ANALISIS TINGKAT PERKEMBANGAN WILAYAH KECAMATAN DI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2005 - 2015 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Geografi Fakultas Geografi Oleh : FADLI BAGASH PRAKOSO E100130120 PROGAM STUDI GEOGRAFI FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018
28
Embed
ANALISIS TINGKAT PERKEMBANGAN WILAYAH KECAMATAN …eprints.ums.ac.id/58909/15/PUBLIKASI REV.pdf · wilayah maju berada di Kecamatan Prambanan, Wedi, Pedan, Klaten Selatan, Klaten
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS TINGKAT PERKEMBANGAN WILAYAH
KECAMATAN DI KABUPATEN KLATEN
TAHUN 2005 - 2015
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Geografi Fakultas Geografi
Oleh :
FADLI BAGASH PRAKOSO
E100130120
PROGAM STUDI GEOGRAFI
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ANALISIS TINGKAT PERKEMBANGAN WILAYAH KECAMATAN DI
KABUPATEN KLATEN TAHUN 2005 - 2015
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh :
FADLI BAGASH PRAKOSO
E 100130120
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :
Dosen Pembimbing
Drs. Muhammad Musiyam, M.TP
NIK. 574
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PUBLIKASI ILMIAH
ANALISIS TINGKAT PERKEMBANGAN WILAYAH KECAMATAN DI
KABUPATEN KLATEN TAHUN 2005 - 2015
OLEH
FADLI BAGASH PRAKOSO
NIM : E100130120
Telah dipertahankan di depanDewan Penguji
Fakultas Geografi Jurusan Geografi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Senin, 22 Januari 2018
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji
1. Drs. Muhammad Musiyam, M.TP (……………………………..)
(Ketua Dewan Penguji)
2. Drs. Priyono, M.Si (…………………………..…)
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Choirul Amin, S.Si, M.M (……………………………..)
(Anggota II Dewan Penguji)
Dekan Fakultas Geografi
(Drs. H. Yuli Priyana, M.Si)
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila nanti terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,
maka saya akan mempertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 22 Januari 2018
Penulis
FADLI BAGASH PRAKOSO
E 100130120
1
ANALISIS TINGKAT PERKEMBANGAN WILAYAH KECAMATAN DI
KABUPATEN KLATEN TAHUN 2005 - 2015
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Abstrak
Kabupaten Klaten merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa
Tengah. Kabupaten ini berada diantara dua kota besar yang memiliki tingkat
perkembangan wilayah yang tinggi, yaitu Kota Surakarta dan Kota Yogyakarta.
Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir wilayah-wilayah di Kabupaten Klaten
mengalami perkembangan pembangunan karena adanya potensi sumber daya alam
dan sumber daya manusia yang baik. Meningkatnya perkembangan wilayah-
wilayah di Kabupaten Klaten tersebut kemudian dilakukan penelitian dengan
tujuan untuk mengetahui variasi tingkat perkembangan wilayah kecamatan di
Kabupaten Klaten pada dua periode tahun yaitu tahun 2005 sampai 2015 serta
untuk mengetahui prioritas perkembangan pembangunan di Kabupaten Klaten.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif, yaitu
menjelaskan dan mendiskripsikan suatu obyek tentang keadaan wilayah, keadaan
manusia atau segala sesuatu yang berkaitan dengan pengukuran tingkat
perkembangan wilayah. Untuk mengetahui tingkat perkembangan wilayah akan
digunakan analisis terhadap tabel skoring serta melakukan pengklasifikasian
terhadap beberapa variabel yang terdapat pada indikator-indikator perkembangan
wilayah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan wilayah di
Kabupaten Klaten tahun 2005 sampai 2015 yang mengalami perkembangan
wilayah maju berada di Kecamatan Prambanan, Wedi, Pedan, Klaten Selatan,
Klaten Tengah dan Klaten Utara. Berkembangnya wilayah kecamatan tersebut
disebabkan karena keadaan kepadatan penduduk yang tinggi, tingkat kepadatan
jalan yang kompleks dan tersedianya fasilitas sarana sosial ekonomi yang
memenuhi, seperti sarana pendidikan, kesehatan dan perekonomian. Sedangkan
untuk wilayah yang tidak atau belum mengalami perkembangan wilayah di
Kabupaten Klaten berada di Kecamatan Gantiwarno, Kebonarum, Karangnongko,
Karangdowo, Polanharjo dan Kemalang. Perkembangan wilayah yang rendah
pada kecamatan-kecamatan tersebut disebabkan karena minimnya fasilitas sarana
sosial ekonomi, sehingga wilayah tersebut tidak dapat berkembang dengan baik.
