Top Banner
ANAMNESA PASIEN ANAK Pembimbing: dr. Dewi Astasari., Sp. A REVIEW KULIAH Di susun oleh : Zainul Abdil Muttaqin KEPANITERAAN KLINIK MADYA BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK RSD MARDI WALUYO - FK UNISMA 2014
90

Anamnesis Pada Anak

Nov 22, 2015

Download

Documents

Cumi Cumi Cinta

review kuliah ilmu kesehatan anak
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

SIKLUS HIDUP SCABIES

ANAMNESA PASIEN ANAKPembimbing:dr. Dewi Astasari., Sp. AREVIEW KULIAH Di susun oleh :Zainul Abdil MuttaqinKEPANITERAAN KLINIK MADYABAGIAN ILMU KESEHATAN ANAKRSD MARDI WALUYO - FK UNISMA 2014Anamnesa adalah Pemeriksaan dengan wawancara

Macamnya ada Autoanamnesa & aloanamnesa (pada anak lebih bermakna)

Anamnesa didapatkan data subjektif

PENDAHULUAN

Langkah-langkah Pembuatan Anamnesa Pada Anak

Identitas pasienKeluhan utamaRiwayat perjalanan penyakitRiwayat penyakit dahuluRiwayat kehamilanRiwayat kelahiranRiwayat gizi & makananRiwayat imunisasiRiwayat tumbuh kembangRiwayat keluarga

IDENTITAS PASIENMemastikan tidak salah anakCek: nama, umur, JK, nama orang tua, alamat, umur, pendidikan & pekerjaan orang tua, agama & suku bangsaKeluhan utama adalah keluhan yang menyebabkan pasien berobatTidak selalu apa yang pertama diungkapkan orang tua pasienKeluhan utama tidak selalu sejalan dengan diagnosa utamaKELUHAN UTAMARIWAYAT PERJALANAN PENYAKITDisusun scr kronologis & terperinciTanyakan juga riwayat pengobatan sebelumnya, obat apa yang diminum, jenisnya apa, berapa kali pemberian, efek samping, membaik atau tidakTanyakan riwayat Perkembangan penyakit komplikasi/ gejala sisa/ kecacatanTanyakan Kemungkinan penyakit lain yang berhubungan dg penyakit tsbCont..CONTOH:DemamLamanyaPanas 7 hari, berobat tak sembuh typhoid feverDemam 5 hari dan ada perdarahan dengue hemoragik fever (DHF)Demam 5 hari tidak ada perdarahan dengue biasaDemam intermitten malariaMendadakKontinu, remiten, intermittenTerjadi pada malam hariMenurun dan naik lagiMenggigil, kejang, kesadaran Mengigau, muntah, mencret, sesak napasAda manifestasi perdarahan, dsb

BatukLamanyaBerulang/ kambuhSpasmodik, kering, produktifSifat dahakPenyerta:Sesak napasMengi (sesak napas berbunyi/ bengek)Keringat malam (TBC, bronchopneumonia, pneumonia)Sianosis, ortopneAda whoop (napas yg panjang dan dalam pd asma)

MencretAkut/ kronikFrekuensi/ hariBanyaknya/ kali, konsistensiWarnaAda lendir/ darahDisertai tenesmusMuntah, sesak napas, kejang, kencing berkurangSesak napas dan kejang tjd akibat pengeluaran cairan yg berlebihan

KejangLamanyaFrekuensiKejang pertama/ pnh sblmnyaKapan/ saat kejang terjadiSudah berapa kaliTonik, klonik, umum, fokalLamanya, intervalKesadaran wkt kejang/ sesudah kejangPanas, muntah, lumpuh, kepandaian mundurPd neonatus: perlu riwayat kehamilan dan kelahiran

MuntahBerapa lamaFrekuensiSifat muntah: proyektilWarna muntahanSetelah makan/ minum/ perubahan posisiDisertai panas, mencret, dll

RIWAYAT PENYAKIT DAHULURiwayat yang pernah diderita anak, mungkin berhubungan dengan penyakit yang terjadi sekarangsekarangRiwayat alergi

RIWAYAT KEHAMILANKesehatan ibu saat kehamilanKunjungan antenatalPernah sakit panas (rubella, dsb) penyebab BBLR, cacat bawaan, infeksi kongenitalKonsumsi obat-obatan berhubungan dengan cacat bawaanTetanus toxoidIbu merokok/ minum alkohol

