Top Banner
GAYA BELAJAR PADA ANAK Maret 17, 2009 at 9:06 pm Tinggalkan Komentar Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Ketika menyadari bahwa bagaimana seseorang menyerap dan mengolah informasi, belajar dan berkomunikasi menjadi sesuatu yang mudah dan menyenangkan. Perlu disadari bahwa tidak semua orang punya gaya belajar yang sama. Walaupun bila mereka berada di sekolah atau bahkan duduk di kelas yang sama. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang dan ada pula yang sangat lambat. Karenanya, mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Di lingkungan sekolah, sebagian siswa lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menuliskan segalanya di papan tulis. Dengan begitu mereka bisa membaca, kemudian mencoba memahaminya. Sebagian siswa lain lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menyampaikannya secara lisan dan mereka mendengarkan untuk bisa memahaminya. Sementara itu, ada siswa yang lebih suka membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan pertanyaan yang menyangkut pelajaran tersebut. Cara lain yang juga kerap disukai banyak siswa adalah model belajar yang menempatkan guru tak ubahnya seorang penceramah. Guru diharapkan bercerita panjang lebar tentang beragam teori dengan segudang ilustrasinya, sementara para siswa mendengarkan sambil menggambarkan isi ceramah itu dalam bentuk yang hanya mereka pahami sendiri.
31

Angket Gaya Belajar

Dec 15, 2015

Download

Documents

Dian Vanesha

contoh angket
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Angket Gaya Belajar

GAYA BELAJAR PADA ANAK

Maret 17, 2009 at 9:06 pm Tinggalkan Komentar

Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam

pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Ketika menyadari bahwa

bagaimana seseorang menyerap dan mengolah informasi, belajar dan berkomunikasi menjadi

sesuatu yang mudah dan menyenangkan.

Perlu disadari bahwa tidak semua orang punya gaya belajar yang sama. Walaupun bila

mereka berada  di sekolah atau bahkan duduk di kelas yang sama. Kemampuan seseorang

untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat,

sedang dan ada pula yang sangat lambat. Karenanya, mereka seringkali harus menempuh cara

berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama.

Di lingkungan sekolah, sebagian siswa lebih suka guru mereka mengajar dengan cara

menuliskan segalanya di papan tulis. Dengan begitu mereka bisa membaca, kemudian mencoba

memahaminya. Sebagian siswa lain lebih suka guru mereka mengajar dengan cara

menyampaikannya secara lisan dan mereka mendengarkan untuk bisa memahaminya.

Sementara itu, ada siswa yang lebih suka membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan

pertanyaan yang menyangkut pelajaran tersebut.

Cara lain yang juga kerap disukai banyak siswa adalah model belajar yang

menempatkan guru tak ubahnya seorang penceramah. Guru diharapkan bercerita panjang lebar

tentang beragam teori dengan segudang ilustrasinya, sementara para siswa mendengarkan

sambil menggambarkan isi ceramah itu dalam bentuk yang hanya mereka pahami sendiri.

Apa pun cara yang dipilih, perbedaaan gaya belajar itu menunjukkan cara tercepat dan

terbaik bagi setiap individu bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya. Oleh karena itu,

sebagai seorang guru bisa memahami bagaimana perbedaan gaya belajar pada siswanya, dan

mencoba menyadarkan siswanya akan perbedaan tersebut, mungkin akan lebih mudah bagi

guru untuk menyampaikan informasi secara lebih efektif dan efisien.

 

PENGERTIAN GAYA BELAJAR

Gaya belajar mengacu pada cara belajar yang lebih disukai pebelajar. Umumnya,

dianggap bahwa gaya belajar seseorang berasal dari variabel kepribadian, termasuk susunan

kognitif dan psikologis latar belakang sosio cultural, dan pengalaman pendidikan (Nunan, 1991:

168).

Page 2: Angket Gaya Belajar

Keanekaragaman gaya belajar siswa perlu diketahui pada awal permulaannya diterima

pada suatu lembaga pendidikan yang akan ia jalani. Hal ini akan memudahkan bagi pebelajar

untuk belajar maupun pembelajar untuk mengajar dalam proses pembelajaran. Pebelajar akan

dapat belajar dengan baik dan hasil belajarnya baik, apabila ia mengerti gaya belajarnya. Hal

tersebut memudahkan pembelajar dapat menerapkan pembelajaran dengan mudah dan tepat    

( Kolb 1984 ).

Tiap individu memiliki kekhasan sejak lahir dan diperkaya melalui pengalaman hidup.

Yang pasti semua orang belajar melalui alat inderawi, baik penglihatan, pendengaran, dan

kinestetik. Setiap orang memiliki kekuatan belajar atau gaya belajar. Semakin kita mengenal baik

gaya belajar kita maka akan semakin mudah dan lebih percaya diri di dalam menguasai suatu

keterampilan dan konsep-konsep dalam hidup.

Salah satu faktor yang mempengaruhi cara belajar siswa adalah persepsi, yaitu

bagaimana dia memperoleh makna dari lingkungan. Persepsi diawali lima indera: mendengar,

melihat, mengecap, mencium,dan merasa. Di dunia pendidikan, istilah gaya balajar mengacu

khusus untuk penglihatan, pendengaran, dan kinestetik. Gaya belajar visual menyangkut

penglihatan dan bayangan mental. Gaya belajar pendengaran merujuk pada pendengaran dan

pembicaraan. Gaya belajar kinestetik merujuk gerakan besar dan kecil.

Dengan memahami gaya belajar siswa berarti akan membuat siswa lebih bahagia,

karena respons guru terhadap kebutuhan dirinya tepat, dengan demikian informasi yang

diberikan kepadanya akan lebih mudah terserap.

 

MUNCULNYA GAYA BELAJAR PADA ANAK

Kapan gaya belajar ini mulai dimiliki oleh seorang anak? Sebenarnya, gaya belajar anak

dipengaruhi oleh faktor bawaan atau sudah dari sananya. Ada anak yang memang memiliki fisik

kuat dan prima sehingga cenderung memiliki gaya belajar kinestetik. Atau ada juga anak yang

memiliki rasa seni tinggi sehingga gaya belajar visual lebih melekat dalam dirinya.

