Top Banner
indra`s blog Obat-obat anestesi : 1. Obat-obat premedikasi SA 0,001-0,002 mg/KgBB Midazolam 0,1-0,2 mg/KgBB Fentanyl 1-2 mcg/KgBB Pethidin 1 mg/KgBB 2. Obat antiemetik Ondansetron 4mg/2mL Sotatic 10mg/2 mL 3. Obat induksi Propofol 1,5-2,5 mg/Kg/BB 4. Obat musculorelaksan Recorium bromide 0,5-1 mg/Kg/BB Sucynil Colin 1 mg/KgBB Roculax 0,5-1 mg/KgBB 5. Obat emergency Adrenalin injeksi Epidrin injeksi Dexamethason injeksi Aminophilin injeksi 6. Obat analgetik Ketorolac 30 mg/ 1 mL Torasix 30mg/1 mL 7. Oat antidotum Prostigmin dan narkan 8. Cairan yang diperlukan Kristaloid seperto ringer laktat, aquadest 25 CC untuk larutan obat, assering Koloid seperti fimahest atau gelofusion just read it!! Minggu, 06 Desember 2009
48

anastesi angga

Dec 11, 2015

Download

Documents

angga

ANGGA
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: anastesi angga

indra`s blog   Obat-obat anestesi :

1.    Obat-obat premedikasi

SA 0,001-0,002 mg/KgBB

Midazolam 0,1-0,2 mg/KgBB

Fentanyl 1-2 mcg/KgBB

Pethidin 1 mg/KgBB

2.    Obat antiemetik

Ondansetron 4mg/2mL

Sotatic 10mg/2 mL

3.    Obat induksi

Propofol 1,5-2,5 mg/Kg/BB

4.    Obat musculorelaksan

Recorium bromide 0,5-1 mg/Kg/BB

Sucynil Colin 1 mg/KgBB

Roculax 0,5-1 mg/KgBB

5.    Obat emergency

Adrenalin injeksi

Epidrin injeksi

Dexamethason injeksi

Aminophilin injeksi

6.    Obat analgetik

Ketorolac 30 mg/ 1 mL

Torasix 30mg/1 mL

7.    Oat antidotum

Prostigmin dan narkan

8.    Cairan yang diperlukan

Kristaloid seperto ringer laktat, aquadest 25 CC untuk larutan obat, assering

Koloid seperti fimahest atau gelofusion 

just read it!!

Minggu, 06 Desember 2009

PROPOFOLAnestetik

Page 2: anastesi angga

Anestetika umum adalah obat yang dapat menimbulkan anesthesia atau narkosa, yakni suatu keadaan depresi umum dari pelbagai pusat di SSP yang bersifat reversible, dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan sehingga agak mirip keadaan pingsan. Berdasarkan penggunaannya, anestetika umum dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni :

1. Anestetika inhalasi : gas tertawa, halotan, enfluran, isofluran, dan sevofluran2. Anestesi intravena : thiopental, diazepam dan midazolam, ketamin dan propofol.

Sifat Fisik dan Kimia Propofol

Propofol sedikit larut dalam air, memiliki pKa 11, serta memiliki koefisien partisi 6761:1 pada pH 6-8,5.Propofol memiliki nama kimia 2,6-diisopropilfenol dengan bobot molekul 178,27 dan struktur kimia sebagai berikut :

Propofol biasa tersedia dalam sediaan emulsi injeksi steril dan bebas pirogen (DIPRIVAN®). Propofol injeksi biasa digunakan secara intravena

Farmakologi

Propofol merupakan obat sedative-hipnotik yang digunakan dalam induksi dan pemeliharaan anestesi maupun sedasi. Injeksi secara intravena pada dosis terapetik memberikan efek hipnotik dengan cepat, biasanya dalam waktu 40 detik dari awal pemberian injeksi. Serupa dengan obat anestesi dengan aksi cepat yang lain, waktu paruh dalam darah otak ± 1-3 menit, dihitung untuk induksi cepat pada anestesi.

Farmakokinetik

Propofol dengan cepat diabsorbsi tubuh dan didistribusikan dari darah ke jaringan. Distribusi propofol melalui 2 fase, dengan fase kedua merupakan fase yang lebih lambat karena terjadi metabolisme di hati yang signifikan (konjugasi) sebelum diekskresi lewat urin. Konjugat inaktif dari profopol terbentuk dan berhubungan dengan quinol. Senyawa yang juga terdeteksi dalam urin antara lain adalah obat utuh, propofol glukoronid, 1- glucoronid, 4- glukoronid, dan konjugat 4-sulfat dari 2,6-diisopropil-1,4-quinol. Lebih kurang 2 % dari dosis yang diberikan diekskresi lewat feses. Propofol dapat menembus plasenta dan diekskresi melalui susu.

Profil farmakokinetik propofol digambarkan dengan modek kompartemen 3. Setelah dosis bolus diberikan, terjadi keseimbangan dengan cepat antara plasma dan otak yang menggambarkan

Page 3: anastesi angga

kecepatan onset pada anestesi.Distribusi propofol tidak konstan, tetapi menurun jika terjadi keseimbangan antara jaringan tubuh dengan plasma dan menjadi jenuh. Tingkat dimana keseimbangan terjadi merupakan tingkat dan durasi infus.

Pemutusan dosis setelah pemeliharaan anestesi selama lebih kurang 1 jam atau untuk sedasi pasien ICU selama 1 hari, menyebabkan penurunan cepat konsentrasi propofol dalam darah. Pemberian infuse jangka panjang (10 hari pada sedasi pasien ICU) menyebabkan akumulasi signifikan propofol dalam jaringan, maka sedasi propofol menjadi lambat dan waktu untuk sadar kembali menjadi meningkat.

Dewasa : klirens propofol antara 23-50 mL/kg/ml (1,6-3,4 L/menit pada 70 kg manusia dewasa). Eliminasi obat utama terjadi melalui konjugasi hepar menjadi metabolit inaktof yang kemudian diekskresi lewat ginjal. Konjugat glukoronid sebanyak ± 50 % dari dosis yang diberikan .

Geriatri : dengan semakin tingginya usia pasien, dosis propofol yang dibutuhkan untuk mencapai efek anestesi semakin turun. Tidak nampak adanya hubungan usia dengan perubahan farmakodinamik dan sensitifitas, melainkan tampak pada adanya perubahan farmakokinetik. Pada pemberian dosis bolus IV, terjadi konsentrasi puncak plasma yang lebih tinggi, maka dibutuhkan penurunan dosis. Konsentrasi plasma yang tinggi dapat menyebabkan pasien mengalami efek kardiorespiratori meliputi hipotensi, apnea, obstruksi saluran nafas, dan atau desaturasi oksigen. Dosis yang lebih rendah direkomendasikan untuk inisiasi dan pemeliharaan sedasi/anestesi pada geriatric.

Pediatri : Distribusi dan klirens propofol pada anak sama dengan dewasa.

Kegagalan organ : Tidak ada perbedaan farmakokinetik propofol pada pasien dengan serosis hapatik kronik atau gagal ginjal kronik maupun dengan orang normal.

Konsentrasi terapetik sedasi dapat dipelihara pada konsentrasi serum 0,001-0,009 mgL

Toksisitas konsentrasi toksik dalam darah adalah 0,22 mg/L

Waktu paruh propofol 2-4 menit (Fase I), 30-60 menit (Fase II), 3-12 jam (waktu paruh)

Volume distribusi : steadi state 171-349 L, elimination 209-1008 L. Juga dilaporkan dengan Vd 2-11 L/kg dan 60 L/kg

Klirens total 94-139 Lh

Ikatan protein > 95% (hemoglobin, eritrosit, serum protein yang lain), hipoalbumin dapat meningkatkan fraksi bebas.

Indikasi dan Penggunaan

Page 4: anastesi angga

Propofol merupakan obat injeksi IV sedative dan hipnotik yang dapat digunakan pada induksi maupun pemeliharaan pada anestesi. Propofol tidak direkomendasikan untuk induksi anestesi pasien dibawah usia 3 tahun maupun pemeliharaan anestesi pada usia dibawah 2 bulan karena keamanan dan efektifitasnya tidak dipastikan.

Pada pasien dewasa, propofol yang diberikan secara intravena dapat digunakan cepat untuk menginisiasi atau pemeliharaan sedasi Monitoring Anesthesia Care (MAC) selama diagnostic. Propofol bias digunakan untuk sedasi MAC bersama anestetik local pada pasien yang mengalami pembedahan.

Propofol tidak diindikasikan untuk pasien pediatric ICU sedasi, orang yang baru melahirkan terutama yang melalui operasi cesar, ibu menyusui.

Efek Samping

Antara lain sesak nafas (apnea) dan depresi system kardiovaskular (hipotensi, bradikardi), eksitasi ringan dan tromboflebitis. Setelah siuman timbul mual, muntah dan nyeri kepala.

