ANALISIS TINGKATAN KOGNITIF TES KEMAMPUAN MEMBACA (COMPRÉHENSIONÉCRITE) DELF A2 TAHUN 2007 DAN 2010 skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Perancis Oleh Kiptiyani 2301405042 JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ASING FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011
96
Embed
ANALISIS TINGKATAN KOGNITIF TES KEMAMPUAN MEMBACA ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS TINGKATAN KOGNITIF TES KEMAMPUAN
MEMBACA (COMPRÉHENSIONÉCRITE) DELF A2
TAHUN 2007 DAN 2010
skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Perancis
Oleh
Kiptiyani
2301405042
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ASING
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
ii
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi
Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Semarang pada hari/tanggal:Selasa, 14 Juni 2011
Panitia Ujian Skripsi:
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Rustono, M.Hum Dra. Diah Vitri Widayanti, DEA
NIP. 195801271983031003 NIP. 196508271989012001
Penguji I
Dra. Dwi Astuti, M.Pd
NIP. 196101231986012001
Penguji II/Pembimbing II Penguji III/Pembimbing I
Neli Purwani, S.Pd Prof. Dr. AstiniSu’udi
NIP.198201312005012001 NIP. 194405081972112001
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya :
Nama : Kiptiyani
NIM : 2301405042
Prodi/Jurusan : Pendidikan Bahasa Prancis / Bahasa dan Sastra Asing
Fakultas : Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul “Analisis
Tingkatan Kognitif Tes Kemampuan Membaca (Compréhension Écrite)
DELF A2 Tahun 2007 dan Tahun 2010’’yang saya tulis dalam rangka
memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana ini, benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri. Skripsi ini saya hasilkan setelah melalui proses
penelitian, bimbingan, diskusi dan pemaparan atau ujian. Semua kutipan baik
langsung dan tidak langsung, maupun sumber lainnya telah disertai identitas
sumbernya dengan cara sebagaimana yang lazim dalam penulisan karya ilmiah.
Dengan demikian, walaupun tim penguji dan pembimbing telah
membubuhkan tanda tangan sebagai tanda keabsahannya, seluruh isi karya ilmiah
ini tetap menjadi tanggung jawab saya sendiri. Jika di kemudian hariditemukan
ketidakberesan, saya bersedia menerima akibatnya.
Demikian, harap pernyataan ini dapat digunakan seperlunya.
Semarang, Juni 2011
Penulis,
Kiptiyani
NIM. 2301405042
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“… bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga
(diperbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung”
(Al-Imran : 200).
“ Dan mohon pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat …” (Al-
Baqarah : 45).
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau
telah selesai (dari sesuatu urusan),tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang
lain), dan hanya kepada Tuhan-mulah engkau berharap” (QS. Al Insyirah: 6-8).
PERSEMBAHAN
1. Untuk Mamah dan Bapak serta seluruh keluarga.
2. Untuk Orang-orang yang menyayangi dan saya sayangi.
v
PRAKATA
Alhamdulilah wassyukurilah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat dan hikmah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang bejudul Analisis Tingkatan Kognitif Tes Kemampuan Membaca
(Compréhension Écrite) DELF A2 Tahun 2007 dan Tahun 2010 sebagai salah
satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan bahasa Perancis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya dukungan
dan bimbingan dari semua pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih
dan rasa hormat kepada :
1. Prof. Dr. Rustono, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas
Negeri Semarang yang telah memberi kesempatan untuk mengadakan
penelitian ini.
2. Dra. Diah Vitri Widayanti, DEA, Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Asing,
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang,yang telah
memberikan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Prof. Dr. AstiniSu’udi selakudosen pembimbing I yang telah memberikan
arahan yang sangat bermanfaat hingga terselesaikannya skripsi ini.
4. Neli Purwani, S.Pd selaku dosen pembimbing II yang dengan sabar
membimbing dan telah memberikan saran dan masukan bagi penulis.
5. Dra. Dwi Astuti, M.Pd selaku penguji utama yang telah memberikan saran
dan masukan bagi penulis.
6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, yang telah membagi
ilmu yang berguna bagi penulis.
