Top Banner

of 21

ANGIOSPERMAE nailur

Jul 18, 2015

Download

Documents

Deni Raharja
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

LAPORAN PRAKTIKUM PANEROGAMAEANGIOSPERMAE

Tanggal Praktikum Tanggal Pengumpulan

: 21 Maret 2012 : 03 April 2012

Ahmad Nailur Rahman 1210702001 BIOLOGI 4A

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2012

ANGIOSPERMAE I. PENDAHULUAN

I.a. Tujuan I.b. Dasar teori Sebagian besar kelompok tumbuhan biji tertutup memiliki alat perkembang biakan berupa bunga. Kelompok tumbuhan ini adalah yang paling banyak jumlahnya jenisnya dari semua tumbuhan tinggi, meliputi lebih kurang 300.000 spesies. Dikatakan tumbuhan biji tertutup, karena bakal biji berada dalam bakal buah yang dilindungi oleh daun buah. Tumbuhan biji tertutup sangat penting bagi kehidupan mansuia maupun hewan, karena tumbuhan inilah yang menyediakan hampir semua bahan makanan yang berasal dari tumbuhan (Campbell, 2004) Angisopermae menghasikan biji di dalam bakal buah. Inilah perbedaan utama antara kedua kelompok tumbuhan tersebut. Perbedaan lain tampak pada bentuk batang dan daunnya. Kalau Gymnospermae umumnya pohon besar dan berdaun sisik atau jarum dengan batang lurus sedikit percabangan atau berupa perdu dengan banyak percabangan. Sedangkan pada tumbuhan Angiospermae batangnya bervariasi ada yang banyak mengandung zat kayu (lignin) berupa pohon dan ada yang sedikit berupa herba atau rerumputan. Daun angisopermae umunya lebar-lebar dengan bentuk yang beraneka ragam. (Yulinah, 2004). Tumbuhan berbiji adalah jenis tumbuhan yang paling sempurna, baik alat tubh amaupun alat perkembangbiakannya. Tumbuhan berbiji memiliki alat perkembangbiakan yang lengkap yang terdiri dari akar, batang, dan daun. Setiap alat tersebut mempunyai fungsi yang spesifik. Alat perkembangbiakannya berupa bunga dan biji (Rosihan, 2004). II. METODOLOGI II.a. Alat dan Bahan NO 1 2 3 ALAT Alat tulis Pensil warna Luv BAHAN Berbagai macam tumbuhan Angiospermae

II.b. Cara Kerja III. HASILI DAN PEMBAHASAN Bukti Morfologi Macam bunga 1. Flower (Bunga tunggal) 2. Inflorescence (Perbungaan) Tipe Dasar Perbungaan 1. Cymes (Simosa) 2. Raceme (Rasemosa) Macam Cymes 1. Plelochasium (pleikhasium) Macam Raceme 1. Panicle (panikula) 2. Capitulum (kapitulum) Jumlah Corrola (Mahkota) 1. 5 petal 2. 6 petal 3. 8 petal Jumlah Calyx (Kaliks) 1. 5 setal 2. 6 setal 3. 8 setal Jumlah stamen (benang sari) 1. Jml. Stamen = jml.corolla 2. Jml. Stamen > jml.corolla 3. Jml. Stamen < jml.corolla Letak stamen 1. Poliadelphous (poliadelfus) Panjang relatif stamen 1. sama panjang 2. tidak sama panjang Macam Daun 1. Simple leaf (daun tunggal) 2. Compound leaf (daun majemuk) Asteridae 1 1 Bambu 2 Kelapa 3 1 Soka 4 1 Rambutan 5 1

1 1 1 1 1

1 1

1

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1

1

1

1 1

1

1

1

1

1

1

Susunan daun majemuk 1. decompound 2. lanceolatus 3. obofatus Bukti Morfologi 1. Bipinnate (bipinatus) 2. Bifollolate (bofollolatus) 3. Trifollolate (trifollolatus) 4. Palmatus 5.Digitatopinatus Filotaksis (Letak Daun) 1. Opposite (berhadapan) Tepi Daun 1. Palmatilobus 2. Undulatus 3. Silitus Bentuk Daun 1. Jorong 2. Lonjong 3. Lanset Daun lain 1. Stipula 2. Okhera 3. Daun-daun sangat kecil Modifikasi Daun 1. Duri 2. Tendril 3. Brachtea Urat Daun 1. Penninervis (menyirip) 2. Palminervis (menjari) 3. Rectinervis (sejajar) Macam Buah Buah berdaging 1. drupa Bukti Morfologi Macam bunga 1. Flower (Bunga tunggal) 2. Inflorescence (Perbungaan) Tipe Dasar Perbungaan 1. Cymes (Simosa)

1 1 1 1 2 3 1 4 1 5

1

1 1

1

1

1

1 1 1 1 1 1 1

1

1

1 1 1 1 1

1

1

mengkud u 1 1

Papaya 2

Kemiri 3 1

muni 4 1

namgka 5 1

1

2. Raceme (Rasemosa) Macam Cymes 1. Plelochasium (pleikhasium) Macam Raceme 1. Panicle (panikula) 2. Capitulum (kapitulum) Jumlah Corrola (Mahkota) 1. 5 petal 2. 6 petal 3. 8 petal Jumlah Calyx (Kaliks) 1. 5 setal 2. 6 setal 3. 8 setal Jumlah stamen (benang sari) 1. Jml. Stamen = jml.corolla 2. Jml. Stamen > jml.corolla 3. Jml. Stamen < jml.corolla Letak stamen 1. Poliadelphous (poliadelfus) Panjang relatif stamen 1. sama panjang 2. tidak sama panjang Macam Daun 1. Simple leaf (daun tunggal) 2. Compound leaf (daun majemuk) Susunan daun majemuk 1. decompound 2. lanceolatus 3. obofatus Bukti Morfologi 1. Bipinnate (bipinatus) 2. Bifollolate (bofollolatus) 3. Trifollolate (trifollolatus) 4. Palmatus 5.Digitatopinatus