Overdosis

Jika terjadi overdosis, pemberian injeksi harus segera dihentikan karena kemungkinan besar dapat menyebabkan depresi kardiorespiratori. Depresi respiratori harus ditangani dengan ventilasi menggunakan oksigen. Depresi kardiovaskular mungkin memerlukan pengubahan posisi pasien dengan menaikkan kaki pasien, meningkatkan laju aliran infuse, dan pemberian obat antikolinergik.

Kontraindikasi

Propofol dikontraindikasikan bagi pasien dengan hipersensitivitas pada obat atau bahan penyusun obat. Propofol injeksi juga dikontraindikasikan bagi pasien yang alergi terhadap telur, produk telur, kedelai atau produk kedelai.

Dosis

Dosis dan laju/kecepatan pemberian harus ditetapkan secara individual dan harus berdasarkan respon klinis. Persyaratan keselamatan dan dosis untuk induksi anestesi pada pasien pediatrik hanya ditetapkan untuk anak-anak usia 3 tahun atau lebih. Persyaratan keselamatan dan dosis pemeliharaan anestesi hanya ditetapan untuk anak-anak usia 2 bulan lebih atau lebih.

INDIKASI DOSIS DAN ADMINISTRASI

Induksi Anestesi Umum

Orang dewasa yang sehat kurang dari 55 tahun : 40 mg setiap 10 detik sampai induksi onset (2 hingga 2,5 mg / kg). Diatas 55 tahun, lemah, atau Pasien ASA-PS III atau IV: 20

Page 5: anastesi angga

mg setiap 10 detik sampai induksi awal (1 sampai 1,5 mg / kg). Anestesi jantung: 20 mg setiap 10 detik sampai induksi awal (0,5-1,5 mg / kg). Pasien bedah saraf: 20 mg setiap 10 detik sampai induksi awal (1 sampai 2 mg / kg) Pasien pediatrik - sehat, dari 3 tahun sampai 16 tahun : 2,5-3,5 mg / kg diberikan selama 20-30 detik.

Pemeliharaan Anestesi Umum

Infusion Orang dewasa yang sehat dibawah 55 tahun: 100-200 mcg / kg / menit (6 sampai 12 mg / kg / jam). Diatas 55 tahun, lemah, Pasien ASA-PS III atau IV: 50-100 mcg / kg / min (3 sampai 6 mg / kg / jam). Anestesi jantung: Sebagian besar pasien memerlukan: Propofol Primer dengan Sekunder Opioid Emulsi 100-150 mcg / kg / min Dosis rendah injeksi propofol dengan Opioid Primer 50-100 mcg / kg / minPasien bedah saraf: 100 to 200 mcg/kg/min (6 to 12 mg/kg/h). 100-200 mcg / kg / menit (6 sampai 12 mg / kg / jam).Pasien pediatrik - sehat, usia 2 bulan sampai 16 tahun: 125-300 mcg / kg / menit (7,5-18 mg / kg / jam)

Pemeliharaan Anestesi Umum

Intermiten bolus Orang dewasa yang sehat kurang dari 55 tahun:penambahan 20 hingga 50 mg sesuai kebutuhan

Inisiasi dari MAC Sedasi:

Orang dewasa yang sehat dibawah 55 tahun: Lambat infus atau lambat teknik injeksi direkomendasikan untuk menghindari apnea atau hipotensi. Kebanyakan pasien memerlukan infus 100-150 mcg / kg / menit (6 sampai 9 mg / kg / jam) selama 3 sampai 5 menit atau suntikan lambat 0,5 mg / kg lebih dari 3 sampai 5 menit segera diikuti oleh infus pemeliharaan. Diatas 55 tahun, lemah, Pasien ASA-PS III atau IV:Sebagian besar pasien memerlukan dosis yang mirip dengan orang dewasa yang sehat. Boluses cepat harus dihindari.

Pemeliharaan dari MAC Sedasi

Orang dewasa yang sehat dibawah 55 tahun:Variabel tingkat teknik infus lebih baik melalui teknik bolus intermiten. Kebanyakan pasien memerlukan infus 25-75 mcg / kg / menit (1,5-4,5 mg / kg / jam) atau inkremental bolus dosis 10 mg atau 20mg. Pada lanjut usia, lemah, Neurosurgical, atau Pasien ASA-PS III atau IV:Sebagian besar pasien memerlukan 80% dari dosis

Page 6: anastesi angga

lazim dewasa. Dosis bolus cepat (tunggal atau berulang) jangan digunakan.

Inisiasi dan Pemeliharaan Sedasi ICU, ventilasi mekanik

Pasien dewasa - Karena efek residual dari agen anestesi atau sedasi sebelumnya, kebanyakan pasien infuse harus diawali 5 μg / kg / menit (0,3 mg / kg / jam) selama sedikitnya 5 menit. Selanjutnya ditingkatkan menjadi 5-10 mcg / kg / menit (0,3-0,6 mg / kg / jam) selama 5 sampai 10 menit dapat digunakan hingga efek klinis yang diinginkan tercapai.. Laju pemeliharaan 5-50 mcg / kg / menit (0,3-3 mg / kg / jam) atau yang lebih tinggi mungkin diperlukan.Evaluasi efek klinis dan penilaian fungsi SSP harus dilakukan setiap hari selama perawatan untuk menentukan dosis minimum propofol yang diperlukan untuk obat penenang.

Daftar Pustaka

Moffat, Anthony C., dkk. 2004. Chlarke`s Analysis of Drugs and Poisons in Pharmaceuticals, Body Fluids and Post Mortem Material. Edisi ke III. Halaman 1494-1495. USA : The Pharmaceutical Press

Tjay, Tan Hoan. Rahardja, Kirana. 2007. Obat-Obat Penting.Edisi ke VI. Halaman 400 dan 404. Jakarta : PT Elex Media Komputindo

www1.astrazeneka-us.com/pi/diprivan.pdf diakses pada 10 September 2009

Diposkan oleh Indra Kurniawan di 17.05 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

1 komentar:

Rahmad Arief mengatakan...Boleh kasih tau sumber nyaa ...Bagus nih

21 Juni 2015 22.32

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Amazon MP3 Clips

Page 7: anastesi angga

Glitter Graphics

Ada kesalahan di dalam gadget ini

Minta tolong ikanku di kasih makan ya :D

Ada kesalahan di dalam gadget ini

Facebook Badge

Indra Kurniawan

Create Your Badge

Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.

Page 8: anastesi angga

Fentanil adalah Obat Nyeri Narkotika (Opiad).

Tablet bukal fentanyl dan transdermal patch digunakan untuk mengobati "terobosan" nyeri kanker yang tidak dikendalikan oleh obat-obatan lainnya. Obat ini bukan untuk mengobati rasa sakit yang tidak berhubungan dengan kanker, seperti sakit kepala atau sakit punggung umum. 

Fentanyl juga dapat digunakan untuk tujuan tidak tercantum dalam panduan pengobatan ini.Informasi penting tentang fentanyl

Jangan gunakan fentanil kecuali Anda sudah diobati dengan obat nyeri opiad yang sama dan tubuh Anda toleran untuk itu. Bicarakan dengan dokter Anda jika Anda tidak yakin Anda opiad-toleran.

Fentanil bukal digunakan untuk mengobati "terobosan" nyeri kanker yang tidak dikendalikan oleh obat-obatan lainnya. Obat ini bukan untuk mengobati rasa sakit yang tidak berhubungan dengan kanker, seperti sakit kepala atau sakit punggung umum.

Jangan gunakan fentanil jika Anda telah menggunakan inhibitor MAOseperti furazolidon (Furoxone), isocarboxazid (Marplan), phenelzine (Nardil), rasagiline (Azilect), selegiline (Eldepryl, Emsam, Zelapar), atau tranylcypromine (Parnate ) dalam 14 hari terakhir.

Sebelum menggunakan fentanil, beritahu dokter Anda jika Anda memiliki gangguan pernapasan, cedera kepala atau tumor otak, kejang, penyakit mental, gangguan irama jantung, tekanan darah rendah, hati atau penyakit ginjal, atau riwayat kecanduan obat atau alkohol.

Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak atau hewan peliharaan. Jumlah fentanil dalam setiap tablet bukal fentanyl dapat berakibat fatal bagi anak atau hewan peliharaan yang sengaja mengisap atau

Page 9: anastesi angga

menelannya. Carilah perhatian medis darurat jika hal ini terjadi. Fentanyl mungkin membentuk kebiasaan dan harus digunakan hanya oleh orang yang diresepkan untuk itu. Jangan pernah berbagi fentanil dengan orang lain, terutama seseorang dengan riwayat penyalahgunaan obat atau kecanduan. Simpan obat di tempat di mana orang lain tidak bisa menjangkaunya.Sebelum menggunakan fentanil

Jangan gunakan fentanil kecuali Anda sudah diobati dengan obat nyeri opiad yang sama dan tubuh Anda toleran untuk itu. Obat-obatan opiad termasuk morfin (kadian, MS Contin, dan lain-lain), hydrocodone (Lortab, Vicodin), oxycodone (Oxycontin), dan hydromorphone (Dilaudid). Bicarakan dengan dokter Anda jika Anda tidak yakin Anda opiad-toleran.

