Top Banner
A-157 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011 ANALISA DAMPAK LALU LINTAS HOTEL RICH PALACE A.Yusuf Zuhdi 1 , Rahmad Basuki 2 Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Email: [email protected] AbstrakKota Surabaya sebagaimana terlihat mempunyai permasalahan yang cukup serius di bidang transportasi khususnya lalu lintas. Sehubungan dengan itu akan dibangun gedung baru yaitu Hotel Rich Palace yang berlokasi di Jl. HR Muhammad No. 269-271 Surabaya, Kelurahan Pradah Kalikendal, Kecamatan Dukuh Pakis Surabaya. Dengan adanya rencana pembangunan tersebut tentunya akan terjadi bangkitan lalu lintas baru di kawasan tersebut dan kemudian akan memberikan tambahan volume lalu lintas yang membebani jalan - jalan sekitar Jl. HR Muhammad yang mana pada kondisi saat ini (eksisting) sudah mulai menunjukkan terjadinya kemacetan khususnya pada jam sibuk. Mengacu pada kondisi tersebut dan Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 12 Tahun 2006 tentang Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) Hotel Rich Palace memenuhi kriteria kewajiban untuk melakukan studi Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) sebagai upaya pengendalian dan menentukan teknik manajemen dan rekayasa lalu lintas, untuk meminimalisir terjadinya penurunan tingkat pelayanan dan kinerja ruas jalan maupun persimpangan. Kata kunci: lalu lintas, jam sibuk, Detektor ruas jalan 1. 1. PENDAHULUAN Analisis Dampak Lalu Lintas, untuk selanjutnya disebut Andalalin adalah Studi / Kajian mengenai dampak lalu lintas dari suatu kegiatan dan/atau usaha tertentu yang hasilnya dituangkan dalam bentuk dokumen Andalalin atau Perencanaan Pengaturan Lalu Lintas. Hal ini dikaitkan bahwa setiap perubahan guna lahan akan mengakibatkan berubahan didalam sistem transportasinya. Mall yang besar, stadion, kawasan pemukiman (hunian) atau pusat kegiatan yang baru akan menimbulkan bangkitan lalu lintas dan mempengaruhi lalu lintas yang ada disekitar pusat kegiatan baru tersebut. Dengan adanya kegiatan andalalin maka dapat diperhitungkan seberapa besar bangkitan perjalanan baru yang memerlukan rekayasa lalu lintas dan manajemen lalu lintas untuk mengatasi dampaknya. Pembangunan suatu kawasan atau bangunan baru akan berdampak langsung terhadap lalu lintas disekitar kawasan tersebut. Untuk itu diperlukan data historis lalu lintas yang digunakan sebagai dasar untuk menetapkan pengaruh dari kawasan baru terhadap jalan - jalan disekitarnya. Andalalin ini akan digunakan untuk memperkirakan kondisi lalu lintas mendatang baik untuk kondisi tanpa adanya pembangunan kawasan maupun dengan pembangunan kawasan. Selanjutnya untuk lebih singkatnya mengenai pengertian dari andalalin dapat dilihat pada point – point berikut ini : 1. Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) adalah suatu studi khusus yang menilai efek-efek yang ditimbulkan oleh lalu lintas yang dibangkitkan oleh suatu pengembangan kawasan terhadap jaringan transportasi di sekitarnya; 2. Studi Andalalin Terbatas adalah studi yang meliputi kajian terhadap sirkulasi lalu lintas di bagian dalam kawasan sampai dengan jalan sekeliling kawasan yang dikembangkan, yang merupakan jalan akses ke kawasan tersebut; dan 3. Studi Andalalin adalah studi yang meliputi kajian terhadap jaringan jalan yang terpengaruh oleh pengembangan kawasan, sejauh radius tertentu. 2.1. LATAR BELAKANG Kota Surabaya mempunyai permasalahan yang cukup serius di bidang transportasi khususnya lalu lintas. Permasalahan kemacetan lalu lintas, yang secara konsep sudah terencana dalam program SITNP (Surabaya Integrated Transportation Network Planning) yang telah ditangani oleh Dinas Perhubungan Kota Surabaya. Kemacetan lalu lintas yang terjadi hampir merata di seluruh kawasan Kota Surabaya dapat disebabkan oleh beberapa faktor utama : 1. Pesatnya pertumbuhan lalu lintas harian rata - rata (LHR) per tahun tidak sepadan dengan penambahan kapasitas ruas jalan yang ada di Kota Surabaya; 2. Belum selesainya proyek pembangunan jalan lingkar tengah dan jalan lingkar luar di bagian barat dan timur kawasan Kota Surabaya, sehingga arus lalu lintas masih terkonsentrasi di bagian tengah pusat kota, serta belum terwujudnya Jalan Arteri Sekunder yang membelah kota menuju kawasan barat Kota Surabaya; 3. Budaya kurang tertib dan tidak mematuhi peraturan lalu lintas bagi pemakai jalan akan berdampak langsung terhadap kemacetan lalu lintas; 4. Pengaruh adanya pengembangan suatu kawasan yang semula frekuensi lalu lintasnya rendah menjadi padat; 5. Pengaruh - pengaruh lainnya seperti adanya PKL (Pedagang Kaki Lima) yang menggunakan daerah lebar manfaat jalan sebagai lahan berdagang; dan 6. Kerusakan jalan yang tidak tertangani dengan segera akan menyebabkan laju kendaraan terhambat, sehingga mengakibatkan kemacetan lalu lintas.
15

Andal Lalin

Feb 07, 2016

Download

Documents

Scratch Linux
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Andal Lalin

A-157 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011

ANALISA DAMPAK LALU LINTAS HOTEL RICH PALACE

A.Yusuf Zuhdi 1, Rahmad Basuki2 Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Email: [email protected]

Abstrak— Kota Surabaya sebagaimana terlihat mempunyai permasalahan yang cukup serius di bidang transportasi khususnya lalu lintas.

Sehubungan dengan itu akan dibangun gedung baru yaitu Hotel Rich Palace yang berlokasi di Jl. HR Muhammad No. 269-271 Surabaya, Kelurahan Pradah Kalikendal, Kecamatan Dukuh Pakis Surabaya. Dengan adanya rencana pembangunan tersebut tentunya akan terjadi bangkitan lalu lintas baru di kawasan tersebut dan kemudian akan memberikan tambahan volume lalu lintas yang membebani jalan - jalan sekitar Jl. HR Muhammad yang mana pada kondisi saat ini (eksisting) sudah mulai menunjukkan terjadinya kemacetan khususnya pada jam sibuk.

Mengacu pada kondisi tersebut dan Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 12 Tahun 2006 tentang Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) Hotel Rich Palace memenuhi kriteria kewajiban untuk melakukan studi Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) sebagai upaya pengendalian dan menentukan teknik manajemen dan rekayasa lalu lintas, untuk meminimalisir terjadinya penurunan tingkat pelayanan dan kinerja ruas jalan maupun persimpangan.

Kata kunci: lalu lintas, jam sibuk, Detektor ruas jalan

1. 1. PENDAHULUAN

Analisis Dampak Lalu Lintas, untuk selanjutnya disebut Andalalin adalah Studi / Kajian mengenai dampak lalu lintas dari suatu kegiatan dan/atau usaha tertentu yang hasilnya dituangkan dalam bentuk dokumen Andalalin atau Perencanaan Pengaturan Lalu Lintas. Hal ini dikaitkan bahwa setiap perubahan guna lahan akan mengakibatkan berubahan didalam sistem transportasinya. Mall yang besar, stadion, kawasan pemukiman (hunian) atau pusat kegiatan yang baru akan menimbulkan bangkitan lalu lintas dan mempengaruhi lalu lintas yang ada disekitar pusat kegiatan baru tersebut. Dengan adanya kegiatan andalalin maka dapat diperhitungkan seberapa besar bangkitan perjalanan baru yang memerlukan rekayasa lalu lintas dan manajemen lalu lintas untuk mengatasi dampaknya. Pembangunan suatu kawasan atau bangunan baru akan berdampak langsung terhadap lalu lintas disekitar kawasan tersebut. Untuk itu diperlukan data historis lalu lintas yang digunakan sebagai dasar untuk menetapkan pengaruh dari kawasan baru terhadap jalan - jalan disekitarnya. Andalalin ini akan digunakan untuk memperkirakan kondisi lalu lintas mendatang baik untuk kondisi tanpa adanya pembangunan kawasan maupun dengan pembangunan kawasan.

Selanjutnya untuk lebih singkatnya mengenai pengertian dari andalalin dapat dilihat pada point – point berikut ini : 1. Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) adalah suatu studi khusus yang menilai efek-efek yang ditimbulkan oleh lalu lintas yang dibangkitkan oleh suatu pengembangan kawasan terhadap jaringan transportasi di sekitarnya; 2. Studi Andalalin Terbatas adalah studi yang meliputi kajian terhadap sirkulasi lalu lintas di bagian dalam kawasan sampai dengan jalan sekeliling kawasan yang dikembangkan, yang merupakan jalan akses ke kawasan tersebut; dan 3. Studi Andalalin adalah studi yang meliputi kajian terhadap jaringan jalan yang terpengaruh oleh pengembangan kawasan, sejauh radius tertentu.