1

1 1

1

1 1

1

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1

1

1

1 1

1

1

1

1

1

1

1 1 1 1 2 3 1 4 1 5

1

Filotaksis (Letak Daun) 1. Opposite (berhadapan) Tepi Daun 1. Palmatilobus 2. Undulatus 3. Silitus Bentuk Daun 1. Jorong 2. Lonjong 3. Lanset Daun lain 1. Stipula 2. Okhera 3. Daun-daun sangat kecil Modifikasi Daun 1. Duri 2. Tendril 3. Brachtea Urat Daun 1. Penninervis (menyirip) 2. Palminervis (menjari) 3. Rectinervis (sejajar) Macam Buah Buah berdaging 1. drupa

1 1

1

1

1

1 1 1 1 1 1 1

1

1

1 1 1 1 1

1

1

Klasifikasi mengkudu Filum : Angiospermae

Sub filum : Dicotyledoneae Divisio : Lignosae Family : Genus : Rubiaceae Morinda

Spesies : M. citrifolia, L. (Djauhariya, 2003) Habitus perdu atau pohon kecil yang tumbuh membengkok tinggi mencapai 3-8 m, tajuknya suklalu hijau sepanjang tahun. Kayu mengkudu mudah sekali dibelah setelah dikeringkan. Bisa digunakan untuk penopang tanaman lada. Akar memiliki akar tunggang Batang bengkok-bengkok, berdahan kaku, kasar. Kulit batang cokelat keabu-abuan atau cokelat kekuning-kuniangan, berbelah dangkal, tidak berbulu,anak cabangnya bersegai empat.

Berdaun tebal mengkilap. Daun mengkudu terletak berhadap-hadapan. Ukuran daun besarbesar, tebal, dan tunggal. Bentuknya jorong-lanset, berukuran 15-50 x 5-17 cm. tepi daun rata, ujung lancip pendek. Pangkal daun berbentuk pasak. Urat daun menyirip. Warna hiaju mengkilap, tidak berbulu. Pangkal daun pendek, berukuran 0,5-2,5 cm. ukuran daun penumpu bervariasi, berbentuk segi tiga lebar. Daun mengkudu dapat dimakan sebagai sayuran. Nialai gizi tinggi karena banyak mengandung vitamin A. Perbungaan mengkudu bertipe bonggol bulat, bergagang 1-4 cm. Bunga tumbuh di ketiak daun penumpu yang berhadapan dengan daun yang tumbuh normal. Bunganya berkelamin dua. Mahkota bunga putih, berbentuk corong, panjangnya bisa mencapai 1,5 cm. Benang sari tertancap di mulut mahkota. Kepala putik berputing dua. Bunga itu mekar dari kelopak berbentuk seperti tandan. Bunganya putih, harum. Buah Lonjong bulat telur seperti kapsul dan penuh dengan benjolan. Ketika masih mentah berwarna hijau muda, ketika matang agak kekuningan, lembek dan berair. Biji kecilkecil, coklat kehitaman dan banyak. Ukuran: panjang 5-10 cm (Djauhariya, 2006) Mengkudu atau pace (Morinda citrifolia) merupakan salah satu tanam-an obat yang dalam beberapa tahun terakhir banyak peminatnya baik dari kalangan pangusaha agribisnis, mau-pun dari kalangan pengusaha industri obat tradisional, bahkan dari kalangan ilmuwan diberbagai negara. Hal ini disebabkan karena baik secara empiris maupun hasil penelitian medis mem-buktikan bahwa dalam semua bagian tanaman mengkudu terkandung ber-bagai macam senyawa kimia yang ber-guna bagi kesehatan manusia. Peran mengkudu dalam pengobatan tradisio-nal mendorong para peneliti diberbagai belahan dunia melakukan berbagai penelitian mengenai khasiat mengkudu. Popularitas tanaman tersebut terus menyebar ke negara-negara maju se-perti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Australia, Jepang, dan Singapura. In-dustri pengolahan berbahan baku mengkudu terus tumbuh diberbagai negara. Di Indonesia tanaman mengkudu sudah dimanfaatkan sejak jaman da-hulu kala. Menurut silsilahnya bahwa mengkudu merupakan tanaman asli dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Mengkudu tumbuh hampir dise-luruh kepulauan di Indonesia, umum-nya tumbuh liar di pantai laut, di ping-gir hutan, ladang, pinggir jalan dan alir-an air, serta pinggir kampung. Tanam-an ini sengaja ditanam sebagai batas kepemilikan tanah dan untuk kebutuh-an obat keluarga. Penggunaan meng-kudu sebagai obat di Indonesia tercatat dalam cerita pewayangan yang ditulis dalam pemerintahan raja-raja dan para Sunan. Bukti sejarah pemanfaatan mengkudu pada masa itu dapat dilihat dari terdapatnya tanaman mengkudu yang tumbuh di