Jangan gunakan fentanil jika Anda telah menggunakan inhibitor MAO seperti furazolidon (Furoxone), isocarboxazid (Marplan), phenelzine (Nardil), rasagiline (Azilect), selegiline (Eldepryl, Emsam, Zelapar), atau tranylcypromine (Parnate) di terakhir 14 hari. Serius, efek samping mengancam kehidupan dapat terjadi jika Anda menggunakan fentanil sebelum inhibitor MAO telah dibersihkan dari tubuh Anda.

Untuk memastikan Anda dapat dengan aman mengambil fentanil, beritahu dokter Anda jika Anda memiliki salah satu kondisi lain:

* gangguan pernapasan seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK);

* riwayat cedera kepala atau tumor otak;

* agangguan irama jantung;

* kejang atau epilepsi;

* penyakit mental seperti depresi, halusinasi;

Page 10: anastesi angga

* tekanan darah rendah;

* penyakit hati;

* penyakit ginjal, atau

* riwayat kecanduan obat atau alkohol.

Fentanyl mungkin membentuk kebiasaan dan harus digunakan hanya oleh orang yang diresepkan untuk itu. Jangan pernah berbagi fentanil dengan orang lain, terutama seseorang dengan riwayat penyalahgunaan obat atau kecanduan. Simpan obat di tempat di mana orang lain tidak bisa sampai ke sana.

FDA kehamilan kategori C. Hal ini tidak diketahui apakah fentanil akan membahayakan bayi yang belum lahir. Fentanyl dapat menyebabkan kecanduan atau penarikan gejala pada bayi yang baru lahir jika ibu mengambil obat selama kehamilan. Katakan kepada dokter Anda jika Anda sedang hamil atau berencana untuk hamil saat menggunakan obat ini. Fentanyl juga dapat menyebabkan kecanduan dan penarikan gejala pada bayi menyusui. Anda tidak harus menyusui saat Anda menggunakan fentanil.

RESKI ARNERSWELCOME TO MY BLOG

Blog ini aku khususkan buat mahasiswa-mahasiswi Akademi Keperawatan YPPP Wonomulyo sebagai solusi untuk

mencari tugas kuliah.add aku di fb [email protected] n jangan lupa koment yaa...................

BLOG INI DIBUAT HANYA SEMATA-MATA SEBAGAI SARANA UNTUK MEMPUBLIKASIKAN TUGAS KULIAH!!!!!!!

Page 11: anastesi angga

Kamis, 15 April 2010Jenis Obat AnalgesikAnalgesic arkotikFentanilDeskripsi

- Nama & Struktur Kimia

:Phentanyl Citrate, N-19(Phenethyl-4-piperidyl)propionanilide dihydrogen citrate

- Sifat Fisikokimia:Serbuk kristal putih, larut sebagian dalam air, larut baik dalam alkohol

- Keterangan : -Golongan/Kelas Terapi Analgesik Narkotik Nama Dagang

- Duragesic - FentanylIndikasiNyeri sebelum operasi,selama & paska operasi, penanganan nyeri pada kanker, sebagai suplemen anestesi sebelum operasi untuk mencegah atau menghilangkan takipnea dan delirium paska operasi emergensi.

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian

Parentral :

Sebelum operasi : 50-100 mcg IM, 30-60 menit sebelum operasi

Sebagai tambahan anestesi umum :

Dosis rendah (operasi minor) IV 2 mcg/kg

Dosis sedang ((operasi mayor) awal 2-20 mcg/kg, tambahan dosis IV/IM 25-100 mcg jika perlu

Dosis tinggi (operasi jantung terbuka, saraf atau prosedur ortopedi) awal 20-50 mcg/kg, tambahan dosis 25 mcg - 1½ dosis awal jika perlu

Farmakologi

Metabolisme terutama dalam hati. Ekskresi melalui urin sebagai metabolit tidak aktif dan obat utuh 2-12%. Pada kerusakan ginjal terjadi akumulasi morfin-6-glukoronid yg dpt memperpanjang aktivitas opioid. Kira-kira 7-10% melalui feses. Ekskresi melalui urin sebagai metabolit tidak aktif dan obat utuh 2-12%. Pada kerusakan ginjal terjadi akumulasi morfin-6-glukoronid yg dpt memperpanjang aktivitas opioid. Kira-kira 7-10% melalui feses.

Stabilitas Penyimpanan

Sediaan injeksi disimpan dalam suhu ruangan, terlindungi cahaya.

Kontraindikasi

Page 12: anastesi angga

Hipersensitivitas, depresi pernapasan yang parah, Sediaan transdermal tidak direkomendasikan pada nyeri akut atau paska operasi, nyeri kronis ringan atau intermiten atau pasien yg belum pernah menggunakan opioid & toleran thd opioid.

Efek Samping

Depresi pernapasan.

Sistem saraf : sakit kepala, gangguan penglihatan, vertigo, depresi, rasa mengantuk, koma, eforia, disforia, lemah, agitasi, ketegangan, kejang.

Pencernaan : mual, muntah, konstipasi

Kardiovaskular : aritmia, hipotensi postural

Reproduksi, ekskresi & endokrin : retensi urin, oliguria

Efek kolinergik : bradikardia, mulut kering, palpitasi, takikardia, tremor otot, pergerakan yang tidak terkoordinasi, delirium atau disorientasi, halusinasi

Lain-lain : Berkeringat, muka merah, pruritus, urtikaria, ruam kulit

Interaksi

- Dengan Obat Lain :

Antidepresan (MAOi & trisklik) : Potensiasi efek antidepresan.

Agonis opiod lainnya, anestetik umum, trankuilizer, sedative, hipnotik : potensiasi efek depresi sistem saraf pusat.

Relaksan otot : Opioid dpt meningkatkan kerja penghambatan neuromuscular.

Kumarin antikoagulan : Potensiasi aktivitas antikoagulan.

Diuretik : Opioid menurunkan efek diuretic pada pasien dengan kongestif jantung.

Amfetamin : Dekstroamfetamin dapat meningkatkan efek analgetik agonis opioid

- Dengan Makanan : -

Pengaruh

- Terhadap Kehamilan :

Kategori C : Dapat digunakan jika potensi manfaat lebih besar daripada resiko thd janin

- Terhadap Ibu Menyusui :

Hati-hati pemakaiannya pada ibu menyusui

Page 13: anastesi angga

- Terhadap Anak-anak :

Keamanan & efikasi pada anak-anak belum diketahui

- Terhadap Hasil Laboratorium : -

Parameter Monitoring

Status sistem pernapasan & status mental, tekanan darah

Bentuk Sediaan

Injeksi Ampul 50 mcg/ml, Transdermal 25 mcg/jam, 50 mcg/jam

Peringatan

Hati-hati pada pasien dengan disfungsi hati & ginjal krn akan memperlama kerja & efek kumulasi opiod, pasien usia lanjut, pada depresi system saraf pusat yg parah, anoreksia, hiperkapnia, depresi pernapasan, aritmia, kejang, cedera kepala, tumor otak, asma bronkial.

Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus

-

Informasi Pasien

Hindari pemakaian alkohol. Menyebabkan ngantuk (hati-hati mengendarai mobil atau menjalankan mesin), gangguan koordinasi, pada penggunaan jangka panjang menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologi.

Mekanisme Aksi

Berikatan dengan reseptor di sistem saraf pusat, mempengaruhi persepsi dan respon thd nyeri.

Monitoring Penggunaan Obat

Status sistem pernapasan & status mental, tekanan darah

MorfinDeskripsi

- Nama & Struktur Kimia

:Morfin. 7,8 Didehydro-4-5-epoxy-17-methylmorphinan-3,6 diol

- Sifat Fisikokimia:Kristal halus atau serbuk kristal warna putih,kelarutan kira-kira 62.5 mg/ml dlm air dan 1.75 mg/ml dlm alkohol pada 25°C

- Keterangan : -Golongan/Kelas Terapi Analgesik Narkotik Nama Dagang

- MST Continus - Morfin (Generik)IndikasiNyeri akut yg berat, nyeri kronis sedang sampai berat, sebagai suplemen anestesi sebelum operasi, sebagai obat pilihan untuk nyeri pada infark miokard, untuk

Page 14: anastesi angga

menghilangkan ansietas pada pasien dgn dispnea karena acute pulmonary edema & acute left ventricula

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian

Morfin harus diberikan dalam dosis efektif terkecil dan frekuensi minimal untuk mengurangi timbulnya toleran dan ketergantungan fisik. Dosis harus diturunkan pada pasien beresiko, gangguan hati, pasien yang menggunakan antidepresan saraf, gangguan ginjal, pasien sangat muda atau sangat tua. Pada pasien dengan nyeri yang parah & kronis, dosis harus disesuaikan dengan tingkat keparahan nyeri, respon dan toleransi pasien.

