Top Banner
ANALISIS WACANA FLU BURUNG (VIRUS AVIAN INFLUENZA) DI HARIAN UMUM PIKIRAN RAKYAT Oleh: Mien Hidayat & Engkus Kuswarno Fakultas Ilmu Komunikasi ABSTRAK Makalah berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana virus flu burung dalam teks Harian Umum Pikiran Rakyat, bagaimana representasi kognisi jurnalis dalam produksi berita, serta konteks sosial mengenai virus flu burung tersebut. Untuk itu, digunakan Metode Penelitian Kualitatif dengan Analisis Wacana Sosial Model Teun A Van Djik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wacana flu burung pada Harian Umum Pikiran Rakyat lbh memberi identitas dan kepentingan lokal Jawa Barat. Jurnalis yang megkonstruksi berita cenderung lebih dipengaruhi kepentingan masyarakat ketimbang program pemerintah dan dalam konteks sosial, virus flu burung bukan berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat melainkan dengan faktor ekonomi. Kesimpulan yang diperoleh dari analisis ini Harian Umum Pikiran Rakyat mengkonstruksi masalah flu burung dengan mengembangkan wacana kepentingan nasional (pemerintah) dan lokal (masyarakat Jawa Barat) dan cenderung membela kepentingan masyarakat ketimbang program pemerintah. Kata Kunci: Analisis Wacana Sosial, konstruksi makna teks, kognisi sosial, konteks sosial I. PENDAHULUAN Kasus virus flu burung pada manusia bukan baru sekarang ini terjadi. Wabah pertama virus flu burung H5NI terjadi tahun 2007 di Hongkong. Subtipe lain yang pernah dilaporkan adalah H9N2 di China dan Hongkong tahun 1999, H7N2 pada tahun 2002 di Virginia, H7N7 di Belanda pada tahun 2003. dari semua itu, tipe H5NI-lah yang paling banyak menyebabkan korban. Menurut laporan World Health Organization (WHO), sejak tahun 2003 sampai 22 Januari 2007, virus influenza A H5NI telah menyebabkan sakit dan kematian pada manusia di 10 negara. Negara tersebut adalah Azerbaijan, Kamboja, China Djibouti, Mesir, Indonesia, Irak, Thailand, Turki dan Vietnam. Selama tahun 2006, Indonesia menyumbang 56 kasus positif flu burung pada manusia dan 46 antaranya meniggal dunia. Tahun 2007 ini, kasus baru didapatkan di Indonesia dan Mesir. Posko flu burung Departemen Kesehatan Republik Indonesia sampai tanggal 12 Januari 2007 mencatat 76 kasus positif flu burung dengan korban meninggal sebanyak 56 orang. Di Indonesia kasus flu burung tersebar di sembilan provinsi yaitu DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Utara, Sulawesi Selatan, Lampung dan
37

Analisis Wacana Flu Burung

Jun 27, 2015

Download

Documents

Zulfa Al-khoir
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Analisis Wacana Flu Burung

ANALISIS WACANA FLU BURUNG (VIRUS AVIAN INFLUENZA)DI HARIAN UMUM PIKIRAN RAKYATOleh:Mien Hidayat & Engkus KuswarnoFakultas Ilmu KomunikasiABSTRAKMakalah berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana virus flu burung dalam teks Harian Umum Pikiran Rakyat, bagaimana representasi kognisi jurnalis dalam produksi berita, serta konteks sosial mengenai virus flu burung tersebut. Untuk itu, digunakan Metode Penelitian Kualitatif dengan Analisis Wacana Sosial Model Teun A Van Djik.Hasil penelitian menunjukkan bahwa wacana flu burung pada Harian Umum Pikiran Rakyat lbh memberi identitas dan kepentingan lokal Jawa Barat. Jurnalis yang megkonstruksi berita cenderung lebih dipengaruhi kepentingan masyarakat ketimbang program pemerintah dan dalam konteks sosial, virus flu burung bukan berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat melainkan dengan faktor ekonomi. Kesimpulan yang diperoleh dari analisis ini Harian Umum Pikiran Rakyat mengkonstruksi masalah flu burung dengan mengembangkan wacana kepentingan nasional (pemerintah) dan lokal (masyarakat Jawa Barat) dan cenderung membela kepentingan masyarakat ketimbang program pemerintah.Kata Kunci: Analisis Wacana Sosial, konstruksi makna teks, kognisi sosial, konteks sosialI. PENDAHULUANKasus virus flu burung pada manusia bukan baru sekarang ini terjadi. Wabah pertama virus flu burung H5NI terjadi tahun 2007 di Hongkong. Subtipe lain yang pernah dilaporkan adalah H9N2 di China dan Hongkong tahun 1999, H7N2 pada tahun 2002 di Virginia, H7N7 di Belanda pada tahun 2003. dari semua itu, tipe H5NI-lah yang paling banyak menyebabkan korban.Menurut laporan World Health Organization (WHO), sejak tahun 2003 sampai 22 Januari 2007, virus influenza A H5NI telah menyebabkan sakit dan kematian pada manusia di 10 negara. Negara tersebut adalah Azerbaijan, Kamboja, China Djibouti, Mesir, Indonesia, Irak, Thailand, Turki dan Vietnam. Selama tahun 2006, Indonesia menyumbang 56 kasus positif flu burung pada manusia dan 46 antaranya meniggal dunia. Tahun 2007 ini, kasus baru didapatkan di Indonesia dan Mesir. Posko flu burung Departemen Kesehatan Republik Indonesia sampai tanggal 12 Januari 2007 mencatat 76 kasus positif flu burung dengan korban meninggal sebanyak 56 orang. Di Indonesia kasus flu burung tersebar di sembilan provinsi yaitu DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Utara, Sulawesi Selatan, Lampung dan Sumatra Barat. Dalam skala nasional, Jawa Barat adalah provinsi terbanyak yang mengalami kasus flu burung dengan 21 orang meninggal(Pikiran Rakyat, 28 Januari 2007).Seirang dengan banyaknya kasus yang muncul, masyarakat pun dibanjiri oleh banyak informasi tentang kasus flu burung. Di site pencariaan google misalnya, ada tercatat 825 000 informasi mengenai flu burung. Sepanjang bulan Januari 2007 saja, Harian Umum Pikiran Rakyat menerbitkan lebih dari 50 berita mengenai kasus flu burung dengan beragam topik (Pusat Data Pikiran Rakyat).

Page 2: Analisis Wacana Flu Burung

Harian Umum Pikiran Rakyat (PR) adalah media lokal yang mempunyai segmen Jawa Barat. Setelah media berskala nasional untuk beberapa saat, tahun 1982, PR pulang kandang.Bagi mereka Bandung dan Jawa Barat adalah lapisan benteng terdalamnya, tempat dimana akar utama kelangsungan hidup tumbuh.Pada prinsipnya setiap upaya konseptualisasi sebuah peristiwa, keadaan atau benda tak terkecuali mengenai virus H5NI atau dikenal virus flu burung adalah usaha mengkonsteruksikan realitas. Ibnu Hamad menyatakan bahwa setiap hasil laporan adalah hasil konstruksi realitas atas kejadian yang dilaporkan (Hamad;2004, 11). Karena sifat dan faktanya bahwa pekerjaan media massa adalah menceritakan peristiwa, maka kesibukan utama media massa adalah mengkonstruksikan berbagai realitas yang akan disiarkan.Oleh karenya dalam tulisan ini, penulis mencoba menganalisis berita edisi 23 Januari 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis wacana kritis. Tulisan inii berguna untuk melihat wacana sosial apa saja yang bekerja pada berita, sehingga dapat penjelasan mengenai konstruksi realitas flu burung di Harian Umum Pikiran Rakyat.II ANALISIS WACANAAnalisis wacana termasuk dalam kategori paradigma kritis. Paradigma kritis ini sering kali dilawankan dengan paradigm pluralis yang bersumber dari pemikiran Auguste Comte, Emile Durkheim, Mark Weber dan Ferdinand Tonnies. Inti dari paradigm pluralis ini adalah kepercayaan bahwa masyarakat adalah wujud dari konsensus dan mengutamakan keseimbangan. Masyarakat dilihat sebagai suatu kelompok yang kompleks di mana terdapat berbagai kelompok sosial yang saling berpengaruh dalam suatu sistem dan pada akhirnya mencapai keseimbangan. Pandangan ini percaya dengan ide liberal yang meyakini kalau persaingan dibiarkan bebas, pada akhirnya akan tercipta suatu keseimbangan dan ekuilibrium antara berbagai kelompok masyarakat tersebut. Khalayak dipandang sebagai otonom dan dapat menentukan apa yang perlau atau tidak perlu bagi mereka(Eriyanto, 2006;22).Sementara itu paradigm kritis yang bersumber dari pemikiran Mahzab Frankfurt banyak dipengaruhi oleh ide dan gagasan Marxist. Mahzab Frankfurt tumbuh di Jerman saat Hitler masih berkuasa. Media saat itu dipenuhi oleh propaganda, prasangka dan retorika yang digunakan oleh pemerintah untuk mengontrol publik. Aliran ini mempertanyakan adanya kekuatan-kekuatan yang berbeda dalam masyarakat yang mengontrol proses komunikasi.Pertanyaan utamanya adalah siapa yang mengontrol media? Mengapa ia dikontrol? Keuntungan apa yang bisa diambil dengan pengontrolan tersebut? Kelompok mana yang tidak dominan dan menjadi objek pengontrolan? Media dianggap sebagai sarana kelompok dominan untuk memarjinalkan atau mengontrol kelompok minoritas. Aspek ekonomi politik dalam proses penyebaran pesan juga menjadi fokus dari aliran ini.Kata discourse dalam bahasa Latin discursus yang berarti lari kian kemari (yang diturunkan dari dis- dari, dalam arah yang berbeda. Dan curere- lari). Dalam kamus Webster, 1958;522 disebutkan pengertian dari wacana adalah sebagai berikut: komunikasi pikiran dengan kata-kata; ekspresi ide-ide atau gagasan-gagasan; konversasi atau percakapan. Komunikasi secara umum terutama