RIWAYAT KELAHIRANTanggal lahirTempat lahirDitolong oleh siapaCara kelahiranKehamilan gandaKeadaan stlh lahir, pasca lahir, hari-hari 1 kehidupanMasa kehamilanBerat badan dan panjang badan lahir (apakah sesuai dengan masa kehamilan, kurang atau besar)

RIWAYAT GIZI & MAKANANRiwayat makanan yang dikonsumsi anak nilai kualitas & kuantitasDitanyakan anak konsumsi ASI/ PASIASI: tanya sampai usia berapaPASI: Cara pemeberian, on demand atau ad libitum, jadwal pemeberian

RIWAYAT IMUNISASITanya status imunisasi dasar (BCG, DPT, polio, campak, & Hep. B)& booster nya, imunisasi lain (Tipa, MMR mumps, measles, rubella, Hepatitis. A, Hib )Tanya kapan & tempat imunisasi

RIWAYAT TUMBANGRiwayat PertumbuhanKurva berat badan dan panjang badan terhadap umurRiwayat PerkembanganPatokan perkembangan (milestones)Pada bidang: motor kasar, motor halus, sosial-personal, bahasa pada balitaPrestasi belajar pada anak usia sekolahMasa pubertas

RIWAYAT KELUARGADiperlukan untuk menentukan keadaan sosial-budaya & kesehatan keluargaTanyakan riwayat perkawinan dg keluarga dekat, serta penyakit tertentu dalam keluargaSebaiknya dibuat pedigree, terutama untuk penyakit herediter

Pemeriksaan Fisik pada anak

PENDAHULUANPada dasarnya sama dg dewasa

Suasana harus tenang dan nyaman

Tata cara dan urutan pemeriksaan fisik pada anak tetap dimulai dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.

Pemeriksaan UmumKeadaan Umum Kesan sakit Kesadaran Kesan status gizi Status mental dan perilaku pasien

Kesan Keadaan SakitApakah penderita tampak sakit ringan, sedang atau berat ?Sakit ringan atau sehat penderita tersenyum, tertawa, bicaraSakit lebih serius menangis terus menerusSakit berat pasif, tidak/sedikit bergerakKESADARAN Kompos mentis Apatis Somnolen Sopor Koma DeliriumStatus gizi /nutrisi : kesan baik, kurus , gemukTanda Vital Tekanan Darah. Pengukuran seperti pada dewasa, tetapi memakai manset khusus untuk anak, yang ukurannya lebih kecil dari manset dewasa. Besar manset antara setengah sampai dua per tiga lengan atas

Nadi. Perlu diperhatikan, frekuensi/laju nadi (N: 60-100 x/menit), irama, isi/kualitas nadi dan ekualitas (perabaan nadi pada keempat ekstremitas

Nafas. Perlu diperhatikan laju nafas, irama atau keteraturan, kedalaman dan pola pernafasan

Suhu. Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan dengan beberapa cara :

1. Rectal Anak tengkurap di pangkuan ibu, ditahan dengan tangan kiri, dua jari tangan kiri memisahkan dinding anus kanan dengan kiri, dan termometer dimasukkan anus dengan tangan kanan ibu. Pada bayi < 2 tahun2. Oral Termometer diletakkan di bawah lidah anak. Biasanya dilakukan untuk anak > 6 tahun. Suhunya 0,5C lebih rendah dari rectal3. Aksiler ditempelkan di ketiak dengan lengan atas lurus selama 3 menit. Umumnya suhu yang diperoleh 1C lebih rendah dari suhu rektal.

Data Antropometrik

Interpretasi : 1. BB/U dipetakan pada kurve berat badan BB< sentil ke 10 : defisit BB> sentil ke 90 : kelebihan

2. BB/U dibandingkan dengan acuan standar, dinyatakan persentase : > 120% : gizi lebih 80% 120% : gizi baik 60% - 80% : tanpa edema, gizi kurang; dengan edema, gizi buruk < 60% : gizi buruk, tanpa edema (marasmus), dengan edema (kwasiorkhor).