7. Bapak dan Mamah tersayang, yang selalu mengiringi langkah saya dengan
segenap kasih sayang dan doa. Orang yang menyayangi saya, yang selalu
11. Seluruh personil kos Kinanthi 1, kos Naura, kos Wisma Sari Kartika, kos
Wisma Dani, terimakasih atas canda tawa yang telah kita lalui bersama.
12. Bapak angkatku (Pak Kaji ‘Ud), trimakasih atas doa dan kasih sayangnya
selama ini. Abang angkat (Bang El dan K’hana) trimakasih semangatnya.
13. Trimakasih untuk adek-adek kecilku, Hibban, Bebe yang selalu mengisi
waktu luangku dengan canda tawa. Keponakanku tersayang yang selalu
ngangeni (Pipi, Amel, dan Hafidz).
14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk melengkapi
penelitian ini. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.Amin ya
robbal ‘alamin.
Semarang, Juni 2011
Penulis
vii
ABSTRAK
Kiptiyani. 2011. Analisis Tingkatan Kognitif Tes Kemampuan Membaca (Compréhension Écrite) DELF A2 Tahun 2007 dan Tahun 2010 . Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Prof. Dr.Astini Su’udi, Pembimbing II: Neli Purwani S. Pd.
Kata kunci: membaca, DELF, analisis tingkatan kognitif
Aktivitas membaca dalam proses pembelajaran bahasa asing merupakan hal yang kompleks karena pada saat membaca terjadi alih informasi kedalam bahasa pembelajar dan juga terjadi pengembangan penguasaan kosakata, tata bahasa serta wacana akan bahasa asing yang sedang dipelajari tersebut.Pembelajar memerlukan proses berpikir yang kompleks juga dalam mengerjakan soal tes DELF Compréhension Écrite.Proses berpikir atau disebut dengan istilah ranah kognitif terbagi dalam enam tingkat proses berpikir, mulai dari tingkat terendah sampai dengan tingkat yang paling tinggi, yaitu tingkat ingatan, tingkat pemahaman, tingkat penerapan, tingkat analisis, tingkat sintesis, dan tingkat evaluasi.Oleh karena itu perlu dilakukan analisis soal tes DELF Compréhension Écrite pada tingkatan kognitifnya. Tingkat A2 dipilih karena diasumsikan teks pada soal tes kemampuan membaca DELF A2 lebih berkembang daripada teks pada soal tes kemampuan membacaDELF A1, sehingga tingkatan kognitifnya juga lebih bervariasi dibandingkan tingkat A1.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkatan kognitif yang terdapat dalam tes kemampuan membaca (compréhension écrite) DELF A2tahun 2007 dan 2010,dan untuk mengetahui proporsinya pada tahun 2007 dan 2010.
Penelitianini menggunakan analisis isi sebagai pendekatan penelitiannya, yaitu melakukan analisis terhadap tingkatan kognitif teskemampuan membaca DELF A2 tahun 2007 dan 2010. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari butir-butir soalteskemampuan membacaDELF A2 tahun 2007 dan 2010.Teknik pengumpulan datanya adalah teknik pustaka karena data diperoleh dari sumber tertulis yaitu soal tes kemampuan membacaDELF A2. Analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu hasil analisis diuraikan berupa rangkaian kata-kata dan bukanlah berupa angka-angka.
Hasil analisis tingkatan kognitif yang terdapat dalam butir-butir soal tes kemampuan membaca DELF A2 tahun 2007 dan 2010 menunjukkan bahwa Tidak semua tingkatan kognitif muncul, hanya empat dari enam tingkatan kognitif yaitu ingatan, pemahaman, aplikasi dan analisis. Proporsi persebaran tingkatan kognitifnya adalah sama, yaitu 27,3 % ingatan,45,5 % pemahaman, 9,1 % aplikasi dan 18,2 % analisis. Tingkatan kognitif yang lebih banyak mucul adalah pemahaman dan ingatan.
viii
RÉSUMÉ
Kiptiyani. 2011. Mémoire. L’Analyse des niveaux cognitifs du test compréhension écrite DELF A2 de l’année 2007 et 2010.Département des Langues et des Littératures Étrangères. Faculté des Langues et des Arts. Université d’État Semarang. Directeur I : Prof. Dr. AstiniSu’udi. Directeur II: Neli Purwani, S.Pd.