museum koleksi tanaman obat di keraton bekas kerajaan dan di mesjid-mesjid para sunan. Di Keraton Surakarta misalnya terdapat pohon mengkudu yang umurnya diper-kirakan sudah ratusan tahun (Sudiarto et al., 2003). Dalam pengobatan tradi-sional, mengkudu digunakan untuk obat batuk, radang amandel, sariawan, tekanan darah tinggi, beri-beri, melan-carkan kencing, radang ginjal, radang empedu, radang usus, sembelit, limpa, lever, kencing manis, cacingan, cacar air, sakit pinggang, sakit perut, masuk angin, dan kegemukan (Wijayakusuma et al., 1992). Pada tahun 1993 para peneliti dari Keio University dan The Institute of Biomedical Sciences Jepang mene-mukan zat anti kanker (Damnacanthal) yang terkandung dalam buah meng-kudu. Penelitian terus dilakukan oleh berbagai lembaga di Prancis, Belanda, Jerman, Jepang, Australia, Irlandia, Kanada, Taiwan dan di sebuah pusat kajian ilmu pengatahuan di Amerika Serikat. Universitas Hawaii turut mela-kukan penelitian tentang antitumor dan antikanker merngkudu dan hasilnya di-muat sebuah jurnal ilmiah Procedeeng west Pharmacology Society Journal tahun 1994. Solomon (1998) mela-kukan penelitian terhadap 8000 orang pengguna sari buah mengkudu dengan dibantu oleh 40 dokter dan praktisi medis lainnya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sari buah meng-kudu dapat memulihkan berbagai ma-cam penyakit termasuk penyakit berat seperti jantung, kanker, diabetes, stroke dan sejumlah penyakit lainnya (Djauhariya, 2006) Di dalam buah mengkudu ter-kandung zat-zat yang berkaitan dengan kesehatan dan telah dibuktikan hanya terdapat di dalam mengkudu. Tanaman mengkudu mengandung berbagai vita-min, mineral, enzim alkaloid, ko-faktor dan sterol tumbuhan yang terbentuk secara alamiah. Komposisi kimia yang terkandung dalam tiap bagian meng-kudu tertera pada Tabel 3. Senyawa-senyawa penting dalam mengkudu yang berkaitan dengan kese-hatan. Hasil penelitian Aalbersberg (1993) menyatakan bahwa kandungan karoten pada daun mengkudu lebih tinggi dibanding dengan yang terkan-dung dalam sayuran Brassica cinensis dan Colocasia esculenta. Sedangkan pada bunganya terkandung senyawa glikosida, antrakinon, asam kapron dan asam kaprilat (Bushnel et al, 1950). Senyawa-senyawa yang lebih berperan dalam pengobatan dan kesehatan yaitu yang terkandung dalam buahnya seper-ti asam askorbat yang cukup tinggi dan merupakan sumber vitamin C yang luar biasa. Hasil analisa Solomon (1998) mengemukakan bahwa di dalam 1.000 g sari buah mengkudu terkandung 1.200 mg Vit. C, sehingga berkhasiat sebagai anti oksidan yang sangat baik. Antioksidan

berkhasiat menetralisir partikel-partikel berbahaya (radikal be-bas) yang terbentuk dari hasil sam-pingan dalam proses metabolisme. Ra-dikal bebas dapat merusak sistim keke-balan tubuh dan materi genetik. Selain itu, dari hasil penelitiannya buah meng-kudu juga mengandung zat-zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh seperti karbo-hidrat, protein, vitamin, dan mineral-mineral esensial (Yulinah, 2004).

Klasifikasi Pepaya Divisi; Sub divisi: Kelas: Bangsa: Suku : Marga: Jenis: Spermatophyt Angiospermae Dicotyledonae Cistales Caricaceae Carica Carica papaya L Habitus Perdu, tinggi 10 m. batang tidak berkayu, silindris, berongga, putih kotor. Daun tunggal, bulat, ujung runcing, pangkal bertoreh, tepi bergerigi, diameter 25-75 cm, pertulangan menjari, panjang tangkai 25-100 cm, hijau. Bunga tunggal, bentuk bintang, di ketiak daun, berkelamin satu atau berumah dua. Bunga jantan terletak pada landan yang serupa malai, kelopak kecil, kepala sari berlangkai pendek atau duduk, kuning, mahkota bentuk terompet, tepi bertaju lima, bertabung panjang, putih kekuningan Bunga betina berdin sendiri, mahkota lepas, kepala putik lima, duduk, Dakal buah beruang satu, putih kekuningan. Buni, bulat memanjang, berdaging, masih muda hijau setelah iua jingga. Biji bulat atau bulat panjang, kecil, bagian luar dibungkus selaput yang berisi cairan, masih muda putih setelah tua hitam. Akar tunggang, bercabang, bulat putih kekuningan (Budiyanti, 2007). Khasiat Daun Carica papaya berkhasiat sebagai obat malaria dan menambah nafsu makan. Akar dan bijinya berkhasiat sebagai obat cacing, getah buahnya berkhasiat sebagai obat memperbaiki pencernaan. Untuk obat malaria dipakai 100 gram daun segar Carica papaya, dicuci lalu ditumbuk sampai lumat, ditambahkan 1 gelas air matang, diperas dan disaring. Hasil saringan diminum sekaligus. Kandungan kimia Daun, akar dan kulit batang

