Top Banner
A. ANATOMI FISIOLOGI MATA Mata adalah cerminan jiwa, demikian kata pepatah. Sehingga tidak ada salah jika kita membahas secara tuntas anatomi dan fisiologi mata. Anatomi dan fisiologi mata perlu diketahui lebih dalam, untuk mempelajari lebih lanjut kelainan-kelanainan yang biasa diderita yang berkaitan dengan kelainan pada mata. Secara struktral anatomis, bola mata berdiameter ±2,5 cm dimana 5/6 bagiannya terbenam dalam rongga mata, dan hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak pada bagian luar. Perhatikan gambar dibawah ini: Gambar diatas adalah gambar anatomi mata. Bagian-bagian mata mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Fungsi-fungsi dari anatomi mata adalah sebagai berikut: a. Sklera: Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat melekatnya bola mata.
31

Anatomi Fisiologi Mata

Dec 15, 2015

Download

Documents

IdaFajriyah

m m
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Anatomi Fisiologi Mata

A. ANATOMI FISIOLOGI MATA

Mata adalah cerminan jiwa, demikian kata pepatah. Sehingga tidak ada salah jika kita

membahas secara tuntas anatomi dan fisiologi mata. Anatomi dan fisiologi mata perlu

diketahui lebih dalam, untuk mempelajari lebih lanjut kelainan-kelanainan yang biasa diderita

yang berkaitan dengan kelainan pada mata.

Secara struktral anatomis, bola mata berdiameter ±2,5 cm dimana 5/6 bagiannya

terbenam dalam rongga mata, dan hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak pada bagian luar.

Perhatikan gambar dibawah ini:

Gambar diatas adalah gambar anatomi mata. Bagian-bagian mata mempunyai fungsi-fungsi

tertentu. Fungsi-fungsi dari anatomi mata adalah sebagai berikut:

a. Sklera: Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat melekatnya

bola mata.

b. Otot-otot mata, adalah Otot-otot yang melekat pada mata, terdiri dari: muskulus

rektus superior (menggerakan mata ke atas) dan muskulus rektus inferior

(mengerakan mata ke bawah).

c. Kornea: memungkinkan lewatnya cahaya dan merefraksikan cahaya.

d. Badan Siliaris: Menyokong lensa dan mengandung otot yang memungkinkan lensa

untuk beroakomodasi, kemudian berfungsijuga untuk mengsekreskan aqueus humor.

e. Iris: Mengendalikan cahaya yang masuk ke mata melalui pupil, mengandung pigmen.

f. Lensa: Memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa.

Page 2: Anatomi Fisiologi Mata

g. Bintik kuning (Fovea): Bagian retina yang mengandung sel kerucut.

h. Bintik buta: Daerah syaraf optic meninggalkan bagian dalam bola mata

i. Vitreous humor: Menyokong lensa dan menjaga bentuk bola mata

1. Otot, Saraf dan Pembuluh darah Pada Mata

Otot yang menggerakan bola mata dengan fungsi ganda dan untuk pergerakan mata

tergantung pada letak dan sumbu penglihatan sewaktu aksi otot. Otot penggerak bola mata

terdiri enam otot yaitu:

1. Muskulus oblik inferior memiliki aksi primer eksotorsi dalam abduksi, dan memiliki

aksi sekunder elevasi dalam adduksi, abduksi dalam elevasi.

2. Muskulus oblik superior memiliki aksi primer intorsi dalam aduksi, dan aksi sekunder

berupa depresi dalam aduksi, dan abduksi dalam depresi.

3. Muskulus rektus inferior memiliki aksi primer berupa gerakan depresi pada abduksi,

dan memiliki aksi sekunder berupa gerakan ekstorsi pada abduksi, dan aduksi dalam

depresi.

4. Muskulus rektus lateral memiliki aksi gerakan abduksi.

5. Muskulus rektus medius memiliki aksi gerakan aduksi

6. Muskulus rektus superior memiliki aksi primer yaitu elevasi dalam abduksi dan aksi

sekunder berupa intorsi dalam aduksi serta aduksi dalam elevasi.