Page 3: Analisis Wacana Flu Burung

sebagai suatu subjek studi atau pokok telaah, risalat tulis; disertasi formal; kuliah; ceramah; khotbah(Sobur, 2004;10).Ismail Marahimin (1994;26) mendefinisikan wacan sebagai kemampuan untuk maju(dalam pembahasan) menurut urut-urutan yang teratur yang menurut urutan yang semestinya dan komunikasi buah pikiran baik lisan maupun tulisan yang resmi dan teratur. Merujuk pada definisi ini maka semua komunikasi tulisan dan lisan yang teratur dan logis bisa dikategorikan sebagai wacana. Wacana dikatakan harus memiliki dua komponen penting, yaitu kesatuan dan koherensi(coherence).Sejalan dengan pendapat Marahimin, Henry Guntur Tarigan (1993;23) memandang wacana tidak hanya mencakup percakapan atau obrolan tetapi juga pembicaraan di muka umum, tulisa serta upaya-upaya formal seperti laporan ilmiah dan sandiwara dalam lakon.Samsuri mendefinisikan wacana sebagai rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa komunikasi, biasanya terdiri dari seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian yang satu dengan yang lainnya. Komunikasi itu dapat menggunakan bahasa lisan, dan dapat pula memakai bahasa tulisan.Wacana secara lebih sederhana dipandang sebagai cara objek atau ide diperbincangkan secara terbuka kpd publik sehingga menimbulkan pemahaman tertentu yang tersebar secara luas(Lull, 1998;225). Sementara itu Mills (1994) dengan mengacu pada pendapat Foucault membedakan pengertian wacana menjadi tiga macam; level konteks teoretis, konteks penggunaan dan metode penjelasan. Berdasarkan level konseptual teoretis, wacana diartikan sebagai domain umum dari semua pernyataan, yaitu semua ujaran atau teks yang mempunyai makna dan mempunyai efek dalam dunia nyata. Sementara dalam konteks penggunaannya wacana berarti sekumpulan pernyataan yang dapat dikelompokan ke dalam kategori konseptual tertentu. Pengertian ini menekankan pada upaya untuk mengidentifikasi struktur tertentu dalam wacana,yaitu kelompok ujaran yang diatur dengan cara tertentu misalnya wacana imperialism dan wacana feminism. Sedangkan dilihat dari metode penjelasannya, wacana merupakan suatu praktek yang diatur untuk menjelaskan sejumlah pernyataan.Michel Foucult dalam Eriyanto, 2006, menganggap wacana sebagai sesuatu yang memproduksi yang lain (sebuah gagasan, konsep atau efek). Wacana dapat dideteksi karena secara otomatis ide, opini, konsep dan pandangan hidup dibentuk dalam konteks tertentu sehingga mempengaruhi cara berpikir dan bertindak tertentu, ciri utama wacana adalah kemampuannya untuk menjadi suatu himpunan wacana yang berfungsi membentuk dan melestarikan hubungan-hubungan kekuasaan dalam masyarakat, konsep-konsep seperti gila atau tidak gila, sehat, sakit, benar atau salah dibentuk dan dilestarikan oleh wacana-wacana yang berkaitan dengan bidang-bidang seperti psikiatri, ilmu kedokteran, serta ilmu pengetahuan pada umumnya. Dalam suatu masyarakat terdapat berbagai macam wacana, namun kekuasaaan memilih dan mendukung wacana tertentu sehingga menjadi dominan dan wacana yang lain menjadi terpinggirkan(marginalized).Wacana dominan tersebut memiliki dua konsekuensi. Pertama wacana dominana memberikan arahan bagaimana suatu objek harus dibaca dan dipahami. Pandangan dibatasi dalam batas-batas struktur diskursif tersebut.

Page 4: Analisis Wacana Flu Burung

Kedua struktur diskursif yang tercipta atas suatu objek bukan berarti kebenaran karena menyebabkan wacana yang tidak dominan menjadi terpinggirkan. Setiap kekuasaan pada dasarnya selalu berusaha membentuk pengetahuannya sendiri dan menciptakan kebenaran sendiri. Oleh karen itu dalam analisis wacana perlu mempertimbangkan bagaimana produksi wacana atas suatu hal diproduksi dan bagaimana reproduksi tersebut dibuat oleh kelompok atau elemen masyarakat. Dari segi analisisnya, Syamsudin (dalam Sobur, 2004:49) mengemukakan ciri dan sifat wacana sebagai berikut:_ Analisis wavana membahasa kaidah memakai bahasa di dalam masyarakat (rule of use menurut Widdowson)_ Analisis wacana merupakan usaha memahami makna tuturan dalam konteks, teks dan situasi(Firth)_ Analisis wacana merupakan pemehaman rangkaian tuturan melalui interpretasi semantik(Beller)_ Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak berbahasa(what is said from is done-Labov)_ Analisis wacana diarahkan kepada masalah memakai bahasa secara fungsional(functional use of language-Coulthard)Perbedaan analisis wacana dengan analisis isi kuantitatifAnalisis wacana menekankan pada pemaknaan teks ketimbang penjumlahan unit kategori seperti dalam analisis isi. Dasar dari analisis wacana adalah interpretasi dan penafsiran peneliti.Analisis isi kuantitatif pada umumnya hanya dapat digunakan untuk membedah muatanteks komunikasi yang manifes atau nyata sedangkan analisis wacana justru berpretensi memfokuskan pada pesan laten atau tersembunyi. Pretensi analisis wacana adalah pada muatan, nuansa dan makna yang laten dalam teks media. Dalam analisis isi kuantitatif yang dipentingkan adalah objektivitas validitas dan reliabilitas. Tidak boleh ada penafsiran dari peneliti. Sumber berita, ukuran berita dan letak berita adalah contoh elemen yang terlihat nyata dalam berita. Sebaliknya dalam analisis wacana unsur penting dalam analisis adalah penafsiran dari peneliti. Tanda dan eleman yang ada dalam teks dapat ditafsirkan secara mendalam oleh peneliti, sesuatu yang tidak terdapat dalam analisis isi kuantitatif.Analisis isi kuantitatif hanya dapat mempertimbangkan “apa yang dikatakan” tetapi tidak dapat menyelidiki bagaimana ia dikatakan. Dalam kenyataannya yang penting bukan apa yang dikatakan oleh media akan tetapi bagaimana dan dengan cara apa pesan dikatakan.Analisis wacana tidak berpretensi melakukan generalisasi. Pengambilan sampel, uji statistik yang digunakan dalam analisis isi secara tidak langsung memang bertujuan agar hasil penelitian dapat menggambarkan fenomena keseluruhan dari peristiwa bahkan bisa memprediksi.Analisis wacana Teun A.Van DijkModel Teun A. Van Dijk adalah model analisis wacana yang paling sering digunakan. Model analisis wacana Van Dijk ini disebut juga sebagai “kognisi sosial”. Wacana digambarkan mempunyai tiga dimensi : teks, kognisi sosialdan konteks sosial. Inti analisis Van Dijk adalah menggabungkan ketiga dimensi tersebut dalam satu kesatuan analisis. Dalam dimensi teks yang diteliti adalah

Page 5: Analisis Wacana Flu Burung

bagaimana struktur teks dan dtrategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada level kognisi sosial dipelajari proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi individu wartawan. Sementara itu aspek konteks sosial mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah (Eriyanto, 2006;224)Model analisis Van Dijk dapat digambarkan sebagai berikut:Gambar 1. Diagram Model Analisis Van Dijk Skema penelitian dan metode yang biasa dilakukan dalam kerangka Van Dijk adalah sebagai berikut:Konteks SosialKognisi SosialTeks STRUKTUR METODETeks Menganalisis bagaimana strategi wacanayang digunakan untuk menggambarkan seseorang atau peristiwa tertentu. Bagaimana strategi tekstual yang dipakai untuk memarjinalkan suatu kelompok, gagasan atau peristiwa tertentu. Critical linguisticKognisi SosialMenganalisis bagaimana kognisis wartawan dalam memahami seseorang atau peristiwa tertentu yang akan ditulis Wawancara mendalamAnalisis SosialMenganalisis bagaimana wacana yang berkembang dalam masyarakat, proses produksi dan reproduksi seseorang atau peristiwa digambarkan. Studi pustaka, penelusuran sejarahTabel 1. Skema Penelitian dan Metode Van DijkAnalisis TeksVan Dijk melihat teks terdiri dari berbagai struktur/tingkatan yaitu:_ Struktur makro. Ini merupakan makna umum dari suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu teks. Tema wacana bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari peristiwa._ Superstruktur adalah kerangka suatu teks; bagaimana struktur dan elemen wacana disusun dalam teks secara utuh._ Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dengan menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, paraphrase yang dipakai dan sebagainya.Elemen wacana Van Dijk lebih lengkapnya dapat digambarkan sebagai berikut:STRUKTUR WACANA HAL YANG DIAMATI ELEMENStruktur makro TematikApa yang dikatakan?Tema/topik yang dikedepankan dalam suatuberita.TopikSuperstruktur SkematikBagaimana pendapat disusundan dirangkaiSkemaStruktur mikro SemantikMakna yang inginditekankandalam teks berita. Misalnyadengan memberi detil pada