2.1. LATAR BELAKANG Kota Surabaya mempunyai permasalahan yang cukup serius di bidang transportasi khususnya lalu lintas. Permasalahan kemacetan lalu lintas, yang secara konsep sudah terencana dalam program SITNP (Surabaya Integrated Transportation Network Planning) yang telah ditangani oleh Dinas Perhubungan Kota Surabaya. Kemacetan lalu lintas yang terjadi hampir merata di seluruh kawasan Kota Surabaya dapat disebabkan oleh beberapa faktor utama :

1. Pesatnya pertumbuhan lalu lintas harian rata - rata (LHR) per tahun tidak sepadan dengan penambahan kapasitas ruas jalan yang ada di Kota Surabaya; 2. Belum selesainya proyek pembangunan jalan lingkar tengah dan jalan lingkar luar di bagian barat dan timur kawasan Kota Surabaya, sehingga arus lalu lintas masih terkonsentrasi di bagian tengah pusat kota, serta belum terwujudnya Jalan Arteri Sekunder yang membelah kota menuju kawasan barat Kota Surabaya; 3. Budaya kurang tertib dan tidak mematuhi peraturan lalu lintas bagi pemakai jalan akan berdampak langsung terhadap kemacetan lalu lintas; 4. Pengaruh adanya pengembangan suatu kawasan yang semula frekuensi lalu lintasnya rendah menjadi padat; 5. Pengaruh - pengaruh lainnya seperti adanya PKL (Pedagang Kaki Lima) yang menggunakan daerah lebar manfaat jalan sebagai lahan berdagang; dan

6. Kerusakan jalan yang tidak tertangani dengan segera akan menyebabkan laju kendaraan terhambat, sehingga mengakibatkan kemacetan lalu lintas.

Page 2: Andal Lalin

A-158 ISBN : 978-979-18342-3-0

Sehubungan dengan itu akan dibangun gedung baru yaitu Hotel Rich Palace yang berlokasi di Jl. HR Muhammad No. 269-271 Surabaya, Kelurahan Pradah Kalikendal, Kecamatan Dukuh Pakis Surabaya sebagaimana terlihat pada Lampiran Gambar 1. Dengan adanya rencana pembangunan tersebut tentunya akan terjadi bangkitan lalu lintas baru di kawasan tersebut dan kemudian akan memberikan tambahan volume lalu lintas yang membebani jalan - jalan sekitar Jl. HR Muhammad yang mana pada kondisi saat ini (eksisting) sudah mulai menunjukkan terjadinya kemacetan khususnya pada jam sibuk. Selanjutnya untuk meminimalisir terjadinya kemacetan lalu lintas akibat adanya Hotel Rich Palace, maka perlu dilakukan studi berupa kajian teknis tentang dampak dari pembangunan Hotel Rich Palace terhadap pengaruh kemacetan serta usulan berupa alternatif penanganannya. Mengacu pada kondisi tersebut dan Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 12 Tahun 2006 tentang Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) Hotel Rich Palace memenuhi kriteria kewajiban untuk melakukan studi Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) maka pihak pengembang dari Hotel Rich Palace menunjuk Tim Andalalin FTSP-ITS (Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya) untuk melakukan studi analisis dampak lalu lintas (ANDALALIN) sebagai upaya pengendalian dan menentukan teknik manajemen dan rekayasa lalu lintas, untuk meminimalisir terjadinya penurunan tingkat pelayanan dan kinerja ruas jalan maupun persimpangan.

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dari pelaksanaan Analisis Dampak

Lalu Lintas (ANDALALIN) adalah untuk dapat mengantisipasi dampak - dampak yang diprediksikan akan ditimbulkan oleh suatu kawasan pengembangan dalam hal ini Hotel Rich Palace terhadap lalu lintas di sekitarnya.

Kemudian yang di jadikan sebagai tujuan dari pekerjaan atau kegiatan andalalin adalah untuk : 1. Memprediksi dampak yang ditimbulkan suatu

pembangunan kawasan; 2. Menentukan bentuk peningkatan/perbaikan

yang diperlukan untuk mengakomodasikan perubahan yang terjadi akibat pengembangan baru;

3. Menyelaraskan keputusan-keputusan mengenai tata guna lahan dengan kondisi lalu lintas, jumlah dan lokasi akses, serta alternatif peningkatan/perbaikan;

4. Mengidentifikasi masalah-masalah yang dapat mempengaruhi putusan pengembang dalam meneruskan proyek yang diusulkan; dan

5. Sebagai alat pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas.

1.4. RUANG LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan Konsultan adalah

melaksanakan pekerjaan studi/kajian dampak lalu lintas akibat Pembangunan Hotel Rich Palace sebagai langkah awal untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat

pembangunan serta cara pemecahannya di kemudian hari, sehingga dampak terhadap lalu lintas yang timbul dapat diminimalisir sekecil mungkin. Lingkup kerja studi meliputi : 1. Pengumpulan data sekunder ringkasan

pembangunan berisi resume Pembangunan Hotel Rich Palace, data pola perjalanan (tingkat bangkitan perjalanan dan asal tujuan perjalanan dari studi sebelumnya);

2. Pengumpulan data primer kondisi prasarana lalu lintas (ruas jalan dan persimpangan) dan tata guna lahan di sepanjang jalan, pencacahan lalu lintas, pengukuran kinerja lalu lintas eksisting, serta tingkat bangkitan perjalanan pembanding;

3. Analisis kondisi eksisting daerah studi yang meliputi: lokasi rencana pembangunan, kondisi infrastuktur transportasi, dan kondisi lalu lintas;

4. Penaksiran kondisi lalu lintas dengan dan tanpa pembangunan Hotel Rich Palace yang dimulai dengan analisis bangkitan lalu lintas, sebaran lalu lintas, dan pembebanan lalu lintas serta pendekatan mikro rekayasa lalu lintas, pejalan kaki, dan angkutan umum; dan

5. Upaya penanggulangan, berisi penanggulangan kondisi lalu lintas pada persimpangan, akses fasilitas henti angkutan umum dan pejalan kaki, serta parkir.

1.5. MANFAAT

Manfaat yang akan diperoleh dari studi ini adalah dihasilkan cara pemecahan masalah dan rekomendasi pada saat beroperasinya pembangunan Hotel Rich Palace hingga periode 5 (lima) tahun setelah dioperasikannya Hotel Rich Palace. Dengan demikian, rekomendasi yang akan disampaikan dalam studi ini akan digunakan sebagai acuan bagi Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas terkait untuk menangani dampak lalu lintas yang timbul akibat adanya bangkitan lalu lintas setelah beroperasinya Hotel Rich Palace tersebut

2.1. GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

Gambaran umum wilayah studi dimaksudkan untuk mengetahui gambaran atau beberapa informasi mengenai rencana pembangunan Hotel Rich Palace, sebagai tindakan atau langkah awal guna melakukan kajian selanjutnya. Adapun beberapa informasi mengenai gambaran umum wilayah studi tersebut akan dijelaskan pada sub bab berikut. 2.1.1. Lokasi Studi

Lokasi rencana pembangunan Hotel Rich Palace berada di Kelurahan Pradah Kalikendal dan Kecamatan Dukuh Pakis. Lokasi Kelurahan Pradah Kalikendal, Kecamatan Dukuh Pakis berdekatan dengan beberapa ruas jalan dan juga berdekatan dengan beberapa persimpangan yang mana diperkirakan akan berpengaruh langsung terhadap rencana pembangunan Hotel Rich Palace ini. Pada kegiatan atau studi ini merencanakan evaluasi terhadap kinerja jaringan jalan disekitar Hotel Rich Palace yang meliputi :

1. Bundaran Satelit;

Page 3: Andal Lalin

A-159 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011

2. Persimpangan Jl. Raya Darmo Permai Selatan – Jl. HR Muhammad – Jl. Raya Darmo Permai II – Jl. Bukit Darmo Boulevard; 3. Ruas Jl. Mayjen Sungkono; 4. Ruas Jl. Kupang Indah Raya; 5. Akses Jalan TOL Surabaya-Gempol; 6. Ruas Jl. Darmo Baru Barat Raya; 7. Ruas Jl. Bukit Darmo Raya; 8. Ruas Jl. Darmo Permai Timur; 9. Ruas Jl. Darmo Permai 1; 10. Ruas Jl. Darmo Permai 2; 11. Ruas Jl. Darmo Permai Selatan Raya; 12. Ruas Jl. Bukit Darmo Boulevard; 13. Ruas Jl. Putat Gede Timur.

Beberapa persimpangan dan ruas jalan diatas adalah persimpangan dan ruas jalan yang diperkirakan terpengaruh langsung akibat pembangunan Hotel Rich Palace, untuk lebih jelasnya mengenai lokasi persimpangan dan ruas jalan yang di evaluasi dapat dilihat pada Lampiran Gambar 2.

2.1.2. Batas Wilayah Studi Lokasi persil rencana pembangunan Hotel Rich Palace berada di Jl. HR Muhammad No. 269-271 Kelurahan Pradah Kalikendal dan Kecamatan Dukuh Pakis. Kondisi lahan untuk lokasi proyek merupakan tanah kosong dan disekitar lokasi rencana pembangunan Hotel Rich Palace didominasi untuk perdagangan jasa dan perumahan. Secara lebih terperinci, lokasi rencana pembangunan Hotel Rich Palace berbatasan dengan :

1. Sisi utara dibatasi oleh : Ruas Jl. HR Muhammad; 2. Sisi selatan dibatasi oleh : Pemukiman; 3. Sisi timur dibatasi oleh : Pemukiman; dan 4. Sisi barat dibatasi oleh : Toko buku Uranus, Gereja.

