Top Banner
POSMODRENISME DALAM NOVEL POSMODRENISME DALAM NOVEL GENERATION X: TALE OF GENERATION X: TALE OF ACCELERATE CULTURE ACCELERATE CULTURE DAN BILANGAN FU: KAJIAN ANALISIS DAN BILANGAN FU: KAJIAN ANALISIS WACANA KRITIS WACANA KRITIS Proposal Tesis Proposal Tesis Dikerjakan Dikerjakan Oleh: Oleh: NURUL NAYLA AZMI NURUL NAYLA AZMI 10700901 107009015 /LNG /LNG SEKOLAH PASCASARJANA SEKOLAH PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER LINGUISTIK PROGRAM STUDI MAGISTER LINGUISTIK KONSENTRAS KONSENTRAS I ANALISIS WACANA KESUSASTRAAN I ANALISIS WACANA KESUSASTRAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN MEDAN 20 2012
25

analisis wacana kritis

Aug 08, 2015

Download

Documents

persentasi ini merupakan penelitian yang berbentuk tesis
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: analisis wacana kritis

POSMODRENISME DALAM NOVEL POSMODRENISME DALAM NOVEL GENERATION X: TALE OF GENERATION X: TALE OF ACCELERATE CULTUREACCELERATE CULTURE DAN BILANGAN FU: KAJIAN ANALISIS DAN BILANGAN FU: KAJIAN ANALISIS

WACANA KRITISWACANA KRITIS

Proposal TesisProposal Tesis

Dikerjakan Dikerjakan Oleh:Oleh:

NURUL NAYLA AZMINURUL NAYLA AZMI107009011070090155/LNG/LNG

SEKOLAH PASCASARJANASEKOLAH PASCASARJANAPROGRAM STUDI MAGISTER LINGUISTIKPROGRAM STUDI MAGISTER LINGUISTIK

KONSENTRASKONSENTRASI ANALISIS WACANA KESUSASTRAANI ANALISIS WACANA KESUSASTRAANUNIVERSITAS SUMATERA UTARAUNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDANMEDAN20201122

Page 2: analisis wacana kritis

LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG Kesusasteraan merupakan hasil penciptaan karya manusia. Wellek dan Austin juga membuat definisi mengenai sastra

yakni sastra adalah suatu kegiatan kreatif (1995: 3). manusia membutuhkan kesusasteraan baik secara

langsung atau tidak langsung, baik secara sadar atau pun tidak sadar sebagai media ekspresi pengalaman estetik

melalui medium bahasa sebagai media, kesusasteraan menyajikan kehidupan manusia sebagai individu yang merupakan bagian dari suatu masyarakat yang mempunyai norma dan nilai-nilai

Page 3: analisis wacana kritis

Kesusasteraan sebagai ekpresi hasil penciptaan karya manusia mengikuti paradigma dan kesadaran pemikiran manusia yang berkembang memasuki posmodernisme

Jean-Francois Lyotard melawan grand narative (narasi besar) yang menjadi patokan modernisme

Estetika posmoderisme merupakan yang paling menonjol dalam kesusasteraan sehingga gampang diindentifikasi.

Page 4: analisis wacana kritis

periodesasi estetika sastra dibagi menjadi lima tahap, sebagai berikut:

Periode klasik, dogmatik atau objektivisme, abad ke 5 SM-abad 18, dengan pelopor Socrates, Plato dan Aristotles.

Periode kritik, relativisme atau subjektivisme, abad ke-18, dengan pelopor Alexander Gottlieb Baumgartent, Immanuel Kant, Gorge Wilhem Friedrich Hegel, Arthur Scjopenhauer, Bernard Bosanquet, Johan Gottlieb Ficthe, Ferdinand Canning ScottSchiller dan Friedrich Wilhem Joseph von Schelling

Periode posivitivisme atau ilmiah, abad ke-19, dengan pelopor Gustav Theordr Fechner, Friedrich Nietsche, George Santayana, Paul Souriau, Leo Tolstoy dan Herbert Spencer.

Periode modernisme, awal abad ke-20, dengan pelopor Beneditto Crose, Ernest Cassirer, Susanne K. Langer dan Robert Collingwood.