Page 6: Analisis Wacana Flu Burung

satu sisi atau membuateksplisit satu sisi danmengurangi detil sisi lainnyaLatar, detail, maksud, praanggapan,nominalitasStruktur mikro SintaksiBagaimana pendapatdisampaikan?Menyangkut bentuk, susunankalimat yang dipilih.Bentuk kalimat, koherensi,kata gantiStruktur mikro StatistikPilihan kata apa yangdipakai?LeksikonStruktur mikro RetorisBagaimana dan dengan caraapa penekanan dilakukan?Grafis, metafora, ekspresiTabel 2. Elemen Wacana Van DijkAnalisis Kognisi SosialKognisi sosial merupakan dimensi untuk menjelaskan bagaimana suatu teks diproduksioleh individu/kelompok pembuat teks tertentu. Analisis sosial melihat bgmm teks dihubungkanlebih jauh dengan struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang di masyarakat atas suatuwacana.Dalam kerangka analaisis wacana Van Dijk perlu meneliti kognisi sosial, yaknikesadarana mental wartawan yang membentuk teks tersebut. Pendekatan ini didasarkan padaasumsi bahwa teks tidak mempunyai makna, makna diberikan oleh pengguna bahasa (dalamkasus ini wartawan). Oleh karena itu dibutuhkan penelitian mengenai representasi kognisi danstrategi wartawan dalam memproduksi berita. Menurut Van Dijk penelitian terhadap strukturdan proses mental ini perlu dilakukan dengan dua alasan. Pertama, mengerti teks, bagaimanamakna teks secara strategis dikontruksi dan ditampilkan dalam memori sebagai representsiteks. Kedua, pemakaian bahasa, dalam hal ini wartawan mempunyai posisi yang unik,mempunyai pandangan tertentu yang dipresentasikan dalam teks.Peristiwa dipahami berdasarkan skema atau model. Skema dikonseptualisasikansebagai struktur mental di mana tercakup cara pandang terhadap manusia, peranan sosial dan

Page 7: Analisis Wacana Flu Burung

peristiwa. Skema menunjukkan bagaimana kita menggunakan struktur mental untukmenyeleksi dan memproses informasi yang datang dari lingkungan. Skema sangat ditentukanoleh pengalaman dan sosialisasi. Sebagai sebuah struktur mental menolong kita untukmenjelaskan realitas dunia yang kompleks. Skema bekerja secara aktif untuk mengkonstruksirealitas. Skema menggambarkan bagaimana seseorang menggunakan informasi yang tersimpandalam memorinya dan bagaimana diintegrasikan dengan informasi baru yang menggambarkanbagaimana peristiwa dipahami, ditafsirkan dan dimasukkan dalam pengetahuan sebagairealitas. Pemahaman terhadap realitas ini dipengaruhi oleh pengalaman dan memori. Jika suatuberita mempunyai bias umumnya karena model/skema wartawan yang menggambarkanstruktur karena itu menurut Van Dijk analisis wacana harus menyertakan bagaimanareproduksi kepercayaan menjadi landasan wartawan menciptakan teks tertentu(Eriyanto, 2006;262-263)Ada beberapa skema/model yang dapat digunakan dalam analisis kognisi sosialwartawan, digambarkan sebagai berikut:Skema person(person schemas) Skema ini menggambarkan bagaimana seseorangmenggambarkan dan memandang orang lainSkema diri (self schemas) Skema ini berhubungan dengan bagaimana diri sendiridipandang, dipahami dan digambarkan seseorangSkema peran (role schemas) Skema ini berhubungan dengan bagaimana seseorangmemandang dan menggambarkan peranan dan posisi yangditempati seseorang dalam masyarakat. Pandangan ini akanmempengaruhi pemberitaansuatu peristiwaSkema peristiwa(eventschemas)Skema ini barangkali yang paling banyak digunakanwartawanTabel 3. Skema/Model Kognisi SosialElemen lainyg juga penting dalam kognisis selain skema/model yaitu memori.Schlessinger dan Groves (dalam Jalaluddin Rakhmat, 2004;62) mendefinisikan memori sebagaisistem yang sangat terstruktur yang menyebabkan organism sanggup merekam fakta tentangpengolahan informasi dikenal dua jenis memori yaitu memori jangka pendek(short term

Page 8: Analisis Wacana Flu Burung

memory) dan memori jangka panjang(long term memory). Memori jangka pendek digunakanuntuk mengingat peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu (durasi waktunya pendek).Memori ini sangat terpengaruh oleh interferensi. Bila informasi berhasil dipertahankan makaakan masuk pada memori jangka panjang. Karena jangka waktu yang panjang seringkali adaperbedaan realitas dengan memori ini.Kognisi sosial lebih mempertimbangkan memori jangka panjang. Memori ini terdiridari dua bagian besar yakni, memori episodik (episodic memory) dan memori semantik(semantic memory). Memori episodik yaitu memori yang berhubungan dengan diri kita sendiri.Sedangkan memori semantik adalah memori yang digunakan pengetahuan tentangdunia/realitas.Pertanyaan utama yang diajukan Van Dijk dalam analisis kognisis sosial wartawanadalah bagaimana wartawan mendengar dan membaca peristiwa, bagaimana peristiwa tersebutdimengerti, dimaknai, dan ditampilkan dalam pikiran. Bagaimana peristiwa tersebutdifokuskan, diseleksi, dan disimpulkan dalam keseluruhan proses berita? Bagaimana informasiyang telah dipunyai oleh wartawan tersebut digunakan dalam memproduksi berita? Van Dijkmenjelaskan tiga strategi besar yang dilakukan dalam analisis kognisi sosial:_ Seleksi. Seleksi adalah strategi-strategi yang kompleks yang menunjukkan bagaimanasumber, peristiwa, informasi diseleksi wartawan untuk ditampilkan dalam berita._ Reproduksi. Reproduksi berhubungan dengan pemilihan informasi apa yang dipilihuntuk ditampilkan, apakah informasi tersebut dikopi, digandakan, atau tidak digunakansama sekali. Terutama berhubungan dengan sumber berita dari kantor barita atau prosesrelease._ Penyimpulan. Penyimpulan ini berhubungan dengan bagaimana realitas yangkompleks dipahami dan ditampilkan secara ringkas. Oleh karena itu dalampenyimpulan ini paling tidak ada tiga hal terkait. Pertama, adalah penghilangan denganmerangkum informasi dan menghilangkan informasi yang tidak relevan. Keduageneralisasi di mana informasi yang agak mirip dijadikan sumber informasi yangberlaku umum. Ketiga adalah konstruksi yang berhubungan dengan kombinasi

Page 9: Analisis Wacana Flu Burung

beberapa fakta atau informasi sehingga membentuk pengertian secara kesluruhan._ Transformasi lokal. Transformasi lokal berhubungan dengan pertanyaan bagaimanaperistiwa yang kompleks disederhanakan melalui tampilan tertentu dan bagaimanaperistiwa tersebut ditampilkan. Misalnya dengan memberikan penambahan (addition).Selain penambahan informasi juga bisa dilakukan perubahan urutan(permutation)Analisis SosialWacana adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat sehingga untukmeneliti teks perlu dilakukan analisis intertekstual dengan meneliti bagaimana wacana tentangsuatu hal diproduksi dan direkonstruksi oleh masyarakat. Titik penting dari analisis ini adalahbagaimana makna dihayati bersama, kekuasaan sosial yang dproduksi lewat praktek diskursusdan legitimasi. Menurut Van Dijk dalam analisis sosial ini ada dua hal penting yang perludiperhatikan yaitu kekuasaan (power) dan akses(access).Kekuasaan menurut Michel Foucault tidak dimaknai dalam term kepemilikan. Kuasadipraktekan dalam ruang lingkup di mana ada banyak posisi yang strategis berkaitan satu samalain. Strategi kuasa ini berlangsung di mana-mana. Kuasa ini menentukan susunan, aturanaturandanhub-hubungan dari dalam . kekuasaan bagi Foucault selalu terakulasikakan melaluipengetahuan, dan pengetahuan selalu mempunyai efek kuasa. Kuasa penyelenggaraankekuasaan selalu memproduksi pengetahuan sebagai basis dari kekuasaannya. Tidak adapengetahuan tanpa kuasa dan sebaliknya tidak ada kuasa tanpa pengetahuan. Lebih lanjutkekuasaan selalu berpretensi menghasilkan rezim kebenaran tertentu yang disebarkan lewatwacana yang dibentuk oleh kekuasaan. Foucault menambahkan bahwa kuasa ini bekerjamelalui normalisasi dan regulasi.Berbeda dengan Foucault, Van Dijk mendefinisikan kekuasaan sebagai kepemilikanyang dimiliki oleh suatu kelompok (atau anggotanya), satu kelompok untuk mengontrolkelompok (atau anggota) dari kelompok lain. Kekuasaan ini didasarkan pada kepemilikan atas