Mot-clés : compréhension écrite, DELF, analyse des niveaux cognitifs
I. INTRODUCTION
La compréhension écrite est l’une des quatre compétences qui doit être
maitrisée par les étudiants de langue. Le test DELF évalue quatre compétences de
la langue française (compréhension orale, compréhension écrite, production orale,
production écrite) des étudiants en accord avec leurs niveaux.
Lire par définition est une activité pour comprendre de texte. La
compréhension écrite du DELF A2 est pour comprendre de courts textes simples
sur des sujets concrets de la vie quotidienne ou travail, parce que DELF A2 est le
niveau de la base de connaissance de français.
Comprendre en texte est une activité cognitive. Dans l’activité cognitive, il
y a six niveaux de processus de pensée. Ce sont la connaissance (mémorisation),
la compréhension, l’application, l’analyse, la synthèse, et l’évaluation.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1) Tingkatan kognitif apa saja yang terdapat dalamtes kemampuan
membaca (compréhension écrite) DELF A2 tahun 2007 dan 2010 ?
2) Bagaimana proporsi tingkatan kognitif tes kemampuan membaca
(compréhension écrite) DELF A2 tahun 2007 dan 2010 ?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
tingkatan kognitif apa saja yang terdapat dalam tes kemampuan membaca DELF
A2tahun 2007 dan 2010,dan proporsi tingkatan kognitif yang terdapat dalam tes
kemampuan membaca DELF A2tahun 2007 dan 2010.
4
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa calon guru
bahasa Perancis dalam memberi informasi mengenai tingkatan kognitif dalam tes
kemampuan membaca DELF A2, sehingga dapat dijadikan sebagai tambahan
pengetahuan tentang tingkatan-tingkatan kognitifyang muncul dalam soal tes
DELF A2yang merupakan alat evaluasi keluaran hasil belajar berstandar
internasional.
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi
Penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 bab yaitu :
Bab 1 adalah pendahuluan yang merupakan bagian awal penulisan skripsi
dan meliputi latar belakang, penegasan istilah, permasalahan, tujuan penelitian,
manfaat penelitian serta sistematika penulisan skripsi.
Bab 2 adalah landasan teori yang menguraikan pendapat para ahli dari
berbagai sumber kepustakaan yang mendukung penelitian ini, yang meliputi : tes
sebagai alat evaluasi, tingkatan kognitif dan DELF.
Bab 3 berisikan pendekatan penelitian, sumber data, teknik penumpulan
data, dan analisis data.
Bab 4 berisikan hasil pengumpulan data, analisis data dan pembahasan.
Bab 5 berisikan kesimpulan dan saran.
5
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Tes sebagai Alat Evaluasi
Kata tes menurut Tagliante (2005:31) adalah sebagai berikut :Le mot
« test », apparu en 1895, désigne une épreuve de mesure, de vérification.‘ Kata
"test", muncul pada tahun 1895, merujuk pada ujian untuk mengukur, ujian untuk
membuktikan’.
Sedangkan pengertian evaluasi itu sendiri dalam http://www,wikipedia-
evaluation.php adalah sebagai berikut :
L’évaluation est une méthode d’évaluer un résultat et donc de connaître un valeur d’un résultat qui ne peut pas être mesuré. Elle est appliquée dans divers domaines où des résultats sont attendus mais non mésurable, par exemple en gestion des ressources humaines l’aptitude d’une personne à tenir un poste de travail.
‘ Evaluasi adalah suatu cara untuk menilai suatu hasil, artinya, untuk mengetahui nilai dari suatu hasil yang terkadang tidak dapat diukur. Evaluasi diterapkan dalam berbagai bidang, yang hasilnya diharapkan tetapi tidak dapat diukur contohnya mengukurkemampuan seseorang untukmemegang suatu posisipekerjaan’.