Jika salah satu indra kurang berfungsi secara maksimal, maka umumnya indra lain akan

menggantikannya. Jika penglihatan seorang anak kurang berfungsi, maka indra

pendengarannya lebih menonjol sehingga ia lebih peka terhadap suara atau bunyi-bunyian.

Contohnya, para penyandang tunanetra biasanya memiliki indra pendengaran yang sangat

tajam.

Selain itu, pola asuh juga memegang peran penting dalam kemunculan gaya belajar

seseorang. Maksudnya, gaya belajar ditentukan oleh sejauh mana orang tua melakukan

stimulasi terhadap masing-masing indra anaknya. Anak yang sejak kecil terbiasa dibacakan

dongeng, boleh jadi akan terbiasa untuk mengasah kemampuan pendengarannya. Ia juga bisa

cepat mencerna ucapan sang pendongeng. Akibatnya, anak akan cenderung menjadi seorang

auditory learner dalam gaya belajarnya. Sementara anak seorang pelukis yang mayoritas

waktunya lebih tercurah untuk mengamati detail-detail gambar orang tuanya biasanya akan

menjadi seseorang dengan tipe belajar visual.

 

Page 3: Angket Gaya Belajar

MACAM-MACAM GAYA BELAJAR

1. Gaya belajar Visual

Gaya belajar visual (visual learner) menitikberatkan ketajaman penglihatan. Artinya,

bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar siswa paham. Ciri-ciri siswa yang

memiliki gaya belajar visual adalah kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan menangkap

informasi secara visual sebelum ia memahaminya.

Siswa yang memiliki gaya belajar visual menangkap pelajaran lewat materi bergambar.

Selain itu, ia memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, disamping mempunyai pemahaman

yang cukup terhadap masalah artistik. Hanya saja biasanya ia memiliki kendala untuk berdialog

secara langsung karena terlalu reaktif terhadap suara, sehingga sulit mengikuti anjuran secara

lisan dan sering salah menginterpretasikan kata atau ucapan.

Gaya belajar ini dapat diterapkan dalam pembelajaran, dengan menggunakan beberapa

pendekatan : menggunakan beragam bentuk grafis untuk menyampaikan informasi/materi pelajaran

berupa film, slide, ilustrasi, coretan atau kartu-kartu gambar berseri untuk menjelaskan suatu

informasi secara berurutan

Ciri – ciri gaya belajar ini adalah :

1.   Senantiasa berusaha melihat bibir guru yang sedang mengajar.

2.   Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya siswa akan melihat teman-

teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak.

3.   Cenderung menggunakan gerakan tubuh (untuk mengekspresikan dan menggantikan kata-

kata) saat mengungkapkan sesuatu.

4.   Tak suka bicara di depan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain.

5.   Biasanya kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan.

6.   Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan.

7.   Biasanya dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut dan ramai tanpa merasa

terganggu.

 

2. Gaya Belajar Auditorial

Gaya belajar ini mengandalkan pendengaran untuk bisa memahami sekaligus mengingatnya.

Karakteristik model belajar ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama untuk

menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, untuk bisa mengingat dan memahami informasi

tertentu, yang bersangkutan haruslah mendengarnya lebih dulu. Mereka yang memiliki gaya belajar

ini umumnya susah menyerap secara langsung informasi dalam bentuk tulisan, selain memiliki

kesulitan menulis ataupun membaca.

Di dalam pembelajaran, untuk membantu siswa-siswa seperti ini, guru bisa menggunakan media

tape untuk merekam semua materi pelajaran yang diajarkan di sekolah. Selain itu, keterlibatan siswa

dalam diskusi juga sangat cocok untuk siswa seperti ini. Bantuan lain yang bisa diberikan adalah

mencoba membacakan informasi, kemudian meringkasnya dalam bentuk lisan dan direkam untuk

selanjutnya diperdengarkan dan dipahami. Langkah terakhir adalah melakukan review secara verbal

dengan teman atau pengajar.

Page 4: Angket Gaya Belajar

Ciri – ciri gaya belajar auditorial adalah :

1.    Mampu mengingat dengan baik materi yang didiskusikan dalam kelompok atau kelas.

2.    Mengenal banyak sekali lagu atau iklan TV, bahkan dapat menirukannya secara tepat dan

komplet.

3.    Cenderung banyak omong.

4.    Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena kurang dapat

mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya.

5.    Kurang cakap dalam mengerjakan tugas mengarang/menulis.

6.    Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru di lingkungan sekitarnya, seperti hadirnya siswa

baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas dan sebagainya.

 

3. Gaya Belajar Kinestetik

Gaya belajar ini mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang

memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik

model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah

menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya

dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya belajar ini bisa menyerap informasi tanpa

harus membaca penjelasannya.

Karakter berikutnya dicontohkan sebagai orang yang tak tahan duduk manis berlama-lama

mendengarkan penyampaian pelajaran. Tak heran kalau individu yang memiliki gaya belajar ini

merasa bisa belajar lebih baik kalau prosesnya disertai kegiatan fisik.

Kelebihannya, mereka memiliki kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim disamping

kemampuan mengendalikan gerak tubuh (athletic ability). Tak jarang, orang yang cenderung memiliki

karakter ini lebih mudah menyerap dan memahami informasi dengan cara menjiplak gambar atau

kata untuk kemudian belajar mengucapkannya atau memahami fakta.

Untuk menerapkannya dalam pembelajaran, kepada siswa  yang memiliki karakteristik-

karakteristik di atas dapat dilakukan  dengan menggunakan berbagai model peraga, semisal bekerja

di lab atau belajar yang membolehkannya bermain. Cara sederhana yang juga bisa ditempuh adalah

secara berkala mengalokasikan waktu untuk sejenak beristirahat di tengah waktu belajarnya.

Ciri- ciri gaya belajar kinestetik :

1.    Gemar menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya.

2.    Amat sulit untuk berdiam diri/duduk manis.

3.    Suka mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya sedemikian aktif.

4.    Memiliki koordinasi tubuh yang baik.

5.    Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar.

6.     Mempelajari hal-hal yang abstrak (simbol matematika, peta, dan sebagainya) dirasa amat

sulit oleh siswa dengan gaya belajar ini.