Rendahnya perkembangan wilayah di Kecamatan Gantiwarno, Kebonarum,
Karangnongko, Karangdowo, Polanharjo dan Kemalang menjadikan wilayah-
wilayah tersebut menjadi prioritas I dalam upaya pengembangan wilayah.
Kata Kunci : Tingkat Perkembangan Wilayah, Indikator Perkembangan Wilayah,
Prioritas Pengembangan Wilayah.
Abstract
Klaten Regency is one of the districts in Central Java Province. This regency is
located between two big cities that have a high level of regional development,
namely Surakarta City and Yogyakarta City. In the last ten years, the regions in
Klaten Regency have developed development due to the potential of natural
resources and good human resources. Increasing the development of these districts
2
in Klaten Regency is then conducted research with the aim to know the variation
of the level of development of the subdistrict in Klaten regency in the two periods
of the year of 2005 to 2015 and to know the development priority development in
Klaten regency. The method used in this research is descriptive method, which
explains and describes an object about the state of the region, human condition or
anything related to the measurement of the level of regional development. To
determine the level of regional development will be used analysis of scoring tables
and do the classification of several variables contained in the indicators of
regional development. The results of this study indicate that the development of
the region in Klaten regency in 2005 to 2015 which experienced the development
of advanced regions are in the District of Prambanan, Wedi, Pedan, Klaten
Selatan, Klaten Tengah and Klaten Utara. The development of the sub-districts is
due to high population density, complex road density and the availability of socio-
economic facilities that meet such facilities as education, health and the economy.
As for areas that have not or have not experienced regional development in Klaten
regency are in Sub-district of Gantiwarno, Kebonarum, Karangnongko,
Karangdowo, Polanharjo and Kemalang. The development of low areas in these
sub-districts is due to the lack of facilities of socio-economic facilities, so that the
region can not develop properly. The low development of the region in District
Gantiwarno, Kebonarum, Karangnongko, Karangdowo, Polanharjo and Kemalang
make these areas a priority I in the effort of regional development.
Keywords : Level of Regional Development, Indicators of Regional
Development, Priorities of Regional Development.
1. PENDAHULUAN
Pembangunan di suatu wilayah harus memperhatikan kondisi sosial
ekonomi masyarakat seperti tingkat pendidikan, kesehatan dan sarana
perekonomian serta faktor lainnya yaitu jumlah dan tingkat kepadatan penduduk
di suatu wilayah dan tingkat aksesibilitas yang tersedia. Faktor-faktor tersebut
nantinya akan berpengaruh besar terhadap laju tingkat perkembangan suatu
wilayah sehingga wilayah tersebut dapat bersaing dengan wilayah-wilayah yang
sudah berkembang. Wilayah dengan potensi-potensi pengembangan yang
memenuhi pasti akan dapat dilakukan proses pengembangan wilayah secara
optimal, hal tersebut karena sebagaian besar tingkat perkembangan di suatu
wilayah tersebut dilihat dari kualitas dan kuantitas sumber daya alam dan sumber
daya manusia yang terdapat di wilayah tersebut.
Perkembangan suatu wilayah sangat terkait dengan ketersediaan sarana
dan prasarana wilayah, khususnya sarana perekonomian, pendidikan dan
3
kesehatan seringkali justru dominan dalam perananya mendukung perkembangan
atau kemajuan suatu wilayah. Pusat perkembangan suatu wilayah pada umumnya
juga berfungsi sebagai pusat pelayanan akan mempunyai sarana dan prasarana
yang lebih besar jumlahnya sesuai dengan fungsi dan peranannya yang harus
mampu memberikan pelayanan bagi wilayah sekitarnya. Namun, di wilayah-
wilayah tertentu perkembangan wilayah yang maju dan berkembang justru tidak
berada di pusat wilayah, melainkan berada pada wilayah yang memiliki potensi
sumber daya alam dan sumber daya manusia yang baik.
Perencanaan pengembangan wilayah yang didukung oleh perencanaan tata
ruang ruang yang akurat, pertumbuhan dan pemerataan dalam bentuk
keseimbangan pengembangan antar wilayah serta keberlanjutan pengembangan
akan mewujudkan pengembangan wilayah yang optimal. Pengembangan wilayah
merupakan suatu usaha yang dijalankan manusia untuk mengelola proses
perubahan yang terjadi di dalam suatu wilayah dan untuk mencapai suatu
keseimbangan lingkungan yang harmonis. Upaya mewujudkan pengembangan
wilayah yang harmonis dalam arti melaksanakan pengembangan wilayah yang
berkesinambungan diharapkan dapat meningkatkan tingkat perkembangan
wilayah menjadi lebih baik.