Dewasa :

Dosis lazim SK/IM 10 mg setiap 4 jam jika perlu, (5–20 mg setiap 4 jam jika perlu tergantung kebutuhan & respon pasien).

Dewasa IV 2.5–15 mg dilarutkan dlm 4-5 mL air steril, disuntik perlahan selama 4-5 menit.

Epidural :

Dosis awal 5 mg berselang.

Intratekal :

Kira-kira 1/10 dosis epidural.

Oral :

Tablet/larutan 10–30 mg setiap 4 jam, jika perlu.

Rektal :

10-20 mg setiap 4 jam, jika perlu.

Anak-anak :

SK/IM 0.1-0.2 mg/kg setiap 4 jam jika perlu (dosis tunggal maksimum 15 mg).

Anak-anak IV :

0.05-0.1 mg/kg disuntikkan perlahan

Farmakologi

Metabolisme terutama dalam hati. Ekskresi melalui urin sebagai metabolit tidak aktif dan obat utuh 2-12%. Pada kerusakan ginjal terjadi akumulasi morfin-6-glukoronid yg dpt memperpanjang aktivitas opioid. Kira-kira 7-10% melalui feses.

Stabilitas Penyimpanan

Sediaan injeksi simpan pada 15-30°C, terlindung cahaya, tidak boleh dibekukan. Sediaan oral simpan dalam wadah tertutup, terlindung cahaya, 15-30°C, jangan dibekukan

Page 15: anastesi angga

Kontraindikasi

Oral jangan diberikan pasien dengan paralytic ileus. Pasien dengan hipersensitivitas, depresi pernapasan yg parah. Injeksi intratekal & epidural tidak boleh digunakan pada kasus pemberian yg kontraindikasi dengan rute ini, seperti infeksi pada tempat penyuntikan, perdarahan diatesis yg tidak terkontrol, penggunaan antikoagulan atau penggunaan kortikosteroid injeksi dalam 2 minggu.

Efek Samping

Depresi pernapasan

Sistem saraf : sakit kepala, gangguan penglihatan, vertigo, depresi, rasa mengantuk, koma, eforia, disforia, lemah, agitasi, ketegangan, kejang

Pencernaan : mual, muntah, konstipasi

Kardiovaskular : aritmia, hipotensi postural

Reproduksi, ekskresi & endokrin : retensi urin, oliguria

Efek kolinergik : bradikardia, mulut kering, palpitasi, takikardia, tremor otot, pergerakan yang tidak terkoordinasi, delirium atau disorientasi, halusinasi

Lain-lain : Berkeringat, muka merah, pruritus, urtikaria, ruam kulit

Interaksi

- Dengan Obat Lain :

Antidepresan (MAOi & trisklik) : Potensiasi efek antidepresan. Agonis opiod lainnya, anestetik umum, trankuilizer, sedative, hipnotik : Potensiasi efek depresi sistem saraf pusat.

Relaksan otot : Opioid dpt meningkatkan kerja penghambatan neuromuscular.

Kumarin antikoagulan : Potensiasi aktivitas antikoagulan.

Diuretik : Opioid menurunkan efek diuretic pada pasien dengan kongestif jantung.

Amfetamin : Dekstroamfetamin dapat meningkatkan efek analgetik agonis opioid

- Dengan Makanan : -

Pengaruh

- Terhadap Kehamilan : Kategori C : Dapat digunakan jika potensi manfaat lebih besar daripada resiko thd janin

- Terhadap Ibu Menyusui : Hati-hati pemakaiannya pada ibu menyusui

Page 16: anastesi angga

- Terhadap Anak-anak : Keamanan & efikasi pada anak-anak belum diketahui

- Terhadap Hasil Laboratorium : -

Parameter Monitoring

Status sistem pernapasan & status mental, tekanan darah

Bentuk Sediaan

Oral : tablet (10,15,30,100 mg). Injeksi : ampul 10 mg/ml. Rektal (5,10,20,30 mg)

Peringatan

Hati-hati pada pasien dengan disfungsi hati & ginjal krn akan memperlama lama kerja & efek kumulasi opiod, pasien usia lanjut, hati-hati pada psikosis toksik, infark miokard, alergi thd sulfit, depresi sistem saraf pusat yg parah, anoksia, hiperkapnia, depresi

Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus

-

Informasi Pasien

Hindari pemakaian alkohol. Menyebabkan ngantuk (hati-hati mengendarai mobil atau menjalankan mesin), gangguan koordinasi, pada penggunaan jangka panjang menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologi

Mekanisme Aksi

Berikatan dengan reseptor di sistem saraf pusat, mempengaruhi persepsi dan respon thd nyeri

Monitoring Penggunaan Obat

Status sistem pernapasan & status mental, tekanan darah

PethidinDeskripsi

- Nama & Struktur Kimia

:Ethyl 1-methyl-4-phenylpiperidine-4-carboxylate hydrochloride. C15H21NO2.HCL

- Sifat Fisikokimia:Serbuk kristal putih, agak pahit, sangat larut dalam air dan larut dalam alkohol

- Keterangan : -Golongan/Kelas Terapi Analgesik Narkotik Nama Dagang

IndikasiNyeri sedang sampai berat, sebagai suplemen sedasi sebelum pembedahan, nyeri pada infark miokardium walaupun tidak seefektif morfin sulfat, untuk

Page 17: anastesi angga

menghilangkan ansietas pada pasien dgn dispnea karena acute pulmonary edema & acute left ventricular failure

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian

Oral/ IM,/SK :

Dewasa :

Dosis lazim 50–150 mg setiap 3-4 jam jika perlu,

Injeksi intravena lambat : dewasa 15–35 mg/jam.

Anak-anak oral/IM/SK :

1.1–1.8 mg/kg setiap 3–4 jam jika perlu. Untuk sebelum pembedahan : dosis dewasa 50 – 100 mg IM/SK

Farmakologi

Petidin dimetabolisme terutama di hati

Stabilitas Penyimpanan

Simpan pada suhu <>

Kontraindikasi

Pasien yang menggunakan trisiklik antidepresan dan MAOi. 14 hari sebelumnya (menyebabkan koma, depresi pernapasan yg parah, sianosis, hipotensi, hipereksitabilitas, hipertensi, sakit kepala, kejang) Hipersensitivitas. Pasien dengan gagal ginjal lanjut ,

Efek Samping

Depresi pernapasan,

Sistem saraf : sakit kepala, gangguan penglihatan, vertigo, depresi, rasa mengantuk, koma, eforia, disforia, lemah, agitasi, ketegangan, kejang,

Pencernaan : mual, muntah, konstipasi,

Kardiovaskular : aritmia, hipotensi postural,

Reproduksi, ekskresi & endokrin : retensi urin, oliguria.

Efek kolinergik : bradikardia, mulut kering, palpitasi, takikardia, tremor otot, pergerakan yg tidak terkoordinasi, delirium atau disorintasi, halusinasi.

Lain-lain : berkeringat, muka merah, pruritus, urtikaria, ruam kulit

Interaksi

- Dengan Obat Lain :

Page 18: anastesi angga

Isoniazid : Meningkatkan efek samping isoniazid.

Antidepresan (MAOi & trisklik) : Potensiasi efek antidepresan.

Kontraseptik oral & estrogen : Menghambat metabolisme petidin.

MAO inhibitor : Penggunaan bersama petidin menyebabkan serotonin sindrom (agitasi, sakit kepala, hipertensi, hipotensi, konvulsi, hiperpireksia, koma),

Agonis opiod lainnya, anestetik umum, trankuilizer, sedative, hipnotik : Potensiasi efek depresi sistem saraf pusat.

Relaksan otot : Opioid dpt meningkatkan kerja penghambatan neuromuscular.

Kumarin antikoagulan : Potensiasi aktivitas antikoagulan.