Tes merupakan salah satu alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur
keberhasilan seseorang dalam suatu pembelajaran.Pada setiap akhir pembelajaran
biasanya pengajar memberikan tes untuk melihat sampai sejauh mana kemampuan
pembelajar dalam menyerapapa yang telah diajarkan.
2.1.1 Tujuan dan FungsiEvaluasi
Veltcheff (2003 : 8) mengungkapkan :
6
Une évaluation qui met l’accent sur la relation éducative traduit le souci de l’évaluateur : transmettre des connaissances à l’apprenant ; d’assurer des conditions d’apprentissages qu’il estime satisfaisantes. Une évaluation centrée sur l’apprenant a pour but essentiel : de faire progresser l’apprenant en fonction de son profil et de façon individualisée ; d’engager l’apprenant dans une démarche autonome par son rapport à son apprentissage. ‘Evaluasi yang ditekankan pada hubungan edukatif mengungkapkan perhatian penilai dalam hal : menyampaikan pengetahuan kepada pembelajar; memastikan bahwa kondisi belajar-mengajar yang terlaksana memuaskan. Evaluasi yang terfokus pada pembelajar mempunyai tujuan utama : memajukan pembelajar sesuai dengan profilnya dan dengan cara pribadi ; melibatkan peserta didik dalam sebuah langkah/ tahap mandiri dalam hubungan dengan proses belajarnya ’.
Menurut Nurgiyantoro (1994:15) tujuan dan fungsi penilaian adalah :
1) Untuk mengetahui seberapa jauh tujuan-tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan dapat dicapai dalam kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan.
2) Untuk memberikan objektivitas pengamatan kita terhadap tingkah laku
hasil belajar siswa.
3) Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bidang-bidang atau topic-
topik tertentu.
4) Untuk menentukan layak tidaknya seorang siswa dinaikkan ke tingkat di
atasnya atau dinyatakan lulus dari tingkat pendidikan yang ditempuhnya.
5) Untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan.
Tujuan dan fungsi tes dalam pembelajaran bahasa Perancis adalah
untukmengetahui kemampuan pembelajar dalam empat keterampilan berbahasa
7
Perancis, yaitu menyimak, kemampuan membaca, kemampuan berbicara dan
kemampuan menulis.
2.1.2 Tes KompetensiKebahasaan
Menurut Nurgiyantoro (1994 :199) tes kompetensi kebahasaan adalah tes
yang dimaksudkan untuk mengungkap pengetahuan kebahasaan pembelajar.
Kompetensi kebahasaan yang dimaksud adalah pengetahuan tentang sistem
bahasa, struktur, kosakata dan seluruh aspek kebahasaan yang ada.
Cuq dan Gruca (2002 :149) mengungkapkan bahwa le concept de compétence est difficile à cerner et est susceptible de plusieurs interprétations. Pourtant la compétence de communication est un concept méthodologique qui se situe aujourd’hui au centre de la didactique des langues. ‘Konsep kompetensi sukar didefinisikan dan mungkin diinterpretasikan secara beragam. Meskipun demikian kompetensi komunikasi merupakan suatu konsep metodologi yang saat ini menjadi pusat dalam pembelajaran bahasa.
Berdasarkan hal tersebut Cuq dan Gruca membagi kemampuan berbahasa
pada pembelajaran bahasa Perancis menjadi:
1) Compréhension, yang terbagi menjadi dua yaitu la compréhension orale
(mendengarkan) dan la compréhension écrite (membaca).
2) Expression, yang juga terbagi menjadi dua yaitu expression orale
(berbicara) dan expression écrite (menulis).
Penelitian ini hanya meneliti tes kemampuan membaca, jadi hanya tes
kemampuan membaca saja yang akan dibahas.