Kabupaten Klaten merupakan salah satu kabupaten yang terletak di
Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis Kabupaten Klaten terletak antara
7⁰ 32’19” LS sampai 7⁰ 48’33” LS dan antara 110⁰ 26’14” BT sampai
110⁰ 47’51” BT. Secara administratif luas wilayah daerah Kabupaten Klaten
adalah 655,55 kilo meter persegi, terbagi dalam 26 kecamatan, 391 desa dan 10
kelurahan, dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan langsung dengan
Kabupaten Boyolali, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo,
sebelah selatan dengan Kabupaten Gunung Kidul (DI Yogyakarta), dan sebelah
barat berbatasan dengan Kabupaten Sleman (DI Yogyakarta).
Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat perkembangan
wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Klaten dengan mengacu pada
beberapa indikator perkembangan wilayah, antara lain indikator kependudukan,
indikator aksesibilitas wilayah dan indikator ketersediaan pelayanan sosial
4
ekonomi. Dalam indikator kependudukan terdapat beberapa variabel yaitu jumlah
penduduk dan kepadatan penduduk. Jumlah penduduk di Kabupaten Klaten
terbilang sangat tinggi, terutama pada wilayah kecamatan yang memiliki luas
wilayah besar. Rata-rata kecamatan di Kabupaten Klaten yang memiliki luas
wilayah cukup besar akan memiliki jumlah dan kepadatan penduduk yang cukup
besar pula, hal tersebut terdapat di Kecamatan Trucuk dengan jumlah penduduk
sebesar 70.601 jiwa dan kepadatan penduduk mencapai 2.0882 jiwa/km²,
kemudian kecamatan dengan jumlah dan kepadatan penduduk yang kecil berada
di Kecamatan Kebonarum dengan jumlah penduduk 17.879 jiwa dan kepadatan
penduduk 1.8489 jiwa/km². Indikator selanjutnya adalah indikator aksesibilitas
wilayah yang terdiri dari luas wilayah dan panjang jalan. Kecamatan dengan luas
wilayah terbesar berada di Kecamatan Kemalang dengan luas wilayahnya sebesar
51,66 km² sedangkan Kecamatan Klaten Tengah (pusat kota) menjadi kecamatan
dengan luas terkecil dengan luas wilayahnya sebesar 8,92 km². Indikator terakhir
yaitu indikator sosial ekonomi yang terdiri dari sarana pendidikan (SD, SMP,
SMA), sarana kesehatan (rumah sakit, puskesmas) dan sarana perekonomian
(pasar).
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dan diperkuat dengan data-data
pendukung, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Tingkat Perkembangan Wilayah Kecamatan di Kabupaten Klaten
Tahun 2005 - 2015”.
2. METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif,
yaitu menjelaskan dan mendiskripsikan suatu obyek tentang keadaan wilayah,
keadaan manusia atau segala sesuatu yang berkaitan dengan variabel pengukuran
tingkat perkembangan wilayah. Data yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan data sekunder yang diperoleh dari beberapa instansi seperti Badan
Pusat Statistik, Bappeda dan Dinas Pekerjaan Umum serta refrens-refrensi terkait
studi geografi khususnya studi tentang kewilayahan dan perkembangan wilayah
yang bersumber dari buku, jurnal dan penelitian-penelitian sebelumnya.
5
2.1 Pemilihan Daerah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di daerah Kabupaten Klaten yang memiliki 26
Kecamatan. Pemilihan lokasi di Kabupaten Klaten sebagai daerah penelitian
memiliki beberapa pertimbangan, antara lain :
1) Perkembangan Kecamatan-Kecamatan di Kabupaten Klaten menarik untuk
dikaji karena adanya ketimpangan laju perkembangan wilayah di Kabupaten
Klaten yang tidak merata.
2) Kabupaten Klaten merupakan wilayah yang berada pada akses yang
menghubungkan 2 kota berkembang, yaitu Kota Surakarta dan Kota
Yogyakarta.
2.2 Pengolahan Data
Pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
menganalisis data yang sudah diperolah dengan penilaian menggunakan tabel
skoring. Tabel skroing digunakan untuk memberikan penilaian terhadap masing-
masing parameter tingkat perkembangan wilayah. Setelah dilakukan penilaian
terhadap masing-masing parameter tersebut akan menghasilkan suatu nilai yang
yang bervariasi, kemudian variasi nilai tersebut diklasifikasikan menjadi beberapa
kelompok. Dalam penelitian ini terdapat tiga klasifikasi yaitu klasifikasi rendah,
klasifikasi sedang dan klasifikasi tinggi. Nilai yang dihasilkan oleh beberapa
parameter tersebut kemudian diolah dengan menggunakan metode indeks
komposit, yaitu menjumlahkan semua nilai yang ada berdasarkan parameter
tertentu. Hasil dari nilai indeks komposit dapat digunakan untuk mengetahui
tingkat perkembangan wilayah kecamatan di Kabupaten Klaten, apakah
wilayahnya maju, tetap atau tertinggal.
