Top Banner
ANATOMY DAN HISTOLOGI 2.1.1. PANCREAS Pancreas merupakan organ yang memanjang dan terletak pada epigastrium dan kuadran kiri atas. Strukturnya lunak, berlobulus, dan terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum sehingga termasuk organ retroperitonial kecuali bagian kecil caudanya yang terletak dalam ligamentum lienorenalis. Pancreas dapat dibagi dalam: 1. Caput Pancreatis berbentuk seperti cakram dan terletak di dalam bagian cekung duodenum. Sebagian caput meluas ke kiri di belakang arteria san vena mesenterica superior serta dinamakan Processus Uncinatus. 2. Collum Pancreatis merupakan bagian pancreas yang mengecil dan menghubungkan caput dan corpus pancreatis. Collum pancreatis terletak di depan pangkal vena portae hepatis dan tempat dipercabangkannya arteria mesenterica superior dari aorta. 3. Corpus Pancreatis berjalan ke atas dan kiri, menyilang garis tengah. Pada potongan melintang sedikit berbentuk segitiga. 4. Cauda Pancreatis berjalan ke depan menuju ligamentum lienorenalis dan mengadakan hubungan dengan hilum lienale.
101

Anatomy Dan Histologi

Dec 04, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Anatomy Dan Histologi

ANATOMY DAN HISTOLOGI

2.1.1. PANCREAS

Pancreas merupakan organ yang memanjang dan terletak pada epigastrium dan kuadran

kiri atas. Strukturnya lunak, berlobulus, dan terletak pada dinding posterior abdomen di belakang

peritoneum sehingga termasuk organ retroperitonial kecuali bagian kecil caudanya yang terletak

dalam ligamentum lienorenalis.

 Pancreas dapat dibagi dalam:

1. Caput Pancreatis berbentuk seperti cakram dan terletak di dalam bagian cekung

duodenum. Sebagian caput meluas ke kiri di belakang arteria san vena mesenterica

superior serta dinamakan Processus Uncinatus.

2. Collum Pancreatis merupakan bagian pancreas yang mengecil dan menghubungkan

caput dan corpus pancreatis. Collum pancreatis terletak di depan pangkal vena portae

hepatis dan tempat dipercabangkannya arteria mesenterica superior dari aorta.

3. Corpus Pancreatis berjalan ke atas dan kiri, menyilang garis tengah. Pada potongan

melintang sedikit berbentuk segitiga.

 4. Cauda Pancreatis berjalan ke depan menuju ligamentum lienorenalis dan

mengadakan hubungan dengan hilum lienale.

Hubungan dari pancreas

 1. Ke anterior: Dari kanan ke kiri: colon transversum dan perlekatan mesocolon

transversum, bursa omentalis, dan gaster.

 2. Ke posterior: Dari kanan ke kiri: ductus choledochus, vena portae hepatis dan vena

lienalis, vena cava inferior, aorta, pangkal arteria mesenterica superior, musculus

psoas major sinistra, glandula suprarenalis sinistra, ren sinister, dan hilum lienale.

Page 2: Anatomy Dan Histologi

Vaskularisasi dari pancreas

 1. Arteriae3

 a) Arteri pancreaticoduodenalis superior (cabang a.gastroduodenalis)

 b) Arteri pancreaticoduodenalis inferior (cabang a.mesenterica cranialis)

 c) Arteri pancreatica magna dan a.pancretica caudalis dan inferior cabang arteri renalis.

 2. Venae3

Venae yang sesuai dengan arteriaenya mengalirkan darah ke sistem portal.

a) Aliran Limfatik

Kelenjar limfa terletak di sepanjang arteria yang mendarahi kelenjar.Pembuluh eferen

akhirnya mengalirkan cairan limf ke nodi limfa coeliaci dan mesenterica superiores. 3

b) Inervasi

Berasal dari serabut-serabut saraf simpatis (ganglion seliaca) dan parasimpatis

(vagus). 3

c) Ductus Pancreaticus

Ductus Pancreaticus Mayor ( W I R S U N G I )

Mulai dari cauda dan berjalan di sepanjang kelenjar menuju ke caput, menerima

banyak cabang pada perjalanannya. Ductus ini bermuara ke pars desendens

duodenum di sekitar pertengahannya bergabung dengan ductus choledochus

membentuk papilla duodeni mayor Vateri. Kadang-kadang muara ductus pancreaticus

di duodenum terpisah dari ductus choledochus. 3

 Ductus Pancreaticus Minor ( S AN T O R I N I )

Mengalirkan getah pancreas dari bagian atas caput pancreas dan kemudian bermuara

ke duodenum sedikit di atas muara ductus pancreaticus pada papilla duodeni mino. 3

Page 3: Anatomy Dan Histologi

Pancreas merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin. Kedua fungsi tersebut

dilakukan oleh sel-sel yang berbeda. 3

a. Bagian Eksokrin

Pancreas dapat digolongkan sebagai kelenjar besar, berlobulus, tubuloasinosa

kompleks.

Asinus berbentuk tubular dikelilingi lamina basal dan terdiri atas 5 sampai 8 sel

berbentuk pyramid yang tersusun mengelilingi lumen sempit. tidak terdapat sel

miopitel, diantara asini terdapat jaringan ikat halus mengandung pembuluh darah.

Pembuluh limfa saraf dan saluran kelu.Sebuah asinus pancreas terdiri dari sel-sel

zimogen (penghasil protein). Ductus ekskretorius meluas ke dalam setiap asinus dan

tampak sebagai sel sentroasinar yang terpulas pucat di dalam lumennya. Produksi

sekresi asini dikeluarkan melalui ductus interkalaris (intralobular) yang kemudian

berlanjut sebagai ductus interlobular. 3 

b. Bagian Endokrin

Bagian endokrin pancreas, yaitu PULAU LANGERHANS, tersebar di seluruh

pancreas dan tampak sebagai massa bundar, tidak teratur, terdiri atas sel pucat dengan

banyak pembuluh darah. Pulau ini dipisahkan oleh jaringan retikular tipis dari

jaringan eksokrin di sekitarnya dengan sedikit serat-serat retikulin di dalam pulau. 3

Dengan cara pulasan khusus dapat dibedakan menjadi:

1. Sel A = penghasil glucagon Terletak di tepi pulau. Mengandung gelembung

sekretoris dengan ukuran 250nm. Batas inti kadang tidak teratur. 3

2. Sel B = penghasil insulin Terletak di bagian lebih dalam atau lebih di pusat pulau.

Mengandung kristaloid romboid atau poligonal di tengah. Mitokondria kecil

bundar dan banyak. 3

Page 4: Anatomy Dan Histologi

3. Sel D = penghasil somatostatin Terletak di bagian mana saja dari pulau, umumnya

berdekatan dengan sel A. Mengandung gelembung sekretoris ukuran 300-350 nm

dengan granula homogen. 3

4. Sel C = Terlihat pucat, umumnya tidak bergranula dan terletak di tengah di antara

sel B. Fungsinya tidak diketahui. 3

Gambar 1 : pancreas.5

Page 5: Anatomy Dan Histologi

BAB VI

SISTEM UROGENITAL DAN ALAT REPRODUKSI

HEPAR

Hepar merupakan kelenjar yang terbesar dalam tubuh manusia. Hepar pada manusia

terletak pada bagian atas cavum abdominis, di bawah diafragma, di kedua sisi kuadran atas, yang

sebagian besar terdapat pada sebelah kanan. Beratnya 1200 – 1600 gram. Permukaan atas

terletak bersentuhan di bawah diafragma, permukaan bawah terletak bersentuhan di atas organ-

organ abdomen. Hepar difiksasi secara erat oleh tekanan intraabdominal dan dibungkus oleh

peritoneum kecuali di daerah posterior-superior yang berdekatan dengan v.cava inferior dan

mengadakan kontak langsung dengan diafragma. Bagian yang tidak diliputi oleh peritoneum

disebut bare area.Terdapat refleksi peritoneum dari dinding abdomen anterior, diafragma dan

organ-organ abdomen ke hepar berupa ligamen.

Macam-macam ligamennya:

1. Ligamentum falciformis : Menghubungkan hepar ke dinding ant. abd dan terletak di

antara umbilicus dan diafragma.

2. Ligamentum teres hepatis = round ligament : Merupakan bagian bawah ligamentum

falciformis ; merupakan sisa-sisa peninggalan v.umbilicalis yg telah menetap.

3. Ligamentum gastrohepatica dan ligamentum hepatoduodenalis Merupakan bagian

dari omentum minus yg terbentang dari curvatura minor lambung dan duodenum sblh

prox ke hepar.Di dalam ligamentum ini terdapat Aa.hepatica, v.porta dan

duct.choledocus communis. Ligamen hepatoduodenale turut membentuk tepi anterior

dari Foramen Wislow.

Page 6: Anatomy Dan Histologi

4. Ligamentum Coronaria Anterior kiri–kanan dan Lig coronaria posterior kiri-

kanan :Merupakan refleksi peritoneum terbentang dari diafragma ke hepar.

5. Ligamentum triangularis kiri-kanan : Merupakan fusi dari ligamentum coronaria

anterior dan posterior dan tepi lateral kiri kanan dari hepar.

Secara Anatomis

Organ hepar tereletak di hipochondrium kanan dan epigastrium, dan melebar ke

hipokondrium kiri. Hepar dikelilingi oleh cavum toraks dan bahkan pada orang normal tidak

dapat dipalpasi (bila teraba berarti ada pembesaran hepar). Permukaan lobus kanan dpt mencapai

sela iga 4/ 5 tepat di bawah aerola mammae. Lig falciformis membagi hepar secara topografis

bukan secara anatomis yaitu lobus kanan yang besar dan lobus kiri.

Secara Mikroskopis

Hepar dibungkus oleh simpai yg tebal, terdiri dari serabut kolagen dan jaringan elastis

yg disebut Kapsul Glisson. Simpai ini akan masuk ke dalam parenchym hepar mengikuti

pembuluh darah getah bening dan duktus biliaris. Massa dari hepar seperti spons yg terdiri dari

sel-sel yg disusun di dalam lempengan-lempengan/ plate dimana akan masuk ke dalamnya sistem

pembuluh kapiler yang disebut sinusoid. Sinusoid-sinusoid tersebut berbeda dengan kapiler-

kapiler di bagian tubuh yang lain, oleh karena lapisan endotel yang meliputinya terediri dari sel-

sel fagosit yg disebut sel kupfer. Sel kupfer lebih permeabel yang artinya mudah dilalui oleh sel-

sel makro dibandingkan kapiler-kapiler yang lain .Lempengan sel-sel hepar tersebut tebalnya 1

sel dan punya hubungan erat dengan sinusoid. Pada pemantauan selanjutnya nampak parenkim

tersusun dalam lobuli-lobuli Di tengah-tengah lobuli tdp 1 vena sentralis yg merupakan cabang

dari vena-vena hepatika (vena yang menyalurkan darah keluar dari hepar).Di bagian tepi di

antara lobuli-lobuli terhadap tumpukan jaringan ikat yang disebut traktus portalis/ TRIAD yaitu

traktus portalis yang mengandung cabang-cabang v.porta, A.hepatika, ductus biliaris.Cabang dari

Page 7: Anatomy Dan Histologi

vena porta dan A.hepatika akan mengeluarkan isinya langsung ke dalam sinusoid setelah banyak

percabangan Sistem bilier dimulai dari canaliculi biliaris yang halus yg terletak di antara sel-sel

hepar dan bahkan turut membentuk dinding sel. Canaliculi akan mengeluarkan isinya ke dalam

intralobularis, dibawa ke dalam empedu yg lebih besar , air keluar dari saluran empedu menuju

kandung empedu.

ANATOMY DAN HISTOLOGY HEPAR.

Anatomy Jaringan Otot

Jaringan otot terdiri dari sel-sel otot dan jaringan ikat :

Fungsi jaringan ikat :

1. Bahan antar sel à makanan & zat asam

2. Penerus rangsangan

Sel otot = sabut otot

- Bentuk pipih

- Bahan kontraktil mengumpul di ujung sel otot

Page 8: Anatomy Dan Histologi

- Fungsi : mengadakan kontraksi

Pembagian sel otot

• Ada 3 macam jaringan otot :

1. Jaringan otot lurik

2. Jaringan otot polos

3. Jaringan otot jantung

Jaringan Otot lurik

• Terdiri dari : sabut otot bergaris dan jaringan ikat

• Mempunyai garis melintang gelap dan terang pada sabut otot

• Bekerja atas kemauan sendiri

• Jaringan ikat yang mengelilingi ada 3 :

1. Endomysium à jaringan ikat membentuk anyaman diantara satu sabut dengan sabut lain

2. Perimysium à jaringan ikat meliputi berkas otot

3. Epimysium à jaringan ikat meliputi seluruh otot

4. Epimysium, perimysium, & endomysium merupakan struktur yang berhubungan dengan

tendon, dermis kulit.

5. Jaringan ikat ini mudah dilihat pada potongan melintang

6. Di dalam jaringan ikat ini terdapat pembuluh darah, pembiluh limfe dan saraf.

Page 9: Anatomy Dan Histologi

Struktur Histologi Sabut Otot Bergaris1. Inti banyak, letak ditepi // sarkolema

2. Bentuk sel : silindris, diameter 10-100 mikron, panjang 1-40 mm

3. Mempunyai selaput sel à Sarkolemma à berperan sebagai konduktor dalam

penyaluran impuls bagian akhir dari ujung saraf aferen bercabang dan

berhubungan erat dengan sarkolemma disebut : Motor End Plate

o Garis melintang pada potongan memanjang à pita gelap dan terang tegak lurus sabut

Pita gelap à pita A (anisotropik)

Pita terang à pita I (isotropik)

Di tengah pita I à garis Z (gelap-tipis)

Di tengah pita A à pita H (terang-lebar)

o Bagian myofibril yang terdapat diantara 2 garis Z disebut sarkomer à unit kontraksi

terkecil di dalam myofibril.

o EM : myofibril à myofilamen, tiap myofibril = 1000-2000 myofilamen halus (actine)

dan myofilamen kasar (myosine).

o Sitoplasma disebut Sarkoplasma à tempat metabolisme sabut otot à banyak

mitokondria (=sarkosom) à sekitar inti dan ujung saraf motorik.

o Potongan melintang : myofibril tampak sebagai bintik-bintik yang dipisahkan oleh

sitoplasma yang tercat pucat.

o LM : potongan melintang à myofibril berkelompok.

o Tampak sebagai pulau / lapanganà lapangan Cohnheim.

Kontraksi o Myofilamen halus akan saling mendekat, myofilamen kasar tetap pada tempatnya.

o Pita H akan menyempit / hilang bila kontraksi kuat

o Pita I juga menyempit atau menghilang

o Sarkomer memendek, karena garis Z saling mendekat

o Pd saat kontraksià panjang 1 sarkomer ½x panjang 1 sarkomer relaksasi

Page 10: Anatomy Dan Histologi

Relaksasi • Pita H terdiri dari filamen kasarà terang

• Pita A terdiri dari filamen kasar & halus à gelap

• Pita I terdiri dari filamen halusà paling terang

• Garis Z terdiri dari bahan-bahan padat, terdapat di tengah pita I à amat gelap

Berdasar jumlah myoglobine, otot bergaris dibagi :

1. Red fibers ;

- diameter kecil

- warna lebih merah à >> myoglobin

- >> pembuluh darah, mitokondria, pigmen cytochrom

- << glikogen

2. White fibers

- warna lebih pucat, myoglobin <<

- >> glikogen, << mitokondria, pembuluh darah

- kontraksi lebih cepat dari red fibers

3. Intermediate fibers

- sifat antara red dan white

Jaringan otot polos.

1. Bekerja di luar kemauan

2. Nama lain à involuntary muscle, visceral muscle

3. Bentuk sekoci

Page 11: Anatomy Dan Histologi

4. Panjang 20-200 mikron, diameter 3-9 mikron

5. Mengandung myofibril & sarkoplasma

6. Inti di tengah, anak inti 1-2

7. Persarafan dilayani oleh sistem saraf otonom à sabut saraf tak bermyelin

8. Distribusi à mengelilingi organ-organ yang berbentuk pipa, seperti saluran pencernaan

dan pembuluh darah.

Jaringan otot jantung.

1. Bekerja di luar kemauan

2. Sabut otot jantung bergaris-garis melintang tegak lurus sabut

3. Ujung agak persegi, bercabang

4. Inti lonjong, pucat, di tengah

5. Sitoplasma mengandung myofibril

6. Selaput sel dari 2 sabut otot jantung yang bersebelahan à intercalated disc.

Page 12: Anatomy Dan Histologi

BAB VII

ANATOMY JARINGAN OTOT.

ANATOMI TULANG LENGAN

Tulang Tangan

Terdiri dari 8 buah tulang dan terletetak dalam 2 baris.

Baris 1 (deretan proximal) : os schapoideum (os naviculare), os lunatum, os triquetrum

dan os pisiforme.

Baris`2 (deretan distal) :`os trapezium (os multangulum majus), os trapezoideum (os

mutangulum minus), os capitulum dan os hamatum.

Page 13: Anatomy Dan Histologi

Os schapoideum membentuk tuberculum ossis schapoidea. Os trapezium membentuk

tuberculum ossis trapezii. Os hamatum membentuk hammalus ossis hamati. Tonjolan-

tonjolan ini bersama-sama dengan os pisiforme membentuk eminentiae carpi yang

membatasi sulcus carpi. Sulcus carpi ditutupi oleh ligamentum carpi transversum dan

membentuk canalis carpi.

Ossa metcarpi (metacarpalia) terdiri dari 5 buah os longum. Setiap os metacarpale

mempunyai basis metacarpalis dan caput metacarpalis.