Diuretik : opioid menurunkan efek diuretic pada pasien dengan kongestif jantung

- Dengan Makanan : -

Pengaruh

- Terhadap Kehamilan : Kategori B : Hati-hati penggunaannya pada wanita hamil

- Terhadap Ibu Menyusui : Hati-hati pemakaiannya pada ibu menyusui

- Terhadap Anak-anak : Keamanan & efikasi pada anak-anak belum diketahui

- Terhadap Hasil Laboratorium : -

Parameter Monitoring

Status sistem pernapasan & status mental, tekanan darah

Bentuk Sediaan

Injeksi Ampul 50 mg/ml

Peringatan

Hati-hati pada pasien dengan disfungsi hati & ginjal krn akan memperlama kerja & efek kumulasi opiod, pasien usia lanjut, pada depresi sistem saraf pusat yg parah, anoreksia, hiperkapnia, depresi pernapasan, aritmia, kejang, cedera kepala, tumor otak, asma bronkial

Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus

-

Page 19: anastesi angga

Informasi Pasien

Hindari pemakaian alkohol. Menyebabkan ngantuk (hati-hati mengendarai mobil atau menjalankan mesin), gangguan koordinasi, pada penggunaan jangka panjang menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologi

Mekanisme Aksi

Berikatan dengan reseptor di sistem saraf pusat, mempengaruhi persepsi dan respon thd nyeri

Monitoring Penggunaan Obat

Status sistem pernapasan & status mental, tekanan darah

TramadolDeskripsi

- Nama & Struktur Kimia

:2-Dimethylaminomethyl-I-(3-methoxyphenyl)cyclohexanol hydrochloride

- Sifat Fisikokimia:Serbuk kristal berwarna putih, mudah larut dalam air dan metil alkohol, sukar larut dalam aseton.

- Keterangan : -Golongan/Kelas Terapi Analgesik Narkotik Nama Dagang

- Centrasic - Contram - Dolana - Dolgesik- Dolocap - Dolsic - Forgesic - Intradol- Miradol - Nonalges - Nufotram - Orasic- Radol - Seminac - Simatral - Thramad- Tradonal - Tradosik - Tradyl - Tramal- Trasidan - Traumasik - Trazodon HCl - Trazone- Trunal DX - Tugesal - Zephanal - Zumatram- BellatramIndikasiNyeri sedang sampai berat

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian

Nyeri kronis sedang sampai berat yg tdk memerlukan efek analgesik yg cepat : awal 25 mg/hari kemudian dinaikkan 25 mg per 3 hari hingga 25 mg 4x sehari. Maksimum 400mg. Sesudah itu dapat dinaikkan sesuai toleransi dan kebutuhan: 50mg setiap 3 hari hingga 50mg 4 x sehari. Untuk efek yg cepat : 50 – 100 mg setiap 4 – 6 jam, jika perlu ( maksimum 400 mg/hari). Pasien dengan gangguan ginjal dan hati dosis disesuaikan dengan mengurangi frekuensi pemberian.

Farmakologi

Aktivitas analgetik yg bekerja di pusat

Stabilitas Penyimpanan

Simpan dalam wadah tertutup, 15 – 30° C

Page 20: anastesi angga

Kontraindikasi

Pasien dengan hipersensitivitas,depresi napas akut,peningkatan tekanan kranial atau cedera kepala.

Efek Samping

Sistem saraf : pusing, vertigo (paling sering terjadi, > 26% pasien), stimulasi SSP: anxietas, agitasi, tremor, gangguan, koordinasi, gangguan tidur, eforia dll (>7% pasien),

Pencernaan : konstipasi, mual (>24% pasien), muntah (>9% pasien), nyeri perut, anore

Interaksi

- Dengan Obat Lain : 

Karbamazepin : Meningkatkan metabolisme tramadol shg menurunkan efek analgesik scr signifikan.

SSRIs & MAO inhibitor : Tramadol dapat meningkatkan resiko terjadi efek samping, seperti serotonin sindrom (nyeri dada, takikardia, tremor, bingung) & kejang.

Warfarin oral : Efek warfarin meningkat.

Depresan sistem saraf pusat (alkohol, anestetik, fenotiazin, agonis opioid, sedatif, hipnotik, analgesik yg bekerja di pusat) : potensiasi efek depresi pernapasan & depresi saraf pusat.

Digoksin : Dilaporkan terjadi toksisitas digoksin (jarang)

- Dengan Makanan : -

Pengaruh

- Terhadap Kehamilan : Kategori C : Penggunaan pada kehamilan hanya jika potensi manfaat lebih besar dari resiko thd janin, karena dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan gejala putus obat pada bayi

- Terhadap Ibu Menyusui : Tidak direkomendasikan

- Terhadap Anak-anak : Tidak direkomendasikan

- Terhadap Hasil Laboratorium : -

Parameter Monitoring

Page 21: anastesi angga

Status sistem pernapasan & status mental

Bentuk Sediaan

Tablet, Kapsul, Injeksi Ampul

Peringatan

Kejang dapat terjadi pada dosis yang direkomendasikan, resiko meningkat pada pasien yg mempunyai riwayat epilepsi, penggunaan bersama dgn SSRIs, MAO inhibitor. Waspada untuk pasien usia lanjut

Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus

-

Informasi Pasien

Waspada pada penggunaan obat bersamaan dengan obat golongan tanskuilizer, hipnotik dan analgesik opioid lain. Hati-hati mengendarai mobil dan menjalankan mesin. Beritahu dokter bila wanita sedang hamil atau merencanakan hamil

Mekanisme Aksi

Berikatan dengan reseptor opioid µ & menghambat serotonin & norepinefrin reuptake

Monitoring Penggunaan Obat

-

Analgetik non narkotik

AsetosalDeskripsi

- Nama & Struktur Kimia

:Merupakan ester salisilat dari asam. C9H8O4

- Sifat Fisikokimia:Berbentuk kristal putih seperti batang/jarum, berbau. Sedikit larut dalam air, sangat larut dalam alkohol. pKa : 3,5

- Keterangan : -Golongan/Kelas Terapi Analgesik Non Narkotik Nama Dagang

- Aptor - Aspilets - Aspimec - Aspirin Bayer- Astika - Bodrexin - Cardio Aspirin - Farmasal- Procardin - Restor - Thrombo Aspilets - AscardiaIndikasiNyeri :

Sakit kepala, nyeri-nyeri ringan lain yang berhubungan dengan adanya inflamasi. Nyeri ringan sampai sedang setelah operasi, melahirkan, sakit gigi, dismenore. Demam Penyakit Inflamasi, Rheumatoid arthritis, juvenile arthritis, osteo atrhritis, SLE, kondisi poli arthritis, psoriatic arthritis/Reiter's syndrome, Demam Rematik

Page 22: anastesi angga

Mencegah terjadinya Tromboemboli TIA & AIS, Menurunkan risiko Transient Ischemic Attacks & menurunkan risiko stroke yang lebih parah dari Acute Ischemic Stroke, CAD & MI, Pencegahan Sekunder Coronary Artery Disease & Myocardial Infarction, Emboli yang berhubungan dengan Atrial Fibrilation & atau Mitral Valve Disease, Trombosis pada Arteri lain, Trombosis Mikrosirkular, Prostthetic Heart Valves, Trombosis Vena, Kondisi trombosis lain, Perikarditis, Kawasaki Disease, Komplikasi pada kehamilan (menurunkan faktor resiko preeklamsia, dll), Pencegahan kanker colorectal, Penggunaan lain.

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian

Nyeri & Demam :

Dewasa : 650mg-1,3g setiap 8 jam, tidak lebih dari 3,9g/hari.

Swa-medikasi :

Migrain/sakit kepala ringan sampai berat : 500mg/hari. Hentikan jika telinga berdenging atau tidak mendengar, atau alergi

Penyakit Inflamasi :

Dosis awal : 2,4-3,6g/hari dalam dosis terbagi dapat ditingkatkan 325mg-1,2g/hari.

Dosis pemeliharaan : 3,6-5,4g/hari.

Gejala Juvenile Arthritis :

Dosis awal :

Anak-anak dengan BB <>

Anak-anak dengan BB > 25kg : 2,4-3,6g/hari dalam dosis terbagi

Dosis pemeliharaan : 80-100mg/kg BB/hari dapat ditingkatkan hingga 130mg/kg BB/hari disesuaikan dengan respon Pasien, toleransi & konsentrasi salisilat dalam serum.

Demam Rematik :

Dosis awal :

Dewasa : 4,9-7,8g/hari

Anak-anak : 90-130mg/kg BB/hari setiap 4-6 jam (dalam dosis terbagi) selama 1-2 minggu. Kemudian dosis diturunkan menjadi 60 - 70mg/kg BB/hari

Penyesuaian dosis tergantung pada respon, toleransi & konsentrasi salisilat dalam serum.

Transient Ischemic Attacks & Acute Ischemic Stroke :

Untuk mengurangi resiko berulangnya TIA, stroke, kematian : 50 - 325mg/hari

Page 23: anastesi angga

AIS : 160-325mg/hari dimulai dalam waktu 48 jam setelah stroke terjadi, dilanjutkan hingga 2-4 minggu. Pencegahan AIS sekunder adalah dengan dosis rendah.