Carica papaya mengandung alkaloida, saponin dan tlavonoida, di samping itu daun dan akar juga mengandung politenol dan bijinya mengandung saponin (Broto, 2000). Jika buah pepaya banyak digemari karena rasanya yang manis. Sebaliknya, rasa pahit daun pepaya membuat banyak orang tidak menyukainya. Padahal manfaatnya sangat banyak, sama halnya dengan buah pepaya. Dari beberapa penelitian dijelaskan, batang dan daun pada tumbuhan pepaya mengandung banyak getah putih seperti susu (white milky latex), yang berpeluang dikembangkan sebagai antikanker. Manfaat getah pepaya untuk kesehatan dibuktikan Bouchut secara ilmiah, seperti dikutip Journal Society of Biology, yang menyatakan daun pepaya bersifat antitumor atau kanker. Peran itu dimungkinkan oleh kandungan senyawa karpain, alkaloid bercincin laktonat dengan tujuh kelompok rantai metilen. Dengan konfigurasi itu, tak hanya tumor dan penyakit kulit yang disembuhkan, karpain ternyata juga ampuh menghambat kinerja beberapa mikroorganisme yang menggangu fungsi pencernaan. Sehingga efektif untuk menekan penyebab tifus. Daun pepaya juga mengandun berbagai macam zat, antara lain vitamin A, B1, kalori, protein, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, besi, dan air. Selain itu Lebih dari 50 asam amino terkandung dalam getah pepaya, antara lain asam aspartat, treonin, serin, asam glutamat, prolin, glisin, alanin, valine, isoleusin, leusin, tirosin, fenilalanin, histidin, lysin, arginin, tritophan, dan sistein. Bahan-bahan tersebut biasanya dipadukan dalam bahan baku industri kosmetik untuk menghaluskan kulit, menguatkan jaringan agar lebih kenyal, dan menjaga gigi dari timbunan plak. Selain bermanfaat bagi kulit, daun pepaya terutama dapat digunakan untuk kesehatan wanita antara lain untuk mengobati keputihan, demam akibat nifas, melancarkan haid dan melancarkan air susu ibu (ASI). Klasifikasi tanaman kemiri Division : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Sub class : Rosidae Family : Euphorbiaceae Genus : Reutealis Airy Shaw Species : Reutealis trisperma Morfologi dari Kemiri - Pohon: tinggi antara 10 15 mRanting Batang Daun

- Tajuk: payung - bulat - Percabangan mendatar - Bunga: jantan, betina dan hermaprodit terdapat dalam satu pohon - Penyerbukan: allogami (angin) - Perakaran: dalam dan kuat Kemiri (Aleurites moluccana Willd) berasal dari kepulauan Maluku, dan menurut Burkill (1935) berasal dari Malaysia. Tanaman ini menyebar dari sebelah timur Asia hingga Fiji di kepulauan Pasifik. Di Indonesia kemiri tersebar luas dihampir seluruh wilayah Nusantara. Luasnya penyebaran kemiri di Nusantara terlihat juga dari beragamnya nama daerahnya. Di Sumatera, kemiri disebut kereh, kemili, kembiri, tanoan, kemiling, atau buwa kare; di Jawa, disebut midi, pidekan, miri, kemiri, atau muncang (Sunda); sedangkan di Sulawesi, disebut wiau, lana, boyau, bontalo dudulaa atau saketa. Tanaman kemiri berkembang di Indonesia di daerah-daerah seperti Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Jawa Barat, Kalimanatan Selatan, Kalimanatan Timur, Bali, Lombok, Sulawesi, Maluku, Timor, Kalimantan Barat, Bau-Bau dan sekitarnya. Walaupun tanaman kemiri mudah tumbuhnya, namun sampai saat ini pengusahaannya hanya oleh petani belum dikembangkan secara perkebunan. Areal pertanaman kemiri di Indonesia seluruhnya saat ini mencapai 205.532 ha. Produksi pada tahun 2000 mencapai 74.319 ton, dimana 679 ton diantaranya di eskpor dengan nilai US$ 483.000 (Budiyanti, 2007). Klasifikasi tanaman buni Kingdom: Plantae Subkingdom: Tracheobionta Super Divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Sub Kelas: Rosidae Ordo: Euphorbiales Famili: EuphorbiaceaeTangkai Buah Daun Tangkai daun Buah

Genus: Antidesma Spesies: Antidesma bunius Pohon buah, tinggi 15-30 m. Pohon berbatang sedang ini tersebar di Asia Tenggara dan Australia, di Jawa tumbuh liar di hutan atau ditanam di halaman dan dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 1.400 m dpi. Daun tunggal, bertangkai pendek, bentuknya. bulat telur sungsang sampai lanset, panjang 9-25 cm, tepi rata agak bergelombang, ujung meruncing, pangkal tumpul. Daun muda warnanya hijau muda, setelah tua menjadi hijau tua. Buni berumah dua, bunga dalam tandan, keluar dari ketiak daun atau di ujung percabangan. Buahnya kecil-kecil panjang sekitar 1 cm, bentuknya elips berwarna hijau, biia masak menjadi ungu kehitaman dan rasanya manis sedikit asam. Biji pipih dengan rusuk berbentuk jala. Daun muda rasanya sedikit asam, dapat disayur atau dimakan mentah sebagai lalab. Buah muda dirujak dengan buah lain, sedang yang masak dapat dimakan langsung, diekstrak dengan brandi, dibuat selai atau sirop. Daunnya oteh pembuat jamu disebut mojar, biasa dipakai untuk campuran ramuan jamu kesehatan. Perbanyakan dengan biji atau okulasi (Budiyanti, 2007).