Ossa digitorum (phalanges) setiap jari mempunyai 3 ruas, kecuali ibu jari yang

mempunyai 2 ruas, yaitu phalanx proximal.phalanx media, dan phlanx distal. Setiap

phalanx mempunyai basis phalaangis, corpus phalangis dan caput phalangis.

OTOT LENGAN BAWAH

Otot Lengan Bawah

Otot-otot lengan bawah (antebrachium) berperan pada articulatio cubiti, artio radiocarpalis,

articulatio intercarpalis, articulatio carpometacarpalis, articulatio metacarpophalangealis dan

articulatio interphlangealis.

Page 14: Anatomy Dan Histologi

M. BRACHIORADIALIS

Terletak dibagian superficial, menyilang permukaan lateronterior articulatio cubiti.

Mengadakan origo pada margo lateralis ujung distal humerus dan pada septum intermusculare

laterale.

M. PRONATOR TERES

Otot ini relatif pendek, melekat dibagian proximal dengan perantaraan dua buah caput yaitu

caput humerale, besar melekat pada epicondylus medialis humeri dan pada septum

intermusculare mediale dan caput ulnare yang melekat pada processus coronoideus ulnae.

M. FLEXOR CARPI RADIALIS

Terletak disebelah medial dari m. pronator teres padaa facies ventralis antebrachium. Berorigi

pada epicondylus medial humeri disebelah distal dari origo m. Pronator teres.

M. PALMARIS LONGUS

Berada disebelah medial m. Flexor carpi radialis, mengadakan origo pada epicondylus medialis

humeri, berjalan lurus keedistal pada vacies volaris antebrachium dan pada pertengahan

antebrachium serabut-serabut otot ini dilanjutkan oleh tendo, yang selanjutnya berjalan ke

permukaan ventral ventral wrist joint, berada disebelah superficialis ligamentum carpi

transversum.

M. FLEXOR CARPI ULNARIS

Terletak paling medial dan membentuk sisi medial dan membentuk sisi medialis antebrachium.

Membentuk origo melalui caput humerale dan caput ulnare, yang dihubungkan satu sama lain

oleh suatu arcus tendinosus. Caput humerale melekat pada epicondylus medialis humeri dan

caput ulnare mnegadakan perlekatan pada sisi medial olecranon dan pada 2/3 bagian cranialis

margo posterior ulna, membentuk suatu tendo yang panjang dan berinsertio pada os pisiforme.

Page 15: Anatomy Dan Histologi

PERSARAFAN

plexus brachialis

BAB III

Page 16: Anatomy Dan Histologi

ANATOMI SISTEM SARAF

Jaringan saraf merupakan salah satu jaringan dasar pembentuk tubuh manusia yang mengatur

seluruh aspek yang berkaitan dengan fungsi-fungsi tubuh yang diperlukan untuk melakukan kegiatan

sehari-hari.

Melalui jaringan saraf kita dapat melakukan berbagai aktivitas yang tak terhingga banyaknya

mulai dari yang paling sederhana seperti membuka mata hingga proses yang sangat kompleks seperti

proses penalaran, analisa dan sintesa maupun membuat kesimpulan dan memutuskan suatu masalah.

Kita dapat merasakan dan mengungkapkan rasa cinta kasih, sedih, iba, benci, takut, cemas, dan berpikir

secara abstrak tinggi serta menyelesaikan berbagai masalah yang kita hadapi sehari-hari. Selain itu

melalui sistim saraf kita dapat mengetahui norma-norma atau nilai-nilai luhur seperti keadilan,

kejujuran, kesetiaan, ketekunan, kesusilaan dan lain-lain. Fungsi-fungsi tersebut termasuk ke dalam

fungsi paling luhur yang hanya ada pada manusia seutuhnya dan tidak terdapat pada binatang. Daerah

tempat fungsi-fungsi tersebut berada adalah korteks serebri. Selain itu ada pula perasaan-perasaan yang

sama seperti pada mamalia lainnya seperti rasa lapar, haus, nafsu seksual, ngantuk, lelah, marah dan

sebagainya. Fungsi-fungsi ini dikendalikan oleh bagian otak yang letaknya lebih rendah daripada korteks

serebri.

Dengan adanya sistim saraf pula kita dapat menggerakkan otot, merangsang kelenjar untuk

bersekresi, dan mempengaruhi kerja sistim endokrin sehingga keseimbangan homeostasis badan kita

dapat tercapai.

Rusaknya jaringan saraf di bagian tubuh tertentu akibat suatu penyakit atau proses penuaan akan

mengakibatkan lumpuh atau terganggunya fungsi bagian tubuh tersebut. Rusaknya sel-sel saraf di kornu

anterior medula spinalis kiri akibat penyakit polio akan mengakibatkan lumpuhnya anggota gerak tubuh

kiri yang dikontrol oleh sel-sel saraf tersebut.

Jaringan saraf di seluruh

Page 17: Anatomy Dan Histologi

Sistem saraf tersebar luas di dalam tubuh (Gambar-1) dan dengan beberapa perkecualian, semua

organ dari tubuh mengandung unsur saraf. Pada dasarnya sistem saraf menghimpun rangsang dari

lingkungan baik luar maupun dalam tubuh, mengubah rangsang menjadi impuls saraf dan meneruskan

impuls ini ke suatu daerah penerimaan dan korelasi yang terorganisasi baik, dan di sini impuls-impuls

ditafsirkan dan seterusnya disusul ke organ-organ efektor untuk memberikan jawaban atau respon yang

tepat. Fungsi-fungsi ini dilaksanakan oleh sel-sel yang yang sangat terspesialisasi disebut neuron yang

bersama sel-sel penyokongnya, neuroglia dan bahan ekstraselular yang terkait membentuk jala-jala

komunikasi yang terintegrasi.

DEFINISI

Jaringan saraf (Nervous = dapat terangsang) adalah salah satu dari 4 jaringan dasar dalam tubuh

kita yang disusun oleh sel saraf (neuron) dan sel penyokong saraf (sel neuroglia) yang berfungsi untuk

komunikasi.

KLASIFIKASI

Jaringan saraf dapat dikelompokkan secara anatomis dan fungsional (fisiologis).

* Secara anatomis jaringan saraf dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Susunan Saraf Pusat (SSP)

Yaitu jaringan saraf yang dilindungi oleh tulang tengkorak dan vertebra. Susunan saraf pusat ini

terdiri atas otak (brain) dan medulla spinalis (spinal cord).

2. Susunan Saraf Tepi (SST)

yaitu seluruh jaringan saraf diluar SSP (selain otak dan medulla spinalis), ganglia dan reseptor.

Susunan saraf tepi terdiri atas 31 pasang saraf spinal dan 12 saraf kranial serta sistim saraf autonom.

Sistim saraf autonom terbagi lagi atas 2 kelompok yaitu.

A. Sistim saraf simpatis yang berjalan bersama saraf spinal segmen torakal-lumbal (Gb-4)

B. Sistim saraf parasimpatis yang berjalan bersama saraf kranial dan segmen sakral saraf spinal

Page 18: Anatomy Dan Histologi

* Secara fungsional susunan saraf dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Komponen sensoris yaitu komponen saraf yang mengirim rangsang atau impuls saraf menuju

ke susunan SSP. Susunan saraf pusat menerima semua rangsangan saraf yang berasal dari luar

tubuh (eksteroseptif) dan dari dalam tubuh (interoseptif) dan bertindak sebagai pusat integrasi.

Komponen sensoris ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:

A. Somato-sensoris yaitu menerima rangsang atau impuls dari luar tubuh (eksteroseptif)

B. Viseral-sensoris yaitu menerima rangsang atau impuls dari dalam tubuh (interoseptif).

2. Komponen motoris yaitu komponen saraf yang meneruskan rangsang atau impuls saraf dari

susunan saraf pusat ke berbagai jaringan atau organ tubuh. Komponen motorik ini dibagi lagi

menjadi 2 kelompok:

A. Somato-motoris yaitu komponen motoris yang mensarafi struktur-struktur yang merupakan

derivat (turunan) somit-somit embrio yaitu otot-otot, tulang dan kulit.

B. Viseral motoris yaitu komponen motoris yang mensarafi otot polos dan otot jantung serta

kelenjar- kelenjar tubuh.

EMBRIOLOGIS JARINGAN SARAF

Susunan saraf pusat pada manusia timbul pada permulaan perkembangan minggu ketiga sebagai

lempeng penebalan ektoderm yang memanjang disebut lempeng saraf (neural plate) yang terletak

pada pertengahan dorsal tubuh. Bagian pinggir lempeng ini kemudian meninggi membentuk lipatan-

lipatan saraf (neural folds), sedangkan daerah yang rendah (parit) di antara lipatan-lipatan saraf dikenal

sebagai alur saraf (neural groove)

Susunan Saraf Parasimpatis

Page 19: Anatomy Dan Histologi

Pada perkembangan selanjutnya, lipatan-lipatan saraf makin meninggi dan saling mendekati satu

sama lain di garis tengah dan akhirnya bersatu membentuk tabung saraf (neural tube). Penyatuan ini

mulai didaerah somit ke-4 dan segera meluas kearah kepala dan kaudal. Susunan saraf pusat kemudian

membentuk suatu tabung yang tertutup dengan bagian kaudal yang panjang yang kelak menjadi medula

spinalis, sedangkan bagian kepala yang lebih besar akan membentuk otak (Gb-7).

Daerah ujung kepala tabung saraf segera menampakkan tiga pelebaran yang nyata yang disebut

gelembung otak sederhana (Primary Brain Vesicles) (Gb-9) yang akan menyusun: prosencephalon,

mesencephalon, dan rhombencephalon. Bersamaaan dengan timbulnya gelembung.

gelembung ini tabung saraf melengkung ke arah ventral sambil membentuk 2 lekukan yaitu lekuk leher

pada perbatasan otak belakang dan medula spinalis dan lekuk kepala yang terletak di otak tengah.

Ketika mudigah mencapai umur 5 minggu perkembangan otak telah berlangsung dengan pesat

sekali. Prosencephalon berkembang menjadi 2 bagian yaitu : telencephalon atau ujung otak dengan 2

tonjolan samping (hemisfer serebri sederhana) dan bagian posterior diencephalon. Mesencephalon

tidak banyak mengalami perubahan. Rhombencephalon terbagi menjadi 2 yaitu metencephalon yang

kelak membentuk pons dan serebellum dan myelencephalon yang kelak membentuk medula oblongata.

Rongga medula spinalis (kanalis sentralis) melanjutkan diri ke dalam rongga gelembung-

gelembung otak (ventrikel), sehingga memungkinkan cairan otak beredar secara bebas antara hemisfer

serebri dan bagian paling kaudal medula spinalis. Rongga rhombencephalon dikenal sebagai ventrikel ke

empat, rongga diencephalon dikenal sebagai ventrikel ke tiga dan rongga hemisfer serebri sebagai

ventrikel-ventrikel lateral. Ventrikel ke tiga dihubungkan dengan ventrikel ke empat oleh celah yang

sempit disebut aquaeduktus Sylvii. Ventrikel lateral dihubungkan dengan ventrikel ke tiga oleh foramen

interventrikularis Monroi.

Sel-sel tabung saraf kemudian akan berkembang menjadi 3 macam sel yaitu:

1. Sel neuroblas yang akan berkembang menjadi berbagai bentuk neuron.

2. Ependima spongioblas yang akan berkembang menjadi sel-sel ependim

Page 20: Anatomy Dan Histologi

3. Spongioblas yang akan berkembang menjadi sel-sel astrosit protoplasmatik dan astrosit fibrosa serta

sel-sel oligodendroglia.

Asal-usul sel mikroglia masih

menjadi perdebatan para ahli. Ada yang

menduga berasal dari sel-sel tabung saraf, ada yang menduga berasal dari sel-sel krista neuralis, ada

yang menduga berasal dari sel-sel mesenkim, dan ada juga yang mengatakan berasal dari sel-sel darah.

Pendapat yang banyak dianut adalah berasal dari sel-sel mesenkim.

Selama pelipatan lempeng saraf ke dalam, sekelompok sel tertentu nampak jelas disepanjang tepi

kiri-kanan alur saraf. Sel-sel ini berasal dari ektoderm dan dikenal sebagai sel-sel krista neuralis (neural

crest cells). Setelah terbentuk tabung saraf, sel-sel krista neuralis ini akan memisahkan diri terlepas dari

tabung saraf dan kemudian akan bermigrasi ke bagian-bagian tubuh yang lain. Ada 2 jalur migrasi yang

utama pada badan yaitu:

1. Jalur dorsolateral menyelusuri daerah antara dorsal somit dan pemukaan ektoderm.

Sel-sel yang mengambil jalur migrasi ini kemudian akan membentuk melanosit (sel pigmen

kulit) yang tersebar pada kulit diseluruh tubuh.

2. Jalur ventral melintasi sebagian sisi somit

Sel-sel yang mengambil jalur ini kemudian akan membentuk dorsal root ganglia, saraf-saraf kranial

dan spinal, saraf simpatis dan parasimpatis, ganglia enterikus, ganglia vesikalis dan bagian medula

adrenal. Disamping itu juga akan membentuk sel Schwann dan sel-sel satelit atau amfisit atau sel

kapsul.

Di daerah kepala, sel-sel krista neuralis ini akan membentuk odontoblas, sel-sel tulang rawan lengkung

farings dan beberapa tulang rawan di daerah kepala.

STRUKTUR DAN FUNGSIJaringan saraf secara mikroskopik disusun oleh sel-sel saraf (neuron) yang disokong oleh sel-sel

penyokong yang dikenal sebagai sel-sel neuroglia atau sel-sel glia .

Gb-10. Histogenesis sel-sel di SSP

Page 21: Anatomy Dan Histologi

A. Sel Saraf (Neuron)

Bangunan histologik sel saraf sangat khas terdiri atas badan sel (soma atau perikarion) dan

julurannya (prosesusnya) yang terdiri atas satu akson dan beberapa dendrit.

Neuron merupakan sel yang paling tinggi differensiasinya dan tidak dapat membelah lagi. Jumlah

neuron di seluruh sistim saraf kita sangat besar diduga sekitar 14 milyar. Secara histologis terdiri atas

badan sel saraf (perikarion) dan juluran saraf (prosessus saraf) yang terdiri atas akson dan dendrit.

Badan sel saraf

Perikarion dibentuk oleh inti dan sitoplasma yang melingkupinya. Di dalam inti terdapat DNA

yang merupakan pembawa sifat turunan, sedangkan dalam sitoplasma terdapat berbagai organel dan

badan inklusi. Bentuk dan besar perikarion sangat beragam 4-135 mikrometer. Ada yang berbentuk

piramid, lonjong, bulat dan sebagainya. Meskipun beragam, tetapi semua badan sel saraf mempunyai

ciri yang khas, berupa struktur-struktur:

1. Nukleus (inti sel)

Nukleus pada umumnya besar, berbentuk bulat atau sedikit lonjong, bewarna pucat, dan

umumnya terletak di pusat perikarion. Nukleolusnya pada umumnya satu dan tampak sangat

jelas terlihat di bawah mikroskop cahaya. Pada inti sel terdapat rantai double helix

”deoxyribonucleate acid (DNA)” yang merupakan pembawa kode genetik. Inti yang besar, pucat,

vesikular dengan nukleolus yang menonjol seringkali memberi kesan seperti mata burung hantu

(Owl eyes)

2. Sitoplasma

Sitoplasma diisi dengan beragam organel dan granula (badan inklusi) yang tersusun kurang lebih

mengitari inti. Organel adalah struktur-struktur atau bangunan yang terdapat di dalam sitoplasma

yang diperlukan untuk mem-pertahankan kehidupan dan menjalankan fungsi-fungsi sel secara

keseluruhan. Badan inklusi adalah struktur-struktur yang terdapat di dalam

Page 22: Anatomy Dan Histologi

sitoplasma yang dipergunakan sebagai gudang atau

tempat penyimpanan zat-zat atau substansi tertentu.

Organel-organel yang terdapat di sitoplasma adalah:

A. Sitoskeleton

B. Apparatus (kompleks) Golgi

C. Mitokondria

D. Badan Nissl (endoplasmik retikulum kasar/ rough endoplasmic reticulum) dan ribosom

E. Sentriol

Sitoskeleton, apparatus Golgi, dan mitokondria hanya bisa dilihat dengan mikroskop elektron

(ME), sedangkan badan Nissl dan badan inklusi dapat dilihat dengan mikroskop cahaya (MC).

A. SITOSKELETON Dengan mikroskop elektron (ME) tampak bahwa komponen utama sitoskeleton adalah

neurofilamen dan mikrotubulus yang tersusun dalam kelompokan yang berjalan secara paralel dan

tersebar di seluruh perikarion, akson dan dendrit. Neurofilamen yang terdapat di neuron merupakan

filamen berukuran menengah (intermediate filament) yang mempunyai ketebalan 7.5 sampai 10

mikrometer dan berfungsi sebagai penyokong. Mikrotubulus berfungsi dalam transportasi ensim-ensim,

neurotransmitter, protein penyusun membran, dan molekul-molekul penyusun komponen sel lainnya.

Dengan mikroskop cahaya (MC) neurofilamen tampak sebagai neurofibril yang dapat diwarnai dengan

pulasan perak dan memberikan warna coklat kehitaman.

B. Apparatus Golgi

Apparatus Golgi biasanya besar letaknya paranuklear, tersusun dari gelembung-gelembung

Page 23: Anatomy Dan Histologi

yang tidak mengandung granular (“agranular vesicles”). Kompleks Golgi merupakan tempat

pembentukan glikoprotein yang dibuat dari ikatan karbohidrat dan protein. Gelembung-gelembung kecil

yang dibentuk dari apparatus Golgi diduga merupakan sumber gelembung sinaps (synaptic vesicles)

yang ditemukan pada ujung akson (axon terminal).

