaitu digunakan untuk menggerakan antena scanner on,
selama masih warming up scanner belum on.
Standby atau transmit switch. Tombol standby digunakan selama
menunggu high tension atau setelah selesai memakai radar, guna untuk
diistirahatkan sementara. Cara ini sangat baik dan memungkinkan pada
13
cuaca baik, tetapi jika cuaca buruk atau kapal berlayar menyusuri sungai
dan pantai maka posisi tambol tetap pada transmit, agar dapat mendeteksi
situasi keliling.
Brilliance atau video control yaitu untuk mengatur gambar agar lebih
jelas, apabila terlalu terang justru mengaburkan gambar.
Focus control yaitu untuk mempertajam gambar atau garis dan
mengurangi silau cahaya jika brilliance terlalu terang.
Centering (horizontal and vertical shift) control yaitu untuk menggerakan
pusat gambar secara vertical atau horizontal sehingga berada tepat di
pusat lingkaran radar, jika fokus tidak tepat di pusat radar maka arah
baringan maupun arah target tidak teliti lagi.
Picture rotate or turn picture control yaitu untuk mengatur arah heading
flash pada baringan relatif atau baringan sejati.
Auto trim picture or compass reapet control yaitu digunakan untuk
menggerakan arah heading flash ke tempat yang dikehendaki.
Gyro stabilized bearing scale. Pada radar biasanya dilengkapi dengan dua
skala baringan, skala sebelah dalam adalah untuk arah relatif berarti
heading flash menunjuk nol dan skala sebelah luar menunjukan gyro,
sehingga haluan dan baringan sejati dapat dibaca dalam skala ini.
Heading marker of switch yaitu digunakan untuk tekanan agar arah
haluan didepan kapal nampak jelas dengan menghilangkan heading flash
sementara, karena dapat kemungkinan target atau perahu tertutup olehnya.
Gain yaitu digunakan untuk mengatur dan memperjelas identifikasi
beberapa target serta mengurangi kebisingan.
Sensitive Time Control (STC). Pantulan echo dari ujung atau puncak
ombak di laut membuat radar terlalu terang, anti sea clutter berguna untuk
membersihkan gangguan sekitar 4-5 mil. Pemakaian anti sea clutter yang
terlalu besar akan membuat target kecil disekitar kapal ikut hilang dari
layar radar.
Rain switch yaitu dipakai untuk mengatasi gangguan hujan pada layar
radar.14
Range selector switch yaitu digunakan untuk merubah ukuran range, hal
ini tidak boleh dilakukan secara perlahan-lahan tetapi harus spontan agar
tidak merusak hubungan arus listrik.
Switch for fixed range yaitu digunakan untuk mengatur jarak target,
digunakan 6 cincin yang jaraknya masing – masing sama dan tergantung
dari pengaturan range, misalnya 12 mil maka setiap riing adalah 2 mil.
Variabel range marker (VRM) switch yaitu digunakan untuk mengukur
jarak suatu target secara lebih teliti, hasil pengukuran jarak dapat dibaca
indicator secara digital maupun analog.
Range calibration switch merupakan switch untuk menggabungan fixed
range dengan variable range, misalnya ditekan ke atas untuk fixed range
dan ke bawah untuk variable range.
Tunning control yaitu untuk mengatur kecepatan frequensi agar diperoleh
gambar yang lebih baik.
Mechanical cursor, cursor control and bearing state. Terdiri dari 2 garis
menyilang di pusat radar dan dapat diputar untuk membaring suatu target
pada skala baringan di pinggir luar atau dalam.
Minimum scale yaitu tombol untuk mengatur nyala lampu pada skala jika
akan membaca baringan.
Parellel index. Beberapa garis – garis sejajar pada layar radar yang dapat
diputar dengan jarak antara garis sejajar sesuai jarak 2 rings pada fixed
range, alat ini sangat berguna untuk menduga ketika akan melewati
daerah berbahaya, mendekati tempat berlabuh, berlayar mengikuti alur
yang bebas dari rintangan, mengukur pendekatan kapal terhadap kapal
lain atau daratan.
Electronic bearing marker (EBL) switch yaitu digunakan untuk
membaring suatu target dan dapat dipakai untuk menarik garis batas.
Reflection plotter yaitu sebuah screen tambahan pada layar radar yang
berguna untuk plotting memakai pensil cermathograph, yang dapat
memantulkan terang untuk mengetahui gerakan kapal – kapal lain.
