Top Banner
i ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Tahun 2014 Kerja sama Community TB Care Aisyiyah dan Majelis Dikti DIKTI PP Muhammadiyah/Aisyiyah
110

ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

Jun 14, 2019

Download

Documents

VũDương
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

i

ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS

DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Tahun 2014

Kerja sama Community TB Care Aisyiyah dan

Majelis Dikti DIKTI PP Muhammadiyah/Aisyiyah

Page 2: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

ii

Tim Penyusun

Dr. Agus Sutanto, M.Si

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Metro

Dr. Agus Sujarwanta

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Metro

Suharno Zen, M.Sc

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Metro

Satrio Budi Wibowo, S.Pi.,PhD (Cand)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Metro

Suyanto, S.E.,M.Si.,Akt.CA

Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Metro

Kontributor

Tim Quality Control

Ahmad Muttaqin, PhD

Page 3: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

iii

RINGKASAN

Penemuan kasus Tuberculosis (TB) di kabupaten Lampung Timur cenderung

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Studi ini dilakukan untuk menganalisis situasi

perkembangan kasus TB pada masyarakat di Kabupaten Lampung Timur dan faktor risiko yang

mempengaruhi penyebaran TB, diantaranya pengetahuan, sikap, perilaku dan karakteristik

demografis responden. Analisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving Cycle

(Siklus Pemecahan Masalah). Analisis situasi terdiri dari, analisis profil, analisis akar

masalah, dan analisis kesenjangan. Analisis situasi dilakukan sekitar 1 bulan dalam 3 tahap,

yaitu tahap pertama (10 hari) untuk mendapatkan data sekunder dari dinas kesehatan Lampung

Timur dan SSR sebagai bahan analisis untuk mengidentifikasi kesenjangan. Tahap ke dua (10

hari) untuk analisis dan verifikasi di lapangan dan tahap ke tiga atau terakhir (10 hari) untuk

pelaporan, seminar dan rekomendasi.

Hasil analisis awal, menunjukkan masih fluktuatifnya insiden penyakit TBC baik

suspect maupun BTA + dari tiga tahun secara berturut turut (2011-2013) di Kabupaten

Lampung Timur disebabkan karena masih adanya faktor penularan. Faktor pengetahuan,

sikap responden sangat berpengaruh terhadap perilaku penularan TB di Kabupaten Lampung

Timur sebesar 51,9%. Pada beberapa responden Pengetahuan yang masih rendah didukung

keengganan untuk berobat meskipun sudah positip TB dan menghentikan pengobatan jika

merasa badan sudah enak menjadi salah satu penyebab masih adanya insiden TB. Jika

dianalisis dari keadaan rumah dimana responden tinggal maka masih belum memenuhi

standar hunian/rumah sehat. Berdasar hasil observasi dan wawancara, ketidakmampuan

responden memenuhi standar hunian sehat disebabkan karena sebagian besar responden

berada pada taraf ekonomi rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari WHO (2003) yang

menyebutkan bahwa 90% penderita tuberkulosis paru di dunia menyerang kelompok dengan

sosial ekonomi lemah atau miskin.

Perlu adanya kebijakan yang konsisten dan komitmen politik dalam menangani TB,

apakah itu berupa perda tentang TB, pendanaan khusus TB sehingga rantai siklus TB dapat

diputus. Alokasi pendanaan TB diharapkan dapat membantu menuntaskan hambatan

pengobatan karena biaya transportasi, pendaftaran di fasilitas kesehatan dan biaya layanan

laboratorium dan radiologi. Beberapa rekomendasi berdasarkan hasil penelitian ini ditujukan

pada pemerintah Kabupaten Lampung Timur, Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Timur,

Perangkat Kecamatan, Puskesmas, dan bagi lembaga kemitraan (LSM, KMP-TB).

Kata Kunci : Tuberculosis, Lampung Timur, Analisis Situasi, Rekomendasi

Page 4: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

iv

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, hidayat, dan taufik-Nya, sehingga proses penyusunan laporan penelitian dengan tema

“Analisa Situasi Tuberkulosis Di Kabupaten Lampung Timur” ini dapat selesai tanpa

hambatan yang berarti.

Penelitian ini berlatar-belakang keprihatinan terhadap penyebaran Tuberkulosis (TB)

di Kabupaten Lampung Timur. Ironisnya masalah ini kurang mendapatkan perhatian dari

pihak pemerintah. Global fund dan TB Care Aisyiyah, telah berkolaborasi melakukan

beberapa gerakan dalam upaya membantu pemerintah dalam menangani masalah TB di

Kabupaten Lampung Timur. Universitas Muhammadiyah Metro, sebagai kepanjangan tangan

Majelis DIKTI PP Muhammadiyah, berusaha ikut membantu dalam penganan TB dengan

melakukan analisis situasi, sebagai upaya untuk memberikan rekomendasi yang konstruktif

bagi pemerintah daerah Kabupaten Lampung Timur terkait penanganan TB.

Dalam penulisan laporan ini, kami mendapatkan bantuan dari berbagai pihak berupa

dukungan pendanaan, dorongan, bimbingan, saran dan kerjasama sehingga laporan ini dapat

terselesaikan. Oleh sebab itu dengan tulus peneliti menyampaikan rasa terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Community TB Care Aisyiyah.

2. Global Fund.

3. Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Timur.

4. SSR dan Kader TB Care Aisyiyah Kabupaten Lampung Timur.

5. Lembaga Penelitian Universitas Muhammadiyah Metro.

6. Serta kepada seluruh stakeholder terkait

Akhir kata peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam proses penulisan tesis ini. Semoga Allah senantiasa memberikan rahmatNya

yang limpah untuk membalas semua kebaikkan yang telah diberikan.

Metro, 20 Juni 2014

Peneliti

Page 5: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

v

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH

AAK : Akademi Analisis Kesehatan

AAM : Analisis Akar Masalah

ADHK : Atas Dasar Harga Konstan

ADHB : Atas Dasar Harga Berlaku

AIDS : Aquired Immuno Deficiency Syndrome

Askes : Asuransi Kesehatan

APBD : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

APBN : Anggaran Pendapatan Belanja Negara

APN : Asuhan Persalinan Normal

Askeskin : Asuransi Kesehatan Penduduk Miskin

ATM : Aids, TB dan Malaria

BBKPM : Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat

BKPM : Balai Kesehatan Paru Masyarakat

BLN : Bantuan Luar Negeri

BTA+ : Basil Tahan Asam Positif

BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan

BPS : Badan Pusat Statistik

BAPPEDA : Badan Perencana Pembangunan Daerah

BCG : Bacillus Calmette Guerin

CDR : Case Detection Rate

DAK : Dana Alokasi Khusus

DAU : Dana Alokasi Umum

DBD : demam Berdarah Dengue

Dinkes : Dinas Kesehatan

Page 6: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

vi

Ditjen : Direktorat Jenderal

DOTS : Daily Observed Treatment Shortcourse

Fasyankes : Fasilitas Layanan Kesehatan

Gerdunas : Gerakan Terpadu Nasional Pengendalian TB

GF ATM : Global Fund AIDS, TB, Malaria

GF : Global Fund

HIV : Human Immunodeficiency Virus

IMS : Infeksi Menular Seksual

IPM : lndeks Pembangunan Manusia

ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Akut

ISO : International Organization for Standardization

ISTC : International standard for Tuberculosis Care

Jamkesmas : Jaminan Kesehatan Masyarakat

Jampersal : Jaminan Persalinan

Japeti : Jaringan Peduli Tuberkulosis

LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat

KIE : Komunikasi, Informasi dan Edukasi

KLB : Kejadian Luar Biasa

KMP : Komunitas Masyarakat Peduli

Lam-teng : Lampung Tengah

LSM : Lembaga Swadaya Mayarakat

MDGs : Millennium Development Goals

MANOVA : Multivariate Analysis Of Variance

MENKES : Menteri Kesehatan

MDR : Multi Drugs Resistance

OAT : Obat Anti Tuberculosis

Page 7: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

vii

PP : Peraturan Pemerintah

PAD : Pendapatan Asli Daerah

PKK : Pendidikan Kesehatan Keluarga

PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Perpres : Peraturan Presiden

PDB : Product Domestic Bruto

PITC : Providing Initiated HIV and Counseling

PDRB : Product Domestic Regional Brutto

Pemda : Pemerintah Daerah

PMO : Pengawas Minum Obat

PNS : Pegawai Negeri Sipil

POSTU : Pusat Kesehatan Masyarakat pembantu

PTT : Pegawai Tidak Tetap

Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat

RCA : Root Cause Analysis

RSD : Rumah Sakit Daerah

RSD-DSR : Rumah Sakit Daerah Demang Sepul Raya

Ro.+ : Rontgen Positif

RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

QC : Quality Control

QA : Quality Assurance

RT : Rukun Tetangga

RW : Rukun Warga

SD : Sekolah Dasar

SDM : Sumber Daya Manusia

SMAK : Sekolah menengah Analisis Kesehatan

Page 8: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

viii

SLTA : Sekloah Lanjutan Tingkat Atas

SPK : Sekolah Perawat Kesehatan

SPRG : Sekolah Perawat Gigi

SPSS : Statistical Package for Social Science

SSR : Sub-Sub Recipient

STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

SJSN : Sistem Jaminan Kesehatan Nasional

SR : Sub Recipient

TB : Tuberculosis

TPAK : Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

UKBM : Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat

UGD : Unit Gawat Darurat

UPT : Unit Pelaksana Teknis

UPK : Unit Pelayanan Kesehatan

UUD : Undang-Undang Dasar

WHO : World Health Organizations

Page 9: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

ix

Gambar 1. Peta Wilayah Kabupaten Lampung Timur

Page 10: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Wilayah Kabupaten Lampung Timur xi

2 Perkembangan Penemuan kasus TB Paru BTA + di

Kabupaten Lampung Timur Tahun 2006-2011 2

3 Persentase Penderita TB Paru yang melakukan konversi di

Kabupaten Lampung Timur Tahun 2006-2011 4

4 Kesembuhan penderita TB Paru di Kabupaten Lampung

Timur Tahun 2006-2011 5

5 Peta Wilayah Kabupaten Lampung Timur 8

6 Pendidikan Penduduk Kabupaten Lampung TimurTahun 2011 12

7 Perkembangan Penemuan kasus TB Paru BTA +di Kabupaten

Lampung

Timur Tahun 2006-2011

14

8 Persentase Penderita TB Paru yang melakukan konversi di

Kabupaten Lampung Timur Tahun 2006-2011

15

9 Kesembuhan penderita TB Paru di Kabupaten Lampung Timur

Tahun 2006-2011

16

10 Konsep Hl. Blum tentang lingkungan sehat. 26

11 . Analisis Akar Masalah 37

12 Mata rantai penularan TBC 41

Page 11: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Data Pasien Terbaru Triwulan Pertama Tahun 2014 2

2 Data Prevalensi Penderita TB Di Lampung Timur 21

3 Data Prevalensi Penderita TB Di Lampung Timur 30 4 Karakteristik Demografis Responden 31

5 Karakteristik Perilaku, Pengetahuan, dan Sikap Responden Terhadap

TB

32

6 Hasil Analisis Keterkaitan antara Karakteristik Demografis dengan

Perilaku, Pengetahuan dan Sikap

33

7 Hasil Analisis Keterkaitan antara Karakteristik Demografis dengan

Perilaku. 34

8 Hasil Analisis Keterkaitan antara Karakteristik Demografis dengan

Pengetahuan

34

9 Analisis Keterkaitan antara Karakteristik Demografis dengan Sikap. 35

10 Hasil Analisis Keterkaitan antara Sikap dan Pengetahuan Terhadap

Perilaku

36

11 Hasil Analisis Keterkaitan antara Sikap dan Pengetahuan Terhadap

Perilaku

36

12 Kesenjangan, solusi dan kegiatan/rekomendasi yang harus

dilakukan

42

Page 12: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Surat Tugas 48

2 Daftar Nama Kader Tb Komunitas Ssr Tb 'Aisyiyah Kabupaten

Lampung Timur 49

3 Komunitas Masyarakat Peduli Tb (Kmp Tb “Mandiri”)

Kabupaten Lampung Timur 53

4 Kuisioner 58

5 Workplan 66

6 Log Book 69

7 Uji statistika 75

Page 13: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Sampul i

Tim Penyusun

Ringkasan

ii

iii

Kata Pengantar iv

Daftar Istilah v

Peta Wilayah ix

Daftar Gambar x

Daftar Tabel xi

Daftar Lampiran xii

Daftar Isi xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Tujuan 5

C. Prose Penyusunan 6

D. Manfaat

BAB II A. Gambaran Umum Daerah 7

A. Kondisi Geografis Wilayah

1. LuasWilayah dan Letak Geografis

7

7

2. Topografi 8

3. Hidrologi dan Klimatologi 9

4. Luas dan sebaran kawasan budidaya 9

B. Perekonomian dan Kependudukan 10

1. PDRB

2. Pendapatan perkapita

10

3. Penduduk dan Sosial Budaya Daerah 10

a. Kependudukan 10

b. Pendidikan 11

4. Profil Kesehatan Kabupaten Lampung Timur 12

a. Jumlah SDM Kesehatan 13

b. Pengendalian Penyakit TB Paru 13

c. Kader TB Kabupaten Lampung Timur 20

d. Profil Peran Serta Kelompok Masyarakat Peduli Tb

Kabupaten Lampung Timur

20

5. Anggaran Kesehatan Kabupaten Lampung Timur 21

6. Kebijakan dan Peraturan (kesehatan & TB)

7. Prevalensi Penderita Tb/ Tb-Hiv/ Tb-Mdr

21

21

8. Analisis Kesenjangan 22

BAB III

METODE ANALISIS SITUASI

A. Tinjauan situasi

24

B. Analisis 24

1.Analisis Profil 26

2.Analisis Akar Masalah 27

BAB IV.

HASIL ANALISIS SITUASI KEBIJAKAN

PENANGGULANGAN TB

A. Tinjauan Situasi

29

29

Page 14: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

xiv

B Analisis

1 Analisis Profil

a. Analisis Univariat

31

21

31

3. Pengaruh Pengetahuan dan Sikap terhadap Perilaku

Beresiko Responden

33

C. Analisis Kesenjangan 42

BAB V.

REKOMENDASI RENCANA ADVOKASI

A. Pemerintah Kabupaten Lampung Timur

44

44

B. Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Timur.

3. Perangkat Kecamatan

4. Puskesmas

5. Kemitraan (LSM, KMP-TB)

44

45

45

BAB VI. PENUTUP 46

DAFTAR PUSTAKA 47

Page 15: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit TB Paru bertujuan untuk mencapai angka

kesembuhan minimal 85 % dari semua penderita baru BTA positif yang ditemukan serta

tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap hingga 70 % dari perkiraan semua

penderita baru BTA positif.

Pelaksanaan program TB Paru menggunakan strategi DOTS (Directly Observed

Treatment, Shortcourse chemotherapy ), sesuai rekomendasi WHO terdiri dari 5 komponen

yaitu :

1) Komitmen politis dari para pengambil keputusan,termasuk dukungan dana

2) Diagnosis TBC dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis.

3) Pengobatan dengan paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) jangka pendek dengan

pengawasan langsung oleh pengawas menelan obat ( PMO).

4) Kesinambungan persediaan OAT jangka pendek dengan mutu terjamin.

5) Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan pemantauan dan evaluasi

program penanggulangan TBC.

Perkembangan penemuan kasus TB Paru BTA + di Kabupaten Lampung Timur dapat

dilihat pada grafik berikut ini :

Page 16: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

2

Gambar 2. Perkembangan Penemuan kasus TB Paru BTA + di

Kabupaten Lampung Timur Tahun 2006-2011

Sumber : Seksi P2 Bidang P2&PL Dinkes Lamtim Tahun 2011

Dari grafik diatas menunjukkan bahwa penemuan kasus TB Paru BTA + cenderung

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Untuk mendukung pencapaian target TB Paru

BTA + di Kabupaten Lampung Timur telah dilakukan kerja sama dengan Aisyah dalam

penemuan secara aktif kasus BTA + melalui kader-kader Aisyah yang sudah dilatih.

Kerjasama ini cukup berhasil, terlihat dari peningkatan cakupan penemuan TB Paru BTA +

yang cukup signifikan di 17 Puskesmas yang telah melakukan kegiatan tersebut. Meskipun

demikian jika dibandingkan dengan target penemuan TB Paru BTA + ( CDR : 70 % )

cakupan penemuan ditingkat Kabupaten masih jauh dari target. Masih rendahnya penemuan

ini disebabkan karena masih kurangnya sosialisasi tentang penyakit TB Paru kepada

masyarakat, kurang maksimalnya penjaringan di sarana pelayanan kesehatan ( puskesmas ), di

beberapa puskesmas penemuan kasus masih bersifat pasif ( passive case finding ), banyak

kasus yang berobat ke sarana pelayanan kesehatan swasta sehingga laporan tidak terekam,

Page 17: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

3

kerja sama lintas program yang masih kurang sehingga setiap ada suspeck TB Paru tidak

dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan kasus TB Paru, dan terbatasnya tenaga analis di

puskesmas. Upaya kedepan perlu ditingkatkan capaian penemuan dengan lebih meningkatkan

sosialisasi program TB ke masyarakat, meningkatkan bimbingan teknis program TB Paru ke

puskesmas dan jaringannya, melakukan feedback penemuan kasus secara berkala,

meningkatkan ketersediaan logistic TB Paru dan menjaring dari praktek kesehatan swasta,

pemberdayaan kader peduli TB Paru serta meningkatkan operasional TB Paru di Puskesmas.

Indikator pelaksanaan Pengendalian penyakit TB Paru yang lain adalah angka konversi

yang merupakan pemeriksaan dahak pada setiap akhir pengobatan intensif. Untuk

mengetahui capaian angka konversi kasus TB Paru di Kabupaten Lampung Timur dapat

dilihat pada grafik berikut ini :

Page 18: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

4

Gambar 3. Persentase Penderita TB Paru yang melakukan konversi di Kabupaten

Lampung Timur Tahun 2006-2011

Sumber : Seksi P2 Bidang P2&PL Dinkes Lamtim Tahun 2011

Dari grafik diatas menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun angka konversi

menunjukkan adanya peningkatan, pada tahun 2011 angka konversi mencapai 98,2 %, angka

tersebut melebihi target (80 %). Hal ini menunjukkan bahwa managemen kasus TB Paru juga

semakin baik.