8
2.1.2.1 Tes Kemampuan Membaca
Cuq dan Gruca (2002:160) mengungkapkan bahwa :
L’acquisition de la compréhension écrite en langue étrangère est un processus complexe qui résulte : (1) du transfert des connaissances en langue maternelle, (car, ne l’oublions pas, l’apprenant de français langue étrangère sait généralement lire dans sa langue maternelle), et (2) du développement de compétences lexicales, syntaxiques et textuelle propres a la langue étrangère; (3) des connaissances antérieures du lecteur, son expérience du monde et son bagage socioculturel. ‘ Pemahaman membaca dalam bahasa asing merupakan suatu proses yang kompleks, yang serempakmeliputi: (1) aktivitas alih pengetahuan kedalam bahasa pembelajar (karena, ingat, pembelajar bahasa Perancis sebagai bahasa asing tahu membaca secara umum dalam bahasa ibunya); (2) pengembangan kemampuan leksikal, sintaksis dan kemampuan membaca teks secara harfiah pada bahasa asing yang sedang dipelajarinya; (3) dengan kemampuan linguistik dan penalaran menambah pengetahuan sebelumnya dari pembaca, pengalamannya dan pengetahuan sosial budayanya’.
Tagliante (2005 :74)berpendapat bahwa : L’appellation « compétence passive » est souvent impropre pour ce qui concerne la compréhension des écrits, car la lecture est une activité qui est loin d’etre passive. L’activité de lecture relève d’un processus interactif au cours duquel le lecteur fait en permanence la liaison entre l’information donnée et ses propres connaissances antérieures, qui vont lui permettre de comprendre cette information et d’en inférer le sens. ‘ Sebutan « keterampilan pasif » sering tidak tepat untuk kemampuan membaca, karena kegiatan membaca lebih cenderung aktif daripada pasif. Kegiatan membaca merupakan proses interaktif yang mana pembaca menghubungkan antara informasi yang diberikan (dalam bahan bacaan) dan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya, yang akan membuat pembaca memahami informasi tersebut dan menyimpulkan maknanya’.
Kemudian Valette (1975:70) juga menambahkan:Une bonne connaissance
des structures grammaticales de la langue, la possession d’un solide vocabulaire
9
passif, une perception visuelle et la rapidité de la lecture influencent toutes sur la
compréhension des textes écrits. ‘Pengetahuan struktur gramatikal bahasa yang
baik, mempunyai kosakata yang kuat, persepsi visual dan kecepatan membaca
mempengaruhi semua pemahaman teks tertulis’.
Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan
membaca diperlukan penguasaan kosakata dan struktur bahasa. Pada dasarnya tes
kemampuan membaca merupakanusaha untuk mengukurpemahaman teks tertulis.
Kegiatan pemahaman teksinilah yang berkaitan dengan kegiatan berpikir atau
ranah kognitif.
2.2 Tingkatan Kognitif
Ada 3 ranahpenilaian dalam suatu pembelajaran yaitu ranah kognitif,
psikomotorik dan afektif. Menurut Bloom (http://zaifbio.wordpress.com/ranah-
penilaian-kognitif-afektif-dan-psikomotorik/), segala upaya yang menyangkut
aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan
dengan kemampuan berpikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal,
memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan
mengevaluasi. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang atau tingkat proses
berpikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi
yaitu tingkat ingatan, tingkat pemahaman, tingkat penerapan, tingkat analisis,
tingkat sintesis, dan tingkat evaluasi.
10
2.2.1 Tingkatan Kognitif pada Tes Kemampuan Membaca
Menurut Bloom (http://zaifbio.wordpress.com/ranah-penilaian-kognitif-
afektif-dan-psikomotorik/), segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah
termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan
berpikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi,
menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Dalam ranah kognitif
itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah
sampai dengan jenjang yang paling tinggi yaitu tingkat ingatan, tingkat
pemahaman, tingkat penerapan, tingkat analisis, tingkat sintesis, dan tingkat
evaluasi.
Berikut penjelasan tingkatan-tingkatan kognitif dalam tes kemampuan
membacamenurut Nurgiyantoro (1994: 253-269) dengan mengacu pada
Taksonomi Bloom yaitu sebagai berikut :
2.2.1.1 Tes Kemampuan Membaca Tingkat Ingatan
Tes kemampuan membaca pada tingkat ingatan menghendaki siswa untuk
menyebutkan kembali fakta, definisi, atau konsep yang terdapat di dalam wacana
yang diujikan.
Tes tingkat ingatan hanya mengenali, menemukan dan memindahkan fakta
yang ada pada wacana ke lembar jawaban yang dituntut. Tes dapat berupa pilihan
ganda maupun isian singkat.