15
2.2.2 Prinsip Kerja Radar
Konsep radar adalah mengukur jarak dari sensor ke target. Ukuran jarak
tersebut didapat dengan cara mengukur waktu yang dibutuhkan gelombang
elektromagnetik selama penjalarannya mulai dari sensor ke target dan kembali
lagi ke sensor. Radar digunakan untuk mendeteksi dan menentukan lokasi suatu
target berdasar karakteristik perambatan gelombang elektromaknit (g.e.m.). Hal
ini dapat dilaksanakan dengan jalan mendeteksi pantulan dari g.e.m dengan
bentuk tertentu, seperti bentuk sinusoidal yang dimodulasi pulsa, setelah g.e.m.
yang semula dipancarkan tersebut dipantulkan kembali oleh target / objek yang
dikenalinya. Dengan cara ini Radar telah meningkatkan kemampuan manusia
untuk mengamati/melihat ligkungannya, terutama secara fisik. Walau demikian
tidak berarti bahwa Radar telah bisa menggantikan fungsi dari mata sebagai panca
untuk melihat, sama sekali tidak. Radar hanya dapat memperpanjang jarak
jangkau dari mata sampai batas tertentu, sehingga manusia dapat melihat apa yang
tidak dapat diamatinya secara langsung dengan mata. Pengertian “melihat” yang
dilakukan oleh Radar juga tidak sama dengan pengertian melihat pada mata,
karena dalam hal ini Radar tidak dapat misalnya membedakan warna dari
objekyang ditinjaunya. Namun demikian dalam “melihat” ini Radar punya
kelebihan lain yang tidak dimiliki oleh mata, yakni kemampuannya utk
“menembus” kegelapan, kabut ,awan, salju ataupun bahan-bahan tertentu
lainnya.n Satu hal yang paling penting dan patut dicatat adalah kesanggupan
Radar untuk menentukan jarak yang tepat dari suatu target.
16
BAB III
METODE PENULISAN
3.1 Tempat dan Waktu Penulisan
Tempat penulisan karya ini bertempat di Kampus Teknik Elektro dan
Komputer, Bukit Jimbaran. Sedangkan waktu penulisan dilaksanakan pada
tanggal 8Februari 2016 – 11 Februari 2016.
3.2 Jenis Data
Data yang dipaparkan dalam karya ini adalah data sekunder yang di
dapatkan dari literatur-literatur yang membahas mengenai antena dan
propagasi.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dipaparkan dalam karya ini adalah melalui
studi pustaka, yakni melalui literatur-literatur yang terkait dengan materi
dalam karya ini.
3.4 Teknik Analisis Data
Analisis terhadap data yang dipaparkan dalam karya ini yakni deskriptif
kualitatif yakni mempaparkan seluruh informasi mengenai aplikasi radar pada
pesawat terbang yang dibahas dalam karya ini.
3.5 Teknik Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan karya ini dipaparkan secara deskriptif
kualitatif.
17
BAB IVAPLIKASI RADAR PADA PESAWAT TERBANG
4.1 Sistem Radar Pada Pesawat Terbang
Sistem radar mempunyai tiga komponen utama yakni: Antena, Transmitter
(Pemancar sinyal), Receiver (penerima sinyal)
Gambar 1.4 Alur Proses Radar Pada Pesawat
1. Antena
Antena radar adalah suatu antena reflektor berbentuk parabola yang
menyebarkan energi elektromagnetik dari titik fokusnya dan dicerminkan melalui
permukaan yang berbentuk parabola sebagai berkas sempit (gbr.A). Antena radar
merupakan dwikutub (gbr.B). Input sinyal yang masuk dijabarkan dalam bentuk 18
phased-array yang merupakan sebaran unsur-unsur objek yang tertangkap antena
dan kemudian diteruskan ke pusat sistem radar.
Gambar 1.5 Reflektor antena
2. Pemancar Sinyal (Transmitter)
Transmitter pada sistem radar berfungsi untuk memancarkan gelombang
elektromagnetik melalui reflektor antena agar sinyal objek yang berada pada
daerah tangkapan radar dapat dikenali, umumnya Transmitter mempunyai
bandwidth yang besar dan tenaga yang kuat serta dapat bekerja efisien, dapat
dipercaya, tidak terlalu besar ukurannya dan juga tidak terlalu berat serta
mudah perawatannya.
Contoh Transmitter berupa tabung :
19
Gambar 1.5 Trasnmitter Tabung
3. Penerima sinyal (Receiver)
Receiver pada sistem radar berfungsi untuk menerima pantulan kembali
gelombang elektromagnetik dari sinyal objek yang tertangkap radar melalui
reflektor antena, umumnya Receiver mempunyai kemampuan untuk menyaring
sinyal agar sesuai dengan pendeteksian serta dapat menguatkan sinyal objek yang
lemah dan meneruskan sinyal objek tersebut ke signal and data processor
(Pemroses data dan sinyal) serta menampilkan gambarnya di layar monitor
(Display).
4.2 Proses Pengoperasian Radar Pesawat Terbang
Gambar 1.6 Proses Pengoperasian Radar
` Radar pada umumnya beroperasi dengan menyebar tenaga
elektromagnetik terbatas di dalam piringan antena yang bertujuan untuk
menangkap sinyal dari benda yang melintas pada daerah tangkapan yang bersudut
20o – 40o. Ketika suatu benda masuk dalam daerah tangkapan antena, maka sinyal
yang ditangkap akan diteruskan ke pusat sistem radar dan akan diproses hingga
benda tersebut nantinya akan tampak dalam layar monitor/display.