Indikator program TB Paru selanjutnya adalah angka kesembuhan, untuk mengetahui

capaian angka kesembuhan penderita TB Paru di Kabupaten Lampung Timur dapat dilihat

pada grafik berikut ini :

Page 19: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

5

Gambar 4.. Kesembuhan penderita TB Paru di Kabupaten Lampung

Timur Tahun 2006-2011

Sumber : Seksi P2 Bidang P2&PL Dinkes Lamtim Tahun 2011

Dari grafik diatas menunjukkan bahwa angka kesembuhan penderita TB Paru di

Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2006-2011 cukup baik melebihi target yaitu > 85 %.

Kondisi ini kedepan akan terus dipertahankan dan ditingkatkan.

B. Tujuan

Studi ini dilakukan untuk menganalisis situasi perkembangan kasus TB paru, TB HIV,

TB MDR, TB pada anak dan faktor risiko yang berpengaruh terhadap ekonomi, pendidikan,

pengetahuan, dll.

Page 20: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

6

C. Proses Penyusunan

Analisis situasi akan dilakukan sekitar 1 bulan dalam 3 tahap, yaitu tahap pertama (10

hari) untuk mendapatkan data sekunder dari dinas kesehatan Lampung Timur dan SSR

sebagai bahan analisis untuk mengidentifikasi kesenjangan. Tahap ke dua (10 hari) untuk

analisis dan verifikasi di lapangan dan tahap ke tiga atau terakhir (10 hari) untuk pelaporan,

seminar dan rekomendasi.

D. . Manfaat

Hasil analisis situasi ini diharapkan akan dapat memberikan masukan atau

rekomendasi lebih lanjut kepada Pemda Kabupaten Lampung Timur untuk mendukung

keberhasilan penanggulangan kasus TB paru, TB HIV dan TB MDR.

Page 21: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

7

BAB II

GAMBARAN UMUM DAERAH

A. Kondisi Geografis Wilayah

1. LuasWilayah dan Letak Geografis

Kabupaten Lampung Timur membentang pada posisi 105 15’ BT - 106 20’ BT dan

4 37’ LS - 5 37’ LS. Luas keseluruhan wilayah Kabupaten Lampung Timur adalah 5.325,03

km2, ± 15 % dari luas wilayah Propinsi Lampung (35.376 km2).Kabupaten Lampung Timur

terdiri dari 24 kecamatan dan 257 desa. Kabupaten Lampung Timur sebelumnya merupakan

wilayah Pembantu Bupati Lampung Tengah Wilayah Sukadana. Ibukota Kabupaten

Lampung Timur berkedudukan di Sukadana.

Secara administratif Kabupaten Lampung Timur berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Kecamatan Rumbia, Kecamatan Seputih Surabaya

dan Kecamatan Seputih Banyak Kabupaten

Lampung Tengah, serta Kecamatan Menggala

Kabupaten Tulang Bawang.

Sebelah Selatan :Kecamatan Tanjung Bintang, Kecamatan Ketibung,

Kecamatan Palas dan Kecamatan Sidomulyo Kabupaten

Lampung Selatan.

Sebelah Timur : Laut Jawa

Sebelah Barat : Kecamatan Bantul dan Kecamatan Metro Raya Kota

Metro dan Kecamatan Punggur dan Kecamatan Seputih

Mataram Kabupaten Lampung Tengah

Page 22: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

8

Gambar 5. Peta Wilayah Kabupaten Lampung Timur

2. Topografi

Berdasarkan topografinya, Kabupaten Lampung Timur dapat dibagi ke dalam 5 (lima)

satuan ruang : (a) daerah topografi berbukit sampai bergunung ; (b) berombak sampai

bergelombang; (c) dataran alluvial; (d) dataran pasang surut; (e) daerah aliran sungai (river

basin).

Daerah topografi berbukit sampai bergunung terdiri dari lereng-lereng yang curam

atau terjal dengan kemiringan berkisar 25% dan ketinggian rata-rata 300m di atas permukaan

laut (dpl). Daerah ini terdapat di Kecamatan Jabung, Sukadana, Sekampung Udik dan

Labuhan Maringgai.

Daerah topografi berombak sampaibergelombang memiliki ciri-ciri khusus, terdiri dari

bukit-bukit sempit dengan kemiringan antara 8-15% dan ketinggian antara 50-200 m

dpl.Daerah dataran Alluvial merupakan daerah yang cukup luas meliputi kawasan pantai pada

bagian timur Kabupaten Lampung Timur dan daerah-daerah pada sepanjang sungai,

Page 23: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

9

merupakan sebagian hilir dari Way seputih dan Way Pangubuan. Ketinggian rata-rata daerah

ini berkisar antara 25-75 m dpl.Daerah dataran rawa pasang surut terletak di sepanjang pantai

timur dengan ketinggian 0,5-1 m dpl yang pengendapan airnya menurut perubahan pasang

surut air laut. Daerah aliran sungai meliputi Way Seputih, Way Sekampung dan Way Jepara.

Selain itu terdapat 6 buah pulau-pulau besar dan kecil, yaitu Pulau Segama Besar,

Pulau Segama kecil, Pulau Basa, Pulau Gosong Serdang, Pulau Gosong Layang-layang dan

Pulau Karang Pematang.

3. Hidrologi dan Klimatologi

Iklim Kabupaten Lampung Timur berdasarkan Smith dan Ferguson termasuk kategori

iklim B, yang dicirikan oleh bulan basah selama 6 bulan yaitu pada bulan Desember sampai

Juni dengan temperatur rata-rata 24 sampai 34 C. Curah hujan merata tahunan sebesar 2000-

2500 mm.

Jenis tanah di Kabupaten Lampung Timur umumnya adalah tanah jenis podsolik

merah kuning, podsolik kekuning-kuningan, latosol coklat kemerahan, latosol merah,

hidromorf kelabu, alluvial hidromorf, regosol coklat kekuningan, alluvial coklat kelabu dan

latosol merah.

4. Luas dan sebaran kawasan budidaya

Berdasarkan data LTDA tahun 2010, luas wilayah Kabupaten Lampung Timur adalah

5.325,03 km2.Adapun penggunaan lahan terdiri dari lahan sawah seluas 52.601 ha atau

9,88%. Perkebunan seluas 51.481,36 ha atau 9,67 %. Kawasan hutan lindung seluas 22.292,5

ha atau 4,19%. Kawasan hutan suaka margasatwa seluas 125.621,3 ha atau 23,59%. Kawasan

hutan produksi seluas 14.663,36 ha atau 2,75% dan penggunaan lainnya seluas 260.518,33 ha

atau 49,92%.

Page 24: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

10

B. Perekonomian Daerah dan Kependududkan

.1. PDRB

Perkembangan PDRB Kabupaten Lampung Timur tahun 2001-2004 berdasarkan

gambaran PDRB Kabupaten Lampung Timur atas harga konstan tahun 2000 tanpa minyak

bumi mengalami peningkatan dari Rp. 2,51 trilyun tahun 2002 meningkat menjadi Rp. 2,83

trilyun tahun 2003 dan Rp. 2,98 trilyun tahun 2004.

Laju pertumbuhan ekonomi tanpa minyak bumi tahun 2001 sebesar 3,81%, tahun 2002

menurun sedikit menjadi 3,77%, kemudian meningkat kembali tahun 2003 menjadi 4,52%

dan kembali menurun tahun 2004 menjadi4,17%.

2. Pendapatan perkapita

Selama kurun waktu 1999-2004, PDRB per kapita Kabupaten Lampung Timur baik

atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan peningkatan.

PDRB per kapita dengan minyak bumi atas dasar harga berlaku 1999 mencapai Rp.

2.642.440,00 dan pada tahun 2005 meningkat menjadi Rp. 5.897.732,00. Sedangkan PDRB

per kapita tanpa minyak bumi tahun 1999 sebesar Rp. 2.315.812,00 dan pada tahun 2004

meningkat menjadi Rp. 4.398216,00.

PDRB per kapita atas dasar harga berlaku maupun atas harga konstan

2000menggambarkan peningkatan pendapatan per penduduk, dengan indikator ekonomi ini

antara lain dapat digunakan sebagai acuan untuk menilai upaya pembangunan ekonomi oleh

pemerintah maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat secara umum.

3. Penduduk dan Sosial Budaya Daerah

a. Kependudukan

Kabupaten Lampung Timur mempunyai persebaran penduduk yang tidak merata

secara geografis. Hal ini berkaitan dengan aspek kultural, historis dan ekologis serta

dukungan kualitas dan kuantitas insfrastruktur. Persebaran penduduk Kabupaten Lampung

Page 25: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

11

Timur berorientasi pada potensi pertanian dan bergeser sedikit ke agro industri. Akibatnya

terjadi pola pergeseran yang kurang ideal dengan kepadatan penduduk tertinggi pada daerah

pusat industri dan akses yang baik.Pada tahun 2011, jumlah penduduk Kabupaten Lampung

Timur sebanyak 961.971 jiwa (BPS Lampung).

Perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Lampung Timur dari tahun 2007 s/d 2011

dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Gambar 5.. Trend perkembangan penduduk Kabupaten Lampung Timur Tahun 2007 – 2011

Sumber : BPS Propinsi Tahun 2011

Berdasarkan kepadatannya, kepadatan penduduk di Kabupaten Lampung Timur

sebesar 178 jiwa/km2, dengan kepadatan tertinggi di Kecamatan Pekalongan sebesar 433

jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Way Bungur sebesar 57 jiwa /km2.

Mayoritas penduduk Kabupaten Lampung Timur bekerja di sektor pertanian yaitu

sebanyak 54,84 % , sektor perdagangan 16,28%, Industri 11,82 %, sektor jasa sebanyak 6,37

%, sektor transportasi dan komunikasi sebanyak 4,83 %, konstruksi sebanyak 4,77 %, dan

lainnya 1,09 %.

Page 26: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

12

Sementara itu angka beban ketergantungan di Kabupaten Lampung Timur sebesar

55,92 (artinya setiap 100 penduduk usia produktif menanggung 56 penduduk usia tidak

produktif).

b. Pendidikan

Tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2010 adalah

tidak / belum pernah sekolah5,81 %, tidak / belum tamat SD sebanyak 19,47%; Tamat SD

sebanyak 34,79 %; Tamat SLTP sebanyak 23,83 %, Tamat SLTA sebanyak 13,17 %;dan

Akademi/ Perguruan Tinggi sebanyak 2,93 %.Untuk lebih jelasnya, proporsi penduduk

Kabupaten Lampung Timur berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat dari grafikdibawah

ini:

Gambar 6.Tingkat Pendidikan Penduduk Kabupaten Lampung TimurTahun 2011

Sumber : BPS Propinsi Tahun 2011

Berdasarkan grafik 2.3 di atas, menunjukan bahwa tingkat pendidikan masyarakat di

kabupatebupaten lampung timur masih cukup rendah. Rendahnya tingkat pendidikan

masyarakat akan berpengaruh terhadap derajat kesehatan.

Page 27: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

13

Selain itu tingkat pendidikan yang rendahakan berpengaruh juga pada pengetahuan

masyarakat yang rendah, rendahnya pengetahuan masyarakat tentang program kesehatan

akan berdampak pada tingkat prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Oleh karena itu dalam

mengatasi permasalahan tesebut diperlukan perhatian yang intensif dalam hal pendidikan dan

penyuluan kesehatan.

4. Profil Kesehatan Kabupaten Lampung Timur

a. Jumlah SDM kesehatan.

Dokter 62 orang, dokter spesialis 2 orang, dokter gigi 7,perawat 315, bidan 497, ahli

gizi 27, tenaga sanitasi 31, tenaga farmasi (apoteker & tenaga kefarmasian) 29,ahli kesehatan

masyarkat 52,tenaga teknis medis 24, tenaga fisioterapi 2. Total tenaga kesehatan 1.048

orang. Puskesmas 33,puskesmas pembantu 88 (61baik,17 kondisi rusak ringan,10 rusak

berat). rasio puskesmas terhadap penduduk 1;33.579 orang. Target 1;20.000 artinya 1

puskesmas melayani lebih dari 20.000 penduduk di wilayah kerjanya. Berdasarkan Indikator

Indonesia Sehat 2010 yaitu 40 dokter umum per 100.000 penduduk.1 dokter melayani 2500

orang dan seharusnya 1 puskesmas 3000 orang.(Profil Kesehatan Lamtim, 2012)

b. . Pengendalian Penyakit TB Paru

Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit TB Paru bertujuan untuk mencapai

angka kesembuhan minimal 85 % dari semua penderita baru BTA positif yang ditemukan

serta tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap hingga 70 % dari perkiraan

semua penderita baru BTA positif.

Pelaksanaan program TB Parumenggunakan strategi DOTS(DirectlyObserved

Treatment, Shortcourse chemotherapy ), sesuai rekomendasi WHO terdiri dari 5 komponen

yaitu :

1) Komitmen politis dari para pengambil keputusan,termasuk dukungan dana

2) Diagnosis TBC dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis.

3) Pengobatan dengan paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) jangka pendek dengan

pengawasan langsung oleh pengawas menelan obat ( PMO).

4) Kesinambungan persediaan OAT jangka pendek dengan mutu terjamin.

Page 28: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

14

5) Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan pemantauan dan evaluasi

program penanggulangan TBC.

Perkembangan penemuan kasus TB Paru BTA + di Kabupaten Lampung Timur dapat

dilihat pada grafik berikut ini :

Gambar 7. . Perkembangan Penemuan kasus TB Paru BTA +di Kabupaten Lampung

Timur Tahun 2006-2011

Sumber : Seksi P2 Bidang P2&PL Dinkes Lamtim Tahun 2011

Dari grafik di atas menunjukkan bahwa penemuan kasus TB Paru BTA + cenderung

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Untuk mendukung pencapaian target TB Paru

BTA + di Kabupaten Lampung Timur telah dilakukan kerja sama dengan Aisyah dalam

penemuan secara aktif kasus BTA + melalui kader-kader Aisyah yang sudah dilatih.

Kerjasama ini cukup berhasil, terlihat dari peningkatan cakupan penemuan TB Paru BTA +

yang cukup signifikan di 17 Puskesmas yang telah melakukan kegiatan tersebut. Meskipun

demikian jika dibandingkan dengan target penemuan TB Paru BTA + ( CDR : 70 % )

cakupan penemuan ditingkat Kabupaten masih jauh dari target. Masih rendahnya penemuan

ini disebabkan karena masih kurangnya sosialisasi tentang penyakit TB Paru kepada

masyarakat, kurang maksimalnya penjaringan di sarana pelayanan kesehatan ( puskesmas ), di

Page 29: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

15

beberapa puskesmas penemuan kasus masih bersifat pasif ( passive case finding ), banyak

kasus yang berobat ke sarana pelayanan kesehatan swasta sehingga laporan tidak terekam,

kerja sama lintas program yang masih kurang sehingga setiap ada suspeck TB Paru tidak

dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan kasus TB Paru, dan terbatasnya tenaga analis di

puskesmas. Upaya kedepan perlu ditingkatkan capaian penemuan dengan lebih meningkatkan

sosialisasi program TB ke masyarakat, meningkatkan bimbingan teknis program TB Paru ke

puskesmas dan jaringannya, melakukan feedback penemuan kasus secara berkala,

meningkatkan ketersediaan logistic TB Paru dan menjaring dari praktek kesehatan swasta,

pemberdayaan kader peduli TB Paru serta meningkatkan operasional TB Paru di

Puskesmas.Indikator pelaksanaan Pengendalian penyakit TB Paru yang lain adalah angka

konversi yang merupakan pemeriksaan dahak pada setiap akhir pengobatan intensif. Untuk

mengetahuicapaian angka konversi kasus TB Paru di Kabupaten Lampung Timur dapat dilihat

pada grafik berikut ini :

Gambar 8 Persentase Penderita TB Paru yang melakukan konversi di Kabupaten Lampung Timur

Tahun 2006-2011.

Sumber : Seksi P2 Bidang P2&PL Dinkes Lamtim Tahun 2011

Page 30: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

16

Dari grafik di atas menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun angka konversi

menunjukkan adanya peningkatan, pada tahun 2011 angka konversi mencapai 98,2 %, angka

tersebut melebihi target (80 %). Hal ini menunjukkan bahwa managemen kasus TB Paru juga

semakin baik.Indikator program TB Paru selanjutnya adalah angka kesembuhan, untuk

mengetahui capaian angka kesembuhan penderita TB Paru di Kabupaten Lampung Timur

dapat dilihatpada grafik berikut ini :

Gambar 9. Kesembuhan penderita TB Paru di Kabupaten Lampung Timur Tahun

2006-2011.

Sumber : Seksi P2 Bidang P2&PL Dinkes Lamtim Tahun 2011

Dari grafik di atas menunjukkan bahwa angka kesembuhan penderita TB Paru di

Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2006-2011 cukup baik melebihi target yaitu > 85

%.Kondisi ini kedepan akan terus dipertahankan dan ditingkatkan.