11
2.2.1.2 Tes Kemampuan Membaca Tingkat Pemahaman
Tes kemampuan membaca tingkat pemahaman menuntut siswa untuk dapat
memahami wacana yang dibacanya. Pemahaman yang dilakukan dimaksudkan
untuk memahami isi bacaan, mencari hubungan antarhal, sebab akibat, perbedaan
dan persamaan antarhal dan sebagainya.
Butir-butir tes kemampuan membaca bersifat memaksa siswa untuk benar-
benar membaca dan memahami bacaan.
2.2.1.3 Tes Kemampuan Membaca Tingkat Penerapan/ Aplikasi
Tes tingkat penerapan menghendaki siswa untuk mampu menerapkan
pemahamannya pada situasi atau hal yang lain yang ada kaitannya. Demikian
halnya pada tes kemampuan membaca, siswa dituntut untuk mampu menerapkan
atau memberikan contoh baru, misalnya tentang suatu konsep, pengertian, atau
pandangan yang ditunjuk dalam wacana. Bentuk tes tingkat penerapan ini dapat
berupa tes pilihan ganda maupun essai.
2.2.1.4 Tes Kemampuan Membaca Tingkat Analisis
Tes tingkat ini menuntut siswa untuk mampu menganalisis informasi
tertentu dalam wacana, mengenali, mengidentifikasi, atau membedakan pesan dan
atau informasi, dan sebagainya yang sejenis.
Kemampuan memahami wacana untuk tingkat analisis antara lain berupa
kemampuan menentukan pikiran pokok dan pikiran-pikiran penjelas dalam sebuah
alinea, menentukan kalimat yang berisi pikiran pokok, jenis alinea berdasarkan
12
letak kalimat pokok, menunjukan tanda penghubung antar alinea dan sebagainya.
Bentuk tesnya dapat berupa pilhan ganda maupun essai.
2.2.1.5 Tes Kemampuan Membaca Tingkat Sintesis
Tes kemampuan membaca pada tingkat sintesis menuntut siswa untuk
mampu menghubungkan dan atau menggeneralisasikan antara hal-hal, konsep,
masalah, atau pendapat yang terdapat dalam wacana. Hasil kerja kognitif tingkat
sintesis menunjukkan cara dan proses berfikir siswa. Oleh karena itu, berbeda
halnya dengan tes-tes kognitif tingkatan sebelumnya, dalam tes tingkat sintesis
dimungkinkan sekali adanya berbagai jawaban siswa yang berbeda antara yang
satu dengan yang lainnya.
Oleh karena tes tingkat sintesis juga dimaksudkan untuk menilai cara dan
proses berpikir siswa, tes essai lebih tepat daripada tes objektif.
2.2.1.6 Tes Kemampuan Membaca Tingkat Evaluasi
Tes kemampuan membaca pada tingkat evaluasi menuntut siswa untuk
mampu memberikan penilaian yang berkaitan dengan wacana yang dibacanya,
baik yang menyangkut isi atau permasalahan yang dikemukakan maupun cara
penuturan wacana itu sendiri.
Seperti halnya tes tingkat sintesis, tes tingkat evaluasi menuntut kerja
kognitif tingkat tinggi. Tes tingkat ini sangat baik untuk melatih dan mengukur
cara dan proses berpikir siswa. Oleh karena itu, tes bentuk essai yang
13
memungkinkan siswa berpikir dan menalar secara kreatif lebih tepat daripada tes
bentuk objektif.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat berbagai
tingkatan kognitif dalam tes keterampilan membaca yang dapat melatih
pembelajar untuk berpikir mulai dari tingkat rendah sampai tingkat yang lebih
tinggi. Pengajar dapat membuat soal tes keterampilan membaca dengan tingkatan
kognitif yang variatif sesuai dengan kemampuan pembelajarnya, sehingga
pembelajar terlatih pada ranah berpikirnya.