Beberapa otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf

kranial tertentu. Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf

lainnya.

Page 3: Anatomi Fisiologi Mata

1. Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak

2. Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata

3. Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot

pada tulang orbita.

Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan,

sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis. Pembuluh darah

ini masuk dan keluar melalui mata bagian belakang.

2. Struktur pelindun

Struktur di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata bergerak secara bebas

ke segala arah. Struktur tersebut melindungi mata terhadap debu, angin, bakteri, virus, jamur

dan bahan-bahan berbahaya lainnya, tetapi juga memungkinkan mata tetap terbuka sehingga

cahaya masih bisa masuk.

Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot-otot, saraf,

pembuluh darah, lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air mata.

Page 4: Anatomi Fisiologi Mata

Kelopak mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak mata

secara refleks segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing, angin, debu

dan cahaya yang sangat terang.

Ketika berkedip, kelopak mata membantu menyebarkan cairan ke seluruh permukaan

mata dan ketika tertutup, kelopak mata mempertahankan kelembaban permukaan mata.

Tanpa kelembaban tersebut, kornea bisa menjadi kering, terluka dan tidak tembus cahaya.

Bagian dalam kelopak mata adalah selaput tipis (konjungtiva) yang juga membungkus

permukaan mata.

1. Bulu mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata dan

berfungsi membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier (penghalang).

Page 5: Anatomi Fisiologi Mata

2. Kelenjar kecil di ujung kelopak mata menghasilkan bahan berminyak yang mencegah

penguapan air mata.

3. Kelenjar lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan

menghasilkan air mata yang  encer.

Air mata mengalir dari mata ke dalam hidung melalui 2 duktus lakrimalis; setiap

duktus memiliki lubang di ujung kelopak mata atas dan bawah, di dekat hidung. Air mata

berfungsi menjaga kelembaban dan kesehatan mata, juga menjerat dan membuang partikel-

partikel kecil yang masuk ke mata. Selain itu, air mata kaya akan antibodi yang membantu

mencegah terjadinya infeksi.

Bola mata mempunyai 3 lapis dinding yang mengelilingi rongga bola mata. Ketiga

lapis dinding ini dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:

Page 6: Anatomi Fisiologi Mata

a. Sklera

Sklera merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat; berwarna putih buram (tidak

tembus cahaya), kecuali di bagian depan bersifat transparan, disebut kornea. Konjungtiva

adalah lapisan transparan yang melapisi kornea dan kelopak mata. Lapisan ini berfungsi

melindungi bola mata dari gangguan.

b. Koroid

Koroid berwarna coklat kehitaman sampai hitam merupakan lapisan yang berisi

banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen terutama untuk retina. Warna

gelap pada koroid berfungsi untuk mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di bagian depan,

koroid membentuk badan siliaris yang berlanjut ke depan membentuk iris yang berwarna. Di

bagian depan iris bercelah membentuk pupil (anak mata). Melalui pupil sinar masuk. Iris

berfungsi sebagai diafragma, yaitu pengontrol ukuran pupil untuk mengatur sinar yang

Page 7: Anatomi Fisiologi Mata

masuk. Badan siliaris membentuk ligamentum yang berfungsi mengikat lensa mata.

Kontraksi dan relaksasi dari otot badan siliaris akan mengatur cembung pipihnya lensa.

c. Retina

Lapisan ini peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan

badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke

otak. Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap sinar dan daerah ini disebut

bintik buta.

Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga bola mata terbagi

dua, yaitu bagian depan terletak di depan lensa berisi carian yang disebut aqueous humor dan

bagian belakang terletak di belakang lensa berisi vitreous humor. Kedua cairan tersebut

berfungsi menjaga lensa agar selalu dalam bentuk yang benar. Kotak mata pada tengkorak

berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan. Selaput transparan yang melapisi kornea dan

bagian dalam kelopak mata disebut konjungtiva. Selaput ini peka terhadap iritasi.

Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah dan serabut saraf. Radang konjungtiva disebut

konjungtivitis.

Untuk mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari

kelenjar air mata (kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis. Air mata mengandung

lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi sebagai alat pelumas dan

pencegah masuknya mikroorganisme ke dalam mata.

Normalnya, sinar – sinar sejajar yang masuk ke dalam bola mata akan dibiaskan oleh

sistem optis bolamata dan terfokus dalam satu titik yang jatuh tepat pada retina. Kondisi ini

Page 8: Anatomi Fisiologi Mata

disebut emmetropia. Dari proses jatuhnya titik cahaya diretina inilah, yang biasanya

menyebabkan kelainan pada mata, baik itu kelainan dengan mata minus, ataupun mata

dengan positif, atau biasa disebut dengan rabun.

Anatomi Tambahan pada Mata

Anatomi tambahan pada mata terdiri dari alis mata, kelopak mata, bulu mata dan

aparatus lakrimalis.

Alis mata: terdiri dari rambut kasar yang terletak melintang di atas mata, fungsinya

untuk melindungi mata dari cahaya dan keringat juga untuk kecantikan.

Kelopak mata: ada 2, yaitu atas dan bawah. Kelopak mata atas lebih banyak bergerak

dari kelopak yang bawah dan mengandung musculus levator pepebrae untuk menarik

kelopak mata ke atas (membuka mata). Untuk menutup mata dilakukan oleh otot otot

yang lain yang melingkari kelopak mata atas dan bawah yaitu musculus orbicularis

oculi. Ruang antara ke-2 kelopak disebut celah mata (fissura pelpebrae), celah ini

menentukan “melotot” atau “sipit” nya seseorang. Pada sudut dalam mata terdapat

tonjolan disebut caruncula lakrimalis yang mengandung kelenjar sebacea (minyak)

dan sudorifera (keringat).

Bulu mata: ialah barisan bulu-bulu terletak di sebelah anterior dari kelenjar Meibow.

Kelenjar sroacea yang terletak pada akar bulu-bulu mata disebut kelenjar Zeis. Infeksi

kelenjar ini disebut Lordholum (bintit).

Apparatus lacrimalis: terdiri dari kelenjar lacrimal, ductus lacrimalis, canalis

lacrimalis, dan ductus nassolacrimalis.

Page 9: Anatomi Fisiologi Mata

B. DEFINISI

a. Glaukoma adalah suatu penyakit yang memberikan gambaran klinik berupa

peninggian tekanan bola mata, penggaungan papil saraf optik dengan defek lapang

pandangan mata.(Sidarta Ilyas,2000).

b. Galukoma adalah sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan

tekanan intraokuler.( Long Barbara, 1996)

c. Gaukoma adalah sejumlah kelainan mata yang mempunyai gejala peningkatan

tekanan intra okuler (TIO), dimana dapat mengakibatkan penggaungan atau

pencekungan pupil syaraf optik sehingga terjadi atropi syaraf optik, penyempitan

lapang pandang dan penurunan tajam pengelihatan (Martinelli, 1991).

d. Glaukoma adalah nama yang diberikan kepada sekelompok penyakit mata di mana

terjadi kerusakan saraf optik di bagian belakang mata menyebabkan penurunan perifer

(samping) visi dan akhirnya kebutaan. Pada kebanyakan orang, kerusakan ini

disebabkan oleh peningkatan tekanan di dalam mata sebagai akibat dari penyumbatan

sirkulasi atau drainase air (cairan jernih yang membawa oksigen, gula, dan nutrisi

penting lainnya ke struktur mata dan membantu untuk mempertahankan bentuk mata).