CAD & MI :

Pencegahan : 160-325mg/hari, dimulai paling lama 24 jam setelah MI terjadi kemudian diteruskan selama 30 hari paling sedikit

Angina stabil kronis :

Dosis : 75-325mg/hari segera setelah didiagnosa (kecuali ada kontraindikasi aspirin)

Perikarditis :

Dosis 160-325mg/hari kadang-kadang lebih

Batu ginjal Kalsium Oksalat : 200-300mg/hari

Farmakologi

Aspirin bekerja dengan mengasetilasi enzim prostaglandin H2 endoperoxide synthase (PGHS) & menghambat kerja enzim COX secara permanen. COX-1 umumnya ada di semua sel termasuk platelet. Aspirin relatif selektif menghambat COX-1 & sedikit COX-2. PGH2 dala platelet & endotel vaskular memproduksi tromboxan A2 (bertanggung jawab dalam agregasi platelet dan vasokonstriksi) & prostacyclin (bertanggung jawab dalam menghambat agregasi platelet & vasodilatasi) sehingga dosis sangat bervariasi.

Efek pada darah : Menghambat fase kedua agregasi platelet & mencegah pelepasan adenosin diphosphate (ADP) dari platelet & faktor 4 platelet.

Antitrombotik : Menghambat sintesa prostaglandin di vena. Aspirin dosis rendah dapat mencegah trombosis dengan cara menghambat secara selektif sintesa PGHS & tromboxan A2.

Stabilitas Penyimpanan

Stabil pada udara kering. Lembab, panas & perubahan pH dapat menghidrolisis Aspirin. Asprin stabil pada pH rendah (2-3). Simpan pada suhu 2-15°C & jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Kontraindikasi

Alergi terhadap Aspirin dan golongan salisilat

Efek Samping

Reye's syndrome : Iritasi lambung karena bersifat asam.

Efek terhadap Sistem syaraf : Nyeri pada ujung syaraf, sakit kepala, epilepsi, agitasi, perubahan mental, koma, paralisis, pusing, limbung, depresi, bingung,amnesia, sulit tidur.

Page 24: anastesi angga

Efek lain : Demam, myopathy, epistaxis, kerusakan ginjal, penurunan fungsi ginjal, meningkatkan kreatinin, hematouria, oligouria, UTI, asidosis, asidosis metabolit, hiperfosfatemia, hipomag-nesemia, hiponatremia, hipernatremia, hipokalemia, hiperka-lemia hiperkalsemia, abnormalitis elektrolit. Tumor lisi sindrom sepsis, infeksi lain, Kerusakan jantung, gangguan pernafasan.

Interaksi

- Dengan Obat Lain : Meningkatkan konsentrasi serum alopurinol sehingga dapat meningkatkan toksisitas allopurinol. Chlorpropamide : Meningkatkan reaksi hepatorenal, monitor hipoglikemi. Obat lain : Cotrimoxazole : Trombositopenia Cyclosporin : Meningkatkan konsentrasi cyclosporin dalam darah (penyesuaian dosis) .

- Dengan Makanan : Makanan & susu : Menurunkan efek merugikan terhadap saluran cerna.

Pengaruh

- Terhadap Kehamilan : -

- Terhadap Ibu Menyusui : -

- Terhadap Anak-anak : Reyes Syndrome.

- Terhadap Hasil Laboratorium : -

Parameter Monitoring

-

Bentuk Sediaan

Tablet Salut Tahan Asam 80 mg, 100 mg, 160 mg, Tablet Biasa 500 mg.

Peringatan

Reye's syndrome pada anak Swamedikasi nyeri dan demam.

Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus

-

Informasi Pasien

Minum setelah makan dengan satu gelas air / susu.

Mekanisme Aksi

Asetilasi enzim PGHS.

Monitoring Penggunaan Obat

Munculnya efek samping.

Page 25: anastesi angga

IbuprofenDeskripsi

- Nama & Struktur Kimia

:Turunan asam propionat. C13H18O2

- Sifat Fisikokimia:Warna putih, serbuk kristal,tidak larut dalam air, sangat larut dlm alcohol

- Keterangan : -Golongan/Kelas Terapi Analgesik Non Narkotik Nama Dagang

- Dofen - Dolofen Forte - Farsifen - Febryn- Fenris - Helafen - Iprox - Nofena- Ostarin - Profen - Proris - Ribunalm Shelrofen- AnafenIndikasiNyeri & radang pada penyakit artritis (rheumatoid arthritis, juvenile arthritis, osteoarthritis) & gangguan non sendi (otot kerangka), nyeri ringan sampai berat termasuk dismenorea, paska bedah, nyeri & demam pada anak-anak

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian

Dewasa :

Artritis : 400-800 mg 3-4 kali sehari (maksimun 3.2 g/hari)

Juvenile artritis : 30-40 mg/kg berat badan per hari dalam 3-4 dosis terbagi (maksimum 50 mg/kg berat badan)

Nyeri ringan s/d sedang : 200-400 mg tiap 4-6 jam, bila perlu (max 1,2 g/hari)

Farmakologi

Aktivitas anti inflamasi, antipiretik & analgetik. Mekanisme kerja : menghambat sintesis prostaglandin

Stabilitas Penyimpanan

Simpan dalam kemasan tertutup rapat

Kontraindikasi

Pasien dengan hipersensitivitas, asma, urtikaria, rinitis parah, angioudema

Efek Samping

Gangguan saluran cerna : dispepsia, heartburn, mual, muntah, diare, konstipasi, anoreksia dll.

Gangguan sistem saraf : sakit kepala, pusing,

Gangguan pendengaran & penglihatan : tinitus, penurunan pendengaran, gangguan penglihatan sakit kuning, kenaikan SGOT & SGPT.

Page 26: anastesi angga

Lain-lain : retensi cairan, gagal jantung kongestif, tekanan darah meningkat, hipotensi, aritmia, reaksi hipersenstivitas, mulut kering

Interaksi

- Dengan Obat Lain :

Antikoagulan & antitrombotik : Meningkatkan efek samping perdarahan saluran cerna.

Aspirin : Meningkatkan efek samping & menurunkan efek kardioprotektif dari aspirin.

Litium : Meningkatkan konsentrasi litium dalam plasma & serum dan dapat menurunkan klirens

- Dengan Makanan : -

Pengaruh

- Terhadap Kehamilan : Tidak direkomendasikan selama kehamilan

- Terhadap Ibu Menyusui : Tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui

- Terhadap Anak-anak : Tidak direkomendasikan pada pemakaian swamedikasi untuk anak-anak <>

- Terhadap Hasil Laboratorium : -

Parameter Monitoring

Fungsi hati & ginjal

Bentuk Sediaan

Tablet, Suspensi

Peringatan

Hati-hati pada pasien usia lanjut, gangguan ginjal, gangguan jantung atau gangguan hati, gangguan saluran cerna

Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus

Reaksi anafilaktik karena overdosis dilaporkan ~ 60% pd orang dewasa asimtomatik, 30-40% simtom ringan sampai sedang & <3%>

Page 27: anastesi angga

Informasi Pasien

Jika terjadi ruam kulit, ulser saluran cerna, perdarahan, gangguan penglihatan, peningkatan berat badan, udem, feses hitam, atau sakit kepala yang persisten, hubungi dokter

Mekanisme Aksi

Menghambat sintesis prostaglandin dgn menghambat COX-1 & COX-2

Monitoring Penggunaan Obat

Na DiklofenakDeskripsi

- Nama & Struktur Kimia

:C14H10Cl2N2O2

- Sifat Fisikokimia : Warna kekuningan, serbuk kristal, sedikit higroskopis- Keterangan : -Golongan/Kelas Terapi Analgesik Non Narkotik Nama Dagang

- Alflam - Atranac - Berifen SR - Cataflam- Cataflam D - Catanac - Deflamat - Dicloflam- Diclomec - Diclomec Gel - Exaflam - Fenaren- Fenavel - Flamenac - Kadiflam - Kaditic- Kalium Diklofenak - Klotaren - Laflanac - Matsunaflam- Megatic - Merflam - Nadifen - Neuorofenac- Nichoflam - Nilaren - Potazen - Prostanac- Provoltar - Reclofen - Renadinac - Renvol- Scanaflam - Scanteran - Tirmaclo - Valto- Volmatik - Voltadex - Voltadex SR - Voltaren- Voren - X-flam - Xepathritis - Zegren- AdiflamIndikasiNyeri paska bedah, nyeri & radang pada penyakit artritis & gangguan otot kerangka lainnya, nyeri pada gout akut dan dismenorea.