2.3 DELF(Diplôme d’Étude de Langues Étrangers)
Le DELF est le diplôme officiel délivré par le ministère français de
l’éducation nationale, pour certifier les compétences en français des candidats
étrangers. (http://www.ciep.fr/delfdalf/présentation.php). ‘ DELF adalah sertifikat
resmi yang dikeluarkan oleh kementrian pendidikan nasional untuk menyatakan
kompetensi bahasa Perancis pembelajar asing’.
Kompetensi yang diujikan di DELF meliputi kemampuan la compréhension
orale (menyimak), la compréhension écrite (membaca), l’expression orale
(berbicara), l’expression écrite (menulis).
Ditambahkan lagi dalam http://www.ciep.fr/delf/dalf/presentation.php,
DELF merupakan sertifikat bertaraf internasional :
Le DELF certifie de manière officielle des niveaux de connaissance de
pratique et de maitrise de la langue française, il est valable et reconnu non
seulement en France, mais aussi en Europe et dans le monde entier.
14
‘ DELF menyatakan secara resmi tingkat pengetahuan, praktek dan
kemahiran berbahasa Prancis. Sertifikat ini berlaku dan diakui tidak hanya di
Perancis, tetapi juga di Eropa dan di seluruh dunia’.
Dengan demikian DELF merupakan sertifikat yang dapat digunakan sebagai
bukti bahwa seseorang mempunyai kemampuan bahasa Perancis, dan sertifikat ini
diakui di seluruh dunia sehingga memudahkan seseorang untuk melanjutkan
pendidikan atau bekerja di luar negeri maupun perusahaan luar negeri.
2.3.1 TingkatSertifikat DELF
2.3.1.1 DELF A2
DELF A2 merupakan tingkat dasar penggunaan bahasa Perancisuntuk
situasi umum dalam kehidupan sehari-harisetelah DELF A1. Seperti yang
diungkapkan oleh Tagliante (2005:127)yaitu :
Ce niveau est le second et dernier niveau de compétence élémentaire de la
langue. Il recouvre entre 100 et 120 heures supplémentaires d’apprentissage. ‘
Tingkat ini adalah tingkat kedua dan terakhir kemampuan dasar penguasaan
bahasa Perancis. Tes ini diperuntukkan bagi pembelajar yang telah menempuh
100-120 jam pelajaran.
Tes DELF A2 terdiri atas la compréhension orale (menyimak),la
compréhension écrite (membaca), l’expression écrite (menulis), dan l’expression
orale (berbicara).
15
2.3.1.2 Compréhension Écrite DELF A2
Menurut Tagliante (2005:127), deskripsi DELF A2 (compréhension écrite)
menuntut pembelajar mempunyai kemampuansebagai berikut:
En compréhension générale des écrits, l’apprenant est capable de : Comprendre de courts textes simples sur des sujets concrets courants avec une fréquence élevée de langue quotidienne ou relative au travail. Comprendre des textes courts et simples contenant un vocabulaire extrêmement fréquent, y compris un vocabulaire internationalement partagé. ‘ Dalam pemahaman membaca secara umum, pembelajar dapat : Memahami teks pendek sederhana tentang tema yang ada dalam kehidupan sehari-hari dengan bahasa yang sering dipakaiatau dunia kerja. Memahami teks pendek sederhana yang mencakup kosakata yang sering dipakai,yang dipahami dalam kosakata international bersama’.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam tes kemampuan
membacaDELF A2 diperlukan kemampuan memahami wacana tulis untuk
memberikan informasiyang lebih mendalam, memahami informasi atau petunjuk
seperti pada iklan koran atau reklame, dapat mengenali kata-kata dan ungkapan-
ungkapan sederhana, misalnya pesan dalam kartu pos, atau dalam wacana-wacana
pada kehidupan sehari-hari dengan kosakata internasional.Maka dapat dikatakan
bahwa penekanan tes kemampuan membaca DELF A2adalah kemampuan untuk
memahami informasi yang terkandung dalam wacanasecara mendalam dengan
kosakata yang berlaku secara internasional.
16
2.3.1.3 Descripteur DELF A2 Compréhension des écrits
Dalam deskripsi DELF A2 Compréhension des écrits(Tagliante2005: 130)di
atas menekankan bahwa tingkatan kognitifpada tes kemampuan membaca DELF
A2 hanya sampai pada tingkat analisis, yaitu meliputi ingatan, pemahaman,
aplikasi dan analisis.