Page 10: Analisis Wacana Flu Burung

sumber-sumber yang bernilai. Selain kontrol yang bersifat langsung dan fisik kekuasaan jugaberbentuk persuasif. Analisis wacana juga mempertimbangkan dominasi yang diproduksi olehpemberian akses yang khusus pada suatu kelompok dibandingkan kelompok lain.Berkaitan dengan akses, Van Dijk berpendapat bahwa akses ini didominasi olehkelopok-kelompok elit. Oleh karena itu kelompok ini pulalah yang memiliki kesempatan lebihbesar untuk mempengaruhi khalayak. Akses yang lebih besar ini juga bisa menentukan topikdan isi wacana yang akan disebarkan dan didisukusikan kepada khalayak. Sementara itukhalayak yang tidak memiliki akses akan berperan dalam menyebarkan wacana yang telahditentuka tersebut.III PIKIRAN RAKYAT DAN JAWA BARATHarian Umum Pikiran Rakyat (PR) pada awalnya berdiri pada tanggal 30 Mei 1950,dengan nama Warta Harian Pikiran Rakyat(WHPR) dan dikelola oleh Djamal Ali, SH sertaalmarhum AZ Parlindih dengan membawa bendera perusahaan bernama Bandung NV. Saat itusurat kabar WHPR terbit dengan empat lembar halaman dengan bentuk huruf berupa letterpress, karena masih menggunakan mesin cetak duplex.Tahun 1966, surat kabar tersebut dilarang terbit oleh pemerintah. Kemudian IbrahimAdjie yang merupakan Panglima Daerah Militer (pangdam) VI Siliwangi menganjurkan danmemberi dorongan kepada para wartawan tersebut untuk membentuk suatu yayasan bersama,Yayasan Angkatan Bersenjata. Harian ini pun bernam Angkatan Bersenjata edisi Jawa Baratyang memiliki kantor pusat serta terbit di Jakarta. Angkatan Bersenjata pertama kali terbit pada24 Maret 1966, bersamaan dengan peringatan 20 tahun peristiwa Bandung Lautan Api, denganoplah cetakan tiga ribu eksemplar. Sayangnya harian ini hanya mampu terbit 37 kali,dikarenakan adanya kebijakan baru dari pemerintah, 1 Juni 1966, mengenai kehidupan pers diIndonesia yang mengatakan bila pemerintah memberi kebeasan setiap orang/lembaga untukmembentuk surat kabar yang mandiri, tidak terikat atau berafiliasi dengan suatu partai ataugolongan.

Page 11: Analisis Wacana Flu Burung

Surat kabar ini kemudian berganti nama, dari Harian Angkatan Bersenjata edisi JawaBarat menjadi PR. Perubahan yang terjadi di tubuh surat kabar ini tidak hanya sampai di situ,sebab yayasan pun berganti nomor dan tahun penerbitan baru sejak 24 Maret 1966.Dengan motto “Dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat” dan “Beritanya dapat Dipercaya”,PR mulalui menunjukkan jati diri yang sesungguhnya kepada masyarakat Jawa Barat. PR inginmenunjukkan bahwa mereka mempunyai kedudukan, fungsi serta peranan yang memilikikepribadian khas, mandiri serta mengabdi kepada kepentingan umum.Hingga akhir tahun 1973, sirkulasi PR masih berkisar 22 500 eksemplar untuk disebarke daerah-daerah di Jawa Barat, di mana jumlah itu masih kurang dibandingkan dengan jumlahsurat kabar ibukota yang mendominasi pasar Jawa Barat. Hal ini pun makin membuat PR jauhketinggalan dalam persaingan.Tepat 12 Mei 1975, PR memulai edisi komersial, dengan tebal delapan halaman.Pergantian serta penambahan mesin cetak off set yang terbilang canggih terbukti ampuhmenyokong lembar kertas tertulis tersebut ke angka yang cukup fantastis. Oplah harianlangsung di genjot ke angka 20 ribu eksemplar, kemudian 25 ribu eksemplar dan stabil 35 ribu.Iklan pun mengalami pertumbuhan seiring perkembangan tiras.Sejak itu, awal tahun 1974 PT. PR makin berkibar dengan dengan makin berkembang,baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Harian Umum Pikiran Rakyat pun makin cepatberpenetrasi dan menyebar ke seluruh Jawa Barat dalam merebut pasarnya kembali. Bahkansempat menjadi surat kabar daerah yang pertama berhasil menembus di ibukota.Pada masa tahun 80-an, PT. Pikiran Rakyat berkembang menjadi perusahaan pers yangterpandang dan disegani. Selain beredar di seluruh wilayah Jawa Barat, surat kabar ini jugaberedar di Jakarta dan di kota-kota besar lainnya di luar Jawa Barat. Kenyataan ini membuatPR berhasil menempatkan diri dalam kelompok sepuluh besar surat kabar di Indonesia.Jika ditinjau dari sirkulasinya, PR menduduki urutan keenam, sedangkan berdasarkanomzetnya, menduduki urutan ketiga. Selain di dalam negeri PR juga menonjol di luar negeri

Page 12: Analisis Wacana Flu Burung

khususnya di Asia. Hal ini didasarkan survei Asian Mass of Communication and InformationCentre(AMIC) pada tahun 1984 yang berpusat di SIngapura. Harian Umum PR merupakansatu diantara Five Succesfull Asian Community Newspaper, salah satu surat kabar yangtersukses di Asia.Namun tampil dalam liga utama dunia pers nasional rupanya diras berat. Hal inidiakibatkan PR tidak mempunyai akar historis yang memberinya kemampuan untuk bertandingdi pentas nasional. Akhirnya tahun 1928, PR “pulang kandang”, sebab bagi mereka Bandungadalah lapisan benteng terdalamnya, tempat di mana akar utama kelangsungan hidup tumbuh.Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan, sekarang petinggi PR mulai memikirkanuntuk mendiversifikasikan usaha. Di bawah bendera Grup PR, dibentuklah tabloid Hikmah,Suara Rakyat Semesta, Mitra Bisnis (Bandung), Priangan (Tasikmalaya), Pakuan (Bogor),Galura (Bandung), Galamedia (Bandung), Fajar Banten (Serang), Mitra Dialog (Cirebon),Radio Mustika FM 107,55 Mhz, percetakan Granesia, sejumlah warung telekomunikasi yangtersebar di Jakarta hingga Surabaya.Ekspansi PR hingga saat ini belumlah dikatakan berjalan sukses sebab sejumlah anakperusahaannya masih berjalan kembang-kempis. Bahkan belakangan, Hikmah dan SuaraRakyat Semesta tidak berhasil menrik keuntungan malah menambah beban perusahaan. Keduamedia itupun akhirnya dihentikan peredarannya. Kendati begitu, PR masih bisa bernafas legasebab anak-anaknya yang lain, terutama masih dapat bertahan hidup meski laba yang didapathanya mencetak angka pulang pokok.IV PEMBAHASANAnalisis TeksBerita Edisi 23 Januari 2007, mempunyai dua tema utama; isu flu burung serta kerugianyang diderita oleh pedagang ayam. Tema flu burung diperkuat dengan adanya tema lain yangdimasukkan wartawan sebagai penguat yaitu peristiwa pemusnahan unggas oleh lembagapemerintah. Kedua tema utama tersebut akhirnya menghadirkan sebuah tema utama yaknidampak ekonomi oleh isu flu burung. Tema di atas didukung dengan pengaturan skema dalam

Page 13: Analisis Wacana Flu Burung

berita. Berita dibuka dengan omzet pedagang daging ayam di sejumlah pasar tradisional diKota Bandung turun hingga 50% selama sepekan ini. Wartawan menuliskannya sebagai akibatadanya isu flu burung dengan memberikan rasionalisasi bahwa penuruanan ini dimulai sejakadanya kegiatan pemusnahan burung. Setelah itu, wartawan baru memberikan penjelasanmengenai kerugian yang disebabkan karena turunnya permintaan – bukan turunnya penawaran.Strategi semantik yang diterapkan wartawan pada berita biasanya berupa pemberianlatar, maksud, pra anggapan serta pemilihan sisi mana yang akan dijelaskan secara detail.Pada berita di atas, kita dapat mengetahui dengan memeriksa latar yang diberikanwartawan pada isi berita. Contohnya dalam kalimat:“Akibat semakin merebaknya kasus flu burung, omzet pedagang daging ayam disejumlah pasar tradisional di Kota Bandung turun hingga 50% selama sepekan ini”(baris 1, paragraf 1)Wartawan tampaknya m,encoba memberi latar kasus flu burung pada ceritanya.Kemudian wartwan memilih untuk menceritakan sisi-sisi detail dari pedagang bukan pembelidaging ayam (penjual bubur ayam, pemilik retoran, masyarakat) meski ketiganya juga terdapatdalam berita tersebut. Atau wartawan yang bergerak dari kategori “pasar tradisonal” dan pasarnon tradisional”, memberi porsi lebih banyak untuk kategori “ pasar tradisonal”. Wartawankemudian secara eksplisit mengungkapkan maksudnya dalam kalimat:“Sebelum dilakukan pemusnahan unggas, seorang pedagang daging ayam (bukanbandar) di Pasar Kosambi, Pasar Leuwipanjang, dan PasarInduk Caringin rata-ratamampu menjual 100 ekor ayam per hari” (baris 1, paragraf 2)Dengan kalimat tadi, waratawan bermaksud menyampaikan kepada kita bahwa semuayang disampaikannya disebabkan oleh pemusnahan unggas yang sedang berjalan di beberapadaerah Jawa Barat.Dalam sintaksis, strategi wartawan dapat dikenali dengan mengenali bagaimanakoherensi, pengingkaran, bentuk kalimat atau kata ganti yang dipergunakan. Koherensi yangmudah dapat kita kenali misalnya adalah dalam kalimat:“Sebelum dilakukan pemusnahan unggas, seorang pedagang daging ayam (bukan