2.3 Metode Analisa Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis diskriptif kuantitatif dengan mengambil unit analisis terkecil pada wilayah
ini yaitu Kecamatan. Analisis diskirptif kuantitatif dilakukan untuk menganalisis
beberapa parameter atau variabel yang menjadi tolak ukur untuk menentukan
tingkat perkembangan wilayah, seperti jumlah penduduk, kepadatan penduduk,
6
luas wilayah, panjang jalan, ketersediaan sarana pendidikan, kesehatan dan sarana
perekonomian.
2.4 Analisa Geografi
Penelitian ini menggunakan analisis kecenderungan keruangan (spatial
tendency trend analysis) karena wilayah dengan tingkat perkembangan maju akan
memiliki daya tarik lebih terhadap penduduk untuk melakukan kegiatan-kegiatan
yang berhubungan dengan wilayah, misalnya kegiatan perekonomian, tersedianya
fasilitas sarana dan prasarana yang memenuhi. Jika perkembangan pembangunan
suatu wilayah tidak berjalan secara merata maka otomatis akan menimbulkan
kecenderungan keruangan antara keruangan atau wilayah yang berkembang
dengan wilayah yang belum berkembang. Hasil analisa kecenderungan keruangan
ini akan di tampilkan dalam tingkat perkembangan wilayah kecamatan di
Kabupaten Klaten.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari penelitian ini dibagi menjadi dua cangkupan yaitu (1) variasi
tingkat perkembangan wilayah kecamatan berdasarkan parameter atau variabel
pengukuran tingkat perkembangan suatu wilayah yang terdiri dari parameter
kependudukan, parameter aksesibilitas wilayah dan parameter sosial ekonomi (2)
prioritas pengembangan pembangunan wilayah berdasarkan nilai yang dihasilkan
dari perhitungan nilai indeks komposit.
3.1 Indikator Tingkat Perkembangan Wilayah
3.1.1 Indikator Kependudukan
Indikator kependudukan menjadi salah satu faktor yang penting untuk
mengukur tingkat perkembangan suatu wilayah karena dalam tujuan
pembangunan suatu wilayah terdapat juga tujuan untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia pada suatu wilayah akan
mencerminkan kondisi suatu wilayah, jika perkembangan suatu wilayah tersebut
baik maka kualitas sumberdaya manusia yang ada di wilayah tersebut juga akan
baik, sebaliknya jika perkembangan di wilayah tersebut buruk maka kualitas
sumber daya manusia di wilayah tersebut juga akan buruk.
7
Dalam pengukuran tingkat perkembangan wilayah di Kabupaten Klaten
terdapat variabel-variabel yang di gunakan dalam indikator kependudukan, yaitu :
kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk sendiri adalah jumlah penduduk di
suatu wilayah per satuan luas atau dengan kata lain perbandingan jumlah
penduduk dengan luas lahan. Secara umum, tingkat kepadatan penduduk atau
population density dapat diartikan sebagai perbandingan banyaknya jumlah
penduduk dengan luas daerah atau wilayah yang ditempati berdasarkan satuan
luas tertentu. Terjadinya kepadatan penduduk pada suatu wilayah diakibatkan
adanya aktivitas perekonomian yang relatif kompleks. Hal tersebut
mengakibatkan terkonsentrasinya penduduk pada suatu wilayah dan
mengakibatkan tingkat kepadatan di wilayah tersebut menjadi tinggi.