17
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitianini menggunakan analisis isi sebagai pendekatan penelitiannya,
yaitu melakukan analisis terhadap tingkatan kognitif teskemampuan membaca
DELF A2 tahun 2007 dan 2010.
3.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari butir-butir
soalteskemampuan membacaDELF A2 tahun 2007 dan 2010.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pustaka karena
data diperoleh dari sumber tertulis yaitu soal tes kemampuan membacaDELF A2.
Langkah selanjutnya terhadap data adalah mengadakan pencatatan terhadap butir-
butir soal tes tersebut, kemudian dimasukkan dalam kartu data.Berikut ini adalah
tabel tingkatan kognitif tes kemampuam membaca dan contoh kartu data yang
digunakan untuk menganalisis tingkatan kognitif tes kemampuan membaca DELF
A2 tahun 2007 dan 2010.
18
Tabel 3.1
Tabel Tingkatan Kognitif Tes Kemampuan Membaca
(Taksonomi Bloom dalam Nugiyantoro, 1994: 253-267)
No. Tingkatan Indikator
1. Ingatan 1. Mengenali fakta yang terdapat dalam
wacana.
2. Menemukan dan memindahkan fakta
yang terdapat dalam wacana.
2. Pemahaman 1. Memahami isi bacaan.
2. Mencari hubungan antara hal, sebab-
akibat, perbedaan dan persamaan yang
terdapat dalam wacana.
3. Aplikasi / Penerapan 1. Menerapkan pemahamannya pada
situasi atau hal lain yang masih
berkaitan dengan bacaan.
2. Menerapkan / memberikan contoh baru
tentang suatu konsep, pengertian atau
pandangan yang ditunjuk dalam wacana.
4. Analisis 1. Menganalisis informasi tertentu dalam
wacana.
2. Mengenali, mengidentifikasi atau
membedakan pesan dan informasi.
3. Menentukan pikiran pokok dan pikiran-
pikiran penjelas dalam sebuah alinea.
5. Sintesis 1. Menghubungkan dan atau
menggeneralisasikan antara hal-hal,
konsep, masalah atau pendapat yang
terdapat dalam wacana.
6. Evaluasi 1. Memberikan penilaian yang berkaitan
dengan wacana, baik isi atau
19
permasalahan yang dikemukakan
maupun cara penutur wacana itu sendiri.
Contoh kartu datanya sebagai berikut :
No : 1/ Exercice 1/ CE (Compréhension Écrite) DELF A2 2010
Data :
1. Que vont-ils faire ?
Ecrivez le numéro de l’annonce qui peut intéresser chaque personne dans la
case correspondante. Attention, il y a 6 annonces et 5 personnes.
SITUATION Annonce
Sofian est passionné de littérature. Il veut connaitre de
nouveaux auteurs.
Paul et Catherine viennent d’acheter un appartement. Il y a
encore beaucoup de travaux à faire.
Zohra participe souvent à des actions pour lutter contre la
pollution.
Dennis va terminer ses études cette année et il voudrait
travailler dans un grand hôtel.
Romane et Manu ont décidé de se marier. Ils préparent tous
les deux cette grande fête.
20
Analisis :
Tingkatan kognitif :
Keterangan :
- Baris pertama menunjukkan nomor dan jenis soal.
- Baris ke-dua menunjukkan data yang akan dianalisis.
- Baris ke-tiga menunjukkan analisis data.
- Baris ke-empat menunjukkan tingkatan kognitif.
3.4 Analisis Data
Penelitian ini dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu hasil analisis
diuraikan berupa rangkaian kata-kata dan bukanlah berupa angka-angka.
Setelah data yang berupa soal-soal tersebut terkumpul selanjutnya data di
analisis. Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini meliputi:
1) Membaca dan mencatat butir-butir soal tes kemampuan membaca
(compréhension écrite)DELF A2dalam kartu data.
2) Menganalisis soal berdasarkan tingkatan kognitif
Berikut ini adalah contoh analisis tingkatan kognitif dalam butir-butir soal