Ruas jalan dan bangunan-bangunan tersebut merupakan batas wilayah dari rencana pembangunan Hotel Rich Palace, untuk lebih jelasnya mengenai batas wilayah Hotel Rich Palace dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut.

Sumber : Google Earth

Gambar 2.1 Batas Wilayah Rencana Hotel Rich Palace

2.1.3. Penggunaan Lahan Hotel Rich Palace Tata ruang dan tata guna lahan di sekitar lokasi rencana Hotel Rich Palace didominasi untuk perdagangan jasa dan perumahan. Lokasi Pembangunan Hotel Rich Palace terletak di Jl. HR Muhammad No.

269-271 Surabaya, yang mana berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Surabaya 2012 diperuntukan untuk kegiatan perdagangan jasa. Dengan kondisi tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap pola pergerakan lalu lintas orang maupun lalu lintas barang.

Hotel Rich Palace mempunyai aktifitas atau diperuntukan untuk jasa penginapan/hunian. Rencana pembangunan Hotel Rich Palace berdiri diatas bekas bangunan pemukiman dengan luas lahan ± 3.216,40 m² dengan perincian sebagai berikut :

� Luas Tanah : ± 3.216,40 m² � Terpotong GS : ± 263,90 m² � Sisa : ± 2.997,50 m²

Kemudian untuk lebih jelasnya mengenai peruntukan lahan di sekitar Hotel Rich Palace dapat dilihat pada Lampiran Gambar 3.

2.2. SISTEM LALU LINTAS WILAYAH STUDI

Sistem lalu lintas yang akan dijelaskan pada sub bab berikut ini antara lain mengenai jaringan jalan yang ada pada sekitar wilayah studi, angkutan umum yang melewati sekitar wilayah studi, perparkiran, fasilitas untuk pejalan kaki atau trotoar dan rambu – rambu lalu lintas yang tersedia di sekitar wilayah studi pada saat ini. 2.2.1. Sistem Jaringan Jalan Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan hierarki. Sistem jaringan jalan disusun dengan mengacu pada rencana tata ruang wilayah dan dengan memperhatikan keterhubungan antar kawasan dan / atau dalam kawasan perkotaan, dan kawasan perdesaan. Sistem jaringan jalan dibagi menjadi dua bagian yaitu sistem jaringan jalan primer dan jaringan jalan sekunder, untuk lebih jelasnya sebagai berikut:

1. Sistem jaringan jalan primer Sistem jaringan jalan primer disusun berdasarkan rencana tata ruang dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan sebagai berikut:

� menghubungkan secara menerus pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan lokal sampai ke pusat kegiatan lingkungan; dan � menghubungkan antarpusat kegiatan nasional.

Jalan Arteri Primer , menghubungkan kota jenjang kesatu, yang terletak berdampingan, atau menghubungkan kota jenjang ke satu dengan kota jenjang kedua.

a. Didesain paling rendah dengan kecepatan 60 km/jam; b. Lebar badan jalan tidak kurang dari 8 meter; c. Kapasitas lebih besar dari volume lalu lintas rata – rata; d. Lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu lintas ulang alik, lalu lintas lokal dan kegiatan lokal;

JL. HR

Pe

Toko

Pem

Page 4: Andal Lalin

A-160 ISBN : 978-979-18342-3-0

e. Jumlah jalan masuk, jalan arteri primer, dibatasi secara efisien sehingga kecepatan 60 km/jam dan kapasitas besar tetap terpenuhi; dan f. Persimpangan pada jalan arteri primer harus dapat memenuhi ketentuan kecepatan dan volume lalu lintas.

Jalan Kolektor Primer , menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang kedua, atau menghubungkan kota jenjang ke satu dengan kota jenjang ketiga, atau menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang ketiga.

a. Didesain untuk kecepatan paling rendah 40 km/jam; b. Lebar badan jalan tidak kurang dari 7,00 meter; c. Kapasitas sama atau lebih besar dari volume lalu lintas rata – rata; d. Jumlah jalan masuk dibatasi, dan direncanakan sehingga dapat dipenuhi kecepatan paling rendah 40 km/jam; dan e. Jalan kolektor primer, tidak terputus walaupun memasuki kota.

Jalan Lokal Primer , menghubungkan kota jenjang ke tiga dengan kota jenjang ketiga, atau menghubungkan kota jenjang kedua dengan persil, atau menghubungkan jenjang ketiga dengan persil.

a. Didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 20 km/jam; b. Lebar badan jalan tidak kurang dari 6,00 meter; dan c. Jalan lokal primer tidak terputus, walaupun memasuki desa.

2. Sistem jaringan jalan sekunder Sistem jaringan jalan sekunder disusun berdasarkan rencana tata ruang wilayah kabupaten / kota dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan yang menghubungkan secara menerus kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga, dan seterusnya sampai ke persil. Jalan Arteri Sekunder, menghubungkan kawasan primer dengan kawasan sekunder kesatu, atau menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua.

a. Didesain berdasarkan kecepatan paling rendah 30 km/jam; b. Kapasitas sama atau lebih besar dari volume lalu lintas; c. Lebar badan jalan rata – rata tidak kurang dari 8 meter; d. Pada jalan arteri sekunder, lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat; dan e. Persimpangan jalan dengan pengaturan tertentu harus memenuhi kecepatan tidak kurang dari 30 km/jam.

Jalan Kolektor Sekunder, menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder kedua, atau menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga.

a. Didesain berdasarkan kecepatan paling rendah 20 km/jam; dan

b. Lebar badan jalan tidak kurang dari 7,00 meter.

Jalan Lokal Sekunder, menghubungkan kawasan sekunder kesatu denga perumahan, atau menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan perumahan, atau menghubungkan kawasan kawasan sekunder ketiga dengan perumahan.

a. Didesain berdasarkan kecepatan paling rendah 10 km/jam; b. Lebar badan jalan tidak kurang dari 5,00 meter; c. Dengan kecepatan paling rendah 10 km/jam, bukan diperuntukkan untuk roda tiga atau lebih; dan d. Yang tidak diperuntukkan kendaraan roda tiga atau lebih harus mempunyai lebar jalan tidak kurang dari 3,50 meter.

Pada sekitar wilayah studi dalam hal ini adalah Hotel Rich Palace jaringan jalan sekitar didominasi oleh jaringan jalan arteri dan lokal, adapun beberapa ruas jalan disekitar wilayah studi yang ditinjau adalah sebagai berikut :

1. Ruas Jl. Mayjen Sungkono masuk kategori jalan arteri sekunder; 2. Ruas Jl. Kupang Indah Raya masuk kategori jalan kolektor sekunder; 3. Akses Jalan TOL Surabaya-Gempol; 4. Ruas Jl. HR Muhammad masuk kategori jalan arteri sekunder; 5. Ruas Jl. Darmo Baru Barat masuk kategori jalan kolektor sekunder; 6. Ruas Jl. Bukit Darmo Raya masuk kategori jalan kolektor sekunder; 7. Ruas Jl. Darmo Permai Timur masuk kategori jalan kolektor sekunder; 8. Ruas Jl. Putat Gede Timur masuk kategori jalan lokal; 9. Ruas Jl. Darmo Permai I masuk kategori jalan kolektor sekunder; 10. Ruas Jl. Darmo Permai Selatan masuk kategori jalan kolektor sekunder; 11. Ruas Jl. Darmo Permai II masuk kategori jalan kolektor sekunder; 12. Ruas Jl. Bukit Darmo Boulevard masuk kategori jalan arteri sekunder;

Untuk lebih jelasnya mengenai jaringan jalan yang ada pada sekitar wilayah studi dapat dilihat pada Lampiran Gambar 4. 2.2.2. Angkutan Umum

Angkutan umum adalah pemindahan orang dan/atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan umum dengan dipungut bayaran baik langsung maupun tidak langsung. Beberapa istilah dalam angkutan umum adalah sebagai berikut (berdasarkan KM 35 Tahun 2003) :

1. Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan kendaraan umum yang mempunyai asal – tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak berjadwal; 2. Jaringan trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi satu kesatuan jaringan pelayanan angkutan orang; dan

Page 5: Andal Lalin

A-161 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011

3. Terminal, adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan orang dan/atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan transportasi.