Klasifikasi nangka Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae Kelas Bangsa Suku Marga Jenis : Dicotyledoneae : Urticales : Moraceae : Artocarpus : Artocarpus heterophyllus lamk

Habitus Pohon, tinggi 10-15 m. Batang Simpodial, hijau kotor. Daun Pangkal tumpul, panjang 5-15 cm, lebar 4-5 cm, tangkai panjang + 2 cm, hijau. Bunga Majemuk,

bentukbulir, sllindris, berkelamin dua, di ketiak daun, tangkai bulat memanjang, hijau,bulir betina silindris, ujung berpon-pori, kepala putik pipih. Buah Bum, bulat atau lonjong, hijau kekuningan. Biji bulat telur, berkulit tipis, putih. akar Tunggang, kuning kecoklatan. (Budiyanti, 2007). Nangka merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari India dan menyebar ke daerah tropis termasuk Indonesia. Di Indonesia pohon ini memiliki beberapa nama daerah antara lain nongko/nangka (Jawa, Gorontalo), langge (Gorontalo), anane (Ambon), lumasa/malasa (Lampung), nanal atau krour (Irian Jaya), nangka (sunda). Beberapa nama asing yaitu: jacfruit, jack (Inggris), nangka (Malaysia), kapiak (Papua Nugini), liangka (Filipina), peignai (Myanmar), khnaor (Kamboja), mimiz, miiz hnang (laos), khanun (Thailand), mit (Vietnam) (Rahmad, 2002). Manfaat tanaman nangka adalah Daging buah nangka muda (tewel) dimanfaatkan sebagai makanan sayuran. Tepung biji nangka digunakan sebagai bahan baku industri makanan (bahan makan campuran). Daun muda dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Kayu nangka dianggap lebih unggul daripada jati untuk pembuatan meubel, konstruksi bangunan pembubutan, tiang kapal, untuk tiang kuda dan kandang sapi ( di Priangan), dayung, perkakas, dan alat musik. Pohon nangka dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional (Rahmad, 2002).

Klasifikasi tanaman kelapa Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil) Sub Kelas: Arecidae Ordo: Arecales Famili: Arecaceae (suku pinang-pinangan)

Genus: Cocos Spesies: Cocos nucifera Tanaman Kelapa (pohon) Tinggi pohon kelapa dapat mencapai 15 sampai 30 meter di daerah perkebunan. Batang pohon di lingkari dengan parutan/ goretan bekas daun-daun tua yang sudah rontok. Bagian paling atas dari batang di mahkotai dengan daun-daun berbentuk bunga mawar. Daun kelapa berbentuk bulu yang terbagi dalam lembaranlembaran yang begitu banyak. Panjang daun dapat mencapai 7 meter berisi 250 lembaran. Daun kelapa dapat dibuat menjadi anyaman tikar, tenunan dan digunakan untuk atap. Bunga jantan dan betina berkembang pada tanaman yang sama dengan dahan-dahan yang berbunga. Warna bunga adalah kuning pucat dengan panjang kira-kira 1 cm. Pangkal batang yang berbunga disadap untuk diambil getahnya. Buah kelapa berbentuk lonjong dan dilapisi oleh kulit yang licin yang berwarna hijau terang, jingga cerah atau warna-warna gading. Di bawah lapisan kulit terdapat lapisan serat tebal yang digunakan untuk sabut. Lapisan berikutnya adalah tempurung dari biji yang mempunyai tiga karakteristik 'mata'. Tempurung dapat digunakan untuk membuat arang dan alat-alat makan. Bagian dalam dari tempurung dilapisi oleh lapisan putih yang dapat dimakan, yang disebut daging atau kopra.Daging buah ini juga dibuat menjadi produk kimia, industri dan obat-obatan. Cairan di dalam lubang biji (Budiyanti, 2007). Tanaman kelapa dapat produktif berbuah selama 50 sampai 100 tahun, walaupun hasil terbaik adalah diantara 10 sampai 20 tahun. Kelapa yang dipanen kemudian disimpan sampai serabutnya benar-benar kering. Kemudian serabut kelapa dikeluarkan dari batoknya dengan cara ditancapkan dan kemudian di putar pada sebuah besi yang berujung tajam yang ditancapkan ke dalam tanah dengan kuat. Serabut ini digunakan untuk membuat sabut. Untuk tepung kelapa, santan, minyak dan bentuk-bentuk olahan lainnya, tempurung kelapa dibelah dengan pisau besar / kampak kemudian dagingnya dipisahkan atau dikeluarkan. Minyak dibuat dari kopra yang merupakan daging kelapa yang dikeringkan dan kemudian dapat digiling untuk dibuat bungkil atau minyak untuk produk kosmetik, industri dan obatobatan. Bahan ini merupakan sumber asam laurat yang digunakan untuk membuat deterjen yang lazim seperti sabun, walaupun dihadapkan dengan meningkatnya persaingan dengan minyak-minyak yang lain di pasar dunia. Tempurung digunakan untuk membuat segala