C. Mitokondria

Mitokondria biasanya kecil lonjong atau berbentuk seperti bola, dengan krista jenis tubular atau

lamelar. Mitokondria terutama terdapat dalam jumlah banyak di ujung akson, selain itu juga ditemukan

pada perikarion, dendrit dan akson. Mitokondria berperan dalam mengatur proses metabolisme di

dalam sel saraf.

D. Badan Nissl/ Retikulum Endoplasmik Kasar

Badan Nissl merupakan struktur yang dibentuk dari banyak tumpukan endoplasmik retikulum

(endoplasmic reticulum/ER) granular/kasar (rough endoplasmic reticulum). Pada permukaan luar

membran badan Nissl/ER terdapat ribosom yang tersusun dalam barisan, spiral, dan menempel pada

permukaan luar membran ER. Dengan pulasan HE, badan Nissl bewarna biru (basofilik) dan terdapat

dalam perikarion dan dendrit, tetapi tidak terdapat pada akson. Karena polanya pada badan sel saraf

mirip dengan corak pada kulit macan tutul maka sering disebut sebagai Substansia Tigroid. Badan Nissl

tampak jelas pada neuron yang berukuran besar seperti pada neuron motoris di kornu anterior medula

spinalis dan di sel ganglion. Badan Nissl merupakan tempat sintesa protein.

E. Sentriol

Sentriol merupakan ciri khas sel saraf yang sedang membelah pada massa embrional. Neuron

pada orang dewasa tidak dapat membelah lagi. Meskipun demikian kadang-kadang dapat ditemukan

sentriol juga.

Page 24: Anatomy Dan Histologi

Badan inklusi yang ditemukan pada perikarion sel saraf adalah

(1). Vesikel

Neuron yang mensintesa katekolamin mengandung vesikel yang berisi neurotransmitter dan

ensim-ensim.

(2). Granular

Neuron di hipotalamus mengeluarkan sekret neural berbentuk granular yang berisi hormon

vasopressin, oksitosin dan neurofisin. Granul ini disalurkan oleh akson ke neurohipofisis dan kemudian

akan dicurahkan kedalam pembuluh darah.

Granula pigmen melanin terdapat pada neuron tertentu di otak seperti substansia nigra pada otak

tengah, ganglion spinal dan sel-sel saraf pada dasar ventrikel yang ke-empat. Fungsinya masih belum

diketahui.

Granula lifofuksin tampak sebagai granula bewarna kuning kecoklatan dan terdapat pada neuron-

neuron yang berukuran besar. Jumlahnya bertambah sesuai dengan pertambahan usia.

Granula yang mengandung besi ditunjukkan dengan teknik Prussian blue, terdapat pada beberapa

sel saraf, seperti sel-sel saraf di globus pallidus. Jumlah granula bertambah sesuai dengan

bertambahnya usia.

Tetes –tetes lemak biasanya kelihatan di dalam perikarion dan memainkan peran sebagai bahan

cadangan atau merupakan hasil metabolisme normal atau patologis.

Glikogen terdapat pada neuron embrio, neuroglia embrio, dan dalam ependim dan pleksus koroid

embrio, tetapi tidak ada pada jaringan saraf orang dewasa dalam jumlah yang cukup banyak untuk

dideteksi.

Juluran Neuron Ciri paling khas dari suatu neuron adalah juluran atau prosesus sitoplasmanya yang terdiri atas

dendrit dan akson. Dendrit dan akson terdapat pada hampir semua neuron.

1. Dendrit

Page 25: Anatomy Dan Histologi

Umumnya satu neuron mengandung beberapa dendrit, contohnya neuron motorik pada kornu

anterior medula spinalis. Kebanyakan dendrit terlihat bercabang dan cabang-cabangnya menjadi lebih

kecil diameternya daripada cabang utama. Ciri-ciri histologis dendrit adalah:

a. Pangkalnya lebih tebal dan semakin kedistal semakin tipis.

b. Tiap dendrit dapat bercabang menjadi cabang primer, sekunder tertier dan seterusnya.

c. Permukaannya diliputi oleh tonjolan kecil atau duri (spine/gemullae) yang berfungsi sebagai tempat

kontak sinaps.

d. Batang utama dendrit mengandung badan Nissl, ribosom bebas, mitokondria, mikrotubulus dan

mikrofilamen, tetapi kandungan badan Nissl dan ribosom bebas makin berkurang oleh

percabangannya sampai organel tersebut tidak ada pada ranting yang sangat kecil. Dendrit tidak

mempunyai kompleks Golgi.

Fungsi dendrit adalah menerima rangsang saraf dari ujung akson neuron lainnya melalui

sinaps akso-dendritik. Dendrit mempunyai peranan yang sangat penting bagi kemampuan neuron untuk

mengintegrasikan informasi yang datang dalam jumlah banyak. Rangsang saraf yang datang dapat

merangsang atau menghambat kegiatan listrik pada membran dendrit, yaitu menaikkan atau

menurunkan ambang rangsang neuron.

Ambang rangsang adalah suatu nilai dalam millivolt yang harus dilalui agar membran saraf

tersebut dapat mengalami depolarisasi dan dengan demikian timbul arus listrik yang merambat. Dengan

demikian neuron tersebut dapat meneruskan atau menghambat rangsangan yang datang. Rangsangan

saraf yang diterima oleh dendrit umunya merambat ke arah badan sel saraf.

2. Akson

Setiap sel saraf mempunyai satu juluran panjang dengan pangkal yang menjorok masuk ke

dalam perikarion yang dikenal sebagai akson Hillock. Ciri histologis akson adalah:

a. Mempunyai pangkal akson pada perikarion yang disebut akson Hillock.

b. Umumnya lebih tipis (halus) dan jauh lebih panjang daripada dendrit pada neuron yang sama.

Page 26: Anatomy Dan Histologi

c. Aksoplasma tidak mengandung struktur apapun yang berperan dalam sintesa protein seperti badan

Nissl (rough endoplasmic reticulum), ribosom dan kompleks Golgi.

d. Aksoplasma mengandung neurofilament, mikrotubulus dan mitokondria.

e. Sebagian besar akson bermielin dan karenanya tampak putih mengkilat dalam keadaan segar.

Selubung mielin bukan merupakan bagian dari neuron, tetapi merupakan bagian dari selubung

neuron. Selubung mielin hanya ada pada akson dan tidak pernah pada dendrit. Tetapi ada pula

akson yang tidak bermielin. Bila dengan mikroskop cahaya terlihat serat saraf bermielin maka sudah

tentu itu adalah akson. Bila serat sarafnya tidak bermielin maka serat tersebut mungkin akson dan

mungkin pula dendrit.

f. Ujung akhir akson bercabang-cabang seperti ranting yang disebut telodendria yang berkontak

dengan perikarion, dendrit, atau akson dari satu neuron atau lebih pada sinaps.

g. Pada ujungnya ranting aksonal memperlihatkan pembengkakan kecil disebut “boutons terminaux”.

Fungsi akson adalah meneruskan atau menyalurkan rangsang saraf ke neuron lainnya, serat otot

atau sel kelenjar.

Berdasarkan jumlah julurannya, dikenal 3 jenis neuron:

1. Neuron unipolar

yaitu neuron yang hanya mempunyai satu juluran. Contohnya neuron unipolar pada masa embrio

2. Neuron bipolar

yaitu sel saraf berbentuk kumparan dengan 2 juluran yang masing-masing keluar dari ujung

perikarion (badan sel saraf). Contohnya ganglion vestibular dan koklear di telinga, neuron olfaktoris

di regio olfaktoria hidung.

Neuron pseudo-unipolar

yaitu neuron yang berbentuk oval yang pada awalnya berbentuk bipolar, tetapi pada perkembangan

selanjutnya juluran yang pada mulanya saling bertolak belakang, kemudian menggeser, mengitari

perikarion, menghampiri satu dengan lainnya dan menyatu membentuk satu prosesus tunggal.

Prosesus tunggal tersebut berpangkal pada perikarion dan pada ujung distalnya bercabang dua

sehingga mirip huruf T. Contohnya adalah neuron pada ganglia kranio-spinal. Satu cabangnya

Page 27: Anatomy Dan Histologi

mengarah ke perifer dan cabang lainnya mengarah ke pusat masuk ke radiks posterior saraf menuju

ke SSP.

3. Neuron multipolar

yaitu neuron berbentuk poligonal yang mempunyai banyak prosesus. Bentuk neuron ini merupakan

bentuk yang paling banyak dijumpai ditubuh kita. Contohnya neuron motorik di kornu anterior

medulla spinalis, batang otak, korteks serebri/otak besar (sel piramid) dan korteks serebelli/otak

kecil (mempunyai bentuk yang sangat khas bagaikan tanduk menjangan yang bercabang-cabang).

Fungsi Neuron

Fungsi dasar jaringan saraf adalah melakukan komunikasi. Fungsi tersebut tergantung pada sifat-

sifat khas dari badan saraf dan julurannya yang panjang. Sifat khas tersebut tergantung pada dua sifat

dasar protoplasmanya:

1. Kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsangan fisik dan kimiawi (iritabilitas).

2. Kemampuan untuk menyebarkan rangsangan tersebut dari satu tempat ketempat lain

(konduktivitas).

Fungsi motorik, sensorik dan integratif suatu sel saraf terutama tergantung pada sifat iritabilitas dan

konduktivitasnya. Selain itu beberapa sel saraf dapat melakukan sekresi mirip sistim endokrin yang

menghasilkan hormon (sekret neural) yang disalurkan melalui akson dari tempat pembentukannya ke

tempat lain. Hasil sekret sel saraf tersebut tersebut dilepaskan dari ujung akson ke dalam ruang

perivaskular masuk ke dalam pembuluh darah dan kemudian diangkut dari darah ke organ sasaran.

B. Sel Glia (neuroglia cells) Istilah neuroglia berasal dari nerve glue (nerve=saraf dan glue= lem) berfungsi sebagai penyokong

dan penyatu jaringan saraf. Neuroglia merupakan 70-80% dari seluruh sel yang ada di SSP. Sel neuroglia

umumnya kecil dan hanya intinya terlihat pada sediaan rutin dengan diameter 3-10 mikrometer.

Neuroglia paling baik dipelajari dengan teknik impregnasi perak dan emas khusus yang memperlihatkan

seluruh sel. Macam-macam sel Glia adalah ;

Page 28: Anatomy Dan Histologi

1. Mikroglia berasal dari mesoderm

2. Oligodendroglia berasal dari ektoderm

3. Astrosit fibrosa berasal dari ektoderm

4. Astrosit protoplasmatis berasal dari ektoderm

5. Sel ependim berasal dari ektoderm.

6. Sel Schwann di SST

7. Sel Satelit di SST

Astrosit

Bentuknya seperti bintang (astra) dengan banyak cabang sitoplasma yang hanya dapat dilihat dengan

teknik impregnasi perak. Intinya besar, bulat atau lonjong dan pucat (vesikular). Nukleoli tidak jelas.

Sitoplasmanya mengandung ribosom, kompleks Golgi, lisosom dan neurofilamen. Neurofilamen

memberi ketegaran pada proses astrositik. Cabang sitoplasmanya mengelilingi dan berhubungan dengan

kapiler darah. Ada 2 macam astrosit:

1. Astrosit protoplasmatik

Banyak ditemukan di dalam substansia kelabu (substansia grisea) otak dan sedikit di dalam

substansia putih (substansia alba).

Badan sel kurang lebih sama dengan sel piramid (sel saraf pada korteks serebrum). Inti sel juga besar

tetapi sukar dikenali. Sitoplasmanya bercabang banyak, pendek dan gemuk atau tebal. Setiap cabang

lalu bercabang-cabang lagi beberapa kali menjadi cabang yang lebih kecil sehingga gambarannya

mirip lumut. Kadang-kadang dapat ditemukan cabang yang menempel pada pembuluh darah yang

disebut kaki perivaskular yang berperan dalam membentuk sawar darah otak (Blood Brain Barrier).

2. Astrosit fibrosa

Terutama terdapat di dalam substansia alba dan sedikit di dalam substansia kelabu. Besarnya kurang

lebih sama dengan astrosit protoplasmatik. Inti selnya juga sukar dilihat. Percabangan sitoplasmanya

Page 29: Anatomy Dan Histologi

juga banyak tetapi kurus-kurus atau tipis sehingga gambarannya mirip dengan binatang bulu babi.

kadang-kadang juga ditemukan kaki perivaskular.

Fungsi astrosit selain sebagai sel penyokong juga berfungsi untuk :

1. Menyerap kelebihan ion kalsium yang lolos dari sel saraf selama proses konduksi impuls saraf.

2. Berperan dalam transportasi zat metabolisme antar neuron.

3. Berperan dalam pembentukan jaringan parut di SSP bila mengalami cedera.

Bila terjadi cedera pada SSP dan neuronnya rusak, maka astrosit menjadi sangat reaktif dan

disebut astrosit hipertrofi dan astrosit reaktif menggantikan tempat neuron rusak.

Oligodendroglia

Oligodendroglia bentuknya lebih kecil daripada astrosit dengan cabang sitoplasmanya lebih

pendek dan jumlah cabang sedikit (oligo= sedikit). Intinya kecil, dan sitoplasma disekitar inti sedikit,

tampak sebagai pinggiran perinuklear. Mengandung ribosom, kompleks Golgi, mikrotubulus dan

neurofilamen.

Sel ini terutama ada di substansia grisea yang berhubungan erat dengan perikarion neuron (sel-

sel satelit perineuronal) dan di substansia alba dalam jumlah yang sedikit yang terletak di antara

berkas-berkas akson. Lainnya terletak dekat dengan pembuluh darah (perivaskular).

Fungsi oligodendroglia adalah membentuk selubung mielin di SSP dan sebagai sel

penyokong. Cabang sitoplasma yang serupa daun dari badan-badan sel meluas melingkar mengitari

serat-serat saraf secara spiral. Tiap oligodendroglia mempunyai beberapa cabang sehingga dapat

membentuk sarung-sarung myelin disekitar beberapa serat-serat saraf yang berdekatan.

Mikroglia

Sel ini berasal dari mesoderm. Sel mikroglia merupakan sel yang kecil, terdapat disubstansia alba dan

grisea dekat dengan pembuluh darah. Tampak jelas dengan pulasan perak karbonat metoda Rio

Hortega. Badan sel agak gepeng. Intinya sukar dilihat. Percabangan sitoplasma yang langsung dari

badan sel cukup besar dan disebut cabang primer. Cabang primer ini kemudian bercabang-cabang lagi

menjadi cabang sekunder dstnya. Yang agak istimewa adalah bahwa cabang-cabang tersebut posisinya

Page 30: Anatomy Dan Histologi

kurang lebih tegak lurus terhadap cabang sebelumnya. Fungsinya fagositosis. Mikroglia akan

memfagosit jaringan yang nekrotik sehingga daerah tersebut menjadi bersih.

Sel Ependim

Sel ependim merupakan sel yang melapisi rongga atau ruang yang terdapat pada otak yang disebut

ventrikel dan kanalis sentralis pada medulla spinalis. Bentuk sel silindris rendah atau kuboid dengan

cabang sitoplasma dan pada permukaan bebasnya terdapat silia dan mikrovili. Sel ependim yang

melapisi pleksus koroideus membentuk lapisan khusus yang disebut epitel pleksus koroideus.

TRANSPORTASI AKSONAL (AXONAL TRANSPORT)

Protein yang disintesa di perikarion sel saraf dikirimkan sepanjang akson sampai ke bagian distal

akson. Di samping itu zat-zat lain yang dibutuhkan tubuh seperti glikoprotein, protein pembentuk

neurotransmiter, dsbnya juga akan di angkut dari perikarion ke akson melalui sistim transportasi khusus.

Akson tidak dapat mensintesa protein karena tidak mengandung badan Nissl /retikulum endoplasmik

kasar, ribosom dan kompleks Golgi. Proses pengangkutan protein dan zat-zat lainnya pada akson ini

disebut transportasi aksonal.

Untuk transportasi aksonal komponen yang terlibat adalah

1. Mikrotubulus

MIkrotubulus memegang peranan yang sangat penting sebagai jalur lintasan (track) untuk

melintasnya kantong (vesikel) yang membawa protein, glikoprotein, mitokondria, faktor tumbuh,

protein pembentuk neurotransmitter dan zat-zat lainnya.

Page 31: Anatomy Dan Histologi

Mikrotubulus adalah organel yang penting di dalam sitoplasma sel saraf untuk transportasi protein

dan zat-zat lainnya yang dibutuhkan oleh akson. Di samping itu mikrotubulus juga berperan dalam

pergerakan silia dan flagel serta pemisahan kromosom selama proses mitosis dan meiosis.

Mikrotubulus mempunyai diameter 25 nanometer dengan ketebalan dindingnya 9 nanometer dan

lumennya 15 nanometer. Dindingnya dibentuk oleh 13 protofilamen protein tubulin. Satu

mikrotubulus (singlet microtubule) dibentuk oleh kumpulan protofilamen yang berjalan secara

paralel membentuk suatu lembaran (sheet). Satu protofilamen di bentuk oleh kumpulan

heterodimer tubulin monomer alfa yang bermuatan positif dan beta yang bermuatan negatif .

Setiap satu monomer merupakan protein globular berukuran 4 nanometer yang mengikat 1 GTP.

Proses pembentukan satu protofilamen ini dikenal sebagai polimerisasi dan membutuhkan energi

yang di peroleh dari GTP (guanosin trifosfat).