Salah satu sarana perkotaan yang penting untuk dimiliki oleh sebuah kota adalah keberadaan angkutan umum sebagai moda transportasi bagi penduduk/warga kota untuk melakukan pergerakannya dalam struktur ruang kota. Transportasi angkutan umum bagi suatu kota besar seperti Surabaya mutlak adanya karena kompleksitas kebutuhan perjalanan ke tempat pendidikan, ke tempat kerja, ke pusat-pusat pendidikan maupun perjalanan yang bertujuan sosial kemanusiaan. Oleh karena itu perlu di analisa dan diatur sebaik mungkin penggunaan rute jalan yang sama antar beberapa angkutan umum yang ada. Ruas jalan di sekitar wilayah Pembangunan Hotel Rich Palace dilalui oleh kendaraan penumpang umum dalam kota. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai angkutan umum yang melayani ruas jalan sekitar wilayah studi maka nantinya pada tahap Analisis Kinerja Lalu Lintas akan dilakukan survey terhadap angkutan umum yang melewati atau mempunyai jalur di depan lokasi Hotel Rich Palace, yaitu pada ruas Jl. HR Muhammad. 2.2.3. Parkir

Yang dimaksud parkir adalah keadaan tidak bergerak pada suatu kendaraan yang bersifat sementara karena ditinggalkan oleh pengemudinya. Secara hukum dilarang untuk parkir di tengah jalan raya, namun parkir di sisi jalan umumnya diperbolehkan. Fasilitas parkir dibangun bersama-sama dengan kebanyakan gedung, untuk memfasilitasi kendaraan pemakai gedung. Termasuk dalam pengertian parkir adalah setiap kendaraan yang berhenti pada tempat - tempat tertentu baik yang dinyatakan dengan rambu lalu lintas ataupun tidak, serta tidak semata - mata untuk kepentingan menaikkan dan/atau menurunkan orang dan/atau barang. Ada tiga jenis utama parkir, yang berdasarkan mengaturan posisi kendaraan, yaitu parkir paralel, parkir tegak lurus, dan parkir miring. Fasilitas parkir untuk umum di luar badan jalan dapat berupa taman parkir dan/atau gedung parkir. Penetapan lokasi dan pembangunan fasilitas parkir untuk umum, dilakukan dengan memperhatikan rencana umum tata ruang daerah, keselamatan dan kelancaran lalu lintas, kelestarian lingkungan, dan kemudahan bagi pengguna jasa. Beberapa kebijakan parkir yang diterapkan diberbagai negara antara lain:

1. Kebijakan tarip parkir yang ditetapkan berdasarkan lokasi dan waktu, semakin dekat dengan pusat kegiatan/kota tarip lebih tinggi, demikian juga semakin lama semakin tinggi. Kebijakan ini diarahkan untuk mengendalikan jumlah pemarkir dipusat kota/pusat kegiatan dan mendorong penggunaan angkutan umum; 2. Kebijakan pembatasan ruang parkir, terutama didaerah pusat kota ataupun pusat kegiatan. Kebijakan ini biasanya dilakukan pada parkir dipinggir jalan yang tujuan utamanya untuk melancarkan arus lalu lintas, serta pembatasan ruang

parkir diluar jalan yang dilakukan melalui IMB/Ijin Mendirikan Bangunan; dan 3. Kebijakan penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggar ketentuan dilarang parkir dan dilarang berhenti serta pemarkir diluar tempat yang ditentukan untuk itu.

Lahan untuk parkir kendaraan merupakan hal yang tidak dapat diabaikan didalam perencanaan suatu kota. Lahan parkir tersebut dimaksudkan untuk mengantisipasi penggunaan pada kawasan-kawasan yang mempunyai beragam kegiatan yang ditempatkan dalam ruang yang tidak terlepas dari keterbatasan lahan yang tersedia atau kurangnya lahan parkir kendaraan. Pada kondisi saat ini ruas jalan di sekitar lokasi Pembangunan Hotel Rich Palace yaitu di Jl. HR Muhammad banyak dijumpai tempat parkir diluar gedung (on street) kendaraan roda empat dikarenakan kawasan studi merupakan daerah yang mempunyai aktifitas kegiatan sebagai perdagangan jasa, dimana banyak kendaraan memerlukan waktu tunggu untuk melakukan aktifitasnya. Hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap kapasitas jalan dan kecepatan perjalanan di Jl. HR Muhammad.

Gambar 2.2 Parkir Tepi Jalan Pada Ruas Jl. HR Muhammad

2.2.4. Trotoar Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan jalan dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin keamanan pejalan kaki yang bersangkutan. Para pejalan kaki berada pada posisi yang lemah jika mereka bercampur dengan kendaraan, maka mereka akan memperlambat arus lalu lintas. Oleh karena itu, salah satu tujuan utama dari manajemen lalu lintas adalah berusaha untuk memisahkan pejalan kaki dari arus kendaraan bermotor, tanpa menimbulkan gangguan-gangguan yang besar terhadap aksesibilitas dengan pembangunan trotoar. Perlu tidaknya trotoar dapat di identifikasikan oleh volume para pejalan kaki yang berjalan dijalan, tingkat kecelakaan antara kendaraan dengan pejalan kaki dan pengaduan/permintaan masyarakat. Fasilitas pejalan kaki berupa trotoar ditempatkan di:

1. Daerah perkotaan secara umum yang tingkat kepadatan penduduknya tinggi;

Page 6: Andal Lalin

A-162 ISBN : 978-979-18342-3-0

2. Jalan yang memiliki rute angkutan umum yang tetap; 3. Daerah yang memiliki aktifitas kontinyu yang tinggi, seperti misalnya jalan-jalan dipasar dan pusat perkotaaan; 4. Lokasi yang memiliki kebutuhan/permintaan yang tinggi dengan periode yang pendek, seperti misalnya stasiun-stasiun bis dan kereta api, sekolah, rumah sakit, lapangan olah raga; dan 5. Lokasi yang mempunyai permintaan yang tinggi untuk hari-hari tertentu, misalnya lapangan/gelanggang olah raga, masjid.

Selain itu dengan adanya trotoar juga sering membawa dampak yang negative, yaitu timbulnya PKL, parkir liar maupun kegiatan lain yang menyalah gunakan fungsi dari trotoar. Hal ini perlu ditinjau lebih lanjut agar trotoar berfungsi sebagaimana mestinya. Dengan adanya rencana Pembangunan Hotel Rich Palace keberadaan trotoar sangat diperlukan karena ditinjau dari fungsi bangunan, nantinya dengan dioperasikannya Hotel Rich Palace tentu banyak dijumpai pejalan kaki. Pada saat ini ketersediaan fasilitas pejalan kaki dalam hal ini trotoar pada sekitar wilayah studi yang ditinjau adalah sebagai berikut.

1. Ruas Jl. Mayjen Sungkono : Tersedia 2. Ruas Jl. Kupang Indah Raya : Tidak Tersedia 3. Akses Jalan TOL Surabaya-Gempol : Tersedia 4. Ruas Jl. HR Muhammad : Tersedia & Tidak

Tersedia 5. Ruas Jl. Darmo Baru Barat : Tidak

Tersedia 6. Ruas Jl. Bukit Darmo Raya : Tidak Tersedia 7. Ruas Jl. Darmo Permai Timur : Tidak Tersedia 8. Ruas Jl. Putat Gede Timur : Tidak

Tersedia 9. Ruas Jl. Darmo Permai I : Tidak

Tersedia 10. Ruas Jl. Darmo Permai Selatan : Tersedia 11. Ruas Jl. Darmo Permai II : Tersedia 12. Ruas Jl. Bukit Darmo Boulevard : Tersedia

Gambar 2.3

Ruas Jl. Darmo Permai 1 Tidak Tersedia Trotoar

Gambar 2.4

Ruas Jl. Bukit Darmo Raya Tidak Tersedia Trotoar

Gambar 2.5

Ruas Jl. HR Muhammad Tersedia Trotoar

Gambar 2.6

Ruas Jl. HR Muhammad Tidak Tersedia Trotoar

2.2.5. Rambu Lalu Lintas Secara umum Pengertian rambu-rambu adalah salah satu alat perlengkapan jalan dalam bentuk tertentu yang memuat lambang, huruf, angka, kalimat dan/atau perpaduan diantaranya, yang digunakan untuk memberikan peringatan, larangan, perintah dan petunjuk bagi pemakai jalan. Berdasarkan jenis pesan yang disampaikan, rambu lalu lintas dapat dikelompokkan menjadi rambu-rambu sebagai berikut :

1. Rambu peringatan adalah rambu yang memperingatkan adanya bahaya agar para pengemudi berhati-hati dalam menjalankan kendaraannya.

Page 7: Andal Lalin

A-163 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011

Misalnya: Rambu yang menunjukkan adanya lintasan kereta api, atau adanya simpangan berbahaya bagi para pengemudi; 2. Rambu petunjuk dalah rambu yang memberikan petunjuk atau keterangan kepada pengemudi atau pemakai jalan lainnya, tentang arah yang harus ditempuh atau letak kota yang akan dituju lengkap dengan nama dan arah letak itu berada; dan 3. Rambu larangan dan perintah adalah rambu ini untuk melarang/memerintah semua jenis lalu lintas tertentu untuk memakai jalan, jurusan atau tempat-tempat tertentu. Misalnya:

a. Rambu dilarang berhenti; b. Kendaraan harus lewat jalur tertentu; dan c. Semua kendaraan dilarang lewat.