Pada sebagian pasien kerusakan dapat disebabkan oleh suplai darah yang kurang ke

serabut saraf optik penting, adanya kelemahan struktur dari syaraf, atau masalah

dalam kesehatan serabut saraf.

e. Glaukoma adalah salah satu penyebab utama kebutaan dan gangguan penglihatan

pada orang di seluruh bagian dunia. The 2 jenis yang paling umum adalah glaukoma

primer sudut terbuka glaukoma (POAG) dan akut atau kronis glaukoma sudut

tertutup. Jenis lain dari glaukoma meliputi ketegangan glaukoma normal, glaukoma

kongenital, glaukoma pigmen, dan sekunder glaukoma.

Page 10: Anatomi Fisiologi Mata

C. KLASIFIKASI

a. Jenis dan Tipe Glaukoma

Bila merujuk South East Asia Glaucoma Interest Group (http://www.seagig.org), ada

berbagai jenis glaukoma yang paling sering menyerang manusia seperti Primary Open Angle

Glaucoma (glaukoma sudut terbuka), Acute/chronic closed angle glaucoma (glaukoma  sudut

tertutup), Normal Tension Glaucoma, congenital glaucoma, pigmentary glaucoma dan

secondary glaucoma. Antara orang Asia-Afrika dengan orang Eropa berbeda jenis penyakit

galukoma yang sering menyerangnya.

Tipe pertama, Primary open angle glaucoma (Glaukoma sudut terbuka). Tipe ini

merupakan yang paling umum/sering pada glaukoma dan terutama terjadi pada orang lanjut

usia (di atas 50 tahun). Penyebabnya adalah peningkatan tekanan di dalam bola mata yang

terjadi secara perlahan-lahan. Rata-rata tekanan normal bola mata adalah 14 sampai 16

milimeter air raksa (mmHg). Tekanan sampai 20 mmHg masih dalam batas normal. Tekanan

di atas atau sama dengan 22 mmHg diperkirakan patut dicurigai menderita glaukoma dan

memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Page 11: Anatomi Fisiologi Mata

Tekanan bola mata yang meningkat dapat membahayakan dan menghancurkan sel-sel

daripada syaraf/nervus opticus di mata. Begitu terjadinya kehancuran sejumlah sel-sel

tersebut, suatu keadaan bintik buta (blind spot) mulai terbentuk dalam suatu lapang

pandangan. Bintik buta ini biasanya dimulai dari daerah samping/tepi (perifer) atau daerah

yang lebih luar dari satu lapang pandangan. Pada tahap lebih lanjut, daerah yang lebih

tengah/pusat akan juga terpengaruh. Sekali kehilangan penglihatan terjadi, keadaan ini tidak

dapat kembali normal lagi (ireversibel).

Tidak ada gejala-gejala yang nyata/berhubungan dengan glaukoma sudut terbuka, karenanya

sering tidak terdiagnosis. Para penderita tidak merasakan adanya nyeri dan sering tidak

menyadari bahwa penglihatannya berangsur-angsur makin memburuk sampai tahap/stadium

lanjut dari penyakitnya. Terapi sangat dibutuhkan untuk mencegah berkembangnya penyakit

glaukoma ini dan untuk mencegah pengrusakan lebih lanjut dari penglihatan.

Tipe kedua, Normal tension glaucoma (Glaukoma bertekanan normal). Glaukoma

bertekanan normal adalah suatu keadaan dimana terjadi kerusakan yang progresif terhadap

syaraf/nervus opticus dan terjadi kehilangan lapang pandangan meski tekanan di dalam bola

matanya tetap normal. Tipe glaukoma ini diperkirakan ada hubungannya, meski kecil, dengan

kurangnya sirkulasi darah di syaraf/nervus opticus, yang mana mengakibatkan kematian dari

sel-sel yang bertugas membawa impuls/rangsang  tersebut dari retina menuju ke otak.

Sebagai tambahan, kerusakan yang terjadi karena hubungannya dengan tekanan dalam bola

mata juga bisa terjadi pada yang masih dalam batas normal tinggi (high normal), jadi tekanan

yang lebih rendah dari normal juga seringkali dibutuhkan untuk mencegah hilangnya

penglihatan yang lebih lanjut. Glaukoma bertekanan normal ini paling sering terjadi pada

orang-orang yang memiliki riwayat penyakit pembuluh darah, orang Jepang atau pada

wanita.