Page 31: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

17

Tabel 1. Data Pasien Terbaru Triwulan Pertama Tahun 2014

No Kecamatan Nama Kader Nama Pasien L/P Usia Nama UPK BTA

PARU+ Tgl positip

1 Sekampung Udik Ratri Rusdianingsih Misdi L 50 PKM Pugung Raharjo Ya 23 April 2015

2 Sekampung Udik Yosepin Saringatun P 33 PKM Pugung Raharjo Ya 23 April 2014

3 Sekampung Udik Yosepin Umar L 52 PKM Pugung Raharjo Ya 03 April 2014

4 Marga Tiga Rini Astuti Sukilan L 39 PKM Sukaraja Tiga Ya 08 April 2014

5 Marga Tiga Rini Astuti Jamiatul P 29 PKM Sukaraja Tiga Ya 25 April 2014

6 Marga Tiga Rini Astuti Samini P 50 PKM Sukaraja Tiga Ya 25 April 2014

7 Marga Tiga Nurjanah Sutiro L 70 PKM Sukaraja Tiga Ya 02 April 2014

8 Marga Tiga Nurjanah Sugito L 60 PKM Sukaraja Tiga Ya 08 April 2014

9 Marga Tiga Parmi Ismiasih P 45 PKM Tanjung Harapan Ya 15 April 2014

10 Marga Tiga Umiati Idhan L 40 PKM Tanjung Harapan Ya 22 April 2014

11 Sukadana Imam Hambali Bardiyanto L 30 PKM Sukadana Ya 02 May 2014

12 Sukadana Zaitun Komsiah P 33 PKM Sukadana Ya 11 April 2014

13 Batanghari Nuban Ida DS Suyadi L 70 PKM Sukaraja Nuban Ya 19 March 2014

14 Batanghari Nuban Imam S Abdurrohman Trinomo wati P 29 PKM Sukaraja Nuban Ya 07 March 2014

15 Sukadana Shabkie Tn. Bustani L 50 PKM Sukadana Ya 05 March 2014

16 Sukadana M. Arif Ny. Mulyani P 40 PKM Sukadana Ya 20 March 2014

17 Braja Selebah Suhermanto Tn. Kasran L 55 PKM Braja Harjo Sari Ya 14 March 2014

18 Sekampung Udik Yosepin Dedi Junaidi L 39 PKM Pugung Raharjo Ya 11 March 2014

19 Sekampung Udik Ratri Rusdianingsih Sutinah P 70 PKM Pugung Raharjo Ya 19 March 2014

20 Sekampung Udik Suprapti Herman Subandi L 26 PKM Pugung Raharjo Ya 17 March 2014

21 Mataram Baru Subardi Supiati P 55 PKM Mataram Baru Ya 14 March 2014

22 Mataram Baru Subardi Nuraini P 44 PKM Mataram Baru Ya 20 February 2014

Page 32: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

18

23 Mataram Baru Subardi Rohayati P 30 PKM Mataram Baru Ya 04 March 2014

24 Mataram Baru Subardi Zamani L 39 PKM Mataram Baru Ya 06 March 2014

25 Mataram Baru Subardi Mantinah P 65 PKM Mataram Baru Ya 11 March 2014

26 Mataram Baru Subardi Jahri L 60 PKM Mataram Baru Ya 17 March 2014

27 Labuhan Maringgai Yuliana Istiqomah P 36 PKM Lab. Maringgai Ya 07 March 2014

28 Labuhan Maringgai Yuliana M. Wawid L 21 PKM Lab. Maringgai Ya 14 March 2014

29 Labuhan Maringgai Yuliana Supriyatin P 40 PKM Lab. Maringgai Ya 14 March 2014

30 Labuhan Maringgai Sutarmi Mustofa L 39 PKM Lab. Maringgai Ya 14 March 2014

31 Labuhan Maringgai Taufik Akbar M. Yusuf L 60 PKM Lab. Maringgai Ya 28 March 2014

32 Labuhan Maringgai Taufik Akbar Novitasari P 19 PKM Lab. Maringgai Ya 28 March 2014

33 Labuhan Maringgai Taufik Akbar Solirin L 60 PKM Lab. Maringgai Ya 28 March 2014

34 Labuhan Maringgai Rahayu Purwaningsih Suwardi L 70 PKM Lab. Maringgai Ya 19 March 2014

35 Labuhan Maringgai Rahayu Purwaningsih Rohati P 40 PKM Lab. Maringgai Ya 28 March 2014

36 Labuhan Maringgai Thohirin Sumidiem P 50

PKM Lab.

Maringgai/KT Ya 28 March 2014

37 Labuhan Maringgai Thohirin Suryanto L 35

PKM Lab.

Maringgai/KT Ya 28 March 2014

38 Way Bungur Siti Makrifatun Kosim L 40 PKM Tambah Subur Ya 23 January 2014

39 Way Bungur Siti Makrifatun Partiyem P 35 PKM Tambah Subur Ya 08 February 2014

40 Way Bungur Siti Makrifatun Robaingah P 40 PKM Tambah Subur Ya 05 March 2014

41 Way Bungur Yuni Purnawati Muji L 70 PKM Tambah Subur Ya 28 February 2014

42 Way Bungur Yuni Purnawati Tuminah P 60 PKM Tambah Subur Ya 13 March 2014

43 Batanghari Nuraini Jumaiyah P 62 PKM Batanghari Ya 09 February 2014

44 Sukadana Amir Abraham Mujakir L 50 PKM Sukadana Ya 27 March 2014

45 Bumi Agung/Lehan Ikhwanudin Kuswanto L 35 PKM Dono Mulyo YA 18 February 2014

46 Raman Utara/Rejokaton Winarni Lasmin L 35 PKM Rejokaton YA 04 February 2014

47 Batanghari Nuban/Kedaton 1 Imam S Abdhu Hartini P 37 PKM Sukaraja Nuban YA 04 March 2014

Page 33: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

19

Rohman

48 Batanghari Nuban/Tulung Balak Ida Diana Sari Heri Susanto L 51 PKM Sukaraja Nuban YA 18 February 2014

49 Sukadana/Pasar Sukadana M.Arif Tn.Arifin L 62 PKM Sukadana YA 23 January 2014

50 Sukadana/Pasar Sukadana M.Arif Gusti Marsandro L 65 PKM Sukadana YA 06 February 2014

51 Sukadana/Pasar Sukadana M.Arif Ketut Sundarsih P 63 PKM Sukadana YA 24 February 2014

52 Sukadana/Rantau Jaya Udik II Jaitun Jumadi L 30 PKM Sukadana YA 13 January 2014

53 Sukadana/Sukadana Amir Abraham Astiana P 24 PKM Sukadana YA 17 February 2014

54 Braja Selebah/Braja Muya Yayuk Pinasih Sugianto L 47 PKM Braja Harjosari YA 03 February 2014

55

Labuhan Maringgai/Muara

Gading Mas Yuliana A.Fadillah P 15

PKM Labuhan

Maringgai YA 24 January 2014

56

Labuhan Maringgai/Muara

Gading Mas Yuliana Sridepi P 15

PKM Labuhan

Maringgai YA 20 February 2014

57

Labuhan Maringgai/Labuhan

Maringgi Taufik Akbar Hidayati P 23

PKM Labuhan

Maringgai YA 20 February 2014

58 Labuhan Maringgai/Sriminosari Sutarmi Sagoni L 55

PKM Labuhan

Maringgai YA 04 January 2014

59

Labuhan Maringgai/Karya

Makmur Rahayu Purwaningsih Dayang L 61

PKM Labuhan

Maringgai YA 20 January 2014

60

Labuhan Maringgai/Karya

Makmur Rahayu Purwaningsih Eko Purwanto L 23

PKM Labuhan

Maringgai YA 13 February 2014

61

Labuhan Maringgai/Labuhan

Maringgai Thohirin Desi Susanti P 21

PKM Labuhan

Maringgai YA 05 February 2014

62 Way Jepara/Braja Asri Asriyah Saimo L 61 PKM Way Jepara YA 27 February 2014

63 Labuhan Ratu/Rajabasa Lama Fitri Yuliana Tn. Suyadi L 37 PKM Rajabasa Lama YA 07 February 2014

64 Mataram Baru/Mataram Baru Soebardi Sartiman L 60 PKM Mataram Baru YA 09 January 2014

65 Mataram Baru/Mataram Baru Soebardi Imam L 50 PKM Mataram Baru YA 22 January 2014

SUMBER ; SSR Lampung Timur,2014

Page 34: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

20

Distribusi penderita TB + tahun 2014 sebanyak 65 orang. Pada triwulan

pertama terbanyak terdapat di Kecamatan Labuhan Maringgai sebanyak 17 orang,

diikuti kecamatan Sukadana 10 orang, kecamatan Mataram Baru 8

orang,kecamatan Margatiga sebanyak 7 orang, kecamatan Batanghari Nuban 4

orang, kecamatan Sekampung Udik 6 orang, Kecamatan Way Bungur 5 orang,

kecamatan Bandar Sribhawono 2 orang, kecamatan Braja Selebah 2 orang,

kecamatan Batanghari 1 orang, kecamatan Raman Utara 1 orang, kecamatan

Labuhan ratu 1 orang, kecamatan Way Jepara 1 orang dan kecamatan Bumi

Agung 1 orang.

c. Kader TB Kabupaten Lampung Timur

Penanggulangan TB membutuhkan waktu yang relatif lama dan perlu

didukung oleh berbagai pihak termasuk peran aktif dari kader. Jumlah kader TB

di Kabupaten Lampung Timur sebanyak kurang lebih 80 orang. Jumlah tersebut

secara lengkap disajikan dalam lampiran 1.

d. Profil Peran Serta Kelompok Masyarakat Peduli Tb

Kabupaten Lampung Timur

Ada dua kelompok masyarakat peduli TB ( KMP-TB) di Kabupaten

Lampung Timur yaitu KMP-TB MANDIRI di desa Brajaasri Ke. Way jepara

yang terdapat di balai pengobatan Pekalongan bekerjasama dengan Kelompok

Belajar Masyarakat dan KMP-TB ASSYIFA yang terdapat di Balai Pengobatan

kecamatan Pekalongan (lampiran 2).

5. Anggaran Kesehatan Kabupaten Lampung Timur

Menurut data dinas kesehatan Kabupaten Lampung Timur tahun 2012,

untuk anggaran kesehatan tahun 2012 terdiri dari :

a. Dana alokasi khusus sebesar 7.910.080.000

b. Jamkesmas-jampersal sebesar 11.342.433.000

c. BOK 2.702.550.000

Page 35: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

21

Total anggaran kesehatan Kabupaten Lampung Timur untuk tahun 2012

sebesar Rp. 1.206.400.225.474, sedangkan APBD sebesar Rp 59.577.010.788,

sayangnya dari total anggaran kesehatan tersebut, belum diketahui rincian atau

detail untuk penanggulangan penyaki TB. (profil kesehatan Lamtim,2012)

6. Kebijakan dan Peraturan (kesehatan & TB)

Kebijakan dan Perautan khusus kesehatan dan TB belum ada.

7. Prevalensi Penderita Tb/ Tb-Hiv/ Tb-Mdr

Tabel 2. Data Prevalensi Penderita TB Di Lampung Timur

Data

PENDERITA TB

2011 2012 2013

Q1 Q2 Q3 Q4 total Q1 Q2 Q3 Q4 total Q1 Q2 Q3 Q4 total

suspect 1626 1802 1531 1592 6551 1555 1625 1922 2061 7164 2102 2013 1922 190 6227

BTA + 166 158 134 111 569 145 169 173 164 651 184 200 200 8 592

BTA-/ Ro.+ 64 53 59 49 225 22 37 32 36 127 49 29 18 0 96

ekstra paru 4 7 7 7 25 6 8 4 3 21 3 3 0 0 6

kambuh 3 4 3 1 11 2 0 5 2 9 0 6 0 0 6

gagal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

TB anak 22 29 33 19 103 22 24 25 27 32 29 21 15 0 65

TB-HIV 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

TB MDR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Defaulter 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1

Sumber : TB Elektronik Dinas Kesehatan, 2013

Berdasarkan Tabel 1 tersebut di atas, dapat dilihat jumlah suspect TB

untuk tiga tahun berturut-turut (2011sampai 2013) fluktuatif. Pada tahun 2011

berjumlah 6551 orang dan naik pada tahun 2012 sebanyak 7164 orang. Tetapi

terjadi penurunan kembali pada tahun 2013 sebanyak 6227 orang.

Jumlah penderita BTA + pada tahun 2011 sebanyak 569 penderita dan

naik pada tahun 2012 sebanyak 651 penderita. Pada tahun 2013 terjadi penurunan

kembali sebanyak 592 penderita.

Page 36: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

22

Jumlah BTA -/Ro + cenderung menurun dari 3 tahun terakhir. Tahun 2011

sebanyak 225 orang, tahun 2012 sebanyak 127, dan tahun 2013 sebanyak 96

orang.

Penderita ekstra paru cenderung menurun dari 3 tahun terakhir. Tahun

2011 sebanyak 25 orang, tahun 2012 sebanyak 21 orang, dan tahun 2013

sebanyak 6 orang.Penderita yang kambuh tahun 2011 sebanyak 11 orang, tahun

2012 sebanyak 9 orang, dan tahun 6 orang.TB-anak cenderung menurun dari 3

tahun terakhir. Default 1 orang sedangkan penderita TB-HIV dan TB-MDR tidak

ditemukan.

8. Analisis Kesenjangan

1. Birokrasi: Data yang sudah ada (profil kesehatan 2013) dari BAPPEDA

dan Dinas Kesehatan Lampung Timur belum bisa didapatkan karena

belum di verifikasi BPS (Badan Pusat Statistik) sehingga data yang

diperoleh profil kesehatan tahun 2011, 2011, dan 2012.

2. Pelayanan Kesehatan :

Jumlah SDM kesehatan : Dokter 62 orang,dokter spesialis 2 orang, dokter

gigi 7 orang, perawat 315 orang, bidan 497 orang, ahli gizi 27 orang,

tenaga sanitasi 31 orang, tenaga farmasi (apoteker & tenaga kefarmasian)

29 orang, ahli kesehatan masyarkat 52 orang, tenaga teknis medis 24

orang, tenaga fisioterapi 2 orang. Total tenaga kesehatan 1.048 orang.

Puskesmas ada 33, puskesmas pembantu 88 buah (61baik,17kondisi rusak

ringan,10 rusak berat).rasio puskesmas terhadap penduduk 1;33.579

orang.target 1;20.000. artinya 1 puskesmas melayani lebih dari 20.000

penduduk diwilayah kerjanya.

a. Kesenjangannya : Ratio tenaga sanitasi di Lampung Timur per

seratus ribu penduduk baru ditangani 31 orang tenaga sanitasi,

seharusnya 40 tenaga sanitasi.

b. Satu puskesmas seharusnya melayani 3000 jiwa.

c. Seharusnya 40 dokter menangani 100,000 penduduk, idealnya 1

dokter 2500 orang.

Page 37: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

23

3. Penyuluhan : Dari Profil kesehatan tahun 2012 tidak ada program

penyuluhan khusus untuk TB.

4. Kemitraan. Memerangi TBC adalah memerangi kemiskinan. Oleh

karenanya, diperlukan kemitraan untuk strategi pengentasan kemiskinan

atau kelompok yang bergerak di bidang pengembangan sosial, disamping

dengan penderita dan masyarakat. Dalam satu kabupaten hanya ada 2 - 3

saja kemitraan kelompok masyarakat peduli TBC. KMP di Lampung

Timur baru 2 KMP, masih tergantung dengan pendanan swadana.

5. Kebijakan : Perda Khusus TB belum ada.

6. Anggaran : Anggaran kesehatan sudah ada tetapi yang dikhususkan untuk

TB belum ada.

7. Aksesibilitas jalan : Menemui penderita jauh dan sulit karena terkendala

jalan yang rusak, dan rawan kriminalitas. Keterbatasan akses terhadap

pelayanan kesehatan di beberapa wilayah di Kabupaten Lampung Timur.

Kelompok masyarakat berpenghasilan rendah dibawah UMR menghadapi

hambatan akses secara sosioekonomi. Jarak menuju unit pelayanan

kesehatan menjadi hambatanbagi masyarakat pedesaan, sehingga perlu

mendekatkan pelayanan TBC ke masyarakat. Pada saat yang bersamaan,

masyarakat dan penderita perlu diberi informasi mengenai TBC dan

penanganannya dengan metode yang mudah dimengerti dan simpel.

8. Keterbatasan informasi. Informasi mengenai strategi dan prioritas ekspansi

DOTS ke seluruh penyedia layanan kesehatan masih terbatas. Demikian

pula halnya dengan metode yang tepat dan mudah diterima oleh

masyarakat, dan penelitian khusus mengenai pola epidemiologi TBC.

Kesadaran masyarakat umum terhadap gejala TBC masih rendah, dan

pemahaman yang kurang mengenai pengobatan TBC.

9. Biaya pengobatan penderita TBC. Penderita juga mempunyai hambatan

dalam menuntaskan pengobatan karena biaya transportasi, pendaftaran di

fasilitas kesehatan dan biaya layanan laboratorium dan radiologi. Obat

TBC gratis, akan tetapi pengobatan TBC tidaklah gratis. Berbagai

hambatan tersebut memerlukan strategi khusus untuk mengatasinya,

terutama pada kelompok masyarakat di bawah garis kemiskinan.

Page 38: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

24

BAB III

METODE ANALISIS SITUASI

A. Tinjauan situasi

Analisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving Cycle

(Siklus Pemecahan Masalah). Dalam proses pemecahan masalah selalu dimulai

dari analisis situasi. Proses pemecahan masalah diharapkan benar-benar

memecahkan masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Semua itu memerlukan

dukungan informasi yang tepat dari proses analisis situasi.Tujuan analisis situasi

adalah mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang kondisi kesehatan

di suatu daerah yang akan berguna untuk menetapkan permasalahan (identifikasi

masalah). Analisa situasi juga dapat digunakan dalam rangka perencanaan

program dan analisis hambatan. Dengan dilakukan analisis situasi kita dapat

memotret kondisi kesehatan masyarakat yang sedang dihadapi suatu daerah serta

determinan-determinannya atau faktor-faktor yang mempengaruhi derajat

kesehatan masyarakat. Sehingga dapat diperkirakan secara tidak langsung derajat

kesehatan masyarakat atau masalah kesehatan yang dialami masyarakat.

Analisis Situasi merupakan proses pengamatan situasi kini (present condition atau

the existing condition) dengan melakukan pengamatan secara langsung di

lapangan dan mengumpulkan informasi atau data dari laporan-aporan atau

publikasi melalui metode observasi dan wawancara. Menurut Hendrick L.

Blumm, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat,

yaitu: faktor perilaku, lingkungan, keturunan dan pelayanan kesehatan.

1. Faktor Perilaku yang sehat akan menunjang meningkatnya derajat

kesehatan, hal ini dapat dilihat dari banyaknya penyakit berbasis perilaku

dan gaya hidup. Kebiasaan pola makan yang sehat dapat menghindarkan

diri kita dari banyak penyakit, diantaranya penyakit jantung, darah tinggi,

stroke, kegemukan, diabetes mellitus dan lain-lain. Perilaku atau kebiasaan

mencuci tangan sebelum makan juga dapat menghindarkan kita dari

penyakit saluran cerna.

Page 39: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

25

2. Faktor Lingkungan yang mendukung gaya hidup bersih juga berperan

dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Penyakit TBC

dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Lingkungan tidak bersih, ventilasi

rumah, lantai rumah dll yang tidak sesuai dengan kriteria standar rumah

sehat. Hal ini menyebabkan penduduk memiliki risiko mengidap TBC.

3. Faktor keturunan. Semakin besar penduduk yang memiliki risiko

penyakit bawaan akan semakin sulit upaya meingkatkan derajat kesehatan.