7.    Cenderung terlihat “agak tertinggal” dibanding teman sebayanya. Padahal hal ini disebabkan

oleh tidak cocoknya gaya belajar siswa dengan metode pengajaran yang selama ini lazim

diterapkan di sekolah-sekolah.

Page 5: Angket Gaya Belajar

 

Sama halnya dengan keunikan tiap individu, tiap orang memiliki gaya belajar sendiri.

Perbedaan itu bahkan ada pada anak-anak dari satu keluarga, seperti beda dengan kakak, adik atau

saudara kembar sekalipun.

Contohnya saat mengikuti pelajaran di kelas, ada siswa yang begitu tekun menyimak meski

guru menyampaikan materi pelajaran tak ubahnya seperti ceramah selama berjam-jam. Ada yang

terkesan hanya memperhatikan sepintas lalu, meski sebetulnya mereka membuat catatan-catatan

kecil di bukunya. Namun jangan ditanya berapa banyak siswa yang merasa bosan dengan

pendekatan belajar yang menempatkan siswa sebagai pendengar setia. Secara keseluruhan, ada

siswa yang lebih mudah menangkap isi pelajaran jika disertai praktek. Siswa seperti ini lebih suka

berkutat di laboratorium mengamati dan mempelajari berbagai hal nyata ketimbang mendengar

penjelasan si guru. Sedangkan temannya yang lain mungkin lebih tertarik mengikuti pelajaran yang

disertai berbagai aspek gerak. Contohnya, guru yang menerangkan materi pelajaran kesenian sambil

sesekali diselingi nyanyian dan tepuk tangan.

Tidak hanya itu. Ada siswa yang harus bersemedi dan tutup pintu kamar rapat-rapat supaya

bisa konsentrasi belajar. Akan tetapi cukup banyak yang mengaku justru terbuka pikirannya bila

belajar sambil mendengarkan musik, entah yang mengalun merdu atau malah ingar-bingar.

Sementara sebagian lainnya merasa perlu untuk mengubah materi pelajaran menjadi komik atau

corat-coret yang gampang “dibaca”.

Apa pun gaya belajar yang dipilih pada dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu agar yang

bersangkutan bisa menangkap materi pelajaran dengan sebaik-baiknya dan memberi hasil optimal.

Bukankah masing-masing pelajaran juga disampaikan oleh guru yang berbeda dengan karakter

mengajar yang berbeda pula. Itulah mengapa, guru perlu turun tangan mengamati gaya belajar

masing-masing siswa. Dengan memahami hal itu, sebetulnya guru sudah memberi kontribusi besar

dalam keberhasilan belajar siswanya karena siswa menjadi mudah menangkap materi pelajaran.

Buktinya, ketidakpahaman guru terhadap gaya belajar siswa kerap menimbulkan kesalahpahaman.

Ada guru yang tidak senang melihat siswanya asyik bikin coretan-coretan selagi di kelas. Atau ada

juga guru yang langsung menegur siswa yang terlihat tak bisa diam saat sedang diajar. Padahal,

perilaku corat-coret saat belajar tak mesti berarti ia enggan belajar. Bisa jadi, ia justru tengah

berusaha menangkap materi pelajaran lewat corat-coretnya tadi.

Tidak sedikit siswa yang cepat mengerti kalau materi pelajarannya disampaikan lewat

gambar atau ilustrasi. Nah, karena guru tidak membuatnya, maka siswalah yang tergerak

menggambari bukunya semata-mata untuk memudahkan dirinya. Demikian pula dengan siswa-siswa

yang terlihat aktif bergerak ke sana kemari selama di kelas. Siswa seperti ini boleh jadi merupakan

tipe aktif yang selalu kelebihan energi. Ia menyukai aktivitas fisik dan mudah bosan pada

omongan/penjelasan panjang lebar.

 

MENELITI GAYA BELAJAR PADA SISWA

Beberapa cara dapat digunakan untuk membantu siswa memaksimalkan gaya belajar

mereka masing-masing. Pertama, jelaskan kepada mereka bahwa orang belajar dengan cara yang

Page 6: Angket Gaya Belajar

berbeda-beda, dan semua cara sama baiknya. Setiap cara mempunyai kekuatan sendiri-sendiri.

Dalam kenyataannya, kita semua memiliki ketiga gaya belajar itu, hanya saja biasanya satu gaya

mendominasi ( Rose dan Nicoll, 1997 )

Selanjutnya, buatlah siswa menyadari gaya belajar masing-masing dengan menggunakan tes

untuk mengidentifikasi gaya belajarnya. Contoh tes yang bisa digunakan diantaranya :

Contoh Tes 1Tandailah kotak yang sesuai untuk setiap pertanyaan dan jumlahkan nilainya 1.   ( … ) Saya perlu satu ilustrasi dari apa yang diajarkan supaya bisa memahaminya.2.   ( … ) Saya tertarik pada obyek yang mencolok, berwarna, dan yang merangsang mata.3.   ( … ) Saya lebih menyukai buku-buku yang menyertakan gambar atau ilustrasi.4.   ( … ) Saya terkesan sedang “melamun”, saat membayangkan apa yang sedang saya dengar.5.   ( … ) Saya mudah mengingat apabila saya bisa melihat orang yang sedang berbicara.6.   ( … ) Apa yang harus saya ingat harus saya ucapkan dulu.7.   ( … ) Saya harus membicarakan suatu masalah dengan suara keras untuk memecahkannya.8.   ( … ) Saya akan mudah menghafal dengan mengucapkannya berkali-kali.9.   ( … ) Saya mudah mengingat sesuatu apabila itu didendangkan.10. ( … ) Saya lebih suka mendengarkan rekamannya daripada duduk dan membaca bukunya.11. ( … ) Saya tidak bisa duduk diam berlama-lama.12. ( … ) Saya lebih mudah belajar apablla ada keterlibatan sejumlah anggota tubuh.13. ( … ) Saya hampir selalu melakukan gerakan tubuh.14. ( … ) Saya lebih suka membaca buku atau mendengarkan cerita-cerita action. Bila lebih banyak memilih pernyataan :a. Nomor 1 s.d 5           : tipe Auditorib. Nomor 6 s.d 10         : tipe Visualc. Nomor 11 s.d 14       : tipe Kinetik  

Contoh Tes 2Berilah tanda V pada jawaban yang sesuai dan jumlahkan nilainya 

No Pertanyaan

Jawaban

sering kadang-kadang jarang

A.1 Apakah anda rapi dan teratur ?      2 Apakah anda berbicara dengan cepat ?      3 Apakah anda perencana dan pengatur jangka panjang yang baik ?      