bentuk alat makan, wadah, ukiran dan untuk arang tempurung digunakan untuk pembakaran atau penyaringan (filterisasi). Minyak kelapa juga digunakan sebagai kebutuhan harian rumah tangga, seperti sabun, kosmetik dan shampoo. Hal ini disebabkan karena asam lemak yang terkandung dalam minyak kelapa membuat larutan yang baik untuk krim dan deterjen.Minyak kelapa mengandung asam lemak yang merupakan anti mikroba dan merupakan satu campuran yang disebut 'sukrosa cocoate', yang berfungsi untuk melembabkan. Minyak ini digunakan untuk perawatan kulit seperti untuk meredakan inflamasi misalnya eksim dan psioriasis. Krim untuk kulit kepala dan shampoo mengandung minyak kelapa termasuk zat Cocois dan Capasal. Sukrosa cocoatejuga ditambahkan dalam persiapan farmasi karena dapat membantu tubuh menyerap jenis-jenis obat tertentu. Air kelapa merupakan jenis minuman yang terkenal, yang diambil dari buah yang sudah matang, bernutrisi dan mengandung gula, vitamin E, asam amino dan mineral lainnya. Air kelapa juga merupakan antioksidan. Kelapa tidak berbahaya bagi kesehatan, tapi penggunaan minyak kelapa secara terus-menerus dengan jumlah yang besar tidak disarankan karena minyak ini mengandung lemak jenuh yang berhubungan dengan penyakit jantung. Sabun yang terbuat dari bahan kelapa dapat menyebabkan iritasi pada kulit pada orang yang sensitif terhadap bahan ini. Seorang peneliti pada abad ke 16 mengapresiasikan kebaikan dari buah kelapa dengan menulis "seperti kita mempunyai roti, anggur, minyak dan cuka, dan dari semuanya itu hanya berasal dari satu (sari) pohon kelapa" . Kelapa sesungguhnya merupakan bahan utama dari hidangan Asia Tenggara. Mulai dari manisan, sirup sampai pada kari, makanan berkuah, buah dan bagian lainnya, yang dapat dikonsumsi. Santan dan krim kelapa dibuat dengan cara menuangkan air panas kedalam daging kelapa segar yang sudah digiling dan diperas untuk mengeluarkan cairannya. Santan atau krim dapat ditambahkan air untuk menciptakan perbedaan kekentalan untuk manisan, melezatkan makanan dan produk kue. Santan memberikan tekstur yang unik berasa seperti krim apabila digunakan pada nasi, makanan berkuah dan kari. Santan dan krim dijual dalam bentuk bubuk dan dalam kaleng. Di toko -toko di Inggris kebanyakan dijual dalam kaleng. Proses pembuatan tepung kelapa adalah dicuci, dikukus, diparut kemudian dikeringkan untuk dipakai pada manisan, kue, menjadi pelezat makanan dan untuk makanan kecil. Minyak digunakan untuk memasak, pembuatan margarin, es krim dan

manisan. Minyak kelapa dapat diproses dengan menggunakan kelapa segar atau seringkali dengan memeras daging kelapa kering, yang dikenal dengan kopra. Bola kopra dibuat dengan pengeringan secara perlahan, kemudian kulitnya dikupas kembali dari keseluruhan buah kelapa. Bola kopra ini digunakan untuk manisan pada persiapan sajian untuk upacara keagamaan. Air dari buah kelapa rasanya manis dan saat ini secara komersial disadap dan kemudian diawetkan menjadi minuman. Jantung kelapa dan getah Seperti jenis palma lainnya, jantung dari palma kelapa rasanya lezat. Jantung kelapa yang bertekstur lembut yang berada dipuncak batang, dikenal juga dengan palma kubis (Palm cabbage). Palma kelapa menghasilkan salah satu jantung palma terberat, yang bisa mencapai sampai 12 kg. Getah yang manis, yang disebut 'toddy' disadap dari batang-batang bunga yang belum terbuka. Untuk mengumpulkan getahnya, dasar batang dipukul dengan palu dan dibuat lobang atau celah kecil pada kulit yang menutupi batang-batang bunga. Wadah diletakkan di bawah celah atau lubang untuk menampung cairan yang keluar. Getah ini dapat direbus untuk menambah kelezatan gula aren. Gula aren difermentasikan ke dalam anggur yang mengandung alcohol yang kemudian dapat didestilasi menjadi minuman keras yang disebut arak. Anggur kelapa diproduksi sebagai produk sampingan dari cuka kelapa. Kerajinan Pohon kelapa menghasilkan bahan-bahan seperti serat dan kayu yang digunakan pada bermacam-macam kerajinan di Asia Tenggara. Dari tali dan alas kaki, sampai sikat dan wadah/mangkuk, beberapa dari produk-produk ini dibuat secara tradisional dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari di Asia Tenggara. Produk lainnya disukai oleh para wisatawan atau diekspor ke luar negeri. Sabut adalah serat yang dihasilkan dari kupasan luar dari buah kelapa. Serabut tersebut direndam dalam air sebelum serat dipisahkan. Kemudian serat di ikat menjadi gulungan yang disebut sabut. Sabut kelapa secara tradisional digunakan untuk membuat jaring penangkap ikan dan menjadi ikatan untuk kerangka rumah. Sabut tidak terlalu membengkak apabila direndam dalam air, karena itu tali sabut kelapa dahulu digunakan untuk mengikat dan menyumbat celah antara papan dari badan kapal. Marco Polo menggunakan sabut untuk memasang atau mengikat papan-papan dalam pembuatan kapal. Sabut yang berkualitas terbaik digunakan untuk membuat alas, babut dan karpet. Kualitas yang lebih rendah digunakan untuk membuat tali, sikat dan keset kaki untuk keperluan sehari-hari di negara barat, yakni untuk menggosok kaki. Daun dari pohon kelapa ditenun secara tradisional untuk dibuat keranjang, kipas, topi dan lapik/alas. Daun kelapa