Data Antropometrik

1. TB/U pada kurva < 5 sentil : deficit berat Sentil 5-10 : perlu evaluasi untuk membedakan apakah perawakan pendek akibat defisiensi nutrisi kronik atau konstitusional

2. TB/U dibandingkan standar baku (%) 90% - 110% : baik/normal 70% - 89% : tinggi kurang < 70% : tinggi sangat kurang

Penilaian status gizi berdasarkan TB/ BB:> 120%: Obesitas110-120%: Overweight90-110%: Normal70-90%: gizi kurang13.5cm = gizi baik (hijau).

2. Bila umur tidak diketahui, status gizi dinilai dengan indeks LLA/TB: 85% = gizi baik (normal).

PEMERIKSAAN SISTEMKULITPemeriksaan pada kulit Inspeksi & palpasiPerlu diperhatikan: a. WARNADepigmentasi, hiperpigmentasi, bercak caf au lait, spider naevib. SIANOSIS- : Warna kebiruan pd kulit & mukosa- Muncul bila Hb reduksi > 5 gr/dl- Sianosis sentral (Penyakit paru, jantung, SSP) & sianosis perifer (kedinginan, dehidrasi, syok)c. IKTERUS- muncul bila Bilirubin > 5 mg/dl (neonatus) & > 2 mg/dl (anak)- Area: sklera, kulit, selaput lendir- Penyakit: penyakit hemolisis, infeksi hepatitis, mononukleosis infeksiosa, leptospirosis, sifilis kongenital, obstruksi empedud. KELEMBABAN KULIT- Keringat bayi muncul setelah 1 bln.- Mucul bila: menangis, setelah aktivitas, demam, hipoglikemia, gagal jantung, hipoklasemia, fibrosis pankrease. TURGOR KULIT- Diperiksa pada abdomen- Buruk: dehidrasi berat, malnutrisif. TEKSTUR KULIT- Kasar: def. vit. A, hipo/ hipertiroidime- Kulit kasar & kering: iktiosis

Lain-lain: makula, papula, vesikula, pustula, ulkus, nodul, eksema, purpura, eritema, edema, miliaria, sikatriks

RAMBUTDinilai: warna, kelebatan, distribusi, & karakteristik rambutDistribusi rambut jarang, kemerahan seperti rambut jagung, mudah dicabut tanpa sakit: KEPDistribusi berlebih: hipotiroidisme, keracunan vitamin A, ES steroid/ dilantin, sindroma CushingDistribusi jarang/ alopesia: genetika, hipertiroidisme, progeriaTidak tumbuhnya rambut pubertas : hipotiroidisma, disgenesis gonadTumbuhnya rambut pubertas terlalu cepat: normal, pemakaian obat stilbestrol, testosteron, hormon adrenal, penyakit SSP/ tumor testis/ ovarium.Kelenjar Limfe Kelenjar limfe yang perlu diraba adalah : submaksila, belakang telinga, leher, ketiak, bawah lidah, dan sub oksipital. Apabila teraba tentukan lokasinya, ukurannya, mobile atau tidak.

KGB besar, hangat & sakit infeksi akutKepala Pada pemeriksaan kepala perlu diperhatikan : besar, ukuran, lingkar kepala, asimetri, sefalhematom, maulase, kraniotabes, sutura, ubun-ubun, pelebaran pembuluh darah, rambut, tengkorak dan muka. Kepala diukur pada lingkaran yang paling besar, yaitu melalui dahi dan daerah yang paling menonjol daripada oksipital posterior.

Muka

Pada pemeriksaan muka perhatikan : simetri tidaknya, paralisis, jarak antara hidung dan mulut, jembatan hidung, mandibula, pembengkakan, tanda chovstek, dan nyeri pada sinus.

Mata

Pada pemeriksaan mata perhatikan : fotofobia, ketajaman melihat, nistagmus, ptosis, eksoftalmus, endoftalmus, kelenjar lakrimalis, konjungtiva, kornea, pupil, katarak, dan kelainan fundus. Strabismus ringan dapat ditemukan pada bayi normal di bawah 6 bulan atau umur 1 tahun dalam beberapa saat

Hidung Untuk pemeriksaan hidung, perhatikan : bentuknya, gerakan cuping hidung, mukosa, sekresi, perdarahan, keadaan septum, perkusi sinus.