Ujung mikrotubulus yang dekat dengan perikarion merupakan kutub negatif sedangkan yang jauh

dari perikarion merupakan kutub positif.

2. Protein penggerak (motor Protein)

Ada 2 jenis protein penggerak (motor protein) yang berperan dalam transportasi aksonal yaitu

kinesin dan dynein.

Kinesi merupakan protein penggerak yang mempunyai aktivitas ATP-ase. Protein ini

menggunakan energi berasal dari pemecahan (hidrolisis) ATP untuk dapat menggerakan vesikel

bergerak sepanjang lintasan mikrotubulus dari kutub negatif (ujung perikarion) ke kutub positif

(ujung akson). Protein ini mempunyai 3 domain yaitu kepala,badan dan ekor yang berbentuk

globular. Bagian kepala akan berikatan dengan mikrotubulus dan ATP yang diperlukan untuk

bergerak sepanjang lintasan, sedangkan bagian ekornya akan berikatan dengan vesikel transport via

reseptor kinesin.

Dynein merupakan protein penggerak (motor protein) dengan aktivitas ATP-ase, menggunakan

energi yang berasal dari ATP untuk bergerak sepanjang lintasan mikrotubulus dari ujung positf ke

ujung negatif . Protein ini juga terdiri atas 3 bagian yaitu kepala, badan dan ekor. Bagian kepala akan

berikatan dengan mikrotubulus dan ATP, sedangkan bagian ekor akan berikatan dengan membran

vesikel transpor via reseptor dynein.

Page 32: Anatomy Dan Histologi

3. Vesikel transpor.

Protein, glikoprotein, faktor-faktor pemelihara akson, dan zat-zal lain akan disimpan dalam

vesikel transpor yang berfungsi sebagai kontainer. Pada membran vesikel ini terdapat reseptor untuk

protein kinesin atau reseptor untuk protein dynein.

Berdasarkan arah transportasi ada 2 macam cara transportasi aksonal yaitu:

1. Anterograde transport

Yaitu pengangkutan protein dan bahan-bahan lainnya dalam akson dari perikarion ke ujung akson.

Untuk kegiatan ini komponen yang terlibat adalah vesikel transpor, protein penggerak kinesin dan

mikrotubulus.

Berdasarkan kecepatan pengangkutan protein dan zat-zat lainnya dalam akson, anterograde

transport dibedakan atas 2 macam yaitu

A. Anterograde cepat (Fast Anterograde) dengan kecepatan 50-400 mm/hari

B. Anterograde lambat (Slow anterograde) dengan kecepatan 1-4 mm/hari.

Pada anterograde cepat zat-zat diangkut dalam vesikel transpor yaitu neurotransmitter dan zat-zat

serta ensim-ensim yang dibutuhkan untuk sintesa neurotransmitter, glikoprotein dan glikolipid,

membran vesikel sinaps. Pada anterograde lambat, protein yang diangkut adalah aktin, clathrin,

calmodulin, enolase, protein neurofilament dan tubulin.

2. Retrograde transport

yaitu proses pengangkutan bahan-bahan dalam akson dari ujung akson ke perikarion. Proses

pengangkutan ini melibatkan vesikel transpor, protein penggerak dynein dan mikrotubulus. Materi

yang diangkut dengan cara ini adalah sisa-sisa protein vesikel sinaps yang sudah lama yang akan

digradasi di lisosom, faktor tumbuh saraf (nerve growth factor) seperti NGF (nerve growth factor),

zat-zat sisa lainnya dan zat-zat ekstraselular yang masuk melalui membran akson. Toksin-toksin

Page 33: Anatomy Dan Histologi

seperti toksin tetanus, dan virus tertentu seperti herpes dan rabies di angkut secara retrograde dari

ujung akson yang berada dekat dengan tempat masuknya benda asing tersebut, masuk secara

retrograde dalam akson dan kemudian diangkut menuju ke perikarion neuron tersebut.

SINAPS

Sinaps merupakan tempat transmisi transneuronal suatu impuls (rangsang) saraf. Ada 2 macam cara

impuls saraf diteruskan dari satu neuron ke neuron lainnya yaitu:

1. Secara kimia (chemical sinaps)

Impuls diteruskan dari satu saraf kelainnya melalui suatu subtansi kimiawi (neurotransmitter atau

neuromodulator) yang dilepaskan dari sel pra-sinaps menuju ke pasca sinaps untuk menghasilkan

suatu aksi potensial. Penerusan impuls saraf dari satu neuron ke neuron lainnya atau ke suatu daerah

target dengan cara kimiawi merupakan cara yang paling umum digunakan. Penerusan impuls saraf

dari dendrit sel saraf ke otot juga hanya dilakukan secara kimiawi.

2. Secara listrik (electrical sinaps)

Impuls saraf yang diteruskan dari neuron yang satu kelainnya melalui ion-ion yang melintas bebas

melewati saluran-saluran pada gap junction guna meneruskan potensial aksi dari sel pra sinaps

langsung menuju ke post sinaps. Penerusan impuls saraf secara listrik ini jarang terdapat di SSP

mammalia tetapi ditemukan pada beberapa tempat di batang otak, retina dan korteks serebrum.

Satu sinaps terdiri atas unsur prasinaps (umumnya suatu bouton sinaps) dan unsur pasca sinaps

(suatu dendrit) dengan suatu celah sinaps ekstrasel yang sempit di antara keduanya. Celah tersebut

hanya selebar 20-30 nm dan dapat mengandung filamen-filamen halus yang menjembatani bagian luar

membran pra-sinaps dan membran pasca sinaps .

Pada bagian pra-sinaps terdapat kumpulan gelembung berukuran 40-60 nm yang berisi substansia

neurotransmitter. Bila timbul aksi potensial pada ujung akson, gelembung sinaps menyatu dengan

membran pra-sinaps pada tempat pelepasan yang khusus, mengeluarkan isinya ke dalam celah sinaps.

Neurotransmiter kemudian melewati membran pasca sinaps untuk berinteraksi dengan molekul-

Page 34: Anatomy Dan Histologi

molekul reseptor. Hal ini menyebabkan perubahan potensial membran dari neuron pasca sinaps

sehingga terjadi pemindahan impuls.

Beberapa neurotransmitter adalah asetilkolin, norepinefrin, epinefrin, serotonin, enkefalin,

endorphin, gamma aminobutyric acid (GABA) dsbnya. Neurotransmiter ini disintesa dan dibungkus

dalam vesikel-vesikel transpor di ujung akson/akson terminal, tetapi beberapa neurotransmiter misalnya

neurotransmitter golongan peptida mungkin dihasilkan di badan sel saraf/soma. Neutransmiter yang

diproduksi di soma (diduga sangat sedikit) dibungkus dalam gelembung sinaps, kemudian diangkut

melalui mikrotubulus aksoplasma ke ujung akson.

Berdasarkan bagian sel saraf yang saling berkontak, sinaps ini dapat berupa:

1. Akso-dendritik

2. Akso-somatik

3. Dendro-dendritik

4. Akso-aksonik

5. Akson dengan serat otot.

Suatu akson dapat membentuk sinaps dengan akson lainnya pada bagian yang tidak bermielin yaitu

bagian segmen awal (didaerah akson hillock) dan bagian ujung akson (end bulb regions). Sinaps bentuk

dendro-dendritik, merupakan bentuk yang lebih jarang ditemui. Sinaps seperti ini dapat dijumpai antara

sel reseptor olfaktorius di rongga hidung dengan sel saraf di daerah korteks serebri area olfaktorius.

SINTESIS NEUROTRANSMITER Salah satu contoh sintesis dan pelepasan neurotransmitter yang akan di bahas di bawah ini adalah

proses sintesis dan penglepasan neurotransmitter asetil kolin .

Aksi potensial atau impuls listrik saraf yang berjalan sepanjang akson akan tiba di ujung akson

(terminal akson atau boutons terminaux). Rangsang listrik saraf ini akan membuka kanal ion.

kalsium yang diikuti dengan masuknya kalsium ke dalam akson. Disamping itu pada saat yang

bersamaan juga akan masuk kedalam akson ion natrium lewat pompa aktif natrium. Masuknya ion

natrium ini akan membawa serta senyawaan kolin dan senyawaan asetat ke dalam akson lewat pompa

natrium.

Page 35: Anatomy Dan Histologi

Senyawaan asetat yang masuk lewat pompa natrium dan yang masuk ke akson lewat transportasi

aksonal anterograde tipe cepat akan diaktivasi (diubah menjadi bentuk aktif) di dalam mitokondria

menjadi asetil ko-ensim A (Asetil KoA). Senyawaan kolin yang masuk lewat pompa natrium dan yang

sampai ke akson lewat transportasi aksonal tipe cepat akan diubah menjadi asetilkolin dengan bantuan

asetil ko-ensim A dan ensim kolin asetil transferase.

Asetilkolin yang sudah disintesa kemudian akan masuk ke dalam vesikel sinaps lewat proses

endositosis. Neurotransmiter akhirnya akan dibungkus oleh membran vesikel sinaps. Membran vesikel

sinaps ini dapat berasal dari membran vesikel sinaps yang dipakai ulang kembali setelah melepaskan

neurotransmitter melalui proses internalisasi atau membran vesikel yang baru yang masuk ke ujung

akson lewat transportasi aksonal anterograde tipe cepat. Kedalam vesikel ini juga akan dimasukkan ATP

sebagai sumber energi dan zat-zat lain seperti proteoglikan.

Vesikel sinaps lalu bergerak ke membran terminal akson (bouton terminaux) dan kemudian

menyatu dengan membran tersebut. Proses pergerakan vesikel dan penyatuan vesikel dengan membran

terminal akson ini di fasilitasi oleh ion kalsium yang masuk lewat kanal kalsium. Pada proses ini,

protein synapsin I diduga juga turut berperan.

Neurotransmiter akhirnya akan dilepaskan ke dalam celah sinaps lewat proses eksositosis.

Asetilkolin kemudian akan berikatan dengan reseptor asetilkolin di membran postsinaps (umumnya di

dendrit). Ikatan antara asetilkolin dengan reseptornya akan menimbulkan terjadinya depolarisasi

(perubahan muatan listrik) dan akhirnya menimbulkan impuls listrik saraf yang akan berjalan merambat

menuju ke badan sel saraf.

Perangsangan impuls listrik di postsinaps ini kemudian akan terhenti setelah ensim asetilkolin

esterase memutuskan ikatan asetilkolin dengan reseptornya. Asetilkolin akan dihidrolisa menjadi

senyawaan kolin dan asetat yang akan masuk kembali ke dalam akson lewat pompa natrium, untuk

digunakan kembali dalam sintesa neurotransmitter. Membran vesikel sinaps juga akan dipergunakan

kembali untuk membuat vesikel yang baru melalui proses internalisasi.

Page 36: Anatomy Dan Histologi

SUSUNAN SARAF PUSAT Susunan saraf pusat terdiri atas otak dan medula spinalis. Susunan saraf pusat berfungsi untuk

menerima dan mengintegrasikan semua rangsang yang diterima dari luar tubuh (eksteroseptif) dan dari

dalam tubuh (interoseptif) melalui reseptor-reseptor tertentu. Rangsang yang diterima oleh reseptor

diubah menjadi impuls saraf dan diteruskan ke SSP. Oleh SSP impuls saraf ini kemudian diterima, diolah

dan diintegrasikan. SSP kemudian menjawab impuls yang diterima tersebut dan akan mengirim impuls

jawaban ke organ-organ efektor seperti otot, kelenjar, dan sebagainya. Impuls yang diterima juga dapat

disimpan sebagai memori untuk waktu selanjutnya dan dapat direcall (dipanggil) kembali sewaktu

diperlukan.

Secara histologi susunan saraf pusat terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut:

1. Neuron.

Pada medulla spinalis neuron terletak di dalam kolumnar berbentuk huruf H (daerah substansia

grisea atau daerah abu-abu). Sedangkan didalam otak letaknya di lapisan permukaan korteks

serebri (juga daearah substansia grisea) dan dibagian dalam otak yaitu di nukleus (kumpulan

neuron dengan fungsi khusus).

2. Neuroglia

Neuroglia merupakan sel-sel penyokong sel-sel saraf.

3. Serat saraf

Umumnya serat saraf merupakan akson yang panjang dengan atau tanpa mielin. Kebanyakan

serat saraf ini bergabung membentuk suatu ikatan suatu ikatan yang disebut traktus.

4. Struktur tambahan yang membantu atau memelihara, melindungi sel saraf yang terdapat di

dalam SSP seperti pembuluh darah, cairan serebro-spinal (likuor serebri), selaput otak dsbnya.

Substansia Grisea dan Alba

Page 37: Anatomy Dan Histologi

Otak dan medula spinalis terdiri atas 2 lapisan yaitu bagian yang bewarna abu-abu (substansia

grisea) dan yang bewarna putih (substansia alba). Pada substansia grisea terletak terletak perikarion

dan serat saraf tak bermielin. Dalam keadaan segar bagian ini bewarna abu-abu. Sedangkan substansia

alba terdiri atas akson bermielin yang dalam keadaan segar bewarna putih karena adanya myelin dan

dendriT .

MEDULA SPINALIS

Medula spinalis yang terpotong melintang terdiri atas bagian putih disebelah luar yang disebut

substansia alba dan bagian yang bewarna abu-abu (lebih gelap) berbentuk huruf H atau kupu-kupu

disebut substansia grisea. Di bagian tengah terdapat saluran kecil yang disebut kanalis sentralis.

Substansia alba medula spinalis berisi akson dengan fungsi khusus yaitu motorik dan sensoris

yang disebut funikulus. Ada 3 funikulus yaitu dorsal, ventral, dan lateral. Masing-masing funikulus ini

beirisi kumpulan serat saraf yang lebih kecil disebut traktus atau fasikulus. Substansia grisea medula

spinalis berisi perikarion yang merupakan pusat tropik dan di daerah ini ;

sangat banyak terdapat sinaps neuron. Kornu anterior medula spinalis pada sajian tampak sebagai

bagian sayap yang gemuk dan merupakan daerah yang paling banyak mengandung neuron. Sel saraf

motorik pada daerah ini merupakan sel saraf multipolar dengan ciri histologisnya yaitu selnya besar

biasanya poligonal. Sitoplasmanya bercabang-cabang dan intinya besar, berbentuk bulat atau lonjong

dengan anak inti yang jelas. Dendrit dan aksonnya terlihat jelas. Badan sel dan dendrit mengandung

badan Nissl, sedangkan bagian aksonnya tidak mengandung badan Nissl. Pangkal akson yang disebut

“gumuk akson” atau akson hilok (axon hillock) tidak mengandung substansia Nissl.

Funikulus dorsalis digolongkan sebagai traktus asendens dan terdiri atas fasikulus gracilis dan

cuneatus yang membawa informasi propioseptif, rasa getar (vibrasi), dan diskriminasi taktil serta traktus

intersegmen posterior yang akan menghubungkan bagian kiri dan kanan medula spinalis. Funikulus

lateral terdiri atas traktus spinocerebellar posterior (propioseptif, rasa sentuh dan tekan), traktus

Page 38: Anatomy Dan Histologi

spinocerebellar anterior (propioseptif, rasa sentuh dan tekan), traktus spinotalamikus lateral

(sensibilitas nyeri dan suhu), traktus spinotectal (refleks spinovisual), traktus posterolateral /Lissauer,

traktus spinoretikular, traktus spinoolivary (informasi dari kulit dan propioseptif). Funikulus lateral yang

tersebut di atas ini digolongkan ke dalam traktus asenden. Traktus pada funikulus lateral yang

digolongkan sebagai traktus desenden adalah traktus kortikospinal lateral

(gerakan volunter), traktus rubrospinal (aktivitas otot), traktus retikulospinal lateral (aktivitas muskular),

traktus autonomik desenden (fungsi viseral), traktus olivospinal (aktivitas muskular). Traktus yang lainya

adalah traktus intersegmen lateral (menghubungakn bagian kiri dan kanan medula spinalis). Funikulus

anterior terdiri atas traktus spinotalamikus anterior (rasa taktil dan tekan) yang bersifat asenden; traktus

kortikospinal anterior (gerakan volunter), traktus vestibulospinal (kontrol tonus otot), traktus tektospinal

(gerakan tangan dan kepala), traktus retikuloinal (fungsi motorik) yang digolongkan sebagai traktus

desenden. Traktus yang lainnya adalah traktus intersegmenal anterior (menghubungakn bagian kiri dan

kanan medula spinalis). Substansia grisea medula spinalis berisi perikarion yang merupakan pusat tropik

dan di daerah ini sangat banyak terdapat sinaps neuron. Kumpulan sel-sel saraf pada substansia grisea

ini disebut sebagai nukleus.

Kornu anterior medula spinalis pada sajian tampak sebagai bagian sayap yang gemuk dan

merupakan daerah yang paling banyak mengandung neuron. Sel saraf motorik pada daerah ini

merupakan sel saraf multipolar dengan ciri histologisnya yaitu selnya besar biasanya poligonal.

Sitoplasmanya bercabang-cabang dan intinya besar, berbentuk bulat atau lonjong dengan anak inti yang

jelas. Dendrit dan aksonnya terlihat jelas. Badan sel dan dendrit mengandung badan Nissl, sedangkan

bagian aksonnya tidak mengandung badan Nissl. Pangkal akson yang disebut “gumuk akson” atau

akson hilok (axon hillock) tidak mengandung substansia Nissl. Kebanyakan sel saraf motorik yang

terdapat di kornu anterior adalah sel saraf motorik besar yang aksonnya akan keluar melalui akar depan

(anterior root) dan dikenal sebagai serat saraf alpha eferen yang akan mempersarafi otot skelet (otot

rangka). Sel saraf motorik kecil juga akan melintasi akar depan (anterior root) membentuk serat saraf

gamma eferen yang akan mempersarafi muscle spindle. Sel saraf motorik dikelompokkan dalam

kelompok medial, sentral dan lateral. Sel-sel saraf yang terdapat pada kornu posterior (dorsal)

dikelompokkan menjadi substansia gelatinosa, nukleus propius, nukleus dorsalis (Clark’s nukleus),

nukleus viseral afferent. Sel-sel saraf yang terdapat pada kornu lateral dikelompokan sebagai grup

intermediolateral.