telah dipakai untuk atap rumah dan sapu. Batang kayu kelapa dapat digunakan untuk membuat perabot rumah tangga, peralatan makan dan untuk bangunan. Tempurung kelapa yang keras dibentuk dengan sempurna untuk dibuat tempat minum, sendok, sendok sup, pipa rokok, penghidang salad dan karet latex untuk tatakan mangkuk. Batang kelapa juga dapat diukir untuk dijadikan produk-produk dekoratif seperti bingkai foto Klasifikasi tanaman bambu. Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil) Sub Kelas: Commelinidae Ordo: Poales Famili: poaceae (suku rumput-rumputan) Genus: Bambusa Spesies: Bambusa multiplex pohon bambu tak hanya menarik ketika ditata untuk menghias taman. Pohon berbatang ramping itu juga mengandung filosofi hidup yang berguna untuk manusia. Kita dapat menjumpai pohon bambu dengan murah di sekitar lingkungan. Penampakannya sangat khas, rimbun berumpun dengan batang yang panjang serta daun yang bentuknya mirip rumput. Saat angin berembus, suara dari gesekan daun bambu memancarkan ciri tersendiri. Pohon yang dapat menyejukkan taman rumah ini menyimpan filosofi yang bisa jadi belum diketahui banyak orang. Bambu, yang perubahan wujudnya terbilang lambat, sebetulnya memiliki kekuatan pada akar. Satu hingga tiga tahun, pertumbuhan pohon ini dirasa lambat. Namun, sebenarnya selama kurun waktu tersebut, akar bambu sedang tumbuh dengan pesat sehingga memiliki kekuatan yang luar biasa. Pertumbuhan bambu baru terlihat secara signifikan setelah empat tahun, dengan akar-akarnya yang juga tumbuh subur. Pada tahun kelima, setelah pertumbuhan akarnya selesai, barulah batang bambu akan muncul. Tumbuh menjulang ke langit. Proses kehidupan pohon bambu mengandung arti filosofis buat manusia, yakni betapa fondasi yang kuat sangat diperlukan. Menurut klasifikasinya, bambu

tergolong tanaman rumput. Namun, bambu adalah rumput spektakuler. Tingginya bisa terentang dari 30 cm hingga 30 meter. Bambu sebuah tanaman rumput yang unik. Nah, inilah pelajarannya. Meskipun berlatar tanaman rumput, bambu menjadi beda lantaran karakternya. (Budiyanti, 2007). Bambu tergolong keluarga gramineae, disebut juga dengan giant grass berumpun dan terdiri atas sejumlah batang yang tumbuh secara bertahap. Mulai rebung, batang muda, hingga umur dewasa yang mencapai 4?5 tahun. Bentuk batang bambu berbuku-buku atau beruas. Dia juga berdinding keras, dan di tiap ruasnya ditumbuhi mata tunas atau cabang. Akar bambu berbentuk rimpang berbuku dan beruas. Setiap buku akan ditumbuhi serabut dan tunas yang dapat tumbuh sebagai batang. Menurut arsitek lanskap Bintang Nugroho, pohon bambu adalah tanaman unik yang hampir sama dengan jenis rumput. Pertumbuhannya bertahap, tetapi sangat cepat. Pohon tersebut mempunyai batang tinggi. Daunnya yang seperti rumput mempunyai kesan unik tersendiri, jelas Bintang Bintang menambahkan, bila kita menanam pohon tersebut di taman, nuansa tropis akan tercipta. Hunian pun tentu akan terasa lebih sejuk dan nyaman. Menurut peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Elizabeth A Widjaja, di Indonesia terdapat 160 jenis bambu. Sebanyak 88 jenis di antaranya merupakan bambu endemik atau jenis bambu khas yang terdapat di suatu daerah. Semua jenis bambu itu memiliki berbagai nilai yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Selain untuk kebutuhan perumahan dan perkakas rumah tangga atau tanaman hias, bambu merupakan salah satu jenis pohon yang sangat baik untuk kelestarian lingkungan. Sebagai fungsi pelestari lingkungan yang paling baik, bisa kita buktikan bahwa setiap ada rumpun bambu di sana, sudah pasti ada sumber air, katanya. Begitu banyak keunikan pohon bambu yang kita temui. Menurut jenisnya, bambu ada yang berjenis bambu tali, pohon bambu rebung, bambu gombong, bambu wulung, bambu jepang, dan bambu china. Arsitek Ridwan Kamil mengungkapkan, biasanya pohon bambu jepang mempunyai batang yang pendek, cenderung jarang-jarang atau tidak berumpun. Tingginya pun mudah untuk kita atur, imbuh Ridwan. Klasifikasi tanaman rambutan Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan) Subdivisio : Angiospermae (berbiji tertutup) Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua)

Ordo : Sapindales Familia : Sapindaceace Genus : Nephelium Spesies : Nephelium Lappaceum Linn Rambutan merupakan tanaman tahunan (perennial). Habitus tanaman berbentuk seperti payung, dengan tajuk pohon antara 5 10 m, dan memiliki sistem perakaran yang cukup dalam (Rukmana, 2002). Menurut Mahisworo (2001) Rambutan berakar tunggang yang bercabang-cabang dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil ini ditumbuhi bulubulu akar yang halus karena pengaruh gravitasi (gaya berat). Pohon berbatang lurus, bercabang banyak. Kulit batang berwarna abu-abu kecoklatan. Bentuk percabangan tidak teratur dan rapat. Bentuk tajuk bulat atau tidak beraturan sama sekali. Ranting atau cabang ujung berwarna coklat kusam dengan permukaan kulit berkerut-kerut. Daun rambutan tergolong daun majemuk, bertangkai daun dan kedudukannya berhadap-hadapan dengan jumlah anak daun 2 8 lembar. Anak daun bertangkai pendek (4 10 mm) dengan kedudukan saling bersilangan. Daun rambutan ada yang berwarna hijau kekuningan, hijau gelap, atau hijau laut. Daun rambutan berukuran panjang antara 5 20 cm dan lebar 2,5 4 cm. Bunga rambutan kecil, bulat, hijau kekuningan dan berbulu halus. Bunga jantan dan betina dalam satu malai biasanya terpisah. Tak jarang dalam satu pohon rambutan ditemukan yang hanya jantan dan betina saja. Buah rambutan berbentuk setelah 3 4 bulan berbunga. Tangkai bunga pendek dan tebal. Pada setiap tangkai dari satu buah utama dan satu buah tambahan yang terletak di luar buah pertama. Bijinya keras, berukuran panjang 5,5 4 3,5 cm berdiameter antara 1 1,5 cm, kulit biji tebal, keras, sifatnya mudah sampai sukar terkelupas dari kotiledon (Bagakali, 1994). Divisi:Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Bangsa: Asterales Suku: Asteraceae Marga: Aster Jenis: Aster novi-belgii Asterids paling menunjukkan kombinasi karakteristik bunga berasal. Kelopak menyatu, nomor berkurang benang sari melekat pada mahkota, dan bunga zygomorphic