Menurut cara pemasangan dan sifat pesan yang akan disampaikan maka secara garis besar sistem perambuan dapat dikelompokkan atas:

1. Rambu tetap; dan 2. Rambu tidak tetap.

Yang dimaksud dengan rambu tetap adalah semua jenis rambu yang ditetapkan menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan yang dipasang secara tetap, sedangkan rambu tidak tetap adalah rambu yang dipasang dan berlaku hanya beberapa waktu, dapat ditempatkan sewaktu - waktu dan dapat dipindah - pindahkan. Rambu – rambu lalu lintas yang sudah ada sudah cukup baik tetapi penerapan atas hal diatas sangat kurang (banyak yang melanggar rambu lalu lintas). Hal ini perlu diperhatikan dengan seksama karena pada umumnya perilaku masyarakat yang kurang mematuhi rambu – rambu lalu lintas sehingga kemacetan yang terjadi sering terjadi karena masalah ini. Adapun rambu – rambu yang ada di sekitar Wilayah Studi adalah sebagai berikut:

1. Rambu larangan parkir; 2. Rambu petunjuk mengikuti lajur yang wajib dilewati; 3. Dan lain-lain

Dengan adanya pembangunan Hotel Rich Palace yang mana mempunyai fungsi sebagai tempat penginapan/hunian, maka perubahan atau penambahan rambu – rambu lalu lintas perlu ditinjau lebih lanjut. Untuk prediksi perubahan atau penambahan rambu – rambu lalu lintas akan dijelaskan pada Dokumen Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas. Rambu – rambu lalu lintas yang tersedia di sekitar wilayah studi pada saat ini dapat dilihat pada gambar dokumentasi berikut.

Gambar 2.7 Rambu Lalu Lintas Ruas Jl. HR Muhammad

Gambar 2.8 Rambu Lalu Lintas Bundaran Satelit

2.3. ASAL DAN TUJUAN PERJALANAN Asal dan tujuan perjalanan dilihat dari pola pergerakan lalu lintas pada jaringan jalan yang menghubungkan zona - zona Lalu lintas di sekitar lokasi Royal Square . Dalam hal ini wilayah kajian dibagi menjadi 4 (empat) zona lalu lintas, yaitu : Zona 1 adalah pergerakan lalu lintas asal dan tujuan dari dan ke wilayah-wilayah yang berkemungkinan melewati Jl. Mayjen Sungkono;

Zona 2 adalah pergerakan lalu lintas asal dan tujuan dari dan ke wilayah-wilayah yang berkemungkinan melewati Jl. Kupang Indah Raya;

Zona 3 adalah pergerakan lalu lintas asal dan tujuan dari dan ke wilayah-wilayah yang berkemungkinan melewati Akses Jalan TOL Surabaya-Gempol;

Zona 4 adalah pergerakan lalu lintas asal dan tujuan dari dan ke wilayah-wilayah yang berkemungkinan melewati Jl. Darmo Baru Barat;

Zona 5 adalah pergerakan lalu lintas asal dan tujuan dari dan ke wilayah-wilayah yang berkemungkinan melewati Jl. Bukit Darmo Raya;

Zona 6 adalah pergerakan lalu lintas asal dan tujuan dari dan ke wilayah-wilayah yang berkemungkinan melewati Jl. Darmo Permai Timur;

Zona 7 adalah pergerakan lalu lintas asal dan tujuan dari dan ke wilayah-wilayah yang berkemungkinan melewati Jl. Darmo Permai I;

Zona 8 adalah pergerakan lalu lintas asal dan tujuan dari dan ke wilayah-wilayah yang berkemungkinan melewati Jl. Darmo Permai II;

Zona 9 adalah pergerakan lalu lintas asal dan tujuan dari dan ke wilayah-wilayah yang berkemungkinan melewati Jl. Darmo Permai Selatan; dan

Zona 10 adalah pergerakan lalu lintas asal dan tujuan dari dan ke wilayah-wilayah yang berkemungkinan melewati Jl. Bukit Darmo Boulevard;

Page 8: Andal Lalin

A-164 ISBN : 978-979-18342-3-0

Pembagian zona studi dapat dilihat pada gambar 2.9.

Gambar 2.9 Asal Tujuan Perjalanan Antar Zona Yang Ditinjau

METODOLOGI

3.1. UMUM

Pada pekerjaan ini, konsultan menimbang perlunya menyusun metodologi studi. Metodologi ini diharapkan mampu digunakan untuk memadukan seluruh proses pekerjaan secara sistematis dengan tujuan tercapainya sasaran dan tujuan studi. Pendekatan studi yang dipergunakan konsultan berturut - turut adalah metoda pengumpulan data, metodologi analisis pemodelan transportasi, serta metode pendekatan mikro analisis kinerja sistem transportasi.

3.2. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.2.1. Pengumpulan Data Sekunder Tahap awal dari pekerjaan ini ialah mengumpulkan data sekunder berupa data resume usulan Pembangunan Hotel Rich Palace, data jaringan jalan, data tata guna lahan sekitar, serta tingkat bangkitan perjalanan dari tataguna lahan serupa dengan yang diusulkan untuk daerah Surabaya. Data tersebut dipergunakan untuk menentukan wilayah kajian atau daerah dampak, membangun model jaringan jalan serta menentukan langkah kerja lebih lanjut dalam rangka survey-survey lalu lintas primer. 3.2.2. Survey-Survey Primer Survey yang dilakukan pada kegiatan Studi Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Hotel Rich Palace ini meliputi kelompok survey Inventarisasi (Inventory Survey), kelompok survey Pencacahan Lalu Lintas (Traffic Counting Survey), dan kelompok survey Tarikan Perjalanan (Trips Attraction Survey), serta kelompok survey Asal Tujuan Perjalanan (Origin Destination Survey). Kemudian metode yang digunakan pada survey yang dilakukan tersebut yaitu dengan penghitungan, pengukuran (walking measures/whell-meter), pencatatan secara manual, dan wawancara

kepada responden atau pencatatan plat nomor kendaraan yang melintas di titik survey. Kelompok Survey Inventarisasi meliputi survey-survey Inventarisasi Jaringan Jalan (Road and Traffic Control Devices Inventories), Inventarisasi Geometrik Persimpangan (Junction Geometric Inventory), serta Inventarisasi Pengaturan Sinyal (Signal Plan Inventory). Untuk survey Pencacahan Lalu Lintas meliputi Survey Pencacahan Lalu Lintas Membelok (Classified Turning Movement Count). Sedangkan untuk kelompok Survey Tarikan Perjalanan dilakukan dengan menghitung jumlah keluar masuk pengunjung dalam satuan orang/jam maupun kendaraan/jam pada gedung pembanding. Dan untuk kelompok Survey Asal dan Tujuan Perjalanan dilakukan dengan melakukan pencatatan plat nomor kendaraan untuk mengetahui kemungkinan lokasi - lokasi yang merupakan pembangkit perjalanan yang melakukan perjalanan menuju Pembangunan Hotel Rich Palace.

Gambar. 3.1

Pola Pikir Pengumpulan dan Pengolahan Data

Secara garis besar, jenis dan metode survey selengkapnya disajikan pada Tabel 3.1. berikut:

Pengumpulan Data Sekunder

Penetapan Daerah Dampak

Survey-Survey Primer

Model Bangkitan

Model Penyebaran

Model

Pemilihan

Model Pembebanan

Validasi Model

Model Jaringan Jalan (Base

Pembangunan Model Jaringan

Page 9: Andal Lalin

A-165 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011

Tabel 3.1. Jenis dan Metoda Survey Pekerjaan Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Hotel Rich Palace 3.2.3. Pelaksanaan Survey Dalam proses pelaksanaan survey yang dilakukan pada kegiatan Studi Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Hotel Rich Palace meliputi beberapa tahap sebagai berikut :

1. Persiapan Survey Pada tahap kegiatan pelaksanaan survey lapangan diawali dengan persiapan yang meliputi penyiapan alat – alat survey, pelatihan tenaga surveyor, penetapan lokasi definitif titik-titik survey, dan alokasi waktu serta pembagian titik bagi surveyor. 2. Survey Pendahuluan Sebelum tahap survey lapangan dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan peninjauan lapangan dan survey pendahuluan. Maksud dilaksanakannya survey pendahuluan ini ialah untuk :

a. Menyiapkan perlengkapan survey, yang mencakup peta lokasi, peralatan survey dan formulir survey. b. Mempelajari peta lokasi dan cara pengisian formulir survey.

c. Menguji coba pengisian formulir survey. 3. Metoda Survey

a. Survey Inventarisasi Jalan (Roadway Inventory) Survey ini dimaksudkan untuk mendapatkan data inventarisasi tentang elemen penampang melintang jalan, pengaturan lalu lintasnya, dan tata guna lahan pinggir jalan. Dari data inventarisasi ini selanjutnya akan ditaksir kapasitas ruas jalan serta pola pengaturan lalu lintasnya.

Metoda yang dipergunakan di dalam survey ini ialah dengan melakukan pengukuran dan pencatatan di dalam sketsa peta lokasi yang sudah disediakan. Pengukuran elemen penampang melintang dilakukan tiap 25 meter. Alat bantu ukur yang dipergunakan adalah walking measures/wheel meter. b. Survey Inventarisasi Geometrik Persimpangan (Junction Inventory) Survey ini dimaksudkan untuk mendapatkan data inventarisasi tentang properti geometrik persimpangan dan pengaturan lalu lintasnya serta tata guna lahan di sekitar lokasi persimpangan. Berdasarkan data inventarisasi ini selanjutnya dapat ditaksir arus jenuh dari tiap pendekat (lengan simpang) serta pola pengaturan lalu lintasnya.