4Apakah anda pengeja yang baik dan dapatkah anda melihat kata-kata dalam pikiran anda?      

5 Apakah anda lebih ingat apa yang dilihat daripada yang didengar?      6 Apakag anda menghafal hanya dengan melihat saja?      

7Apakah anda sulit mengingat perintah lisan kecuali jika dituliskan, dan apakah anda sering menyuruh orang mengulang ucapannya ?      

8 Apakah anda lebih suka membaca daripada dibacakan?      9 Apakah anda suka mencoret-coret saat menelpon/rapat ?      

10 Apakah anda lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato ?      11 Apakah anda lebih suka seni rupa daripada musik      

12Apakah anda tahu apa yang harus dikatakan tetapi tidak terpikir kata yang tepat ?      

  Sub Total          x 2 x 1 x 0

  Total      B.1 Apakah anda berbicara pada diri sendiri saat bekerja ?      2 Apakah anda mudah terganggu keributan ?      3 Apakah anda menggerakkan bibir saat membaca ?      

Page 7: Angket Gaya Belajar

4 Apakah anda suka membaca keras-keras dan mendengarkan ?      5 Dapatkah anda mengulang dan menirukan nada, perubahan, dan warna suara ?      6 Apakah anda merasa menulis itu sulit, tetapi pandai bercerita ?      7 Apakah anda berbicara dengan pola berirama ?      8 Apakah menurut anda, anda adalah pembicara yang fasih ?      9 Apakah anda lebih menyuka musik daripada seni rupa ?      

10Apakah anda belajar melalui mendengar dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat ?      

11 Apakah anda banyak bicara, suka berdiskusi dan menjelaskan panjang lebar ?      12 Apakah anda lebih baik mengeja keras-keras daripada menuliskannya ?        Sub Total          x 2 x 1 x 0

  Total      C.1 Apakah anda berbicara dengan lambat ?      2 Apakah anda menyentuh orang untuk mendapatkan perhatiannya ?      3 Apakah anda berdiri dekat-dekat saat berbicara dengan orang ?      4 Apakah sering melakukan kegiatan fisik / banyak bergerak ?      5 Apakah anda lebih bisa belajar dengan praktek ?      6 Apakah anda belajar dengan berjalan dan melihat ?      7 Apakah anda menggunakan jari untuk menunjuk saat membaca ?      8 Apakah anda banyak menggunakan isyarat tubuh ?      9 Apakah anda tak bisa duduk tenang untuk waktu yang lama ?      

10 Apakah anda membuat keputusan berdasarkan perasaan ?      

11Apakah anda mengetuk-ngetuk pena, menggerakkkan jari atau kaki saat mendengarkan ?      

12 Apakah anda meluangkan waktu untuk berolah raga dan kegiatan fisik lainnya ?        Sub Total          x 2 x 1 x 0

  Total       Bila total nilai lebih banyak pada :

A. Tipe VisualB. Tipe AuditoriC. Tipe Kenestetik

  

CARA BELAJAR SESUAI DENGAN GAYA BELAJAR

Setelah dilakukan  tes  dan siswa telah dapat mengidentifikasikan gaya belajar mereka,

maka, cara belajar yang sesuai dengan gaya belajar mereka adalah :

1.       Siswa Visual

Dorong siswa visual membuat banyak simbol dan gambar dalam catatan mereka. Dalam

matematika dan ilmu pengetahuan, tabel dan grafik akan memperdalam pemahaman mereka. Peta

pikiran dapat menjadi alat yang bagus bagi para siswa visual dalam mata pelajaran apa pun.

Anjurkan mereka untuk membaca dulu secara sekilas, kemudian setelah mendapatkan

gambaran umum tentang materi  yang akan dipelajari, barulah masuk pada perincian atau detailnya.

2.       Siswa Auditorial

Page 8: Angket Gaya Belajar

Mendengar kuliah,contoh, dan cerita serta mengulang informasi adalah cara-cara utama

belajar mereka. Para siswa auditorial mungkin lebih suka merekam pada kaset daripada mencatat,

karena mereka suka mendengarkan informasi berulang-ulang. Terkadang mereka ingin mengulang

dengan keras apa yang guru katakan. Mereka tentu saja menyimak,  hanya saja mereka suka

mendengarkannya lagi.

Jika guru  melihat mereka kesulitan dengan suatu konsep, bantulah berbicara dengan dirinya

sendiri untuk memahaminya.

Guru dapat menggubah sebuah lagu dengan melodi yang sudah dikenal untuk mengingat

materi yang harus diingat.

3.       Siswa Kinestetik

Siswa-siswa ini menyukai proyek terapan, dengan sandiwara pendek yang menarik, sangat

membantu mereka belajar. Para siswa kinestetik suka belajar melalui gerakan, dan paling baik

menghafal informasi dengan mengasosiasikan gerakan dengan setiap fakta.

            Tunjukkan caranya kepada mereka, jauhkan dari bangku biarkan mereka belajar di lantai dan

menggelar pekerjaan mereka di sekeliling mereka.

 

TEMUAN LAIN

Biasanya tidak ada orang yang 100% berada dalam salah satu tipe itu. Biasanya orang

memiliki lebih dari 1 tipe belajar, hanya memang satu tipelah yang paling dominan. Misalnya, ada

siswa yang termasuk dalam tipe auditory dan kinesthetic.

Pertama, saat menghafal sesuatu (entah mengafal rumus atau sekadar menghafal nama

orang ketika berkenalan) siswa tersebut pasti akan bersuara. Kedua, siswa tersebut sangat

terganggu dengan suara-suara gaduh di sekitarnya,  ketika sedang mencoba berkonsentrasi. Ketiga,

ketika belajar sesuatu senang mencorat-coret kertas, membuat sketsa, menulis/mengetik ringkasan.

Keempat, lebih cepat belajar sesuatu ketika sudah mempraktekkan (mencoba melakukan) sendiri apa

yang sedang dipelajari. Dua bukti pertama tadi membuktikan kalau siswa tersebut termasuk orang

dengan tipe auditory. Dua bukti terakhir meyakinkan juga bahwa dia termasuk orang dengan tipe

belajar kinesthetic. Tetapi, diantara 2 tipe tadi, terlihat lebih dominan dalam tipe auditory.