Tipe ketiga, Angle closure glaucoma (Glaukoma sudut tertutup). Glaukoma sudut

tertutup paling sering terjadi pada orang keturunan Asia dan orang-orang yang penglihatan

jauhnya buruk, juga ada kecenderungan untuk penyakit ini diturunkan di dalam keluarga, jadi

bisa saja di dalam satu keluarga anggotanya menderita penyakit ini. Pada orang dengan

kecenderungan untuk menderita glaukoma sudut tertutup ini, sudutnya lebih dangkal dari

rata-rata biasanya. Karena letak dari jaringan trabekular meshwork itu terletak di sudut yang

terbentuk dimana kornea dan iris bertemu, makin dangkal sudut maka makin dekat pula iris

terhadap jaringan trabecular meshwork. Kemampuan dari cairan mata untuk

Page 12: Anatomi Fisiologi Mata

mengalir/melewati ruang antara iris dan lensa menjadi berkurang, menyebabkan tekanan

karena cairan ini terbentuk di belakang iris, selanjutnya menjadikan sudut semakin dangkal.

Jika tekanan menjadi lebih tinggi  membuat iris menghalangi jaringan trabecular meshwork,

maka akan memblok aliran. Keadaan ini bisa terjadi akut atau kronis. Pada yang akut, terjadi

peningkatan yang tiba-tiba tekanan dalam bola mata dan ini dapat terjadi dalam beberapa jam

serta disertai nyeri yang sangat pada mata. Mata menjadi merah, kornea membengkak dan

kusam, pandangan kabur, dsb. Keadaan ini merupakan suatu keadaan yang perlu penanganan

segera karena kerusakan terhadap syaraf opticus dapat terjadi dengan cepat dan menyebabkan

kerusakan penglihatan yang menetap.

Tidak semua penderita dengan glaukoma sudut tertutup akan mengalami gejala serangan

akut. Bahkan, sebagian dapat berkembang menjadi bentuk yang kronis. Pada keadaan ini, iris

secara bertahap akan menutup aliran, sehingga tidak ada gejala yang nyata. Jika ini terjadi,

maka akan terbentuk jaringan parut diantara iris dan aliran, dan tekan dalam bola mata tidak

meningkat sampai terdapat jumlah jaringan parut yang banyak. Serangan akut bisa dicegah

dengan memberikan pengobatan. Berdasarkan hasil survey epidemiologi, glaukoma sudut

tertutup lebih sering terjadi di Asia Timur, khususnya keturunan Cina.

Tipe keempat, Pigmentary glaucoma. Pigmentary glaucoma adalah suatu bentuk

yang diturunkan dari bentuk glaukoma sudut terbuka yang mana kejadiannya lebih banyak

terjadi pada pria daripada wanita. Orang yang dengan miop (berkaca mata minus) biasanya

yang lebih sering terkena. Bentuk anatomi dari mata merupakan faktor kunci untuk

berkembangnya bentuk ini.

Tipe kelima, Congenital glaucoma. Bentuk ini adalah bentuk yang jarang terjadi,

yang disebabkan oleh system pengaliran cairan mata yang abnormal. Ini bisa terjadi pada

waktu lahir atau berkembang di kemudian hari. Para orang tua bisa mengetahui jika anaknya

menderita kelainan ini dengan cara memperhatikan apakah anaknya sensitif terhadap cahaya,

mata yang besar dan berawan/kusam atau mata berair berlebihan. Biasanya diperlukan

tindakan bedah untuk menanganinya.

Tipe keenam, Secondary glaucoma. Bentuk ini adalah sebagai hasil dari kelainan

mata lainnya seperti trauma, katarak, atau radang mata. Penggunaan obat-obat golongan

steroid (kortison) juga mempunyai kecenderungan untuk meningkatkan tekanan di dalam

bola mata.