Mulut

Pada pemeriksaan mulut, perhatikan : Bibir : warna, fisura, simetri/tidak, gerakan. Gigi : banyaknya, letak, motling, maloklusi, tumbuh lambat/tidak. Selaput lendir mulut : warna, peradangan, pembengkakan. Lidah : kering/tidak, kotor/tidak, tremor/tidak, warna, ukuran, gerakan, tepi hiperemis/tidak. Palatum : warna, terbelah/tidak, perforasi/tidak. Tenggorok

Pemeriksaan tenggorok dilakukan dengan menggunakan alat skalpel, anak disuruh mengeluarkan lidah dan mengatakan aaa yang keras, selanjutnya spaltel diletakkan pada lidah sedikit ditekan kebawah. Perhatikan : uvula, epiglotis, tonsil besarnya, warna, paradangan, eksudat, kripte

Telinga

Pada pemeriksaan telinga, perhatikan : letak telinga, warna dan bau sekresi telinga, nyeri/tidak (tragus, antitragus), liang telinga, membrana timpani, mastoid, & ketajaman pendengaran. Pemeriksaan menggunakan head lamp dan spekulum telingaKetajaman penglihatan pada umur 6 bulan: free field test, lebih besar: garpu tala & audiometerLeherPada leher perhatikanlah : panjang/pendeknya, kelenjar leher, letak trakhea, pembesaran kelenjar tiroid, pelebaran vena, pulsasi karotis, dan gerakan leher.

Thorax Inspeksi Pada anak < 2 tahun : lingkar dada < lingkar kepala Pada anak > 2 tahun : lingkar dada lingkar kepala. Perhatikan a. Bentuk thorax : funnel chest, pigeon chest, barell chest, dll b. Pengembangan dada kanan dan kiri : simetri/tidak, ada retraksi.tidak c. Pernafasan : cheyne stokes, kusmaul, biot d. Ictus cordis

Palpasi Perhatikan : 1. Pengembangan dada : simetri/tidak 2. Fremitus raba : dada kanan sama dengan kiri/tidak 3. Sela iga : retraksi/tidak 4. Perabaan iktus cordis

Perkusi Dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan satu jari/tanpa bantalan jari lain, atau secara tidak langsung dengan menggunakan 2 jari/bantalan jari lain. Jangan mengetok terlalu keras karena dinding thorax anak lebih tipis dan ototnya lebih kecil. Tentukan : 1. Batas paru-jantung 2. Batas paru-hati : iga VI depan 3. Batas diafragma : iga VIII X belakang. Bedakan antara suara sonor dan redup.

Auskultasi Tentukan suara dasar dan suara tambahan : Suara dasar : vesikuler, bronkhial, amforik, cog-wheel breath sound, metamorphosing breath sound. Suara tambahan : ronki, krepitasi, friksi pleura, wheezing Suara jantung normal, bising, gallop.

Untuk pemeriksaan thorax seperti halnya pada dewasa, meliputi urutan : Abdomen

Inspeksi Perhatikan dengan cara pengamatan tanpa menyentuh : 1. Bentuk : cekung/cembung 2. Pernafasan : pernafasan abdominal normal pada bayi dan anak kecil 3. Umbilikus : hernia/tidak 4. Gambaran vena : spider navy 5. Gambaran peristaltik

Auskultasi Perhatikan suara peristaltik, normal akan terdengar tiap 10 30 detik.

Perkusi Normal akan terdengar suara timpani. Dilakukan untuk menentukan udara dalam usus, atau adanya cairan bebas/ascites.

Palpasi Palpasi dilakukan dengan cara : anak disuruh bernafas dalam, kaki dibengkokkan di sendi lutut, palpasi dilakukan dari kiri bawah ke atas, kemudian dari kanan atas ke bawah. Apabila ditemukan bagian yang nyeri, dipalpasi paling akhir. Perhatikan : adanya nyeri tekan , dan tentukan lokasinya. Nilai perabaan terhadap hati, limpa, dan ginjal.