semua tema biasa ditemui dalam Asterids. Namun, synapomorphy hanya morfologi yang dimiliki oleh semua Asterids adalah adanya lapisan integumen tunggal pada embrio. Seperti saat ini diakui, Asterids mengandung beberapa tanaman yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai Rosids atau Dilleniids. Pada keluarga Asteraceae, mungkin perbungaan paling dimodifikasi ada; dangkal "bunga" dari Asteraceae sebenarnya banyak disk dari banyak ramai, bunga radial simetris, dikelilingi oleh cincin asimetris, ligulate bunga menyerupai kelopak bunga Klasifikasi tanaman soka Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Superdivisio : Spermatophyta Divisio : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub-kelas : Asteridae Ordo : Rubiales Familia : Rubiaceae Genus : Ixora Spesies : Ixora sp. Tanaman ini berasal dari daerah Asia Tropis. Bahkan disinyalir ada yang menyebutkan berasal dari negara Indonesia. Namun sejauh ini belum teruji kebenarannya, yang pasti dengan ditemukannya jenis bunga soka kuno yaitu Ixora javanica di pulau Jawa telah cukup menjadikannya alasan mengapa tanaman tersebut berasal dari negara kita. Dugaan kuat mengenai asal usul tanaman ini lebih cenderung kepada negara India dan China, dimana di dua negera tersebut memiliki beragam jenis tanaman Soka. Penyebaran tanaman Soka ke seluruh wilayah negara bisa jadi tidak terlepas dari peran para pendeta beragama Hindu yang membawanya kemana dia pergi termasuk salah satunya ke negara kita. Perlu diketahui pula bahwa ini ada hubungannya dengan kepercayaan umat Hindu terhadap bunga Soka dimana bunga ini merupakan simbol hidup bersuka hati, sehingga sering digunakan sebagai sesaji untuk persembahan dewa Siwa dan Wisnu. Bunga soka awalnya hanya sebagai tanaman liar type perdu. Dengan penampilan bunganya yang memancar seperti kembang api dan hidup di hutan-hutan liar, tidaklah

mengherankan bila orang-orang Eropa menjulukinya dengan flame of the wood atau api dari hutan. Mungkin karena penampilannya yang menarik tersebut mengundang orang untuk membawanya ke rumah dan mmeliharanya sebagai tanaman hias. Dengan semakin berkembangnya pengetahuan, jenis soka hibrida saat ini telah bermunculan dengan menghadirkan warna-warna bunga yang lebih beragam dan meriah. Secara ringkas dapat dikemukakan morfologi tanaman soka Batang tegak, berkayu bulat, percabangan simpodial, putih kotor. Daun tunggal, lonjong, pangkal meruncing, tepi rata, ujung runcing, pertulangan daun menyirip. bunga majemuk, berwarna merah, berkelamin dua, kelopak bentuk corong, benang sari 4, kepala sari melekat pada mahkota. Akar tunggang, berwarna cokelat. (Budiyanti, 2007).

IV. DAFTAR PUSTAKA Bagakalie. M, 1994. Budidaya Tanaman Rambutan Varietas Unggul. Kanisius: Yogyakarta Broto. Suyanti, 2000. Karakterisasi varietas untuk standarisasi mutu buah pepaya (Carica papaya L). Jurnal Hortikultura vol.2. hal. 41-44. Budiyanti. Tri, 2007. Karakterisasi 88 Aksesi tanaman Koleksi Balai Penelitian Tanaman Buah. Balai Penelitian Tanaman. Solok Djauhariya, E., M. Rahardjo, 2006. Karakterisasi mor-fologi dan mutu buah mengkudu. Bul. Plasma Nutfah. Badan Litbang Pertanian. Dep. Pertanian. Vol. 12. Hal. 1 - 8. Kamad, 2006. Budi daya tanaman kelapa (Cocos nucifera) dan pemanfaatannya. Pengembangan pertanian malang Rahmad, 2002. Budidaya tanaman nangka Artocarpus heterophyllus. Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. ITG budidaya pertanian Rosihan, R. dan E. Djauhariya, 2004. Aspek lahan dan iklim untuk peembangan tanaman mengkudu di Propinsi Lampumh. Pros. Pasilitas Forum Kerjasama Pengembangan Biofarmaka, Yogyakarta Yulinah. Elin,2004. Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.). Unit Bidang Ilmu Farmakologi-Toksikologi Departemen Farmasi FMIPA ITB Bandung