Metoda yang dipergunakan di dalam survey ini ialah dengan melakukan pengukuran dan pencatatan di dalam sketsa peta lokasi yang sudah disediakan. Alat bantu ukur yang dipergunakan adalah roll meter/wheel meter. c. Survey Pencacahan Lalu Lintas Persimpangan (Classified Turning Movement Counting) Survey pencacahan lalu lintas persimpangan dilakukan untuk mendapatkan data volume gerakan membelok, distribusi gerakan lalu lintas, dan volume (membelok) jam perencanaan. Pencacahan lalu lintas dilakukan terpisah untuk masing-masing lengan dan arah lalu lintas. Untuk mendapatkan variasi volume dalam sehari telah dilaksanakan survey pada hari kerja (antara selasa – kamis) selama 8 jam dan pada hari libur (antara sabtu – minggu) selama 8 jam. Mengacu pada MKJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesia) 1997 untuk jalan perkotaan maka di dalam survey ini kendaraan dikelompokkan ke dalam 4 kelas sebagai berikut: 1. LV (Light Vehicle) Kendaraan Ringan Kendaraan bermotor ber as dua dengan 4 roda dan dengan jarak as 2,0-3,0 m (meliputi: mobil penumpang, oplet, mikrobis, pick-up dan truk kecil sesuai sistim klasifikasi Bina Marga). 2. HV (Heavy Vehicle) Kendaraan Berat Kendaraan bermotor dengan lebih dari 4 roda (meliputi bis, truk 2 as, truk 3 as dan truk kombinasi sesuai sistim klasifikasi Bina Marga). 3. MC (Motor Cycle) Sepeda Motor Kendaraan bermotor dengan 2 atau 3 roda (meliputi sepeda motor dan kendaraan roda 3 sesuai sistim klasifikasi Bina Marga). 4. UM (Un Motorize) Kendaraan Tak Bermotor Kendaraan dengan roda yang digerakkan oleh orang atau hewan (meliputi : sepeda, becak, kereta kuda, dan kereta dorong sesuai sistim klasitikasi Bina Marga). Catatan: Dalam manual ini kendaraan tak

No Jenis

Survey Metoda Survey

Lama Waktu

1 2 3 4 1. Inventory Surveys a. R

oadway Inventrory

Pengukuran dan penca-tatan kondisi maupun dimensi geometrik jalan

1 hari

b. Intersection Inventory

Pengukuran dan penca-tatan kondisi maupun dimensi geometrik persimpangan

1 hari

2. Traffic Counting Surveys Classified

Turning Movement

Count

Penghitungan manual dan pencatatan secara komulatif

8 jam selama 1

hari (Antara Selasa-Kamis)

Dan 8 jam selama 1 hari pada

hari (Antara Sabtu-

Minggu) 3. Trip Attraction Survey I. LICENS

E PLAT SURVEY

Pencatatan nomor plat kendaraan di titik-titik lokasi survey

8 jam

II. TRIP

ATTRACTI

ON

SURVEY

Pencatatan kendaraan keluar – masuk di gedung pembanding

8 jam

Page 10: Andal Lalin

A-166 ISBN : 978-979-18342-3-0

bermotor tidak dianggap sebagai bagian dari arus lalu lintas tetapi sebagai unsur hambatan samping.

d. Survey Asal Tujuan Perjalanan (Origin Destination Survey)

� Surveyor melakukan wawancara kepada pengguna jalan di titik survey yang ditentukan. Apabila pada titik survey tersebut sangat sulit untuk dilakukan survey wawancara mengingat kondisi lalu lintas yang padat maka survey asal tujuan perjalanan dapat dilakukan dengan cara pencatatan plat nomor kendaraan, sebagaimana dijelaskan pada opsi berikut. � Surveyor melakukan pencatatan plat nomor kendaraan pada lokasi yang di tentukan, hal ini dilakukan untuk menangkap pergerakan yang terjadi di sekitar Pembangunan Hotel Rich Palace Surabaya.

e. Survey Tarikan Perjalanan (Trip Attraction Survey)

� Surveyor melakukan survey kedatangan dan keluarnya kendaraan pada gedung pembanding, dalam hal ini dilakukan pada gedung Sommerset Raya Kupang Indah. Dipilih pembanding gedung tersebut karena mempertimbangkan dari fungsi atau aktifitas gedung hampir serupa dengan rencana pembangunan gedung Hotel Rich Palace dan selain itu lokasinya berdekatan.

3.3. PENGEMBANGAN MODEL Dalam melakukan analisis transportasi digunakan beberapa model perhitungan, tergantung pada ketersediaan data yang akan dipergunakan dalam perangkat lunak (Software). Model transportasi ini akan memberikan suatu gambaran lalu lintas pada daerah yang di studi. Pendekatan makro dimulai dengan penaksiran intensitas tata guna lahan Pembangunan Hotel Rich Palace yang didapatkan dari pengembang Hotel Rich Palace. Dari data tersebut selanjutnya diestimasi bangkitan perjalanan, distribusi perjalanan, pemilihan moda dan pembebanan lalu lintas baik pada jalan - jalan di sekitar lokasi maupun pada akses keluar - masuk lokasi. Pembebanan perjalanan di sekitar lokasi ditambahkan dengan lalu lintas dasar (base-traffic) untuk mendapatkan beban yang nyata pada daerah pengaruh dengan dibangunnya Hotel Rich Palace

Gambar 3.2 Pola Pikir Pemodelan Analisis Dampak Lalu Lintas

Tata Guna

Lahan

Sebaran Lalu

lintas

(Trip Distribution)

Tarikan Lalu

Lintas

(Trip Attraction)

Pembebanan

Lalu Lintas

Sekitar Lokasi

(Trip

Lalu Lintas

Dasar

(Base-Traffic)

Kombinasi

Lalu Lintas

Lokasi dan

Non Lokasi

Analisis Analisis Analisis Analisis

Kinerja Lalu Kinerja Lalu Kinerja Lalu Kinerja Lalu

LintasLintasLintasLintas

Eksternal

Lokasi

Pemilihan

Alternatif

Penanganan

Dampak Lalu

Lintas

Eksternal

Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan

Pengaturan Pengaturan Pengaturan Pengaturan

& Fasilitas & Fasilitas & Fasilitas & Fasilitas

Transportasi Transportasi Transportasi Transportasi

Eksternal Eksternal Eksternal Eksternal

LokasiLokasiLokasiLokasi

Pembebanan

Akses

Internal

Lokasi

Analisis

Kinerja Lalu

Lintas

Internal

Lokasi

Pemilihan

Alternatif

Penanganan

Dampak

Lalu Lintas

Internal

Kebutuhan

Pengaturan

Akses &

Fasilitas

Internal

Lokasi

Page 11: Andal Lalin

A-167 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011

Tahapan pemodelan sebagai berikut :

a. Perkiraan Bangkitan Perjalanan (Trip Attraction) Tahap awal dari tahapan proses pemodelan (modelling) ini adalah bangkitan perjalanan (Trip Generation) yang di dalam hal ini sesuai dengan kategori tata guna lahan daerah hunian dipergunakan konsep tarikan perjalanan (Trip Attraction). Dengan mengambil asumsi adanya keterkaitan antara intensitas tata guna lahan dengan jumlah perjalanan keluar masuk lokasi, maka dapat ditentukan hubungan matematis yang menggambarkan tingkat tarikan perjalanan ke lokasi tersebut.

b. Distribusi Perjalanan (Trip Distribution) Trip Distribution pada intinya adalah tahapan untuk mendapatkan matriks asal -tujuan (O-D Matrix, Origin-Destination Matrix) yang akan digunakan dalam proses selanjutnya. Dasar distribusi yang digunakan adalah dengan proses skim, yaitu berupa penentuan minimum path jarak tempuh perjalanan proporsional terhadap intensitas tata guna lahan daerah pengaruh kegiatan.

c. Pembebanan Perjalanan (Trip/Traffic Assignment) Tahapan terakhir adalah Trip/Traffic Assignment. Tahapan ini menggunakan perangkat lunak paket program KAJI. Tahapan ini akan menghasilkan indikator kinerja lalu lintas yang meliputi derajat kejenuhan, tundaan dan panjang antrian serta volume kendaraan di tiap ruas jalan yang kemudian divalidasi dengan volume lalu lintas hasil survey.

3.4. ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN PERSIMPANGAN Untuk dapat mengetahui dan memahami permasalahan transportasi dan lalu lintas pada daerah studi, pada tahap lanjutan, konsultan akan melakukan analisis kinerja jaringan jalan baik tanpa pembangunan Hotel Rich Palace Surabaya maupun dengan pembangunan Hotel Rich Palace Surabaya. Analisis kinerja jaringan yang dilakukan oleh konsultan disini terdiri atas analisis kinerja ruas jalan dan kinerja simpang untuk daerah eksternal dan analisis antrian pada jalan akses. Oleh karena itu dalam analisis kinerja jaringan eksisting ini, parameter yang digunakan antara lain adalah nisbah volume-kapasitas (V/C ratio), derajat kejenuhan (degree of saturation), panjang antrian (queue), dan besar hambatan (delay).

3.5. ANALISIS PENANGANAN DAMPAK

Tahapan analisis penanganan dampak ialah tahapan di mana skema yang diusulkan dikaji ke-efektif-annya dengan parameter mikro rekayasa lalu lintas.

Analisis yang dilakukan terdiri dari analisis jaringan jalan eksternal lokasi dan analisis internal lokasi.

Kajian eksternal lokasi meliputi kajian terhadap usulan perbaikan geometrik serta pengendalian persimpangan, penanganan ruas jalan, penyediaan fasilitas angkutan umum, serta penyediaan fasilitas pejalan kaki. Sedangkan analisis internal lokasi ditekankan pada kajian usulan akses keluar-masuk serta parkir.

