Top Banner
MANAJEMEN FISIOTERAPI GUILLAIN-BARRE SYNDROM Kelompok 3 Kamis, 8 Mei 2014
59

Anamnesis (CHARTS) pada kasus GBS

Nov 22, 2015

Download

Documents

Putry Alr

Source unspecified
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • MANAJEMEN FISIOTERAPIGUILLAIN-BARRE SYNDROMKelompok 3 Kamis, 8 Mei 2014

  • Review Anatomi Fisiologi Sistem Saraf

  • SISTEM SARAFSuatu sel saraf di sebut NEURONSatu sel neuron terdiri dari cell body,dendrit dan neurit (axon)Nucleus adalah kumpulan neuron yang berada di dalam SSP (Sistem Saraf Pusat) Reseptor adalah ujung saraf yg menerima stimulusEffector adalah ujung terminal saraf yg berada pada otot dan organ

  • SISTEM SARAF PUSATSusunan Saraf Pusat terdiri dari:

  • Klasifikasi SSPrBerdasarkan tempat keluarnya

  • Klasifikasi SSPrberdasarkan arah impuls

  • Klasifikasi SSPrberdasarkan fungsinya

  • PATOLOGI GUILLAIN-BARRE SYNDROM

  • DEFINISIGBS merupakan suatu polineuopati demielinasi dengan karakteristik kelemahan otot asendens yang simetris dan progresif, paralisis, dan hiporefleksi, dengan atau tanpa gejala sensorik ataupun otonom. Namun, terdapat varian GBS yang melibatkan saraf kranial ataupun murni motorik. Pada kasus berat, kelemahan otot dapat menyebabkan kegagalan nafas sehingga mengancam jiwa.

  • EPIDEMIOLOGIGBS muncul di dunia dengan angka kejadian menengah, sekitar 1.3 kasus/100.000 populasi, dengan jumlah pria lebih banyak dari wanita.Data di Indonesia mengenai gambaran epidemiologi belum banyak Puncak insiden: antara usia 15-35 tahun dan antara 50-74 tahun. Jarang mengenai usia
  • ETIOLOGIPenyebab pasti penyakit ini belum diketahui, namun umumnya dicetuskan oleh infeksi saluran pernafasan atau pencernaan. Beberapa keadaan/penyakit yang mendahului dan mungkin ada hubungannya dengan terjadinya SGB, antara lain: Infeksi Vaksinasi Pembedahan Penyakit sistematik: SGB sering sekali berhubungan dengan infeksi akut non spesifik. Insidensi kasus SGB yang berkaitan dengan infeksi ini sekitar antara 56% - 80%, yaitu 1 sampai 4 minggu sebelum gejala neurologi timbul seperti infeksi saluran pernafasan atas atau infeksi gastrointestinal Infeksi akut yang berhubungan dengan SG

  • KLASIFIKASIAcute inflammatory demyelinating polyradiculoneuropathy Subacute inflammatory demyelinating polyradiculoneuropathy Acute motor axonal neuropathy Acute motor sensory axonal neuropathyFishers syndrome Acute pandysautonomia

  • PATOFISIOLOGIAsbury dkk mengemukakan bahwa perubahan pertama yang terjadi adalah infiltrasi sel limfosit yang ekstravasasi dari pembuluh darah kecil pada endo dan epineural. Keadaan ini segera diikuti demyelinisasi segmental. Bila peradangannya berat akan berkembang menjadi degenerasi Wallerian. Kerusakan myelin disebabkan makrofag yang menembus membran basalis dan melepaskan selubung myelin dari sel schwan dan akson.

  • MANIFESTASI KLINIS Ciri-ciri yang perlu untuk diagnosis: Terjadinya kelemahan yang progresif & Hiporefleksi Ciri-ciri yang secara kuat menyokong diagnosis SGB: Progresifitas: gejala kelemahan motorik berlangsung cepat, maksimal dalam 4 minggu, 50% mencapai puncak dalam 2 minggu, 80% dalam 3 minggu, dan 90% dalam 4 minggu. Relatif simetris Gejala gangguan sensibilitas ringan Gejala saraf kranial 50% terjadi parese N VII dan sering bilateral. Saraf otak lain dapat terkena khususnya yang mempersarafi lidah dan otot-otot menelan, kadang < 5% kasus neuropati dimulai dari otot ekstraokuler atau saraf otak lain Disfungsi otonom. Takikardi dan aritmia, hipotensi postural, hipertensi dan gejala vasomotor. Tidak ada demam saat onset gejala neurologis

  • PROGNOSISUmumnya sembuh20 % menyisakan deficit neurologik> 1th 67% sembuh yang komplit20 % menyisakan disability> 2 th 8% tdk dpt sembuh