Periode posmodernisme, akhir abad ke-20, dengan pelopor Charles Sanders Peirce, Roman Osipocich Kacobson, Jan Mukarovski, Hans Robert Jauss, Jurij Mikhailovich Lotman, Roland Barthes, Umbertho Eco, Jean-Francois Lyotard, Michael Foucoult, Gilles Deleuze dan Felix Guttari, Julia Kristeva dan Jaques Derrida. (2006: 58)

Page 5: analisis wacana kritis

Novel menjadi objek penelitian yakni Generation X: Tales of Accelerated Culture (1991) karangan Douglas Coupland dan Bilangan Fu (2008) karya Ayu Utami

Novel sebagai Fiksi vs Realita Kedua novel ini yang menjadi objek penelitian dalam

penelitian ini dipandang sebagai teks. Dalam melakukan pengkajian terhadap kedua novel ini

dilakukan dengan menggunakan analisis wacana sebagai metode penelitian yang akan memungkinkan untuk memperlihatkan motivasi yang tersembunyi di belakang sebuah teks atau di belakang pilihan tertentu untuk menafsirkan teks.

Page 6: analisis wacana kritis

Kridalaksana (dalam Sinar, 2008: 5) mengatakan bahwa wacana adalah satuan bahasa terlengkap; dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.

Wacana inilah yang lalu dapat direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh (novel, buku, seri ensiklopedia, dan sebagainya), paragraf, kalimat atau kata yang membawa amanat yang lengkap.

Posmodernisme sebagai wacana Analisis wacana yang dilakukan pada kedua novel

yang menjadi objek penelitian merupakan analisis wacana yag menggunakan pandangan kritis.

Page 7: analisis wacana kritis

Menurut Eriyanto (2001: 6) pandangan kritis adalah pandangan ini ingin mengoreksi pandangan konstruktivisme yang kurang sensitif pada proses produksi dan reproduksi makna yang terjadi secara historis maupun institusional.

Analisis wacana dalam paradigma ini menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna (semantik).

Page 8: analisis wacana kritis

RUMUSAN MASALAH Bagaimanakah posmodernisme pada Generation X:

Tales of Accelerated Culture karya Douglas Coupland dan Bilangan Fu karya Ayu Utami?

Adakah ciri-ciri posmodernisme pada Generation X: Tales of Accelerated Culture karya Douglas Coupland dan Bilangan Fu karya Ayu Utami?

Bagaimanakah peran wacana posmodernisme yang terdapat pada Generation X: Tales of Accelerated Culture karya Douglas Coupland dan Bilangan Fu karya Ayu Utami dalam merepresentasikan karakteristik masyarakat Posmodernisme edi Indonesia dan juga Eropa?

Page 9: analisis wacana kritis

BATASAN MASALAHBATASAN MASALAH

SSituasi politik, ekonomi dan perkembangan teknologi yang ituasi politik, ekonomi dan perkembangan teknologi yang mempengaruhi ideologi posmodernisme dalam bentuk mempengaruhi ideologi posmodernisme dalam bentuk permasalahan gender, alienasi, permasalahan kelas kerja, permasalahan gender, alienasi, permasalahan kelas kerja, hiperrealitas dan orientasi alam yang terdapat pada hiperrealitas dan orientasi alam yang terdapat pada Generation XGeneration X: : Tales of Accelerated CultureTales of Accelerated Culture karya karya Douglas Coupland dan Douglas Coupland dan Bilangan FuBilangan Fu karya Ayu Utami. karya Ayu Utami.

Analisis yang dilakukan dengan kerangka teori AWK Van Dijk akan diaplikasikan untuk membongkar kelima bentuk ideologi yang merupakan representasi dari ideologi posmodrenisme

Page 10: analisis wacana kritis

RUMUSAN MASALAHRUMUSAN MASALAH Mendeskripsikan posmodernisme yang terdapat pada

Generation X: Tales of Accelerated Culture karya Douglas Coupland dan Bilangan Fu karya Ayu Utami.

Menemukan ciri-ciri posmodernisme yang terdapat pada Generation X: Tales of Accelerated Culture karya Douglas Coupland dan Bilangan Fu karya Ayu Utami.

Menganalisis peran wacana posmodernisme yang terdapat pada Generation X: Tales of Accelerated Culture karya Douglas Coupland dan Bilangan Fu karya Ayu Utami dalam merepresentasikan karakteristik masyarakat posmodernisme di Indonesia dan juga Eropa.