3.6. REKOMENDASI Rekomendasi terhadap alternatif penanganan dampak terbaik yang disampaikan dengan dilengkapi rencana teknik manajemen lalu lintas yang direkomendasikan.

4. PEMBAHASAN 4.1. BANGKITAN PERJALANAN

Setelah terbangun dan dioperasikannya Hotel Rich Palace yang berfungsi sebagai kegiatan perdagangan maka akan menimbulkan tarikan maupun bangkitan kendaraan. Dengan munculnya bangkitan perjalanan tersebut tentunya volume lalu lintas yang ada saat ini akan bertambah dan selanjutnya menjadi beban lalu lintas tambahan pada persimpangan maupun ruas jalan disekitar wilayah studi. Model atau teknik asumsi yang digunakan sebagai penentu besarnya bangkitan dari Hotel Rich Palace adalah dengan metode perbandingan dari Gedung Somerset yang berlokasi di Jl. Raya Kupang Indah sebagai asumsi kegiatan apartemen yang mana saat ini sudah beroperasi,

Berikut ini adalah ringkasan data maksimum kendaraan masuk dan keluar pada gedung Somerset di Jl. Raya Kupang Indah, Surabaya : • Puncak pagi kendaraan masuk sebesar 37 smp/jam

(pukul 07:15 s/d 08:15) dan kendaraan keluar sebesar 96 smp/jam (pukul 06:45 s/d 07:45);

• Puncak siang kendaraan masuk sebesar 24 smp/jam (pukul 12:45 s/d 13:45) dan kendaraan keluar sebesar 16 smp/jam (pukul 13:00 s/d 14:00); dan

• Puncak pagi kendaraan masuk sebesar 52 smp/jam (pukul 17:15 s/d 18:15) dan kendaraan keluar sebesar 36 smp/jam (pukul 17:45 s/d 18:45).

Tahap selanjutnya untuk mengetahui besarnya perkiraan kendaraan yang masuk dan keluar Hotel Rich Palace maka jumlah kendaraan masuk dan keluar dari Somerset tersebut di olah menjadi bangkitan per satuan unit (per kamar). Selain Hotel Rich Palace di sekitar lokasi studi (Jl. HR Muhammad) juga terdapat rencana pembangunan baru yang berfungsi sebagai hotel, yaitu rencana pembanguan Hotel Rich Palace. Mengacu pada hal tersebut maka jumlah bangkitan perjalanan yang di perhitungkan adalah bangkitan akibat dari pembangunan

Nama GedungNama GedungNama GedungNama Gedung Jumlah Un i tJumlah Un i tJumlah Un i tJumlah Un i t Bangki tan Perj a l ananBangki tan Perj a l ananBangki tan Perj a l ananBangki tan Perj a l anan

Somerset 135 Unit 96 smp/jam = 0.711 (smp/jam)/unit

Hotel The Vasa 301 Unit 214 smp/jam

Hotel Rich Palace 206 Unit 146 smp/jam

Total Bangkitan 360 smp/jam

Page 12: Andal Lalin

A-168 ISBN : 978-979-18342-3-0

Tingkat Pelayanan

Karekteristik Batas Lingkup V/C

A Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi, pengemudi dapat memilih kecepatan yang diinginkan tanpa hambatan

0,00 – 0,20

B Arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas, pengemudi memiliki kebebasan yang cukup untuk memilih kecepatan

0,20 – 0,44

C Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan, pengemudi dibatasi dalam memilih kecepatan

0,45 – 0,74

D Arus mendekati tidak stabil, kecepatan masih dikendalikan, V/C masih dapat ditolerir

0,75 – 0,84

E Volume lalu lintas mendekati / berada pada kapasitas, arus tidak stabil, kecepatan terkadang terhenti

0,85 – 1,00

F Arus yang dipaksakan atau macet, kecepatan rendah, volume diatas kapasitas, antrian panjang dan terjadi hambatan – hambatan besar

> 1,00

2 (dua) pusat kegiatan tersebut. Analisa perhitungan bangkitan perjalanan disajikan pada tabel berikut.

Pada tabel diatas menunjukkan besarnya jumlah bangkitan perjalanan setelah Hotel The Vasa dan Hotel Rich Palace dioperasikan. Tahapan dari analisa selanjutnya adalah mendistribusikan jumlah bangkitan perjalanan pada jaringan jalan sekitar wilayah studi berdasarkan proporsi volume lalu lintas yang ada pada saat ini atau kondisi eksisting.

4.2. DISTRIBUSI PERJALANAN Distribusi perjalanan (Trip Distribution) berkaitan dengan distribusi jumlah perjalanan (trip) antara satu zona dengan zona lain (O-D Matrice, Origin-Destination Matrice). Trip Distribution pada intinya adalah tahapan untuk mendapatkan prediksi matriks asal-tujuan di tahun – tahun mendatang yang mana akan digunakan dalam proses selanjutnya. Prediksi dilakukan untuk periode 2 (dua) tahun yang akan datang atau tepatnya pada tahun 2012 dan 5 (lima) tahun setelah 2012 yaitu tahun 2017. Prediksi tahun 2012 diasumsikan sebagai lama waktu pembangunan/masa konstruksi dari pembangunan gedung Hotel The Vasa dan Hotel Rich Palace tersebut adalah selama kurang lebih 2 (dua) tahun, prediksi tahun 2017 adalah masa waktu dimana Hotel Rich Palace sudah mulai beroperasi. Selain itu prediksi juga dilakukan dengan melakukan peramalan terhadap volume lalu lintas yang terjadi, yaitu dengan cara melakukan analisa terhadap pertumbuhan lalu lintas di Kota Surabaya pada umumnya.

4.3. VOLUME LALU LINTAS JAM PUNCAK Setelah mengetahui besaran dari pertumbuhan lalu lintas pertahun dan besarnya bangkitan perjalanan akibat suatu pusat kegiatan baru maka kemudian selanjutnya untuk prediksi asal tujuan perjalanan antar zona 2 (dua) tahun yang akan datang (tahun 2012) dengan pembangunan kawasan pada sekitar wilayah studi. Dengan data matrik asal dan tujuan perjalanan antar zona selanjutnya dilakukan analisa kinerja lalu lintas

4.4. ANALISIS V/C DI LOKASI KRITIS Dengan menggunakan media komputer

untuk melakukan running program CONTRAM 8 maka diperoleh hasil pembebanan lalu lintas untuk kondisi dengan pembangunan kawasan. Berikut adalah ringkasan hasil eksekusi CONTRAM 8, yaitu kinerja lalu lintas dengan pembangunan kawasan, setelah adanya pengaruh aktifitas dari rencana pembangunan Hotel Rich Palace dan Hotel The Vasa.

Pada analisa kondisi eksisting (tahun 2010) hampir pada semua jam puncak persimpangan dan bundaran mempunyai nilai V/C Rasio berada di atas nilai V/C Rasio yang disyaratkan untuk jalan perkotaan (V/C Rasio ≤ 0,85) bahkan ada yang melampaui jauh melebihi V/C Rasio yang disyaratkan (V/C Rasio ≤ 2,00).

4.5. TINGKAT PELAYANAN DI LOKASI KRITIS

berikut ini, tingkat pelayanan yang jelek (E atau F) dipengeruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya ditandai dengan harga DS ≥ 1. Oleh karena itu dalam analisa perbaikan diusahakan agar mempunyai nilai DS < 1. Berikut adalah tabel untuk menentukan tingkat pelayanan berdasarkan nilai DS.

Karakteristik Tingkat Pelayanan (Level of Service LOS) Berdasarkan V/C Rasio atau DS

Dari data V/C Rasio atau Derajat Kejenuhan (DS) pada masing – masing ruas jalan kondisi dengan pembangunan kawasan sebagaimana pada tabel diatas selanjutnya dapat diketahui Tingkat Pelayanan dari masing – masing ruas jalan tersebut

5.1. PERMASALAHAN POKOK

Pembangunan tempat penginapan di Kota Surabaya seperti misalnya Hotel Rich Palace sangat membantu menurunkan angka pengangguran terutama di Kota Surabaya, akan tetapi pembangunan tersebut juga dapat membawa dampak - dampak yang negatif dalam hal ini dari segi transportasi khususnya lalu lintas.