Faktanya, banyak guru yang tidak menyadari adanya beragam gaya belajar pada siswa,

sehingga mereka hanya menggunakan metode mengajar yang monoton.

Memang, sangat menyulitkan bagi guru untuk selalu mengikuti gaya belajar yang ada pada

setiap siswa dalam setiap pembelajaran. Dalam hal ini tidak memungkinkan bagi guru untuk

menggunakan metode yang berbeda dalam satu pembelajaran. Oleh karena itu, sebagai guru dituntut

untuk kreatif agar dalam penyampaian informasi materi pada siswa tidak membosankan bagi salah

satu tipe gaya belajar. Apabila guru yang setiap harinya, mengajar dengan metode ceramah, dalam

beberapa waktu dapat menggunakan metode praktek atau putau audio, agar semua siswa dapat

belajar dengan cara yang menyenangkan, sesuai dengan gayanya.

 

KESIMPULAN

Page 9: Angket Gaya Belajar

Setelah mengenal gaya belajar pada siswa, seorang guru menjadi tahu cara mengidentifikasi

dan mengajar siswa yang memiliki berbagai macam gaya belajar dengan keunikannya masing-

masing.

 

SARAN

Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu siswa memaksimalkan gaya belajar

mereka masing-masing.

1.    Sadari tipe gaya belajar siswa, tipe kinestetik, visual, auditori atau kombinasi.

2.    Buatlah siswa menyadari gaya belajarnya masing-masing, sehingga dapat menentukan

cara belajar yang tepat dan efektif bagi mereka.

3.    Jelaskan pada mereka bahwa orang belajar dengan cara yang berbeda-beda dan semua

cara sama baiknya.

4.    Penuhi siswa dengan kesempatan agar dia berhasil dalam gaya belajar yang dimilikinya.

5.    Selalu melihat potensi terbaik yang dimiliki siswa untuk dikembangkan.

6.    Bantulah siswa menggunakan strategi gaya belajar untuk menguasai berbagai

kesempatan dan konsep lainnya.

emirina.wordpress.com/2009/03/17/gaya-belajar-pada-anak/

diakses tgl 12 januari 2013

Oleh Muhammad Amirullah

Suara Daeng Indonesia Home Daftar   Isi Galeri Tentang   Saya Buku   Tamu

Browsing: » Home »Bimbingan Konseling»RPBK GAYA BELAJAR

3 Comments

Page 10: Angket Gaya Belajar

RPBK GAYA BELAJAR

Posted by Amirullah Daeng Sibali on February 23, 2012 in Bimbingan Konseling, Konseling, Pendidikan, psikologi Pendidikan, RPBK, Tips, Tugas Kuliah, Universitas Negeri Makassar

1. A.    Pendahuluan

Salah satu kewajiban sebagai seorang siswa adalah belajar. Namun banyak diantara siswa yang tidak mampu belajar dengan baik karena tidak mengetahui bagaimana cara belajar yang baik. Sebelum membahas tentang bagaimana cara belajar yang baik, kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa pengertian dari belajar. Berikut ini beberapa pendapat ahli mengenai pengertian belajar.

Menurut Winkel (belajarpsikologi.com), Belajar adalah semua aktivitas mental atau  psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.

Menurut Ernest R. Hilgard (Sumardi Suryabrata dalam belajarpsikologi.com)  belajar  merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.

Pengertian Belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, (belajarpsikologi.com) belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.

Moh. Surya (belajarpsikologi.com), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalaminteraksinya dengan lingkungan.

Berdasarkan pandangan beberapa ahli di atas kami dapat menyimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah proses yang dilakukan secara sadar dan menghasilkan perubahan pada diri seseorang.

Namun terkadang proses belajar yang dilakukan oleh siswa tidak menunjukkan hasil yang maksimal. Seorang siswa yang telah susah payah menghafal dan memahami sebuah pelajaran tidak kunjung berhasil ia lakukan.

Hal ini bisa saja disebabkan karena ia belum mengetahui gaya belajar yang dimilikinya. Setiap inidividu antara yang satu dengan yang lainnya memiliki diversity dalam hal gaya belajar. Ada yang dominan mengandalkan pendengaran (audio), ada yang dominan menggunakan penghlihatan (Visual), ada pula yang lebih dominan menggunakan sentuhan atau praktek langsung (kinestetik) untuk lebih mudah mempelajari suatu hal.

Page 11: Angket Gaya Belajar

Untuk lebih mengoptimalkan proses belajar maka kita perlu mengetahui termasuk ke dalam tipe manakah kita? Auditori, visual, atau kinestetik? Dengan mengetahu hal tersebut kita dapat menggunakan tehnik-tehnik tertentu untuk mengoptimalkan proses belajar yang kita lakukan dengan harapan hasilnya pun dapat maksimal.

1. B.     Pelaksanaan

-          Kelas/ Semester          : X/ I

-          Alokasi waktu              : 1 x 45 menit

-          Topic Materi                 : Menemukan Gaya Belajar (terlampi)

-          Bidang Bimbingan    : Bimbingan Pribadi

-          Fungsi Layanan           : Fungsi Pemahaman

-          Jenis Layanan               : Layanan Informasi

-          Indikator                          :

Proses

1. Memahami gaya belajar visual, auditori, dan kinsetetik2. Mengidentifikasi gaya belajar yang dimiliki

Hasil 

1. Siswa dapat memahami tentang gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik2. Siswa dapat mengetahui gaya belajar yang dimiliki

-           Metode                      : Ceramah dan Tanya jawab

-          Alat dan Sumber       : Buku dan Internet

-          Penilaian                    : Perubahan jangka panjang

 

 

 

LAMPIRAN

-          Skenario

 Pendahuluan (10 menit)

1. Berdo’a (agama)

Page 12: Angket Gaya Belajar

2. Absensi siswa3. Menanyakan keadaaan siswa dan memberikan motivasi kepada  siswa agar mengikuti

proses bimbingan dengan baik dan tenang.4. Menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dari proses bimbingan.