Pemeriksaan heparPalpasi dapat dapat dilakukan secara mono/bimanual Ukur besar hati dengan cara : 1. Titik persilangan linea medioclavicularis kanan dan arcus aorta dihubungkan dengan umbilikus. 2. Proc. Xifoideus disambung dengan umbilicus. Normal : 1/3 1/3 sampai usia 5 6 tahun. Perhatikan juga : konsistensi, permukaan, tepi, nyeri tekanHepatomegali: Infeksi (sepsis&hepatitis, anemia, talasemia, PJK, perikarditis konstriktiva, angguan metabolik (mukopolisakaridosis, mukolipidosis), sumbatan saluran empedu, keganasan, SLE, hemosiderosis, malnutrisi

Pemeriksaan limpaUkur besar limpa (schuffner) dengan cara : Tarik garis singgung a dengan bagian arcus aorta kiri. Dari umbilikus tarik garis b tegak lurus a bagi dalam 4 bagian. Garis b diteruskan ke bawah sampai lipat paha, bagi menjadi 4 bagian juga. Sehingga akan didapat S1 S8Membesar bila schuffner IV VIII (lipat paha)Splenomegali: infeksi (sepsis, demam, tifoid, malaria, toksoplasmosis); kelainan darah (talasemia, anemia sel sabit); kongesti (CH, hipertensi porta, PJK); gangguan metabolik (mukolipidosis, Gauchers syndrome)

Pemeriksaan ginjalCara palpasi:Tangan kiri pemeriksa diletakkan di bag posterior tubuh pasien, jari telunjuk kanan berada di atas angulus costovertebralis jari telunjuk menekan organ/ massa ke atas, sementara tangan kanan melakukan palpasi secara dalam dari anterior & akan merasakan organ/ massa tsb menyentuh, kmdn jatuh kembali bila letaknya retroperitoneal.

EkstremitasPerhatikan : kelainan bawaan, panjang dan bentuknya, clubbing finger, dan pembengkakan tulang. Persendian Periksa : suhu, nyeri tekan, pembengkakan, cairan, kemerahan, dan gerakanOtotPerhatikan : spasme, paralisis, nyeri, dan tonus.

TULANG PUNGGUNGLihat: lordosis, kifosis, skoliosisKekakuan pergerakan tulang belakang: infeksi SSP (poliomielitis, meningitis, tetanus); osteomiolitis; epifisistis vertebra; kelainan tulang belakangGENETALIA

Untuk anak perempuan : Ada sekret dari uretra dan vagina/tidak. Labia mayor : perlengketan / tidak Himen : atresia / tidak Klitoris : membesar / tidak.

Untuk anak laki-laki : Orifisium uretra : hipospadi = di ventral / bawah penis Epispadia = di dorsal / atas penis. Penis : membesar / tidak Skrotum : membesar / tidak, ada hernia / tidak. Testis : normal sampai puber sebesar kelereng. Reflek kremaster : gores paha bagian dalam testis akan naik dalam skrotumAnus dan RektumUntuk anus, perhatikan : Daerah pantat adanya tumor, meningokel, dimple, atau abces perianal. Fisura ani Prolapsus ani

Pemeriksaan rektal : anak telentang, kaki dibengkokkan, periksa dengan jari kelingking masuk ke dalam rektum. Perhatikan : a. Atresia ani b. Tonus sfingter ani c. Fistula rektovaginal d. Ada penyempitan / tidak.

Pemeriksaan Tumbuh Kembang Anak

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

1. Kejang Jenis kejang (Tonik atau Klonik)Bagian tubuh yang terkena (Umum atau Fokal)Lamanya kejangFrekuensi kejang Interval antara serangan kejang Keadaan saat kejang dan setelah kejang Kejang disertai demam apa tidak Apakah pernah kejang sebelumnya

Kejang grand mal ditandai dengan kejang umum tonik klonik yang disertai dengan hilangnya kesadaran Kejang petit mal ditandai dengan hilangnya kesadaran selama 5-15 detik. Kejang psikomotor ditandai oleh perubahan kesadaran serta aktivitas motoris yang abnormal.Kejang autonomik ditandai dengan kelainan viseral yang bervariasi

2. Tremor Tremor ialah gerakan halus yang konstan.Waktu timbul

Beberapa penyakit lain :

Tremor dan twitching sering terlihat pada bayi tanpa sebab yang jelas

Istirahat Lesi sistem ekstrapiramidal Bergerak Lesi serebelum HipoglikemiaHipokalsemiaHipertiroidismeHipotermia Degenerasi medula spinalis