Page 14: Analisis Wacana Flu Burung

bandar) di Pasar Kosambi, Pasar Leuwipanjang, dan PasarInduk Caringin rata-ratamampu menjual 100 ekor ayam per hari” (baris 1, paragraf 2)Wartawan dengan mengemukakan kata ‘sebelum’ mencoba menyusun koherensi atasdasar waktu pada dua peristiwa; pemusnahan unggas dan penjualan ayam. Beberapapengingkaran yang dilakukan juga terjadi dalam berita ini misalnya;“Harganya sih tidak terlalu anjlok. Peminatnya yang mulai kurang. Pada ketakutan lihatberita di TV, padahal yang harusnya dimusnahkan itu ka ayam atau unggas yang sakit;sedangkan unggas yang sehat, kan, boleh saja dibiarkan bahkan dimakan” tutur Enjang.(baris 3, paragraf 5)Dengan menggunakan pedagang bernama Enjang, wartawan bermaksud mengadakanpengingkaran terhadap harga yang terlalu anjlok. Harga memang tidak terlalu anjlok, namunpermintaan terhadap ayam tetaplah turun. Dengan begitu, kerugian yang diderita pedagangtetaplah dapat diteguhkan, bahkan ditegaskan.Pusat perhatian stilistika adalah style, yaitu cara yang digunakan seorang pembicaraatau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Styledapat diterjemahkan sebagai gaya bahasa. Gaya bahasa mencakup diksi atau pilihan leksikal,struktur kalimat citraan, pola rima, matra yang digunakan.Dalam berita di atas, kita dapat melihat bagaimana wartawan menggunakan strategijenis ini saat kerugian yang diderita oleh bandar ayam sebagai penderitaan (menderita/diderita).Dengan begitu, waratawan berharap empati dari pembaca dengan mengenalkan kerugian tadisebagai penderitaan.wartawan juga memanfaatkan gaya bahasa tutur/keseharian/non formaluntuk mencoba mendekatkan pembaca dengan keseharian pedagang yang diwawancarainyamisalnya dengan penggunaan ‘sih’ dalam beberapa pernyataan pedagang dalam beritatersebut.dan untuk penguatan retoris, waratawan menampilkan foto seorang pedagangmelayani konsumennya di sebuah pasar. Dengan foto tersebut, wartawan berharapmenampilkan kondisi pasar yang diceritakan, sehingga pembaca semakin mudah menangkapapa saja yang coba diceritakan oleh wartawan.

Page 15: Analisis Wacana Flu Burung

Analisis Kognisi SosialPenulis berita dengan kode A-155 di atasa adalah Kismi, bekerja di desk EkonomiHarian Umum Pikiran Rakyat. Ia adalah lulusan IKP Jogja (sekarang UNY, penyusun) jurusanSastra Inggris angkatan 2000. ia sempat lama di desk pendidikan, kemudian desk BandungRaya hingga kemudian sampai di desk Ekonomi (wawancara 27 Januari 2007).Flu burung bainya adalah virus yang dapat menular melalui kotoran unggas ataumenurut penelitian yang paling baru ia dengar, dapat juga melalui anjing. Jadi menurut Kismi,virus itu tidaklah selalu ada di dalam unggas/ayam, sehingga orang harus merasa phobiaterhadap daging ayam. Lagipula ia percaya bahwa penjual daging ayam telah menyeleksidaging mana yang sehat dan tidak.Berita yang ia tulis tidaklah ditentukan dengan sidang redaksi. Ia hanya cukup mengirangiratrend apa yang sedang berkembang sekarang, lalu menuliskannya dari segi ekonomi. Soalpemusnahan unggas, ia mendapat informasi itu dari temannya sesama wartawan. “Biasanya,kami bertukar informasi soal pemusnahan unggas melalui sms.”Eh, ada pemusnahan unggas,ada yang pergi tidak? Atau, siapa yang pergi ke sana?”Menurut Kismi, harga yang signifikan untuk diberitakan adalah harga di pasartradisional, karena harga di tempat tersebut dirasakan oleh masyarakat banyak. Patokan hargayang dapat dibicrakan adalah harga di pasar tradisional. Oleh karena itu, ia memutuskan untukturun ke tiga buah pasar yang berada di Bandung mang pPasar Kosambi, Pasar Leuwipanjang,dan Pasar Induk Caringin.Ia juga menilai bahwa pada dasarnya masyarakat lebhih percaya daging ayam yangdijual di pasar non tradisional(supermarket, hypermarket)I, sehingga tidak ada perubahansignifikan pada penjualan daging ayam di pasar tradisional. Ia juga meyakini bahwa biasanyabandar menambahkan semacam obat tertantu untuk daging ayam yang akan dijual kepada pasarmodern (supermarket, hypermarket, dan sebagainya), “sehingga harganya sedikit lebih mahal”.Selain itu, akses kepada setiap narasumber di pasar tradisional lebih mudah ketimbang disupermarket.

Page 16: Analisis Wacana Flu Burung

Dengan teknik wawancara ia mendapati bahwa penurunan permintaan ini mengganggupedagang daging ayam terutama pedagang kecil. Ia mengaku salah satu narasumber adalahpedagang kecil. Yang ia maksud pedagang kecil adalah pedagang yang hanya mampu membelijumlah ayam yang sedikit kepada bandar. Karena jumlah ayam yang dipasok dari bandarsedikit, “maka keuntungan yang ia terima juga kecil”. Biasanya pedagang mengambilkeuntungan dua sampai empat ribu rupiah dari bandar. Dengan adanya isu flu burung makapenjual daging ayam tidak berani mengambil banyak ayam dari bandar. “dengan begitu, labayang ia terima juga sedikit. Padahal dari laba itu nantinya digunakan untuk membeli ayam lg.Kebayang kalau misalnya banyak yang tidak terjual…”.Pemusnahan unggas menurutnya perlu dan tidak. Di beberapa daerah, pemusnahan itudiperlukan. Ia menyebutkan daerah Wado Sumedang, daerah yang dijadikan target sasaranpemusnahan unggas, seperti diberitak di PR. Di daerah Kismi sendiri, Yogya, pemusnahanunggas tidak diberlakukan seperti halnya di DKI Jakarta atau Jawa Barat. “Di daerah saya,unggas masih bebas. Masih ada di mana-mana”.Peristiwa dipahami berdasarkan skema atau model. Skema dikonsetualisasikan sebagaistrutur mental di mana tercakup cara pandang terhadap manusia, peranan sosial, dan peristiwa.Dalam berita ini skema yang bekerja pada diri Kismi adalah skema peristiwa, di manaperistiwa yang satu dapat berakibat kepada peristiwa yang lain. Virus flu burung pada akhirnyaberakibat pada pemusnahan unggas, sedang pemusnahan unggas beakibat pada kerugian padapedagang daging ayam.Elemen lain yang juga penting dalam kognisi sosial selain skema/model yaitu memori.Kognisi sosial lebih mempertimbangkan mem ori jangka panjang. Memori ini terdiri dari duabagian besar, yakni memori episodik(episodic memory) dan memori semantik (semanticmemory). Memori episodik yakni memori yang berhubungan dengan diri kita sendiriPengetahuan bahwa flu burung adalah merugikan merupakan memori semantik, di

Page 17: Analisis Wacana Flu Burung

mana pokok pengertian Kismi terhadap flu burung adalah virus yang dapat menular. Kemudiania juga tahu bahwa masyarakat pada dasarnya terbagi menjadi dua kelas, yakni golonganmasyarakat bawah dan golongan masyarakat kelas atas. Di mana kemudian ia membagi jenispasar menjadi tradisional dan tidak(ia menunjuk supermarket, hypermarket sebagai wakilnya).Skema peristiwa dan memoti tadi berpengaruh pada seleksi yang merupakan strategiKismi sebagai pencerita. Ia memutuskan untuk mewawancarai pedagang di pasar yang iayakini sebagai pasar tradisional. Di mana ia mengemukakan bahwa harga yang berpengaruh dimasyarakat adalah di pasar tradisional serta kemudahan akses di pasar tradisional sebagaialasan. Metode wawancara yang ia lakukan juga memudaakan bagaimana ia melihat danmengkonstruksi realitas sebagaimana skema dan memori yang ia miliki.Strategi kedua yang dilakukan Kismi adalah reproduksi. Ketika berkeyakinan bahwaisu flu burung merugikan, informasi mengenai laba yang diperoleh pedagang (dua sampaiempat ribu rupiah per ayam) tidak ia kemukakan dalam tulisannya. Informasi mengenaibanyaknya korban yang bisa jadi menyebabkan ketakutan orang mengkonsumsi daging ayamtidak ia kemukakan karena Kismi meyakini bahwa kerugian itu disebabkan oleh isupemusnahan unggas. Ia juga tidak menyertakan obat tertentu yang diapakai bandar untukmenjaga mutu pada daging ayam yang dijual untuk pasar nontradisional, karenakeberpuhikannya pada pasar tradisional.Selain itu Kismi juga melakukan strategi penyimpulan di mana ia memberi labelturunnya permintaan dengan kerugian/penderitaan. Lebih lanjut, ia juga melakukan prosestransformasi lokal di mana peristiwa ia rangkai sebagai jalinan historis yang detail. Ia jugamenampilkan pemusnahan ungga lebih dahulu ketimbang turunnya permintaan sebagai faktadalam berita.Analisis SosialDalam kerangka model Van Dijk, kita perlu mengetahui bagaimana wacana flu burungdiproduksi masyarakat. Di mana yang hrs kita lihat adalah bagaimana praktek diskursus danlegitimasi. Dua poin penting yang ditunjuk Van Dijk adalah power (kekuasaan) dan acces