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian

Artritis :

Dosis awal : 150 mg/hari dalam dosis terbagi 2-3 kali

Dosis lazim 100–200 mg/hari dalam dosis terbagi 2-3 kali sehari (maksimum 225 mg), sesudah makan

Nyeri & dismenore :

Dosis awal : 50 mg, dilanjutkan 50 mg setiap 8 jam jika perlu

Page 28: anastesi angga

Pada pasien dengan gangguan ginjal dan hati tidak perlu penyesuaian dosis, tetapi perlu pemantauan yang ketat.

Farmakologi

Aktivitas sebagai antiinflamasi,analgetik & antipiretik. Metabolisme terutama melalui hati. Ekskresi pada orang dewasa sehat kira-kira 50-70% melalui urin, 30-35% melalui feses

Stabilitas Penyimpanan

Terlindung dari cahaya, simpan dalam wadah tertutup pada suhu tidak lebih dari 30°

Kontraindikasi

Pasien dengan hipersensitivitas, asma, urtikaria, rinitis parah, angioudema, tukak lambung aktif

Efek Samping

Pencernaan : gangguan pada saluran cerna bagian atas (20% pasien) tukak lambung, perdarahan saluran cerna.

Saraf : sakit kepala (3-9% pasien), depresi, insomnia, cemas.

Ginjal : (kurang dari 1% pasien) terganggu fungsi ginjal (azotemia,proteinuria,nefrotik sindrom dll),

Kardiovaskular : retensi cairan, hipertensi, (3-9% pasien),

Pernapasan : asma (kurang dari 1% pasien),

Darah : lekopenia, trombositopenia, hemolitik anemia (kurang dari 1% pasien),

Hati : hepatitis, sakit kuning (jarang), peningkatan SGOT terjadi pada 2 % pasien,

Lain-lain : ruam, pruritus, tinnitus, reaksi sensitivitas (1-3% pasien).

Interaksi

- Dengan Obat Lain :

Antikoagulan : Dapat memperparah perdarahan saluran cerna.

Metotreksat : Meningkatkan konsentrasi metotreksat.

Glikosida jantung : Meningkatkan toksisitas glikosida jantung.

Diuretik : Secara bersamaan dengan HCT, meningkatkan kadar kalium dalam serum; dengan triamterene meningkatkan resiko kerusakan ginjal.

NSAID : Penggunaan bersama aspirin dapat meningkatkan eksresi diklofenak melalui empedu.

Page 29: anastesi angga

Siklosporin : Meningkatkan efek nefrotoksik siklosporin.

Litium : Meningkatkan konsentrasi plasma litium dan menurunkan klirens litium.

Antidiabet : Kasus hipoglikemik & hiperglikemi telah dilaporkan (jarang).

Kuinolon : Dapat meningkatkan resiko stimulasi sistem saraf pusat (misalnya kejang).

Antasid : Dapat menunda absorpsi diklofenak.

Kortikosteroid : Meningkatkan resiko ulser saluran cerna

- Dengan Makanan : -

Pengaruh

- Terhadap Kehamilan : Dpt digunakan pada masa kehamilan awal jika potensi manfaat lebih besar daripada resiko thd janin. Tidak direkomendasikan pada masa kehamilan akhir karena dapat menghambat sintesis prostaglandin yang menyebabkan efek samping thd sistem kardiovaskular janin

- Terhadap Ibu Menyusui : Terdistribusi dalam air susu ibu : tidak direkomendasikan bagi ibu menyusui

- Terhadap Anak-anak : Pengunaan pada anak-anak masih memerlukan penelitian lebih lanjut

- Terhadap Hasil Laboratorium : -

Parameter Monitoring

Fungsi hati secara periodik pada pemakaian jangka panjang, gejala& tanda perforasi ulser atau perdarahan saluran cerna

Bentuk Sediaan

Tablet

Peringatan

Hati-hati pada pasien usia lanjut, gangguan ginjal, gangguan jantung atau gangguan hati, penyakit gangguan pencernaan, penggunaan bersamaan kortikosteroid, kondisi yg berhubungan dgn retensi cairan (hipertensi, gagal jantung)

Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus

Page 30: anastesi angga

-

Informasi Pasien

Jika terjadi ruam kulit, ulser saluran cerna, perdarahan, gangguan penglihatan, peningkatan berat badan, udem, eses hitam, atau sakit kepala yang persisten, hubungi dokter. Jika ada gangguan pencernaan, gunakan obat sesudah makan. Gejala & tanda hepatotoksis,

Mekanisme Aksi

Menghambat sintesis prostaglandin dgn menghambat COX-1 & COX-2

Monitoring Penggunaan Obat

-

ParasetamolDeskripsi

- Nama & Struktur Kimia

:4'Hydroxyacetanilide

- Sifat Fisikokimia : Warna putih, serbuk kristal, agak pahit- Keterangan : -Golongan/Kelas Terapi Analgesik Non Narkotik Nama Dagang

- Analpim - Calapol - Citamol - Cymacold- Erphamol - Farmadol - Fasidol - Hufagesic- Mirasik - Nalgesik - Nasamol - Novagesic- Omegrip - Ottopan - Pacetik - Panadol- Paracetol - Paradyn - Procet - Progesic- Propyretic - Pyrexin - Pyrexin - Pyridol- Samconal - Sanmol - Sumagesic - Tempra- Termagon - Tropigesic - Turpan - Uni Cetamol- Varsemol - Xepamol - Xepamol - Zetamol- AlphamolIndikasiNyeri ringan sampai sedang dan demam

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian

Dewasa & anak >12 thn; oral 650 mg atau 1 g tiap 4-6 jam bila perlu, maksimum 4 g per hari.

Oral :

Anak utk tiap 4-6 jam (maksimum 5 dosis per 24 jam) :

<>

4-11 bln (5-8 kg) 80 mg,

Page 31: anastesi angga

12-23 bln (8-11 kg)120 mg,

2-3 thn (11-16 kg)160

Farmakologi

Memiliki aktifitas sebagai analgetik dan antipiretik

Stabilitas Penyimpanan

Sediaan harus disimpan pada suhu 15-30° C. Sediaan bentuk larutan atau suspensi tidak boleh dibekukan

Kontraindikasi

Hipersensitivitas

Efek Samping

Efek samping dalam dosis terapi jarang; kecuali ruam kulit, kelainan darah, pankreatitis akut pernah dilaporkan setelah penggunaan jangka panjang

Interaksi

- Dengan Obat Lain :

Alkohol, antikonvulsan, isoniazid : Meningkatkan resiko hepatotoksis,

Antikoagulan oral : Dapat meningkatkan efek warfarin,

Fenotiazin : Kemungkinan terjadi hipotermia parah

- Dengan Makanan : -

Pengaruh

- Terhadap Kehamilan : Kategori B : Aman jika digunakan dalam dosis terapi selama kehamilan

- Terhadap Ibu Menyusui : Diekskresikan dalam air susu ibu dalam konsentrasi rendah

- Terhadap Anak-anak : Konsultasikan dengan dokter pada penggunaan obat > 5 hari

- Terhadap Hasil Laboratorium : Menyebabkan hasil positif palsu pada tes urin asam 5-hidroksiindoleasetik. Dapat mengganggu pengukuran glukosa darah

Page 32: anastesi angga

Parameter Monitoring

Fungsi hati

Bentuk Sediaan

Tablet, Sirup/Suspensi dan Sediaan Rektal

Peringatan

Hati-hati pada pasien yang sudah berkurang fungsi hati & ginjal, dan ketergantungan pada alkohol. Toksisitas parasetamol dapat disebabkan dari penggunaan dosis tunggal yang toksik, dari penggunaan berulang dosis yang besar, atau penggunan obat yang kronis

Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus

-

Informasi Pasien

Jika nyeri atau demam sudah lebih dari 3 hari, hubungi dokter

Mekanisme Aksi

Bekerja langsung pada pusat pengaturan panas di hipotalamus dan menghambat sintesa prostaglandin di sistem saraf pusat

Monitoring Penggunaan Obat

Diposkan oleh Reski Abdul Rahman S. di Kamis, April 15, 2010TIDAK ADA KOMENTAR:

POSKAN KOMENTARPosting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)Mengenai Saya

Reski Abdul Rahman S.Polewali, SULBAR, Indonesia

Saya adalah mahasiswa D3 keperawatan di AKPER YPPP

Lihat profil lengkapku

Arsip Blog ▼  2010 (8)

Page 33: anastesi angga

o ▼  April (7) Fisioterapi Dada Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem Oksigenasi... PROSEDUR PERAWATAN LUKA Menyiapkan tempat tidur Jenis Obat Analgesik Tugas Patologi Klinik : Jenis-Jenis Penyakit Tugas Patologi Klinik : Struktur & Fungsi Sel/Pato... o ►  Mei (1)

Pengikut

 

koreksi hipoksia mempertahankan sirkulasi spontan pada kondisi tekanan darah (TD) yang adekuat membantu optimalisasi fungsi jantung menghilangkan nyeri koreksi asidosis mengatasi gagal jantung kongestif 