Page 39: Anatomy Dan Histologi

OTAK

Otak terdiri atas otak besar atau serebrum dan otak kecil atau serebelum. Disamping itu ada

bangunan berbentuk tabung yang letaknya di bagian inferior disebut batang otak (brainstem) yang

terdiri atas midbrain, pons dan medulla oblongata yang berisi pusat-pusat vital.

SEREBRUM

Serebrum dibagi oleh falks serebri menjadi 2 bagian yang serupa disebut hemisfer serebri kiri dan

kanan. Didalam hemisfer serebri substansia grisea terdapat dipermukaan (terbalik dengan medula

spinalis), berupa korteks serebri dan dibawahnya terdapat substansia alba dan lebih kedalam lagi

terdapat nukleus. Di dalam substansia grisea dan nukleus terdapat perikarion, dan di dalam substansia

alba terdapat akson bermielin. Secara histologis, serebrum terdiri atas 6 lapisan yaitu :

1. Lapisan Molekular, terutama terdiri atas serat-serat yang berasal dari sel-sel lapis lebih dalam, yang

berjalan paralel terhadap permukaan dan sedikit badan sel saraf yang dikenal sebagai sel horisontal

(Cajal). Sel ini berukuran kecil dengan bentuk pipih (gepang) dengan akson dan dendritnya berjalan

sejajar permukaan dan berkontak dengan dendrit sel piramid dan fusiform serta akson sel stellate.

2. Lapis granular luar, terdiri terdiri atas badan-badan sel saraf kecil berbentuk segitiga/piramid yang

berukuran 10-50 mikrometer. Dendritnya mengarah ke lapisan molekular dan bercabang-cabang,

sementara aksonnya mengarah ke lapisan di bawahnya dan substansia alba. Sel lainnya yang terdapat

pada lapisan ini adalah sel stellate (sel granular) yang berukuran kecil (8 mikrometer) dan berbentuk

poligonal. Akson sel granular ini panjang dan mengarah ke lapisan molekular, sementara dendritnya

pendek mengarah ke lapisan di bawahnya.

3. Lapis sel-sel pyramid luar, terdiri atas sel-sel piramid yang ukurannya makin ke dalam semakin

bertambah besar. Dendritnya mengarah ke lapisan molekular sementara aksonnya menuju ke arah

substansia alba

4. Lapis granular dalam, terdiri atas sel-sel granula bercabang (stelata) halus dan sel-sel pyramid

5. Lapis pyramid dalam atau lapis ganglion terdiri atas sel-sel piramid besar dan sedang. Disamping itu

juga terdapat sel stellate dan sel Martinotti. Sel Martinotti merupakan sel saraf multipolar berukuran

Page 40: Anatomy Dan Histologi

kecil, dengan dendrit yang pendek mengarah ke lapisan di atasnya, sedangkan aksonnya berjalan ke

arah lateral.

6. Lapis sel-sel multiform atau polimorf, terdiri atas sel-sel dengan macam-macam bentuk. Kebanyakan

sel yang terdapat disini adalah sel fusiform dengan dendritnya yang panjang mengarah ke arah

lapisan di atasnya.

Semua lapis ini tidak mempunyai batas yang tegas dan semuanya juga berisi neuroglia. Substansia

alba terdiri atas gabungan serat saraf bermielin yang menyebar kesegala arah. Serat-serat ini ditunjang

oleh neuroglia dan secara fungsional terdiri atas 3 kelompok:

1. Serat menghubungkan macam-macam bagian korteks pada satu hemisfer disebut serat asosiasi.

2. Serat yang menghubungkan bagian korteks hemisfer kiri dan kanan disebut serat komisural.

3. Serat yang menghubungkan korteks serebri dengan nukleus (pusat-pusat) dibawahnya disebut

serat proyeksi.

Serebrum atau otak besar mempunyai fungsi untuk menyimpan memori, berperan penting

dalam proses berpikir, belajar, rasa bertanggung jawab, analisa – sintesa dan berperan dalam proses

moral. Serebrum juga berperan untuk menerima, mengolah dan memberikan respon jawaban terhadap

rangsangan sensoris seperti pengaturan temperatur tubuh, rasa rabaan, penglihatan, pendengaran,

penghidu, rasa / kecap. Disamping itu bagian otak ini berfungsi untuk mengontrol kontraksi otot-otot

sadar ( skeletal ).

SEREBELLUM

Serebelum terbagi dua kiri dan kanan oleh bangunan seperti cacing bewarna abu-abu yang

disebut vermis (Gb-36). Permukaannya berlipat-lipat disebut folia

(=daun) yang tersusun paralel terhadap fissura (alur) utama.

Substansia grisea serebelum terdapat di permukaan berupa korteks

Page 41: Anatomy Dan Histologi

tipis. Di bawahnya terdapat substansia alba yang juga berisi kelompokan kecil perikarion membentuk

pusat-pusat (nukleus).

Korteks serebellum terdiri atas 3 lapisan, yaitu dari luar ke dalam:

Korteks serebellum terdiri atas 3 lapisan, yaitu dari luar ke dalam:

1. Lapisan Molekular yang merupakan lapisan terluar. Lapisan ini berisi sedikit sel saraf kecil dan banyak

serat saraf tidak bermielin.

2. Lapisan sel Purkinje atau disebut juga lapisan ganglioner, berisi sel Purkinje yang tampak besar,

dengan dendritnya bercabang seperti tanduk menjangan dan letaknya dalam satu bidang masuk

kedalam lapisan molekular, dengan satu akson yang masuk kedalam lapis dibawahnya3. Lapisan

Granular, berisi banyak perikarion kecil. Sel suatu folium.

LAPISAN PEMBUNGKUS (MENINGES)

SSP dilindungi oleh dari trauma luar oleh otot dan tulang yaitu tulang tengkorak dan vertebra. Di

samping itu SSP juga dilindungi oleh selubung jaringan ikat atau meninges. Selubung ini dari luar ke

dalam sebagai berikut:

Gb-38. Lapisan korteks serebellum

Page 42: Anatomy Dan Histologi

1. Duramater (dura=keras, mater= ibu)

merupakan lapisan terluar yang membungkus medula spinalis dan otak. Lapisan duramater

medula spinalis dan otak berbeda susunannya. Pada medula spinalis permukaan dalam ruang vertebra

dilapisi jaringan ikat padat disebut duramater periosteum.

Lapisan duramater fibrosa secara terpisah dan longgar membungkus medula spinalis. Di antara

duramater periosteum dan duramater fibrosa terdapat rongga epidural yang lebar berisi jaringan ikat

longgar, sel lemak dan pleksus venosa epidural. Permukaan dalam duramater dilapisi oleh sel gepeng

selapis yang berhubungan erat dengan medula spinalis melalui ligamentum dentikulata.

Duramater otak pada awalnya terdiri atas 2 lapisan tetapi pada orang dewasa kedua lapisan

tersebut menyatu. Lapisan terluar adalah duramater periosteum yang melapisi permukaan dalam

tengkorak (endosteum) terdiri dari jaringan ikat padat dengan banyak pembuluh darah. Lapisan dalam

yaitu lapisan fibrosa kurang mengandung pembuluh darah dan permukaan dalamnya dilapisi oleh epitel

selapis gepeng yang berasal dari mesoderm. Lapisan fibrosa ini terpisah dari lapisan luar pada tempat-

tempat tertentu untuk membentuk sinus-sinus venosus otak yang besar dan juga membalik ke dalam

dan terletak di dalam fisura-fisura besar di dalam otak sebagai pemisah, misalnya falks serebri yang

memisahkan serebrum kiri dan kanan, falks serebelli yang memisahkan serebellum kiri dan kanan.

Selain membentuk lipatan-lipatan, lapisan fibrosa ini juga membentuk atap fosa hipofiseal (diafragma

sela). Durakranium dan dura spinal berhubungan pada foramen magnum.

2. Arachnoid (Arachnoid= menyerupai laba-laba)

merupakan membran tipis, halus, avaskular yang melapisi duramater. Dari arachnoid ini keluar

trabekula jaringan ikat yang berjalan ke pia mater melintasi ruangan yang terisi oleh banyak trabekula.

Ruangan ini disebut ruang subarachnoid yang berisi cairan serebrospinal (likuwor serebrospinal). Pada

Page 43: Anatomy Dan Histologi

beberapa tempat arachnoid menembus duramater sebagai villi arachnoid yang menonjol ke dalam sinus

venosus duramater. Fungsi villi arachnoid ini adalah untuk menyalurkan cairan serebrospinal ke sinus

venosus. Pada trauma kepala yang parah pembuluh darah di pia mater dan di dalam otak akan pecah

dan darah akan berkumpul dalam ruang subarachnoid. Perdarahan ini disebut perdarahan subdural.

3. Piamater

Piamater adalah membran halus, lembut yang membungkus otak. Piamater meluas masuk ke

dalam sulkus serebri. Piamater terdiri atas 2 lapisan, yaitu bagian luar tersusun dari anyaman serat

kolagen, mengandung banyak pembuluh darah dan bagian dalam terdiri atas anyaman serat retikular

dan elastin halus yang melekat pada jaringan saraf di bawahnya tetapi terpisah dari unsur-unsur

saraf/otak oleh satu lapis cabang-cabang neuroglia.

CAIRAN SEREBROSPINAL (CEREBROSPINAL FLUID/CSF)

Cairan serebrospinal adalah cairan yang terdapat di dalam ruang-ruang otak (ventrikel otak) yaitu:

1. Ruang subarakhnoid

2. Ventrikel otak

3. Kanal sentralis medula spinalis.

Cairan ini dihasilkan oleh pleksus khoroid yang terdapat pada atap ventrikel ketiga dan ke

empat dan pada dinding medial ventrikel lateral. Cairan CSF dihasilkan secara aktif dan dalam keadaan

normal diimbangi oleh absorbsi kembali ke dalam darah.

Aliran serebrospinal (Gb-40) adalah sebagai berikut: dari ventrikel lateral CSF mengalir ke ventrikel III

dan disini jumlah CSF akan bertambah lebih banyak. Dari ventrikel III CSF mengalir melalui akuaduktus

Sylvii ke dalam ventrikel IV yang juga menghasilkan CSF. CSF kemudian keluar melalui foramen

Magendie dan Luschka masuk ke dalam ruang subarakhnoid. Di ruang subarakhnoid CSF mengalir ke

dalam sinus venosus kranial melalui vili arakhnoid yang merupakan berkas pia arakhnoid yang

menembus duramater untuk kemudian terletak dalam sinus venosus kranial dan kebawah di sekitar

medula spinalis.

Page 44: Anatomy Dan Histologi

Apabila salah satu foramen ventrikel otak mengalami penyumbatan maka cairan serebro-

spinalnya akan terus bertambah (tidak dapat ke luar) (Gb-41), akibatnya ventrikel otak membesar

karena tekanan cairan serebrospinal. Pembesaran ventrikel otak akan menekan unsur-unsur saraf di

sekitar ventrikel. Akibatnya fungsi otak terganggu. Bila hal ini terjadi pada bayi baru lahir (neonatus),

maka kepala bayi tersebut menjadi sangat besar. Keadaaan patologis ini disebut hidrosefalus.

Limbah metabolisme otak berdifusi bebas dari ruang ekstraselular, menembus ependim, masuk

ke CSF di ruang ventrikel. Cairan serebrospinal mengandung air, glukosa, asam-asam amino, vitamin C,

B dan asam folat. Gerakan bahan-bahan melalui epitel pleksus khoroid terjadi 2 arah. Molekul-molekul

seperti glukosa dan asam-asam amino yang dibutuhkan oleh otak dalam jumlah besar bergerak dengan

cara difusi yang difasilitasi (facilitatted diffusion) menuruni gradien konsentrasi, sedangkan bahan-

bahan yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit seperti vitamin C, vitamin B dan asam folat bergerak

dengan cara transpor aktif. CSF diproduksi dengan kecepatan rata-rata 350 mikroliter permenit atau

500 ml perhari

Fungsi CSF :

1. Mempertahankan lingkungan cairan sesuai untuk otak.

2. Memberi perlindungan terhadap benturan ringan dan luka mekanik lainnya (sebagai bumper).

PLEKSUS KHOROIDEUS Seluruh SSP terbenam didalam cairan serebrospinal yang disekresi oleh pleksus khoroid. Pada

pleksus ini tidak ada jaringan saraf di dindingnya. Pleksus khoroideus dibentuk oleh sel-sel ependima

yang menempel langsung di permukaan luar lapisan pia mater dan membentuk lipatan-lipatan yang

menonjol ke dalam lumen ventrikel.

Pada permukaan apikal sel-sel ependima terdapat taut sekap (tight junction) yang akan mencegah

lolosnya CSF ke dalam darah melintasi celah antar sel. Di antara sel-sel ependima juga terdapat taut

lekat (adherens junction) dan taut rekah (gap junction) untuk merekatkan 2 sel yang berdekatan dan

menjamin adanya perlintasan zat-zat di antara 2 sel yang saling bersisian.

Page 45: Anatomy Dan Histologi

Pada sel-sel ependima terdapat pompa natrium untuk masuknya air dan garam-garam ke dalam

likuwor serebrospinal. Ada 2 cara sekresi zat-zat oleh pleksus khoroideus ke dalam CSF atau LCS yaitu

secara diffusi yang difasilitasi dan transpor aktif. Zat-zat yang disekresi dengan cara diffusi yang

difasilitasi adalah glukosa dan asam-asam amino. Sedangkan vitamin B, vitamin C dan asam folat

disekresi secara transpor aktif .

VILUS ARAKHNOID Duramater di beberapa tempat tertentu ditembus oleh tonjolan kecil arakhnoid disebut vilus

arakhnoid dan menonjol masuk ke sinus venosus endokranial besar. Pada basisnya vilus arakhnoid

berhubungan langsung dengan CSF. Cairan serebrospinal yang terdapat diruang subarakhnoid pada villus

arakhnoid dipisahkan dari darah hanya oleh selapis epitel tipis arakhnoid dan endotel yang membatasi

sinus venosus yang terdapat persis di atas epitel tipis arachnoid. Vilus arakhnoid merupakan jalan utama

untuk keluarnya cairan serebrospinal dan berfungsi sebagai katup sehingga aliran CSF hanya searah

saja. Aliran CSF melintasi villus arachnoid ini tergantung pada perbedaan tekanan pada setiap sisi dinding

villus. Bila tekanan CSF lebih besar daripada vena, CSF akan masuk ke dalam darah. Tekanan hidrostatik

yang rendah dan tekanan osmotik koloid yang relatif tinggi dari darah di sinus venosus memudahkan

proses difusi cairan CSF ke darah di sinus venosus, menembus lapisan sel yang tipis. Sebaliknya bila

tekanan vena lebih besar dari CSF, villus arachnoid akan kolaps dan mencegah unsur-unsur darah masuk

kedalam CSF.

SAWAR DARAH OTAK

Sawar darah otak merupakan suatu lapisan yang menseleksi pemasukan zat-zat atau material

ke dalam parenkim otak. Sawar darah otak (blood brain barrier) di bentuk oleh 3 komponen yaitu

1. Dinding sel endotel

2. lamina basal sel endotel

3. Kaki perivaskular astrosit (end feet astrosit)

Page 46: Anatomy Dan Histologi

Di antara sel-sel endotel kapiler terdapat taut sekap (tight atau occluding junction) yang akan

melapisi celah antara sel-sel endotel kapiler darah dan mencegah lewat atau merembesnya zat-zat

melintasi celah ini. Zat-zat harus melewati dinding kapiler darah dengan cara mikropinositosis. Zat-zat

hanya dapat menembus dinding endotel kapiler darah masuk kedalam parenkim otak bila zat tersebut

mempunyai reseptor pada dinding endotel tersebut.

Material-material seperti O2, H2O, CO2 dan material-material berukuran kecil yang larut dalam

lemak, termasuk beberapa obat dapat melintasi sawar darah otak ini. Molekul-molekul seperti glukosa,

asam amino, vitamin-vitamin, nukleosida masuk lewat mekanisme diffusi yang difasilitasi. Ion-ion

masuk melalui mekanisme transport aktif.

Sawar darah otak berfungsi untuk:

1. Melindungi SSP dari perubahan konsentrasi ion yang terjadi secara tiba-tiba di cairan

ekstraselular.

2. Mencegah masuknya molekul-molekul dari sirkulasi ke dalam LCS yang dapat mengganggu

fungsi normal neuron di dalam SSP.

Kerugian dari sawar darah otak adalah antibiotik dan obat-obatan tidak dapat masuk ke dalam otak.

GANGLIA Ganglia adalah kumpulan neuron yang letaknya diluar SSP. Sedangkan kumpulan perikarion yang

terdapat di dalam SSP dan mempunyai fungsi tertentu disebut Nukleus.