Page 18: Analisis Wacana Flu Burung

(akses). Kekuasaan ini umumnya didasarkan pada kepemilikan atau sumber-sumber yangbernilai. Namun selain dimaknai sebagai dominasi, kit juga menganalisis bagaimana prosesproduksi ini dipakai utkmembentuk kesadaran dan konsensus (Teun Van Dijk dalam Eriyanto;272)Tanggal25 Januari 2005 Mentri Pertanian (Mentan) mengumumkan secara resmi bahwavirus Avian Influenza/AI (H5NI) telah menyerang peternakan unggas. Selanjtunya DepartemenKesehatan dan Departemen Pertanian melakukan Serosurvei di daerah wabah AI di Bali,Lampung, Bantem Jawa Barat, Jawa TengahDaerah Istimewa Jogjakarta, Bengkulu, JawaTimur dan Kalimantan Selatan. Dari hasil Serosurvei ini diketahui bahwa hasil pemeriksaanSero pada manusia negatif. Pada tanggal 19 Mei Mentan menyatakan viru AI (H5NI) bersifatasimtomatik (tanpa gejala) ditemukanpd babi di Tangerang. Dari sini kita dapat melihat bahwawacana flu burung mendapatkan eksistensi dan legitimasinya sebagai virus pada hewan olehDepartemen Pertanian Republik Indonesia.Hingga tanggal 28 Juni 2005 terjadi kematian tiga orang warga Tangerang. Maka, bulanJuli 2005, Departemen Kesehatan mengumumkan Rumah Sakit (siaga) Rujukan Flu Burung.Rumah sakit tersebut terdapat di 30 provinsi yang ada di Indonesia(http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid= 1048&Itemid=2).Wacana flu burung yang telah eksis mendapatkan penegasannya sebagai sebuah wacana untukpeminggiran. Ekslusi ini kemudian dilakukan dengan memberi label “suspect”.Tanggal 6 September 2005 seorang warga Jakarta Selatan meninggal dunia. Padatanggal 19 September 2005 Menteri Kesehatan RI melegitimasinya menajadi Kejadian LuarBiasa(KLB) Nasional untuk flu burung. Senin 26 September 2005 Menkes DR. Dr. Siti FadilahSupari, Sp.JP (K) pada acara penjelasan kepada pers (Press briefing) tentang situasi terkini fluburung pada manusia di Indonesia di Jakarta. Wacana flu burung kemudian tidak lagi hanyasebuah virus yang dimiliki oleh hewan, namun virus dari hewan ke manusia dan merupakan halyang tidak biasa. Wacana ini kemudian disebarkan oleh Depkes RI pada tanggal 27 Seotember

Page 19: Analisis Wacana Flu Burung

2005.Wacana ini telah juga menyertakan uraian teknis berupa tahapan pandemi flu burung.Menteri Kesehatan juga mengemukakan enam tahapan menuju pandemi flu burung yaitu tahappertama yang disebut reiko rendah di mana flu burung pada hewan belummenginfeksi manusia.Tahap kedua adalah flu burung pada hewan beresiko tinggi pada manusia. Pada tahap ketigaflu burung menular dari hewan ke manusia tetapi belum ada penularan dari manusia kemanusia atau belum efektif dari amnusia ke manusia. pada tahap keempat virus menular antarmanusia slm sekelompok kecil manusia. tahap kelima yaitu virus menular antar manusia padakelompok yang lebih besar yang merupakan resiko tinggi terjadi. Tahap terakhir adalah tahapdi mana virus menular antar manusia dalam skala luas atau telah terjadi di beberapa negara.Selain itu flu burung kemudian mendapatkan definisi yang jelas berikut pembatasanpembatasanberupa masa inkubasi, gejala klinis dan lain-lain. Sehingga ia benar-benar menjadisesuatu yang eksis sebagai permasalahan keseshatan: “Flu burung adalah suatu penyakitmenular yang disebabkan oleh virus influenza yang ditularkan oleh unggas yang dapatmenyerang manusia. nama lain dari penyakit ini antara lain avian influenza”.Jika pada awalnya kasus flu burung hanya mempunyai 2 kategori sederhana; meninggaldunia dan tidak. Maka pada September 2005 ini, Departemen Kesehatan kemudianmengembangkan kategorisasi kasus flu burung menjadi rigid; suspect, probable dankompermasi (http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=1255&Itemid=2).Wacana ini terus berjalan, menambah kemungkinan perluasan atau penyempitanbatasan. Ketika pemertintah provinsi DKI memulai pemberantasan unggas. Pikiran Rakyatsebagai koran Masyarakat Jawa Barat, mendapat legitimasi untuk menyandingkan wacanakesehatan tersebut di samping wacana ekonomi. Di mana ia mendapatkan rasionalisasi si manaJawa Barat adalah provinsi dengan kasus paling tinggi, serta Jawa Barat sebagai pemasokkebutuhan akan daging ayam (daerah Priangan Timur).

Page 20: Analisis Wacana Flu Burung

Dengan menyandingkannya bersama wacana ekonomi, maka wacana flu burungkemudian bersanding dengan wacana kelas masyarakat di mana terdapat kategori pasar besertasifat-sifatnya. Saat terjadi virus flu burung bagaimana wacana tentang pasar?Tahun 2004, sebuah survei yang dilakukan AC Nielsen memperlihatkan bahwa meskijumlah pasar tradisional di Indonesia mencapai 1.7 juta unit atau mengambil porsi 73% darikeseluruhan pasar yang ada, namun laju pertumbuhan pasar modern ternyata jauh lebih tinggidinadingkan dengan pasar tradisional. Yang tergolong ke dalam pasar modern ini adalahhipermarket, supermarket, minimarket dan departement store. Pertumbuhan pasar tradisionalhanya mencapai 5 % per tahun. Sedangkan pasar modern mencapai 16%. Secara lebih rincidisebutkan bahwa minimarket mempunyai pangsa pasar sebesar 5% dengan laju pertumbuhansebesar 15% . pangsa pasar supermarket mencapai 17% dengan tingkat pertumbuhannyamampu melejit hingga 25% per tahun. Jadi tingkat pertumbuhan pasar modern rata-rata adalah16% setiap tahunnya.Studi AC Nielsen terbaru shopper trends tahun ini mewawancarai lebih dari 15 ribukonsumen di kawasan Asia Pasifik termasuk 1.019 orang Indonesia selam bulan Septemberdan November tahun 2003.Kriteria responden adalah laki-laki dan perempuan berusia 15-45 tahun denganpengeluaran rutin rumah tangga di atas Rp 700 ribu per bulan dan cakupan wilayahnya adalahJakarta, Bandung dan Surabaya.Seperti di kawasan Asia Pasifik lainnya yang jumlah toko dengan format swalayanyang terus meningkat, di Indonesia toko swalayan seperti hipermarket, supermarket danminimarket telah mengalami pertumbuhan yang kuat dengan jumlah toko yang meningkatlebih dari 31.4% dalam waktu dua tahun. Sementara dalam periode yang sama jumlah tokotradisional telah menurun 8.1% per tahun.Perpaduan antara belanja kebutuhan rutin dan rekreasi keluarga bulanan telahmembentuk struktur dan perilaku perdagangan di Indonesia. Saat ini (tahun 2004) rumahtangga kelas menengah ke atas Indonesia berbelanja di hipermarket satu bulan sekali, lalu kesupermarket dua minggu atau seminggu sekali (Tempo Edisi Senin, 21 Juni 2004).

Page 21: Analisis Wacana Flu Burung

Wacana pasar tradisional dan non-tradisional ternyatasdh ada. Namun ini bukan sajamenjadi wacana ekonomi. Ketikia masyarakat bereaksi terhadap wacana itu, ia bisa sajamenjadi wacana politis. Fraksi Partai Keadilan Sejahtera(PKS), yang dikenal memiliki banyakpendukung fanatik, menggambarkan;“Sementara itu yang dianggap selama ini sebagai pasar tradisional adalah pasar yangbentuk bangunannya relatif sederhana, dengan suasana yang relatif kurangmenyenangkan (ruang tempat usaha sempit, sarana parkir yang kurang memadai,kurang menjaga kebersihan pasar dan penerangan yang kurang baik). Barang-barangyang diperdagangkan adalah barang kebutuhan sehari-hari dengan mutu barang yangkurang diperhatikan, harga barang relatif murah, dan cara pembeliannya dengan sistemtawar-menawar. Para pedagangnya sebagian besar adalah golongan ekonomi lemah dancara berdagangnya kurang profesional. Contohnya adalah pasar Inpres, pasarlingkungan dan sebagainya”.(http://www.pksjakarta.or.id/module.php?op=modload&name=news&file=article&sid=337)Gambaran ini kemudian dibaca sebagai ancaman seriua bagi perkembangan pasartradisional. Sebuha kesimpulan yang diyakini masyarakat Indonesia. Apakah demikian yangterjadi di daerah yang berada di Jawa Barat?Tahun 2004, dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 2 Pasal 17, dirumuskanbahwa “kebijakan pengembangan kawasan dan kegiatan perdagangan adalah merelokasipasar yang menimbulkan gangguan dan/atau tidak didukung prasarana yang memadai(butirb) mengatur, menata dan mengendalikan pasar yang tidak tertata dan tumpah ke jalan(butirc), menertibkan pasar yang tidak sesuai peruntukannya (d) memperkuat dan menata ulangpasar induk/grosir(e) membatasi perkembangan pusat belanja di wilayah Bandung Barat (f)dan mengendalikan dan menertibkan pusat belanja yang menganggu(g)”.Pasar modern di Bandung, dibahsakan menjadi pusat perbelanjaan. Dalam kerangkapengaturan ruang, pasar lebih banyak menjadi pembicaraan dominan. Namun seringkali ia