Inti (25 menit)

1. Guru BK menanyakan kepada siswa apakah ada yang mengetahui tentang apa itu gaya belajar?

2. Guru BK memberikan pemahaman melalaui ceramah kepada siswa tentang gaya belajar

3. Guru BK membagikan angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui gaya belajar dari masing-masing siswa.

Penutup (10 menit)

1. Menutup proses bimbingan dengan memberikan arahan-arahan dan motivasi2. Berdo’a

MATERI 

Cara belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap, mengatur dan mengolah informasi. Ada sebagian orang yang cenderung lebih mudah menyerap, mengatur dan mengolah informasi melalui indera penglihatan. Orang yang cenderung seperti ini memiliki tipe belajar visual. Ada sebagian orang yang cenderung lebih mudah menyerap, mengatur dan mengolah informasi melalui indera pendengaran (audio/suara). Orang yang cenderung seperti ini memiliki tipe belajar audiotory. Ada pula sebagaian orang yang cenderung lebih mudah menyerap, mengatur dan mengolah informasi melalui gerakan tubuh atau demonstrasi.Orang yang cenderung seperti ini memiliki tipe belajar kinestetik . Ada dua kenderungan lain yang mungkin hanya dimiliki sebagian kecil orang, yaitu: 1. tipe olfactory (melalui indera penciuman) dan 2. tipe gustatory (melalui indera perasa) Mengetahui karakteristik tipe belajar visual, auditori dan kinestetik akan membantu anda menemukan strategi atau cara terbaik Anda dalam belajar.

Tipe Belajar VisualApakah Anda suka mencorat-coret ketika berbicara ditelepon? Apakah Anda lebih suka melihat peta dari pada mendengar penjelasan tentang rute jalan? Jika Anda cenderung seperti ini, tipe belajar Anda adalah visual. Orang yang memiliki tipe belajar visual cenderung lebih mudah menyerap, mengatur dan mengolah suatu informasi melalui indera penglihatan (melihat).

Karakteristik Umum:Lebih suka membaca daripada dibacakan;Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada harus berpidato;Mengingat dari apa yang dilihat daripada dari yang didengar;Sulit untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis;Sering lupa menyampaikan pesan yang sifatnya verbal (ucapan) kepada orang lain, kecuali pesan tertulis;Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik;Teliti terhadap detail;

Page 13: Angket Gaya Belajar

Lebih suka seni lukisan atau patung dari pada nasyid;Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum yakin tentang suatu masalah atau proyek

Tips:• Jangan ragu untuk selalu membawa buku catatan, catatlah segala bentuk informasi yang ingin diketahui;• Kuasailah keterampilan teknik mencatat cepat dan efektif

Tipe Belajar AuditoryOrang yang memiliki tipe belajar auditori cenderung lebih mudah menyerap, mengatur dan mengolah suatu informasi melalui indera pendengaran (mendengar). Misalnya, ia lebih suka berbicara sendiri, mengikuti ceramah/seminar daripada membaca buku, atau lebih suka berbicara dari pada menulis.

Karakteristik Umum:Mudah terganggu oleh keributan;Senang membaca dengan keras dan mendengarkan;Pembicara atau orator yang fasih;Sulit untuk menulis, tapi hebat dalam bercerita;Suka berdiskusi dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar;Lebih suka gurauan lisan dari pada membaca komik;Lebih suka nasyid daripada lukisan, atau patung;Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat.

Tips:• Buatlah kelompok diskusi;• Tidak usah ragu untuk selalu membawa tape-recorder. Putar ulang informasi/pelajaran yang telah Anda dapat;• Jangan ragu untuk selalu bertanya atau meminta penjelasan verbal lebih jauh;• Carilah suatu tempat belajar khusus yang bebas dari gangguan keributan

Tipe Belajar KinestetikOrang yang memiliki tipe belajar kinestetik cenderung lebih mudah menyerap, mengatur dan mengolah suatu informasi melalui sentuhan dan gerakan tubuh. Misalnya, ia lebih suka berpikir tentang sesuatu sambil berjalan (mondar-mandir), menggerak-gerakan anggota tubuh sambul berbicara/menjelaskan, atau ia paling tidak suka berlama-lama duduk dan diam.

Karakteristik Umum:• Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian;• Belajar melalui simulasi dan praktek;• Menghafal dengan cara berjalan-jalan• Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang;• Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca;• Banyak menggunakan isyarat tubuh ketika bicara atau menjelaskan sesuatu;• Sulit mengingat tempat kecuali jika pernah ke tempat tersebut;• Menyukai permainan yang menyibukan

Tips:• Siapkan makanan kecil ketika belajar atau mengerjakan PR;

Page 14: Angket Gaya Belajar

• Upayakan untuk mensimulasikan kembali segala sesuatu yang ingin dipelakari/kuasai;• Jangan ragu untuk selalu meminta guru/Anda sendiri untuk mensimulasikan atau mempraktekkan apa yang sedang dipelajari;• Carilah suatu tempat belajar khusus yang luas sehingga Anda dapat bebas bergerak

 Source materi : http://www.klinikhipnotis.com

 

 

ANGKET  GAYA BELAJAR

Apa gaya belajarmu?

Petunjuk : tandai  √ pada kotak yang sesuai untuk setiap pertanyaan. Jumlahkan nilai anda untuk setiap bagian.

Visual Sering Kadang-kadang Jarang1 Saya termaksud orang yang rapi dan teratur2 Saya berbicara dengan cepat3 Saya adalah perencana dan pengatur jangka

panjang4 Saya lebih ingat apa yang dilihat dari pada apa

yang di dengar5 Saya lebih suka membaca dari pada dibacakan6 Saya suka mencoret-mencoret selama

menelpon/mendengarkan ceramah7 Saya lebih suka seni rupa dari pada seni music8 Saya suka mencatat perintah atau instruksi

yang disampaikan kepada saya9 Saya tahu apa yang harus dikatakan tetapi

tidak terpikirkan kata yang tepat10 Saya suka mengeja dan saya pikir saya pintar

mengeja kata-kata11 Saya dapat dengan cepat melakukan

penjumlahan dan perkalian dalam pikiran saya12 Saya lebih suka membacakan dari pada

mendengarkan cerita13 Saya sering mencoret-coret kertas saat

berbicara di telpon atau dalam suatu pertemuan

14 Saat mengingat suatu pengalaman, saya sering kali mendengar suara dan berbicara pada diri saya mengenai pengalaman

15 Saat melihat objek dalam bentuk gambar, saya dapat dengan mudah mengenali objek yang sama walaupun posisi objek itu diputar atau