Oleh karena itu perlu adanya konseling perkawinan yang baik untuk

menghindari penyakit bawaan yang sebenarnya dapat dicegah munculnya.

Akhir-akhir ini teknologi kesehatan dan kedokteran semakin maju.

Teknologi dan kemampuan tenaga ahli harus diarahkan untuk

meningkatkan upaya mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya.

4. Faktor ketersediaan pelayanankesehatan yang baik akan mempercepat

perwujudan derajat kesehatan masyarakat. Dengan menyediakan fasilitas

pelayanan kesehatan yang bermutu secara merata dan terjangkau akan

meningkatkan akses masyarakat ke fasilitas pelayanan kesehatan.

Ketesediaan fasilitas tentunya harus ditopang dengan tersedianya tenaga

kesehatan yang merata dan cukup jumlahnya serta memiliki kompetensi di

bidangnya.

Upaya meningkatkan akses masyarakat ke fasilitas pelayanan kesehatan secara

langsung juga dipermudah dengan adanya program jaminan kesehatan

(Jamkesmas) bagi masyarakat kurang mampu. Program ini berjalan secara sinergi

dengan program pemerintah laiinya seperti Program bantuan langsung tunai

(BLT), Wajib belajar dan ain-lain.Untuk menjamin agar fasilitas pelayanan

kesehatan dapat memberi pelayanan yang efektif bagi masyarakat, maka

pemerintah melaksanakan program jaga mutu. Untuk pelayanan di rumah sakit

program jaga mutu dilakukan dengan melaksanakan akreditasi rumah sakit.

Ke empat faktor yang mempengaruhi kesehatan di atas tidak dapat berdiri

sendiri, namun saling berpengaruh. Oleh karena itu upaya pembangunan harus

dilaksanakn secara simultan dan saling mendukung. Upaya kesehatan yang

Page 40: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

26

dilaksanakan harus bersifat komperhensif, hal ini berarti bahwa upaya kesehatan

harus mencakup upaya preventif/promotif, kuratif dan rehabilitatif.

Dengan berbagi upaya di atas, diharapkan peran pemerintah sebagai pembuat

regulasi, dan pelaksana pembangunan dapat dilaksanakan. Dengan menerapkan

pelayanan kesehatan 24 Jam untuk masyarakat dengan penuh ikhlas dan

tangggungjawab, diusahakan jangan sampai menghilangkan culture atau budaya

bangsa Indonesia dimana mahluk hidup saling membutuhkan satu sama lain.

Sumber: Hendrick L. Blumm;dengan bukunya The Environment of Health.

Gambar 10. Konsep Hl. Blum tentang lingkungan sehat.

B. Analisis

1. Analisa Profil

Menggunakan pendekatan Analisis profil : merupakan model analisis

univariatdanmultivariat. Analisis univariate, dilakukan untuk mendapatkan profil

dalam bentuk deskripsi terhadap karakteristik demografis responden, serta

paparan deskrips ivariabel sikap, pengetahuan dan prilaku. Penggunaan analisis

Page 41: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

27

univariate bertujuan untuk mengetahui ciri sebuah populasi.Analisis multivariate

digunakan untuk menganalisa data dengan lebih dari dua variabel secara bersama-

sama.Dengan menggunakan teknik analisis ini maka kita dapat menganalisis

pengaruh beberapa variable bebasterhadap beberapavariabel tergantungdalam

waktu yang bersamaan. Analisis multivariate yang digunakanadalahmultivariate

analysis of variance (MANOVA), dananalisisregresiberganda.Sebagai contoh,

jika dilakukan analisis regresi sederhana, dengan satu variabel Y dan satu variabel

X, maka analisis seperti itu dikatakan bivariat, karena ada dua (bi) variabel, X dan

Y. Sedangkan jika dilakukan analisis regresi berganda, dengan satu variabel Y

dan dua variabel X (X1 dan X2), maka analisis sudah bisa dikatakan multivariat,

karena ada tiga variabel (termasuk X1 dan X2).

2 Analisa Akar Masalah

Root Cause Analysis (RCA) : adalah metode analisa terstruktur yang

digunakan untuk menemukan dan mengkoreksi penyebab akar masalah yang

mendasar, prinsipnya ialah bukan hanya analisis situasi ansich, namun juga

menemukan solusinya.

Teknik pengumpulan data :

Angket/Skala

wawancara langsung

pengamatan/ observasi lingkungan

Analisa data sekunder

3. AnalisisKesenjangan

Analisis kesenjangan atau Gap analysis merupakan salah satu alat yang dapat

digunakan untuk mengevaluasi kinerja dari instansi pemerintahan, khususnya

dalam upaya penyediaan pelayanan terhadap hal layak umum. Hasil

analisistersebut dapat menjadi input yang berguna bagi perencanaan dan

penentuan prioritasanggaran di masa yang akan datang. Selain itu, gap

Page 42: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

28

analisis atau analisis kesenjangan juga merupakan salah satu langkah yang sangat

penting dalam tahapan perencanaan maupun tahapan evaluasi kinerja. Analisis

gap itu sendiri tidak hanya diterapkan dalam manajemen internal suatu

lembaga/instansi, akan tetapi dapat juga diterapkan dalam evaluasi kinerja dari

pemerintah. Oleh karenanya analisis gap ini dapat dikatakan sebagai alat analisis

yang mempunyai pendekatan bottom-up yang dapat memberikan input berharga

bagi pemerintah, terutama dalam perbaikan dan peningkatan kinerja pelayanan

kepada masyarakat.Penyebaran kuisioner atau wawancara terhadap masyarakat

dan instansi pemerintahan.Penganalisaan data dengan menggunakan statistik

deskriptif. (kuisioner lampiran 3)

Page 43: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

29

BAB IV.

HASIL ANALISIS SITUASI KEBIJAKAN PENANGGULANGAN TB

A. Tinjauan Situasi

Penyakit TBC merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri

Mycobacterium tuberculosis yang telah menginfeksi hampir sepertiga

pendudukdunia dan pada sebagian besar negara di dunia tidak dapat

mengendalikan penyakit TBC ini disebabkan banyaknya penderita yang tidak

berhasildisembuhkan. WHO dalam Annual Report on Global TB Control

2003menyatakan terdapat 22 negara dikategorikan sebagai high burden countris

terhadap TBC , termasuk Indonesia. Indonesia menduduki urutan ke 3 dunia

setelah India dan Cina untuk jumlahpenderita TBC di dunia. Dari hasil Survei

Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)Tahun 2001, menunjukkan bahwa penyakit

TBC merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah penyakit kardiovaskuler dan

penyakit pernafasan pada semuakelompok usia, dan nomor 1 dari golongan

penyakit infeksi.2) Tahun 1999 WHO memperkirakan, setiap tahun terjadi

583.000 kasus baru tuberkulosis, dengankematian karena tuberkulosis sekitar

140.000, secara kasar diperkirakan setiap100.000 penduduk Indonesia terdapat

130 penderita baru tuberkulosis paru BTApositif.Upaya pencegahan dan

pengendalian penyakit TBC bertujuan untuk mencapai angka kesembuhan

minimal 85 % dari semua penderita baru BTA positif yang ditemukan serta

tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap hingga 70 % dari

perkiraan semua penderita baru BTA positif. Pelaksanaan program TBC

menggunakan strategi DOTS(DirectlyObserved Treatment, Shortcourse

chemotherapy ), sesuai rekomendasi WHO terdiri dari 5 komponen yaitu :

1) Komitmen politis dari para pengambil keputusan,termasuk dukungan

dana

2) Diagnosis TBC dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis.

3) Pengobatan dengan paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) jangka

pendek dengan pengawasan langsung oleh pengawas menelan obat (

PMO).

4) Kesinambungan persediaan OAT jangka pendek dengan mutu terjamin.

Page 44: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

30

5) Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan pemantauan

dan evaluasi program penanggulangan TBC.

Perkembangan prevalensi kasus TB Paru BTA + di Kabupaten Lampung

Timur dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.: Data Prevalensi Penderita TB Di Lampung Timur

Data

PENDERITA TB

2011 2012 2013

Q1 Q2 Q3 Q4 total Q1 Q2 Q3 Q4 total Q1 Q2 Q3 Q4 total

suspect 1626 1802 1531 1592 6551 1555 1625 1922 2061 7164 2102 2013 1922 190 6227

BTA + 166 158 134 111 569 145 169 173 164 651 184 200 200 8 592

BTA-/ Ro.+ 64 53 59 49 225 22 37 32 36 127 49 29 18 0 96

ekstra paru 4 7 7 7 25 6 8 4 3 21 3 3 0 0 6

kambuh 3 4 3 1 11 2 0 5 2 9 0 6 0 0 6

gagal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

TB anak 22 29 33 19 103 22 24 25 27 32 29 21 15 0 65

TB-HIV 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

TB MDR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Defaulter 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1

Sumber : TB Elektronik Dinas Kesehatan Lampung Timur, 2013

Berdasarkan Tabel 1 tersebut di atas, dapat dilihat jumlah suspect TB

untuk tiga tahun berturut-turut (2011sampai 2013) fluktuatif. Pada tahun 2011

berjumlah 6551 orang dan naik pada tahun 2012 sebanyak 7164 orang. Tetapi

terjadi penurunan kembali pada tahun 2013 sebanyak 6227 orang.

Jumlah penderita BTA + pada tahun 2011 sebanyak 569 penderita dan

naik pada tahun 2012 sebanyak 651 penderita. Pada tahun 2013 terjadi penurunan

kembali sebanyak 592 penderita.

Jumlah BTA -/Ro + cenderung menurun dari 3 tahun terakhir. Tahun 2011

sebanyak 225 orang, tahun 2012 sebanyak 127, dan tahun 2013 sebanyak 96

orang.

Page 45: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

31

Penderita ekstra paru cenderung menurun dari 3 tahun terakhir. Tahun 2011

sebanyak 25 orang, tahun 2012 sebanyak 21 orang, dan tahun 2013 sebanyak 6

orang. Penderita yang kambuh tahun 2011 sebanyak 11 orang, tahun 2012

sebanyak 9 orang, dan tahun 6 orang. TB-anak cenderung menurun dari 3 tahun

terakhir. Default 1 orang sedangkan penderita TB-HIV dan TB-MDR tidak

ditemukan.

B Analisis

1 Analisis Profil

a. Analisis Univariat

Peneliti menggunakan 59 sampel yang berasal dari 15 kecamatan di

Lampung Timur. Sampel dipilih berdasarkan data penderita TB 2014 yang

dikumpulkan oleh para kader SSR Aisyah Lampung Timur. Kecamatan yang

digunakan terdiri dari Sekampung Udik, Marga Tiga, Sukadana, Batanghari

Nuban, Braja Selebah, Mataram Baru, Labuhan Maringgai, Way Bungur,

Batanghari, Bumi Agung, Raman Utara, Batanghari Nuban, Way Jepara, Labuhan

Ratu dan Mataram Baru. Sampel paling banyak berasal dari kecamatan Marga

Tiga , yang merupakan kecamatan yang memiliki penderita TB terbayak di antara

kecamatan yang lainnya.

Karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, status

pernikahan, jumlah keluarga, dan pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4. Karakteristik Demografis Responden Kriteria f Prosentase

JenisKelamin Laki-Laki 32 54,2%

Perempuan 27 45,8%

Total 59 100%

Usia

< 15 th 1 1.7 %

15 th - 45 th 32 54.2 %

> 45 th 26 44.1 %

Total 59 100 %

Pendidikan

TidakTamat SD 5 8,5%

TidakTamat SMA 49 83,1%

Tamat SMA 5 8,5%

Total 59 100%

Status

Tidak /

BelumMenikah

6 10,2%

Menikah 53 89,8%

Page 46: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

32

Total 59 100%

JumlahKeluarga 0 – 4 Orang 40 67,8%

5 Orang – 10 Orang 19 32,2%

Total 59 100%

Pekerjaan

TidakBekerja 8 13.6%

Petani 47 79.7%

PengawaiSwasta 4 6.8%

PNS 0 0%

Total 59 100%

Peneliti juga menyebarkan angket untuk mengukur perilaku beresiko

responden terhadap TB, sikap responden terhadap TB dan tingkat pengetahuan

responden terhadap TB. Pada skala perilaku TB, semakin tinggi skor subyek,

mengindikasikan semakin beresiko perilaku subyek dalam menularkan TB. Pada

skala sikap, semakin tinggi skor subjek, menunjukkan semakin positif sikap

responden terhadap TB. Pada skala pengetahuan, semakin tinggi skor subyek,

menunjukkan semakin tinggi pengetahuan responden terhadap TB. Berdasarkan

perhitungan analisis deskriptif, didapatkan hasil sebagaimana pada tabel 2 berikut

:

Tabel 5 . Karakteristik Perilaku, Pengetahuan, dan Sikap Responden Terhadap

TB

Kriteria F Persentase

Perilaku

Buruk 28 47.5%

KurangBaik 31 52.5%

Baik 0 0%

Total 59 100%

Pengetahuan TidakBaik 56 94.9%

Baik 3 5.1%

Total 59 100%

Sikap

Buruk 3 5.1%

KurangBaik 14 23.7%

Baik 42 71.2%

Total 59 100%

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa perilaku responden sebanyak

52,7% berada pada kategori kurang baik, 47,5% sisanya berada pada kategori

buruk, dan tidak terdapat satu responden pun yang memiliki perilaku yang baik.

Hasil ini mengindikasikan bahwa responden memiliki perilaku yang sangat

beresiko dalam menularkan TB kepada orang lain. Padahal responden yang

dijadikan sampel penelitian adalah para penderita TB+, hasil ini mengindikasikan

pemahaman responden tentang bahaya TB masih terbatas. Hasil ini didukung

Page 47: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

33

dengan hasil analisis deskriptif pada variabel pengetahuan, mayoritas responden

(94,9%) memiliki pengetahuan yang kurang baik. Namun demikian, pada variabel

sikap, mayoritas responden (71,2%) memiliki sikap yang baik terhadap TB. Hasil

ini mengindikasikan bahwa sikap responden terhadap TB sudah baik, walaupun

tingkat pengetahuan dan perilakunya masih belum baik.

2. Pengaruh Faktor Demografis Responden terhadap Pengetahuan, Sikap

dan Perilaku

Peneliti melihat lebih lanjut apakah karakteristik demografis responden

berpengaruh terhadap sikap, pengetahuan dan perilaku responden terhadap TB.

Analisis dilakukan dengan mengunakan analisis MANOVA (Multivariate

Analysis Of Variance) dengan bantuan SPSS. Hasil yang didapatkan terangkum

pada tabel 3 berikut ini

Tabel 6. Hasil Analisis Keterkaitan antara Karakteristik Demografis dengan Perilaku, Pengetahuan

dan Sikap.

SumberVariasi F p Kriteria

JenisKelamin, usia, pendidikan, status, jumlahanggotakeluarga,

danjenispekerjaan* Perilaku

58,241 0,000 SangatSignifikan

Jenis Kelamin, usia, pendidikan, status, jumlah anggota

keluarga, dan jenis pekerjaan* Sikap

304,811 0,000 SangatSignifikan

JenisKelamin, usia, pendidikan, status, jumlahanggotakeluarga,

danjenispekerjaan* Pengetahuan

72,123 0,000 SangatSignifikan

Hasil analisis dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Jenis Kelamin, usia, pendidikan, status, jumlah anggota keluarga, dan jenis

pekerjaan secara bersama-sama memberikan pengaruh sangat signifikan

terhadap perilaku beresiko responden dalam menularkan TB (F=58,241,

p<0,01)

2. Jenis Kelamin, usia, pendidikan, status, jumlah anggota keluarga, dan jenis

pekerjaan secara bersama-sama memberikan pengaruh sangat signifikan

terhadap sikap responden (F=304,811, p<0,01)

3. Jenis Kelamin, usia, pendidikan, status, jumlah anggota keluarga, dan jenis

pekerjaan secara bersama-sama memberikan pengaruh sangat signifikan

terhadap pengetahuan responden terhadap TB (F=72,123, p<0,01)

Page 48: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

34

Berdasarkan hasil di atas ditemukan bahwa karakteristik demografis

responden secara bersama-sama memberikan pengaruh yang sangat signifikan

terhadap sikap, pengetahuan dan perilaku. Peneliti melakukan analisis lebih lanjut

untuk melihat karakteristik demografis spesifik yang memiliki perilaku paling

beresiko menularkan TB, sikap negatif terhadap TB, dan pengetahuan yang

rendah terhadap TB. Hasil analisis pada variabel prilaku dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 7.. Hasil Analisis Keterkaitan antara Karakteristik Demografis dengan Perilaku.

SumberVariasi F P Kriteria

JenisKelamin 0,691 0,411 TidakSignifikan

Usia 0,886 0,353 TidakSignifikan

Pendidikan, 1,040 0,364 TidakSignifikan

Status 6,766 0,014 Signifikan

Jumlahanggotakeluarga 1,407 0,244 TidakSignifikan

Jenispekerjaan 1,809 0,179 TidakSignifikan

*) Variabel tergantung Perilaku

Hasil analisis mengindikasikan, hanya status pernikahan yang memberikan

pengaruh signifikan terhadap perilaku responden (F=6,766, p=0,014), responden

yang belum menikah (M=4,167) memiliki perilaku lebih beresiko dalam

menularkan TB dibandingkan dengan responden yang telah menikah (M=5,830).

Sedangkan aspek demografis lain tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap

perilaku.

Hasil analisis pada variabel pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 8. Hasil Analisis Keterkaitan antara Karakteristik Demografis dengan Pengetahuan.

SumberVariasi F P Kriteria

JenisKelamin 2.029 .163 TidakSignifikan

Usia .230 .635 TidakSignifikan

Pendidikan, 2.502 .048 Signifikan

Status 1.688 .202 Signifikan

Jumlahanggotakeluarga .156 .695 TidakSignifikan

Jenispekerjaan 1.339 .275 TidakSignifikan

*) Variabel tergantung Pengetahuan

Hasil analisis mengindikasikan, hanya pendidikan yang memberikan

pengaruh signifikan terhadap pengetahuan responden (F=2,502, p=0,048).

Page 49: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

35

Responden yang memiliki pendidikan tidak tamat SD memiliki pengetahuan yang

lebih rendah dibandingkan responden yang tidak tamat SMA (Selisih rerata = -

4,861, p=0,038) dan dengan responden yang tamat SMA (Selisih rerata = 6,800,

p=0,030). Sedangkan antara responden yang tidak tamat SMA dengan responden

yang tamat SMA tidak memiliki perbedaan tingkat pengetahuan yang berbeda

(Selisih rerata = 1,938, p=0,906). Sedangkan aspek demografis lain tidak

memberikan pengaruh signifikan terhadap pengetahuan.