3. Twitching Twitching adalah gerakan spasmodik yang berlangsung singkat, dapat terlihat pada otot yang lelah, nyeri setempat, atau menyertai korea. Twitching dapat merupakan manifestasi psikologis (ansietas dan lain-lain) yang biasanya bersifat periodik. 4. Korea Korea merupakan suatu gerakan involunter kasar, tanpa tujuan, cepat dan tersentak sentak, tidak teratur, tidak terkoordinasi, dan berhubungan dengan tonus otot yang tinggi.Menghilang pada waktu tidur.Meningkat pada saat pasien diminta melakukan gerakan involunter.Gerakan korea dan atetosi seringkali terjadi bersama sama, disebut gerakan korea atesosis. 5. Paresis dan paralisis Paresi (incomplete paralysis) kelumpuhan otot yang tidak sempurna. Paralisis (complete paralysis) kelumpuhan otot yang sempurna Dapat bersifat flaksid atau spastik. Flaksiditas adalah tidak dapat mempertahankan tonus dalam posisi normal umumnya menunjukkan adanya lesi lower motor neuron (LMN)Ditemukan pada penyakit poliomilelitis, amiotonia kongenital, miastenia, atau kerusakan medula spinalis Biasanya disertai dengan kurangnya refleks Spastik

Hemiparesis atau hemiparalisis (hemiplegia) kelumpuhan satu sisi tubuh dan anggota gerak yang dibatasi oleh garis tengah didepan dan dibelakang. Hemiplegia alternans (paralisis menyilang) yaitu kelumpuhan 1 syaraf otaf atau lebih ipsilateral disertai kelumpuhan lengan dan tungkai kontralateral. Diplegia kelumpuhan pada dua anggota gerak yang berhubungan, anggota gerak bawah atau anggota gerak atas. Paraplegia kelumpuhan anggota gerak bawah. Tetraplegia kelumpuhan pada keempat anggota gerak . ditandai dengan tonus otot yang meningkat dengan kontraksi yang berlangsung lama. Disertai refleks yang meningkat serta refleks patologis. Kelainan ini terjadi akibat lesi upper motor neuron (UMN)6. Refleks superfisiali Refleks dinding abdomen menggores kulit abdomen dengan 4 goresan yang membentuk segi empat dengan titik titik sudutdibah xifoid, diatas simfisis, dan di kanan kiri umbilikus.Umbilikus akan bergerak pada setiap goresan. Hasilnya negatif (-) pada bayi usia 6 bulan, anak < 12 tahun, dan adanya lesi medula spinalis misalnya poliomielitis.

7. Refleks tendon dalam diperiksa pada Tendon biseps, triseps, patela dan achiles. R. biseps T. biseps diketuk fleksi sendi siku. R. triseps T. triseps diketuk ekstensi sendi siku. R. patela T. patela diketuk ekstensi sendi lutut. R. achilles T. achilles diketuk fleksi plantar kaki.Pasien harus santai. Pada bayi dan anak kecil, ketukan cukup dilakukan dengan jari yang tangan, pemukul refleks hanya dipakai pada anak yang besar. Hasilnya dibandingkan antara kanan dan kiri. Hasil meningkat lesi UMN, hipertiroidisme, hipokalsemia, tumor batang otak. Hasil hiporefleksi lesi LMN, Sindrom Down, malnutrisi, dan beberapa kelainan metabolik. 8. Refleks patologiR. babinski menggores bagian lateral plantar dari arah posterior ke anterior, dengan alat yang sedikit runcing. Positif : ekstensi ibu jari kaki dan menyebarnya jari jari kaki yang lain. Refleks ini normal pada bayi sampai umur 18 bulan. Bila masih positif (+) pada usia 2 2.5 tahun, mungkin terdapat lesi piramidal. R. Oppenheim menekan sisi medial pergelangan kaki hasil sama dengan R. babinski. R. Hoffmann dilakukan ketukan pada falang terakhir jari kedua positif (+) jika fleksi jari pertama dan ketiga lesi UMN dan Tetani.