Page 13: Anatomi Fisiologi Mata

D. ETIOLOGI

Glaukoma bisa menyerang siapa saja. Deteksi dan penanganan dini adalah jalan satu-satunya

untuk menghindari kerusakan penglihatan serius akibat glaukoma. Bagi Anda yang berisiko

tinggi disarankan untuk memeriksakan mata Anda secara teratur sejak usia 35 tahun. Faktor

risiko:

1. Riwayat glaukoma di dalam keluarga.

2. Tekanan bola mata tinggi

3. Miopia (rabun jauh)

4. Diabetes (kencing manis)

5. Hipertensi (tekanan darah tinggi)

6. Migrain atau penyempitan pembuluh darah otak (sirkulasi buruk)

7. Kecelakaan/operasi pada mata sebelumnya

8. Menggunakan steroid (cortisone) dalam jangka waktu lama

9. Lebih dari 45 tahun

Page 14: Anatomi Fisiologi Mata

E. PATOFLOWRiwayat keluarga positif

Usia

Dm

kortikosteroid jangka panjang

miopia

trauma mata

obstruksi jaringan trabekuler peningkatan tekanan viterus

hambatan pengaliran cairan aqueous humor pergerakan iris ke depan

TIO glaukoma TIO

Ganguan saraf optik tindakan oprasi

Tanda dan gejala

Ganguan presepsi Perubahan penglihatan

sensori penglihatan perifer

nyeri

Kurang pengetahuan

Ganguan presefsi sensori visual

Resiko infeksi

anxietas

Page 15: Anatomi Fisiologi Mata

kebutaan

F. MANIFESTASI KLINIS

1.Glaukoma primer

a. Glaukoma sudut terbuka

Kerusakan visus yang serius

Lapang pandang mengecil dengan macam – macam skotoma yang khas

Perjalanan penyakit progresif lambat

b. Glaukoma sudut tertutup

Nyeri hebat didalam dan sekitar mata

Timbulnya halo disekitar cahaya

Pandangan kabur

Sakit kepala

Mual, muntah

Kedinginan

Demam bahkan perasaan takut mati mirip serangan angina, yang dapat sedemikian

kuatnya sehingga keluhan mata (gangguan penglihatan, fotofobia dan lakrimasi)

tidak begitu dirasakan oleh klien.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan mata teratur adalah cara terbaik untuk mendeteksi glaukoma awal. Sebuah tes

glaukoma biasanya meliputi tes berikut :

1. saraf optik cek dengan ophthalmoscope

2. mata tekanan cek (tonometri)

3. bidang penilaian visual (visual field assessment ) jika diperlukan - ini tes visi sisi,

yang pertama terkena glaukoma

Page 16: Anatomi Fisiologi Mata

H. KOMPLIKASIN

komplikasi glaukoma pada umunya adalah kebutaan total akibat tekanan bola mata

memberikan ganguan fungsi lanjut fungsi mata pada kebutaan yaitu :

1. korne terlihat keru

2. bilik mata terlihat dangkal

3. papil atrofi dengan eksakavasi(pengganguan) glaukomatosa

4. mata keras seperti batu dengan rasa sakit

5. mata dengan kebutaan mengakibatkan penyumbatan pembulu darah sehingga

menimbulkan penyulit berupa neovaskularisasi pada iris yang dapat menyebabkan

rasa sakit yang hebat. Pengobatan kebutaan ini dapat dilakukan dengan memberikan

sinar beta pada badan siliar untuk menekan fungsi badan siliar, alcohol retrobulbar

atau melakukan pengangkatan bola mata karena mata sudah tidak bisa berfungsi

dan memberikan rasa sakit.

6. Kebutaan dapat terjadi pada semua jenis glaukoma.

7. glaukoma dapat memiliki efek sistemik yang mrugikan terutama pada lansia efek

ini dapat berupa pemburukan kondisi jantung,pernafasan,neurologis.