Setelah melakukan survey pada sekitar wilayah studi dan mempertimbangkan hasil analisa maka akar permasalahan pokok yang terjadi dan dimungkinkan akan terjadi setelah adanya Hotel Rich Palace dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Munculnya parkir di luar gedung yang menggunakan lebar manfaat jalan sebagai tempat parkir (on street parking) di sekitar wilayah studi khususnya di ruas jalan menuju Hotel Rich Palace, jika parkir yang disediakan oleh Hotel Rich Palace tidak mencukupi atau kendaraan penghuni maupun pengunjung tidak tertampung di dalam gedung Hotel Rich Palace;

2. Menimbulkan antrian kendaraan pada ruas jalan menuju akses masuk Hotel Rich Palace yaitu tepatnya pada ruas Jl. HR Muhammad;

3. Kondisi arus lalu lintas sekitar Hotel Rich Palace sebagian sudah mendekati titik jenuh bahkan ada yang sudah melampaui,

Page 13: Andal Lalin

A-169 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011

khususnya pada periode prediksi tahun 2012 dan 2017. Artinya besarnya pertumbuhan volume kendaraan yang tinggi tidak sebanding dengan besarnya kapasitas jalan maupun persimpangan yang ada;

4. Hampir seluruh ruas maupun persimpangan jalan di Kota Surabaya tidak tersedia lahan yang cukup untuk dilakukan pelebaran perkerasan jalan, sehingga untuk melakukan pelebaran sangat sulit karena memerlukan dana yang sangat besar dan waktu yang relative cukup lama;

5. Meningkatnya volume kendaraan pada sekitar wilayah studi yang cukup tinggi memicu terjadinya peningkatan derajat kejenuhan (V/C Rasio) pada ruas jalan maupun persimpangan sedangkan kondisi geometrik pada ruas jalan maupun persimpangan tidak mengalami perubahan, sehingga dengan terjadinya peningkatan volume kendaraan tersebut mengakibatkan kapasitas jalan menjadi berkurang pada masing – masing ruas jalan maupun persimpangan dan selanjutnya berkemungkinan besar berdampak terhadap terjadinya kemacetan.

6. Tidak menutup kemungkinan nantinya pengguna jasa Hotel Rich Palace ada yang berjalan kaki, hal tersebut akan menganggu arus lalu lintas jika tidak disediakan adanya fasilitas atau sarana bagi pejalan kaki;

7. Timbulnya angkutan umum yang mangkal / ngetem (berhenti untuk menurunkan maupun menaikkan penumpang) didepan Hotel Rich Palace atau tepatnya pada ruas Jl. HR Muhammad; dan

8. Timbulnya pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan sekitar Hotel Rich Palace.

5.2. KONSEP PEMECAHAN MASALAH

Konsep pemecahan masalah atau usulan perbaikan yaitu berupa alternatif perbaikan yang diusulkan untuk mengatasi masalah yang diperkirakan timbul akibat dibangunnya Hotel Rich Palace. adapun konsep pemecahan masalah yang diusulkan adalah sebagai berikut :

1. Di dalam kawasan Hotel Rich Palace;

2. Di luar kawasan Hotel Rich Palace; dan

3. Di wilayah sekitar Hotel Rich Palace;

6. KESIMPULAN

Berdasarkan beberapa hasil analisa yang seperti dijelaskan pada bab sebelumnya maka pada bab ini akan menerangkan mengenai ringkasan atau kesimpulan dari hasil analisa tersebut, adapun beberapa point yang menjadi kesimpulan adalah sebagai berikut : 1. Hotel Rich Palace diperuntukan sebagai jasa

penginapan. Hotel Rich Palace berdiri diatas bekas bangunan pemukiman dengan luas lahan ± 3.216,40 m² dengan perincian sebagai berikut : � Luas Tanah : ± 3.216,40

� Terpotong GS : ± 263,90 m²

� Sisa : ± 2.997,50 m²

2. Hotel Rich Palace menyediakan tempat parkir di dalam gedung sejumlah 134 SRP R4 dan 110 SRP R2.

V/C Rasio atau Derajat Kejenuhan pada ruas jalan di sekitar wilayah studi tanpa pengembangan kawasan dapat di lihat sebagaimana tabel 6.1 untuk hari selasa dan 6.2 untuk hari minggu

3. Permasalahan pokok dimungkinkan akan terjadi setelah adanya Hotel Rich Palace dapat diuraikan sebagai berikut :

• Munculnya parkir di luar gedung yang menggunakan lebar manfaat jalan sebagai tempat parkir (on street parking) di sekitar wilayah studi khususnya di ruas jalan menuju Hotel Rich Palace, jika parkir yang disediakan oleh Hotel Rich Palace tidak mencukupi atau kendaraan penghuni maupun pengunjung tidak tertampung di dalam gedung Hotel Rich Palace;

• Menimbulkan antrian kendaraan pada ruas jalan menuju akses masuk Hotel Rich Palace yaitu tepatnya pada ruas Jl. HR Muhammad;

• Kondisi arus lalu lintas sekitar Hotel Rich Palace sebagian sudah mendekati titik jenuh bahkan ada yang sudah melampaui, khususnya pada periode prediksi tahun 2012 dan 2017. Artinya besarnya pertumbuhan volume kendaraan yang tinggi tidak sebanding dengan besarnya kapasitas jalan maupun persimpangan yang ada;

• Hampir seluruh ruas maupun persimpangan jalan di Kota Surabaya tidak tersedia lahan yang cukup untuk dilakukan pelebaran perkerasan jalan, sehingga untuk melakukan pelebaran sangat sulit karena memerlukan dana yang sangat besar dan waktu yang relative cukup lama;

• Meningkatnya volume kendaraan pada sekitar wilayah studi yang cukup tinggi memicu terjadinya peningkatan derajat kejenuhan (V/C Rasio) pada ruas jalan maupun persimpangan sedangkan kondisi geometrik pada ruas jalan

Page 14: Andal Lalin

A-170 ISBN : 978-979-18342-3-0

maupun persimpangan tidak mengalami perubahan, sehingga dengan terjadinya peningkatan volume kendaraan tersebut mengakibatkan kapasitas jalan menjadi berkurang pada masing – masing ruas jalan maupun persimpangan dan selanjutnya berkemungkinan besar berdampak terhadap terjadinya kemacetan.

• Tidak menutup kemungkinan nantinya pengguna jasa Hotel Rich Palace ada yang berjalan kaki, hal tersebut akan menganggu arus lalu lintas jika tidak disediakan adanya fasilitas atau sarana bagi pejalan kaki;

• Timbulnya angkutan umum yang mangkal / ngetem (berhenti untuk menurunkan maupun menaikkan penumpang) didepan Hotel Rich Palace atau tepatnya pada ruas Jl. HR Muhammad; dan

• Timbulnya pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan sekitar Hotel Rich Palace.

4. Rekomendasi Manajemen Lalu Lintas Hotel Rich

Palace :

• Akses kendaraan menuju dan meninggalkan Hotel Rich Palace menggunakan sistem atau satu arah (antara kendaraan masuk dan keluar terpisah) sehingga diharapkan tidak terjadi konflik;

• Adanya peningkatan jalan pada ruas Jl. HR Muhammad (depan lokasi Hotel Rich Palace) berupa pengaspalan bahu jalan;

• Hotel Rich Palace menyediakan fasilitas parkir untuk pengguna jasa penginapan di dalam area Hotel Rich Palace;

• Pemberian informasi akan kondisi lalu lintas pada ruas jalan, agar pengguna jalan dapat memilih rute yang lebih lancar;

• Penyediaan sarana angkutan umum (taksi) bagi penghuni dan pengunjung Hotel Rich Palace.

• Penyediaan fasilitas pejalan kaki (trotoar) dan pembenahan fasilitas tempat penyeberangan orang pada tempat tertentu apabila nantinya banyak dijumpai pejalan kaki yang menyeberang;

• Pemberian informasi kepada pengguna jalan berupa rambu-rambu dan petunjuk di dalam persil, dan di depan persil dan di sekitar persil; dan

• Pembenahan desain geometrik pada simpang simpang di sekitar Hotel Rich Palace sebagai upaya memperlancar arus kendaraan.

5. Rekomendasi Rekayasa Lalu Lintas Hotel Rich Palace :

• Penyediaan akses (pintu) keluar dan masuk dengan rencana sebagai berikut:

� Pintu 1 yaitu pintu yang digunakan untuk akses masuk kendaraan roda empat (R4) dan roda dua (R2) diletakkan pada posisi sebelah timur tapak bangunan dengan lebar 6 meter;

� Pintu 2 yaitu pintu yang digunakan untuk akses keluar untuk kendaraan roda empat (R4) dan roda dua (R2) diletakkan pada posisi sebelah barat tapak bangunan dengan lebar 4 meter.

• Pengaspalan bahu jalan di depan lokasi Hotel Rich Palace dengan mutu aspal dan kelas jalan harus disamakan dengan ketentuan dari Dinas Perhubungan dan Dinas PU Surabaya.

• Penyediaan tempat parkir bagi pengguna jasa penginapan beserta rambu rambu dan petunjuk parkir;

• Pemasangan papan informasi pada bundaran Satelit yang berisi informasi kondisi lalu lintas pada ruas jalan HR Muhammad;

• Penyediaan pangkalan taksi sebanyak minimal 8 SRP di dalam persil Hotel Rich Palace;

• Pengecatan marka jalan pada jalan di depan persil Hotel Rich Palace;

• Pengadaan dan pemasangan warning light dan rambu lalu lintas di luar kompleks yang terdiri dari :

� Rambu larangan masuk 2 bh � Rambu larangan berhenti : 2 bh � Rambu larangan parkir : 2 bh � Rambu petunjuk masuk kawasan : 2 bh � Rambu petunjuk keluar kawasan : 1 bh � Warning light : 1 bh

6. Mendukung dan berpartisipasi dalam program perbaikan dari rekomendasi studi sebelumnya (Andalalin Surabaya Hospital) , yaitu berupa perbaikan pada persimpangan Jl. Darmo Permai Selatan – Jl. HR Muhammad – Jl. Darmo Permai II – Jl. Bukit Darmo Boulevard.

Page 15: Andal Lalin

A-171 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011