Hasil analisis pada variabel sikap dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 9. Hasil Analisis Keterkaitan antara Karakteristik Demografis dengan Sikap.

SumberVariasi F P Kriteria

JenisKelamin .210 .650 TidakSignifikan

Usia 2.110 .155 TidakSignifikan

Pendidikan, 2.357 .110 Signifikan

Status 2.378 .132 Signifikan

Jumlahanggotakeluarga 3.690 .031 TidakSignifikan

Jenispekerjaan .331 .720 TidakSignifikan

*) Variabel tergantung Sikap

Hasil analisis mengindikasikan, hanya jumlah anggota yang memberikan

pengaruh signifikan terhadap sikap responden (F=3,690, p=0,031). Hasil analisis

menunjukkan semakin banyak jumlah anggota keluarga, semakin positif sikap

responden terhadap TB. Sedangkan aspek demografis lain tidak memberikan

pengaruh signifikan terhadap sikap.

Berdasarkan hasil analisis keseluruhan, mengindikasikan bahwa

karakteristik demografis responden baru memberikan pengaruh yang signifikan

jika dianalisis secara bersama-sama. Namun, jika dianalisis terpisah hanya

sebagian variabel yang memberikan pengaruh signifikan. Maka dapat disimpulkan

bahwa faktor demografis harus dilihat secara keseluruhan dalam melihat penyebab

dari perilaku, sikap dan pengetahuan responden terhadap TB.

Page 50: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

36

3. Pengaruh Pengetahuan dan Sikap terhadap Perilaku Beresiko Responden

Peneliti ingin melihat lebih lanjut apakah tingkat pengetahuan responden

terhadap TB dan sikap responden terhadap TB memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap perilaku beresiko penderita TB dalam menularkan TB.

Peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Hasil analisis dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 10. . Hasil Analisis Keterkaitan antara Sikap dan Pengetahuan Terhadap

Perilaku .

SumberVariasi R F P Kriteria

Sikap, Pengetahuan * Perilaku 0,720 30,164 0.000 SangatSignifikan

*) Variabel tergantung Perilaku

Hasil analisis menunjukkan bahwa sikap dan pengetahuan memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap perilaku responden. Besarnya pengaruh kedua

variabel sebesar 51,9% (R2=0,519). Pengaruh masingmasing variabel terhadap

perilaku responden dapat dilihat pada tabel berikut ;

Tabel 11. Hasil Analisis Keterkaitan antara Sikap dan Pengetahuan Terhadap Perilaku .

SumberVariasi T P Kriteria

Sikap 4.129 0.000 SangatSignifikan

Pengetahuan 4.122 0.000 SangatSingnifikan

*) Variabel tergantung Perilaku

Hasil analisis menunjukkan bahwa sikap memberikan pengaruh yang

sangat signifikan terhadap perilaku responden. Besarnya pengaruh sikap terhadap

perilaku responden sebesar 25,9% (β = 0,425, Rzero order= 0,610). Pengetahuan

memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap perilaku responden.

Besarnya pengaruh sikap terhadap perilaku responden sebesar 25,9% (β = 0,425,

Rzero order= 0,610).

Page 51: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

37

4. Analisis akar masalah

Gambar 11. Analisis Akar Masalah

Akar masalahnya

Penyebab tidak

langsung

Penyebab

langsung

INSIDEN TBC YANG FLUKTUATIF

(DATA TAHUN 2011 – 2013)

Penduduk sebagian besar petani

dan informasi tentang kesehatan

belum sepenuhnya diterima

Standar rumah sehat belum

terpenuhi. Dilihat dari

kelembaban,temperatur,kelembab

an lantai,jumlah anggota keluarga

dan ventilasi responden

PENULARAN. Dikarenakan

perilaku,sikap,pengetahuan yang

rendah tentang TB. Penyuluhan

dan sosialisasi masih belum

maksimal

DAMPAK

PENYEBAB

Birokrasi tentang perda khusus

TB,anggaran dana khusus untuk

TB,dan komitmen politik belum ada

Page 52: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

38

KETERANGAN;

Masih fluktuatifnya insiden penyakit TBC baik suspect maupun BTA +

dari tiga tahun secara berturut turut (2011-2013) di Kabupaten Lampung Timur

disebabkan karena masih adanya faktor penularan. Penularan biasanya melalui

udara, yaitu secara inhalasi “ droplet nucleus “ yang mengandung bakteri TB.

Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam

bentuk droplet (percikan dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan

di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau

droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernafasan, kuman TB Paru tersebut

dapat menyebardari paru ke bagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah,

sistem saluranlimfe, saluran nafas, atau penyebaran langsung ke bagian-bagian

tubuh lainnya.

Faktor pengetahuan,sikap dan perilaku responden sangat berpengaruh

terhadap penularan TB di Kabupaten Lampung Timur, hal ini dapat dilihat dari

hasil uji analisis profil dimana faktor tersebut signifikan berturut-turut sebesar

51,9%,25,9%, 25,9%. Pada beberapa responden Pengetahuan yang masih rendah

didukung keengganan untuk berobat meskipun sudah positip TB dan

menghentikan pengobatan jika merasa badan sudah enak menjadi salah satu

penyebab masih adanya insiden TB. Sudah adanya penyuluhan dalam rangka

memberikan informasi,pengetahuan yang dilakukan oleh beberapa petugas dan

KMP-TB di Kabupaten Lampung Timur ternyata tidak sertamerta setiap

masyarakat bisa menangkap isi materi yang disampaikan, sehingga Diperlukan

adanya suatu metode yang tepat mudah dimengerti oleh semua lapisan masyarakat

dan simpel tentang TB baik berupa program penyuluhan/sosialisasi efektif

melalui media komunikasi TV,radio,brosur,spanduk dll.

Jika dianalisis dari keadaan rumah dimana responden tinggal maka masih

belum memenuhi standar hunian/rumah sehat. Kelembaban rumah yang tinggi,

ventilasi kurang dan intensitas cahaya yang kurang menjadi penyebab bakteri TB

berkembangbiak di dalam rumah tersebut. Beberapa rumah responden bahkan

antara dapur dengan bahan bakar kayu menjadi satu dengan ruang makan,

sehingga asapnya ikut terhirup. Lingkungan rumah merupakan salah satu faktor

Page 53: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

39

yang memberikan pengaruh besar terhadap status kesehatan penghuninya.

Menurut Azwar (1995) syarat-syarat yang dipenuhi oleh rumah sehat secara

fisiologis yang berpengaruh terhadap kejadian tuberkulosis paru antara lain :

a. Kepadatan Penghuni Rumah

Ukuran luas ruangan suatu rumah erat kaitannya dengan kejadian TB.

Semakin padat penghuni rumah akan semakin cepat pula udara di dalamrumah

tersebut mengalami pencemaran. Karena jumlah penghuni yangsemakin banyak

akan berpengaruh terhadap kadar oksigen dalamruangan tersebut, begitu juga

kadar uap air dan suhu udaranya. Dengan

meningkatnya kadar CO2 di udara dalam rumah, maka akan memberikesempatan

tumbuh dan berkembang biak lebih bagi bakteri Mycobacteriumtuberculosis.

Dengan demikian akan semakin banyak kuman yangterhisap oleh penghuni rumah

melalui saluran pernafasan (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,1994) .

b. Kelembaban Rumah

Hal ini perlu diperhatikan karena kelembaban dalam rumah akan

mempermudahberkembangbiaknya mikroorganisme antara lain bakteri

spiroket,ricketsia dan virus. Mikroorganisme tersebut dapat masuk ke dalamtubuh

melalui udara ,selain itu kelembaban yang tinggi dapatmenyebabkan membran

mukosa hidung menjadi kering seingga kurang efektif dalam menghadang

mikroorganisme. Kelembaban udara yangmeningkat merupakan media yang baik

untuk Bakteri-Bakteri termasukbakteri tuberkulosis.

c. Ventilasi

Jendela dan lubang ventilasi selain sebagai tempat keluar masuknyaudara

juga sebagai lubang pencahayaan dari luar, menjaga aliran udaradi dalam rumah

tersebut tetap segar. Beberapa rumah responden hanya ada 3-4 ventilasi rumah

sehingga ruangan terlalu pengap dan lembab. Kelembaban ruangan yan tinggi

akan menjadi mediayang baik untuk tumbuh dan berkembangbiaknya bakteri-

bakteri patogen termasuk kuman tuberkulosis.

Page 54: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

40

d. Pencahayaan Sinar Matahari

Cahaya matahari selain berguna untuk menerangi ruang juga mempunyai

daya untuk membunuh bakteri. Hal ini telah dibuktikan oleh Robert Koch (1843-

1910). Sinar matahari dapat dimanfaatkan untuk pencegahan penyakit

tuberkulosis paru, dengan mengusahakan masuknya sinar matahari pagi ke dalam

rumah. Cahaya matahari masuk ke dalam rumah melalui jendela atau genteng

kaca. Diutamakan sinar matahari pagi mengandung sinar ultraviolet yang dapat

mematikan kuman (Depkes RI, 1994). Kuman tuberkulosis dapat bertahan hidup

bertahun-tahun lamanya, dan mati bila terkena sinar matahari , sabun, lisol, karbol

dan panas api.

e. Jenis lantai tanah

Responden masih ada yang lantai rumahnya tanah. Lantai tanah cenderung

menimbulkan kelembaban, pada musim panas lantai menjadikering sehingga

dapat menimbulkan debu yang berbahaya bagi penghuninya, sedangkan bila hujan

menjadi becek dan lembab.

f. Dinding

Masih ada responden yang kondisi dinding rumahnya kayu/papan. Hal ini

disebabkan karena banyak yang memiliki profesi sebagai petani dan buruh.

Faktor ketidakmampuan responden untuk membangun rumah yang layak sesuai

standar rumah sehat inilah sesuai dengan pernyataan dari WHO (2003)

menyebutkan 90% penderita tuberkulosis paru di duniamenyerang kelompok

dengan sosial ekonomi lemah atau miskin.

Disinilah perlunya adanya pemangku kebijakan/birokrasi yang dapat

konsisten dan memiliki komitmen politik terhadap masalah yang timbul di

wilayahnya, apakah itu berupa perda tentang TB, pendanaan khusus TB sehingga

rantai siklus TB dapat diputus. PUTUSKAN MATA RANTAINYA, MAKA

KEJADIAN TB AKAN MENURUN/TIDAK ADA. Inilah akar masalahnya.

Page 55: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

41

Gambar 12. Mata rantai penularan TBC

KETERANGAN ;

Adanya fluktuatif insiden kejadian penyakit TB di Kabupaten Lampung Timur

dikarenakan 3 faktor utama;

1. Penyakit TB

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini dapat diputuskan rantainya

dengan cara pengobatan. Jika tidak ada agen penyakit dan maka penderita

akan sehat.

2. Penderita

Adanya sosialisasi/penyuluhan/informasi dengan metode & media yang

tepat,mudah diterima akan menambah pengetahuan, sikap dan perilaku

penderita sehingga penularan penyakit TB tidak tinggi. Adanya alokasi

Pendanaan dan Perda khusus tentang TB diikuti komitmen politik yang

kuat dari pengambil kebijakan akan menambah semangat ingin sembuh

penderita karena merasa dirinya diperhatikan. Alokasi pendanaan TB

diharapkan dapat membantu menuntaskan hambatan pengobatan karena

biaya transportasi, pendaftaran di fasilitas kesehatan dan biaya layanan

laboratorium dan radiologi. Obat TBC memang gratis, akan tetapi

pengobatan TBC tidaklah gratis. Berbagai hambatan tersebut memerlukan

PENYAKIT TB

(AGENT)

LINGKUNGAN

(ENVIRONMENT)

PENDERITA

(HOST)

Page 56: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

42

strategi khusus untuk mengatasinya, terutama pada kelompok masyarakat

di bawah garis kemiskinan.

3. Lingkungan

Jika lingkungan sehat,rumah sesuai dengan standar rumah sehat maka

bakteri TB tidak akan berkembang biak dengan baik sehingga prevalensi dan

jumlah penderita TB akan menurun. Hal ini tentunya didukung juga oleh Akses

jalan menuju tempat pelayanan kesehatan yang aman dan baik akan mempercepat

proses check up dan pengambilan obat.

C. Analisis Kesenjangan

Tabel 12. kesenjangan, solusi dan kegiatan/rekomendasi yang harus dilakukan

No KESENJANGAN SOLUSI KEGIATAN/REKOMENDASI

YANG HARUS DILAKUKAN

1. PASIEN

Pada beberapa penderita

ketika badan sudah

merasa sehat lalu

menghentikan minum

obat (Pasien Margatiga)

Didukung oleh hasil

analisis deskriptip;

pengetahuan responden

tentang TB kurang baik

(94,9%)

Penderita merasa bahwa

dirinya tidak sakit dan

cukup hanya dengan

berobat di

akupuntur/tusuk

jarum/shinshe (Pasien

Braja Selebah)

.

- Memberikan informasi

manfaat minum obat untuk

mempercepat kesembuhan

dan mencegah penularan.

- Memberikan informasi

akibat minum obat tidak

teratur kuman jadi kebal

(resistance) dan muncul kasus

TB-MDR dimana tahap

pengobatannya lebih lama.

- Memberikan informasi

tentang TB dan bahaya

penularan kepada orang lain.

- Sosialisasi tentang fungsi obat oleh

PMO

- Sosialisasi tentang bahaya resistensi

(kekebalan). Memberikan pengertian

bahwa perasaan sembuh merupakan

hal yang wajar tetapi jangan

memutuskan pengobatan karena

merugikan diri sendiri.

2. DANA

-Biaya pengobatan dan

Terbatasnya biaya pasien

-Khusus pasien gakin

mendapat fasilitas uang

transportasi dari rumah ke

Pemberian uang transportasi untuk

mengambil obat khusus penderita TB

dan Pembagian kartu Jamkesmas atau

Page 57: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

43

untuk transport dari rumah

kepuskesmas.

- Biaya Khusus untuk TB

belum ada

puskesmas dan mendapat

kartu jamkesmas atau SKTM

(surat keterangan tidak

mampu) sehingga dapat

kemudahan pelayanan di

puskesmas.

- ada rincian khusus untuk

TBC

SKTM

Informasi anggaran TB dari DPRD

sangat dibutuhkan

3. Birokrasi;

- Data yang sudah ada

(profil kesehatan 2013)

dari BAPPEDA dan Dinas

Kesehatan Lampung Timur

belum bisa didapatkan

karena belum di verifikasi

BPS (Badan Pusat

Statistik) sehingga data

yang diperoleh profil

kesehatan tahun 2011,

2011, dan 2012.

- Perda khusus TB belum

ada

- Data up date profil

kesehatan tahun 2013.

- Ada perda khusus TB

- BPS Segera memverifikasi data

profil kesehatan tahun 2013

- DPRD membuat perda khusus TB

4. Pelayanan Kesehatan&

Penyuluhan Kesehatan ;

SDM;rasio tenaga

kesehatan tidak berimbang

dengan jumlah penduduk

Jumlah prasarana

(puskesmas) ada 33 buah

dan pustu 88 buah.

Penyuluhan khusus tentang

TB pada profil kesehatan

2012 belum ada

Menambah jumlah SDM

tenaga kesehatan dan

prasarana

Berapa jumlah tenaga

penyuluh TB, materi

penyuluhan, waktu

penyuluhan perlu dituliskan

di profil kesehatan 2012

Pemda mengalokasikan rekrutmen

tenaga kesehatan, khususnya ahli

epidemiologi

Menyiapkan tenaga penyulu TB

5 Kemitraan ; Dalam satu

kabupaten hanya ada 2 - 3 saja

kemitraan kelompok

masyarakat peduli TBC. KMP

di Lampung Timur baru 2

KMP, masih tergantung dengan

pendanan swadana

Membentuk kelompok

kemitraan yang sinergis antara

petugas dan masyarakat

LSM, KMP-TB, KELOMPOK

BELAJAR MASYARAKAT

6. Aksesibilitas ;

Menemui penderita jauh dan

sulit karena terkendala jalan

yang rusak, dan rawan

kriminalitas. Pada saat yang

bersamaan, masyarakat dan

penderita perlu diberi informasi

mengenai TBC dan

penanganannya dengan metode

yang mudah dimengerti dan

simpel.

Keamanan wilayah dan akses

sarana transportasi diperbaiki

Dinas LLAJ mengecek titik titik

kerusakan dan perbaikan jalan.

Polisi disiagakan dititik yang

rawan

Page 58: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

44

BAB V.

REKOMENDASI RENCANA ADVOKASI

A. Pemerintah Kabupaten Lampung Timur

Program GERDUNAS TB mulai digalakkan lagi dari tingkat pusat hingga

tingkat kabupaten, Sehingga GERDUNAS TB benar-benar merupakan Gerakan

Terpadu Nasional Tuberkulosa, Adanya Perda tentang TB dan Alokasi dana

khusus untuk kegiatan penaggulangan TB. Paru merupakan jalan yang perlu

dijalankan Pemerintah Kabupaten sehingga pembangunan disemua bidang di

Kabupaten Lampung Timur menjadi lancar. Terlebih lagi pembangunan kesehatan

akan turut menentukan Indek Pembangunan Kesehatan Manusia (IPM) di

Kabupaten Lampung Timur.

B. Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Timur.

a. Perencanaan anggaran yang dilakukan ditingkat Puskesmas masih perlu

dukungan dari tingkat kabupaten khususnya Dinas Kesehatan yang lebih

spesifik untuk kegiatan pemberantasan penyakit menular. Didukung

perencanaan anggaran, perencanaan kegiatan yang baik akan membantu

keberhasilan pelaksanaan penanggulangan pemberantasan penyakit menular

khususnya TB di Kabupaten Lampung Timur.

b. Peningkatan sarana Promosi Kesehatan. Pemilihan Jenis metode dan media

yang efektif yang dapat menjangkau daya serap tiap kalangan masyarakat

merupakan alat dalam penyelenggaraan penyuluhan. Dengan adanya media-

media yang mendukung tersalurnya informasi penyakit menular terhadap

masyarakat, maka masyarakat akan lebih mandiri dalam kesehatan khusunya

dalam menghadapi masalah penyakit menular.