Page 22: Analisis Wacana Flu Burung

mrpgangguan dan dianggap tidak didukung prasarana memadai. Namun untuk pusatperbelanjaan, pemerintah hanya berkewajiban untuk membatasi – kewajiban yang tampakambigu.Pasar modern atau pusat belanja sebagai bentuk dominasi ekonomi akhirnyamendapatkan legitimasi. Ia yang hanya membolehkan akses pada sebagian kelompok orang,dilegitimasi oleh kekuasaan yang disusun oleh sebagian orang. Ketika pasar tradisionaldianggap tersisih karena kurang menjaga mutu barang dan tidak memadai tata ruangnya, iadianggap kurang memperhatikan kesehatan. Jika kemudian flu burungdidefinisikan sebagaimasalah kesehatan, maka ia mengancam keberadaan pasar tradisional.V KESIMPULANDalam analisis ini, kita dapat melihat bahwa berita yang dimunculkan oleh HU PikiranRakyat mengenai flu burung ddpt dilihat sebagai sebuah episteme (cara pandang) baru bagipemaknaan flu burung. Meskipun Jawa Barat merupakan provinsi dengan tingkat kematianyang cukup tinggi dengan 21 kasus kematian akibat flu burung, HU Pikiran Rakyat lebihmelihat flu burung sebagai ancaman ekonomi.Fakta ini diperkuat dengan banyaknya intensitas berita yang berkaitan dengan masalahpembangunan ekonomi di Jawa Barat. Sepanjang bulan Januari 2007, untuk kasus flu burung,Pikiran Rakyat menyajikan 20 berita bertema peternakan/ekonomi, 6 bertema kesehatan dan 8kombinasi peternakan dan kesehatan.Hal ini kemudia dirasionalisasikan dengan isu pemusnahan unggas, atau turunnyapermintaan terhadap daging ayam di daerah Priangan Timur sebagai penghasil daging ayam,juga melemahnya permintaan terhadap pedagang di pasar tradisional.VI REFERENSIEriyanto. 2001. Analisis Wacana:Pengantar Ananlisis Teks Media. LKISHamad, Ibnu. 2004. Konstruksi Realitas Politik Media Massa. Jakarta: Granit.Lull, James. 1998. Media Komunikasi Kebudayaan: suatu Pendekatan Global. Penerjemah A.Setiawan Abadi. Jakarta: YOI.Marahimin, Ismail. 1994. Menulis Secara Poluler. Jakarta: Pustaka Jaya.Mills, Sara. 1994. Discourse. London: RoutledgePeraturan Daerah Kota Bandung Nomor 2 Tahun 2004Pikiran Rakyat, Edisi 28 Januari Tahun 2007.Rakhmat, Jalaluddin. 1994. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Page 23: Analisis Wacana Flu Burung

Tempo Interaktif, Edisi Senin, 21 Juni tahun 2004.Sobur, Alex. 2004. Analisis Teks Media. Bandung: Remaja RosdakaryaTarigan, Henry Guntur. 1993. Pengajran Wacana . Bandung: AngkasaSujiman, Panuti. 1993. Bunga Rampai Stilistika. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.(http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid= 1048&Itemid=2).(http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid= 1255&Itemid=2).(http://www.pksjakarta.or.id/module.php?op=modload&name=news&file=article&sid=337)MAKNA DAN PEMAKNAANAPLIKASI DALAM PENELITIANOlehMien HidayatI PENDAHULUANMakna merupakan hakekat komunikasi. Bagaimana tidak, seseorang dalamkondisinterlibat percakapan,ia dan lawan bicaranya akan terus menerus memberikan maknapada berbagai pesan/informasi yang mereka sampaikan maupun yang diterimanya. Pemaknaanyang dilakukan para fihak yang terlibat dalam komunikasi, berada dalam koridor mencarikebenaran, melalui langkah-langkah kreatif dalam memberi makna.Dalam konteks komunikasi makna dan pemaknaan akan selalu muncul dalam episodepembuatan pesan, penerimaan pesan dan proses yang berlangsung di dalamnya. Pembuatan danpenerimaan pesan dapat dimaknai dari berbagai perspektif termasuk individualis, sosialisinterpretif dan kritik. Pembuatan pesan berurusan dengan bagaimana pesan-pesan dihasilkanyang bermuara pada produk pesan. Semen itu penerimaan pesan fokus pada bagaimana pesanditerima. Baik pembuatan maupun penerimaan pesan, berkutat di seputar bagaimana manusiamemahami, mengorganisasikan dan menggunakan informasi yang terkandung dalam pesan.Sebagaiman diketahui bahwa komunikasi merupakan proses yang fokus pada pesan yangdibangun oleh berbagai informasi.Sekaitan dengan pernyataan di atas muncul serangkaian pertanyaan: apa yang yangharus diberi makna? Apakah terdapat metode/cara-cara untuk memberi makna? Apa yangdisebut kebenaran? Bagaimana dan melalui cara pemaknaan yang mana untuk meraihkebenaran tersebut?. Jawaban dari serangkaian pertanyaan tersebut pada hakikatnya merupakan

Page 24: Analisis Wacana Flu Burung

bagian dari pembangunan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dibangun, didasarkan padalandasan filosifis dan metodologi penelitian, yang akan meng-guide manusia menempuhprosedur kerja mencari kebenaran melalui pemaknaan.Secara filosofis prosedur kerja mencari kebenaran, berada pada tataran filsafatepistemologi. Kebenaran yang dihasilkan melalui prosedur kerja ini, sejauh kebenaranepistemologi. Kebenaran dalam ilmu pengetahuan pun hanya akan mampu menjangkaukebenaran epistemologis. Artinya kebenaran itu dalam wujud kebenaran tesis atau ataukebenaran teoretis yang dalam perjalanannya bisa disanggah oleh tesis dan teori lain.Pergeseran/pergantian suatu tesis/teori oleh tesis/teori lainnya merupakan dinamikaperkembangan ilmu pengetahuan.Makna dan pemaknaan dilakukan manusia dalam upaya mencari kebenaran. Dalamkonteks ilmu pengatahuan kebenaran yang dicari berupa kebenaran ilmiah, sebab kebenaranilmiah inilah yang membangun ilmu pengetahuan . kebenaran ilmiah yang ingin diraih melaluiupaya memberikan makna terhadap berbagai realitas sosial, dilakukan melalui metodologipenelitian.Metodologi penelitian sebagai salah satu aspek dari ilmu pengetahuan, mengkajiberbagai aspek dan langkah-langkah mencari kebenaran dalam ilmu pengetahuan.Konseksuensinya kualitas kebenaran yang dihasilkan akan tergantung pada kualitas prosedurkerja yang ditempuh. Apabila semua kriteria dan persyaratan prosedur kerja terpenuhi, makaakan dapat diraih kebenaran dengan kualitas yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.Selain metodologi penelitian sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari prosedurkerja mencari kebenaran, juga dikenal logika. Dalam kajian filsafat, logika akrab dikenalsebagai salah satu ilmu yang menelaah berbagai instrumen untuk memperoleh kebenaranII APLIKASI PEMAKNAANMakna dan pemaknaan ini sesungguhnya harus dilakukan terhadap apa atau siapa,sehingga bisa diperoleh kebenaran. Dalam konteks ilmu pengetahuan diperlukan sejumlah

Page 25: Analisis Wacana Flu Burung

kebenaran ilmiah, sebab kebenaran ilmiah inilah yang membangun dan menumbuhkembangkan ilmu pengetahuan. Sementara kebenaran ilmiah itu sendiri tersusu dari fakta ataukenyataan yang menopangnya. Kenyataan atau fakta dalam kajian filosofis dapatdiklasifikasikan ke dalam empat kelompok yaitu:_ Kenyataan empiris sensual_ Kenyataan empiris logik_ Kenyataan empiris etik dan_ Kenyataan empiris transendenPemaknaan terhadap fakta atau kenyataan, dilakukan dengan berbagai cara. Merujukpada Muhadjir, metode pemaknaan ini meliputi empat cara yaitu terjemah – tafsir –ekstrapolasi – dan pemaknaan._ Terjemah:merupakan upaya mengemukakan materi atau substansi yang sama denganmedia yang berbeda; media tersebut mungkin berupa bahasa satu ke bahasa lain, dariverbal ke gambar dan sebagainya._ Penafsiran: tetap berpegang pada materi yang ada lalu dicari latar belakangnya dankonteksnya agar dapat dikemukakan konsep atau gagasannya secara lebih jelas lagi._ Ekstrapolasi: lebih menekankan kemampuan daya fikir manusia untuk menangkap halhal-yang berada di balik yang tersajikan. Materi yang tersajikan dilihat tidak lebih duludari tanda-tanda atau indikator bagi sesuatu yang lebih jauh lagi._ Memberikan makna: merupakan upaya lebih jauh dari penafsiran dan mempunyaikesejajaran dengan ekstrapolasi. Pemaknaan lebih menuntut kemampuan integratifmanusia dari segi indrawinya, daya fikirnya dan akal budinya. Sama sepertiekstrapolasi, materi yang tersajikan dilihat tidak laebih dari tanda-tanda atau indikatorbagi sesuatu yang lebih jauh.di balik yang tersaji bagi ekstrapolasi terbatas dalam artiemperik, sedangkan pada pemaknaan dapat pula menjangkau yang etik dan yangtransendental. (Muhadjir, 2000 : 187 – 188)Sementara itu aplikasi pemaknaan terhadap keempat kenyataan empiris menjadi obyekpemaknaan, bisa saling berbeda dalam tiap pendekatan penelitian._ Pendekatan PositivismeMetodologi kuantitatif, berlandaskan filsafat positivisme Comte, yangberpandangan menolak teologik dan metafisik. Sebagai konsekuensi dari prinsip