Tabel 1. Perkembangan Kepadatan Penduduk Kabupaten Klaten Tahun 2005 -
2015
No Kecamatan
Kepadatan Penduduk
(Jiwa/Km²) Perkembangan Skor
Tahun 2005 Tahun 2015
1 Prambanan 2009 2007 -2 2
2 Gantiwarno 1581 1344 -237 1
3 Wedi 2265 1943 -322 1
4 Bayat 1616 1355 -261 1
5 Cawas 1914 1466 -448 1
6 Trucuk 2413 2088 -325 1
7 Kalikotes 2843 2582 -261 1
8 Kebonarum 2201 1849 -352 1
9 Jogonalan 2160 2035 -125 2
10 Manisrenggo 1543 1470 -73 2
11 Karangnongko 1430 1218 -212 1
12 Ngawen 2599 2389 -210 1
13 Ceper 2600 2402 -198 1
14 Pedan 2544 2229 -315 1
15 Karangdowo 1741 1322 -419 1
16 Juwiring 2048 1806 -242 1
17 Wonosari 1998 1878 -120 2
18 Delanggu 2342 2107 -235 1
19 Polanharjo 1918 1533 -385 1
20 Karanganom 2041 1698 -343 1
21 Tulung 1699 1424 -275 1
22 Jatinom 1609 1524 -85 2
23 Kemalang 666 692 26 2
8
24 Klaten Selatan 2832 3011 179 3
25 Klaten Tengah 4901 4489 -412 1
26 Klaten Utara 4011 4472 461 3
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kecamatan yang memiliki
nilai skor tertinggi menurut perkembangan kepadatan penduduk tahun 2005-2015
adalah Kecamatan Klaten Utara dan Kecamatan Klaten Selatan, sedangkan
kecamatan dengan perkembangan kepadatan penduduk terendah terjadi di hampir
seluruh kecamatan di Kabupaten Klaten, kecuali Kecamatan Klaten Utara, Klaten
Selatan, Prambanan, Jogonalan, Manisrenggo, Wonosari, Jatinom, Kemalang.
Perkembangan kepadatan penduduk di Kabupaten Klaten antara tahun
2005-2015 belum mengalami perkembangan yang signifikan. Hanya terdapat dua
wilayah yang mengalami perkembangan kepadatan penduduk paling besar yaitu
Kecamatan Klaten Selatan dan Klaten Utara. Sedangkan wilayah kecamatan
lainnya mengalami perkembangan kepadatan penduduk yang relatif sedang dan
terdapat juga wilayah yang tidak mengalami perkembangan jumlah kepadatan
penduduk.
3.1.2 Indikator Aksesibilitas Wilayah
Tingkat aksesibilitas pada suatu wilayah dapat di nilai dengan banyak
tidaknya sistem jaringan jalan yang tersedia. Semakin banyak sistem jaringan
jalan yang tersedia, maka akan semakin mudah terjadi interaksi antar wilayah,
sedangkan jika sistem jaringan pada suatu wilayah itu kurang maka kegiatan
aksesibilitas atau interaksi antar wilayah akan terhambat.
Tingkat aksesibiltas wilayah di Kabupaten Klaten ini dapat di ukur dengan
membagi panjang jalan dengan luas wilayah, hasil dari perhitungan tersebut akan
menghasilkan tingkat aksesibilitas wilayah yang di munculkan dengan tingkat
kepadatan jalan yang ada di tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Klaten.
Tabel 2. Perkembangan Aksesibilitas Wilayah di Kabupaten Klaten Tahun 2005 -
2015
No Kecamatan Kepadatan Jalan
Perkembangan Skor 2005 2015
1 Prambanan 1.60 1.77 0.17 2
2 Gantiwarno 1.85 1.09 -0.76 1
9
3 Wedi 1.02 1.98 0.96 2
4 Bayat 0.66 2.36 1.70 3
5 Cawas 1.08 2.53 1.45 2
6 Trucuk 1.09 2.91 1.82 3
7 Kalikotes 1.59 5.73 4.14 3
8 Kebonarum 2.11 1.11 -1.00 1
9 Jogonalan 0.97 2.46 1.49 2
10 Manisrenggo 0.91 1.89 0.98 2
11 Karangnongko 1.43 1.41 -0.02 1
12 Ngawen 1.49 3.46 1.97 3
13 Ceper 0.67 3.16 2.49 3
14 Pedan 1.32 3.91 2.59 3
15 Karangdowo 0.76 1.28 0.52 2
16 Juwiring 1.05 2.79 1.74 3
17 Wonosari 1.00 1.86 0.86 2
18 Delanggu 1.11 3.06 1.95 3
19 Polanharjo 1.20 2.36 1.16 2
20 Karanganom 1.17 3.37 2.20 3
21 Tulung 1.17 2.48 1.31 2
22 Jatinom 0.93 2.78 1.85 3
23 Kemalang 0.69 0.51 -0.18 1
24 Klaten Selatan 1.85 2.11 0.26 2
25 Klaten Tengah 4.81 1.51 -3.30 1
26 Klaten Utara 2.82 2.38 -0.44 1
Berdasarkan klasifikasi skor pada tabel di atas, perkembangan aksesibilitas
wilayah di Kabupaten Klaten yang memiliki skor tertinggi berada di Kecamatan