3. Perangkat Kecamatan

a. Aktif Promotif. Peran yang diharapkan dari pihak kecamatan sebagai

pemerintan paling dekat dengan masyarakat setelah Desa adalah adanya peran

Page 59: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

45

nyata dalam promosi (penyuluhan) dalam penanggulangan penyakit menular

khusunya pemberantasan penyakit menular TB dilingkungan kerja kecamatannya.

b. Sosialisasi. Sosialisasi pencegahan penyakit di tingkat kecamatan akan lebih

efektif dan lebih luas jangkauannya dibandingkan dengan sosialisasinya hanya di

tingkat desa yang dilakukan oleh bidan desa dan Puskesmas Pembantu di desa.

Sosialisasi dapat diselipkan pada acara posyandu, kegiatan PKK, senam sehat dll

4. Puskesmas

Adanya dokter umum selain perawat/mantri yang turut serta dalam

pengobatan Karena ini juga merupakan faktor penunjang keberhasilan dari

program TB di wilayah kerjanya.

5. Kemitraan (LSM, KMP-TB)

Ikut aktif dalam memberikan informasi tentang kepada masyarakat

terutama pada penderita TB selain mengajukan proposal pendanaan untuk

kegiatan sosialisasi dan santunan kepada penderita.

Page 60: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

46

BAB VI.

PENUTUP

Perencanaan penanggulangan penyakit TBC di Kabupaten Lampung Timur

dengan mengkhususkan pada 3 masalah utama yang harus diputus mata rantainya. Hal ini

merupakan salah satu jalan dalam menempuh terciptanya derajat kesehatan masyarakat

yang optimal dengan adanya kemandirian masyarakat dalam penanggulangan penyakit

menular. Sesuai dengan amanat Rencana Strategis atau Renstra Kementerian

KesehatanTahun 2010-2014

Tentang perencanaan yang bersifat indikatif dan memuat program-program pembangunan

kesehatan dengan penekanan pada pencapaian sasaran prioritas nasional dan Millenium

Development Goals atau MDGs.Tentunya semua ini sangat memerlukan dukungan semua

pihak sehingga jalan menuju kearah Tujuan tersebut dapat dicapai sebagaimana yang

diharapkan

Page 61: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

47

DAFTAR PUSTAKA

Azwar A, 1995, Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, Mutiara , Jakarta

Bappeda Lampung Timur. 2011. Profil Daerah Kabupaten Lampung Timur.

Bappeda Lamtim: Sukadana.

Bappeda Lamtim. 2011. Profil Daerah Lampung Timur 2011 (VCD).

BPS Kabupaten Lampung Timur. 2913.Lampung Timur dalam Angka 2013. BPS

Kab. Lamtim.

Depdagri BPPN. 2009. Petunjuk Teknis Analisis Situasi Ibu dan Anak (Asia) di

Daerah. Pngembangan dan Penyusunannya. Kantor Meng. Bapenas.

Jakarta.

Depkes. 2006. Kerangka Kerja Pengendalian TB Indonesia. Depkes: Jakarta

Departemen Kesehatan RI, 1994, Pengawasan Kualitas Kesehatan

Lingkungan dan Pemukiman, Dirjen P2M & PLP, Jakarta

Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Timur. 2012. Profil Dinas Kesehatan

Kabupaten Lampung Timur 2012. Dinkes Lamtim: Lampung Timur.

Dirjen Dikti Kemendikbud. 2011. Potret Ketersidiaan dan Kebutuhan Tenaga

Dokter, Ditjen Dikti Kemendikbud: Jakarta.

KMP TB Mandiri. 2013. Proposal Komunitas Masyarakat Peduli Tuberculosis

Mandiri (KMP TB Mandiri). Kab. Lamtim Prop. Lampung

KMP TB AsSyifa. 2012. Kelompok masyarakat peduli tuberculosis (KMP-TB)

AS SYIFA Dengan ruang belajar masyaraka (RBM PNPM-MP)

Kabupaten Lampung Timur.

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional (BAPPENAS). 2012. Laporan Pencapaian

Tujuan Pembangunan Millenium di Indonesia 2011.

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Rencana Strategis Kementrian Kesehatan

Tahun 2010 – 2014. Jakarta

Notoatmodjo, S, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-prinsip Dasar,

Jakarta: Rineka Cipta

Pemkab. Lamtim. 2012. Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Lampng Tengah

Tahun 2011.

Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. 2011. Data dan Informasi Propinsi

Lampung. Kepala Pusat data dan Informasi. Kemenkes RI: Jakarta.

Page 62: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

48

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Tugas

Page 63: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

49

Lampiran 2. Daftar Nama Kader Tb Komunitas Ssr Tb 'Aisyiyah Kabupaten Lampung Timur

NO NAMA KADER L/P Umur ALAMAT NO. HP.

1 Nur'aini P 31 Desa Nampirejo, Kec. Batanghari 085840775711

2 Salbiyah P 43 Desa Banjarejo Kec. Batanghari 082379170877

3 Ida Dana Sari P 41

Desa Tulung Balak, Kec. Batanghari

Nuban 081279023053

4

Imam S

Abdurrohman L 41 Desa Kedaton 1 Kec. Batanghari Nuban 082185178268

5 Saminem P 41

Desa Gunung Tiga, Kec. Batanghari

Nuban 085664394743

6 Evi Septiana P 26 Desa Kota Raman Kec. Raman Utara 085368131043

7 Evita Septiana P 21 Desa Raman Fajar Kec. Raman Utara 085758879843

8 Mudmainah P 36 Desa Raman Aji Kec. Raman Utara 085368865836

9 Winarni P 36 Desa Rejo Katon, Kec. Raman Utara 082374862916

10 Siti Lailiah P 31 Desa Rejo Binangun, Kec. Raman Utara 085366879054

11 Poniran L 40 Desa Tegal Gondo, Kec. Purbolinggo 085669645372

12 Tri Siwi Susilowati P 33 Desa Tambah Dadi Kec. Purbolinggo 085669924639

13 Sumarsih P 42 Desa Toto Harjo Kec. Purbolinggo 085769420156

14 Siti Makrifatun P 35 Desa Tanjung Tirto, Kec. Way Bungur 085367201607

15 Atik Sunarsih P 38 Desa Tegal Ombo, Kec. Way Bungur 082306580065

16 Yuni Purnawati P 29 Desa Tanjung Qencono, Kec. Way Bungur 085367616796

17 Remalia Muda P 26 Desa Tegal Ombo, Kec. Way Bungur 085768137125

18 Shabkie L 41 Desa Mataram Marga, Kec. Sukadana 081272882199

19 Ponijan L 32 Desa Putra Aji I Kec. Sukadana 085269855049

Page 64: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

50

20 Imam Hambali L 34 Desa Sukadana Timur, Kec. Sukadana 085378068676

21 Tumiran L 48 Desa Terbanggi Marga, Kec. Sukadana 082377157450

22 Amir Abraham L 51 Desa Sukadana, Kec. Sukadana 081369188380

23 Siti Zaitun P 43 Desa Rantau Jaya Udik II Kec. Sukadana 082375181712

24 M. Arif L 45 Desa Pasar Sukadana, Kec. Sukadana 085208286767

25 Tatik Nurhayati P 39 Desa Labuhan Ratu IX, Kec. Labuhan Ratu 085279650872

26 Jumaroh P 25 Desa Rajabasa Lama I, Kec. Labuhan Ratu 085279235030

27 Fitri Yuliana P 30 Desa Rajabasa Lama, Kec. Labuhan Ratu 085269268545

28 Heru Pranoto L 38

Desa Labuhan Ratu Induk, Kec. Labuhan

Ratu 081369948466

29 Susiati P 38 Desa Braja Asri, Kec. Way Jepara 085269163058

30 Asriyah P 40 Desa Braja Asri, Kec. Way Jepara 082377893644

31 Siti Zainab P 42 Desa Braja Sakti, Kec. Way Jepara 085269039255

32 Marfuah P 37 Desa Sumberjo, Kec. Way Jepara 085366165336

33 Walinem P 45

Desa Labuhan Ratu Baru, Kec. Way

Jepara 085380271607

34 Suhermanto L 27 Desa Braja Kencana, Kec. Braja Selebah 085357855624

35 Winarsih P 43 Desa Braja Yekti, Kec. Braja Selebah 085279599226

36 Yayu Pinasih P 45 Desa Braja Mulya, Kec. Braja Selebah 085269898776

37 Sunarni P 45 Desa Braja Indah, Kec. Braja Selebah 081279252010

38 Subardi L 58 Desa Lebung, Kec. Mataram Baru 085381043355

39 Sri utaminingsih P 38 Desa Mandala Sari, Kec. Mataram Baru 082372008909

40 Budi Tripandoyo L 45 Desa Kebon Damar, Kec. Mataram Baru 081314782712

41 Muhadi L 40

Desa Sri Pendowo, Kec. Bandar

Sribhawono 085227443095

42 Imawan L 38

Desa Sri Menanti, Kec. Bandar

Sribhawono 085357387277

Page 65: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

51

43 Dhani P. L 36

Desa Sri Pendowo, Kec. Bandar

Sribhawono 085380271110

44 Muhtarom L 32 Desa Margasari, Kec. Labuhan Maringgai 085269712616

45 Yuliana P 27

Desa Muara Gading Mas, Kec. Lab.

Maringgai 081279796300

46 Rahayu P 28

Desa Karya Makmur, Kec. Labuhan

Maringgai 082183364838

47 Tohirin L 49

Desa Muara Gading Mas, Kec. Lab.

Maringgai 085279326813

48 Sutarmi P 39

Desa Sri Mino Sari, Kec. Labuhan

Maringgai 081379370771

49 Taufik Akbar L 28

Desa Labuhan Maringgai, Kec. Lab.

Maringgai 082379484454

50 Yulia P 37 Desa Sido Makmur, Kec. Melinting 082374177373

51 Siti Aliyah P 30 Desa Wana, Kec. Melinting 085210613952

52 Hadiyah P 40 Desa Tebing, Kec. Melinting 082374181809

53 Nurjanah P 41 Desa Tanjung Aji, Kec. Melinting 082376769983

54 Sulistya Wardani P 34 Desa Way Mili, Kec. Gunung Pelindung 085213956805

55 Siti Muniroh P 35 Desa Nibung, Kec. Gunung Pelindung 082373780575

56 Siti qoidah P 36

Desa Pelindung Jaya, Kec. Gunung

Pelindung 085279788475

57 Sudaryatmi P 41

Desa Negeri Agung, Kec. Gunung

Pelindung 0852758555

58 Sriyatun P 34 Desa Gunung Mekar, Kec. Jabung 081379062965

59 Rubiyani P 43 Desa Sambi Rejo, Kec. Jabung 081369540363

60 Arbangati P 36 Desa Mumbang Jaya, Kec. Jabung 085267262644

61 siti saudah P 31 Desa Beteng Sari, Kec. Jabung 085368339827

62 Ratri Rusdiya P 30

Desa Purwokencono, Kec. Sekampung

Udik 085838323319

Page 66: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

52

63 Yosepin P 38

Desa Pugung Raharjo, Kec. Sekampung

Udik 085841158413

64 Suprapti P 43

Desa Mengandung Sari, Kec. Sekampung

Udik 085381770728

65 Bariyah P 36 Desa Toba, Kec. Sekampung Udik 081369631708

66 Rini Astuti P 35 Desa Gedung Wani, Kec. Marga Tiga 085669627538

67 Suparni P 46

Desa Gedung Wani Timur, Kec. Marga

Tiga 085367077273

68 Umiati P 40 Desa Negeri Katon, Kec. Marga Tiga 085658874752

69 Parmi P 50 Desa Tanjung Harapan, Kec. Marga Tiga 085840846353

70 Nurjanah P 45 Desa Sukaraja Tiga, Kec. Marga Tiga 082178100940

71 Nur Hidayati P 28 Desa Negeri Tua, Kec. Marga Tiga 085840499700

72 Ahmad Sahri L 37 Desa Negeri Jemanten, Kec. Marga Tiga 085269688071

73 Ida Susilawati P 32 Desa Nyampir, Kec. Bumi Agung 085669692883

74 Ihwanudin L 32 Desa Lehan, Kec. Bumi Agung 082380934938

75 Tampi P 29 Desa Catur Swako, Kec. Bumi Agung 085378532810

76 Sri Wahyuni P 32 Desa Mulyo Asri, Kec. Bumi Agung 085369775369

77 Novian Kemillianto L 21 Desa Margamulya, Kec. Bumi Agung 085768693779

78 Umi Maimunah P 42 Desa Sumbergede, Kec. Sekampung 081541443377

79 Sugondo L 36 Desa Giri Klopo Mulyo, Kec. Sekampung 085658801464

80 A. Muhiban L 33 Desa Sumbergede, Kec. Sekampung 085658883067

.

Page 67: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

53

Lampiran 3.

KOMUNITAS MASYARAKAT PEDULI TB

(KMP TB “MANDIRI”)

KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

1. Latar belakang

KMP TB Mandiri berdiri pada tanggal 7 Juni 2013 di Braja Asri dengan anggota

sebanyak 15 orang. Terdiri dari tiga perwakilan wilayah yakni braja selebah, way

jepara dan labuhan ratu. Masing-masing perwakilan wilayah mencakup semua

lapisan masyarakat baik tokoh agama, tokoh masyarakat serta simpatisan yang

peduli tentang TB.

2. Tujuan

Adapun tujuan dilaksanakannya KMP TB ini adalah ;

a. Untuk menjaga kesehatan supaya tidak terjangkit penyakit TB paru positif.

b. Untuk meminimalisir terjadinya penularan penyakit tb.

c. Untuk mensejahterakan masyarakat umumnya.

d. Mempererat tali silaturahi antar warga dengan KMP TB Mandiri

3. Dasar pemikiran

Dasar dilaksanakannya KMP TB ; Al Quran surat Al Maidah 5;32

Artinya; Dan barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka

seolah-olah dia telah meelihara kehidupan manusia semuanya.

4. Sasaran KMP TB Mandiri

Seluruh lapisan masyarakat.

5. Susunan kepengurusan KMP TB Mandiri

Ketua ; Asriyah,S.Pdi

Wakil ketua ; Jumaroh

Bendahara ; Tutik

Sekretaris ; Suhermanto

Seksi bidang kegiatan ;

SEKSI PENYULUHAN DAN ADVOKASI ;

1. Siti rohani

2. Ngatini

3. Suparni

4. Susianti

5. Jatmiko

6. Reidi

7. Muh.ilyas

SEKSI PENDANAAN ;

Page 68: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

54

1. Tri hardani

2. Surajio

3. Walinem

4. Umi muslimah

5. Imronah

6. Suparman

SEKSI HUMAS DAN LEMBAGA SOSIAL

1. Darusman

2. Haryanto

3. Sarnubi

4. Anton sujarwo

5. Eka sukandar

6.Pemasukan

a. Iuran anggota (15 orang x @ Rp 20.000 ) = Rp 300.000

b. Donatur = Rp 200.000

7. Pengeluaran

a. pemberian bantuan penderita tb paru positif

- beras 5 kg selama seminggu (5 x @ Rp 7.500) = Rp 37.500

- pemberian susu mild ( 1 x 7 hari x Rp 9.500 = Rp 66.500

- pemberian uang tunai (7 x Rp 70.000) = Rp 210.000

b. Pemberian bantuan kepada keluarga penderita TB = Rp 200.000

Dana yang dibutuhkan ; Rp 300.000.000

Perkiraan dana yang tersedia ; Rp 500.000

Kekurangan dana ; Rp 2.500.000

Pemasukan lain yang diharapkan adalah donatur dari Instansi Pemerintah

Way Jepara 23 Juni 2013

KETUA KMP TB MANDIRI SEKRETARIS

ASRIYAH,S.PdI SUHERMANTO

Page 69: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

55

Page 70: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

56

HASIL KESEPAKATAN ANTARA KELOMPOK MASYARAKAT PEDULI TUBERKULOSIS (KMP-TB) AS SYIFA

DENGAN RUANG BELAJAR MASYARAKAT (RBM PNPM-MP)KABUPATEN LAMPUNG

TIMUR

1. Bekerja sama dalam pemberian informasi bahaya TB kepada masyarakat.

2. Memberikan advokasi kepada pihak-pihak (stakeholder) dalam Program

Pemberantasan TB di Kabupaten Lampung Timur.

3. Melakukan koordinasi secara intensif dalam rangka memberikan

informasi terkait penanggulangan TB di masyarakat.

4. KMP TB ‘Assyifa dan RBMLampung Timur bersepakat saling mendukung

dalam kegiatan dan mengupayakan keterlibatan bersama.

5. Sharing anggaran dalam mencapai tujuan bersama.

Lampung Timur, 11 Desember 2012

KMP TB ‘AS-SYIFA Kabupaten Lampung Timur

AHMAD THOLIB, S.Ag.

RBM PNPM-MP Kabupaten Lampung Timur

S U D I B Y O, S.IP

Page 71: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

57

STRUKTUR ORGANISASI RUANG BELAJAR MASYARAKAT (RBM)

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI

Ketua : SUDIBYO Sekretaris : ARIESTOTELES Wakil Sekretaris : MEIWAN FATHONI Bendahara : EJA WULANSARI I. Pokja perempuan:

1. Arifah Trisyanti 2. Andi Kurniawan 3. Diana Ambarwati 4. Sri Gumila

II. Pokja hukum HAM

1. Abdurrahman soleh 2. MS. Taufiq 3. Misdiyono

III. Pokja CBM

1. Tukasno 2. Maryadi 3. Drs. H. Misdar, MM 4. Fuad

IV. Pokja ekonomi

1. Mujoko 2. Purwianto 3. Chamim 4. Rajif

V. Pokja media

1. Afrizal 2. Nurrahmat 3. Ari Vanzona 4. Wahyu Niarto

Page 72: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

58

Lampiran 4. Kuisioner

LEMBAR KUESIONER PENDERITA TB KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

& LAMPUNG TENGAH TAHUN 2014

NAMA PETUGAS : WILAYAH KERJA :

Petunjuk :

1. Sampaikan maksud dan tujuan penelitian

2. Bagi responden yang berkeberatan, walaupun sudah diberi penjelasan, jangan

dipaksa.

3. Bacakan pertanyaan yang ada pada kuisioner dan isi jawaban yang diberikan oleh

responden pada kuisioner.