Page 15: Angket Gaya Belajar

diubah16 Ketika mendengar orang lain berbicara, saya

biasanya membuat gambar dari apa yang mereka katakana dalam pikiran

17 Saya suka menulis surat atau jurnal18 Saya selalu dapat menunjukkan arah utara atau

selatan dimana pun saya berada.19 Jika saya mengerjakan sesuatu, saya selalu

membaca instruksinya terlebih dahulu20 Saya lebih suka membaca dari pada

mendengarkan kuliahSubtotal

Subtotal setelah dikali x2 x1 x0+ +

TOTAL

Audiotorial Sering Kadang-kadang Jarang1 Saya berbicara pada diri sendiri saat

beraktivitas2 Saya mudah terganggu oleh keributan3 Saya menggerakkan bibir/ menglafalkan kata

saat membaca4 Saya suka membaca keras-keras dan

mendengarkan5 Saya merasa menulis itu sulit tetapi saya

pandai bercerita6 Saya lebih suka nasyid dari pada seni rupa7 Saya belajar melalui mendengar dan

mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat

8 Saya banyak bicara, berdiskusi, dan menjelaskan panjang lebar

9 Saya dapat mengingat dengan mudah apa yang dikatakan orang

10 Saya akan sangat terganggu apabila ada orang yang berbicara pada saya saat saya sedang menonton televise

11 Saya lebih suka berbicara daripada menulis12 Saya lebih suka seni nasyid dari pada seni

lukis13 Saya mengingat suatu pengalaman, saya

sering kali mendengar suara dan berbicara pada diri saya mengenai pengalaman itu

14 Mudah sekali bagi saya untuk mengontrol dalam kawan saya saat berbicara ditelpon

15 Tanpa music hidup itu membosankan16 Saya sangat senang berkumpul dan biasanya

dapat dengan mudah berbicara dengan siapa

Page 16: Angket Gaya Belajar

saja17 Saya tahu hampir semua kata-kata dari lagu

yang saya dengar18 Saat saya berbicara, saya suka mengatakan

“saya mendengar anda, itu terdengar bagus, itu bunyinya bagus”.

19 Saat saya seorang diri, saya biasanya memainkan music atau lagu atau bernyanyi

SubtotalSubtotal setelah dikali x2 x1 x0

+ +TOTAL

Kinestetik Sering Kadang-kadang Jarang1 Saya berbicara dengan lambat2 Saya berdiri dekat-dekat saat berbicara dengan

seseorang3 Saya menghafal dengan cara berjalan dan

melihat4 Saya banyak menggunakan isyarat tubuh5 Saya tidak bias duduk tenang dalam waktu

lama6 Saya mengetuk-ngetuk pulpen, jari,atau kaki

saat mendengarkan7 Saya membuat keputusan berdasarkan

perasaan8 Saya meluangkan waktu untuk berolaraga dan

berkegiatan fisik lainnya9 Saya paling mudah belajar sambil

mempraktekkan/melakukan10 Sangat sulit bagi saya untuk duduk diam

dalam waktu yang lama11 Tulisan tangan saya biasanya tidak rapi12 Saya biasanya menggunakan jari saya untuk

menunjuk kalimat yang saya baca13 Saya biasanya berbicara dengan perlahan14 Saya lebih suka melakukan contoh peragaan

dari pada membuat laporan tertulis atas suatu kejadian

15 Saat mengingat suatu pengalaman, saya sering kali ingat bagaimana perasaaan saya terhadap pengalaman itu

16 Saya biasanya mengatakan, “saya rasa, saya perlu menemukan pijakan atas hal ini, atau “saya ingin menangani hal ini”

17 Saya suka olaraga dan saya rasa saya adalah olaragawan yang baik

18 Saya suka merancang, mengerjakan, dan

Page 17: Angket Gaya Belajar

membuat sesuatu dengan kedua tangan saya19 Ruangan, meja, mobil, atau rumah saya

biasanya berantakan / tidak teratur.20 Saya lebih suka berolaraga dari pada membaca

bukuSubtotal

Subtotal setelah dikali x2 x1 x0+ +

TOTAL

Sumber angket : Setia Furqan Khalid.2011. Jangan Belajar Kalau gak Tau Caranya. Rumah Karya. Sumedang

http://muhammadamirullah14.wordpress.com/2012/02/23/rpbk-gaya-belajar/

diakses tgl 12 januari 2013

Teori Belajar

Rabu, 08 Februari 2012

Gaya Belajar Siswa

Dalam menyikapi berbagai macam mengenai gaya belajar, tentulah harus ditambah dengan

logika dan kebudayaan cara kerja kita, dan yang paling penting dari semua diatas adalah suatu cara

kerja otak kita yang mana dalam hal ini kita sebut dengan modalitas belajar. Secara singkat

modalitas belajar adalah, suatu cara bagaimana otak menyerap informasi yang masuk melalui panca

Page 18: Angket Gaya Belajar

indera secara optimal. Menurut Howard Gardner modalitas belajar tersebut dapat dikarakteristik

menjadi gaya belajar Auditory, Visual, Reading dan Kinestetik.

Pengertian gaya belajar menurut DePorter (2008 :112), “ gaya belajar adalah kombinasi dari

bagaimana seseorang itu menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi”. Jadi, setiap

siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Terdapat tiga modalitas belajar seseorang yaitu :

“modalitas visual, auditori atau kinestetik (V-A-K). Walaupun masing-masing dari kita belajar

dengan menggunakan ketiga modalitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih

cenderung pada salah satu di antara ketiganya”.

a. Auditory

Orang yang memiliki gaya belajar Auditory, belajar dengan mengandalkan pendengaran untuk

bisa memahami sekaligus mengingatnya. Karakteristik model belajar ini benar-benar menempatkan

pendengaran sebagai alat utama untuk menyerap informasi atau pengetahuan.Artinya, untuk bisa

mengingat dan memahami informasi tertentu, yang bersangkutan haruslah mendengarnya lebih

dulu. Mereka yang memiliki gaya belajar ini umumnya susah menyerap secara langsung informasi

dalam bentuk tulisan, selain memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.