  • DIAGNOSIS BANDINGMiastenia gravis akutThrombosis arteri basilarisParalisis periodikBotulismeTick paralysisPorfiria intermiten akutNeuropati akibat logam beratCedera medulla spinalisPoliomyelitisMielopati servikalis

  • PERJALANAN PENYAKIT GBSFase progresif. Umumnya berlangsung 2-3 minggu, sejak timbulnya gejala awal sampai gejala menetap, dikenal sebagai titik nadir. Pada fase ini akan timbul nyeri, kelemahan progresif dan gangguan sensorik; derajat keparahan gejala bervariasi tergantung seberapa berat serangan pada penderita. Fase plateau. Fase infeksi akan diikuti oleh fase plateau yang stabil, dimana tidak didapati baik perburukan ataupun perbaikan gejala. Serangan telah berhenti, namun derajat kelemahan tetap ada sampai dimulai fase penyembuhan. Fase penyembuhan Akhirnya, fase penyembuhan yang ditunggu terjadi, dengan perbaikan dan penyembuhan spontan. Sistem imun berhenti memproduksi antibody yang menghancurkan myelin, dan gejala berangsur-angsur menghilang, penyembuhan saraf mulai terjadi.

  • Prinsip PenangananPemeliharaan sistem pernapasanMencegah kontrakturPemeliharaan ROMPemeliharaan otot-otot besar yng denervatedRe-edukasi ototDilakukan sedini mungkinDeep breathing ExerciseMobilisasi ROMMonitor Kekuatan Otot hingga latihan ktif dapat dimulaiChange position untuk mencegah terjadinya decubitusGerak pasif general ekstermitas sebatas toleransi nyeri untuk mencegah kontrakturGentle massage untuk memperlancar sirkulasi darahEdukasi terhadap keluarga

  • AMERICAN SOCIETY OF DYSPNOEBORG SCALEMMT

  • Perjalanan penyakit Perjalanan alamiah GBS, skala waktu dan beratnya kelumpuhan bervariasi antara berbagai penderita GBS. Perjalan penyakit ini terdiri dari 3 fase, yaitu :1. Fase progresif Dimulai dari onset penyakit, dimana selama fase ini kelumpuhan bertambah berat sampai mencapai maksimal. Fase ini berlangsung beberapa dari sampai 4 minggu, jarang yang melebihi 8 minggu. 2. Fase plateauKelumpuhan telah mencapai maksimal dan menetap. Fase ini bisa pendek selama 2 hari, aling sering selama 3 minggu, tapi jarang yang melebihi 7 minggu.3. Fase rekonvalesen Ditandai oleh timbulnya perbaikan kelumpuhan ektremitas yang berlangsung selama beberapa bulan.Seluruh perjalanan penyakit GBS ini berlangsung dalam waktu yang kurang dari 6 bulan.

  • GULLAIN-BARRE SYNDROMPEMERIKSAAN FISIOTERAPI

  • Contoh KasusSeorang Bapak (40 th) bekerja sebagai Guru telah didiagnosa oleh dokter mengalami GBS sejak sekitar 8 bulan yang lalu. Pasien telah di rawat di rumah sakit selama 2 minggu kemudian dipulangkan dan segera dirujuk ke Klinik Fisioterapi (pasien adalah pasien rujukan). Pasien datang ke klinik Anda dengan wajah meringis.

  • Data PasienNama: Usia: 40 ThTTL: 1974Alamat: Jl. Pettarani.Pekerjaan: Guru SMAHobi: MemasakStatus: MenikahVital Sign:Tekanan Darah 120/80Pernapasan kali/menitDenyut Nadi kali/menit

  • Chief of ComplainKelemahan pada kedua kaki dan tangan dan sulit bernapas akibat Guillain-Barre Syndrom

  • History Taking

    NoPhysioPasien1.Sejak kapan ibu mengalami keadaan seperti ini?Sejak 1 bulan yang lalu.2. Coba ceritakan bagaimana pertama kali ibu mengalaminya!Waktu itu pagi hari saya sedang bersiap-siap berangkat untuk mengajar dan tiba-tiba kaki saya kaku tidak bisa digerakkan kemudian saya terjatuh3.Bagaimana rasa nyerinya. Bu? Nyerinya di situ saja atau menjala?Nyerinya menjalar dari kaki dan tangan4.Apa kata dokter, Bu?Katanya saya kena GBS5.Apakah ibu diberi obat oleh dokter? Obat apa?Iya ada, obat penghilang rasa nyeri.