I.                    Obat-obat resusitasi jantung-paru dan obat-obat perbaikan sirkulasi 

oksigen meningkatkan TD : epinefrin/adrenalin, vasopresin, dopamin meningkatkan denyut jantung/nadi (HR : Heart Rate) : atropin menurunkan/mengatasi aritmia ventrikel : amiodaron, lidokain/lignokain, prokainamid,

magnesium sulfat menurunkan/mengatasi aritmia supraventrikel : adenosin, diltiazem, amiodaron obat-obat untuk IMA : morfin, nitrogliserin, aspirin, fibrinolitik

II.                 Lain-lain

 

OBAT RESUSITASI JANTUNG-PARU (RJP)

Obat Indikasi Sediaan

Dosis dewasa dan cara

pemberian

Perhatian

Epinefrin/adrenalin

Henti jantung : fibrilasi ventrikel (VF), takikardi ventrikel tanpa denyut

Ampul 1 ml = 1 mg

IV/IO : 1 mg diberikan/diulang setiap 3 – 5 menit

peningkatan tekanan darah dan frekuensi

Page 34: anastesi angga

nadi (pulselessVT), asistol, PEA (Pulseless Electrical Activity)

bradikardia simtomatis hipotensi berat anafilaksis, reaksi alergi

berat : kombinasi bersama sejumlah besar cairan, kortikosteroid, antihistamin

Endotrakeal : 2 – 2,5 mg (2 – 2,5 kali dosis IV/IO), dilarutkan dalam 10 ml PZ/NSInfus kontinyu :1 mg dilarutkan dalam 500 ml NS atau D5%, kecepatan inisial 1 µg/menit dititrasi sampai mencapai efek

nadi dapat menyebabkan iskemia miokard, angina, dan peningkatan kebutuhan oksigen miokard

dosis besar tidak meningkatkan perbaikan kesudahan (outcome) status neurologis, bahkan bisa menyebabkan disfungsi miokard post-resusitasi

Amiodaron henti jantung tak respon (refrakter) terhadap RJP, shock, dan vasopresor

aritmia ventrikel berulang mengancam nyawa (VF atau VT dengan hemodinamik tak stabil)

 

                                                

Ampul 3 ml = 150 mg

henti jantung : 300 mg (dalam 20 ml – 30 ml D5%) IV/IO bolus, diikutiSATU KALI150 mg IV bolus dalam 3 sampai 5 menit

aritmia ventrikel :150 mg IV dalam 10 menit (15 mg/menit)

Maintenance :–   1 mg/menit IV dalam 6 jam, kemudian

–   0,5 mg/menit IV dalam 18 jam

waktu paruh sangat panjang (sampai 40 hari)

interaksi obat yang kompleks dan multipel

hipotensi (pada pemberian berulang)

Page 35: anastesi angga

dosis maksimal : 2,2 g/hari

 

Lidokain Alternatif amiodaron pada henti jantung karena VF/VT

Obat pilihan utama untuk PVC (Paroxismal Ventrikel Contraction) berbahaya/mengancam nyawa :

–         multipel

–         multifokal

–         bigemini

–         salvo/run

–         R on T

VT stabil dengan ventrikel kiri yang baik

 

Ampul 2 ml = 40 mg

Henti jantung karena VF/VT :dosis inisial 1 – 1,5 mg/kg IV/IO bolusVF refrakter :0,5 – 0,75 mg/kg IV bolus, diulang tiap 5 – 10 menit; maksimal 3 kali pemberian (3 mg/kg)Endotrakeal : 2 – 4 mg/kg

Hati-hati pada penderita :

–         syok kardiogenik

–        dekompensasi kordis

–         usia > 70 tahun

–        penyakit liver

Stop pemberian jika ada efek samping :

–        somnolen

–         gatal-gatal

–        konvulsi

–         bicara kabur/tak jelas

Atropin bradikardia simtomatis blok AV node selagi

menunggu pemasanganpacemaker

obat pilihan kedua untuk asistol atau PEA (setelah epinefrin/vasopresor)

intoksikasi organofosfat

Ampul 1 ml = 0,25 mg

Asistol/PEA : 1 mg IV/IO bolus, diulang tiap 3 – 5 menit; maksimal 3 kali pemberian (3 mg)Bradikardia : 0,5 mg IV/IO tiap 3 – 5 menit; maksimal 3 mgEndotrakeal : 2 – 3 mg dilarutkan dalam 10 ml NSDibutuhkandosis yang sangat besar untuk intoksikasi

memperburuk iskemia miokard

menyebabkan bradikardia paradoksal pada dosis < 0,5 mg

tidak berguna untuk blok AV node derajat 2 tipe II dan derajat 3

Page 36: anastesi angga

organofosfat

 

 

 

OBAT PERBAIKAN SIRKULASI

Obat Indikasi Sediaan Dosis dewasa dan cara pemberian

Perhatian

Dopamin obat pilihan kedua untuk bradikardia simtomatis (setelah atropin)

hipotensi (TDS 70 – 100 mmHg)

Ampul 5 ml = 200 mg

5 – 20 µg/kg/menit, titrasi sampai respon tercapai

Turunkan bertahap (tapering) Janganmencampur/

melarutkan dengan natrium bikarbonat, lakukan pengenceran dengan D5%, D5 1/2 NS, D10 0,18 NS; RL

Diberikan dengansyringe pump atauinfusion pump, harusselalu drip, bukan IV bolus

Bisa menyebabkan takiaritmia, vasokonstriksi yang eksesif

Dobutamin Dipertimbangkan untuk kasuspump problems(gagal jantung kongestif, sembab paru/congestive pulmonum) dengan TDS 70 – 100 mmHg dantidak ada tanda-tanda syok

Ampul 10 ml = 250 mg

Laju pemberian yang lazim 2 – 20 µg/kg per menit, titrasi sehingga HR tidak sampai meningkat 10 % daribaseline

Untuk penggunaan yang optimal, disarankan memonitor hemodinamik

respon untuk pasien usia tua menurun signifikan

Cegah pemberian pada TDS < 100 mmHg dan ada tanda-tanda syok

Menyebabkan takiaritmia

Tidak bolehmencampur dengan natrium bikarbonat

 

Page 37: anastesi angga

Noradrenalin Syok kardiogenik berat dan secara hemodinamik : hipotensi signifikan (TDS < 70 mmHg) dengan resistensi perifer keseluruhan rendah

Ampul 4 ml = 4 mg

Diberikanhanya melalui jalur IV

Campurkan 4 mg atau 8 mg noradrenalin ke dalam 250 ml D5%, D5NS (bukan NS), janganmemasukan pada jalur yang sama dengan larutan alkalis

Dibutuhkan dosis yang lebih besar untuk meningkatkan perfusi yang adekuat pada kasus drug-induced hypotension

Meningkatkanoxygen demand miocard, TD dan HR

Bisa menginduksi aritimia. Hati-hati penggunaan pada pasien iskemia akut; monitor cardiac output

Ekstravasasi obat menimbulkan nekrosis jaringan, jika terjadi : campur phentolamin 5 – 10 mg ke dalam 10 – 15 ml NS, infiltrasikan ke area ekstravasasi

 

LAIN-LAIN

Obat Indikasi Sediaan Dosis dewasa dan cara pemberian

Perhatian

Furosemid Terapi ajuvan untuk edema paru akut (ALO :Acute Lung Oedem) pada pasien dengan TDS > 90 mmHg (tanpa gejala dan tanda syok)

Hipertensi

Ampul 2 ml = 20 mg

0,5 – 1 mg/kg diberikan 1 – 2 menit, jika tidak respon : 2 mg/kg diberikan pelan 1 – 2 menit (pemberian lazim dengan drip/memakaisyringe pump)

Dehidrasi Hipovolemia Hipotensi Hipokalemia atau gangguan

keseimbangan elektrolit lainnya

Page 38: anastesi angga

emergensi Peningkatan

tekanan intrakranial

Morfin Chest paindengan Acute Coronary Syndrome (ACS) yang tak respon dengan nitrat

Edema paru akut kardiogenik (bila TD adekuat)

Ampul 1 ml = 10 mg

Dosis inisial : 2 – 4 mg IV dalam 1 – 5 menit, setiap 5 sampai 30 menit

Dosis ulangan : 2 – 8 mg pada interval 5 sampai 15 menit

Masukkan pelan-pelan dan titrasi sampai tercapai efek

Bisa menyebabkan depresi napas

Menyebabkan hipotensi (pada pasien dengan deplesi volume cairan)

Gunakan dengan hati-hati/perhatian penuh pada kasus infark ventrikel kanan

Antidotum : nalokson (0,4 – 2 mg IV)

 

Nitrogliserin    

Digoksin    

Aminofilin    

About these ads