Klonus pergelangan kaki dorsofleksi kaki pasien dengan cepat dan kuat, sementara sendi lutut diluruskan dengan tangan lain pemeriksa yang diletakkan pada fosa poplitea positif (+) terjadi gerakan ekstensi dan fleksi kaki secara terus menerus dan cepat. Klonus patella adalah gerakan patella yang naik turun dengan cepat, timbul bila patella ditekan kuat kuat dan cepat, sementara tungkai dalam keadaan ekstensi dan lemas. Klonus seringkali menyertai suatu keadaan dengan hiper-refleksi dan refleks patologi. 9. Tanda rangsang meningealKaku kuduk (nuchal rigidity) Positif (+) pasien dalam posisi terlentang, jika lehernya ditekuk secara pasif terdapat tahanan, sehingga tdagu tidak dapat menempel pada dada. Biasanya terdapat pada : tetanus, abses retrofaringeal, abses peritonsilar, ensevalitis virus, keracunan timbal, dan artritis reumatoid. Tanda Brudzinki I ( Brudzinkis neck sign)Satu tangan pemeriksa diletakkan dibawah kepala pasien yang terlentang, dan tangan lainnya di dada pasien untuk mencegah agar badan tidak terangkat fleksikan kepala ke dada secara pasif (jangan dipaksa). Positif (+) kedua tungkai bawah akan fleksi pada sendi panggul dan sendi lutut. Tanda Brudzinki II( Brudzinkis contralateral leg sign)Pasien terlentang fleksi pasif tungkai atas pada sendi panggul akan diikuti oleh fleksi tungkai lainnya pada sendi panggul dan sendi lutut. Tanda kernigPasien dalam posisi terlentang dilakukan fleksi tungkai atas tegak lurus, kemudian dicoba meluruskan tungkai bawah pada sendi lutut. Normalnya tungkai bawah dapat membentuk sudut lebih dari 135 terhadap tungkai atas. Pada iritasi meningeal ekstensi lutut secara pasif akan meyebabkan rasa sakit dan ada hambatan.

Tanda tetani (Tanda Chvovsteck)

Melakukan didaerah telinga tempat keluarnya N. fasialis. Positif (+) kontraksi sebagian atau seluruh otot yang dipersarafi oleh N. fasialis ipsilateral.Positif ringan ada getaran ringan sudut mulut atau bibir atas. Positif sedang ada gerakan cuping hidung dan seluruh sudut mulut. Positif kuat kontraksi seluruh otot dahi, kelopak mata dan pupil 10. Uji kekuatan dan tonus Hanya dapat dilakukan pada anak yang sudah dapat mengerjakan instruksi / perintah dari pemeriksa dan kooperatif.Pada bayi dan anak yang tidak kooperatif hanya dapat dinilai kesan keseluruhan saja. Posisi duduk dengan tungkai bawah tergantungPasien diminta untuk menggerakkan anggota badan yang diuji dan pemeriksa menahan anggota badan yang diuji dan menahan gerakan gerakannya (kekuatan kinetik). Pasien juga diminta menahan anggota badan yang di uji tetap berada di tempatnya dengan kekuatan terhadap gerakan yang dilakukan pemeriksan (gerakan statis). Menggunakan Angka 5 sampai 0 atau kode huruf : N : Normal G : Good F : Fair P : Poor T : Trace O : Zero 5 : Normal 4 : dapat menggerakkan sendi dengan aktif untuk menahan berat dan melawan tekanan secara simultan. 3 : dapat menggerakkan anggota gerak untuk menahan berat, tetapi tidak dapat menggerakkan anggota badan untuk melawan tekanan pemeriksa. 2 : dapat menggerakkan anggota gerak tapi tidak kuat menahan berat dan tidak melawan tekanan pemeriksa. 1 : terlihat atau teraba getaran kontraksi otot, tetapi tidak ada gerakan anggota gerak sama sekali. 0 : paralisis, tidak ada kontraksi otot sama sekali Kode Huruf Angka 5 sampai 0 11. Uji Sensibilitas Uji sentuhan Sepotong kain atau kapas disentuhkan pada kulit yang diperiksa dan anak disuruh menjawab apakah terasa tersentuh.Uji rasa nyeri Menggunakan jarum yang tajam dan tumpul.Ditunjukkan terlebih dahulu caranya dengan mata pasien terbuka, dan anak disuru membedakan ujung jarum tajam dan tumpul. Anak diminta untuk menutup mata, kemudian uji dilakukan dikulit tangan, kaki, pipi, rahang, dan anak disuruh membedakan ujung jarum yang tajam dan tumpul. Uji vibrasi Menggunakan garpu tala yang bergetar lalu di tempelkan pada sendi jari, ibu jari kaki, serta maleolus lateral dan medial. Pasien boleh membuka mata tetapi tidak boleh melihatKemudian ditanya apakah terasa ada getaran. Uji KoordinasiDapat dilakukan dengan cara uji jari kehidung atau tumit ketulang kering. Disuru melihat contoh terlebih dahulu kemudian disuru melakukannya sendiri. Uji jari kehidung, mula mula dilakukan dengan tangan terbuka, kemudian dengan mata tertutup. Pada gangguan koordinasi yang berat, sudah terlihat pada saat uji mata terbuka. Pada gangguan ringan akan terlihat pada mata tertutup. Uji tumit - ketulang kering, setelah diberi contoh anak disuru meletakkan tumit kaki ke atas tulang kering tungkai lainnya, dan sebaliknya. Dapat dilakukan dengan mata tertutup dan terbuka. Uji RombergPasien disuru berdiri dengan dua kakinya yang tertutup rapat sambil menutu mata. Positif (+) = pasien kemudian bersandar atau jatuh kesatu sisi. 12. Pemeriksaan saraf otak Saraf otak I (N. olfaktorius) uji penciumanSaraf otak II (N. optikus) uji ketajaman penglihatan Saraf otak III, IV, VI ( Nn. Okulomotorius, trolearis, abdusen)- uji gerakan bola mata - uji akomodasi - uji diplopia Saraf otak V (N. trigeminus) uji sensasi Saraf otak VII (N. fasialis)