  • Asymmetric Inspeksi Statis & DinamisPemeriksaan Fungsi Gerak DasarTes OrientasiPalpasi

  • 1. InspeksiStatisWajah pucatMudah berkeringatLengan terlihat kurus (mengecil)Kesulitan bernapasAcromion AsimetrisScapula AsimetrisSIPS, SIAS AsimetisDidapati Ulkus

    DinamisBerjalan kesulitanTarik napas dalam (Deep Breathing)Mudah berkeringat dan mengalami tachicardi

  • 2. Tes OrientasiMengambil barang Mampu melakukan tapi kesulitanJongkok berdiri kesulitan

  • 3. PFGD (Aktif)

    Regio Gerakan HasilShoulderFleksiTidak mampu full ROMEkstensiTidak mampuAbduksiTidak mampuAdduksiTidak mampuEndorotasiTidak mampuEksorotasi Tidak mampuElbowFleksi Tidak mampuEkstensiTidak mampuWristDorsofleksiTidak mampuPalmarfleksiTidak mampuUlnar deviasiTidak mampuRadial DeviasiTidak mampu

  • Regio Gerakan HasilHipFleksiTidak mampu full ROMEkstensiTidak mampu full ROMAbduksiTidak mampu full ROMAdduksiTidak mampu full ROMEndorotasiTidak mampu full ROMEksorotasi Tidak mampu full ROMKneeFleksi Tidak mampu full ROMEkstensiTidak mampu full ROMAnkleDorsofleksiTidak mampu full ROMPlantarfleksiTidak mampu full ROMInversiTidak mampu full ROMEversiTidak mampu full ROM

  • 3. PFGD (Pasif)

    Regio Gerakan HasilShoulderFleksiFull ROM, End Feel Elastis EkstensiFull ROM, End Feel ElastisAbduksiFull ROM, End Feel HardAdduksiFull ROM, End Feel SoftEndorotasiFull ROM, End Feel HardEksorotasi Full ROM, End Feel HardElbowFleksi Full ROM, End Feel SoftEkstensiFull ROM, End Feel HardWristDorsofleksiFull ROM, End Feel HardPalmarfleksiFull ROM, End Feel SoftUlnar deviasiFull ROM, End Feel HardRadial DeviasiFull ROM, End Feel Elastis

  • Regio Gerakan HasilHipFleksiFull ROM, End Feel ElastisEkstensiFull ROM, End Feel ElastisAbduksiFull ROM, End Feel SoftAdduksiFull ROM, End Feel ElastisEndorotasiFull ROM, End Feel HardEksorotasi Full ROM, End Feel HardKneeFleksi Full ROM, End Feel SoftEkstensiFull ROM, End Feel HardAnkleDorsofleksiFull ROM, End Feel ElastisPlantarfleksiFull ROM, End Feel HardInversiFull ROM, End Feel HardEversiFull ROM, End Feel Hard

  • 3. PFGD (TIMT)

    Regio Gerakan HasilShoulderFleksiTidak mampu melawan tahananEkstensiTidak mampu melawan tahananAbduksiTidak mampu melawan tahananAdduksiTidak mampu melawan tahananEndorotasiTidak mampu melawan tahananEksorotasi Tidak mampu melawan tahananElbowFleksi Tidak mampu melawan tahananEkstensiTidak mampu melawan tahananWristDorsofleksiTidak mampu melawan tahananPalmarfleksiTidak mampu melawan tahananUlnar deviasiTidak mampu melawan tahananRadial DeviasiTidak mampu melawan tahanan

  • Regio Gerakan HasilHipFleksiTidak mampu melawan tahananEkstensiTidak mampu melawan tahananAbduksiTidak mampu melawan tahananAdduksiTidak mampu melawan tahananEndorotasiTidak mampu melawan tahananEksorotasi Tidak mampu melawan tahananKneeFleksi Tidak mampu melawan tahananEkstensiTidak mampu melawan tahananAnkleDorsofleksiTidak mampu melawan tahananPlantarfleksiTidak mampu melawan tahananInversiTidak mampu melawan tahananEversiTidak mampu melawan tahanan

  • 4. PalpasiSuhu NormalTonus HipotonusKontur kulit lembek

  • Restrictive ROMADLPekerjaanRekreasi

  • ROM dapat dilihat adanya keterbatasan dari tes PFGD Aktif sebelumnyaADL Terbatas dalam ADL Toileting, Dressing, Eating, Self care, dan SexPekerjaan Kesulitan untuk melakukan pekerjaan sebagai guru, kesulitan bepergian ke tempat kerja.Rekreasi Tidak bisa memasak lagi.

  • Tissue Impairment Predictive

  • Musculotendinogn Kelemahan otot-otot ekstremitas.Osteoarthrogen -Neurogen NyeriPsikogen Gangguan kecemasan.