4. Interview boleh menggunakan tambahan kata / kalimat dengan maksud untuk lebih

memperjelas pertanyaan , tetapi tidak boleh keluar dari isi pertanyaan.

5. Interview tidak diperbolehkan mengarahkan responden untuk memilih salah satu

jawaban, baik sengaja / tidak.

6. Ucapkan terima kasih kepada semua pihak responden yang telah membantu

wawancara ini.

A. IDENTITAS RESPONDEN

a. Nama / Kode :

b. Umur :

c. Pendidikan terakhir :

d. Status Pernikahan :

d. Jumlah anggota Keluarga :

e. Pendidikan terakhir

1. Tidak Tamat SD/Tamat SD

2. Tamat SMP

3. Tamat SMA

4. Tamat Akademi / Sarjana

f. Pekerjaan :

1. Tidak Bekerja / Ibu ruah tangga

Page 73: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

59

2. Petani

3. Pegawai Swasta / Wiraswasta

4. Pegawai Negeri Sipil

B. PENGETAHUAN RESPONDEN

1. Menurut saudara apa penyebab dari TB Paru?

a. Kuman TB (Microbacterium Tuberculosis) (1)

b. Kuman Basil Tahan Basa (0)

Page 74: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

60

c. Virus (0)

d. Tidak tahu (0)

2. Menurut saudara kuman TB paru dapat berada pada? a. Dahak penderita TB paru Positif (1)

b. Ludah penderita TB Paru Positif (1)

c. Alat makan penderita TB Paru positif (1)

d. Bekas Makanan TB Paru Positif (1)

e. Bekas Minuman TB Paru Positif (1)

f. Tidak Tahu (0)

3. Gejala utama pada tuberkulosis yang saudara ketahui adalah;

a. Batuk terus menerus dan bardahak selama 1 minggu (0)

b. Batuk terus menerus dan berdahak selama 2 minggu (0)

c. Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih (1)

d. Tidak Tahu (0)

4. Gejala tambahan yang sering dijumpai pada gejala TBC adalah :

a.Dahak bercampur darah (1)

b. Batuk darah (1)

c. Sesak napas dan rasa nyeri dada (1)

d. Badan lemah dan napsu makan menurun (1)

e. Berat badan turun dan rasa kurang enak badan (1)

f. Berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan (1)

g. Tidak Tahu (0)

5. Menyakit Tuberkulosis merupakan jenis penyakit ?

a. Sangat Menular (1)

b. Tidak Menular (0)

c. Tidak Tahu (0)

6. Melalui apa yang saudara ketahui cara penularannya adalah :

a. Pada waktu batuk atau bersin (1)

b. Peredaran darah (1)

c. Berbicara terlalu dekat (1)

d. Saluran napas (1)

e. Melalui alat makan (1)

f. Tidak Tahu (0)

7. Menurut saudara yang dimaksud dengan perilaku membuang dahak di sembarang tempat

adalah :

a. Membuang dahak sembarangan di tempat-tempat umum (1)

b. Perilaku batuk menutup mulut (0)

c. Menampung dahak dalam wadah/pot dengan cairan lisol (0)

8. Menurut saudara tempat pembuangan dahak terakhir adalah :

a. Saluran pembuangan kamar mandi (0)

Penilaian :

Jawaban > 4 = 3

Jawaban 2- 4 = 2

Jawaban < 2 = 1

Penilaian :

Jawaban > 4 = 3

Jawaban 2- 4 = 2

Jawaban < 2 = 1

Penilaian :

Jawaban > 4 = 3

Jawaban 2- 4 = 2

Jawaban < 2 = 1

Page 75: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

61

b. Mengubur (0)

c. Toilet dan disiram dengan air lisol (1)

9. Apakah saudara tahu riwayat terjadinya TBC ?

a. Tahu (1)

b. Tidak tahu ( lanjut ke no.11) (0)

10. Kalau tahu melalui apa yang saudara ketahui :

a. Tubuh yang tidak mempunyai daya kekebalan (1)

b. Penyakit kambuh kembali karena daya tahan tubuh menurun (0)

c. Perjalanan alamiah TBC yang tidak diobati (0)

11. Tujuan pengobatan TBC yang saudara ketahui adalah :

a. Menyembuhkan penderita (1)

b. Mencegah kematian (1)

c. Mencegah kekambuhan (1)

d. Menurunkan tingkat penularan (1)

e. Mencegah penularan terhadap keluarga (1)

f. Tidak Tahu (0)

12. Berapa tahap ada pengobatan TBC yang saudara ketahui

a. 1 Tahap (0)

b. 2 Tahap (1)

c. 3 Tahap (0)

13. Tahap apa saja yang saudara ketahui?

a. Tahap Intensif dan tahap lanjutan (1)

b. Tahap awal dan tahap lanjutan (0)

14. Penyuluhan TBC dapat dilakukan melalui :

a.. Penyuluhan langsung perorangan (1)

b. Penyuluhan kelompok (1)

c. Penyuluhan Massa (1)

d. Kemitraan dalam penanggulangan TBC (1)

e. Penyuluhan terhadap organisasi kesehatan (1)

f. Tidak Tahu (0)

C. SIKAP RESPONDEN

Keterangan pilihan jawaban : SS = Sangat Setuju

S = Setuju

N = Netral

TS = Tidak Setuju

Penilaian :

Jawaban > 4 = 3

Jawaban 2- 4 = 2

Jawaban < 2 = 1

Penilaian :

Jawaban > 4 = 3

Jawaban 2- 4 = 2

Jawaban < 2 = 1

Page 76: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

62

STS = Sangat Tidak Setuju

No. Pertanyaan Jawaban

5 4 3 2 1

SS S N TS STS

1. Penyakit TBC merupakan

penyakit yang sangat menular

2. Penderita TB Paru Positif

sebaiknya tidak membuang

dahak di sembarang tempat

3. Setiap orang batuk terus

menerus lebih dari 3 minggu

sebaiknya melakukan

pemeriksaan dahak

4. Penderita TB Paru Positif tidak

menularkan penyakit TB paru

kepada orang lain

5. Untuk menghindari risiko

penularan, saat batuk sebaiknya

menutup mulut dengan tissue,

sapu tangan

6. Agar orang lain tidak tertular

penyakit TB Paru, penderita TB

Paru sebaiknya berbicara tidak

terlalu dekat

7. Penderita TB Paru Positif tidak

perlu mempunyai alat makan

tersendiri

8. Pembuangan dahak sebaiknya

dalam pot khusus dan diberi

cairan lisol

9. Setuju kalau penderita TBC

dapat disembuhkan

Page 77: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

63

D. PERILAKU RESPONDEN

1. Apakah saudara ketika batuk menutup mulut?

a. Ya (1)

b. Tidak (0)

2. Jika menutup mulut, jenis penutup mulut yang digunakan adalah :

a. Tissu atau Sapu Tangan (1)

b. Telapak tangan (0)

3. Apabila menggunakan penutup mulut ketika batuk maka :

a. Tissu di buang sembarang tempat (0)

b. Sapu Tangan dicuci dan direndam dengan larutan deterjen (1)

4. Apabila menggunakan penutup mulut, apa alasan saudara ?

a. Mencegah penyebaran kuman penyakit (1)

b. Terbiasa bila batuk menutup mulut (0)

5. Apakah saudara membuang dahak di wadah khusus?

a. Ya (1)

b. Tidak (0)

6. Bila dalam wadah khusus, wadah yang saudara gunakan adalah?

a. Pot bertutup dengan larutan lisol (1)

b. Pot biasa (0)

7. Apakah alat makan saudara terpisah dengan anggota keluarga lainya?

a. Ya (1)

b. Tidak (0)

8. Apakah saudara tidur terpisah dengan anggota keluarga lainya?

a. Ya (1)

b. Tidak (0)

9. Apakah saudara menjemur kasur pada terik matahari setiap harinya?

a. Ya (1)

b. Tidak (0)

10. Apakah saudara segera memeriksakan diri ke tempat pengobatan

ketika ada gejala sering Batuk-batuk, sesak nafas

a. Ya (1)

b. Tidak (0)

11. Apakah saudara berhenti minum obat yang diberikan oleh petugas

kesehatan setelah gejala TB tidak muncul lagi ?

a. Ya (1)

b. Tidak (0)

Page 78: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

64

E. PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO)

1. Selama minum obat TB, apakah ada yang mengawasi saudara minum obat ?

a. Ada b. Tidak ada (langsung ke No. 4)

2. Siapa yang mengawasi saudara minum obat ?

a. Pet. Kesehatan 2. Anggota keluarga 3. Lainnya, sebutkan

……...................

3. Apakah PMO selalu mengawasi saudara waktu menelan obat ?

a. Ya 2. Tidak

4. Bila tidak ada PMO apa alasan saudara ?

a. Tidak tahu harus punya PMO

b. Malu penyakit diketahui orang lain

c. Tidak merasa perlu karena niat mau sembuh

d. Takut penyakit menular pada orang

e. PMO tidak pernah datang

f. Lainnya, sebutkan …

………………

F. PENYULUHAN OLEH PETUGAS KESEHATAN

1. Siapa yang melayani saudara berobat ataupun kontrol penyakit di Puskesmas selama

menelan obat ?

a. Dokter 2. Perawat/mantri 3. Kadang dokter, kadang

perawat/mantri

2. Berapa kali saudara dilayani langsung oleh dokter selama berobat TB ?

a. Tidak pernah

b. Satu sampai tiga kali dokter, selebihnya perawat/mantri

c. Empat kali atau lebih dilayani dokter

3. Apakah saudara diberikan penyuluhan tentang TB dan pengobatannya oleh

petugas kesehatan ?

a. Ya 2. Tidak ( Langsung ke pertanyaan F)

4. Apakah penyuluhan yang diberikan petugas pernah bersama-sama dengan pengawas

menelan obat saudara?

a. Ya b. Tidak

5. Berapa kali diberikan penyuluhan tentang TB dan pengobatannya oleh petugas

kesehatan ? ………….kali

6. Apakah saudara mengerti isi materi penyuluhan tersebut?

a. Ya. 2. Tidak (Langsung ke pertanyaan F)

Bila saudara mengerti, coba saudara jawab pertanyaan berikut:

7. Apa akibat TB tidak diobati ? (jawaban: Parah, menular, meninggal)

a. Betul b. Salah

8. Apa tujuan berobat TB paru teratur ? (Jawaban: Sembuh)

a. Betul b. Salah

9. Berapa lama harus minum obat ? ( Jawaban : 6

bulan)

Page 79: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

65

a. Betul b. Salah

10. Apakah penyakit TB paru bisa menular (Jawaban : Ya)

a. Betul b. Salah

G. FAKTOR LINGKUNGAN

1. Kepadatan hunian rumah

Berapa orang yang tinggal menetap di rumah ini ?............................. orang

Luas lantai rumah/bangunan ............................ m2

Kepadatan hunian = jumlah Luas lantai rumah/bangunan

Jumlah orang yang tinggal menetap di rumah

= .......................................... m2/orang

2. Berapa jumlah ventilasi udara/jendela ........................................ buah

Ruang apa yang tidak ada ventilasi/jendela ................................

3. Pencahayaan ruangan ................................................................. lux

(matikan lampu saat mengukur pencahayaan)

4. Berapa kelembaban udara ruangan ............................................ %

5. Berapa suhu ruangan .................................................................. C

6. Apakah kondisi lantai dan dinding .............................................. lembab/tidak lembab

7. Jarak rumah dengan tempat pengobatan (puskesmas, dokter, mantri, dll

....................................... m.

TIM RISET TB LAMTIM & LAMTENG

UM METRO

2014

Page 80: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

66

Lampiran 5. Workplan

WORK PLAN RISET ANALISIS SITUASI TB-HIV KABUPATEN LAMPUNG

TENGAH DAN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2014

Tahapan Tujuan Capaian Sumber Data Tahapan

Pelaksanaan

PIC Waktu

Pelaksa

naan

Assesme

nt

19-25

mei

2014

Penyamaan presepsi dengan

semua anggota tim peneliti

Satu tujuan Dari orientasi di

yogyakarta

Rapat dengan

semua tim peneliti

Agus

Sutanto dan

Achyani

12-18

mei

2014

(7

Hari)

Pengumpulan data sekunder

Angka prevalensi (Kematian

dan kesakitan) penderita

TB, TB HIV, TB MDR dan

TB Anak

Data prevalensi

(Kematian dan

kesakitan) penderita

TB: TB HIV, TB

MDR, TB Anak

SR, SSR, PKBI,

Dinas

Kesehatan,

Puskesmas,

DPR, Bapeda,

NGO (KPA,

KMP)

Surat izin

Koordinasi tim

Kunjungan

lapangan

Singkronisasi dan

verifikasi data

Satrio dan

Sabdo

19-25

Mei

2014

(6

Hari)

Pengumpulan data sekunder

Data Demografi dan

Kepadatan Penduduk

Data Demografi dan

Kepadatan

Penduduk

Dinas

kepedudukan,

Kesra, Dinas

Kesehatan

Pengumpulan data sekunder

Sumber Daya Daerah

Data Sumber Daya

Daerah

Bappeda,

Susena

(pendidikan),

Surat izin

Koordinasi tim

Kunjungan

Rasuane

dan

Suharno

19-25

mei

2014

Nama Perguruan Tinggi/ Lembaga Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Universitas Muhammadiyah Metro

Nama Penanggung Jawab/Ketua

LEMLIT Prof. Dr. Juhri AM. M.Pd.

Alamat, telephone dan email

Perguruan Tinggi/ Lembaga anda

Jl. Alamat : Jl. Ki Hajar Dewantara No. 116 15A Metro. Telp/Fax (0725)

42445-42454

HP.

Nama Ketua Tim Penelitian Dr. Agus Sutanto, M.Si dan Dr. Achyani, M.Si

Contak Person dan Email Ketua Tim 081540926645 email : [email protected] dan 081221257788 email :

[email protected]

Anggota Tim

Tim 1 : Dr. H. Agus Sujarwanta, M.Pd., Suyatno, S.E., M.Si., Akt., Suharno

Zen, M.Sc., Satrio Budi Wibowo, S.Psi., M.A

Tim 2 : Rasuane Noor, M.Sc., Dwi Irawan, ST., MT., Agil Lepiyanto,

S.Pd., M.Pd. Drs. Sabdo, M.Sos.I

Page 81: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

67

Survei Rumah

Tangga (DHS)

lapangan

Singkronisasi dan

verifikasi data

Zen (6

Hari)

Pengumpulan data sekunder

Data Kebijakan dan

Peraturan

Perda kesehatan /TB Bappeda, Dinas

Kesehatan

Pengumpulan data sekunder

Profil layanan kesehatan

Profil layanan

kesehatan

Dinas

Kesehatan,

PKBI

Pengumpulan data sekunder

Anggaran TB (termasuk

diantaranya TB HIV dan TB

MDR) untuk tahun

anggaran 2014

data Anggaran TB

(APBD

DPA(daftar

pelaksanaan

anggaran))

DPRD,

Bappeda, Dinas

Kesehatan

Surat izin

Koordinasi tim

Kunjungan

lapangan

Singkronisasi dan

verifikasi data

Suyatno

dan Dwi

Irawan

19-25

mei

2014

(6

Hari)

Pengumpulan data sekunder

Anggaran tahun sebelumnya

tiga tahun terakhir

data Anggaran

tahun sebelumnya

tiga tahun terakhir

(APBD

DPA)

DPRD,

Bappeda, Dinas

Kesehatan

Informasi penganggaran

kesehatan, khususnya

AIDS-TB

data Anggaran

AIDS-TB (APBD

DPA)

APBD

DPA

Informasi peran stakeholder

dalam kebijakan AIDS-TB

Data Peran

stakeholder

PKK, Kader,

Puskesmas,

RSUD,

perusahaan,

media massa.

Surat izin

Koordinasi tim

Kunjungan

lapangan

Singkronisasi dan

verifikasi data

Suyatno

dan Agil

19-25

mei

2014

(6

Hari)

Analysis

26 mei

-10 juni

2014

Menyusun Instrumen ke

lapangan (proses re-check

dari data sekunder)

Lembar wawancara

Intrumen

pengamatan ke

lapangan

Data hasil

Assesment

Menyiapkan

instrumen

Memetakan lokasi

Pembagian lokasi

tim

Tim 1 dan

tim 2

26 mei

– 30

mei

(5 hari

)

Penelitia

n

Lapanga

n

(proses

re-check

dari data

sekunder

)

Mendapatkan kondisi

layanan kesehatan TB di

lapangan

Profil layanan

kesehatan TB di

lapangan

Pusat layanan

Kesehatan di

daerah

Surat izin

Penetapan lokasi

kunjungan dan

pelaksanaan

kunjungan

Tim 1 dan

tim 2

1 – 6

juni

(6 hari)

Mendapatkan data

prevelansi TB dengan me

re-check dari lapangan

data prevelansi TB

hasil re-check dari

lapangan

Tempat tinggal

dan Lingkungan

penderita

Mendapatkan hambatan

lapangan dalam penanganan

TB.

Profil hambatan

lapangan dalam

penanganan TB.

Penderita /

Masyarakat dan

Pusat layanan

Kesehatan

Mendapatkan temuan-

temuan baru dari proses

penanganan TB di lapangan.

Pofil proses

penanganan TB di

lapangan

Penderita /

Masyarakat dan

Pusat layanan

Kesehatan

Dampak dari kebijakan/

proses dan yang terjadi dari

penerapan penanganan TB

di wilayah

Profil Dampak dari

kebijakan/ proses

dan yang terjadi dari

penerapan

penanganan TB di

wilayah

Penderita /

Masyarakat,

Dinas

kesehatan,

puskesmas,

RT/RW, NGO

Page 82: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

68

Analisis

Data

Lapanga

n

Analisis Profil Rumusan profil akar

masalah, prevalensi

AIDS-TB dan

tindakan aksi kunci

kemitraan

Data hasil

Assesment dan

data re-check

dari data

sekunder

Analisis data

Hasil analisis

disusun profil akar

masalah,

prevalensi AIDS-

TB

Tindakan aksi

kunci kemitraan

Tim 1 dn

tim 2

7-8

Juni

2014

(2 hari)

Analisa akar masalah

Mendapatkan gambaran

prevelansi kondisi AIDS-TB

di lapangan

Pilihan tindakan /aksi kunci

kemitraan

Action

9 - 20

juni

2014

Draft Awal menuliskan data

yang sudah didapatkan,

proses analisa atas situasi

yang telah dilakukan, dan

gambaran rekomendasi yang

muncul dari proses analisa.