Ada 2 macam ganglia yaitu:

1. Ganglia Kranio-spinal (sensorik) yang terdiri atas saraf kranial dan saraf spinal.

2. Ganglia Autonom yang berfungsi motorik dan berhubungan dengan sistim saraf otonom.

Ganglion ini terbagi menjadi 2 yaitu ganglion simpatis dan parasimpatis

Page 47: Anatomy Dan Histologi

Ganglia Kranio-spinalis

Ganglia spinalis bentuknya fusiform atau globular pada cabang posterior (radiks posterior

saraf-saraf spinal). Ganglia kranialis merupakan gembungan serupa pada beberapa saraf kranial. Sel

ganglionnya merupakan sel saraf jenis pseudounipolar, globular yang mempunyai cabang tunggal suatu

akson dan kemudian sewaktu meninggalkan badan saraf pada jarak tertentu bercabang dua menjadi

bentuk T atau Y , satu cabangnya secara fungsional berfungsi sebagai dendrit (serat eferen) menjadi

lebih tebal dan via saraf spinal atau kranial menuju ke perifer dan bermuara pada organ reseptor

(misalnya badan Meissner) dan cabang lainnya yang lebih ramping masuk ke SSP dan berfungsi sebagai

akson (saraf aferen). Secara Histologis kedua cabang sitoplasma ini mempunyai struktur yang identik.

Perikarionnya besar dengan inti dan anak inti yang jelas, tersusun dalam kelompok-kelompok dan

dipisahkan oleh berkas serat saraf. Perikarionnya mungkin berdiameter 15-25 mikrometer dengan

cabang yang tidak bermielin atau berdiameter lebih besar dari yaitu 100 mikrometer dengan cabangnya

bermielin. Setiap perikarion dikelilingi oleh satu lapis sel –sel kecil, gepeng atau kuboid yang disebut

sebagai sel satelit atau sel kapsul atau amfisit. Sel-sel satelit ini merupakan sel penyokong serupa

dengan sel glia di SSP.

Ganglia Autonom

Seperti ganglion kraniospinal, ganglion otonom juga mempunyai kapsul atau simpai jaringan ikat,

kecuali di ganglion perifer yang sangat kecil. Sel ganglion berukuran lebih kecil daripada ganglion

kraniospinal (15-45 mikrometer), berbentuk multipolar, dengan beberapa dendrit dan satu akson tidak

bermielin. Di sekitar perikarion terdapat sel-sel kapsul, meskipun hanya beberapa buah dan kecil-kecil.

Berbeda dengan ganglia kraniospinal, perikarion disini tidak menunjukkan kecenderungan untuk

mengelompok, akson-aksonnyapun tidak mengelompok membentuk berkas-berkas, perikarion dan serat-

serat di dalam ganglia bercampur baur. Sel ganglion ada yang bersifat kolinergik (mengeluarkan

neurotransmiter asetilkolin) dan ada yang adrenergik (mengeluarkan neurotransmiter noradrenalin

atau norepinefrin). Disamping itu juga ada yang bersifat dopaminergik.

Page 48: Anatomy Dan Histologi

Susunan Saraf Otonom

Walapun secara anatomi susunan saraf otonom digolongkan ke dalam SST, tetapi secara

fungsional merupakan sistim yang terpisah yang sangat dipengaruhi oleh SSP. Sistim saraf ini berperan

untuk mempertahankan keseimbangan di dalam tubuh yang disebut sebagai homeostasis. Sistim ini

mengatur:

1. Sekresi kelenjar

2. Kontraksi dan kecepatan denyut otot jantung

3. Kontraksi dan kecepatan kontraksi otot polos.

4. Sistim sirkulasi darah.

Sejak sistim ini ditemukan oleh Langley tahun 1921, sistim ini hanya meliputi serat eferen viseral

saja. Pendapat ini sesungguhnya sudah tidak tepat lagi karena disamping serat eferen juga ada serat

aferen (serat saraf sensoris viseral) yang memberi informasi pada badan kita akan adanya rasa sakit atau

tidak enak yang terjadi di dalam tubuh yang tidak terpisahkan dari sistim ini seperti rasa berdebar-debar

karena detak jantung yang cepat, rasa melilit pada perut dan sebagainya. Walaupun sistim ini berfungsi

secara otomatis, tetapi tetap dikendalikan oleh SSP, misalnya emosi terhadap lingkungan sekitar.

Pusat koordinasi antara sistim saraf ini dengan bagian saraf lainnya terletak di hipotalamus.

Sistim saraf otonom mempunyai 2 buah neuron motorik yaitu sebuah di dalam substansia grisea

medula spinalis atau batang otak (brain stem) yang disebut neuron preganglionar dan sebuah diluar

SSP (di dalam ganglia) yang disebut sebagai neuron postganglionar. Sistim saraf otonom ini terdiri

atas sistim saraf simpatis dan parasimpatis.

Sistim Persarafan Simpatis

Neuron preganglion sistem saraf simpatis mulai dari vertebra torakal pertama sampai vertebra

lumbal ke tiga, karenanya disebut juga sebagai divisi torakolumbar sistim saraf otonom . Serat

Page 49: Anatomy Dan Histologi

preganglionik bermielin dan meninggalkan medula spinalis via akar atau radiks ventral (motorik) nervus

spinalis. Serat saraf ini kemudian bersinaps dengan neuron postganglionik di dalam ganglia. Selanjutnya

serat saraf postganglionik ini akan menuju ke organ sasaran.

Berdasarkan lokasinya neuron postganglion ini terbagi atas 3 yaitu :

1. Ganglion paravertebra

2. Ganglion prevertebra

3. Ganglion terminal

Ganglion Paravertebralis

Letaknya antero-lateral medula spinalis, terbentang mulai dari vertebra servikal pertama sampai

vertebra sakral terakhir, membentuk trunkus simpatis (trunkus=rantai). Terdapat hubungan antara

trunkus kiri dengan kanan. Ganglion ini memberikan cabang postganglionar yang mengurus persarafan

simpatis sistim sirkulasi darah dan kelenjar yang terdapat di seluruh tubuh.

Ganglion Prevertebra

Letaknya di daerah anterior kolumna vertebralis, membentuk pleksus abdominalis. Ada 3 buah

ganglion prevertebral yaitu:

1. Ganglion Seliaka (Celiac).

2. Ganglion Mesenterika Superior.

3. Ganglion Mesenterika Inferior.

Serat saraf preganglionar keluar dari medula spinalis via akar atau radix ventral dan selanjutnya menuju

ganglion prevertebral melintasi trunkus simpatis yang dibentuk oleh ganglion paravertebralis.

Ganglion Terminalis

Page 50: Anatomy Dan Histologi

Letaknya paling perifer, dekat sekali dengan organ yang akan dipersarafinya.

Kedua serat saraf postganglionar dari ganglion prevertebral dan terminalis akan mensarafi otot polos

yang terdapat diseluruh tubuh. Semua serat saraf postganglionik adalah serat saraf tak bermielin

Sistim Persarafan Parasimpatis .

Sistim parasimpatis berbeda dengan simpatis dalam beberapa aspek yaitu:

1. Serat saraf preganglionnya berjalan keluar dari SSP bersama nervus kranial III, VII, IX dan X

yang keluar dari otak tengah (midbrain) dan batang otak (brainstem) dan bersama nervus

sakralis 2, 3 dan 4, karena itu sistim parasimpatis dikenal juga sebagai divisi Kraniosakral

Sistim Saraf Autonom.

2. Mempunyai serat preganglioner yang panjang terbentang dari otak atau saraf spinal sakral sampai

ke ganglion terminal yang letaknya dekat dengan organ sasaran.

3. Ganglion parasimpatis tidak tersusun dalam suatu rantai melainkan hanya berupa kumpulan

sel saraf yang difus yang tersebar bersama kapsul/simpainya atau antara jaringan suatu organ

(contohnya ganglion Auerbach dan Meissner di dinding usus).

Secara histologik, perikarion dari sel-sel ganglion ini membentuk kelompokan yang tersebar yang

dikelilingi oleh jaringan ikat. Di sekitar sel-sel ganglion terdapat sel-sel satelit. Contoh ganglia parasimpatis

adalah ganglia siliaris, genikulata, submandibula, otik, pterigopalatina, ganglia Meissner dan Aurbach di

kolon dan ganglia vesikalis di vesika urinaria.

Serat saraf preganglioner yang berjalan bersama saraf kranial berkaitan dengan fungsi sekresi

kelenjar, contohnya kelenjar lakrimal, kelenjar liur, dan sebagainya. Serat saraf preganglioner yang

berjalan bersama saraf kranial X akan bersinaps dengan neuron postganglionik yang akan mempersarafi

organ-organ yang terdapat di rongga abdomen dan toraks. Serat saraf preganglionik yang keluar dari

segmen sakral akan bersinaps dengan neuron postganglionik yang akan mempersarafi organ-organ yang

terdapat di dalam rongga pelvis, seperti kolon, rektum, vesika urinaria, dan sebagainya.

Page 51: Anatomy Dan Histologi

SELUBUNG SERAT SARAF ATAU SELUBUNG AKSON

Berdasarkan ada atau tidak adanya selubung mielin, serat saraf (akson) di SSP dan SST terbagi

menjadi 2 yaitu:

1. Serat saraf bermielin (Myelinated nerve)

Pada susunan saraf pusat (SSP) selubung mielin dibentuk oleh sel oligodendroglia. Satu sel

oligodendroglia membentuk selubung mielin untuk beberapa serat saraf. Sedangkan pada

susunan saraf tepi (SST) selubung mielin dibentuk oleh sel Schwann. Satu sel Schwann hanya

dapat membentuk 1 selubung mielin untuk satu akson.

2. Serat saraf tak bermielin (unmyelinated nerve)

serat saraf atau akson ini tidak mempunyai selubung mielin. Pada serat saraf tepi hanya

diselubungi oleh selubung sel Schwann yang juga menyelubungi serat saraf bermielin. Pada

susunan saraf pusat serat saraf ini hanya dilingkupi oleh jaringan ikat. Pada serat saraf

bermielin satu sel Schwann hanya dapat menyelubungi satu serat saraf. Sedangkan pada serat

saraf tak bermielin, satu sel schwann dapat menyelubungi beberapa serat saraf (akson).

SELUBUNG MIELIN

Selubung mielin adalah lapisan yang melingkari akson secara konsentris dan terdiri atas lipid dan

neurokeratin. Pada susunan saraf pusat selubung mielin dibentuk oleh sel oligodendroglia sedangkan

pada susunan saraf tepi dibentuk oleh sel Schwann (Gb-52).

Dalam keadaaan segar selubung mielin sangat refraktil dan putih (mielin memberikan warna

putih pada substansia alba otak dan medula spinalis) (Gb-53). Mielin yang terutama terdiri atas lipid,

Page 52: Anatomy Dan Histologi

melarut sesudah cara-cara fiksasi biasa, meninggalkan anyaman bahan-bahan protein yang disebut

neurokeratin disekeliling serat saraf. Mielin dapat difiksasi dan terpulas hitam osmium tetraoksida.

Sesudah difiksasi dengan bikromat, mielin dapat dapat diwarnai dengan hematoksilin.

Dengan mikroskop cahaya, selubung mielin terlihat sebagai silinder yang tidak sempurna atau

terputus-putus, karena pada setiap jarak 0,1-1,5 mm terdapat celah pada selubung-selubung yang

dikenal sebagai nodus Ranvier atau pinggetan Ranvier (Gb-54). Pada pulasan perak nodus Ranvier akan

terisi oleh endapan perak yang dikenal sebagai palang Ranvier. Dengan mikroskop elektron terlihat

bahwa mielin merupakan suatu seri lapisan konsentris membran plasma sel Schwann atau

oligodendroglia.

Proses Pembentukan Selubung Mielin

Proses pembentukan selubung mielin diawali oleh terjadinya invaginasi serat saraf ke dalam

sitoplasma sel Schwann. Kedua ujung sitoplasma sel Schwann kemudian akan menyatu dan

membungkus serat saraf. Tempat penyatuan awal ini dikenal sebagai mesaxon interna. Mesaxon

kemudian meluas ke arah dalam membentuk lapisan atau lamel-lamel sitoplasma sel Schwann.

Sitoplasma sel Schwann kemudian menghilang dan ke dua sisi dalam membran sitoplasma akan

menyatu dan menebal membentuk garis perioda. Membran ekstraselular dari sitoplasma sel

Schwann kemudian mendekat tetapi tidak menyatu membentuk garis interperioda. Pada akhir

proses mielinisasi terjadi penyatuan dinding sitoplasma sel Schwann untuk kedua kali yang disebut

mesaxon eksterna.

Pada saat penyatuan kedua sisi dalam membran sitoplasma sel Schwann terdapat kegagalan di

beberapa tempat sehingga meninggalkan sejumlah kecil sitoplasma yang terjerat dalam selubung

milein yang dikenal sebagai celah atau insisura Schmidt Lanterman. Fiksasi dengan menggunakan

osmium tetraoksida dapat menunjukkan adanya celah Schmidt Lanterman (Gb-57).

Pada SSP, proses pembentukan selubung mielin berjalan serupa dengan proses pembentukan di

SST, tetapi pada SSP satu sel oligodendroglia dapat membuat selubung mielin untuk beberapa

serat saraf.

Page 53: Anatomy Dan Histologi

Hipotesis tentang pembentukan lamel-lamel mielin ini dikenal sebagai teori “Jelly Roll”.

Fungsi Selubung Mielin

Fungsi selubung mielin adalah seperti insulator pada kawat listrik. Arus listrik meloncat dari dari

nodus Ranvier yang satu ke nodus Ranvier berikutnya dengan sangat cepat (saltatory conduction).

Dengan demikian kecepatan rambat saraf listrik pada saraf yang bermielin jauh lebih cepat dibandingkan

dengan serat saraf tanpa mielin.

SELUBUNG SCHWANN

Seluruh serat saraf perifer (akson) baik yang bermielin maupun tanpa mielin akan di selubungi

dibagian luar oleh selubung sel Schwann. Selubung Schwann ini disebut juga sebagai neurilema yang

dibentuk oleh sitoplasma sel Schwann.

Pada pinggetan Ranvier akson hanya diliputi oleh juluran sel Schwann dan selalu ada celah (gap)

diantara juluran sel schwann (Gb-58). Pada celah tersebut akson tidak terselubung alias telanjang, hal ini

sangat penting artinya bagi kelangsungan perambatan impuls saraf.

Sel Schwann penting artinya bagi kelangsungan hidup atau fungsi akson. Suatu serat saraf

perifer bila putus, akan kehilangan akson bagian distal. Akson baru akan tumbuh dari ujung proximal

potongan dan akan mengikuti jalur yang dibentuk oleh selubung Schwann yang masih utuh dibagian

distal.

Sel Schwann mempunyai inti yang heterokromatik biasanya gepeng dan terdapat ditengah sel,

banyak mengandung mitokondria, mikrotubulus, mikrofilamen, tetapi mengandung hanya sedikit

lisosom, endoplasmik retikulum dan apparatus Golgi .

SELUBUNG SARAF PERIFER

Page 54: Anatomy Dan Histologi

Saraf tepi disusun oleh berkas-berkas serat saraf, yang dipersatukan oleh jaringan ikat dan

mencakup baik saraf-saraf spinal yang berhubungan dengan medula spinalis maupun saraf-saraf kranial

yang berhubungan dengan otak. Kebanyakan saraf tepi nampak bewarna putih karena mengandung

lapisan mielin. Selain mempunyai selubung mielin dan selubung Schwann, saraf tepi dibungkus oleh

jaringan ikat yang kuat. Jaringan ikat yang membungkus saraf tepi adalah:

1. Epineurium

Epineurium merupakan jaringan ikat fibrosa yang membungkus satu bundle kumpulan berkas

serat saraf yang dikenal sebagai bundle berkas serat saraf (bundles of nerve fibers) . Satu berkas

serat saraf disebut sebagai fasikulus yang terdiri atas beberapa serat saraf . Epineurium tersusun

dari fibroblas dan serat kolagen yang tersusun secara longitudinal. Selain itu juga mengandung

sedikit serat elastin. Epineurium mengandung pembuluh-pembuluh darah utama untuk saraf.

2. Perineurium

Perineurium merupakan jaringan ikat padat kolagen yang membungkus satu fasikulus. Selubung

ini dibentuk juga oleh sel-sel fibroblas dan lapisan serat-serat kolagen yang tersusun secara

konsentris. Perineurium merupakan sawar terhadap keluar masuknya materi atau zat-zat pada

fasikulus saraf. Satu fasikulus saraf tersusun oleh banyak serat saraf (akson).

3. Endoneurium

Endoneurium merupakan jaringan ikat halus yang menyelubungi satu serat saraf (akson). Lapisan

ini dibentuk oleh sel fibroblas yang gepeng , serat kolagen dan serat retikulin halus. Endoneurium

berhubungan erat dengan neurilema.

Page 55: Anatomy Dan Histologi

RESPONS NEURON TERHADAP LUKA (INJURI)

Bila suatu sel saraf mengalami trauma yang menghancurkan, sel saraf yang hancur ini tidak dapat

diganti baru karena sel saraf tidak dapat berproliferasi, karenanya kerusakan pada SSP bersifat

permanen. Akan tetapi jika serat saraf tepi mengalami luka atau terpotong, sel saraf berusaha untuk

memperbaiki kerusakan, melakukan regenerasi juluran saraf yang rusak dan memperbaharui fungsinya

dengan cara menstimulus serangkaian proses metabolisma dan proses struktural yang dikenal sebagai

reaksi akson. Berdasarkan lokasi terjadinya reaksi akson ini di bagi menjadi 3 bagian yaitu:

1. Reaksi lokal (local reaction): reaksi yang terjadi pada tempat traumanya

2. Reaksi anterograde (anterograde reaction): reaksi yang terjadi pada bagian distal dari tempat

trauma.