I. PENATALAKSANAAN

1. Obat tetes mata - ini adalah bentuk paling umum dari pengobatan dan harus

digunakan secara teratur. Beberapa pasien mungkin merespon dengan cepat terhadap

suatu obat sementara yang lain mungkin tidak merespon juga, tetapi tetesan dapat

bervariasi terbaik sesuai dengan pasien dan jenis glaukoma.

2. Laser (laser trabeculoplasty) - ini dilakukan ketika tetes mata tidak menghentikan

kerusakan dalam bidang visi. Dalam banyak kasus tetes mata perlu dilanjutkan

setelah laser. Laser tidak memerlukan tinggal di rumah sakit.

3. Pembedahan (trabeculectomy) - ini biasanya dilakukan jika tetes mata dan perawatan

laser telah gagal untuk mengontrol tekanan mata. Saluran baru yang memungkinkan

Page 17: Anatomi Fisiologi Mata

cairan untuk meninggalkan mata dibuat. Pengobatan dapat menyimpan sisa

penglihatan tetapi tidak memperbaiki penglihatan mata.

J. ASUHAN KEPERAWATAN GLAUKOMA

A.Pengkajian

1. Anamnesis

Anamnesis meliputi data demografi, yang meliputi :

a. Umur, glaukoma primer terjadi pada individu berumur > 40 tahun.

b. Ras, kulit hitam mengalami kebutaan akibat glaukoma paling sedikit 5 kali dari

kulit putih (dewit, 1998).

c. Pekerjaan, terutama yang beresiko besar mengalami trauma mata.

Selain itu harus diketahui adanya masalah mata sebelumnya atau pada saat itu,

riwayat penggunaan antihistamin (menyebabkan dilatasi pupil yang akhirnya

dapat menyebabkan Angle Closume Glaucoma), riwayat trauma (terutama yang

mengenai mata), penyakit lain yang sedang diderita (DM, Arterioscierosis, Miopia

tinggi) Riwayat psikososial mencakup adanya ansietas yang ditandai dengan

bicara cepat, mudah berganti topik, sulit berkonsentrasi dan sensitif, dan berduka

karena kehilangan penglihatan. (Indriana N. Istiqomah, 2004)

2. Pemeriksaan Fisik

a. Neurosensori

Gangguan penglihatan (kabur/ tidak jelas), sinar terang dapat menyebabkan silau

dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan

dekat/ merasa diruang gelap (katarak), tampak lingkaran cahaya/ pelangi sekitar sinar,

kehilangan penglihatan perifer, fotfobia (galukoma akut) bahan kaca mata/

pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.

Tanda : pupil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea berwarna, peningkatan

air mata.

Page 18: Anatomi Fisiologi Mata

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan oftalmaskop untuk mengetahui

adanya cupping dan atrofi diskus optikus. Diskus optikus menjadi lebih luas dan

dalampada glaukoma akut primer, karena anterior dangkal, Aqueus humor keruh dan

pembuluh darah menjalar keluar dari iris.

Pemeriksaan lapang pandang perifer, pada keadaan akut lapang pandang cepat

menurun secara signifikan dan keadaan kronik akan menurun secara bertahap.

Pemeriksaan melalui inspeksi, untuk mengetahui adanya inflamasi mata, sklera

kemerahan, kornea keruh, dilatasi pupil, sedang yang gagal bereaksi terhadap

cahaya (Indriana N. Istiqomah,2004)

b. Nyeri/ kenyamanan

Ketidaknyamanan ringan/ mata berair (glaukoma kronis

Nyeri tiba- tiba / berat menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala

(glaukoma akut). (www. IFC.com).