Daft Laporan hasil

analisis situasi TB-

AIDS kabupaten

Lampung Tengah

dan Lampung Timur

Hasil Analisis

Data

Menyusun laporan

hasil

Tim 1 dan

Tim 2

9 juni

(1 hari)

Seminar di internal tim

peneliti dan Tim Quality

Control

Masukan dan

penyempurnaan

laporan

Draft Laporan

hasil

Melakukan

seminar di internal

internal di

rencanakan di UM

lampung di bandar

lampung

Tim 1 dan

tim 2

10 Juni

2014

(1 hari)

Seminar ekternal perguruan

tinggi untuk mendapatkan

input rekomendasi lintas

stake-holder

Masukan dan

meyakinkan stake-

holder bahwa

masalahn TB-AIDS

menjadi tanggung

jawab bersama yang

akan ditindaklanjuti

di unit masing

Draft Laporan

hasil seminar

internal

Menentukan dan

mengundang

stake-holder

Melakukan

seminar eksternal

Tim 1 dan 2 17 juni

2014

(1 hari)

Laporan akhir disamping

menampilkan hasil

keseluruhan proses

penelitian, terdiri dari :

Menjelaskan latar belakang

kondisi umum

Menjelaskan kondisi

struktur dan relasinya

Kondisi umum Penanganan

AIDS-TB

Laporan Akhir Draft Laporan

hasil seminar

ekternal

Penyusunan dan

pengiriman

laporan hasil akhir

Tim 1 dan

tim 2

18-20

juni

2014

(3 hari)

Ket :

TIM 1 : riset di wilayah Lampung Timur

TIM 2 : riset di wilayah Lampung Tengah

Qc (Quality Control) : Ahmad Muttaqin, M.Ag., Ma., Ph.D (Yogyakarta)

Sr (Sub Resifient): Antonius S.Ie (Bandar Lampung)

SSR (Sub Resifient): Jarwo

Page 83: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

69

Lampiran 6. Log Book

LOG BOOK

(Buku Catatan Harian Penelitian)

Judul Penelitian

ANALISIS SITUASI TB-HIV KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN

2014

Peneliti

Dr. Agus Sutanto, M.Si

Tahun Anggaran 2014

Page 84: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

70

Keterangan Penelitian

Judul Penelitian

: Analisis Situasi TB-HIV Kabupaten

Lampung Timur Tahun 2014

Skim Penelitian :

Ketua Majelis DIKTI

PPM/Konsultan*)

:

Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap dan Gelar b. Jenis Kelamin c. Pangkat dan Golongan d. Jabatan Fungsional e. Fakultas/Program Studi

: . Agus Sutanto, M.Si

: Laki-Laki

:

: Lektor Kepala

: FKIP / Pendidikan Biologi

Anggota Peneliti : Dr. H. Agus Sujarwanta, M.Pd., Suyatno, S.E., M.Si.,

Akt., Suharno Zen, M.Sc., Satrio Budi Wibowo, S.Psi.,

M.A

: Kabupaten Lampung Tengan dan Lampung Timur

: 40.000.0000

: Rekomendasi

Lokasi Penelitian

Biaya Penelitian

Sasaran Akhir Penelitian

Lampung , ……………………….2014

Menyetujui: *)

Ketua Majelis DIKTI PPM Ketua Peneliti,

…………………………….. ……………………………...

MBM. MBM

Page 85: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

71

Bulan : .................................

Catatan Kemajuan Penelitian (tambah halaman sesuai kebutuhan)

No. Tanggal

(dan jam) Kegiatan

Catatan Kemajuan

(berisi data yg diperoleh, keterangan data, sketsa,

gambar, analisis singkat dsb)

Metro , …… ……………………..

Menyetujui: *)

Ketua Majelis DIKTI PPM Ketua Peneliti,

…………………………….. ………………………………

MBM. MBM

Page 86: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

72

Bulan : .................................

Catatan Kemajuan Penelitian (tambah halaman sesuai kebutuhan)

No. Tanggal

(dan jam) Kegiatan

Catatan Kemajuan

(berisi data yg diperoleh, keterangan data,

sketsa, gambar, analisis singkat dsb)

Metro, …… ……………………..

Menyetujui: *)

Ketua Majelis DIKTI PPM Ketua Peneliti,

…………………………….. ……………………………….

MBM. MBM

Page 87: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

73

Bulan : .................................

Catatan Kemajuan Penelitian (tambah halaman sesuai kebutuhan)

No. Tanggal

(dan jam) Kegiatan

Catatan Kemajuan

(berisi data yg diperoleh, keterangan data,

sketsa, gambar, analisis singkat dsb)

Metro, …… ……………………..

Menyetujui: *)

Ketua Majelis DIKTI PPM Ketua Peneliti,

…………………………….. ……………………………….

MBM. MBM

Page 88: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

74

Bulan : .................................

Catatan Kemajuan Penelitian (tambah halaman sesuai kebutuhan)

Metro , …… ……………………..

Menyetujui: *)

Ketua Majelis DIKTI PPM Ketua Peneliti,

…………………………….. ……………………………….

MBM. MBM

No. Tanggal

(dan jam) Kegiatan

Catatan Kemajuan

(berisi data yg diperoleh, keterangan data,

sketsa, gambar, analisis singkat dsb)

Page 89: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

75

Lampiran 7. Uji statistika

FILE='C:\Users\Satrio Budi\Documents\Data TB\New folder

(2)\Data.sav'.

DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT.

GRAPH

/HISTOGRAM=JK .

Graph

[DataSet1] C:\Users\Satrio Budi\Documents\Data TB\New folder

(2)\Data.sav

JK

2.502.001.501.000.50

Freq

uenc

y

40

30

20

10

0

Mean =1.54Std. Dev. =0.502

N =59

GRAPH

/HISTOGRAM=Umur .

Page 90: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

76

Graph

[DataSet1] C:\Users\Satrio Budi\Documents\Data TB\New folder

(2)\Data.sav

Umur

3.503.002.502.001.501.000.50

Freq

uenc

y

40

30

20

10

0

Mean =2.42Std. Dev. =0.532

N =59

GRAPH

/HISTOGRAM=Pendidikan .

Graph

[DataSet1] C:\Users\Satrio Budi\Documents\Data TB\New folder

(2)\Data.sav

Page 91: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

77

Pendidikan

2.502.001.501.000.500.00-0.50

Fre

qu

en

cy

50

40

30

20

10

0

Mean =1.00Std. Dev. =0.415

N =59

GRAPH

/HISTOGRAM=Status .

Graph

[DataSet1] C:\Users\Satrio Budi\Documents\Data TB\New folder

(2)\Data.sav

Page 92: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

78

Status

1.501.000.500.00-0.50

Fre

qu

en

cy

60

50

40

30

20

10

0

Mean =0.90Std. Dev. =0.305

N =59

GRAPH

/HISTOGRAM=Jumlah_Keluarga .

Graph

[DataSet1] C:\Users\Satrio Budi\Documents\Data TB\New folder

(2)\Data.sav

Page 93: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

79

Jumlah_Keluarga

10.008.006.004.002.000.00-2.00

Fre

qu

en

cy

20

15

10

5

0

Mean =3.95Std. Dev. =1.898

N =59

GRAPH

/HISTOGRAM=Pekerjaan .

Graph

[DataSet1] C:\Users\Satrio Budi\Documents\Data TB\New folder

(2)\Data.sav

Page 94: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

80

Pekerjaan

2.502.001.501.000.500.00-0.50

Fre

qu

en

cy

50

40

30

20

10

0

Mean =0.93Std. Dev. =0.45

N =59

GRAPH

/HISTOGRAM=Prilaku_k .

Graph

[DataSet1] C:\Users\Satrio Budi\Documents\Data TB\New folder

(2)\Data.sav

Page 95: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

81

Prilaku_k

1.501.000.500.00-0.50

Fre

qu

en

cy

40

30

20

10

0

Mean =0.53Std. Dev. =0.504

N =59

GRAPH

/HISTOGRAM=Sikap_K .

Graph

[DataSet1] C:\Users\Satrio Budi\Documents\Data TB\New folder

(2)\Data.sav

Sikap_K

2.502.001.501.000.500.00-0.50

Fre

qu

en

cy

50

40

30

20

10

0

Mean =1.66Std. Dev. =0.576

N =59

Page 96: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

82

GRAPH

/HISTOGRAM=Pengetahuan_K .

Graph

[DataSet1] C:\Users\Satrio Budi\Documents\Data TB\New folder

(2)\Data.sav

asilAnalisisDeskriptif

Frequencies

Statistics

59 59 59 59 59 59 59 59 59

0 0 0 0 0 0 0 0 0

Valid

Missing

N

JK Umur Pendidikan Status

Jumlah_

Keluarga Pekerjaan Prilaku_k Sikap_K

Pengetah

uan_K

Frequency Table

JK

27 45.8 45.8 45.8

32 54.2 54.2 100.0

59 100.0 100.0

Wanita

Laki-Laki

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Umur

1 1.7 1.7 1.7

32 54.2 54.2 55.9

26 44.1 44.1 100.0

59 100.0 100.0

< 15

15 - 45

> 46

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Page 97: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

83

Pendidikan

5 8.5 8.5 8.5

49 83.1 83.1 91.5

5 8.5 8.5 100.0

59 100.0 100.0

Tidak Tamat SD

Tidak Tamat SMA

Tamat SMA

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Status

6 10.2 10.2 10.2

53 89.8 89.8 100.0

59 100.0 100.0

Belum Menikah

/ Janda / Duda

Menikah

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Jumlah_Keluarga

3 5.1 5.1 5.1

2 3.4 3.4 8.5

6 10.2 10.2 18.6

13 22.0 22.0 40.7

16 27.1 27.1 67.8

6 10.2 10.2 78.0

8 13.6 13.6 91.5

3 5.1 5.1 96.6

1 1.7 1.7 98.3

1 1.7 1.7 100.0

59 100.0 100.0

.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Pekerjaan

8 13.6 13.6 13.6

47 79.7 79.7 93.2

4 6.8 6.8 100.0

59 100.0 100.0

Tidak Bekerja

Petani

Pegawai Swasta

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Page 98: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

84

Prilaku_k

28 47.5 47.5 47.5

31 52.5 52.5 100.0

59 100.0 100.0

Buruk

Kurang Baik

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Sikap_K

3 5.1 5.1 5.1

14 23.7 23.7 28.8

42 71.2 71.2 100.0

59 100.0 100.0

Buruk

Kurang Baik

Baik

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Pengetahuan_K

56 94.9 94.9 94.9

3 5.1 5.1 100.0

59 100.0 100.0

Tidak Baik

Baik

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

HasilAnalisis MANOVA (Multivariate Analysis Of Variance)

General Linear Model

Page 99: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

85

Between-Subjects Factors

Wanita 27

Laki-Laki 32

< 15 1

15 - 45 32

> 46 26

Tidak

Tamat SD5

Tidak

Tamat SMA49

Tamat SMA 5

Belum

Menikah /

Janda /

Duda

6

Menikah 53

3

2

6

13

16

6

8

3

1

1

Tidak

Bekerja8

Petani 47

Pegawai

Swasta4

1.00

2.00

JK

1.00

2.00

3.00

Umur

.00

1.00

2.00

Pendidikan

.00

1.00

Status

.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

Jumlah_Keluarga

.00

1.00

2.00

Pekerjaan

Value Label N

Tests of Between-Subjects Effects

Source Dependent Variable

Type III Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Partial Eta Squared

Corrected Model

Prilaku 193.067(b) 23 8.394 1.333 .217 .467

Sikap 2040.186(c) 23 88.704 1.770 .062 .538 Pengetahuan 435.282(d) 23 18.925 1.218 .293 .445 Intercept Prilaku 366.850 1 366.850 58.241 .000 .625 Sikap 15275.253 1 15275.253 304.811 .000 .897 Pengetahuan 1120.313 1 1120.313 72.123 .000 .673 JK Prilaku 4.352 1 4.352 .691 .411 .019 Sikap 10.515 1 10.515 .210 .650 .006 Pengetahuan 31.518 1 31.518 2.029 .163 .055 Umur Prilaku 5.579 1 5.579 .886 .353 .025 Sikap 105.752 1 105.752 2.110 .155 .057

Page 100: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

86

Pengetahuan 3.571 1 3.571 .230 .635 .007 Pendidikan Prilaku 13.102 2 6.551 1.040 .364 .056 Sikap 236.200 2 118.100 2.357 .110 .119 Pengetahuan 77.733 2 38.867 2.502 .096 .125 Status Prilaku 42.617 1 42.617 6.766 .014 .162 Sikap 119.157 1 119.157 2.378 .132 .064 Pengetahuan 26.224 1 26.224 1.688 .202 .046 JumlahKeluarga

Prilaku 8.862 1 8.862 1.407 .244 .039

Sikap 184.912 1 184.912 3.690 .063 .095 Pengetahuan 2.421 1 2.421 .156 .695 .004 Pekerjaan Prilaku 22.794 2 11.397 1.809 .179 .094 Sikap 33.184 2 16.592 .331 .720 .019 Pengetahuan 41.600 2 20.800 1.339 .275 .071 Error Prilaku 220.458 35 6.299 Sikap 1753.983 35 50.114 Pengetahuan 543.667 35 15.533 Total Prilaku 2293.000 59 Sikap 71523.000 59 Pengetahuan 6661.000 59 Corrected Total

Prilaku 413.525 58

Sikap 3794.169 58 Pengetahuan 978.949 58

a Computed using alpha = .05

b R Squared = .467 (Adjusted R Squared = .117)

c R Squared = .538 (Adjusted R Squared = .234)

d R Squared = .445 (Adjusted R Squared = .080)

Post Hoc Tests

Pendidikan

Page 101: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

87

Multiple Comparisons

Bonferroni

-1.6939 1.17827 .478 -4.6567 1.2689

-2.8000 1.58730 .259 -6.7913 1.1913

1.6939 1.17827 .478 -1.2689 4.6567

-1.1061 1.17827 1.000 -4.0689 1.8567

2.8000 1.58730 .259 -1.1913 6.7913

1.1061 1.17827 1.000 -1.8567 4.0689

-7.8082 3.32348 .074 -16.1652 .5489

-9.4000 4.47722 .129 -20.6582 1.8582

7.8082 3.32348 .074 -.5489 16.1652

-1.5918 3.32348 1.000 -9.9489 6.7652

9.4000 4.47722 .129 -1.8582 20.6582

1.5918 3.32348 1.000 -6.7652 9.9489

-4.8612* 1.85032 .038 -9.5139 -.2085

-6.8000* 2.49266 .030 -13.0679 -.5321

4.8612* 1.85032 .038 .2085 9.5139

-1.9388 1.85032 .906 -6.5915 2.7139

6.8000* 2.49266 .030 .5321 13.0679

1.9388 1.85032 .906 -2.7139 6.5915

(J) Pendidikan

Tidak Tamat SMA

Tamat SMA

Tidak Tamat SD

Tamat SMA

Tidak Tamat SD

Tidak Tamat SMA

Tidak Tamat SMA

Tamat SMA

Tidak Tamat SD

Tamat SMA

Tidak Tamat SD

Tidak Tamat SMA

Tidak Tamat SMA

Tamat SMA

Tidak Tamat SD

Tamat SMA

Tidak Tamat SD

Tidak Tamat SMA

(I) Pendidikan

Tidak Tamat SD

Tidak Tamat SMA

Tamat SMA

Tidak Tamat SD

Tidak Tamat SMA

Tamat SMA

Tidak Tamat SD

Tidak Tamat SMA

Tamat SMA

Dependent Variable

Prilaku

Sikap

Pengetahuan

Mean

Difference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval

Based on observed means.

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Pekerjaan

Multiple Comparisons

Bonferroni

-.7473 .95988 1.000 -3.1610 1.6663

1.1250 1.53690 1.000 -2.7396 4.9896

.7473 .95988 1.000 -1.6663 3.1610

1.8723 1.30718 .483 -1.4146 5.1593

-1.1250 1.53690 1.000 -4.9896 2.7396

-1.8723 1.30718 .483 -5.1593 1.4146

-3.5718 2.70749 .587 -10.3799 3.2363

-2.3750 4.33505 1.000 -13.2757 8.5257

3.5718 2.70749 .587 -3.2363 10.3799

1.1968 3.68710 1.000 -8.0746 10.4682

2.3750 4.33505 1.000 -8.5257 13.2757

-1.1968 3.68710 1.000 -10.4682 8.0746

-.4787 1.50737 1.000 -4.2691 3.3116

1.0000 2.41350 1.000 -5.0689 7.0689

.4787 1.50737 1.000 -3.3116 4.2691

1.4787 2.05276 1.000 -3.6830 6.6405

-1.0000 2.41350 1.000 -7.0689 5.0689

-1.4787 2.05276 1.000 -6.6405 3.6830

(J) Pekerjaan

Petani

Pegawai Swasta

Tidak Bekerja

Pegawai Swasta

Tidak Bekerja

Petani

Petani

Pegawai Swasta

Tidak Bekerja

Pegawai Swasta

Tidak Bekerja

Petani

Petani

Pegawai Swasta

Tidak Bekerja

Pegawai Swasta

Tidak Bekerja

Petani

(I) Pekerjaan

Tidak Bekerja

Petani

Pegawai Swasta

Tidak Bekerja

Petani

Pegawai Swasta

Tidak Bekerja

Petani

Pegawai Swasta

Dependent Variable

Prilaku

Sikap

Pengetahuan

Mean

Difference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval

Based on observed means.

Page 102: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

88

Lampiran 8. Foto penderita TB +

Foto 1. Penderita di Braja Selebah

Page 103: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

89

Foto 2. Keadaan kamar penderita

Page 104: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

90

Foto 3. Penderita di marga tiga

Page 105: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

91

Foto 5. Keadaan rumah penderita di marga tiga

Foto 6. Ruang dapur yang jadi satu dengan ruang makan

Page 106: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

92

Foto 7. Pasien di sekampung udik

Page 107: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

93

Foto 8. KMP TB WAY JEPARA

Foto 9. Kegiatan wawancara dengan penderita

Page 108: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

94

Foto 10. Wawancara dengan kader dan penderita

Page 109: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

95

Foto 11. Akses jalan menuju rumah penderita

Page 110: ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/6a43d9dcbee0bf591ebd6041af0de2c2.pdfAnalisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving

96