3. Reaksi Retrograde: reaksi yang terjadi pada bagian proksimal dari tempat terjadinya trauma.

Beberapa reaksi berlangsung secara serentak, sementara yang lain mungkin terjadi mingguan atau

bulanan.

Reaksi lokal

Ke dua ujung yang mengalami trauma akan saling berusaha mendekat dan menyatu guna

menutup ke dua puntung yang terpotong dan mencegah hilangnya bagian sitoplasma akson. Makrofag

kemudian datang untuk memakan dan membersihkan daerah yang luka dari debris (kotoran).

Reaksi Anterograd

Ujung akson menjadi hipertrofi dan berdegenerasi dalam waktu seminggu, sehingga kontak

dengan membran pasca-sinaps akan berakhir. Sel Schwann kemudian akan berproliferasi, memfa-

gositasi puing-puing akson terminal yang hancur dan menduduki ruang sinaps. Bagian distal akson ini

mengalami degenerasi Wallerian yang menyebabkan akson menjadi terpecah-pecah dan sel-sel

Schwann berproliferasi dengan cepat yang kemudian akan memakan puing-puing akson dan selubung

mielin. Jaringan ikat yang menyelubungi serat saraf tersebut tidak mengalami perubahan. Ruangan yang

Page 56: Anatomy Dan Histologi

terdapat di antara jaringan ikat ini kemudian akan terisi oleh sel-sel Schwann yang berproliferasi secara

cepat., yang akan berfungsi sebagai penuntun bagi akson yang baru tumbuh yang bergerak menuju ke

bagian postsinaps.

Reaksi retrograd

Perikarion neuron yang hancur menjadi hipertrofi, badan Nisslnya akan tercerai berai dan inti sel

akan bergeser dari tempatnya semula. Kejadian ini disebut kromatolisis (chromatolysis). Setelah 3

minggu bila sel saraf luput dari trauma, badan sel kemudian secara aktif mensintesa ribosom-ribosom

bebas, protein dan berbagai molekul-molekul berukuran besar (makromolekul). Proses ini dapat

berlangsung selama beberapa bulan. Selama masa ini bagian proksimal akson dan selubung mielin yang

menyelubunginya akan berdegenerasi. Kemudian beberapa tunas akson akan muncul dari ujung

proksimal tersebut, dan berjalan mengisi ruang selubung jaringan ikat dengan dibimbing oleh sel-sel

Schwann menuju ke sel sasaran. Tunas yang pertama mencapai sel target akan langsung membentuk

sinaps, sementara tunas-tunas yang lain akan berdegenerasi. Proses regenerasi ini berlangsung kira-kira

dengan kecepatan 3-4 mm/hari. Sel saraf mempunyai pengaruh tropik (mempengaruhi kehidupan) sel

target. Jika sel saraf mati, maka sel-sel lainnya yang merupakan target dari sel saraf tersebut juga akan

mengalami atropi dan degenerasi. Proses ini disebut dengan degenrasi transneuron (transneuronal

degeneration).

Regenerasi pada SSP sangat-sangat sulit dibandingkan dengan serat saraf perifer, karena SSP tidak

mengandung jaringan ikat. Sel saraf yang rusak di dalam SSP akan difagositosis oleh makrofag yang khas

yaitu mikroglia. Ruang-ruang yang telah dibersihkan lewat proses fagositosis ini kemudian akan

diduduki oleh sel-sel glia yang berproliferasi secara besar-besaran membentuk parut glia (Glial scar).

Adanya glial scar ini menghalangi proses perbaikan, sehingga kerusakan sel saraf di dalalm SSP adalah

permanen dan tidak dapat diperbaiki.

UJUNG SARAF ATAU NERVE ENDINGS Tiap serat saraf perifer, sensoris, motoris atau sekretorius akhirnya berujung pada organ (badan)

perifer dengan satu atau beberapa cabangnya. Beberapa serat saraf bercabang sebagai ujung akhir saraf

Page 57: Anatomy Dan Histologi

bebas (naked nerve endings) diantara sel jaringan. Serat saraf yang berakhir pada reseptor sensoris

adalah dendrit dan yang berakhir sebagai ujung motoris atau sekretorius adalah akson. Ada 3 kelompok

ujung akhir saraf

1. Yang berakhir pada otot skeletal (cakram motorik atau motor end plate, “muscle spindle”).

Cakram motorik atau motor end plate bersifat motorik (efektor), sedangkan muscle spindle

bersifat sensorik.

2. Yang berakhir pada epitel (ujung akhir saraf bebas, bersifat sensoris).

3. Yang berakhir pada jaringan ikat (badan Vater Pacini, Meissner, dsbnya sifatnya sensoris).

1. CAKRAM MOTORIK (MOTOR END PLATE)

Serat saraf yang keluar dari SSP disebut serat eferen. Serat saraf eferen yang menuju ke otot

skelet (rangka) adalah serat saraf motorik dan efektornya adalah serat otot. Efektor artinya yang

memberikan efek pada jaringan atau daerah tertentu, sedangkan afektor artinya yang memberi kesan,

perasaan jadi sifatnya sensoris).

Selubung mielin akson menghilang sewaktu akson bercabang-cabang seperti cakar ayam

mendekati serat otot rangka. Selubung Schwann tetap melanjutkan diri meliputi akson yang bercabang

–cabang tersebut. Pada tempat cabang akson berhubungan dengan serat otot rangka, terdapat

pengelompokan sarkoplasma ditempat tersebut yang berisi banyak mitokondria dan inti sel otot rangka.

Cabang terminal akson yang mirip cakar ayam, menempati alur atau lekukan yang ada pada

permukaan serat otot rangka. Ujung akhir akson membengkak mirip ujung jarum pentol dan berisi

penuh dengan mitokondria dan vesikel sinaptik. Membran akson yang berhadapan dengan membran

serat otot rangka tidak menyatu dan dipisahkan oleh glikoprotein. Terdapat celah (gap) antara

permukaan membran akson dengan membran serat otot selebar 50 nanometer.

Page 58: Anatomy Dan Histologi

2. Badan Vater Paccini

Bangunan ini merupakan badan khusus yang bersifat sensorik dan bangunan reseptor berkapsul

yang terbesar. Alat pengindera ini terdiri atas sejumlah lapisan fibroblas dan ruangan berisi cairan

jaringan yang tersusun berlapis-lapis dengan serat saraf tak bermielin ditengahnya ,sehingga pada salah

satu potongannya akan terlihat berupa sejumlah lingkaran yang sepusat mengelilingi sebuah bintik.

Bintik itu sebenarnya bagian ujung serat saraf yang akan bermielin lagi setelah keluar dari badan

tersebut. Pada potongan yang lain bangunan ini dapat tampak mirip potongan sagital bawang bombai.

Bangunan ini ditemukan pada dermis dan hipodermis kulit, genital eksterna, puting payudara,

payudara, pankreas, jaringan ikat jarang, pankreas, mesenterium, dinding pembuluh darah,

ligamentum dan otot.

Fungsinya: reseptor tekanan dan getaran (mekanoreseptor)

3. Badan Meissner

Badan ini terdiri atas percabangan ujung serat saraf sensoris yang diselubungi sel Schwann yang

tersusun secara horizontal melingkar ke ujung. Di luar selubung sel Schwann ini terdapat lapisan

fibroblas dan serat kolagen kasar. Oleh karena itu bangunan ini tampak mirip jaringan ikat yang

tersusun berpilin membentuk bangunan bulat telur. Didalamnya terdapat percabangan ujung serat

saraf.

Badan Meissner terdapat di stratum papilare dermis ujung jari tangan dan kaki, telapak kaki,

telapak tangan, bibir dan puting payudara.

Fungsi : reseptor rabaan halus (mekanoreseptor).

4. Badan Ruffini

Page 59: Anatomy Dan Histologi

Ujung-ujung reseptor membentuk rami-rami atau jala-jala yang luas di antara serat-serat jaringan

ikat yang menyokongnya di dalam suatu bangunan berkapsul yang berbentuk lonjong. Perubahan

pada reseptor Ruffini tergantung pada temperatur. Aktivitas akan meningkat bila temperatur kulit

dingin dan menurun bila temperatur kulit hangat. Fungsinya: reseptor temperatur panas-dingin dan

reseptor rabaan dan tekanan. Bangunan ini terdapat pada bagian dermis dan hipodermis kulit,

khususnya di ujung jari tangan dan kaki.

5. Badan Krausse (End Bulbs of Krausse)

Ujung-ujung terminal saraf tak bermielin membentuk jala-jala di antara jaringan gelatinosa dalam

suatu bangunan bulat berkapsul jaringan ikat.

Fungsinya sebagai reseptor temperatur dingin.

Jaringan ini tersebar luas di seluruh tubuh , misalnya di stratum papilare konjungtiva palpebra, bola

mata, lidah, genital eksterna dsbnya.

6. Badan Golgi-Mazzoni

Mempunyai bentuk seperti korpus Paccini, tetapi reseptornya bercabang-cabang dengan perluasan

pada bagian ujungnya. Fungsinya belum diketahui dengan jelas, tetapi diduga berkaitan dengan

pendetekasian getaran (kurang dari 200 Hz). Bangunan ini banyak terdapat di jaringan subkutan

tangan dan permukaan tendon.

7. Neuromuscular spindle ( Muscle spindle)

Page 60: Anatomy Dan Histologi

Bangunan yang terletak di antara otot rangka yang berfungsi untuk mengontrol gerakan otot.

Bangunannya bersimpai jaringan ikat padat. Setiap muscle spindle mengandung 2-12 serat-serat

otot skelet khusus (serat-serat intrafusal/intrafusal fibers) yang terbenam di dalam kapsul jaringan

ikat yang berjalan paralel dengan serat-serat otot skeletal biasa dikelilingnya (serat –serat

ekstrafusal/extrafusal fibers). Secara histologik, muscle spindle disusun oleh 2 jenis serat otot

intrafusal yaitu:

A. Nuclear chain fiber yang berukuran lebih kecil dan lebih pendek yang mengandung sat deret

inti tunggal yang terletak di tengah.

B. Nuclear bag fiber yang berukuran lebih lebih besar dan lebih panjang dengan inti- inti yang

bertaburan di bagian tengah yang melebar menyerupai tas.

Setiap serat otot intrafusal dipersarafi oleh serat saraf eferen (serat gamma) yang merupakan

akson dari neuron motoris gamma yang terletak di tanduk anterior medula spinalis yang berakhir

pada ke 2 jenis serat otot intrafusal tersebut. Serat saraf aferen berasal dari 2 jenis ujung reseptor

pada serat intrafusal , ujung annulospiral dan ujung flower spray. Ujung annulospray membentuk

jala yang mengitari bagian tengah chain fiber dan nuclear chain.

Ujung flower spray tersebar luas sepanjang serat-serat otot intrafusal, terutama pada setiap sisi

bagian tengah yang berdekatan dengan ujung annulospiral. Ujung reseptor serat otot intrafusal

akan bereaksi terhadap peregangan serat-serat otot ekstrafusal atau tendonnya. Bila otot skelet

berkontraksi, muscle spindle akan berelaksasi.

Page 61: Anatomy Dan Histologi

BAB VI

MUSKULOSKELETAL

A. ANATOMI PELVIS Pelvis adalah daerah batang tubuh yang berada di sebelah dorsokaudal terhadap abdomen

dan merupakan daerah peralihan dari batang tubuh ke extremitas inferior. Pelvis bersendi

dengan vertebra lumbalis ke-5 di bagian atas dan dengan caput femoris kanan dan kiri

pada acetabulum yang sesuai. Pelvis dibatasi oleh dinding yang dibentuk oleh ulang,

ligamentum, dan otot.Cavitas pelvis yang berbentuk seperti corong, memberi tempat

kepada vesicaurinaria, alat kelamin pelvic, rectum, pembuluh darah dan limfe, dan saraf.

Kerangka kepala pelvis terdiri dari:

Dua os coxae yang masing-masing dibentuk oleh tiga tulang : os ilii, osischii, dan os

pubis,Os sacrum,Os coccyges.

a.OsSacrum

osacrum terdiri dari lima vertebrae rudimenter yang bersatu membentuk tulang

Page 62: Anatomy Dan Histologi

berbentuk baji yang cekung kea rah anterior. Pinggir atas atau basis ossis sacribersendi dengan vertebra lumbalis V. Pinggir inferior yang sempit bersendi dengan os coceygis. Di lateral, os sacrum bersendi dengan kedua os coxae membentuk articulation sacroiliaca. Pinggir anterior dan atas vertebra sacralis pertama menonjol ke depan sebagai batas posterior apertura pelvis superior, disebut promontorium os sacrum, yang merupakan bagian penting bagi ahli kandungan untuk menentukan ukuran pelvis. Foramina vertebralia bersama-sama membentuk canalis sacralis.Canalis sacralis berisi radix anterior dan posterior nervi lumbales, sacrales, dan coccygeus filum terminale dan lemak fibrosa.

b . Os Coccygis

Os coccygis berartikulasi dengan sacrum di superior. Tulang ini terdiri dari empat vertebra ru dimenter yang bersatu membentuk tulang segitiga kecil yang basisnya bersendi dengan ujung bawah sacrum.Vertebra coccygea hanya terdiri atas corpus, namun vertebra pertama mempunyai processus transverses rudimenter dan cornu coccygeum. Cornu adalah sisa pediculusdan processus articularis superior yang menonjol ke atas untuk bersendi dengan cornusacrale.

c.Os Inominatum (tulang panggul)

Tulang ini terdiri dari tiga bagian komponen, yaitu: ilium, iskium, dan pubis. Saat dewasa tulang-tulang ini telah menyatu selurunya pada asetabulum.

• ilium batas atas tulang ini adalah Krista iliaka. Krista iliaka berjalan kebelakang dari spina iliaka posterior superior.Di bawah tonjolan tulang ini terdapat spina inferiornya. Permukaan aurikularis ilium disebut permukaan glutealis karena disitulah pelekatan mgluteus. Linea glutealis inferior, anterior, dan posterior membatasi pelekatan glutei ke tulang.Permukaan dalam ilium halus dan berongga membentukfosailiaka. Fosailiaka merupakan tempat melekatnya m. iliakus. Permukaan aurikularis ilium berartikulasi dengan sacrum pada sendi sakro iliaka (sendi sinovial). Ligamentum sakro iliaka posterior, interoseus, dan anterior memperkuat sendi sakro iliaka. Linea iliopektinealis berjalan di sebelah anterior permukaan dalam ilium dari permukaan aurikularis menuju pubis.

• Iskium : terdiri dari spina di bagian posterior yang membatasi insisura iskiadika mayor (atas) dan minor (bawah. Tuberositas iskia adalah penebalan bagian bawah korpus iskium yang menyangga berat badan saat duduk. Ramus iskium menonjol kedepan dari tuberositas ini dan bertemu serta menyatu dengan ramus pubis inferior.

• Pubis : terdiri dari korpus serta rami pubis superior dan inferior. Tulang ini berartikulasi dengan tulang pubis di tiap sisi simfisis pubis. Permukaan superi or dari korpus memiliki

Page 63: Anatomy Dan Histologi

krista pubikum dan tuberkulum pubikum. Foramen obturatorium merupakan lubang besar yang dibatasi oleh rami pubis dan iskium.

d. Plevis major (panggul besar, pelvis spurium)

• Terletak cranial terhadap aperture pelvis superior (aditus pelvis)

• Terbuka dan melebar pada ujung atasnya dan harus dipikirkan sebagai bagian cavitas abdominalis.

• Melindungi isi abdomen dan setelah kehamilan bulan ketiga, membantu menyokong uterus gravidarum.

• Selama stadium awal persalinan, pelvis major membantu menuntun janin masuk ke pelvis minor.

• Kearah ventral dibatasi dinding abdomen, kearah lateral oleh fossa iliaca dextra dan fossa iliaka sinistra, dan kearah dorsal oleh vertebra L. S dan vertebra S1.

e. Pelvis minor (panggul kecil, pelvis verum)

• Berada antara aperture pelvis superior dan aperture pelvis inferior (exitus pelvis).

• Merupakan lokasi visera pelvis (misalnya vesica urinaria).

• Dibatasi oleh permukaan dalam os coxae, os sacrum, dan os coccygis. • Ke bawah dibatasi oleh diaphragma pelvis • Pelvis minor mempunyai pintu masuk, pintu keluar, dan sebuah cavitas. • Pelvis minor merupakan saluran tulang yang harus dilalui oleh janin pada proses

persalinan.

A.Sendi (Articulatio) dan Ligamen PelvisAda 4 sendi pelvis, yaitu:• Dua articulation sacroiliaca • Symphisis pubis • Articulation sacrococcygea

Page 64: Anatomy Dan Histologi

a. Dua Articulatio Scaro iliaca

Articulation sacroiliaca kanan dan kiri terletak di anara corpus vertebrae sacralis ke-1 dan ke-2 dan facies articularis ilium pada kedua sisi. Karena berat tubuh dihantarkan lewat pelvis, maka sendi-sendi ini dapat mengalami tekanan yang berat. Permukaan sacrum dan ilium mempunyai banyak tonjolan dan cekungan yang saling mengunci seperti jigsaq puzzle dan dengan demikian memberikan kestabilan pada sendi tersebut sesuai dengan kebutuhan, karena terdapat sedikit gerakan sinovia pada setinggi vertebra sacralis ke-2.Ligamenta sacroiliaca yang kuat mengelilingi sendi ini. Ligament sacrospinosa dan sacrotuberosa menghubungkan sacrum dan os coxae.Ligament sacrotuberostum terentang dari tepi baah sacrum sampai tuber ischiadicum.Ligament sacrospinosum terentang dari tepi bawah sacrum sampai spina ischiadicum.Semua ligamentum tersebut secara normal membantu membatasi gerakan sacrum.

b. Symphisis Pubis

Adalah articulation cartilaginosa sekunder yang panjangnya kira-kira 4 cm. facies articularis dari corpus ossis pubis ditutupi oleh kartilago hialin, dan suatudiscus cartilaginosa yang menggabungkan kedua corpora tersebut. Ligamentum pubicum mengelilingi sendi tersebut dan hanya dapat melakukan gerakan yang minimum.

c.Articulatio Saccrococcygea

Merupakan articulation cartilaginosa sekunder dibentuk oleh tepi bawah sacrum dan tepi atas coccyx. Sendi ini dikelilingi dan ditopang oleh ligamentum sacrococcygeum dan dapat melakukan fleksi dan ekstensi yang merupakan gerakan pasif saatdefekasi dan melahirkan.Ligamentum poupart juga disebut ligamentum inguinale terentang antara spina iliaca anterior superior dan corpus ossis pubis.Membrane obturatoria: Membrana obturatoria menutup foramen obturatorium dan padanya terdapat celah sempit untuk lewat pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfatika.Semua sendi ini dapat bertambah keluasan gerakannya selama kehamilan karena terjadi elastisitas (kelenturan) ligament yang memperkuat sendi tersebut akibat adanya hormone relaksin.