Page 11: analisis wacana kritis

BATASAN MASALAH Sebuah penelitian membutuhkan sebuah batasan yang bertujuan

untuk memagari penelitian agar tetap berada pada ranah yang seharusnya. Batasan permasalahan penelitian ini adalah posmodernisme yang dipandang sebagai wacana yang ditemukan dan dianalisis secara kritis dengan menggunakan metode analisis wacana kritis Fairclough dalam dua novel posmodernisme yang menjadi objek penelitian yakni Generation X: Tale of Accelerated Culture karya Douglas Coupland dan Bilangan Fu oleh Ayu Utami. Walaupun penelitian ini menggunakan dua novel dari negara bahkan benua yang berbeda, penelitian ini tidak berfokus memperbandingkan pada persamaan dan perbedaan, melainkan menemukan serta menganalisis secara mendalam mengenai wacana posmoderenisme dengan metode Analisis Wacana Kritis Fairclough saja.

Page 12: analisis wacana kritis

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

Kajian Pustaka Reza Fahlevi pernah mengangkat masalah alienisme dalam novel Generation X:

Tales of Accelerated Culture karya Douglas Coupland dengan judul skripsi Alienation in Novel Generation X: The Tale of Accelerated Culture by Douglas Cupland. Dalam skripsi tersebut ia mengungkapkan fenomena-fenomena alienasi dan penyebab munculnya fenomena tersebut pada novel Generation X: The Tale of Accelerated Culture karya Douglas Coupland yang terbit tahun 1991.

Jurnal internasional yang ditulis oleh Frauke Hatchman dari universitas Nebraska juga telah mengangkat permasalahan ini dengan judul Generation X and Generation Golf: What Advertisers Need to Know When Targeting German and American Thirty Somethings. Jurnal ini juga membahas mengenai Generasi X yang menggunakan istilah yang diangkat dari novel Douglas Coupland Generation X: The Tale of Accelerated Culture. Jurnal ini membahas fenomena sosial Generasi X yang banyak ditemukan pada masyarakat Amerika. Jurnal ini membantu peneliti untuk memahami konteks penggunaan istilah yang berhubungan dengan permasalahan sosial yang terjadi di Amerika dan Eropa yang tersaji pada novel Douglas Coupland Generation X: The Tale of Accelerated Culture.

Page 13: analisis wacana kritis

Disertasi yang membahas mengenai novel Ayu Utami yang berjudul Bilangan Fu juga ditemukan yakni salah satu mahasiswa Univeristas Yogyakarta yang bernama Eista Swesti dengan judul Desakralisasi Nilai-nilai Spiritualisme Jawa dalam Novel Bilangan Fu Karya Ayu Utami (Kajian Sosiologi Sastra). Dalam penelitian tersebut peneliti menyoroti nilai-nilai spiritual yang dikritisi oleh Ayu Utami dalam novel tersebut.

Page 14: analisis wacana kritis

KONSEP

Novel

Menurut Abrams (1981:119) novel merupakan ragam tulisan yang merupakan bagian dari prosa fiksi.

Novel sebagai peniruan kehidupan nyata manusia yang dimasukkan ke dalam teks

Novel sebagai penyampai wacana yang ingin disampaikan pengarang

Page 15: analisis wacana kritis

Posmodernisme Jika ditinjau secara epistemologi, kata posmodernisme

berasal dari bahasa inggris dengan kata modern yang mendapat imbuhan post- dan –isme yang sangat menentukan dalam definisi dari kata tersebut. Awalan Post- yang ada pada istilah tersebut merujuk pada beberapa sudut pandang yang berbeda.

Pluralisme vs Universalisme Antitesis dari modernisme Posmodernisme sebagai wacana yang tersembunyi pada

kedua novel yang menjadi objek penelitian

Page 16: analisis wacana kritis

Analisis Wacana Kritis Analisis wacana merupakan suatu kajian yang meneliti atau

menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk tulis maupun lisan (Stubbs dalam Rani, 2004:9).

Pada penelitian ini, objek penelitian yakni novel Generation X: Tale of Accelerated Culture karya Douglas Coupland dan Bilangan Fu karya Ayu Utami berperan sebagai teks.

wacana adalah satuan bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan-yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata-disampaikan secara lisan atau pun tulisan (dalam hal ini novel)

Page 17: analisis wacana kritis

Analisis wacana yang digunakan menggunakan paradigma kritis

Menurut Eriyanto (2001: 6) pandangan kritis adalah pandangan ini ingin mengoreksi pandangan konstruktivisme yang kurang sensitif pada proses produksi dan reproduksi makna yang terjadi secara historis maupun institusional. Analisis wacana dalam pandangan ini menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna.

menggunakan AWK Fairclough kedua novel dianalisis dengan tiga tahap yakni deskripsi (linguistik: semantik), interpretasi dan eksplanasi.