12. Pemeriksaan saraf otak Saraf otak VIII (N. akustikus) uji ketajaman pendengaran Saraf otak IX (N. glosofaringeus) - hilangnya refleks muntah dan hipersalivasi - hilangnya sensai mengecap uji pengecapan - hilangnya sensasi pada faring, tonsil, tenggorok bagian atas dan lidah bagian belakang - hilangnya kontriksi dinding posterior faring ketika mengeluarkan suara ahSaraf otak X (N. vagus) Saraf otak XI (N. Aksesorius)Saraf otak XII (N. hipoglosus)

EdemaSesak napasMulai tampak kapan, dimana (kelopak mata/ pergelangan kaki)Kemudian menjalarHanya pagi hari/ sepanjang hariKeluhan penyerta: batuk, oliguria, sesak nafas, berdebar, pucat, kuning dsbBerhubungan dengan penyakit: saluran napas/ penyakit KVSBaru pertama/ berulang kaliOrtopnoe/ posisi tripodSesak napas akut, malam hari sakit dada (edema paru akut)Setelah latihan fisik (lari/ berjalan beberap meter)Pada bayi sesak timbul setelah menetek 2 3 menitDisertai: batuk mengi, perut besar, sakit sendi berpindah, demam, sakit dada, sianosis, riwayat tersedak

IkterusPerdarahanMata tampak kuning (scleranya)Sering didahului oleh miksi dengan urin kuning merah seperti tehPada neonatus ditemukan 2 macam ikterus:FisiologikTimbul hari ke-2 atau ke-3Hampir pd semua anakKrn fungsi hepar belum sempurnaPatologiTimbul cepat, hr pertama sudah terjadiFatalKrn darah ibu & anak tidak cocok (incompatible rhesus)Disertai dengan demam, sakit perut, mual, muntah, nafsu makan berkurangTinja warna dempul (putih kekuning-kuningan) ditemukan pd anak dengan kelainan destruksi saluran hati (ikterus obstruktifus)

Saat perdarahanLokasi (luar/ dalam)Pertama kali/ sudah pernahJumlahAnggota keluarga dengan penyakit yang samaPerdarahan kulit, hidung (epistaksis), gusi (ada trauma atau tidak)Penyertanya: demam, pucat, perut membesarDiperiksa lab untuk mengetahui patologis atau tidak

Kompos mentisSadar penuhRespons adequat thdp semua stimulusApatikSadar tapi tak acuhMasih ada respons thdp stimulusSomnolenTampak mengantukResponsif thd stimulus kuat tapi tidur lagiSoporSedikit responsif thd stimulus kuatRefleks pupil thd cahaya masih positifKomaTidak responsif sama sekali thd stimulusRefleks pupil thd cahaya negatif (kesadaran yang paling rendah)DeliriumKesadaran menurun, kacau, disorientasi, iritatifSering ada halusinasi (salah persepsi thd rangsang itu)