  • Specific Test

  • Specific TestMyotomMMTROMDermatomRefleksULTT Borg Scale/ American Society of Dyspnoe Index BathelHAR-S

  • MyotomDilakukan tes myotom pada semua regio di ekstremitasHasil Pada semua pemeriksaan myotom tidak mampu melawan tahananInterpretasi Weakness

  • MMT

    Regio Gerakan HasilShoulderFleksi4Ekstensi4Abduksi4Adduksi4Endorotasi4Eksorotasi 4ElbowFleksi 4Ekstensi4WristDorsofleksi4Palmarfleksi4Ulnar deviasi4Radial Deviasi4

    Regio Gerakan HasilHipFleksi4Ekstensi4Abduksi4Adduksi4Endorotasi4Eksorotasi 4KneeFleksi 4Ekstensi4AnkleDorsofleksi4Plantarfleksi4Inversi4Eversi4

  • ROM

    Regio Gerakan HasilShoulderFleksi90Ekstensi10Abduksi60Adduksi20Endorotasi50Eksorotasi 50ElbowFleksi 60Ekstensi0WristDorsofleksi20Palmarfleksi30Ulnar deviasi10Radial Deviasi5

    Regio Gerakan HasilHipFleksi100Ekstensi20Abduksi50Adduksi30Endorotasi30Eksorotasi 30KneeFleksi 60Ekstensi0AnkleDorsofleksi10Plantarfleksi5Inversi5Eversi5

  • DermatomDilakukan tes Dermatom pada semua ektremitasHasil: Hiposensasi

  • RefleksRefleks Biceps Hasil: HiporefleksRefleks TricepsHasil: HiporefleksRefleks Tendon PatellaHasil: Arefleks Refleks Tendon Achiles Hasil: Arefleks

  • ULTTULTT 1 (N. Medianus)Hasil: ULTT 2a (N. Medianus)Hasil:ULTT 2b (N. Radialis)Hasil:ULTT 3 (N. Ulnaris)Hasil: SLR (N. Isciadicus)Hasil:SLR (N. Peroneus)Hasil:SLR (N. Tibialis)Hasil:

  • SKALA BORGDigunakan untuk mengukur sesak napas selama melaksanakan kegiatan/pekerjaan.

    Nilai 7

  • Diagnosis FisioterapiGanggung aktivitas fungsional Regio Shoulder, Elbow, Wrist, Hip, Knee, Ankle akibat Guillain-Barre Syndrom 8 bulan yang lalu.

  • INTERVENSI FISIOTERAPI

  • Problem FisioterapiPrimer: NyeriWeakness otot-otot ekstremitasHipotonus

    Sekunder:Keterbatasan ROMGangguan pernapasanGangguan kecemasan

    Kompleks:- Gangguan ADL (toileting, dressing, eating, self care, sex)

  • Tujuan FisioterapiJangka Pendek:Mengurangi nyeriMemperbaiki pola napasMengembalikan kekuatan ototMeningkatkan ROMMengatasi Gangguan KecemasanMeningkatkan tonus

    Jangka Panjang:- Gangguan ADL (toileting, eating, dressing, self care, sex)

  • NoProblemModalitas TerpilihDosis1KecemasanKomunikasi TerapeutikF = 3x sehariI = Penderita fokusT= wawancara/ motivasi, HaptT = 5 menit2Respiratory Problem Breathing ExerciseF = 3x sehariI = 6 RepT= deep inspirasiT = 5 menit3NyeriInterferensiF=I=T=T=4Meningkatkan TonusExercise TherapyF = 3x semingguI = 2x RepT= aproksimasiT = 10 menit5Mengembalikan kekuatan ototExercise therapy (F = 3x sehariI = 2x repetisiT= StrengtheningT= 2-3 menit/posisi

  • NoProblemModalitas TerpilihDosis6Meningkatkan ROMExercise TherapyF = 3x semingguI = 8 hit, 3 RepT= AROMEXT = 5 menit7ADLExercise TherapyF = 3x sehariI = 6 RepT= PNFT = 5 menit

  • Evaluasi

    NoProblemModalitas TerpilihSetelah 7 kali terapiInterpretasiSebelumSesudah1Kecemasan2Re

  • NEW TERMrara opthalmoplegia/opthalmoparesis (terjadi kelemahan pada otot2 penggerak mata)selvi demyelinisasi (gejala robeknya selubung mielin)hikmah ekstravasasi (bocornya cairan intravena atau obat ke dalam cairan sekitar infus, botulisme (penyakit langka yang ditandai oleh kelumpuhan otot yg disebabkan oleh toksin saraf yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium botulinum)Ulum polyneuropathy (penyakit yang menyerang SSpr)

  • Diskusi

    **