Beberapa ciri seorang Auditory antara lain : a). Mampu mengingat dengan baik materi yang

didiskusikan dalam kelompok, b). Mengenal banyak sekali lagu / iklan TV, c). Suka berbicara, d). Pada

umumnya bukanlah pembaca yang baik, d). Kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja

dibacanya, e). Kurang baik dalam mengerjakan tugas mengarang/menulis, f). Kurang memperhatikan

hal-hal baru dalam lingkungan sekitarnya.

b. Visual

Orang yang memiliki gaya belajar Visual, belajar dengan menitikberatkan ketajaman

penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham.

Ciri-ciri orang yang memiliki gaya belajar visual adalah kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan

Page 19: Angket Gaya Belajar

menangkap informasi secara visual sebelum mereka memahaminya. Konkretnya, yang bersangkutan

lebih mudah menangkap pelajaran lewat materi bergambar.Selain itu, mereka memiliki kepekaan

yang kuat terhadap warna, disamping mempunyai pemahaman yang cukup terhadap masalah

artistik.Hanya saja biasanya mereka memiliki kendala untuk berdialog secara langsung karena terlalu

reaktif terhadap suara, sehingga sulit mengikuti anjuran secara lisan dan sering salah

menginterpretasikan kata atau ucapan.

Beberapa karakteristik Visual adalah : a). Senantiasa melihat memperhatikan gerak bibir

seseorang yang berbicara kepadanya, b). Cenderung menggunakan gerakan tubuh saat

mengungkapkan sesuatu, c). Kurang menyukai berbicara di depan kelompok, dan kurang menyukai

untuk mendengarkan orang lain, d). Biasanya tidak dapat mengingat informasi yang diberikan secara

lisan, e). Lebih menyukai peragaan daripada penjelasan lisan, f). Biasanya orang yang Visual dapat

duduk tenang di tengah situasi yang ribut/ramai tanpa merasa terganggu

c. Kinestetik

Orang yang memiliki gaya belajar, Kinestetik mengharuskan individu yang bersangkutan

menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada

beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya.Karakter

pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus

mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya belajar ini bisa

menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya. Karakter berikutnya dicontohkan sebagai

orang yang tak tahan duduk manis berlama-lama mendengarkan penyampaian informasi. Tak heran

kalau individu yang memiliki gaya belajar ini merasa bisa belajar lebih baik kalau prosesnya disertai

kegiatan fisik. Kelebihannya, mereka memiliki kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim

disamping kemampuan mengendalikan gerak tubuh (athletic ability).

Page 20: Angket Gaya Belajar

Tidak jarang, orang yang cenderung memiliki karakter ini lebih mudah menyerap dan

memahami informasi dengan cara menjiplak gambar atau kata untuk kemudian belajar

mengucapkannya atau memahami fakta. Mereka yang memiliki karakteristik-karakteristik di atas

dianjurkan untuk belajar melalui pengalaman dengan menggunakan berbagai model peraga, semisal

bekerja di lab atau belajar yang membolehkannya bermain.Cara sederhana yang juga bisa ditempuh

adalah secara berkala mengalokasikan waktu untuk sejenak beristirahat di tengah waktu belajarnya.

Orang yang memiliki gaya belajar Kinestetik biasanya memiliki karakteristik adalah a). Suka

menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya, b).Sulit untuk berdiam diri, c).Suka mengerjakan segala

sesuatu dengan menggunakan tangan, d).Biasanya memiliki koordinasi tubuh yang baik, e). Suka

menggunakan objek yang nyata sebagai alat bantu belajar, f). Mempelajari hal-hal yang abstrak

merupakan hal yang sangat sulit. Dalam penelitian ini, gaya belajar yang diteliti pada siswa dibatasi

pada gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik, yang berdasarkan pada indicator-indikator

sebagai berikut : ( DePorter (2008 :117).

No. Gaya belajar Komponen Indikator

1. Visual 1. Penampilan 1.1. Rapi dan teratur

1.2. Menyikapi sesuatu dengan tenang

2. Berbicara 2.1. Berbicara dengan cepat

3. Manajemen waktu3.1. Merencanakan sesuatu jangka panjang dengan baik

3.2. Mengatur waktu dengan baik

4. Membaca 4.1. Membaca sekilas/gambaran umumnya saja

4.2. Lebih suka membaca sendiri daripada dibacakan

5. Pemahaman 5.1. Membuat banyak symbol dan gambar dalam catatan

5.2. Lebih ingat apa yang dilihat daripada yang didengar

Page 21: Angket Gaya Belajar

5.3. Menghafal asosiasi dalam bentuk visual

class="MsoNormal">

5.4. Sulit mengingat perintah lisan daripada tulisan

6. Hobi

6.1. Menyukai seni daripada musik.

2

Kinestetik

1. Penampilan1.1. Tak bisa duduk dengan tenang untuk waktu yang lama

1.2.Membuat keputusan dengan perasaan

2. Berbicara2.1.Berbicara dengan lambat dan pelan

2.2. Berdiri dekat-dekat saat bicara dengan seseorang

3. Membaca3.1. Menggunakan jari atau mencerminkan aksi saat membaca

4. Pemahaman4.1.Menyentuh sesuatu yang dijumpainya

4.2. Berorientasi pada fisik dan banyak bergerak

4.3.Suka belajar dengan praktek

4.4.Suka menggunakan isyarat tubuh

Page 22: Angket Gaya Belajar

4.5. Suka mengetuk-ngetuk pena, jari/kaki saat mendengarkan

5. Hobi5.1. Meluangkan waktu untuk berolahraga dan berkegiatan fisik lainnya

Diposkan oleh Rahayu TIK STKIP PGRI Pontianakdi 06:15

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Tidak ada komentar:

Poskan KomentarPosting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog

▼ 2012 (5)o ▼ Februari (3)

Media Video Interaktif Gaya Belajar Siswa Media Pembelajaran

o ► Januari (2)

Mengenai Saya

Rahayu TIK STKIP PGRI Pontianak

Lihat profil lengkapku

Rahayu Sri Sulistyawati, S.Kom, M.Pd. Diberdayakan oleh Blogger.