20
4.2.1 Pengukuran Jarak
Salah satu cara untuk mengukur jarak suatu benda adalah dengan
mengirimkan gelombang pendek sinyal radio (radiasi elektromagnetik) dan
mengukur waktu yang dibutuhkan untuk refleksi untuk kembali. Jaraknya satu
setengah dari waktu bolak balik (karena sinyal telah melakukan perjalanan ke
target dan kemudian kembali ke penerima) dan kecepatan sinyal. Karena
gelombang radio bergerak pada kecepatan cahaya, pengukuran jarak yang akurat
membutuhkan kinerja perangkat elektronik yang tinggi. Dalam kebanyakan kasus,
penerima tidak mendeteksi kembali sementara sinyal sedang ditransmisikan.
Melalui penggunaan duplexer, radar beralih antara transmisi dan menerima pada
tingkat yang telah ditentukan. Efek yang sama memberlakukan jangkauan
maksimum juga. Untuk memaksimalkan jangkauan, waktu antar pengiriman
sinyal harus diperpanjang, disebut sebagai waktu yang pulsa pengulangan, atau
timbal balik.cara lain pengukuran jarak didasarkan pada modulasi frekuensi.
Frekuensi perbandingan antara dua sinyal jauh lebih akurat, bahkan dengan
peralatan elektronik yang lebih tua, dari timing sinyal. Dengan mengukur
frekuensi dari sinyal kembali dan membandingkan bahwa dengan yang asli,
perbedaan dapat dengan mudah diukur.
Teknik ini dapat digunakan dalam radar gelombang kontinu dan sering ditemukan
di altimeter radar pesawat. Dalam sistem ini "pembawa" sinyal radar frekuensi
modulasi dengan cara diprediksi, biasanya bervariasi atas dan ke bawah dengan
gelombang sinus atau pola gigi gergaji pada frekuensi audio. Sinyal tersebut
kemudian dikirim keluar dari satu antena dan menerima yang lain, biasanya
terletak di bagian bawah pesawat terbang, dan sinyal dapat terus menerus
dibandingkan dengan menggunakan frekuensi modulasi beat sederhana yang
21
menghasilkan nada frekuensi audio dari sinyal kembali dan sebagian dari sinyal
yang ditransmisikan.
4.3 Antena pada Pesawat
Antena pada pesawat diletakan pada bagian hidung pesawat atau sering
disebut “Nose Radome”. Nose Radome merupakan bagian dari pesawat yang
berfungsi untuk menempatkan antena radar dan untuk melindunginya dari
lingkungan fisik (hujan, angin, es, tekanan aerodinamis) dan harus
disesuaikan dengan aerodinamis dari pesawat. Bagian ini terletak di bagian
terdepan dari pesawat yang tentunya terkena beban mekanik saat pesawat
terbang beroperasi. Nose radome dituntut mempunyai sifat yang kuat, keras
dan mampu untuk mentransmisikan sinyal. Pada umumnya, nose radome
terbuat dari komposit laminasi dan core yang dibuat dengan menggunakan
metode pre-impregnated. (Boeing, 2005). Sifat elektrik pada nose radome
diidentifikasi dengan kemampuan untuk kemampuan meneruskan sinyal dari
antena ke radar yang ada di pesawat terbang dan sebaliknya. Efisiensi transmisi
yang persyaratkan untuk nose radome adalah 75% (Boeing, 2005). Sifat
mekanik dari nose radome ditandai dengan adanya kekuatan ikatan adhesi
(adhesive bonding strength) dari konstruksinya yang berupa laminasi komposit.
Untuk itu, hasil perbaikan dari nose radome ini diharapkan mempunyai
kekuatan ikat yang cukup tinggi sehingga mempunyai ketahanan mekanik yang
kuat.
22
Gambar 1.7 Nose Radom
BAB VPENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Antena adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah sinyal listrik
menjadi gelombang elektromagnetik kemudian memancarkannya ke ruang
bebas atau sebaliknya yaitu menangkap gelombang elektromagnetik dari
ruang bebas dan mengubahnya menjadi sinyal listrik
2. Radar adalah sistem objek-deteksi yang menggunakan gelombang radio
untuk menentukan jangkauan, ketinggian, arah, atau kecepatan objek.
Radar dapat digunakan untuk mendeteksi pesawat, kapal, pesawat ruang
angkasa, peluru kendali, kendaraan bermotor, formasi cuaca, dan medan.
3. Antena pada pesawat terletak pada bagian hidung pesawat atau sering
disebut “Nose Radome”. Bagian ini berfungsi sebagai tempat
penyimpanan antena radar pada pesawat
23
24
DAFTAR PUSTAKA
Berry.2014.Teori Dasar Antena. Diakses dari https://www.scribd.com/doc/21341987/teori-dasar-antena, teori dasar antenna pada tanggal 9 Februari 2016
Martin, Geoffrey. 2014. Antena Helix. Diakses dari https://www.scribd.com/doc/228238038/Antena-Helix antena helix pada tanggal 10 Februari 2016
Syahputra, Rhobby. 2015.RADAR . Diakses dari https://www.scribd.com/doc/218373966/radar pada tanggal 11 Februari 2016
John D. Krous, Antenas,McGraw-Hill Book Company,1988.
iii
4