3. Pemeriksaan Diagnostik

a. Kartu snellen / mesin telebinoklear Digunakan untuk mengetahui ketajaman mata

dan sentral penglihatan.

b. Lapang penglihatanTerjadi penurunan disebabkan oleh CSV, masa tumor pada

hipofisis / otak, karotis / patofisiologis, arteri serebral atau glaukoma.

c. Pengukuran tonografi Mengkaji intraokuler (TIO) (normal 12 – 25 mmHg)

d. Pengukuran gonoskopi Membantu membedakan sudut terbuka dan sudut tertutup

e. Tes provokatif Digunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika TIO normal /

hanya meningkat ringan.

f. Pemeriksaan aftalmoskop Menguji struktur internal okuler, mencatat atrofi

lempeng optik, papiledema, perdarahan retina dan mikroaneurisma.

g. Darah lengkap, LED Menunjukkan anemia sistemik / infeksi

h. EKG, kolesterol serum dan pemeriksaan lipid, Memastikan arterosklerosis, PAK

i. Tes toleransi glukosa Menentukan adanya DM.

Page 19: Anatomi Fisiologi Mata

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokuler

2. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan hilangnya pandangan perifer

3. Gangguan citra diri berhubungan dengan kebutaan

C. Intervensi Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokuler

Tujuan : nyeri terkontrol / tulang

Kriteria hasil :

Pasien mengatakan nyeri berkurang / hilang Ekspresi wajah rileks

Pasien mendemonstrasikan pengetahuan akan penilaian pengontrolan nyeri.

Intervensi :

a. Observasi derajat nyeri mata

Rasional : mengidentifikasi kemajuan / penyimpangan dari hasil yang diharapkan.

b. Anjurkan istirahat di tempat tidur dalam ruangan yang tenang

Rasional : stress mental / emosi menyebabkan peningkatan TIO

c. Ajarkan pasien teknik distraksi

Rasional : membantu dalam penurunan persepsi / respon nyeri

d.Kolaborasi pemberian analgetik sesuai program

Rasional : untuk mengurangi nyeri

Page 20: Anatomi Fisiologi Mata

2. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan hilangnya pandangan perifer

Tujuan : Penggunaan penglihatan yang optimal

Kriteria hasil :

Pasien berpartisipasi dalam program pengobatan

Pasien akan mempertahankan lapang ketajaman penglihatan lebih lanjut.

Intervensi :

a.Kaji derajat / tipe kehilangan penglihatan

Rasional : mengetahui harapan masa depan klien dan pilihan intervensi.

b. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan tentang kehilangan / kemungkinan

kehilangan penglihatan.

Rasional : intervensi dini untuk mencegah kebutaan, klien menghadapi kemungkinan /

mengalami kehilangan penglihatan sebagian atau total.

c. Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh menghitung tetesan, mengikuti jadwal, tidak salah

dosis.

Rasional : Mengontrol TIO, mencegah kehilangan penglihatan lebih lanjut

d. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi, misalnya agen osmotik sistemik.

Rasional : untuk mengurangi TIO

3. Resiko cedera berhubungan dengan kebutaan

Tujuan : peningkatan lapang pandang optimal

Kriteria hasil :

Page 21: Anatomi Fisiologi Mata

Tidak terjadi cedera.

Intervensi :

a. Bersihkan sekret mata dengan cara benar.

Rasional : sekret mata akan membuat pandangan kabur.

b. Kaji ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau dua mata yang terlibat.

Rasional : terjadi penurunan tajam penglihatan akibat sekret mata.

c. Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap.

Rasional : mengurangi fotofobia yang dapat mengganggu penglihatan klien.

d. Perhatikan keluhan penglihatan kabur yang dapat terjadi setelah penggunaan tetes

mata dan salep mata.

Rasional : membersihkan informasi pada klien agar tidak melakukan aktivitas

berbahaya sesaat setelah penggunaan obat mata

Page 22: Anatomi Fisiologi Mata

DAFTAR PUSTAKA

Junadi p. Ddk.kapita selekta kedokteran media acuslapius FK-UI

Sidarta Iiyas.ilmu penyakit mata,FK-UI 200

Long C barbara,medical surgical nursing,1992

Buku saku patofisiolofi elizabeth j.corwin edisi 3 2009

http://www.seagig.org (Asosias Glaukoma Asia)

Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. Jakarta : EGC)

Wikipedia

(Martinelli, 1991).