Page 26: Analisis Wacana Flu Burung

tersebut, kebenaran yang dicari akan diperoleh melalui pemaknaan yang terbatas hanyapada kenyataan empiris sensual atau terhadap gejala-gejala kasat mata yang bisaditangkap secara indrawi. Pandangan ini telah mengkerdilkan harkat derajat manusia,karena kebenaran itu tidak hanya bisa diukur melalui indra. Ada kebenaran yang dapatditangkap dari pemaknaan manusia atas empirik sensual. Potensi manusia untukmemperdayakan kemampuan berpikir dan akal budinya dalam memaknai kenyataanempirik sensual, jauh lebih bermakna dari pada empirik sensual nya itu sendiri.Secara teknis, dalam pendekatan positivistik, mencari makna, diaplikasikandalam bentuk mencari signifikasi. Langkahnya analisis akan dihentikan manakala terujikebermaknaan dalam rangkaian uji signifikansi. Hal ini berkaitan dengan kepercayaanprediksi terhadap kemungkinan salah, dengan teknik pembuktian yang didasarkan padafrekuensi atau ragam kejadian.Karakteristik lain dari perspektif positivisme adalah nomothetik yaitumembangun ilmu dengan membuat hukum dari generalisasinya. Guna mewujudkannya,kebenaran dicari melalui hubungan kausal linear dengan prinsip tiada akibat tanpasebab dan sebaliknya.teori kebenaran yang umumnya dirujuk positivisme adalah teorikorespodensi, yang asumsi dasarnya : sesuatu itu benar bila ada korespondensi antarapernyataan verbal atau matematik dengan realitas empirik yang terbatas pada empiriksensual.Bebas nilai/value free juga menjadi salah satu dari penelitian kuantitatif, yangdiwujudkan dalam terjaganya objektifitas penelitian. Objektifitas dikejar denganmaksud untuk menampilkan prediksi kebenaran atau hukum-hukum yangkeberlakuannya tidak terikat waktu dan tempat._ RasionalismeMetodologi penelitian yang berhadapan filsafat rasionalisme, merupakanmetodologi penelitian kualitatif. Rasionalisme bukan sekedar berpikir yang bertolakdari rasio, tapi sebagai aliran filsafat yang membangun ilmu dengan mengandalkanpemahaman intelektual melalui argumentasi secara logik bukan hanya pengalamanempirik sensual seperti positivisme, makanya rasionalisme bertentangan dengan

Page 27: Analisis Wacana Flu Burung

positivisme. Namun rasionalisme, tidak memerlukan dukungan data empirik relevan,sebab pemahaman intelektual dan kemampuan berargumentasi secara logik dikerahkanuntuk pemaknaan data empirik tersebut, sehingga ilmu sebagai hasil akhir memangilmu bukan fiksi.Selain pemaknaan secara logik, pencarian kebenaran dalam rasionalisme jugadilakukan melalui pemaknaan terhadap empirik etik. Kebenaran melalui pemaknaanterhadap empirik logik, merupakan produk dari pemberdayaan ketajaman daya fikirmanusia atas indikasi empirik sensual. Sementara itu empirik etik kebenarannyadiperoleh karena ketajaman akal budi manusia dalam memberi makna ideal atasindikasi empiris. Rasionalitik mencari makna lewat bangunan rasional grand conceptsyang memayungi data objek spesifik._ Fenomenologi interpretifSebagai suatu perspektif, fenomenologi interpretif dalam membangun ilmumemiliki metodologi penelitian yang relatif lengkap. Terdapat banyak macamaksentuasi dan pemaknaan fenomenologi. Fenomenologi Edmund Husserl mencakupberbagai metodologi penelitian dalam tradisi post positivisme fenomenologi interpretif.Pokok pemikirannya sendiri bahwa obyek ilmu tidak terbatas pada yang empirik(sensual seperti pada positivisme) juga mencakup fenomena lain seperti persepsi,pemikiran, pemahaman, kemauan, perasaan dan keyakinan subjek terhadap sesuatu diluar subjek, juga ada sesuatu yang transenden di samping yang aposteriotik.Metode pemaknaan dalam tradisi fenomenologi interpretif relatif lengkap,karena mengakui kebenaran dari empat strata empirik, yaitu sensual, logik, etik dantransenden. Pencarian maknanya melalui penggalian esensi serta nilai moral dan etik.Bagi positivisme menangkap gejala sebatas pada yang empirik sensual, dan lebihlengkap pada rasionalisme harus menggapai sampai ke empirik sensual, logik dan etik,sementara bagi fenomenologi ditambah lagi, gejala harus dapat ditangkap sampaisejauh yang transendental. Dengan demikian membangun kebenaran ilmiah dalamtradisi fenomenologi interpretif melalui pengejaran makna di balik yang sensualdnmncari fenomena yang lebih esensial dari pada sekedar fenomenanya itu sendiri.

Page 28: Analisis Wacana Flu Burung

_ Teori Kritis dan Weltanschauung/IdeologiTeori kritis berpijak pada dua landasan filosofis, sebelah kaki berpijak padafenomenologi dan sebelahnya lagi berdiri pada realisme metafisik. Merupakan pendekatanpengembangan ilmu yang titik tolak penelitiannya dari ideologi/pandangan hidup,Weltanschauung pada teori kritis adalah keadilan. Artinya konsep keadilan menjadi titik awalkajian. Aplikasi dalam penelitian memerlukan fenomena empirik sensual berupa bukti-buktiketidakadilan, yang akan diikuti langkah perombakan struktur dan sistem ketidakadilan, laludilanjutkan dengan membangun konstruksi baru berupa struktur/sistem yang adil.Teori kritis bergerak Marxis (Frankfurt Jerman), Neo Marxis dan Kiri Baru yangberlandaskan pada radikal revolusioner. Ketidakadilan dalam berbagai aspek dan sepertikonstruksi, gender, distribusi, pendapatan, kesempatan berperan dan kelompok minoritasbanyak diangkat dalam studi sosiologi, komunikasi politik, ekonomi, dan hukum. Dalamperjalanannya gerakan studi kritis melalui jalan radikal revolusioner, baik di negara majumaupun berkembang berhasil. Teori kritis dikembangkan dengan menghindari jalan radikalrevolusioner yang menempuh jalanevalusioner dengan komunikasi dialogis yang ditampilkanHabermas dan Freire dengan proxis sebagai sistem dari tesis problem solving dan antitesisproblematizes.Pemaknaan dalam teori kritis dilihat dari sisi filsafat bersifat aktif mencipta maknatidak hanya sekedar pasif menerima makna dari peran yang dilakoninya. Perubahan perandalam teori kritis akan mengubah perilaku seseorang di mana perubahan perilaku ini akanmemiliki konsekuensi logis berupa perubahan makna dalam konteks selanjutnya. Asumsi aktifmencipta makna menimbulkan pertanyaan : “ dilakukan oleh siapa?”. Idealnya dilakukan olehpemimpin yang berasal dari kelompok informal yang terseleksi lingkungannya secara alamiatas kriteria kecerdasan, kebijakan, pengetahuan dan kejujurannya. Pemimpin yang dimaksudadalah opinion leader. Opinion leader akan mudah ditemukan pada setiap kelompok padasemua jenjang kehidupan. Pemaknaan dalam teori kritis ini tidak lepas dari Weltanschauung

Page 29: Analisis Wacana Flu Burung

yaitu keadilan yang dalam aplikasinya dapat dilihat dari berbagai sudut pandang._ Pragmitisme Meta EtikPragmatisme bertolak dari perkembangan historiknya dapat dikelompok menjadi duayaitu pragmitisme positistik dengan tokohnya William James dan John Dewey. Konseppemikirannya terfokus pada azas manfaat dan fungsional. Pragmatisme lainnya adalahpragmatisme meta etik yang berkembang sejak 1980-an dengan tokohnya antara lain RichardRorty. Acuan pemikirannya adalah moralitas praktis/applied morals. Dengan kata lain mencarimakna moral bagi keputusan praktis yang akan diambil.Pragtisme Rorty mendapat pengaruh dari pemikiran Thomas Kuhn dalampengambangan social science dan berlandaskan pada pandangan Hegel yang menghendakipembahsan tentang terjadinya perbedaan opini bukan pada hakikat opini. Di tataranepitemologi pragmatisme Rorty menolak teori filsafat untuk membangun teori, tetapi untukmencari realistik.Bertolak dari uraian berbagai asumsi dasar dan landasan filosofis pragmatisme yangtelah diuraikan, maka pencarian kebenaran dilakukan pada pemaknaan yang didasarkan padamoral. Dengan kata lain upaya membangun kebanaran dengan memberi makna moral yangmelandasi setiap keputusan praktis yang akan diputuskan. Dengan demikian kebenaranpragmatik ditetapkan dengan judgement bukan melalui cara conclusion. Pembuatan conclusionperlu dukungan praposisi semantik yang benar. Sementara untuk membuat judgementmembutuhkan praposisi pragmatik. Benar pada prosisi pragmatik dapat diuji melaluikesesuaian antara ide dengan fungsi dan manfaatnya. Sekalian dengan makna moral bagikeputusan praktis yang akan diambil, erat hubungannya dengan berbagai kasus applied ethicsseperti rekayasa, aborsi, sensor, pelecehan dan seterusnya.

MAKNA DAN PEMAKNAANAPLIKASI DALAM PENELITIANOlehMien HidayatDisampaikan pada:

Page 30: Analisis Wacana Flu Burung

Seminar Jurusan Hubungan MasyarakatFAKULTAS ILMU KOMUNIKASI16 April 2008FAKULTAS ILMU KOMUNIKASIUNIVERSITAS PADJADJARANBANDUNG2008ANALISIS WACANA FLU BURUNG(VIRUS AVIAN INFLUENZA) DI HARIAN UMUMPIKIRAN RAKYATOlehMien Hidayat dan Engkus KuswarnoDisampaikan pada:SIMPOSIUM KEBUDAYAANINDONESIA – MALAYSIA KE – 10(SKIM X)29 – 31 MEI 2007UNIVERSITAS KEBANGSAAN MALAYSIAKerja Sama:Fakulti Sains dan KemanusiaanUniversitas Kebangsaan MalaysiaBangi, Selangor D.EdanUniversitas PadjadjaranBandung Indonesia2007