Page 18: analisis wacana kritis

METODE PENELITIANMETODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif

penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala sosial.

gejala sosial yang digambarkan merupakan gejala sosial pada masyarakat yang berada pada dua novel yang menjadi objek penelitian yakni Generation X: Tale of Accelerated Culture karya Doulas Cupland dan Bilangan Utami karya Ayu Utami sebagai representasi gejala sosial yang terjadi pada realita masyarakat yang sebenarnya

Page 19: analisis wacana kritis

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma kritis yang menekankan dan berfokus pada penganalisisan dan pembongkaran aspek tersembunyi yang dalam hal ini adalah posmodernisme dan berada dalam kedua novel yang menjadi objek penelitian.

Paradigma kritis ini menuntut aplikasi metode yang oleh karena itu dipilih AWK dari Fairclough.

metode ini menghendaki pemahaman secara menyeluruh terhadap teks yang mana tahapan analisis yang dilakukan melakui peletakan konteks sosio kultural dan latar belakang pembuat teks yakni pengarang dari kedua novel tersebut melalui tiga tahap yakni dengan tiga tahap yakni deskripsi, interpretasi dan eksplanasi.

Page 20: analisis wacana kritis

DATA DAN SUMBER DATADATA DAN SUMBER DATA

Data dalam penelitian ini adalah kutipan yang berasal dari dua novel yang menjadi objek penelitian yakni novel Generation X: Tale of Accelerated Culture karya Douglas Coupland dan Bilangan Fu karya Ayu Utami.

Kutipan yang diambil dari kedua novel merupakan data yang didapatkan berdasarkan pencocokan kelima ciri posmodernisme dari Boudrillard yang terdapat di dalam novel sebagai wacana yang digunakan oleh pengarang sebagai penyampaian wacana posmodernisme dari pengarang kepada pembaca.

Page 21: analisis wacana kritis

Sumber data dalam penelitian ini dikelompokkan kepada dua hal yakni data primer dan data sekunder.

Data primer adalah data pokok yang berupa kutipan dari kedua novel yang menjadi objek penelitian yakni Generation X: Tales of Accelerated Culture karya Douglas Coupland dan Bilangan Fu karya Ayu Utami yang dijadikan oleh pengarang sebagai media dalam menggambarkan sbeuah wacana yakni posmodernisme.

data sekunder yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan data yang didapatkan dari berbagai karya ilmiah, buku, jurnal dan bentuk lainnya yang dapat mendukung proses analisis data menjadi lebih lengkap dan mendetail.

Page 22: analisis wacana kritis

TEKNIK PENGUMPULAN DATA Dalam penelitian ini, langkah-langkah yang dilakukan dalam teknik

pengumpulan data adalah dengan teknik catat. Langkah-langkah yang dilakukan adalah: membaca secara menyeluruh kedua novel secara berulang dan

mengumpulkan data dengan cara mencatat data berupa kutipan dari kedua novel yang merupakan sumber data primer yakni Generation X: Tales of Accelerated Culture (1991) karya Douglas Coupland dan Bilangan Fu (2008) karya Ayu Utami.

membaca semua kajian pustaka, catatan dan referensi pendukung lain yang menjadi sumber data sekunder sehingga berkesinambungan dalam proses analisis data lebih lanjut. Hal ini berdasarkan pengetahuan, wawasan serta pemahan yang dimiliki oleh peneliti dalam menginterpretasi data yang sesuai dengan wacana posmodernisme untuk menjadi data primer nantinya

Page 23: analisis wacana kritis

TEKNIK ANALISIS DATA

Proses analisis data yang dilakukan secara berkesinambungan dan terkait stau sama lain sejak awal hingga akhir dari penelitian ini secara deskriptif kualitatif.

Setelah proses pengumpulan data dan data telah didapatkan oleh peneiti maka langkah selanjutnya adalah analisis data dengan menggunakan AWK dari Fairclough. Berikut bagan proses analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini:

Page 24: analisis wacana kritis

POSMODERNISMECiri-Ciri Posmodernisme Baudrillard:

1. kebudayaan uang2 antitesis modernisme3 dunia simulasi4hiperrealita5 meledaknya budaya populer

Novel yang menjadi objek penelitian yakni Generation X:

Tale of Accelerated Culture oleh Douglas Cupland dan

Bilangan Fu karya Ayu Utami

Deskripsi bahasa

Interpretasi Ekplanasi

HASIL

Page 25: analisis wacana kritis