B.Struktur Dinding Pelvis

Page 65: Anatomy Dan Histologi

Dinding pelvis dapat dibedakan atas dinding ventral, dua dinding lateral, dinding dorsal,

dan sebuah dasar pelvis.Dinding pelvis ventral. Dinding pelvis ventral pertama-tama dibentuk oleh keduacorpus ossis pubis dan ramus ossis pubis serta symphisis pubica.Dinding-dinding Pelvis Lateral. Dinding-dinding pelvis lateral memiliki kerangka tulang yang dibentuk oleh bagian-bagian os coxae. Musculus obturator internus menutupi hampir seluruh dinding-dinding ini. Medial terhadap musculus obturator internus terdapat nervus obturatorius dan pembuluh obturatoria, dan cabang lain dari pembuluh iliaca interna. Masing-masing musculus obturator internus meninggalkan pelvis melalui foramen ischiadicum minus dan melekat pada femur (os femoris)Dinding Pelvis Dorsal. Dinding pelvis dorsal dibentuk oleh sacrum, bagian-bagian os ischii yang berdekatan, dan articulation sacro-iliaca serta ligamenta sacroiliaca. Musculus piriformis melapisi dinding ini di sebelah lateral. Masing-masing musculus piriformis meninggalkan pelvis minor melalui foramen ischiadicum (sciaticum) majus. Medial terhadap musculus piriformis terdapat saraf-saraf dari plexus sacralis dan pembuluh iliaca interna serta cabangnya.Dasar Pelvis. Dasar pelvis dibentuk oleh diaphragma pelvis yang dibentuk oleh musculus levator ani dan musculus coccygeus serta fascia-fascia yang menutupi permukaan cranial dan permukaan kaudal otot tersebut. Diaphragma pelvis terbentang antara os pubis di sebelah ventral, dan os coccyges di sebelah dorsal, dan dari dinding-dinding pelvis lateral yang satu ke dinding-dinding pelvis lateral di seberangnya. Karena itu, diaphragma pelvis menyerupai sebuah corong yang tergantungpada tempat perlekatan tadi.

C.Macam-macam Pelvis

Klasifikasi normal yang dipakai adalah klasifikasi dari Caldwell dan Mol loy. Ada empat kelompok utama:

1.GinekoidPelvis Ginekoid adalah nama lain dari pelvis wanita normal. Mempunyai pintu masuk berbentuk bulat dan pintu keluarnya mempunyai spina ischiadica yang tumpul ( bulat ), tidak tajam dan tidak menonjol. Arcus pubis mempunyai sudut yang membulat. Pelvis jenis ini memiliki efek yang menguntunkan pada sat persalinan, karena pelvis bulat di depan, maka fetus akan memberikan presentasi kepala sehingga jalannya persalinan akan lebih mudah.

2.Android Pelvis Android mempunyai pintu masuk yang berbentuk jantung, menyebabkanpelvisbagian

Page 66: Anatomy Dan Histologi

depan sangat sempit. Mempunyai kurvatura yang buruk. Pintu keluar membentuk angulus subpubicus yang lebih tajam dan mempersempit ruangan. Spina ischiadica tajam dan membelok. Pelvis jenis ini membuat persalinan cenderung lebih lama,tetapi berlangsung normal.

3.PlatipeloidPelvis jenis ini dapat disebabkan oleh faktor perkembangan, rakitis atau faktorherediter. Pintu masuknya berbentuk ginjal. Pintu keluarnya cukup luas karena arcus pubisnya sangat besar. Pada pelvis Platipeloid proses persalinannya cukup sulit karena kepala fetus mengalami kesulitan dalam memasuki pintu masuk pelvis.

4.AntropoidPintu masuknya berbentuk oval, mempunyai diameter anteroposterior yang panjang,tetapi diameter tranversa yang lebih pendek. Kavitas pelvisnya cukup memadai pada semua diameternya, tetapi agak dalam. Pintu keluarnya juga cukup memadai pada semua diameternya, dengan arcus pubis yang agak lebar. Pelvis ini mempunyai pintu masuk yang paling mudah dilalui kepala fetus. Lebih sering occiput terletak pada cekung sacrum dan bukannya mengarah ke anterior. Kemudian fetus melewati pelvis dengan posisi yang sama, dan lahir dengan posisi oksipitoposterior yang tidakmengalami reduksi, dan bukannya muka yang menghadap perinium.

BAB VI

MUSKULOSKELETAL

B. ANATOMI PELVIS Pelvis adalah daerah batang tubuh yang berada di sebelah dorsokaudal terhadap abdomen

dan merupakan daerah peralihan dari batang tubuh ke extremitas inferior. Pelvis bersendi

dengan vertebra lumbalis ke-5 di bagian atas dan dengan caput femoris kanan dan kiri

pada acetabulum yang sesuai. Pelvis dibatasi oleh dinding yang dibentuk oleh ulang,

ligamentum, dan otot.Cavitas pelvis yang berbentuk seperti corong, memberi tempat

kepada vesicaurinaria, alat kelamin pelvic, rectum, pembuluh darah dan limfe, dan saraf.

Page 67: Anatomy Dan Histologi

Kerangka kepala pelvis terdiri dari:

Dua os coxae yang masing-masing dibentuk oleh tiga tulang : os ilii, osischii, dan os

pubis,Os sacrum,Os coccyges.

a.OsSacrum

osacrum terdiri dari lima vertebrae rudimenter yang bersatu membentuk tulang berbentuk baji yang cekung kea rah anterior. Pinggir atas atau basis ossis sacribersendi dengan vertebra lumbalis V. Pinggir inferior yang sempit bersendi dengan os coceygis. Di lateral, os sacrum bersendi dengan kedua os coxae membentuk articulation sacroiliaca. Pinggir anterior dan atas vertebra sacralis pertama menonjol ke depan sebagai batas posterior apertura pelvis superior, disebut promontorium os sacrum, yang merupakan bagian penting bagi ahli kandungan untuk menentukan ukuran pelvis. Foramina vertebralia bersama-sama membentuk canalis sacralis.Canalis sacralis berisi radix anterior dan posterior nervi lumbales, sacrales, dan coccygeus filum terminale dan lemak fibrosa.

b . Os Coccygis

Os coccygis berartikulasi dengan sacrum di superior. Tulang ini terdiri dari empat vertebra ru dimenter yang bersatu membentuk tulang segitiga kecil yang basisnya bersendi dengan ujung bawah sacrum.Vertebra coccygea hanya terdiri atas corpus, namun vertebra pertama mempunyai processus transverses rudimenter dan cornu coccygeum. Cornu adalah sisa pediculusdan processus articularis superior yang menonjol ke atas untuk bersendi dengan cornusacrale.

c.Os Inominatum (tulang panggul)

Tulang ini terdiri dari tiga bagian komponen, yaitu: ilium, iskium, dan pubis. Saat dewasa tulang-tulang ini telah menyatu selurunya pada asetabulum.

• ilium batas atas tulang ini adalah Krista iliaka. Krista iliaka berjalan kebelakang dari spina iliaka posterior superior.Di bawah tonjolan tulang ini terdapat spina inferiornya. Permukaan aurikularis ilium disebut permukaan glutealis karena disitulah pelekatan mgluteus. Linea glutealis inferior, anterior, dan posterior membatasi pelekatan glutei ke

Page 68: Anatomy Dan Histologi

tulang.Permukaan dalam ilium halus dan berongga membentukfosailiaka. Fosailiaka merupakan tempat melekatnya m. iliakus. Permukaan aurikularis ilium berartikulasi dengan sacrum pada sendi sakro iliaka (sendi sinovial). Ligamentum sakro iliaka posterior, interoseus, dan anterior memperkuat sendi sakro iliaka. Linea iliopektinealis berjalan di sebelah anterior permukaan dalam ilium dari permukaan aurikularis menuju pubis.

• Iskium : terdiri dari spina di bagian posterior yang membatasi insisura iskiadika mayor (atas) dan minor (bawah. Tuberositas iskia adalah penebalan bagian bawah korpus iskium yang menyangga berat badan saat duduk. Ramus iskium menonjol kedepan dari tuberositas ini dan bertemu serta menyatu dengan ramus pubis inferior.

• Pubis : terdiri dari korpus serta rami pubis superior dan inferior. Tulang ini berartikulasi dengan tulang pubis di tiap sisi simfisis pubis. Permukaan superi or dari korpus memiliki krista pubikum dan tuberkulum pubikum. Foramen obturatorium merupakan lubang besar yang dibatasi oleh rami pubis dan iskium.

d. Plevis major (panggul besar, pelvis spurium)

• Terletak cranial terhadap aperture pelvis superior (aditus pelvis)

• Terbuka dan melebar pada ujung atasnya dan harus dipikirkan sebagai bagian cavitas abdominalis.

• Melindungi isi abdomen dan setelah kehamilan bulan ketiga, membantu menyokong uterus gravidarum.

• Selama stadium awal persalinan, pelvis major membantu menuntun janin masuk ke pelvis minor.

• Kearah ventral dibatasi dinding abdomen, kearah lateral oleh fossa iliaca dextra dan fossa iliaka sinistra, dan kearah dorsal oleh vertebra L. S dan vertebra S1.

f. Pelvis minor (panggul kecil, pelvis verum)

• Berada antara aperture pelvis superior dan aperture pelvis inferior (exitus pelvis).

• Merupakan lokasi visera pelvis (misalnya vesica urinaria).

• Dibatasi oleh permukaan dalam os coxae, os sacrum, dan os coccygis. • Ke bawah dibatasi oleh diaphragma pelvis

Page 69: Anatomy Dan Histologi

• Pelvis minor mempunyai pintu masuk, pintu keluar, dan sebuah cavitas. • Pelvis minor merupakan saluran tulang yang harus dilalui oleh janin pada proses

persalinan.

D.Sendi (Articulatio) dan Ligamen PelvisAda 4 sendi pelvis, yaitu:• Dua articulation sacroiliaca • Symphisis pubis • Articulation sacrococcygea

b. Dua Articulatio Scaro iliaca

Articulation sacroiliaca kanan dan kiri terletak di anara corpus vertebrae sacralis ke-1 dan ke-2 dan facies articularis ilium pada kedua sisi. Karena berat tubuh dihantarkan lewat pelvis, maka sendi-sendi ini dapat mengalami tekanan yang berat. Permukaan sacrum dan ilium mempunyai banyak tonjolan dan cekungan yang saling mengunci seperti jigsaq puzzle dan dengan demikian memberikan kestabilan pada sendi tersebut sesuai dengan kebutuhan, karena terdapat sedikit gerakan sinovia pada setinggi vertebra sacralis ke-2.Ligamenta sacroiliaca yang kuat mengelilingi sendi ini. Ligament sacrospinosa dan sacrotuberosa menghubungkan sacrum dan os coxae.Ligament sacrotuberostum terentang dari tepi baah sacrum sampai tuber ischiadicum.Ligament sacrospinosum terentang dari tepi bawah sacrum sampai spina ischiadicum.Semua ligamentum tersebut secara normal membantu membatasi gerakan sacrum.

d. Symphisis Pubis

Adalah articulation cartilaginosa sekunder yang panjangnya kira-kira 4 cm. facies articularis dari corpus ossis pubis ditutupi oleh kartilago hialin, dan suatudiscus cartilaginosa yang menggabungkan kedua corpora tersebut. Ligamentum pubicum mengelilingi sendi tersebut dan hanya dapat melakukan gerakan yang minimum.

e.Articulatio Saccrococcygea

Merupakan articulation cartilaginosa sekunder dibentuk oleh tepi bawah sacrum dan tepi atas coccyx. Sendi ini dikelilingi dan ditopang oleh ligamentum sacrococcygeum dan

Page 70: Anatomy Dan Histologi

dapat melakukan fleksi dan ekstensi yang merupakan gerakan pasif saatdefekasi dan melahirkan.Ligamentum poupart juga disebut ligamentum inguinale terentang antara spina iliaca anterior superior dan corpus ossis pubis.Membrane obturatoria: Membrana obturatoria menutup foramen obturatorium dan padanya terdapat celah sempit untuk lewat pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfatika.Semua sendi ini dapat bertambah keluasan gerakannya selama kehamilan karena terjadi elastisitas (kelenturan) ligament yang memperkuat sendi tersebut akibat adanya hormone relaksin.

E. Struktur Dinding Pelvis

Dinding pelvis dapat dibedakan atas dinding ventral, dua dinding lateral, dinding dorsal,

dan sebuah dasar pelvis.Dinding pelvis ventral. Dinding pelvis ventral pertama-tama dibentuk oleh keduacorpus ossis pubis dan ramus ossis pubis serta symphisis pubica.Dinding-dinding Pelvis Lateral. Dinding-dinding pelvis lateral memiliki kerangka tulang yang dibentuk oleh bagian-bagian os coxae. Musculus obturator internus menutupi hampir seluruh dinding-dinding ini. Medial terhadap musculus obturator internus terdapat nervus obturatorius dan pembuluh obturatoria, dan cabang lain dari pembuluh iliaca interna. Masing-masing musculus obturator internus meninggalkan pelvis melalui foramen ischiadicum minus dan melekat pada femur (os femoris)Dinding Pelvis Dorsal. Dinding pelvis dorsal dibentuk oleh sacrum, bagian-bagian os ischii yang berdekatan, dan articulation sacro-iliaca serta ligamenta sacroiliaca. Musculus piriformis melapisi dinding ini di sebelah lateral. Masing-masing musculus piriformis meninggalkan pelvis minor melalui foramen ischiadicum (sciaticum) majus. Medial terhadap musculus piriformis terdapat saraf-saraf dari plexus sacralis dan pembuluh iliaca interna serta cabangnya.Dasar Pelvis. Dasar pelvis dibentuk oleh diaphragma pelvis yang dibentuk oleh musculus levator ani dan musculus coccygeus serta fascia-fascia yang menutupi permukaan cranial dan permukaan kaudal otot tersebut. Diaphragma pelvis terbentang antara os pubis di sebelah ventral, dan os coccyges di sebelah dorsal, dan dari dinding-dinding pelvis lateral yang satu ke dinding-dinding pelvis lateral di seberangnya. Karena itu, diaphragma pelvis menyerupai sebuah corong yang tergantungpada tempat perlekatan tadi.

F. Macam-macam Pelvis

Klasifikasi normal yang dipakai adalah klasifikasi dari Caldwell dan Mol loy.

Page 71: Anatomy Dan Histologi

Ada empat kelompok utama:

1.GinekoidPelvis Ginekoid adalah nama lain dari pelvis wanita normal. Mempunyai pintu masuk berbentuk bulat dan pintu keluarnya mempunyai spina ischiadica yang tumpul ( bulat ), tidak tajam dan tidak menonjol. Arcus pubis mempunyai sudut yang membulat. Pelvis jenis ini memiliki efek yang menguntunkan pada sat persalinan, karena pelvis bulat di depan, maka fetus akan memberikan presentasi kepala sehingga jalannya persalinan akan lebih mudah.

2.Android Pelvis Android mempunyai pintu masuk yang berbentuk jantung, menyebabkanpelvisbagian depan sangat sempit. Mempunyai kurvatura yang buruk. Pintu keluar membentuk angulus subpubicus yang lebih tajam dan mempersempit ruangan. Spina ischiadica tajam dan membelok. Pelvis jenis ini membuat persalinan cenderung lebih lama,tetapi berlangsung normal.

3.PlatipeloidPelvis jenis ini dapat disebabkan oleh faktor perkembangan, rakitis atau faktorherediter. Pintu masuknya berbentuk ginjal. Pintu keluarnya cukup luas karena arcus pubisnya sangat besar. Pada pelvis Platipeloid proses persalinannya cukup sulit karena kepala fetus mengalami kesulitan dalam memasuki pintu masuk pelvis.

4.AntropoidPintu masuknya berbentuk oval, mempunyai diameter anteroposterior yang panjang,tetapi diameter tranversa yang lebih pendek. Kavitas pelvisnya cukup memadai pada semua diameternya, tetapi agak dalam. Pintu keluarnya juga cukup memadai pada semua diameternya, dengan arcus pubis yang agak lebar. Pelvis ini mempunyai pintu masuk yang paling mudah dilalui kepala fetus. Lebih sering occiput terletak pada cekung sacrum dan bukannya mengarah ke anterior. Kemudian fetus melewati pelvis dengan posisi yang sama, dan lahir dengan posisi oksipitoposterior yang tidakmengalami reduksi, dan bukannya muka yang menghadap perinium.